infertilitas

11
INFERTILITAS

Upload: saidah-aisah

Post on 06-Aug-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INFERTILITAS

INFERTILITAS

Page 2: INFERTILITAS

BATASAN

Ketidakmampuan pasangan suami-istri mewujudkan konsepsi, hamil, hingga melahirkan bayi meskipun mereka melakukan senggama secara teratur (2-3 kali seminggu) selama paling sedikit 12 bulan tanpa proteksi

Dibedakan menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. infertilitas primer :bila belum pernah hamil sama

sekali Infertilitas sekunder :bila sudah pernah hamil / punya

anak dan sekarang berusaha untuk hamil selama 12 bulan tanpa proteksi

Page 3: INFERTILITAS

GEJALA KLINIS

Belum mempunyai anak selama lebih 12 bulan

Abortus berulang

Page 4: INFERTILITAS

CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS

Pasangan suami istri infertil sebaiknya diperlakukan sebagai kesatuan konseling, informasi dan edukasi (KIE) pada pasangan suami istri tersebut sangat penting untuk kelancaran pemeriksaan infertilitas yang komplek, memakan waktu serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Page 5: INFERTILITAS

Anamnesa / pemeriksaan awal 1. untuk pasangan:

a. frekuensi koitusb. faktor emosi/stresc. obat-obatan yang digunakan/toksind. riwayat reproduksi yang lalu

2. untuk istria. umurb. penggunaan AKDRc. pola haidd. dismenore

Untuk suamia. apakah memiliki ciri seksual sekunder yang normal?b. pernahkah mendapat pengobatan karena penyakit menular seksual

Page 6: INFERTILITAS

Analisis sperma Semen yang diperoleh melalui masturbasi 2-4 hari

sesudah senggama terakhir, diteliti dengan menggunakan mikroskop. Kriteria WHO untuk evaluasi semen normal adalah sbb:

spermatozoa: konsentrasi >20x1000000/ml motilitas >40%motif progresif morfologi >50%bentuk normal viabilitas >60%hidup aglutinasi tidak ada

Cairan seminal : gambaran dan volume normal viskositas normal kurang dari 106 lekosit/ml

Page 7: INFERTILITAS

Laparoskopi-histeroskopi Merupakan prosedur operatif yang memungkinkan melihat

uterus, tuba, ovarium dan seluruh rongga panggul dan struktur lain dengan memakai alat khusus (laparoskop).

Indikasi laparoskopi-histeroskopi1. Umur istri >30 tahun2. Lama kawin >3 tahun tanpa ada kelainan yang jelas3. Curiga ada faktor peritoneum (terjadi perlekatan),yaitu bila

ada: riwayat penyakit radang panggul, pernah memakai AKDR, riwayat pernah operasi panggul

4. Curiga adanya endometriosis, yaitu bila ada wanita infertil dengan keluhan dismenore, ada tumor adneksa atau uterus yang retrofleksi terfiksasi

Laparoskopi-histeroskopi dikerjakan pada fase sekresi kurang lebih hari ke 19-25siklus haid

Page 8: INFERTILITAS

Uji pasca senggama (UPS) UPS dikerjakan pada saat menjelang/sekitar ovulasi.

Lendir serviks akan jernih dan encer saat disekitar ovulasi karena saat itu kadar estrogen tinggi dan pekat saat pasca ovulasi karena kadar progesteron meningkat. UPS juga digunakan untuk mengetahui interaksi antara spermatozoa dengan lendir serviks.

Hasil pemeriksaan:Lendir serviks baik: volume banyak, jernih, sedikit mengandung sel, daya membenang tinggi(10-15cm),viskositas rendah tidak pekat, bila dikeringkan membentuk gambaran daun pakis (tes Fem)

Page 9: INFERTILITAS

UPS baik: bila terdapat >20 spermatozoa per lapangan pandang besar yang aktif bergerak

UPS jelek: bila tidak terdapat spermatozoa atau ada tetapi bergerak ditempat atau mati. Bila hasil UPS jelek haruslah diulang pada siklus berikutnya, karena kemungkinan besar disebabkan kesalahan menentukan waktu UPS.

Page 10: INFERTILITAS

Histerosalpingografi(HSG)

HSG dikerjakan pada fase proliferasi, 3 hari setelah haid bersih. Zat warna radio opak disuntikkan melalui serviks ke dalam uterus dengan direkam dengan foto sinar x, sehingga dapat diketahui keadaan kavum uteri, lumen tuba dan patensi tuba serta dapat menentukan lokasi pembuntuan tuba. HSG tidak dapat melihat faktor peritoneum atau keadaan yang patologik lain genitlia interna yang nampak di rongga abdomen.

Page 11: INFERTILITAS

Pemeriksaan panas badan basal/Basal body temperatur (BBT)

Pemeriksaan BBT merupakan salah satu metode untuk mengetahui ada ovulasi. Siklus ovulasi akan memberi gambaran BBT yang bifasik. Panas badan menurun saat ovulasi,yang diikuti dengan peningkatan kurang lebih 0,2°C yang terus dipertahankan 12-15 hari pasca ovulasi sampai datang siklus haid berikutnya. Pemeriksaan BBT memerlukan disiplin tinggi dan edukasi yang baik dari pasutri, karena harus dikerjakan pada saat bangun tidur(basal) dan terus-menerus tiap hari dalam kurun waktu lama (3siklus atau lebih)