institutional repository uin syarif hidayatullah jakarta: home -...

135
PENGARUH KOMITE AUDIT SEBAGAI STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014) HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ody Faisal NIM: 1111082000023 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H / 2015M

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

PENGARUH KOMITE AUDIT SEBAGAI STRUKTUR CORPORATE

GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM SUSTAINABILITY REPORT

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014)

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ody Faisal

NIM: 1111082000023

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436H / 2015M

Page 2: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

ii

PENGARUH KOMITE AUDIT SEBAGAI STRUKTUR CORPORATE

GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM SUSTAINABILITY REPORT

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ody Faisal

NIM. 1111082000023

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja Yusro Rahma, SE, M.Si

NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19800506 200801 2 016

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436H / 2015M

Page 3: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, 9 Februari 2016 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Ody Faisal

2. NIM : 1111082000023

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Komite Audit Sebagai Struktur Corporate

Governance dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Dalam Sustainability Report.

(Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode

2010-2014)

Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Maret 2015

1. Dr. Rini., M.Si, Ak

NIP.

( )

2. Atiqah, SE., M.Si

NIP.

( )

Page 4: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

iv

Page 5: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

v

Page 6: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

vi

201

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Ody Faisal

2. Tempat, Tanggal Lahir : DKI Jakarta, 28 November 1993

3. Alamat : Jl.Puskesmas

No.73 Rt.004 Rw.03

Kelurahan : Setu

Kecamatan: Cipayung

Kotamadya: Jakarta Timur

Kode pos :13880

4. Telepon : 081281183689

5. Email : [email protected]

[email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 06 Pagi Jakarta (1999 – 2005)

2. SMP Negeri 217 Jakarta (2005 – 2008)

3. SMA Bina Dharma Jakarta (2008 – 2011)

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

– S1 Akuntansi

(2011 – 2016)

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Resumen Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

vii

ABSTRACT

This research aims to find empirical evidences regarding the impact of the

independence of Audit Committee, the expertise of Audit Committee, frequency of

meetings Audit Committee, the number of Audit Committee, and profitability on

disclosure of Corporate Social Responsibility in Sustainability Report.

This research use sample of all companies listed in Indonesia Stock

Exchange during 2010-2014 period. The number of companies that had became in

this research were consist of 11 companies with 5 years observation. This

research based on purposive sampling methode. The total of research sample is

55 financial statements and sustainability report. Hypothesis in this research are

tested by multiple regression analysis.

The results of this research indicate that independence of Audit Committee,

the expertise of Audit Committee, frequency of meetings Audit Committee, and the

number of Audit Committee do not impact on disclosure of Corporate Social

Responsibility in Sustainability Report. Profitability give impact on the disclosure

of Corporate Social Responsibility significantly.

Keywords: The independence of Audit Committee, the expertise of Audit

Committee, frequency of meetings Audit Committee, the number of

Audit Committee, profitability, disclosure of Corporate Social

Responsibility, Corporate Governance.

This research aims to find empirical evidences regarding the impact of

workload, auditor industry specialization and audit tenure on audit quality. This

research also examine whether the audit committee can strengthen or weaken the

impact of workload, auditor industry specialization and audit tenure on audit

quality.

This research use sample of manufacturing industry which is listed in

Indonesia Stock Exchange during 2011-2013 period. The number of

manufacturing industry that had became in this study were consist of 70

companies with 3 years observation. This research based on purposive sampling

methode. The total of research sample is 210 financial statements. Hypothesis in

this research are tested by multiple regression analysis and MRA (Moderated

Regression Analysis).

The results of this research indicate that workload and audit committee give

impact on audit quality significantly. Auditor industry specialization and audit

tenure do not impact on audit quality significantly. This research find evidence

that interaction between workload and audit committee give impact on audit

quality significantly. The interaction between the audit tenure and audit

committee also give impact on audit quality significantly.

Keywords: Audit Quality, Workload, Auditor Industry Specialization, Audit

Tenure, Audit Committee, Earnings Management.

Page 8: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

Komite Audit sebagai struktur Corporate Governance. Komite Audit pada

penelitin ini menggunakan karakteristik Komite Audit seperti independensi

Komite Audit, keahlian Komite Audit, frekuensi Rapat Komite Audit, jumlah

Komite Audit, dan profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility dalam Sustainability Report.

Penelitian ini menggunakan sample semua perusahaan yang terdaftar di BEI

pada tahun 2010-2014 yang berada di Indonesia.. Jumlah perusahaan manufaktur

yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 11 perusahaan dengan pengamatan

selama 5 tahun. Penelitian ini berdasarkan metode purposive sampling. Total

sampel penelitian ini adalah 55 laporan keuangan dan Sustainability Report.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komite Audit sebagai struktur

Corporate Governance yang memiliki karakteristik seperti independensi Komite

Audit, keahlian Komite Audit, frekuensi Rapat Komite Audit, jumlah Komite

Audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility

dalam Sustainability Report. Sedangkan disisi lain, profitabilitas berpengaruh

terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Sustainability

Report.

Kata kunci: independensi Komite Audit, keahlian Komite Audit, frekuensi Rapat

Komite Audit, jumlah Komite Audit, profitabilitas, pengungkapan

Corporate Social Responsibility, Corporate Governance

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure terhadap kualitas audit.

Penelitian ini juga akan menguji apakah komite audit dapat memperkuat atau

memperlemah pengaruh workload, auditor spesialisasi industri, dan audit tenure

terhadap kualitas audit.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Jumlah perusahaan

manufaktur yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 70 perusahaan dengan

pengamatan selama 3 tahun. Penelitian ini berdasarkan metode purposive

sampling. Total sampel penelitian ini adalah 210 laporan keuangan. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan

MRA (Moderated Regression Analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa workload dan komite audit

berpengaruh terhadap kualitas audit secara signifikan, sedangkan auditor

Page 9: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

ix

spesialisasi industri dan audit tenure tidakpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian ini menemukan bukti bahwa interaksi antara workload dengan komite

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillaahirabbil‟aalamiin.

Tiada kata yang patut saya sampaikan kecuali rasa syukur yang sedalam-

dalamnya ke hadirat Allah SWT Sang Pencipta Alam Raya, Yang Maha Agung,

Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Komite

Audit Sebagai Struktur Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap

Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Sustainability Report”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi

Muhammad SAW, rahmatan lil „alamiin yang telah mengubah kegelapan menjadi

terang benderang bagi kehidupan ummat manusia di dunia maupun akhirat.

Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan saya dalam

menyusun skripsi ini tak luput dari bantuan berbagai pihak, baik dari dosen,

keluarga maupun rekan-rekan seperjuangan. Dengan segenap kerendahan dan

ketulusan hati yang paling dalam, saya menyampaikan untaian beribu ucapan

terima kasih dan memberikan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada :

1. Abah dan Mama tercinta, Syamsul Bahri dan Maryam. Terima kasih atas

untaian doa, cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungannya baik moril

maupun material yang telah diberikan selama ini, sehingga saya mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ketiga kakak tercinta, Dian Agustian Hadi, Nurul el Badriyati dan

Muhammad Iqbal Pahlefi, yang senantiasa mendoakan dan memberikan

dukungan untuk kesuksesan saya.

3. Amna Suresti yang merupakan seorang kekasih, motivator pribadi, sang calon

pendamping wisuda yang tanpa henti selalu memberikan dukungan dan

semangat untuk kesuksesan saya.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yesi Fitria selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 10: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

x

7. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat, semangat, motivasi

dan bimbingan terbaiknya selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas

ilmu yang telah Bapak berikan. Semoga Bapak lekas sembuh.

8. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi kritik dan saran, serta

bimbingan terbaiknya selama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas saran

yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya

sidang skripsi.

9. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya

selama menempuh masa studi.

10. Rekan-rekan seperjuangan Akuntansi 2011. Terima kasih telah menjadi

teman terbaik dalam menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sukses untuk kita semua.

11. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima

kasih telah banyak membantu, mendukung dan mendoakan saya dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Sehubungan dengan keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang

dimiliki, saya benar-benar menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari berbagai pihak.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, November 2015

Ody Faisal

Page 11: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............. Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAHError! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 15

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ........................... 15

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ..................................................... 15

2. Teori Stakeholders ............................................................................ 17

Page 12: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

xii

3. Signaling Theory .............................................................................. 18

4. Teori Legitimasi ................................................................................ 19

5. Komite Audit .................................................................................... 20

6. Profitabilitas ..................................................................................... 32

7. Corporate Social Responsibility (CSR) ........................................... 35

8. Sustainability Report ........................................................................ 36

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................... 42

1. Pengaruh Independensi Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report. .................................................... 42

2. Pengaruh Keahlian Komite Audit Terhadap Pengungkapan CSR

dalam Sustainability Report. ............................................................ 44

3. Pengaruh Frekuensi Rapat Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report. .................................................... 45

4. Pengaruh Jumlah Anggota Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report ..................................................... 46

5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR dalam

Sustainability Report. ....................................................................... 47

C. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 50

D. Kerangka Berpikir .................................................................................. 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 54

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 54

B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 54

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 55

D. Metode Analisis Data ............................................................................. 56

1. Statistik Deskriptif............................................................................ 56

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 56

3. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 60

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 63

Page 13: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

xiii

BAB IV ANLISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................... 68

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 68

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 69

1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 69

2. Analisis Uji Asumsi Klasik .............................................................. 73

3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 80

C. Pembahasan ............................................................................................ 86

1. Pengaruh Independensi Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report. .................................................... 86

2. Pengaruh Keahlian Komite Audit Terhadap Pengungkapan CSR

dalam Sustainability Report ............................................................. 89

3. Pengaruh Frekuensi Rapat Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report ..................................................... 91

4. Pengaruh Jumlah Anggota Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report ..................................................... 93

5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR dalam

Sustainability Report. ....................................................................... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 97

A. Kesimpulan ............................................................................................ 97

B. Saran ....................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 99

LAMPIRAN ............................................................................................................. 103

Page 14: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Rumus Rasio Profitabilitas ............................................................ 34

Tabel 2.2 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................... 50

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel .............................................................. 67

Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ............................................ 69

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ......................................................................... 70

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov .............. 74

Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser ............................... 76

Tabel 4.5 Hasil Uji Run Test ......................................................................... 79

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF .................................. 80

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 81

Tabel 4.8 Hasil Uji F ..................................................................................... 82

Tabel 4.9 Hasil Uji t ...................................................................................... 83

Page 15: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 53

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram .......................... 75

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot ....................... 75

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot .................. 77

Page 16: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

Lampiran 1 Item Pengungkapan CSR ............................................................. 104

Lampiran 2 Daftar Kode GRI ......................................................................... 107

Lampiran 3 Sampel Data Penelitian ................................................................ 109

Lampiran 4 Perhitungan CSR .......................................................................... 112

Lampiran 5 Perhitungan Variabel..................................................................... 113

Lampiran 6 Hasil Output SPSS ........................................................................ 114

Page 17: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

1

1BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak abad ke-18, alat produksi didominasi oleh mesin. Dominasi

mesin ini menimbulkan perubahan teknologi, sosial, ekonomi dan budaya.

Revolusi ini melahirkan industri dan kapitalisme modern dimana uang

memegang peranan yang sangat penting. Hal ini memberikan dampak yang

besar bagi masyarakat, sosial dan lingkungan. Dampak positif dari revolusi

ini telah meningkatkan mutu dan kualitas hidup masyarakat. Namun, disisi

lain industri juga melahirkan kaum buruh dan kerusakan-kerusakan

lingkungan seperti polusi udara, limbah pabrik, eksploitasi alam yang

berlebihan dan lain sebagainya (Purnasiwi, 2010).

Dampak negatif yang ditimbulkan tersebut akibat dari tujuan

perusahaan yang semata-mata untuk mendapatkan laba yang setinggi-

tingginya tanpa memperhatikan dampak yang muncul dari kegiatan usahanya.

Akuntansi konvensional yang memusatkan perhatiannya hanya terhadap

kepentingan stakeholders dan bondholders menuai kritik dari masyarakat,

sebab dinilai belum mampu mengakomodir kepentingan masyarakat secara

luas, sehingga perusahaan dituntut untuk meningkatkan perhatiannya kepada

lingkungan dan sosial.

Page 18: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

2

Pada akhirnya hal tersebut melahirkan konsep akuntansi yang dikenal

sebagai Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial. Akuntansi

Pertanggungjawaban Sosial adalah ilmu Socio Economic Accounting (SEA)

yang merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi mengidentifikasi,

mengukur, menilai, melaporkan aspek-aspek social benefit dan social cost

yang ditimbulkan oleh lembaga (Harahap, 2002). Perusahaan diharapkan

tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal

(investor dan kreditor) saja, akan tetapi juga mementingkan tanggung

jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan sosial. Tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap masyarakat ini lebih dikenal dengan Corporate Social

Responsibility (CSR).

Definisi CSR menurut World Bisnis Council for Sustainable

Development (WBCD) merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia

usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan

ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan

dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga. Dalam

konteks global, istilah Corporate Social Responsibility (CSR) mulai

digunakan sejak tahun 1970an. (Elkingston, 1998) mengemas CSR dalam

tiga fokus (3P) yaitu profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak

hanya memburu keuntungan ekonomi (profit), tetapi juga memiliki

kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan

masyarakat (people).

Page 19: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

3

Kasus Lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun

2006 menjadi salah satu contoh perusahaan yang memberikan dampak negatif

terhadap lingkungan. Hal ini dikarenakan PT Lapindo Brantas tidak

memenuhi standar operasional pengeboran yang dilakukan oleh perusahaan.

Dalam program tertulis, dinding harus dipasang hingga kedalaman 8.500

kaki, namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dikerjakan oleh

perusahaan, bahkan pengeboran terus dilakukan hingga kedalaman 9,297

kaki. Akibat dari dinding yang tidak dipasang hingga kedalaman tersebut

maka tekanan air dari dalam terus naik ke atas dan mencari celah yang

akhirnya menyembur tidak jauh dari sumur pengeboran

(Suara Pembaruan, 2012)

Kasus Lumpur Lapindo mengakibatkan kerugian yang dialami oleh

berbagai pihak. Protes warga datang terhadap pengeboran minyak dan gas di

sejumlah daerah di Jawa timur karena warga mengalami ketakutan bencana

Lumpur Lapindo akan terulang lagi. Akibatnya, banyak investor minyak dan

gas yang mengalami kerugian karena terpaksa menghentikan kegiatan

eksplorasinya. Hal ini kemudian dapat berdampak terhadap terganggunya

iklim investasi di Jawa timur karena investor menjadi enggan untuk

berinvestasi.

Permasalahan yang sama juga terjadi pada PT Caltex Pacific

Indonesia (CPI) yang berlokasi di wilayah Provinsi Riau. Kegiatan

operasional dari PT Caltex Pacific Indonesia menimbulkan masalah

pencemaran lingkungan yang menyebabkan terjadinya konflik dengan

Page 20: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

4

masyarakat sekitar. Masyarakat menuntut kompensasi atas kerusakan

lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan eksploitasi lingkungan yang

berlebihan. Tuntutan masyarakat tersebut sudah sampai ketingkat DPR pusat

yang terkait dampak negatif operasional perusahaan tersebut terhadap kondisi

ekonomi, kesehatan dan lingkungan yang semakin memburuk (Mulyadi,

2003).

Menurut Anggraini (2006), saat ini kesadaran masyarakat akan peran

perusahaan terhadap lingkungan sosial semakin meningkat. Skandal bisnis

seperti kasus Enron dan WoldCom pada tahun 2001 serta beberapa kerusakan

lingkungan yang terjadi seperti polusi, deplesi sumber daya, pencemaran

lingkungan, hak dan status karawan membuat pertanggungjawaban sosial

perusahaan akan semakin disoroti. Perusahaan diharapkan menciptakan

hubungan timbal balik yang saling sinergis antara perusahaan dengan

masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Harte dan Owen (1991) dalam

Kolk (2003) bahwa pelaporan non financial issues (aspek sosial dan

lingkungan) mengalami peningkatan selama tahun 1998-2002. Masyarakat

membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan telah

melaksanakan aktivitas CSR dalam memenuhi hak-hak masyarakat luas.

Menurut Clarie (1991), alasan dari keputusan untuk menyediakan informasi

yang berkaitan dengan aspek sosial dan lingkungan yaitu pertimbangan stock

market, menentramkan masyarakat dan pemerintah, mengubah persepsi,

maupun mengurangi berbagai political costs.

Page 21: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

5

Pelaporan non financial issues (aspek sosial dan lingkungan) juga

telah diatur dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)

No. 1 tahun 2004 tentang Penyajian Laporan Keuangan, bagian Tanggung

Jawab atas Laporan Keuangan paragraf 09, menyatakan bahwa perusahaan

dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai

lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement),

khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang

peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai

kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Dalam hal ini, PSAK No.1 2004 menginstruksikan kepada perusahaan

khususnya perusahaan yang bergerak di industri yang berkaitan dengan

sumber daya alam, untuk menyajikan laporan tambahan mengenai

pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) yang telah dilakukan oleh

perusahaan. Peraturan CSR yang sebelumnya bersifat sukarela menjadi wajib

dengan terbitnya beberapa undang-undang dan peraturan pemerintah yaitu

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam Pasal

74 mengatur perseroan yang kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan. Untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan

tersebut, kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan harus dianggarkan

dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dilaksanakan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Page 22: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

6

Peraturan lain yang menyinggung CSR adalah UU no. 25 tahun 2007

tentang Penanaman Modal. Dalam UU no. 25 tahun 2007 dinyatakan bahwa

setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan. Dengan adanya peraturan perundang-undangan tersebut, CSR

menjadi sebuah konsep penting untuk dilaksanakan serta dilaporkan oleh

perusahaan.

Dilling (2010) berpendapat bahwa setiap catatan atas kegiatan CSR

(Corporate Social Responsibility) yang dilakukan, dibuat, dan dipublikasikan

oleh perusahaan dalam bentuk laporan keberlanjutan (sustainability

reporting). Laporan ini telah dikembangkan untuk mencapai keseragaman

dalam penggungkapannya yang dikembangkan berdasarkan panduan yang

diterbitkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Negara-negara di Eropa

telah mewajibkan publikasi laporan ini berdasarkan standar. Laporan ini

berisi semua kegiatan yang menyangkut pertanggungjawaban sosial kepada

para stakeholder. Sustainability Report merupakan bentuk

pertanggungjawaban yang didasarkan pada tiga aspek yaitu ekonomi,

lingkungan, dan sosial yang dikenal dengan triple bottom line (Boyd, 2009).

Carol dan Carlos (2007) berpendapat bahwa sustainability report

merupakan bagian dari komunikasi antara stakeholder dengan perusahaan

sebagai penyedia informasi setiap aktivitas perusahaan yang digunakan

sebagai acuan dari persepsi dan harapan stakeholder terhadap perusahaan.

Kegiatan CSR dalam sustainability report dipandang dapat membantu

perusahaan memperbaiki kinerja keuangan dan akses pada modal,

Page 23: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

7

meningkatkan brand image dan penjualan, memelihara kualitas kekuatan

kerja, memperbaiki pembuatan keputusan pada isu-isu kritis, menangani

resiko secara lebih efisien dan mengurangi cost jangka panjang. Namun

menurut Runhaar dan Lafferty (2009) dalam hal penerapannya, seringkali

motif perusahaan hanya sebatas karena adanya tuntutan peraturan dan

menghindarkan pandangan yang buruk dari masyarakat.

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen sejak

tahun 2005 mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA)

dalam upaya meningkatkan daya saing melalui peningkatan transparansi dan

akuntabilitas perusahaan. ISRA adalah penghargaan yang diberikan kepada

perusahaan-perusahaan yang telah membuat pelaporan atas kegiatan yang

menyangkut aspek lingkungan dan sosial disamping aspek ekonomi untuk

memelihara keberlanjutan (sustainability) perusahaan itu sendiri, baik yang

diterbitkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam laporan tahunan

(annual report).

Menurut Wibisono (2007) implementasi CSR pada umumnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor terkait dengan komitmen pemimpin, penerapan

Good Corporate Governance (GCG), ukuran perusahaan, kematangan umur

perusahaan, regulasi dan system perpajakan. Disini peneliti hanya

memfokuskan untuk meneliti penggaruh corporate governance dan

profitabilitas perusahaan terhadap penggungkapan CSR dan sustainability

report.

Page 24: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

8

Penerapan mekanisme GCG menuntut perusahaan tidak hanya

memperhatikan nilai ekonomi dari perusahaannya tetapi juga nilai tambah

lain, seperti keseimbangan kepentingan stakeholder, dan kepatuhan terhadap

peraturan serta norma yang berlaku atas kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan (Putri, 2013). Sehingga semakin baik penerapan GCG maka

semakin baik pengungkapan CSR perusahaan (Handayani, 2007).

Awal bulan September 2015 ini, publik di gegerkan oleh kasus yang

baru-baru ini dialami oleh PT. Pertamina Foundation atas dugaan korupsi

dana CSR senilai Rp.160 Milyar. Dalam kasus ini, Direktur Ekskutif

Pertamina Foundation, Nina Nurlina Pramono, telah ditetapkan sebagai

tersangka korupsi. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh Badan

Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dana CSR yang di

korupsi tersebut sebenarnya digunakan kegiatan CSR PT. Pertamina

Foundation dalam program gerakan menabung pohon, sekolah sobat bumi,

serta sekolah sepak bola Pertamina. Dana CSR yang digunakan untuk

program-program tersebut diragukan kebenarannya dan dindikasi sebagai

lahan pencucian uang.

Kasus PT. Pertamina Foundation yang mencerminkan bahwa

kurangnya pengawasan atas pengelolaan dana CSR dan pengungkapannya.

Pada pasal 1 dalam Peraturan Pemerintah No.47 tahun 2012 tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, menyebutkan bahwa Dewan

Komisaris bertugas melakukan pengawasan secara umum dan khusus sesuai

dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi sebagai

Page 25: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

9

penanggungjawab. Komite Audit sebagai bagian dari Dewan Komisaris ikut

andil bertugas membantu Komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara

menyeluruh yang disusun oleh Direksi perusahaan serta menilai konsistensi

penerapannya, termasuk yang berkaitan dengan etika bisnis dan tanggung

jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).

Kasus PT. Pertamina Foundation yang kini sedang menjadi sorotan

publik ini menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut. Berdasarkan kasus

tersebut peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmana peran Komite Audit

sebagai struktur corporate governance, yang diukur dari independensi,

keahlian, frekuensi rapat, dan jumlah anggota Komite Audit dapat

mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

sustainability report. Peran Komite Audit sebagai penggawas di harap dapat

membantu Dewan Komisaris dalam mengawasi pengganggaran,

penggelolaan, serta pendistribusian dana CSR guna meminimalisir terjadinya

penyelewengan dana CSR.

Menurut Baxter dan Cotter (2009) dalam Risty dan Sanny (2015),

independensi Komite Audit sering dianggap sebagai karakteristik yang

penting dalam mempengaruhi efektivitas Komite Audit dalam mengawasi

proses pelaporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan Said et. al.

(2009) menemukan bahwa independensi Komite Audit berpengaruh positif

dan signifikan terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Hal tersebut diindikasikan bahwa keberadaan Komite Audit yang independen

dapat mendorong Dewan Komisaris untuk menggambil keputusan secara

Page 26: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

10

objektif yang dapat melindungi seluruh pemangku kepentingan dari tindakan

agen yang menyimpang. Jika pengawasan Komite Audit telah dilakukan

dengan efektif, maka pengelolaan perusahaan akan dilakukan dengan baik

pula, dan manajemen akan menggungkapkan semua informasi yang ada

termasuk tanggungjawab sosial.

Risty dan Sany (2015) menemukan bahwa keahlian Komite Audit

tidak memberikan berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

Hal ini diindikasi bahwa organisasi yang melakukan pengungkapan

sustainability report tidak sepenuhnya dilatarbelakangi karena adanya Komite

Audit yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan keuangan, sebaliknya

perusahaan yang melakukan penerbitan sustainability report memiliki

keahlian di luar di bidang akuntansi dan keuangan.

Yunita Prastiwi (2011) menemukan bahwa bahwa frekuensi rapat

Dewan Komisaris dan frekuensi rapat Komite Audit tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan sustainability report.

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Waryanto (2010), menemukan hasil yang menunjukkan temuan bahwa tidak

terdapat hubungan antara frekuensi pertemuan dewan komisaris dengan

pengungkapan informasi sosial perusahaan. Namun, Risty dan Sany (2015)

dalam penelitiannya menunjukkan hasil yang berbeda bahwa frekuensi rapat

Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

Sembiring (2005) menghasilkan temuan bahwa profitabilitas tidak

terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Sembiring (2005)

Page 27: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

11

menunjukkan hasil bahwa variabel profitabilitas dan leverage tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. Anggraini (2006) dalam

penelitiannya menunjukkan hasil yang berbeda. Profitabilitas dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi sosial.

Dari fenomena-fenomena yang terjadi dan dari hasil penelitian

terdahulu terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR masih menunjukan hasil yang berbeda, bahkan

bertentangan dengan antara hasil penelitian yang satu dengan

yang lainnnya. Hal inilah yang akan menjadi research gap dalam penelitian

ini, sehingga sangat menarik dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang

berkaitan dengan research gap tersebut.

Penelitian ini mengadopsi GRI (Global Reporting Initiative) versi 3.0

yang telah disesuaikan dengan kondisi pelaksanaan CSR di Indonesia sebagai

item pengukur variabel dependen pada sustainability report perusahaan.

Penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Komite Audit Sebagai Struktur

Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Dalam Sustainability Report. Studi Empiris Perusahaan yang

Terdaftar di BEI Periode 2010-2014”.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Risty dan Sanny (2015). Namun ada

yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat penambahan variabel independen yaitu profitabilitas perusahaan

yang merupakan rekomendasi dari penelitian sebelumnya.

Page 28: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

12

2. Penggungkapan sustainability report pada penelitian ini memfokuskan

kepada aktifitas CSR yang penggukurannya mengadopsi GRI (Global

Reporting Initiative) versi 3.0. Sedangkan penelitian sebelumnya hanya

menggunakan variabel dummy jika menerbitkan sustainability report.

3. Sempel yang digunakan dalam penelitian ini lebih luas yaitu mencakup

seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Periode pada penelitian ini dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah independensi Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR dalam sustainability report?

2. Apakah keahlian Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

dalam sustainability report?

3. Apakah frekuensi rapat Komite Audit berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR dalam sustainability report?

4. Apakah jumlah anggota Komite Audit berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR dalam sustainability report?

5. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR dalam sustainability report

Page 29: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

13

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh independensi Komite Audit terhadap

pengungkapan CSR dalam sustainability report.

2. Menganalisis pengaruh keahlian Komite Audit terhadap pengungkapan

CSR dalam sustainability report.

3. Menganalisis frekuensi rapat Komite Audit terhadap pengungkapan CSR

dalam sustainability report.

4. Menganalisis jumlah anggota Komite Audit terhadap pengungkapan CSR

dalam sustainability report.

5. Menganalisis profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan CSR dalam

sustainability report.

D. Manfaat Penelitian

1. Kontribusi Teoritis

a. Bagi Mahasiswa. Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah studi

literatur terkait dengan pengaruh Komite Audit sebagai struktur

corporate governance terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility dalam sustainability report.

b. Bagi peneliti berikutnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian

Page 30: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

14

lebih lanjut mengenai topik penggungkapan Corporate Social

Responsibility dalam sustainability report ini.

2. Manfaat Bagi Praktisi

a. Dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana peran Komite Audit

yang terdapat pada perusahaan terhadap pengungkapan Corporate

Social Responsibility dalam sustainability report.

b. Dapat digunakan oleh perusahaan untuk digunakan sebagai referensi

untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan mengenai

pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dalam laporan

keuangan yang disajikan. Selain itu juga untuk memberikan sumbangan

pemikiran tentang pentingnya penggungkapan Corporate Social

Responsibility serta sebagai pertimbangan dalam penerapan Good

Corporate Governance.

c. Dapat digunakan oleh investor dan calon investor untuk memberikan

gambaran tentang laporan keuangan tahunan sehingga dijadikan sebagai

acuan untuk pembuatan keputusan investasi. Penelitian ini diharapkan

akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek

yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada

ukuran-ukuran moneter.

d. Dapat digunakan oleh badan pembuat standar pemerintah selaku

regulator, seperti Bapepam, IAI, Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG) dan sebagainya, sebagai masukan dalam

meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang ada.

Page 31: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

15

2BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan memberikan penjelasan mengenai hubungan agensi

yaitu hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent).

Berikut beberapa pandangan mengenai teori keagenan menurut beberapa

ahli ekonomi:

Jansen dan Meckling (1976) dalam Adityasih (2010) menyatakan

teori keagenan merupakan hubungan kontrak antara pemilik (principal)

dengan manajemen (agent) untuk melakukan beberapa jasa bagi pemilik

berdasarkan pendelegasian wewenang dari pemilik kepada agen untuk

mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Hal tersebut

memunculkan konflik sebab terdapat kecenderungan masing-masing pihak

mementingkan kepentingannya.

Menurut Belkaoui (2007) hubungan agensi dikatakan telah terjadi

apabila suatu kontrak antara prinsipal dengan agen untuk memberikan jasa

demi kepentingan principal termasuk pemberian kekuasaan kepada agen

untuk pengambilan keputusan. Masing-masing pihak baik principal

maupun agen termotivasi hanya untuk memaksimalkan kepentingan

dirinya sendiri.

Page 32: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

16

Ujiyantho dan Bambang (2007) dalam Waryanto (2010)

menyatakan bahwa terdapat tiga asumsi sifat manusia dalam teori

keagenan yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri

(self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi

masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu

menghindari risiko (risk averse).

Jansen dan Meckling (1976) dalam Adityasih (2010) menjelaskan

bahwa didalam hubungan antara pemilik dan manajemen memunculkan

konflik kepentingan yang terjadi karena adanya pemisahan fungsi antara

kepemilikan perusahaan dan pengendalian. Pemilik dan manajemen

memiliki tujuan yang berbeda, dimana pemilik menginginkan

pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepat-cepatnya atas penyertaan

modal kedalam perusahaan dengan melihat kenaikan proporsi dividen dari

tiap tahun. Disisi lain manajemen memiliki tujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan diri sendiri.

Menurut Putri (2013), konflik keagenan atau perbedaan

kepentingan antara agen dan prinsipal dapat diatasi dengan menerapkan

corporate governance sebagai mekanisme yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan. Corporate governance merupakan salah satu

elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi

serangkaian hubunga dan pengungkapan informasi yang lengkap antara

Manajemen Perusahaan, Dewan Komisaris, para pemegang saham dan

para stakeholder lainnya.

Page 33: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

17

2. Teori Stakeholders

Menurut Ghozali dan Chariri (2007), keberadaan suatu perusahaan

sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada

perusahaan. Stakeholders menurut Wibisono (2009) merupakan pemangku

kepentingan yaitu pihak atau kelompok yang berkepentingan, baik

langsung maupun tidak langsung, terhadap eksistensi atau aktivitas

perusahaan, dan karenanya kelompok tersebut mempengaruhi dan atau

dipengaruhi oleh perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk stakehoders

yaitu pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat lokal, investor,

karyawan, kelompok politik, asosiasi perdagangan dan lainnya.

Keberadaan Stakeholders ini berperan menentukan keberhasilan

perusahaan.

Teori stakeholders adalah teori yang menjelaskan mengenai

tanggung jawab dan bagaimana perusahaan menciptakan nilai bagi

organisasi dan lingkungannya. Tujuan dari teori ini adalah untuk

menjelaskan sifat hubungan antara organisasi dan orang-orang yang

memiliki kepentingan dalam operasi dalam hal kegiatan usaha organisasi

(Benn dan Bolton, 2013).

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas

yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus

memberikan manfaat bagi stakeholder-nya. Stakeholder dapat

mengendalikan atau mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi

yang digunakan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, kekuatan

Page 34: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

18

stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya kekuatan yang dimiliki

stakeholder atas sumber tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

Kekuatan tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi

pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses

terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur

perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang

dan jasa yang dihasilkan perusahaan (Deegan, 2000 dalam Ghozali dan

Chariri, 2007). Oleh karena itu, ketika sumber ekonomi perusahaan

dikuasai oleh stakeholder, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara

yang memuaskan keinginan stakeholder (Ullman, 1982 dalam Ghozali dan

Chariri, 2007). Perusahaan akan mempertimbangkan kepentingan dari

para stakeholder, salah satunya dalam hal pertanggungjawaban aktifitas

sosial perusahaan.

3. Signaling Theory

Teori sinyal merupakan teori yang menjelaskan tentang bagaimana

perusahaan memberikan sinyal-sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

Perusahaan yang memiliki kualitas baik dapat membedakan dirinya

dengan perusahaan yang berkualitas buruk melalui sinyal yang

ditunjukkan kepasar modal tentang kualitas kinerjanya. Sinyal yang

diberikan oleh seorang manajer menggambarkan kondisi perusahaan yang

dapat berbentuk negatif maupun positif (Spance, 1973).

Menurut Spance (1973), asymmetric information yang timbul dari

dampak negatif dapat diminimalisir dengan penggunaan teori singnaling

Page 35: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

19

yang dilakukan oleh manajer terhadap investor. Pemberian sinyal yang

dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asymmetric information, yang

merupakan kondisi dimana manajer lebih mengetahui informasi lebih

banyak dibanding dengan investor. Manajer sebenarnya mengetahui

distribusi yang sebenarnya dari tingkat pengembalian laba perusahaan,

tetapi investor tidak mengetahuinya (Ross, 1977). Hal ini yang

menyebabkan terjadinya asymmetric information, dimana terdapat

perbedaan informasi yang diterima oleh manajer dan investor, maka

pemberian sinyal kepada pihak eksternal sangat penting sebagai upaya

mengurangi terjadinya asymmetric information.

Penggungkapan CSR yang tepat dan sesuai harapan stakeholder

digunakan sebagai sinyal goodnews yang diberikan kepada pihak

manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di

masa depan dan memastikan terciptanya sustainability development (Putri,

2013)

4. Teori Legitimasi

Teori Legitimasi didasarkan atas gagasan bahwa bisnis

perusahaan yang beroperasi di masyarakat memiliki kontrak sosial

dimana organisasi diharapkan melakukan tindakan yang diingkan oleh

masyarakat sebagai balasan atas diterimanya tujuan perusahaan,

kelangsungan hidup perusahaan, dan penghargaan lainnya (Guthrie dan

Parker, 1989 dalam Risty dan Sany, 2015).

Page 36: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

20

Menurut Wartick dan Mahon (1994) dalam Risty dan Sany

(2015), kesenjangan legitimasi diakibatkan karena kinerja perusahaan

yang berubah sementara harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan

tetap sama, harapan masyarakat terhadap kierja perusahaan berubah,

sementara kinerja perusahaan sendiri tetap sama dan baik kinerja

perusahaan dan harapan masyarakat sama-sama berubah, tetapi bergerak

kearah yang berbeda atau bergerak kearah yang sama tetapi waktunya

berbeda.

Pengurangan dari gap legitimasi menurut O’Donovan (2002)

dalam Djuataningsih dan Marsyah (2012) dapat dilakukan dengan

memperluas wilayah kesesuaian antara operasi perusahaan dengan

pengharapan masyarakat dengan cara melakukan strategi legitimasi dan

melakukan pendekatan social disclosure. Social disclosure ini dilakukan

dalam hal menanggapi ekspektasi masyarakat dan perubahan persepsi

masyarakat terhadap organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

mengkomunikasikan dalam bentuk laporan sustainability report yang

berisi tanggung jawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan.

5. Komite Audit

Pengertian Komite Audit menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia 2006 yaitu sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang

lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan

tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan

Page 37: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

21

klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam

mempertahankan independensinya dari manajemen.

Berikut ketentuan dan peraturan mengenai Komite Audit sebagai

berikut:

a. Surat Edaran BAPEPAM No.SE-03/PM/2000 tentang pelaksanaan

pembentukan Komite Audit bagi perusahaan go-public.

b. Keputusan Direksi BEJ No.Kep-339/BEJ/07-2001 tentang aturan

jumlah dan kualifikasi keanggotaan Komite Audit.

c. Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No.Kep-412/PM/2003 mengenai

pedoman pembentukan Komite Audit.

d. Kep-117/M-MBU/2002 mewajibkan BUMN memiliki Komite Audit.

e. Peraturan No.IX.1.5 mengenai pembentukan dan pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit dalam Lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM No.29/PM/2004.

Dewan Komisaris umumnya membentuk komite-komite di

bawahnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan

perundangan yang berlaku untuk membantu Dewan Komisaris dalam

melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya secara efektif. Komite

yang dibentuk oleh Dewan Komisaris tersebut adalah Komite Audit,

Komite Kebijakan Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite

Kebijakan Corporate Governance. Namun, menurut peraturan BEJ Nomor

KEP-339/BEJ/07-2001, yang sifatnya wajib dimiliki oleh perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek hanya Komite Audit.

Page 38: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

22

Peran dan tanggungjawab Komite Audit menurut Komite Nasional

Good Corporate Governance (KNGCG, 2002) yaitu:

a. Pelaporan Keuangan

Peran dan tanggung jawab Komite Audit dalam pelaporan keuangan:

1) Pengawasan atas proses pelaporan keuangan dengan menekankan

agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi.

2) Memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan

standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten

dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota Komite Audit.

3) Mengawasi audit laporan keuangan eksternal dan menilai mutu

pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.

b. Manajemen Risiko dan Kontrol

Dalam hal manajemen risiko dan kontrol, peran dan tanggung jawab

Komite Audit adalah:

1) Mengawasi proses manajemen risiko dan kontrol, termasuk

identifikasi risiko dan evaluasi kontrol untuk mengecilkan risiko.

2) Mengawasi laporan auditor internal dan auditor eksternal untuk

memastikan bahwa semua bidang kunci risiko dan kontrol

diperhatikan.

3) Menjamin bahwa pihak manajemen melaksanakan semua

rekomendasi yang terkait dengan risiko dan kontrol, yang dibuat

oleh auditor internal dan auditor eksternal.

Page 39: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

23

c. Corporate Governance

Tanggungjawab Komite Audit di bidang corporate governance adalah

memberikan kepastian bahwa perusahaan tunduk pada undang-undang

dan peraturan yang berlaku, dan mempertahankan kontrol yang efektif

terhadap benturan kepentingan pegawai. Peran dan tanggung jawab

Komite Audit harus termasuk juga:

1) Mengawasi proses corporate governance

2) Memastikan bahwa manajemen senior membudayakan GCG

3) Mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat

mempengaruhi kinerja finansial atau non-finansial perusahaan

4) Memonitor bahwa perusahaan tunduk pada tiap undang-undang dan

peraturan yang berlaku

5) Mengharuskan auditor internal melaporkan secara tertulis hasil

pemeriksaan corporate governance dan temuan lainnya

Struktur Komite Audit di Indonesia diatur dalam Keputusan

Ketua BAPEPAM Nomor Kep-41/PM/2003 tentang Peraturan Nomor

IX.I.5: Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit

adalah sebagai berikut:

a. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan

Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Anggota Komite Audit yang merupakan komisaris independen

bertindak sebagai ketua Komite Audit. Dalam hal ini komisaris

Page 40: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

24

independen yang menjadi anggota Komite Audit lebih dari satu

orang maka salah satunya bertindak sebagai ketua Komite Audit.

Rekomendasi yang dibentuk oleh Forum for Corporate

Governance in Indonesia 2002 adalah penting bahwa perusahaan harus

memperhatikan karakteristik yang dimiliki oleh setiap anggota Komite

Auditnya. Hal ini disebabkan karakteristik komite akan berpengaruh

pada peran Komite Audit dalam pemberian bantuan kepada Dewan

Komisaris dalam melaksanakan tugasnya tentang pengendalian internal

dan pelaporan keuangan dan manajemen.

Persyaratan keanggotaan Komite Audit sesuai dengan

Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 sebagai berikut:

a. Memiliki intregitas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang

pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.

b. Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang

pendidikan akuntansi atau keuangan.

c. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-

undangan di bidang pasar modal dan di bidang lainnya.

d. Bukan merupakan orang dari KAP, kantor konsultan hukum, atau

pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa non-audit, atau jasa

konsultasi lain kepada perusahaan dalam enam bulan terakhir.

Page 41: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

25

e. Bukan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

dalam merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan

perusahaan dalam waktu enam bulan terakhir.

f. Tidak memiliki saham di perusahaan.

g. Tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan

keturunan dengan komisaris, direksi atau pemegang saham utama

perusahaan.

h. Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak

langsung, yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan.

a. Independensi Komite Audit

Menurut Sukrisno (2012), Independensi artinya tidak mudah

dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk

kepentingan umum. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa auditor

tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun, sebab

bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimiliki, auditor akan

kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk

mempertahankan kebebasan pendapatanya.

Pengertian independensi juga terdiri dari tiga jenis yaitu:

1) Independensi dalam penampilan (Independent In Appearance)

merupakan independensi yang selama bertugas selalu menghindari

keadaan yang dapat menyebabkan pihak lain meragukan

independensinya.

Page 42: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

26

2) Independensi dalam kenyataan/fakta (Independent In Fact)

merupakan sikap auditor dalam menjalankan tugasnya selalu

mematuhi kode etik internal auditor dan professional framework of

internal auditor.

3) Independensi dalam pikiran (Independent In Mind) merupakan

sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan professional

auditor.

Dari ketiga pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa

independensi yaitu sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, serta tidak bergantung pada orang lain.

Independensi juga berarti adanya kejujurean dalam mempertimbangkan

fakta dan adanya pertimbangan objektif. Independensi anggota Komite

Audit dapat dilihat dari persyaratan keanggotaan Komite Audit, seperti

tertuang dalam Peraturan No. IX.1.5 tentang pembentukan dan

pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit, lampiran ketua Bapepam

No. 29/PM/2000.

Menurut Islahuzzaman (2012), Independensi adalah: “Auditor

yang independen adalah auditor yang tidak dipengaruhi oleh berbagai

kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan

fakta yang dijumpainya dalam audit. Independensi lebih banyak

ditentukan faktor luar diri auditor.”

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa auditor dalam

penugasannya harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang

Page 43: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

27

menimbulkan konflik kepentingan atau menimbulkan prasangka yang

meragukan untuk dapat melaksanakan tugas dan profesinya secara

objektif.

b. Keahlian Komite Audit

Keahlian Komite Audit merupakan professional yang

mempunyai latar belakang pendidikan dan berpengalaman dalam

bidang akuntansi dan auditing. Menurut Hiro Tugiman (2006)

Peningkatan keahlian internal auditor secara signifikan dilakukan

memalui program sertifikasi profesi, baik sertifikasi tingkat nasional

maupun internasional.

Berdasarkan pendapat di atas untuk pengembangan keahlian

Komite Audit dibutuhkan pelatihan, namun tetap mengikuti

perkembangan zaman dan terus menjaga tingkat kemampuannya salama

karier profesinya. Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Nomor: PER-211/K/JF/2010

tentang standar keahlian auditor bahwa keahlian auditor adalah ukuran

kemampuan minimal yang harus dimiliki auditor yang mencakup aspek

pengetahuan (knowledge), keterampilan/keahlian (skill), dan sikap

perilaku (attitude) untuk dapat melakukan tugas-tugas dalam jabatan

fungsional auditor dengan hasil baik.

Berdasarkan keputusan diatas seorang auditor diakatakan

kompeten jika memiliki pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan sikap

perilaku yang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan agar dapat

Page 44: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

28

melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Keahlian seseorang juga

memiliki pengaruh positif terhadap pekerjaan yang dilakukannya yaitu

sejauh mana peran orang itu dapat dinilai sebagai individu dalam

pengambilan keputusan dan efektif dalam penyelesaian pekerjaannya.

c. Frekuensi Rapat Komite Audit

Dalam setiap audit committee charter yang dimiliki oleh

masing-masing anggota, Komite Audit akan mengadakan pertemuan

untuk rapat secara periodik dan dapat mengadakan rapat tambahan atau

rapat-rapat khusus bila diperlukan. Pertemuan secara periodik ini

sebagaimana ditetapkan oleh Komite Audit sendiri dan dilakukan

sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan rapat Dewan Komisaris

yang ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan. Komite Audit

biasanya perlu untuk mengadakan pertemuan tiga sampai empat kali

dalam satu tahun untuk melaksanakan kewajiban dan

tanggungjawabnya (FCGI, 2002).

Komite Audit juga dapat mengadakan pertemuan eksekutif

dengan pihak-pihak luar keanggotaan Komite Audit yang diundang

sesuai dengan keperluan atau secara periodik. Pihak-pihak luar tersebut

antara lain komisaris, manajemen senior, kepala auditor internal dan

kepala auditor eksternal. Hasil rapat Komite Audit dituangkan dalam

risalah rapat yang ditandatangani oleh semua anggota Komite Audit.

Ketua komite audit bertanggung jawab atas agenda dan bahan-

bahan pendukung yang diperlukan serta wajib melaporkan aktivitas

Page 45: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

29

pertemuan Komite Audit kepada Dewan Komisaris. Apabila Komite

Audit menemukan hal-hal yang diperkirakan dapat mengganggu

kegiatan perusahaan, Komite Audit wajib menyampaikannya kepada

Dewan Komisaris selambat-lambatnya sepuluh hari kerja.

Laporan yang dibuat dan disampaikan Komite Audit kepada

komisaris utama adalah:

1) Laporan triwulanan mengenai tugas yang dilaksanakan dan realisasi

program kerja dalam triwulan bersangkutan.

2) Laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite Audit.

3) Laporan atas setiap penugasan khusus yang diberikan oleh Dewan

Komisaris.

Dalam laporan Komite Audit kepada Dewan Komisaris, Komite

Audit memberikan kesimpulan dari diskusi dengan auditor eksternal

tentang temuan mereka yang berhubungan dengan peninjuan tengah

tahun dan laporan keuangan tahunan, rekomendasi atas pengangkatan

auditor eksternal dan setiap masalah pengunduran diri, penggantian dan

pemberhentian perikatannya, kesimpulan tentang nilai fungsi audit

internal dan tanggapan atas penemuan audit internal, serta kesimpulan

atas kinerja sistem kontrol internal. Pertemuan Komite Audit berfungsi

sebagai media komunikasi formal anggota Komite Audit dalam

mengawasi proses corporate governance, untuk memastikan bahwa

manajemen senior membudayakan corporate governance, memonitor

bahwa perusahaan patuh pada code of conduct, mengerti semua pokok

Page 46: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

30

persoalan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja keuangan atau

non-keuangan perusahaan, memonitor bahwa perusahaan patuh pada

tiap undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan mengharuskan

auditor internal melaporkan secara tertulis hasil pemeriksaan corporate

governance dan temuan lainnya.

d. Ukuran Komite Audit

Ukuran Komite Audit merupakan salah satu karakteristik yang

mendukung efektifitas kinerja Komite Audit dalam suatu perusahaan.

Destika (2011) menyatakan bahwa karakteristik Komite Audit yang

mendukung fungsi pengawasan terhadap manajemen (agen) agar tidak

merugikan pemilik perusahaan (prinsipal) adalah ukuran Komite Audit.

Karena dengan semakin besarnya ukuran Komite Audit akan

meningkatkan fungsi monitoring pada Komite Audit terhadap pihak

manajemen.

Siswanto Sutojo (2005) dalam Ristifani (2009) menyatakan

bahwa Komite Audit harus beranggotakan lima orang, diangkat untuk

masa jabatan lima tahun. Dua diantara lima orang anggota tersebut

pernah menjadi akuntan publik. Tiga orang anggota yang lain bukan

akuntan publik. Ketua komite audit dipegang oleh salah seorang

anggota Komite akuntan publik, dengan syarat selama lima tahun

terakhir mereka tidak berprofesi sebagai akuntan publik. Ketua dan

anggota Komite Audit tidak diperkenankan menerima penghasilan dari

perusahaan akuntan publik kecuali uang pensiun.

Page 47: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

31

Sedangkan Task Force Komite Audit yang dibentuk oleh Komite

Nasional Good Corporate Governance dan diwakili tim kerja dari

FCGI untuk menyusun Pedoman Pembentukan Komite Audit yang

Efektif tanggal 30 Mei 2002 sebagai berikut :

1) Dewan Komisaris harus membentuk suatu Komite Audit.

2) Harus ada ketentuan-ketentuan tertulis yang mengatur dengan jelas

kewenangan dan tugas Komite Audit.

3) Tugas utama Komite Audit termasuk pemeriksaan dan pengawasan

tentang proses pelaporan keuangan dan kontrol internal.

4) Anggota Komite Audit harus diangkat dari anggota Dewan

Komisaris yang tidak melaksanakan tugas-tugas eksekutif dan

paling sedikit terdiri dari tiga anggota.

Keanggotaan Komite Audit diatur dalam Surat Keputusan Direksi PT

Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-339/BEJ/07/2001 bagian C, yaitu

sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang anggota.

Dalam rekomendasi yang dibentuk oleh Forum for Corporate

Governance in Indonesia (FCGI, 2002) adalah penting bahwa

perusahaan harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki oleh setiap

anggota Komite Auditnya. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa perusahaan di Indonesia khususnya yang terdaftar di BEI harus

memiliki Komite Audit dengan anggota minimal 3 orang yang dibentuk

oleh Dewan Komisaris perusahaan. Komite Audit berfungsi juga untuk

membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan internal,

Page 48: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

32

untuk itu Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris

dalam melaksanakan wewenang dan tugasnya.

6. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham.

Mahdiyah (2008) dalam Honimah (2011) profitabilitas merupakan faktor

yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk

mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham.

Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin

besar pengungkapan informasi sosial. Profitabilitas adalah hasil akhir

bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh

perusahaan (Brigham dan Houston, 2006) dalam Dewa Sancahya (2010),

dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan

perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian pengukuran

profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan tingkat efektifitas manajemen

secara menyeluruh dan secara tidak langsung para investor jangka panjang

akan sangat berkepentingan dengan analisis ini. Selain itu keuntungan

(profitabilitas) sangat penting bagi perusahaan bukan saja untuk terus

mempertahankan pertumbuhan bisnisnya namun juga memperkuat kondisi

keuangan perusahaan.

Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan

gabungan pengaruh dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada

hasil operasi (Brigham & Houston, 2006). Rasio yang biasa digunakan

Page 49: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

33

untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas adalah gross

profit margin, operating profit margin, net profit margin, Return on Equity

dan Return on assets.

Gross profit margin merupakan rasio profitabilitas yang

menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba. Gross profit margin merupakan presentase dari laba kotor

dibandingkan dengan sales. Operating profit margin adalah rasio yang

menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba sebelum adanya pajak dan bunga dari penjualan yang dilakukan.

Rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut "pure profit" yang

diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan.

Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa

jumlah tersebut yang benar-benar diperoleh dari hasil operasional

perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa

bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Net

profit margin adalah rasio profitabilitas yang menghitung sejauh mana

perusahaan dalam menghasilkan laba setelah dipotong pajak dan bunga

dari penjualan yang dilakukan. Semakin tinggi net profit margin, maka

makin baik profitabilitas suatu perusahaan.

Return on equity (ROE) menunjukkan kemampuan manajemen

perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net

income yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin tinggi return adalah

Page 50: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

34

semakin baik karena berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan

kembali sebagai retained earning juga akan makin besar.

Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan manajemen

perusahaan dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang

dimiliki untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan seberapa besar

efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya. Semakin tinggi rasio

ini, maka semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.

Kelima rumus rasio untuk menhitung profitabilitas ini dicantumkan

pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Rumus Rasio Profitabilitas

Rasio Rumus

Gross Profit Margin GPM = Sales - Cost Of GoodSales

Sales

Operating Profit Margin OPM = Operating Profit

Sales

Net profit Margin NPM = Net profit After Tax

Sales

Return on Equity ROE = NetProfitAfterTax

StockholderEquity

Return on assets ROA = Netlncome

TotalAssets

Sumber: Dewa Sancahya (2010)

Pada penelitian ini profitabilitas perusahaan diukur dengan rasio

return on assets yang diambil dari data keuangan perusahaan perbankan

yang menjadi objek penelitian, yang listing pada Bursa Efek Indonesia

selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Rasio ini

merupakan rasio yang terpenting untuk mengetahui profitabilitas suatu

perusahaan. Return on asset merupakan ukuran efektifitas perusahaan di

dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya.

Page 51: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

35

7. Corporate Social Responsibility (CSR)

Pada dasarnya, CSR merupakan sebuah konsep tentang perlunya

sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat

dan stakeholder lainnya. Secara teoretik, CSR dapat didefinisikan sebagai

tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholder-nya,

terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan

operasinya. CSR berusaha memberikan perhatian terhadap lingkungan dan

sosial ke dalam operasinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Darwin (2004)

dalam Anggraini (2006) Pertanggungjawaban sosial adalah mekanisme

bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian

terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya

terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, operasi

bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya berkomitmen dengan

ukuran keuntungan secara finansial saja,tetapi juga harus berkomitmen

pada pembangunan sosial ekonomi secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Definisi CSR dalam ISO 26000 (www.csrindonesia.com) adalah

sebagai berikut:

Responsibility of an organization for the impact of its decisional

and activities on society and the environment through transparent and

ethical behaviour that is consistent with sustainable development and

welfare of society; takes into account the expectation of stakeholders; is in

compliance with applicable law and consistent international norms of

behavior; and is integrated throughout the organization.

Page 52: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

36

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa CSR

merupakan tanggung jawab perusahaan atau organisasi atas dampak yang

ditimbulkan dari keputusan dan aktivitas yang telah diambil dan dilakukan

oleh organisasi tersebut, melalui perilaku yang transparan dan etis.

Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan tanggung jawab sosial

perusahaan hendaknya terintegrasi pada seluruh aktivitas organisasi yang

mecakup isu-isu pokok berikut ini:

a. Pengembangan Masyarakat

b. Konsumen

c. Praktek Kegiatan Institusi yang sehat.

d. Lingkungan

e. Ketenagakerjaan

f. Hak Asasi Manusia

g. Organizational Governance

Dengan demikian, jika suatu perusahaan hanya berfokus pada isu-

isu tertentu saja, misalnya perusahaan hanya peduli terhadap isu

lingkungan dan mengabaikan isu mengenai ketenagakerjaan atau isu-isu

lainnya, maka perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan

tanggung jawab sosialnya secara utuh dan menyeluruh.

8. Sustainability Report

Pengungkapan tanggung jawab sosial adalah proses pengkomunikasin

efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan

pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat

Page 53: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

37

secara keseluruhan (Gray et.al., 1987 dalam Waryanto, 2010). Dengan

mengungkapakan informasi-informasi mengenai operasi perusahaan

sehubungan dengan lingkungan diharapkan perusahaan bisa mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat bahwa dalam melaksanakan aktivitasnya,

perusahaan tidak hanya berfokus pada keuntungan semata melainkan

perusahaan juga memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap

lingkungan.

Selain itu, Darwin (2007) dalam Waryanto (2010) menyatakan bahwa

pengungkapan tanggung jawab sosial bertujuan untuk menjalin hubungan

komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan dengan publik dan

Stakeholder lainnya tentang bagaimana perusahaan telah mengintegrasikan

CSR dalam setiap aspek kegiatan operasinya. Pengungkapan kinerja

lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau laporan

terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas,

dan transparasi perusahaan kepada investor dan stakeholder lainnya.

Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diakomodasi dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang penyajian

laporan keuangan yang menyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan

laporan tambahan, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan

hidup memegang peranan penting. Berdasarkan hal tersebut, sudah

selayaknya perusahaan melaporkan semua aspek yang mempengaruhi

kelangsungan operasi perusahaan kepada masyarakat.

Page 54: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

38

Pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi perusahaaan

dapat dilakukan dengan mengungkapkan hal tersebut ke dalam laporan

tahunan perusahaan atau mengungkapkannya ke dalam laporan yang terpisah.

Mengungkapkan laporan CSR ke dalam Laporan tahunan lebih lazim

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Laporan tahunan

merupakan alat yang digunakan oleh manajemen utnuk melakukan

pengungkapan dan pertanggungjawaban kinerja perusahaan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan termasuk masyarakat. Para pengguna laporan

tahunan seperti analis, investor, masyarakat dan lainnya membutuhkan

informasi yang lengkap mengenai laporan tentang suatu perusahaan.

Namun, menurut Darwin, saat ini berkembang pelaporan perusahaan

mengenai kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berdiri sendiri dan

terpisah dari laporan tahunan perusahaan, yang dikenal dengan sustainability

report (SR). Sustainability report merupakan sebuah laporan yang tidak

hanya berpijak pada single bottom line, yaitu kondisi keuangan perusahaan

saja tetapi berpijak pada triple bottom line, yaitu selain informasi keuangan

juga menyediakan informasi sosial dan lingkungan.

Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (sustainability report) semakin

mendapat perhatian dalam praktik bisnis global dan menjadi salah satu

kriteria dalam menilai tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Para

pemimpin perusahaan-perusahaan dunia semakin menyadari bahwa

pengungkapan laporan yang lebih komprehensif (tidak hanya sekedar laporan

keuangan) akan mendukung strategi perusahaan.

Page 55: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

39

Laporan keberlanjutan (sustainability report) harus benar-benar

menunjukkan bahwa perusahaan yang melaporkannya diyakini telah berada

pada kondisi keberlanjutan atau minimal telah berada di jalan yang tepat

menuju ke kondisi tersebut. Tentu saja, untuk mengetahui apakah perusahaan

telah sampai atau berada di jalan menuju keberlanjutan, diperlukan

pemahaman atas apa itu perusahaan yang berkelanjutan. Jalal (2007) dalam

Yunita Prastiwi (2011) ada empat konsep yang membangun keberlanjutan

suatu perusahaan, yaitu pembangunan berkelanjutan, CSR, teori pemangku

kepentingan, dan teori akuntabilitas perusahaan. Hanya perusahaan yang telah

memenuhi berbagai kondisi yang dijelaskan oleh masing-masing konsep

itulah yang bisa dikatakan telah menjadi perusahaan yang berkelanjutan.

Konsep pembangunan berkelanjutaan menjelaskan bahwa perusahaan

adalah alat bagi manusia untuk mencapai tujuan bersama, yaitu keadilan intra

dan antargenerasi dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Berikut

manfaat yang diperoleh perusahaan yang menerbitkan sustainability report:

a. Meningkatkan Citra Perusahaan

Pembangunan citra merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Salah

satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun kepedulian

perusahaan kepada lingkungan dan sosial masyarakat. Dengan

menerbitkan sustainability report, masyarakat dapat mengetahui bahwa

perusahaan telah melaksanakan komitmennya kepada lingkungan dan

masyarakat.

Page 56: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

40

b. Disukai Konsumen

Hasil survei di Inggris menyatakan bahwa 60% konsumen akan membeli

produk yang dipersepsikan sedikit merusak lingkungan (ramah

lingkungan). Begitu pula sebaliknya, konsumen tidak akan membeli

produk yang dipersepsikan dapat merusak lingkungan.

c. Diminati oleh Investor

Investor tidak hanya berfokus untuk mencarai return yang besar tetapi

juga mencari perusahaan yang ramah lingkungan dan menjalankan

tanggung jawab sosial.

d. Dipahami oleh Stakeholder

Dalam pembuatan sustainability report, perusahaan harus memahami

para stakeholder-nya. Perusahaan harus membangun komunikasi dengan

para stakeholder-nya. Dalam melakukan komunikasi, perusahaan perlu

mengidentifikasi sifat dan kebutuhan stakeholder-nya. Dialog antara

perusahaan dan para stakeholder-nya akan membantu perusahaan

mengantisipasi berbagai isu yang mungkin terjadi, memenuhi kebutuhan

stakeholder, dan membangun bisnis yang lebih baik.

Pengungkapan sustainability report dalam standar yang

dikembangkan oleh GRI (Global Reporting Initiatives). Dalam standar GRI

(GRI, 2006) indikator kinerja dibagi menjadi 3 komponen utama, yaitu:

a. Indikator kinerja ekonomi meliputi:

1) Aspek kinerja ekonomi.

2) Keberadaan pasar.

Page 57: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

41

3) Dampak ekonomi tidak langsung.

b. Indikator kinerja sosial meliputi:

1) Praktik Kerja: karyawan, hubungan manajemen dengan karyawan,

keselamatan dan kesehatan kerja, kesempatan kerja.

2) Hak Asasi Manusia: praktik dan investasi pengadaan, non

diskriminasi, kebebasan berserikat dan berkumpul, buruh anak, kerja

paksa, keamanan praktik, masyarakat asli.

3) Masyarakat: komunitas, anti korupsi, kebijakan publik, kompetisi,

kepatuhan

4) Tanggung jawab produk: kesehatan dan keamanan pelanggan, labeling

produk dan jasa, komunikasi pemasaran, privasi konsumen.

c. Kinerja lingkungan

1) Bahan baku, Energi, Air.

2) Keanekaragaman hayati.

3) Emisi, sungai, dan limbah.

4) Produk dan jasa.

5) Ijin pelaksanaan.

6) Transportasi.

7) Pakaian kerja.

Dengan menerbitkan sustainability report, banyak manfaat yang

diperoleh perusahaan. Namun ternyata di Indonesia sendiri, belum banyak

perusahaan yang menerbitkan sustainability report. Hal tersebut disebabkan

Page 58: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

42

karena kendala-kendala seperti berikut (Witoelar, 2005) dalam Taufiq

Sanjaya (2013):

a. Rendahnya Political Will

Pengungkapan sustainability report di Indonesia masih bersifat sukarela

(voluntary) bukan mandatory untuk itu dalam pelaporannya diperlukan

political will yang kuat dari top management sebab mereka yang

menentukan kebijakan perusahaan.

b. Tidak Ada Pengukuran Kinerja

Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio

keuangan. Rasio-rasio keuangan ini dapat secara langsung dihitung dari

laporan keuangan, misalnya rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Kinerja

sustainability report tidak dapat diukur secara langsung dari kegiatan

perusahaan. Tidak ada kepastian apakah kenaikan penjualan perusahaan

merupakan pengaruh langsung dari adanya kegiatan sosial perusahaan.

Namun, kendala ini dapat diatasi yaitu dengan membuat indikator-

indikator atas dampak kegiatan perusahaan. Indikator ini biasanya bersifat

nonkeuangan.

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Independensi Komite Audit Terhadap Pengungkapan CSR

dalam Sustainability Report.

Untuk mendukung implementasi Good Corporate Governance

maka dibuatlah struktur tambahan dalam perseroan yaitu Komite Audit.

Page 59: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

43

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu

melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris dalam melakukan

mekanisme pengawasan terhadap manajemen (Surat Keputusan Ketua

Bapepam KEP-29/PM/2004).

Putri (2013) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki Komite

Audit yang independen cenderung lebih peka terhadap kinerja sosial dan

mencegah tindakan yang menimbulkan pelanggaran lingkungan. Dalam

Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 Pasal 121

menjelaskan bahwa Komite Audit beranggotakan sekurang-kurangnya 1

(satu) orang berasal dari Dewan Komisaris Independen dan 2 (dua) orang

anggota lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.

Komite Audit independen merupakan Komite Audit yang tidak

berasal dari pihak terafiliasi. Yang dimaksusd dengan terafiliasi adalah

pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan

pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain,

serta dengan perusahaan itu sendiri. Komite Audit harus terdiri dari

individu-individu yang mandiri dan tidak terlibat dengan tugas sehari-hari

dari manajemen yang mengelola perusahaan, serta memiliki pengalaman

untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif.

Anggota Komite Audit independen dapat bersikap netral terhadap

manajemen dengan cara bertindak secara objektif dalam membantu dewan

komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen. Pada

akhirnya, dapat mendorong manajemen untuk mengungkapkan seluruh

Page 60: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

44

informasi perusahaan termasuk penggungkapan dalam laporan

sustainability report.

Penelitian Said et, al. (2009) menemukan independensi Komite

Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap luas pengungkapan

Corporate Social Responsibility. Berdasarkan analisis dan penelitian

terdahulu, maka hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

Ha1: Independensi Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report.

2. Pengaruh Keahlian Komite Audit Terhadap Pengungkapan CSR

dalam Sustainability Report.

Dalam menjalankan perannya untuk membantu Dewan Komisaris

melakukan mekanisme pengawasan laporan keuangan, pengendalian

internal, pelaksanaan GCG, anggota Komite Audit harus mempunyai

kompetensi di bidang keuangan dan atau akuntansi (financial literacy).

Komite Audit berperan sebagai alat untuk me-rivew perusahaan dalam

proses pengungkapan data keuangan dan proeses pengendalian internal.

Dengan demikian, keberadaan Komite Audit dengan kompetensi

yang dimilikinya akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan.

Menurut Forker (1992) dalam Said et. al. (2009), keberadaan Komite

Audit dapat mengurangi biaya agensi dan meningkatkan pengendalian

internal sehingga dapat meningkatkan kualitas pelaporan.

Rahman dan Ali (2006) dalam Waryanto (2010) menemukan

bahwa persentase anggota Komite Audit yang memiliki kompetensi dan

Page 61: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

45

keahlian di bidang akuntansi atau keuangan berhubungan positif dengan

kualitas pelaporan keuangan. Komite audit yang memiliki pengetahuan

dan keahlian terkait proses penyusunan laporan keuangan dan audit

internal sangat mungkin membatasi tindakan oportunistik yang dilakukan

pihak manajemen. Hal ini berarti Komite Audit dapat mempengaruhi

kualitas pelaporan perusahaan, termasuk laporan pengungkapan CSR.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

Ha2: Keahlian Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

dalam Sustainability Report.

3. Pengaruh Frekuensi Rapat Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report.

Berdasarkan keputusan ketua Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004

dalam peraturan Nomor IX I.5 disebutkan bahwa Komite Audit

mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal

rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan.

Rapat Komite Audit merupakan koordinasi antara anggota-

anggotanya agar dapat menjalankan tugas secara efektif dalam hal

pengawasan laporan keuangan, pengendalian internal, dan pelaksanaan

GCG perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi frekuensi rapat, maka

koordinasi Komite Audit akan semakin baik. Hal ini bertujuan untuk

melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif,

Page 62: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

46

sehingga diharapkan dapat mendukung peningkatan pengungkapan

informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Risty dan Sanny (2015) yang

menemukan bahwa frekuensi rapat Komite Audit berpengaruh terhadap

penggungkapan CSR dalam sustainability report. Hasil penelitian Risty

dan Sanny (2015) membantah penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Yunita Prastiwi (2011), Nair, A., Ilham, E., & Utara (2014) yang

menemukan bahwa frekuensi rapat Komite Audit tidak berpengaruh

terhadap penggungkapan CSR dalam sustainability report.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

Ha3: Frekuensi rapat Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report.

4. Pengaruh Jumlah Anggota Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report

Komite Audit merupakan komite yang bertugas membantu Dewan

Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen.

Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-29/PM/2004 dalam

peraturan Nomor IX.I.5 disebutkan bahwa Komite Audit yang dimiliki

oleh perusahaan minimal terdiri dari tiga orang di mana sekurang-

kurangnya satu orang berasal dari anggota komisaris independen dan dua

orang lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.

Page 63: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

47

Komite Audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan

mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan

meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Foker, 1992 dalam Said

et.al, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Li, Pike, & Haniffa,

2008) dalam Risty dan Sanny (2015) menemukan bahwa jumlah anggota

Komite Audit berpengaruh terhadap penggungkapan CSR dalam

sustainability report. Dengan demikian, dengan ukuran Komite Audit yang

semakin besar diharapkan pengawasan yang dilakukan akan semakin baik

dan dapat meningkatkan pengungkapan informasi sosial yang dilakukan

oleh perusahaan.

Disisi lain, hasil penelitian yang dilakukan oleh Utari (2014),

(Risty & Sany, 2015) dan (Djuitaningsih & Marsyah, 2012) menemukan

bahwa jumlah anggota Komite Audit tidak berpengaruh terhadap

penggungkapan CSR dalam sustainability report.

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

Ha4: Jumlah anggota Komite Audit berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report.

5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR dalam

Sustainability Report.

Pertumbuhan aktivitas pelaporan sustainability terus meningkat,

begitu pula dengan pengungkapan CSR pada perusahaan-perusahaan

global. Menurut Holder-Webb dalam Dilling (2009), hal ini disebabkan

Page 64: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

48

semakin meningkatnya ketertarikan para investor dan stakeholder pada isu

CSR. Pengungkapan sustainability report merupakan bentuk

pengungkapan aktivitas sosial lingkungan yang disajikan secara terpisah

dari annual report.

Jumlah perusahaan yang membuat sustainability report di

Indonesia masih sedikit, hal ini disebabkan oleh kecenderungan

perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melakukan pengungkapan

aktivitas sosial lingkungannya melalui program CSR dalam annual report.

Isi yang terdapat dalam Sustainability Report sebagian besar cenderung

identik dengan isi program CSR yang dimuat dalam annual report, yakni

seputar praktik sosial dan lingkungan perusahaan. Namun, kelengkapan

pengungkapan informasi yang disampaikan melalui sustainability report

akan lebih terperinci dan lebih banyak menyediakan informasi pendukung.

Hal ini disebabkan oleh bentuk sustainability report sebagai suatu laporan

yang berdiri sendiri. Pengungkapan sustainability report dilakukan,

sebagai salah satu bentuk usaha mewujudkan akuntabilitas perusahaan

kepada para stakeholder.

Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang

baik, umumnya akan berupaya untuk melakukan pengungkapan yang lebih

luas. Luasnya pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan adalah

upaya untuk memperoleh dukungan dan mencari simpati para stakeholder.

Perusahaan dengan kinerja yang tinggi akan meningkatkan nilai

Page 65: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

49

perusahaan dalam proses pembentukan image yang sangat berpengaruh

untuk mendapat kepercayaan dari para stakeholder.

Kinerja perusahaan yang baik, dapat dicerminkan melalui tingkat

profitabilitas yang akan diperoleh dari waktu ke waktu. Laraswita (2010)

menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan positif

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan. Selain itu penelitian yang

dilakukan oleh Fitriani (2001) dalam Laraswita (2010) juga menyatakan

bahwa variabel net profit margin berhubungan positif dengan kelengkapan

pengungkapan. Robert (1992) dalam Rismanda (2003) menemukan

hubungan positif antara laba dengan pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan.

Pada penelitian Nelling dan Webb (2006) dalam Dewa Sancahya

(2010) yang mengukur CSR menggunakan CSR Performance (Measure by

KLD Index) menemukan bahwa hubungan antara CSR dengan kinerja

keuangan adalah lebih lemah dari yang diperkirakan. Ada hubungan yang

negatif dan signifikan antara CSR Score dan ROA. Hasil penelitian

Tsoutsoura (2004) dalam Dewa Sancahya (2010) mengindikasikan bahwa

hubungan CSR dengan kinerja keuangan (yang dilihat dari rasio

profitabilitas ROA, ROE, dan ROS) adalah positif dan signifikan secara

statistik. Artinya bahwa ada asosiasi positif antara CSR dan profitabilitas.

Ada hubungan positif antara CSR dengan ketiga ukutan–ukuran kinerja

keuangan tersebut (ROA< ROE< ROS).

Page 66: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

50

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

penelitian dinyatakan sebagai berikut:

Ha5: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam

Sustainability Report.

C. Penelitian Sebelumnya

Berikut Tabel 2.2 menunjukkan hasil penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 2.2

Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya

No.

Peneliti

Terdahulu

(Judul &

Tahun)

Variabel dan Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Said

et. al. (2009)

The

Relationship

between

Corporate

Social

Responsibility

and Corporate

Governance

Characteristics

in Malaysian

Public Listed

Companies

Variabel

dependen:

Pengungkapan

CSR

Variabel

independen:

Komite Audit,

Profitabilitas

Sampel:

Perusahaan

Publik di

Malaysia

Penelitian ini

menunjukkan

Komite Audit

dan kepemilikan

saham oleh

pemerintah

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap luas

pengungkapan CSR

2. (Marga

Anugrah, 2011)

Pengaruh

Elemen-Elemen

Corporate

Governance

Terhadap Luas

Pengungkapan

CSR

Variabel

dependen:

Pengungkapan

CSR

Variabel

independen:

Elemen-

elemen GCG

Sampel:

Perusahaan di

IDX

Penelitian ini

menunjukkan bahwa

independensi Komite

Audit

Tidak berpengaruh

terhadap luas

pengungkapan CSR

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 67: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

51

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No.

Peneliti

Terdahulu

(Judul &

Tahun)

Variabel dan Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3. Dilling

(2010)

“Sustainability

Reporting in

Global

Context.”

Variabel

dependen:

Pengungkapan

CSR

Variabel

independen:

Corporate

governance

Sampel:

perusahaan di

eropa

Penelitian ini

menunjukan

bahwa tidak ada

hubungan

antara variabel

corporate

governance

dengan variabel

sustainability

disclosure

4. Djuitaningsih &

Marsyah (2012)

Pengaruh

Manajemen

Laba dan

Mekanisme

Corporate

Governance

Terhadap

Corporate

Social

Responsibility

Disclosure

Variabel

dependen:

Pengungkapan

CSR

Variabel

independen:

mekanisme

Corporate

Governance

Sampel: pada

penelitian dari

2008-2011

Penelitian ini

menemukan

bahwa Jumlah

Komite Audit

tidak berpengaruh

terhadap

pengungkapan

CSR

5. Putri (2013)

Pengaruh

Corporate

Governance dan

Karakteristik

Perusahaan

Terhadap

Pengungkapan

Tanggung

Jawab Sosial di

dalam

sustainability

Report

Variabel

dependen:

luas

pengungkapan

CSR

Variabel

independen:

corporate

governance

dan ukuran

perusahaan

Sampel:

Menggunakan

tahun penelitian

dari 2008-2011

Komisaris

Independen dan

ukuran perusahaan

tidak berpengaruh

terhadap

pengungkapan

CSR, sedangkan

kepemilikan asing

dan umur

perusahaan

berpengaruh

negatif terhadap

CSR

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 68: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

52

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No.

Peneliti

Terdahulu

(Judul &

Tahun)

Variabel dan Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

6. Risty dan Sany

(2015)

Pengaruh

Independensi,

Keahlian,

Frekuensi Rapat

dan Jumlah

Anggota

Komite Audit

Variabel

dependen:

Pengungkapan

CSR

Variabel

independen:

independensi ,

keahlian ,

frekuensi

rapat dan

jumlah

Komite Audit

Sampel:

perusahaan yang

terdaftar di

ISRA

Frekuensi rapat

Komite Audit

berpengaruh

terhadap

penerbitan

Sustainability

Report

7. Komalasari &

Anna

(2014)

Pengaruh

Mekanisme

Corporate

Governance,

Ukuran

Perusahaan dan

Profitabilitas

Perusahaan

Terhadap Luas

Pengungkpan

Corporate

Social

Responsibility

Variabel

dependen

yaitu luas

pengungkapan

CSR dan

Variabel

independen

yaitu

Corporate

Governance,

dan

Profitabilitas.

Sampel: tahun

2008-2011 pada

perusahaan

perbankan

Komposisi dewan

komisaris

independen, dan

profitabilitas

tidak berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapan

CSR

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 69: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

53

D. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan dalam Gambar 2.1.

Pengaruh Komite Audit Sebagai Struktur Corporate Governance Terhadap

Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Sustainability Report.

Basis Teori : Teori Agensi, Stakeholders, Signaling Theory, Legitimasi

Penggungkapan

CSR dalam

Sustainability Report

(Y)

VARIABEL INDEPENDEN

ya

VARIABEL DEPENDEN

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Independensi KA (X1)

Keahlian KA (X2)

Frekuensi Rapat KA (X3)

Metode Analisis:

Analisis Regesi Berganda

H1

H2

H3

Jumlah Anggota KA (X4)

Profitabilitas (X5)

H4

H5

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Karakteristik

komite

Audit

Page 70: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

54

3BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian

dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua

variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang

merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel

penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dan mengolah data

tersebut dengan menggunakan prosedur statistik. Pengolahan data pada

penelitian ini menggunakan softwere SPSS 22.

Penelitian ini meneliti kualitas audit pada semua perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan tahun

2014. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis

untuk mengetahui pengaruh Komite Audit sebagai struktur Corporate

Governance terhadap penggungkapan Corporate Social Responsibility dalam

Sustainability Report.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan kumpulan data pengamatan yang dilakukan

terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian dari

populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian

Page 71: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

55

dari populasi. Metode penelitian sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan

mempertimbangkan persyaratan atau kriteria tertentu sesuai dengan tujuan

penelitian.

Kriteria yang diperlukan dalam penentuan sampel adalah:

1. Perusahaan yang terdaftar secara konsisten di Bursa Efek Indonesia selama

periode pengamatan 5 tahun berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai

dengan tahun 2014.

2. Perusahaan yang menerbitkan secara konsisten menerbitkan laporan

keuangan yang telah diaudit dan menerbitkan laporan sustainability selama

periode pengamatan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah

agar perbandingan antar perusahaan sama dan tidak terjadi selisih kurs.

4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode pengamatan

tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data berupa:

1. Laporan keuangan tahunan (annual report) dan laporan keuangan yang

telah diaudit perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2010 sampai dengan tahun 2014.

2. Laporan sustainability perusahaan tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Page 72: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

56

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi

klasik dan uji hipotesis yang perhitungannya dilakukan menggunakan software

SPSS 21. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

antara variabel independensi Komite Audit (X1), keahlian Komite Audit (X2),

frekuensi Rapat Komite Audit (X3), anggota Komite Audit (X4), profitabilitas

(X5) terhadap penggungkapan Corporate Social Responsibility dalam

sustainability report (Y).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian

untuk menjelaskan gambaran suatu objek yang diteliti melalui data sampel

atau populasi dengan tujuan memudahkan dalam memahami variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai rata–rata (mean), nilai

median, nilai maksimum, nilai minimum, serta standar deviasi. Sedangkan

metode analisis data dilakukan dengan bantuan softwere SPSS 22.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda terhadap data

yang diperoleh dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji

asumsi klasik untuk mendeteksi apakah data dalam penelitian ini terjadi

penyimpangan. Berikut ini ada beberapa uji asumsi klasik yang digunakan:

Page 73: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

57

a. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2013), uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik.

Menurut (Ghozali, 2013), pengujian normalitas dengan

menggunakan analisis grafik, baik menggunakan histogram maupun

Normal Probability Plot dapat menyesatkan jika tidak hati-hati. Sebab

terdapat kemungkinan analisis grafik yang secara visual terlihat normal

belum tentu normal secara uji statistik atau sebaliknya. Artinya, antara

orang yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam

menginterpretasikannya. Maka sangat dianjurkan melakukan uji

statistik untuk melengkapi analisis grafik.

Uji statistik untuk memperkuat uji normalitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai

Asymp. Sig. > Alpha.

b. Uji Heterokedastisitas

Menurut (Ghozali, 2013), uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians

Page 74: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

58

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedasitas.

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini

menggunakan uji glejser untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya

heterokedasitas. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara

variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai

signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih

dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedasitas (Ghozali, 2013).

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya (Ghozali, 2013).

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi dengan menggunakan run test. Run test sebagai bagian

dari statistik non-parametrik digunakan untuk menguji apakah antar

residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat

Page 75: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

59

hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau

random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi

secara random atau tidak (sistematis).

Pengambilan keputusan pada uji run test adalah sebagi berikut:

H0: residual (res_1) random (acak)

Hα : residual (res_1) tidak random

Jika hasil uji run test menunjukkan nilai probabilitas signifikan

pada 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai

residual.

Jika hasil uji run test menunjukkan nilai probabilitas tidak

signifikan pada 0,05 maka hipotesis nol diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi

antar nilai residual.

d. Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2013), uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen. Salah satu cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi

adalah dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation

Factor (VIF) dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 76: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

60

1) Jika nilai tolerance ≤ 0,1 dan VIF ≥ 10, terjadi multikolinearitas.

2) Jika nilai tolerance≥0,1 dan VIF≤10, tidak terjadi multikolinearitas.

3. Pengujian Hipotesis

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel

dependen dengan satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk

mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata

variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui

(Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2013).

Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

model regresi berganda untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independensi Komite Audit (X1), keahlian Komite Audit (X2), frekuensi

rapat Komite Audit (X3), anggota Komite Audit (X4), Profitabilitas (X5)

terhadap penggungkapan Corporate Social Responsibility dalam

sustainability report (Y).

Menurut Ghozali (2013) regresi berganda (multiple regression)

digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas (metrik)

terhadap satu variabel terikat (metrik).

CSD = α0 + β1AUINDP1 + β2AUEXCT2 + β3AUMEET3 + β4AUSIZE4

β5PROFIT5+ ε

Page 77: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

61

Keterangan :

CSD

= Corporate Sustainability Disclosure dengan

proksi berdasarkan indikator GRI (Global

Reporting Initiative)

α = Konstanta

AUINDP1 = Proporsi anggota Komite Independensi

AUEXCT2 = Proporsi keahlian anggota Komite Audit

AUMEET3 = Jumlah rapat Komite Audit dalam satu tahun

AUSIZE4 = Jumlah anggota Komite Audit

PROFIT5 = Profitabilitas

ε = Error

Dalam uji hipotesis dapat dilakukan melalui Pengujian Goodness of Fit:

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1

(satu). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian pengaruh simultan atau uji F ini bertujuan untuk

menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan

Page 78: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

62

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan significance level 0.05 (α=5%).

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan

F Tabel, jika F hitung > dari F Tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima.

Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha.

Artinya semua variabel independen mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika F

hitung < F Tabel maka H0 di terima atau Ha ditolak.

Hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih besar

dari alpha. Artinya semua variabel independen tidak mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

Pengujian Parsial atau uji t ini bertujuan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%) (Ghozali,

2013:98).

Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t

Tabel, jika t hitung > dari t Tabel maka H0 di tolak atau Ha diterima.

Hal ini ditandai nilai kolom signifikansi akan lebih kecil dari alpha.

Artinya variabel independen mempunyai pengaruh secara parsial

Page 79: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

63

terhadap variabel dependen. Dan sebaliknya jika t hitung < t Tabel

maka H0 di terima atau Ha ditolak. Hal ini juga ditandai nilai kolom

signifikansi akan lebih besar dari alpha. Artinya variabel independen

tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

E. Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan

variabel independen.

1. Variabel Dependen: Penggungkapan Corporate Social Responsibility

Dalam Sustainability Report.

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pokok perhatian

utama peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penggungkapan CSR dalam sustainability Report yang diproksikan

dengan berdasarkan indikator GRI (Global Reporting Initiative). Daftar

pengungkapan sosial GRI yang digunakan adalah daftar item yang

mengacu pada peneliti sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Sembiring (2005) yang terlampir dalam Rustiarini (2010).

Terdapat empat indikator GRI yang meliputi kemasyarakatan, produk dan

konsumen, ketenagakerjaan, dan lingkungan.

Item-item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

dilampirkan dalam Lampiran 1. Berdasarkan peraturan BAPEPAM

No.VIII.G.2 mengenai Laporan Tahunan dan Kesesuaian Item Untuk

Page 80: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

64

Diaplikasikan di Indonesia menyebutkan bahwa terdapat 78 item

pengungkapan yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Tujuh puluh

delapan item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan masing-

masing sektor industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan dari

setiap sektor berbeda-beda (Sembiring, 2005).

Pengkuran CSRD menggunakan content analysis, yaitu sebuah

metode pengkodefikasian sebuah text dari sebagian tulisan kedalam

berbagai kategori berdasarkan kriteria tertentu. Setiap item CSRI yang

diungkapkan akan diberi nilai 1, dan apabila tidak diungkapkan akan

diberi nilai 0. Setiap item-tem tersebut akan dijumlahkan untuk

memperoleh keseluruhan skor perusahaan. Pengungkapan sosial

menunjukkan seberapa luas butir-butir pengungkapan yang disyaratkan

telah diungkapkan.

Rumus perhitungan CSRD adalah sebagai berikut:

CSRDIj = ∑Xi,j

nj

Keterangan :

CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j

Nj : jumlah item untuk perusahaan j

Xij : 1 = jika item I diungkapkan;

0 = jika item tidak diungkapkan.

Dengan demikian, 0 < CSRDI j < 1

Page 81: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

65

2. Variabel Independen

Terdapat lima variabel independen dalam penelitian ini yang akan

diuji sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas audit:

a. Independensi Komite Audit

Komite Audit independen adalah anggota yang ada di luar emiten atau

perusahaan publik. Variabel independen ini diproksikan melalui

proporsi Komite Audit independen. Proporsi Komite Audit independen

diukur dari prosentase jumlah anggota Komite Audit independen

dengan jumlah anggota Komite Audit, seperti dalam penelitian Said

et,al. (2009).

AUINDP = Jumlah Komite Audit Independen

Total Komite Audit

b. Keahlian Komite Audit

Keahlian Komite Audit diproksikan dengan latar belakang pendidikan

Komite Audit yang dapat dilihat dari pendidikan bisnis yang ditempuh

oleh masing-masing anggota Komite Audit. Anggota Komite Audit

yang berlatar belakang bisnis dan ekonomi kemudian ditotal. Total

latar belakang pendidikan Komite Audit dapat dilihat di annual report

perusahaan pada bagian profil direksi, seperti dalam penelitian (Risty

dan Sany, 2015).

AUEXCT = Jumlah Komite Audit Berpengalaman Bidang

Akuntansi atau Keuangan

Total Komite Audit

Page 82: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

66

c. Frekuensi Rapat Komite Audit

Komite Audit diproksikan dengan jumlah rapat antara anggota Komite

Audit pada suatu perusahaan dalam periode 1 tahun. Jumlah rapat

antara anggota Komite Audit akan mencerminkan keefektifan dalam

komunikasi dan koordinasi antara anggota Komite Audit untuk

mewujudkan Good Corporate Governance, seperti dalam penelitian

(Yunita Prastiwi, 2011)

AUMEET = Jumlah Rapat Komite Audit dalam Satu Tahun

d. Jumlah Anggota Komite Audit

Jumlah Komite Audit diproksikan dengan jumlah anggota Komite

Audit pada suatu perusahaan dalam periode 1 tahun, seperti dalam

penelitian (Yunita Prastiwi, 2011)

AUSIZE = Jumlah Seluruh Komite Audit

e. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai

pemegang saham. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan Return On Asset (ROA) (Dewa Sancahya , 2010).

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva

Page 83: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

67

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Indikator Skala

1 Independensi

Komite Audit

(X1) (Said et.

al., 2009)

AUINDP = Jumlah Komite Audit Independen

Rasio Total Komite Audit

2 Keahlian

Komite Audit

X2 (Risty dan

Sany, 2015)

AUEXCT =

Jumlah Komite Audit Berpengalaman

Bidang Akuntansi atau Keuangan Rasio

Total Komite Audit

3 Frekuensi

Rapat Komite

Audit X3

(Yunita

Prastiwi, 2011)

AUMEET = Jumlah Rapat Komite Audit dalam

Satu Tahun

Rasio

4 Jumlah anggota

Komite Audit

X4 (Yunita

Prastiwi, 2011)

AUSIZE = Jumlah Seluruh Komite Audit

Rasio

5 Profitabilitas

X5 (Dewa

Sancahya ,

2010:).

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak

Rasio

Total Aktiva

Sumber: Diolah dari beberapa penelitian sebelumnya.

Page 84: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

68

4BAB IV ANLISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersumber dari laporan keuangan auditan emiten yang menerbitkan

sustainability report. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan

tahun 2014 yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada

alamat website www.idx.co.id. Selain itu data yang digunakan dalam

penelitian ini juga bersumber dari sustainability report yang diperoleh dari

situs resmi perusahaan.

Perusahaan yang menerbitkan sustainability report masih terbilang

sangat sedikit sekali. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang

menerbitkan sustainability report hanya terdapat 11 perusahaan saja. Sampel

yang digunakan di penelitian ini dipilih secara purposive sampling yaitu

penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut Tabel 4.1 menyajikan

perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan

kebutuhan penelitian.

Page 85: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

69

Tabel 4.1

Rincian Perolehan Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah

Perusahaan

1. Perusahaan yang terdaftar secara konsisten di Bursa

Efek Indonesia selama periode pengamatan 5 tahun

berturut-turut, yakni dari tahun 2010 sampai dengan

tahun 2014 445

2. Perusahaan yang secara tidak konsisten

menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit

dan sustainability report selama periode

pengamatan 5 tahun berturut-turut, yakni dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014

(430)

3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan

keuangan bukan dalam mata uang rupiah (mata

uang asing) (2)

4. Perusahaan yang mengalami kerugian selama

periode pengamatan 5 tahun berturut-turut, yakni

dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. (2)

Perusahaan yang menjadi sampel 11

Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 2010-2014 55

Berdasarkan Tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan dengan total 55

sampel selama lima tahun pengamatan. Sampel tersebut dipilih karena telah

memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis

penelitian.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang

berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk

kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif dengan

Page 86: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

70

membandingkan nilai minimum, nilai maksimum dan rata-rata dari

sampel.

Berikut Tabel 4.2 merupakan analisis deskriptif untuk variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSRD 55 0,120 1,080 0,587 0,286

AUINDP 55 0,250 1,000 0,552 0,166

AUEXCT 55 0,250 1,000 0,550 0,220

AUMEET 55 4,000 59,000 17,309 13,700

AUSIZE 55 3,000 7,000 4,145 1,192

ROA 55 0,004 0,480 0,106 0,106

Valid N

(listwise) 55

Sumber: Output SPSS yang diolah

a. Variabel Independen

1) Independen Komite Audit

Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa

variabel Independen Komite Audit (AUINDP) dengan jumlah

sampel (N) 55 memiliki nilai minimum sebesar 0,250 atau 25%

yang diperoleh dari PT. Adira Dinamika Multi Finance pada tahun

2014. Nilai maksimum dalam hasil penelitian ini sebesar 1,000

atau 100% yang diperoleh dari PT. Semen Indonesia Tbk pada

tahun 2011 dan PT. Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2012. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat beberapa perusahaan yang memiliki

Komite Audit yang beranggotakan Komite Audit independen

Page 87: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

71

seluruhnya. Nilai rata-rata (mean) variabel independen Komite

Audit sebesar 0,552 dan standar deviasi sebesar 0,166.

2) Keahlian Komite Audit

Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa

variabel keahlian Komite Audit (AUEXCT) dengan jumlah sampel

(N) 55 memiliki nilai minimum sebesar 0,250 yang diperoleh dari

PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai maksimum

1,000 yang diperoleh dari PT. Astra Agro Lestari Tbk pada tahun

2010, PT. Astra International Tbk, Bank Negara Indonesia Tbk,

Bank Internasional Indonesia Tbk pada tahun 2012, PT. Bank

Negara Indonesia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk pada

tahun 2013 dan Bank Internasional Indonesia Tbk pada tahun 2014

Nilai rata-rata (mean) Independen Komite Audit sebesar 0,550 dan

standar deviasi sebesar 0,220.

3) Frekuensi rapat Komite Audit

Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa

variabel frekuensi rapat Komite Audit (AUMEET) dengan jumlah

sampel (N) 55 memiliki nilai minimum sebesar 4,000 yang

diperoleh dari PT. Adira Dinamika Multi Finance sedangkan nilai

maksimum 59,000 yang diperoleh dari PT. Bukit Asam Tbk pada

tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) Frekuensi rapat Komite Audit

sebesar 17,309 dan standar deviasi sebesar 13,700.

Page 88: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

72

4) Jumlah Komite Audit

Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa

variabel Jumlah Komite Audit (AUSIZE) dengan jumlah sampel

(N) 55 memiliki nilai minimum sebesar 3,000 yang diperoleh dari

PT. Astra Agro Lestari Tbk, Jasa Marga Tbk, Bukit Asam Tbk,

Holcim Indonesia Tbk, Semen Indonesia Tbk, Wijaya Karya Tbk

pada tahun 2010. PT. Astra Agro Lestari Tbk, Jasa Marga Tbk,

Holcim Indonesia Tbk, Semen Indonesia Tbk, Wijaya Karya Tbk

pada tahun 2011. PT. Astra Agro Lestari Tbk, Jasa Marga Tbk,

Bukit Asam Tbk, Holcim Indonesia Tbk, pada tahun 2012. PT.

Astra Agro Lestari Tbk, Jasa Marga Tbk, Holcim Indonesia Tbk,

pada tahun 2013 dan pada tahun 2014, sedangkan nilai maksimum

7,000 yang diperoleh dari PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk

pada tahun 2011 dan tahun 2012. Serta PT. Wijaya Karya pada

tahun 2014. Nilai rata-rata (mean) Independen Komite Audit

sebesar 4,145 dan standar deviasi sebesar 1,192.

5) Profitabilitas

Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukan bahwa

variabel Profitabilitas (ROA) dengan jumlah sampel (N) 55

memiliki nilai minimum sebesar 0,004 yang diperoleh dari PT.

Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai

maksimum 0,480 yang diperoleh dari PT. Semen Indonesia Tbk

Page 89: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

73

pada tahun 2010. Nilai rata-rata (mean) Independen Komite Audit

sebesar 0,106 dan standar deviasi sebesar 0,106.

b. Variabel Dependen

Variabel Dependen pada penelitian ini adalah Corporate Social

Rensposibility (CSR). Hasil uji statistik pada Tabel 4.2 menunjukan

bahwa variabel corporate sosial responsibility memiliki nilai minimum

sebesar 0,120 yang diperoleh dari PT. Astra Internasional Tbk pada

tahun 2014 sedangkan nilai maksimum sebesar 1,080 yang diperoleh

dari PT. Wijaya Karya Tbk pada tahun 2012 Nilai rata-rata (mean)

Corporate Social Responsbility sebesar 0,587 dan standar deviasinya

sebesar 0,286.

2. Analisis Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Sebab model regresi yang baik

memiliki data yang berditribusi normal. Ada 2 cara untuk mendeteksi

normalitas data yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk

menguji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji

statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp.

Sig. > 0.05.

Page 90: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

74

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 55

Normal Parametersa,b

Mean 0,000

Std.

Deviation 0,224

Most Extreme

Differences

Absolute 0,087

Positive 0,087

Negative -0,052

Test Statistic 0,087

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.3 menunjukan hasil dari pengujian uji Kolmogorov-

Smirnov menunjukan Asymp. Sig (2-tailed) pada hasil uji

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,200. Nilai tersebut di atas nilai

signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal, maka model regresi dapat digunakan untuk

pengujian berikutnya.

Page 91: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

75

Hasil uji normalitas data yang ditunjukan Kolmogorov-

Smirnov tersebut konsisten dengan hasil analisis grafik histogram dan

grafik normal P-Plot berikut ii:

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram

Page 92: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

76

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa grafik histogram

maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribusi data yang

normal. Dapat dilihat pada grafik histogram yang menggambarkan

lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik-titik yang mewakili

jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada

ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah

data yang homoskedastisitas. Uji heterokedastisitas dalam penelitian

ini menggunakan uji glejser yang dilakukan dengan cara

meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut

residualnya. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka tidak terjadi

masalah heterokedasitas.

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 0,388 0,159 2,445 0,018

AUINDP -0,105 0,147 -0,128 -0,716 0,478

AUEXCT -0,139 0,090 -0,224 -1,538 0,131

AUMEET 0,000 0,001 0,021 0,142 0,888

AUSIZE -0,019 0,020 -0,162 -0,943 0,350

ROA -0,038 0,196 -0,029 -0,193 0,847

a. Dependent Variable: GLEJSER

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 93: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

77

Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai signifikansi antara semua

variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai

kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas.

Hasil uji glejser ini konsisten dengan hasil uji grafik scatterplot

berikut ini:

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Scatterplot

Grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebar di atas dan

dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola

yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini mengindikasikan

bahwa penyebaran titik-titik yang mewakili sampel pada Scatterplot di

atas mengemukakan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai

kesamaan varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas.

Page 94: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

78

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya (Ghozali, 2013).

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi dengan menggunakan run test. Run test sebagai bagian

dari statistik non-parametrik digunakan untuk menguji apakah antar

residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat

hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau

random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi

secara random atau tidak (sistematis).

Pengambilan keputusan pada uji run test adalah sebagi berikut:

H0: residual (res_1) random (acak)

Hα : residual (res_1) tidak random

Page 95: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

79

Tabel 4.5

Hasil Uji Run Test

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -0,0267

Cases < Test Value 27

Cases >= Test Value 28

Total Cases 55

Number of Runs 27

Z -0,406

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,685

a. Median

Sumber: Output SPSS yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji

Autokorelasi pada nilai Run test adalah 0,685. Nilai tersebut signifikan

(>0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung

gejala autokorelasi.

d. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi

korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai

Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut Tabel 4.6 menunjukan

hasil dari uji Multikolinieritas.

Page 96: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

80

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Uji VIF

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

AUINDP 0,599 1,669

AUEXCT 0,903 1,108

AUMEET 0,866 1,154

AUSIZE 0,651 1,536

ROA 0,829 1,206

Sumber: Output SPSS yang diolah

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat

bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi,

karena memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat

dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel.

3. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan model analisis regresi berganda melalui pengujian

Goodness of Fit yaitu uji koefisien determinasi, uji F dan uji t.

1) Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur

kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Berikut hasil uji koefisien determinasi dalam Tabel 4.7:

Page 97: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

81

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,624a 0,390 0,327 0,235

a. Predictors: (Constant), ROA, AUMEET, AUEXCT, AUSIZE,

AUINDP

b. Dependent Variable: CSRD

Sumber: Output SPSS yang diolah

Tabel 4.7 menunjukan nilai adjusted R2

sebesar 0,327. Hal

ini menandakan bahwa variasi variabel independensi Komite

Audit, keahlian Komite Audit, jumlah pertemuan rapat Komite

Audit, jumlah anggota Komite Audit dan profitabilitas perusahaan

hanya bisa menjelaskan 32,7% variasi variabel pengungkapan CSR

dalam sustainability report. Sedangkan sisanya, sebesar 67,3%

dijelaskan oleh sebab lain di luar model. Seperti Komisaris

Independen (Yunita Prastiwi, 2011), (Putri Cynthia, 2013), Jumlah

Komisaris Independen (Rismanda, 2005), (Yunita Prastiwi, 2011),

kepemilikan manajerial (Nur Fitria, 2014), kepemilikan

institusional (Nur Fitria, 2014) dan kepemilikan asing (Putri

Cynthia, 2013).

2) Hasil Uji F

Pengujian pengaruh simultan atau uji F tujuannya adalah

untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang

dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

Page 98: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

82

sama terhadap variabel dependen atau tidak (Ghozali, 2013).

Tabel 4.8

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.731 5 .346 6.254 .000b

Residual 2.712 49 .055

Total 4.443 54

a. Dependent Variable: CSRD

b. Predictors: (Constant), ROA, AUEXCT, AUSIZE, AUMEET, AUINDP

Tabel 4.8 menunjukan hasil uji F dengan nilai F hitung

sebesar 6,254 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat

signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan

bahwa semua variabel independensi Komite Audit, keahlian

Komite Audit, jumlah pertemuan rapat Komite Audit, jumlah

anggota Komite Audit dan profitabilitas perusahaan berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan

CSR dalam sustainability report.

3) Hasil Uji t

Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada

tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji t ditunjukan dalam Tabel 4.9.

Page 99: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

83

Tabel 4.9

Hasil Uji t

Tabel 4.9 di atas menunjukan hasil uji t antara variabel

independen dengan variabel dependen. Variabel independensi

Komite Audit (AUINDP) memiliki thitung positif sebesar 1.254

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,216 (>0,05). Dengan

demikian H1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa independensi

Komite Audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

dalam sustainability report.

Hasil uji t untuk variabel keahlian Komite Audit

(AUEXCT) memiliki thitung negatif sebesar 0,253 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,801 (>0,05). Artinya H2 ditolak sehingga

dapat dikatakan bahwa keahlian Komite Audit tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR dalam sustainability report.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .480 .268 1.791 .079

AUINDP .312 .249 .181 1.254 .216 .599 1.669

AUEXCT .039 .152 .030 .253 .801 .903 1.108

AUMEET -.001 .003 -.038 -.318 .752 .866 1.154

AUSIZE -.047 .033 -.196 -1.414 .164 .651 1.536

ROA 1.154 .332 .427 3.482 .001 .829 1.206

a. Dependent Variable: CSRD

Page 100: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

84

Hasil uji t untuk variabel jumlah pertemuan rapat Komite

Audit (AUMEET) memiliki thitung negatif sebesar -0,318 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,752 (>0,05). Artinya H3 ditolak

sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah pertemuan rapat Komite

Audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam

sustainability report.

Hasil uji t untuk variabel jumlah anggota Komite Audit

(AUSIZE) memiliki thitung negatif sebesar -1,414 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,164 (>0,05). Artinya H4 ditolak sehingga

dapat dikatakan bahwa jumlah anggota Komite Audit tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam sustainability

report.

Hasil uji t untuk variabel profitabilitas perusahaan (ROA)

memiliki thitung positif sebesar 3,482 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,001 (<0,05). Artinya H5 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR dalam sustainability report.

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

CSD = 0,480+ 0,312 AUINDP1 + 0,039 AUEXCT2

- 0,001 AUMEET3 - 0,047 AUSIZE4

+ 1,154 PROFIT5+ ε

Page 101: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

85

Hasil di atas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar

positif 0,480 yang berarti bahwa pengungkapan Corporate Social

Responsibility dalam sustainability report akan bernilai 0,480 jika

masing-masing variabel independensi Komite Audit, keahlian

Komite Audit, jumlah pertemuan rapat Komite Audit, jumlah

anggota Komite Audit dan profitabilitas bernilai 0.

Variabel independensi Komite Audit memiliki koefisien

regresi sebesar positif 0,312. Hal ini menggambarkan bahwa jika

setiap kenaikan 1% variabel independensi Komite Audit, dengan

asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan pengungkapan

Corporate Social Responsibility dalam sustainability report sebesar

31,2%.

Variabel keahlian Komite Audit memiliki koefisien regresi

sebesar 0,039. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan

1% variabel keahlian Komite Audit, dengan asumsi variabel lain

tetap maka akan menaikkan pengungkapan Corporate Social

Responsibility dalam sustainability report sebesar 3,9%.

Variabel jumlah pertemuan rapat Komite Audit memiliki

koefisien regresi sebesar negative 0,001. Hal ini menggambarkan

bahwa jika setiap kenaikan 1% variabel jumlah pertemuan rapat

Komite Audit, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan

Page 102: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

86

menurunkan pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam

sustainability report sebesar 0,1%.

Variabel jumlah anggota Komite Audit memiliki koefisien

regresi sebesar negative 0,047. Hal ini menggambarkan bahwa jika

setiap kenaikan 1% variabel jumlah anggota Komite Audit, dengan

asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan pengungkapan

Corporate Social Responsibility dalam sustainability report sebesar

4,7%.

Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar

1,154. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan 1%

variabel profitabilitas, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan

menaikkan pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam

sustainability report sebesar 1,1%.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Independensi Komite Audit Terhadap Pengungkapan CSR

dalam Sustainability Report.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa independensi Komite Audit memiliki thitung sebesar

1,254 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,216 (>0,05). Dengan demikian

hipotesis pertama (H1) ditolak, variabel independensi Komite Audit

Page 103: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

87

terbukti tidak berpengaruh terhadap penggungkapan CSR dalam

sustainability report.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Said et, al. (2009) menemukan independensi Komite Audit

berpengaruh positif dan signifikan terhadap luas pengungkapan CSR.

Namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putri Cynthia,

2013), (Waryanto, 2010), (Aziz, 2014) dan (Anugrah, 2011) yang

menemukan bahwa independensi Komite Audit tidak berpengaruh

terhadap penggungkapan CSR.

Hasil penelitian yang dilakukan Marga Anugrah (2011)

menunjukan bahwa independensi Komite Audit tidak berpengaruh

terhadap peggungkapan CSR. Hal ini disebabkan karna kurangnya

kompetensi anggota komite audit independen yang menyebabkan Komite

Audit tidak dapat melaksanakan fungsinya secara optimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Marga Anugrah (2011) didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri Cynthia (2013) yang

berpendapat bahwa tidak semua anggota Komite Audit independen dapat

menunjukkan independensinya sehingga fungsi pengawasan tidak berjalan

dengan baik dan berdampak pada kurangnya dorongan terhadap

manajemen untuk melakukan pengungkapan sosial. Kurangnya

kemampuan Komite Audit independen dalam rangka memantau proses

keterbukaan akan mengakibatkan penyediaan informasi akan terbatas

Page 104: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

88

apabila pihak-pihak terafiliasi yang ada di perusahaan lebih mendominasi

dan dapat mengendalikan anggota Komite Audit.

Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat perusahaan

yang memiliki jumlah Komite Audit independen yang banyak namun

memiliki tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial yang rendah yaitu

seperti PT. Holcim Indonesia, PT. Adira Dinamika Multi Finance, PT.

Wijaya karya, PT. Bank Negara Indonesia dan PT. Jasa Marga.

Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki proporsi Komite Audit

independen diatas 50%, namun belum secara konsisten mengungkapan

tanggung jawab sosialnya dalam sustainability report dengan tingkat

pengungkapan dibawah 50% dari seluruh indikator yang ditetapkan GRI.

Hasil penelitian diatas membuktikan bahwa besarnya independensi

Komite Audit belum tentu meningkatkan atau mendorong perusahaan

untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Peneliti menduga ketidaksignifikannya independensi Komite Audit karena

pemilihan dan pengangkatan Komisaris Independen yang kurang efektif.

Hal ini merupakan isu atau hal yang penting, bahwa banyak anggota

Dewan Komisaris tidak memiliki kemampuan, dan tidak dapat

menunjukkan independensinya, sehingga fungsi pengawasan tidak dapat

berjalan dengan baik dan tidak dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan mengenai pengungkapan CSR.

Page 105: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

89

2. Pengaruh Keahlian Komite Audit Terhadap Pengungkapan CSR

dalam Sustainability Report

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa keahlian Komite Audit memiliki thitung sebesar 0,253

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,801 (>0,05). Dengan demikian

hipotesis kedua (H2) ditolak, variabel keahlian Komite Audit tidak

berpengaruh terhadap penggungkapan CSR dalam sustainability report.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan Felo et. al. (2003) dalam Rahman dan Ali (2006) menemukan

bahwa persentase anggota Komite Audit yang memiliki kompetensi dan

keahlian di bidang akuntansi atau keuangan berhubungan positif dengan

kualitas pelaporan. Komite audit yang memiliki pengetahuan dan keahlian

terkait proses penyusunan laporan keuangan dan audit internal sangat

mungkin membatasi tindakan oportunistik yang dilakukan pihak

manajemen. Hal ini berarti Komite Audit dapat mempengaruhi kualitas

pelaporan perusahaan, termasuk laporan pengungkapan CSR.

Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010)

menjelaskan bahwa fungsi komite audit tidak hanya bertanggung jawab

dalam pengawasan pelaporan keuangan saja, namun juga termasuk

pengawasan pelaksanaan GCG dan pengendalian internal perusahaan.

Dengan demikian, keahlian dan kompetensi komite audit dibidang

keuangan dan akuntansi (Financial literacy) saja tidak cukup.

Page 106: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

90

Hal ini sejalan dengan Risty dan Sany (2015) dalam penelitiannya

menemukan bahwa organisasi yang melakukan laporan sustainability

report tidak sepenuhnya dilatarbelakangi karena adanya komite audit

dibidang akuntansi dan keuangan, namun perusahaan yang melakukan

penerbitan sustainability report harus memiliki keahlian diluar bidang

akuntansi dan keuangan.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat para peneliti sebelumnya.

Terbukti bahwa beberapa perusahaan yang memiliki Komite Audit dengan

keahlian yang dilatarbelakangi pendidikan akuntansi yang banyak namun

tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan tersebut

relatif rendah salah satunya seperti PT. Bank Negara Indonesia.

Perusahaan ini telah memiliki proporsi keahlian Komite Audit diatas 50%,

namun belum secara konsisten mengungkapan tanggung jawab sosialnya

dalam sustainability report dimana tingkat pengungkapan dibawah 50%

dari seluruh indikator yang ditetapkan GRI.

Hasil penelitian diatas membuktikan bahwa besarnya keahlian

Komite Audit belum tentu meningkatkan atau mendorong perusahaan

untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan,

dikarnakan Komite Audit tidak hanya harus kompeten dalam bidang

akuntansi atau keuangan saja, namun harus kompeten juga pada keahlian

dan pemahaman lain dibidang hukum, peraturan pasar modal, serta proses

bisnis terkait.

Page 107: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

91

3. Pengaruh Frekuensi Rapat Komite Audit Terhadap Pengungkapan

CSR dalam Sustainability Report

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel frekuensi rapat Komite Audit memiliki thitung

negatif sebesar -0,318 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,752 (>0,05).

Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak, variabel frekuensi rapat

Komite Audit tidak berpengaruh terhadap penggungkapan CSR dalam

sustainability report. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Risty dan Sanny (2015), namun konsisten dengan

Yunita Prastiwi (2011), Nair, A., Ilham, E., dan Utara (2014).

Risty dan Sanny (2015) berpendapat bahwa semakin sering Komite

Audit mengadakan rapat, maka semakin banyak hal yang dievaluasi, salah

satunya adalah melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan

lebih efektif dan diharapkan dapat mendukung peningkatan pengungkapan

informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.

Namun, hasil penelitian ini konsisten dengan Yunita Prastiwi

(2011), Nair, A., Ilham, E., dan Utara (2014) yang menemukan bahwa

frekuensi rapat Komite Audit tidak berpengaruh terhadap penggungkapan

CSR dalam sustainability report.

Pertemuan Komite Audit merupakan wadah untuk

mempertanggungjawabkan fungsi dari Komite Audit kepada perusahaan

melalui Dewan Komisaris. Frekuensi pertemuan yang tinggi menjadi

Page 108: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

92

tuntutan bagi Komite Audit dalam rangka mempertanggungjawabkan

tugasnya sekaligus memberikan informasi terbaru kepada pihak-pihak

yang berkepentingan dalam perusahaan. Oleh sebab itu, semakin tingginya

frekuensi pertemuan yang dilakukan oleh Komite Audit, maka semakin

banyak hal-hal yang akan dievaluasi, salah satunya adalah mengenai

penggungkapan laporan berkelanjutan (Risty dan Sany, 2010).

Peneliti menduga ketidakefektifan rapat yang dilakukan oleh

Komite Audit dikarenakan adanya dominasi suara dari anggota Komite

Audit yang mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya

sehingga mengesampingkan kepentingan perusahaan dalam melakukan

penggungkapan laporan berkelanjutan. Selain itu, hal ini juga mungkin

terjadi karena kurangnya kompetensi yang memadai dari anggota Komite

Audit sehingga tidak mampu menjalankan tugasnya secara efektif

(Waryanto, 2010).

Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat perusahaan

yang dengan frekuensi rapat Komite Audit yang tinggi namun, memiliki

tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial yang rendah yaitu seperti PT.

Bukit Asam, PT. Bank Negara Indonesia. Kedua perusahaan ini memiliki

frekuensi rapat Komite Audit diatas 30 kali, namun belum secara konsisten

mengungkapan tanggung jawab sosialnya dalam sustainability report

dengan tingkat pengungkapan dibawah 50% dari seluruh indikator yang

ditetapkan GRI. Artinya, besarnya frekuensi rapat Komite Audit belum

Page 109: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

93

tentu meningkatkan atau mendorong perusahaan untuk melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

4. Pengaruh Jumlah Anggota Komite Audit Terhadap

Pengungkapan CSR dalam Sustainability Report

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian

ini menunjukan bahwa variabel jumlah anggota Komite Audit

memiliki thitung negatif sebesar -1,414 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,164 (>0,05). Dengan demikian hipotesis keempat (H4)

ditolak, variabel jumlah anggota Komite Audit tidak berpengaruh

terhadap penggungkapan CSR dalam sustainability report.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Li, Pike, & Haniffa (2008), namun konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Utari (2014), Risty & Sany (2015) dan

Djuitaningsih & Marsyah (2012) yang menemukan bahwa jumlah

anggota Komite Audit tidak berpengaruh terhadap penggungkapan

CSR dalam sustainability report.

Komite Audit merupakan komite yang bertugas membantu

Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen.

Menurut Sarbanes-Oxley act jumlah anggota Komite Audit perusahaan

yang dikutip Siswanto dan E. john Aldridge (2005) mangharuskan

bahwa :

Page 110: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

94

“Komite Audit harus beranggotakan lima orang, diangkat untuk

masa jabatan lima tahun. Mereka harus memiliki pengetahuan dasar

tentang manajemen keuangan. Dua diantara lima orang anggota

tersebut pernah menjadi akuntan publik. Tiga orang anggota lain bukan

Akuntan Publik. Ketua dan anggota Komite Audit tidak diperkenankan

menerima penghasilan dari perusahaan akuntan publik kecuali uang

pensiun”

Dan berdasarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-

29/PM/2004 dalam peraturan Nomor IX.I.5 disebutkan bahwa Komite

Audit yang dimiliki oleh perusahaan minimal terdiri dari tiga orang di

mana sekurang-kurangnya satu orang berasal dari anggota Komisaris

independen dan dua orang lainnya berasal dari luar emiten atau

perusahaan publik.

Hasil penelitian diatas membuktikan bahwa besarnya jumlah

Komite Audit belum tentu meningkatkan atau mendorong perusahaan

untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

sehingga variabel jumlah Komite Audit tidak berpengaruh terhadap

penggungkapan CSR dalam sustainability report. Dapat disimpulkan

jumlah Komite Audit hanyalah formalitas untuk memenuhi aturan saja,

tanpa mempertimbangkan efektifitas dalam perusahaan.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang membuktikan

bahwa terdapat beberapa perusahaan yang memiliki jumlah anggota

Page 111: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

95

Komite Audit yang banyak belum mampu mengungkapkan tanggung

jawab sosial perusahaan dalam laporan sustainability report, seperti

PT. Bank Danamon, PT. Adira Dinamika Multi Finance, PT Wijaya

Karya. Ketiga perusahaan ini telah memiliki proporsi jumlah anggota

Komite Audit diatas 5 orang, namun belum secara konsisten

mengungkapan tanggung jawab sosialnya dalam sustainability report

dengan tingkat pengungkapan dibawah 50% dari seluruh indikator

yang ditetapkan GRI.

5. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan CSR dalam

Sustainability Report.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian

ini menunjukan bahwa profitabilitas memiliki thitung sebesar 3,482

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 (<0,005). Dengan demikian

hipotesis kelima (H5) diterima, profitabilitas berpengaruh terhadap

penggungkapan CSR dalam sustainability report.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sari (2014), Anastasian et. al. (2014), Ahmad (2014), Santoso Budi

(2011), Laraswati (2010), Rismanda (2003), Tsoutsoura (2004) dan

Maria (2014) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh

terhadap penggungkapan CSR dalam sustainability report.

Page 112: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

96

Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang

baik, umumnya berupaya untuk melakukan pengungkapan yang lebih

luas. Luasnya pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan adalah

upaya untuk memperoleh dukungan dan mencari simpati para

stakeholder. Perusahaan dengan kinerja yang tinggi akan

meningkatkan nilai perusahaan dalam proses pembentukan image yang

sangat berpengaruh untuk mendapat kepercayaan dari para

stakeholder. Kinerja perusahaan yang baik, dapat dicerminkan melalui

tingkat profitabilitas yang akan diperoleh dari waktu ke waktu.

Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa rata-rata

perusahaan yang menjadi sampel yang memiliki profitabilitas yang

tinggi tiap tahunnya seperti PT. Semen Indonesia dan PT Adira

Dinamika Multi Finance telah mengungkapkan sustainability report

secara konsisten tiap tahunnya dan dengan nilai pengungkapan yang

tinggi. Maka dengan hasil penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa

semakin besar profitabilitas perusahaan maka akan semakin besar pula

penggungkapan laporan bekerlanjutan pada perusahaan.

Page 113: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

97

5BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian

yang telah dilakukan dengan model regresi, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Independensi Komite Audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR dalam sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan

Marga Anugrah (2011).

2. Keahlian Komite Audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

dalam sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan Risty

dan Sany (2015).

3. Jumlah frekuensi rapat Komite Audit tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR dalam sustainability report. Hasil penelitian ini

konsisten dengan Yunita Prastiwi(2011) dan Waryanto (2010).

4. Jumlah anggota Komite Audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR dalam sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan

yang dilakukan oleh Nur Fitria (2014).

5. Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR dalam

sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sari (2014) dan Anastasian et. al. (2014).

Page 114: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

98

B. Saran

Berikut saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya,

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya disarankan agar menambah variabel yang akan

digunakan seperti pengaruh manajemen laba, kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sehingga hasilnya dapat

memperkaya pembahasan mengenai pengungkapan CSR dalam

sustainability report.

2. Penelitian selanjutnya disarankan memperpanjang periode pengamatan.

3. Penelitian selanjutnya disarankan menambah kategori penggungkapan

item CSR.

4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas kriteria sampel dengan

mengambil sampel perusahaan yang menggunakan satuan mata uang

selain rupiah seperti dollar.

Page 115: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

99

DAFTAR PUSTAKA

Adityasih, Tia. “Analisa Pengaruh Pendidikan Profesi, Pengalaman Auditor,

Jumlah Klien (Audit Capacity) dan Ukuran Kantor Akuntan Publik

Terhadap Kualitas Audit”. Tesis Universitas Indonesia. 2010.

Anggraini, Fr. R. R. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan

Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Simposium Nasional Akuntansi IX,

Padang, 23-26 Agustus 2006.

Anugerah, Marga. ”Pengaruh Elemen-Elemen Corporate Governance Terhadap

Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility” Universitas

Dipenogoro. 2011.

Aziz, Abdul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance” Jurnal Audit dan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 3, No.2,

Hal. 65-84. 2014.

Belkaoui, Ahmed Riahi. “Teori Akuntansi” Buku Dua Edisi Lima. Salemba

Empat. Jakarta. 2007.

Benn, S., dan Bolton, D. “Key Concepts in Corporate Social Responsibility”.

Sage Publication. 2013.

Boyd, C. “Sustainability is Good Business”. 2014.

Carol, A. A., and Carlos, L. G. “Engaging with Organisations in Pursuit of

Improved Sustainbility Accounting and Performance”. Accounting

Auditing and Accountability Journal. 2007

Chariri, A., dan Ghozali, I. “Teori Akuntansi”. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro. 2007.

Claire. B Roberts. “Environmental Disclosures: A Note on Reporting Practices in

Mainland Europ”. Accounting Auditing and Accountability Journal.

Vol.4. No.3. pp.62-71. 1991.

Dilling, P.F. “Sustainability Reporting in Global Context.” International Business

and Economics Research Journal, 9 (1), pp.19-30. 2010.

Page 116: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

100

Djuitaningsih, Tita dan Marsyah, Wahdatul A. “Pengaruh Manajemen Laba dan

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Corporate Social

Responsibility Disclosure”. Media Riset Akuntansi, Vol.2, No.2, 2012.

Elkingston, John. “Caninibals with Forks, The Line of Twentieth Century

Business”, Capston, Oxpord. 1998.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). “Seri Tata Kelola

Perusahaan (Corporate Governance)”. Jakarta. 2006. www.fcgi.or.id

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Salemba

Empat. Jakarta. 2013.

Global Reporting Initiatives (GRI). “Sustainability reporting Guidelines.

Amsterdam”. 2006.

Handayani, Mutia. “Penggaruh Ukuran Perusahaan dan Penerapan Good

Corporate GovernanceTerhadap Tingkat Pengungkapan CSR”.

Universitas Negeri Padang 2007.

Harahap, Sofyan Syafri. “Teori Akuntansi”. Edisi Revisi. Jakarta. PT. Raja

Grofindo Persada. 2002.

Honimah. “Analisis Profil Perusahaan, Profitabilitas, Tingkat Leverage, dan

Kelengkapan Laporan Keuangan Terhadap Pengungkapan Corporate

Social Responsibility” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011.

Islahuzzaman. “Istilah-istilah Akuntansi & Auditing”. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

2012.

Kolk, Ans. “Trends in Sustainability Reporting by the Fortune Global 250.

Business Strategy and the Environment”. pp. 279. 2003.

Laraswita, N dan Indrayani, E.. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap

Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Sektor Properti

dan Real Estate yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia”, Jurnal

Akuntansi. 2010.

Li, J., Pike, R., dan Hannifa, R. “Intellectual Capital Dislosure and Corporate

Governance Structure in UK firms. Accounting and Business

Research” 38(2), 137-159. 2008.

Maria, Anandita. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Tipe

Industri Terhadap Pengungkapan Sukarela Pelaporan Bekerlanjutan”.

2014.

Page 117: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

101

Mulyadi. “Ekonomi Sumber daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan”.

Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2003

Nur, Fitria Galuh “pengaruh Good Corporate Governance Terhadap

Penggungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2014.

Prastiwi, Yunita “Penggaruh Corporate Governance Terhadap Luas

Pengungkapan Tanngung Jawab Sosial Perusahaan di dalam

Sustainability Report” 2011.

Purnasiwi, Jayanti dan Drs.Sudarno. “Analisis Pengaruh Size, Profitabilitas, dan

Leverage terhadap Pengungkapan CSR Pada Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Diponegoro. 2010

Putri, Cynthia Dwi. “Penggaruh Corperate Governance dan Karakteristik

Perusahaan Terhadap Penggungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan dalam Sustainability Report”. Universitas Negeri Padang.

2013.

Putri, Maharani Destika. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap

Manajemen Laba” Fakultas Dipenogoro Semarang. 2011.

Rahman, Rashidah Abdul dan Ali, Fairuzana Haneem Mohamed. “Board, Audit

Committee, Culture and Earning Management: Malaysian evidence”

Managerial Auditing Journal. Vol. 21, No. 7, hal. 783-804. 2006.

Rismanda, Edy Sembiring “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial”. Tesis Universitas

Dipenogoro. 2005.

Ristifani. “Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

(GCG) Dan Hubungannya Terhadap Kinerja PT.Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk”. Universitas Gunadharma, 2009.

Risty, Ilyona dan Sanny. ”Pengaruh Independensi, Keahlian, Frekuensi Rapat.

Dan Jumlah Komite Audit terhadap Penerbitan Sustainability Report”.

Universitas Kristen Petra. 2015.

Ross A Stephen. “The Determination of Financial Structur: The Incentive-

Signaling Approach. The Bell Journal of Economics, Vol. 8, No. 1

(Spring, 1977), pp. 23-40

Runhaar, H., and Lafferty, H. “Governing Corporate Social Responsibility: an

Assessment of the UN Global Compact to CSR Strategies in the

Telocommunications Industry”. Business Ethics. 84, pp.479-495. 2009.

Page 118: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

102

Rustiarini, Ni Wayan. “Penggaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada

Penggungkapan Corporate Social Responsibility” Universitas

Mahasaraswati Denpasar. 2010

Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainudin., dan Hasnah Haron. “The Relationship

between Corporate Social Responsibility and Corporate Governance

Characteristics in Malaysian Public Listed Companies”. Social

Responsibility Journal. Vol.5, No. 2, hal. 212-216. 2009.

Sancahya, Dewa “Pengarus Corporate Social Responsibilty Terhadap

Profitabilitas perusahaan” Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Sanjaya, Puspita Taufik “Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap

Corporate Environmental Disclosure” Fakultas Dipenogoro Semarang

2013.

Sukrisno, Agoes. “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan

Publik”, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta. 2012.

Tsoutsoura, Margarita. “Corporate Social Responsibility and Financial

Performance”. Haas School of Business University of Calofornia at

Berkeley. 2004.

Waryanto. “Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG)

Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR)

diIndonesia”. Universitas Diponegoro Semarang. 2010.

Wibisono, Yusuf. “Membedah Konsep dan Aplikasi CSR”. Surabaya: Media

Grapka. 2011.

Page 119: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

103

LAMPIRAN

Page 120: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

104

Lampiran 1 Item Pengungkapan CSR

KATEGORI

Sektor Industri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Lingkungan

1 Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan

pengembangan untuk pengurangan polusi Y Y Y Y Y Y T T T T Y Y

2 Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak

mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan

polusi; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

3 Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan

dikurangi; Y Y Y Y Y Y T T T T Y Y

4 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan

sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi; Y T Y T Y T T T T T Y Y

5 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air

dan kertas; T T Y T Y T T T T T Y Y

6 Penggunaan material daur ulang; T T Y Y Y Y T T T T Y Y

7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang

dibuat perusahaan; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

11 Pengolahan limbah Y Y Y T Y T T T T T Y Y

12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan

perusahaan; Y Y Y Y Y Y T Y T T Y Y

13 Perlindungan lingkungan hidup. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Energi

1 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi; T Y Y T Y T T T T T Y Y

3 Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang; T Y Y T Y T T T T T Y Y

4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

5 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk T T Y T Y Y T T T T Y Y

6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk; Y T Y T Y Y T T T T Y Y

7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga kerja

1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

2 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau

mental; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

3 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

4 Mentaati peraturan standard kesehatan dan keselamatan kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

8 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Lain-lain tentang Tenaga kerja

1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Page 121: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

105

2 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat

dalam tingkat managerial; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

3 Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

4 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

5 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

6 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

7 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

8 Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam

proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

9 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

10 Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

11 Pengungkapkan persentase gaji untuk pensiun; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

12 Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

13 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

14 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

15 Mengungkapkan disposisi staff - di mana staff ditempatkan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

16 Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

17 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan per tenaga kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

18 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

19 Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

20 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

21 Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja

dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

22 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa

depan perusahaan; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

23 Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

24 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

25 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

26 Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

27 Peningkatan kondisi kerja secara umum; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

28 Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

29 Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Produk

1 Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk

pengemasannya, Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

3 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki

produk Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

4 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan; Y Y Y Y Y Y T T T Y Y Y

5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y

7 Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan

penyiapan produk; Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y

8 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y Y

Page 122: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

106

Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam

penerimaan penghargaan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

10 Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat

(Misalnya ISO 9000). Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Keterlibatan Masyarakat

1 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y masyarakat, pendidikan dan seni

2 Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

3 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

4 Membantu riset medis; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

5 Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

6 Membiayai program beasiswa Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

7 Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

8 Mensponsori kampanye nasional; Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

9 Mendukung pengembangan industri local Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Umum

1 Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan

dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

2 Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain

yang disebutkan di atas Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

Total item yang diharapkan diungkapkan 73 73 78 71 78 73 64 67 63 67 78 78

Sumber : Dimodifikasi dari Hackston dan Milne (1999)

* untuk sektor Others dilakukan penyesuaian untuk masing-masing perusahaan

Keterangan:

Y = item yang diharapkan diungkapkan sektor bersangkutan

T = item yang tidak relevan untuk sektor bersangkutan

Sektor Industri

1 = Agriculture Forestry and Fishing

2 = Animal Feed and Husbandry

3 = Mining and Mining service

4 = Construction

5 = Manufacturing

6 = Transportation Service

7 = Communication

8 = Whole Sale and Retail Trade

9 = Banking, Credit Agencies Other than Bank, securities, Insurance and Real estate

10 = Hotel And Travel Service

11 = Holding and Other Investment

12 = Other

Page 123: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

107

Lampiran 2 Daftar Kode GRI No Kode GRI Indikator

1 EC1 Perolehan distribusi nilai ekonomi

2 EC2 Implikasi finansial akibat perubahan iklim

3 EC3 Dana pensiun karyawan

4 EC4 Bantuan finansial dari pemerintah

5 EC5 Standar upah minimum

6 EC6 Rasio pemasok local

7 EC7 Rasio karyawan local

8 EC8 Pengaruh pembangunan infrastruktur

9 EC9 Dampak pengaruh ekonomi tidak langsung

10 EN1 Pemakaian material

11 EN2 Pemakaian material daur ulang

12 EN3 Pemakaian energi langsung

13 EN4 Pemakaian energi tidak langsung

14 EN5 Penghematan energy

15 EN6 Inisiatif penyediaan energi terbaru

16 EN7 Inisiatif mengurangi energi tidak langsung

17 EN8 Pemakaian air

18 EN9 Sumber air yang terkena dampak

19 EN10 Jumlah air daur ulang

20 EN11 Kuasa tanah di hutan lindung

21 EN12 Perlindungan keanekaragaman hayati

22 EN13 Pemulihan habitat

23 EN14 Strategi menjaga keanekaragaman hayati

24 EN15 Spesies yang dilindungi

25 EN16 Total gas rumah kaca

26 EN17 Total gas tidak langsung yang berhubungan dengan gas

rumah kaca

27 EN18 Inisiatif pengurangan efek gas rumah kaca

28 EN19 Pengurangan emisi ozon

29 EN20 Jenis-jenis emisi udara

30 EN21 Kualitas pembuangan air dan lokasinya

31 EN22 Klasifikasi limbah dan metode pembuangan

32 EN23 Total biaya dan jumlah yang tumpah

33 EN24 Limbah berbahaya yang ditransportasikan

34 EN25 Keanekaragaman hayati

35 EN26 Inisiatif mengurangi dampak buruk pada lingkungan

36 EN27 Persentase produk yang terjual dan materi kemasan

dikembalikan berdasarkan kategori

37 EN28 Nilai moneter akibat pelanggaran peraturan dan hukum

lingkungan hidup

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 124: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

108

No Kode GRI Indikator

38 EN29 Dampak signifikan terhadap lingkungan akibat

transportasi produk

39 EN30 Biaya dan investasi perlindungan lingkungan

40 LA1 Jumlah karyawan

41 LA2 Tingkat perputaran karyawan

42 LA3 Kompensasi bagi karyawan tetap

43 LA4 Perjanjian kerja sama

44 LA5 Pemberitahuan minimum tentang perubahan operasional

45 LA6 Majelis kesehatan dan keselamatan kerja

46 LA7 Tingkat kecelakaan kerja

47 LA8 Program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan

48 LA9 Kesepakatan kesehatan dan keselamatan kerja

49 LA10 Rata-rata jam pelatihan

50 LA11 Program persiapan pension

51 LA12 Penilaian kinerja dan pengembangan karir

52 LA13 Keanekaragaman karyawan

53 LA14 Rasio gaji dasar pria terhadap wanita

54 HR1 Perjanjian dan investasi menyangkut HAM

55 HR2 Persentase pemasok dan kontraktor menyangkut HAM

56 HR3 Pelatihan karyawan tentang HAM

57 HR4 Kasus diskriminasi

58 HR5 Hak berserikat

59 HR6 Pekerja di bawah umur

60 HR7 Pekerja paksa

61 HR8 Tenaga keamanan terlatih HAM

62 HR9 Pelanggaran hak penduduk asli

63 SO1 Dampak program pada komunitas

64 SO2 Hubungan bisnis dan resiko korupsi

65 SO3 Pelatihan anti korupsi

66 SO4 Pencegahan tindakan korupsi

67 SO5 Partisipasi dalam pembuatan kebijakan public

68 SO6 Sumbangan untuk partai politik

69 SO7 Hukuman akibat pelanggaran persaingan usaha

70 SO8 Hukuman atau denda pelanggaran peraturan prundangaN

71 PR1 Perputaran dan keamanan produk

72 PR2 Pelanggaran peraturan dampak produk

73 PR3 Informasi kandungan produk

74 PR4 Pelanggaran penyediaan info produk

75 PR5 Tingkat kepuasan pelanggan

76 PR6 Kelayakan komunikasi pemasaran

77 PR7 Pelanggaran komunikasi pemasaran

78 PR8 Pengaduan tentang pelanggaran privatisasi pelanggan

Sumber: Sembiring (2005)

Page 125: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

109

Lampiran 3 Sampel Data Penelitian

KODE EMITEN NAMA PERUSAHAAN

AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk

ADMF PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk

ASII PT. Astra Internasional Tbk

BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

JSMR PT. Jasa Marga Tbk

SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk

SMGR PT. Semen Indonesia Tbk

WIKA Wijaya Karya Tbk

Sumber: Data sekunder yang diolah

Lampiran 4 Data Diolah

Keterangan:

CSR : Pengungkapan Corporate Social Responsibility

AUINDP : Independensi Komite Audit

AUEXCT : Keahlian Komite Audit

AUMEET : Jumlah Frekuensi Rapat Komite Audit

AUSIZE : Jumlah Anggota Komite Audit

ROA : Profitabilitas

SAMPEL CSRD AUINDP AUEXCT AUMEET AUSIZE ROA

AALI 2010 0,918 0,667 1,000 18 3 0,239

AALI 2011 1,000 0,667 0,667 14 3 0,245

AALI 2012 0,932 0,667 0,667 15 3 0,203

AALI 2013 0,781 0,667 0,667 18 3 0,127

AALI 2014 0,712 0,667 0,667 16 3 0,141

ADMF 2010 0,352 0,500 0,500 4 4 0,193

ADMF 2011 0,507 0,286 0,571 4 7 0,094

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 126: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

110

SAMPEL CSRD AUINDP AUEXCT AUMEET AUSIZE ROA

ADMF 2012 0,155 0,286 0,571 4 7 0,056

ADMF 2013 0,324 0,600 0,600 4 5 0,055

ADMF 2014 0,141 0,250 0,500 4 4 0,026

ASII 2010 0,731 0,750 0,500 9 4 0,338

ASII 2011 0,769 0,500 0,500 9 4 0,371

ASII 2012 0,795 0,500 1,000 6 4 0,125

ASII 2013 0,346 0,500 0,500 5 4 0,104

ASII 2014 0,115 0,500 0,500 7 4 0,094

BBNI 2010 0,349 0,500 0,750 37 4 0,017

BBNI 2011 0,429 0,500 0,750 37 4 0,019

BBNI 2012 0,730 0,500 1,000 38 4 0,021

BBNI 2013 0,317 0,500 1,000 35 4 0,023

BBNI 2014 0,349 0,750 0,750 37 4 0,026

BDMN 2010 0,254 0,333 0,500 10 6 0,024

BDMN 2011 0,317 0,333 0,333 10 6 0,024

BDMN 2012 0,794 0,333 0,500 10 6 0,026

BDMN 2013 0,317 0,333 0,333 9 6 0,023

BDMN 2014 0,349 0,400 0,600 9 5 0,014

BNII 2010 0,587 0,500 0,500 20 4 0,006

BNII 2011 0,349 0,400 0,600 18 5 0,007

BNII 2012 0,381 0,400 1,000 15 5 0,010

BNII 2013 0,286 0,500 1,000 16 4 0,011

BNII 2014 0,349 0,400 1,000 17 5 0,005

JSMR 2010 0,644 0,667 0,333 14 3 0,063

JSMR 2011 0,616 0,667 0,333 15 3 0,062

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 127: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

111

SAMPEL CSRD AUINDP AUEXCT AUMEET AUSIZE ROA

JSMR 2012 1,041 0,333 0,333 13 3 0,062

JSMR 2013 0,329 0,333 0,333 23 3 0,033

JSMR 2014 0,301 0,667 0,333 17 3 0,038

PTBA 2010 1,000 0,667 0,667 37 3 0,229

PTBA 2011 1,000 0,400 0,600 36 5 0,268

PTBA 2012 1,000 0,667 0,667 48 3 0,178

PTBA 2013 0,551 0,500 0,500 57 4 0,155

PTBA 2014 0,179 0,500 0,250 59 4 0,129

SMCB 2010 0,769 0,667 0,333 5 3 0,079

SMCB 2011 0,782 0,667 0,333 5 3 0,097

SMCB 2012 0,487 1,000 0,333 5 3 0,111

SMCB 2013 0,718 0,667 0,333 5 3 0,064

SMCB 2014 0,40 0,67 0,33 5 3 0,04

SMGR 2010 0,99 0,67 0,67 33 3 0,48

SMGR 2011 0,99 1,00 0,33 13 3 0,34

SMGR 2012 1,00 0,80 0,40 8 5 0,19

SMGR 2013 0,59 0,50 0,67 12 6 0,17

SMGR 2014 0,45 0,40 0,40 26 5 0,16

WIKA 2010 0,97 0,67 0,33 17 3 0,05

WIKA 2011 0,89 0,67 0,33 13 3 0,05

WIKA 2012 1,08 0,60 0,40 9 5 0,05

WIKA 2013 0,30 0,60 0,40 16 5 0,05

WIKA 2014 0,48 0,71 0,29 6 7 0,05

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Page 128: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

112

Lampiran 4 Perhitungan CSR

Page 129: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

113

Lampiran 5 Perhitungan Variabel

Page 130: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

114

Lampiran 6 Hasil Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSRD 55 ,12 1,08 ,5870 ,28685

AUINDP 55 ,25 1,00 ,5522 ,16636

AUEXCT 55 ,25 1,00 ,5502 ,22095

AUMEET 55 4,00 59,00 17,3091 13,70033

AUSIZE 55 3,00 7,00 4,1455 1,19285

ROA 55 ,00 ,48 ,1065 ,10603

Valid N (listwise) 55

Correlations

CSRD AUINDP AUEXCT AUMEET AUSIZE ROA

Pearson Correlation CSRD 1.000 .450 -.017 .062 -.401 .545

AUINDP .450 1.000 -.174 -.006 -.550 .390

AUEXCT -.017 -.174 1.000 .256 .039 .004

AUMEET .062 -.006 .256 1.000 -.210 .123

AUSIZE -.401 -.550 .039 -.210 1.000 -.270

ROA .545 .390 .004 .123 -.270 1.000

Sig. (1-tailed) CSRD . .000 .450 .326 .001 .000

AUINDP .000 . .102 .483 .000 .002

AUEXCT .450 .102 . .030 .390 .489

AUMEET .326 .483 .030 . .062 .185

AUSIZE .001 .000 .390 .062 . .023

ROA .000 .002 .489 .185 .023 .

N CSRD 55 55 55 55 55 55

AUINDP 55 55 55 55 55 55

AUEXCT 55 55 55 55 55 55

AUMEET 55 55 55 55 55 55

AUSIZE 55 55 55 55 55 55

ROA 55 55 55 55 55 55

Page 131: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

115

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 ROA, AUEXCT,

AUSIZE,

AUMEET,

AUINDPb

. Enter

a. Dependent Variable: CSRD

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .624a .390 .327 ,23528 1.768

a. Predictors: (Constant), ROA, AUEXCT, AUSIZE, AUMEET, AUINDP

b. Dependent Variable: CSRD

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.02678

Cases < Test Value 27

Cases >= Test Value 28

Total Cases 55

Number of Runs 27

Z -.406

Asymp. Sig. (2-tailed) .685

a. Median

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.731 5 .346 6.254 .000b

Residual 2.712 49 .055

Total 4.443 54

a. Dependent Variable: CSRD

b. Predictors: (Constant), ROA, AUEXCT, AUSIZE, AUMEET, AUINDP

Page 132: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

116

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .480 .268 1.791 .079

AUINDP .312 .249 .181 1.254 .216 .599 1.669

AUEXCT .039 .152 .030 .253 .801 .903 1.108

AUMEET -.001 .003 -.038 -.318 .752 .866 1.154

AUSIZE -.047 .033 -.196 -1.414 .164 .651 1.536

ROA 1.154 .332 .427 3.482 .001 .829 1.206

b. Dependent Variable: CSRD

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) AUINDP AUEXCT AUMEET AUSIZE ROA

1 1 5.001 1.000 .00 .00 .00 .01 .00 .01

2 .452 3.325 .00 .00 .01 .01 .01 .73

3 .332 3.881 .00 .01 .00 .79 .02 .00

4 .115 6.581 .00 .17 .53 .04 .00 .14

5 .089 7.476 .00 .12 .37 .08 .26 .11

6 .010 22.399 .99 .70 .09 .06 .71 .01

a. Dependent Variable: CSRD

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value ,3225 1,0965 ,5870 ,17904 55

Std. Predicted Value -1.477 2.846 .000 1.000 55

Standard Error of Predicted

Value .045 .127 .075 .020 55

Adjusted Predicted Value ,3078 1,1361 ,5899 ,18485 55

Residual -,45378 ,59212 ,00000 ,22412 55

Std. Residual -1.929 2.517 .000 .953 55

Stud. Residual -1.965 2.587 -.006 1.011 55

Deleted Residual -,53546 ,62913 -,00292 ,25346 55

Stud. Deleted Residual -2.027 2.756 .000 1.035 55

Mahal. Distance 1.003 14.826 4.909 3.311 55

Cook's Distance .000 .253 .023 .044 55

Centered Leverage Value .019 .275 .091 .061 55

Page 133: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

117

a. Dependent Variable: CSRD

Page 134: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

118

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 55

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .22411863

Most Extreme Differences Absolute .087

Positive .087

Negative -.052

Test Statistic .087

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .388 .159 2.445 .018

AUINDP -.105 .147 -.128 -.716 .478

AUEXCT -.139 .090 -.224 -1.538 .131

AUMEET .000 .001 .021 .142 .888

AUSIZE -.019 .020 -.162 -.943 .350

ROA -.038 .196 -.029 -.193 .847

a. Dependent Variable: GLEJSER

Page 135: Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Home - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32867... · 2016. 12. 7. · Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna

46