integrasi dan migrasi sistem teknologi informasi ... · pdf fileintegrasi dan migrasi sistem...
TRANSCRIPT
Tugas Makalah Integrasi dan Migrasi Sistem Teknologi Informasi
TI024329
Pengembangan Konsep Smart City pada Masyarakat di
Kabupaten Banyuwangi
Oleh :
Alfa Centaury Hidayatullah
1304505077
Dosen :
I Putu Agus Eka Pratama, ST MT
Jurusan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik Universitas Udayana
2015
Daftar Isi Abstrak ................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan .................................................................................. iv
I.1 Latar Belakang ............................................................................................. iv
I.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... v
I.3 Solusi Yang Ditawarkan .............................................................................. vi
Bab II Landasan Teori Dan Desain Solusi .............................................................. 1
II.1 Landasan Teori ............................................................................................. 1
II.1.1 Smart City ................................................................................................... 1
II.1.2 Smart Government ...................................................................................... 2
II.1.3 Open Data ................................................................................................... 4
II.1.4 Cloud Computing ....................................................................................... 5
II.2 Desain Solusi ................................................................................................ 5
II.2.1 Proses Bisnis ............................................................................................... 5
II.2.2 Bagan Perancangan Sistem ......................................................................... 5
Bab III Analisa Dan Kesimpulan .......................................................................... 13
III.1 Analisa ....................................................................................................... 13
III.2 Kesimpulan ................................................................................................ 13
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan atas petunjuk dan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Makalah Pengembangan konsep Smart City pada masyarakat di
Kabupaten Banyuwangi tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Makalah Pengembangan konsep Smart City pada masyarakat di
Kabupaten Banyuwangi yang telah Saya susun ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas pada mata kuliah Integrasi dan Migrasi Sistem.
Dengan ini Saya menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan
baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya Saya sampaikan kepada :
1. Dosen mata kuliah Integrasi dan Migrasi Sistem yaitu I Putu Agus Eka
Pratama, ST MT
2. Kedua Orang tua dan saudara penulis.
3. Teman-teman di Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknik,
Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan Laporan ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
ii
Abstrak
Permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Banyuwangi pada umumnya
jarak antar daerah dan pembangunan infrastruktur untuk kesejahteraan
masyarakatnya membutuhkan sebuah solusi untuk mengatasinya, maka Smart
City merupakan hal yang mungkin solusi terbaik untuk mengatasi masalah di
Kabupaten Banyuwangi tersebut dengan membuatkan program yaitu Smart
Economy, Smart Mobility, Smart People, Smart Environment, Smart Living, Smart
Governance, dan Smart Farming. Pemerintahan daerah Kabupaten Banyuwangi
pada jangka panjangnya telah mempersiapkan SDM dan IPTEK untuk
mewujudkan Kabupaten Banyuwangi sebagai Smart City (Kabupaten Pintar).
Pemerintahan daerah tersebut lebih menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi
informasi untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, salah satu layanan yang
akan dipakai yaitu penggunaan Cloud Computing dan Open Data. Dengan adanya
layanan tersebut, diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk pemanfaatan
internet, mencari informasi-informasi dan dapat berinovasi untuk berwirausaha.
Kata kunci :
Smart City, Smart People, Open Data, Cloud Computing, Kabupaten
Banyuwangi, Kesejahteraan Masyarakat
iii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Kabupaten Banyuwangi adalah kabupaten terbesar di Jawa Timur, banyak
sebutan yang diberikan untuk Kabupaten Banyuwangi salah satunya yaitu The
Sunrise of Java. Secara geografis, Kabupaten Banyuwangi berada di ujung timur
provinsi Jawa Timur, di sebelah utara, berbatasan dengan Kabupaten Situbondo,
sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali dan sebelah selatan berbatasan dengan
Samudra Hindia, sedangkan di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Jember
dan Kabupaten Bondowoso. Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas wilayah
sekitar 5.782.50 km² tersebut terletak pada posisi koordinat 70º 43´-80º 46´
lintang selatan dan 113º 53´-114º 38´ bujur timur sedangkan secara administrasi
terbagi atas dua 21 kecamatan dengan 151 desa dan kelurahan. Dari seluruh
kecamatan itu, enam kecamatan diantaranya wilayah-wilayah pegunungan,
sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran rendah.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi cukup cerah. Tiga tahun
terakhir, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang sebelumnya hanya 3 persen
justru melonjak hingga 5 persen. Jumlah usaha yang tercatat melalui kegiatan
Sensus Ekonomi tahun 2006 (SE’06) di Kabupaten Banyuwangi ada sebanyak
207.577 usaha diluar sektor pertanian. Dari jumlah ini, 81.629 usaha diantara-nya
merupakan usaha yang dilakukan di luar bangunan dan umumnya apabila
menggunakan bangunan cenderung tidak permanen. Selebihnya 125.948 usaha
tergolong usaha yang kegiatannya sudah menggunakan bangunan permanen.
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Banyuwangi yang begitu pesat,
dikarenakan integrasi yang baik dari sektor pertanian dan pariwisata.
Banyak potensi wisata yang sudah dikembangkan menjadi “icon” wisata
kabupaten Banyuwangi, beberapa wisatanya seperti Plengkung, Pantai sukamade,
dan Kawah Ijen. Pemerintah kabupaten Banyuwangi berupaya mempromosikan
wisata-wisata yang ada melalui event-event skala nasional maupun internasional.
Event-event itu seperti Tour De Ijen, yaitu memadukan olahraga sepeda dengan
pariwisata, kemudian lomba surfing di Pulau Merah yang diikuti oleh peselancar
dalam negeri dan luar negeri.
iv
Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Banyuwangi dimasa depan akan
semakin berkembang dan daya tarik investasi akan semakin kuat dengan semakin
baiknya sarana dan prasarana penunjang aktifitas perekonomian salah satunya
ditunjukkan dengan pengembangan dan pembangunan berbagai infrastruktur yang
memadai dan peran serta pemerintah sebagai induk dalam pembuatan kebijakan
ekonomi yang semakin inovatif. Dalam hal pengembangan dan pembangunan
infrastruktur diwujudkan dengan upaya salah satunya dengan pembuatan Bandara
Blimbingsari. Dulu orang akan berpikir dua kali untuk pergi berlibur di
Kabupaten Banyuwangi melalui jalur darat yang menghabiskan waktu di jalan,
sekarang dengan adanya Bandara Blimbingsari dapat memudahkan wisatawan
untuk pergi berlibur ke Kabupaten Banyuwangi tanpa terkendala waktu.
Penyediaan sarana dan prasarana juga dikembangkan, seperti hotel-hotel
dibangun, berbagai festival digelar, jalan-jalan menuju destinasi wisata diperbaiki,
kesenian tradisional digalakkan, restoran mulai tumbuh dan perekonomian rakyat
lewat kuliner dan suvenir pun turut berkembang.
Perkembangan pembangunan yang telah dicapai Kabupaten Banyuwangi
saat ini juga mengindikasikan adanya peningkatan pelayanan umum kepada
masyarakat dengan terpenuhinya sarana dan prasarana dasar bidang pendidikan,
sosial dan ekonomi masyarakat. Walaupun demikian upaya peningkatan
pelayanan umum di semua sektor pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat
harus terus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Peningkatan layanan
umum yang dilakukan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi dengan
dikonsepkannya Smart City yang dapat mendukung pengembangan sektor
pariwisata maupun sektor pertanian di Kabupaten Banyuwangi.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi konsep Smart City di Kabupaten Banyuwangi ?
2. Bagaimana perkembangan layanan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi ?
v
I.3 Solusi Yang Ditawarkan
Dari arah pembangunan di masa mendatang Kabupaten Banyuwangi
nampak bahwa pemerintah daerah telah mempersiapkan Sumber Daya Manusia
dan IPTEK untuk mewujudkan Kabupaten Banyuwangi sebagai Smart City (kota
pintar). Pengimplementasian Kabupaten Banyuwangi lebih menitikberatkan pada
pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan pelayanan pada
masyarakat.
Perkembangan Layanan masyarakat yang diberikan oleh pemerintahan
daerah di Kabupaten Banyuwangi dengan cara memberikan fasilitas internet
untuk mencari informasi-informasi penting dan juga mengembangkan inovasi
bagi masyarakatnya. Penggunaan Layanan Cloud Computing dan Open Data
diimplementasikan salah satunya yaitu transparansi birokrasi dan juga program
kerja di pemerintahan. Pemerintah diharapkan bisa membangun dan
mengembangkan sarana prasarana untuk mendorong perekonomian masyarakat.
Pembentukan infrastruktur yang baik juga harus menggunakan teknologi
yang dapat mendukung pembentukan tersebut. Pada pembentukan infrastruktur,
layanan yang digunakan adalah Cloud Computing dan Open Data. Cloud
Computing akan menggunakan model layanan Infrastructure as a Service (IaaS),
kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk memproses, menyimpan,
berjaringan, dan sumber komputasi penting yang lain, dimana konsumen dapat
menyebarkan dan menjalankan perangkat lunak secara bebas, yang dapat
mencakup sistem operasian aplikasi. Vendor penyedia layanan menyediakan
infrastruktur untuk menjalankan aplikasi, dengan model pembayaran pay per use
dan memberikan skala layanan sesuai yang dibutuhkan pelanggan. Penyedia
layanan dapat membangun infrastruktur yang bisa melayani puncak permintaan
dan menambahkan kapasitas sesuai kebutuhan pelanggan. Pelanggan tidak
mengelola atau mengendalikan infrastruktur cloud yang mendasar tetapi memiliki
kontrol atas sistem operasi, penyimpanan, aplikasi yang disebarkan, dan mungkin
kontrol terbatas komponen jaringan yang pilih (misalnya, firewall host).
Pelanggan hanya membayar sesuai daya yang dibutuhkan, besarnya tempat
penyimpanan data, dan seterusnya sesuai kapasitas yang dipakai oleh pelanggan.
Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage Service.
vi
Bab II Landasan Teori Dan Desain Solusi
II.1 Landasan Teori
Untuk mendukung pembuatan laporan ini, maka perlu dikemukakan hal-
hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup
pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan laporan ini.
II.1.1 Smart City
Smart City adalah pengembangan dan pengelolaan kota dengan
pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menghubungkan,
memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota
dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada
warganya serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Smart City
merupakan hasil dari pengembangan pengetahuan yang intensif dan strategi
kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-ekonomi, ekologi, daya kompetitif kota.
Kemunculan Smart City merupakan hasil dari gabungan modal sumberdaya
manusia (contohnya angkatan kerja terdidik), modal infrastruktur (contohnya
fasilitas komunikasi yang berteknologi tinggi), modal sosial (contohnya jaringan
komunitas yang terbuka) dan modal entrepreuneurial (contohnya aktifitas bisnis
kreatif). Pemerintahan yang kuat dan dapat dipercaya disertai dengan orang-orang
yang kreatif dan berpikiran terbuka akan meningkatkan produktifitas lokal dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu kota (Kourtit & Nijkamp,2012).
Beberapa ahli menganggap konsep kota dengan Smart City dapat
memenuhi kebutuhan akan kemudahan hidup dan kesehatan, walaupun pada
kenyataannya konsep Smart City masih dalam perdebatan oleh para ahli dan
belum ada defenisi dan konsep umum yang bisa diterapkan di semua kota didunia.
Konsep Smart City masih bergantung pada kota dan pengembang masing-masing.
Sementara jika dilihat dati arti per kata sendiri Smart City disusun dari dua kata
city atau kota dan smart atau pintar. City atau kota dapat diartikan permukiman
yang berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat
nonagraris, kepadatan penduduk relatif tinggi, tempat sekelompok orang dalam
jumlah tertentu dn bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu,
1
cendrung berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualis (Ditjen Cipta
Karya: 1997).
Kota terdapat tiga aspek utama yaitu fisik, sosial dan ekonomi dimana
masing-masing aspek memiliki keterkaitan dan memiliki masalah masing-masing.
Sedangkan Smart sendiri berarti pintar, yang dapat diartikan showing mental
alertness and calculation an resourcefullness, elegant and stylish, quicknees and
ease in learning, quick and birsk, capable of independent and apperently
intelegent action. Dengan berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
smart memiliki mental yang awas, mampu bertindak cepat dalam mengambil
keputusan dalam menghadapi masalah, mampu berdiri sendiri atau memiliki daya
saing, elegan dan memiliki mode tersendiri dan yang terpenting memiliki
intelegensi yang bagus.
Dengan mengartikan masing-masing kata dari Smart City, dapat dilihat
pengertian Smart City secara umum dilihat dari cara menyelesaikan masalah dari
tiga aspek utama kota: fisik, sosial dan ekonomi. sebuah kota dapat dikatakan
smart bila bisa memecahkan masalah dari ketiga aspek tersebut dengan
menggunakan teknologi dan sumber daya yang ada pada kota tersebut secara
efisien dan efektif. Pada intinya konsep Smart City adalah bagaimana cara
menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi
dengan menggunakan teknologi ICT, yang dapat mengintegrasikan semua elemen
dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layak huni.
II.1.2 Smart Government
Kunci utama keberhasilan penyelengaraan pemerintahan adalah Good
Governance. Yaitu paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum,
kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan
akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan prinsip
“desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih, bertanggung
jawab, dan berdaya saing”.
Proses pemahaman umum mengenai governance atau tata pemerintahan
mulai mengemuka di Indonesia sejak tahun 1990-an, dan mulai semakin bergulir
2
pada tahun 1996, seiring dengan interaksi pemerintah Indonesia dengan negara
luar sebagai negara-negara pemberi bantuan yang banyak menyoroti kondisi
obyektif perkembangan ekonomi dan politik Indonesia. Istilah ini seringkali
disangkutpautkan dengan kebijaksanaan pemberian bantuan dari negara donor,
dengan menjadikan masalah isu tata pemerintahan sebagai salah satu aspek yang
dipertimbangkan dalam pemberian bantuan, baik berupa pinjaman maupun hibah.
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah beserta perubahannya telah merubah sistem
penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota sehingga pelaksanaan
penguatan asas desentralisasi memerlukan perangkat peraturan perundangan yang
mendukung. Upaya mengikutsertakan masyarakat (stakeholders) dalam
pelaksanaan pembangunan hanya dapat terwujud bila kehidupan demokrasi
berjalan dengan baik. Proses demokratisasi akan berjalan dengan baik jika tercipta
supremasi hukum yang didukung oleh penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah bersemangat untuk menuju ke arah
Good Governance.
Keberpihakan pemerintah daerah perlu ditingkatkan untuk
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal sehingga wilayah-wilayah tersebut
dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar ketinggalan
pembangunan. Hal yang dapat dilakukan adalah membangun wilayah-wilayah
tertinggal melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan masyarakat,
meningkatkan keterkaitan antara wilayah tertinggal dengan wilayah-wilayah pusat
kota serta mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya yang ada.
II.1.3 Smart People
Pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi
(economic capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social
capital). Smart people merupakan modal manusia yang weel educated baik secara
formal maupun non formal dan terwujud dalam individu atau komunitas-
komunitas yang kreatif. Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi
UMKM dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam
mengembangkan usahanya.
3
Modal sosial juga termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan,
gotong royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan saling menerima serta
kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi
melalui berbagai mekanisme seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap
kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya
keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kejahatan. Tata nilai ini perlu
dipertahankan dalam kehidupan sosial masyarakat Banyuwangi.
II.1.4 Open Data
Open data atau data terbuka ialah informasi yang tersedia bebas untuk
siapa saja, dimana saja untuk digunakan dan dipergunakan kembali. Data
dikatakan sepenuhnya terbuka apabila tidak ada batasan dalam penggunaannya
dalam ranah publik, privat, penelitian nirlaba, atau bahkan ketika digunakan ke
dalam aplikasi komersial. OpenStreetMap merupakan contoh tepat proyek open
data SIG. Tujuannya yaitu menciptakan peta seluruh dunia gratis yang bisa
dirubah dan dipergunakan oleh semua orang. Data proyek OpenStreetMap
tersedia atas lisensi dari Creative Commons Attribution-ShareAlike 2.0 yang
mengijinkan pengguna untuk menyalin (copy), mengubah (edit), mengadopsi
(adopt), dan mengirim (send) data tersebut untuk alasan apapun selama nama
OpenStreetMap disebut dan dicantumkan dalam penggunaan.
Hanya karena sifatnya yang terbuka tidak berarti data terbuka mudah
diakses. Data terbuka masih dapat disimpan ke dalam format yang tertutup
(proprietary) atau jarang digunakan dan itu artinya sulit ketika diakses. Untuk
menguntungkan sepenuhnya, data terbuka seharusnya disimpan menggunakan
sebuah spesifikasi terbuka atau ke dalam standar yang telah ada seperti shapefiles
atau file geodatabase, atau bisa juga yang mampu diakses melalui layanan
(services) terbuka dan terstandar seperti ArcGIS Map Service, Web Map Service
(WMS), atau Web Feature Service (WFS).
Untuk dapat melakukan distribusi dan pengolahan ini tentunya di
butuhkan bentuk data yang dapat dengan mudah diolah oleh masyarakat terutama
oleh developer atau software programmer yaitu data-data yang dapat dibaca
dengan mesin. Hal ini merupakan tantangan tersendiri dalam open data yaitu di
4
bidang interoperabilitas (interoperability). Interoperabilitas yaitu kemampuan
system untuk beroperasi mencampurkan data set yang berbeda. Interoperabilitas
adalah salah satu komponen kunci yang dapat menjamin keterbukaan tersebut.
Contoh kecil dari hal ini adalah bahwa data yang tersedia harus dalam format atau
bentuk yang dapat dibaca oleh mesin, misalnya data yang dibuat dalam format xls.
Atau csv. yang dapat diolah dengan mudah dan bukan dalam bentuk scan
dokumen atau scan pdf yang hanya dapat dilhat dan dianalisa saja.
II.1.5 Cloud Computing
Cloud computing sangat mirip dengan awal mula perubahan elektrifikasi
dalam era industri tersebut di era informasi. Saat ini setiap organisasi
menyediakan sumber daya komputasinya sendiri-sendiri. Di masa mendatang,
setiap organisasi hanya menyambung ke jaringan cloud (computing grid) sebagai
sumber daya komputasi sesuai yang diperlukan. Begitu terwujud, penghematan
untuk informatisasi organisasi merupakan keuntungan besar yang tidak
tersanggahkan, bahkan untuk organisasi besar, di antaranya karena hanya cukup
menyediakan sumber daya komputasi secukupnya sesuai kebutuhan.
Cloud Computing sebuah istilah dalam ilmu komputer yang berarti
komputasi awan yang berbasis internet atau biasa dalam dunia IT dengan sebutan
"The Cloud". Istilah lain dalam teknologi cloud computing yaitu Sebuah jaringan
komputer yang saling berhubungan dengan komputer lain yang dapat dijalankan
secara bersamaan. Cloud computing sebenarnya penerapannya terpaku pada satu
server atau banyak yang telah disediakan yang layanannya berupa penyimpanan
data di server.
Cloud computing yang datanya disimpan dalam server bersifat permanen
artinya semua pengguna dapat mengakses secara bersamaan melalui akses
internet, dan menggunakan datanya juga secara bersamaan. Untuk saat ini cloud
computing menjadi sebuah tren dimana setiap orang akan melakukan
penyimpanan datanya melalui cloud computing karena dengan menggunakan
cloud computing data maka semua datanya akan aman karena terproteksi. Dalam
cloud computing terdapat 3 jenis layanan yaitu :
II.1.4.1 Software as a Service (SaaS)
5
SaaS adalah layanan dari Cloud computing dimana pelanggan
dapat menggunakan software (perangkat lunak) yang telah disediakan oleh
cloud provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa
berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh dari layanan SaaS ini
antara lain adalah:
1. Layanan produktivitas: Office365, GoogleDocs, Adobe Creative
Cloud, dsb.
2. Layanan email: Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb.
3. Layanan social network: Facebook, Twitter, Tagged, dsb.
4. Layanan instant messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb.
Selain contoh di atas, tentu masih banyak lagi contoh yang lain. Dalam
perkembangannya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya bisa
dinikmati dengan menginstal aplikasi tersebut di komputer pribadi (on-
premise) mulai bisa dinikmati dengan layanan Cloud computing.
Keuntungan dari SaaS ini adalah kita tidak perlu membeli lisensi software
lagi. Kita tinggal berlangganan ke cloud provider dan tinggal membayar
berdasarkan pemakaian.
II.1.4.2 Platform as a Service (PaaS)
PaaS adalah layanan dari Cloud computing yang bisa menyewa
“rumah” berikut lingkungannya, untuk menjalankan aplikasi yang telah
dibuat. Pelanggan tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan
memelihara “rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat dapat
berjalan dengan baik. Pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network,
database engine, framework aplikasi, dll) menjadi tanggung jawab dari
penyedia layanan. Sebagai analogi, misalkan ingin menyewa kamar hotel,
tinggal tidur di kamar yang sudah disewa, tanpa peduli bagaimana
“perawatan” dari kamar dan lingkungan kamar. Yang terpenting adalah,
suasananya nyaman untuk digunakan. Jika suatu saat dibuat tidak nyaman,
maka pelanggan dapat pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanannya.
Contoh penyedia layanan PaaS: Amazon Web Service, Windows
Azure, dan GoogleApp Engine
6
Keuntungan dari PaaS bagi pengembang dapat fokus pada aplikasi
yang sedang dikembangkan tanpa harus memikirkan “rumah” untuk
aplikasi, dikarenakan ahl tersebut sudah menjadi tanggung jawab cloud
provider.
II.1.4.1 Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS adalah layanan dari Cloud computing sewaktu bisa
“menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi, storage, memory, network,
dsb). Dapat didefinisikan berapa besar unit komputasi (CPU),
penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwidth , dan konfigurasi
lainnya yang akan disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah
seperti menyewa komputer yang masih kosong. Pengguna yang
mengkonfigurasi komputer ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan
dan bisa langsung install sistem operasi dan aplikasi apapun diatasnya.
Contoh penyedia layanan IaaS : Amazon EC2, Rackspace Cloud,
Windows Azure, dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu
membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut dapat
diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat
komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, maka bisa tambahkan
CPU, RAM, Storage, dsb. dengan segera.
Selain terdapat layana dalam cloud computing, ada juga deployment model
dalam cloud computing. ada empat deployment model dari cloud computing ini,
yaitu:
1. Public Cloud
Merupakan layanan Cloud computing yang disediakan untuk masyarakat
umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun memakai layanan yang
ada. Banyak layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga yang perlu
membayar untuk bisa menikmati layanannya.
Contoh Public Cloud yang gratis: GoogleMail, Facebook, Twitter, Live
Mail, dsb.
Contoh Public Cloud yang berbayar: Sales Force, Office365, GoogleApps,
dsb.
7
Keuntungan:
Pengguna tidak perlu berinvestasi untuk merawat serta membangun
infrastruktur, platform, ataupun aplikasi. Pengguna hanya tinggal memakai
secara gratis (untuk layanan yang gratis) atau membayar sebanyak
pemakaian (pay as you go). Dengan pendekatan ini, pengguna bisa
mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure) menjadi
Opex (Operational Expenditure).
Kerugian:
Sangat tergantung dengan kualitas layanan internet (koneksi) yang
dipakai. Jika koneksi internet mati, maka tidak ada layanan yang dapat
diakses. Untuk itu, perlu dipikirkan secara matang infrastruktur
internetnya.
2. Private Cloud
Merupakan layanan cloud computing yang disediakan untuk memenuhi
kebutuhan internal dari organisasi/perusahaan. Biasanya departemen IT
akan berperan sebagai service provider (penyedia layanan) dan
departemen lain menjadi service consumer. Sebagai service provider, tentu
saja Departemen IT harus bertanggung jawab agar layanan bisa berjalan
dengan baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah ditentukan
oleh perusahaan, baik infrastruktur, platform, maupun aplikasi yang ada.
Contoh layanannya:
SaaS: Web Application, Mail Server, Database Server untuk keperluan
internal. PaaS: Sistem Operasi + Web Server + Framework + Database
yang untuk internal IaaS: Virtual machine yang bisa di-request sesuai
dengan kebutuhan internal
Keuntungan:
Menghemat bandwidth internet ketika layanan itu hanya diakses dari
jaringan internal. Proses bisnis tidak tergantung dengan koneksi internet,
akan tetapi tetap saja tergantung dengan koneksi jaringan lokal (intranet).
Kerugian:
8
Investasi besar, karena kita sendiri yang harus menyiapkan
infrastrukturnya. Butuh tenaga kerja untuk merawat dan menjamin layanan
berjalan dengan baik.
3. Hybrid Cloud
Merupakan gabungan dari layanan Public Cloud dan Private Cloud yang
diimplementasikan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Dalam Hybrid
Cloud ini, pengguna bisa memilih proses bisnis mana yang bisa
dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana yang harus tetap
berjalan di Private Cloud.
Contohnya: Perusahaan A menyewa layanan dari GoogleApp Engine
(Public Cloud) sebagai “rumah” yang dipakai untuk aplikasi yang mereka
buat. Di negara tersebut ada aturan kalau data nasabah dari sebuah
perusahaan tidak boleh disimpan pada pihak ketiga. Untuk menaati
peraturan yang ada, data nasabah dari perusahaan A tetap disimpan pada
database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan
konektifitasnya ke database internal tersebut. Perusahaan B menyewa
layanan dari Office365 (Public Cloud). Karena perusahaan B tersebut
sudah mempunyai banyak user yang tersimpan di Active Directory yang
berjalan di atas Windows Server mereka (Private Cloud), akan lebih
efektif kalau Active Directory tersebut dijadikan identity untuk login ke
Office365.
Keuntungan:
Keamanan data terjamin karena data dapat dikelola sendiri (hal ini tidak
berarti penyimpan data di public cloud tidak aman). Lebih leluasa untuk
memilih mana proses bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan
mana proses bisnis yang bisa dipindahkan ke public cloud dengan tetap
menjamin integrasi dari keduanya.
Kerugian:
Untuk aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public cloud dan
private cloud, infrastruktur internet harus dipikirkan secara matang.
9
4. Community Cloud
Merupakan layanan Cloud computing yang dibangun eksklusif untuk
komunitas tertentu, yang consumer-nya berasal dari organisasi yang
mempunyai perhatian yang sama atas sesuatu/beberapa hal, misalnya saja
standar keamanan, aturan, compliance, dsb. Community Cloud ini bisa
dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh satu atau lebih organisasi dari
komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun kombinasi dari keduanya.
Keuntungan:
Bisa bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang
mempunyai kepentingan yang sama. Melakukan hal yang sama bersama-
sama tentunya lebih ringan daripada melakukannya sendiri.
Kerugian:
Ketergantungan antar organisasi jika tiap-tiap organisasi tersebut saling
berbagi sumber daya.
II.2 Desain Solusi
Untuk membangun layanan masyarakat dengan memenfaaatkan internet,
open data dan cloud computing, terdapat beberapa desain solusi yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Berikut adalah pemaparan dan
penjelasan beberapa solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
II.2.1 Proses Bisnis
Berikut ini merupakan gambaran dari bisnis proses yang akan diterapkan pada
Layanan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi nanti jika sudah menerapkan
pemanfaatan internet, open data dan cloud computing.
10
Gambar 2.1 Bisnis Proses Layanan Masyarakat
Layanan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi yang menerapkan sistem
online yang menggunakan cloud computing digunakan sebagai sarana pendukung
pendidikan di Kabupaten Banyuwangi. Penerapannya menggunakan otomatisasi
sistem secara online dengan menggunakan cloud computing. Bisnis proses yang
akan diterapkan nantinya pada layanan masyarakat ini yaitu terdapat pada gambar
2.1.
II.2.2 Bagan Perancangan Sistem
Berikut ini merupakan bagan perancangan sistem yang akan dibuat pada
Layanan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi nanti jika sudah menerapkan
pemanfaatan internet, open data dan cloud computing.
11
Dari Bagan diatas dapat dijabarkan mengenai model layanan Smart City
yang dipakai unutk mendukung Smart City yang terstruktur dengan baik. Untuk
Model layanan cloud computing yang digunakan adalah IAAS. Dimana IAAS
berfungsi untuk menyediakan layanan sarana jaringan komputer, perangkat keras
jaringan dan komputer server yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem, ini
dikarenakan sulit untuk mencari perangkat keras jaringan serta komputer server
maka dengan adanya IAAS sangat membantu untuk menyediakan infrastruktur di
dalam menjalankan sistem
Smart Government
Smart Education
Smart Health
Smart Transportation
Smart Energy
Smart Surveillance
Smart Environment
Smart Social
Smart Payment & Identity
Smart Commerce
Smart City
Connecting
ControllingMonitoring
12
Bab III Analisa Dan Kesimpulan
III.1 Analisa
Perkembangan kota yang semakin mengkhawatirkan akibat dari
pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat menimbulkan banyak
masalah-masalah yang harus bisa diselesaikan. Diperkirakan pada tahun 2050
dimana 70% penduduk dunia akan tinggal di kota yang hanya mempunyai lahan
5%-10% dari total lahan di Bumi yang akan menimbulkan banyak masalah. Oleh
sebab itu perlu dilakukan suatu perencanaan untuk membuat 70% penduduk dunia
tersebut dapat hidup dengan layak dan tidak merusak lingkungan sekitarnya.
Berbagai konsep tentang kota muncul untuk mengatasi masalah tersebut, salah
satu konsep perencanaan terbaru adalah Smart City atau kota cerdas.
Dambaan untuk semua orang yaitu kehidupan dengan kualitas hidup yang
tinggi, dengan kemajuan teknologi yang manusia harapkan untuk hidup lebih
mudah dan sehat. Namun timbul beberapa pertanyaan dari tujuan yang semua
orang inginkan, pertanyaan pertama adalah apa itu hidup yang mudah dan sehat?
Kenapa manusia ingin hidup mudah dan sehat? Bagaimana cara mendapatkan
hidup mudah dan sehat? Dengan kenyataan mayoritas orang yang hidup dikota,
maka kualitas hidup yang mencerminkan hidup yang mudah dan sehat menjadi
suatu impian masyarakat kota. Namun dengan banyaknya penduduk, bentukan
kota dan tingkat kepadatan yang tinggi menjadi suatu hambatan untuk mencapai
kualitas hidup tersebut.
Smart City adalah konsep perencanaan kota dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi yang akan membuat hidup yang lebih mudah dan sehat
dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Beberapa para ahli
menganggap konsep kota dengan Smart City dapat memenuhi kebutuhan akan
kemudahan hidup dan kesehatan, walaupun pada kenyataannya konsep Smart City
masih dalam perdebatan oleh para ahli dan belum ada defenisi dan konsep umum
yang bisa diterapkan di semua kota didunia. Smart City berbasis pada smart
people yang merupakan landasan atau dasar untuk sebuah kota yang cerdas, kota
yang cerdas haruslah memiliki modal berupa sumber daya manusia yang cerdas,
dan ditopang oleh kebijakan dan infrastruktur dari mobility, governance, economy
13
dan environment yang juga cerdas sehingga mengkasilkan kualitas hidup yang
cerdas seperti yang diinginkan.
Cloud menggambarkan tidak adanya batasan sehingga membuat dunia
menjadi lebih kecil. Dilengkapi dengan fasilitas Internet yang mampu
membangun jalur komunikasi berskala global, yang mana setiap orang di mana
saja sekarang bisa mempunyai akses ke orang lain dari mana saja. Teknologi
cloud computing masih dalam tahap awal kelahirannya dan perlu tahap-tahap
kematangan lebih lanjut. Terdapat beberapa penyedia layanan besar maupun kecil
yang telah menyediakan layanan cloud computing yang sangat bervariasi untuk
kemudahan para penggunanya. Konsep cloud computing menjadi lebih mudah
dimengerti ketika seseorang memikirkan apa yang akan dibutuhkan oleh
lingkungan IT modern melalui sarana prasarana untuk peningkatkan kapasitas
atau kapabilitas infrastrukturnya secara dinamis, tanpa menginvestasikan suatu
barang untuk membeli infrastruktur baru, tanpa harus selalu perlu mengadakan
pelatihan personel baru dengan adanya infrastruktur atau barang baru dan tanpa
perlunya membeli lisensi software baru.
Integrasi tidak dapat secara mudah terjadi kecuali software menggunakan
format serta layanan yang telah ada. Sebuah sistem tidak berguna tanpa data
masukan dan keluaran. Sebuah pendekatan teknologi terbuka berarti
menggunakan kombinasi terbaik dari software open source, data, standar dan
spesifikasi dengan software proprietary, data, standar, dan spesifikasinya guna
membangun sistem terbaik yang mungkin.
III.2 Kesimpulan
Dari arah pembangunan dan pengembangan ke masa depan, Kabupaten
Banyuwangi telah terlihat bahwa pemerintah daerah telah mempersiapkan Sumber
Daya Manusia dan IPTEK untuk mewujudkan Kabupaten Banyuwangi sebagai
Smart City (kota pintar). Program-program yang bisa dilakukan untuk
mewujudkan Banyuwangi Smart City antara lain adalah pemberdayaan
masyarakat termasuk UMKM dan koperasi, penyediaan sarana dan prasarana serta
infrastruktur yang memadai, peningkatan kualitas pelayanan publik, pemenuhan
RTH 30% dan lain-lain.
14
Teknologi-teknologi komputasi baru sudah lahir dan sedang berkembang
salah satunya yaitu cloud computing yang mana untuk memenuhi kebutuhan
individu maupun organisasi pelanggan dalam rangka mencapai tata-kelola yang
baik, efektif, dan efisien. Perusahaan besar di bidang komputasi sedang
mengembangkan sistem komputasi ini untuk memenuhi kebutuhan individu
maupun organisasi pelanggan jangka panjang agar memenuhi prinsip-prinsip
dalam standar layanan kualitas yang baik (SLA). Integrasi tidak dapat secara
mudah terjadi kecuali software menggunakan format serta layanan yang telah ada.
Sebuah sistem tidak berguna tanpa data masukan dan keluaran.
Semua kebutuhan bisa terpenuhi jika konsep Smart City
diimplementasikan dengan baik dan jika Pemerintah daerah memiliki komitmen
yang kuat untuk mewujudkannya. Ilmuwan, akademisi, dan praktisi/professional
bidang komputer perlu mewaspadai dan mengikuti kecenderungan perkembangan
teknologi ini untuk bisa ikut berkontribusi dan mendayagunakannya secara tepat
sesuai kebutuhan organisasi modern.
15
Daftar Pustaka
[1] Eka Pratama, I Putu Agus. Smart City Beserta Dengan Cloud computing Dan
Teknologi – Teknologi Pendukung Lainnya. Informatika, Bandung. 2014.
[2] Eka Pratama, I Putu Agus. Handbook Jaringan Komputer. Informatika,
Bandung. 2014.
16