isba kelompok yg bener.doc
DESCRIPTION
Isolasi Sediaan Bahan AlamTRANSCRIPT
MAKALAH ISOLASI STANDARISASI BAHAN ALAM
HIGH PERFERPOMANCE THIN LAYER CHROMATOGRAPHY ( HPTLC )
Nama Kelompok :
Angga Pratama PS ( 1041011194)
Muladi Putra M ( 1041011093)
Noni Setiani ( 1041011103)
Novia Pangesti ( 1041011104)
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
“YAYASAN FARMASI”
SEMARANG
A. PENGERTIAN
High perferpomance thin layer chromatography (HPTLC) adalah suatu metode kromatografi
yang merupakan pegembangan dari TLC, hal yang dikembangkan adalah fase diam atau
stationary phase dari dari instrumen, yang diharapkan menghasilkan daya pisah yang lebih baik
dari TLC baik dilihat dari hasil, efisiensi waktu dan biaya.
HPTLC dari sisi peralatan tidak terlalu jauh berbeda dengan TLC hanya biasanya pada fase
diam ukuran pori dari fase penyerap lebih kecil sehingga diharapkan terjadi pemisahan yang
lebih baik karena terjadi interaksi antara analit dengan absorbent pada permukaan yang lebih
luas, kemudian ukuran dari lempeng lebih kecil karena menggunakan suatu absorbent dengan
pori yang lebih kecil hal ini akan berpengaruh terhadap waktu pengembangan yang
memungkinkan lebih pendek atau singkat.
Dari profil hasil kromatogram yang diperoleh dari HPTLC lebih baik dari TLC karena pada
HPTLC, HETP atau efisiensi dari teori keping lebih baik dari pada TLC hal ini disebabkan
permukaan dari absorbent ukuran porinya lebih kecil dari absorben0 dari TLC sehingga
permukaan interaksi analit dengan stationary fase lebih luas. HPTLC mempunyai beberapa
kelebihan di banding dengan TLC dalam hal:
Tebal, keseragaman manghasilkan garis dasar stabil dalam densitometry
Jarak pengembangan dan waktu lebih singkat
Pita difusi rendah manghasilkan keterpaduan pita sampel
Mikrosample (nanograms dan picogram) dapat dianalisis
Sifat reproduksibilitas dalam hasil kromatografi.
(Day. R.A, et,. al. 1997)
B. KOMPONEN ALAT
Secara umum alat HPTLC dapat dikelompokan menjadi bebrrapoa bagian yang penting antara lain:
1. fase diam (stationary phase)
2. ruang pengembang (chamber)
3. penyemprot penampak Noda (sprayer)
4. drops penetes sampel (micro pipet)
5. scaner (panampak spot)
6. detektor (keperluan kuantitatif)
a) Fase Diam/Sorbent TLC dan HPTLC
Unsur yang dipandang penting pada lempeng: Format, penunjang, lapisan, dan pengikat:
lempeng Precoated TLC dengan penunjang suatu gelas tersedia dalam format yang banyak, yang
berukuran 20 cm × 20 cm bisanya dipandang sebagai standar untuk TLC awal. Pelat Gelas
sangat kuat dan dapat dikembangkan secara vertikal dan horizontal tanpa bergoyang, kemudian
pemastian ketetapan gerakan dari fase gerak pada lempeng. Mereka benar inert ketika digunakan
dengan semua larutan pengembang dan derivating agent dan sebab itu dapat diaplikasikan secara
universal. Pemisahan optimum (migration) jarak pada lempeng TLC adalah 12–15 cm. Jika
hanya sedikit sampel yang akan dipisahkan pada waktu lempengnya sama, format yang lebih
kecil seperti 10 cm × 20 cm atau 5 cm × 20 cm (20 cm dalam pengembangan secara langsung),
yang juga memungkinkan perpindahan jarak optimum, terjadi. Jika efisiensi pemisahan optimum
sesungguhnya kurang penting (sebagai contoh, jika sample mangandung hanya satu atau sangat
banyak komponen), Jarak pengembangan dapat dikurangi sampai kira-kira 8 cm dan lempeng
format 20 cm × 10 cm (atau lempeng fraksional sekecil 2.5 cm × 10 cm) mungkin kurang.
Gambar. Silika gel untuk TLC
lempeng Thin-layer chromatography (TLC) untuk diadsorbsi, partisi, dan teknik ion exchange
enam pilihan media dengan gelas, polyester, dan dasar aluminum. Lapisan adsorbent silica-based
dalam Sigma-Aldrich lempeng TLC dipadukan dengan suatu pengikat polymeric; lempeng silica
gel yang lebih murni dipadukan pada suatu pengikat gypsum (CaSO4/polimer). Atau dengan
mengunakan lempeng silika gel yang biasa di gunakan :
Gambar. lempeng silika gel untuk HPTLC (lebih kecil dari TLC)
Spesifikasi dari masing-masing sorbent :
Silika gel - untuk pemisahan polarisasi lamah sampai kuat
High purity silika gel -asam washed untuk pemisahan dari aflatoxins
Sellulosa - untuk kromatografi partisi
Sellulosa PEI - untuk pemisahan dari anion lemah (amino acids, peptides)
Aluminum oxida – alumina dasar, untuk pemisahan hormone and antibiotika
Chiral silika - untuk pemisahan dari isomer optis aktif melalui pertukaran ligan
Dibawah ini daftar beberapa spesifikasi sorbent yang dapat digunakan sebagai fase stationary yang
sekarang biasa digunakan :
Cat. No. Ordering informationlayer
thickness[µm]
size[cm] quantity
/pack
034.5035 HPTLC lempengs cellulose F 100 10x10 25
034.5036 HPTLC lempengs cellulose F 100 20x10 50
034.5787 HPTLC lempengs cellulose (without F) 100 10x10 25
034.5786 HPTLC lempengs cellulose (without F) 100 20x10 25
034.5631 HPTLC lempengs silica gel 60 (without F) 200 10x10 25
034.5633 HPTLC lempengs silica gel 60 (without F) 200 10x10 100
034.5641 HPTLC lempengs silica gel 60 (without F) 200 20x10 50
034.3748 HPTLC lempengs silica gel 60 (without F),
concentration zone
200 10x10 25
034.3749 HPTLC lempengs silica gel 60 (without F),
concentration zone
200 20x10 50
034.5628 HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 200 10x10 25
034.5629 HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 200 10x10 100
034.5564 HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 GLP 200 10x10 25
034.5642 HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 200 20x10 50
034.1764 HPTLC lempengs silica gel 60 F 254, extra
thin layer
100 20x10 25
034.3727 HPTLC lempengs silica gel 60 F 254,
concentration zone
200 10x10 25
034.3728 HPTLC lempengs silica gel 60 F 254,
concentration zone
200 20x10 50
034.5613 HPTLC lempengs silica gel 60 F 254 GLP 200 20x10 25
034.1552 HPTLC lempengs silica gel WR 60 F 254s 200 20x10 25
034.5445 HPTLC lempengs LiChrospher® Si 60 F
254s
180 20x10 25
034.5547 HPTLC aluminium sheets silica gel 60
(without F)
200 20x20 25
034.5548 HPTLC aluminium sheets silica gel 60 F 254 200 20x20 25
034.5543 HPTLC aluminium sheets silica gel 60 F
254s, RAMAN
200 10x10 25
034.5586 HPTLC aluminium sheets LiChrospher® Si
60 F 254s
100 20x20 25
034.3726 HPTLC lempengs RP-2 F 254s 200 10x10 25
034.3725 HPTLC lempengs RP-8 F 254s 200 10x10 25
034.4296 HPTLC lempengs RP-18 W (without F) 200 20x10 25
034.3124 HPTLC lempengs RP-18 W F 254s200
10x10 25
034.3724 HPTLC lempengs RP-18 F 254s200
10x10 25
034.6464 HPTLC lempengs CN F 254s 200 10x10 25
034.2571 HPTLC lempengs CN F 254s 200 20x10 25
034.2572 HPTLC lempengs NH2 (without F) 200 20x10 25
034.3192 HPTLC lempengs NH2 F 254s 200 20x10 25
034.5647 HPTLC lempengs NH2 F 254s 200 10x10 25
034.2668 HPTLC lempengs Diol F 254 200 10x10 25
034.5636 HPTLC lempengs MERCK Diol F 254 200 20x1025
034.5607 UTLC silica gel 60 w/o F 254 10 6x3.6 25
Secara umum bentuk dan ukuran dari pelat HPTLC lebih kecil dari pelat TLC ini bisa
sampai menjadi sepertiga dari Lempengf TLC hal ini lebih simple namun memang relatif sedikit
lebih mahal. Cara membaca kode pada fase diam/solid
SILICA GEL 60 G FSILICA GEL 60 G F254254
• Adalah Silica Gel dengan :
• Ukuran pori : 60 Å
• G = CaSO4.½ H2O sebagai binder/gypsum
• F = bahan fluorescen / fosforescen yg ditambahkan
• 254 = dituliskan sesudah F atau UV untuk menandakan panjang gelombang eksitasi bahan
fluorescent atau fosforescen yang ditambahkan (Snyder, et al, 1997)
b) Chamber / Ruang Pengembang
Pada dasarnya chamber atau tempat untuk pengembangan dari kromatografi planar tidak
terlalu spesifik untuk masing-masing jenis kromatografi, yang membedakan chamber yang
digunakan adalah ukuran dari chamber, dimana ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan:
Bahan dari chamber pisa dari kaca atau bahkan dari plastik yang kedap air, biasanya
bentuknya bisa bulat seperti toples atau kotak seperti gambar di bawah ini :
c) Instrumen Pendukung / Tambahan
Sprayer
Sprayer atu penyemprot bercak noda dari spot yang dihasilkan tidak terlalu bervariasi dari
metode planar kromatografi mulai dari alat yang sederhana atau alat yang sudah kompleks dapat
digunakan dengan baik pada penampakan noda dari spot yang sudah diperoleh dengan
sebelumnya memasukan suatu pereaksi penderivatisasi agar spot memendarkan cahaya, berikut
gambar dari sprayer mulai dari yang sederhana sampai dengan keluaran terbaru:
Gambar. Sprayer
Berikut beberapa derivating agent yang bisa di gunakan :
(Snyder, et al, 1997)
Scaner
Scaner merupakan suatu alat yang dimaksudkan untuk memperjelas suatu spot pada saat
mengamati, bisanya pada alat ini disertai dengan lampu baik itu lampu UV atau yang lainya
yang dapat memendarkan cahaya dari spot-spot analit setelah disemprot dengan larutan
penampak noda (derivating agent), berikut beberapa gambar alat scaner :
Gambar. UV Scaner 254 nm dan 366 nm
Detektor
Detektor yang bisa di gunakan pada analisis kromatografi planar adalah adalah detektor
photon, diamana sifat dari analit dapat dibuat atau di derivatisasi dengan senyawa yang
membuat senyawa tersebut berflourisensi dan dapat di deteksi atau di scanning dengan
detektor yang sesuai.
Detektor yang umum digunakan dalah detektor UV atau flourisensi detektor berikut gambar
dari beberapa detektor yang terkait erat dengan kromatografi planar: beberpa UV detektor
yang bisa digunakan dalam deteksi spot hasil kromatogram dari planar kromatografi.
1. Silicon Photodiodes
2. Germanium Photodiodes
3. InGaAs Photodiodes
4. Extended InGaAs Photodiodes
Prinsip kerjanya secara umum adalah lempeng yang terdapat spot didalamnya dikenai sinar
dan nanti akan berflourisensi kemudian flourisensinya akan ditangkap oleh detektor
kemudian intensitasnya akan terukur dan akan sebanding dengan kadarnya.
Gambar. UV- detektor 254 nm dan 366 nm
d) Alat Penderivatisasi
Alat ini dilmaksudkan untuk membuat senyawa yang terdapat pada spot dapat terdeteksi
yaitu dengan cara derivatisasi selain dengan cara disemprotkan dengan sprayer bisanya alat
ini di gunakan untuk fosforscent dan ini mengandung fosforscent anorganik yaitu spot yang
terbentuk di celupkan pada media yang mengandung zat penderivasi.
Gambar. Derivating tool
e)
f) Spray Cabinet
Alat ini untuk sebagai ruang untuk menyemprot spot dengan zat penampak noda/zat
penderivatisasi
Gambar. Spray Kabinet
g) Lempeng heater
Alat ini untuk memanaskan lempeng sebelum dipakai atau untuk mengaktifkan dengan cara
menguapkan uap air yang dikandungnya selain dengan menggunakan oven biasa:
Gambar. Plate
h) Lempeng Coater
Alat ini dapat di gunakan jika kita akan membuat sendiri lapisan penyerap yang akan
dilapiskan pada penunjang kaca atau plastik atau alumunium.
Gambar. Coater Plate
kacaAlumunium/plastik
i) Pipet sampel/drods/Penetes Sampel
Adalah suatu kapiler dengan ukuran tertentu yang berguna untuk meneteskan sampel
pada lempeng atau fase diam, berikut dapat dilihat alah satunya ;
Gambar. Droper/Penetes Sampel
C. KEUNTUNGAN UTAMA DARI TLC DAN HPTLC:
analisis minyak atau lemak dan matriks sampel kompleks lainnya mungkin
dilakukan tanpa preparasi sampel.
sampel ganda (hingga 40) dapat dianalisis sekaligus dalam kondisi identik.
Metode pemisahan yang lebih cepat dan lebih murah dimungkinkan tanpa
memerlukan instrumentasi yang canggih.
Pemisahan 2-dimensi yang mudah dengan menggunakan dua fase gerak yang
berbeda dalam dua arah yang berbeda memberikan kualitas pemisahan yang unik.
Oleh karena material bahan baku yang identik ini tersedia untuk fase stationer TLC dan HPLC,
menghasilkan selektivitas kromatografi yang ekivalen untuk kedua teknik tersebut (lihat Gambar
1)
Fig. 1: Pemisahan TLC (kiri) dan pemisahan HPLC (kanan)
Thin Layer chromatography (TLC) merupakan salah satu teknik pemisahan yang paling
serbaguna dalam industri farmasi, makanan, dan kosmetik serta digunakan juga untuk
pengembangan metode cepat HPLC
Pelat HPTLC dari Merck menawarkan kecepatan yang lebih cepat dan sensitivitas yang lebih
tinggi dibandingkan TLC klasik dan memberikan pemisahan yang sangat baik. Menggunakan
perlengkapan instrumental, pelat HPTLC memungkinkan kromatografi lapis tipis kuantitatif
yang modern yang dapat dibandingkan dengan performa HPLC.(lihat Gambar. 1 dan 2).
Pemisahan menggunakan HPTLC dan HPLC memperlihatkan hasil yang sama, jika kedua teknik
digunakan pada kondisi kromatografik yang sama.
Contoh:
sorben yang identik
fase gerak yang sama
Pemisahan sampel sebenarnya (Lettuce) menggunakan TLC dan HPLC pada kondisi
kromatografik yang sama
HPTLC HPLC
Gambar 2: pemisahan lettuce (sampel sebenarnya) HPTLC dan HPLC pada
kondisi kromatografik [ Dinokap (1), Paration (2), Iprodon (3),Matilparation
(4), Metobromuron (5) dan Dimetoat (6)]
D. METODE
PERSIAPAN LARUTAN STOK
Pembuatan larutan standar kuersetin
Sebuah larutan stok standar kuersetin (20 mg / mL) disiapkan dengan memindahkan 2 mg
quercetin, Ditimbang akurat, ke dalam labu volumetrik 100 mL, dilarutkan dalam 50 mL
metanol. kemudian disonikasi selama 10 menit dan volume akhir dari solusi dibuat hingga 100
ml.
PERSIAPAN LARUTAN SAMPEL
Ditimbang Akurat 250 mg hydroalcoholic kering ekstrak N. stellata dipindahkan ke mL 100 labu
ukur dilarutkan dalam 80 mL metanol. kemudian disonikasi selama 10 menit dan isi termos
disaring melalui kertas Whatman NO 1. Volume akhir larutan dibuat sampai 100 mL dengan
metanol untuk mendapatkan larutan stok yang mengandung kadar 2,50 mg / mL.
INSTRUMENTASI DAN KROMATOGRAFI
HPTLC dilakukan pada 20 cm × 10 cm piring aluminium didukung dilapisi dengan silika gel
60F254. Larutan standar kuersetin dan larutan sampel yang diterapkan pada piring sebagai band
8.0 mm lebar, 30,0 mm terpisah, dan 10,0 mm dari bawah tepi lempeng kromatografi yang sama
dengan menggunakan sebuah Camag (Muttenz, Swiss) Linomat V sampel aplikator dilengkapi
dengan 100-uL Hamilton (USA) jarum suntik. Ascending pengembangan untuk jarak 80 mm
dilakukan pada suhu kamar (28 ± 2 ° C), dengan toluena: etil asetat: asam format, 5: 4: 0,2 (v /
v / v), sebagaimana fase gerak, dalam Chamber twin melalui kaca Camag yang sebelumnya
jenuh dengan fasa uap bebas selama 20 min. Setelah pengembangan, lempeng dikeringkan
dengan pengering dan kemudian dipindai di panjang gelombang 380 nm dengan TLC Scanner
Camag dengan software WINCAT, menggunakan lampu deuterium. Metode ini divalidasi sesuai
dengan ICH guidelines11.
KURVA KALIBRASI KUERSETIN
Larutan stok standar kuersetin (20μg/mL) adalah disiapkan dalam metanol. volume larutan stok
2, 4, 6, 8 dan 10 uL, yang terlihat pada pelat TLC diperoleh konsentrasi 40, 80, 120, 160, 180
dan 200 ng / spot quercetin, masing-masing. Data dari luas puncak diplot terhadap konsentrasi
yang sesuai (Gambar 1) \
METODE VALIDASI
Ketelitian Instrumental presisi, intra-assay presisi, dan presisi menengah metode ditentukan.
Presisi Instrumental diukur dengan meniru (n = 10) penerapan larutan standar quercetin yang
sama (Konsentrasi 80 ng). Presisi uji Intra-assay adalah dievaluasi oleh analisis dari tiga aplikasi
mereplikasi baru disiapkan standar solusi yang sama konsentrasi, pada hari yang sama. Presisi
menengah dievaluasi dengan analisis dari tiga aplikasi meniru larutan standar konsentrasi yang
sama pada tiga yang berbeda hari.
KETAHANAN METODE
Dengan memperkenalkan perubahan kecil dalam fase gerak komposisi, volume fase gerak dan
durasi saturasi fase gerak, efek pada hasilnya diperiksa. Ketahanan metode ini dilakukan dalam
tiga replikasi pada tingkat konsentrasi 160 ng / tempat dan R.S.D% luas puncak dihitung.
Kekasaran Sebuah solusi konsentrasi 160 tempat ng / disiapkan dan dianalisis pada hari 0 dan
setelah 6, 12, 24, 48 dan 72 jam. Data dirawat karena% R.S.D. untuk menilai kekasaran dari
Metode. Batas Deteksi dan Batas Penghitungan
Batas deteksi (LOD) dan (LOQ) ditentukan sebagai jumlah sinyal-to-noise rasio masing-masing
adalah 3:1 dan 10:1.
PEMULIHAN STUDI
Keakuratan metode dibuktikan dengan melakukan percobaan recovery pada tiga tingkat yang
berbeda menggunakan metode penambahan standar. Pada 2 uL (2,50 mg /mL) dari sampel N.
stellata, jumlah yang telah diketahui pada quercetin standar (80, 120 dan 160 ng per spot) adalah
ditambahkan oleh spiking. Nilai-nilai persen recovery dan nilai persen rata-rata recovery untuk
kuersetin dihitung, yang terlihat pada Tabel 2.
KEKHUSUSAN
Kekhasan dari metode ini dipastikan dengan menganalisis obat standar dan ekstrak. Tempat
untuk quercetin dalam sampel dikonfirmasi dengan membandingkan nilai Rf dan tempat
spektrum dengan standar. Kemurnian puncak quercetin dinilai dengan membandingkan spektra
pada tiga tingkat yang berbeda, yaitu puncak awal, puncak maksimal dan posisi akhir puncak
tempat.
E. PENGGUNAAN
Analisis makanan
Industri farmasi
Aplikasi klinik
Aplikasi industry
Forensik
Kosmetik
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Chamberlain J, 1995, The Analysis Drugs in Biological Fluids, Second Edition, CRC
press, NewYork, P 105-117..
2. Day. R.A, and Underwood, A.L. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi kelima,
Erlangga press, Jakarta. P 551-554
3. Sherma Joseph, 2004, Planar Chromatography. Department of Chemistry, Lafayette
College, Easton, Pennsylvania 18042, Analytical Chemistry, Vol. 76, No. 12, June
15,
4. Snyder, R.L., Kirkland, J.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC method
development, 2nd edition, p.686-697, John Wiley & Son, Inc., New York
5. Suherman, M. Mulja. 1995. Analisis Instrument. Airlangga University Press, Surabaya,
P 223-234.
6. Sachin U. Rakesh,dkk. 2009. HPTLC method for quantitative determination ofquercetin in hydroalcoholic extract of dried flower of nymphaea stellata willd. ISSN : 0974-4290. Govt. College of Pharmacy, Vidyanagar. India