ir - perpustakaan universitas airlanggarepository.unair.ac.id/95865/4/4. bab i pendahuluan.pdfpada...

37
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan yang sangat pesat sebagai dampak dari perkembangan perekonomian dan arus globalisasi. Lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara serta dapat menjadi fasilitator yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana ( surplus funds) dengan pihak yang kekurangan dana (lack of funds). Seiring perkembangan zaman lembaga keuangan di Indonesia semakin bervariasi, baik dalam bentuk industri keuangan bank (IKB) atau industri keuangan non bank (IKNB) yang berbasis konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah. Perkembangan perekonomian di Indonesia pada dasarnya bertumpu pada perbankan. Keberadaan bank bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan menurut Nindyo Pramono memberikan defini Bank adalah lembaga kepercayaan masyarakat (fiduciary financial IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN.. ANITA, S.H.

Upload: others

Post on 15-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia dewasa ini mengalami

peningkatan yang sangat pesat sebagai dampak dari perkembangan perekonomian

dan arus globalisasi. Lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting

bagi pertumbuhan perekonomian suatu negara serta dapat menjadi fasilitator yang

mempertemukan pihak yang kelebihan dana (surplus funds) dengan pihak yang

kekurangan dana (lack of funds). Seiring perkembangan zaman lembaga keuangan

di Indonesia semakin bervariasi, baik dalam bentuk industri keuangan bank (IKB)

atau industri keuangan non bank (IKNB) yang berbasis konvensional maupun

berdasarkan prinsip syariah.

Perkembangan perekonomian di Indonesia pada dasarnya bertumpu pada

perbankan. Keberadaan bank bertujuan untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan dan pertumbuhan

ekonomi. Sebagaimana Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan

menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan menurut Nindyo Pramono memberikan

defini Bank adalah lembaga kepercayaan masyarakat (fiduciary financial

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

2

institution), Bank mempunyai misi, visi yang sangat mulia yaitu sebagai lembaga

yang diberi tugas untuk mengemban amanat pembangunan bangsa demi

tercapainya peningkatan taraf hidup rakyat.1

Bank berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat, pemusatan

ekonomi nasional utamanya bagi para pengusaha, usaha mikro kecil dan

menengah serta koperasi untuk mendapatkan dana serta bank berfungsi sebagai

agen pembangunan yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka pemerataan pembangunan.

Namun fakta empiris menunjukkan, tidak semua masyarakat Indonesia

tersentuh dengan pelayanan jasa perbankan. Hal tersebut dikarenakan letak

geografis negara Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang menyebabkan ada

beberapa daerah yang sulit untuk mendapatkan jasa pelayanan perbankan

(unbanked people). Layanan perbankan hanya berpusat di kota saja dan kurang

menyentuh ke daerah, sehingga menyebabkan terjadi kesenjangan kesejahteraan

akibat tidak meratanya pembangunan ekonomi nasional.

Kurang tersentuhnya masyarakat pelosok daerah terhadap pelayanan jasa

perbankan menjadi realitas di negara berkembang seperti Indonesia bahwa masih

banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan memiliki akses terhadap layanan

jasa perbankan. Realitas tersebut disampaikan oleh Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(PPN/BAPPENAS) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, survei dari World

Bank terhadap Indonesia membuktikan bahwa pada 2014, baru 37% penduduk

1 Trisadini P. Usanti, Abd. Shomad, Hukum Perbankan, Kencana, Depok, 2017, h. 18

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

3

dewasa memiliki rekening bank. Data ini diperparah dengan presentase hanya

27% masyarakat yang memiliki simpanan formal dan 13% memiliki pinjaman

formal.2

Sedangkan Survei yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan tentang

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2016 (SNLIK 2016) yang

merupakan survei skala nasional yang diselenggarakan untuk memetakan keadaan

terkini literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia menyatakan bahwa

Pada 2016 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa menurut survei, yang

dilakukan oleh OJK tahun 2013 dan 2016 tingkat literasi keuangan mengalami

peningkatan dari sebelumnya sebesar 21,8% dari tahun 2013 menjadi 29,7% di

tahun 2016. Demikian pula tingkat inklusi keuangan indonesia yang sebelumnya

adalah 59,7% di tahun 2013 meningkat menjadi 67,8% di tahun 2016.3

Seiring pesatnya arus globalisasi tentunya tidak lepas dari perkembangan

teknologi informasi. Khususnya internet dan gadget yang sangat membantu

memudahkan kehidupan manusia di era saat ini. Perkembangan teknologi

tersebutlah yang mendorong lahirnya bisnis dan perdagangan secara elektronik

yang dikenal dengan bisnis online dan perdagangan elektronik (e-commerce).

Pada era perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara digital,

masyarakat dituntut terus untuk mengembangkan berbagai inovasi penyediaan

service (layanan) di berbagai bidang, di antaranya dalam kegiatan pinjam

meminjam uang. Salah satu inovasi tersebut dengan ditandai adanya penyediaan

2https://ekbis.sindonews.com/read/1207082/178/tingkat-pemahaman-masyarakatsoalproduk

-keuangan-masih-rendah-1495429916, Di Akses Pada Tanggal 10 Oktober 2019, Pukul 07.00. WIB.

3 Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Bidang Edukasi dan Perlidungan Konsumen, Survei Nasional Liteasi dan Inklusi Keuangan 2016, OJK, Jakarta, 2017, h. iii

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

4

layanan jasa pinjam meminjam uang yang berbasis teknologi informasi, yang

tentunya hal ini dinilai turut berkontribusi terhadap pembangunan dan

perekonomian nasional.4

Generasi millenial lebih senang berselancar dan beraktivitas menggunakan

media Internet baik hanya untuk bersosialisasi (melalui media sosial) maupun

dalam hal bertransaksi seperti transaksi jual beli maupun pembayaran secara

online. Hal ini yang mendorong munculnya aplikasi sistem pembayaran secara

online yang dinilai lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan sistem

pembayaran menggunakan uang, cek, kartu kredit dll. Dari kemudahan yang dapat

diakses melalui internet menyebabkan lahirnya sistem Peminjaman Uang secara

online yang dikenal dengan Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi

Informasi.

Fintech berasal dari istilah Financial Technology atau Teknologi Finansial.

Menurut The National Digital Research Centre (NDRC), Fintech merupakan

suatu inovasi pada sektor finansial. Tentunya, inovasi finansial ini mendapat

sentuhan teknologi modern. Keberadaan Fintech dapat mendatangkan proses

transaksi keuangan yang lebih praktis dan aman.5

Fintech merupakan penyampaian produk dan layanan keuangan melalui

kolaborasi Platform teknologi dan model bisnis inovatif. Asal usul Fintech berasal

dari Silicon Valley, kemudian meluas ke New York, London, Singapura,

Hongkong dan beberapa kota global lainnya. The Fintech 100 daftar yang

4Achmad Basori Alwi, Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi (Fintech) yang

Berdasarkan Syariah, Al-Qanun Vol. 21 No. 2 Desember 2018, h. 257. 5Fauziah Hadi, Penerapan Financial Technology (Fintech) sebagai Inovasi Pengembangan

Keuangan Digital di Indonesia. Prenada media, Jakarta, 2016, h.35.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

5

menyebutkan 50 perusahaan Fintech terkemuka dan 50 Start Up yang paling

menjanjikan telah dibentuk untuk merayakan kesuksesan ini. Menurut Fintech

100, Contoh kisah sukses Fintech antara lain : ZhongAn (perusahaan patungan

antara Alibaba, Group Holding, Tancent Holdings dan Ping An Insurance yang

memanfaatkan data besar untuk menyediakan asuransi properti online),

Wealthfront (Perusahaan yang memberikan layanan manajemen investasi yang

terjangkau namun canggih), dan Kreditech (Perusahaan yang menyediakan

layanan keuangan dengan fokus akses kredit).6

Proses Fintech meliputi pembuatan software, Pengolahan sistem hingga

output yang biasa dilakukan oleh lembaga keuangan untuk mempermudah

konsumen dalam melakukan proses transaksi. Kemunculan Fintech tentunya tidak

lepas dari inovasi teknologi internet dan peralatan canggih berupa Gadget (PC,

Laptop, Notebook, Smartphone, tablet) yang berperan besar mendorong pesatnya

bisnis Fintech di dunia.

Bentuk dasar Fintech meliputi Pembayaran (digital wallets, P2P payments)

Investasi (equity crowdfunding, P2P lending) Pembiayaan (crowdfunding, micro-

loans, credit facilities) Asuransi (risk management) Lintas-proses (big data

analysis, predictive modeling) Infrastruktur (security).7 Melalui Fintech

masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai macam aplikasi seperti

sistem pembayaran menggunakan aplikasi dompet elektronik (e-wallet) kemudian

masyarakat juga dapat mengakses pinjaman uang melalui perusahaan-perusahaan

6 Ross P. Buckley, FinTech in Developing Countries : Charting New CostumersJourneys,

Jurnal : The Capco Institute Journal of Financial Transformation Forthcoming 44 Journal of Financial Transformation 2016, h.5.

7 Ibid. h. 7.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

6

dalam bidang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi (Peer

to Peer atau P2P Lending).

Layanan Pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi (Peer to Peer

atau P2P Lending) ini merupakan salah satu solusi menjawab minimnya

masyarakat Indonesia yang karena faktor geografis tidak dapat tersentuh layanan

jasa perbankan (Unbanked People) maupun lembaga keuangan lainnya akan tetapi

dapat menggunakan dan mengakses teknologi dengan baik. Fintech berbasis P2P

Lending bertindak sebagai penghubung antara pihak yang membutuhkan dana

dengan pihak yang kelebihan dana melalui internet dan teknologi yang canggih.

Pinjam meminjam uang atau utang piutang telah lazim dilakukan di tengah

masyarakat berdasarkan perjanjian yaitu pihak pemberi pinjaman dengan

penerima pinjaman berdasarkan atas “asas kebebasan berkontrak” yang diatur

dalam Bugerlijk Wetboek (BW) tepatnya dalam Pasal 1338 (1) BW. Namun

bedanya dengan Fintech berbasis P2P lending yaitu biasanya para pihak

khususnya peminjam uang umumnya berasal dari generasi muda milenial yang

tergolong debitor mikro-kecil yang saat ini lebih banyak berdomisili di Jakarta,

Bandung dan sekitarnya.8

Fintech berbasis P2P lending di Indonesia mulai berkembang, hal tersebut

dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan sebagai penyelenggara yang

telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perkembangan Fintech berbasis

P2P lending itu dikarenakan sistem pinjam meminjam uang yang ditawarkan

lebih cepat dan mudah daripada meminjam uang di bank konvensional yang

8Iswi Hariyani, Cita Yustisia Serfiyani, Perlindungan Hukum Dan Penyelesaian Sengketa

Bisnis Jasa Pm-Tekfin, Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 14 No. 03 September 2017, h. 346

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

7

memerlukan waktu cukup lama karena harus memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan oleh perbakan. Selain itu Fintech berbasis P2P Lending dilakukan

melalui jaringan internet sehingga berdampak luas dan meningkatkan partisipasi

publik dalam jasa keuangan. Fenomena berkembangnya Perusahaan Fintech ini

tidak dapat dibendung, tetapi seyogyanya harus diawasi dan diatur dengan baik

agar dapat berguna bagi masyarakat maupun pelaku usaha di Indonesia.

Pengaturan dan pengawasan menjadi sangat penting bagi keberlangsungan

Fintech yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan legalitas dari bisnis yang

dijalankan karena pada pelaksanaannya pengembangan Fintech memiliki potensi

risiko yakni berkaitan dengan perlindungan konsumen, stabilitas sistem keuangan,

sistem pembayaran dan stabilitas ekonomi. Tujuan pengaturan dan pengawasan

oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah untuk meminimalisir risiko tersebut

dan menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil. Untuk

merespon permasalahan Fintech saat ini OJK telah membentuk Satuan Tugas

Pengembangan Inovasi Digital Ekonomi dan Keuangan untuk mengawasi pelaku

Fintech dan pada akhir tahun 2016 tepatnya tanggal 29 Desember 2016, akhirnya

OJK mengeluarkan pengaturan mengenai Fintech yaitu Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 77/ POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang

Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI).9

Perusahaan-Perusahan yang telah terdaftar dan mendapatkan izin OJK pada

April 2018 sebanyak 51 Perusahaan dengan klasifikasi 50 penyelenggara

konvensional dan 1 penyelenggara syari’ah. Bertambah hingga Juni 2018

9 Ernama Santi dkk, “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Financial Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016)”, Diponegoro Law Journal Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017. h.3.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

8

sebanyak 63 Perusahaan dengan klasifikasi 61 penyelenggara konvensional dan 2

penyelenggara syariah. Kemudian bertambah hingga tanggal 30 September 2019

terdapat 118 penyelenggara konvensional dan 9 penyelenggara syariah.

Perkembangan mutakhir hingga tanggal 20 Desember 2019 terdapat 164

perusahaan dengan klasifikasi 151 penyelenggara konvensional dan 13

penyelenggara syariah.

Salah satu perusahaan Fintech berbasis P2P Lending yang berdasarkan

prinsip syariah yaitu PT. Dana Syariah Indonesia dengan nama platform Dana

Syariah. Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf

Wijaya mengatakan, Dana Syariah baru memperoleh izin terdaftar dari OJK pada

Juni 2018. Sedangkan empat Fintech syariah lainnya tengah menjalani tahap akhir

dari regulator, seperti Ethis Crowd, Kapital Boost, Syarfi dan Danakoo Syariah.10

Hadirnya Fintech P2P Lending menjawab kebutuhan sebagian masyarakat

Indonesia untuk mendapatkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/ POJK.01/2016 tentang

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI)

tersebut memuat aturan mengenai penyediaan, pengelolaan, dan pengoperasian

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.11 Dengan

adanya, regulasi tersebut memberikan kepastian hukum bagi para pihak dan

mendukung terciptanya sumber pembiayaan lain diluar jasa keuangan

konvensional seperti perbankan dan perusahaan pembiayaan lainnya.

10 https://keuangan.kontan.co.id/news/fintech-dana-syariah-kantongi-izin-dari-ojk, Di

Akses Pada Tanggal 11 Oktober 2019, Pukul 09.10 WIB. 11 Ernama Santi dkk, Loc.cit.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

9

Namun, Peraturan OJK tersebut belum membingkai terkait Layanan Pinjam

Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) berbasis Syariah.

Sehingga para perusahaan Fintech P2P Lending yang berbasis syariah

mengajukan permohonan untuk menetapkan regulasi atau fatwa terkait Layanan

Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) yang

berbasis syariah. Sehingga lahirlah Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia No. 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis

Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah. Fatwa tersebut yang menjadi

acuan dan mengakomodir para perusahaan Fintech P2P Lending berbasis Syariah

seperti PT. Dana Syariah Indonesia dalam menjalankan kegiatannya.

Berbeda dengan Fintech P2P Lending Syariah lainnya yang melakukan

pembiayaan fokus hanya pada pendanaan kegiatan UMKM (Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah) sedangkan PT. Dana Syariah Indonesia dengan platform Dana

Syariah melakukan investasi dan pendanaan fokus pada pembiayaan sektor

properti seperti pendanaan jual beli rumah, pendanaan prasarana, pembiayaan

unit, pendanaan sewa dan jual properti serta hijrah ke syariah.

Perusahaan Fintech P2P Lending yang berbasis syariah dalam

melaksanakan kegiatannya harus sesuai dengan prinsip syariah yang ada dengan

berpedoman pada Fatwa DSN MUI. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis

terhadap PT. Dana Syariah sebagai penyelenggara yang bergerak di bidang

layanan pembiayaan terkait kesesuaian pelaksanaan kegiatan usahanya dengan

Fatwa yang sudah ada tentang model, mekanisme layanan pembiayaan berbasis

teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah serta akad yang membingkai

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

10

hubungan hukum para pihak yaitu antara Pemberi Pembiayaan, PT. Dana Syariah

Indonesia dan Penerima Pembiayaan. Selain itu perlu dianalisis pula terkait

bentuk penyelesaian sengketa jika dikemudian hari penerima pembiayaan ingkar

janji atas akad yang telah disepakati antar pihak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam di atas maka dapat di tarik suatu rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Akad yang membingkai hubungan hukum antara Pemberi Pembiayaan, PT.

Dana Syariah Indonesia dan Penerima Pembiayaan.

2. Bentuk penyelesaian sengketa bilamana Penerima Pembiayaan ingkar janji.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis Akad yang membingkai hubungan hukum antara

Pemberi Pembiayaan, PT. Dana Syariah Indonesia dan Penerima

Pembiayaan.

2. Untuk menganalisis Bentuk penyelesaian sengketa bilamana penerima

pembiayaan ingkar janji.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penulisan tesis ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum serta sebagai referensi untuk

penulisan tesis dan penelitian selanjutnya bagi Mahasiswa, Dosen dan peneliti

Terkait Karakteristik Layanan Pembiayaan Sektor Properti Berbasis Teknologi

Informasi Dengan Prinsip Syariah Pada PT. Dana Syariah Indonesia.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

11

2. Manfaat Praktis

Hasil penulisan tesis ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

dan memberikan pengetahuan serta masukan bagi para pemangku kepentingan

(stakeholder) seperti : Instansi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) dalam rangka memberikan

pengawasan kesesuaian praktek dengan aturan hukum Layanan Pembiayaan

Sektor Properti Berbasis Teknologi Informasi Dengan Prinsip Syariah Pada PT.

Dana Syariah Indonesia.

Selain itu, hasil penulisan tesis ini diharapkan mampu memberikan masukan

dan pemahaman yang kongkrit kepada masyarakat tentang layanan pembiayaan

berbasis teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah serta menjadi sumber

informasi bagi masyarakat ataupun perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan

sektor properti berbasis teknologi informasi yang berdasarkan prinsip syariah

sehingga dapat memberikan kontribusi positif kepada masyakat secara langsung

terkait alternatif pembiayaan selain perbankan maupun lembaga pembiayaan

lainnya khususnya di bidang properti.

1.5 Kajian Pustaka

Pada Bagian ini membahas beberapa teori yang mendasari penelitian

hukum, yakni Definisi Financial Technology, Jenis-Jenis Financial Technology,

Para Pihak dalam Financial Technology berbasis Peer To Peer Lending, Model

Layanan Pembiayaan berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah,

Perjanjian dan Konsep Pembiayaan berbasis Syariah.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

12

1.5.1 Definisi Financial Technology

Financial Technologi (Fintech) di Indonesia dikenal dengan Istilah

Teknologi Finansial. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor

19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, memberikan

definisi bahwa Teknologi Finansial adalah penggunaan teknologi dalam sistem

keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis

baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan,

dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.

Fintech merupakan implementasi dan pemanfaatan teknologi untuk

peningkatan layanan jasa perbankan dan keuangan yang umumnya dilakukan oleh

perusahaan rintisan (startup) dengan memanfaatkan teknologi software, internet,

komunikasi, dan komputasi terkini.12 Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh

Fintech bagi masyarakat sehingga Fintech dapat diterima dengan baik dan

berkembang cukup pesat di Indonesia. Fintech menjadi salah satu alternatif dalam

bidang keuangan di Indonesia yang memberikan solusi kemudahan dan

memfasilitasi masyarakat untuk bertransaksi secara aman, efisien dan efektif.

Konsep Finance Technology merupakan bentuk adaptasi dari perkembangan

teknologi yang dipadukan dengan bidang keuangan. Awal mula teknologi ini

dimulai dengan istilah start up. Start up masih merupakan konsep tentang model

bisnis yang masih dalam rangka uji coba, sedangkan finance technology

merupakan hasil jadinya. Dengan adanya perkembangan ini maka diharapkan bisa

memfasilitasi proses transaksi keuangan yang lebih praktis dibandingkan dengan

12 Nofie Iman, Financial Technology dan Lembaga Keuangan, Gathering Mitra Linkage

Bank Syariah Mandiri, Yogyakarta, 2016, h. 6.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

13

transaksi keuangan yang tradisional. Diharapkan dengan adanya fintech dapat

diciptakan proses transaksi keuangan yang lebih praktis dan lebih modern.

Layanan yang dilakukan meliputi payment channel system, digital banking, online

digital insurance, Peer to Peer (P2P) Lending serta layanan crowd funding.13

Sedangkan Keuangan digital adalah sistem di mana layanan keuangan

disampaikan melalui infrastruktur digital. Ini mengalihkan dari penggunaan uang

tunai dan cabang bank tradisional, individu dan bisnis yang terhubung ke

infrastruktur pembayaran digital melalui ponsel, komputer, dan perangkat point-

of-sales. Dalam beberapa tahun terakhir, investasi dalam teknologi keuangan

(Fintech) telah berkembang di seluruh dunia. Selain itu, dapat membantu

mengembangkan solusi digital yang dapat mengubah layanan keuangan,

intermediasi modal, dan ketersediaan keuangan wirausaha.14 Dari beberapa

penjelasan terkait Fintech, maka secara umum dapat dideskripsikan bahwa

Fintech adalah inovasi dan penerapan teknologi baru yang membuat layanan dan

proses keuangan lebih efisien yang bertujuan untuk mempromosikan inklusi

keuangan.

Fintech setidaknya 277 platform atau layanan uang seluler telah diluncurkan

di seluruh dunia, dengan 556 juta akun uang ponsel terdaftar kumulatif.15 Model

Peer To Peer (P2P) Lending telah berkembang pesat dalam beberapa tahun

terakhir, baik di negara maju dan berkembang. Ini menunjukkan bahwa dengan

13 Fajrina Eka Wulandari, Peer To Peer Lending Dalam Pojk, PBI Dan Fatwa DSN MUI,

Ahkam, Volume 6, Nomor 2, November 2018: 241-266, h. 249. 14 Casanova, L., Cornelius, P. K., & Dutta, Banks, Credit Constraints and the Financial

Technology’s EvolvingRole Financing Entrepreneurship and Innovation in Emerging Markets Sciencedirect, https://doi.org/10.1016/B978-0-12-804025-6.00007-1, 2018, h. 28.

15 GSMA, State of the Industry Report on Mobile Money, Decade Edition 2006-2016, h. 79.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

14

semakin banyaknya platform internet yang berfungsi semata-mata sebagai

perantara antara peminjam dan pemberi pinjaman.

Dalam model bisnis ini, platform ini menyaring dan menganalisa kelayakan

pinjaman dari aplikasi pinjaman berdasarkan "data besar", menetapkan peringkat

kredit untuk pinjaman, dan mengalokasikan pinjaman investasi untuk portofolio

investor individu dan institusi.16

Fintech model P2P Lending di Indonesia telah diakui keberadaannya setelah

ada regulasi terkait Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/PJOK.01/2016

tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.

Sebagaimana disebutkan pada Pasal 1 ayat (3) POJK menyatakan bahwa Layanan

Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan

layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan

penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam

mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan

jaringan internet.

Sedangkan aturan terkait Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi berdasarkan Prinsip Syariah telah diatur dalam Fatwa DSN MUI Nomor

117/DSNMUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam ketentuan umum point 1

menjelaskan bahwa Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

Berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan

berdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau menghubungkan Pemberi

16 Casanova, L., Cornelius, P. K., & Dutta, Op.cit., h. 30.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

15

Pembiayaan dengan Penerima Pembiayaan dalam rangka melakukan akad

pembiayaan melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.

Fatwa DSN MUI tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah menjadi payung hukum bagi perusahaan

penyelenggara dalam melaksanakan kegiatan usahanya di bidang P2P Lending

yang berdasarkan prinsip syariah sehingga memiliki kekuatan hukum yang jelas.

1.5.2 Jenis-Jenis Financial Technology

Terdapat beberapa jenis Financial Technology yang dijalankan oleh

perusahaan-perusahaan rintisan (startup) diantaranya sebagai berikut :17

1. Manajemen Aset

Kesibukan operasional perusahaan, seperti penggajian, pengelolaan

karyawan, sistem pembiayaan, dan lain-lain, sekarang ini banyak startup yang

melihat hal itu sebagai peluang untuk membuka bidang usaha. Jojonomic,

misalnya, salah satu jenis startup yang bergerak dibidang manajemen aset.

Perusahaan ini menyediakan platform Expense Management System untuk

membantu berjalannya sebuah usaha lebih praktis dan efisien.

2. Crowd Funding

Kegiatan penggalangan dana, beramal, dan kegiatan sosial lainnya sekarang

sudah bisa pula melalui startup yang bergerak di bidang crowd funding. Lebih

tepatnya, crowd funding adalah startup yang menyediakan platform penggalangan

dana untuk disalurkan kembali kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti

17 https://www.duniafintech.com/pengertian-dan-jenis-startup-fintech-di-indonesia/,Diakses

Pada Tanggal 9 Oktober 2019.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

16

korban bencana alam, korban perang, mendanai pembuatan karya, dan

sebagainya. Penggalangan dana tersebut dilakukan secara online. Salah satu

contoh startup crowd funding terbesar adalah Kitabisa.com. Startup ini

menciptakan wadah agar kita bisa membantu sesama dengan cara yang lebih

mudah, aman, dan efisien.

3. E-Money

E-Money atau uang elektronik, sebagaimana namanya, adalah uang yang

dikemas ke dalam dunia digital, sehingga dapat dikatakan dompet elektronik.

Uang ini umumnya bisa digunakan untuk berbelanja, membayar tagihan, dan lain-

lain melalui sebuah aplikasi.

4. Insurance

Jenis startup yang bergerak di bidang insurance ini cukup menarik. Karena

bisanya asuransi yang kita ketahui selama ini merupakan asuransi konvensional,

di mana kita mensisihkan sejumlah uang perbulan sebagai iuran wajib untuk

mendapatkan manfaat dari asuransi tersebut di masa depan, jenis asuransi startup

tidak semua berjalan demikian. Ada pula startup asuransi yang menyediakan

layanan kepada penggunanya berupa informasi rumah sakit terdekat, dokter

terpercaya, referensi rumah sakit, dan sebagainya.

5. P2P Lending

Peer To Peer (P2P) Lending adalah startup yang menyediakan platform

pinjaman secara online. Urusan permodalan yang sering dianggap bagian paling

vital untuk membuka usaha, melahirkan ide banyak pihak untuk mendirikan

startup jenis ini. Dengan demikian, bagi orang-orang yang membutuhkan dana

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

17

untuk membuka atau mengembangkan usahanya, sekarang ini bisa menggunakan

jasa startup yang bergerak di bidang P2P lending.

6. Payment Gateway

Bertumbuhnya perusahaan e-commerce memicu pula semakin banyak

didirikannya startup yang menjadi jembatan penghubung antara e-

commerce dengan pelanggan, terutama dalam hal sistem pembayaran. Layanan

yang disediakan startup untuk e-commerce ini disebut dengan layanan payment

gateway.

7. Remittance

Remittance adalah jenis startup yang khusus menyediakan layanan

pengiriman uang antar negara. Banyak didirikannya startup remittance ini dalam

rangka membantu masyarakat yang tidak memiliki akun atau akses perbankan.

8. Securities

Securities dapat dikatakan sebagai jenis startup yang menyediakan platform

untuk berinvestasi saham secara online.

Berdasarkan penjelasan terkait jenis-jenis Fintech yang telah dijalankan

oleh perusahaan-perusahaan rintisan (start up), maka di dalam penelitian ini

hanya di fokuskan tehadap Peer To Peer Lending (P2P Lending). P2P Lending

lebih berkembang karena menjadi wadah bagi pihak yang membutuhkan dana

untuk mendapatkan pembiayaan.

Menurut hasil publikasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia tentang

Financial Technologi Perkembangan dan Respons Kebijakan Bank Indonesia,

membagi Model P2P Lending menjadi 3 yang dijabarkan sebagai berikut :

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

18

1. Peer To Peer (P2P) Business Lending yaitu transaksi berbasis utang antara

individu dengan dunia usaha / bisnis yang ada, yang sebagian besar

merupakan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan banyak pemberi

pinjaman individual yang memberikan kontribusi terhadap suatu jaminan.

Contoh : Gandengtangan

2. Peer To Peer (P2P) Consumer Lending adalah transaksi berbasis utang

dimana individu menggunakan platform online untuk meminjam dari

sejumlah pemberi pinjaman indovidual, yang masing-masing memberikan

pinjaman sejumlah kecil. Sebagian besar bentuknya berupa pinjaman

pribadi/personal tanpa jaminan.

3. Peer To Peer (P2P) Property Lending adalah transaksi utang yang aman

(terjamin) berbasis properti antara individu/institusi dengan umumnya dunia

usaha atau bisnis, yang sebagian besar merupakan bisnis pengembangan

properti.

1.5.3 Para Pihak dalam Financial Technology berbasis P2P Lending

Berdasarkan Peraturan OJK Nomor 77/PJOK.01/2016 tentang Layanan

Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi terdapat beberapa pihak

yang terlibat diantaranya :

1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi

Informasi yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan hukum

Indonesia yang menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan Layanan

Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

19

2. Penerima Pinjaman adalah orang dan/atau badan hukum yang mempunyai

utang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis

Teknologi Informasi.

3. Pemberi Pinjaman adalah orang, badan hukum, dan/atau badan usaha yang

mempunyai piutang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang

Berbasis Teknologi Informasi.

Sedangkan para pihak yang terlibat dalam Layanan Pembiayaan berbasis

Teknologi Informasi berdasarkan prinsip syariah terdiri dari penyelenggara,

pemberi pembiayaan dan penerima pembiayaan sebagaimana diatur dalam Fatwa

DSN MUI No. 117/DSNMUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis

Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Penyelenggara adalah badan hukum Indonesia yang menyediakan,

mengelola, dan mengoperasikan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi.

2. Pemberi Pembiayaan adalah pihak yang memiliki dana dan bermaksud

memberikan pembiayaan untuk membantu pihak yang membutuhkan dana;

3. Penerima Pembiayaan adalah pihak yang menggunakan dana yang

bersumber dari Pemberi Pembiayaan;

1.5.4 Model Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi

Pada Fatwa DSN MUI No. 117/DSNMUI/II/2018 tentang Layanan

Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah dijelaskan

tentang Model Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi yang

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

20

diperbolehkan untuk dijalankan oleh penyelenggara yang berbasis syariah

diantaranya :

1. Pembiayaan anjak piutang (factoring); yaitu pembiayaan dalam bentuk jasa

pengurusan penagihan piutang berdasarkan bukti tagihan (invoice), baik

disertai atau tanpa disertai talangan (qardh) yang diberikan kepada pelaku

usaha yang memiliki tagihan kepada pihak ketiga (payor).

2. Pembiayaan Pengadaan Barang pesanan Pihak Ketiga (Purchase Order);

yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah

memperoleh pesanan atau surat perintah kerja pengadaan barang dari pihak

ketiga.

3. Pembiayaan Pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara

online (online seller); yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku

usaha yang melakukan transaksi jual beli online pada penyedia layanan

perdagangan berbasis teknologi informasi yang telah menjalin kerjasama

dengan Penyelenggara;

4. Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara

online dengan pembayaran melalui penyelenggara payment gateway, yaitu

pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha (seller) yang aktif

berjualan secara online melalui saluran distribusi (channel distribution)

yang dikeiolanya sendiri dan pembayarannya dilakukan melalui penyedia

jasa otorisasi pembayaran secara online (payment gateway) yang

bekerjasama dengan pihak Penyelenggara.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

21

5. Pembiayaan untuk Pegawai (Employee), yaitu pembiayaan yang diberikan

kepada pegawai yang membutuhkan pembiayaan konsumtif dengan skema

kerjasama potong gaji melalui institusi pemberi kerja.

6. Pembiayaan berbasis komunitas (community based), yaitu pembiayaan yang

diberikan kepada anggota komunitas yang membutuhkan pembiayaan,

dengan skema pembayarannya dikoordinasikan melalui

koordinator/pengurus komunitas.

1.5.5 Perjanjian

Konsep Perjanjian telah diatur secara mendasar dalam Buku III Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Weatbook). Perjanjian terdapat pada

Pasal 1313 BW yang menegaskan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain

atau lebih. Ketentuan perjanjian memiliki sifat terbuka artinya ketentuan-

ketentuannya dapat dikesampingkan, sehingga hanya berfungsi mengatur saja.

Sifat terbuka dari BW ini tercermin dalam Pasal 1338 ayat (1) BW yang

mengandung asas Kebebasan Berkontrak maksudnya setiap orang bebas untuk

menentukan bentuk, macam dan isi perjanjian asalkan tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, kesusilaan dan ketertiban umum.

Perjanjian atau Verbintenis mengandung pengertian suatu hubungan hukum

harta kekayaan/harta benda antara dua orang atau lebih yang memberi kekuatan

hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada

pihak lain untuk menunaikan prestasi.18 Perjanjian merupakan salah satu sumber

18 M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, h. 6

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

22

dari perikatan, sebagaimana telah di sebutkan dalam Pasal 1234 BW yang

menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk

berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu.

Dalam suatu perjanjian harus memuat syarat-syarat sahnya suatu perjanjian

yang diatur dalam Pasal 1320 BW sebagai berikut :

1. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian

2. Kecakapan para pihak dalam perjanjian

3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang diperbolehkan.

Kesepakatan berarti adanya persesuaian kehendak dari para pihak yang

membuat perjanjian, sehingga dalam melakukan suatu perjanjian tidak boleh ada

pakasaan, kekhilapan dan penipuan (dwang, dwaling, bedrog). Kecakapan hukum

sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian maksudnya bahwa para pihak yang

melakukan perjanjian harus telah dewasa yaitu telah berusia 21 tahun atau telah

kawin sebagaimana dijelaskan pada pasal 330 BW Jo Pasal 1330 BW, tetapi

ketentuan tersebut telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi sehingga

indikator kedewasaan seseorang diatur dalam pasal 47 Undang-undang

Perkawinan yang menyatakan bahwa pasal (1) anak yang belum mencapai umur

18 (delapan belas) tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada

dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya.

Selain telah dewasa yaitu umur 18 tahun atau telah kawin, indikator kecakapan

hukum lainnya yakni sehat mentalnya serta diperkenankan oleh undang-

undang. Suatu hal tertentu berhubungan dengan objek perjanjian, maksudnya

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

23

bahwa objek perjanjian itu harus jelas, dapat ditentukan dan diperhitungkan jenis

dan jumlahnya, diperkenankan oleh undang-undang serta mungkin untuk

dilakukan para pihak. Sedangkan suatu sebab yang halal yaitu perjanjian yang

dilakukan harus berdasarkan iktikad baik dari kedua belah pihak.

Mengenai kapan terjadinya kata sepakat dalam suatu perjanjian, terdapat

beberapa teori yang menyatakan waktu terjadinya sepakat yaitu:19

1. Teori Kehendak (Wilstheorie)

Menurut teori ini kata sepakat terjadi pada saat kehendak dinyatakan oleh

pihak penerima (acceptant) untuk mengadakan suatu perjanjian.

2. Teori Pengiriman (verzendtheorie)

Teori ini mengajarkan bahwa kata sepakat telah terjadi pada saat dikirimkan

pernyataan kehendak (jawaban) oleh pihak penerima tawaran.

3. Teori Pengetahuan (vernemingstheorie)

Menurut teori ini kata sepakat telah terjadi pada saat pihak yang

menawarkan (offerte) seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya

diterima.

4. Teori Kepercayaan (vertrouwenstheorie)

Teori ini mengatakan bahwa kata sepakat ini terjadi pada saat pernyataan

kehendak dianggap layak diterima oleh pihak yang menawarkan.

1.5.6 Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah

Konsep pinjam meminjam telah diatur pada Pasal 1754-1773 BW. Definisi

pinjam-meminjam menurut Pasal 1754 BW adalah suatu perjanjian dengan mana

19 R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Binacipta, Bandung, 1979, h. 58-59

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

24

pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-

barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini

akan mengembalikan sejumlah uang yang sama dengan jenis dan mutu yang sama

pula.

Perjanjian pinjam meminjam sebagaimana pada Pasal 1754 BW adalah

suatu perjanjian, yang menentukan pihak pertama menyerahkan sejumlah barang

yang dapat habis terpakai kepada pihak kedua dengan syarat bahwa pihak kedua

itu akan mengembalikan barang sejenis kepada pihak pertama dalam jumlah dan

keadaan yang sama. Berdasarkan perjanjian tersebut, orang yang menerima

pinjaman menjadi pemilik mutlak barang pinjaman itu, dan bila barang itu

musnah, dengan cara bagaimanapun maka kerugian menjadi tanggungan

peminjam. Untuk peminjaman uang atau barang yang habis dalam pemakaian,

diperbolehkan membuat syarat bahwa atas pinjaman itu akan dibayar bunga.20

Subjek dalam perjanjian pinjam meminjam terdiri dari Pemberi pinjaman

(kreditur) dan penerima pinjaman (debitur). Kreditur adalah orang memberikan

pinjaman kepada debitur. Sedangkan debitur adalah orang yang menerima

pinjaman dari kreditur. Objek pinjamannnya harus barang yang terpakai habis

atau dapat diganti dengan barang sejenis maupun berupa uang.

Dalam pekembangnnya pinjam meminjam uang berbasis teknologi di

Indonesia semakin banyak, konsepnya sama halnya dengan pinjam meminjam

uang secara umum, namun dalam perkembangannya teknologi dapat menjadi

perantara antara kreditur dengan debitur. Teknologi informasi adalah suatu teknik

20 Trisadini P. Usanti, Abd. Shomad, Op.cit., h. 29

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

25

untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan,

menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi di bidang layanan jasa keuangan

sebagaimana di atur pada Pasal 1 ayat (5) Peraturan OJK Nomor

77/PJOK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi

Informasi. Dengan adanya teknologi informasi, maka para pihak dalam pinjam

meminjam uang berbasis teknologi informasi tidak hanya sebatas kreditur dengan

debitur tetapi juga ada penyelenggara layanan pinjam meminjam uang berbasis

teknologi.

Selain konsep pinjam meminjam, dalam tesis ini juga dijelaskan konsep

pembiayaan. Pembiayaan memiliki arti merupakan bantuan berupa dana dari satu

pihak kepada pihak lainnya dengan maksud untuk mendukung investasi yang

terencana, baik oleh individu maupun oleh sebuah lembaga.21

Sedangkan dalam Pasal 1 ayat (12) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

Disebutkan Bahwa Pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka secara umum Pembiayaan atau

financing dapat diartikan, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak

kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

21 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Unit Penerbit dan Percetakan

Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005, h. 27

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

26

dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan.22

Secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi

menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya,

yaitu:23

1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli

2. Pembiayaan dengan prinsip sewa

3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

4. Pembiayaan dengan akad pelengkap

Pembiayaan dengan prinsip jual-beli ditujukan untuk membeli barang,

sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa.

Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna

mendapatkan barang dan jasa sekaligus.

Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang

menggunakan prinsip jual-beli seperti Murabahah, Salam, dan Istishna serta

produk yang menggunakan prinsip sewa, yaitu Ijarah dan Ijarah Muntahia Bit

Tamlik (IMBT). Sedangkan pada kategori ketiga, Produk yang termasuk kedalam

kelompok ini adalah Musyarakah dan Mudharabah.

Produk pembiayaan menurut Muhammad adalah pendanaan yang

dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dalam lembaga

22 Rivai, V., & Arifin, A., Islamic banking :sistem bank Islam bukan hanya solusi

menghadapi krisis, namun solusi dalam menghadapi berbagai persoalan perbankan & ekonomi global : sebuah teori, konsep, dana plikasi, Bumi Aksara, 2010, h. 35

23 Karim, A, Bank Islam-Analisis Fiqh dan Keuangan, Raja Grafindo Persada, 2006, h.29

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

27

keuangan syariah produk pembiayaannya berbeda dengan lembaga keuangan

konvensional. Oleh karena lembaga keuangan syariah harus sesuai dengan prinsip

syariah dimana terdapat transaksi yang dilarang salah satunya transaksi yang

mengandung riba. Sehingga dalam produk pembiayaan syariah dikelompokan

menjadi beberapa jenis yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah,

salam, istishna), pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah), dan pembiayaan

dengan prinsip kerja sama (musyarakah dan mudharabah). Selain produk yang

beragam preferensi nasabah terhadap pembiayaan juga dipengaruhi oleh faktor

harga dari lembaga keuangan tersebut.

Peraturan syariah membatasi bahwa transaksi dalam perekonomian harus

terbebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh Al-Quran dan Sunnah seperti

transaksi yang mengandung maysir, gharar, riba, dan transaksi-transaksi terlarang

lainnya. Larangan untuk menjauhi transaksi terlarang tersebut salah satunya

terdapat dalam Al-Quran Surah An-Nissa ayat ke-161:

Wa akhżihimur-ribā wa qad nuhụ 'an-hu wa aklihim amwālan-nāsi bil-bāṭil, wa a'tadnā lil-kāfirīna min-hum 'ażāban alīmā Artinya: “Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.” (QS. An-Nissa: 161).24

Bermuamalah dalam Islam terdapat beberapa transaksi yang diharamkan

diantaranya yaitu transaksi yang mengandung riba, maysir, gharar, ba’i najazi.

Hal ini diatur dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah: 275 bahwa Allah secara tegas

24 https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/4/161, di Akses Pada Tanggal 11 Februari

2020, Pukul 14.49WIB.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

28

telah mengharamkan riba. Transaksi riba biasa disebut dengan bunga. Bunga atau

riba ini merupakan kelebihan yang didapatkan dari transaksi utang-piutang.

Sehingga sebagai seorang muslim sudah sepantasnya berhati-hati dalam

melakukan transaksi khususnya masalah utang-piutang. Dalam Islam sudah

dijelaskan bahwa keuntungan itu hanya boleh diambil dari transaksi jual beli

(margin) ataupun transaksi kerjasama (bagi hasil). Dalam perkembangannya di

dunia lembaga keuangan di Indonesia sudah berdiri lembaga keuangan syariah

yang berusaha menerapkan aturan syariah dalam setiap transaksinya

Kesesuaian syariah yang dimaksud adalah terbebasnya transaksi dari unsur

maysir, gharar, riba. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-

Baqarah: 275 Allah telah mengharamkan riba dalam transaksi muamalah.

mullażī ụna illā kamā yaqụmụribā lā yaq-narụAllażīna ya`kul-i`annahum qālū innamalmass, żālika b-ānu minalṭsyai-uhusyṭyatakhabba ụribā, fa man jā`ah-arramarḥbai'a wa -allallāhulḥribā, wa a-lurṡbai'u mi

mā salaf, wa amruhū ilallāh, wa man ụatum mir rabbihī fantahā fa lahẓmau'inụnār, hum fīhā khālid-ābunḥ-ṣ'āda fa ulā`ika a

Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al- Baqarah [2] : 275).25

25 https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/2/275, di Akses Pada Tanggal 11 Februari

2020, Pukul 14.49WIB.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

29

Sebagaimana penjelasan umum atas Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah bahwa yang dimaksud dengan kegiatan

usaha yang berasaskan prinsip syariah adalah kegiatan usaha yang tidak

mengandung unsur-unsur seperti riba, maysir, gharar, haram, dan zhalim.26

Al-Qur’an menegaskan bahwasanya Islam mengharamkan praktek riba

karena riba merupakan tambahan yang diambil atas piutang antara kedua belah

pihak yang telah dijanjikan diawal. Maysir (perjudian), yaitu ketika salah satu

pihak harus menanggung beban yang lain akibat permainan tersebut. Allah

Subhanahu Wa Ta’ala jelas mengharamkan aktivitas ekonomi yang mengandung

maysir. Gharar adalah memperlakukan sesuatu yang pasti menjadi tidak pasti

oleh kedua belah pihak yang bertransaksi. Hal ini diharamkan dalam Islam karena

memakan harta orang lain dengan cara yang batil dan merugikan orang lain.27

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Tipe Penelitian Hukum

Tipe penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian doktrinal (Doctrinal Research) yaitu penelitian hukum yang mengkaji

dan menganalisis peraturan perundang-undangan maupun berbagai literatur yang

berkaitan dengan materi yang dibahas yaitu dengan menganalisis dan memberikan

penjelasan secara sistematis terkait aturan perundang-undangan atau yang

mengacu pada norma-norma hukum yang dituangkan dalam peraturan perundang-

undangan, tentunya yang berkaitan dengan tesis.

26 Rachmad Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia,Sinar Grafika, 2012, h.

112 27 Karim, A. A, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi Keempat. Raja Grafindo

Persada, 2010. h.32

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

30

Menurut Peter Machmud Mz, penelitian hukum adalah suatu proses untuk

menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin

hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.28 Penelitian ini dilakukan untuk

menemukan argumentasi hukum untuk menyelesaikan isu hukum atau masalah

yang dihadapi.

1.6.2 Metode Pendekatan (Approach)

Dalam penulisan tesis ini terdapat beberapa pendekatan yang digunakan

diantaranya sebagai berikut :

1. Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

perundang-undangan yang dilakukan dengan menelaah peraturan

perundang-undangan dengan cara mengidentifikasi peraturan perundangan

khususnya yang berkaitan dengan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi berdasarkan Prinsip Syariah.

2. Pendekatan Konsep (Conseptual Approach).

Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-

doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum.29 dengan mempelajari

Doktrin yang berkembang dalm ilmu hukum tersebut, maka dapat

menemukan ide dengan melahirkan pengertian hukum baru. Pendekatan

konsep dalam tesis ini dilakukan dengan menganalisis terkait Layanan

Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah.

28 Peter Machmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2011, h. 119.

29 Ibid, h. 137

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

31

1.6.3 Sumber Bahan Hukum (Legal Sources)

Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

sumber bahan hukum, diantaranya :

1. Sumber Bahan Hukum Primer, yaitu sumber bahan hukum yang utama dan

mengikat yang diperoleh dari pengkajian terhadap peraturan-peraturan

hukum positif terkait tesis yang diteliti yang terdiri dari :

a. Al-Quran;

b. Al-Hadist;

c. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

d. Staatsblaad No. 23 Tahun 1847 Tentang Burgerlijk Wetboek Voor

Indonesie;

e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1970 Tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 74 dan Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3879;

f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Perbankan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31

dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472;

g. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182 dan Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3790;

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

32

h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 138 danTambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3872;

i. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 58 dan Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4843;

j. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94 dan

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867;

k. Undang-Undang No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70 dan Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226

l. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang

Otoritas Jasa Keuangan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 111 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5253;

m. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 186 dan Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6401;

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

33

n. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016

Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 175;

o. Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang

Penyelenggaraan Teknologi Finansial Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2017 Nomor 245 dan Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6142;

p. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Lembaran Negara

Tahun 2013 Nomor 118 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 5431;

q. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 Tentang

Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan

Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 12 dan Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5499;

r. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang

Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi Informasi

Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 324 dan Tambahan Lembaran

Negara Nomor 6005;

s. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 4 Tahun 2016 tentang

Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung

Tahun 2016 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

34

t. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

117/DSNMUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi berdasarkan Prinsip Syariah;

u. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 113/DSN-

MUI/IX/2017 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah.

2. Sumber Bahan Hukum Sekunder, adalah bahan yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-

undang, hasil-hasil penelitian, atau pendapat pakar hukum.30 Selain itu,

sumber bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang

merupakan dokumen-dokumen resmi yang bisa berupa laporan-laporan serta

data-data penunjang lainnya yang berkaitan dengan masalah penulisan tesis

ini, disamping itu juga berbagai buku atau literature atau diktat, jurnal-jurnal

hukum yang berkaitan dengan permasalahan yang ada tentang Layanan

Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah.

1.6.4 Metode Pengumpulan Bahan Hukum

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan

yaitu Studi Pustaka (Lybrary Reaseach), yaitu dilakukan dengan cara mempelajari

dan memahami berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

permasalahan yang dibahas serta mempelajari buku-buku literatur dan bahan

hukum tertulis lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas,

yang kemudian dikaji dan dianalisis untuk dijadikan landasan dalam penulisan

tesis ini.

30 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2006, h. 119

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

35

Dari bahan hukum primer dan sekunder tersebut diolah dan dikaji agar

diperoleh hasil analisis bahan hukum yang baik, maka digunakan metode berpikir

secara deduktif yaitu suatu metode analisa yang di angkat dari pegetahuan yang

bersifat umum untuk menilai kejadian yang bersifat khusus.

1.6.5 Analisis Bahan Hukum

Metode analisis bahan hukum yang digunakan adalah metode deduktif.

Penggunaan metode ini bersifat umum kemudian mengarah pembahasan yang

bersifat khusus, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Dengan kata lain metode

deduktif adalah proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dari pembahasan

mengenai permasalahan yang bersifat umum menuju permasalahan yang bersifat

khusus. Selain itu, metode yang digunakan adalah analisis Preskriptif. Metode

analisis tersebut dipergunakan untuk menganalisis buku, jurnal, dan peraturan

perundang-undangan, yang berkaitan Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi

Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.

1.7 Sistematika Penulisan

Agar dapat diperoleh suatu pembahasan yang utuh, tersusun secara

sistematis dan penulisan secara koheren, maka sistematika penulisan tesis ini

terdiri dari 4 (empat) bab agar lebih mudah dipahami dengan judul Karakteristik

Layanan Pembiayaan Sektor Properti Berbasis Teknologi Informasi Dengan

Prinsip Syariah Pada PT. Dana Syariah Indonesia sebagai berikut :

Bab I merupakan pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang latar

belakang yang merupakan dasar atau alasan dari topik yang akan dibahas.

Rumusan masalah yang merupakan isu hukum dari penulisan tesis ini. Tujuan

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

36

Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan

Sistematika Penulisan. Penjelasan dalam Bab I ini merupakan pijakan bagi

penulisan tesis ini dan sebagai pengantar pada pembahasan bab-bab selanjutnya.

Bab II merupakan pembahasan dari rumusan masalah pertama yaitu berisi

pembahasan mengenai Akad yang membingkai hubungan hukum antara Pemberi

Pembiayaan, PT. Dana Syariah Indonesia dan Penerima Pembiayaan. Dengan

uraian Sub Bab 1 akan dijelaskan terkait PT. Dana Syariah Indonesia yang

menjelaskan tentang Profil PT. Dana Syariah Indonesia, Visi, Misi dan Produk

Layanan Pembiayaan Pada PT. Dana Syariah Indonesia. Sub bab 2 akan

dijelaskan terkait Akad Pembiayaan Berbasis Teknologi Berdasarkan Prinsip

Syariah dan Sub Bab 3 tentang Akad yang Membingkai Hubungan Hukum Para

Pihak yaitu antara Pemberi Pembiayaan dengan PT. Dana Syariah Indonesia dan

PT. Dana Syariah Indonesia dengan Penerima Pembiayaan.

Bab III merupakan pembahasan dari rumusan masalah kedua yaitu berisi

pembahasan mengenai Bentuk Penyelesaian Sengketa Bilamana Penerima

Pembiayaan Ingkar Janji. Dengan uraian Sub bab 1 akan membahas terkait

Sengketa Financial Technology di Indonesia, Sub bab 2 akan dijelaksan terkait

Alternatif Penyelesaian Sengketa, Sub bab 3 akan dijelaskan tentang Mekanisme

dan Layanan Pengaduan Pada PT. Dana Syariah Indonesia dan Sub bab 4 akan

dijelaskan tentang Penyelesaian Sengketa Layanan Pembiayaan Berbasis

Teknologi Informasi Pada PT. Dana Syariah Indonesia.

Pada bab IV ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

dari pembahasan tesis ini. Kesimpulan yang dimaksud adalah kesimpulan dari

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.

37

pembahasan dan saran yang dimaksud adalah saran yang bersifat membangun

terkait penulisan tesis ini tentang Karakteristik Layanan Pembiayaan Sektor

Properti Berbasis Teknologi Informasi Dengan Prinsip Syariah Pada PT. Dana

Syariah Indonesia.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS KARAKTERISTIK LAYANAN PEMBIAYAAN….. ANITA, S.H.