intensifikasi pajak parkir di kota semarang
DESCRIPTION
Intensifikasi Pajak Parkir Di Kota SemarangTRANSCRIPT
-
| 1
MENGATASI KEBOCORAN PENERIMAAN PAJAK PARKIR MELALUI INTENSIFIKASI
PAJAK PARKIR DI KOTA SEMARANG
Muhammad Lutfi Aliyyuddin1
1Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email : [email protected]
Abstrak : Sebagai Ibukota dari Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang harus mampu
menyediakan pelayanan infrastruktur perkotaan yang memadai, baik untuk Kota Semarang
sendiri maupun untuk daerah- daerah di sekitarnya. Dalam menyediakan infrastruktur yang
memadai tersebut Kota Semarang memerlukan biaya yang banyak. Salah satu sektor yang
berperan sebagai sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur di Semarang adalah
pajak parkir. Kota Semarang sendiri memiliki potensi penerimaan pajak parkir yang cukup
tinggi, yaitu sebesar Rp 4 5 Miliar pertahun. Namun dari nilai tersebut, yang mampu
terealisasi dalam beberapa tahun terakhir hanya dibawah 30% dari potensi yang dimiliki
karena adanya kebocoran penerimaan pajak parkir. Untuk mengatasi kebocoran
penerimaan parkir tersebut, langkah intensifikasi pajak parkir adalah langkah yang dinilai
paling tepat untuk diterapkan. Dengan penerapan intensifikasi pajak parikir tidak hanya
mampu mengatasi masalah kebocoran penerimaan pajak parkir, tetapi sekaligus
meningkatkan potensi penerimaan pajak parkir di Kota Semarang menjadi hingga Rp 63
Miliar pertahun.
Kata Kunci : Pembiayaan Pembangunan, Pajak Parkir, Kebocoran Penerimaan,
Intensifikasi Pajak Parkir
Abstract : As the capital city of Central Java Province, Semarang should be able to provide
adequate urban infrastructure services, both for itself and for the areas around Semarang.
Providing adequate infrastructure require much of cost. One sector that contribute as a
source of financing infrastructure development in Semarang is a parking tax. Semarang city
itself has a is quite high potential parking tax revenue, amounting to IDR 4-5 billion per year.
However, from that value which is able to be realized in the last few years just under 30% of
the potential, because of parking revenue leakage. To solve the parking revenue leakage,
parking taxes intensification is considered the most appropriate method to be applied. With
the intensification of the application of the parking tax is not only able to solve the problem of
leakage parking tax revenue, but also increasing the potential of parking tax revenue in the
city of Semarang to IDR 63 Billion per year.
Keywords : Financing Development, Parking Tax, Revenue Leakage, Intensification of
Parking Tax
-
Mengatasi Kebocoran Penerimaan Pajak Parkir... Muhammad Lutfi Aliyyuddin
| 2
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan
otonomi daerah yang luas, nyata, dan
bertanggungjawab sesuai Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, maka setiap
daerah di Indonesia memiliki hak untuk
mengatur pendapatan dan pengeluaran
anggaran masing- masing yang tercantum
dalam naskah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Pemerintah
daerah berhak untuk mengatur
keuangannya sendiri sesuai dengan
tingkat kebutuhan dan kondisi yang ada di
daerah masing- masing. Sehingga
pemerintah daerah harus berusaha sebaik
mungkin dalam mengoptimalkan
pendapatan daerah sesuai potensi dan
aset yang dimiliki agar dapat
menyelenggarakan pemerintahannya
dengan baik.
Pembiayaan pembangunan
perkotaan merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan penting yang wajib
dilakukan oleh pemerintah daerah. Seiring
dengan meningkatnya kebutuhan akan
ketersediaan infrastruktur perkotaan,
maka diperlukan biaya yang tidak sedikit
untuk memenuhi seluruh kebutuhan
infrastruktur. Salah satu sumber
pembiayaan pembangunan daerah yang
terdapat dalam APBD adalah Pendapatan
Asli Daerah (PAD). PAD merupakan
sumber pendapatan daerah dengan
memanfaatkan dan mengelola potensi
yang dimiliki daerah. Komponen yang
terdapat dalam PAD terdiri dari empat
jenis yaitu pajak daerah, retribusi daerah,
hasil perusahaan milik daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain- lain pendapatan asli
daerah yang sah.
Pendapatan asli daerah dari sektor
transportasi khususnya perpakiran cukup
berpotensi dan dapat memberikan
kontribusi yang cukup berarti dalam
menunjang pemasukan keuangan daerah.
Pemanfaatan dari pajak parkir di daerah
diharapkan mampu dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya sehingga dapat
dipergunakan secara efisien sebagai
salah satu sumber pembiayaan untuk
menyediakan infrastruktur perkotaan.
Kota Semarang merupakan salah
daerah di Indonesia yang mengalami
perkembangan kota yang cukup pesat.
Sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah
Kota Semarang harus mampu melayani
dengan baik daerah- daerah lainnya di
Jawa Tengah. Salah satu bentuk
pelayanan yang diperlukan adalah
penyediaan infrastruktur kota yang baik
dan memadai. Untuk menyediakan
infrastruktur kota yang memadai tersebut
tentunya diperlukan biaya yang tidak
sedikit. Untuk itu Pemerintah Kota
Semarang perlu memaksimalkan potensi
pendapatan asli daerah yang dimiliki
sebagai sumber pembiayaan
pembangunan infrastruktur tersebut.
Salah satu sumber pendapatan yang
dianggap cukup berpotensi dalam
memberikan kontribusinya terhadap
penerimaan PAD adalah dari sektor
-
Mengatasi Kebocoran Penerimaan Pajak Parkir... Muhammad Lutfi Aliyyuddin
| 3
perparkiran. Kota Semarang sendiri
memiliki potensi penerimaan pajak parkir
yang cukup tinggi. Dalam satu tahun, Kota
Semarang memiliki potensi untuk
memperoleh pendapatan dari pajak parkir
senilai Rp 4 5 Miliar.
KAJIAN LITERATUR
Pajak
Menurut Prof. Dr. Rachmat
Soemitro, S. H. Pajak adalah iuran rakyat
kepada negara yang berdasarkan
undang- undang, tidak mendapat timbal
balik yang langsung dapat ditunjukkan,
dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
Definisi lain dari pajak adalah
peralihan kekayaan dari pihak rakyat
kepada kas negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya
digunakan sebagai public saving yang
merupakan sumber utama untuk
pembiayaan public investment.
Pajak memiliki fungsi sebagai
budgetair dan pengaturan (Prof. Dr. PJA
Adriani dan Prof. Dr. Rochmat Soemitro).
Fungsi budgetair berarti pajak digunakan
sebagai alat untuk dapat membiayai
pengeluaran negara. Pajak-pajak ini
digunakan untuk membiayai pengeluaran
rutin dan pembangunan didalam suatu
negara. Fungi pengaturan berarti pajak
digunakan untuk pengatur melaksanakan
kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang
sosial, ekonomi, dan lainya dalam
mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar
bidang keuangan.
Pajak Parkir
Berdasarkan Perda Kota
Semarang No 10 Tahun 2011 Tentang
Pajak Parkir, yang dimaksud dengan
parkir adalah keadaan tidak bergerak
suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara di tempat parkir.
Sedangkan tempat parkir sendiri
adalah tempat yang disediakan untuk
menyelenggarakan parkir di luar badan
jalan yang disediakan oleh orang pribadi
atau badan. Baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok usaha maupun
yang disediakan sebagai suatu usaha.
Termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor.
Masih menurut Perda tersebut,
pajak parkir adalah pajak atas
penyelenggaraan tempat parkir di luar
badan jalan, baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok usaha maupun
yang disediakan sebagai suatu usaha.
Termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor. Tarif pajak di Kota
Semarang sendiri ditetapkan sebesar 25%
dari dasar pengenaan pajak.
Intensifikasi Pajak
Intensifikasi pajak daerah
merupakan salah satu upaya yang
dilakukan dalam memperbesar jumlah
penerimaan pendapatan asli daerah.
Intensifikasi pajak dilakukan dengan cara
meningkatkan efektivitas penerimaan
pajak tanpa menambah objek pajak baru.
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009
Pasal 2 Ayat 3 menjelaskan bahwa tiap
daerah dapat melakukan intensifikasi
-
Mengatasi Kebocoran Penerimaan Pajak Parkir... Muhammad Lutfi Aliyyuddin
| 4
pajak apabila diperlukan dengan tetap
sesuai pada aturan yang berlaku.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian upaya mengatasi
kebocoran penerimaan pajak parkir
melalui intensifikasi pajak parkir di Kota
Semarang adalah menggunakan metode
pada pendekatan kuantitatif yaitu metode
deskriptif. Metode deskriptif ialah suatu
metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian deskriptif untuk
menggambarkan fenomena yang ada.
Analisis yang dilakukan pada
metode ini terdiri dari tiga jenis, yaitu
analisis sumber dan potensi parkir,
analisis pendapatan parkir, dan analisis
faktor penyebab kebocoran parkir di Kota
Semarang.
Analisis sumber dan potensi parkir
bertujuan untuk mengetahui darimana
saja sumber pendapatan pajak parkir di
Kota Semarang sehingga dapat diketahui
berapa potensi pemasukan pajak parkir
yang dimiliki.
Analisis pendapatan parkir bertujuan
untuk mengetahui berapa nilai realisasi
pemasukan dari pajak parkir pada
beberapa tahun terakhir, yang kemudian
dapat digunakan untuk perbandingan
antara potensi pemasukan dari pajak
parkir dengan realisasi pemasukan pajak
parkir dalam satu tahun, sehingga dapat
diketahui seberapa besar nilai kebocoran
penerimaan pajak parkir di Kota
Semarang.
Analisis faktor penyebab kebocoran pajak
parkir digunakan untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang memiliki peran
terhadap terjadinya kebocoran
penerimaan pajak parkir di Kota
Semarang.
PEMBAHASAN
Analisis Sumber dan Potensi Parkir
Berdasarkan Perda Kota
Semarang No 9 Tahun 1987, jenis parkir
yang diberlakukan di Kota Semarang
adalah parkir umum, parkir khusus, taman
parkir, penitipan kendaraan dan gedung
parkir. Dari jenis parkir yang diberlakukan
tersebut terdiri dari beberapa titik potensi
parkir yang tersebar di seluruh Kota
Semarang. Namun, belum ada jumlah
yang pasti mengenai berapa jumlah total
titik parkir yang riil di Kota Semarang.
Pada tahun 2011 disebutkan bahwa
jumlah titik parkir yang ada di Kota
Semarang ada sejumlah 1.315 titik
dengan 66 petugas pengumpul retribusi
parkir. Tetapi pada tahun 2013 Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
(Dishubkominfo) Semarang selaku dinas
yang berwenang mengatur urusan
perparkiran menyatakan bahwa di Kota
Semarang hanya terdapat 881 titik parkir
dan 15 petugas penarik rertribusi parkir
saja.
Berdasarkan penelitian salah satu
perguruan tinggi di Kota Semarang,
potensi pendapatan parkir di Kota
Semarang pada tahun 2008 adalah
sebesar Rp 4 miliar yang diperoleh dari
-
Mengatasi Kebocoran Penerimaan Pajak Parkir... Muhammad Lutfi Aliyyuddin
| 5
1,2 juta kendaraan bermotor yang ada (80%
kendaran roda 2 dan sisanya roda 4).
Sedangkan pada tahun 2011 Pemerintah
Kota Semarang menargetkan pendapatan
pajak parkir sebesar Rp 4,8 Miliar dari
total jumlah kendaran sebanyak 1,8 juta.
Dengan demikian potensi pajak parkir
yang dimiliki oleh Kota Semarang berkisar
antara Rp 4 5 Miliar per tahun dan dapat
bertambah tiap tahunnya seiring dengan
jumlah kendaraan bermotor.
Analisis pendapatan parkir
Pemasukan dari pajak parkir Kota
Semarang pada tahun 2011 menurut
pihak dari Dishubkominfo adalah sebesar
Rp 1,1 Miliar, yang jauh berada di bawah
target yang telah ditetapkan yaitu Rp 4,8
Miliar. Sedangkan pada tahun 2012, dari
target pemasukan pajak parkir yang telah
ditetapkan yaitu Rp 5,4 Miliar ternyata
hanya mampu terealisasi sebesar Rp 600
Juta pada semester pertama dan hanya
bertambah Rp 1,2 Miliar pada semester
kedua yang masih tetap jauh di bawah
target. Berikut ini adalah grafik
perbandingan antara target dan realisasi
penerimaan pajak parkir di Kota
Semarang :
Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2013
GAMBAR 1 PERBANDINGAN TARGET DAN
REALISASI PENERIMAAN PAJAK PARKIR
Dari tabel di atas jelas terlihat
bahwa antara target yang telah ditetapkan
dengan realisasi penerimaan pajak parkir
di Kota Semarang terdapat selisih yang
sangat jauh. Pada tahun 2011 terdapat
selisih sebesar Rp 3,7 Miliar atau dari
target yang telah ditetapkan, total
penerimaan yang dapat direalisasikan
hanya 22,9% saja. Sedangkan pada tahun
2012 terdapat selisih sebesar Rp 4.2
Miliar atau hanya terealisasi sebesar 22%.
Jadi meskipun setiap tahunnya terjadi
penambahan nilai penerimaan dari pajak
parkir, namun tetap saja nilai yang
diterima masih jauh dibawah target yang
telah ditetapkan. Hal tersebut membuat
seolah- olah target yang telah ditetapkan
oleh pemerintah terlihat tidak realisitis.
Namun demikian, Pemerintah Kota
Semarang tetap optimis terhadap
pemasukan dari pajak parkir, bisa dilihat
dari tetap ditingkatkannya target
0
1
2
3
4
5
6
7
2011 2012 2013
dal
am m
iliar
Target
Realisasi
-
Mengatasi Kebocoran Penerimaan Pajak Parkir... Muhammad Lutfi Aliyyuddin
| 6
penerimaan pajak parkir pada tahun 2013
menjadi sebesar Rp 5,8 Miliar.
Analisis faktor penyebab kebocoran pajak
parkir
Beberapa fakta di lapangan
menunjukkan masih banyak terdapat
permasalahan yang menyebabkan
terjadinya kebocoran penerimaan pajak
parkir di Kota Semarang. Berikut ini
merupakan beberapa faktor utama
penyebab kebocoran tersebut :
Tidak adanya data yang pasti terkait
berapa jumlah titik parkir dan jumlah
kendaraan bermotor yang ada di Kota
Semarang. Hal ini menyebabkan
target yang disusun oleh pemerintah
menjadi kurang akurat dan realistis.
Selain itu tidak adanya pembaharuan
data jumlah titik parkir menyebabkan
terdapat beberapa titik parkir yang
tidak menyetorkan hasil penerimaan
pajak parkirnya kepada pemerintah.
Minimnya SDM dan pengawasan dari
pemerintah. Jumlah tenaga pemungut
pajak parkir yang ada saat ini di
anggap kurang ideal. Dengan jumlah
petugas yang ada saat ini, satu orang
petugas harus mengawasi lebih dari
50 titik parkir yang tersebar di Kota
Semarang. Hal tersebut
menyebabkan pihak- pihak yang tidak
berwenang untuk memungut pajak
parkir memanfaatkan kondisi tersebut
dengan menjadi petugas parkir liar.
Adanya petugas parkir liar
menyebabkan pungutan pajak parkir
tidak sampai setorannya ke
pemerintah. Selain itu minimnya
pengawasan dan penertiban dari
pemerintah melalui Satpol PP dan
petugas keamanan lainnya
menyebabkan keberadaan petugas
parkir liar semakin merajalela.
Sistem pengelolaan parkir yang
masih semrawut. Kesemrawutan
pengelolaan parkir di Kota Semarang
salah satunya dapat terlihat dengan
keterlibatan pihak swasta yang tidak
melalui persetujuan dewan legislatif.
Hal tersebut menyebabkan
kewenangan pengelolaan parkir
menjadi tidak jelas dan kurang
terkoordinasi karena terjadinya
tumpang tindih kewenangan. Selain
itu sistem pengelolaan parkir yang
masih menggunakan petugas parkir
untuk menarik pungutan pajak parkir
juga menyebabkan terjadinya
kebocoran penerimaan pajak parkir
karena terindikasi terjadinya
penyelewengan dana setoran pajak
parkir.
Intensifikasi pajak parkir di Kota
Semarang
Melihat tingginya tingkat
kebocoran penerimaan pajak parkir di
Kota Semarang, maka diperlukan suatu
langkah intensifikasi pajak parkir dengan
tujuan untuk mengefektifkan dan
mengoptimalkan pemasukan pajak parkir
sesuai dengan potensi penerimaan yang
dimiliki. Langkah yang paling tepat untuk
-
Mengatasi Kebocoran Penerimaan Pajak Parkir... Muhammad Lutfi Aliyyuddin
| 7
mengintensifkan pajak parkir di Kota
Semarang adalah dengan mengurangi
atau bahkan menutup kebocoran
penerimaan pajak yang terjadi. Beberapa
alternatif cara untuk melakukan
intensifikasi pajak perkir adalah sebagai
berikut :
Melakukan perbaikan sistem
pengelolaan parkir yang telah ada.
Perbaikan yang dilakukan adalah
mulai dari pendataan ulang lokasi titik
parkir yang ada di Kota Semarang
untuk mengetahui jumlah pasti
sehingga dapat dilakukan pematokan
target penerimaan pajak parkir yang
akurat. Kemudian melakukan
perekrutan tenaga parkir yang
professional dan memiliki integritas.
Penambahan tenaga parkir juga
dapat dilakukan dengan cara
bekerjasama dengan pihak swasta
atau pihak ketiga, tentunya dengan
sistem tender yang jelas dan
transparan. Hal tersebut untuk
menghindari terjadinya
penyelewengan dana setoran hasil
pungutan pajak parkir. Terakhir
adalah melakukan pengawasan dan
penertiban yang rutin untuk
mengantisipasi munculnya parkir-
parkir liar yang tidak menyetorkan
hasil pungutannya kepada
pemerintah.
Menerapkan sistem pengelolaan
parkir baru. Sistem parkir yang
dianggap mampu mengatasi
kevocoran sekaligus mengintensifkan
penerimaan pajak parkir adalah
sistem parkir langganan. Sistem
parkir langganan dilakukan dengan
cara pembayaran parkir dilakukan
satu kali dalam satu tahun, dalam
teknisnya bisa dilakukan bersamaan
dengan pembayaran pajak kendaraan
bermotor. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh pakar
transportasi Kota Semarang Djoko
Setijowarno, melalui penerapan
sistem parkir langganan tersebut,
Kota Semarang memiliki potensi
penerimaan pajak parkir bisa
mencapai Rp 63 Miliar per tahun.
Dengan asumsi bahwa kendaraan
roda dua membayar parkir langganan
sebesar Rp 50.000 dan kendaraan
roda empat sebesar Rp 100.000
pertahun.
KESIMPULAN & REKOMENDASI
Kesimpulan
Kota Semarang memiliki potensi
penerimaan pajak parkir yang cukup
besar dan dapat digunakan sebagai salah
satu sumber untuk pembiayaan
pembangunan. Namun sangat
disayangkan bahwa meskipun memiliki
potensi penerimaan yang tinggi, tetapi
jumlah penerimaan yang mampu
direalisasikan sangat jauh dari potensi
maupun target yang telah ditetapkan
karena terjadi kebocoran penerimaan.
Kebocoran tersebut terjadi karena
pengelolaan sistem perparkiran yang
kurang baik.
-
Mengatasi Kebocoran Penerimaan Pajak Parkir... Muhammad Lutfi Aliyyuddin
| 8
Rekomendasi
Untuk mewujudkan intensifikasi
pajak parkir di Kota Semarang, langkah
yang paling tepat adalah dengan
mengurangi atau menutup kebocoran
penerimaan pajak parkir. Bisa melalui
perbaikan sistem perparkiran atau
penerapan sistem parkir langganan yang
lebih efisien dan efektif dalam
meningkatkan penerimaan pajak parkir.
DAFTAR PUSTAKA
Rini, Nancy Rosma. 2003. Studi Pemanfaatan Parkir Umum dan Parkir Khusus Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Perparkiran Di Kota Semarang. Tugas Akhir Tidak Diterbitkan, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10 Tahun 2011. Tentang Pajak Parkir
HYPERLINK pascasarjana-stiami.ac.id
http://pascasarjana-stiami.ac.id. Diakses pada 17 Juli 2013
HYPERLINK yipd.or.id http://www.yipd.or.id. Diakses pada 17 Juli 2013
HYPERLINK beritadaerah.com http://beritadaerah.com. Diakses pada 17 Juli 2013
HYPERLINK bisnis-jateng.com http://www.bisnis-jateng.com. Diakses pada 17 Juli 2013
HYPERLINK palang-parkir.com http://www.palang-parkir.com. Diakses pada 17 Juli 2013
Muhammad Lutfi Aliyyuddin1Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2013GAMBAR 1PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PARKIR