intoleransi aktivitas

4
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN No SAK: SAK – Ners BII-00 Tanggal Dibuat 3 Maret 2014 Tanggal Berlaku 10 Maret 2014 Nama Departemen Management Judul INTOLERANSI AKTIVITAS No Revisi 00 Hal. 1 dari 2 Dibuat oleh Karu B – II Disetujui oleh Pembimbing Akademik 1. Pengertian Intoleransi aktifitas adalah kurangnya tenaga baik secara fisik maupun psikologis untuk melakukan aktifitas sehari-hari (NANDA,2005). 2. Penyebab a. Bed rest atau immobilisasi b. Kelemahan secara umum c. Ketidakseimbangan antara suplay O2 dengan kebutuhan tubuh d. Gaya hidup dengan aktifitas kurang 3. Tanda dan Gejala a. Klien mengeluh lemah dan mudah lelah. b. Aktifitas menurun. c. Lebih banyak tidur/ istirahat. d. Palpitasi, takhikardi, peningkatan TD/ pernapasan dengan aktifitas ringan. e. Perubahan gambaran EKG yang ditunjukkan dengan

Upload: ipulsv

Post on 10-May-2017

240 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTOLERANSI AKTIVITAS

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN No SAK:

SAK – Ners BII-00

Tanggal Dibuat

3 Maret 2014

Tanggal Berlaku

10 Maret 2014

Nama Departemen

ManagementJudul

INTOLERANSI AKTIVITAS

No Revisi

00Hal. 1 dari 2

Dibuat oleh

Karu B – II

Disetujui oleh

Pembimbing Akademik

1. Pengertian

Intoleransi aktifitas adalah kurangnya tenaga baik secara fisik maupun psikologis

untuk melakukan aktifitas sehari-hari (NANDA,2005).

2. Penyebab

a. Bed rest atau immobilisasi

b. Kelemahan secara umum

c. Ketidakseimbangan antara suplay O2 dengan kebutuhan tubuh

d. Gaya hidup dengan aktifitas kurang

3. Tanda dan Gejala

a. Klien mengeluh lemah dan mudah lelah.

b. Aktifitas menurun.

c. Lebih banyak tidur/ istirahat.

d. Palpitasi, takhikardi, peningkatan TD/ pernapasan dengan aktifitas ringan.

e. Perubahan gambaran EKG yang ditunjukkan dengan aritmia atau iskemia.

4. Rencana Keperawatan

a. Tujuan

Klien dapat bertoleransi terhadap aktivitas

b. Kriteria Hasil

1) Peningkatan toleransi aktifitas (toleransi terhadap aktifitas sehari-hari)

2) Nadi, pernapasan, dan TD dalam rentang normal pasien dengan aktifitas

ringan.

3) Pemenuhan kebutuhan ADL dengan bantuan minimal.

Page 2: INTOLERANSI AKTIVITAS

c. Intervensi

1) Untuk pasien a) Kaji kemampuan klien dalam beraktifitas, catat adanya kelelahan, dan

kesulitan beraktifitas.

b) Kaji adanya gangguan keseimbangan dan kelemahan otot.

c) Monitor TTV selama dan sesudah aktifitas (catat adanya peningkatan

TD, Nadi, disritmia, pusing, dispnea, takhipnea, dan lainnya)

d) Berikan lingkungan yang tenang. Pertahankan tirah baring bila

diindikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, telepon, dan gangguan

berulang tindakan keperawatan yang tidak direncanakan.

e) Ubah posisi secara perlahan, pantau terhadap keluhan pusing.

f) Berikan bantuan dalam aktifitas/ambulasi bila perlu.

g) Susun rencana aktifitas secara bertahap bersama pasien. Tingkatkan

aktifitas secara bertahap dan sesuai kemampuan pasien.

h) Gunakan tekhnik penghematan energi (makan dengan duduk bersandar

di tempat tidur, melakukan kegiatan dengan duduk).

i) Anjurkan klien menghentihan aktifitas, jika: denyut jantung terasa

meningkat, nyeri dada, napas terengah-engah, kelemahan atau pusing.

2) Untuk Keluarga

a) Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.

b) Diskusikan tentang proses terjadinya masalah intoleransi aktifitas, serta

tanda dan gejalanya.

c) Diskusikan tentang cara merawat pasien dengan intoleransi aktifitas:

Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Latih pasien beraktifitas secara bertahap sesuai dengan

kemampuan.

Motivasi pasien dalam beraktifitas dan observasi terhadap keluhan

nyeri dada, berdebar-debar, napas terengah-engah, kelelahan atau

pusing setelah beraktifitas.

Laporkan kepada perawat atau medis terhadap tanda dan gejala

tersebut.