iodoform (1)

35
Laporan Praktikum Kimia Organik II IODOFORM Disusun oleh : Kelas F Kelompok F-2 1. Jeffy AK 1110052 2. Ita Dwilestari 1110053 1

Upload: nico

Post on 07-Dec-2015

864 views

Category:

Documents


88 download

DESCRIPTION

aasdad

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Kimia Organik II

IODOFORM

Disusun oleh :

Kelas F

Kelompok F-2

1. Jeffy AK 1110052

2. Ita Dwilestari 1110053

Laboratorim Kimia Organik

UNIVERSITAS SURABAYA

2012

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Iodoform adalah senyawa yang dibenruk dari reaksi antara Iodium dengan

etanol/ aseton dan asetaldehid dalam suasana basa. Iodoform pertama kali ditemukan

oleh Goerges Serrulas pada tahun 1822 dan rumus molekulnya diperkenalkan oleh

Jean Baptise Dumas pada tahun 1834. Iodoform termasuk senyawa haloform selain

itu juga terdapat kloroform dan bromoform yang juga termasuk dalam senyawa

haloform. Haloform dapat terbentuk bila halogen direaksikan dengan senyawa metil

keton. Sehingga halogen α dapat digunakan sebagai dasar uji iodoform untuk

senyawa-senyawa metil keton. Iodoform digunakan dalam obat desinfektan /

antiseptik luar.

Senyawa yang berasal dari iodoform adalah CHI3, yang berbentuk kristal

berwarna kuning, memiliki sifat mudah menguap, dan memiliki bau yang khas.

Iodoform agak larut dalam gliserol (1g/80ml), petroleum eter atau alkohol (78g/lL),

rata-rata larut dalam kloroform(1g/10ml), asam asetat dan eter (136g/lL) dan sangat

mudah larut dalam benzene dan aseton (120g/lL).

Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut

digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH) sehingga

menghasilkan Iodoform

Sifat Fisik dari Iodoform:

IUPAC Iodoform

Nama-nama lain Triiodomethane, methyl triiodide,

carbon triiodide, TIM

Formula Molekul CHI3

Molar mass 393.73 g/mol

2

Bentuk Kristal berwarna kuning

Massa Jenis 4.008 g/cm3

Titik leleh 1230C

Titik didih 2170C (expl)

Kelaruan dalam air 0.1 g/l at 200C

Log P 3.83

Kh 0.34 mol.kg-1.bar-1

Struktur

Struktur Kristal Hexagonal

Bentuk molekul Tetrahedral

EU classification Harmful (Xn), dangerous for the

environment

Sifat Kimia dari Iodoform:

Kondensasi lipidine ethiodide dari alkil menghasilkan cis(1-ethylguinoline-4-

trimetinaiomine)

Iodoform dan kalium poidat membentuk Cl4-(tetraidometane)

Iodoform dapat dihidrogenasi di itomentasi (metilan iodide)

Iodoform apabila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan NaOH

alkoholat karbilamine membentuk isosianida.

Iodoform dapat dihidrolisis dengan kuat.

Iodoform bila direduksi dengan Na2As2O4 akan membentuk metilen Iodida.

Iodoform bila direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan warna merah

ungu pada lapisan piridin, setelah dipanaskan sebentar

Jika Iodoform dipanaskan dalam satu tabung kering, akan timbul uap yang

berwarna violet dari Iodium.

3

Test larutan AgHO3 reaksi dengan larutan AgHO3(argentum nitrat) tidak

memberikan endapan kuning perak iodida (Agl).

Tidak bereaksi dengan kolomel, HgO.

Uji dengan Iodoform biasa dipakai untuk mengetahui suatu metil keton, jika

metil keton berbentuk larutan maka akan terbentuk endapan berwarna kuning. Uji ini

dikenal sebagai iodoform test. Beberapa pereaksi dapat mengubah iodoform menjadi

diiodometan. Selain itu, dapat juga mengubah iodoform menjadi karbondioksida.

Iodoform dapat bereaksi dengan AgNO3 menghasilkann karbon monoksida, yang

dioksidasi oleh campuran antara H2SO4 dan iodium pentaiksida.

Senyawa Iodoform dapat dibuat dengan beberapa cara, diantaranya dengan

campuran pelarut alkohol, campuran aseton, dengan elektrlisa pelarut

Reaksi Triiodometana (iodoform) dengan alkohol

a. Melangsungkan rekasi triiodometana (iodoform)

Ada dua campuran pereaksi cukup berbeda yang bisa digunakan untuk

melangsungkan reaksi ini. Walaupun pada kenyataannya kedua pereaksi

sebanding secara kimiawi.

Penggunaan larutan iodin hidroksida dan natrium hidroksida. Metode

ini adalah metode yang lebih jelas secara kimiawi.

Larutan iodin dimasukkan kedalam sedikit alkohol, diikuti dengan

larutan natrium hidroksida secukupnya untuk menghasilkan warna iodin. Jika

tidak ada yang terjadi pada kondisi dingin, maka campuran mungkin perlu

dipanaskan dengan sangat perlahan.

Hasil positif dari reaksi adalah timbulnya endapan triiodometana

(sebelum disebut iodoform) yang berwarna kuning pucat pasi –CHI3.

Selain berdasarkan warnanya, iodoform juga bisa dikenali dengan

baunya yang sedikit mirip bau “obat”. Triiodometana digunakan sebagai

4

sebuah antiseptic pada berbagai plaster temple. Misalnya yang dipasang pada

luka-luka kecil.

b. Hasil-hasil reaksi triiodometana (iodoform)

Hasil positif – endapan kuning pucat dari triiodometana – dapat

diperoleh dari reaksi dengan alkohol yang mengandung kelompok gugus-

gugus CH3CHOH-R. “R” bisa berupa sebuah atom hydrogen atau sebuah

gugus hidrokarbon (misalnya, sebuah gugus alkil). Jika “R” adalah hydrogen,

makan akan menghasilkan alkohol etanol, C2H5OH. Dalam hal ini etanol

merupakan satu-satunya alkohol primer yang menghasilkan reaksi

triiodometana (iodoform). Jika “R” adalah sebuah gugus hidrokarbon, maka

dihasilkan alkohol sekunder. Banyak alkohol sekunder yang dapat

menghasilkan reaksi triiodometana, tetapi semuanya memiliki sebuah gugus

metil terikat pada karbon yang memiliki gugus –OH. Tidak ada alkohol tersier

yang bisa mengandung gugus ini karena tidak ada alkohol tersier yang dapat

menghasilkan reaksi triiodometana.

Reaksi Triiodometana (iodoform) dengan aseton

Aseton direaksikan dengan I2 dan larutan basa(KOH, atau NaOH) , maka I2

akan mengoksidasi aseton. Dalam lingkungan basa (KOH atau NaOH), H3C-C-CI3

diubah menjadi Iodoform dan kalium asetat/natrium asetat.

Reaksi Triiodometana (iodoform) dengan elektrolisa pelarut

Aseton maupun etanol dapat dielektrolisa oleh KI dan Na2CO3, elektrilisa

dilakukan dengan elektroda platinum. Larutan yang mengandung K+, Na+, I-, CO2,

dan H+ serta O- dari air. Ion-ion ion akan kehilangan muatan selama elektrolisa, H+

pasa katoda, dan I- serta OH yang dibebaskan pada anoda, bereaksi bersama

menghasilkan iopoiditCO-. Larutan menjadi mengandung NaOI yang bereaksi dengan

etanol ataupun aseton.

5

Iodium

Iodium adalah unsur kimia pada tabel

periodik yang memiliki simbol I dan nomor

atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua

mahkluk hidup. Iodium merupakan halogen yang

reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan,

seharusnya astatin lebih rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada iodium,

tapi kelangkaan astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini. Iodium

digunakan terutama dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna. Seperti halnya

semua unsur halogen lain, Iodium ditemukan dalam bentuk molekul diatomik. Iodium

merupakan elemen yang terdapat dalam makanan sebagai iodida anorganik yang

mudah diserap. Kebutuhan sehari-hari adalah 50 sampai 300 mg yang diperoleh dari

makanan seperti ikan, kepiting, kerang, dan lumut laut, penyakit gondok endemis

pada umumnya akan timbul di daerah mana asupan perharinya hanya 70 mcg.

Mekanisme kerja obat yang mengandung iodida mungkin didasarkan pada

penghambatan kompetitif terhadap mekanisme tiroid dalam memekatkan ion iodium.

Iodida merupakan obat tertua yang digunakan untuk pengobatan hipertirodisme

sebelum ditemukan berbagai macam antitiroid. Iodium dalam darah terdapat dalam

bentuk iodida yang sebagian besar ditangkap oleh tiroid untuk sintesis hormon tiroid.

Kloroform

Dalam Kamus Kimia (Balai Pustaka, 2002) kloroform diartikan sebagai zat

cair tanpa warna, dengan bau manis, menyenangkan dan anestetik. Kloroform disebut

juga haloform. Hal ini disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi dengan metana

keton; yang menghasilkan masing-masing bromoform dan kloroform. Hal ini disebut

CHX3 atau haloform, maka reaksi ini sering disebut reaksi haloform. Kloroform juga

dikenal sebagai trichloromethane, triklorid metana, trichloroform, triklorid metil, dan

triklorid formyl. Rumus molekul kloroform : CHCl3 . Sedangkan struktur kimia

kloroform adalah :

6

Sebagaimana senyawa lain, kloroform memiliki ciri atau sifat tersendiri.

Diantara sifat-sifatnya tersebut adalah :

o   Berbentuk cairan

o   Baunya khas (menyengat)

o   Mudah menguap

o   Tidak larut dalam air

o   Titik didih 61,2 0 C

o    Indeks bias 1,487

Dalam kehidupan sehari-hari kloroform berfungsi sebagai pembius dan

pelarut senyawa organik. Penggunaan kloroform tersebut dapat dirinci

sebagai berikut :

1.     Pelarut untuk lemak, ”dry cleaning” dan sebagainya

2.     Obat bius ; untuk penggunaan ini : dibubuhi etanol, disimpan dalam botol

coklat, diisi sampai penuh

Senyawa halokarbon seperti kloroform dapat dibuat dengan beberapa cara,

diantaranya :

·         klorinasi metana

7

·         reaksi substitusi elektrofilik

Syarat pembuatan menurut reaksi haloform ini adalah menggunakan  dari

bahan alkohol yang bila dioksidasi menghasilkan gugus asetil (CH3COO) yang terikat

pada atom H atau C. Reaksi haloform ini berlangsung dalam tiga tingkat :

1.      Oksidasi (bila perlu)

2.      Substitusi

3.      Penguraian oleh basa

Dalam pembuatan atau pensintesaan kloroform perlu diperhatikan beberapa

hal, yaitu dengan adanya oksigen dari udara dan sinar matahari, kloroform dapat

teroksidasi dengan lambat menjadi fosgen (gas yang sangat beracun). Maka untuk

mencegah terbentuknya fosgen ini , kloroform disimpan dalam botol yang berwarna

coklat yang terisi dan mengandung 0,5 – 1% etanol. Fungsi etanol tersebut sebagai

pengikat apabila terbentuk fosgen.

2 C2H5OH + COCl2       (C2H5O)2CO + 2 HCl

Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom

halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan

dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat pada

atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi halogen

(Cl2). Beberapa senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform

lainnya adalah: etanol, 2-propanol, 2-butanol, propanon, 2-butanon, dll

Halogenasi sering berjalan secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali

menghasilkan campuran produk, karena alasan inilah halogenasi kadang saja

digunakan dalam laboratorium.

Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri dari

ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk oleh saling menindihnya suatu orbital

atom halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Sebuah halogen membentuk satu

ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan di sekitar atom ini. Namun,

karbon menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk mengikat halogen,

hidrogen maupun atom karbon lain.

8

Kloroform yang dapat dari alkohol dengan kapur klor (bleaching powder) melalui

tiga tingkatan reaksi yaitu :

1. Oksidasi oleh halogen

CH3CH2OH + Cl2  CH3CHO + 2HCl

2. Klorinasi dari hasil oksidasi

CH3CHO + Cl2  CCl3CHO + HCl

3.  CCl3CHO + Ca(OH)2  CHCl3 + (HCOO)2Ca

Sedangkan pada reaksi dengan aseton lebih kuat, sehingga dalam proses sintesa

digunakan susunan alat yang agak berbeda. Reaksinya dapat dilihat  sebagai berikut :

1. CH3COCH3 + 3 Cl2  CCl3COCH3 + 3 HCl

2. CCl3COCH3 + Ca(OH)2  CHCl3 + (CH3COO)2Ca

Natium Hidroxyda

Rumus molekul : NaOH 

Massa molar : 39.99711 g/mol mol 

Penampilan : putih solid, hidroskopis 

Kepadatan : 2.13 g/cm 3 

Titik lebur : 318 °C, 591 K, 604 °F

Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F

Kelarutan dalam air : 1110 g/L (20 °

Kelarutan dalam etanol : 139 g/L 

Kelarutan dalam metanol : 238 g/L 

Kelarutan dalam gliserol : Larut

Keasaman (p K a) : ~13

Aseton

Sifat fisik Aseton :

9

-Rumusmolekul: CH3COCH3

-Beratmolekul, g/ mol:58,08

-Kenampakan: cairantidakberwarna

-Densitas, g/ cm3: 0,79 (cair)

-Viscositas(200C) : 0,32 cp

-Specific gravity(200C): 0,783

-Vapourpressure(200C),kPa: 24,7

-Melting point, 0C: -94,6

-Boiling point(101,3 kPa) ,0C : 56,29

-Critical temperature, 0C: 235,05

-Critical pressure, kPa: 4701

Bromoform

Massa molar 252.73 g/mol

Kelarutan di dalam air

1 g/l (20 °C)

Titik leleh 9.2 °C

Massa molar 252.73 g/mol

Densitas 2.89 g/cm3 (20 °C)

Titik didih 149.5 °C (1013 mbar)

Tekanan uap 6.4 hPa (20 °C)

10

Proses Rekristalisasi

Dalam melakukan pemisahan dan pemurnian zat padat, ada 3 proses utama

untuk pemisahan dan pemurnian senyawa-senyawa padat tersebut, yaitu : ekstraksi,

sublimasi, dan rekristalisasi. Dalam pemurnian Iodoform digunakan tahapan

rekristalisasi. Rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dengan cara mengkristalkan

kembali dari cairan pelarut atau campuran pelarut, melarutkan Kristal dalam pelarut

panas (atau campuran pelarut), kemudian mendinginkan larutan secara perlahan

sampai terbentuk Kristal yang murni.

Tujuan dari rekristalisasi adalah:

a. Meghilangkan kotoran selama reaksi baik mekanis maupun fisis

b. Mendapatkan Kristal yang bagus.

Proses rekristalisasi :

a. Melarutkan zat yang belum murni ke dalam larutan yang cocok pada atau

dekat titik didihnya.

b. Menyaring larutan panas dari partikel-partikel atau kotoran atau bahan yang

tidak larut.

c. Pendiaman larutan panas menjadi dingin, sampai terbentuk Kristal.

d. Pemurnian Kristal dari larutan induk.

Cara Memilih Pelarut yang cocok untuk proses rekristalisasi adalah :

11

a. Pelarut yang di pilih sebaiknya hanya melarutkan zat-zat yang akan

dimurnikan, dalam keadaan panas, sedangkan pengotornya tidak larut sama

sekali.

b. Memiliki titik didih yang rendah, agar dapat mempermudah pengeringan

Kristal.

c. Tidak bereaksi dengan zat.

1.2 Tujuan

- Memahami reaksi haloform

- Memahami cara rekristalisasi dengan pelarut etanol dan air

- Mendapatkan Kristal iodoform yang berwarna kuning

BAB II

12

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan

1. Bahan:

Iodium 5 g

Aseton 6 ml

NaOH 1,6N 25 ml

Etanol qs

2.Alat-alat:

Labu Erlenmeyer

Gelas Ukur

Gelas Piala

Kaca arlogi

Labu hisap

Corong gelas

Gelas Ukur

2.2 Prosedur

Preparation Of Iodoform

Make a short abstract of these directions to use a guide while doing the work.

Make a habit of preparing such abstract for all experiments.

Directions. In a 500cc. Florence flask place 10g of Iodine and pour onto this

10g of acetone. And in small portions , and with constant shaking, as much as is

needed of a solution made up of 20cc of 8N Sodium Hydroxide and 80cc water. If

flask become hot to the hand, cool it at once with running water. When sufficient

sodium hydroxide solution has been added set the flask aside.No free Iodine

should be present at this time, nor any suggestion of brown color in the liquid.

Look carefully on the bottom of the flask for unattacked Iodine.

After 5 minutes collect the yellow precipitate, using the small Buchner funnel,

Please filtrate at once in the bottle labeled “Iodoform Filtrate”. Wash the solid on

the funnel with a little alcohol as follows:put the Iodoform In a small flask

arranged for refluxing (see Expt.19). Pour a few cc of alcohol down the condenser

13

(no flames with 6 ft), and warm on the electric hot-plate or the steam-bath,

shaking the flask at times.

When the mix is warm add a little more alcohol, then wait till it becomes hot

to see wheter enough has been added to dissolve all (there will always be a few

sherds of filter paper,etc, which should not o not heat longer than necessary and

avoid actual boiling if possible.

When enough solvent (about 40cc) has added to dissolve all the Iodoform at

the boiling point of the solution and set aside to cool slowly.In 15 minutes, add

about 25cc of water, meanwhile stiringn vigorously to completely precipitate the

Iodoform, then filter with the Buchner funnel. Wash the crystals on the funnel

with a few drop of cold alcohol (cut off suction during th washing) . Remove the

crystals from the filter paper and spreas them on a fresh, dry place of the filter

paper. The best way to remove paper,etc, from the Buchner funnel is to hold it

over a clean filter paper and blow gently through the steam. The end of the

funnel-steam should first be washed so that no chemicals can get in the lips. Any

crystals remaining in the funnel are removed with knife or spatula. The crystals

are to be placed in the desicators.Place an identification slip in the desicator.

Products in course of preparation should always be labeled, do not rely on the

memory.

The bottom of the desicator should contain granules of calciumchloride to a

depth of about 15mm. The metting point and weight of the preparation will be

determined after it is dry, at the next laboratory period for directionfor melting

point determination (see Expt.4) Submit the product in a sample bottle ,properly

labeled (see Expt.18 P.46)

During the performance of this experiment the instructor will demonstrate the

shape of the Iodoform crystals with the microscope. Put a sketch of the crystals in

your report.

Yield, about 55%

2.3 Mekanisme Reaksi

14

z

2.4 Skema Cara Kerja

Timbang NaOH 3,2 Diukur aseton 6ml, aquadem 5mlLarutkan dalam 10 ml aquadem campur di labu Erlenmeyer,

tutup dengan gabus

Encerkan dengan(+)an aquadem sampai 50ml di beker glass Timbang

Iodium 5g (dikaca arlogi)

(+)kan NaOH 1,6N Iodium dimasukkan sedikit demi sedikit Kedalam Erlenmeyer (kocok+ditutup)

NaOH pipet sedikit demi sedikit

kedalam labu Erlenmeyer

warna coklat hilang

SEGERA (+)kan aquadem 62,5ml

15

SEGERA disaring dengan corong Buchner

Kristal dipindahkan kelabu Erlenmeyer baru

(+)kan etanol mendidih sedikit demi sedikit sampai tepat larut

Dipanaskan dihot-plate sampai larut

Dinginkan sampai 50oC(+)kan aquadem 12,5ml, sambil dikocok

Disaring dengan corong Buchner

Kristal dikeringkan didalam oven

Timbang hasil, masukkan botol, dan beri etiket

2.5 Gambar Pemasang Alat

16

NaOH 3,2g Aquadem 50ml NaOH 1,6N aquadem

62,5ml

Warna coklat hilang

Iodium 5g

SEGERA

Aquadem Aseton 6ml SEGERA

5ml

Etanol 42ml

Dipanaskan+ diaduk

Kristal Iodoform

DINGINKAN selama 15’

aquadem 12,5ml

BAB III

17

HASIL PERCOBAAN

Hasil Teoritis = 2,585g

Hasil Praktikum = 1,4g

18

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Pembuatan iodoform pada praktikum kali ini dengan mereaksikan aseton,

iodium dan NaOH. Iodoform memiliki karakteristik kristal yang berwarna kuning.

Iodium sebagai bahan baku awal pembuatan iodoform merupakan padatan hitam

dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosfer dapat menyublim tanpa meleleh

dan segera melarut dalam pelarut non polar. Iodoform merupakan senyawa yang

dibentuk dari treaksi antara iodin dengan etanol/ aseton dalam suasan basa. Untuk

membuat iodoform dari aseton digunakan reaksi elektrofilik. Dan reaksi

pembentukkan Iodoform masuk dalam golongan reaksi reduksi oksidasi yakni

melibatkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.

Dalam proses pembentukkan Iodoform, langkah awal yang dilakukan adalah

mempersiapkan larutan campuran antara aseton dengan aquadem dengan komposisi

perbandingan 1:1 atau kurang lebih sama jumlahnya antara aseton dan aquadem yang

dicampurkan. Dalam hal ini penambahan air digunakan untuk mengurangi penguapan

dari aseton. Praktikum ini dilaksanakan di Indonesia, yang memiliki iklim tropis,

sehingga karena tingginya suhu di Indonesia memungkinkan aseton mudah menguap,

dan jika banyak aseton yang menguap maka akan mempersulit dan membuat Iodium

menjadi semakin sukar larut, karena jumlah pelarut dan zat yang terlarutnya menjadi

tidak setara lagi.

Setelah pencampuran seluruh zat tersebut, maka akan terbentuk warna coklat

pekat. Untuk menghilangkan warna coklat tersebut digunakan NaOH yang

ditambahkan sedikit demi sedikit sampai warna coklat tersebut hilang. NaOH ini

merupakan pembentuk suasana basa. Dalam percobaan kali ini, setelah iodoform

19

habis bereaksi (ditandai dengan warna coklat menghilang) ,maka harus segera

ditambahkan sejumlah air hal ini dikarenakan apabila iodoform telah habis bereaksi

berarti sudah terbentuk kristal iodoform. Tujuan penambahan air sesegera mungkin

adalah untuk menyempurnakan reaksi agar kristal yang terbentuk bagus dan air

merupakan pelarut yang inert, yaitu pelarut yang tidak menimbulkan reaksi apapun

pada suatu system dan sehingga tidak akan merusak reaksi didalamnya. Setelah itu

dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong Buchner yang dihubungkan

dengan pipa penghisap, hal ini dimaksudkan agar proses penyaringan berlangsung

cepat. Setelah dilakukan penyaringan kemudian dilakukan rekristalisasi (pemurnian),

Kristal iodoform yang telah terbentuk dari hasil penyaringan dimasukkan kedalam

labu Erlenmeyer yang lainnya kemudian di larutkan dengan etanol yang telah

dipanaskan dahulu, hal ini dilakukan karena Iodoform larut sempurna dalam etanol,

terutama etanol panas, setelah ditambahkan etanol panas dipanaskan kembali dan

sambil diaduk dengan menggunakan magnetic stir, pemanasan dan pengadukan ini

dimaksudkan untuk memperoleh larutan yang homogeny antara etanol dengan

iodoform. Setelah didapatkan larutan campuran yang sempurna antara Iodoform

dengan etanol, diamkan sampai suhu 50oC, hal ini digunakan untuk memperoleh

endapan Kristal iodoform, setelah itu ditambahkan air yang gunanya untuk

memperbanyak dan mempercepat iodoform mengendap. Setelah diperoleh adanya

endapan, saring kembali dengan menggunakan corong Buchner. Setelah itu Kristal

yang mengendap dikeringkan dalam oven.Setelah kering hasil Kristal yang diperoleh

ditimbang, dan dimasukkan kedalam botol hasil.

Dalam sintesis Iodoform yang dilakukan dalam percobaan ini diperoleh

Kristal Iodoform sebanyak 1,4 gram. Menurut hasil teoritis hasil yang diperoleh dari

pembuatan 5 gram Iodium adalah 2,585 gram Iodoform. Namun,dalam

pembentukkan Iodoform dapat terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan Iodoform

gagal dibentuk atau jumlahnya berkurang. Adapun faktor-faktor yang dapat

menyebabkan kegagalan dalam terbentuknya iodoform adalah pada saat penambahan

NaOH yang terlalu sedikit dan berlebih. Penambahan NaOH harus tepat karena jika

20

terlalu sedikit, suasananya akan menjadi kurang basa dan akibatnya Kristal yang

terbentuk sedikit. Sedangakan jika terlalu banyak atau berlebih iodoform dapat larut

dalam NaOH. Adapula yang menyebabkannya adalah karena adanya Iodium yang

menguap pada saat penambahan aseton, atau etanol. Adapula kesalahan dalam

penimbangan Iodium pada awal, yang tidak sesuai sehingga hasilnya pun berkurang.

Ada pula karena adanya kesalahan dalam pembuatan larutan aseton dengan air,

sehingga membuat Iodoform pada awal reaksi sulit melarut, atau terlalu banyak

sehingga terlarut sempurna dalam aseton.

4.2 Diskusi

1. Mengapa aseton diencerkan dengan air ?

Dalam hal ini penambahan air digunakan untuk mengurangi penguapan dari

aseton. Praktikum ini dilaksanakan di Indonesia, yang memiliki iklim tropis,

sehingga karena tingginya suhu di Indonesia memungkinkan aseton mudah

menguap, dan jika banyak aseton yang menguap maka akan mempersulit dan

membuat Iodium menjadi semakin sukar larut, karena jumlah pelarut dan zat

yang terlarutnya menjadi tidak setara lagi.

2. Apa fungsi NaOH?

NaOH ini merupakan pembentuk suasana basa.

3. Apa artinya setelah Iodium habis bereaksi, segera ditambahkan sejumlah

air?

Tujuan penambahan air sesegera mungkin adalah untuk menyempurnakan

reaksi agar kristal yang terbentuk bagus dan air merupakan pelarut yang inert,

yaitu pelarut yang tidak menimbulkan reaksi apapun pada suatu system dan

sehingga tidak akan merusak reaksi didalamnya.

21

4. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kegagalan terbentuknya Iodoform?

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam terbentuknya

iodoform adalah pada saat penambahan NaOH yang terlalu sedikit dan berlebih.

Penambahan NaOH harus tepat karena jika terlalu sedikit, suasananya akan

menjadi kurang basa dan akibatnya Kristal yang terbentuk sedikit. Sedangakan

jika terlalu banyak atau berlebih iodoform dapat larut dalam NaOH. Adapula

yang menyebabkannya adalah karena adanya Iodium yang menguap pada saat

penambahan aseton, atau etanol. Adapula kesalahan dalam penimbangan Iodium

pada awal, yang tidak sesuai sehingga hasilnya pun berkurang. Ada pula karena

adanya kesalahan dalam pembuatan larutan aseton dengan air, sehingga

membuat Iodoform pada awal reaksi sulit melarut, atau terlalu banyak sehingga

terlarut sempurna dalam aseton.

5. Bagaimana pembuatan Kloroform dan bromoform?

Kloroform dan bromoform merupakan senyawa haloform sama dengan

Iodoform, sehingga proses pembuatannya hampir sama dengan Iodoform, hanya

saja pada pembuatan kloroform dan bromoform yang berbeda disini adalah pada

kan pada kloroform gugug halogen yang berikatan adalah Cl, dan pada

bromoform yang berikatan adalah gugus halogen Br. Pada pembuatan kloroform

halogen Cl2 direaksikan dengan senyawa metil keton (aseton contohnya).

CH3COCH3 + 3 Cl2  CCl3COCH3 + 3 HCl

CCl3COCH3 + Ca(OH)2  CHCl3 + (CH3COO)2Ca

Pada pembuatan Bromoform halogen Br2 direaksikan dengan senyawa metil

keton (aseton contohnya).

CH3COCH3 + 3 Br2  CBr3COCH3 + 3 HBr

CBr3COCH3 + Ca(OH)2  CHBr3 + (CH3COO)2Ca

22

BAB V

KESIMPULAN

Iodoform masuk dalam senyawa haloform.

Selain Iodoform, Kloroform masuk dalam senyawa haloform adalah Kloroform.

Dan Bromoform.

Aseton merupakan salah satu senyawa yang mengsndung gugus metil keton.

Iodoform larut dalam air, dan etanol.

Kristal Iodoform berwarna kuning.

23

DAFTAR PUSTAKA

Wertheim,E.1953.A Laboratory Guide For Organic Chemistry University

of Arkansas,3rd edition.London.page 51-52

Fressenden, RJ, Fresenden JS.1994.Organic Chemistry,5th

edition,Books/Cole Publishing Pasific Grove.California.page 574

Mc Murry.2000. Organic Chemistry, 5th edition. Books/Cole Publishing

Pasific Grove.USA.page 916-917

Thafafa.Yunie.2012.Esterifikasi.http://yuniethafafa.blogspot.com/2012/03/

esterifikasii.html. 22 September 2012

Fairus.2011. Sintesis

Iodoform.http://fherays.wordpress.com/2011/06/16/sintesis-iodoform/. 22

Semptember 2012

Anonim.2010. Sintesis

Iodometri.http://www.ilmukimia.com/sintesisiodometri/. 23 September 2012

24

Tanda Tangan Peserta Praktikum

Praktikan 1, Praktikan 2,

(Jeffy AK) (Ita Dwilestari)

25