ipa terpadu integrated

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan upaya memahami berbagai fenomena alam secara sistematis. Pada hakikatnya, pembelajaran IPA memiliki empat dimensi yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Sikap berkaitan dengan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended. Proses berkaitan dengan prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah yang meliputi merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan penyelidikan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menarik kesimpulan. Produk IPA meliputi konsep, prinsip, hukum, dan teori. Aplikasi berkaitan dengan penerapan metode ilmiah dan produk IPA dalam kehidupan sehari-hari. Keempat dimensi di atas merupakan ciri IPA yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Oleh karena itu seyogyanya pembelajaran IPA mencakup empat aspek di atas. Pembelajaran IPA bukan hanya untuk menguasai sejumlah pengetahuan sebagai produk IPA, tetapi juga harus menyediakan ruang yang cukup untuk tumbuh berkembangnya sikap ilmiah, berlatih melakukan proses pemecahan masalah, dan penerapan IPA dalam kehidupan nyata. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, prinsip, hukum, dan teori. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai sikap, proses, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Tantangan abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan teknologi yang diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Fakta menunjukkan bahwa berbagai tindakan manusia memberikan dampak yang besar pada berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan cara

Upload: liatiya

Post on 22-Jun-2015

50 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ipa Terpadu Integrated

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan upaya memahami

berbagai fenomena alam secara sistematis. Pada hakikatnya, pembelajaran

IPA memiliki empat dimensi yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Sikap

berkaitan dengan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk

hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang

dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open ended.

Proses berkaitan dengan prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan

metode ilmiah yang meliputi merumuskan hipotesis, merancang dan

melaksanakan penyelidikan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta

menarik kesimpulan. Produk IPA meliputi konsep, prinsip, hukum, dan teori.

Aplikasi berkaitan dengan penerapan metode ilmiah dan produk IPA dalam

kehidupan sehari-hari. Keempat dimensi di atas merupakan ciri IPA yang

utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Oleh karena itu seyogyanya

pembelajaran IPA mencakup empat aspek di atas.

Pembelajaran IPA bukan hanya untuk menguasai sejumlah

pengetahuan sebagai produk IPA, tetapi juga harus menyediakan ruang yang

cukup untuk tumbuh berkembangnya sikap ilmiah, berlatih melakukan proses

pemecahan masalah, dan penerapan IPA dalam kehidupan nyata.

Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya

mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, prinsip, hukum, dan

teori. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada

tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai sikap, proses, dan aplikasi tidak tersentuh

dalam pembelajaran.

Tantangan abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan teknologi

yang diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Fakta

menunjukkan bahwa berbagai tindakan manusia memberikan dampak yang

besar pada berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan cara

Page 2: Ipa Terpadu Integrated

pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan

teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, dapat berargumentasi secara

benar, dan yang tidak kalah penting adalah kemampuan berpikir secara

komprehensif dalam memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan nyata.

Oleh karena itu, siswa dituntut menguasai IPA secara terpadu.

Secara yuridis formal, pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu

model implementasi kurikulum yang diharapkan dapat diaplikasikan di

SMP/MTs. Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Mata

Pelajaran IPA di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran

salingtemas (sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu

yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu

karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana. Selain itu, perlu juga adanya muatan imtaq di dalam pembelajaran

IPA untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.

Selanjutnya, dalam Permendiknas No 24 Tahun 2006 pada pasal 1

ayat 2 dinyatakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah dapat

mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Isi

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

dan Standar Kompentesi Lulusan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan demikian,

dimungkinkan merancang pembelajaran dengan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi dasar (KD) yang baru untuk memperkaya SK/KD yang ada.

Dalam Permen Diknas No 41 Tahun 2007 butir II B dinyatakan bahwa

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Kemudian, dalam Butir II C nomor 5 dinyatakan

pengembangan RPP memperhatikan prinsip keterkaitan dan keterpaduan,

artinya penyusunan RPP harus memperhatikan keterkaitan dan

keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

Page 3: Ipa Terpadu Integrated

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan

pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar,

dan keragaman budaya. Mengacu pada Permen tersebut di atas, maka

dimungkinkan bagi satuan pendidikan untuk menyusun kurikulum

operasionalnya dengan menambah KD dan atau SKL. Dengan demikian,

penerapan pembelajaran IPA terpadu di SMP/MTs memiliki dasar hukum

yang kuat.

Page 4: Ipa Terpadu Integrated

BAB II

PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL INTEGRATED

A. Konsep Pembelajaran IPA Terpadu

Lingkup IPA di tingkat SMP/MTs meliputi bidang kajian energi dan

perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, serta

materi dan sifatnya. Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006, lingkup IPA

tersebut dibelajarkan dalam satu mata pelajaran IPA. Konsekuensi logisnya

adalah bahwa dalam pembelajaran IPA, bidang kajian tersebut dikemas

menjadi satua kesatuan yang utuh. Pelaksanaan pembelajaran IPA seyogyanya

juga memberi penekanan pada pembelajaran salingtemas (sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat). Karena itulah mata pelajaran IPA harus disajikan

melalui pembelajaran IPA terpadu. IPA terpadu adalah sebuah pendekatan

integratif yang mensintesis perspektif (sudut pandang/tinjauan) semua bidang

kajian untuk memecahkan permasalahan. Dengan pembelajaran terpadu, siswa

diharapkan mempunyai pengetahuan IPA yang utuh (holistik) untuk

menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari secara kontekstual.

Agar siswa kompeten dalam pemecahan masalah yang dihadapi

dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran IPA terpadu dilaksanakan secara

inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek

penting kecakapan hidup (life skills). Pemberian pengalaman belajar secara

langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan

sikap ilmiah adalah karakteristik lain dari pembelajaran IPA terpadu.

Keterampilan proses yang harus dilatihkan melalui pembelajaran

IPA terpadu, antara lain: mengidentifikasi masalah, melakukan pengamatan

(observasi), menyusun hipotesis, merancang dan melakukan penyelidikan, dan

merumuskan simpulan. Keterampilan inkuiri lain yang mewarnai

pembelajaran IPA terpadu adalah: mengukur, menggunakan peralatan,

menggolongkan atau melakukan klasifikasi, mengolah dan menganalisis data,

menerapkan ide pada situasi baru, serta mengkomunikasikan informasi dalam

Page 5: Ipa Terpadu Integrated

berbagai cara, misalnya dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya.

Latihan keterampilan proses dapat mengembangkan sikap dan nilai, antara

lain: rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, skeptis, kritis, tekun, ulet, cermat,

disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan

bekerja sama dengan orang lain.

B. Model-model Pembelajaran IPA Terpadu yang Potensial Diterapkan

Dari sejumlah model keterpaduan pembelajaran menurut Fogarty

(1991), terdapat tiga model yang potensial untuk diterapkan dalam pembela-

jaran IPA terpadu, yaitu connected, webbed, dan integrated. Tiga model

tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik

yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar

memberikan hasil yang optimal.

Tabel 1

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Model Integrated, Webbed, dan Connected

Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan

Keterpaduan

(integrated)

Membelajarkan

beberapa KD yang

konsep-konsepnya

beririsan/

tumpang tindih

Pemahaman

terhadap konsep

lebih utuh

(holistik)

Lebih efisien

Sangat

kontekstual

KD-KD yang konsepnya

beririsan berada dalam

semester atau kelas yang

berbeda

Menuntut wawasan dan

penguasaan materi yang luas

Sarana-prasarana, misalnya

buku belum mendukung

Jaring laba-laba

(Webbed)

Membelajarkan

beberapa KD yang

berkaitan melalui

sebuah tema

Pemahaman

terhadap konsep

utuh

Kontekstual

Dapat dipilih

tema-tema

menarik yang

dekat dengan

kehidupan

KD-KD yang berkaitan

berada dalam semester atau

kelas yang berbeda

Tidak mudah menemukan

tema pengait yang tepat.

tema

Page 6: Ipa Terpadu Integrated

Keterhubungan

(connected) Membelajarkan

sebuah KD,

konsep-konsep

pada KD tersebut

dipertautkan

dengan konsep

pada KD yang lain

Melihat perma-

salahan tidak

hanya dari satu

bidang kajian

Pembelajaran

dapat mengikuti

KD-KD dalam

SI, tetapi harus

dikaitkan dengan

KD yang relevan

Kaitan antara bidang kajian

sudah tampak tetapi masih

didominasi oleh bidang kajian

tertentu

Page 7: Ipa Terpadu Integrated

BAB III

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

MODEL INTEGRATED

Pembelajaran IPA terpadu melibatkan tiga kegiatan utama yaitu

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Di samping itu, pembelajaran IPA

terpadu memberikan beberapa implikasi terhadap guru, siswa maupun bahan ajar

yang digunakan.

A. Perencanaan

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu akan lebih

optimal jika guru dalam merencanakan pembelajaran tersebut

mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik serta kemampuan

sumberdaya pendukung lainnya. Kondisi dan potensi peserta didik tersebut

meliputi: minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik. Sedangkan,

yang dimaksud dengan kemampuan sumberdaya pendukung meliputi:

kemampuan guru, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, serta

kepedulian stakeholders sekolah.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, ada tiga model keterpaduan

yang potensial diterapkan dalam pembelajaran IPA di SMP/MTs, yaitu: model

keterpaduan secara connected, webbed, dan integrated. Model keterpaduan

manapun yang diterapkan oleh guru, semuanya berdasarkan pada keterkaitan

antar bidang kajian IPA. Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006,

SK dan KD sudah dituangkan secara terpisah dalam masing-masing bidang

kajian. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu perlu

dilakukan pemetaan terlebih dulu. Namun, dengan model-model keterpaduan

di atas, harus diupayakan tidak satupun SK atau KD yang pencapaiannya

parsial tanpa mengaitkan atau memadukannya dengan SK atau KD lain yang

relevan.

Pemetaan dan penyusunan RPP(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

sebagaimana ditunjukkan Gambar 1.

Page 8: Ipa Terpadu Integrated

Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu:

1. Mengkaji dan memetakan semua SK dan KD dari bidang kajian yang akan

dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

secara menyeluruh dan utuh, sehingga dapat dipilih model keterpaduan

connected, webbed, ataukah integrated yang akan diterapkan dalam

pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu tersebut, sekaligus untuk

meyakinkan bahwa tidak ada satupun KD yang dicapai tanpa

mengaitkannya dengan KD lain.

Gambar 1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu

Secara lebih rinci, alur penyusunan rencana pembelajaran IPA terpadu yang

ditunjukkan pada Gambar 1 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

2. Menentukan model keterpaduan. Bila konsep pada suatu KD menjadi

materi utama, sedang konsep pada KD lain akan dikaitkan atau menjadi

terapannya, maka model keterpaduan yang dihasilkan adalah connected.

Bila beberapa konsep dari beberapa KD dipersatukan melalui sebuah tema,

maka model keterpaduan yang dihasilkan adalah webbed. Bila beberapa

konsep dari beberapa KD yang beririsan diangkat menjadi topik, atau

dipilih suatu tema tertentu yang mewakili (bukan mengaitkan) konsep-

Merumuskan indikator pembelajaran IPA

terpadu

Memetakan SK dan KD bidang kajian IPA yang akan dipadukan

Menentukan tema

pemersatu

Menyusun silabus pembelajaran IPA

terpadu

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

IPA terpadu

Menentukan jenis keterpaduan konsep-konsep antar KD dalam bidang kajian IPA

Connected Webbed Integrated

Menentukan materi pokok dan materi

yang dikaitkan

Menentukan topik/konsep yang beririsan

atau tema yang

mewakili

Page 9: Ipa Terpadu Integrated

konsep yang beririsan tersebut, maka model keterpaduan yang dihasilkan

adalah integrated.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan kaitan,

menentukan tema, atau memilih topik pada pembelajaran IPA terpadu

adalah:

a. Relevan dengan KD-KD yang dipadukan.

b. Memperhatikan isu-isu yang aktual dan menarik.

c. Kontekstual, yaitu dekat dengan pengalaman pribadi peserta didik

dan sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.

3. Membuat matriks atau bagan keterhubungan konsep-konsep dalam

kompetensi dasar sesuai keterpaduan yang dipilih. Dengan matriks atau

bagan ini, hasil pemetaan KD atau SK dan model keterpaduan yang dipilih

menjadi semakin jelas.

4. Merumuskan indikator pencapaian hasil belajar sesuai KD-KD yang

dipadukan. Untuk model keterpaduan integrated, dimungkinkan

merumuskan KD sesuai karakteristik keterpaduannya.

5. Menyusun silabus pembelajaran IPA terpadu berdasarkan sejumlah

indikator yang telah dihasilkan. Setelah silabus tersusun, selanjutnya

dikembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada

pembelajaran IPA Terpadu, keterpaduan terletak pada kegiatan

pembelajaran. Hal ini disebabkan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar telah ditentukan dalam Standar Isi.

B. Pelaksanaan Model Pembelajaran IPA Terpadu

Sesuai uraian sebelumnya, terdapat tiga model keterpaduan yang

berpotensi untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA terpadu, yakni

connected, webbed, dan integrated. Apapun model yang dipilih, pembelajaran

harus dijabarkan dari silabus menjadi RPP dan dikemas menjadi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup/tindak lanjut.

Page 10: Ipa Terpadu Integrated

1. Kegiatan Pendahuluan/Awal

Kegiatan pendahuluan untuk menciptakan suasana awal yang

kondusif, sehingga pembelajaran akan berjalan efektif dan peserta didik

dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam

kegiatan awal ini perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia relatif

singkat, yaitu antara 5-10 menit.

Langkah-langkah dalam kegiatan pendahuluan antara lain:

menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran, melakukan kegiatan motivasi, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai, dan menyampaikan cakupan materi, serta penjelasan

uraian kegiatan sesuai silabus. Dalam kegiatan pendahuluan ini guru

dapat pula melakukan penilaian awal (tes awal) secara lisan maupun

tertulis.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan inti dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

peserta didik.

Menurut Permen Diknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Pembelajaran, kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, meliputi proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik untuk:

(i) mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi

yang akan dipelajari; (ii) menggunakan beragam pendekatan pembela-

jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; (iii) memfasilitasi

Page 11: Ipa Terpadu Integrated

terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan

guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; (iv) melibatkan peserta

didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan (v)

memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium atau

lapangan.

Dalam kegiatan elaborasi, guru: (i) membiasakan peserta didik

mencari literatur yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna,

termasuk mencari informasi dari internet; (ii) memfasilitasi peserta didik

melalui pemberian tugas dan diskusi untuk memunculkan gagasan baru

baik secara lisan maupun tertulis; (iii) memberi kesempatan untuk berpikir,

menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

(iv) berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; (iv)

membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara lisan maupun

tertulis, secara individual maupun kelompok; serta (v) melalui kegiatan-

kegiatan lain yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri

peserta didik.

Dalam kegiatan konfirmasi, guru: (i) memberikan umpan balik

positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah

terhadap keberhasilan peserta didik; (ii) melakukan konfirmasi terhadap

hasil eksplorasi dan elaborasi sehingga peserta didik memahami hasil-

hasil yang benar; serta (iii) melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

3. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut

Sebagaimana waktu untuk kegiatan pendahuluan, waktu yang

tersedia untuk kegiatan penutup atau kegiatan akhir ini juga cukup singkat,

karena itu guru perlu mengatur dan memanfaatkannya secara efisien.

Kegiatan penutup antara lain: mengajak peserta didik untuk

menyimpulkan materi yang telah diajarkan, melaksanakan tindak lanjut

pembelajaran dengan pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan

di rumah, menjelaskan kembali bahan yang dianggap sulit oleh peserta

Page 12: Ipa Terpadu Integrated

didik, membaca materi pelajaran tertentu, mendiskusikan terapannya

dalam kehidupan sehari-hari, mengemukakan topik yang akan dibahas

pada pertemuan selanjutnya, memberikan evaluasi secara lisan atau

tertulis, dan memberikan penghargaan kepada peserta didik yang

kinerjanya bagus.

Pembelajaran IPA terpadu secara connected, webbed, atau integrated

dapat dilaksanakan melalui model-model pembelajaran inovatif, misalnya

pembelajaran berdasarkan masalah, pembelajaran kooperatif, pengajaran

langsung, dan lain-lain. Tentu saja langkah-langkah atau sintaksnya

dimodifikasi sesuai model keterpaduan yang dipilih.

C. Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran IPA terpadu dilakukan dengan

memperhatikan hal-hal berikut:

1. Hakikat IPA. Penilaian tidak hanya ditekankan pada dimensi produk

(kognitif), tetapi juga harus menilai dimensi sikap, proses, dan aplikasi

secara proporsional. Penilaian tidak hanya menyangkut apa yang diketahui

oleh peserta didik, tetapi juga harus menilai apa yang dapat dilakukan oleh

peserta didik, melalui berbagai bentuk penilaian kinerja.

2. Model keterpaduan yang dipilih. Kriteria ketuntasan atau ketercapaian

KD pada model connected, webbed, atau integrated ditentukan mengacu

pada konsep-konsep KD yang dipadukan. Dengan demikian, konten atau

cakupan penilaian dapat berupa perpaduan berbagai bidang kajian atau

hanya mengaitkan bidang kajian tertentu dengan bidang kajian yang lain.

3. Sistem penilaian. Sesuai Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007, penilaian

dilakukan menyatu dengan proses pembelajaran melalui ulangan harian,

ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas,

ujian sekolah, dan ujian nasional. Penilaian harus memperhatikan prinsip-

prinsip: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berke-

sinambungan, sistematis, beracuan kriteria, serta akuntabel. Penilaian

Page 13: Ipa Terpadu Integrated

dilakukan dengan berbagai bentuk, teknik, dan menggunakan berbagai

instrumen penilaian sebagaimana ditunjukkan Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2

Klasifikasi Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian

No Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

1 Ujian tertulis

Soal pilihan: pilihan ganda,

benarsalah, menjodohkan, dll.

Soal isian: isian singkat dan uraian

2 Observasi (pengamatan) Lembar observasi

(lembar pengamatan)

3 Ujian praktik (tes

kinerja)

Soal tulis keterampilan

Soal simulasi

Soal/soal petik kerja

4 Penugasan individual

atau kelompok

Pekerjaan rumah

Proyek

5 Ujian lisan Daftar pertanyaan

6 Penilaian portofolio Lembar penilaian portofolio

7 Jurnal Buku cacatan jurnal

8 Penilaian diri Kuesioner/lembar penilaian diri

9 Penilaian antarteman Lembar penilaian antarteman

Page 14: Ipa Terpadu Integrated

Daftar Pustaka

Fogarty, R. (1991). How to integrate the curricula. Palatine: IRI/Skylight

Publishing, Inc. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2007). Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Repubrik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007

Tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk Satuan Pendidikan dasar

dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2007). Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007

Tentang Standar Proses Pendidikan untuk Satuan Pendidikan dasar dan

Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2006). Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2006). Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006

tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubrik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Repubrik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.

Pusat Kurikulum, Balitbang, Depdiknas. (2006). Panduan Pengembangan Pembe-

lajaran IPA Terpadu, SMP/MTs.