(in)toleransi - memahami kebencian & kekerasan atas nama … fileintoleransi cs4.indd 1...

18

Upload: nguyenhanh

Post on 16-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan
Page 2: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

(In) Toleransi!Memahami Kebencian & Kekerasan

Atas Nama Agama

Intoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59

Page 3: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Intoleransi CS4.indd 2 5/28/2018 10:25:59

Page 4: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

(In) Toleransi!Memahami Kebencian & Kekerasan

Atas Nama Agama

Alamsyah M Dja’far

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Intoleransi CS4.indd 3 5/28/2018 10:25:59

Page 5: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

(In) Toleransi! - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama Agama© 2018 Alamsyah M. DjafarHak Cipta dilindungi Undang-UndangDiterbitkan pertama kali olehPenerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia–JakartaAnggota IKAPI, Jakarta

718080915ISBN: 978-602-04-6224-0 978-602-04-6225-7 (Digital)

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Intoleransi CS4.indd 4 5/28/2018 10:25:59

Page 6: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

Pengantar Penulis .................................................... xi

BAGIAN SATU | Sekali Lagi Soal Islam dan Pancasila .. 1

BAGIAN DUA | Politik Toleransi dan Pembangunan di Indonesia ...................................................................................... 11

BAGIAN TIGA | Peta Jalan Mengatasi Intoleransi ......... 52

BAGIAN EMPAT | Toleransi Kaum Santri .......................... 57

BAGIAN LIMA | Memperjungkan Wajah Islam Toleran dan Damai .................................................................................... 76

BAGIAN ENAM | Wajah Islam Gus Dur ............................. 85

BAGIAN TUJUH | Ekstremisme di Mata Gus Dur ........... 108

BAGIAN DELAPAN | Menegakkan Konstitusi, Melindungi Minoritas .............................................................. 116

Daftar Isi

Intoleransi CS4.indd 5 5/28/2018 10:25:59

Page 7: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

BAGIAN SATU

Sekali Lagi Soal Islamdan Pancasila1

Tanpa Pancasila negara akan bubar. Pancasila adalah seperangkat asas dan ia akan ada

selamanya. Ia adalah gagasan tentang negarayang harus kita miliki dan kita perjuangkan.

Dan Pancasila ini akan saya pertahankandengan nyawa saya. Tak peduli apakah dia dikebiri

angkatan bersenjata atau dimanipulasi umat Islam, disalahgunakan oleh keduanya.

(KH. Abdurrahman Wahid, 1992)2

Dari liputan media, saya mengikuti sebuah diskusi, yang menurut saya penting dan kontekstual de-ngan apa yang hendak kita diskusikan hari ini.

Diskusi itu bertajuk “Pancasila 1 Juni dan Syariat Islam” yang diselenggarakan Megawati Institute, Agustus 2011. Megawati Institute, adalah lembaga think tank yang fokus pada ideologi kerja (working ideology) Pancasila 1 Juni 1945 dan 4 pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika) dengan merangkul pemikiran kaum

Intoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:26:00

Page 8: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

| (In) Toleransi!2

cendekiawan, diketuai langsung Mantan Presiden RI Megawati Soekarno Putri.

Diskusi ini menarik lantaran tak hanya memotret si-kap kelompok-kelompok islamis mengenai dasar negara, tapi juga mempertontonkan perubahan strategi dalam meletakan Syariat Islam di bingkai Pancasila, sekaligus sejumlah problem yang tengah kita hadapi dewasa ini. Namun persis di sini ia memberi sinyal adanya problem mendasar kehidupan berbangsa bernegara.

Pergulatan Pancasila dari Waktu ke Waktu

Bagi sebagian orang, diskusi tentang Pancasila mungkin tak lagi menarik. Tema terasa ini mengulang-ngulang dari waktu ke waktu. Alasan itu ada benarnya. Sejak negara ini akan dibentuk hingga sekarang, pergulatan soal Pan-casila tak pernah mati, dan kemungkinan akan terus ber-lanjut seiring muncul problem-problem kebangsaan dan kenegaraan.

Merujuk pembagian sejarawan Asvi Warman Adam, misalnya, pergumulan tentang Pancasila itu bisa dibagi dalam empat gelombang.3 Pertama, gelombang pen-ciptaan yang dimulai pada 1 Juni 1945 ketika Soekarno berpidato di depan sidang BPUPKI menjawab pertanyaan ketua sidang Radjiman Wedyodiningrat. Pada 22 Juni 1945 tim Sembilan yang diketuai Soekarno memasukan

Intoleransi CS4.indd 2 5/28/2018 10:26:00

Page 9: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

3Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama Agama |

tujuh kata “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Namun saat disahkan pada 18 Agustus 1945, atas peran Muhammad Hatta tujuh kata dihapus.

Kedua, gelombang perdebatan yang dimulai dengan pembentukan Konstituante paca pemilu 1955 yang ber-tugas merancang undang-undang dasar. Konstituante terbelah dua. Fraksi Islam diwakili M. Natsir dan Hamka yang mengajukan Islam sebagai pilihan. Sedang partai-partai nasionalis dan komunis mempertahankan pancasi-la. Tak ada yang mampu mencapai 2/3 jumlah suara, pada 5 Juli 1959 Soekarno mengeluarkan dekrit pembubaran Konstituante dan menyatakan kembali ke UUD 1945 yang disahkan 18 Agustus 1945.

Ketiga, gelombang rekayasa di masa Soeharto. Di masa ini Pancasila dijadikan asas tunggal untuk partai dan organisasi kemasyarakatan. Pada 13 April 1968 dike-luarkan Keputusan Presiden tentang rumusan resmi pan-casila. Tahun 1968 didirikan laboratorium pancasila di malang dan tiga tahun kemudian diterbitkan bersamaan dengan dokumen berisi sikap ABRI tentang Pancasila. Ideologi disosialisikan melalui P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), yang dalam 10 tahun telah berhasil menatar sekitar 72 juta warga negara.

Keempat, gelombang penemuan kembali. Gelom-bang ini dimulai saat reformasi. Di masa ini P4 dihapus.

Intoleransi CS4.indd 3 5/28/2018 10:26:00

Page 10: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

| (In) Toleransi!4

Tampak pula, kata Pancasila di masa-masa ini terasa using dan bias Orde Baru. Namun belakangan sejumlah masa-lah yang terus mendera Indonesia dan ancaman disinte-grasi bangsa dan merebaknya gerakan yang berusaha menggantikan Pancasila, pembicaraan mengenai Panca -sila kembali menjadi penting. Dalam situasi dan tanta -ngan semacam itu debat mengenai Pancasila dan syariat Islam yang diselenggarakan Megawati Institute tadi penting untuk kita lanjutkan.

Dalam diskusi di Megawati Institut itu, Sekretaris Majelis Syuro Front Pembela Islam (FPI) Muhsin Alatas yang menjadi salah seorang pembicara menegaskan, Pancasila dan UUD 1945 tak boleh dikultuskan. Karena produk manusia, Pancasila bahkan bisa ditinggalkan jika tak lagi relevan. Meski demikian diakuinya pula, Pancasila karya besar pendiri republik yang tetap relevan.

Dengan tekanan berbeda, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)  Ismail Yusanto melontarkan hal senada. Sebagai seperangkat gagasan filosofis, Pancasila dinilai-nya ideal, namun tak mencukupi untuk mengatur ma-syarakat Indonesia. Problemnya, justru ada pada sistem yuridis di bawahnya. Dalam praktiknya, kata Ismail, Pancasila ini selalu dimaknai sesuai “selera” penguasa.

Pernyataan terakhir ini tampaknya sejalan dengan penilaian KH. Abdurrahman Wahid, akrab disapa Gus

Intoleransi CS4.indd 4 5/28/2018 10:26:00

Page 11: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

5Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama Agama |

Durm tentang tafsir negara atas Pancasila. Menurutnya, tercapainya penyelesaian formal untuk menerima pan-casila sebagai ideologi negara, tidak menghilangkan benturan berbagai kepentingan untuk “mengamankan” Pancasila dari “penyimpangan” pihak lain yang berbeda kepentingan politik. Baik di masa perjuangan fisik mem-pertahankan kemerdekaan (1945-1949), masa Demokrasi Liberal (1950-1959), masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966) maupun di masa Orde Baru sejak 1966, pengaman-an ideologi itu senantiasa mengambil bentuk penguasa-an aparat pemerintahan dari kelengkapan negara dan “mendayagunakannya” bagi perumusan “penafsiran yang benar” atas ideologi negara.4

Pancasila dan Islamisasi Regulasi

Bagi saya, dari pernyataan HTI dan FPI ini memunculkan kesan, aspirasi memasukan “rasa” syariat Islam dalam Pancasila agaknya sudah tak lagi menjadi pilihan strate-gis kelompok-kelompok keagamaan ini. Kekhawatiran munculnya kembali tuntutan Piagam Jakarta dengan demikian mungkin boleh jadi tak cukup berdasar. Pengalaman masa lalu mengajarkan mereka, aspirasi ini nyatanya mudah kandas. Apalagi sejumlah survei belakangan ini menunjukkan, publik Indonesia masih percaya Pancasila adalah pilihan ideal dasar Negara.

Intoleransi CS4.indd 5 5/28/2018 10:26:00

Page 12: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

| (In) Toleransi!6

Namun, aspirasi syariat Islam jelas tak akan hi lang. Sejauh persoalan-persoalan paling mendasar seperti ma -sa lah kemiskinan dan lemahnya penegakan hukum di -ra sakan publik muslim, aspirasi itu tetap hidup. Eska lasi-nya bahkan bisa meningkat manakala kesenjangan dan problem-problem itu makin dalam dan melebar.

Maka kita bisa melihat meski gagal di pusat, aspirasi tersebut bergeser ke level daerah melalui payung ke-bijakan otonomi daerah dengan munculnya perda-perda bernuansa syariat Islam. Pada saat yang sama muncul pula gejala islamisasi undang-undang. Sejumlah undang-undang bernuansa Islam lahir. Misalnya, UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, UU No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, atau UU No 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Saat ini juga tengah digodok RUU Jaminan Produk Halal.

Tentu tak selalu ada andil kelompok-kelompok se-perti HTI dan FPI dalam kelahiran UU di atas tadi. Hanya saja bisa dilihat, lahirnya UU tersebut juga menunjukan adanya irisan antara kelompok di atas dengan aspirasi yang muncul dalam kelompok silent majority (mayoritas diam) yang beriringan dengan kepentingan partai politik dan birokrasi.

Dalam konteks demokrasi, sejauh tak dilakukan dengan jalan kekerasan, aspirasi semacam ini jelas bukan “anak haram”. Ia mendapat ruang. Dan dalam kerangka itu pula, Pancasila bisa ditafsir ulang.

Intoleransi CS4.indd 6 5/28/2018 10:26:00

Page 13: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

7Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama Agama |

Dengan alasan bahwa Indonesia bukanlah negara sekuler tetapi Pancasila, maka proses “islamisasi regulasi” —usaha memasukan doktrin Islam dalam regulasi— diyakini hal yang konstitusional. Upaya hukum itu juga dinilai sebagai hak umat Islam dalam menjalankan ke-yakinan yang juga mesti dijamin negara.

Prinsip Pengelolaan Regulasi Agama

Alasan di atas sebetulnya tak sepenuhnya bisa diterima. Idealnya, UU tak bisa mengatur secara spesifik doktrin atau keyakinan khas agama tertentu seperti yang ada dalam UU Zakat atau Haji. Bukankah salah satu ciri UU bersifat umum, tak ditujukan kepada seseorang atau in-dividu tertentu, melainkan berlaku untuk siapapun. Prin-sip itu termuat dalam pasal 6 ayat 1 UU nomor 10 Tahun 2004 tentang asas peraturan perundang-undangan.

Dalam tulisannya Kebebasan Beragama Dalam Pers-pektif Konstitusi, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfoed MD juga menegaskan empat kaidah penyusunan regu-lasi yang dianggap bersumber dari kedudukan Panca-sila sebagai cita hukum (rechtside).5 Pertama, hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa baik secara teritorial maupun ideologis. Kedua, hukum harus bersamaan membangun demokrasi dan nomokrasi. Ketiga, membangun keadilan sosial. Keempat, membangun toleransi beragama dan berkeadaban. Kaidah terakhir ini menegaskan, hukum tak boleh meng-

Intoleransi CS4.indd 7 5/28/2018 10:26:00

Page 14: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

| (In) Toleransi!8

istimewakan atau mendiskrimasi kelompok tertentu berdasar besar atau kecilnya pemelukan agama. Negara memang wajib memfasilitasi, melindungi, dan men-jamin keamanannya jika warganya akan melaksanakan ajaran agama karena keyakinan dan kesadarannya sendiri, tapi negara tak tak dapat mewajibkan berlakunya hukum agama tertentu.

Berpijak atas dasar logika itu, bukankah UU Zakat atau Haji hanya mengatur umat Islam dan demikian bersifat diskriminatif terhadap lainnya? Bagaimana pula nasib dan hak umat agama dan kepercayaan lain dalam persoalan serupa? Hasil kolekte pemeluk Kristen umpamanya, jelas tak terpayungi dalam UU zakat. Jika untuk bisa menampung aspirasi itu, haruskah dibuat UU Kolekte pula nantinya?

Logika UU yang diskriminatif dan bermasalah ini biasanya dibantah dengan beberapa alasan. Pertama, UU ini kenyataannya lolos di DPR dengan cara yang dinilai demokratis. Kedua, jauh sebelum reformasi, Indonesia juga telah memiliki sejumlah peraturan agama garis miring Islam. Misalnya UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, atau Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. Dua regulasi itu cukup menjadi bukti yuridis dibolehkannya kehadiran UU bernuansa Islam di negara yang memang mayoritas Islam. Ketiga, UU bernuansa Islam dianggap tidak mengatur perkara

Intoleransi CS4.indd 8 5/28/2018 10:26:00

Page 15: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

9Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama Agama |

doktrin, tapi sekedar memfasilitasi dan bentuk jaminan negara. Keempat, secara sosiologis pengaturan itu perlu sebab jika tidak akan mengobrankan umat Islam Indo -nesia yang jumlahnya besar.

Tapi, jika kita setuju Pancasila menjadi payung bagi seluruh warganya, tidakkah UU tersebut seyogyanya di-desain agar mampu memayungi seluruh kepentingan pemeluk agama dan keyakinan, dan semaksimal mungkin menghindari tindak diskriminasi. Dan keadaan macam demikian hanya akan terjadi jika pembentukan regulasi dilakukan dengan cara-cara demokratis dan tersedianya ruang dan kesempatan di mana warga negara juga mendapatkan hak yang adil.

Di sini negara perlu memastikan adanya ruang dan debat publik yang fair. Pada ruang itulah logika dan tu-juan kebijakan publik atau undang-undang harus ber-dasar pada sebuah penalaran yang bisa diterima, ditolak, atau ditandingi oleh warga negara melalui debat publik yang fair tadi. Penalaran itu juga harus diperdebatkan secara umum dan terbuka, termasuk perdebatan yang dimotivasi dan dilandasi atas kepercayaan atau doktrin keagamaan warga negara.

Langkah ideal menyusun regulasi seacam itu salah satu nya bisa dilakukan dengan mulai merumuskan no -men klatur UU yang universal. UU zakat, misalnya, bisa dibuat menjadi UU filantrofi yang bisa memayungi

Intoleransi CS4.indd 9 5/28/2018 10:26:00

Page 16: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

| (In) Toleransi!10

aktivitas zakat bagi umat Islam atau kolekte bagi ko-munitas Kristen, juga bagi kelompok lainnya. UU zakat bisa dirumuskan sebagai UU filantropi yang akhirnya bisa memayungi aktivitas filantropi umat beragama dan kepercayaan, termasuk Islam dan umat lain. Di ruang ini pula proses islamisasi regulasi itu bisa dipersoalkan.

Dengan uraian di atas, pada akhirnya saya ingin mene gaskan penerjemahan Pancasila dalam kehidupan berbangsa-bernegara jelas selalu dibayang-bayangi tafsir, yang tak hanya datang dari negara tapi juga publik luas. Dari ruang tafsir terbuka itu, kita semua bisa ikut andil. Karena Pancasila bukan ideologi sebagaimana dijalankan Orde Baru, Pancasila jelas terbuka terhadap setiap tafsir dan upaya kritik atasnya. Tapi yang tak bisa dinafikan adalah, mengutip Onghokham, Pancasila adalah kontrak sosial yang di dalamnya berisi persetujuan atau kompromi sesama warga negara tentang asas-asas negara.6 Jika itu dilanggar maka menjadi jalan bagi bubarnya negara. Hanya persoalannya, yang bisa menyatakan sebuah tindakan melanggar Pancasila atau tidak, hanya bisa dilakukan oleh badan konstitusional seperti Mahkamah Konstitusi.

Intoleransi CS4.indd 10 5/28/2018 10:26:00

Page 17: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

Tentang PenulisALAMSYAH M. DJ’AFAR.

Lahir di Pulau Tidung Kepulauan Seribu. Sejak 2009, bergabung dengan Wahid Foundation (sebelumnya bernama Wahid Institute). Saat ini tercatat sebagai

Manajer Riset Kebijakan dan Advokasi di lembaga yang berusaha memperjuangkan Islam damai dan melanjutkan gagasan serta perjuangan KH Abdurrahman Wahid tersebut. Alumnus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini banyak terlibat dalam monitoring dan riset-riset bertema kebebasan beragama berkeyakinan dan ekstremisme berbasis kekerasan.

Pria yang pernah mondok di Pesantren Ashidiqiyyah Jakarta ini banyak menulis, menyunting, menyusun buku dan modul seputar tema-tema keislaman, kebebasan beragama, termasuk ekstremism berbasis kekerasan. Ia juga aktif menulis kolom di sejumlah media nasional seperti Kompas atau Koran Tempo. Di antara karya mantan jurnalis ini adalah Gus! Sketsa Seorang Guru

Intoleransi CS4.indd 313 5/28/2018 10:26:08

Page 18: (In)toleransi - Memahami Kebencian & Kekerasan Atas Nama … fileIntoleransi CS4.indd 1 5/28/2018 10:25:59. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 ... Pergulatan

| (In) Toleransi!314

Bangsa (Elexmedia 2017); Pedoman Perlindungan Hak Beragama dan Berkeyakinan Bagi Pemerintah Daerah di Indonesia (2015), Islam dan Kaum Minoritas: Tantangan Kontemporer (2012). Ia juga menulis karya fiski: Lelaki Laut (2010) terbitan Gramedia. Korespondensi bisa dilakukan via [email protected]

Intoleransi CS4.indd 314 5/28/2018 10:26:08