informed concent

14
INFORMED CONCENT FEBRI ENDRA B.S, dr

Upload: eny-nurmaida

Post on 12-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Informed Concent

INFORMED CONCENT

FEBRI ENDRA B.S, dr

Page 2: Informed Concent

DEFINISI

• Permenkes No.585/Menkes/Per/IX/1989: persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.

Page 3: Informed Concent

BENTUK1. Implied Constructive Consent

(Keadaan Biasa)Tindakan yang biasa dilakukan, telah diketahui, telah dimengerti oleh masyarakat umum, sehingga tidak perlu lagi dibuat tertulis. Misalnya pengambilan darah untuk laboratorium, suntikan, atau hecting luka terbuka.

Page 4: Informed Concent

2. Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat Darurat)Bila pasien dalam kondiri gawat darurat sedangkan dokter perlu melakukan tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa pasien sementara pasien dan keluarganya tidak bisa membuat persetujuan segera.

Seperti kasus syok anafilaktik, sesak nafas, henti nafas, henti jantung.

Page 5: Informed Concent

3. Expressed Consent (Bisa Lisan/Tertulis Bersifat Khusus)Persetujuan yang dinyatakan baik lisan ataupun tertulis, bila yang akan dilakukan melebihi prosedur pemeriksaan atau tindakan biasa. Misalnya: pemeriksaan vaginal, pencabutan kuku, tindakan pembedahan/operasi, ataupun pengobatan/tindakan invasive.

Page 6: Informed Concent

ISI• Alasan perlunya tindakan medik • Sifat tindakan : eksperimen atau bukan

eksperimen • Tujuan tindakan medik tersebut :

diagnostik, terapeutik, rehabilitatif, promotif.

• Resikonya • Akibat ikutan yang tidak menyenangkan • Masih ada tindakan medik alternatif atau

tidak

Page 7: Informed Concent

TUJUAN1. Perlindungan pasien untuk segala tindakan medik.

Perlakuan medik tidak diketahui/disadari pasien/keluarga, yang seharusnya tidak dilakukan ataupun yang  merugikan/membahayakan diri pasien.

2. Perlindungan tenaga kesehatan terhadap terjadinya akibat yang tidak terduga serta dianggap meragukan pihak lain.Tak selamanya tindakan dokter berhasil, tak terduga malah merugikan pasien meskipun dengan sangat hati-hati, sesuai dengan SOP. Peristiwa tersebut bisa ”risk of treatment” ataupun ”error judgement”.

Page 8: Informed Concent

FUNGSI1. Hak otonomi perorangan

2. Proteksi dari pasien dan subjek

3. Mencegah penipuan atau paksaan

4. Rangsangan kpd profesi medis intropeksi thdp diri sediri

5. Promosi dari keputusan-keputusan yang rasional

6. Keterlibatan masyarakat

7. Nilai sosial

8. Pengawasan

Page 9: Informed Concent

HAKEKAT• Merupakan sarana legimitasi bagi dokter

untuk melakukan intervensi medik yang mengandung resiko serta akibat yang tidak menyenangkan

• Merupakan pernyataan sepihak; maka yang menyatakan secara tertulis (written consent) hanya yang bersangkutan saja yang seharusnya menandatangani

• Merupakan dokumen walau tidak pakai materai tetap syah, untuk peradilan (hakim) harus “pemateraian kemudian (nazejelling)” di kantor pos setempat

Page 10: Informed Concent

KETENTUAN DASAR SK/Dirjen Pelayanan Medik

No.HR.00.06.3.5.1866 Tanggal 21 April 1999• Persetujuan atau penolakan T medis diberikan

untuk tindakan medis yang dinyatakan secara spesifik

• Persetujuan atau penolakan T Medis diberikan tanpa paksaan (valuentery)

• Persetujuan dan penolakan T medis diberikan oleh seseorang (pasien) yang sehat mental dan memang berhak memberikan dari segi hukum

• Setelah diberikan cukup (adekuat) informasi dan penjelasan yang diperlukan

Page 11: Informed Concent

ISI INFORMASI pada “IC”• Tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan

medis yang ada dilakukan (purhate of medical procedure)

• Tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan (consenpleated medical procedure)

• Tentang risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

• Tentang alternatif tindakan medis lain yang tersedia dan risiko-risikonya (alternative medical procedure and risk)

• Tentang prognosis penyakit, bila tindakan dilakukan

• Diagnosis

Page 12: Informed Concent

DASAR HUKUM1. UU No. 32 tahun 1992 tentang

kesehatan 2. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun

1998 tentang Tenaga Kesehatan 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

159 b/Menkes/SK/Per/II/1998 tentang RS

4. Peraturan Mentri kesehatan RI No. 749A/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Rekam Medis/Medical Record

Page 13: Informed Concent

5. Peraturan Mentri Kesehatan RI nomor 585/Menkes/Per/IX/1989 Tentang Pesetujuan Tindakan Medis

6. Kep Menkes RI No. 466/Menkes/SK dan Standar Pelayanan Medis di RS

7. Fatwa Pengurus IDI Nomor : 319/PB/A.4/88 tertanggal 22 Pebruari 1988 tentang Informed Consent

8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1981 tertanggal 16 Juni 1981 tentang Bedah Mayat Klinik dan Bedah Mayat Anatomis serta Tranplantasi Alat dan/atau Jaringan Tubuh Manusia.

Page 14: Informed Concent

SANGSI

• Hukum

Dasar: Undang-undang & peraturan yang melandasi

Eksekutor: Pengadilan

• Etik & Disiplin

Dasar: Peraturan KKI, KODEKI, UU ttg Praktek Kedokteran

Eksekutor: Majelis Kehormatan Etik Kedokteran