efektivitas intensifikasi dalam …digilib.unila.ac.id/58575/2/skripsi tanpa bab...

61
EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH (SKRIPSI) Oleh ADE RAHMA PUTRI FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 22-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI

DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH

BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

(SKRIPSI)

Oleh

ADE RAHMA PUTRI

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF INTENSIFICATION IN EARTH TAX

COLLECTION AND RURAL AND URBAN BUILDING (PBB-P2) BY TAX

AND RETRIBUTION MANAGEMENT AGENCIES

By

Ade Rahma Putri

The tax intensification is carried out based on the results of the receipt of the

realization of the Land and Building Tax on Rural and Urban Areas that are not in

line with the revenue target of the Local Revenue of the tax sector. This study uses

the concept of indicators of what efforts are being made in intensifying the Rural

and Urban Land and Building Tax and what factors affect the effectiveness of

intensification in increasing the Rural and Urban Land and Building Tax. The

method used in this study is a type of descriptive research with a qualitative

approach. This study aims to determine the effectiveness of intensification activities

in tax collection carried out by the Bandar Lampung City government. Based on

research conducted the results obtained are the implementation of this

intensification has not been effective. This research is said to be ineffective because

the efforts that have been made have not been able to have a maximum impact

related to the receipt of Land and Building Taxes in Rural and Urban Areas in

Bandar Lampung City. The main factor that strongly influences the low level of tax

revenue is the low level of public awareness in paying taxes, so that the realization

target of the Rural and Urban Land and Building Tax in Bandar Lampung City is

not reached.

Keywords: Intensification, Realization, Tax, Effectiveness.

Page 3: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

ABSTRAK

EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN

BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH BADAN

PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Oleh

ADE RAHMA PUTRI

Pelaksanaan intensifikasi pajak ini dilakukan berdasarkan dari hasil realisasi penerimaan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang tidak sesuai dengan target

penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pajak. Penelitian ini menggunakan konsep

indikator upaya apa saja yang dilakukan dalam intensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas

intensifikasi dalam meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidaknya kegiatan

intensifikasi dalam pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil yang didapat ialah pelaksanaan intensifikasi ini

belum efektif. Penelitian ini dikatakan belum efektif karena upaya yang telah dilakukan belum

bisa berdampak maksimal terkait penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung. Faktor utama yang sangat mempengaruhi

rendahnya tingkat penerimaan pajak yaitu masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat

dalam membayar pajak, sehingga target realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung tidak tercapai.

Kata Kunci: Intensifikasi, Realisasi, Pajak, Efektivitas.

Page 4: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI

DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB-P2) OLEH

BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Oleh

ADE RAHMA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Page 6: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Page 7: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Page 8: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ade Rahma Putri, lahir di

Bandar Lampung pada tanggal 23 September 1997.

Penulis merupakan anak dari Bapak Nana Sutisna

dan Ibu Siti Nuraini. Pendidikan yang ditempuh oleh

penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) di TK

Taman Siswa Bandar Lampung, yang diselesaikan

pada tahun 2003. Kemudian penulis melajutkan

Pendidikan ke Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1

Gulak-Galik yang diselesaikan pada tahun 2009, kemudian melanjutkan

Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 16 Bandar Lampung

yang diselesaikan pada tahun 2012, dan melanjutkan Pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 10 Bandar Lampung yang diselesaikan pada

tahun 2015.

Selanjutnya pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung,

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur

undangan. Pada tahun 2018, penulis melaksanakan KKN di Desa Tanjung Gunung,

Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus selama 40 hari. Kegiatan KKN

ini telah memberikan pengalaman yang berharga bagi penulis tentang fenomena

Page 9: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

empiris di lapangan berkaitan dengan bidang ilmu penulis. Selama menjadi

mahasiswa, penulis pernah mengikuti Organisasi Intra Kampus, yaitu Organisasi

Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (Himagara) sebagai Anggota

Bidang Minat dan Bakat (MIKAT). Organisasi yang penulis ikuti tersebut telah

mengembangkan karakter dan kepribadian penulis selama menjadi mahasiswa,

hingga sampai sekarang ini. Penulis yakin organisasi yang penulis ikuti tersebut

akan bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

Page 10: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

MOTTO

Allahumma yassir walaa tu’assir

“YaAllah permudahlah urusanku, permudahlah jangan disulitkan”

You Never Know If You Never Try

(Ade Rahma)

Jangan menunggu. Takkan pernah ada waktu yang tepat

(Napoleon Hill)

Start where you are. Use what you have. Do what you can

(Arthur Ashe)

Page 11: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT

Maha syukur ku kepada Allah SWT, atas segala hikmat, nikmat dan

kekuatan jiwa yang tak pernah lelah berjalan bersama langkah-langkah kecil

ku sepanjang hidup ini

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang menyayangiku:

Ayah dan Ibu Tercinta

Yang selalu memberikan kekuatan untuk menjalani semua proses ini dan yang

selalu memberikan dukungan, nasehat, dan kasih sayangnya yang tiada henti.

Kakakku

Yang selalu memberikan semangat dan contoh baik

Segenap keluarga besar yang selalu mencurahkan dukungan dan doanya kepadaku

Sahabat - sahabat yang selalu ada dan setia

menemaniku saat suka maupun duka

Para dosen dan Civitas Akademika

Yang telah memberikan bekal ilmu, dukungan, dan doa agar bisa sukses

Kedepannya

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 12: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

SANWACANA

Alhamdulillah, Puji Syukur Penulis Ucapkan Atas Ke Hadirat Allah SWT Beserta

Segala Limpahan Rahmat, Karunia, Dan Kasih Sayang-Nya, Sehingga Penulis

Dapat Menyelesaikan Skripsi Dengan Judul “Efektivitas Intensifikasi Dalam

Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2)

Oleh Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah”. Skripsi Ini Disusun

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana (S1) pada Jurusan

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar- besarnya pada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa karya

ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari pihak pembaca yang penulis dapat berkembang di

masa yang akan datang. Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan

bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan serta

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selau Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu

Politik Universitas Lampung.

Page 13: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

2. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah

membantu dan memberikan kemudahan kepada penulis semasa kuliah.

3. Ibu Intan Fitri Meutia, M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung sekaligus Dosen

Pembimbing Kedua skripsi penulis, terimakasih atas bimbingan dan

bantuannya serta kebesaran hati kepada penulis selama masa bimbingan.

4. Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen

Pembimbing Utama yang telah memberikan perhatian dan arahan kepada

penulis selama menjadi Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan yang

telah membimbing, terimakasih atas saran dan masukannya serta nasehat yang

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Nana Mulyana, S.IP., M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan

berbagai kritik, saran, dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan dan

menyempurnakan skripsi ini.

6. Segenap dosen pengajar atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan, dan para

staff yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis selama kuliah.

7. Ibu Zainur S.E., M.M dan Bapak Joni Efriadi S.E atas kerjasamanya dalam

membantu penulis melakukan penelitian dan mencari data selama proses

skripsi.

8. Kedua orang tuaku Ayahanda Nana Sutisna terimakasih atas curahan nasehat

dan perhatian selama ini, Ibunda Siti Nuraini yang selalu setia menemani

penulis selama proses penulisan dan turun lapang serta doa yang tak pernah

henti dicurahkan kepada penulis selama hidup.

Page 14: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

9. Kakakku Reza Setia Kurniawan yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan agar penulis cepat menyelesaikan skripsi.

10. Seluruh keluarga besarku yang selalu membantu dan memberikan doa dan

nasehat-nasehat yang tiada henti untuk segera menyelesaikan skripsi.

11. Utiku, sahabatku dari TK terimakasih atas semangat dan kesabarannya yang

selalu diberikan untuk aku agar segera menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih

sudah selalu ada saat aku membutuhkan bantuan apapun, lopyu to the moon and

back.

12. Bie, yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk penulis agar segera

menyelesaikan skripsi. Terimakasih udah mengiringi dengan musik – musik

yang ciamik dan jokes yang receh saat w lagi ngerjain skripsi dan juga makaci

atas bantuannya selama ini, thanks a lot.

13. Karina Veby Edithya, teman penulis dari awal masuk kuliah hingga sekarang

terimakasih selalu setia dan ada saat penulis membutuhkan teman curhat. Jahat

udah wisuda duluan.

14. Ayu Safitri, teman penulis semasa SMP, SMA, dan kuliah yang selalu

menemani per skripsweet-an ini. Terimakasih ayoee yang paling sering

menemani baik saat galau maupun senang dan selalu menyemangati aku untuk

cepet – cepet menyelesaikan drama skripsi ini. Me luvya.

15. Kania Adhisty, teman penulis semasa SMA hingga saat ini. Terimakasih atas

motivasi dan semangat positif untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan juga

jokes yang ter-amat sangat receh yang selalu diberikan untuk penulis. Semoga

dik niakuu nanti sudah punya pendamping wisuda yah, amin. Luvya dr

Lampung!

Page 15: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

16. Annisa Hidayati, teman penulis yang mirip Ria Ricis. Terimakasih atas

bantuannya selama ini yang udah mau di repotin sama aku, kalo aku nanya-

nanya tentang skripsi dan juga atas bantuannya selama ini. Semoga kedepannya

dik oca cepat dipertemukan dengan jodoh yang terbaik buat dik oca yah, amin!

17. Thanzilul Putri Pratami, teman penulis yang luar biasa recehnya. Berkat dik

tami aku ada teman receh!xoxo. Terimakasih atas semua bantuan yang telah

diberikan selama ini dan juga atas bantuannya yang udah mau direpotin untuk

menemani aku dikampus mengurus drama skripsi ini. Semoga dik tami segera

menyusul untuk nyelesain skripsimu ya, amin!

18. Teman-teman ATLANTIK (Angkatan Tujuh Belas Administrasi Publik) yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

19. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya. Terimakasih atas

dukungannya.

Akhir kata semoga segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT dan penulis meminta maaf apa bila ada

kesalahan yang disengaja atau pun tidak di sengaja. Semoga skripsi ini

bermanfaat.

Bandarlampung, 07 Agustus 2019

Penulis,

Ade Rahma Putri

Page 16: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas ................................................................................................. 12

1. Teori Efektivitas ................................................................................. 12

2. Ukuran Efektivitas .............................................................................. 14

B. Pajak ......................................................................................................... 17

1. Pengertian Pajak ................................................................................. 17

2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ...................................................... 18

3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)............................................ 20

4. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) .......................................... 21

5. Tata Cara Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan ............................ 22

6. Intensifikasi Pajak ............................................................................... 23

C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 26

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 28

B. Fokus Penelitian........................................................................................ 29

C. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 30

D. Informan Penelitian .................................................................................. 31

E. Sumber Data ............................................................................................. 32

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 32

G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 33

H. Teknik Keabsahan Data ............................................................................ 34

IV. GAMBARAN UMUM, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ..................................................................................... 37

1. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung .......................................... 37

2. Gambaran Umum Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah ....... 38

Page 17: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

ii

a. Profil Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah .................... 38

b. Fungsi dan Tugas Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah ........................................................................................... 39

c. Susunan Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah ........................................................................................... 40

d. Visi Misi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah .............. 43

B. Hasil

1. Upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah dalam intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung .......... 45

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam

meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di Kota Bandar Lampung ................................................... 49

C. Pembahasan

1. Upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah dalam intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung .......... 67

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam

meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di Kota Bandar Lampung ................................................... 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102

LAMPIRAN

Page 18: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bandar Lampung Tahun 2015-2017 .................................................... 4

2. Tabel Informan ............................................................................................... 31

3. Tabel Luas Wilayah Administrasi Kota Bandar Lampung............................. 37

4. Tabel Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan (PBB-P2) Per

Kecamatan Wilayah Kota Bandar Lampung Tanggal 1 Januari s/d 1

Oktober 2018 .................................................................................................. 65

5. Tabel Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkotaan (PBB-P2)

Kecamatan/Kelurahan Telukbetung Barat Kota Bandar Lampung Tanggal

1 Januari s/d 1 Oktober 2018 .......................................................................... 66

6. Tabel Matriks Upaya Intensifikasi Dalam Pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) .............................................. 76

7. Tabel Matriks Efektivitas Intensifikasi Dalam Pemungutan Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) ....................................... 96

Page 19: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ...................................................................................... 27

2. Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah ...... 41

3. Wawancara Dengan Bapak Joni Efriadi S.E (Kepala Sub. Bidang Pengolahan

data dan informasi BPPRD Kota Bandar Lampung) ...................................... 49

4. Wawancara dengan Ibu Zainur S.E., M.M (Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian) ................................................................................................... 53

5. Bagan Standar Pelayanan Minimal Pemungutan Pajak Daerah System Self

Assesment ......................................................................................................... 61

6. Cara – Cara Pengajuan Pengurangan Atas Pajak Terhutang/Denda ................ 70

7. Dasar Hukum Pelayanan Pajak ........................................................................ 72

8. Cara – Cara Pengajuan Keberatan Atas Penunjukkan Sebagai Wajib Pajak

Maupun Pajak Terhutang ................................................................................. 89

9. Bagan Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pengelola Pajak Pada

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Bandar Lampung ............ 91

Page 20: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan pungutan wajib yang dikenakan kepada wajib pajak yang dapat

dipaksakan. Penghasilan Negara berasal dari rakyatnya itu sendiri melalui pungutan

pajak. Pungutan pajak merupakan sumber terpenting yang memberikan penghasilan

kepada Negara. Penghasilan tersebut untuk membiayai kepentingan umum yang

mencakup kepentingan pribadi individu seperti kesehatan rakyat, pendidikan,

kesejahteraan, dan sebagainya. Pungutan pajak merupakan penghasilan masyarakat

yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat yang akhirnya digunakan

untuk kepentingan seluruh masyarakat. (Sumber: http://e-

journal.uajy.ac.id/974/3/2EA16812.pdf, diakses pada 25 Oktober 2018).

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) sebagai salah satu perangkat

daerah yang mempunyai tugas membatu kepala daerah dalam pengelolaan

keuangan daerah, dituntut harus mampu memainkan peran yang dimiliki dalam

menggali sumber – sumber pendapatan asli daerah, salah satunya dari Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Sebelumnya Badan Pengelola

Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) ini dikenal dengan nama Dinas Pendapatan

Daerah (Dispenda). Tugas pokok Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah

Page 21: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

2

(BPPRD) adalah melaksanakan atau menjalankan sebagian pekerjaan pada Bidang

Pengelolaan Daerah Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan. Berikut fungsi-fungsi

dari Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung,

yaitu: 1) Perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian pada bidang pendapatan daerah, 2) Mengelola kegiatan administrasi

keuangan dan penyusunan anggaran dinas, 3) Pengelolaan kegiatan pembukuan dan

pelaporan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan asli daerah lainnya, serta

penagihan Pajak Bumi dan Bangunan, 4) Penyelenggaraan kegiatan teknis

operasional pemungutan pajak daerah, 5) Pengkoordinasian pada bidang

pendapatan daerah dengan unit dan instansi terkait dalam pemungutan pajak dan

retribusi daerah, 6) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai

dengan lingkup tugasnya, 7) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum pada bidang pendapatan daerah, dan 8) Pelaksanaan tugas lain yang

diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak yang bersifat kebendaan dalam

arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah atau

bangunan. Menururt Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang

pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2) yaitu iuran yang dikenakan terhadap orang atau badan yang secara nyata

Page 22: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

3

mempunyai hak, memiliki, menguasai dan memperoleh manfaat dari bumi dan

bangunan perdesaan dan perkotaan.

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang awalnya

merupakan pajak pusat saat ini telah dialihkan ke Kabupaten atau Kota menjadi

pajak daerah. Berdasarkan pasal 182 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Bersama Menteri

Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 serta Nomor 58

Tahun 2010 tentang Tahapan Pengalihan Pajak Bumi Bangunan dan Perdesaan dan

Perkotan (PBB-P2), Pemerintah Kota Bandar Lampung mengambil kebijakan

untuk mengalihkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

dimulai pada 1 Januari 2012. Dengan adanya kebijakan ini penerimaan Pajak Bumi

Bangunan dan Perdesaan dan Perkotan (PBB-P2) seluruhnya akan masuk ke dalam

kas pemerintah Kabupaten atau Kota Bandar Lampung dan diharapkan Pemerintah

Daerah dapat memanfaatkannya dengan sebaik mungkin agar dapat meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berperan dalam pembangunan daerah.

Peraturan Walikota Nomor 20 tahun 2018 tentang pembentukan organisasi dan tata

kerja UPT pengelola pajak pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah

(BPPRD) Kota Bandar Lampung dan Keputusan Walikota Nomor

60/IV.02/HK/2018 tentang penetapan pemberian pengurangan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) kepada wajib pajak tertentu tahun

pajak 2018 diharapkan target pencapaian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan

dan Perkotaan (PBB-P2) dapat terealisasi dengan baik. Namun Pemerintah Kota

setiap tahunnya mempunyai target dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

Page 23: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

4

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebagai sumber pendapatan daerah, tetapi tidak

selalu target tersebut terealisasi dengan sempurna. Terkadang juga realisasi

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) jauh

dibawah target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota. Berikut merupakan

tabel realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di Kota Bandar Lampung dari tahun 2015 hingga 2017.

Tabel 1.1 Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bandar

Lampung Tahun 2015-2017

Tahu

n

Target Realisasi Sisa Target

SPPT PBB (Rp) SPPT PBB (Rp) SPPT PBB (Rp)

2015 285,195 100,000,000,000 146,983 48,170,457,140 138,213 51,829,542,860

2016 530,364 150,000,000,000 181,424 79,589,369,174 348,940 70,410,630,826

2017 410,000 160,000,000,000 179,897 83,029,846,318 230,103 76,970,153,681

Sumber: Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2018

Dapat dilihat dari data diatas bahwa pencapaian target realisasi Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) menggunakan persentase pada tahun

2015 – 2017 terbilang tidak stabil karena pada tahun 2015 pencapaian target

realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sejumlah

48,17% dan pada tahun 2016 meningkat hingga 4,88% yaitu sejumlah 53,05% serta

pada tahun 2017 pencapaian target realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB-P2) turun hingga 1,16% yaitu sejumlah 51,89%. Adanya

pencapaian target realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan

(PBB-P2) terdapat hutang masyarakat terhadap Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaaan dan Perkotaan (PBB-P2). Jika dilihat menggunakan persentase, hutang

masyarakat terhadap Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan (PBB-

Page 24: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

5

P2) pada tahun 2015 – 2017 juga terbilang tidak stabil. Pada tahun 2015 hutang

masyarakat terhitung sejumlah 51,82% dan pada tahun 2016 hutang masyarakat

terhadap Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan (PBB-P2)

mengalami penurunan hingga 4,88% yaitu sejumlah 46,94% serta pada tahun 2017

hutang masyarakat terhadap Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan

(PBB-P2) mengalami peningkatan hingga 1,16% yaitu sejumlah 48,10%. Hal ini

terbukti bahwa realisasi pencapaian target pemungutan pajak tidak stabil sehingga

terjadi lonjakan naik turun yang membuat persentase realisasi kurang baik.

Pada Kota Bandar Lampung sendiri akibat tunggakan para wajib pajak Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) pemerintah Kota Bandar

Lampung mengalami kerugian dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

sektor pajak (PBB-P2) yaitu mencapai ratusan miliyar rupiah. Tindakan yang

dilakukan oleh pemerintah kota untuk menagih para wajib pajak Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB-P2) yaitu pemerintah kota bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri

Kota Bandar Lampung.

Pada kenyataannya masih terdapat wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

sebagai wajib pajak. Hal yang dilakukan oleh wajib pajak yaitu dengan

menyembunyikan data maupun tidak melunasi pajak terutang tepat pada waktunya.

Akibat dari tindakan wajib pajak yang berfungsi sebagai sarana pencairan

tunggakan pajak ini akan menghambat dalam realisasi penerimaan, salah satu hal

yang harus diperhatikan oleh pegawai pemerintah yang diberi kewenangan untuk

melaksanakan tugas pemungutan pajak dan dikenal sebagai pejabat pajak yaitu

Page 25: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

6

adalah bagaimana penagihan pajak terhadap para wajib pajak akan dapat berjalan

dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, karena baik atau tidaknya dalam suatu

penagihan pajak akan mempengaruhi pendapatan dari sektor pajak tersebut.

Upaya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) dalam pemungutan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) telah menyiapkan

cara dalam pembayaran pajak itu sendiri yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung mempersipkan pembayaran Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) pada setiap loket pembayaran di

Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) disetiap kecamatan kota Bandar Lampung. Pada awalnya di Unit

Pelayanan Teknis (UPT) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2) di kecamatan ini hanya untuk penagihan dan pendataan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan sebagai sarana sosialisasi bagi

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) dalam menyampaikan

kepada masyarakat disetiap kecamatan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB-P2) sangat penting dalam pembangunan nasional terutama

pembangunan daerah itu sendiri.

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung

mengupayakan dalam hal pencapaian target pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung membuka loket di setiap Unit Pelayanan

Teknis (UPT) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang

mana wajib pajak hanya perlu melampirkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang

Page 26: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

7

(SPPT) dan uang sejumlah yang tertera pada Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang

(SPPT) kepada petugas pajak di kantor kecamatan, setelah itu petugas pajak yang

akan membayarkan ke Bank Lampung. Dan surat bukti pembayaran Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) akan diterima oleh wajib pajak

keesokan harinya. Hal ini dilakukan agar memudahkan para wajib pajak dalam

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2016 besaran denda

PBB sebesar 2% setiap bulannya. Namun pemerintah Kota Bandar Lampung

menjelaskan bahwa untuk memotivasi wajib pajak membayar PBB tahun 2018 ini,

pemerintah Kota Bandar Lampung tetap memberikan diskon yaitu untuk PBB

bernilai hingga Rp200.000 diskon 50%, sedangkan PBB bernilai Rp200.000 hingga

Rp500.000 mendapat diskon 20%. (http://lampung.rilis.id/kejar-target-rp150-

miliar-pbb-tetap-diskon-50-persen, diakses pada 5 September 2018).

Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung

mencatat sampai saat ini jumlah pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) baru 36%, dari target Rp150 miliar. Sedangkan

waktu tempo pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Bandar Lampung

yaitu pada 31 Oktober 2018, pencapaian baru sebesar 36%. Badan Pengelolaan

Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Bandar Lampung mengingatkan bagi

para wajib pajak yang telah lewat dari waktu tempo maka akan dikenakan denda

sebesar 2% dan jika lewat dari tempo akan terkena denda sebesar 2% dikalikan

dengan pembayaran yang berlaku ditiap bulannya setelah waktu tempo. Kemudian

jika terdapat para wajib pajak yang sulit untuk pembayaran Pajak Bumi dan

Page 27: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

8

Bangunan (PBB) tersebut, proses selanjutnya akan diambil alih oleh Kejaksaan

Negeri (Kejari) yang sebelumnya sudah ada MoU antara Pemerintah Kota dan

Kejaksaan Negeri, mengenai para wajib pajak yang sulit dalam pembayaran Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) itu. Sehingga nantinya akan diproses oleh Kejari, jika

masih terus berlanjut tentu akan diproses secara hukum, dan hal itu jelas terdapat

dalam Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009, yang diturunkan dalam Peraturan

Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan juga bahwa bagi yang tidak membayar pajak akan dikenakan sanksi.

(http://www.lampost.co/berita-jelang-penurutapn-pad-pbb-kota-bandar-lampung-

baru-36-persen.html, diakses pada 29 Oktober 2018).

Pajak dianggap cukup potensial sebagai sumber dana untuk membiayai

pembangunan yang bersumber dari kemampuan bangsa sendiri tanpa harus

menguntungkan diri dari pinjaman Negara lain, sehingga kesadaran warga Negara

untuk melaksanakan kewajibannya dalam membayar pajak sangat diperlukan.

Kesadaran warga negara untuk melaksanakan kewajibannya dalam membayar

pajak merupakan salah satu permasalahan yang akan mempengaruhi penerimaan

pajak. Diharapkan dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 82/Pmk.03/2017 Tentang Pemberian Pengurangan Pajak Bumi Dan

Bangunan para wajib pajak mampu melakukan kewajibannya sebagai wajib pajak.

Tingkat realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan

(PBB-P2) yang tidak terealisasi dengan sempurna membuat pemerintah kota

mengupayakan penerimaan pajak agar teralisasi berdasarkan target yang telah

ditentukan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan

Retribusi Daerah yaitu dengan menggali potensi penerimaan pajak dengan

Page 28: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

9

melakukan intensifikasi pajak. Intensifikasi di lakukan dengan cara

mengoptimalisasikan penggalian penerimaan pajak terhadap objek dan subjek

pajak yang telah tercatat atau terdaftar dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib

pajak.

Inetensifikasi pajak ini dilakukan berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

Nomor SE-03/PJ.9/2001 tentang pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak.

Pelaksanaan intensifikasi pajak merupakan salah satu kebijakan kementrian

keuangan yang difokuskan untuk menggali potensi penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan mengatasi wajib pajak yang

tidak melaksanakan kewajiban sebagai wajib pajak untuk mengurangi kerugian

pemerintah Kota Bandar Lampung dalam penerimaan pajak.

Berkaitan dengan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB-P2), sebagaimana yang terjadi di lapangan masih banyak terlihat kekurangan-

kekurangan yang ada di dalamnya terutama masih rendahnya partisipasi masyarakat

dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

yang menjadi kewajiban para wajib pajak. Maka dari itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian terhadap Efektivitas Intensifikasi Dalam Meningkatkan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBB-P2) Oleh Badan Pengelola

Pajak dan Retribusi Daerah.

Page 29: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji oleh

penulis dalam penellitian ini adalah :

1. Upaya apa saja yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah dalam intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung?

2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam

meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

di Kota Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiaan dalam penulisan ini

adalah :

1. Untuk mengatahui upaya apa saja yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak

dan Retribusi Daerah dalam intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung?

2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas

intensifikasi dalam meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung?

Page 30: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

11

D. Manfaat Penelitian

Berikut manfaat penelitian ini, yaitu:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi

penambahan ilmu pengetahuan dalam kajian Ilmu Administrasi Negara

khususnya yang berkaitan dengan efektivitas intensifikasi dalam pemungutan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar

Lampung.

2. Secara praktis :

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi publik dan menjadi

masukan untuk masyarakat pada umumnya dan pada Badan Pengelola Pajak

dan Retribusi Daerah dalam mengupayakan intensifikasi pemungutan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar

Lampung.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti

dalam memahami intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bandar Lampung.

Page 31: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas

1. Teori Efektivitas

Menurut Andrian (2001:12) mendefinisikan efektivitas sebagai sebuah pekerjaan

yang dilaksanakan dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

pekerjaan tersebut, dengan memberdayakan seluruh potensi sumber daya manusia

maupun sumber daya dana yang ada.

Menurut Hasibuan (2002:120) mendefinisikan bahwa efektivitas adalah

tercapainya sasaran atau tujuan-tujuan dari suatu instansi yang telah ditentukan

sebelumnya. Efektivitas berarti tepat atau berhasil guna menyebutkan bahwa

sesuatu itu telah berhasil dilaksanakan secara sempurna, secara tepat dan target

telah tercapai.

Menurut Steers (2004:166) mendefinisikan bahwa efektivitas secara umum yaitu

menunjukan bahwa sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang telah

ditentukan sebelumya. Steers juga menilai efektivitas sebagai ukuran seberapa jauh

suatu tindakan yang dilakukan berhasil mencapai tujuan yang layak.

Page 32: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

13

Menurut Mardiasmo (2009:134) mendefinisikan bahwa efektivitas adalah ukuran

berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Apabila suatu

organisasi berhasil dalam mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan

telah berjalan dengan efektif.

Sedangkan menurut Richard M. Steers (1985:209) terdapat 4 (empat) faktor yang

mempengaruhi efektivitas, yaitu:

1. Karakteristik Organisasi, yaitu merupakan sebuah hubungan yang bersifat

relatif tetap yaitu seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat

didalam sebuah organisasi. Struktur merupakan cara yang tepat untuk

menempatkan sumber daya manusia dalam menciptakan sebuah organisasi.

Di dalam struktur organisasi, sumber daya manusia ditempatkan sebagai

bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola

interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas atau tujuan sebuah

organisasi.

2. Karakteristik Lingkungan, yaitu mencakup 2 (dua) aspek lingkungan

ekstern dan lingkungan intern. Lingkungan ekstern adalah lingkungan yang

berada diluar batas organisasi yang sangat berpengaruh dalam pengambilan

keputusan dan lingkungan intern yaitu lingkungan yang secara keseluruhan

terdapat didalam lingkungan organisasi.

3. Karakteristik Pekerja, yaitu faktor yang sangat berpengaruh terhadap

efektivitas dimana setiap individu memiliki perbedaan akan tetapi

perbedaan itu sangat menentukan dalam upaya mencapai tujuan organisasi,

untuk mencapai keberhasilan itu organisasi harus bisa mengintegrasikan

antara tujuan individu dengan tujuan organisasi.

Page 33: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

14

4. Karakteristik Manajemen, yaitu sebuah strategi dan mekanisme kerja yang

dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang terdapat didalam sebuah

organisasi sehingga efektivitas dapat tercapai.

Berdasarkan uraian diatas, efektivitas merupakan ukuran pencapaian didalam

sebuah organisasi, berhasil atau tidak organisasi tersebut didalam mencapai

tujuannya, organisasi akan dikatakan berhasil jika organisasi itu bisa mencapai

tujuannya atau mencapai kepentingan publik. Efektivitas juga didefinisikan sebagai

sebuah pekerjaan yang dilaksanakan dan berhasil mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam pekerjaan tersebut, dengan memberdayakan seluruh potensi

sumber daya manusia maupun sumber daya dana yang ada.

2. Ukuran Efektivitas

Efektivitas didalam sebuah organisasi dapat diukur dengan membandingkan antara

rencana yang telah ditentukan dengan hasil yang telah terwujud. Tetapi jika didalam

organisasi tersebut hasil yang telah terwujud tidak sesuai dengan rencana yang telah

disusun, maka organisasi tersebut dapat dikatakan belum efektif dalam mencapai

tujuannya. Menurut Mardiasmo (2000:134) apabila suatu organisasi tersebut telah

mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatan telah berjalan secara efektif.

Ukuran efektivitas dalam sebuah organisasi juga dapat dinyatakan sebagai tingkat

keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut S.P Siagian

(1978:77) terdapat 8 (delapan) ukuran efektivitas, yang mengenai pencapaian

tujuan efektif atau tidaknya, yaitu:

Page 34: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

15

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai yaitu, dalam hal ini hendaknya

petugas dalam melaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan

organisasi dapat tercapai.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan yaitu, dalam hal ini strategi merupakan

hal yang penting dalam melakukan berbagai upaya untuk mencapai sasaran

yang telah ditentukan agar para implementer tidak tersesat dalam

pencapaian tujuan organisasi.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap yaitu, dalam hal ini

artinya kebijakan harus bisa menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha

pelaksanaan kegiatan operasional.

4. Perencanaan yang matang yaitu, dalam hal ini dimaksudkan untuk bisa

memutuskan apa yang akan dilakukan sekarang dan dimasa yang akan

datang.

5. Penyusunan program yang tepat yaitu, dalam hal ini diperlukan sebuah

rencana yang baik dan dalam berbentuk kebijakan pelaksanaan yang tepat,

karena apabila tidak tepat nantinya para pelaksana akan kurang memiliki

pedoman bertindak dan bekerja.

6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yaitu, dalam hal ini yang merupakan

salah satu indikator efektivitas organisasi adalah kemamapuan bekerja

secara produktif apabila sarana dan prasarana yang tersedia melengkapi

maka akan tercapainya sebuah tujuan organisasi.

7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien yaitu, dalam hal ini pelaksanaan yang

efektif dan efisien sangat penting sekali, baiknya suatu kebijakan apabila

Page 35: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

16

tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut tidak

akan mencapai tujuannya.

8. Sistem pengawasan dan pengendalian yaitu, dalam hal ini mengingat sifat

manusia yang berbeda-beda satu sama lain maka efektivitas organisasi

menuntut mengharuskan perlunya sistem pengawasan dan pengendalian

demi mencapai tujuan bersama sebuah organisasi.

Berikut kriteria ukuran efektivitas menurut Duncan yang dikutip Richards M. Steers

(1985:53) dalam bukunya Efektivitas Organisasi terdapat 3 (tiga) ukuran efektivitas

organisasi, yaitu:

1. Pencapaian Tujuan, yaitu sebuah upaya pencapaian tujuan harus dipandang

sebagai suatu proses. Maka, agar pencapaian tujuan akhir bisa tercapai,

diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-

bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya.

2. Integrasi, yaitu sebuah pengukuran terhadap tingkat kemampuan sebuah

organisasi dalam mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan

komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya.

3. Adaptasi, yaitu kemampuan sebuah organisasi untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Gibson (1996:34, dalam Sisawandi 2012:90) untuk mengukur

tingkat efektivitas terdapat 5 (lima) indikator, sebagai berikut:

1. Produksi, yaitu merupakan kemampuan sebuah organisasi untuk

memproduksi mutu output yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Page 36: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

17

2. Efisiensi, yaitu merupakan perbandingan antara output dengan input.

3. Kepuasan, yaitu merupakan ukuran untuk menunjukkan tingkat dimana

sebuah organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Keunggulan, yaitu merupakan tingkat dimana keorganisasian dapat dan

cepat tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal didalam sebuah

organisasi.

5. Pengembangan, yaitu merupakan kemampuan mengukur sebuah organisasi

untuk meningkatkan kinerjanya dalam menghadapi kebutuhan masyarakat.

Ukuran efektivitas dapat dilihat dengan hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu

organisasi. Efektivitas dapat diukur dengan berhasil atau tidaknya suatu organisasi

mencapai tujuan-tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya

maka organisasi tersebut dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas

dilihat dari apakah proses program atau kegiatan tersebut telah mencapai tujuan

yang telah ditetapkan atau.

B. Pajak

1. Pengertian Pajak

Menurut PJ. Andriani dalam Boediono (2003:5) pajak merupakan iuran kepada

negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak untuk

membayarnya, berdasarkan peraturan – peraturan dengan tidak mendapat prestasi

kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

menyelenggarakan pemerintahan. Berikut definisi pajak menurut Anderson dalam

Anshari (2005:7) pajak merupakan pembayaran yang bersifat paksaan kepada

Page 37: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

18

negara yang dibebankan pada pendapatan kekayaan seseorang yang diutamakan

untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1),

Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum.

Pajak menurut Smeets dalam Waluyo, (2011:2) pajak merupakan prestasi yang

terutang kepada pemerintah melalui norma–norma umum dan dapat dipaksakan,

tanpa ada kontraprestasi langsung dalam hal yang individual, dimasukkan untuk

membiayai pengeluaran pemerintah.

Berdasarkan uraian diatas, pajak merupakan iuran terutang oleh wajib pajak kepada

Negara berdasarkan Undang-Undang dan peraturan – peraturan dengan tidak

mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah

untuk menyelenggarakan pemerintahan yang dapat dipaksakan tanpa ada

kontraprestasi langsung dalam hal yang individual untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan.

2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang bersifat kebendaan atau bersifat

objektif dalam arti besarnya pajak yang ditentukan oleh keadaan objek yaitu

bumi/tanah dan atau bangunan. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan tersebut

berlaku pada wilayah perdesaan dan perkotaan, perdesaan merupakan objek Pajak

Page 38: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

19

Bumi dan Bangunan dalam suatu wilayah yang memiliki ciri-ciri perdesaan seperti

sawah dan ladang dan perkotaan merupakan objek Pajak dalam suatu wilayah yang

memiliki ciri-ciri suatu daerah perkotaan seperti pemukiman penduduk memiliki

fasilitas perkotaan, real estate, kompleks, industri, perdagangan dan jasa.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak Negara yang

dikenakan terhadap bumi dan bangunan.

Menurut Siti dan Ely (2010:273) Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang

dikenakan terhadap bumi dan bangunan. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh

bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan

pedalaman (termasuk rawa, tambak perairan) serta laut yang ada diwilayah

Republik Indonesia. Sedangkan bangunan adalah kontruksi tehnik yang ditanam

atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.

Menurut Waluyo (2011:218) Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang yang

dikenakan kepada orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas

bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki menguasai, dan

atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Berdasarkan uraian diatas, Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan

terhadap orang atau badan atas bumi dan bangunan yaitu bumi adalah permukaan

bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya, meliputi tanah dan perairan pedalaman

(termasuk rawa, tambak perairan) serta laut yang ada diwilayah Republik

Page 39: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

20

Indonesia. Sedangkan bangunan adalah kontruksi tehnik yang ditanam atau

diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.

3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki,

dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan

yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Menurut Mardiasmo (2011:313) yang menjadi objek Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) adalah bumi dan atau bangunan. Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi

dan bangunan adalah pengelompokkan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya

dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak

yang terutang.

Dalam melakukan klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor-faktor sebagai

berikut:

a. Letak

b. Peruntukan

c. Pemanfaatan

d. Kondisi lingkungan dan lain-lain

Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Bahan yang digunakan

b. Rekayasa

c. Letak

Page 40: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

21

d. Kondisi lingkungan dan lain-lain

Berdasarkan uraian diatas, Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan/ atau

bangunan dan pengelompokkan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan

digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak yang

terutang dan juga Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau

dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan

untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

4. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Subjek Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah orang pribadi atau Badan

yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat

atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas

Bangunan.

Menurut Mardiasmo (2011:316) yang menjadi subjek Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi,

dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau

memperoleh manfaat atas bangunan. Dengan demikian tanda

pembayaran/pelunasan pajak bukan merupakan bukti pemilihan hak.

Berdasarkan uraian diatas, subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah orang

atau badan yang mempunyai hak atas bumi atau bangunan dan atau memperoleh

manfaat atas bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat

Page 41: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

22

atas bangunan. Dengan demikian tanda pembayaran/pelunasan pajak bukan

merupakan bukti pemilihan hak.

5. Tata Cara Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dilakukan berdasarkan Surat

Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), surat pelunasan berdasarkan Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), dan berdasarkan Surat Tagihan Pajak

(STP) adalah sebagai berikut :

1. Pelunasan/pembayaran pajak berdasarkan SPPT Pajak yang terutang

berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat lambatnya enam bulan sejak

tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.

2. Pelunasan/pembayaran pajak berdasarkan SKPKB Pajak yang terutang

berdasarkan SKPKB harus dilunasi selambat lambatnya satu bulan sejak

tanggal diterimanya Surat Ketetapan Pajak oleh wajib pajak.

3. Pelunasan/pembayaran pajak berdasarkan STP Pajak Bumi dan Bangunan

terutang yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak harus dilunasi

selambatlambatnya satu bulan sejak tanggal diterimanya Surat Tagihan

Pajak oleh wajib pajak. STP dikeluarkan oleh BPPRD untuk Wajib Pajak

yang tidak melunasi atau kurang membayar pajak terutang dalam

SPPT/SKPKB pada saat jatuh tempo.

Sedangkan tempat pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang

baik yang tercantum pada SPPT maupun STP dilakukan di :

a. Bank Pemerintah (Bank Persepsi) kecuali Bank Pembangunan Indonesia

dan Bank Tabungan Negara (BTN).

Page 42: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

23

b. Kantor Pos dan Giro.

c. Petugas pemungut yang ditunjuk (collector) secara resmi. Petugas yang

ditunjuk tersebut harus menyetor hasil penagihan setiap hari ke tempat

pembayaran yaitu Bank Persepsi/kantor Pos dan Giro.

6. Intensifikasi Pajak

Menurut Surat Edaran Direktur Jendral Pajak No. SE – 06/PJ.9/2001, Intensifikasi

pajak merupakan kegiatan optimalisasi penerimaan pajak terhadap objek serta

subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat

Jenderal Pajak, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak. Tugas utama

intensifikasi pajak ini yaitu meningkatkan dan menggali sumber pajak dari wajib

pajak yang telah terdaftar. Menurut Sidik (2002:8) mendefinisikan intensifikasi

pajak sebagai upaya melakukan efektivitas dan efisiensi sumber atau pendapatan

daerah yang sudah ada.

Menurut Purwanto (2013:1) Pelaksanaan atau penggalian Intensifikasi Pajak yaitu

bisa dengan cara metode langsung dengan menggali potensi pajak melalui Surat

Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan laporan keuangan yang disampaikan oleh wajib

pajak serta dengan cara metode tidak langsung yaitu dengan menggali potensi pajak

melalui pemanfaatan data diluar Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan laporan

keuangan.

Menurut Suparmo (2010:2) mengemukakan bahwa intensifikasi merupakan upaya

yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan daerah yang ditempuh

melalui peningkatan kepatuhan subjek pajak yang telah ada. Sedangkan menurut

Page 43: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

24

Abu Bakar (Halim;2001) mengemukakan bahwa intensifikasi pajak bisa diartikan

sebagai sebuah usaha yang dilakukan oleh pemerintah kota/kabupaten untuk

meningkatkan penerimaan pajak yang biasanya diaplikasikan dalam bentuk

perubahan tarif pajak dan peningkatan pengelolaan pajak. Menurut Kustiawan

(2010:40) upaya intensifikasi akan mencakup aspek kelembagaan, aspek

ketatalaksanaan, dan aspek personalianya, yaitu sebagai berikut:

a. Menyesuaikan atau memperbaiki aspek kelembagaan atau organisasi

pengelola pendapatan asli daerah dengan cara menerapkan secara optimal

sistem dan prosedur administrasi pajak daerah.

b. Memberikan dampak ke arah peningkatan pendapatan asli daerah, karena

sistem ini dapat mendorong terciptanya :

1) Peningkatan jumlah wajib pajak dan wajib retribusi daerah.

2) Peningkatan cara-cara penetapan pajak dan retribusi.

3) Peningkatan pemungutan pajak dan retribusi dalam jumlah yang benar

dan tepat pada waktunya.

4) Peningkaran sistem pembukuan, sehingga dapat memudahkan dalam

segala hal pencarian data tunggakan pajak maupun retribusi yang pada

dapat memudahkan proses penagihan.

c. Memperbaiki atau menyesuaikan aspek ketatalaksanaan, baik administrasi

maupun operasional yang meliputi:

1) Penyesuaian atau penyempurnaan administrasi pungutan.

2) Penyesuaian tarif.

3) Penyesuaian sistem pelaksanaan pungutan.

Page 44: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

25

d. Peningkatan pengawasan dan pengendalian, yang meliputi:

1) Pengawasan dan pengendalian yuridis.

2) Pengawasasan dan pengendalian teknis.

3) Pengawasan dan pengendalian penata usahaan.

e. Peningkatan sumber daya manusia pengelolaan Penerimaan Asli Daerah

(PAD) dengan cara meningkatkan mutu sumber daya manusia ataupun

aparatur pengelola pendapatan daerah dapat dilakukan dengan

mengikutsertakan aparatnya dalam Kursus Keuangan Daerah (KKD) dan

juga program-program Pendidikan dan latihan yang berkaitan dengan

pengelolaan keuangan daerah.

f. Meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk

menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.

Pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak merupakan salah satu kebijakan

kementrian keuangan yang difokuskan untuk menggali potensi penerimaan pajak

dan mengatasi wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakan untuk

mengurangi kerugian negara dalam penerimaan pajak. Intensifikasi pajak adalah

kegiatan optimalisasi penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang

telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak, dan dari

hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak. Serta tugas utama intensifikasi pajak

ini yaitu meningkatkan dan menggali sumber pajak dari wajib pajak yang telah

terdaftar.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa intensifikasi pajak

merupakan kegiatan optimalisasi penerimaan pajak terhadap objek serta subjek

Page 45: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

26

pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jenderal

Pajak, dan dari hasil pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak. Tugas utama

intensifikasi pajak ini yaitu meningkatkan dan menggali sumber pajak dari wajib

pajak yang telah terdaftar. Intensifikasi juga merupakan upaya yang ditempuh

melalui peningkatan kepatuhan subjek pajak, peningkatan efisiensi dan efektivitas

penerimaan pajak daerah, dan perbaikan sistem administrasi.

C. Kerangka Pikir

Permasalahan yang terjadi di dalam penelitian ini yaitu tingkat realisasi penerimaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) kota Bandar

Lampung yang tidak mencapai target. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) merupakan hal yang rutin dilakukan setiap

tahunnya oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah untuk mencapai target

yang telah ditetapkan pemerintah kota dalam pemungutan pajak. Namun didalam

pelaksanaanya terdapat banyak permasalahan yang dihadapi oleh para petugas

pajak. Penulis menggunakan teori pengukuran efektivitas untuk menunjang

penelitian, yang dikemukakan oleh Richard M. Steers (1985:209) terdapat 4

(empat) faktor yang memepengaruhi efektivitas, yaitu: 1) Karakteristik Organisasi,

2) Karakteristik Lingkungan, 3) Karakteristik Pekerja dan, 4) Karakteristik

Manajemen. Berikut ini adalah bagan atau kerangka pikir dari penelitian ini, yaitu:

Page 46: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

27

Sumber : diolah oleh peneliti tahun, 2018

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Realisasi target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaaan dan

Perkotaan (PBB-P2) tidak sesuai dengan target pencapaian tahun 2018

Kebijakan Pemungutan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaaan

dan Prekotaan (PBB-P2) di Kota

Bandar Lampung

Keputusan Walikota Nomor

60/IV.02/HK/2018 tentang

penetapan pemberian

pengurangan PBB-P2 kepada

wajib pajak tertentu tahun pajak

2018

Tercapainya target pencapaian Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaaan dan Prekotaan

(PBB-P2) 100% di Kota Bandar Lampung

Richard M. Steers (1985:209)

mengemukakan bahwa

terdapat 4 (empat) faktor yang

mempengaruhi efektivitas,

yaitu:

1. Karakteristik

Organisasi

2. Karakteristik

Lingkungan

3. Karakteristik Pekerja

4. Karakteristik

Manajemen

Page 47: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang

menggambarkan sebuah fenomena yang sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan,

yaitu data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang

dapat diamati. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,

yaitu menggambarkan sebuah fenomena atau kejadian dengan apa yang sebenarnya

terjadi.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong

(2012:3), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat

diamati. Maka peneliti diharapkan dapat melihat fenomena-fenomena yang ada di

lapangan, yaitu tentang Efektivitas Intensifikasi Dalam Meningkatkan Pajak Bumi

dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBBB-P2) Oleh Badan Pengelola Pajak

dan Retribusi Daerah.

Page 48: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

29

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang

sedang dilakukan, sehingga analisa hasil penelitian ini akan lebih terarah. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana fokus ini berisikan tentang pokok

masalah yang bersifat umum.

Fokus penulis dalam penelitian ini yaitu upaya apa saja yang dilakukan oleh Badan

Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah dalam meningkatkan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdersaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam meningkatkan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdersaan dan Perkotaan (PBB-P2) di kota Bandar Lampung. Berikut

teori yang digunakan oleh peneliti yaitu teori efektivitas yang dikemukakan oleh

Richard M. Steers (1985:209) terdapat 4 (empat) faktor yang mempengaruhi

efektivitas, yaitu:

1. Karakteristik Organisasi, yaitu merupakan sebuah hubungan yang bersifat

relatif tetap yaitu seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat

didalam sebuah organisasi. Struktur merupakan cara yang tepat untuk

menempatkan sumber daya manusia dalam menciptakan sebuah organisasi.

Di dalam struktur organisasi, sumber daya manusia ditempatkan sebagai

bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola

interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas atau tujuan sebuah

organisasi.

2. Karakteristik Lingkungan, yaitu mencakup 2 (dua) aspek lingkungan

ekstern dan lingkungan intern. Lingkungan ekstern adalah lingkungan yang

Page 49: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

30

berada diluar batas organisasi yang sangat berpengaruh dalam pengambilan

keputusan dan lingkungan intern yaitu lingkungan yang secara keseluruhan

terdapat didalam lingkungan organisasi.

3. Karakteristik Pekerja, yaitu faktor yang sangat berpengaruh terhadap

efektivitas dimana setiap individu memiliki perbedaan akan tetapi

perbedaan itu sangat menentukan dalam upaya mencapai tujuan organisasi,

untuk mencapai keberhasilan itu organisasi harus bisa mengintegrasikan

antara tujuan individu dengan tujuan organisasi.

4. Karakteristik Manajemen, yaitu sebuah strategi dan mekanisme kerja yang

dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang terdapat didalam sebuah

organisasi sehingga efektivitas dapat tercapai.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara purposive atau dengan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan dan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2014:218), purposive

merupakan lokasi penelitian yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tertentu dan diambil berdasarkan tujuan penelitian. Sebagai pertimbangan dalam

menentukan lokasi penelitian. Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan

penelitian pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah yaitu pada Komplek

Kantor Walikota, Jl Dr. Susilo No. 2, Sumur Batu, Teluk Betung Utara, Sumur

Batu, Tlk. Betung Utara, Kota Bandar Lampung.

Page 50: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

31

D. Informan Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:221), penentuan sampel atau informan dalam penelitian

kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum. Berikut

informan dalam penelitian diperoleh dari kunjungan lapangan ke lokasi penelitian

oleh peneliti, yakni pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah, yaitu

merupakan metode penetapan informan yang dibutuhkan atau dengan memilih

narasumber yang mengetahui tentang efektivitas intensifikasi dalam meningkatkan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Oleh Badan

Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah, sehingga mereka akan memberikan

informasi secara tepat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti.

Tabel 1.2 Tabel Informan

No. Nama Informan Jabatan Infroman

1 Ibu Sri Zainur, S.E., M.M Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2 Bapak Joni Efriadi S.E

Kepala Sub Bidang Pengolahan Data dan

Informasi BPPRD Kota Bandar Lampung

3 Bapak Rizki Meirido S.E

Pelaksana Kasubid Pengolahan Data dan

Informasi BPPRD Kota Bandar Lampung

4 Bapak Hanafi Ketua RT 08 Kupang Teba

5 Bapak Ali Thalib Wajib Pajak

6 Ibu Sri Wedari Wajib Pajak

Sumber : diolah oleh peneliti tahun 2018

Page 51: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

32

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer menurut Indriantoro dan Supomo (2011:146) merupakan sumber

data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).

Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau

kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan

data primer yaitu melalui metode survei dan metode observasi. Pada penelitian

ini, data primer yang akan peneliti dapatkan adalah berasal dari metode

wawancara dan hasil observasi.

2. Data Sekunder

Sugiyono (2014: 225) menyatakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data seperti dari orang lain atau lewat dokumen. Data

sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang

memiliki kaitan dengan objek penelitian ini beserta hasil dokumentasi yang

diperoleh. Dalam penelitian ini, data sekunder yang akan diambil dan dikutip

adalah Undang-Undang, buku, koran, jurnal, internet.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Metode Obervasi

Metode pengumpulan data kualitatif salah satunya dengan cara observasi.

Page 52: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

33

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti.

Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan

sistematis sasaran perilaku yang dituju.

2. Metode Wawancara

Menurut Moleong (2012:118) wawancara merupakan percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut.

3. Metode Dokumentasi

Selain observasi dan wawancara, para peneliti kualitatif dapat juga

menggunakan berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan terarah. Apabila

tersedia dokumen-dokumen ini dapat menambah pemahaman atau informasi

untuk penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Aktifitas dalam analisis data menurut Sugiyono (2014:245), yaitu :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,

abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-

catatan lapangan tertulis. Sebagaimana kita ketahui reduksi data terjadi secara

kontinu melalui kehidupan suatu proyek yang diorientasikan secara kualitatif.

Reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti yang mana

Page 53: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

34

kerangka konseptual, situs, pertanyaan penelitian, pendekatan pengumpulan

data untuk di pilih.

2. Data Display (Model Data)

Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. Model

didefinisikan sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang

membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3. Conclusion Drawing (Menggambar Kesimpulan)

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan verifikasi kesimpulan.

Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan

apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi

yang mungkin, alur kausal, dan proposisi-proposisi. Peneliti yang kompeten

dapat menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran

dan kecurigaan tetapi kesimpulan masih jauh, baru mulai dan pertama masih

sama, kemudian meningkat menjadi eksplisit dan mendasar. Kesimpulan akhir

mungkin tidak terjadi hingga pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran

korpus dari catatan lapangan, pengodean, penyimpanan, dan metode-metode

perbaikan yang di gunakan, pengalaman peneliti.

H. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan datat merupakan cara untuk menyelaraskan antara data yang

dilaporkan penelitian dengan data yang terjadi pada obyek penelitian. Teknik

keabsahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang valid. Untuk memeriksa

Page 54: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

35

keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data

menurut Sugiyono (2014:267) dalam penelitian kualitatif yaitu meliputi :

a. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Teknik

triangulasi merupakan sebuah proses membandingkan dan mengecek

tingkat kepercayaan informan melalui proses wawancara dan studi

dokumentasi yang kemudian hasil wawancara dan studi dokumentasi

dikumpulkan berdasarkan kesamaan informasi, sehingga data yang

diperoleh memiliki keselarasan dan kepercayaan yang sesuai.

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, yaitu teknik menguji

data dan informasi dengan mencari data yang sama antar informan satu dan

lainnya. Data dari informan akan dikomlikasikan dengan hasil dokumentasi

yang memiliki kesamaan informasi. Teknik triangulasi sumber bertujuan

untuk memperoleh data yang sama dan memiliki tingkat validitas yang

tinggi.

b. Kecukupan referensi

Kecukupan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung unutk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti yaitu seperti data

hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.

Rekaman wawancara tersebut peneliti gunakan untuk mendukung peneliti

dalam mencatat data dan membandingkan data yang peneliti kumpulkan

dari informan-informan dilapangan. Dengan adanya rekaman wawancara

Page 55: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

36

tersebut dapat digunakan menjadi patokan untuk menguji saat sedang

dianalisis dan penafsiran data.

Page 56: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis dapatkan dan pembahasan pada

BAB sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bandar Lampung dalam

intensifikasi pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB-P2), yaitu:

a) Pemberian kebijakan penghapusan denda dan pemberian potongan

ataupun diskon terhadap wajib pajak tertentu oleh pemerintah kota,

pemerintah Kota Bandar Lampung ini sendiri memberikan pengurangan

atau diskon kepada para wajib pajak tertentu yaitu untuk PBB-P2 yang

bernilai hingga Rp200.000 diskon 50% dan untuk PBB-P2 yang bernilai

Rp200.000 hingga Rp500.000 diskon 20% dan juga pemerintah Kota

Bandar Lampung memberikan penghapusan denda.

b) Kualitas pelayanan, dioptimalisasikan lagi dengan adanya mobil kas

keliling yang akan berkeliling di 20 Kecamatan di Kota Bandar

Lampung.

c) Pendataan ulang objek pajak yang belum terdaftar secara massal yang

melibatkan seluruh pegawai pajak di Kota Bandar Lampung,

berdasarkan 3(tiga) poin penting yaitu, tanah yang belum terdaftar,

Page 57: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

100

objek yang sudah terdaftar tetapi belum terinput bangunan, dan

penyesuaian bangunan.

d) Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2), penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) secara

langsung dan penagihan dilakukan secara door to door atau pintu ke

pintu sehingga penyampaian atau penagihan secara langsung lebih

efektif.

e) Kerjasama dengan pihak Kejaksaan, Kejaksaan akan memilih 4 hingga

5 orang di setip timnya, untuk menjadi pendamping pemerintah dalam

menagih perusahan-perusahan besar yang mempunyai tunggakan pajak

hingga puluhan juta yang ada di Kota Bandar Lampung.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas intensifikasi dalam

meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2) di Kota Bandar Lampung, yaitu:

a) Karakteristik Organisasi, sosialisasi yang dilakukan pemerintah kota

Bandar Lampung yaitu dengan menggandeng Kecamatan, Kelurahan,

RT, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Sosialisasi hingga saat ini hanya

lewat media massa ataupun TV lokal saja.

b) Karakteristik Lingkungan, berkoordinasi dengan Kejaksaan dan Unit

Pelaksana Teknis. Kerjasama dengan Kejaksaan ini diawali dengan

pemberian surat peringatan terlebih dahulu kepada setiap wajib pajak

yang menunggak lalu baru dieksekusi. Dan sampai saat ini belum ada

sanksi yang tegas untuk para wajib pajak ini.

Page 58: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

101

c) Karakteristik Pekerja, pelaksanaan intensifikasi oleh bidang pajak

dengan upaya-upaya yang telah disebutkan diatas.

d) Karakteristik Manajemen, mengelola dan menyusun anggaran yang

diwujudkan dengan adanya sekolah dan berobat gratis, serta fasilitias

umum yang terbaik serta layak yang diperuntukkan kepada masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, penulis menyatakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas telah dilakukan dengan

baik, namun masih terdapat kendala-kendala dalam pelaksanaannya, maka

peneliti mengemukakan saran untuk perbaikan selanjutnya, sebagai berikut:

1. Perlunya meningkatkan sosialisasi melalui media sosial, yaitu dengan

cara menaruh iklan-iklan terkait pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Pembuatan akun

pribadi terkait pajak ini sendiri akan lebih baik lagi sehingga

masyarakat akan dengan mudah mengetahui informasi terbaru

mengenai Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-

P2).

2. Hingga saat ini memang belum ada sanksi yang tegas untuk para wajib

pajak yang membandel puluhan hingga ratusan juta rupih ini, maka dari

itu diperlukan sanksi yang tegas untuk para wajib pajak yang

membandel ini, seperti hukuman penyitaan objek pajak agar

memberikan efek jera kepada wajib pajak yang membandel tersebut.

Page 59: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

102

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Mentri

Peraturan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010

Tentang Tahapan Pengalihan Pajak Bumi Bangunan dan Perdesaan dan

Perkotan (PBB-P2).

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2016 Tentang Tata Cara

Penertiban Surat Tagihan Pajak, Pajak Bumi Dan Bangunan.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 82/Pmk.03/2017 Tentang

Pemberian Pengurangan Pajak Bumi Dan Bangunan.

Undang – Undang

Undang-Undang Nomor 16 tahun 2000 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan .

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Buku

Darwin, MBP. 2013. Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Tataran Praktis Edisi 2.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi Offset.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Page 60: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

103

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Siahaan, Marihot Pahala. 2009. Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia Teori dan

Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Steers, M. Richard. 2006. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Yulianto. 2013. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui Kebijkan Self

Assesment. Yogyakarta: Prudent Media.

Jurnal Aditama, Ferta Ayu. 2014. Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan

Di Wilayah Singosari (Studi Penelitian pada Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) Dinas Pendapatan Singosari). Malang : Universitas Brawijiya.

Astutik, Tenny Putri. 2014. Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi Dan Bangunan

Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan

Asli Daerah Kota Malang). Malang : Universitas Brawijaya.

Hasbar, Mustafa. Efektifitas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

Perkotaan (PBB-P2) Dengan Pendekatan Strategy SWOT Analysis di

Kabuoaten Enrekang. Makassar : STIE Nobel.

Hotasadi. 2016. Analisis Pencapaian Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi

dan Bangunan Pada UPT. DPPKAD Kecamatan Plakat Tinggi Kabupaten Musi

Banyuasin. Sumatera Selatan : Politeknik Sekayu.

Nurlela, Sihombing Iwan Kesuma. 2018. Efektivitas Pelaksanaan Ekstensifikasi

dan Intensifikasi Pajak dalam Upaya Peningkatan Penerimaan PPN Pada KPP

Pratama di Kota Medan Periode 2015 – 2017. Medan: Politeknik Medan

Panggulu, Yosua T. 2013. Efektivitas Kebijakan Retribusi Pada Dinas Pengelolaan

Pasar Kebersihan dan Pertamanan di Kabupaten Kepulauan Talaud. Manado :

Universitas Sam Ratulangi.

Pertiwi, Rizka Novianti. 2014. Analisis Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan (Studi pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota

Purbalinggo). Malang : Universitas Brawijaya.

Pradita, Ferian Dana. 2014. Efektivitas Intensifikasi Pemungutan Pajak Bumi Dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya. Malang : Universitas

Brawijaya.

Page 61: EFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM …digilib.unila.ac.id/58575/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfEFEKTIVITAS INTENSIFIKASI DALAM PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

104

Selvia, Abriandi. 2015. Pelaksanaan Ekstensifikasi Dan Intensifikasi Pajak Dalam

Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Jakarta Kebayoran

Baru Satu. Jakarta: Institute Teknologi dan Bisnis Kalbis.

Halaman web

http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-

bangunan-pbb, diakses pada 6 Agustus 2018.

https://www.jejamo.com/sampaikan-sppt-pbb-2018-herman-hn-targetnya-rp150-

miliar.html, diakses pada 2 September 2018.

http://lampung.rilis.id/kejar-target-rp150-miliar-pbb-tetap-diskon-50-persen,

diakses pada 5 September 2018.

http://lampung.tribunnews.com/2011/10/02/menunggak-pbb-wajib-pajak-denda-

2-persen, diakses pada 1 Oktober 2018.

http://lampung.tribunnews.com/2017/08/04/permudah-pelayanan-loket-bayar-

pbb-kini-ada-di-kecamatan, diakses pada 5 Oktober 2018.