inhouse training -...

90
Inhouse Training Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara Bappeda Jabar, Jumat, 1 November 2019 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2019 Wawasan Perencanaan

Upload: others

Post on 25-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Inhouse TrainingPeningkatan Kapasitas Aparatur Sipil NegaraBappeda Jabar, Jumat, 1 November 2019

Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaSekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Institut Teknologi Bandung2019

Wawasan Perencanaan

Page 2: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Tekpreskom (latar belakang)

Page 3: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Perencanaan Wilayah dan Kota dalamproses dan tahapan kegiatannyasenantiasa berhubungan denganinformasi. Informasi tersebut memilikinilai yang sangat penting di dalamperumusan kebijakan atau dalampengambilan keputusan yang rasional.Penyampaian informasi akan lebihinformatif jika data-data yang adadisajikan dengan baik sesuai dengantujuannya. Dalam peyampaian informasitersebut, teknik komunikasi dan presentasi merupakan kunci utama agar maksud rencana yang diusulkan dapatdipahami, ditanggapi dan diterima oleh berbagai pihak. Secara umum, tahapan di dalam proses perencanaan dapatdisederhanakan menjadi tiga bagianutama, yaitu pengolahan data, analisisdan perumusan rencana. Penyampaianinformasi pada masing-masing tahapanberikut membutuhkan bentuk presentasiyang berbeda-beda.

Tujuan dan alasan untuk menulis tesis, artikel atau buku secara sosialdistrukturkan oleh setiap organisasipendidikan tinggi, kondisi untuk promosi, kebutuhan untuk publikasi, dan tekanan-tekanan yang timbul dari situasi tersebutakan menciptakan gaya penulisan yang tertentu. Dalam hal ini, keterampilanpenggunaan bahasa itu merupakan kuncipenting bagi pengarang professional dalam menulis karangan ilmiah, samaseperti keterampilan memakai mesin bagiinsinyur mesin, atau keterampilanmemainkan alat musik bagi pemainmusik. Tujuan dan sasaran penulisan eratkaitannya dengan akibat yang diharapkandari sebuah tulisan. Suatu tulisan pada dasarnya dimaksudkan untukmenggerakkan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tertentudalam kesan pembaca

Page 4: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

MakalahKarya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatupertemuan ilmiah (seminar).

ArtikelSebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalammasyarakat secara lugas. Artikel dapat berupa karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esei di majalah, surat kabar, dan sebagainya.

EsaiSebuah tulisan ilmiah yang mengandung fakta, pengetahuan serta ekspresi tertulis dari opini penulisnya sebagai bagian dari analisis.

JurnalSuatu majalah ilmiah yang diterbitkan secara rutin dengan berisikan artikel-artikel ilmiah berupa naskah hasil penelitian sains dan penelitian terapan. Sebuah artikel dapat diterbitkan dalam suatu jurnal setelah melalui serangkaian pengecekan dan penilaian oleh editor serta peer review dari ahli yang kompeten dalam bidang tersebut.

BrainstormingKegiatan (diskusi) yang dilakukan untuk mengeluarkan ide dari setiap anggota tim yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

Studi kepustakaanSegala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedangditeliti.

Thesis StatementKalimat yang berisi inti atau fokus dari suatu topik esei (atau tulisan ilmiah lainnya) yang berfungsi untuk memberi tahu pembacamengenai maksud (tujuan) utama dari apa yang akan ditulis /dibahas.

AbstrakRangkuman dari isi sebuah tulisan dalam format yang sangat singkat atau dengan kata lain penyajian atau gambaran ringkas yang benar, tepat dan jelas mengenai isi suatu dokumen.

Page 5: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Langkah yang perlu dilakukan di dalam tahap perencanaan sebuah tulisan adalahmenentukan topik dan judul esei, memilih judul, menentukan pernyataan tesis, membuat paragraf yang spesifik, padu dan akurat, pembuatan kerangka tulisanserta penelusuran dan pencatatan sumber. Dalam membuat tulisan ilmiahdiperlukan kemampuan untuk mempersempit topik agar dapat dikupas/dibahasadalam sebuah seai. Saat penentuan judul, harus diperhatikan pemilihan judul yang tepat guna serta pembatasan lingkup pada judul. Setiap sesai mengandungperyataan tesis, yaitu kalimat yang mengandung maksud esei, dan perlu ditulissecara psesifik, padu dan akurat. Salah satu cara mengorganisakan gagasan dalamperencanaan sebuah tulisan adalah dengan membuat kerangka untukmemudahkan penulis membuat esei yang runut dan sistematis.

Page 6: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Di dalam teknik penulisan akademis, terdapat tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap penulisandan tahap perbaikan tulisan. Pada tahapan yang keduam yaitu tahapan penulisan terdiri dari caramerumuskan dan menulis pendahulan, menyusun paragraph yang padu dan jelas, serta menyusunkalimat-kalimat yang efektif. Pendahuluan berfungsi memperkenalkan topik dan mengutarakan maksud esei. Paragraf adalahserangkaian kalimat yang membentuk satu gagasan. Paragraf harus memenuhi empat syarat yaitumerupakan suatu kesatuan, lengkap, urut (sostematis) dan koheren (memiliki kepaduan). Salah satucara untuk memperjelas maksud paragraf adalah dengan menuliskan kalimat topik. Kalimat-kalimatyang membentuk paragraf harus berhubungan satu sama lain, artinya informasi yang tertuang harusberhubungan erat.Bagian terakhir pada suatu tulisan yaitu kesimpulan. Kesimpulan memberi kesempatan untukmengakhiri esei dan merupakan kesempatan terakhir bagi penulis untuk menunjukkan bahwatesisnya sahih. Dengan mengikuti teknik penulisan akademis yang baik dan benar, diharapkan dapatmenghasilkan sebuah tulisan akademik yang sistematis dan komprehensif sehingga dapat menjadimedia untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan

Page 7: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Tahap terakhir dalam menulis adalah memperbaiki tulisan. Proses perbaikan ini sebaiknya dilakukansejak tulisan dipersiapkan, misalnya mengganti topik dengan yang lebih menarik, mengubah judulagar lebih tepat, menyempurnakan kerangka tulisan agar lebih efektif, mengubah tesis dengan yang lebih tajam. Beberapa hal yang perlu diperiksan dalam perbaikan tulisan adalah kejelasan fokus, organisasi (urutan) tulisan, gaya tulisan serta tata cara penulisan. Hal tersebut dimaksudkan untukmenghin dari berbagai kesalahan di dalam penulisan, baik kelasahan umum, kesalahan logikat, kesalahan penulisan kalimat. Setelah menulis kesimpulan dan selesai dengan berbagai perbaikanpenulisan, tahap paling akhir adalah menulis abstrak yang berisi ringkasan dari seluruh isi tulisan. Abstrak perlu dibuat semenarik mungkin, serta menggunakan bahasa yang singkat lugas dan padatkarena merupakan pertimbangan dasar bagi pembaca untuk menentukan apakah suatu artikel ataupenelitian cukup menarik untuk dibaca atau tidak

Page 8: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Substansi Perencanaan

Page 9: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Sistem(kata benda)

Perencanaan(kata benda)

Seperangkat bagian terkait yang bergerak atau

bekerjasama

Sekelompok organ yang bekerjasama melakukan fungsi penting tubuh/

organisasi

Aktivitas ataupun proses dalam menyusun suatu

rencana dalam mencapai atau melakukan sesuatu

Sistem Perencanaan

Cara untuk mengelola, mengendalikan, mengatur, atau

melakukan sesuatu yang mengikuti

serangkaian peraturan atau rencana

Mengingat buku ini lebih menekankan kepada sisi perencana kota, makasetidaknya pemahaman smart city, disertai pula pemahaman akan systemperencanaan

Merriam-Webster, Learner’s Dictionary, terdapat beberapa pengertiantentang kata system (kata benda) dan kata planning (kata benda).Sumber: http://learnersdictionary.com danhttps://en.oxforddictionaries.com/

Untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan sehingga

tidak lagi merasakan keinginan yang kuat untuk melakukannya

Untuk menyingkirkan

emosi yang kuat (seperti kemarahan) dengan melakukan

sesuatu

Pengendalian pembangunan kota oleh pemerintah setempat berikut

lisensi pembangunan baru atau perubahan dari yang sudah ada

Page 10: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Kesulitan MenjelaskanIstilah PerencanaanDalam konteks keilmuanperencanaan wilayah dan kota, penjelasan istilah perencanaantidaklah sederhana mengingatproses dan produk perencanaanharus melibatkan dan memberikandampak positif kepada wilayah dan kota. Makna istilah perencanaandapat beragam dari sisiperencanaan individu sampaikepada perencanaan bagimasyarakat dan hal inimempengaruhi karakteristikaktivitas dalam proses penyusunannya. Selain itu, perencanaan haruslah seiringdengan prosedur dan aturan yang telah ada supaya tidakmenimbulkan kebingungan ketikaperencanaan tersebutdilaksanakan.

Page 11: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Dikaitkan dengan

teknologi, uang,

kebutuhan, daya tarik

yang tertunda, manfaat

keseluruhan

Mengabaikan kunci relasi,

ketidakseimbangan,

kepentingan jangka

pendek vs jangka panjang,

strategi vs taktik,

pemangku kepentingan

eksisting vs potensial

Salah konsepsi tentang

kepemimpinan, sisi

sejarah, kepemimpinan

tradisional (top down),

kekurangan yang

mendasar

Kekurangan ide, tidak

menerima ide baru,

ide kreatif dengan

kemampuan

menerimanya

Berkaitan dengan pola

pikir dan budaya,

potensi dan kinerja,

serta berkaitan dengan

implementasi strategi

Visi yang tidak sejalan

dengan kebijakan

eksisting, bisnis seperti

biasa, tidak menunjukan

pandangan bersama,

tidak fokus

Pentingnya, kebanyakan,

dan kemiskinan

komunikasi, diikuti tidak

efektifnya pemasaran dan

penjualan, tidak menerima

masukan, dan salahnya

pilihan media

7Kesalahan inovasi

1Ketidakjelasan

tujuan2

Pandangan/visi

ke depan yang

terbatas

3Tidak

diselesaikannya

miskomunikasi

4Tidak

tercapainya

komitmen

dengan jelas

5Pendukung yang

melamahkan

6Ketidakreatifan

yang

membosankan

7kenyamanan

yang

memuaskan

Page 13: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Dikaitkan dengan

teknologi, uang,

kebutuhan, daya tarik

yang tertunda, manfaat

keseluruhan

Mengabaikan kunci relasi,

ketidakseimbangan,

kepentingan jangka

pendek vs jangka panjang,

strategi vs taktik,

pemangku kepentingan

eksisting vs potensial

Salah konsepsi tentang

kepemimpinan, sisi

sejarah, kepemimpinan

tradisional (top down),

kekurangan yang

mendasar

Kekurangan ide, tidak

menerima ide baru,

ide kreatif dengan

kemampuan

menerimanya

Berkaitan dengan pola

pikir dan budaya,

potensi dan kinerja,

serta berkaitan dengan

implementasi strategi

Visi yang tidak sejalan

dengan kebijakan

eksisting, bisnis seperti

biasa, tidak menunjukan

pandangan bersama,

tidak fokus

Pentingnya, kebanyakan,

dan kemiskinan

komunikasi, diikuti tidak

efektifnya pemasaran dan

penjualan, tidak menerima

masukan, dan salahnya

pilihan media

7Kesalahan inovasi

1Ketidakjelasan

tujuan2

Pandangan/visi

ke depan yang

terbatas

3Tidak

diselesaikannya

miskomunikasi

4Tidak

tercapainya

komitmen

dengan jelas

5Pendukung yang

melamahkan

6Ketidakreatifan

yang

membosankan

7kenyamanan

yang

memuaskan

Dorongan teknologiPotensi inovasi tanpa tujuan yang jelas dan meyakinkanadalah kasus "dorongan teknologi" - solusi dalammencari masalah. "Jika kita membangunnya, merekaakan datang" adalah mantra pengembangan. Dalamdorongan teknologi, pengusaha, insinyur atau sejenisteknokrat lainnya telah menghasilkan solusi, dan itumenjadi pekerjaan orang lain, biasanya pemasaran dan penjualan, untuk menemukan masalah, dan seseorangyang bersedia membayar untuk solusinya. Doronganteknologi bisa dibilang bentuk paling umum dari tujuansia-sia.

Page 14: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Dikaitkan dengan

teknologi, uang,

kebutuhan, daya tarik

yang tertunda, manfaat

keseluruhan

Mengabaikan kunci relasi,

ketidakseimbangan,

kepentingan jangka

pendek vs jangka panjang,

strategi vs taktik,

pemangku kepentingan

eksisting vs potensial

Salah konsepsi tentang

kepemimpinan, sisi

sejarah, kepemimpinan

tradisional (top down),

kekurangan yang

mendasar

Kekurangan ide, tidak

menerima ide baru,

ide kreatif dengan

kemampuan

menerimanya

Berkaitan dengan pola

pikir dan budaya,

potensi dan kinerja,

serta berkaitan dengan

implementasi strategi

Visi yang tidak sejalan

dengan kebijakan

eksisting, bisnis seperti

biasa, tidak menunjukan

pandangan bersama,

tidak fokus

Pentingnya, kebanyakan,

dan kemiskinan

komunikasi, diikuti tidak

efektifnya pemasaran dan

penjualan, tidak menerima

masukan, dan salahnya

pilihan media

7Kesalahan inovasi

1Ketidakjelasan

tujuan2

Pandangan/visi

ke depan yang

terbatas

3Tidak

diselesaikannya

miskomunikasi

4Tidak

tercapainya

komitmen

dengan jelas

5Pendukung yang

melamahkan

6Ketidakreatifan

yang

membosankan

7kenyamanan

yang

memuaskan

Visi akan terganggu ketika:• Keberhasilan didefinisikan dalam istilah yang tidak selaras

dengan tujuan individu dan organisasi.• Tidak mencapai keseimbangan yang tepat antara ambisi

dan realisme; misalnya, jika penglihatan itu setidaknyatidak terlalu berani, peregangan, atau jika itu tidakdibangun di atas wawasan, intuisi, dan kecerdasan, itumungkin tidak layak atau tidak realistis.

• Tidak diartikulasikan dan diekspresikan secara efektif, dengan pengertian yang jelas dan kuat tentang bagaimanakesuksesan akan terlihat, dirasakan, dan menjadi sepertiapa.

• Tidak didasarkan pada kejelasan tentang siapa yang perludilibatkan, dan apa yang mereka perlu kontribusikan untukmencapai visi kesuksesan, dan bagaimana masing-masingakan mendapatkan nilai dari "skenario sukses.

• "Tidak didukung oleh kepemimpinan yang fokus, terarah, dan berdaya yang didedikasikan untuk mencapai visidengan membuat keputusan yang tepat untuk memastikanalokasi dan fokus sumber daya yang dibutuhkan untukmenang.

• Tidak memvisualisasikan peningkatan spesifik dan signifikan.

• Tidak berakar pada pola pikir dan budaya yang benar, termasuk keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa visi dapatdicapai, berdasarkan pada kemampuan dan potensi untukmewujudkan visi dalam kenyataan.

Page 15: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Dikaitkan dengan

teknologi, uang,

kebutuhan, daya tarik

yang tertunda, manfaat

keseluruhan

Mengabaikan kunci relasi,

ketidakseimbangan,

kepentingan jangka

pendek vs jangka panjang,

strategi vs taktik,

pemangku kepentingan

eksisting vs potensial

Salah konsepsi tentang

kepemimpinan, sisi

sejarah, kepemimpinan

tradisional (top down),

kekurangan yang

mendasar

Kekurangan ide, tidak

menerima ide baru,

ide kreatif dengan

kemampuan

menerimanya

Berkaitan dengan pola

pikir dan budaya,

potensi dan kinerja,

serta berkaitan dengan

implementasi strategi

Visi yang tidak sejalan

dengan kebijakan

eksisting, bisnis seperti

biasa, tidak menunjukan

pandangan bersama,

tidak fokus

Pentingnya, kebanyakan,

dan kemiskinan

komunikasi, diikuti tidak

efektifnya pemasaran dan

penjualan, tidak menerima

masukan, dan salahnya

pilihan media

7Kesalahan inovasi

1Ketidakjelasan

tujuan2

Pandangan/visi

ke depan yang

terbatas

3Tidak

diselesaikannya

miskomunikasi

4Tidak

tercapainya

komitmen

dengan jelas

5Pendukung yang

melamahkan

6Ketidakreatifan

yang

membosankan

7kenyamanan

yang

memuaskan

• Upaya tim inovasi tidak disesuaikan denganperubahan kebutuhan pelanggan dan pasar, dan apa yang dilakukan pesaing.

• Manajemen tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam inisiatif inovasi, sepertikenyataan bahwa itu akan terlambat, melebihianggaran atau keluar jalur dalam halmemberikan apa yang diharapkan.

• Tidak mengelola ketergantungan ataupersyaratan penting untuk koordinasi lintasinisiatif inovasi.

• Tidak tahu kapan sumber daya tambahan perluditerapkan untuk menghindari keterlambatanatau kegagalan pengiriman.

• Tidak ada yang mendengarkan atau memahamiapa yang sebenarnya mereka butuhkan.

• Jenis layanan tidak memahami apa yang mungkinterjadi pada inovasi yang dilakukan.

• "Fungsi keuangan, SDM, atau TI tidak cukup tahutentang inovasi yang dimaksudkan atau rincianprogram pengembangan untuk mengantisipasidan berkontribusi pada keberhasilannya.

• Para eksekutif tidak benar-benar mengetahui apayang sedang terjadi di bagian-bagian dariorganisasi mereka.

Page 16: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Dikaitkan dengan

teknologi, uang,

kebutuhan, daya tarik

yang tertunda, manfaat

keseluruhan

Mengabaikan kunci relasi,

ketidakseimbangan,

kepentingan jangka

pendek vs jangka panjang,

strategi vs taktik,

pemangku kepentingan

eksisting vs potensial

Salah konsepsi tentang

kepemimpinan, sisi

sejarah, kepemimpinan

tradisional (top down),

kekurangan yang

mendasar

Kekurangan ide, tidak

menerima ide baru,

ide kreatif dengan

kemampuan

menerimanya

Berkaitan dengan pola

pikir dan budaya,

potensi dan kinerja,

serta berkaitan dengan

implementasi strategi

Visi yang tidak sejalan

dengan kebijakan

eksisting, bisnis seperti

biasa, tidak menunjukan

pandangan bersama,

tidak fokus

Pentingnya, kebanyakan,

dan kemiskinan

komunikasi, diikuti tidak

efektifnya pemasaran dan

penjualan, tidak menerima

masukan, dan salahnya

pilihan media

7Kesalahan inovasi

1Ketidakjelasan

tujuan2

Pandangan/visi

ke depan yang

terbatas

3Tidak

diselesaikannya

miskomunikasi

4Tidak

tercapainya

komitmen

dengan jelas

5Pendukung yang

melamahkan

6Ketidakreatifan

yang

membosankan

7kenyamanan

yang

memuaskan

• Investor perlu dilibatkan secara efektif, atau para wirausahawan akan gagalmenarik dan mempertahankan tingkatdukungan investasi yang diperlukan.

• Regulator atau lembaga pemerintahlainnya dapat membuat inovasi menjadilebih sulit bahkan tidak mungkin jikamereka tidak dipertimbangkan secara aktifdan dilibatkan secara tepat.

• Komunitas, masyarakat, dan lingkungansering diabaikan; namun, jika merekadipengaruhi oleh inovasi potensial, mengabaikan minat mereka dapatmembahayakan inovasi.

Page 17: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Dikaitkan dengan

teknologi, uang,

kebutuhan, daya tarik

yang tertunda, manfaat

keseluruhan

Mengabaikan kunci relasi,

ketidakseimbangan,

kepentingan jangka

pendek vs jangka panjang,

strategi vs taktik,

pemangku kepentingan

eksisting vs potensial

Salah konsepsi tentang

kepemimpinan, sisi

sejarah, kepemimpinan

tradisional (top down),

kekurangan yang

mendasar

Kekurangan ide, tidak

menerima ide baru,

ide kreatif dengan

kemampuan

menerimanya

Berkaitan dengan pola

pikir dan budaya,

potensi dan kinerja,

serta berkaitan dengan

implementasi strategi

Visi yang tidak sejalan

dengan kebijakan

eksisting, bisnis seperti

biasa, tidak menunjukan

pandangan bersama,

tidak fokus

Pentingnya, kebanyakan,

dan kemiskinan

komunikasi, diikuti tidak

efektifnya pemasaran dan

penjualan, tidak menerima

masukan, dan salahnya

pilihan media

7Kesalahan inovasi

1Ketidakjelasan

tujuan2

Pandangan/visi

ke depan yang

terbatas

3Tidak

diselesaikannya

miskomunikasi

4Tidak

tercapainya

komitmen

dengan jelas

5Pendukung yang

melamahkan

6Ketidakreatifan

yang

membosankan

7kenyamanan

yang

memuaskan

• Lebih banyak "guru" kepemimpinandaripada organisasi yang dipimpin denganbaik.

• tidak ada teori yang koheren atau panduanpraktis tentang cara memimpin.

Page 18: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Dikaitkan dengan

teknologi, uang,

kebutuhan, daya tarik

yang tertunda, manfaat

keseluruhan

Mengabaikan kunci relasi,

ketidakseimbangan,

kepentingan jangka

pendek vs jangka panjang,

strategi vs taktik,

pemangku kepentingan

eksisting vs potensial

Salah konsepsi tentang

kepemimpinan, sisi

sejarah, kepemimpinan

tradisional (top down),

kekurangan yang

mendasar

Kekurangan ide, tidak

menerima ide baru,

ide kreatif dengan

kemampuan

menerimanya

Berkaitan dengan pola

pikir dan budaya,

potensi dan kinerja,

serta berkaitan dengan

implementasi strategi

Visi yang tidak sejalan

dengan kebijakan

eksisting, bisnis seperti

biasa, tidak menunjukan

pandangan bersama,

tidak fokus

Pentingnya, kebanyakan,

dan kemiskinan

komunikasi, diikuti tidak

efektifnya pemasaran dan

penjualan, tidak menerima

masukan, dan salahnya

pilihan media

7Kesalahan inovasi

1Ketidakjelasan

tujuan2

Pandangan/visi

ke depan yang

terbatas

3Tidak

diselesaikannya

miskomunikasi

4Tidak

tercapainya

komitmen

dengan jelas

5Pendukung yang

melamahkan

6Ketidakreatifan

yang

membosankan

7kenyamanan

yang

memuaskan

• Kreativitas memang kurang di beberapa orang dan organisasi. Para psikolog tidak sepenuhnya yakin"dari mana" kreativitas berasal, atau bagaimana halitu terjadi.

• Karyawan tidak memahami sepenuhnya karenaselain inovasi akan ditantang untuk mendapatkaninsentif yang proporsional, karyawan pula secaraaktif didorong untuk menyumbangkan ide, untuksaling menantang atau ide manajemen, untukterlibat dalam konflik kreatif, dan untuk secara aktifmemindai lingkungan mereka, di dalam dan di luarpekerjaan, untuk ide-ide baru yang potensial.

• Kepemimpinan menghambat ide, tantangan, dan konflik kreatif dengan menciptakan dan memelihara budaya kepuasan diri atau, lebih buruk, iklim ketakutan.

• “The uncreative mind can spot wrong answers, but it takes a very creative mind to spot wrong questions.”

Page 19: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Dikaitkan dengan

teknologi, uang,

kebutuhan, daya tarik

yang tertunda, manfaat

keseluruhan

Mengabaikan kunci relasi,

ketidakseimbangan,

kepentingan jangka

pendek vs jangka panjang,

strategi vs taktik,

pemangku kepentingan

eksisting vs potensial

Salah konsepsi tentang

kepemimpinan, sisi

sejarah, kepemimpinan

tradisional (top down),

kekurangan yang

mendasar

Kekurangan ide, tidak

menerima ide baru,

ide kreatif dengan

kemampuan

menerimanya

Berkaitan dengan pola

pikir dan budaya,

potensi dan kinerja,

serta berkaitan dengan

implementasi strategi

Visi yang tidak sejalan

dengan kebijakan

eksisting, bisnis seperti

biasa, tidak menunjukan

pandangan bersama,

tidak fokus

Pentingnya, kebanyakan,

dan kemiskinan

komunikasi, diikuti tidak

efektifnya pemasaran dan

penjualan, tidak menerima

masukan, dan salahnya

pilihan media

7Kesalahan inovasi

1Ketidakjelasan

tujuan2

Pandangan/visi

ke depan yang

terbatas

3Tidak

diselesaikannya

miskomunikasi

4Tidak

tercapainya

komitmen

dengan jelas

5Pendukung yang

melamahkan

6Ketidakreatifan

yang

membosankan

7kenyamanan

yang

memuaskan

Page 20: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Konteks Perencanaan Nasional

Page 21: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

RPJMN 2015-2019Buku 1

• Meneguhkan kembali jalan ideologis:• Kedaulatan politik

• Berdikari dalam ekonomi

• Kepribadian dalam kebudayaan

• Tiga Masalah Pokok Bangsa• Merosotnya kewibawaan negara

• Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional

• Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

Page 22: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 23: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Obyek perencanaan

kota

Real space Cyberspace

Hardware

Software

Contents

Accessibility

Asynchronous

Synchronous

Time

Sumber: Shiode, 2000: 118, dalam Sutriadi, 2017 (forthcoming)

Transformasi Obyek Perencanaan (Wilayah dan Kota) dengan Kehadiran TIK

Page 24: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Prinsip/AsasIntensitas

Efisiensi

Efektivitas

Pembagian habis tugas

Rentang kendali

Tata kerja yang jelas

Fleksibilitas

Page 25: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Jangka pendek Jangka panjang

Membersihkan persoalan akut

Menyelesaikan persoalan saat ini

Mengantisipasi kebutuhan mendatang

Mengarahkan/ membentuk masa depan

Menyelesaikan problem akut, mengesampingkan resiko, mengidentifikasi gejala, perspektif hari per hari

Mengidentifikasi dan mengeliminasi penyebab dari persoalan; melakukan pembelajaran

Pendekatan proaktif bagi masa datang; seluruh organisasi terlibat dalam meneliti dan berpikir; perencana strategi

Menciptakan masa depan gemilang; memandang masa mendatang sebagai portofolio peluang; merancang proses untuk mendukung eksperimentasi menerus sebagai alat untuk membentuk masa depan

From Cleaner to Shaper(Lindgren&Bandhold, 2009)

Page 26: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Pilihan Strategis

More focussed More synoptic

More simplifying More elaborating

More reactive More interactive

More reducing More accommodating

More exploratory More decisive

Treatment of scope

Treatment of complexity

Treatment of conflict

Treatment of uncertainty

Treatment of progress

Shaping Designing Comparing Choosing

Lebih mampu mengungkapkan persoalan kunci/inti

Lebih banyak melibatkan bagian secara lebih hati-hati dan rinci

Lebih banyak berinteraksi dengan pihak terkait yang berkonflik

Lebih memberikan peluang terhadap masukan dari pihak terkait untuk

pengambilan keputusan

Lebih focus kepada penyelesaian persoalan dan menunjukan hasil yang

lebih pasti

Lebih fokus kepada penanganan persoalan-persoalan kunci/inti

Lebih mudah dipahami dan lebih mudah dilakukan

Segera melakukan reaksi (terhadap aksi yang terjadi)

Lebih mengurangi persoalan

Lebih rinci dalam melakukan penilaian atau penelitian

Page 27: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Hal-hal penting:

Design

Plan

Strategy

Implementation

Principle

Funding

Rancangan ‘struktur’ perencanaan strategis yang dilakukan dengan mengkaitkan elemen-elemen dan fungsi masing-masing pada suatu system secara keseluruhan (holistik), tidak dibuat secara terpisah-pisah

Perencanaan strategis yang akan dikembangkan haruslah direncana secara sistemik dan mempertimbangkan aspek-aspek terkait di bidang penataan ruang

Perencanaan jangka menengah yang selayaknya ditata secara strategis, mungkin terpisah secara administrative tetapi secara strategi penanganan dilakukan secara menyeluruh mempertimbangkan aspek ekologis, sosial, dan manfaat ekonomi, berikut fungsi dan nilainya

Rencana strategis selayaknya direncanakan dan diimplementasikan dengan masukan dari public, termasuk di dalamnya organisasi-organisasi kemasyarakatan dan para pemangku kepentingan lainnya di bidang penataan ruang

Perencanaan strategis selayaknya dikembangkan dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dari para professional di bidang multidisiplin terkait penataan ruang

Perencanaan strategis ketika disusun dan lebih jauh lagi akan diimplementasikan, selayaknya mendapatkan pembiayaan yang memadai.

Page 28: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Hal-hal penting:

DesignRancangan ‘struktur’ perencanaan strategis yang dilakukan dengan mengkaitkan elemen-elemen dan fungsi masing-masing pada suatu system secara keseluruhan (holistik), tidak dibuat secara terpisah-pisah

Page 29: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Hal-hal penting:

PlanPerencanaan strategis yang akan dikembangkan haruslah direncana secara sistemik dan mempertimbangkan aspek-aspek terkait di bidang penataan ruang

Page 30: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Akses dan kualitas

Page 31: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Hal-hal penting:

StrategyPerencanaan jangka menengah yang selayaknya ditata secara strategis, mungkin terpisah secara administrative tetapi secara strategi penanganan dilakukan secara menyeluruh mempertimbangkan aspek ekologis, sosial, dan manfaat ekonomi, berikut fungsi dan nilainya

Page 32: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 33: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Strategi terkait PAN RB

Page 34: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 35: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 36: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 37: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 38: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 39: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 40: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 41: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 42: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Hal-hal penting:

Implementation Rencana strategis selayaknya direncanakan dan diimplementasikan dengan masukan dari public, termasuk di dalamnya organisasi-organisasi kemasyarakatan dan para pemangku kepentingan lainnya di bidang penataan ruang

Page 43: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 44: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 45: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 46: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Hal-hal penting:

PrinciplePerencanaan strategis selayaknya dikembangkan dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dari para professional di bidang multidisiplin terkait penataan ruang

Page 47: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 48: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Hal-hal penting:

Funding Perencanaan strategis ketika disusun dan lebih jauh lagi akan diimplementasikan, selayaknya mendapatkan pembiayaan yang memadai.

Page 49: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 50: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 51: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

5 kata kunci

Development Issues

Governance

Coordination SyncronizationSynergy

Governance: Tindakan ataupun cara untuk menata kelola (kepamongan)

Coordinationorganisasi dari unsur-unsur yang

berbeda dari kegiatan yang kompleks sehingga memungkinkan untuk bekerja sama secara efektif.

SyncronizationPengoperasian kegiatan-

kegiatan pada saat ataupun tingkatan yang sama.

Synergyinteraksi atau kerjasama dari dua atau lebih organisasi untuk menghasilkan efek gabungan lebih besar daripada

jumlah efek masing-masing.

Development Issues: Topik-topik penting pembangunan daerah yang jelas spesifikasinya

(kuantitatif ataupun kualitatif) dan sering diperdebatkan ataupun didiskusikan

Unpredicted valuesUnpredicted decision

making processUpredicted environment

Page 52: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Development Issues: Topik-topik penting pembangunan daerah yang jelas spesifikasinya

(kuantitatif ataupun kualitatif) dan sering diperdebatkan ataupun didiskusikan

Unpredicted values Unpredicted decision making process

Upredicted environment

Apa pedoman yang dibutuhkan?

Penelitian, survey, analisis, perkiraan apa yang harus

dilakukan?

Fasilitasi apa yang diperlukan? Perencanaan apa yang dibutuhkan? Negosiasi apa yang harus dilakukan? Adakah agenda lebih luas?

Perlu tujuan pembangunan yang lebih

jelas

Perlu informasi yang lebih banyak

Perlu koordinasi secara lebih kondusif

Page 53: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Tata kelola fokus kepada pembenahan kerangka

sistem sosial dan ekonomi serta struktur hukum dan

politik

Masa Lalu

Mulai mengevaluasi dari ‘jebakan’ tata kelola

pemerintahan saat ini (tantangan global dan

kebocoran/korupsi)

Saat IniMerumuskan bagaimana tata kelola pemerintahan

kota yang dapat mewarnai isu tujuan pembangunan

global

Massa Mendatang

Pergeseran Konsep Tata Kelola Kota

Page 54: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Trilogi Inovasi Berkelanjutan Bekal Kecerdasan Kota(Charles Landry)

Memahami dasar dan latar belakang merencana (kota)

Bagaimana dan apa syarat pengembangan kota secara

kreatif

Bagaimana dan apa syarat pengembangan kota secara

kreatif

Page 55: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Trilogi Inovasi Berkelanjutan Bekal Kecerdasan Kota(Charles Landry)

Memahami dasar dan latar belakang merencana (kota)

• Apa yang dimiliki kota (katalogisasi)• Gunakan panca indra, apa potensi kota kita• Potensi kota tadi akan dicantolkan kepada jargon/kebijakan yang

mana?• Apa/siapa kira-kira yang menjadi kendala/tidak mendukung

perubahan?• Bagaimana benang kusut yang ada, coba uraikan• Camkan bahwa kota dapat merupakan tempat menunjukan seni warga

secara bersama/kolektif untuk meningkatkan daya tarik• Kalau akan kita ubah, apakah akan jadi terkenal di dunia?

Page 56: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Trilogi Inovasi Berkelanjutan Bekal Kecerdasan Kota(Charles Landry)

Memahami dasar dan latar belakang merencana (kota)

• Apa ciri kota yang direncanakan bila difungsikan sebagai pusatperdagangan dan jasa, adakah riwayat dan sejarah masa lalunya(kaitkan dengan konektivitas regional dan para pelaku sejarah)

• Siapa tokoh idola warga• Pernahkah kota kasus studi mengalami masa kejayaan, dan mengapa

mengalami penurunan kinerja• Apa basis budayanya?

Page 57: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Trilogi Inovasi Berkelanjutan Bekal Kecerdasan Kota(Charles Landry)

Bagaimana dan apa syarat pengembangan kota secara

kreatif • Bagaimana cara memulai suatu kota kreatif, bagaimana mengukur pelaksanaan kreativitas pada suatu kota, serta bagaimana menilai dan mempertahankan proses kreatif secara menerus

• Kota kreatif dan arah pengembangannya ke depan, termasuk menciptakan suatu kota yang masyarakatnya tetap belajar serta mengembangkan strategi yang tepat untuk masa depan

• Menelusuri mengapa penting pengembangan kota kreatif, apakah hubungannya dengan persoalan kota melalui solusi-solusi kreatif dengan gagasan-gagasan baru.

• Bagaimana proses perubahan menuju kota kreatif, pondasi yang harus dipersiapkan, serta bagaimana menciptakan suatu lingkungan kondusif bagi suatu kota kreatif

Page 58: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Trilogi Inovasi Berkelanjutan Bekal Kecerdasan Kota X(Charles Landry)

Bagaimana dan apa syarat pengembangan kota secara

kreatif

• Bagaimana memulai ide kreatiftersebut, terutama dimulaidengan memunculkan ciri budayaberikut keguyuban wargayangmenunjukan pembangunanberbasis masyarakat

• Berkaca dari SIDS

• Tema kreatif dan inovatif mana yang akan diusung? Dan ide tersebut untuk menjawab persoalan yang mana? (inget kasus pasar vs sampah nya Mamuju)

• Apa yang memungkinkan masyarakat dapat berubah ke arah lebih baik?

Page 59: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Trilogi Inovasi Berkelanjutan Bekal Kecerdasan Kota(Charles Landry)

Bagaimana dan apa syarat pengembangan kota secara

kreatif

1. Kita siapkan skenario yang tepat, siapa sih kita? Kita selalu berhubungan dengan siapa? Bagaimana mendorong kolaborasi dan aturannya?

2. Kenali keberagaman sebagai suatu potensi (blue ocean strategy)3. Kenali pengelompokan sebagai potensi tadi dan bisa berperan seperti

apa pada konteks dunia?4. Cari slogan tentang kebersamaan secara historis dan budaya5. Cari contoh menarik dan positif tentang kebersamaan tersebut

(sektoral dan spasial).6. Rinci manfaat keberagaman dalam bentuk-bentuk nyata7. Apa yang dapat ditawarkan konsep dan tindakan bersama untuk

menunjukan kota yang beragam dan inklusif.8. Bagaimana menyamakan frekuensi dari warganya demi kemajuan kota9. Buat indikator-indikator keterbukaan dan keberhasilannya

Page 60: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Trilogi Inovasi Berkelanjutan Bekal Kecerdasan Kota X(Charles Landry)

Bagaimana dan apa syarat pengembangan kota secara

kreatif1. Kita siapkan skenarionya ya:

• Core: apa komoditas dan layanan unggulan?• Consequence: apa infrastruktur dan suprastruktur yang perlu

dibangun untuk mendukungnya?• Customer: apa saja yang dapat mendorong layanan prima, JIT,

faster-cheaper-better.• Control: bagaimana kesiapan kebijakan dan warga secara

bersama memantau pembangunan kota• Culture: bagaimana mendorong budaya lokal yang cerdas melalui

pendidikan menerus2. Bagaimana menyamakan frekuensi dari warganya demi kemajuan

Kota X, buat KPI diturunkan dari PP-KP-Proyek Prioritas.

Page 61: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

01Water resources

management (understanding the essences of Law No.

11/1974, and wait the newest version of Law

No. 7/2004 that has been canceled by

constitution court)

02Disaster

management (Law No. 24/2007)

03Spatial Planning (Law No. 26/2007)

04Public Services (Law No. 25/2009,

including the role of technology to provide better pubic services)

05Environmental protection and management

(Law No. 32/2009)

06Regional

autonomy (Law No. 23/2014, including chapters

which incorporates with power sharing and

regional innovation)

07Marine and small

islands development

(Law No. 32/2014)

08Law of Village (The

Law No. 6/2014, especially related to rural urban linkages,

community initiatives, bottom up planning)

09Detail spatial planning and

zoning regulation (Regulation of Ministrial of

Public Works and Public Housing No. 20/2011)

10Green city

development Program (Guidance

Implementation of Green City

Development Program including Regulation of

Ministrial of Public Works No. 5/2008 )

Kebijakan Terkait

Page 63: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 64: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Komponen-Komponen Circular City (7R)

Page 65: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Contoh Tema: Circular City

Suatu kota merupakan hasil pemikiran ulang

tentang pemanfaatan

sumberdaya (alam, manusia, dan

lainnya) supaya berdaya saing

ekonomi sekaligus memberikan solusi

terhadap persoalan

lingkungan berikut pelestariannya

Kota didorong untuk

menciptakan sesuatu yang

dapat tumbuh dan berkembang,

dapat diupgrade, repair, dipisah-pisahkan dan di reuse, termasuk

membuat sesuatu yang baru dari

yang sudah ada.

Mendorong maksimasi produk dan layanan dari

sisi lifecycle (sesuatu yang masih dapat

dimanfaatkan oleh orang/kota lain.

Perlu adanya platform B2B

sebagai operasionalisasi.

Kota haruslah dapat mencari sumberdaya

‘terbuang’ baik di dalam maupun di

sekitarnya (ataupun diimpor) untuk diperbaiki

dan dimanfaatkan kembali untuk pasar tertentu

dengan pedoman baku yang dapat dipelajari semua

warga.

Mendorong terciptanya

peluang ekonomi dengan memilih komponen yang

dapat dimanfaatkan

kembali kemudian diproduksi untuk

menghasilkan produk baru. Hal ini perlu didukung

pula dengan system insentif

bisnis.

Merupakan cara terakhir setelah

upaya repair, reuse, dan

remanufacture tidak dapat dilakukan.

Memanfaatkan sumberdaya

lokal ataupun impor

khususnya dari material barang

sehari-hari (kertas, plastic,

metal, elektronik, dsb).

Mendorong pemanfaatan barang/item

dalam hal mempertahankan

tingkat nilai di dalamnya, bahkan

sampai kepada akhir masa

pakainya. Oleh sebab itu, menjadi peluang bagi suatu

kota dalam hal pengembangan basis ekonomi dengan menilai

berbeda dari konsep

sumberdaya yang ada termasuk di

sekitarnya.

Rethink Redesign Repurpose,

reuse&shareRepair Remanufacture Recycle Recover

Page 66: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Contoh Tema: Circular City Kota X

Apa sumberdayaalternatif yang

dapat ditawarkanX? Identitas fauna-flora, komoditas,

layanan(pergeseran dariindustri ke sektor

jasa ataupunberbasis ilmupengetahuan)

Potensi lahan perkotaan dan ruang terbuka

yang dapat dikembangkan dengan fungsi-fungsi spesifik

Apa sumberdaya lokal yang

dibutuhkan oleh pihak lain (tetangga,

regional, global), bagaimana kerangka

operasionalisasi-nya yang

berkelanjutanUntuk B2B

Apa komoditas ataupun

sumberdaya yang selama ini belum

termanfaatkan dengan baik? Misalnya isu

tentang ketahanan pangan kota

Menjabarkan Sektor prioritas investasi skala

nasional ke dalam skala kota dan bagian wilayah

kota, serta wilayah sekitarnya dengan

prinsip C2C cooperation.

Adakah materi yang selama ini

tidak bermanfaat

(kertas, plastic, metal,

elektronik, dsb) untuk didaur ulang dengan

cara yang sederhana dan berkelanjutan

(lessons learned UNIDO, blue

job)

Apa basis sektor perkotaan yang

dapat dikembangkan

pada masa mendatang (diluar sektor primer dan

sekunder, definisikan bahan

mentah dan potensi pasarnya).

Rethink Redesign Repurpose,

reuse&shareRepair Remanufacture Recycle Recover

Page 67: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 68: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 69: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Memahami kebutuhan03

Memahami proses

02

Menetapkan tujuan

01

Memahami kapasitas pemangku

kepentingan

10

Memahami konsep

pembangunan berkelanjutan

09

Memahami sistem logistik

08

Memahami jejaring substansi rencana

07

Memahami sistem saluran komunikasi

06Memahami kepentingan

05

Memahami ruang rencana

04

Page 70: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 71: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 72: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 73: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 74: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 75: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 76: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 77: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 78: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 79: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 80: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 81: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 82: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 83: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan
Page 84: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

01/11/2019 84

Place

Number of women, children&elderly

Social networks

Evening use

Street life

Local business ownership

Land use patterns

Rent levels

Retail sales

Crime statistics

Sanitation rating

Building conditions

Environmental data

Traffic data

Mode splits

Transit usage

Pedestrian activity

Parking usage patterns

diverse

stewardship

cooperative

neighborly

pride

friendly

interactive

welcoming

continuity

proximity

connected

readable

walkable

convenient

accessible

funactive

vital

special

real

useful

indigenous

celebratory

sustainable

safe

clean

“Green”

walkable

sittable

spiritual

charming

attractive

historic

Access& Linkages

Comfort&Image

Sociability Uses&Activities

MEASUREMENTS INTANGIBLES KEY ATTRIBUTES

Gambar 6.3Place Making Elements

Sumber: Baltimore City Department of Planning, dalam Cilliers dan Timmermans, 2014.

Place

SenseThe human capacity to produce meaning

LocaleThe social/cultural relations

Location The material setting

Sumber: Agnew, 1987, open access, dalam Cilliers dan Timmermans, 2014.

Gambar 6.2Place Diagram

Tempat atau lokasi (place) serta ruang (space) merupakan terminologi yang akrabdigunakan oleh para perencana kota. Pada dasarnya ruang diorganisasikan dalamsuatu lokasi/tempat serta tidak dapat dipisahkan dari hubungan sosial dan identitasyang terbentuk. Oleh sebab itu, Lefebvre dan Soja (Lefebvre, 1991; Soja, 1996dalam Cilliers dan Timmermans, 2014) terdapat tiga pemahaman ruang dalambentuk dialectical triad: a. Conceived space (ruang yang dikonsepsikan ataurepresentasi ruang), merupakan bentuk dominan dalam memahami ruang, danuntuk operasionalisasi para perencana, serta melibatkan bekal pengetahuan dannilai abstrak menjadi tanda dan kode yang bersifat tersirat maupun tersurat; b.Perceived space (ruang yang dirasakan atau praktek ruang), merupakan pengalamanakan ruang yang dapat diukur secara empiris. Hal ini melibatkan interpretasi tandadan kode, secara akurat; c. Lived space (ruang sebagai tempat hidup atau ruangsebagai suatu representasi), secara langsung diproduksi dan dialami sebagai gambardan symbol yang terbentuk oleh kehidupan pengguna sehari-hari. Dalam konteksgeografis, ruang merupakan territorial of meaning atau makna teritorial (Holt-Jensen, 1999: 224 dalam Cilliers dan Timmermans, 2014). Tempat merupakan ruangyang dapat kita ingat, yang kita peduli sebagai bagian dari kehidupan kita.

Lebih jauh lagi, tempat dapat memberikan emosi, realokasi, berkaitan dengan orang,ataupun ide sampai kepada pikiran (Lyndon, 1983: 2 dalam Cilliers dan Timmermans,2014). Tempat ataupun lokasi merupakan ruang dengan makna. Para perencana(kota) lah yang menangani transformasi dari ruang kepada tempat/lokasi. Hal inimerupakan pemahaman akan dimensi yang kian berkembang dalammengkonsepsualisasikan sesuatu yang muncul, menggunakan ruang untukmerencana dan mentransformasikannya ke dalam tempat kehidupan yangbermakan.

Page 85: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

01/11/2019 85

Sebagai contoh akan pemahaman tempat dan ruang dalam konteks perencanaan,Cilliers dan Timmermans memberikan ilustrasi dalam bentuk ruang terbuka hijaukota (urban open space) yang digambarkan di bawah ini. Pada dasarnya ruangterbuka kota sudah selayaknya untuk dirancang agar memberikan manfaat kepadamasyarakat secara keseluruhan, sehingga menjadi penting dalam prosesnyaperancangannya untuk memahami elemen-elemen apa saja yang berada di sekitarruang terbuka dan terhubung dengan ruang terbuka tersebut. Melalui pemahamanakan elemen-elemen tersebut diharapkan maka kebutuhan masing-masing elementersebut secara tersurat dapat dirinci dan dipertimbangkan. Terlihat pada ilustrasi dibawah ini bahwa setidaknya terdapat setidaknya enambelas elemen yang harusdiperhatikan ketika akan fokus merancang suatu ruang terbuka di perkotaan. Mulaidari ruang terbuka tersebut ada hubungannya dengan berbagai atribut daripenduduk ataupun warga kota, mulai dari sisi umur, sisi aktivitas, jenis kelamin, asalmereka, dan seterusnya.

Pemahaman akan tempat dari sisi perencana kota berikut para pemangkukepentingan yang ada di dalamnya sangat penting di era berkembangnya mediasosial, karena media sosial dapat dijadikan sebagai media alternatif untuk partisipasidalam perencanaan. Dalam hal ini, Cilliers dan Timmermans menerangkan bahwapartisipasi memang tidak dapat dipaksanakan kepada semua orang, tetapisetidaknya kita dapat memahami keinginan untuk berpartisipasi berbasis kepadakepentingan, keingintahuan, serta tanggung jawab sosial. Tantangan bagiperencana ialah bagaimana meyakinkan semua pemangku kepentingan dapatmemberikan gambaran komprehensif atas kebutuhan sosial berikut perspektifnya.

Local community

Scpecialists consultants

Planner designer

Other authorities

Funding agency

The clientMunicipal authority

Expert opinion

Translation into design

Security safety

Sumber: stiles, 2012: 29, dalam Cilliers dan Timmermans, 2014.

Gambar 6.5Aktor-Aktor Utama Terkait Ruang Terbuka

Pre-School Children

School Children

Teenagers and Young

Adults

Men Women

Retired People and Senior

Citizens

Businesses

Commuters and Incoming

Workers

Local Residents

The Unemployed

Families

Parents or Child Careers with

Children

Working People

Tourists and Visitors

Migrants and other Minority Ethnic Groups

The Physically Disabled and their Careers

Urban Open Space

Sumber: stiles, 2012: 24, dalam Cilliers dan Timmermans, 2014.

Gambar 6.4Elemen-Elemen di Sekitar Ruang Terbuka Kota

Page 86: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Perceptual Analysis

• Legibility. Bagaimanafilosofi fungsi ruang di suatu kota yang ditunjukan oleh strukturdan pola ruang, sertatema-temapengembangankawasannya (ingatdengan temapembangunan yang berakar).

Page 87: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Perceptual Analysis

• Attractiveness. Apa sajadaya tarik yang akandikembangkan bagi Kota X dan bagaimana antisipasikehadiran investor maupunwisatawan supayapembangunan tetapinklusif dan berkelanjutan

Page 88: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Perceptual Analysis

•Symbolism. Apa symbol-symbol kota yang akanditunjukan dalam symboldan node Kota tertentu(misalnya Bandung)

Page 89: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan

Perceptual Analysis

•Quality of life.Mendorong adanyapeningkatan kualitaswarga Kota tertentu,setidaknya warga kotatersebut ‘viral’ demikianpula dengan obyek dandaya tarik kotanya.

Page 90: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/.../10/2019-Bappeda-Jabar-Menulis-Perencanaan-RS01.pdfnilai yang sangat penting di dalam perumusan kebijakan