inilah yang terjadi pada tubuh saat stres

13
Inilah yang Terjadi pada Tubuh Saat Stres Selasa, 16 Februari 2010 | 13:26 WIB KOMPAS.com — Tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan alami pada stres jangka pendek. Namun, bila stres berlangsung dalam jangka panjang, ini bisa jadi "lampu merah" bagi tubuh karena membuat tubuh jadi rentan pada penyakit. Dengan kata lain, stres sangat merugikan tubuh. Apa saja kerugian yang ditimbulkan oleh stres? Saraf Dalam menghadapi sesuatu yang mengancam, tubuh dan pikiran kita punya respons melawan atau ikut terseret. Respons itu dimulai sebagai berikut: Saat kita stres, bagian saraf simpatetik dalam otak akan mengirim hormon adrenalin, hormon kortisol, dan hormon-hormon stres lainnya. Masalahnya, bila kondisi ini berlangsung terus-menerus, maka hormon-hormon tadi bisa mengganggu kemampuan mengingat dan belajar sehingga kita rentan depresi. Endokrin Hormon stres akan memicu organ hati (liver) untuk memproduksi lebih banyak lagi gula darah supaya Anda punya cadangan energi untuk berjaga-jaga pada kondisi bahaya. Stres dimaknai oleh tubuh sebagai kondisi bahaya. Namun, jika "bahaya" itu merupakan sebuah dilema jangka panjang dan Anda termasuk orang yang berisiko tinggi terkena diabetes, maka glukosa darah yang tinggi ini akan mempercepat terjadinya diabetes. Pernapasan Pada saat Anda merasa sangat emosional dan stres, Anda akan mendapati bahwa napas menjadi cepat atau justru pendek-pendek dan tersengal. Jika kondisi ini sering terjadi, maka ketegangan pada sistem pernapasan akan membuat Anda lebih rentan terkena infeksi saluran napas atas. Kardiovaskular Ketegangan yang bersifat sesaat, seperti menghadapi wawancara kerja, akan membuat jantung berdetak lebih kencang dan tekanan darah naik. Nah, jika stres jangka panjang, maka hal itu bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan kadar kolesterol sehingga Anda lebih rentan terkena penyakit jantung atau stroke. Reproduksi Panjang pendeknya siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh stres. Stres yang tinggi bisa membuat bakteri vagina lebih senang berkembang biak. Pada ibu hamil, kondisi ini bisa meningkatkan risiko asma dan alergi pada anak. Sistem imun Stres jangka pendek sebenarnya ada manfaatnya juga, yakni meningkatkan sistem imun tubuh. Namun, stres yang terus berlanjut bisa membuat kondisi jadi berbalik, yakni memperlambat proses penyembuhan, membuat tubuh rentan infeksi, serta memperburuk kondisi kulit, seperti jerawat, eksim, atau gatal. Pencernaan Bila Anda merasa mual, perut kembung, dan terasa terbakar, boleh jadi itu bukan karena salah makan. Penelitian menunjukkan bahwa stres bisa merangsang otot- otot perut dan bisa menyebabkan sembelit atau diare. Otot-otot Sering merasa pegal-pegal di punggung dan leher atau sakit kepala? Coba cek apakah akhir-akhir ini Anda sedang menghadapi situasi yang membuat Anda stres. Pasalnya, saat tubuh berada dalam kondisi terancam, otot akan ikut meresponsnya. Tak heran bila persendian ikut tegang. KONSEP CEMAS, STRESS DAN ADAPTASI (Konsep Dasar Keperawatan)

Upload: mannaaiya

Post on 13-Feb-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

Inilah yang Terjadi pada Tubuh Saat StresSelasa, 16 Februari 2010 | 13:26 WIBKOMPAS.com — Tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan alami pada stres jangka pendek. Namun, bila stres berlangsung dalam jangka panjang, ini bisa jadi "lampu merah" bagi tubuh karena membuat tubuh jadi rentan pada penyakit. Dengan kata lain, stres sangat merugikan tubuh. Apa saja kerugian yang ditimbulkan oleh stres?SarafDalam menghadapi sesuatu yang mengancam, tubuh dan pikiran kita punya respons melawan atau ikut terseret. Respons itu dimulai sebagai berikut: Saat kita stres, bagian saraf simpatetik dalam otak akan mengirim hormon adrenalin, hormon kortisol, dan hormon-hormon stres lainnya. Masalahnya, bila kondisi ini berlangsung terus-menerus, maka hormon-hormon tadi bisa mengganggu kemampuan mengingat dan belajar sehingga kita rentan depresi.EndokrinHormon stres akan memicu organ hati (liver) untuk memproduksi lebih banyak lagi gula darah supaya Anda punya cadangan energi untuk berjaga-jaga pada kondisi bahaya. Stres dimaknai oleh tubuh sebagai kondisi bahaya. Namun, jika "bahaya" itu merupakan sebuah dilema jangka panjang dan Anda termasuk orang yang berisiko tinggi terkena diabetes, maka glukosa darah yang tinggi ini akan mempercepat terjadinya diabetes.PernapasanPada saat Anda merasa sangat emosional dan stres, Anda akan mendapati bahwa napas menjadi cepat atau justru pendek-pendek dan tersengal. Jika kondisi ini sering terjadi, maka ketegangan pada sistem pernapasan akan membuat Anda lebih rentan terkena infeksi saluran napas atas. KardiovaskularKetegangan yang bersifat sesaat, seperti menghadapi wawancara kerja, akan membuat jantung berdetak lebih kencang dan tekanan darah naik. Nah, jika stres jangka panjang, maka hal itu bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan kadar kolesterol sehingga Anda lebih rentan terkena penyakit jantung atau stroke.ReproduksiPanjang pendeknya siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh stres. Stres yang tinggi bisa membuat bakteri vagina lebih senang berkembang biak. Pada ibu hamil, kondisi ini bisa meningkatkan risiko asma dan alergi pada anak.Sistem imunStres jangka pendek sebenarnya ada manfaatnya juga, yakni meningkatkan sistem imun tubuh. Namun, stres yang terus berlanjut bisa membuat kondisi jadi berbalik, yakni memperlambat proses penyembuhan, membuat tubuh rentan infeksi, serta memperburuk kondisi kulit, seperti jerawat, eksim, atau gatal.PencernaanBila Anda merasa mual, perut kembung, dan terasa terbakar, boleh jadi itu bukan karena salah makan. Penelitian menunjukkan bahwa stres bisa merangsang otot-otot perut dan bisa menyebabkan sembelit atau diare. Otot-ototSering merasa pegal-pegal di punggung dan leher atau sakit kepala? Coba cek apakah akhir-akhir ini Anda sedang menghadapi situasi yang membuat Anda stres. Pasalnya, saat tubuh berada dalam kondisi terancam, otot akan ikut meresponsnya. Tak heran bila persendian ikut tegang.KONSEP CEMAS, STRESS DAN ADAPTASI (Konsep Dasar Keperawatan)Rasa cemas (anxiety) merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subyektif.Penyebab rasa cemas dapat dikelompokkan pula menjadi tiga faktor, yaitu :Gejala-gejala kecemasanditandai pada tiga aspek :a. Aspek biologis/fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi dan tekanan darah, tarikan nafas menjadi pendek dan cepat, berkeringat dingin, termasuk di telapak tangan, nafsu makan hilang, mual/muntah, sering buang air kecil, nyeri kepala, tak bisa tidur, mengeluh, pembesaran pupil dan gangguan pencernaan.b. Aspek intelektual/kognitif; seperti ketidakmampuan berkonsentrasi, penurunan perhatian dan keinginan, tidak bereaksi terhadap rangsangan lingkungan, penurunan produktivitas, pelupa, orientasi lebih ke masa lampau daripada masa kini/masa depan.c. Aspek emosional dan perilaku; seperti penarikan diri, depresi, mudah tersinggung, mudah menangis, mudah marah dan apatisme.Pembagian rasa cemas1. Rasa cemas ringan: berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi sehari-hari.Keadaan ini akan meningkatkan persepsi individu, yang mengakibatkan orang akan berhati-hati/waspada dan mendorong manusia untuk belajar serta kreatif.2. Rasa cemas sedang: lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun.Individu lebih memfokuskan hal yang penting saat itu saja dan mengesampingkan hal lainnya.3. Rasa cemas berat: lapangan persepsi sangat menurun.Orang hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lainnya.Individu tak mampu berpikir lagi, dia sudah harus diberi pertolongan/tuntunan.

Page 2: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

4. Panik: lapangan persepsi sudah sangat sempit. Individu tidak dapat mengendalikan diri lagi.Bila manusia salah orientasi; ketika menghadapi masalah pelik; rasa dan periksa tidak berfungsi;Disebut orang sedang panik.Reaksi Psikologis terhadap stressa. KecemasanRespon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik à jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidurb. Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orangc. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedihRESPON FISIOLOGI TERHADAP STRESSHans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).1. Local Adaptation Syndrom (LAS)Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.Karakteristik dari LAS :1. respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system2. respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.3. respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.4. respon bersifat restorative.Mungkin anda bertanya, “ apa saja yang termasuk ke dalam LAS ?”. sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :a. Respon inflamasirespon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :• fase pertama :adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.• Fase kedua :pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.• Fase ketiga :Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.b. Respon refleks nyerirespon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.Bagaimana dengan GAS. Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.2. General Adaptation Syndrom (GAS)a. Fase Alarm ( Waspada)Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurunFase alarem melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.b. Fase Resistance (Melawan)

Page 3: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau normaltubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.c. Fase Exhaustion (Kelelahan)Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.Stress terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang dirasakan sebagai mengancam fisik atau psikologisnyaPeristiwanya di sebut stressorReaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stressAdaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress.Ada banyak bentuk adaptasi. Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian mungkin terjadi proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya.Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, ; Monsen, Floyd dan Brookman, 1992).Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam atau berjangka panjang seperti paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal, seseorang harus mampu berespons terhadap stressor dan beradaptasi terhadap tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan. Adaptasi membutuhkan respons aktif dari seluruh individu.MANAJEMEN STRESSManajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.MANAJEMEN STRESS UNTUK KLIEN—REGULER EXERCISE—DIET DAN NUTRISI—SUPPORT SISTEM—TIME MANAGEMENT—HUMOR—ISTIRAHAT—TEHNIK RELAKSASI—SPIRITUALITASCara Penyesuaian DiriBila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya. Hal ini dikenal sebagai Homeostasis yaitu usaha organisme yang terus menerus melakukan pertahanan agar keadaan keseimbangan selalu tercapai. Stress dapat terjadi pada bidang badaniah ( stress fisik atau somatik ).Misalnya : bila terjadi infeksi atau penyakit, menggerakkan mekanisme penyesuaian somatik, terjadi reaksi :•Pembentukan zat anti kuman, zat anti racun•Mobilisasi leukosit ke tempat-tempat invasi kuman•Lebih banyak melepaskan kortisol, adrenalin dan sebagainyaUsaha tubuh untuk mencapai keseimbangan kembaliBerorientasi pada tugas : Bertujuan menghadapi stressor secara sadar, realistik, objektif, rasionalPembelaan egoMelindungi individu dari kecemasanMeringankan penderitaan bila mengalami suatu kegagalanMenjaga harga diri Misalnya : seseorang yang menghadapi kegagalan è kemungkinan bereaksi :• penyesuaian diri berupa serangan (bekerja lebih keras) atau menghadapi secara terang-terangan• menarik diri dan tidak mau tau lagi (tidak berusaha)• kompromi atau mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah

Page 4: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

Reaksi tersebut menunjukkan langkah-langkah :a.Mempelajari dan menentukan persoalanb.Menyusun alternatif penyelesaianc.Menentukan tindakan yang mempunyai kemungkinan besar akan berhasild.Bertindake.Menilai hasil tindakan dan dapat mengambil langkah yang lain bila kurang memuaskan Mekanisme Pembelaan EGOBila digunakan terus menerus akibatnya ego bukannya mendapat perlindungan, melainkan lama kelamaan akan mendapat ancaman/bencana. Oleh karena mekanisme ini Tidak realistik Mengandung banyak unsur penipuan diri sendiri Distorsi realitas pemutarbalikan realitas)Mekanisme Pembelaan EGO1.IDENTIFIKASIIngin menyamai seorang figur yang diidealkan, dimana salah satu ciri atau segi tertentu dari figure itu ditransfer pada dirinya. Dengan demikian ia merasa harga dirinya bertambah tinggi.Contoh : Teguh, 15 tahun mengubah model rambutnya menirukan artis idolanya yang ia kagumi.2. INTROJEKSIMerupakan bentuk sederhana dari identifikasi, dimana nilai-nilai, norma-norma dari luar diikuti atau ditaati, sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar. Contoh : Rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang yang dicintai dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.3. PROJEKSIHal ini berlawanan dengan introjeksi, dimana menyalahkan orang lain atas kelalaian dan kesalahan-kesalahan atau kekurangan diri sendiri, keinginan keinginan, impuls-impuls sendiri.Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba merayunya4. REPRESIPenyingkiran unsur psikik (sesuatu afek, pemikiran, motif, konflik) sehingga menjadi nirsadar dilupakan/tidak dapat diingat lagi). Represi membantu individu mengontrol impuls-impuls berbahaya.Contoh :Suatu pengalaman traumatis menjadi terlupakan5. REGRESIKembali ke tingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang bersifat primitif).Contoh : Seorang anak yang mulai berkelakuan seperti bayi, ketika seorang adiknya dilahirkan.Esvi yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak adiknya yang baru lahir dibawa pulang dari rumah sakit6. REACTION FORMATIONBertingkah laku berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan, perasaan yang sebenarnya. Mudah dikenal karena sifatnya ekstrim dan sukar diterima.Misalnya :Seorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar.7. UNDOINGMeniadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak baik, seolah-olah menghapus suatu kesalahan.Misalnya :Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya akan segera memperlakukannya penuh dengan kasih sayang8. DISPLACEMENTMengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang sebenarnya (benda, orang, keadaan) kepada orang lain, benda atau keadaan lain.Misalnya :Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan sepulangnya ke rumah marah-marah pada adik-adiknya9. SUBLIMASIMengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang sukar disalurkan oleh karena mengganggu individu atau masyarakat, oleh karena itu impuls harus dirubah bentuknya sehingga tidak merugikan individu/masyarakat sekaligus mendapatkan pemuasanMisalnya :Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang bermanfaat10. ACTING OUTLangsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang.Misalnya :Mengatasi problem dengan jalan paling sedikit bertengkar11. DENIALMenolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.Misalnya :

Page 5: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

Seorang gadis yang telah putus dengan pacarnya, menghindarkan diri dari pembicaraan mengenai pacar, perkawinan atau kebahagiaan12. KOMPENSASIMenutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya atau kelebihannya.Misalnya :Saddam yang merasa fisiknya pendek sebagai sesuatu yang negatif, berusaha dalam hal menonjolkan prestasi pendidikannya13. RASIONALISASIMemberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga dirinya.Misalnya :Munawir yang menyalahkan cara mengajar dosennya ketika ditanyakan oleh orang tuanya mengapa nilai semesternya buruk.14. FIKSASIBerhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi atau tingkah laku atau pikiran, dsb) sehingga perkembangan selanjutnya terhambat.Misalnya :Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan atau seseorang yang tidak dapat mandiri dan selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya dan orang lain.15. SIMBOLISASIMenggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti suatu keadaan atau hal yang sebenarnyaMisalnya :Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk menghilangkan kegelisahannya/kecemasannya. Setelah ditelusuri, ternyata ia pernah melakukan masturbasi sehingga perasaan berdosa/cemas dan merasa kotor16. DISOSIASIPemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran /identitasnya. Keadaan dimana terdapat dua atau lebih kepribadian pada diri seorang individu.Misalnya :Seorang laki-laki yang dibawa ke ruang emergensi karena mengamuk ternyata tidak mampu menjelaskan kembali kejadian tersebut (ia lupa sama sekali)17. KONVERSIAdalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-gejala jasmani.Misalnya :Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya tiba-tiba merasa sakit sehingga tidak masuk kuliahAndan Firmansyah

Page 6: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

persoalan/perubahan (riel/imaginasi) ”cerebral cortex” mengirim tanda bahaya hypotalamus

serangkaian perubahan SNSpada tubuh (sympathetic Nervous System)

(a) Gangguan pada organ tubuh >>> hiperaktif dalam salah satu sistem ttt.- muscle myopathy >>> otot tertentu mengencang/melemah- tekanan darah naik >>> kerusakan jantung dan arteri- sistem pencernaan >>> mag, diarhea(b) Gangguan pada sistem reproduksi- amenorhea >> tertahannya menstruasi- kegagalan ovulasi pada wanita, impoten pada pria, kurang produksi semenpada pria- kehilangan gairah sex(c ) Gangguan pada sistem pernafasan- asthma, bronchitis(d) Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, rasa bosan, dstPusat Bimbingan & Konseling UNHAS

Konsep milieu interieur (lingkungan internal tubuh), yang pertama kali diajukan oleh Fisiologis Perancis, Claude Bernard. Dalam konsep ini, ia menggambarkan prinsip-prinsip keseimbangan dinamis. Dalam keseimbangan dinamis, kekonstanan, kondisi mapan (situasi) di lingkungan badan internal, sangat penting untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, perubahan dalam lingkungan eksternal

Page 7: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

atau kekuatan eksternal yang mengubah keseimbangan internal harus bereaksi dan mengkompensasi supaya organisme dapat bertahan hidup. Contoh kekuatan eksternal adalah seperti suhu, konsentrasi oksigen di udara, pengeluaran energi, dan keberadaan predator. Selain itu, penyakit juga stres yang mengancam keseimbangan lingkungan internal tubuh (Nasution I. K., 2007). Kandasamy, KavithaUniversitas Sumatera Utara Hubungan Stres Ujian Dengan Perubahan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) Angkatan 2008 Pada Tahun 2010

Ahli saraf Walter Cannon menciptakan istilah homeostasis untuk lebih menentukan keseimbangan dinamis yang telah dijelaskan Bernard. Dia juga adalah yang pertama untuk memperkenalkan bahwa stresors dapat berupa emosional maupun fisik. Melalui eksperimen, dia menunjukkan respons "fight or flight" yang timbul pada manusia dan binatang ketika terancam. Selanjutnya, Cannon juga mengatakan bahawa reaksi ini juga disebabkan oleh pelepasan neurotransmitters (neurotransmiter adalah bahan kimia dalam tubuh yang membawa pesan ke dan dari saraf) dari kelenjar adrenal, medula. Medula adrenal mengeluarkan dua jenis neurotransmiter, yaitu epinefrin atau disebut sebagai adrenalin dan norepinefrin (noradrenalin), dalam respon

Page 8: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

terhadap stres. Pelepasan neurotransmiter menyebabkan efek fisiologis terlihat pada respon "fight or flight", misalnya, denyut jantung yang cepat, peningkatan kewaspadaan, dan lain-lain.

Secara fisiologi, situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya, sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar hipofisis selanjutnya mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal. Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight (Nasution I. K., 2007).Mekanisme respon tubuh terhadap stres diawali dengan adanya rangsang yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh individu sendiri yang akan diteruskan pada sistem limbik sebagai pusat pengatur adaptasi. Sistem limbik meliputi thalamus, hipothalamus, amygdala, hippocampus dan septum. Sistem Limbik juga dapat mempengaruhi kerja dari sistem otonom. Hipothalamus memiliki efek yang sangat kuat pada hampir seluruh sistem viseral tubuh kita dikarenakan hampir semua bagian dari otak mempunyai hubungan dengannya. Oleh karena hubungan ini, maka hipothalamus dapat merespon rangsang psikologis dan emosional. Peran hipothalamus terhadap stres meliputi empat fungsi spesifik. Fungsi tersebut adalah; 1) menginisiasi aktivitas sistem saraf otonom, 2) merangsang hipofise anterior memproduksi hormon ACTH, 3) memproduksi ADH atau vasopressin, 4) merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroksin. Pemahaman empat fungsi ini sangat penting untuk mengerti tentang respons tubuh terhadap stres. Hipothalamus saat stres akan mensekresikan CRF (corticotropin releasing hormone) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH (adrenocorticotrophic hormone) dan TRF (thyrotropin releasing factor). Pelepasan ACTH membuat kelenjar adrenal mensekresikan beberapa hormon, meliputi glukokortikoid (kortisol), adrenalin dan noradrenalin. Pelepasan TRF akan merangsang kelenjar hipofise untuk memproduksi tirotropin yang akan mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin pada kelenjar tiroid (Pramanik.T, et al., 2005). Perubahan lifestyle mahasiswa semasa periode ujian disebabkan oleh stres dan perubahan gaya hidup ini juga bisa menyebabkan stres. Antaranya adalah kekurangan tidur, kurangnya bersenam, pola makan yang berubah, rasa takut menghadapi ujian dan sebagainya. Selain itu, rasa takut dan anxietas semasa ujian juga boleh menyebabkan stres pada mahasiswa. Maka, situasi stres ujian ini mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatik dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya, sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatik juga memberi sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar hipofisis selanjutnya mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal. Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Adrenalin, tiroksin, dan kortisol sebagai hormon utama stres akan meningkat jumlahnya dan berpengaruh secara signifikan pada sistem homeostasis. Adrenalin yang bekerja secara sinergis dengan sistem saraf simpatik berpengaruh terhadap kenaikan denyut jantung, dan tekanan darah. Tiroksin selain meningkatkan Basal Metabolism Rate (BMR), juga menaikkan denyut jantung dan frekuensi nafas. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight. Ini akan menyebabkan sistem simpatik bekerja. Aktivasi sistem simpatik akan menyebabkan vasokonstriksi supaya darah dipam lebih banyak dalam masa sesaat, di mana stroke volumenya meningkat. Stroke volume yang meningkat akan menyebabkan tekanan darah meningkat. (Qureshi.F, et al., 2002).Universitas Sumatera UtaraFARMAKOKINETIK: “studi tentang nasib obat di dalam tubuh”

Page 9: Inilah Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Stres

I. Absorbsi : “penyerapan/ masuknya obat dari tempat pemberian ke jaringan target, meliputi transformasinya dari bentuk saat diberikan (a dosage form) menjadi bentuk yang dapat digunakan scr biologis (a biologically usable form)”

Rute pemberian obat1. Enteral (oral, buccal, sublingual, atau rektal, atau lewat selang nasogastrik): absorbsi terutama melalui usus halus, ttp juga melalui mukosa mulut, mukosa lambung, usus besar, atau rektum2. Parenteral (intravena [iv], subkutan [sc], intramuskular [im], intradermal, intra-artikular, intratekal, epidural) 3. Topikal (ointments/salep, krim, jelly untuk dipakai di kulit, obat mata, obat telinga, instilasi hidung, transdermal)Mekanisme absorbsi1. Difusi pasif = perpindahan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dg cara difusi mll membran sel tanpa energi » konsentrasi obat & kelarutannya dlm lemak2. Transport aktif= perpindahan molekul terionisasi yg menggunakan energi selcontoh: Levodopa (L-dopa) ~transport asam amino3. Filtrasi= perpindahan molekul krn adanya tekananmll pori-pori sel II. Distribusi : Proses sehingga obat berada di cairan tubuh dan jaringan tubuh

III. Metabolisme/ biotransformasi : Proses kimia yang mengubah bentuk aslinya menjadi bentuk yang larut-air (metabolit) sehingga dapat diekskresikan IV. Ekskresi : Proses membuang metabolit obat dari tubuh

* mll sist. Renal Þ urine* mll sist. Biliaris Þ feses FARMAKODINAMIK: “studi tentang pengaruh obat terhadap jaringan tubuh”

Kerja obat:b Onset (mula kerja), Peak (puncak), duration (lama kerja); waktu paruh b Mekanisme kerja: reseptor, enzim, hormon Pengantar Farmakologi oleh Kuntarti, S.Kp