ir - perpustakaan universitas airlanggarepository.unair.ac.id/95865/4/4. bab i pendahuluan.pdfpada...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia dewasa ini mengalami
peningkatan yang sangat pesat sebagai dampak dari perkembangan perekonomian
dan arus globalisasi. Lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting
bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara serta dapat menjadi fasilitator yang
mempertemukan pihak yang kelebihan dana (surplus funds) dengan pihak yang
kekurangan dana (lack of funds). Seiring perkembangan zaman lembaga keuangan
di Indonesia semakin bervariasi, baik dalam bentuk industri keuangan bank (IKB)
atau industri keuangan non bank (IKNB) yang berbasis konvensional maupun
berdasarkan prinsip syariah.
Perkembangan perekonomian di Indonesia pada dasarnya bertumpu pada
perbankan. Keberadaan bank bertujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan
ekonomi. Sebagaimana Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan
menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan menurut Nindyo Pramono memberikan
defini Bank adalah lembaga kepercayaan masyarakat (fiduciary financial
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
2
institution), Bank mempunyai misi, visi yang sangat mulia yaitu sebagai lembaga
yang diberi tugas untuk mengemban amanat pembangunan bangsa demi
tercapainya peningkatan taraf hidup rakyat.1
Bank berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat, pemusatan
ekonomi nasional utamanya bagi para pengusaha, usaha mikro kecil dan
menengah serta koperasi untuk mendapatkan dana serta bank berfungsi sebagai
agen pembangunan yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka pemerataan pembangunan.
Namun fakta empiris menunjukkan, tidak semua masyarakat Indonesia
tersentuh dengan pelayanan jasa perbankan. Hal tersebut dikarenakan letak
geografis negara Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang menyebabkan ada
beberapa daerah yang sulit untuk mendapatkan jasa pelayanan perbankan
(unbanked people). Layanan perbankan hanya berpusat di kota saja dan kurang
menyentuh ke daerah, sehingga menyebabkan terjadi kesenjangan kesejahteraan
akibat tidak meratanya pembangunan ekonomi nasional.
Kurang tersentuhnya masyarakat pelosok daerah terhadap pelayanan jasa
perbankan menjadi realitas di negara berkembang seperti Indonesia bahwa masih
banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan memiliki akses terhadap layanan
jasa perbankan. Realitas tersebut disampaikan oleh Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN/BAPPENAS) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, survei dari World
Bank terhadap Indonesia membuktikan bahwa pada 2014, baru 37% penduduk
1 Trisadini P. Usanti, Abd. Shomad, Hukum Perbankan, Kencana, Depok, 2017, h. 18
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
3
dewasa memiliki rekening bank. Data ini diperparah dengan presentase hanya
27% masyarakat yang memiliki simpanan formal dan 13% memiliki pinjaman
formal.2
Sedangkan Survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan tentang
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2016 (SNLIK 2016) yang
merupakan survei skala nasional yang diselenggarakan untuk memetakan keadaan
terkini literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia menyatakan bahwa
Pada 2016 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa menurut survei, yang
dilakukan oleh OJK tahun 2013 dan 2016 tingkat literasi keuangan mengalami
peningkatan dari sebelumnya sebesar 21,8% dari tahun 2013 menjadi 29,7% di
tahun 2016. Demikian pula tingkat inklusi keuangan indonesia yang sebelumnya
adalah 59,7% di tahun 2013 meningkat menjadi 67,8% di tahun 2016.3
Seiring pesatnya arus globalisasi tentunya tidak lepas dari perkembangan
teknologi informasi. Khususnya internet dan gadget yang sangat membantu
memudahkan kehidupan manusia di era saat ini. Perkembangan teknologi
tersebutlah yang mendorong lahirnya bisnis dan perdagangan secara elektronik
yang dikenal dengan bisnis online dan perdagangan elektronik (e-commerce).
Pada era perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara digital,
masyarakat dituntut terus untuk mengembangkan berbagai inovasi penyediaan
service (layanan) di berbagai bidang, di antaranya dalam kegiatan pinjam
meminjam uang. Salah satu inovasi tersebut dengan ditandai adanya penyediaan
2https://ekbis.sindonews.com/read/1207082/178/tingkat-pemahaman-masyarakatsoalproduk
-keuangan-masih-rendah-1495429916, Di Akses Pada Tanggal 10 Oktober 2019, Pukul 07.00. WIB.
3 Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Bidang Edukasi dan Perlidungan Konsumen, Survei Nasional Liteasi dan Inklusi Keuangan 2016, OJK, Jakarta, 2017, h. iii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
4
layanan jasa pinjam meminjam uang yang berbasis teknologi informasi, yang
tentunya hal ini dinilai turut berkontribusi terhadap pembangunan dan
perekonomian nasional.4
Generasi millenial lebih senang berselancar dan beraktivitas menggunakan
media Internet baik hanya untuk bersosialisasi (melalui media sosial) maupun
dalam hal bertransaksi seperti transaksi jual beli maupun pembayaran secara
online. Hal ini yang mendorong munculnya aplikasi sistem pembayaran secara
online yang dinilai lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan sistem
pembayaran menggunakan uang, cek, kartu kredit dll. Dari kemudahan yang dapat
diakses melalui internet menyebabkan lahirnya sistem Peminjaman Uang secara
online yang dikenal dengan Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi
Informasi.
Fintech berasal dari istilah Financial Technology atau Teknologi Finansial.
Menurut The National Digital Research Centre (NDRC), Fintech merupakan
suatu inovasi pada sektor finansial. Tentunya, inovasi finansial ini mendapat
sentuhan teknologi modern. Keberadaan Fintech dapat mendatangkan proses
transaksi keuangan yang lebih praktis dan aman.5
Fintech merupakan penyampaian produk dan layanan keuangan melalui
kolaborasi Platform teknologi dan model bisnis inovatif. Asal usul Fintech berasal
dari Silicon Valley, kemudian meluas ke New York, London, Singapura,
Hongkong dan beberapa kota global lainnya. The Fintech 100 daftar yang
4Achmad Basori Alwi, Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi (Fintech) yang
Berdasarkan Syariah, Al-Qanun Vol. 21 No. 2 Desember 2018, h. 257. 5Fauziah Hadi, Penerapan Financial Technology (Fintech) sebagai Inovasi Pengembangan
Keuangan Digital di Indonesia. Prenada media, Jakarta, 2016, h.35.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
5
menyebutkan 50 perusahaan Fintech terkemuka dan 50 Start Up yang paling
menjanjikan telah dibentuk untuk merayakan kesuksesan ini. Menurut Fintech
100, Contoh kisah sukses Fintech antara lain : ZhongAn (perusahaan patungan
antara Alibaba, Group Holding, Tancent Holdings dan Ping An Insurance yang
memanfaatkan data besar untuk menyediakan asuransi properti online),
Wealthfront (Perusahaan yang memberikan layanan manajemen investasi yang
terjangkau namun canggih), dan Kreditech (Perusahaan yang menyediakan
layanan keuangan dengan fokus akses kredit).6
Proses Fintech meliputi pembuatan software, Pengolahan sistem hingga
output yang biasa dilakukan oleh lembaga keuangan untuk mempermudah
konsumen dalam melakukan proses transaksi. Kemunculan Fintech tentunya tidak
lepas dari inovasi teknologi internet dan peralatan canggih berupa Gadget (PC,
Laptop, Notebook, Smartphone, tablet) yang berperan besar mendorong pesatnya
bisnis Fintech di dunia.
Bentuk dasar Fintech meliputi Pembayaran (digital wallets, P2P payments)
Investasi (equity crowdfunding, P2P lending) Pembiayaan (crowdfunding, micro-
loans, credit facilities) Asuransi (risk management) Lintas-proses (big data
analysis, predictive modeling) Infrastruktur (security).7 Melalui Fintech
masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai macam aplikasi seperti
sistem pembayaran menggunakan aplikasi dompet elektronik (e-wallet) kemudian
masyarakat juga dapat mengakses pinjaman uang melalui perusahaan-perusahaan
6 Ross P. Buckley, FinTech in Developing Countries : Charting New CostumersJourneys,
Jurnal : The Capco Institute Journal of Financial Transformation Forthcoming 44 Journal of Financial Transformation 2016, h.5.
7 Ibid. h. 7.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
6
dalam bidang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi (Peer
to Peer atau P2P Lending).
Layanan Pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi (Peer to Peer
atau P2P Lending) ini merupakan salah satu solusi menjawab minimnya
masyarakat Indonesia yang karena faktor geografis tidak dapat tersentuh layanan
jasa perbankan (Unbanked People) maupun lembaga keuangan lainnya akan tetapi
dapat menggunakan dan mengakses teknologi dengan baik. Fintech berbasis P2P
Lending bertindak sebagai penghubung antara pihak yang membutuhkan dana
dengan pihak yang kelebihan dana melalui internet dan teknologi yang canggih.
Pinjam meminjam uang atau utang piutang telah lazim dilakukan di tengah
masyarakat berdasarkan perjanjian yaitu pihak pemberi pinjaman dengan
penerima pinjaman berdasarkan atas “asas kebebasan berkontrak” yang diatur
dalam Bugerlijk Wetboek (BW) tepatnya dalam Pasal 1338 (1) BW. Namun
bedanya dengan Fintech berbasis P2P lending yaitu biasanya para pihak
khususnya peminjam uang umumnya berasal dari generasi muda milenial yang
tergolong debitor mikro-kecil yang saat ini lebih banyak berdomisili di Jakarta,
Bandung dan sekitarnya.8
Fintech berbasis P2P lending di Indonesia mulai berkembang, hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan sebagai penyelenggara yang
telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perkembangan Fintech berbasis
P2P lending itu dikarenakan sistem pinjam meminjam uang yang ditawarkan
lebih cepat dan mudah daripada meminjam uang di bank konvensional yang
8Iswi Hariyani, Cita Yustisia Serfiyani, Perlindungan Hukum Dan Penyelesaian Sengketa
Bisnis Jasa Pm-Tekfin, Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 14 No. 03 September 2017, h. 346
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
7
memerlukan waktu cukup lama karena harus memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan oleh perbakan. Selain itu Fintech berbasis P2P Lending dilakukan
melalui jaringan internet sehingga berdampak luas dan meningkatkan partisipasi
publik dalam jasa keuangan. Fenomena berkembangnya Perusahaan Fintech ini
tidak dapat dibendung, tetapi seyogyanya harus diawasi dan diatur dengan baik
agar dapat berguna bagi masyarakat maupun pelaku usaha di Indonesia.
Pengaturan dan pengawasan menjadi sangat penting bagi keberlangsungan
Fintech yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan legalitas dari bisnis yang
dijalankan karena pada pelaksanaannya pengembangan Fintech memiliki potensi
risiko yakni berkaitan dengan perlindungan konsumen, stabilitas sistem keuangan,
sistem pembayaran dan stabilitas ekonomi. Tujuan pengaturan dan pengawasan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah untuk meminimalisir risiko tersebut
dan menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil. Untuk
merespon permasalahan Fintech saat ini OJK telah membentuk Satuan Tugas
Pengembangan Inovasi Digital Ekonomi dan Keuangan untuk mengawasi pelaku
Fintech dan pada akhir tahun 2016 tepatnya tanggal 29 Desember 2016, akhirnya
OJK mengeluarkan pengaturan mengenai Fintech yaitu Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 77/ POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).9
Perusahaan-Perusahan yang telah terdaftar dan mendapatkan izin OJK pada
April 2018 sebanyak 51 Perusahaan dengan klasifikasi 50 penyelenggara
konvensional dan 1 penyelenggara syari’ah. Bertambah hingga Juni 2018
9 Ernama Santi dkk, “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Financial Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016)”, Diponegoro Law Journal Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017. h.3.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
8
sebanyak 63 Perusahaan dengan klasifikasi 61 penyelenggara konvensional dan 2
penyelenggara syariah. Kemudian bertambah hingga tanggal 30 September 2019
terdapat 118 penyelenggara konvensional dan 9 penyelenggara syariah.
Perkembangan mutakhir hingga tanggal 20 Desember 2019 terdapat 164
perusahaan dengan klasifikasi 151 penyelenggara konvensional dan 13
penyelenggara syariah.
Salah satu perusahaan Fintech berbasis P2P Lending yang berdasarkan
prinsip syariah yaitu PT. Dana Syariah Indonesia dengan nama platform Dana
Syariah. Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf
Wijaya mengatakan, Dana Syariah baru memperoleh izin terdaftar dari OJK pada
Juni 2018. Sedangkan empat Fintech syariah lainnya tengah menjalani tahap akhir
dari regulator, seperti Ethis Crowd, Kapital Boost, Syarfi dan Danakoo Syariah.10
Hadirnya Fintech P2P Lending menjawab kebutuhan sebagian masyarakat
Indonesia untuk mendapatkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/ POJK.01/2016 tentang
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI)
tersebut memuat aturan mengenai penyediaan, pengelolaan, dan pengoperasian
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.11 Dengan
adanya, regulasi tersebut memberikan kepastian hukum bagi para pihak dan
mendukung terciptanya sumber pembiayaan lain diluar jasa keuangan
konvensional seperti perbankan dan perusahaan pembiayaan lainnya.
10 https://keuangan.kontan.co.id/news/fintech-dana-syariah-kantongi-izin-dari-ojk, Di
Akses Pada Tanggal 11 Oktober 2019, Pukul 09.10 WIB. 11 Ernama Santi dkk, Loc.cit.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
9
Namun, Peraturan OJK tersebut belum membingkai terkait Layanan Pinjam
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) berbasis Syariah.
Sehingga para perusahaan Fintech P2P Lending yang berbasis syariah
mengajukan permohonan untuk menetapkan regulasi atau fatwa terkait Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) yang
berbasis syariah. Sehingga lahirlah Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia No. 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis
Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah. Fatwa tersebut yang menjadi
acuan dan mengakomodir para perusahaan Fintech P2P Lending berbasis Syariah
seperti PT. Dana Syariah Indonesia dalam menjalankan kegiatannya.
Berbeda dengan Fintech P2P Lending Syariah lainnya yang melakukan
pembiayaan fokus hanya pada pendanaan kegiatan UMKM (Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah) sedangkan PT. Dana Syariah Indonesia dengan platform Dana
Syariah melakukan investasi dan pendanaan fokus pada pembiayaan sektor
properti seperti pendanaan jual beli rumah, pendanaan prasarana, pembiayaan
unit, pendanaan sewa dan jual properti serta hijrah ke syariah.
Perusahaan Fintech P2P Lending yang berbasis syariah dalam
melaksanakan kegiatannya harus sesuai dengan prinsip syariah yang ada dengan
berpedoman pada Fatwa DSN MUI. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis
terhadap PT. Dana Syariah sebagai penyelenggara yang bergerak di bidang
layanan pembiayaan terkait kesesuaian pelaksanaan kegiatan usahanya dengan
Fatwa yang sudah ada tentang model, mekanisme layanan pembiayaan berbasis
teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah serta akad yang membingkai
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
10
hubungan hukum para pihak yaitu antara Pemberi Pembiayaan, PT. Dana Syariah
Indonesia dan Penerima Pembiayaan. Selain itu perlu dianalisis pula terkait
bentuk penyelesaian sengketa jika dikemudian hari penerima pembiayaan ingkar
janji atas akad yang telah disepakati antar pihak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam di atas maka dapat di tarik suatu rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Akad yang membingkai hubungan hukum antara Pemberi Pembiayaan, PT.
Dana Syariah Indonesia dan Penerima Pembiayaan.
2. Bentuk penyelesaian sengketa bilamana Penerima Pembiayaan ingkar janji.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis Akad yang membingkai hubungan hukum antara
Pemberi Pembiayaan, PT. Dana Syariah Indonesia dan Penerima
Pembiayaan.
2. Untuk menganalisis Bentuk penyelesaian sengketa bilamana penerima
pembiayaan ingkar janji.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil Penulisan tesis ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum serta sebagai referensi untuk
penulisan tesis dan penelitian selanjutnya bagi Mahasiswa, Dosen dan peneliti
Terkait Karakteristik Layanan Pembiayaan Sektor Properti Berbasis Teknologi
Informasi Dengan Prinsip Syariah Pada PT. Dana Syariah Indonesia.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
11
2. Manfaat Praktis
Hasil penulisan tesis ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
dan memberikan pengetahuan serta masukan bagi para pemangku kepentingan
(stakeholder) seperti : Instansi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) dalam rangka memberikan
pengawasan kesesuaian praktek dengan aturan hukum Layanan Pembiayaan
Sektor Properti Berbasis Teknologi Informasi Dengan Prinsip Syariah Pada PT.
Dana Syariah Indonesia.
Selain itu, hasil penulisan tesis ini diharapkan mampu memberikan masukan
dan pemahaman yang kongkrit kepada masyarakat tentang layanan pembiayaan
berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah serta menjadi sumber
informasi bagi masyarakat ataupun perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan
sektor properti berbasis teknologi informasi yang berdasarkan prinsip syariah
sehingga dapat memberikan kontribusi positif kepada masyakat secara langsung
terkait alternatif pembiayaan selain perbankan maupun lembaga pembiayaan
lainnya khususnya di bidang properti.
1.5 Kajian Pustaka
Pada Bagian ini membahas beberapa teori yang mendasari penelitian
hukum, yakni Definisi Financial Technology, Jenis-Jenis Financial Technology,
Para Pihak dalam Financial Technology berbasis Peer To Peer Lending, Model
Layanan Pembiayaan berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah,
Perjanjian dan Konsep Pembiayaan berbasis Syariah.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
12
1.5.1 Definisi Financial Technology
Financial Technologi (Fintech) di Indonesia dikenal dengan Istilah
Teknologi Finansial. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, memberikan
definisi bahwa Teknologi Finansial adalah penggunaan teknologi dalam sistem
keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis
baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan,
dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.
Fintech merupakan implementasi dan pemanfaatan teknologi untuk
peningkatan layanan jasa perbankan dan keuangan yang umumnya dilakukan oleh
perusahaan rintisan (startup) dengan memanfaatkan teknologi software, internet,
komunikasi, dan komputasi terkini.12 Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh
Fintech bagi masyarakat sehingga Fintech dapat diterima dengan baik dan
berkembang cukup pesat di Indonesia. Fintech menjadi salah satu alternatif dalam
bidang keuangan di Indonesia yang memberikan solusi kemudahan dan
memfasilitasi masyarakat untuk bertransaksi secara aman, efisien dan efektif.
Konsep Finance Technology merupakan bentuk adaptasi dari perkembangan
teknologi yang dipadukan dengan bidang keuangan. Awal mula teknologi ini
dimulai dengan istilah start up. Start up masih merupakan konsep tentang model
bisnis yang masih dalam rangka uji coba, sedangkan finance technology
merupakan hasil jadinya. Dengan adanya perkembangan ini maka diharapkan bisa
memfasilitasi proses transaksi keuangan yang lebih praktis dibandingkan dengan
12 Nofie Iman, Financial Technology dan Lembaga Keuangan, Gathering Mitra Linkage
Bank Syariah Mandiri, Yogyakarta, 2016, h. 6.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
13
transaksi keuangan yang tradisional. Diharapkan dengan adanya fintech dapat
diciptakan proses transaksi keuangan yang lebih praktis dan lebih modern.
Layanan yang dilakukan meliputi payment channel system, digital banking, online
digital insurance, Peer to Peer (P2P) Lending serta layanan crowd funding.13
Sedangkan Keuangan digital adalah sistem di mana layanan keuangan
disampaikan melalui infrastruktur digital. Ini mengalihkan dari penggunaan uang
tunai dan cabang bank tradisional, individu dan bisnis yang terhubung ke
infrastruktur pembayaran digital melalui ponsel, komputer, dan perangkat point-
of-sales. Dalam beberapa tahun terakhir, investasi dalam teknologi keuangan
(Fintech) telah berkembang di seluruh dunia. Selain itu, dapat membantu
mengembangkan solusi digital yang dapat mengubah layanan keuangan,
intermediasi modal, dan ketersediaan keuangan wirausaha.14 Dari beberapa
penjelasan terkait Fintech, maka secara umum dapat dideskripsikan bahwa
Fintech adalah inovasi dan penerapan teknologi baru yang membuat layanan dan
proses keuangan lebih efisien yang bertujuan untuk mempromosikan inklusi
keuangan.
Fintech setidaknya 277 platform atau layanan uang seluler telah diluncurkan
di seluruh dunia, dengan 556 juta akun uang ponsel terdaftar kumulatif.15 Model
Peer To Peer (P2P) Lending telah berkembang pesat dalam beberapa tahun
terakhir, baik di negara maju dan berkembang. Ini menunjukkan bahwa dengan
13 Fajrina Eka Wulandari, Peer To Peer Lending Dalam Pojk, PBI Dan Fatwa DSN MUI,
Ahkam, Volume 6, Nomor 2, November 2018: 241-266, h. 249. 14 Casanova, L., Cornelius, P. K., & Dutta, Banks, Credit Constraints and the Financial
Technology’s EvolvingRole Financing Entrepreneurship and Innovation in Emerging Markets Sciencedirect, https://doi.org/10.1016/B978-0-12-804025-6.00007-1, 2018, h. 28.
15 GSMA, State of the Industry Report on Mobile Money, Decade Edition 2006-2016, h. 79.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
14
semakin banyaknya platform internet yang berfungsi semata-mata sebagai
perantara antara peminjam dan pemberi pinjaman.
Dalam model bisnis ini, platform ini menyaring dan menganalisa kelayakan
pinjaman dari aplikasi pinjaman berdasarkan "data besar", menetapkan peringkat
kredit untuk pinjaman, dan mengalokasikan pinjaman investasi untuk portofolio
investor individu dan institusi.16
Fintech model P2P Lending di Indonesia telah diakui keberadaannya setelah
ada regulasi terkait Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/PJOK.01/2016
tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
Sebagaimana disebutkan pada Pasal 1 ayat (3) POJK menyatakan bahwa Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan
layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan
penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam
mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan
jaringan internet.
Sedangkan aturan terkait Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi berdasarkan Prinsip Syariah telah diatur dalam Fatwa DSN MUI Nomor
117/DSNMUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam ketentuan umum point 1
menjelaskan bahwa Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi
Berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan
berdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau menghubungkan Pemberi
16 Casanova, L., Cornelius, P. K., & Dutta, Op.cit., h. 30.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
15
Pembiayaan dengan Penerima Pembiayaan dalam rangka melakukan akad
pembiayaan melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.
Fatwa DSN MUI tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah menjadi payung hukum bagi perusahaan
penyelenggara dalam melaksanakan kegiatan usahanya di bidang P2P Lending
yang berdasarkan prinsip syariah sehingga memiliki kekuatan hukum yang jelas.
1.5.2 Jenis-Jenis Financial Technology
Terdapat beberapa jenis Financial Technology yang dijalankan oleh
perusahaan-perusahaan rintisan (startup) diantaranya sebagai berikut :17
1. Manajemen Aset
Kesibukan operasional perusahaan, seperti penggajian, pengelolaan
karyawan, sistem pembiayaan, dan lain-lain, sekarang ini banyak startup yang
melihat hal itu sebagai peluang untuk membuka bidang usaha. Jojonomic,
misalnya, salah satu jenis startup yang bergerak dibidang manajemen aset.
Perusahaan ini menyediakan platform Expense Management System untuk
membantu berjalannya sebuah usaha lebih praktis dan efisien.
2. Crowd Funding
Kegiatan penggalangan dana, beramal, dan kegiatan sosial lainnya sekarang
sudah bisa pula melalui startup yang bergerak di bidang crowd funding. Lebih
tepatnya, crowd funding adalah startup yang menyediakan platform penggalangan
dana untuk disalurkan kembali kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti
17 https://www.duniafintech.com/pengertian-dan-jenis-startup-fintech-di-indonesia/,Diakses
Pada Tanggal 9 Oktober 2019.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
16
korban bencana alam, korban perang, mendanai pembuatan karya, dan
sebagainya. Penggalangan dana tersebut dilakukan secara online. Salah satu
contoh startup crowd funding terbesar adalah Kitabisa.com. Startup ini
menciptakan wadah agar kita bisa membantu sesama dengan cara yang lebih
mudah, aman, dan efisien.
3. E-Money
E-Money atau uang elektronik, sebagaimana namanya, adalah uang yang
dikemas ke dalam dunia digital, sehingga dapat dikatakan dompet elektronik.
Uang ini umumnya bisa digunakan untuk berbelanja, membayar tagihan, dan lain-
lain melalui sebuah aplikasi.
4. Insurance
Jenis startup yang bergerak di bidang insurance ini cukup menarik. Karena
bisanya asuransi yang kita ketahui selama ini merupakan asuransi konvensional,
di mana kita mensisihkan sejumlah uang perbulan sebagai iuran wajib untuk
mendapatkan manfaat dari asuransi tersebut di masa depan, jenis asuransi startup
tidak semua berjalan demikian. Ada pula startup asuransi yang menyediakan
layanan kepada penggunanya berupa informasi rumah sakit terdekat, dokter
terpercaya, referensi rumah sakit, dan sebagainya.
5. P2P Lending
Peer To Peer (P2P) Lending adalah startup yang menyediakan platform
pinjaman secara online. Urusan permodalan yang sering dianggap bagian paling
vital untuk membuka usaha, melahirkan ide banyak pihak untuk mendirikan
startup jenis ini. Dengan demikian, bagi orang-orang yang membutuhkan dana
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
17
untuk membuka atau mengembangkan usahanya, sekarang ini bisa menggunakan
jasa startup yang bergerak di bidang P2P lending.
6. Payment Gateway
Bertumbuhnya perusahaan e-commerce memicu pula semakin banyak
didirikannya startup yang menjadi jembatan penghubung antara e-
commerce dengan pelanggan, terutama dalam hal sistem pembayaran. Layanan
yang disediakan startup untuk e-commerce ini disebut dengan layanan payment
gateway.
7. Remittance
Remittance adalah jenis startup yang khusus menyediakan layanan
pengiriman uang antar negara. Banyak didirikannya startup remittance ini dalam
rangka membantu masyarakat yang tidak memiliki akun atau akses perbankan.
8. Securities
Securities dapat dikatakan sebagai jenis startup yang menyediakan platform
untuk berinvestasi saham secara online.
Berdasarkan penjelasan terkait jenis-jenis Fintech yang telah dijalankan
oleh perusahaan-perusahaan rintisan (start up), maka di dalam penelitian ini
hanya di fokuskan tehadap Peer To Peer Lending (P2P Lending). P2P Lending
lebih berkembang karena menjadi wadah bagi pihak yang membutuhkan dana
untuk mendapatkan pembiayaan.
Menurut hasil publikasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tentang
Financial Technologi Perkembangan dan Respons Kebijakan Bank Indonesia,
membagi Model P2P Lending menjadi 3 yang dijabarkan sebagai berikut :
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
18
1. Peer To Peer (P2P) Business Lending yaitu transaksi berbasis utang antara
individu dengan dunia usaha / bisnis yang ada, yang sebagian besar
merupakan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan banyak pemberi
pinjaman individual yang memberikan kontribusi terhadap suatu jaminan.
Contoh : Gandengtangan
2. Peer To Peer (P2P) Consumer Lending adalah transaksi berbasis utang
dimana individu menggunakan platform online untuk meminjam dari
sejumlah pemberi pinjaman indovidual, yang masing-masing memberikan
pinjaman sejumlah kecil. Sebagian besar bentuknya berupa pinjaman
pribadi/personal tanpa jaminan.
3. Peer To Peer (P2P) Property Lending adalah transaksi utang yang aman
(terjamin) berbasis properti antara individu/institusi dengan umumnya dunia
usaha atau bisnis, yang sebagian besar merupakan bisnis pengembangan
properti.
1.5.3 Para Pihak dalam Financial Technology berbasis P2P Lending
Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 77/PJOK.01/2016 tentang Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi terdapat beberapa pihak
yang terlibat diantaranya :
1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan hukum
Indonesia yang menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
19
2. Penerima Pinjaman adalah orang dan/atau badan hukum yang mempunyai
utang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi.
3. Pemberi Pinjaman adalah orang, badan hukum, dan/atau badan usaha yang
mempunyai piutang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi.
Sedangkan para pihak yang terlibat dalam Layanan Pembiayaan berbasis
Teknologi Informasi berdasarkan prinsip syariah terdiri dari penyelenggara,
pemberi pembiayaan dan penerima pembiayaan sebagaimana diatur dalam Fatwa
DSN MUI No. 117/DSNMUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis
Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Penyelenggara adalah badan hukum Indonesia yang menyediakan,
mengelola, dan mengoperasikan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi.
2. Pemberi Pembiayaan adalah pihak yang memiliki dana dan bermaksud
memberikan pembiayaan untuk membantu pihak yang membutuhkan dana;
3. Penerima Pembiayaan adalah pihak yang menggunakan dana yang
bersumber dari Pemberi Pembiayaan;
1.5.4 Model Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi
Pada Fatwa DSN MUI No. 117/DSNMUI/II/2018 tentang Layanan
Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah dijelaskan
tentang Model Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi yang
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
20
diperbolehkan untuk dijalankan oleh penyelenggara yang berbasis syariah
diantaranya :
1. Pembiayaan anjak piutang (factoring); yaitu pembiayaan dalam bentuk jasa
pengurusan penagihan piutang berdasarkan bukti tagihan (invoice), baik
disertai atau tanpa disertai talangan (qardh) yang diberikan kepada pelaku
usaha yang memiliki tagihan kepada pihak ketiga (payor).
2. Pembiayaan Pengadaan Barang pesanan Pihak Ketiga (Purchase Order);
yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah
memperoleh pesanan atau surat perintah kerja pengadaan barang dari pihak
ketiga.
3. Pembiayaan Pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara
online (online seller); yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku
usaha yang melakukan transaksi jual beli online pada penyedia layanan
perdagangan berbasis teknologi informasi yang telah menjalin kerjasama
dengan Penyelenggara;
4. Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara
online dengan pembayaran melalui penyelenggara payment gateway, yaitu
pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha (seller) yang aktif
berjualan secara online melalui saluran distribusi (channel distribution)
yang dikeiolanya sendiri dan pembayarannya dilakukan melalui penyedia
jasa otorisasi pembayaran secara online (payment gateway) yang
bekerjasama dengan pihak Penyelenggara.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
21
5. Pembiayaan untuk Pegawai (Employee), yaitu pembiayaan yang diberikan
kepada pegawai yang membutuhkan pembiayaan konsumtif dengan skema
kerjasama potong gaji melalui institusi pemberi kerja.
6. Pembiayaan berbasis komunitas (community based), yaitu pembiayaan yang
diberikan kepada anggota komunitas yang membutuhkan pembiayaan,
dengan skema pembayarannya dikoordinasikan melalui
koordinator/pengurus komunitas.
1.5.5 Perjanjian
Konsep Perjanjian telah diatur secara mendasar dalam Buku III Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Weatbook). Perjanjian terdapat pada
Pasal 1313 BW yang menegaskan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih. Ketentuan perjanjian memiliki sifat terbuka artinya ketentuan-
ketentuannya dapat dikesampingkan, sehingga hanya berfungsi mengatur saja.
Sifat terbuka dari BW ini tercermin dalam Pasal 1338 ayat (1) BW yang
mengandung asas Kebebasan Berkontrak maksudnya setiap orang bebas untuk
menentukan bentuk, macam dan isi perjanjian asalkan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, kesusilaan dan ketertiban umum.
Perjanjian atau Verbintenis mengandung pengertian suatu hubungan hukum
harta kekayaan/harta benda antara dua orang atau lebih yang memberi kekuatan
hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada
pihak lain untuk menunaikan prestasi.18 Perjanjian merupakan salah satu sumber
18 M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, h. 6
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
22
dari perikatan, sebagaimana telah di sebutkan dalam Pasal 1234 BW yang
menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk
berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu.
Dalam suatu perjanjian harus memuat syarat-syarat sahnya suatu perjanjian
yang diatur dalam Pasal 1320 BW sebagai berikut :
1. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian
2. Kecakapan para pihak dalam perjanjian
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang diperbolehkan.
Kesepakatan berarti adanya persesuaian kehendak dari para pihak yang
membuat perjanjian, sehingga dalam melakukan suatu perjanjian tidak boleh ada
pakasaan, kekhilapan dan penipuan (dwang, dwaling, bedrog). Kecakapan hukum
sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian maksudnya bahwa para pihak yang
melakukan perjanjian harus telah dewasa yaitu telah berusia 21 tahun atau telah
kawin sebagaimana dijelaskan pada pasal 330 BW Jo Pasal 1330 BW, tetapi
ketentuan tersebut telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi sehingga
indikator kedewasaan seseorang diatur dalam pasal 47 Undang-undang
Perkawinan yang menyatakan bahwa pasal (1) anak yang belum mencapai umur
18 (delapan belas) tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya.
Selain telah dewasa yaitu umur 18 tahun atau telah kawin, indikator kecakapan
hukum lainnya yakni sehat mentalnya serta diperkenankan oleh undang-
undang. Suatu hal tertentu berhubungan dengan objek perjanjian, maksudnya
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
23
bahwa objek perjanjian itu harus jelas, dapat ditentukan dan diperhitungkan jenis
dan jumlahnya, diperkenankan oleh undang-undang serta mungkin untuk
dilakukan para pihak. Sedangkan suatu sebab yang halal yaitu perjanjian yang
dilakukan harus berdasarkan iktikad baik dari kedua belah pihak.
Mengenai kapan terjadinya kata sepakat dalam suatu perjanjian, terdapat
beberapa teori yang menyatakan waktu terjadinya sepakat yaitu:19
1. Teori Kehendak (Wilstheorie)
Menurut teori ini kata sepakat terjadi pada saat kehendak dinyatakan oleh
pihak penerima (acceptant) untuk mengadakan suatu perjanjian.
2. Teori Pengiriman (verzendtheorie)
Teori ini mengajarkan bahwa kata sepakat telah terjadi pada saat dikirimkan
pernyataan kehendak (jawaban) oleh pihak penerima tawaran.
3. Teori Pengetahuan (vernemingstheorie)
Menurut teori ini kata sepakat telah terjadi pada saat pihak yang
menawarkan (offerte) seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya
diterima.
4. Teori Kepercayaan (vertrouwenstheorie)
Teori ini mengatakan bahwa kata sepakat ini terjadi pada saat pernyataan
kehendak dianggap layak diterima oleh pihak yang menawarkan.
1.5.6 Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah
Konsep pinjam meminjam telah diatur pada Pasal 1754-1773 BW. Definisi
pinjam-meminjam menurut Pasal 1754 BW adalah suatu perjanjian dengan mana
19 R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Binacipta, Bandung, 1979, h. 58-59
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
24
pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-
barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini
akan mengembalikan sejumlah uang yang sama dengan jenis dan mutu yang sama
pula.
Perjanjian pinjam meminjam sebagaimana pada Pasal 1754 BW adalah
suatu perjanjian, yang menentukan pihak pertama menyerahkan sejumlah barang
yang dapat habis terpakai kepada pihak kedua dengan syarat bahwa pihak kedua
itu akan mengembalikan barang sejenis kepada pihak pertama dalam jumlah dan
keadaan yang sama. Berdasarkan perjanjian tersebut, orang yang menerima
pinjaman menjadi pemilik mutlak barang pinjaman itu, dan bila barang itu
musnah, dengan cara bagaimanapun maka kerugian menjadi tanggungan
peminjam. Untuk peminjaman uang atau barang yang habis dalam pemakaian,
diperbolehkan membuat syarat bahwa atas pinjaman itu akan dibayar bunga.20
Subjek dalam perjanjian pinjam meminjam terdiri dari Pemberi pinjaman
(kreditur) dan penerima pinjaman (debitur). Kreditur adalah orang memberikan
pinjaman kepada debitur. Sedangkan debitur adalah orang yang menerima
pinjaman dari kreditur. Objek pinjamannnya harus barang yang terpakai habis
atau dapat diganti dengan barang sejenis maupun berupa uang.
Dalam pekembangnnya pinjam meminjam uang berbasis teknologi di
Indonesia semakin banyak, konsepnya sama halnya dengan pinjam meminjam
uang secara umum, namun dalam perkembangannya teknologi dapat menjadi
perantara antara kreditur dengan debitur. Teknologi informasi adalah suatu teknik
20 Trisadini P. Usanti, Abd. Shomad, Op.cit., h. 29
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
25
untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan,
menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi di bidang layanan jasa keuangan
sebagaimana di atur pada Pasal 1 ayat (5) Peraturan OJK Nomor
77/PJOK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi
Informasi. Dengan adanya teknologi informasi, maka para pihak dalam pinjam
meminjam uang berbasis teknologi informasi tidak hanya sebatas kreditur dengan
debitur tetapi juga ada penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis
teknologi.
Selain konsep pinjam meminjam, dalam tesis ini juga dijelaskan konsep
pembiayaan. Pembiayaan memiliki arti merupakan bantuan berupa dana dari satu
pihak kepada pihak lainnya dengan maksud untuk mendukung investasi yang
terencana, baik oleh individu maupun oleh sebuah lembaga.21
Sedangkan dalam Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Disebutkan Bahwa Pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka secara umum Pembiayaan atau
financing dapat diartikan, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
21 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Unit Penerbit dan Percetakan
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005, h. 27
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
26
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan.22
Secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi
menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya,
yaitu:23
1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa
3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
4. Pembiayaan dengan akad pelengkap
Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditujukan untuk membeli barang,
sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa.
Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna
mendapatkan barang dan jasa sekaligus.
Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang
menggunakan prinsip jual-beli seperti Murabahah, Salam, dan Istishna serta
produk yang menggunakan prinsip sewa, yaitu Ijarah dan Ijarah Muntahia Bit
Tamlik (IMBT). Sedangkan pada kategori ketiga, Produk yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah Musyarakah dan Mudharabah.
Produk pembiayaan menurut Muhammad adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dalam lembaga
22 Rivai, V., & Arifin, A., Islamic banking :sistem bank Islam bukan hanya solusi
menghadapi krisis, namun solusi dalam menghadapi berbagai persoalan perbankan & ekonomi global : sebuah teori, konsep, dana plikasi, Bumi Aksara, 2010, h. 35
23 Karim, A, Bank Islam-Analisis Fiqh dan Keuangan, Raja Grafindo Persada, 2006, h.29
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
27
keuangan syariah produk pembiayaannya berbeda dengan lembaga keuangan
konvensional. Oleh karena lembaga keuangan syariah harus sesuai dengan prinsip
syariah dimana terdapat transaksi yang dilarang salah satunya transaksi yang
mengandung riba. Sehingga dalam produk pembiayaan syariah dikelompokan
menjadi beberapa jenis yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah,
salam, istishna), pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah), dan pembiayaan
dengan prinsip kerja sama (musyarakah dan mudharabah). Selain produk yang
beragam preferensi nasabah terhadap pembiayaan juga dipengaruhi oleh faktor
harga dari lembaga keuangan tersebut.
Peraturan syariah membatasi bahwa transaksi dalam perekonomian harus
terbebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh Al-Quran dan Sunnah seperti
transaksi yang mengandung maysir, gharar, riba, dan transaksi-transaksi terlarang
lainnya. Larangan untuk menjauhi transaksi terlarang tersebut salah satunya
terdapat dalam Al-Quran Surah An-Nissa ayat ke-161:
Wa akhżihimur-ribā wa qad nuhụ 'an-hu wa aklihim amwālan-nāsi bil-bāṭil, wa a'tadnā lil-kāfirīna min-hum 'ażāban alīmā Artinya: “Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An-Nissa: 161).24
Bermuamalah dalam Islam terdapat beberapa transaksi yang diharamkan
diantaranya yaitu transaksi yang mengandung riba, maysir, gharar, ba’i najazi.
Hal ini diatur dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah: 275 bahwa Allah secara tegas
24 https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/4/161, di Akses Pada Tanggal 11 Februari
2020, Pukul 14.49WIB.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
28
telah mengharamkan riba. Transaksi riba biasa disebut dengan bunga. Bunga atau
riba ini merupakan kelebihan yang didapatkan dari transaksi utang-piutang.
Sehingga sebagai seorang muslim sudah sepantasnya berhati-hati dalam
melakukan transaksi khususnya masalah utang-piutang. Dalam Islam sudah
dijelaskan bahwa keuntungan itu hanya boleh diambil dari transaksi jual beli
(margin) ataupun transaksi kerjasama (bagi hasil). Dalam perkembangannya di
dunia lembaga keuangan di Indonesia sudah berdiri lembaga keuangan syariah
yang berusaha menerapkan aturan syariah dalam setiap transaksinya
Kesesuaian syariah yang dimaksud adalah terbebasnya transaksi dari unsur
maysir, gharar, riba. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-
Baqarah: 275 Allah telah mengharamkan riba dalam transaksi muamalah.
mullażī ụna illā kamā yaqụmụribā lā yaq-narụAllażīna ya`kul-i`annahum qālū innamalmass, żālika b-ānu minalṭsyai-uhusyṭyatakhabba ụribā, fa man jā`ah-arramarḥbai'a wa -allallāhulḥribā, wa a-lurṡbai'u mi
mā salaf, wa amruhū ilallāh, wa man ụatum mir rabbihī fantahā fa lahẓmau'inụnār, hum fīhā khālid-ābunḥ-ṣ'āda fa ulā`ika a
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al- Baqarah [2] : 275).25
25 https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/2/275, di Akses Pada Tanggal 11 Februari
2020, Pukul 14.49WIB.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
29
Sebagaimana penjelasan umum atas Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah bahwa yang dimaksud dengan kegiatan
usaha yang berasaskan prinsip syariah adalah kegiatan usaha yang tidak
mengandung unsur-unsur seperti riba, maysir, gharar, haram, dan zhalim.26
Al-Qur’an menegaskan bahwasanya Islam mengharamkan praktek riba
karena riba merupakan tambahan yang diambil atas piutang antara kedua belah
pihak yang telah dijanjikan diawal. Maysir (perjudian), yaitu ketika salah satu
pihak harus menanggung beban yang lain akibat permainan tersebut. Allah
Subhanahu Wa Ta’ala jelas mengharamkan aktivitas ekonomi yang mengandung
maysir. Gharar adalah memperlakukan sesuatu yang pasti menjadi tidak pasti
oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Hal ini diharamkan dalam Islam karena
memakan harta orang lain dengan cara yang batil dan merugikan orang lain.27
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Tipe Penelitian Hukum
Tipe penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian doktrinal (Doctrinal Research) yaitu penelitian hukum yang mengkaji
dan menganalisis peraturan perundang-undangan maupun berbagai literatur yang
berkaitan dengan materi yang dibahas yaitu dengan menganalisis dan memberikan
penjelasan secara sistematis terkait aturan perundang-undangan atau yang
mengacu pada norma-norma hukum yang dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan, tentunya yang berkaitan dengan tesis.
26 Rachmad Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia,Sinar Grafika, 2012, h.
112 27 Karim, A. A, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi Keempat. Raja Grafindo
Persada, 2010. h.32
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
30
Menurut Peter Machmud Mz, penelitian hukum adalah suatu proses untuk
menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin
hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.28 Penelitian ini dilakukan untuk
menemukan argumentasi hukum untuk menyelesaikan isu hukum atau masalah
yang dihadapi.
1.6.2 Metode Pendekatan (Approach)
Dalam penulisan tesis ini terdapat beberapa pendekatan yang digunakan
diantaranya sebagai berikut :
1. Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
perundang-undangan yang dilakukan dengan menelaah peraturan
perundang-undangan dengan cara mengidentifikasi peraturan perundangan
khususnya yang berkaitan dengan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi berdasarkan Prinsip Syariah.
2. Pendekatan Konsep (Conseptual Approach).
Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-
doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum.29 dengan mempelajari
Doktrin yang berkembang dalm ilmu hukum tersebut, maka dapat
menemukan ide dengan melahirkan pengertian hukum baru. Pendekatan
konsep dalam tesis ini dilakukan dengan menganalisis terkait Layanan
Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah.
28 Peter Machmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2011, h. 119.
29 Ibid, h. 137
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
31
1.6.3 Sumber Bahan Hukum (Legal Sources)
Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
sumber bahan hukum, diantaranya :
1. Sumber Bahan Hukum Primer, yaitu sumber bahan hukum yang utama dan
mengikat yang diperoleh dari pengkajian terhadap peraturan-peraturan
hukum positif terkait tesis yang diteliti yang terdiri dari :
a. Al-Quran;
b. Al-Hadist;
c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
d. Staatsblaad No. 23 Tahun 1847 Tentang Burgerlijk Wetboek Voor
Indonesie;
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1970 Tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 74 dan Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3879;
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31
dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472;
g. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182 dan Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3790;
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
32
h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 Tentang
Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 138 danTambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3872;
i. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58 dan Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4843;
j. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94 dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867;
k. Undang-Undang No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226
l. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Otoritas Jasa Keuangan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 111 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5253;
m. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6401;
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
33
n. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016
Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 175;
o. Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang
Penyelenggaraan Teknologi Finansial Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 245 dan Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6142;
p. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Lembaran Negara
Tahun 2013 Nomor 118 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 5431;
q. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 Tentang
Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan
Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 12 dan Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5499;
r. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang
Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi Informasi
Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 324 dan Tambahan Lembaran
Negara Nomor 6005;
s. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 4 Tahun 2016 tentang
Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung
Tahun 2016 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
34
t. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
117/DSNMUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi berdasarkan Prinsip Syariah;
u. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 113/DSN-
MUI/IX/2017 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah.
2. Sumber Bahan Hukum Sekunder, adalah bahan yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-
undang, hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum.30 Selain itu,
sumber bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang
merupakan dokumen-dokumen resmi yang bisa berupa laporan-laporan serta
data-data penunjang lainnya yang berkaitan dengan masalah penulisan tesis
ini, disamping itu juga berbagai buku atau literature atau diktat, jurnal-jurnal
hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang ada tentang Layanan
Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah.
1.6.4 Metode Pengumpulan Bahan Hukum
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan
yaitu Studi Pustaka (Lybrary Reaseach), yaitu dilakukan dengan cara mempelajari
dan memahami berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
permasalahan yang dibahas serta mempelajari buku-buku literatur dan bahan
hukum tertulis lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas,
yang kemudian dikaji dan dianalisis untuk dijadikan landasan dalam penulisan
tesis ini.
30 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006, h. 119
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
35
Dari bahan hukum primer dan sekunder tersebut diolah dan dikaji agar
diperoleh hasil analisis bahan hukum yang baik, maka digunakan metode berpikir
secara deduktif yaitu suatu metode analisa yang di angkat dari pegetahuan yang
bersifat umum untuk menilai kejadian yang bersifat khusus.
1.6.5 Analisis Bahan Hukum
Metode analisis bahan hukum yang digunakan adalah metode deduktif.
Penggunaan metode ini bersifat umum kemudian mengarah pembahasan yang
bersifat khusus, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Dengan kata lain metode
deduktif adalah proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dari pembahasan
mengenai permasalahan yang bersifat umum menuju permasalahan yang bersifat
khusus. Selain itu, metode yang digunakan adalah analisis Preskriptif. Metode
analisis tersebut dipergunakan untuk menganalisis buku, jurnal, dan peraturan
perundang-undangan, yang berkaitan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.
1.7 Sistematika Penulisan
Agar dapat diperoleh suatu pembahasan yang utuh, tersusun secara
sistematis dan penulisan secara koheren, maka sistematika penulisan tesis ini
terdiri dari 4 (empat) bab agar lebih mudah dipahami dengan judul Karakteristik
Layanan Pembiayaan Sektor Properti Berbasis Teknologi Informasi Dengan
Prinsip Syariah Pada PT. Dana Syariah Indonesia sebagai berikut :
Bab I merupakan pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang latar
belakang yang merupakan dasar atau alasan dari topik yang akan dibahas.
Rumusan masalah yang merupakan isu hukum dari penulisan tesis ini. Tujuan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
36
Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan. Penjelasan dalam Bab I ini merupakan pijakan bagi
penulisan tesis ini dan sebagai pengantar pada pembahasan bab-bab selanjutnya.
Bab II merupakan pembahasan dari rumusan masalah pertama yaitu berisi
pembahasan mengenai Akad yang membingkai hubungan hukum antara Pemberi
Pembiayaan, PT. Dana Syariah Indonesia dan Penerima Pembiayaan. Dengan
uraian Sub Bab 1 akan dijelaskan terkait PT. Dana Syariah Indonesia yang
menjelaskan tentang Profil PT. Dana Syariah Indonesia, Visi, Misi dan Produk
Layanan Pembiayaan Pada PT. Dana Syariah Indonesia. Sub bab 2 akan
dijelaskan terkait Akad Pembiayaan Berbasis Teknologi Berdasarkan Prinsip
Syariah dan Sub Bab 3 tentang Akad yang Membingkai Hubungan Hukum Para
Pihak yaitu antara Pemberi Pembiayaan dengan PT. Dana Syariah Indonesia dan
PT. Dana Syariah Indonesia dengan Penerima Pembiayaan.
Bab III merupakan pembahasan dari rumusan masalah kedua yaitu berisi
pembahasan mengenai Bentuk Penyelesaian Sengketa Bilamana Penerima
Pembiayaan Ingkar Janji. Dengan uraian Sub bab 1 akan membahas terkait
Sengketa Financial Technology di Indonesia, Sub bab 2 akan dijelaksan terkait
Alternatif Penyelesaian Sengketa, Sub bab 3 akan dijelaskan tentang Mekanisme
dan Layanan Pengaduan Pada PT. Dana Syariah Indonesia dan Sub bab 4 akan
dijelaskan tentang Penyelesaian Sengketa Layanan Pembiayaan Berbasis
Teknologi Informasi Pada PT. Dana Syariah Indonesia.
Pada bab IV ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
dari pembahasan tesis ini. Kesimpulan yang dimaksud adalah kesimpulan dari
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.
37
pembahasan dan saran yang dimaksud adalah saran yang bersifat membangun
terkait penulisan tesis ini tentang Karakteristik Layanan Pembiayaan Sektor
Properti Berbasis Teknologi Informasi Dengan Prinsip Syariah Pada PT. Dana
Syariah Indonesia.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.