ipb

31
Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 1 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI IKAN HIAS DI INDONESIA Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Sistem Informasi dan Manajemen Disusun Oleh : GUNAWAN P056110853.40E Dosen Pengajar : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

Upload: jefry-gunawan-mrg

Post on 24-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

Page 1: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 1

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI IKANHIAS DI INDONESIA

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah SistemInformasi dan Manajemen

Disusun Oleh :

GUNAWANP056110853.40E

Dosen Pengajar :Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 2

KATA PENGANTAR

Terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnyatugas pembuatan makalah mengenai Rancang Bangun Sistem yang diterapkandalam membuat Pusat Informasi Ikan Hias di Indonesia dapat penulis selesaikandengan baik. Makalah ini dibuat sebagai tugas individu dalam Mata Kuliah SistemInformasi dan Manajemen.

Tujuan utama dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambahpemahaman penulis mengenai sistem informasi. Selain itu penulisan makalah iniditujukan untuk memberi gambaran atau wacana bahwa perlunya dibangunsebuah Pusat Informasi mengenai ikan hias di Indonesia, karena seperti pembacaketahui Indonesia merupakan sebuah negara dengan tigaperempat wilayahnyamerupakan perairan dan berada di daerah tropis. Dengan kondisi geografistersebut Indonesia mempunyai kekayaan ikan hias yang sangat melimpah, baikikan hias air tawar maupun ikan hias air laut.

Masih banyak kekurangan disana-sini tentunya, penulis mengharapkanmasukan ataupun koreksi dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalahini. Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca dan semogaberguna menambah wawasan kita mengenai perlunya dibangun Pusat InformasiIkan Hias di Indonesia.

Page 3: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 3

BAB I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang hampir 70% atau duapertiga

wilayahnya adalah perairan dan berada di daerah tropis. Dengan kondisi wilayah

perairan tersebut Indonesia memiliki kekayaan potensi ikan dengan

beranekaragam jenis dan coraknya. Ada yang dimanfaatkan sebagai ikan

konsumsi, namun banyak juga dimanfaatkan sebagai ikan hias atau ikan

peliharaan karena keindahan bentuk dan warnanya.

Selain kaya akan keanekaragaman ikan diperairan laut, Indonesia juga

kaya akan jenis-jenis ikan darat atau kita sebut sebagai ikan air tawar. Karena

dengan banyaknya danau dan sungai-sungai besar maupun kecil. Maka kita sudah

selayaknya bangga dengan keanekaragaman koleksi jenis ikan baik ikan air laut

maupun ikan air tawar kita yang melimpah. Tidak sedikit pula, nelayan atau

petani kita yang membudidayakannya secara profesional untuk pangsa pasar

domestik maupun ekspor.

Karena jumlah yang melimpah dan jenis yang sangat beranekaragam,

dengan wilayah Indonesia sebagian besar kepulauan, banyak nelayan dari negara

tetangga memanfaatkan kelemahan pertahanan perbatasan wilayah Indonesia

untuk ikut mengambil atau mengeksploitasi baik ikan hias maupun ikan

konsumsi. Meskipun untuk jenis ikan hias relatif sulit dicuri nelayan asing karena

berada di perairan dangkal atau sekitar pulau-pulau kecil.

Dengan banyaknya jenis ikan yang ada dan wilayah pantai yang tersebar

dari Sabang sampai Merauke, menjadikan hambatan bagi para nelayan,

penggemar ikan hias, peneliti, untuk mendapatkan data atau informasi mengenai

ikan hias khususnya. Belum lagi masyarakat di setiap daerah mempunyai sebutan

atau penamaan sendiri terhadap suatu jenis ikan tertentu.

Sudah saatnya Indonesia mempunyai suatu sistem basis data yang dapat

menyediakan informasi mengenai ikan hias, baik itu nama lokal, nama latin, ciri-

Page 4: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 4

ciri fisik dengan tampilan gambarnya, lokasi habitatnya, dll. Hal ini sangat

berguna selain bagi nelayan, penggemar ikan hias, peneliti, juga dapat menunjang

sektor industri pariwisata, khususnya untuk kegiatan wisata bahari.

1.2. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberi gambaran

pentingnya sistem informasi untuk pemanfaatan ikan hias di indonesia dan

bagaimana sebaiknya sistem tersebut dibangun, yang akhirnya dapat bermanfaat

untuk menjaga kelestariannya.

Page 5: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perumusan Masalah

Selama ini para ilmuwan, pelajar, mahasiswa mempelajari ikan hias

Indonesia dari jurnal, buku-buku, dan bahkan ensiklopedia terbitan luar negeri.

Sangat ironis sekali hal ini dapat terjadi di Indonesia dengan wilayah perairan

yang 70% merupakan lautan atau duapertiga dari total wilayah NKRI. Selain itu

Indonesia juga memiliki ribuan sungai-sungai baik besar maupun kecil, serta

ratusan danau dan situ.

Hal ini mengakibatkan Indonesia memiliki koleksi keanekaragaman jenis

ikan yang karena bentuk dan keindahan warnanya, selain dikonsumsi juga

dimanfatkan sebagai koleksi atau peliharaan. Bahkan ketika suatu jenis tertentu

sangat besar permintaannya, tidak sedikit petani atau nelayan kita

membudidayakannya untuk pasar domestik maupun ekspor.

Seperti dipaparkan dalam bagian latar belakang, kita ketahui Indonesia

memiliki luasan wilayah dimulai dari bagian Timur Sabang sampai bagian paling

Barat yaitu Merauke. Di setiap daerah, masyarakat lokal mempunyai sebutan

masing-masing untuk suatu jenis ikan tertentu.

Guna memberikan akses informasi yang lebih mudah diakses, dan

memberikan informasi yang akurat, sudah selayaknya Indonesia membuat

database Sistem Informasi mengenai ikan hias baik dari nama lokal, nama ilmiah,

ciri-ciri dengan gambarnya, lokasi habitatnya, sampai jumlah produksi atau

tangkapannya setiap bulan.

2.2. Pengertian Sistem

Konsep dasar sistem yaitu kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry FithGerald (2002) sistem

adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan

suatu sasaran tertentu.

Page 6: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 6

Raymond Mc Leod (1995) menyatakan bahwa sistem adalah kumpulan dari

elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu dengan

karakteristik dasarnya berupa input, transformasi, output, mekanisme kontrol, dan

tujuan.

2.3. Konsep Dasar Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki

arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada

suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi yaitu meliputi : input -

proses – output.

Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi

dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang

memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data

bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya.

Kuantitas informasi sama sengan satuan ukuran informasi. Tergantung

pada representasinya. Untuk representasi biner satuannya adalah bit, byte, word

dll. Kualitas informasi dipengaruhi bias terhadap error, karena kesalahan cara

pengukuran dan pengumpulan, kegagalan mengikuti prosedur pemprosesan,

kehilangan atau data tidak terproses, kesalahan perekaman atau koreksi data,

kesalahan file history/master, kesalahan prosedur pemprosesan, tidak

berfungsinya suatu sistem.

Umur informasi merupakan kapan atau sampai kapan sebuah informasi

memiliki nilai/arti bagi penggunanya. Ada condition information (mengacu pada

titik waktu tertentu) dan operating information (menyatakan suatu perubahan

pada suatu range waktu).

2.4. Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi yaitu suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan

informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Sebuah sistem terintegrasi atau

sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi,

manajemen dalam suatu organisasi.

Page 7: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 7

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer,

prosedur manual, model manajemen dan basis data.

Dari definisi di atas terdapat beberapa kata kunci :

1. Berbasis komputer dan Sistem Manusia/Mesin

- Berbasis komputer, artinya perancang harus memahami pengetahuan

komputer dan pemrosesan informasi

- Sistem manusia mesin, artinya ada interaksi antara manusia sebagai

pengelola dan mesin sebagai alat untuk memproses informasi. Ada proses

manual yang harus dilakukan manusia dan ada proses yang terotomatisasi

oleh mesin. Oleh karena itu diperlukan suatu prosedur untuk megatur

proses kerjanya.

2. Sistem basis data terintegrasi

- Adanya penggunaan basis data secara bersama-sama (sharing) dalam

sebuah data base manajemen system.

3. Mendukung Operasi

- Informasi yang diolah dan di hasilkan digunakan untuk mendukung

operasi organisasi.

2.5. Komponen Fisik Sistem Informasi

Suatu sistem informasi terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut :

1. Perangkat keras komputer : CPU, storage, perangkat Input/Output, terminal

untuk interaksi, media komunikasi data.

2. Perangkat lunak komputer : perangkat lunak sistem (sistem operasi dan

utilitynya), perangkat lunak umum aplikasi (bahasa pemprograman),

perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll).

3. Basis data : penyimpanan data pada media penyimpan komputer.

4. Prosedur : langkah-langkah penggunaan sistem.

Page 8: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 8

5. Personil untuk pengelolaan operasi (SDM).

2.6. Perancangan Sistem

Menurut O’Brien dan Marakas (2009) pendekatan sistem adalah

menyelesaikan masalah menggunakan orientasi sistem untuk mendefinisikan

masalah dan kesempatan kemudian mengembangkan kemungkinan-kemungkinan

solusi yang tepat. Dalam melakukan analisis masalah dan melakukan formulasi

solusi termasuk di dalamnya berhubungan dengan beberapa aktivitas berikut,

antara lain:

1. Mengenali dan mendefinisikan masalah atau kesempatan menggunakan

system thingking.

2. Mengembangkan dan mengevaluasi alternatif solusi sistem.

3. Memilih solusi sistem yang terbaik sesuai dengan persyaratan.

4. Mendesain solusi sistem yang dipilih.

5. Implementasi dan evaluasi keberhasilan desain sistem.

Pendekatan sistem terstruktur menurut Jogiyanto (1990), pendekatan

pengembangan sistem yang dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik

yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem sehingga hasil akhir dari sistem

yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya baik dan jelas.

Setelah pendekatan sistem dipilih, langkah selanjutnya adalah perancangan

sistem secara global. Perancangan sistem secara global dibuat untuk

merepresentasikan sistem secara keseluruhan. Dalam merancang model dari

sistem informasi dibuat model fisik dan model logika. Model logika dari sistem

informasi lebih menjelaskan pada user bagaimana kerja dari fungsi-fungsi pada

sistem informasi secara logika.

Model logika dapat digambarkan dengan menggunakan Data Flow

Diagram. Sedangkan arus datanya dijelaskan menggunakan data dictionary

(kamus data). Untuk menggambarkan kesatuan hubungan suatu entity digunakan

Entity Relational Diagram (ERD), sedangkan model fisik menunjukkan pada user

bagaimana penerapan sistem informasi tersebut bekerja secara fisik. Pengolahan

data pada sistem informasi berbasis komputer dalam pelaksanaannya

membutuhkan metode-metode dan prosedur-prosedur, dimana metode-metode

Page 9: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 9

dan prosedurprosedur tersebut merupakan bagian dari model informasi. Pada

model informasi akan didefinisikan urutan-urutan kegiatan yang ada untuk

menghasilkan output dari input yang ada.

Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan “apa”? Sedangkan

desain digunakan untuk menjawab pertanyaan “bagaimana”? Desain

berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun untuk memenuhi kebutuhan

pada tahap analisis.

Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain suatu

sistem informasi :

1. Sumber daya organisasi : bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu : man,

machines, material, money dan methods.

2. Informasi kebutuhan dari pemakai : informasi yang diperoleh dari pemakai

selama fase analisis sistem.

3. Kebutuhan sistem : hasil dari analisis sistem.

4. Metode pemprosesan data, apakah : manual, electromechanical, puched card,

atau computer base.

5. Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data antara lain : capture, classify,

arrange, summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.

6. Alat bantu desain, seperti : dfd, dcd, dd, decision table dll.

Langkah-langkah dasar dalam proses desain :

1. Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan

informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan

karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.

2. Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa

gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional

sebagai unit sistem.

3. Menerapkan kendala-kendala organisasi (applying organizational

constraints). Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem

yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan

fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan adalah : performance, reliability, cost,

instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial, life

Page 10: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 10

expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai sebuah

model yang mengandung kebutuhan sistem dan sumber daya organisasi

sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total

nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.

4. Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities).

Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output.

Untuk menentukan hal ini diperlukan proses iteratif sebagai berikut :

a. Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan

sistem (system’s goal)

b. Melakukan list field spesifik informasi yang diperlukan untuk

menyediakan output tersebut

c. Mengidentifikasi input data spesifik yang diperlukan untuk membangun

field informasi yang diperlukan.

d. Mendeskripsikan operasi pemprosesan data yang diterapkan untuk

mengolah input menjadi output yang diperlukan.

e. Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang

disimpan selama pemprosesan input menjadi output.

f. Ulangi langkah a-e terus menerus sampai semua output yang dibutuhkan

diperoleh.

g. Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk

memenuhi kebutuhan sistem, cara pemprosesan data dan karakteristik

data.

h. Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung,

estimasi cost pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang

ekstrim

i. Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan

data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.

j. Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.

5. Menyiapkan proposal sistem desain.

Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah proses selanjutnya layak

untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan

proposal ini adalah:

Page 11: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 11

a. Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk

tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan

desain sistem.

b. Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang

akan diajukan.

c. Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk

mengimplementasikan dan merawat sistem.

d. Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang

mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.

Sedangkan format dari proposal desain ini sangat berfariasi akan tetapi

mengandung hal-hal di atas.

2.7. Prinsip Dasar Desain Sistem Informasi

Ada 2 prinsip dasar dalam kegiatan desain suatu sistem informasi yaitu :

1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana

yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama

dalam cost.

2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang

memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional)

yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per

modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem

fungsional, antara lain : data collection, data processing, file update, data

storage, data retrival, information report dan data processing controls.

2.8. Karakteristik Sistem / Elemen Sistem :

Dalam suatu sistem dibangun atau tersusun dari beberapa bagian atau

elemen yaitu sebagai berikut :

Memiliki Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja

sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa

suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli

betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-

subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk

Page 12: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 12

menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara

keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar

yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan

suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat

disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem,

maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem.

Batas Sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini

memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu

sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

Lingkungan Luar Sistem (environment)

Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

Penghubung Sistem (interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang

lainnya.

Masukan sistem (input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa

masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut

dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan

keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah

maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan

data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

Keluaran sistem (Output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.

Pengolah sistem (Process)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang

diinginkan.

Sasaran sistem

Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada

gunanya.

Page 13: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 13

2.9. Kategori Sistem

Sistem yang terotomatisasi terbagi dalam sejumlah katagori :

On-line systems. Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung input

pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan output yang dapat

berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri

dapat dipisah-pisah dalam skala, misalnya ratusan kilometer. Biasanya

digunakan bagi reservasi angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dll.

Real-time systems. Sistem real-time adalah mekanisme pengontrolan,

perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang dihasilkan

dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan sistem on-

line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau

seperseribu detik sedangkan on-line masih dalah skala detik atau bahkan

kadang beberapa menit. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya

berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real-time berinteraksi langsung

dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan.

Decision support system + strategic planning system. Sistem yang

memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para manajer

mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi.

Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan

sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dll.

Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-

Page 14: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 14

fungsi matematik, data analisa statistik dan menampilkan informasi dalam

bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana laporan konvensional.

Knowledge-based system. Program komputer yang dibuat mendekati

kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan

perangkat keras dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG.

Page 15: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 15

III. PEMBAHASAN

3.1. Pengembangan Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia

Perancangan sistem informasi ikan hias di Indonesia merupakan

pengembangan sistem yang memang baru dari sistem lama yang ada, dimana

masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada

sistem yang baru.

Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi ikan hias di

Indonesia adalah sbb :

1. Analisis Sistem; menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan

solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.

2. Perancangan Sistem; merancang output, input, struktur file, program,

prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk

mendukung sistem informasi

3. Pembangunan dan Testing Sistem; membangun perangkat lunak yang

diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat.

Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan

perangkat lunak

4. Implementasi Sistem; beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan

pelatihan dan panduan seperlunya.

5. Operasi dan Perawatan; mendukung operasi sistem informasi dan melakukan

perubahan atau tambahan fasilitas.

6. Evaluasi Sistem; mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan

seberapa bagus sistem telah dioperasikan.

Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas

merupakan model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru,

seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik

di atas.

Page 16: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 16

Katagori aspek kelayakan:

1. Kelayakan teknis; kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.

2. Kelayakan ekonomi; apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi biasa

operasional organisasi.

3. Kelayakan operasi; berhubungan dengan prosedur operasi dan orang yang

menjalankan organisasi

4. Kelayakan jadwal; dapat menggunakan model-model penjadwalan seperti

PERT dan GANTT CHART.

Hasil akhir analisis sistem (keputusan):

1. Hentikan pekerjaan, karena proposal tidak layak.

2. Tunggu beberapa saat, karena masih ada pertimbangan lain.

3. Modifikasi, manajemen memutuskan untuk memodifikasi prososal dengan

subsistem lain.

4. Proses dengan syarat, ada persyaratan kelayakan.

5. Proses tanpa syarat, semua syarat terpenuhi. Proposal diterima dan proses

dilanjutkan ke desain awal.

Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:

1. Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem

informasi.

2. Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-

record, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah

semakin akurat.

3. Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak

dimasukkan lagi ke sistem.

4. Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari

pewaktuan informasi tersebut diperlukan.

5. Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal

6. Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan

informasi.

Page 17: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 17

7. Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di

kumpulkan.

8. Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses

selanjutnya.

9. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas

prosesing yang besar dilakukan.

10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada

kendala sistem.

11. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.

12. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan

audit.

13. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis

data.

14. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.

15. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara

periodik.

16. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.

Untuk menganalisa sistem secara efektif, kita membutuhkan lebih dari

sekedar perangkat permodelan; yaitu metode. Metode ini dari waktu ke waktu

berubah sesuai dengan perkembangan teknologi. Siklus ini cenderung menglami

perubahan yang berarti dengan ditemukannya bahasa generasi keempat dan

terakhir generasi kelima dimana pendekatan dengan paradigma object-oriented

dan kompatibilitas antar model.

Pada dasarnya ada dua metode pendekatan dalam membangun sistem,

yang pertama yaitu top-down. Pada metode ini sistem yang diturunkan dari

pemetaan secara global yang kemudian akan menurun ke arah yang lebih

deskriptif. Metode ini dianalogikan sebagai pembuatan rumah yang dimulai dari

aspek yang paling mendasar yaitu pondasi hingga ke bagian terkecil misalnya

sebuah kran pada kamar mandi. Metode kedua yaitu bottom-up, dimana sistem

dipetakan dari satuan terkecil sehingga ke satuan terbesar, misalnya perakitan

mobil. Pada awal 1980an mulai dikenal teknik pendesainan terstruktur dengan

Page 18: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 18

menggunakan konsep pararel dan siklus, misalnya antara uji coba program dan

pemrograman dapat dilakukan kerja pararel dan seandainya ada sesuatu yang

salah ketika implementasi maka dilakukan survey, analisa dan desain ulang yang

menggantikan metode pendesainan klasik yang cenderung serial.

Pada prinsipnya aktivitas pendesainan sistem secara terstruktur melingkupi :

Survey; berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pemakai, kesalahan-kesalahan

dalam sistem lama, menetapkan tujuan perancangan, mengajukan usulan

otomasi sistem yang layak dan dapat diterima, dan menyiapkan laporan survey

yang berisi tentang segala sesuatu, pada poin di atas.

Analisa sistem; menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai

menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan permodelan.

Desain; mengimplementasikan model yang diinginkan pemakai.

Implementasi; merepresentasikan hasil desain ke dalam pemograman.

Uji coba desain; menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur.

Testing akhir; menguji sistem secara keseluruhan.

Deskripsi prosedur; pembuatan laporan teknis tertulis seperti petunjuk

pemakaian dan pengoperasian.

Konversi database; mengkonversi data, soalnya kata data sudah berarti jamak

pada sistem sebelumnya.

Instalasi; aspek terakhir yang mesti dilakukan mencakup, serah terima

manual, perangkat keras dan pelatihan pemakaian.

Dalam pembuatan Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia, kita sebaiknya

menggunakan alur proses yang dipaparkan dalam konsep SDLC (System

Development Life Cycle). Diawali dengan investigasi sistem, analisa sistem dan

perancangan sistem, implementasi dan pemeliharaan sistem. Tahapan-tahapan

proses tersebut dipaparkan secara lebih rinci sebagai berikut :

3.1.1. Investigasi sistem

3.1.1.1. Formulasi Permasalahan

Jumlah dan jenis ikan hias di Indonesia begitu melimpah namun selama ini

belum terdokumentasi dengan baik. Banyak buku yang sudah mengulas mengenai

Page 19: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 19

potensi keanekaragaman ikan hias di Indonesia baik itu ikan hias air tawar

maupun ikan hias air laut, namun belum ada yang mendokumentasikannya di

dalam suatu bank data yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat luas.

Bahkan ilmuwan dari luar negeri sudah ada yang membuat ensiklopedia mengenai

ikan perairan tropis di Indonesia, namun sebatas dalam sebuah buku, sehingga

untuk mengaksesnya masih banyak kendala.

Banyak juga petani atau nelayan yang menangkap atau membudidayakan

ikan hias baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Selain dibudidayakan

untuk dipasarkan di dalam negeri, hasil tangkapan atau budidaya tersebut juga

diekspor ke luar negeri. Namun selama ini belum ada proses atau sistem yang

terintegrasi untuk mendokumentasi jumlah, harga, jenis, tujuan ekspor dengan

baik. Sehingga instansi yang berwenang, misalnya Dinas Perikanan atau

Departemen Kelautan dan Perikanan dalam melakukan pengawasan ataupun

pengambilan keputusan tidak dapat mengambil data secara akurat serta real time.

Sudah selayaknya Indonesia sebagai negara bahari dengan

keanekaragaman kekayaaan jenis ikan hias yang ada, membangun suatu sistem

informasi yang menampung segala informasi mengenai ikan hias di Indonesia

secara lengkap, komprehensif dan mudah diakses.

3.1.1.2. Alternatif Penyelesaian Masalah

Pembuatan Pusat Informasi Ikan Hias di Indonesia diharapkan dapat

menjadi sumber rujukan untuk mendapatkan data dan semua informasi yang

berkaitan denga ikan hias di Indonesia.

Selain itu Pusat Informasi Ikan Hias ini dapat menjadi acuan bagi

Pemerintah baik pusat maupun daerah (Departemen Kelautan dan Perikanan,

Dinas Pertanian & Perikanan, Balai Karantina Ikan, Bea Cukai, serta instansi

lainnya) dalam penyusunan kebijakan atau regulasi mengenai ikan hias di

Indonesia.

3.1.2. Analisa Sistem

Di dalam Pusat Informasi Ikan Hias tersebut terdapat informasi mengenai

jenis (nama ilmiah dan nama lokal), ciri-ciri fisik, gambar setiap jenis, harga di

Page 20: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 20

tingkat petani/nelayan, lokasi pembudidayaan, habitat/lokasi penangkapan, jumlah

yang diperdagangkan di setiap daerah, serta jumlah dan jenis yang telah diekspor

berikut negara tujuannya.

Selanjutnya, dilakukan identifikasi mengenai siapa saja yang akan terlibat

dalam Pusat Informasi Ikan Hias, serta siapa saja pengguna informasi yang ada,

data-data pendukung sistem informasi, dan kebutuhan fungsional sistem

informasi.

3.1.2.1. Pihak-Pihak yang Terlibat dan Pengguna

Banyak pihak yang terlibat dalam sistem informasi ini dapat melakukan

akses, input/memasukkan data, serta mengolah data. Pihak-pihak tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Departemen Kelautan dan Perikanan, melalui melalui beberapa kedinasannya

yang terkait, bekerjasama dengan Direktorat Jendral Bea Cukai, serta Balai

Karantina, dapat memberikan data mengenai lalu-lintas perdagangan/ekspor

ikan hias baik berupa jenis, jumlah, lokasi budidaya/penangkapan, harga,

maupun negara tujuannya.

b. Dinas Perikanan Propinsi/Kabupaten dapat memberikan update informasi

mengenai jumlah ikan hias yang ditangkap/dibudidayakan disetiap propinsi.

c. Petani ikan dan nelayan yang tergabung dalam kelompok tani, dapat

menyerahkan data informasi ikan yang ditangkap/dibudidayakannya melalui

Dinas Perikanan setempat.

d. Peneliti, mahasiswa, penggemar ikan hias, juga dapat berpartisipasi memberi

informasi mengenai jurnal ilmiah atau perkembangan informasi mengenai

ikan hias

e. Admin yang mempublikasikan berita terbaru serta mengolah data yang

diterima dari pelaku lain sehingga bisa diakses oleh pengguna secara umum.

Admin sebagai kontrol utama dari informasi/data yang diinput/didapat dari

pelaku lain untuk diverifikasi untuk selanjutnya dapat di share agar dapat

diakses masyarakat luas.

Page 21: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 21

Pengguna dari sistem informasi ini dapat melakukan akses terhadap sistem

ini secara mudah, yang termasuk sebagai pengguna dari sistem informasi ini yaitu

dari kalangan pelaku itu sendiri (peternak ikan/nelayan, pemerintah,

ilmuwan/peneliti, mahasiswa/pelajar, penggemar ikan hias), maupun masyarakat

umum.

3.1.2.2. Data-data Pendukung

Data-data umumnya tersebar dan tersimpan di berbagai bagian dalam

organisasi. Agar data-data dapat terintegrasi menjadi informasi yang terstruktur,

data tersebut harus disusun dengan menggunakan model tertentu dan disimpan

dengan mengggunakan bentuk format yang mudah diakses dan mudah dibaca.

Data-data yang terdapat dalam Sistem Pusat Informasi Ikan Hias Indonesia,

adalah sebagai berikut :

a. Data Populasi

Data ini terkait dengan jenis, kapasitas produksi dari pusat-pusat

budidaya ikan hias, serta jumlah kapasitas ekspor dari para eksportir ikan

hias. Data ini diperoleh dari berbagai sumber yang telah diverifikasi oleh

admin kemudian dishare dalam situs Pusat Informasi Ikan Hias Indonesia.

b. Data Harga

Data harga berbagai jenis ikan hias di setiap daerah dirangkum dan

diverifikasi oleh admin. Data-data ini didapat dari Dinas Perikanan

masing-masing Kabupaten dan Propinsi, serta data-data dari Dirjen Bea

Cukai, Deperindag dapat menunjukkan harga/potensi nilai ekspor dari ikan

hias yang diperdagangkan.

c. Data Koleksi

Data koleksi ini berisi bank data ciri-ciri fisik, nama lokal, nama

ilmiah, foto/gambar dari berbagai jenis ikan hias yang ada di Perairan

Indonesia. Dibagi dua golongan, yaitu ikan hias air tawar dan ikan hias air

laut.

Page 22: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 22

Data atau informasi tambahan dapat berupa jurnal/publikasi ilmiah dari para

ilmuwan atau mahasiswa yang tentunya telah diverifikasi oleh tim admin sebelum

dishare dalam situs Pusat Informasi Ikan Hias di Indonesia tersebut.

3.1.2.3. Kebutuhan Fungsional yang Diperlukan

Untuk mengelola Sistem Pusat Informasi Ikan Hias Indonesia, diperlukan

beberapa komponen, agar sistem tersebut dapat dipergunakan dan selalu up to

date :

a. Aspek Legal Formal

Pusat Informasi Ikan Hias Indonesia, merupakan sistem baru yang akan

dibangun dengan melibatkan berbagai pihak sebagai penyedia/pemasok

data/informasi. Untuk itu diperlukan aturan/regulasi dari pemerintah pusat

mengenai siapa saja yang berkompeten untuk memasok data/informasi dan

regulasi mengenai teknis pengelolaannya.

b. Aspek Ekonomi

Untuk mengelola Sistem Pusat Informasi Ikan Hias ini diperlukan dana

untuk maintainance (pemeliharaan) jaringan, server, dll. Selain

mengandalkan dana dari pemerintah, dana dapat juga didapat dari sektor

swasta, misalnya produsen pakan ikan hias, eksportir ikan hias, untuk

memasang iklan di halaman banner web site yang disediakan.

3.2. Rancangan Sistem Berbasis Web

Dengan perkembangan arus informasi yang sangat pesat, sudah

sewajarnya Sistem Pusat Informasi Ikan Hias yang akan dibangun adalah sistem

yang berbasis web. Website Pusat Informasi Ikan Hias Indonesia dapat diakses

oleh siapa saja dengan cara log in dengan memasukkan user name dan user id,

yang sebelumnya didapat dengan cara registrasi untuk memasukkan data-data

pribadi.

Contoh bagian-bagian yang ada dalam web site Pusat Informasi Ikan Hias

adalah sebagai berikut :

1. Halaman Muka (Home)

Page 23: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 23

Dalam tampilan halam depan ini akan ditampilkan menu-menu utama

seperti menu registrasi, menu log in, daftar isi, jenis-jenis ikan hias (kategori

ikan hias air tawar dan ikan hias air laut), lokasi budidaya, lokasi habitat

dari jenis-jenis tertentu (diving spot), data statistik (jumlah dan harga dari

jenis-jenis yang diperdagangkan), jurnal/publikasi penelitian ilmiah.

2. Menu Registrasi dan Log In

Pengunjung dapat mengakses informasi dalam web site ini secara

langsung. Namun untuk mendapatkan data pengguna dan memantau siapa

saja pengguna dan menunjang keamanan dari web site ini. Pengunjung baru

yang akan memasukkan content atau mendownload data (misal data statistik

ikan hias, lokasi pembudidayaan, jurnal-jurnal ilmiah), mereka diminta

untuk melakukan registrasi awal, dengan memasukkan data-data pribadi,

setelah itu pengunjung akan diberikan user id dan password.

3. Halaman Statistik

Dalam halaman statsitik ini pengunjung bisa melihat data mengenai

jumlah populasi ikan hias di indonesia yang di tangkap dari alam,

dibudidaya, maupun yang diperdagangkan di pasar lokal maupun pasar

ekspor. Perubahan dan pergerakan harga dari tiap-tiap jenis juga dapat

disajikan dalam halam statistik.

Data yang diperoleh dan disajikan dalam data statistik ini merupakan

input data dari Dinas Perikanan Propinsi maupun Kabupaten. Petugas di

masing-masing Dinas Perikanan tingkat Propinsi maupun Kabupaten

mempunyai id user kusus, sehingga dapat mengirim atau menginput data

untuk diverifikasi oleh tim admin yang akhirnya akan tersaji dalam website

Pusat Informasi Ikan Hias di Indonesia ini.

4. Halaman Berita

Halaman ini memuat berita terbaru mengenai perkembangan dunia

usaha ikan hias, maupun event atau kegiatan yang diselenggarakan yang

berkaitan dengan ikan hias di Indonesia (misal kontes ikan koi, pelatihan

budidaya arwana, dll).

5. Halaman Pubikasi Ilmah

Page 24: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 24

Halaman publikasi ilmiah ini berisi tentang artikel dan hasil penelitian

mengenai ikan hias baik artikel dalam negeri maupun artiker dan jurnal dari

luar negeri, biasanya isi (content) diupdate secara berkala oleh tim admin.

6. Halaman Kontak Kami

Halaman kontak kami ini digunakan untuk sarana komunikasi dua

arah antara pengunjung dengan tim admin/narasumber, baik berupa

saran/kritik, maupun pertanyaan.

Selain dapat mengakses halaman-halaman tersebut para pengunjung

ditawarkan dengan link yang terhubung dengan situs Departemen Perikanan

dan Kelautan. Dilengkapi juga dengan fasilitas, pengunjung bisa melakukan

searching informasi tanpa harus membuka tab baru dengan search engine

misalnya google.

7. Halaman Basis Data

Bagian ini untuk mengetahui program dan prosedur yang dibutuhkan

untuk menjalankan sistem informasi ini. Pusat Informasi Ikan Hias ini

memungkinkan pengguna (Dinas Perikanan Provinsi maupun Kabupaten)

dapat memasukkan data tanpa harus mengirim data tersebut dalam bentuk

disket atau CD room.

Dari sisi security akan digunakan firewall, web autorithy, security aplikasi.

Internet standars yang digunakan adalah software PHP dengan isi dan struktur

berbentuk HTML. Browse engine di PC Client terbuka untuk banyak browser,

seperti microsoft Internet explorer, Netscape dan sebagainya.

Navigasi untuk pengguna berada dibagian atas dan dibagian samping

halaman web, sistem ini dirancang untuk memudahkan pegguna dalam

menghubungkannya dengan halaman lain di web. Navigasi yang dipilih dalam

bentuk link berbasis teks dan tombol. Untuk Navigasi teks, warna digunakan

sebagai indikasi untuk memperlihatkan bahwa link telah dikunjungi sebelumnya

sehingga pengguna mengetahui bahwa pilihan telah dipilih sebelumnya.

Menu navigasi dan headbars didesain secara konsisten dan tersedia hampir

disemua halaman yang digunakan pengguna untuk mempermudah link ke isi

lainnya menu navigasi disediakan di bagian atas dan samping kiri halaman web.

Page 25: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 25

Menu navigasi disediakan di bagain kiri halaman web dimaksudkan agar

pengguna dapat langsung melakukan link atau penelusuran ke halaman lain tanpa

perlu untuk melakukan scroll ke halaman atas.

Logo dan informasi alamat tersedia di bagian atas dari situs Pusat Informasi

Ikan Hias ini, dan bisa mengakses halaman kontak kami jika ingin mengetahui

email dan informasi lain yang dinginkan pengunjung.

Penganalisa sistem merupakan bagian dari tim yang berfungsi

mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi

kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan ini dipengaruhi sejumlah hal,yaitu :

Produktifitas, saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih bagus dan

lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa

sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk

mengambangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan

sistem yang lebih baik (umumnya 50 % sampai 70 % sumber daya digunakan

untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak dan

perangkat pengembangan sistem yang terotomatisasi.

Realibilitas, waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum

menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem.

Maintabilitas, perawatan mencakup ;

- modifikasi sistem sesuai perkembangan perangkat keras untuk

meningkatkan kecepatan pemrosesan (yang memegang peranan penting

dalam pengoperasian sistem),

- modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai. Antara 50%

sampai 80% pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan pengembangan

sistem dilakukan untuk revisi, modifikasi, konversi,peningkatan dan

pelacakan kesalahan.

3.3. Pelaku Sistem

Dalam sistem informasi ikan hias yang dirancang akan melibatkan unsur-unsur

sebagai berikut :

Page 26: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 26

1. Pemakai

Pada umumnya 3 ada jenis pemakai, yaitu operasional, pengawas dan

eksekutif.

2. Manajemen

Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai yang

bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan, manajemen

sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen

umum yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung

pengambilan keputusan. Kelompok manajemen biasanya terlibat dengan

keputusan yang berhubungan dengan orang, waktu dan uang, misalnya ;

sistem tersebut harus mampu melakukan fungsi x,y,z, selain itu harus

dikembangkan dalam waktu enam bulan dengan melibatkan programmer dari

departemen w, dengan biaya sebesar x.

3. Pemeriksa

Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi

dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan

perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya

berdasarkan ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada banyak

perusahaan sejenis.

4. Penganalisa sistem

Fungsi-fungsinya antara lain sebagai :

- Arkeolog ; yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama

berjalan, bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang

menyangkut sistem lama.

- Inovator ; yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka wawasan

pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain.

- Mediator ; yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level,

antara lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku sistem

yang lainnya yang mungkin belum punya sikap dan cara pandang yang

sama.

- Pimpinan proyek ; Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih

berpengalaman dari programmer atau desainer. Selain itu mengingat

Page 27: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 27

penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu

pekerjaan sebelum yang lain bekerja, adalah hal yang wajar jika

penanggung jawab pekerjaan menjadi porsi penganalisa sistem.

5. Pendesain sistem

Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan

pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang kemudian

ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat diformulasikan

oleh programmer.

6. Programmer

Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah diterima dari

pendesain.

7. Personel pengoperasian

Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan,

keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan

backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang berjalan tidak

besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk menjalankan sistem.

Page 28: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 28

Tim Pengembangan Sistem Informasi

Pemakai Akhir (end-user)

Orang yang memakai system informasi atau informasi yang dihasilkan system

informasi. Dalam organisasi,pemakai internal dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Staf

2. Manajer tingkat rendah

3. Manajer tingkat menengah

Page 29: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 29

4. Manajer tingkat atas, dan

5. Pekerja berpengetahuan

Spesialis Teknologi Informasi

Orang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan operasi dan

pengembangan system informasi. Umumnya orang-orang ini berada dibawah

bagian atau departemen Pengolahan Data Elektronik (PDE).

Tugas dan peran personil yang ada dalam pengembangan dan operasi system

informasi :

1. Operator, bertugas mengoperasikan komputer dan peralatan pendukung

2. Analis Sistem (System Analyst), bertugas sebagai antarmuka antara pemakai

informasi dan system informasi.Bertanggung jawab menerjemahkan kebutuhan

pemakai menjadi rancangan basis data dan aplikasi

3. Pemrogram Aplikasi (Application Programmer), bertugas membuat suatu

aplikasi (program komputer) yang dibuat berdasarkan spesifikasi yang dibuat

oleh analis sistem.

4. Analis Pemrogram (Analyst / Programmer), bertugas sebagai pemrogram dan

sekaligus analis system.

5. Pemrogram system (System Programmer), mempunyai tugas khusus yaitu

membuat program yang berhubungan dengan operasi internal komputer dan

periferal.

6. Administrator Basis Data (Database Administrator / DBA), bertanggung

jawab terhadap struktur data dalam basis data yg digunakan dalam organisasi.

7. Teknisi Komunikasi Data / Spesialis Komunikasi Data, bertanggung jawab

terhadap masalah komunikasi data dan jaringan computer

8. Teknisi Perawatan Sistem, bertanggung jawab terhadap kelangsungan operasi

perangkat keras.Disebut juga hardware engineer.

9. Webmaster, bertangung jawab terhadap halaman web yang dimiliki

organisasi.

10. Auditor PDE (EDP Auditor), bertanggung jawab memastikan bahwa sistem

informasi yang berbasis komputermemenuhi azas2 akuntansi dan pengauditan

sehingga keamanan data dalam sistem terjamin.

Page 30: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 30

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dengan pemaparan makalah diatas. Dapat diambil beberapa poin penting

yaitu sebagai berikut :

1. Dengan dibangunnya Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia, dapat

memberikan Informasi terbaru berkaitan dengan jenis (nama lokal, nama

ilmiah), sebaran habitat, lokasi penjualan, statistik jenis yang diperdagangkan,

dan sebagainya, dengan data yang akurat dan mudah diakses.

2. Pihak-pihak yang dapat berpartisipasi ataupun mengakses informasi di dalam

Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia yaitu petani atau nelayan ikan hias,

ilmuwan atau dosen, pelajar, wisatawan, dan penggemar ikan hias di

Indonesia.

3. Dengan adanya informasi mengenai ikan hias di Indonesia secara terpadu dan

dapat diakses secara mudah, dapat memberikan dampak positif yaitu

meningkatkan potensi ekspor komoditas ikan hias ke luar negeri dan jumlah

serta jenisnya dapat dipantau secara real time. Sehingga Pemerintah dapat

menetapkan quota atau jumlah maksimal dari masing-masing jenis, sehingga

kelestariannya dapat terjaga.

4. Secara tidak langsung industri wisata bahari di Indonesia akan berkembang,

karena calon wisatawan dari mancanegara khususnya, dapat mengakses

informasi keanekaragaman jenis ikan hias air laut yang begitu melimpah

secara mudah dan cepat. Daya tarik keindahan ikan hias Indonesia dapat

menjadi pemicu keinginan calon wisatawan mancanegara untuk datang ke

Indonesia, daripada berkunjung ke negara lain untuk berwisata.

4.2.Saran

Sudah seharusnya Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kelautan

dan Perikanan segera membuat atau membangun Sistem Informasi Ikan Hias

Indonesia berbasis web, sehingga semua pihak yang membutuhkan dapat

mendapatkan data atau informasi yang akurat secara mudah dan murah.

Page 31: ipb

Rancang Bangun Sistem Informasi Ikan Hias di Indonesia Page 31

DAFTAR PUSTAKA

McLeod, Jr. Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen, Studi Sistem

Berbasis Komputer. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit PT prenhalindo.

Jakarta.

Jogianto, H.M. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi. CV. Andi Offset.

Yogyakarta.

O’Brien, J.A. 1999. Management Information Systems : Managing Infromation

technology in the internetworked enterprise. Fourth edition. Penerbit

McGraw-Hill company Inc. USA.

Sutarman. 2003. Membangun aplikasi web dengan PHP dan MySQL. Seri

pemograman Web. Penerbit Graha Ilmu.

Siagian,S.P. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 2. Cet 2. Bumi Aksara.

Jakarta.

Pressman. 2001. Software Engineering “ A Practitioner’s Approach”. Fifth

edition. Penerbit McGraw-Hill company Inc.USA.