inhouse training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...:...

50
Inhouse Training Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara Bappeda Jabar, Jumat, 28 Februari 2020 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2020 Smart city Sebagai Tema Pengembangan Wilayah dan Kota

Upload: others

Post on 30-Jun-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Inhouse TrainingPeningkatan Kapasitas Aparatur Sipil NegaraBappeda Jabar, Jumat, 28 Februari 2020

Program Studi Perencanaan Wilayah dan KotaSekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Institut Teknologi Bandung2020

Smart citySebagai Tema Pengembangan Wilayah dan Kota

Page 2: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Smart(kata sifat)

City(kata benda)

Sifat pintar, berintelegensia

Ringan kepala

Perangkat berbasis sensor yang berupa sistem non manusia

citizen (warga)pusat finansial dan komersial

Tempat atau situasi yang dicirikan oleh atribut spesifik (penduduk, luas lahan, aktivitas, kelengkapan infrastruktur)

Smart City

Page 3: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Esensi Smart City

(versi IBM)

Ada perangkat yang digunakan

Ada saling hubungan

(terkait fungsi)

Ada dasar keilmuan yang dikembangkan

Kehadiran TIK sebagai komponenen penting

dari infrastruktur wilayah dan kota

Karakteristik produk dan layanan berbasis

ilmu pengetahuan

Pemanfaatan sensor pada infrastruktur kota

berikut aplikasinya untuk memudahkan

aktivitas dan mengoptimalkan

sumberdaya

Pandangan popular tentang

Smart city

Page 4: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Smart City(https://smartcity.brussels/the-project)

• Collaborate: di kota cerdas, layanan publik beroperasi di lingkunganterbuka. Mereka bertukar data dan membagikan proyek mereka untukmembuat layanan lebih efisien dan lebih efektif, fokus pada pengguna, sekaligus menciptakan skala ekonomi.

• Save: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karenaitu menghemat energi, air, bahan baku, makanan dan sumber dayakeuangan untuk terus makmur di era transisi sambil mengurangi emisipolusi.

• Innovate: kota cerdas harus mendorong warganya, bisnisnya, dan layanan publiknya untuk menghasilkan cara-cara baru dalamorganisasi, berbagi, berkomunikasi, memproduksi ... untukmengembangkan dinamisme perkotaan melalui layanan inovatif.

• Integrate: kota cerdas tidak dapat meninggalkan siapa pun dan karenaitu harus memperkaya kualitas hidup setiap orang, denganmengurangi divisi sosial pendidikan, gender, kesehatan, keselamatan, dll.

• Participate: kota cerdas bukanlah kota nyata jika tidak mengaitkanwarganya, bisnisnya ... dengan proyek-proyeknya. Tidak ada yang bisaditinggalkan di garis samping di kota pintar! Partisipasi adalah kuncitata pemerintahan yang baik di kota pintar.

• Simplify: kota cerdas, kecuali beberapa kota cerdas langka yang dibuatdari nol, semua memiliki masa lalu di mana peraturan atau bea cukaisecara bertahap berkembang ... terkadang usang, terkadangkontraproduktif dan sering keluar dari fase dengan kesederhanaanlayanan berbasis web.

Page 5: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Smart City (https://smartcity.org.hk/en/about-background.php).

• Smart City adalah konsep baru yang mencakup definisi yang terus berkembang. Secara umum, Smart City adalah kota yang memanfaatkan teknologi dan perkembanganbaru untuk meningkatkan sistem, operasi, dan pemberian layanannya. Kota Pintar memilikisatu kesamaan, penerapan TIK untukmenghubungkan dan mengintegrasikansistem dan layanan kota. Tujuan dari Smart Cities adalah untuk meningkatkanmanajemen kota dan kualitas hiduppenduduk melalui penggunaan sumber dayayang efisien dan pemberian layanansementara pada saat yang sama mengurangijejak lingkungan (Source: Research Report on Smart City, Central Policy Unit, the Government of the Hong Kong Special Administrative Region, September 2015)

Page 6: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Cyber(kata sifat)

City(kata benda)

Dunia maya Sistemkomputer dan

informasi

dari, berkaitan dengan, atau melibatkan

komputer atau jaringankomputer (seperti

Internet)

citizen (warga)pusat finansial dan komersial

Tempat atau situasi yang dicirikan oleh atribut spesifik (penduduk, luas lahan, aktivitas, kelengkapan infrastruktur)

Cyber City

Catatan: cybernetic, ilmu komunikasi dan teori kontrol yang berkaitan terutama dengan studi perbandingan sistem kontrolotomatis (seperti sistem saraf dan otak dan sistem komunikasi mekanik-listrik)

Page 7: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Cybercity(Li Deren , Zhu Qing & Li Xiafei, 2000: https://doi.org/10.1007/BF02829388 )

• CyberSpace pertama kali muncul dalam fiksi ilmiah, "Neuromancer" oleh W. Gibson (1984), istilah iniditerapkan untuk menggambarkan visi putus asadari waktu dekat, kerusakan kota, dan implan saraf. Baru-baru ini, itu dianggap sebagai kata yang merujuk pada alam semesta yang sepenuhnya barudan ruang yang sebenarnya ada di dalam Internet komputer di seluruh dunia.

• Tidak seperti ‘real city’, CyberCity adalahkota virtual yang terdiri dari berbagai data elektronik yang disimpan di komputeratau di Internet. Informasi model 3D, tekstur fotorealistik dan topologi tentangpermukaan bumi dan objek diunggah kejaringan melalui server lokal sehinggapengguna jarak jauh dapat mengaksesdata ini dan cukup mengeklik tempatkejadian untuk meminta informasi lebihlanjut. CyberCity termasuk, selain modal 3D, informasi lain seperti informasikeuangan, informasi telekomunikasi, informasi wisata, beberapa informasikomoditas umum dan sebagainya, yang dengan pengguna membentuk ruangyang tersedia.

Page 8: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Knowledge(kata benda)

City(kata benda)

fakta atau kondisimengetahui sesuatu dengan

keakraban yang diperolehmelalui pengalaman atau

pergaulan

kenalan atau pemahaman tentang

sains, seni, atau teknik

fakta atau kondisi sadar akan sesuatu; rentang

informasi atau pemahaman seseorang

citizen (warga)pusat finansial dan komersial

Tempat atau situasi yang dicirikan oleh atribut spesifik (penduduk, luas lahan, aktivitas, kelengkapan infrastruktur)

KnowledgeCity

Page 9: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Knowledge City (European Cities in the Knowledge Economy: Towards a Typology, Willem van Winden, Leo van den Berg and Peter Pol, DOI: 10.1080/00420980601131886 Urban Stud 2007; 44; 525 )

Pergeseran menuju ekonomi berbasispengetahuan tampaknya mendukungbeberapa daerah perkotaan yang kaya. Namun, tidak semua kota mendapatmanfaat yang sama. Makalah ini membahaspergeseran menuju ekonomi berbasispengetahuan di berbagai jenis kota Eropa, dan menghasilkan kesimpulan kebijakanuntuk pemerintah lokal dan nasional. Kerangka analisis integratif dikembangkandan diterapkan ke sejumlah kota di Eropabarat laut. Makalah ini mengungkapkanperbedaan besar dalam kemampuan kotauntuk mengambil manfaat dari pergeseranmenuju ekonomi pengetahuan dan menggambarkan dan mengomentaritanggapan kebijakan saat ini.

Page 10: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,
Page 11: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,
Page 12: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,
Page 13: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Digital(kata sifat)

City(kata benda)

dari atau berhubungandengan jari tangan atau

kaki

done with a finger

dari, berkaitan dengan, atau menggunakan perhitungan dengan metode numerik atau dengan unit diskrit; terdiri dari data dalam bentuk digit biner khususnya; berkaitan dengan metode perekaman audio di mana gelombang

suara direpresentasikan secara digital (seperti pada pita magnetik) sehingga dalam rekaman wow dan bergetar dihilangkan dan kebisingan latar belakang berkurang

citizen (warga)pusat finansial dan komersial

Tempat atau situasi yang dicirikan oleh atribut spesifik (penduduk, luas lahan, aktivitas, kelengkapan infrastruktur)

Digital City

Page 14: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Digital City(https://www.igi-global.com/dictionary/nature-inspired-parallel-computing/7580)

• Konsep “digital city/kota digital" berasal dari konsep “digital earth/bumi digital" yang diajukanpertama kali oleh Al Gore. Kota digital mensimulasikan kota nyatadengan ilmu komputer dan ilmugeografis untuk membantupemerintah dalam perencanaankota dan simulasi transportasi. Ada beberapa kota digital terkenaltermasuk Virtual Los Angeles, Model City Philadelphia, Google earth dan virtual earth. Learn more in: Nature Inspired Parallel Computing

• Inisiatif pemerintah kota untukmengimplementasikaninfrastruktur jaringan di seluruhkota dan layanan publik / swasta di atasnya. Learn more in: Planning of Wireless Community Networks

• Biasanya situs web, yang berpusatdi kota, tempat otoritas publik, bisnis, dan warga negara dapatberkomunikasi dan bertukarinformasi. Learn more in: E-Government and E-Democracy in the Making

Page 15: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

e(kata sambung, kata

depan)

Government(kata benda, atau kata keterangan)

atau berkaitandenganelektron

elektronik

dari, berkaitan dengan, ataumenggunakan perangkat yang dibangun atau bekerja denganmetode atau prinsip elektronik

Menggunakanuntuk modal

Tindakan atauproses

pemerintahan

tubuh orang-orang yang merupakanotoritas yang mengatur unit politik atau

organisasi

E-Government

organisasi, permesinan, atau lembaga yang melaluinya unit politik menjalankan wewenang dan melakukan fungsi-fungsi

dan yang biasanya diklasifikasikan menurut distribusikekuasaan di dalamnya

Page 16: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

e-Government

Pemerintahan berbasis elektronik (atau e-Government) adalah penerapan TeknologiInformasi dan Komunikasi (TIK) untuk fungsidan prosedur pemerintah dengan tujuanmeningkatkan efisiensi, transparansi, dan partisipasi warga(http://portal.oas.org/Portal/Sector/SAP/DepartamentoparalaGestiónPúblicaEfectiva/NPA/SobreProgramadeeGobierno/tabid/811/Default.aspx?language=en-us).

e-Government adalah penggunaanteknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kegiatan organisasisektor publik. Beberapa definisi membatasie-government hanya untuk aplikasi yang mendukung Internet, atau hanya untukinteraksi antara pemerintah dan kelompokluar. Di sini, kami tidak - semua TIK digital dimasukkan; semua kegiatan sektor publikdimasukkan. Dalam definisi kami, maka, pemerintah telah mempraktikkan e pemerintah selama lebih dari 50 tahun: menggunakan mainframe pertama di Kantor Statistik adalah "e-government". Kami hanya tidak memberikan nama itu 50 tahun yang lalu(http://www.egov4dev.org/success/definitions.shtml)

http://www.egov4dev.org/success/definitions.shtml

Page 17: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

e-Governance(https://www.igi-global.com/dictionary/cyber-capability-framework/8702)

• Tata Kelola Elektronik adalah penerapan TeknologiInformasi dan Komunikasi (TIK) untuk memberikanlayanan pemerintah melalui integrasi berbagaisistem yang berdiri sendiri antara Pemerintah-ke-Warga Negara (G2C), Pemerintah-ke-Bisnis (G2B), dan Pemerintah-ke-Pemerintah (G2G) layanan. Inisering dikaitkan dengan proses back office dan interaksi dalam seluruh kerangka kerja pemerintah. Melalui e-Governance, layanan pemerintahdisediakan untuk warga negara dengan cara yang nyaman, efisien, dan transparan. Learn more in: Cyber Capability Framework: A Tool to Evaluate ICT for Development Projects

• Komunikasi dengan elektronik berartimenempatkan kekuasaan di tangan warga untukmenentukan hukum apa yang perlu dibuat dan bagaimana undang-undang ini harus ditulis. Learn more in: Bridging the Digital Divide in Scotland

• Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi(TIK) yang muncul untuk memfasilitasi proses pemerintahan dan administrasi publik. Ini adalahtentang memberi warga negara kemampuan untukmemilih cara di mana mereka ingin berinteraksidengan pemerintah mereka. Dan ini adalahtentang pilihan yang dibuat pemerintah tentangbagaimana TIK akan digunakan untuk mendukungpilihan warga. Learn more in: The E-Governance Concerns in Information System Design for Effective E-Government Performance Improvement

• Ini adalah aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layananpemerintah, pertukaran informasi dan transaksi. Learn more in: Direct Benefit Transfer Using Aadhaar: Improving Transparency and Reducing Corruption

Page 18: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Kota sebagai Suatu Sistem

Penduduk

Lahan

Sumberdaya

Aktivitassosial

Aktivitasekonomi

Kota

Jaringankota-kotadi dunia

Masukan Kota Keluaran

Sumber daya

Sampah

Pemanfaatan denganprinsip keberlanjutan

Teknologi cerdas (tepatguna)

Etika, kebijakanpengelolaan

Kota berkelanjutan

danberkeadilan

Efisien, efektif, danoptimal

Etika pemanfaatan TIK, etika pembangunanberkelanjutan, etika

merencana kota

Skenario dan strategi pembangunan kota

Pertimbangan

Fokus

Pemanfaatan denganprinsip keberlanjutan

Daur ulang

Page 19: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Sistem(kata benda)

Perencanaan(kata benda)

Seperangkat hal yang terhubung atau bagian yang

membentuk sesuatu yang kompleks

Seperangkat prinsip atau prosedur untuk menuntut melakukan hal

tertentu, dapat berupa skema yang terorganisir atau metode tertentu

Aktivitas umum yang dilakukan oleh

manusia

Pemikiran untuk masa mendatang dalam

memanfaakan sumberdaya

Proses dari pemikiran manusia berikut tindakannya

berdasarkan pemikiran tersebut

Sistem Perencanaan

Pengendalian pembangunan kota oleh pemerintah

setempat berikut lisensi pembangunan baru atau

perubahan dari yang sudah ada

"Objects are the parameters of systems : the parameters of systems are input,process, output, feedback control, and a restriction. Each system parametermay take a variety of values to describe a system state. "Attributes are theproperties of object parameters. A property is an external manifestation of theway in which an object is known, observed, or introduced in a process.Attributes characterise the parameters of systems, making possible theassignment of a value and a dimensional description. The attributes of objectsmay be altered as a result of system operation. "Relationships are the bondsthat link objects and attributes in the system process. Relationships arepostulated among all system elements, among systems and sub-systems, andbetween two or more sub-systems."

Page 20: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Kota sebagai Suatu SistemPemahaman tentang smart city atau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi kota cerdas dari sisi perencana kota, sudah selayaknya dipandang dalam konteks kota sebagai suatu sistem, seperti gambaran di bawah ini.

Sebagai contoh praktis, sebuahkota di Inggris, Peterboroughdikenal sebagia suatu kotacerdas karena memliki konsepcircular city. Kota inimenekankan kepadamensirkulasikan sumberdaya,menggunakan semaksimalmungkin sumberdaya lokaluntuk ketangguhan ekonomi,mengembangkan masyarakatyang kuat dan meningkatkanlingkungan secara lebihberkelanjutan

Masukan Kota Keluaran

Sumber daya

Sampah

Pemanfaatan denganprinsip keberlanjutan

Teknologi cerdas(tepat guna)

Etika, kebijakanpengelolaan

Kota berkelanjuta

n danberkeadilan

Efisien, efektif, danoptimal

Etika pemanfaatan TIK, etika pembangunanberkelanjutan, etika

merencana kota

Skenario dan strategi pembangunan kota

Pertimbangan

Fokus

Pemanfaatan denganprinsip keberlanjutan

Daur ulang

Penduduk

Lahan

Sumberdaya

Aktivitassosial

Aktivitasekonomi

Kota

Jaringankota-kotadi dunia

Perlu menjadi perhatian bersama pula, bahwa kota tidak hanya dipandang sebagaisuatu sistem sendiri, melainkan merupakan sub system dari sistem perkotaan yanglebih luas pada tataran regional, nasional, maupun global seperti gambaran dibawah ini.

Sumber: https://www.opportunitypeterborough.co.uk/app/uploads/2017/02/Circular-cities-commitment-Final.pdf

Page 21: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Ekosistem PerkotaanKota merupakan suatu ekosistem, perubahan terhadap sub sistem dari kota secara parsial (tidak secara sistemik) dapat mengubah tatanan kota dalam konteks wilayah secara keseluruhan. Lihatlah gambar di bawah ini yang dikutip dari buku Urban Ecology. Pattern, Processes, and Applications, sebuah buku editorial oleh Jari Niemela (Niemela, ed., 2011).

Adapun keterangan dari bagan urban ecosystem tersebut dapat diterangkanmelalui panah-panah yang menghubungkan kotak-kotak sebagai berikut:A. Konteks lingkungan secara umum yang memberikan ragam pemanfaatan

tata guna lahan (tutupan lahan).B. Keputusan sosial masyarakat.C. Pola tata guna lahan yang menentukan pola ekologis berikut prosesnya.D. Reaksi dan pandangan manusia terhadap perubahan tata guna lahan

(independen dari efek ekologis).E. Manusia memiliki pandangan dan bereaksi terhadap pola ekologis berikut

prosesnya.F. Pada interaksi ini, proses ekologis yang dipengaruhi oleh perubahan tata

guna lahan terlihat dalam perubahan dalam konteks kondisi ekologisnya.G. Perubahan pada kondisi ekologis tersebut dapat menghasilkan perubahan

prilaku (meskipun bila manusia memiliki persepsi mengabaikan pola danproses ekologis), serta perubahan kondisi ekologi ke arah yang baik/burukoleh manusia.

H. Perubahan persepsi dan prilaku sebagai umpan balik bagi system sosial(pola dan proses yang terjadi pada masyarakat) untuk mempengaruhipengambilan keputusan, dan bagian dari system ini dimulai kembali

I. Untuk beberapa kasus, kondisi ekologi yang telah berubah dapatmengubah konteks lingkungan secara luas (coarse scale), sepertifenomena urban heat island.

J. Merupakan umpan balik yang dihasilkan, dan secara relatif bersifatindependen terhadap tanggapan manusia.

K. Ketika tanggapan masyarakat terjadi terhadap kondisi ekologi yang telahberubah dianggap perlu, masyarakat dapat bertindak langsung terhadapkondisi yang telah berubah tadi (J) ataupun pada pola dan proses ekologisyang mendasari terjadinya persoalan tersebut (K).

L. Konteks lingkungan tentu saja mempengaruhi pola ekologi secaraindependen terhadap tata guna lahan.

Sumber: Grimm et.al, 2000, dalam Niemela ed., 2011.

Perubahan persepsi manusia berikut

prilakunya

Perubahan kondisi ekologis

Konteks lingkungan pada skala umum

Pola dan proses sosial

Pola dan proses

ekologis

Tata guna lahan

A B

CD

K

H

G

EF

JI

L

Page 22: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Sumber: Pauleit, dan Breuste, dalam Niemela ed., 2011

Tipe struktural perkotaan Pengetahuan Perencanaan

Perkiraan

Penilaian

Analisis

Pencarian data

Tujuan politik

Struktur

Metode dan ukuran dari pemanfaatan

Pentingnya Tipe Struktural Perkotaandalam Konteks Ekosistem Perkotaan

Ketika suatu kota yang merupakan suatu sistem, akan direncanakan dengan baikmelalui pendekatan tertentu, terlebih dahulu harus pula dipahami kinerja tata gunalahan kotanya itu sendiri yang tidak terlepas dari aktivitas masyarakatnya berikutkemampuan ilmu pengetahuan dalam mengelola, mengembangkan, sertamengendalikannya. Hal ini pulalah yang menjadi perhatian dari pandangan urbanecosystem ataupun ekosistem perkotaan. Pada buku yang sama, Stephen Pauleitdan Jrugen H. Breuste membahas tentang sisi tata guna lahan sebagai indikatorekologi dari suatu kota (Pauleit dan Breuste, dalam Niemela, 2011).

Gambar di sebelah ini menunjukan bahwa suatu perencanaan kota pun tidakterpisah dari karakteristik masing-masing kota yang kita rencanakan, dimanakarakteristik tersebut tidak terlepas dari bentuk morfologi dan geografis kotanya,sejarah perkembangan kotanya berikut budayanya. Dalam hal ini, tipe structuralperkotaan tersebut dapat dilihat melalui bentuk tata guna lahan pada masa lallu dansaat ini sebagai hasil dari aktivitas masyarakatnya, secara praktis hal ini dapatdiamati melalui karakteristik dan keragaman dari pola kawasan terbangun berikutruang terbukanya. Asumsi yang digunakan dalam konteks urban ecosystem ataupunekosistem perkotaan ini ialah bahwa keragaman karakteristik dari suatu kotabersifat khas dan merupakan cerminan dari bentuk jawaban atas kebutuhanmasyarakatnya. Karakteristik fisik beririingan dengan aktivitas manusia diasumsikansebagai faktor kunci yang sangat menentukan sifat ekologis kawasan perkotaan.Dengan perkataan lain, persoalan-persoalan perkotaan seperti banjir ataupunberkembangnya sektor informal dapat dipandang sebagai suatu bentuk ekosistemkota, dimana penyelesaian persoalannya dapat diselesaikan melalui pendekatansistemik melalui penataan aktivitas masyarakat supaya memberikan dampakminimal terhadap lingkungan kota. Perubahan prilaku dapat menjadi jawaban ataspersoalan-persoalan tersebut, seperti tidak membuang sampah sembarangan,menjadikan sempadan sungai menjadi kawasan hijau, penataan drainase (denganmelebihkan kapasitasnya karena ada pertimbangan perubahan iklim berikutsiklusnya), penyediaan lapangan kerja dan pelatihan kapasitas bagi warga untukmenciptakan lapangan kerja.

Menjadi menarik ketika membahas tentang tipe struktural perkotaan yang ternyatatidak terlepas dari peluang pengembangan pengetahuan warganya,karena secarapraktis mungkin saja persoalan-persoalan perkotaan muncul karena keterbatasanpenguasaan pengetahuan yang mewarnai kesadaran masyarakat, sementara jumlahdan kepadatan penduduk perkotaan kian hari kian tumbuh dan berkembang. Olehsebab itu, penguasaan pengetahuan berikut inovasi yang dikembangkan tetapiberbasis kepada nilai, sejarah, budaya, serta berkesesuaian dengan prosesperencanaan menjadi basis bagi pengembangan kota berkelanjutan bagi semua.

Page 23: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Sudut pandang kota sebagai suatu ekosistem sehingga berbagai persoalan sudahselayaknya diselesaikan dalam konteks sistemik, membutuhkan suatu strategieksosistem perkotaan yang tepat. Dalam hal ini, Carolyn Harrison dan JacquieBurgess mengetengahkan suatu konsep tentang strategi pembangunanberkelanjutan dalam konteks ekosistem perkotaan. Model ini dibangun denganasumsi bahwa kota-kota merupakan suatu bentuk nyata dari suatu system dimanamanusia mendominasi alam. Kota-kota juga memiliki peran penting dalammenentukan tingkat berikut sifat perubahan ekosistem, apakah warga kota lebihmemiliki gaya hidup pro lingkungan ataupun tidak. Dalam menyusun strategi, tidakterlepas dari pentingnya pendidikan dan komunikasi guna mempromosikan gayahidup pro lingkungan. Pendekatan reduksionis lebih mendorong peran professionalpakar dalam pengambilan keputusan, sedangkan pendekatan kontekstualmendorong semua warga bertindak bersama secara konsisten menuju kesetaraanhak dan tanggung jawab dengan dukungan penguasaan pengetahuan yangmumpuni.

Pembangunan berkelanjutan bagi suatu kota menjadi harapan bagi semua kota.Kelompok perancang kota yang memiliki perhatian kepada pembangunan bernuansahijau (www.ecobuildingpulse.com) menunjukan kompleksitas pembangunan kotamenuju pembangunan berkelanjutan yang sudah selayaknya menjadi pertimbanganketika suatu strategi pembangunan berkelanjutan bagi suatu kota akan diusulkandan dikembangkan, setidaknya pertumbuhan penduduk, kondisi masyarakat,kesehatan dan kesejahteraan, berikut perubahan iklim menjadi pertimbangan,demikian pula dengan tidak hentinya melakukan pengembangan layanan cerdas.

ReduksionisKontekstuali

s

Informasi yang obyektif

Konsumen yang rasional

Prinsip moral dari pilihan individu

Konsep tentang pasar

Penyelesaian dari sisi pakar

Demokrasi perwakilan

Pengambilan keputusan secara inklusif

Komunikasi subyektif

Menunjukan pengetahuan sosial, makna dan nilai

Warga yang beretikaInstitusi

Dibangun melalui proses penalaran dan argumentasi

diskursif Keadilan sosial

Strategi heterogen

Demokrasi partisipatif

Bagaimana suatu organisasi memutuskan apa yang harus dilakukan?

Apa konsep tentang masyarakat?

Strategi

Sumber: Harrison dan Burgess, dalam Berkowitz, et.al: 2003

Gambar Kota: Suatu Ekosistem Kompleks dari Sosial-Ekonomi-Alami

Pertumbuhan Penduduk

MasyarakatPerubahan Iklim

Kesehatan dan Kesejahteraan

Teknologi

KOTA

Layanan lebih

cerdas

Digitalisasi terintegras

i

Proses adaptasi

Manfaat pembangunan bernuansa

hijau

Keamanan dan

keselamatan

Kemakmuran ekonomi

Kepemilikan dan

keberpihakan

Identitas dan

lokalitas

Kelompok lanjut usia

Pemahaman dan

pendidikan

Ketidakadilan di perkotaan

Ruang terbuka

Makanan

Efisiensi transportasi

Ketidak-pastian

Keaneka-ragaman

hayatiKetangguhan terhadap

iklim

Ancaman terhadap bencana

alam

Aliran sumberdaya

baru

Lingkungan yang

responsif

Efisiensi sumberday

a

Sumber: http://www.ecobuildingpulse.com/news/the-future-of-cities-will-be-green_o

Gambar Kota: Kompleksitas Mewujudkan Kota Berkelanjutan

Page 24: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Tindakan: sosial dan ekologis

Aktor dengan sumberdaya dan

kemampuan

A

Persepsi baru, prilaku, sumberdaya, dan

kemampuan para aktor

Bentuk baru dari pola proses di tataran

ekologis

Bentuk dari tataran ekologis

Waktu

Sistem sosial sebagai kondisi untuk bertindak

Sistem sosial baru sebagai bentuk dari

tindakan

Mosaik baru dari pola proses pada tataran ekologis

Waktu

Bentuk mosaik baru dari konteks

ekologis

B

C

D

Hubungan Aktivitas Sosial dan Sistem Ekologi

Keterangan: Tipe Struktural Perkotaan sebagai penjembatan antara keilmuan ekologi perkotaan dan perencanaan kota (Zipperer, Morse, dan Gaither, dalam Niemela, 2011)

Sesuai dengan waktu yang kian berputar, penduduk dan aktivitas di kawasanperkotaan pun akan terus meningkat, potensi, dan persoalan kawasan perkotaanakan makin beraneka, di dalamnya terdapat aktor-aktor yang dapat mengaksessumberdaya alami maupun buatan sesuai dengan kemampuannya. Di lain sisi, perludipahami pula bahwa sumberdaya di masing-masing wilayah dapat berbeda-bedakarena berkaitand engan bentuk dari tataran ekologis itu sendiri, dan bentuk tataranekologis tersebut dapat berubah karena prilaku dan kemampuan aktor dalammemanfaatkannya. Wayne C. Zipperer, Wayde C. Morse, dan Cassandra JohnsonGaither menjelaskan bahwa tindakan manusia sebagai aktor pembangunan akanmemiliki dampak terhadap kondisi sosial maupun ekologis, baik dampak positifmaupun dampak negatif dan nantinya sangat mempengaruhi bagaimana suatupembangunan kota berkelanjutan dapat tercapat. Dalam model konsepsual yangdirumuskannya, mereka menggarisbawahi terdapat empat hal penting yang perludiperhatikan (Zipperer, Morse, dan Gaither, dalam Niemela, 2011):A. Pentingnya pengetahuan tentang sistem sosial untuk senantiasa dikembangkan

secara menerus karena pengetahuan tentang system sosial tadi menjadi dasardalam memahami kondisi sosial dan kemampuan untuk bertindak, sehinggatindakan aktor perorangan yang bervariasi dapat diarahkan menuju suatutindakan yang bermanfaat bagi semua, terutama menuju terciptanya suatu kotaberkelanjutan.

B. Pentingnya pengetahuan tentang sistem ekologis dan bentang alam, terutamapada tingkatan yang rinci khususnya dalam menata guna lahan. Menata ruangkota tidak hanya terbatas kepada pemahaman tata guna lahan internal ataupundi dalam kota itu sendiri melainkan penguasaan tentang tata guna lahan dalamkonteks guna lahan di sekitar kota tersebut. Perlu dipahami bahwa pengetahuanperencanaan tata guna lahan dalam konteks sistem ekologis harus senantiasadikembangkan karena keterbatasan pengetahuan dalam hal ini akan dapatterlihat dampaknya langsung ataupun dalam jangka panjang.

C. Pentingnya pemahamaan tentang beragam tindakan yang dilakukan olehmanusia, baik dalam hal mengkonservasi lahan untuk kepentingan mendatangdan menjaga keseimbangan alam ataupun menata guna lahan untukpembangunan ataupun perluasan suatu kota. Tindakan manusia yang tidakmempertimbangkan dalam konteks keseimbangan system sosial dan ekologisinilah yang kemudian menjadi gangguan dalam system ekologi.

D. Terdapatnya konsekuensi tindakan dan keputusan yang tidak diinginkan(keputusan penggunaan lahan) terhadap sistem sosial dan ekologi pada skalaindividu dan sistem

Page 25: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Pentingnya Pertimbangan Individu dalam Konteks Kepentingan BersamaSebagai upaya menciptakan suatu kota yang berkelanjutan, tindakan-tindakanindividu dari para aktor dari suatu kota menjadi penting. Ketidakpedulian aktor akankepentingan bersama. Upaya untuk berpartisipasi dalam mewujudkan kepentinganbersama perlu dibiasakan baik dengan merubah prilaku secara mandiri ataupundifasilitasi oleh lingkungannya. Kendala dari mendorong partisipasi untukmembangun suatu kota ialah meyakinkan manfaat apa yang didapatkan. Gambar inimenunjukan tentang model bagaimana suatu kerjasama antar pemangkukepentingan, hal ini menjadi penting guna mendapatkan peluang dampak positif daripembangunan suatu kota karena ada model kerjasama antar pemangkukepenitngan yang cocok. Berdasarkan gambar ini terlihat bahwa niat prilaku untukmemilih suatu prilaku kerjasama tidak terlepas dari empat hal, yaitu efek darimotivasi yang berpusat kepada diri sendiri dalam menyadari pentingnya prilakukerjasama/kooperasi. Kedua, terdapat tekanan sosial yang berkaitan dengan normapribadi dalam melakukan kerjasama, sehingga ketika suatu kondisi sosial mendorongterjadinya suatu pilihan kerjasama, ini tidak terlepas dari evaluasi diri sendiri dalamkonteks norma pribadi untuk melakukan pemilihan prilaku kerjasama tersebut.Ketiga, terdapat efek kendali, hal ini berkaitan dengan pengendalian prilaku yangdirasakan oleh diri sendiri, apakah diri merasa sulit ataupun mudah untuk memilihprilaku kerjasama tersebut. Keempat, berkaitan dengan efek dari motivasi sosial.Hal ini berkaitan dengan faktor-factor psikologis dalam melakukan suatu kerjasama,yaitu: kedalaman serta keluasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, kepercayaan sertanilai-nilai yang dimiliki/dianut, serta kewajiban moral sebagai anggota masyarakatyang harus dipenuhi (Fujii, 2017).

Dari empat hal yang mempengaruhi suatu niat prilaku dalam memilih suatu prilakukerjasama, sampai kepada niat implementasi yang berkaitan dengan kapan, dimana,dan bagaimana cara melaksanakan suatu kerjasama, dilanjutkan denganpelaksanaan kerjasama itu sendiri yang pada akhirnya dapat menciptakan suatukebiasaan kerjasama, sangatlah pura dipengaruhi oleh kebiasaan buruk. Kebiasaanburuk ini tidak terlepas dari efek kebiasaan lama (bersifat buruk), serta upaya kerasuntuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut, terutama ketika suatu kerjasamadilaksanakan. Upaya menghilangkan kebiasaan buruk tersebut dan kemudianmengubahnya menjadi lebih berdampak positif bagi kerjasama dapat memberikanpeluang terciptanya kebiasaan kerjasama yang positif dengan sendirinya (Fujii,2017).

Niat prilaku“mari memilih

prilaku kerjasama”

Tiga faktor psikologis kerjasama: pengetahuan,

kepercayaan, dan kewajiban moral

Pengendalian prilaku yang dirasakan: “sulit/mudah

untuk memilih prilaku kerjasama

Norma pribadi:

“evaluasi ketika memilih prilaku

kerjasama”

Prilaku“saya menyukai

prilaku kerjasama”

Niat implementasi

“mari memilih prilaku kerjasama

kapan, dimana, dan bagaimana”

Kebiasaan kooperatif

Kebiasaan buruk

Pelaksanaan kerjasama

Efek dari motivasi yang berpusat kepada diri sendiri

Tekanan sosial

Efek kendali

Efek dari motivasi sosial

Implementasi otomatis

Membentuk suatu kebiasaan

Menghilangkan kebiasaanEfek kebiasaan lama

Dampak positifDampak negatif

Gambar Model Modifikasi dari Prilaku Kerjasama

Sumber: Fujii, 2017.

Page 26: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Bagaimana Proses Perubahan Prilaku Berdasarkan Cerminan Kewajiban Moral?Sebagai kelanjutan dari model modifikasi dari prilaku kerjasama, Satoshi Fujii, dalambukunya yang berjudul Prescription for Social Dilemmas yang menyoroti sisipsikologis bagi penyelesaian pembangunan kota dan transportasi, memformulasikanproses perubahan prilaku berdasarkan cerminan dari kewajiban moral yang terlihatpada gambar di sebelah ini.

Gambar di samping ini menunjukan bahwa prilaku dari manusia sebagai makhluksosial dalam suatu konteks wilayah dan kota, membutuhkan suatu proses apabilaingin diubah supaya dapat memberikan dampak positif dalam rangka menuju suatuwilayah dan kota yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Proses awalnyadimulai dengan kesadaran diri sendiri akan adanya suatu konsekuensi dari tindakanyang dilakukan oleh diri sendiri. Misalnya: meninggalkan sepeda di jalan akanmenimbulkan dampak yang tidak diharapkan. Contoh lainnya ialah membuangbegitu saja kulit pisang akan menimbulkan dampak yang tidak diharapkan. Kedua,memahami asal tanggung jawab. Misalnya: merupakan tanggung jawab pribadi sayauntuk tidak meninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnya ialah menjadi tanggungjawab pribadi saya untuk tidak membuang kulit pisang di jalan. Ketiga, berkaitandengan kewajiban moral. Misalnya: seharusnya saya menahan diri untuk tidakmeninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnya ialah seharusnya saya menahan diriuntuk tidak membuat kulit pisang sembarangan di jalan, karena dapat menimbulkanorang terpelest. Keempat, niat berprilaku (supaya senantiasa positif). Misalnya:mari kita menahan diri untuk tidak meninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnyaialah mari kita menahan diri untuk tidak membuang kulit pisang sembarangan dijalan. Kelima, implementasi dari niat yang dipengerahui oleh suatu nasehat (denganmetode tertentu), dan rencana prilaku (terdapat metode rencana prilaku).Misalnya: kapan, dimana, dan bagaimana saya seharusnya menahan diri untuk tidakmeninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnya ialah: kita bisa membuang kulit pisangapabila ada tempat sampah, apabila tidak ada tempat sampah simpan sementara(disimpan di plastik, atau di tas) sampai menemukan tempat sampah (kalau dalamperjalanan ke kantor, bisa dibawa ke kantor dan dibuang di tempat sampah disana,atau kalau sedang dalam perjalanan pulang dapat pula dibuang di tempat sampah dirumah). Keenam, prilakunya itu sendiri. Misalnya: menahan diri untuk tidakmeninggalkan sepeda di jalan. Contoh lainnya ialah menahan diri untuk tidakmembuang kulit pisang di jalan (Fujii, 2017).

Kesadaran akan konsekuensi

Memahami asal tanggung jawab

Kewajiban moral

Niat berprilaku

Implementasi dari niat

Prilaku

Meninggalkan sepeda di jalan akan menimbulkan dampak yang

tidak diharapkan

Merupakan tanggung jawab pribadi saya untuk tidak

meninggalkan sepeda di jalan

Seharusnya saya menahan diri untuk tidak meninggalkan sepeda

di jalan

Mari kita menahan diri untuk tidak meninggalkan sepeda di

jalan

Kapan, dimana, dan bagaimana saya seharusnya menahan diri

untuk tidak meninggalkan sepeda di jalan

Menahan diri untuk tidak meninggalkan sepeda di jalan

Membutuhkan nasehat

Memerlukan rencana prilaku

Metode nasehat individu

Metode rencana prilaku

Gambar Proses Perubahan Prilaku Berdasarkan Cerminan dari Kewajiban Moral

Sumber: Fujii, 2017.

Page 27: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Mengurangi dampak urban sprawl

Menciptakan kawasan berbasis ekologis

Mendorong bangunan yang ada supaya lebih

berkelanjutan (efek rumah kaca dan perubahan iklim)

Mengembangkan transportasi dan mobilitas perkotaan

Mendorong pemanfaatan TIK bagi warga

Mendorong pengembangan bangunan

dengan efisiensi energi

Mentargetkan aksi berbasis pengembangan inisiatif warga

Inovasi kerjasama dengan pendidikan tinggi

Mendorong kesadaran publik

Meningkatkan kualitas layanan publik dan

pengurangan efek karbon

Mengadopsi kebijakan

energi baru dan

terbarukan

Menaruh perhatian kepada sector yang tidak

menguntungkan

Parameter geografi dan klimatologi

Parameter perkotaan dan

hunian

Parameter ekonomi dan sosial budaya

Parameter infrastruktur

Demam kota cerdas, harus komprehensif

Peran swasta dan modal

sosial

Menghubungkan nilai tambah lokal dengan daya saing

global

Inovasi, bakat (talenta) global,

dan jejaring global

Teknologi sebagai solusi untuk masa depan yang lebih baik

Proses perencanaan berbasis TIK

untuk efisiensi

Parameter karakteristik kota

Smart City

Komitmen terhadap perubahan iklimPersyaratan menuju kota berkualitas

Seperti apa Kemajuan Pembahasan tentang Kota Cerdas Selama Ini?Dalam jangka waktu satu dekade terakhir, telah lebih dari 10 buku teks di luar negeriyang membahas tentang kota cerdas, tetapi pada dasarnya para penulis fokuskepada empat hal, yaitu terkait dengan proses, aktor, teknologi, serta sisi ekonomi.Pertama, dari sisi proses, buku teks tentang kota cerdas menjelaskan setidaknyalima bahasan, yaitu tentang tanggapan tentang demam kota cerdas, dimana dalampengembangannya harus senantiasa komprehensif; Pembelajaran dan pendidikansangat diperlukan untuk mengembangkan kota cerdas; perlunya aturan dan evaluasirencana kota dalam menanggapi kota cerdas; serta perlu pendekatan strategisdalam proses kreasi dan pengembangan kota cerdas. Kedua, aktor, buku-buku tekskota cerdas tentan aktor ini menjelaskan sekitar empat hal, yaitu keterlibatan dankepemimpinan, kerjasama dan prosesnya, pola hubungan dan pemberdayaan, sertaperan swasta dan modal sosial dalam pengembangan kota cerdas; Ketiga, teknologi.Setidaknya dua hal yang menjadi perhatian, yaitu proses perencanaan berbasis TIKuntuk efisiens, serta teknologi sebagai solusi untuk masa depan yang lebih baik;Keempat, ekonomi. Membahas setidaknya dua hal terkait dengan pengembangankota cerdas, yaitu tentang upaya untuk menghubungkan nilai tambah lokal dengandaya saing global, serta inovasi, bakat (talenta) global, dan jejaring global (Sutriadi,2015).Perkembangan terkini, dalam buku Smart City Atlas (Sanseverino, et.al, 2017),terdapat tiga hal yang mewarnai khasanah literatur kota cerdas, yaitu: Pertama,parameter karaktersitik kota yang harus dipertimbangkan, meliputi parameterkondisi geografi dan klimatologi, parameter perkotaan dan hunian, parameterekonomi dan sosial budaya, serta parameter infrastruktur; Kedua, persyaratanmenuju kota berkualitas, meliputi: bagaimana kota cerdas dapat mengurangidampak urban sprawl, bagaimana dapat menciptakan kawasan berbasis ekologis,bagaimana supaya dapat mendorong pengembangan bangunan dengan efisiensienergi, bagaimana bangunan yang ada supaya lebih berkelanjutan (efek rumah kacadan perubahan iklim), bagaimana mengembangkan transportasi dan mobilitasperkotaan, serta bagaimana mendorong pemanfaatan TIK bagi warga; Ketiga,komitmen terhadap perubahan iklim, meliputi bagaimana mentargetkan aksiberbasis pengembangan inisiatif warga, inovasi kerjasama dengan pendidikan tinggi,bagaimana mendorong kesadaran politik, bagaimana mengadopsi kebijakan energibaru dan terbarukan, bagaimana meningkatkan kualitas layanan publik danpengurangan efek karbon, menaruh perhatian kepada sektor non prioritas, sertabagaimana mendorong partisipasi masyarakat.

Sumber: Sutriadi, 2015, dan Sanseverino et.al, 2017.

Page 28: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Teknis partisipasi masyarakat

Tata kelola Label

pembangunanPemasaran produk

Kecepatan tanggap terhadap

kebutuhanDimensi ideologis

Perkembangan konsep smart city

Dimensi manusiaDimensi

masyarakat di era new urbanism

Smart city menyangkut

peradaban modern

Smat city sebagaiteknis partisipasi

masyarakat

Smart city sebagai

pengembangankonsep tata

kelolapemerintahan

Smart city sebagai label

pembangunan

Smart city sebagai alat

untukmemasarkan

produk

Smart city sebagai

kecepatantanggap ataskebutuhanmasyarakat

Smart citysebagai dimensi

ideologis

Smart city berkaitan dengandimensi manusia

Page 29: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Teknis partisipasi masyarakat

Perkembangan konsep smart city

Smat city sebagaiteknis partisipasi

masyarakat

Page 30: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Provincial Government

of West Java

Page 31: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Tata kelola

Perkembangan konsep smart city

Smart city sebagai

pengembangankonsep tata

kelolapemerintahan

Page 32: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Provincial Government

of West Java

Towards a Digital Province

Page 33: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Label pembangunan

Perkembangan konsep smart city

Smart city sebagai label

pembangunan

Page 34: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Provincial Government

of West Java

SMART CITIES : BANDUNGSmart

Branding

Page 35: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Pemasaran produk

Perkembangan konsep smart city

Smart city sebagai alat

untukmemasarkan

produk

Page 36: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,
Page 37: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Kecepatan tanggap terhadap

kebutuhan

Perkembangan konsep smart city

Smart city sebagai

kecepatantanggap ataskebutuhanmasyarakat

Page 38: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Provincial Government

of West Java

INNOVATIVE UNIT

ProductLaser focused on user-

center design. Rapid

iteration.

EngineeringTop quality

technology for world

class public services

DeliveryMaking sure that project are

delivered. Stakeholders

aligned.

DataNew way of thinking.

New way of making

decision

“Making a better government

using technology and design“

Page 39: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Dimensi ideologis

Perkembangan konsep smart city

Smart city sebagai dimensi

ideologis

Page 40: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Provincial Government

of West Java

- 16 Digital Village Centers “TALESA”

- Public Service and Digital EconomyCenter

- Cheap products and groceries via online

- Featured Products from West Java villages

- Product Development Training Center

Digital Village (Digital Center)Powered by

Page 41: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Perkembangan konsep smart city

Dimensi manusia

Smart city berkaitan dengandimensi manusia

Page 43: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Perkembangan konsep smart city

Dimensi masyarakat di era

new urbanism

Smart city menyangkut

peradaban modern

Page 44: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Provincial Government

of West Java

COMMAND CENTERS : Government coordination and collaboration

Provincial

Command Center

Page 45: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

0221

0222

0211

0212

Sisi spasial

Sisi aspasial

Sisi politik

Proses teknis

Memahami proses

02

0131Tujuan(Goal)

0132Tindakan

(Action)

Struktur(Structure)

Masyarakat(People)

Sumberdaya (Resource) 0133

01340135

0121

01220123

0124Volatility vs vision

Uncertainty vs understanding

Complexity vs clarity

Ambiguity vs agility

Menetapkan tujuan

01 Bisnis berkelanjutan

Hidup dengan mempertimbangkan

keterbatasan lingkungan

Memastikan terciptanya masyarakat yang adil

0111

0112

0113

Page 46: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Memahami kebutuhan03

0351

0352

0353

03410343

03310333

03210323

03110313

0342

0332

0322

0312

0421

04220423

0424

Au

tho

ritative

Accurate

Assured

Ke

wen

angan

(po

wer)

Lebih murah (cheaper)

Leb

ih b

aik

(bet

ter)

Keabsahan (legitimate)

Ke

men

des

akan

(U

rgen

cy)

Lebih

cepat (fa

ster)

Peran

(Ro

le)

Resiko (risk)

Pen

dap

atan

(re

ven

ue)

Infrastruktur konektivitas

Ru

ang

fisk

al Layanan

Efek pembangunan fisik(Physical development effects)

Efek generasional (generational effect)

Efek substitusional (substitutional effect)

Efek peningkatan(enhancement effect)

Memahami ruang

rencana

04

0411

0412

0413

0414 Social and political

construction of technology

Dystopian/ Urban Political Economy

Utopianism-Futurism

Technological Determinism

Page 47: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Memahami system saluran

komunikasi

06

061

062

066

065

063064

0521

0522

0523

0524

0525Pasar

(market)

Lokasi (location)Rancangan

(design)

Pembiayaan (funding)

Kewirausahaan (entrepreneurship)

Keterikatan masyarakat

Jejaring interaksi

antar warga

Mengakomodasikan kelompok terpinggirkan

Menciptakan peluang ekonomi

Mempertimbangkan organisasi-organisasi kemasyarakatan

Mempertimbangkan budaya dan sejarah

Memahami kepentingan

05

0511

0512

0513

0514

0515

Pengelolaan kompleksitas

Pengelolaan konflik

Pengelolaan ketidakpastian

Pengelolaan kemajuan

Pengelolaan lingkup

Page 48: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Memahami sistem logistik

08

082

083

084085

086

087088 0810721

0722

07230725

0726

0727

0724

Keterbukaan (openness)

Kesukarelaan (volunterism)

Kejelasan (explicitness)

Kesederhanaan (simplicity)

Kinerja (performances)

Kemudahan hubungan (accessibility)

Perbaikan mandiri (self renewal)

Proses bisnis (business process)

Kerangka pengelolaan

kinerja (performance management framework)

Infrastruktur jejaring

(network infrastructure

)Sistem bisnis (business systems)

Rancangan organisasi

(organization design)

Keterampilan dan cara kerja (skills and

ways of working)

Kepuasan pelanggan (customer

satisfaction)

Nilai tambah ekonomi (economic value

added)

Memahami jejaring

substansi rencana

07

Produk(lingkungan binaan)

Interior (lingkungan

binaan)

Struktur (lingkungan binaan)

Lansekap (lingkungan

binaan)

Wilayah (lingkungan binaan)

Bumi (lingkungan binaan)

Kota (lingkungan binaan)

0711

0712

07130714

0715

0716 0717

Page 49: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Memahami konsep

pembangunan berkelanjutan 09

Memahami kapasitas

pemangku kepentingan

10

10102

1013

10104

1010510106

10107

10108

10109 10110 10101

1020210209 10210 10201

10203

10204

1020510206

10207

10208

921 922

923

924925926

927

928 929

911 912

913

914

915

916

917

918 919Prinsip berkelanjutan

Prinsip keadilan

Prinsip kebanggaan

Prinsip planet sehat

Prinsip tata kelola

pemerintahan yang baik

dan akuntabilitas

Prinsip ketangguhan

Prinsip efisiensi dan kecukupan

Prinsip efisiensi dan kecukupan

Prinsip generasi

Environmental Sustainability Heritage

conservation

Appropriate technology

Infrastructure efficiency

Placemaking Social access

Transit oriented development

Regional integration

Human scale Institutional integrity

The importance of public realm

The characteristic of the public realm

Open to anybody

Something for everybody

Attracting and retaining market demand

Framework for successful

urbanization

Sustaining a habitable environment

Nurturing and supporting a civil society

Realm to shape everyday life

Creating a public realm

for the 21st

century

SustainabilityIdentity Accessibility

Diversity

Open spaceCompatibilityIncentives

Adaptability

Density

Page 50: Inhouse Training - bappeda.jabarprov.go.idbappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/...: kota cerdas berpikir dengan cara yang berkelanjutan dan karena itu menghemat energi,

Terimakasih

Tersedia di ITB Press 022 2504257