intro to home studio

Upload: dwi-antony-verdugo

Post on 03-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    1/15

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    2/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    GRRRRR!!! ANE SEBEL BANGET HARI INI

    Idih, dateng-dateng ngomel. Kenapa coba, ga jelas

    Huhuhu ngeselin

    Lah, kenapa ini orang?

    Jadi ceritanya gini koh. Jadi band ane kan udah punya lagu, terus rencananya mau kita jadiin rekaman

    beneran. Terus kita nyari studio rekaman tapi yang murmer. Berhubung ane baru pertama kali dan

    buta sama sekali ga ngerti apa-apa, yaudah deh ane ikutin aja tuh apa kata si mas-mas tukang

    studionya. Begitu habis rekaman, pas didenger hasilnya malah ga enak banget, kotor dan berantakan.

    Udah buang waktu, ane rugi nyelengin duit lumayan banyak tapi ga dapet hasil yang ane pengen

    Hihihi

    Idih, bukannya simpatik kek gitu malah diketawain?

    Ngga, ane jadi inget pengalaman ane rekaman di studio yang ngaco. Ya persis kaya gitu lah, malah lebih

    parah, udah pacar jadi ngambek, ane ga makan pula 2 hari gara-gara duitnya abis, hasilnya dibandingin

    ama toa masjid murahan masih lebih parah lagu ane (ups, kok ane jadi curhat..?)

    Yah, makanya sekarang ane lebih seneng bikin home studio aja deh, enak lebih nyantai

    Studio kok dibikin di rumah, emang bisa koh? Becanda ah

    Lah, gw serius

    Sekarang rekaman udah bisa dilakukan di studio rumahan. Terlebih kalo kita cuma punya budget

    prihatin, tentunya bakal menghemat biaya rekaman di studio. Cuma emang butuh banyak belajar ini

    itu dulu buat pengetahuan dasar kita. Agak ribet, tapi sepengalaman ane menyenangkan kok

    Oh, begitu? Ane baru tau ada yang kaya begonosori koh, ane bener-bener ga tau. Ajarin dong

    Wani piro?

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    3/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    INTRO TO HOME RECORDING

    Ya, entah berapa orang yang pernah memiliki pengalaman seperti tadi, tapi buat yang pernah

    ketiban apes seperti itu, serius, I know that feeling

    Terima kasih kepada perkembangan zaman yang diiringi perkembangan teknologi. Dulu, ketika

    musik masih diproduksi dengan piringan hitam dan kaset, tentunya studio rekaman masih menjadi

    barang mewah, dan hanya beberapa orang saja yang bisa memilikinya. Tetapi seiring dengan

    berkembangnya audio digital, kini untuk membuat musik saja kita sudah bisa melakukannya di depan

    laptop, dan tidak harus di studio profesional.

    Lantas, ga heran kalo sekarang home recording menjadi trend. Selain lebih fleksibel dan simpel,

    home studio juga relatif menghemat biaya. Semuanya bisa kita lakukan dengan bermodalkan sebuah

    komputer dan ditunjang dengan perangkat lainnya. Penasaran? Cekidot

    JADI, KITA BUTUH APA AJA BUAT BIKIN HOME STUDIO?

    Home studio sangat bergantung terhadap kemampuan dan kemandirian kita, karena semua

    proses akan kita lakukan sendiri, persis seperti tukang cukur rambut. Seorang tukang cukur rambut, yang

    mencukur rambut ya dia (si tukang cukur), yang mengatur keuangan juga dia, yang nyapuin sampah

    rambut ya dia, dialah bos sekaligus kacungnya (dan istrinya yang menikmati hasil kerja kerasnya)

    Ya, semua kita lakukan sendiri di home studio. dengan komputer atau laptop dengan spesifikasi

    menengah ke atas yang terinstal DAW, kemudian bisa ditunjang dengan audio interface / soundcard,

    microphone, reference monitor, serta MIDI controller maka kita sudah bisa membuat home studio

    sendiri untuk membuat musik atau lagu. Bingung denger istilah-istilah barusan? Komon-komon,

    cekidot

    Komputer / Laptop dan Digital Audio Workstation

    Kalo hidup di zaman modern, walau ga ngerti makenya jangan bilang ga tau barang ini ya

    Kini segala macam perangkat studio bisa divirtualisasi berkat alat ini. Tapi apakah yang membuatnya

    demikian?

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    4/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    Jawabannya ada pada software yang disebut Digital Audio Workstation atau DAW. Dengan adanya DAW,

    maka kini sebuah studio virtual ada di hadapan kita. Software DAW sangat bervariasi baik dari fitur,

    harga, versi (original, freeware, dan bajakan ), hingga spesifikasi komputer yang mampu

    menjalankan DAW tersebut. Namun pada umumnya memiliki prinsip dasar yang sama. Dengan software

    DAW inilah kita dapat melakukan recording, sequencing, editing, dan berbagai macam keperluan audio

    processing.

    Walau demikian, dengan adanya komputer yang dilengkapi DAW, kita tentunya perlu perangkat

    penunjang lainnya untuk membangun home studio kita

    Image Line-FL STUDIO Ableton-LIVE

    Cockos-REAPER Steinberg-CUBASE

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    5/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    Audio Interface / Soundcard

    Audio interface atau soundcard, digunakan untuk menangani input dan output suara. Inilah

    komponen penting untuk melakukan recording. Sebenarnya, komputer kita biasanya sudah dilengkapi

    dengan soundcard bawaan. Tapi untuk kebutuhan recording, dianjurkan untuk menggunakan audio

    interface eksternal yang ditujukan untuk kebutuhan profesional audio untuk mendapatkan hasil yang

    jauh lebih baik. Audio interface pun beragam pula. Ada yang memiliki fitur preamp, ada yang memiliki

    phantom power (untuk apa ini? Kita bahas nanti), dan ada juga yang memiliki fitur cue monitoring

    (biasanya untuk DJ). Tentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan kita, berapa input yang kita

    butuhkan, apakah butuh phantom power, dan budget kita tentunya.

    Microphone

    Jika agan ingin merekam sesuatu, selain harus punya audio interface, tentunya harus memiliki

    microphone (ya iyalah, masa ngerekam pake wajan? Please deh ).

    Microphone ada banyak jenisnya, tapi secara umum, ane golongkan jenis yang paling sering digunakan

    untuk home studio. Pertama dynamic microphone, dan kedua condenser microphone.

    Dynamic Microphone Condenser Microphone

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    6/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    Dynamic microphone mungkin familiar karena sering kita

    tiup-tiup terus bilang testes. Hayo, ngaku aja deh,hihihi

    Microphone jenis ini memang sering kita temui, dan

    tentunya bisa digunakan untuk merekam vocal atau instrumen.

    Harga microphone jenis ini relatif murah dan terjangkau.

    Berbeda dengan microphone condenser, microphone jenis

    ini yang lebih sering kita jumpai di studio rekaman profesional.

    Harga microphone ini memang tergolong mahal (percaya ato ngga,

    ada yang harganya bisa sampe 30 juta rupiah bahkan lebih). Tapi

    sekarang sudah banyak microphone condenser dengan harga

    terjangkau dan memang diperuntukan untuk kebutuhan home

    studio dengan kualitas yang bagus.

    Di pembahasan mengenai audio interface tadi ada istilah Phantom

    Power. Nah, phantom power tadi berfungsi untuk memberikan tegangan agar

    microphone condenser dapat bekerja. Tegangan ini biasanya berkisar sekitar 48

    volt. Phantom power ini berasal dari audio interface atau mixer yang kita punya,

    untuk itu jika berencana membeli mic condenser, pertimbangkan juga untuk

    membeli audio interface atau mixer dengan fitur phantom power. Kalau tidak,

    maka microphone condenser tidak dapat berfungsi secara efektif.

    NB: untuk condenser jenis tabung (tube) tidak memerlukan phantom power, ini pengecualian khusus

    Shure SM 57 dan Shure SM 58

    Rhode NT-2

    Avantone CV12 (Tube)

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    7/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    Selain itu, untuk home recording, dalam merekam menggunakan

    microphone kita bisa menggunakan alat bantu bernama pop filter atau pop

    shield. Pop filter ini berfungsi untuk mengurangi tiupan nafas pada saat kita

    bernyanyi atau berbicara. Memang sifatnya opsional, akan tetapi sangat

    efektif meningkatkan kualitas rekaman kita.

    Reference Monitor

    Kita lagi ga ngomongin layar datar atau LCD buat display yaa

    Istilah monitor disini mengacu pada suatu alat untuk mengetahui seperti apa keluaran dari sesuatu yang

    diproses, dalam hal ini yaitu suara. Ya, dalam dunia audio, monitor mengacu pada speaker atau

    headphone untuk mengetahui hasil proses yang terjadi terhadap data audio kita.

    Apakah speaker dan headphone yang digunakan untuk monitoring studio sama dengan

    headphone dan speaker biasa yang ada di pasaran? Tentu saja berbeda. Dalam hal ini, headphone atau

    speaker untuk monitoring idealnya memiliki respon frekuensi lebih luas terhadap frekuensi audiosonik

    dan merata, tidak seperti headphone atau speaker biasa yang biasanya memiliki respon kelebihan /

    kekurangan pada daerah frekuensi tertentu. (hal ini ga kita bahas mendetail karena sudah memerlukan

    pembahasan khusus mengenai audio engineering)

    Jika menginginkan output yang bagus, maka monitor yang kita gunakan untuk referensi

    tentunya harus berkualitas bagus pula. Namun perlu diingat, alat yang terpenting tidak lain adalah

    telinga yang kita miliki sendiri.

    NB: Idealnya, untuk kebutuhan profesional monitoring dilakukan dengan speaker di ruangan khusus

    yang dilengkapi dengan berbagai macam peredam, istilahnya accoustic treatment. Hal ini tidak dibahas

    karena membutuhkan pengetahuan khusus dan spesifik.

    Pop Filter Untuk Microphone

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    8/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    MIDI Controller

    Jadi apakah semuanya harus dilakukan dengan rekaman? Tentu saja tidak. Kadang, beberapa orang

    lebih suka membuat musik secara digital atau istilahnya sequencing. Dalam sequencing, kita biasa

    menggunakan MIDI (Music Instrument Digital Interface). Sinyal-sinyal MIDI tersebut dapat dikirimkan

    melalui alat yang bernama MIDI controller ini.

    Meskipun secara awam MIDI sering kita kaitkan dengan suatu keyboard (atau orang sering

    bilang organ tunggal), tapi untuk di dunia musik, hal ini mengacu pada penggolongan yang lebih detail

    dan spesifik, sehingga MIDI controller berbeda dengan keyboard-keyboard pada umumnya.

    Tidak seperti suatu hardware synthesizer atau keyboard PA, MIDI controller tidak memiliki

    sumber suara atau sound engine. Jika sebuah synth memiliki sound generator berupa oscilator yang

    dapat diprogram, atau keyboard PA yang memiliki koleksi preset soundbank, MIDI controller hanya

    mengirimkan data MIDI, tidak memiliki sound module. Sedangkan soundnya berasal dari perangkat

    lain, entah dari sound module synthesizer atau dari softsynth di DAW. Itulah sebabnya MIDI Controller

    sangat ideal untuk musisi digital (dan ngebantu ngirit duit tentunya)

    Contoh Speaker Monitoring: Adam A7X, KRK Rokit, ESI Unik

    Contoh Headphone Monitoring: Superlux HD681, Audio Technica ATHM50, dan AKG K240

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    9/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    MIDI controller pun beragam, namun bisa digolongkan berdasarkan jenisnya, yaitu :

    Keyboard Controller

    Fader Controller

    Knob Controller

    Pad Controller

    Touchpad Controller

    Button Controller

    Whell Controller

    Joystick Controller

    Hardware Synthesizer Memiliki Sound Module Sendiri

    KORG Microkey 25: Keyboard Controller 25 Keys Dengan Joystick Control

    KORG NanoPad: Pad Controller Dengan Touchpad Controller

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    10/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    KORG NanoKontrol: Button, Fader Dan Knob Controller

    BEHRINGER BCR2000: Knob Controller BEHRINGER BCF2000: Fader Controller

    MACKIE MCU-PRO Studio: Fader, Knob, Dan Button Controller

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    11/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    NOVATION Impulse 49: Keyboard controller 49 keys dengan Fader, Knob, Pad, Button, serta Pitch dan Mod wheel

    NOVATION RemoteSL25-MKII: Keyboard Controller 25 Keys Dengan Knob, Fader, Pad, Button, Serta Joystick Dan Touchpad

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    12/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    NOVATION Launchpad: Pad Controller 8x8

    AKAI MPD26: Pad Controller 4x4 dengan fader dan knob

    NI Maschine Mikro MKII- Pad Controller 4x4

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    13/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    DENON DJ-MC3000: DJ Controller 2 Channel Dengan Jogwheel, Knob, Button Dan Fader

    NOVATION Twitch: DJ Controller 2 Channel Dengan Touchstrip, Pad, Knob, Button Dan Fader

    NI TRAKTOR S4: DJ Controller 4 channel Dengan Jogwheel, Knob, Button Dan Fader

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    14/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production

    Ngiler kepengen punya ya habis liat-liat contoh MIDI controller tadi?

    MIDI controller memang sifatnya hanya sebagai penunjang, tapi jika ingin menekuni dunia home

    studio paling tidak kita harus memiliki satu, yang paling umum biasanya keyboard controller. Sisanya,

    sesuaikan dengan budget dan kebutuhan kita. Jika belum punya, umumnya DAW saat ini juga bisa

    menggunakan mouse dan keyboard komputer sebagai controllernya, meskipun secara feel

    memainkannya tentu saja berbeda jauh dengan menggunakan MIDI controller.

    Jadi, udah ga asing lagi dengan perangkat yang dibutuhkan untuk home studio? Kalo begitu,

    kira-kira beginilah diagram dari perangkat-perangkat tersebut :

    Jadi, jika ingin memulai home studio sekarang, mulailah menabung sambil memanfaatkan apa

    yang sudah dimiliki sekarang. Tidak perlu harus punya semua yang disebutkan dulu, ketika ane pertama

    kali mulai, ane hanya menggunakan laptop yang terinstal DAW dengan mouse dan keyboard komputer

    untuk membuat musik. Barulah seiring dengan waktu ane upgrade perangkat yang ane butuh dan

    prioritaskan, seperti audio interface, MIDI controller, kemudian microphone, dst. Terus kreatif dalam

    berkarya dan maksimalkan semua yang agan miliki saat ini.

    Cheers,

  • 7/28/2019 Intro to Home Studio

    15/15

    Dwi Antony Verdugo 2013- VDMS Music Production