pengaruh pemberian informed concent · pdf filepetunjuk dan karunianya, sehingga penulis dapat...

87
PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PRE-OPERASI FRAKTUR DI RUANG MAWAR RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : DWI JAYANTI NIM : ST 14012 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: hoangthien

Post on 07-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT TERHADAP

TINGKAT KEPUASAN PASIEN PRE-OPERASI FRAKTUR

DI RUANG MAWAR RSUD DR. SOEHADI

PRIJONEGORO SRAGEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

DWI JAYANTI

NIM : ST 14012

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent
Page 3: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent
Page 4: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

petunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent terhadap tingkat

kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen”.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan, bimbingan dan bantuan dari

semua pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep. Selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep. Selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menimba ilmu STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Happy Indri Hapsari, M.Kep. Selaku Pembimbing Utama yang telah

menyutujui, memberikan bimbingan dan arahan pada penyusunan skripsi

ini.

4. Ns. Joko Kismanto, S.Kep. Selaku Pembimbing Pendamping yang telah

menyetujui, memberikan bimbingan dan arahan pada penyusunan skripsi

ini.

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

v

5. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep. Selaku Penguji yang telah menyetujui,

memberikan bimbingan dan arahan pada penyusunan skripsi ini.

6. dr. Djoko Sugeng Pujiarto, M.Kes. Selaku Direktur RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen yang telah memberikan ijin belajar dan ijin penelitian.

7. Dosen dan staf Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

yang telah banyak memberikan ilmu bermanfaat.

8. Bapak, Ibu, Suami dan Anak-anakku tercinta yang selalu memberikan doa

restu dan dorongan kepada penulis selama menjalani pendidikan.

9. Teman-teman seperjuangan Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta, terima kasih atas kerjasamanya selama ini,.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis mengharapkan masukan dan saran demi sempurnanya skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat dijadikan bahan studi dan

bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 21 Januari 2016

Penulis

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ii

PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

viii

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

ABSTRAK

x

xi

ABSTRACT

xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori 8

2.2 Keaslian Penelitian 42

2.3 Kerangka Teori 44

2.4 Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis

45

45

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian 46

3.2 Populasi dan Sampel 47

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 49

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan skala Pengukuran 49

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data 50

3.6 Validitas dan Reabilitas 53

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 55

3.8 Etika Penelitian 58

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat 60

4.2 Analisis Bivariat 63

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat 64

5.2 Analisis Bivariat 66

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Simpulan 69

6.2 Saran 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel

Halaman

2.1 Keaslian Penelitian

43

3.1 Definisi Operasional

49

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

60

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

61

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

61

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Kepuasan Pasien Sebelum Pemberian Informed

Concent

62

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Kepuasan Pasien Setelah Pemberian Informed

Concent

62

4.6 Hasil uji Wilcoxon Sebelum dan Sesudah Pemberian

Informed Consent Terhadap Tingkat Kepuasan

Pasien Pre Operasi Fraktur di Ruang Mawar RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

63

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Gambar

Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori

44

2.2 Kerangka Konsep

45

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran

Keterangan

1 Surat Ijin Studi Pendahuluan

2 Surat Permohonan Menjadi Responden

3 Surat Pernyataan Menjadi Responden

4 Kuesioner Kepuasan Pasien

5 Informed Concent Pre Operasi

6 Surat Permohonan Ijin Penelitian

7 Surat Ijin Penelitian

8 Lembar Konsultasi

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

xi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Dwi Jayanti

Pengaruh Pemberian Informed Concent Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien

Pre-Operasi Fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

Abstrak

Salah satu peran perawat adalah sebagai pelindung dan advokat untuk

membela hak pasien, hak legal pasien salah satunya informed consent yaitu

persetujuan pasien setelah adanya informasi untuk dilakukan suatu tindakan.

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian informed consent

terhadap tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen.

Jenis penelitian Quasi experiment dengan rancangan “pre and post test

without control pada 36 pasien pre operasi fraktur, teknik sampling purposive

sampling (non probability sampling).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa nilai rata-rata tingkat

kepuasan responden sebelum pemberian informed concent sebesar 1,61 dan

setelah pemberian informed concent sebesar 2,00. Hasil uji wilcoxon diperoleh p-

value = 0.000.

Terdapat pengaruh pemberian informed concent dengan tingkat kepuasan

pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen. Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p-value = 0.000.

Kata Kunci : tingkat kepuasan, informed concent, pre operasi.

Daftar Pustaka : 40 (2005-2015).

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

xii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Dwi Jayanti

The Influence of Provision of Informed Consent on Satisfaction Levels of

Patients at Mawar Room of dr. Soehadi Prijonegoro Regional Public

Hospital of Sragen before Fracture Surgery

Abstract

A nurse serves not only as a protector, but also as an advocate to defend

patients’ rights. One of their legal rights covers informed consent which is defined

as patients’ agreement after information to conduct a healthcare intervention is

delivered. The aim of this research is to investigate the influence of the provision

of informed consent on satisfaction levels of patients at Mawar room of dr.

Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen before fracture surgery.

This research belongs to quasi-experiments with a pre-test-post-test design

without control. Samples including 36 patients before undergoing fracture surgery

were taken with purposive sampling technique (non-probability sampling).

The research findings depict that the average scores of respondents’

satisfaction before and after the provision of informed consent are 1.61 and 2.00

respectively. Wilcoxon test results in p-value of 0.000.

To conclude, the aforementioned findings prove that the provision of

informed consent gives influence to the satisfaction levels of the patients at

Mawar room of dr. Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of Sragen

before fracture surgery with p-value of 0.000.

Keywords : satisfaction levels, informed consent, pre-op

Bibliography : 40 (2005-2015)

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Eksistensi tenaga keperawatan diatur dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 1239/MENKES/SK/XI/2001 Tentang Registrasi dan

Praktek Perawat. Dalam Kepmenkes 1239/2001 berkaitan dengan praktik

perawat, kewajiban perawat terdapat pada Pasal 12 ayat (1). Dalam

melaksanakan praktik, perawat wajib untuk : menghormati hak pasien,

melakukan rujukan, menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien/klien dan

pelayanan yang dibutuhkan, meminta persetujuan tindakan keperawatan yang

dilakukan, melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis dan

mematuhi standar (Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2011).

Tenaga kesehatan tertentu dapat membantu memberikan penjelasan

sesuai dengan kewenangannya. Tenaga kesehatan tertentu sebagaimana

dimaksud adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan

kesehatan secara langsung kepada pasien (PERMENKES NO

290/MENKES/PER/III/2008). PERMENKES NO 10 Tahun 2015

menyatakan bahwa tindakan keperawatan diimplementasikan dalam bentuk

tindakan mandiri, kolaborasi dan delegasi sesuai kompetensi dan kewenangan

kliniknya.

1

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

2

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memegang

peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang

dapat memuaskan pasien. Partisipasi perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan yang berkualitas bagi pasien, akan mendukung keberhasilan

dalam pembangunan kesehatan karena keberadaan perawat yang bertugas

selama 24 jam dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada

pasien, dan jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah

sakit yaitu berkisar 40–60%, sehingga perawat dituntut untuk mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu (Nursalam dalam Wira,

2014).

Salah satu peran dan tanggung jawab perawat adalah pendidikan dan

dan konseling untuk meningkatkan pemahaman pasien kemampuan

perawatan diri, meliputi pemahaman pasien kesiapan untuk belajar,

penjelasan kondisi klien, pilihan pengobatan dan alasan pemilihan prosedur

dan pemecahan masalah dengan pasien untuk mengembangkan rencana

perawatan (Jones, 2005).

Sesuai dengan kode etik keperawatan, perawat bertindak sebagai

pelindung pasien dan masyarakat ketika perawatan kesehatan dalam praktik

tidak kompeten, tidak berdasarkan etik atau ilegal. Perawat berperan sebagai

pelindung dan konsultan dalam pemberian informed consent untuk membantu

mengatasi kekhawatiran pasien, membantu pasien mengambil keputusan

terbaik untuk diri mereka sendiri (Mahmud, 2010). Salah satu peran perawat

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

3

adalah sebagai pelindung dan advokat untuk membela hak pasien, hak legal

pasien salah satunya informed consent yaitu persetujuan pasien setelah

adanya informasi untuk dilakukan suatu tindakan. Peran perawat pada

pemberian informed consent adalah sebagai fasilitator dalam pengambilan

keputusan mengenai suatu tindakan (Rumila, 2009).

Implementasi keperawatan dalam melaksanaan tindakan keperawatan

berdasarkan perencanaan yang telah disusun sesuai dengan lingkup

kewenangan dan kompetensi yang ditandai dengan adanya sertifikasi yang

dipersyaratkan. Tindakan keperawatan dilakukan secara mandiri, kolaborasi,

edukasi dan terapi keperawatan yang bertujuan untuk peningkatan kesehatan,

pencegahan komplikasi dan penatalaksanaan masalah kesehatan. Perawat

memberikan informed consent tindakan keperawatan secara tertulis sesuai

kebutuhan (PERMENKES NO 10 Tahun 2015).

Implikasi terhadap pelayanan keperawatan dalam melaksanakan

pemberian informed concent akan meningkatan pengetahuan dan

keterampilan perawat dalam berkomunikasi, tersedianya media

bantu komunikasi dan adanya sebuah aturan yang jelas tentang batasan

wewenang medis dan perawat terhadap pemberian informasi kepada pasien

akan sangat membantu meningkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan

(Kustiawan, 2014). Peningkatan pelayanan kesehatan yakni dengan

peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dengan memberikan rasa

tanggung jawab yang lebih tinggi pada perawat sehingga terjadi peningkatan

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

4

kinerja perawat dan kepuasan pasien. Pelayanan keperawatan ini

diaplikasikan melalui penerapan model asuhan keperawatan profesional

karena kepuasan pasien ditentukan salah satunya dengan pelayanan

keperawatan yang optimal (Hidayah, 2014).

Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan pencapaian kepuasan

pasien dan pelayanan keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan yang

dapat memenuhi kebutuhan pasien sebagai makhluk hidup. Hal ini sesuai

penelitian dari Raslan (2013) bahwa adanya hubungan penerapan asuhan

keperawatan (pengkajian, diagnosa, rencana, intervensi dan evaluasi) dengan

kepuasan pasien, dengan meningkatkan profesionalisme tenaga perawat,

peningkatan hubungan komunikasi yang terapeutik, peningkatan sikap

perilaku yang ramah, murah senyum dan sopan.

Menurut data Rekam Medis RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen,

jumlah pasien operasi antara Januari sampai dengan Desember 2014 di Ruang

Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen berjumlah rata-rata tiap bulan

terdapat 85 pasien operasi. Hasil wawancara terhadap 5 pasien pre operasi, 4

orang pasien mengatakan pemberian informed concent pre operasi oleh

perawat yang meliputi pengkajian, diagnosa, rencana, intervensi dan evaluasi

keperawatan belum diberikan dengan jelas sehingga pasien menyatakan tidak

puas dengan informasi yang telah disampaikan dan 1 orang mengatakan

pemberian informed concent pre operasi oleh perawat yang meliputi

pengkajian, diagnosa, rencana, intervensi dan evaluasi keperawatan cukup

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

5

jelas sehingga pasien menyatakan puas dengan informasi yang telah

disampaikan. Sesuai data di atas maka penelitian tentang pengaruh pemberian

informed consent terhadap tingkat kepuasan pasien pre operasi di Ruang

Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen perlu dilakukan penelitian.

1.2 Rumusan masalah

Salah satu peran perawat adalah sebagai pelindung dan advokat untuk

membela hak pasien, hak legal pasien salah satunya informed consent yaitu

persetujuan pasien setelah adanya informasi untuk dilakukan suatu tindakan.

Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan pencapaian kepuasan pasien dan

pelayanan keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan yang dapat

memenuhi kebutuhan pasien sebagai makhluk hidup.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian “apakah ada pengaruh pemberian informed consent

terhadap tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen?”.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian informed consent

terhadap tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

6

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mendeskripsikan tingkat kepuasan pada pasien pre operasi

fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

sebelum pemberian informed concent.

1.3.2.2 Mendeskripsikan tingkat kepuasan pada pasien pre operasi

fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

setelah pemberian informed concent.

1.3.2.3 Menganalisis beda tingkat kepuasan sebelum dan setelah

dilakukan intervensi pada pasien pre operasi fraktur di Ruang

Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

1.3 Manfaat penelitian

1.3.1 Bagi rumah sakit/masyarakat

Hasil penelitian ini bagi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada

umumnya dan ruang mawar pada khususnya dapat memanfaatkan hasil

penelitian ini sebagai rujukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan

dalam hal peningkatan kualitas pelayanan keperawatan pasien pre

operasi dalam pemberian informed concent dan kepuasan pasien.

Sedangkan bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat

membantu meningkatkan kualitas pelayanan sehingga memberikan

kepuasan pada pasien dan melalui tindakan keperawatan yang baik

dalam pemberian informed concent.

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

7

1.3.2 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta dapat

digunakan sebagai bahan literatur diperpustakaan atau sumber data,

sumber informasi yang dapat dijadikan dokumentasi ilmiah untuk

penelitian selanjutnya yang memerlukan masukan berupa data atau

pengembangan penelitian dengan topik yang sama.

1.3.3 Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber data untuk

memotivasi pelaksanaan penelitian yang lebih baik dimasa yang akan

datang.

1.3.4 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini bagi peneliti diharapkan dapat menambah

pengetahuan, wawasan, pengalaman dan mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang di dapat dari STIKes Kusuma Husada Surakarta

dalam bidang perawatan pasien yaitu pemberian informed concent dan

kepuasan pasien.

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Fraktur

2.1.1.1Pengertian

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer, S.C & Bare, B.G,

2005). Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh

trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari kekuatan

tersebut, keadaan tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitar

tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap

atau tidak lengkap (Anderson, 2005).

2.1.1.2 Klasifikasi hubungan patahan tulang dengan dunia luar

1. Tertutup (closed)

Dikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara

fragmen tulang dengan dunia luar, disebut dengan fraktur

bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. Pada

fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan

keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:

Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera

jaringan lunak sekitarnya.

8

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

9

Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit

dan jaringan subkutan.

Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan

lunak bagian dalam dan pembengkakan.

Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak

yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.

2. Terbuka (open/compound)

Fragmen tulang meluas melewati otot dan adanya perlukaan

di kulit yang terbagi menjadi 3 derajad :

Derajad 1 : luka kurang dari 1 cm, kerusakan jaringan lunak

sedikit, tidak ada tanda remuk, fraktur sederhana atau

kominutif ringan dan kontaminasi minimal.

Derajad 2 : laserasi lebih dari 1 cm, kerusakan jaringan lunak,

tidak luas, fraktur kominutif sedang, dan kontaminasi sedang.

Derajad 3 : terjadi kerusakan jaringan lunak yang

luas(struktur kulit, otot, dan neurovaskuler) serta kontaminasi

derajad tinggi (Mansjoer, 2005).

2.1.1.3 Klasifikasi Derajat Kerusakan Tulang

1. Patah tulang lengkap (complete fraktur)

Dikatakan lengkap bila patahan tulang terpisah satu dengan

yang lainya, atau garis fraktur melibatkan seluruh potongan

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

10

menyilang dari tulang dan fragmen tulang biasanya berubak

tempat.

2. Patah tulang tidak lengkap (incomplete fraktur)

Bila antara patahan tulang masih ada hubungan sebagian.

Salah satu sisi patah yang lainya biasanya hanya bengkok

yang sering disebut green stick (Mansjoer, 2005).

2.1.1.4 Bentuk Garis Patah

1. Fraktur transversal : fraktur yang arahnya malintang pada

tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.

2. Fraktur oblik : fraktur yang arah garis patahnya membentuk

sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat dari

trauma angulasi juga.

3. Fraktur spiral : fraktur yang arah garis patahnya sepiral yang

di sebabkan oleh trauma rotasi.

4. Fraktur kompresi : fraktur yang terjadi karena trauma aksial

fleksi yang mendorong tulang kea rah permukaan lain.

5. Fraktur afulsi : fraktur yang di akibatkan karena trauma

tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang

(Mansjoer, 2005).

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

11

2.1.2 Pre Operasi

2.1.2.2 Fase pre operasi

Fase pre-operasi dimulai ketika keputusan untuk menjalani

intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan

ke meja operasi (Smeltzer & Bare, 2005). Persiapan pre operasi

sangat penting sekali untuk mengurangi faktor resiko karena

hasil akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian

keadaan pasien. Dalam persiapan inilah ditentukan adanya

kontraindikasi operasi, toleransi pasien terhadap tindakan bedah,

dan ditetapkan waktu yang tepat untuk melaksanakan

pembedahan (R. Sjamsuhidayat dan Wim De Jong, 2010).

2.1.2.3 Klasifikasi operasi

Smeltzer & Bare (2005) mengkategorikan operasi

berdasarkan urgensinya menjadi lima, yaitu :

1. Kedaruratan, yaitu pasien membutuhkan tindakan segera

karena mengancam jiwa. Sebagai contoh perdarahan hebat,

obtruksi kandung kemih, fraktur tulang tengkorak, luka

tembak, luka tusuk.

2. Urgen, yaitu pasien membutuhkan perhatian segera dengan

jeda waktu 24-30 jam. Contoh pada kasus infeksi kandung

kemih akut, batu ginjal atau batu pada uretra.

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

12

3. Diperlukan, yaitu pasien harus menjalani pembedahan dalam

tempo bias beberapa minggu atau bulan ke depan. Contoh

katarak, hyperplasia prostat, gangguan tiroid.

4. Elektif, yaitu pasien harus dioperasi bila diperlukan apabila

tidak dilakukan pembedahan tidak berbahaya, contoh

vaginoplasti dan herniotomy.

5. Pilihan, yaitu keputusan terletak pada keinginan pasien,

contoh operasi plastik.

2.1.2.4 Penilaian psikologis pasien pre-operasi

Penilaian psikologis pasien pre-operasi menurut Matt Vera

(2014) yaitu :

1. Takut yang tidak diketahui.

2. Takut mati.

3. Takut anestesi.

4. Kekhawatiran tentang hilangnya pekerjaan, waktu, dan

dukungan dari keluarga.

5. Kehawatiran atas ancaman ketidakmampuan yang

permanen.

6. Keyakinan spiritual.

7. Nilai-nilai dan keyakinan budaya.

8. Takut sakit.

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

13

Sedangkan menurut Sudaryanto, 2008 penilaian psikologis

selama fase pre-operasi yaitu :

9. Cemas menghadapi pembiusan.

10. Takut mati saat operasi,

11. Cemas menghadapi body image yang berupa cacat yang

akan menganggu fungsi peran pasien.

12. Cemas masalah biaya perawatan.

Diagnosa keperawatan pre-operasi yaitu :

1. Kecemasan yang berhubungan dengan pengalaman bedah

(anestesi, nyeri) dan hasil operasi.

2. Risiko tidak efektif terapi manajemen resimen berkaitan

dengan kurang pengetahuan dari prosedur pra operasi dan

protokol dan harapan pasca operasi.

3. Takut berhubungan dengan ancaman dari prosedur bedah

dan pemisahan dari sistem pendukung.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses operasi.

2.1.3 Tingkat kepuasan

2.1.3.1 Pengertian kepuasan

Kepuasan adalah persepsi terhadap produk atau jasa yang

telah memenuhi harapannya. Jadi kepuasan pelanggan adalah

hasil dari akumulasi konsumen atau pelanggan dalam

menggunakan produk atau jasa (Nursalam, 2014).

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

14

2.1.3.2 Kepuasan pelanggan/pasien

Kepuasan Pelanggan merupakan suatu rasa

kepuasan/ketidakpuasan pelanggan sebagai respon pelanggan

terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang

dipersepsikan antara harapan awal sebelum pembelian dan

kinerja actual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya

(Nurlinda, 2013).

Pasien jika memasuki rumah sakit dengan serangkaian

harapan dan keinginan dan pada kenyataannya pengalamannya

selama mendapatkan pelayanan di rumah sakit lebih baik

daripada yang diharapkannya maka dia akan puas, sebaliknya

jika pengalaman selama mendapatkan pelayanan di rumah sakit

lebih rendah (lebih buruk) daripada yang mereka harapkan maka

mereka akan merasa tidak puas (Satrianegara, 2014).

2.1.3.3 Model kesenjangan (The Expectancy-Disconfirmation Model)

Comparason standard adalah standar yang digunakan untuk

menilai ada tidaknya kesenjangan antara apa yang dirasakan

pasien dengan standar yang ditetapkan, standar dapat berasal

dari hal-hal berikut :

1. Harapan pasien, bagaimana pasien mengharapkan

produk/jasa yang seharusnya diterima.

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

15

2. Pesaing. Pasien mengadopsi standar kinerja pesaing rumah

sakit untuk kategori produk/jasa yang sama sebagi standar

perbandingan.

3. Kategori produk/jasa lain.

4. Janji promosi dari rumah sakit.

5. Nilai/norma industri kesehatan yang berlaku (Supriyanto dan

Ratna dalam Nursalam, 2014).

2.1.3.4 Mengukur kepuasan pasien

Mengukur kepuasan pasien dapat digunakan sebagai alat untuk :

1. Evaluasi kualitas pelayanan kesehatan.

2. Evaluasi terhadap konsultasi intervensi dan hubungan antar

perilaku sehat dan sakit.

3. Membuat keputusan administrasi.

4. Evaluasi efek dari perubahan organisasi pelayanan.

5. Administrasi staf.

6. Fungsi pemasaran.

7. Formasi etik profesional (Suryawati, 2006).

2.1.3.5 Dimensi kepuasan pasien

Ada dua dimensi kepuasan pasien yaitu :

1. Kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan

standar dan kode etik profesi, hubungan dokter-pasien,

perawat-pasien, kenyamanan pelayanan, kebebasan

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

16

menentukan pilihan, pengetahuan dan kompetensi teknis,

efektifitas pelayanan dan keamanan tindakan.

2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan

pelayanan kesehatan, ketersediaan, kewajaran,

kesinambungan, penerimaan, ketersediaan, keterjangkauan,

efisiensi dan mutu pelayanan kesehatan (Satrianegara, 2014).

2.1.3.6 Indeks Kepuasan

Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kepuasan

konsumen. Secara garis besar dikategorikan dalam 5 kategori

yaitu product quality, service quality, price emotional factor dan

cost of aquairing.

1. Product quality

Bagaimana konsumen akan merasa puas atas produk barang

yang digunakan. Beberapa dimensi yang membentuk kualitas

produk barang adalah performance, reliability, conformance,

durability, feature dan lain-lain.

2. Service quality

Bagaimana konsumen akan puas dengan jasa yang telah

dikonsumsinya. Dimensi service quality yang lebih dikenal

dengan servqual meliputi 5 dimensi yaitu tangible, reliability,

assurance, empathy, responsiveness. Skala nilai dinyatakan

dengan skala 1-5. Skala 1 adalah tidak puas dan sakala 5

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

17

adalah puas. Nilai rerata skala adalah nilai skor (skor =

jumlah n pengukuran dikatakan skala).

3. Emotional factor

Keyakinan dan rasa bangga terhadap produk, jasa yang

digunakan dibandingkan pesaing. Emotional factor diukur

dari preceived best score, artinya persepsi kualitas terbaik

dibandingkan pesaingnya.

4. Price

Harga dari produk, jasa yang diukur dari value (nilai)

manfaat dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan

konsumen. Harga adalah pelayanan medis (medical care)

yang harus dibayar konsumen. (price is that which is given

exchange to aquire a good or service).

5. Cost of aquaring

Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk atau jasa

(Nursalam, 2014).

2.1.3.7 Langkah-langkah Pengukuran Kepuasan pelanggan

Terdapat empat metode pengukuran kepuasan pelanggan yaitu :

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap penyedia produk yang berorientasi kepada pelanggan

harus memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

18

pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan

mereka.

2. Berpura-pura menjadi pembeli

Metode ini lazim disebut sebagai ghost shopping. Melalui

metode ini penyedia produk (barang dan jasa)

memperkerjakan beberapa orang yang selanjutnya disebut

sebagai ghost shopper yang seharusnya berpura-pura menjadi

pelanggan potensial untuk produk dari institusi tersebut dan

juga produk dari institusi pesaing.

3. Menganalisis pelanggan yang hilang

Untuk meyakinkan bahwa para pelanggan benar-benar suka

terhadap produk yang diberikan, manjer perlu mengetahui

tentang loyalitas atau kesetiaan para pelanggan.

4. Survei kepuasan pelanggan

Riset tentang kepuasan pelanggan kebanyakan dilakukan

dengan metode survei, yang selanjutnya dianamakan survei

kepuasan pelanggan (Wanarto, 2013).

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

19

2.1.3.8 Teknik pengukuran kepuasan pasien

Teknik pengukuran kepuasan pasien yaitu :

1. Teknik rating (rating scale)

Teknik ini menggunakan directly reported satisfation,

simple rating, sematic difference technique (metode

berpasangan)

2. Teknik pengukuran langsung (directtly reported

satisfaction)

Teknik pengukuran langsung menanyakan pasien atau

pasien tentang kepuasan terhadap atribut. Teknik ini

mengukur secara objektif dan subjektif. Objektif bila stimuli

jelas, langsung bisa diamati dan dapat diukur. Sebaliknya,

subjektif bila rangsangan stimuli sifatnya intagible dan sulit

ditentukan, sehingga lebih dikenal sebagai pengukuran

persepsi.

3. Metode berpasangan

Metode berpasangan menyediakan beberapa objek yang

harus dinilai, kemudian individu tersebut disuruh memilih

pasangannya. Metode berpasangan sering dipakai karena

lebih mudah menentukan pilihan antarkedua objek pada

satu waktu yang bersamaan. Misal tingkat tanggap

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

20

(response) perawat terhadap keluhan pasien (Nursalam,

2014).

2.1.3.9 Karakteristik Evaluasi Kualitas jasa Layanan

Karakteristik evaluasi kualitas jasa layanan menurut Leonard I.

Barry dan Parasuraman dalam Suryawati (2006) antara lain :

1. Bukti langsung (tangible) yaitu berupa penampilan fasilitas

fisik, peralatan materi, komunikasi yang menarik dan lain-

lain.

2. Keandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk

memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan, terpercaya

dan akurat dan konsisten.

3. Daya tanggap (responsiveness) yaitu kemauan dari

karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan

memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan

mengatasi keluhan dari konsumen.

4. Jaminan (assurance) yaitu ketersediaan karyawan dan

penguasa untuk memberikan perhatian secara pribadi

kepada konsumen.

5. Empati (empaty) yaitu kemudahan dalam melakukan

hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan

memahami kebutuhan pelanggan.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

21

2.1.3.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien,

yaitu :

1. Kualitas produk atau jasa

Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan

berkualitas.

2. Harga

Harga yang termasuk di dalamnya adalah harga produk atau

jasa. Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting

dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien.

Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari

segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga

perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.

3. Emosional

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain

kagum terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih

institusi pelayanan kesehatan yang sudah mempunyai

pandangan, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih

tinggi.

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

22

4. Kinerja

Wujud dari kinerja ini misalnya : kecepatan, kemudahan dan

kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa

pengobatan terutama keperawatan pada waktu penyembuhan

yang relatif cepat, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan

pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan

memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan

peralatan rumah sakit.

5. Estetika

Estetika merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat

ditangkap oleh pancaindra. Misalnya : keramahan perawat,

peralatan yang lengkap dan sebagainya.

6. Karakteristik produk

Produk ini merupakan kepemilikan yang bersifat fisik antara

lain gedung dan dekorasi. Karakteristik produk meliputi

penampilan bangunan, kebersihan dan tipe kelas kamar yang

disediakan beserta kelengkapannya.

7. Lokasi

Lokasi meliputi letak kamar dan lingkungannya. Merupakan

salah satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam

memilih institusi pelayanan kesehatan. Umumnya semakin

dekat lokasi dengan pusat perkotaan atau yang mudah

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

23

dijangkau, mudah transportasi dan lingkungan yang baik

akan semakin menjadi pilihan bagi pasien.

8. Fasilitas

Kelengkapan fasilitas turut menentukan penilaian kepuasan

pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan

prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan

ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak vital

menentukan penilaian kepuasan pasien, namun institusi

pelayanan kesehatan perlu memberikan perhatian pada

fasilitas dalam penyusunan strategi untuk menarik konsumen.

9. Komunikasi

Komunikasi yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak

penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana

keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh

penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan

terhadap keluhan pasien.

10. Suasana

Suasana meliputi keamanan dan keakraban. Suasana yang

tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi

kepuasan pasien dalam proses penyembuhannya. Selain itu

tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi

orang lain yang berkunjung akan sangat senang dan

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

24

memberikan pendapat yang positif sehingga akan terkesan

bagi pengunjung institusi pelayanan kesehatan tersebut.

11. Desain visual

Desain visual meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan desai

jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan dekorasi ikut

menentukan suatu kenyamanan (Klinis dalam Nursalam,

2014).

13. Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas kesehatan

menjadi faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan

dimata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan

merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak,

paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan,

serta kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya.

Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu

adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu

memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan merupakan

perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang didapat

dengan keinginan, kebutuhan dan harapan. Pasien sebagai

pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan

keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan

keperawatan yang bermutu dan paripurna. Pasien akan

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

25

mengeluh bila perilaku caring yang diarasakan tidak

memberikan nilai kepuasan bagi dirinya (Nursalam, 2014).

Peran Perawat Profesional menurut Wahyuni Dian

(2008) mengidentifikasikan beberapa elemen peran perawat

profesional sebagai berikut :

a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver)

Sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat

memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan

tidak langsung kepada klien, menggunakan pendekatan

proses keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian

dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar,

menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil

analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai

upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat

langkah/cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan

keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan melakukan

evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan

keperawatan yang telah dilakukan.

b. Sebagai pembela untuk melindungi klien (client advocate)

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai

penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam

upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

26

klien dank lien memahami semua informasi dan upaya

kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan

pendekatan tradisional maupun profesional. Peran advokasi

sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai

narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan

keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh

klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembela

klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi

keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

Salah satu peran perawat adalah sebagai pelindung dan

advokat bagi pasien yaitu untuk membela hak pasien, hak

legal pasien salah satunya adalah informed consent.

Informed consent merupakan persetujuan pasien setelah

adanya informasi dari dokter untuk dilakukan suatu tindakan

medik. Sikap perawat pada pemberian informed consent

adalah sebagai fasilitator dalam pengambilan keputusan

mengenai suatu tindakan medik (Rumila, 2009).

c. Sebagai pemberi bimbingan/konseling klien (counselor)

Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan

pola interaksi klien terhadap keadaan sehat-sakitnya. Adanya

pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan

metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

27

Memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga

dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas.

Konseling diberikan kepada individu/keluarga dalam

mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan

pengalaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan pada

masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah

perilaku hidup sehat. Sebagai konselor (counsellor),

hendaknya perawat mampu membantu pasien untuk

menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah

sosial dan membangun hubungan interpersonal yang baik

untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana

didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Perawat juga berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien

terhadap masalah yang dialami atau mendiskusikan tindakan

keperawatan yang tepat counsellor dalam pemberian

informed concent (Mahmud, 2010).

d. Sebagai pendidik klien (educator)

Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien

meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan

yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang

diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung

jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik,

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

28

perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan

kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader

kesehatan, dan lain sebagainya. Peran perawat sebagai

pendidik dalam pemberian informed consent dilakukan

dengan membantu pasien dalam meningkatkan pengetahuan

kesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien.

Peran perawat sebagai pembela dalam pemberian informed

consent dilakukan perawat untuk membantu pasien dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi

pelayanan dan dapat berperan mempertahankan dan

melindungi hak-hak pasien (Karo, 2014).

e. Sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat

bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain (collaborator)

Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan

keluarga dalam menentukan rencana pelaksanaan asuhan

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan klien.

f. Sebagai koordinator agar dapat memanfaatkan sumber-

sumber potensi klien (coordinator)

Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi

yang ada, baik materi maupun kemampuan klien secara

terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan

maupun tumpang tindih.

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

29

g. Sebagai pembaharu yang selalu dituntut untuk untuk

mengadakan perubahan-perubahan (change agent)

Sebagai pembaharu, perawat menggadakan invasi dalam

cara berfikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan

keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini

mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang

sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara

memberikan perawatan kepada klien.

h. Sebagai sumber informasi yang dapat membantu

memecahkan masalah klien (consultan)

Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan

permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan

keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat

dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan

dengan kondisi spesifik klien. Keperawatan lahir sebagai

bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan

memberikan rasa nyaman dalam pelayanan dan keamanan

bagi orang yang sakit. Sesuai dengan kode etik keperawatan,

perawat bertindak sebagai pelindung pasien dan masyarakat

ketika perawatan kesehatan dan keamanan dipengaruhi oleh

praktik yang tidak kompeten, tidak berdasarkan etik atau

ilegal terhadap siapa pun. Perawat berperan sebagai

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

30

pelindung dan konsultan dalam pemberian informed consent

untuk membantu mengatasi kekhawatiran pasien. Informed

consent membantu pasien mengambil keputusan terbaik

untuk diri mereka sendiri (Mahmud, 2010).

2.1.4 Informed concent dalam keperawatan

2.1.4.1 Pengertian informed concent

Informed concent atau persetujuan setelah penjelasan

(PSP) adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga

berdasarkan penjelasan mengenai tindakan medik yang akan

dilakukan terhadap pasien tersebut (Bardosono, 2009).

Sedangkan informed concent keperawatan adalah

persetujuan setelah pemberian informasi oleh perawat mengenai

persetujuan tindakan perawatan, meliputi :

1. Persetujuan untuk pengobatan : persetujuan dilakukan untuk

pengobatan kecuali perawatan yang diberikan pada situasi

kegawatdaruratan tertentu. Persetujuan harus :

a. Berhubungan dengan pengobatan yang sedang diusulkan.

b. Telah di informasikan.

c. Bersifat sukarela.

d. Tidak dilakukan keliru atau penipuan.

2. Persetujuan untuk masuk fasilitas perawatan.

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

31

3. Persetujuan untuk layanan bantuan pribadi (College of

Nursing of Ontario, 2009).

2.1.4.2 Unsur Pemberian Informed Concent

Unsur Pemberian informed concent yaitu :

1. Capacity (kemampuan memahami informasi) ciri :

a. Memiliki nilai dan tujuan

b. Kemampuan berkomunikasi dan memahami informasi

c. Kemampuan membuat alasan atas pilihannya dan

keputusan

2. Volunterinism (sukarela) ciri :

a. Tanpa paksaan

b. Tanpa ancaman

3. Informatif (unsur informasi) ciri :

a. Diagnosis/masalah pasien

b. Tujuan dan lama tindakan

c. Hasil

d. Manfaat

e. Potensial resiko

f. Alternatif tindakan sesuai kemampuan

g. Prognosis jangka pendek dan panjang (Nursalam, 2014).

2.1.4.3 Tujuan Informed Concent

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

32

Tujuan informed concent menurut Matt Verra (2014) yaitu :

1. Melindungi pasien terhadap unsanctioned operasi.

2. Melindungi tenaga medis, perawat dan rumah sakit terhadap

tindakan hukum oleh klien yang menganggap bahwa

prosedur tidak sah dilakukan.

3. Untuk memastikan bahwa klien memahami sifat

pengobatannya termasuk kemungkinan komplikasi dan cacat.

4. Untuk menunjukan bahwa keputusan klien dibuat tanpa

paksaan atau tekanan.

2.1.4.4 Fungsi Informed Concent

Fungsi informed concent yaitu :

1. Promosi dari hak otonomi perorangan

2. Proteksi dari pasien dan subjek

3. Mencegah penipuan atau paksaan

4. Regulasi profesi kesehatan dan intropeksi

5. Promosi dari keputusan-rasional

6. Keterlibatan masyarakat (otonomi-nilai sosial dan

pengawasan) (Nursalam, 2014).

2.1.4.5 Pemberi informed concent

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

33

Pemberi informed concent yaitu :

1. Pasien dewasa (sadar dan sehat mental)

2. Pasien dewasa (berusia 21 tahun atau sudah menikah)

3. Pasien dewasa (pengampunan) oleh orang tua

4. Pasien dewasa (gangguan mental) oleh orang tua/wali

5. Pasien dibawah 21 tahun (tidak ada orang tua) oleh keluarga

terdekat (Nursalam, 2014).

2.1.4.6 Bentuk informed concent

Bentuk informed concent yaitu :

1. Tersurat (express)-lisan dan tertulis

2. Tersirat (implied or tacit concent) :

a. Dalam keadaan biasa

b. Dalam keadaan gawat darurat (UNNISULA, 2010).

2.1.4.7 Pengabaian informed concent

Pengabaian informed concent yaitu :

1. Tidak ada kesempatan memintakan

2. Tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda tindakan

3. Untuk menyelamatkan nyawa, tidak mempunyai penyakit

sebelumnya

4. Melindungi keselamatan anak/bayi

5. Mencegah self distruction

6. Melindungi kesehatan masyarakat

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

34

7. Menjaga etik/aturan RS

(UU Kesehatan No 23/1992, pasal 53)

2.1.4.8 Kriteria Gawat (Informed Concent)

Kriteria gawat informed concent yaitu :

1. Syok

2. Perdarahan

3. Patah tulang

4. Kesakitan (pain) (Nursalam, 2014).

2.1.4.9 Pemahaman Pasien Tentang Informed Concent

Pemahaman informasi merupakan syarat untuk

memperoleh informed consent yang tepat. Pemahaman

informasi meliputi :

1. Penyakit.

2. Kecemasan.

3. Nyeri.

4. Intervensi terapi.

Untuk memaksimalkan pemahaman, informasi harus

diberikan secara hati-hati dengan cara untuk meningkatkan

pemahaman pasien tentang apa yang sedang dijelaskan (Jona,

2013).

2.1.4.10 Informed concent tidak sah jika

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

35

Informed concent tidak sah jika :

1. Dengan paksaan (duress, dwang)

2. karena memberikan informasi yang salah/berlainan

3. dari seseorang yang belum dewasa

4. dari seseorang yang tidak berwenang

5. dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar (non lucid state)

(Nursalam, 2014).

2.1.5 Pengaruh pemberian informed concent dengan kepuasan pasien

Infomed adalah telah diberitahukan, telah disampaikan atau telah

diinformasikan, sedangkan consent adalah persetujuan yang diberikan

kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. Secara keseluruhan informed

consent dapat disimpulkan yaitu persetujuan yang diberikan oleh pasien

atau keluarga atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan

yang akan dilakukan terhadap pasien yang tertera dalam Permenkes No

290/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 Ayat (1). Tujuan informed consent

adalah melindungi hak individu untuk menentukan nasibnya sendiri

(self-determination).

Adekuatnya informasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan

perawat dalam menyampaikan pesan melalui komunikasi terapeutik,

pengetahuan dan pemahaman dasar tentang penyakit. Unsur pemberian

informed concent yaitu capacity (kemampuan berkomunikasi dan

memahami informasi, kemampuan membuat alasan atas pilihannya dan

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

36

keputusan), volunterinism (sukarela, tanpa paksaan, tanpa ancaman) dan

Informatif (unsur informasi, diagnosis/masalah pasien, tujuan dan lama

tindakan, hasil, manfaat, potensial resiko, alternatif tindakan sesuai

kemampuan, prognosis jangka pendek dan panjang) (Nursalam, 2014).

Bentuk aktualisasi kegiatan yang berkaitan dengan kepuasan

ditentukan oleh lima unsur yang biasa dikenal dengan istilah “RATER”

(responsiveness, assurance, tangible, empathy dan reability)

Parasuraman dalam Nursalam (2014) lebih jelasnya dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Daya tanggap (responsiveness)

Memberikan pelayanan mengutamakan aspek pelayanan yang

sangat mempengaruhi perilaku orang yang mendapat pelayanan,

sehingga diperlukan kemampuan daya tanggap dari perawat untuk

melayani masyarakat sesuai tingkat penyerapan, pengertian,

ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk pelayanan yang tidak

diketahui.

a. Memberikan penjelasan secara bijaksana sesuai dengan bentuk-

bentuk pelayanan yang dihadapinya.

b. Memberikan penjelasan yang mendetail yaitu bentuk penjelasan

yang substantif dengan persoalan pelayanan yang dihadapi, yang

bersifat jelas, transparan, singkat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

37

c. Memberikan pembinaan atas bentuk-bentuk pelayanan yang

dianggap masih kurang atau belum sesuai dengan syarat-syarat

atau prosedur pelayanan yang ditunjukkan.

d. Mengarahkan setiap bentuk pelayanan dari individu yang

dialyani untuk menyiapkan, melaksanakan dan mengikuti

berbagai ketentuan pelayanan yang harus dipenuhi.

e. Membujuk orang yang dilayani apabila menghadapi suatu

permasalahan yang dianggap bertentangan, berlawanan atau

tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

2. Jaminan (assurance)

Setiap bentuk pelayanan memerlukan adanya kepastian atas

pelayanan yang diberikan. Bentuk kepastian dari suatu pelayanan

sangat ditentukan oleh jaminan dari pegawai yang memberikan

pelayanan, sehingga oarang yang menerima pelayanan merasa puas

dan yakin bahwa segala bentuk urusan pelayanan yang dilakukan

akan tuntas dan selesai dengan kecepatan, ketentuan, kemudahan,

kelancaran dan kualitas layanan yang diberikan.

a. Mampu memberikan kepuasan dalam pelayanan yaitu setiap

pegawai akan memberikan pelayanan yang cepat, tepat, mudah,

lancar, berkualitas dan menjadi bentuk konkret yang

memuaskan orang yang mendapat pelayanan.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

38

b. Mampu menunjukan komitmen kerja yang tinggi sesuai dengan

bentuk-bentuk integritas kerja, etos kerja dan budaya kerja yang

sesuai dengan apabila dari visi, misi suatu organisasi dalam

memberikan pelayanan.

c. Mampu memberikan kepastian atas pelayanan sesuai dengan

perilaku yang ditunjukkan agar mendapat pelayanan yakin

sesuai dengan perilaku yang dilihatnya.

3. Bukti fisik (tangible)

Pengertian bukti fisik dalam kualitas layanan adalah bentuk

aktualisasi nyata secara fisik dapat terlihat atau digunakan pegawai

sesuai dengan penggunaan dan pemenfaatannya yang dirasakan

membantu pelayanan yang diterima oleh orang yang menginginkan

pelayanan, sehingga puas atas pelayanan yang dirasakan, yang

sekaligus menunjukkan prestasi kerja atas pemberian pelayanan

yang diberikan.

a. Kemampuan menunjukkan prestasi kerja pelayanan dalam

menggunakan alat dan perlengkapan kerja secara efektif dan

efisien.

b. Kemampuan menunjukkan penguasaan teknologi dalam

berbagai akses data dan inventarisasi otomasi kerja sesuai

dengan dinamika dan perkembangan dunia kerja yang

dihadapinya.

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

39

c. Kemampuan menunjukkan integritas diri sesuai dengan

penampilan yang menunjukkan kecakapan, kewibawaan dan

dedikasi kerja.

4. Empati (empathy)

Setaiap kegiatan atau aktivitas pelayanan memerlukan adanya

pemahaman dan pengertian dalam kebersamaan asumsi atau

kepentingan terhadap suatu hal yang berkaitan dengan pelayanan.

Pelayanan akan berjalan dengan lancar dan berkualitas apabila

setiap pihak yang berkepentingan dengan pelayanan memiliki

adanya empati (empathy) dalam menyelesaikan atau mengurus atau

memiliki komotmen yang sama terhadap pelayanan.

a. Mampu memberikan perhatian terhadap berbagai bentuk

pelayanan yang diberiakan, sehingga yang dialayani merasa

menjadi orang yang penting.

b. Mampu memberikan keseriusan atas aktivitas kerja pelayanan

yang diberikan, sehingga yang dilayani mempunyai kesan

bahwa pemberi pelayanan menyikapi pelayanan yang

diinginkan.

c. Mampu menunjukkan rasa simpatik atas pelayanan yang

diberikan, sehingga yang dilayani merasa memiliki wibawa atas

pelayanan yang dialkukan.

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

40

d. Mampu menunjukkan pengertian yang mendalam atas berbagai

hal yang diungkap, sehingga yang dialyani menjadi lega dalam

menghadapi bentuk-bentuk pelayanan yang dirasakan.

e. Mampu menunjukkan keterlibatannya dalam memberikan

pelayanan atas berbagai hal yang dilakukan, sehingga yang

dialyani menjadi tertolong menghadapi berbagai bentuk

kesulitan pelayanan.

5. Keandalan (reliability)

Setiap pelayanan memerlukan bentuk pelayanan yang andal, artinya

dalam memberikan pelayanan setiap pegawai diharapkan memiliki

kemempuan dalam pengetahuan, keahlian, kemandirian, penguasaan

dan profesinalisme kerja yang tinggi, sehingga aktivitas kerja yang

dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, tanpa

ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan yang

diterima oleh masyarakat.

a. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan

tingkat pengetahuan terhadap uraian kerjanya.

b. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang terampil sesuai

dengan tingkat keterampilan kerja yang dimilikinya dalam

menjalankan aktivitas pelayanan yang efisien dan efektif.

c. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan

pengalamankerja yang dimilikinya, sehingga penguasaan

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

41

tentang uraian kerja dapat dilakukan secara cepat, tepat, mudah

dan berkualitas sesuai pengalamannya.

d. Keandalan dalam mengaplikasikan penguasaan teknologi untuk

memperoleh pelayanan yang akurat dan memuaskan sesuai hasil

ouput penggunaan teknologi yang ditunjukkan.

Kualitas layanan menunjukkan segala bentuk aktualisasi

kegiatan pelayanan yang memuaskan orang-orang yang menerima

pelayanan sesuai dengan daya tanggap (responsiveness) menumbuhkan

adanya jaminan (assurance), menunjukkan bukti fisik (tangible) yang

dapat dilihatnya, menurut empati (empathy) dari orang-orang yang

memberikan pelayanan sesuai dengan keandalannya (reability)

menjalankan tugas pelayanan yang diberikan secara konsekuen untuk

memuaskan yang menerima pelayanan (Nursalam, 2014). Demikian

juga dengan pemberian informed concent dengan kepuasan pasien,

pemberian informed concent oleh perawat akan memuaskan pasien

apabila adanya daya tanggap (responsiveness) dari perawat, adanya

jaminan (assurance) dari perawat, menunjukkan bukti fisik (tangible)

dari perawat, adanya empati (empathy) dari perawat, sesuai dengan

keandalannya (reability) dari perawat dalam menjalankan tugas

pelayanan keperawatan untuk memuaskan pasien.

Adanya hubungan pemberian informed concent dengan

kepuasan pasien sesuai dengan penelitian Johnson (2011) tentang

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

42

patient understanding and satisfaction in informed consent for total

knee arthroplasty: a randomized study hasil penelitian menunjukkan

sebelum tindakan operasi, pasien puas dengan penjelasan informed

concent tentang risiko / manfaat dan harapan dari tindakan operasi.

Kepuasan dipengaruhi oleh metode, media video dan pendidikan

perawat, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianto,

(2006) tentang pengaruh pemberian informasi tertulis terhadap tingkat

pemahaman, kepuasan dan kecemasan pasien hernia inguinalis

reponnibel terhadap informed consent Di RS Sardjito Yogyakarta hasil

penelitian menunjukkan bahwa informed consent tertulis dapat

meningkatkan pemahaman dan kepuasan pasien terhadap pelayanan

kesehatan.

2.2 Keaslian penelitian

Penelitian tentang pengaruh pemberian informed consent dengan tingkat

kepuasan pasien pre operasi di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen. Sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan penelitian serupa,

tetapi ada beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini :

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Metodologi Hasil

1.

Mahmud

(2010)

Peran perawat dalam

informed consent pre

operasi di Ruang

Bedah Rumah Sakit

Kualitatif Sikap perawat dalam

melaksanakan peran

advocate, counsellor

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

43

Umum Pemangkat

Kalimantan Barat

dan consultant dalam

pengajuan informed

consent belum

sepenuhnya sesuai

dengan kewenangan

perawat.

2.

Rumila

(2009)

Hubungan antara

peranan perawat

dengan sikap perawat

pada pemberian

informed concent

sebagai upaya

perlindungan hukum

bagi pasien di RS

PKU Muhammadiyah

Yogyakarta

Kuantitatif Ada hubungan peran

perawat dengan sikap

perawat pada

pemberian informed

consent sebagai upaya

perlindungan hukum

bagi pasien

3. Karo (2014) Pengetahuan perawat

tentang peran sebagai

pendidik dan pembela

dalam pemberian

informed consent di

RSUP H. Adam Malik

Medan

Kualitatif Perawat di ruang rawat

RB2A dan RB2B

memiliki pengetahuan

yang cukup (62,5%)

dalam menjalankan

perannya sebagai

pendidik dan memiliki

pengetahuan yang

kurang (37,5%) dalam

menjalankan perannya

sebagai pembela dalam

pemberian informed

consent

2.3 Kerangka teori

Kerangka teori merupakan bagan alur berpikir dari teori yang telah

dibuat, dapat dibuat kerangka teori penelitian yang dapat dilihat dibawah ini :

Respon Psikologis Pasien Pre Operasi :

· Takut yang tidak diketahui

· Takut mati

· Takut anestesi

· Khawatir hilang pekerjaan, waktu

dan dukungan keluarga

· Khawatir atas ketidakmampuan

permanen

Pasien

Pre Operasi

Fraktur

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

44

Gambar 2.1. Kerangka Teori, Sumber Nursalam (2014)

Ket :

2.4 Kerangka Konsep

Informed Concent

Dokter

Yang diteliti

Yang tidak diteliti

Kepuasan Pasien :

· Responsiveness

· Assurance

· Tangible

· Empathy

· Reability

Tingkat Kepuasan Pasien

Pre Operasi Sebelum

Intervensi

Tingkat Kepuasan Pasien

Pre Operasi Setelah

Intervensi

Peran perawat sebagai

fasilitator dalam

pengambilan keputusan

dan informasi

keperawatan

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

45

Gambar 2.2.

Kerangka Konsep Penelitian

2.5 Hipotesis

Ha : Ada pengaruh pemberian informed consent dengan tingkat kepuasan

pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen.

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian informed consent dengan tingkat

kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Pemberian

Informed Concent

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

46

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga

pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai

dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain (Sugiyono, 2013).

Rancangan penelitian analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba menggali

fenomena kesehatan itu terjadi (Notoatmodjo, 2012). Merupakan penelitian

quasi experiment yaitu penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada

kelompok subyek dengan atau tanpa kelompok pembanding namun tidak

dilakukan randomisasi untuk memasukan subyek ke dalam kelompok

perlakuan atau kontrol. Dengan rancangan “pre and post test without control

(control diri sendiri)”. Karena pada desain ini peneliti hanya melakukan

intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding. Efektifitas perlakuan dinilai

dengan cara membandingkan nilai post test dengan pre test (Dharma, 2011).

R---------->O1---------->X1----------O2

Keterangan :

R : Responden penelitian semua mendapat perlakuan/intervensi.

O1 : Pre test pada kelompok perlakuan.

X1 : Uji coba / intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protokol.

O2 : Post test setelah perlakuan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

46

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

47

Populasi merupakan seluruh subyek atau obyek dengan

karakteristik tertentu yang akan diteliti (Nursalam, 2008). Populasi

penelitian ini adalah seluruh pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, antara Juni-Juli 2015 berjumlah

40 pasien.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Menurut Nursalam (2008) penentuan besar sampel jika

jumlah populasi < 1000, maka besarnya sampel dapat dilakukan dengan

rumus

n = = = = = 36

Keterangan

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang digunakan yaitu sebesar

5% atau 0,05

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 responden. Teknik

sampel yang digunakan adalah cara purposive sampling (non

probability sampling) adalah teknik penetapan sampel dengan cara

memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki

peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi

(Nursalam, 2008). Karakteristik sampel yang dapat dilakukan atau

layak diteliti, yakni :

Kriteria inklusi :

= N

1+N(d2)

= = 40

1+40(0,05)2

= == 40

1+40(0,0025)

= = = 40

1+0,1

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

48

a. Tingkat kesadaran compos mentis.

b. Umur responden lebih dari 18 tahun karena pertumbuhan otak

mencapai kesempurnaan secara fungsional, perkembangan kognitif

(kemampuan berfikir) remaja yaitu intelektual remaja mulai dapat

berfikir logis, kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi,

membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah, sudah

mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit

dengan yang abstrak, munculnya kemampuan nalar secara ilmiah,

belajar menguji hipotesis, memikirkan masa depan, perencanaan,

dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya psikologi remaja,

mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi

dan wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama,

keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri) (Haryanto, 2011).

c. Tidak terkena penyakit alzheimer yaitu sejenis sindrom dengan

apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sebagai

penyakit yang sinonim dengan orang tua (National Headquarters,

2015).

Kriteria eksklusi :

a. Tidak bisa membaca dan menulis karena dengan membaca adalah

melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan

atau hanya dalam hati. Membaca merupakan usaha untuk

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

49

mengetahui sesuatu yang diketahui yang tersimpan (berada) dalam

suatu sarana bacaan bagi seseorang adalah membaca (Khairunnisa,

2010).

b. Pasien pre operasi fraktur terbuka di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen dengan komplikasi.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan bertempat di Ruang Mawar RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen, pada bulan Oktober-Desember 2015.

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala pengukuran

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Parameter Skala

1.

2.

Pemberian

Informed

Concent

Tingkat

Kepuasan

Persetujuan setelah

pemberian informasi oleh

perawat mengenai

persetujuan tindakan

perawatan

Tingkat responsiveness,

assurance, tangible,

empathy, reability dari

perawat dalam

menjalankan tugas

pelayanan keperawatan

untuk memuaskan pasien.

Kuesioner

1. Diberi informed

concet.

2. Tidak diberi informed

concent

1 : Kurang puas : < 55%

2 : Cukup puas : 56-75%

3 : Baik/puas : 76-100%

Nominal

Ordinal

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

50

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah koesioner

tentang tingkat kepuasan pasien. Skoring yang digunakan untuk

masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner tingkat kepuasan pasien

Alat ukur penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang

disesuaikan dengan permasalahan penelitian tentang kepuasan pasien

yang mengisi pasien diambil dari Nursalam (2014). Kuesioner yang

disusun berupa pertanyaan tentang kepuasan pasien, jumlah

pertanyaan ada 25 soal. Pilih jawaban sesuai item pertanyaan sangat

puas (skor 4), puas (skor 3), kurang puas (skor 2) dan tidak puas

(skor 1), pada pertanyaan favorable (positif). Setelah itu ditotal

untuk menentukan klasifikasi kepuasan pasien. Untuk pertanyaan

favorable (positif) nomor 1 item pertanyaan : a, b, c dan e, nomor 2

item pertanyaan : b, c, d dan e, nomor 3 item pertanyaan : a, b, c dan

e, nomor 4 item pertanyaan : a, c, d dan e, nomor 5 item pertanyaan

nomor a, b, c. Untuk pertanyaan unfavorable (negatif) nomor 1 item

pertanyaan : d, nomor 2 item pertanyaan : a, nomor 3 item

pertanyaan : d, nomor 4 item pertanyaan : b, nomor 5 item

pertanyaan nomor d.

Untuk skoring masalah dinyatakan dengan :

a. Baik/puas skor 76-100%.

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

51

76/100 x 96 skor = skor 72

100/100 x 96 skor = skor 96

Baik/puas skor 72-96

b. Cukup puas 56-75%.

56/100 x 96 skor = skor 53

75/100 x 96 skor = skor 71

Cukup puas skor 53-71

c. Kurang puas < 55%.

55/100 x 96 skor = skor 52

Kurang puas skor < 52

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

suatu penelitian (Nursalam, 2008). Pengumpulan data dengan kuesioner

tingkat kepuasan pasien dari Nursalam (2014). Menurut Dharma (2011)

desain pre and post test without control sebagai berikut :

1. Ijin penelitian.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan

ijin penelitian kepada responden tentang maksud, tujuan dan ijin

kepada responden di ruang rawat RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen.

2. Informed concent.

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

52

Responden penelitian pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sesuai jumlah sampel

penelitian 36 responden semua mendapat perlakuan/intervensi

pemberian informed concent pre operasi. Peneliti meminta

persetujuan dari calon responden dengan tanda tangan di lembar

informed concent.

3. Pre test.

Pre test pada kelompok perlakuan yaitu pre test kepuasan pasien pre

operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen, dilakukan sebelum perlakuan setelah 1 hari mondok di RS.

Jika belum 1 hari mondok di RS belum dilakukan pre test, pre test

dilakukan setelah 1 hari mondok di RS. Jika lebih dari 1 hari

mondok di RS pre test dapat dilakukan.

4. Perlakuan.

Uji coba/intervensi pada kelompok perlakuan sesuai protokol yaitu

tindakan operasi atau pembedahan kepada calon responden

penelitian di Ruang Operasi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Pemberian informed concent dilakukan setelah pre test dilakukan

setelah 1 hari mondok, oleh perawat ruang rawat inap, meliputi

pengkajian, menganalisi pemeriksaan penunjang, menentukan data

fokus dan analisa data, menegakkan diagnosa keperawatan, rencana

tindakan, implementasi tindakan dan evaluasi tindakan yaitu pasien

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

53

pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen.

5. Post test.

Post test setelah perlakuan yaitu post test kepuasan pasien di Ruang

Mawar RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, setelah tindakan

operasi dilakukan setelah 3 hari.

3.6 Validitas dan reabilitas

1. Uji Validitas Penelitian

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Fungsi uji validitas

untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun mampu mengukur apa

yang hendak diukur, maka perlu uji korelasi antara skor tiap-tiap

pertanyaan dengan skor total kuesioner. Menurut Suharsimi (2013) uji

coba atau uji validitas dapat dilakukan antara 15-50 responden. Uji

validitas dilakukan pada kuesioner kepuasan pasien. Pada penelitian ini,

peneliti melakukan uji validitas pada 20 pasien pre operasi fraktur di ruang

Aster RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebagai sampel untuk uji

validitas kuesioner.

Setelah data didapat dan ditabulasikan maka untuk menguji validitas

digunakan “ pearson product moment” dengan rumus:

{ }{ }å åå åå å å

--

-=

2222 )()()()(

))(()(

YYNXXN

YXXYNrxy

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

54

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

N : jumlah responden

åX : skor butir

åY : skor total

Bila r hitung lebih besar dari r tabel artinya variabel valid.

Bila r hitung lebih kecil dari r tabel artinya variabel tidak valid (Sugiyono,

2013).

Hasil uji validitas yang sudah dilakukan pada 20 pasien di Ruang Aster

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, tanggal 20 Oktober-7 November

2015, diperoleh : Uji validitas kepuasan pasien r hitung item pertanyaan

nomer 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, 2a, 2b, 2c, 2d, 2e, 3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 4a, 4b, 4c,

4d, 4e, 5a, 5b, 5c, 5d diperoleh r hitung > r tabel (0,444) dinyatakan valid,

sedangkan r hitung item pertanyaan nomer 5e diperoleh r hitung < r tabel

(0,444) dinyatakan tidak valid. Sehingga item pertanyaan yang tidak valid

nomer 5e dibuang. Hasil uji validitas kepuasan pasien terlampir.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Uji

reliabilitas koesioner pengetahuan dan peran serta keluarga pada penelitian

ini menggunakan teknik analisa dengan rumus Alpha cronbach

(Suharsimi, 2013) dengan rumus sebagai berikut :

úúû

ù

êêë

é-ú

û

ùêë

é

-= å

2

1

2

1)1( s

s b

hk

kr

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

55

Keterangan :

Hasil uji reabilitas pada 20 pasien pre operasi fraktur di ruang Aster

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen jika hasil > 0,6 maka variabel

tersebut dapat dinyatakan reliabel.

Hasil uji reabilitas pada 20 pasien pre operasi fraktur di ruang Aster

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen diperoleh Nilai Cronbach’s alpha

kepuasan pasien adalah 0,7569. Nilai Cronbach’s alpha pada variabel

kepuasan pasien > 0,6 maka variabel kepuasan pasien dapat dinyatakan

reliabel.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Teknik pengolahan

Menurut Narbuko, 2007 setelah data-data hasil dari kuesioner

dikumpulkan dan diolah dengan melalui tahap-tahap :

1. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan kelengkapan data

yang telah dikumpulkan.

2. Coding

r : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan

: jumlah varians butir

: varians total

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

56

Memberikan kode pada data dengan merubah huruf menjadi angka.

3. Transfering

Memindahkan jawaban atau kode jawaban ke dalam media tertentu.

4. Tabulating

Merupakan kegiatan menyusun data dalam bentuk tabel.

5. Entry data

Memasukkan data dengan cara manual atau melalui pengolahan

program komputer.

3.7.2 Analisa Data

Analisis hasil penelitian dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Analisa univariat terhadap tiap variabel dari hasil penelitian untuk

menghasilkan distribusi dan prosentase. Data dianalisa menggunakan

statistik deskriptif untuk mendapatkan dalam bentuk tabulasi, dengan

cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara statistik

deskriptif yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk

distribusi frekuensi dan prosentase (%) dari masing-masing item.

Penelitian analisis univariat adalah analisa yang dilakukan

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat

berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran

sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi

informasi yang berguna. peringkasan tersebut dapat berupa ukuran

statistik, tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan masing-masing

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

57

variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Analisa univariat yang

akan disajikan meliputi karakteristik responden (umur, jenis kelamin

dan pendidikan terakhir), tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur

sebelum pemberian informed concent dan tingkat kepuasan pasien

pre operasi fraktur setelah pemberian informed concent.

2. Analisa bivariat untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

tingkat kepuasan pasien rata-rata antara sebelum dan setelah

pemberian informed concent. Menurut Dahlan (2014) komparatif

numerik berpasangan dua kali pengukuran, dengan ketentuan bila

sebaran selisih tidak normal, lakukan transformasi. Analisis yang

digunakan bergantung pada sebaran dan varian hasil transformasi.

Uji yang digunakan adalah wilcoxon test / marginal homogenik

untuk menguji beda mean peringkat (data ordinal) dari 2 hasil

pengukuran pada kelompok yang sama (misalnya beda mean

peringkat pre test dan post test) (Dharma, 2011). Menurut Sugiyono

(2013) analisis wilcoxon test dengan rumus :

Keterangan :

Z : uji wilcoxon

T : total jenjang (selisih) terkecil antara nilai pre test dan post test

n : jumlah data sampel

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

58

Kaidah keputusan jika nilai p < 0,05 Ho ditolak artinya bahwa ada

pengaruh secara signifikan pemberian informed concent dengan

tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD

dr. Soehadi prijonegoro Sragen.

3.8 Etika Penelitian

Secara umum prinsip dalam penelitian atau pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu manfaat, prinsip menghargai hak-hak

subjek dan prinsip keadilan (Nursalam, 2008). Dalam mendapatkan data

dilakukan dengan menekankan etika yang mengacu pada:

1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian jika calon responden bersedia

untuk diteliti, maka mereka harus mengisi lembar persetujuan tersebut,

namun apabila responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak boleh

memaksakan dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada lembar pengumpulan data (lembar kuesioner) cukup

dengan memberikan kode pada masing-masing lembar kuesioner tersebut.

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

59

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil riset atau hasil dari penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

60

Berikut ini akan diuraikan mengenai laporan hasil penelitian yang telah

dilakukan meliputi :

4.1.1 Umur responden

Distribusi responden berdasarkan umur di Ruang Mawar RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen dapat dilihat di Tabel 4.1.

Tabel 4.1

karakteristik responden berdasarkan umur

No Umur Frekuensi Prosentase (%)

1 < 20 tahun 4 11,1

2 21-30 tahun 6 16,7

3 31-40 tahun 7 19,4

4 41-50 tahun 6 16,7

5 > 51 tahun 13 36,1

Jumlah 36 100

Sumber : data primer yang diolah, 2015

Distribusi responden berdasarkan umur di Ruang Mawar RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar berumur > 51 tahun

sebanyak 13 responden (36,1%).

4.1.2 Jenis kelamin responden

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Mawar RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dapat dilihat di Tabel 4.2.

Tabel 4.2

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Prorsentase (%)

1 Laki-laki 20 55,6

2 Perempuan 16 44,4

Jumlah 36 100

Sumber : data primer yang diolah, 2015

60

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

61

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Mawar

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 20 responden (55,6%).

4.1.3 Pendidikan responden

Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Ruang Mawar RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dapat dilihat di Tabel 4.3.

Tabel 4.3

karakteristik responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1 SD 4 11,1

2 SMP 6 16,7

3 SMA 24 66,7

4 PT 2 5,6

Jumlah 36 100

Sumber : data primer yang diolah, 2015

Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Ruang Mawar

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar berpendidikan

SMA sebanyak 24 responden (66,7%).

4.1.4 Tingkat kepuasan pasien sebelum pemberian informed concent

Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan pasien sebelum

pemberian informed concent di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen dapat dilihat di Tabel 4.4.

Tabel 4.4

karakteristik responden berdasarkan tingkat kepuasan pasien sebelum

pemberian informed concent

No Kepuasan pasien Frekuensi Prosentase (%)

1 Cukup 14 38,9

2 Kurang 22 61,1

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

62

Jumlah 36 100

Sumber : data primer yang diolah, 2015

Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan pasien

sebelum pemberian informed concent di Ruang Mawar RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar kategori kepuasan kurang

sebanyak 22 responden (61,1%).

4.1.5 Tingkat kepuasan pasien setelah pemberian informed concent

Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan pasien setelah

pemberian informed concent di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen dapat dilihat di Tabel 4.5.

Tabel 4.5

karakteristik responden berdasarkan tingkat kepuasan pasien setelah

pemberian informed concent

No Kepuasan pasien Frekuensi Prosentase (%)

1 Baik 4 11,1

2 Cukup 28 77,8

3 Kurang 4 11,1

Jumlah 36 100

Sumber : data primer yang diolah, 2015

Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan pasien

setelah pemberian informed concent di Ruang Mawar RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar kategori kepuasan cukup

sebanyak 28 responden (77,8%).

4.2 Analisis Bivariat

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

63

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji wilcoxon pada 36 responden

ditampilkan di tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil uji wilcoxon sebelum dan sesudah pemberian informed consent terhadap

tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

PRE TEST * POST TEST Crosstabulation

POST TEST

Total

p-value Kurang Cukup Baik

PRE TEST Kurang 4 10 0 14 0,000

Cukup 0 18 4 22

Total 4 28 4 36

Sumber : data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diperoleh data bahwa nilai rata-rata

tingkat kepuasan responden sebelum pemberian informed concent

sebesar 1,61 dan setelah pemberian informed concent sebesar 2,00.

Hasil uji wilcoxon diperoleh p-value = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil

tersebut, artinya ada pengaruh pemberian informed concent dengan

tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr.

Soehadi prijonegoro Sragen, kepuasan responden dari 1,61 menjadi

2,00.

BAB V

PEMBAHASAN

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

64

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Umur

Distribusi responden berdasarkan umur di Ruang Mawar RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar berumur > 51 tahun

sebanyak 13 responden (36,1%).

Hasil temuan distribusi umur ini melibatkan proses kuantifikasi

dari penemuan suatu fenomena. Tidak memberikan hasil yang bisa

diterima secara ilmiah, pengukuran yang berhubungan dengan

keragaman pada karakteristik objek-objek yang berbeda (Aurino

Djamaris, 2012).

5.1.2 Jenis kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Mawar

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 20 responden (55,6%).

Hasil temuan distribusi jenis kelamin ini melibatkan proses

kuantifikasi dari penemuan suatu fenomena. Tidak memberikan hasil

yang bisa diterima secara ilmiah, pengukuran yang berhubungan

dengan keragaman pada karakteristik objek-objek yang berbeda

(Aurino Djamaris, 2012).

5.1.3 Pendidikan

64

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

65

Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Ruang Mawar

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar berpendidikan

SMA sebanyak 24 responden (66,7%).

Hasil temuan distribusi pendidikan ini melibatkan proses

kuantifikasi dari penemuan suatu fenomena. Tidak memberikan hasil

yang bisa diterima secara ilmiah, pengukuran yang berhubungan

dengan keragaman pada karakteristik objek-objek yang berbeda

(Aurino Djamaris, 2012).

5.1.4 Tingkat kepuasan pasien sebelum informed concent.

Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan pasien

sebelum pemberian informed concent di Ruang Mawar RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar kategori kepuasan kurang

sebanyak 22 responden (61,1%).

Menurut Rosenstein AH and O'Daniel M (2005) bahwa terjadi

persepsi negatif terhadap ketidakpuasan dan hasil perawatan disebabkan

oleh komunikasi yang tidak baik yang dilakukan oleh para dokter dan

perawatan kesehatan serta staf devisi penunjang. Seperti tingkat

kepuasan pasien pre operasi sebelum pemberian informed concent.

5.1.5 Tingkat kepuasan pasien setelah informed concent.

Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan pasien

setelah pemberian informed concent di Ruang Mawar RSUD dr.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

66

Soehadi Prijonegoro Sragen sebagian besar kategori kepuasan cukup

sebanyak 28 responden (77,8%).

Menurut Anis (2009), menjelaskan bahwa kepuasan yang

dirasakan pasien ini menunjukan bahwa perawat telah dapat memenuhi

harapan-harapan pasien akan pelayanan yang prima dan berkualitas

baik seperti pemberian informed concent dari sisi kejelasan informasi,

pelayanan yang tepat waktu, kesediaan perawat dalam mendengarkan

keluhan/permasalahan klien dan kesediaan membantu mengatasi

permasalahan tersebut. Kepuasan pasien akan pelayanan keperawatan

merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh perawat sebab salah

satu indikator jaminan mutu suatu rumah sakit adalah pernyataan puas

dari penerima pelayanan (pasien).

5.2 Analisis Bivariat

5.2.1 Pengaruh pemberian informed concent dengan tingkat kepuasan pasien

pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr. Soehadi prijonegoro

Sragen.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa nilai rata-rata

tingkat kepuasan responden sebelum pemberian informed concent

sebesar 1,61 dan setelah pemberian informed concent sebesar 2,00.

Hasil uji wilcoxon diperoleh p-value = 0.000. Berdasarkan hasil

tersebut, artinya ada pengaruh pemberian informed concent dengan

tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr.

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

67

Soehadi prijonegoro Sragen, kepuasan responden dari 1,61 menjadi

2,00. Oleh karena itu pemberian informed concent berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar

RSUD dr. Soehadi prijonegoro Sragen.

Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang di lakukan

oleh Johnson (2011) hasil penelitian menunjukkan sebelum tindakan

operasi, pasien puas dengan penjelasan informed concent tentang risiko

/ manfaat dan harapan dari tindakan operasi. Kepuasan dipengaruhi oleh

metode, media video dan pendidikan perawat, hal ini sesuai pula

dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianto, (2006) hasil penelitian

menunjukkan bahwa informed consent tertulis dapat meningkatkan

pemahaman dan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.

Kualitas layanan menunjukkan segala bentuk aktualisasi

kegiatan pelayanan yang memuaskan orang-orang yang menerima

pelayanan sesuai dengan daya tanggap (responsiveness) menumbuhkan

adanya jaminan (assurance), menunjukkan bukti fisik (tangible) yang

dapat dilihatnya, menurut empati (empathy) dari orang-orang yang

memberikan pelayanan sesuai dengan keandalannya (reability)

menjalankan tugas pelayanan yang diberikan secara konsekuen untuk

memuaskan yang menerima pelayanan (Nursalam, 2014).

Demikian juga dengan pemberian informed concent dengan

kepuasan pasien, pemberian informed concent oleh perawat akan

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

68

memuaskan pasien apabila adanya daya tanggap (responsiveness) dari

perawat, adanya jaminan (assurance) dari perawat, menunjukkan bukti

fisik (tangible) dari perawat, adanya empati (empathy) dari perawat,

sesuai dengan keandalannya (reability) dari perawat dalam menjalankan

tugas pelayanan keperawatan untuk memuaskan pasien (Nursalam,

2014).

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

69

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan

sebagai berikut :

6.1.1 Tingkat kepuasan pasien sebelum pemberian informed concent

sebagian besar memiliki kepuasan cukup 22 responden (61,1%)

dan kepuasan kurang sebanyak 14 responden (38,9%).

6.1.2 Tingkat kepuasan pasien setelah pemberian informed concent

sebagian besar memiliki kepuasan cukup sebanyak 28 responden

(77,8%), kepuasan kurang sebanyak 4 responden (11,1%) dan

kepuasan baik sebanyak 4 responden (11,1%).

6.1.3 Terdapat pengaruh pemberian informed concent dengan tingkat

kepuasan pasien pre operasi fraktur di Ruang Mawar RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen. Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p-

value = 0.000.

6.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu di

perhatikan adalah sebagai berikut :

69

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

70

6.2.1 Bagi rumah sakit/masyarakat

Hasil penelitian ini bagi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada

umumnya dan ruang mawar pada khususnya dapat memanfaatkan

hasil penelitian ini sebagai rujukan untuk menentukan kebijakan-

kebijakan dalam hal peningkatan kualitas pelayanan keperawatan

pasien pre operasi dalam pemberian informed concent dan kepuasan

pasien. Sedangkan bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan

dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan sehingga

memberikan kepuasan pada pasien dan melalui tindakan keperawatan

yang baik dalam pemberian informed concent.

6.2.2 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta dapat

digunakan sebagai bahan literatur diperpustakaan atau sumber data,

sumber informasi yang dapat dijadikan dokumentasi ilmiah untuk

penelitian selanjutnya yang memerlukan masukan berupa data atau

pengembangan penelitian dengan topik yang sama.

6.2.3 Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber data untuk

memotivasi pelaksanaan penelitian yang lebih baik dimasa yang akan

datang.

6.2.4 Bagi peneliti

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

71

Hasil penelitian ini bagi peneliti diharapkan dapat menambah

pengetahuan, wawasan, pengalaman dan mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang di dapat dari STIKes Kusuma Husada Surakarta

dalam bidang perawatan pasien yaitu pemberian informed concent dan

kepuasan pasien.

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

DAFTAR PUSTAKA

Anderson. (2005). Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Edisi 6. Penerbit

Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Anis R. H, (2009) Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan

Pasien dalam Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Siti Khodijah

Sepanjang. Jurnal Kesehatan UM Surabaya.

Aurino Djamaris, (2012). Statistika Untuk Bisnis dan Riset. Tersedia ada

http://statistik.aurino.com/wp-content/uploads/2012/02/Statistika-untuk-

Bisnis-dan-Riset.pdf.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. (2011). Laporan Akhir Tim Pengkajian

Hukum Tentang Hak Dan Kewajiban Tenaga Kesehatan. Depkes RI.

Bardosono. (2009). Teknik Komunikasi Untuk Mendapatkan Informed Concent

Pada Suatu penelitian. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume : 59, Nomor

: 6, Juni 2009.

College of Nursing of Ontario. (2009). Practice Guideline : Consent. College of

Nursing of Ontario 101 Davenport Rd. Toronto, ON M5R 3P1.

www.cnu.org.

Dahlan. (2014). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Deskriptif, Bivariat

dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS. Seri 1 Edisi 6.

Jakarta : Epidemiologi Indonesia.

Dharma. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Panduan Melaksanakan

dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta : Trans InfoMedia.

Haryanto. (2011). Perkembangan Psikologi Remaja. Diakses tanggal 8 September

2015 dari http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/

Hidayah. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan profesional (MAKP)

TIM Dalam Peningkatan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit. Jurnal

Kesehatan Vol VII No 2 Tahun 2014. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas

Islam Negeri Alauddin. Makasar.

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

Johson. (2011). Patient Understanding And Satisfaction In Informed Consent For

Total Knee Arthroplasty: A Randomized Study. Torence J Gioe, MD,

Minane-apolis Veterans Affais Medical Center, Section 112 E, I Veterans,

Drive, Minneapolis, MN SS 417.

Jona. (2013). Informed Concent : Essential Legal and Principles of Nurses. Jona’s

Healthcare Law, Ethics, and Regulation December 2013. Volume 15

Number 4, p 140-144. www.nursingcenter.com.

Jones. (2005). Employmeny Guide : Information on Nurse Practitioners. A

Collaborative Project of The Wis TREC Utilization Committee initiated by

The Wisconsia AHEC System and Funded by The Robert Wood johson

Foundation.

Karo. (2014). Pengetahuan Perawat Tentang Peran Sebagai Pendidik Dan

Pembela Dalam Informed Concent Di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi

: Universitas Sumatra Utara.

Khairunnisa. (2010). Perbandingan Kebiasaan Membaca di Perpustakaan SMPN

5 Bogor Antara Siswa Bilingual dan Regular. Skripsi. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kustiawan. (2014). Pengalaman Pemberian Informed Concent Tindakan

Pembedahan pada Pasien Pre Operatif Elektif Di Ruang III A RSU Kota

Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada V0l 11 No 1 Tahun

2014.

Mahmud. (2010). Peran Perawat Dalam Informed Concent Pre operasi di Ruang

Bedah Rumah sakit Umum Pemengkat Kalimantan Barat. Skripsi.

Mansjoer Arif. (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 7. Jakarta : Media

Aesculapius, FKUI.

Matt Vera. (2014). Preoperative Phase. Diakses 22 juni 2015, http://www.

nurseslabs.com.

Narbuko, C. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

National Headquarters. (2015). What Is Alzheimer's. Alzheimer's Association

National Office, 225 N. Michigan Ave., Fl. 17, Chicago, IL 60601

Alzheimer's Association is a not-for-profit 501(c)(3) organization. Diakses

tanggal 8 September 2015 dari

http://www.alz.org/alzheimers_disease_what_is_alzheimers.asp

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Ardi

Mahasatya.

Nurlinda. (2013). Pengaruh Customer Satisfaction Strategy Terhadap

Peningkatan Kepuasan Konsumen. Forum Ilmiah Volume 10 Nomor 2, Mei

2013.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

PERMENKES No. 10 Tahun 2015. Tentang Standar Pelayanan Keperawatan di

Rumah Sakit Khusus. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI.

PERMENKES No. 290/MENKES/PER/III/2008. Tentang Persetujuan Tindakan

Kedokteran. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI.

R. Sjamsuhidajat & Wie de Jong. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Raslan. (2013). Hubungan Penerapan Asuhan Keperawatan Dengan Tingkat

Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Provinsi

Sulawesi Selatan tahun 2013. Skripsi. Peminatan Manajemen Keperawatan.

Program studi Ilmu Keperawatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Universitas Muslim Indonesia Makasar. Skripsi, 17 April 2013.

Rosenstein AH and O'Daniel M. (2005). Disruptive Behavior and Clinical

Outcomes: Perceptions of Nurses and Physicians. American Journal of

Nursing.

Rumila. (2009). Hubungan Antara Peranan Dengan Sikap perawat Pada

Pemberian Informed Concent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi

Pasien Di Rumah Sakit Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Mutiara Medika

Vol 9 No 2 : 58-63, Juli 2009.

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN INFORMED CONCENT · PDF filepetunjuk dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “pengaruh pemberian informed consent

Satrianegara. (2013). Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Teori

Dan Aplikasi Dalam Pelayanan Puskesmas Dan Rumah Sakit. Jakarta :

Salemba Medika.

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2005). Buku Ajar Medikal Bedah, Alih Bahasa

Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta : EGC.

Sudaryanto. (2008). Pengaruh Pemberian Informasi Pra Bedah Terhadap Tingkat

Kecemasan Pada Pasien Pra Bedah Mayor Di Bangsal Orthopedi RSUI

Kustati Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan. Univesitas Muhammadiyah

Surakarta.

Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta.

Suryawati. (2006). Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah

sakit Di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.

Volume 09 No. 04 Desember 2006. Halaman 177-184. Artikel Penelitian.

UNNISULA. (2010). Modul 2 Komunikasi dan Empati Panduan Skills Lab LBM

3-4. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

UU Kesehatan No 23/1992, Pasal 153. Tentang Kesehatan. Tanggal 17 September

1992 (Jakarta) LN 1992/100, TLN No 3495.

Wahyuni. D. (2008). Praktek Keperawatan Profesional. Jurnal Kedokteran dan

Kesehatan. JKK, Th, 40 No. 3 Juli 2008.

Wanarto. (2013). Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan Oleh Pelanggan. Jatim :

Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES). Jl. KH Dewantara II/6 Magetan,

Jatim 2013.

Wira. (2014). Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan

Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di Rumah Sakit Wangana

Kota Denpasar. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Udayana.

Denpasar.