information intelligence dalam kompetisi antar negara

33
Information Intelligence dalam Kompetisi Antar Negara (Dalam Latar Belakang Sejarah) Septo Indarto (Team Double S)

Upload: proaction-consulting

Post on 06-Jul-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Information Intelligence dalam Kompetisi Antar Negara

(Dalam Latar Belakang Sejarah) Septo Indarto

(Team Double S)

• Sejak Adam Smith menulis banyak mengenai pentingnya perdagangan bebas, banyak Negara-negara mulai menerapkan information intelligence yaitu pengumpulan jaringan informasi yang menyangkut semua aspek, apakah penting atau tidak untuk memperluas pasar.

• Information intelligence digunakan untuk melihat keseluruhan aspek, biasanya informasi itu didapat dari utusan-utusan dagang ketika mengunjungi sebuah daerah bisa bersifat formal atau non formal.

• Perdagangan di Asia yang sangat ramai dan juga perdagangan di Timur Tengah yang berkembang, serta pasar Eropa yang sedang tumbuh menyebabkan information intelligence sangat penting.

• Catatan penting dari Marcopolo, Laksamana Cheng Ho dan juga Ibnu Batutah adalah bukti dunia perdagangan sudah sangat ramai, di China melalui jalur sutra menembus kawasan timur tengah dan Eropa, para pedagang Arab memperluas jaringan perdagangan ke seluruh dunia, orang-orang China ingin melihat daerah-daerah baru untuk dipelajari, sementara orang-orang Eropa mulai mencari daerah baru untuk berdagang.

Marcopolo

Laksamana Ceng Ho

• Inggris adalah Negara yang paling rajin mempelajari daerah-daerah baru ketika ratu Elizabeth I menyerukan ekspansi Inggris ke seluruh dunia untuk menggantikan dominasi Spanyol, Portugal dan juga bersaing melawan pedagang dari negeri Belanda.

Queen Elizabeth I

• Catatan Sir Francis Drake sangat penting untuk melihat daerah-daerah persaingan perdagangan di masa silam, Inggris bersumpah untuk menjadi Negara maritim terkuat di dunia, sementara itu di daerah nusantara muncul pelabuhan-pelabuhan perdagangan ramai di samudera pasai, Aceh, dan selat Malaka.

Sir Francis Drake

• Dari catatan sejarah, kerajaan Samudera Pasai telah lama diamati oleh pihak kerajaan Inggris, sebagai kota pelabuhan yang ramai dan berkembang dengan pesat, juga sebagai penyebaran agama Islam di Sumetera dan juga di semenanjung selat Malaka.

• Aceh adalah derah yang kaya dan makmur, itu yang saya pelajari dari perpustakaan catatan para sejarah para bangsawan Inggris dan pelaut Inggris. Aceh adalah daerah dimana terdapat banyak pedagang dari Timur Tengah kemudian menetap dan juga mengembangkan kota pelabuhan menjadi Bandar perdagangan terbesar di Asia Tenggara.

• Yang menjadi sebuah pertanyaan yang menarik adalah: Sejak tahun berapa kerajaan Samudera Pasai mempunyai hubungan diplomatik dan perdagangan dengan kerajaan Inggris Raya?

• Hal ini harus terus dilakukan dalam riset sejarah, catatan-catatan para pelaut Inggris dan para bangsawan Inggris harus dibuka kembali, apakah hubungan ini sudah ada sejak abad ke 15 atau masa sebelumnya.

• Pada abad ke-16, Ratu Inggris yang paling berjaya Elizabeth I, mengirim utusannya bernama Sir James Lancester kepada Kerajaan Aceh dan pula mengirim surat bertujuan “Kepada Saudara Hamba, Raja Aceh Darussalam”, serta seperangkat perhiasan yang tinggi nilainya. Sultan Aceh kala itu menerima maksud baik “saudarinya” di Inggris dan mengizinkan Inggris untuk berlabuh dan berdagang di wilayah kekuasaan Aceh.

• Bahkan Sultan juga mengirim hadiah-hadiah yang amat berharga termasuk sepasang gelang dari batu rubi dan surat yang ditulis di atas kertas yang halus dengan tinta emas. Sir James pun dianugerahi gelar “Orang Kaya Putih”. Hubungan yang mesra antara Aceh dan Inggris dilanjutkan pada masa Raja James I dari Inggris dan Skotlandia.

• Raja James mengirim sebuah meriam sebagai hadiah untuk Sultan Aceh. Meriam tersebut hingga kini masih terawat dan dikenal dengan nama Meriam Raja James. (Acehpedia)

• Sultan Aceh pun membalas surat dari Ratu Elizabeth I. Berikut cuplikan isi surat Sultan Aceh, yang masih disimpan oleh pemerintah kerajaan Inggris, tertanggal tahun 1585:

• I am the mighty ruler of the Regions below the wind, who holds sway over the land of Aceh and over the land of Sumatra and over all the lands tributary to Aceh, which stretch from the sunrise to the sunset.

• terjemahan dari isi surat tersebut adalah: (Hambalah sang penguasa perkasa Negeri-negeri di bawah angin, yang terhimpun di atas tanah Aceh dan atas tanah Sumatra dan atas seluruh wilayah wilayah yang tunduk kepada Aceh, yang terbentang dari ufuk matahari terbit hingga matahari terbenam).

• Hubungan yang mesra antara Aceh dan Inggris dilanjutkan pada masa Raja James I dari Inggris dan Skotlandia. Raja James mengirim sebuah meriam sebagai hadiah untuk Sultan Aceh. Meriam tersebut hingga kini masih terawat dan dikenal dengan nama Meriam Raja James

• Sultan Iskandar Muda juga pernah mengirim surat kepada Raja Inggris James I pada tahun 1615 silam. Surat yang disebut sebagai “golden letter” itu ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu dengan aksara Arab Jawi. Disebut memiliki hiasan tertua dan terindah, terbesar bahkan paling spektakuler

• Sebab, selain panjangnya mencapai satu meter, surat bersampul sutra kuning asli itu ditulis dengan tinta warna emas di atas kertas jenis oriental. Surat asli tersebut sat ini berada di perpustakaan Bodlian, Oxford, Inggris. (Acehpedia)

• Ketika usaha penyatuan Inggris dan Skotlandia, dimana gelar King James of Scotland menjadi King James of England, hubungan Aceh dan Inggris semakin kuat. Revolusi kekuasaan di Inggris sama sekali tidak mempengaruhi hubungan Kerajaan Inggris dan Kerajaan Samudera Pasai.

• Surat ini tiga perempat isinya melukiskan tentang keagungan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) beserta kekayaan dan keluasan wilayah kekuasaannya, berikut adalah petikan terjemahan mukadimmah surat Sultan Islandar Muda untuk King James I :

• ” Surat daripada Seri Sultan Perkasa Alam Johan Berdaulat, raja yang beroleh martabat kerajaan, yang dalam takhta kerajaan yang tiada terlihat oleh penglihat, yang tiada terdengar oleh pendengar, yang bermahligai gading, berukir kerawang, bersendi-bersindura, bewarna sadalinggam, yang berair mas, yang beristana sayojana menentang “-

• Surat Sultan Iskandar Muda ini menjadi salah satu bentuk rekaman romantisme hubungan Kerajaan Aceh dan Inggris di masa lalu. Dan relasi seperti ini terjadi jauh-jauh hari sebelum Indonesia ataupun kerajaan-kerajaan di Nusantara memiliki hubungan dengan negara-negara Eropa.

• Ada yang membedakan antara hubungan antara Aceh dengan Inggris maupun negara Eropa lainnya dengan kerajaan di luar Aceh. Hubungan yang dibagun oleh Kerajaan Aceh dengan Inggris dan Eropa berbasiskan hubungan diplomatik yang egaliter, bukan dalam bentuk sebagai perwakilan daerah koloni antara tuan dan pihak jajahan.

• Surat ini menjadi salah satu bukti adanya hubungan diplomatik antara Kerajaan Aceh dan Inggris. Tentu tak hanya sekadar hubungan diplomatik biasa, karena Aceh dan Inggris pernah menandatangani Perjanjian Persahabatan Abadi (Perpetual Friendship Treaty) antara Inggris dan Aceh di abad ke 17 dan diperbaharui di tahun 1811.

• Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa kedua negara berkewajiban saling membantu dari serangan pihak lain. Akan tetapi Inggris telah mengkhianati perjanjian ini ketika negara itu menandatangani Perjanjian Sumatra (Sumatran Treaty) dengan Belanda yang mengakui upaya hegemoni Belanda atas Aceh. (Acehpedia).

• Hubungan perdagangan adalah awal dimana proses globalisasi telah terjadi dimasa lampau, bahasa Arab, Bahasa Latin, bahasa Mandarin dan bahasa Melayu telah digunakan oleh para pedagang sebagai bahasa pengantar untuk berniaga. Asia terus menjadi pusat perdagangan dunia, karena menghasilkan minyak, rempah-rempah, barang keramik, alat-alat kosmetik dan juga pakaian sutra terbaik.

• Sementara itu catatan buku Ibnu Batutah yang berjudul Rihlah merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke 14, merupakan catatan terlengkap mengenai perjalanan mengelilingi dunia. Buku ini menggambarkan banyak sekali tentang peristiwa sejarah-sejarah penting bagi dunia secara keseluruhan dan juga peristiwa-peristiwa politik secara khusus.