informal leader di ledhok timoho

8
 REPRESENTASI INFORMAL LEADER DI DAERAH LEDHOK TIMOHO, KOTA YOGYAKARTA Oleh: Faisal Arief Kamil (09/281857/SP/23326) Banu Hernawa (08/267283/SP/22843) Putu Aria Singsingan (06/195371/SP/21487) PENDAHULUAN Kepadatan penduduk di daer ah perkotaan selalu mencatatkan masalah dalam tiap periodenya. Salah satunya berimbas pada naiknya ti ng kat pemu ki man ku mu h di area pe rk otaan. Ha l in i di karena kan minimnya akses serta ketersediaan tempat tinggal yang tidak berbanding sejalan dengan pertumbuhan penduduk itu sendiri. Pengelolaan kawasan kota yang semrawut serta arus urbanisasi yang tidak terkendali seolah menamba h pe li k permas al ahan tata ruang ya ng terj ad i di wi layah perkotaan. Sudah menjadi persepsi umum bahwa daerah perkotaan merupakan tujuan utama bagi masyarakat untuk mencari pendapatan dan penghidupan yang lebih layak. Asumsi ini tentunya berakar dari berbagai macam hal, seperti : luasnya lapangan perkerjaan, gaji yang lebih baik, dan sebagainya. Alasan-alasan serta penyebab itu lah yang menyebabkan beberapa wi layah perkoaan yang ada di Indo nesi a ti dak luput dari kawasan permukimaan sementara atau kawasan kumu h sekali pun. Mahalnya biaya yang dikeluarkan tiap individu untuk mengakses tempat tinggal menjadi alasan utama mengapa para pedatang baru ini kerap kali men yiasat inya den gan tingga l dit emp at-t emp at yan g rawan sen gketa atau wilayah yang bukan seharusnya dijadikan tempat tinggal. Permukiman sementara yang disin ggung diata s biasa nya kond isi lingkungannya sangat ren tan , dengan melihat konteks sosial bahwa pluralitas masing-masing individu yang tercipta merupakan bukan bentukan alami tapi melainkan bentukan kondisi ekonomi. Permasalahan inilah yang memaksa tiap individu yang berada didalamn ya harus memiliki ketahanan sosial dengan mengorganisasikan diri ataupun membentuk suatu komunitas sebagai pengikat rasa antar satu dengan lainnya. Hal ini juga yang kami temukan dalam suatu komunitas berbasis kewil ayaha n di daer ah Timo ho. Ledok Timo ho adala h nama komu nitas serta wilayah hunian tersebut. Berikut pemaparan tentang profil wilayah Ledok Timoho. PROFIL LEDOK TIMOHO 1  Komunitas ini tepatnya berada di pinggir Kali Gajah Wong belakang Perumahan AP MD. An ggota dari komunitas ini, mayoritas adalah masyarakat miskin kota yang bek erja sebagai pemulung, pengamen, tukang becak, buruh bangunan, dan lain-lain. 1  Hasil wawancara pada tanggal 5, 8, dan 10 desember. Wawancara dilakukan dengan Mas Bembenk (Bambang) sebagai ketua komunitas dan warga sekit ar wilayah Ledok  Timoho. 1

Upload: spacekunci

Post on 18-Jul-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bahan untuk Space/Scape Kunci Cultural Studies Center: Bong Suwung. Terima kasih untuk Faisal Arief Kamil, Banu Hernawa, Putu Aria Singsingan.

TRANSCRIPT

Page 1: Informal Leader Di Ledhok Timoho

5/16/2018 Informal Leader Di Ledhok Timoho - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/informal-leader-di-ledhok-timoho-55ab55ed04dfa 1/8

 

REPRESENTASI INFORMAL LEADER DI DAERAH LEDHOK TIMOHO,

KOTA YOGYAKARTA

Oleh:Faisal Arief Kamil (09/281857/SP/23326)

Banu Hernawa (08/267283/SP/22843)

Putu Aria Singsingan (06/195371/SP/21487)

PENDAHULUAN

Kepadatan penduduk di daerah perkotaan selalu mencatatkanmasalah dalam tiap periodenya. Salah satunya berimbas pada naiknyatingkat pemukiman kumuh diarea perkotaan. Hal ini dikarenakanminimnya akses serta ketersediaan tempat tinggal yang tidak berbandingsejalan dengan pertumbuhan penduduk itu sendiri. Pengelolaan kawasankota yang semrawut serta arus urbanisasi yang tidak terkendali seolahmenambah pelik permasalahan tata ruang yang terjadi diwilayahperkotaan. Sudah menjadi persepsi umum bahwa daerah perkotaanmerupakan tujuan utama bagi masyarakat untuk mencari pendapatan danpenghidupan yang lebih layak. Asumsi ini tentunya berakar dari berbagaimacam hal, seperti : luasnya lapangan perkerjaan, gaji yang lebih baik,dan sebagainya. Alasan-alasan serta penyebab itu lah yang menyebabkanbeberapa wilayah perkoaan yang ada di Indonesia tidak luput darikawasan permukimaan sementara atau kawasan kumuh sekalipun.Mahalnya biaya yang dikeluarkan tiap individu untuk mengakses tempattinggal menjadi alasan utama mengapa para pedatang baru ini kerap kalimenyiasatinya dengan tinggal ditempat-tempat yang rawan sengketa

atau wilayah yang bukan seharusnya dijadikan tempat tinggal.Permukiman sementara yang disinggung diatas biasanya kondisi

lingkungannya sangat rentan, dengan melihat konteks sosial bahwapluralitas masing-masing individu yang tercipta merupakan bukanbentukan alami tapi melainkan bentukan kondisi ekonomi. Permasalahaninilah yang memaksa tiap individu yang berada didalamnya harusmemiliki ketahanan sosial dengan mengorganisasikan diri ataupunmembentuk suatu komunitas sebagai pengikat rasa antar satu denganlainnya.

Hal ini juga yang kami temukan dalam suatu komunitas berbasiskewilayahan di daerah Timoho. Ledok Timoho adalah nama komunitasserta wilayah hunian tersebut. Berikut pemaparan tentang profil wilayahLedok Timoho.

PROFIL LEDOK TIMOHO1 Komunitas ini tepatnya berada di pinggir Kali Gajah Wong belakang

Perumahan APMD. Anggota dari komunitas ini, mayoritas adalahmasyarakat miskin kota yang bekerja sebagai pemulung, pengamen,tukang becak, buruh bangunan, dan lain-lain.

1 Hasil wawancara pada tanggal 5, 8, dan 10 desember. Wawancara dilakukan denganMas Bembenk (Bambang) sebagai ketua komunitas dan warga sekitar wilayah Ledok Timoho.

1

Page 2: Informal Leader Di Ledhok Timoho

5/16/2018 Informal Leader Di Ledhok Timoho - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/informal-leader-di-ledhok-timoho-55ab55ed04dfa 2/8

 

Pada awalnya anggota komunitas ini satu per satu membangungubuk di bantaran dinding perumahan APMD, yang dulunya adalah bekasselokan yang diurug sehingga menjadi daerah Ledhok (bantaran) karenaseiring perubahan aliran kali Gajah Wong dan pendirian kampus APMDbeserta perumahan para dosennya tahun 1980an. Dengan melakukan

pemberitahuan secara informal (kulo nuwun) kepada aparatur setempatmengenai keberadaan gubuk-gubuk di wilayah tersebut, masyarakatmiskin kota ini mulai mengorganisasikan dirinya dengan membentuk satukomunitas. Dengan terbentuknya Komunitas ini diharapkan dapat menjadimedia komunikasi dan kontrol bagi seluruh warga yang tinggal dibantaran wilayah itu dan berkomitmen bersama untuk menjaga, merawatdan bertanggung jawab atas keamanan dan ketentraman wilayahtersebut dan sekitarnya.

Pada pertengahan tahun 2006, anggota dari Komunitas Ledhok Timoho ini bertambah pesat. Hal ini disebabkan oleh adanya kebutuhanakan tempat tinggal bagi masyarakat miskin dan wilayah tersebut jugaberdekatan dengan pekerjaan sehari-harinya. Selain itu adanya sumberair di wilayah itu juga memacu bertambahnya gubuk-gubuk masyarakatmiskin yang merambat sampai bantaran kali Gajah Wong. MenurutInformasi yang didapat, status tanah di pinggir Kali Gajah Wong tersebutadalah milik kas desa/Kelurahan Muja Muju Kota Yogyakarta. Sementaramenurut Badan Pertanahan Nasional (BPN) tanah tersebut mempunyai 31Kapling dan ada kepemilikannya. Tetapi pada kenyataannya tanahtersebut terlantar dan pemilik kapling tanah sampai sekarang juga tidakpernah dating dan menunjukkan kepemilikannya yang sah. Ini dibuktikandengan salah satu anggota Komunitas yakni Mbah Prapto yang

merupakan seorang petani yang telah merawat dan memanfaatkan tanahtersebut untuk bercocok tanam selama 30 tahun lebih.

Dari status tanah di wilayah tersebut yang sampai sekarang tidak jelas (terlantar), masyarakat miskin kota yang tergabung dalamKomunitas Ledhok Timoho kemudian memanfaatkannya sebagai fungsisosial yakni dengan menempatinya sebagai tempat tinggal dan digunakansebagai tempat bercocok tanam. Selama ini warga Komunitas ini hiduprukun dengan prinsip kekeluargaan dan telah melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Komunitas ini dibangun secara kolektif danterorganisir yang harapannya dapat memberi kontribusi terhadappemerintah dan masyarakat luas. Sampai saat ini Komunitas Ledhok Timoho telah mampu membuktikan dan memberi contoh bahwamasyarakat miskin itu bisa hidup mandiri, tidak kumuh, dapat menjagalingkungannya dan berpikir untuk maju. Warga Komunitas ini juga aktif dikegiatan-kegiatan RT setempat, seperti pertemuan warga RT 50 yangdiadakan setiap bulannya di tanggal 5, arisan RT dan gotong royong.

Walau secara moral dan sosial, penduduk yang berada di sekitarKomunitas Ledhok Timoho ini sudah mengetahui dan mengakuikeberadaannya. Tetapi secara administratif aparatur setempat baik RT,RW, Kelurahan, Kecamatan bahkan Pemerintah Kota Yogyakarta belummengakui keberadaannya. Hal inilah yang menjadi persoalan bagi warga

Komunitas Ledhok Timoho selama ini. Dengan belum diakuinya secaraadministratif artinya jelas bahwa arga Komunitas Ledhok Timoho ini tidak

2

Page 3: Informal Leader Di Ledhok Timoho

5/16/2018 Informal Leader Di Ledhok Timoho - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/informal-leader-di-ledhok-timoho-55ab55ed04dfa 3/8

 

dapat mengakses pelayanan publik dan program-program pemerintahyang diperuntukkan bagi masyarakat miskin seperti Hak atas Identitas,Pendidikan, Kesehatan, Bantuan Ekonomi dll

Komunitas Ledhok Timoho sampai saat ini beranggotakan 151 jiwayang terdiri dari 44 Kepala Keluarga (KK). Komunitas ini berharap segera

mendapat pengakuan dari Pemerintah terkait secara administratif tentangkeberadaan komunitas ini baik melalui pmekaran wlayah RT baru diKeluraham Muja Muju atau menjadi bagian wilayah administratif RT 50yang sudah ada. Pengakuan ini selain menjadi salah satu hak sebagaiwarga Negara Indonesia juga menjadi pertanggung jawaban moral wargaKomunitas Ledhok Timoho saat ini terhadap bayi-bayi atau generasi mudayang terus lahir untuk status sosial, identitas dan pertubuhannya di masadepan.

Namun sesungguhnya cerita yang lebih menarik dibalik keberaaanLedok Timoho ini justru menitik beratkan pada peran seseorang yang sudahmengupayakan keberadaan dan keberlangsungan dari komunitas ini.Mekanisme representasi formal melalui perpanjangan tangan negaramelalui jaringan birokratifnya tidak mampu mengakuisisi kepentinganmereka yang ada diwilayah para aparatur negara tersebut sehingga yangtercipta adalah bentuk representasi spontanitas yang bersifat informal.Pola representasi tidak hanya diwujudkan dalam bentuk-bentuk formalseperti yang ditunjukan negara pada alat-alat pemerintahannya.Representasi hadir ditiap tempat yang menuntut keterwakilan akansesuatu kepentingan. Hal ini ditunjukan dengan mumculnya seorangBambang Sudiro alias Bembenk dibalik semua jerih payah berdirinya

komunitas ini. Beliau adalah seorang berdarah Aceh. Sebelum tinggal dikawasan Ledok sempat tinggal di berbagai kota, seperti : Jakarta,Surabaya, dan tempat lain. Berdasar besitan cerita yang dituturkan olehwarga sekitar dan dari mas Bembenk sendiri, dia merantau dari acehtanpa dukungan kekuatan finansial yang cukup. Sempat beberapa kalitinggal di pinggir jalan, tidur dan menetap dimana saja yang pentingaman tuturnya. Laki-laki yang bertubuh kekar, tinggi, serta rambut agakcepak ini ternyata sempat mengenyam pendidikan sampai jenjang Strata1 di Universitas Widya Mataram jurusan hukum.

Adapun fungsi-fungsi yang dilakukan seorang Bembeng ini samahalnya dengan fenomena Pradhan yang ada di India. Mas Bembengberperan sebagai jembatan komunikasi antara para penghuni Ledokdengan masyarakat lain, terbukti dengan segala urusan baik ituadministrtif formal maupun nonformal harus melalui dia. Fasilitasi yangdilakukan oleh Mas Bembenk meliputi jaminan hak sosial dan tempattinggal seorang individu yang terlingkup didalam Ledok Timoho. Dan jugamenjadi garda terdepan bagi para penguhi apabila keberadannya mulaidiusik oleh polisi atau para pemilik tanah dan birokrat yang mengancameksistensi hak tinggal mereka.

Legimiasi yang didapat oleh Mas Bembeng datang bukan dari cara-cara paksaan ataupun simbol-simbol kekerasan semata. Legitimasi hadir

dengan sendirinya ketika tidak adanya supporting system dan minimnyakepemimpinan lokalitas untuk mengurus urusan-urusan publik.

3

Page 4: Informal Leader Di Ledhok Timoho

5/16/2018 Informal Leader Di Ledhok Timoho - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/informal-leader-di-ledhok-timoho-55ab55ed04dfa 4/8

 

Representasi yang hadir adalah bentuk dari kulminasi keadaan yangmemaksa suatu komunitas untuk menunjuk “represent” seseorang secaratidak langsung, suka ataupun tidak suka, untuk mewakilinya dalam misitertentu.

PROFIL BAMBANG SUDIRO ALIAS BEMBENK 

Komunitas Ledhok Timoho menggunakan sistemhierarkis dalam kepengurusan komunitasnya, layaknyasebuah organisasi yang memiliki susunankepengurusan. Ketua I atau yang lebih banyak disapasebagai “Kepala Suku” adalah Bambang Sudiro aliasBembenk. Bembenk lahir di Aceh, 31 Agustus 1978.Bembenk merupakan Kepala Suku Komunintas Ledhok Timoho yang telah memimpin daerah tersebut sejak

1995. Diawali dengan semangat merantau yang dimilikiseorang anak laki-laki asal Pulau Sumatera, Bembenkmeninggalkan Aceh pada 1985 karena desakanekonomi dan semangat mencari uang di Pulau Jawa. Iamasuk Yogyakarta pada 1985, dan mengawali karier sebagai pengamendi Jl. Malioboro bersama pengamen dan preman di daerah tersebut.

Bembenk memiliki semangat sosial yang tinggi, dan disaat hasrattersebut memuncak ia melihat suatu daerah di Timoho yang tidakberpenghuni, maka ia pun mulai menempati daerah tersebut. KeberadaanBembenk dan kawan-kawan pengamen dan preman di tempat tersebut

menarik banyak para perantau, orang-orang miskin yang tidak memilikitempat tinggal untuk ikut juga membangun bedeng-bedeng di sekitar Timoho yang menjorok ke sebuah saluran sungai. Semakin hari semakinbanyak pula yang ikut ambil tempat di daerah tersebut, dan akhirnyaBembenk membuat kepengurusan, dan sejak 1995 ia menjadi ketuakomunitas perkampungan ilegal di daerah Timoho sampai saat ini.

Bembenk adalah aktor utama penggerak sebuah organisasi yanglahir dari daerah Ledhok Timoho tersebut, yaitu Team Advokasi ArusBawah (TAABAH) yang baru diakui oleh pemerintah pada 4 April 2011yang lalu. Bembenk merupakan lulusan sarjana hukum Universitas

Widyatama. Perlu ditekankan disini bahwa ia sangat terlambat masukkuliah, dan menggunakan biaya sendiri untuk urusan administrasinyayang berasal dari hasil mengamen. Lulus cum laude pada 2009 danmenjadi advokat dari TAABAH yang dibentuknya sendiri untuk advokasiurusan di Ledhok Timoho. Hingga saat ini Bembenk belum memiliki istri,tetapi kerap ia mengakui bahwa ia memiliki banyak kekasih. PosisiBembenk sebagai seorang informal leader  di daerah Ledhok Timohomemungkinkan ia untuk menjadi penggerak orang-orang yang tinggal didaerah tersebut, termasuk ketergantungan warga penghuni pada urusanakses pada hak sosial (pendidikan dan kesehatan), pendanaan untuk

pembangunan prasrana dan infrastruktur penunjang, dan bahkan hinggamampu memerintahkan warga daerah tersebut untuk bersikap dalam

4

Page 5: Informal Leader Di Ledhok Timoho

5/16/2018 Informal Leader Di Ledhok Timoho - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/informal-leader-di-ledhok-timoho-55ab55ed04dfa 5/8

 

urusan politik di Yogyakarta dan nasional. Semua ada di tangan Bembenksebagai kepala suku yang menguasai daerah tersebut selama lebih dari15 tahun. Tetapi, ia mengatakan bahwa ia sudah saatnya untuk istirahatdan mengalihkan kepemimpinan kepala suku di Ledhok Timoho tersebutkepada teman-teman seperjuanganya yang memiliki visi sama dengan

dirinya untuk membangun Ledhok Timoho dan peduli terhadap orang-orang perantau miskin di sana dan keluarga serta anak-anak mereka.

PENGHUBUNG KOMUNITAS DENGAN NEGARA

Wilayah Ledok Timoho yang ditempati oleh Bembenk dan sejumlahwarga lainnya sebenarnya adalah tanah Negara. Namun tanah tersebutdahulunya merupakan wilayah bantaran sungai yang dijadikan lahanpertanian oleh seorang warga. Namun karena si pengolah tanah terlibat

PKI (Partai Komunis Indonesia) sangat sulit untuk memperoleh haksertivikat atas tanah sekitar 1 hektar tersebut. Dan petani penggaraptanah Ledok Timoho itu akhirnya memilih untuk tidak berusaha menuntuthak atas tanah tersebut kepada Negara.

Pada perkembangan selanjutnya tanah di Ledok Timoho olehPemerintah Kota Jogja diterbitkan hak guna bangunan. Data yang kamiperoleh dari Bembenk tanah seluas 1 hektar itu telah terkapving menjadi28 bagian, dimana masing-masing bagian tersebut dimiliki oleh orang-orang kaya. Salah satu nama yang membuat kami tercengan adalahadanya nama Bapak Josef Riwu Kaho, pemilik hak guna banguanan

kavling nomor 8 yang kini tanah tersebut telah berdiri sebuah musholadan bangunan. Namun para pemilik hak guna bangunan ini tidak bisamenuntut dan mendapatkan tanah mereka, karena ada peraturanpemerintah Kota Jogja yangmenyatakan bahwa masa berlaku hak gunabangunan tersebut berakhir. Surat inilah yang dijadikan Bembenk sebagaidasar Bembenk bahwa wilayah Ledok Timoho yang kini ia tempatibersama beberapa warga lainnya ini tidak bisa diambil alih oleh pemilikhak guna bangunan. Bembenk bahka menantang ketika pemegang hakguna bangunan itu datang dan membawa pengacara dengan harapanmeminta hak mereka, Bembenk sebagai ‘kepala suku’ mempertanyakanapakah pemegang hak guna bangunan itu memiliki dasar peraturan

terbaru diatas peraturan yang mengatur masa berlakunya hakgunabangunan tersebut.

Penghuni wilayah Ledok Timoho tidak dapat mengakses berbagaifasilitas maupun pelayanan yang layaknya diterima warga negara diwilayah lainnya. Hal ini dikarenakan wilayah Ledok Timoho tidak diakuisebagai wilayah atministratif baik berupa dusun atau desa. Mereka tidakmemiliki bukti kewarganegaraan berupa KTP atas wilayah Ledok Timoho.Meski pun mereka memilik KTP, KTP mereka menunjukkan domisili diwilayah lain atau wilayah asal mereka sebelum bermukim di Ledok Timoho. Sehingga keberadaan mereka di Ledok Timoho sama sekali tidakmendapat pengakuan dari Negara. Mereka semua adalah pendatang dan

5

Page 6: Informal Leader Di Ledhok Timoho

5/16/2018 Informal Leader Di Ledhok Timoho - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/informal-leader-di-ledhok-timoho-55ab55ed04dfa 6/8

 

sebagian besar bahkan seluruhnya merupakan pekerja sektor informal,seperti pemulung, pengamen, dan penjual jajanan lainnya.

Bembenk selaku ‘kepala suku’ Ledok Timoho merupakan orangyang kreatif dalam mencari berbagai sumber dana agar warga yang dia

pimpin dapat mengakses pelayanan sosial seperti pelayanan kesehatan.Bemebnk dibesarkan di jalan dengan segudang pengalaman sebagaiorang marginal berkali-kali berhadapan dengan aparat keamanan danpemerintah. Jaringan yang Bembenk miliki sebagai aktivis dan pekerjasosial menjadikan Bembenk dikenal oleh kalangan aktivis. Sebelum kamitemui bahkan Bembenk berada di Surabaya. Sepulang dari Surabaya dankami temui Bembenk mengaku kenal dan tahu siapa pemimpin gerakandemonstran di Porong Sidoarjo yang menuntut hak-hak warga korbanlumpur PT. Lapindo Brantas. Dari penuturan tersebut sangat jelas bahwa jaringan yang Bembenk buat sudah mencapai level nasional.

Bembenk membangun relasi ke pusat dalam mengupayakanpelayanan kesehatan bagi warganya. Dia tidak pernah berusaha memintake Pemerintah Daerah, tetapi menggunaka jaringannya untuk memintadana ke kementrian kesehatan. Sehingga warga Ledok Timoho inimendapatkan akses kesehatan yang memadai. Bahkan menurutpenuturan Bembenk untuk masalah bantuan kesehatan uangnya sampaiturah atau sisa.

PENCARIAN DANA UNTUK KOMUNITAS

Bembenk sebagai seorang bujang juga membutuhkan penghidupanekonomi untuk dirinya bahkan lembaga advokasi yang dia rintis untukmengadvokasi keberadaan warga Ledok Timoho. Bembenk mengakubekerja dalam kisaran 3 sampe 4 bulan dalam setahun, dan hasil kerjanyaitu digunakan untuk hidup 9 bulan setelahnya.

Bembenk menjadi sosok yang sangat terkenal, sering namanyamasuk dalam surat kabar lokal sebagaimana kliping yang ada di kantoradvokasi yang dia dirikan. Bahkan tidak jarang Bembenk menjadi dosentamu di berbagai kuliah, seperti yang dituturkan Bembenk bahwa dia

pernah menjadi dosen tamu di PLOD dalam menejemen kemiskinan.Bembenk memanfaatkan setiap pengunjung baik itu mahasiswa maupunpeneliti yang ingin mencari data maupun penelitian di Ledok Timoho.Bahkan beberapa kali dalam obrolan kami Bembenk mengingatkan kami,entah dia serius atau bercanda; “besok semennya diantar ya…”. Kami puntidak menjanjikan sesuatu atau mengiyakan apa yang Bembenk minta. Tetapi kalimat yang dilontarkan Bembenk sempat membuat kamikepikiran apakah kami bertiga ini perlu menyumbangkan sesuatu untukpengembangan wilayah Ledok Timoho. Karena dalam waktu dekat ini diLedok Timoho akan dibangun sekolah alternatif untuk anak-anak Ledok Timoho.

6

Page 7: Informal Leader Di Ledhok Timoho

5/16/2018 Informal Leader Di Ledhok Timoho - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/informal-leader-di-ledhok-timoho-55ab55ed04dfa 7/8

 

MENENTUKAN PERILAKU POLITIK 

Komunitas Ledhok Timoho merupakan daerah yang “seksi” untukdijadikan “pabrik suara” bagi politisi-politisi lokal Yogyakarta, maupunnasional untuk maju ke panggung politik lewat mekanisme pemilu.

Menurut keterangan Bembenk, banyak sekali partai politik, politisi, dantim sukses mereka yang datang ke sana untuk memeberikan sumbangansosial, sekedar mengunjungi atau silaturahmi, bahkan hingga kampnyepolitik untuk mendukung mereka dalam pemilu. Ada juga yangmembutuhkan jasa mereka untuk meramaikan kampanye terbuka di jalan-jalan, tentunya dengan bayaran jasa yang setimpal.

Bembenk memiliki kekuatan politik yang sangat luar biasa di tengahKomunitas Ledhok Timoho tersebut. Ia merupakan “kepala suku” yangmemiliki pengaruh kuat dalam menentukan perilaku politik warga.Bembenk yang menentukan perilaku politik warga di sana. Ia mampu

menyuruh memilih partai A atau partai B, atau pasangan A atau pasanganB. Tetapi, ia menggunakan sumber daya pengaruhnya hanya untukmengatakan bahwa “sebaiknya kita golput”. Jadi, Bembenk membiarkanada banyak pendekatan-pendekatan politik yang berasal dari partai politiktertentu dan pasangan calon tertentu yang datang ke daerah tersebut. Iamembiarkan politisi memberikan sumbangan, uang, dsb. untuk warga disana. Ia menyuruh untuk berpura-pura untuk mendukung siapapun yangmemeberikan sumbangan kepada Komunitas Ledhok Timoho, tetapi dibelakangnya Bembenk memberikan arahan untuk tidak memilih dangolput dalam pemilu. Jadi, hanya menerima uangnya saja. Seandaniyasaja Bembenk memihak pada kekuatan politik tertentu, maka ia mampumenyuruh warga komunitas yang ada di Ledhok Timoho untuk memilihkekuatan politik yang ia dukung. Kami pikir, kekuatan informal leader dariBembenk begitu berpengaruh, bahkan hingga masuk permasalahanperilaku politik yang merupakan hak politik setiap individu politik.

KESIMPULAN

Kepemimpinan Bembek dalam Komunitas Ledhok Timoho sangatberpengaruh dalam fungsi pemenuhan hak sosial masyarakat setempat.

Akses pada pendidikan, kesehatan, listrik, dan air, semua membutuhkanbembenk sebagai penguhubung antara komunitas dengan negara danwarga Timoho setempat. Bahkan hak politik warga yang berada dantinggal di Ledhok Timoho dapat ditentukan oleh Bembek sebagai “kepalasuku” yang memipin di daerah tersebut. Berdasarkan ciri-ciri yang sudahdiidentifikasi, maka konsep informal leader  dapat dimasukkan dalamkategori kepemimpinan Bembenk sebagai penghubung dan patron antarawarga komunitas yang tinggal di Ledhok Timoho dengan pemerintahsebagai penyedia akses sosial dan politik.

Bambang Sudiro alias Kepala Suku Bembenk hingga saat ini tidak

memiliki hasrat untuk masuk kedalam kekuatan politik tertentu, iamengatakan bahwa “hidup itu harus memberi apa yang bisa kita berikan

7

Page 8: Informal Leader Di Ledhok Timoho

5/16/2018 Informal Leader Di Ledhok Timoho - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/informal-leader-di-ledhok-timoho-55ab55ed04dfa 8/8

 

kepada orang lain”. Bembenk kecewa dengan korupsi yang terjadi dalamdunia politik, ia kecewa dengan janji-janji politisi yang terdiri dari kaumkelas menengah yang hanya mementingkan materi dan tidakmemedulikan hak-hak sosial warga miskin di sekitar mereka. Bembenktidak akan masuk kekuatan politik, walaupun ia banyak ditawari untuk

bergabung di dalamnya. Bembenk lebih memilih untuk mengurusKomunitas Ledhok Timoho tanpa campur tangan politik praktis.

REFERENSI

Wawancara pada tanggal 5, 8, dan 10 Desember dengan Mas Bembenk(Bambang Sudiro) sebagai Kepala Suku/Ketua Komunitas dan WargaSekitar Wilayah di Ledhok Timoho, Timoho. Kota Yogyakarta.

8