indonesia punya 119 - yankes.depkes.go.id yankes ed 2 tahun 2016.pdf · spo pelayanan wisata medis,...

52
Indept News 04 Mampukah Pelayanan Kesehatan Indonesia Bersaing dengan Negara Asing ? Laporan Utama 17 Butuh Layanan Gawat Darurat Medik ? Hubungi 119 Reportase 31 Penugasan Tim Nusantara Sehat batch 3 ke 27 Kabupaten DTPK INDONESIA PUNYA 119 INDONESIA PUNYA 119

Upload: buiphuc

Post on 20-Jul-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Indept News04Mampukah Pelayanan Kesehatan Indonesia

Bersaing dengan Negara Asing ?

Laporan Utama17Butuh Layanan Gawat Darurat

Medik ?Hubungi 119

Reportase31Penugasan Tim

Nusantara Sehatbatch 3 ke 27

KabupatenDTPK

INDONESIA PUNYA 119INDONESIA PUNYA 119

Page 2: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

“Jauh lebih sulit unt�k membuat orang sehat dari pada membuat mereka sakit.

Perihalalah Kesehatan”

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN R.I

Page 3: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata
Page 4: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

MASYARAKAT HARUS KENAL ‘119’Kejadian yang tidak kita inginkan, seringkali terjadi setiap saat. Tidak mengenal waktu, tempat bahkan situasi kapan saja bisa terjadi. Keadaan yang tidak memungkinkan kita untuk menunggu waktu lama, dengan membiarkan kondisi seseorang yang membutuhkan pertolongan segera. Melihat kondisi seperti ini, masyarakat harus sigap menghubungi 119.

Pada bulan Juli 2016, Menteri Kesehatan telah memperkenalkan 119 sebagai layanan kegawatdaruratan yang digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses secara luas dan gratis melalui handphone maupun telephone rumah. Tentunya hal ini sangat mudah dilakukan, terutama peran aktif masyarakat. Sehingga nantinya masyarakat dapat turut bantu mengurangi kecacatan fisik, bahkan sampai kasus kematian yang disebabkan karena kejadian gawat darurat. Untuk itulah, tugas kita memperkenalkan 119 kepada masyarakat.

Seperti halnya layanan 119, masyarakat juga harus mendukung rumah sakit di Indonesia, ditengah keberadaan wisata medis yang berkembang di berbagai negara. Artinya, Indonesia harus memiliki pelayanan kesehatan yang ditawarkan pada wisata medis. Pelayanan kesehatan tersebut, yaitu wellness (kebugaran) dan medical (pengobatan medis). Dua aspek ini yang menjadi fokus pelayanan wisata medis di Indonesia.Berbagai persiapan dilakukan, termasuk mengakreditasi fasilitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi

internasional oleh Joint Commission International (JCI). Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis. Dengan adanya peraturan ini dapat memberikan acuan bagi Kepala/Direktur Rumah Sakit dalam mengelola pelayanan wisata medis dan pemangku kepentingan lain di bidang pariwisata.

Akhir kata, semoga Warta Yankes Edisi II ini dapat menambah informasi serta pemahaman bagi kita semua terutama terkait program dan layanan di Kementerian Kesehatan dalam upaya penguatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Sekretaris Ditjen Pelayanan KesehatanDr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp. OT (K), M.Epid, MH. Kes

SALAM REDAKSI

t SUSUNAN REDAKSI

PENANGGUNG JAWAB Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan

REDAKTUR - Dr. dr. Agus Hadian Rahim, SpOT (K), M.Epid, MH.Kes - Yuliana Sriwahyuni, SH, MH

PENYUNTING- dr. Yuwanda Nova, SH, MARS - Eti Ekawati, SH, MH - Ani Mindo Chaerani, SE - Auliyana Zahrawani T, SKM

- Denny Sugarna - Inu Wisnujati, S.Kom - Desi Syetiani, S.Sos - dr. Asral Hasan, MPH - Teti Ratnawati, S.Sos, MM - dr. Agus Kamal Purba, MPH - Retna Pusparini, S.Kep - Dra. Akas Yekti Angembani

GRAPHIC DESIGN- Lydia Okva Anjelia, S.I.Kom- Rachmat Fathoni, S.Sos- Rohmad Fajri Susetyo, S.I.Kom

FOTOGRAFER - Ika Juniarti, S.Sos- Dini Iswari Putri, S.I.Kom

SEKRETARIAT - Ahmad Rifai, SH - Leonardo Michael Matitaputty, SH - Diyan Sri Harnanto, SH - Bayu Koli Nugroho, SH - Meidina Terianawati, ST

Selamat Membaca !

1

Page 5: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

CONTENTS

MAMPUKAH PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA

BERSAING DENGAN NEGARA ASING ?

04

16

LAPORAN UTAMA

INDONESIA PUNYA 119

Berdasarkan data Health Sector Review tahun 2014, diketahui bahwa beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran pola penyakit...

Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari........

12

kebijakan kemenkes pada pelayanan wisata medik

02

Page 6: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

OPINIMasalah Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Lansia

Tanaman Berkhasiat Baik Bagi Kesehatan Kita

eKinerja : embrio pengembangan eRemunerasi

34

28

32 REPORTASE

“Dengan percepatan peningkatan mutu dan akses pelayanan kesehatan ...

44

E-KINERJA : EMBRIO PENGEMBANGAN E-REMUNERASI

TANAMAN BERKHASIAT BAIK BAGI KESEHATAN KITA

48-49

RUBRIK FOTO BERITA

dr. Tri Muhammad Hani, MARS

38

PROFILE

WISATAMEDIS

06

WISATAMEDIS

dr. Tri Hesty Widyastoeti

03

Page 7: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

MAMPUKAH PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA

BERSAING DENGAN NEGARA ASING ?

menampilkan pembiayaan yang transparansi. Lantas, bagaimana dengan negara Indonesia. Seberapa siap Indonesia menawarkan wisata medis di negaranya.

Indonesia mempunyai sistem kesehatan yang baik, bahkan ada beberapa fasilitas pelayanan kesehatan sudah terakreditasi internasional oleh Joint Commission International ( JCI). Tercatat terdapat 22 rumah sakit yang berasal dari Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta, yaitu RS Awal Bros Batam, RS Awal Bros Bekasi, RS Awal Bros Pekanbaru, RS Awal Bros Tangerang, RSUP dr. Kariadi Semarang, RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Eka Hospital Tangerang, Eka Hospital Pekanbaru, RSUP Fatmawati Jakarta, RS JEC Kedoya, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, RS Premier Bintaro, RS Premier Jatinegara, RS

Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi

tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Tentunya, wisata sudah menjadi pilihan gaya hidup yang disesuaikan dengan tujuan para wisatawan, seperti wisata belanja, wisata budaya, wisata kuliner hingga saat ini ada wisata medis.

Melihat dinamika adanya wisata medis yang semakin tumbuh di negara-negara berkembang, saling menawarkan pelayanan kesehatan berkualitas. Seperti negara Singapura yang memiliki destinasi wisata medis populer “Mount Elizabeth Hospitals” memberikan layanan terpadu pasien lokal dan internasional dengan

INDEPTH NEWS

04

Page 8: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Premier Surabaya, RSUP Sanglah Denpasar, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Pondok Indah Jakarta, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta, Santosa Hospital Bandung Central, Siloam Hospital Lippo Village Tangerang dan RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

“Saat ini Pemerintah telah mendorong rumah sakit Pemerintah dan Swasta yang telah meraih akreditasi JCI, untuk menerapkan dan mengembangkan wisata medis di rumah sakit masing-masing, untuk kemudian ditetapkan oleh Menteri Kesehatan sebagai Rumah Sakit Wisata Medis,“ ungkap dr. Tri Hesty Widyastoeti, Sp.M, MPH, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan saat ditemui Warta Yankes (29/6).

Sementara itu, dr. Tri Hesty Widyastoeti menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan memprioritaskan pelayanan wisata medis, sejalan dengan goals pemerintah (Nawa Cita) dalam meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional, untuk itu harus dilakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pelayanan wisata medis menjadi salah satu program prioritas Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan telah bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata sejak tahun 2012 dengan membuat nota kesepahaman tentang wisata medis (medical tourism) yang bertanggungjawab terhadap pengembangan wisata medis. Dan sejak tahun 2015, Kementerian Kesehatan telah melakukan sosialiasi pelayanan wisata medis ke beberapa Provinsi di Indonesia, diantaranya Yogyakarta, NTB, Bali dan Sulawesi Selatan.

“Pelaksanaan wisata medis juga didukung oleh Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka ditentukan 10 daerah destinasi wisata di Indonesia, yaitu Sumatera Utara (Danau Toba), DKI Jakarta (Kepulauan Seribu), Banten (Tanjung Lesung), DI Yogyakarta (Borobudur), Jawa Timur (Bromo), NTT (Pulau Komodo), NTB (Mandalika), Maluku Utara (Morotai), Sulawesi Tenggara (Wakatobi), dan Bangka Belitung (Tanjung Kelayang),” ujar dr. Tri Hesty Widyastoeti.

Pemerintah sudah bersiap menjadikan rumah sakit di Indonesia sebagai wisata medis, namun hal tersebut perlu dukungan dari masyarakat Indonesia yang harus percaya pada pelayanan kesehatan di negaranya sendiri.

dr. Tri Hesty Widyastoeti menjelaskan kualitas pelayanan kesehatan yang ditawarkan oleh fasilitas pelayanan di luar negeri menyebabkan kepercayaan sebagian masyarakat Indonesia lebih tinggi kepada fasilitas kesehatan di luar negeri. Kepastian biaya perawatan juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Di luar negeri untuk suatu tindakan perawatan, biaya sudah dapat ditentukan dari awal, sedangkan di Indonesia hal ini masih sulit untuk diterapkan. Ini merupakan tantangan Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia dengan memberikan pelayanan yang berstandar internasional.

Data statistik di Indonesia menunjukkan besaran pasti dari wisata medis belum tersedia, namun informasi menunjukkan bahwa terdapat jumlah yang bermakna dari pasien yang melakukan perjalanan wisata ke negara berkembang untuk mendapatkan pelayanan medik. Pada tahun 2014, sebanyak 1,2 juta pasien melakukan perjalanan ke India untuk pelayanan medik dan diperkirakan jumlahnya terus meningkat sebesar 30% setiap tahunnya. Pada tahun yang sama, Thailand menerima wisatawan medis sebanyak 1,1 juta orang. Wisatawan asing yang menerima perawatan medis di Malaysia sebanyak 130.000 orang pada tahun

Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, dr. Tri Hesty Widyastoeti, Sp.M, MPH

05

Page 9: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

WISATAMEDIS

06

Page 10: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

2004, meningkat 25% dari jumlah wisatawan sebelumnya. Diperkirakan wisata medis di Asia akan menghasilkan keuntungan sebesar 4,4 milyar dollar di tahun 2012, dengan setengah keuntungan tersebut didapatkan oleh India. Bahwa terdapat 4 top pemain wisata medis di Asian (Forbes Asia : 2011), yaitu (1) Malaysia menghasilkan US $ 590 juta dalam waktu lima tahun; (2) India menghasilkan US $ 2,2 miliar/tahun pada 2012; (3) Singapura, pendapatan naik US $ 3 miliar pada 2012; (4) Korea Selatan sebanyak 81.789 turis datang untuk tujuan medis di 2010.

Meningkatnya masyarakat Indonesia yang melakukan pengobatan ke luar negeri, artinya Indonesia mengalami kerugian devisa. Inilah yang harus dicegah, dengan cara melakukan promosi ke pasar Internasional. Sehingga wisata medis di Indonesia menjadi bagian dari top wisata medis di Asian, sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, perlu adanya kebijakan yang mengatur tentang berjalannya pelayanan wisata medis di Indonesia.

Kebijakan pengembangan pelayanan wisata medis akan dikembangkan pada dua aspek, yaitu wellness (kebugaran) yang mencakup SPA dan medical (pengobatan medis) mencakup konvensional, tradisional komplementer, Medical Cek Up (MCU), dan One Day Care. Dua aspek inilah yang menjadi fokus pelayanan wisata medis di Indonesia.

“Untuk mengembangkan wisata medis di rumah sakit, Kementerian Kesehatan telah

membuat aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis. Dan saat ini, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata sedang mengembangkan medical tourism atau wisata medis Indonesia dengan menyiapkan World Class Hospital yang memiliki standar SDM dan pelayanan yang berkualitas, serta memiliki layanan unggulan,” ungkap dr. Tri Hesty Widyastoeti.

Kemudian, bagaimana kesiapan pelayanan kesehatan untuk mengembangkan wisata medis di rumah sakit? Dijelaskannya, bahwa upaya yang dilakukan, diantaranya pertama, mengoptimalkan kesiapan fasilitas pelayanan di 14 rumah sakit rujukan nasional, 110 rumah sakit rujukan regional dan 20 rumah sakit rujukan provinsi, dan 430 RSUD Kabupaten/Kota. Kedua, Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi.

Pengaturan pelayanan wisata medis sudah dijelaskan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Salah satu rumah sakit yang telah terakreditasi JCI, RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Nomor 76 tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis. Apabila rumah sakit yang ingin menyelenggarakan pelayanan wisata medis harus ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang didelegasikan kepada Direktur Jenderal. Rumah Sakit harus melakukan penetapan sebagai pelayanan wisata medis yang berlaku lima tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan sebagai rumah sakit wisata medis.

“Rumah Sakit yang mengajukan wisata medis harus memenuhi persyaratan administrasi, diantaranya izin operasional sebagai rumah sakit kelas A dan kelas B yang masih berlaku, sertifikat akreditasi nasional tingkat paripurna, surat keputusan Kepala/Direktur Rumah Sakit tentang layanan unggulan di Rumah Sakit, Surat Keputusan Kepala/Direktur Rumah Sakit tentang pembentukan tim kerja wisata medis di rumah sakit, dokumen renstra pengembangan pelayanan wisata medis, SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata medik

07

Page 11: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

dan dokumen bukti kerjasama dengan asuransi kesehatan komersial,” jelasnya.

Selain itu, Rumah Sakit yang ingin melaksanakan wisata medis harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis sesuai ketentuan yang berlaku pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2015. Saat ini pelayanan wisata medis diarahkan kepada rumah sakit yang sudah terakreditasi, minimal tingkat kelulusan paripurna yang setara dengan akreditasi internasional.

Selain itu, tingkatkan layanan unggulan yang didukung oleh tenaga kesehatan berkompeten serta pelayanan administrasi dan teknologi informasi dengan komunikasi yang handal.

“Bila rumah sakit ingin mengembangkan wisata medis, maka harus memiliki layanan unggulan yang sudah ditetapkan Menteri Kesehatan. Misalnya di salah satu rumah sakit Jantung dapat mengembangkan layanan unggulan kardiovaskular dengan melakukan diagnosa berbasis angiogram dan angioplasty maupun rumah sakit lainnya,” tambah dr. Tri Hesty Widyastoeti.

Setiap rumah sakit memiliki keunggulannya masing-masing,

namun percuma saja apabila keunggulan tersebut tidak diketahui masyarakat dan malah akan menambah kerugian devisa Indonesia.

Untuk itu, dr. Tri Hesty Widyastoeti mengingatkan lakukan promosi pelayanan wisata medis internal. Promosi layanan unggulan di rumah sakit untuk wisata medis yang dilakukan oleh pihak rumah sakit di internal maupun eksternal lingkungan RS di dalam negeri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Promosi pelayanan wisata medis eksternal, yaitu promosi layanan unggulan dengan pelayanan wisata medis yang dilakukan oleh rumah sakit, BPW yang memiliki pemandu wisata medik dan Kementerian yang bertanggungjawab di bidang pariwisata ke luar negeri. Promosi wisata medis eksternal dilakukan setelah rumah sakit mendapat penetapan sebagai rumah sakit dengan pelayanan wisata medis dari Dirjen atas nama Menteri.

Selanjutnya, bagaimana kesiapan Kementerian Kesehatan untuk wisata medis ini ? dr. Tri Hesty Widyastoeti menerangkan pertama, Kementerian Kesehatan mendorong

Pemerintah sudah bersiap menjadikan rumah sakit di Indonesia sebagai wisata medis, namun hal tersebut perlu dukungan dari masyarakat Indonesia yang harus percaya

pada pelayanan kesehatan di negaranya sendiri.

WISATA MEDIS

peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi rumah sakit berskala internasional ( JCI) untuk mengurangi keinginan konsumen ke luar negeri. Kedua, pengembangan medical tourism untuk menarik konsumen luar negeri. Ketiga, mendorong peningkatan kualitas tenaga kesehatan dalam negeri, melalui akreditasi institusi pendidikan, uji kompetensi di akhir masa studi, penyesuaian kurikulum berstandar internasional, penyelenggaraan pelatihan keprofesian, peningkatan kemampuan berbahasa asing. Keempat, peningkatan peran organisasi profesi, kolegium, KKI, MTKI, KFN sebagai penapis kompetensi Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK WNA) dan Integrasi Professional Regulatory Authority (amanah UU Nakes). Kelima, peningkatan koordinasi perijinan, pembinaan dan pengawasan lintas sektor TK WNA terpadu, selanjutnya Kementerian Kesehatan telah menjadi anggota Tim PORA (Pengawasan Orang Asing) yang diketuai oleh Kementerian Hukum dan HAM untuk regulasi pelanggaran TK WNA. Selanjutnya point keenam, berpartisipasi aktif dalam pertemuan Coordinating Committee on Services ASEAN

08

Page 12: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

(CCS ASEAN). Point terakhir, penguatan regulasi domestik untuk mendorong investasi modal asing dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Regulasi sudah disiapkan, kebijakan sudah diterbitkan dengan segala persyaratan yang harus dipenuhi rumah sakit sebagai wisata medis, dan saat ini hanya perlu komitmen serta dukungan dari semua pihak terkait dukungan kebijakan yang kuat, iklim politik yang stabil, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan infrastruktur dan daya tarik wisata. Sehingga pengembangan wisata medis ini dapat turut berperan melaju pertumbuhan ekonomi dari hasil kepercayaan masyarakat internasional akan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Bahwa terdapat 4 top pemain wisata medis di Asian (Forbes Asia : 2011), yaitu (1) Malaysia menghasilkan US $ 590 juta dalam waktu lima tahun; (2) India menghasilkan US $ 2,2 miliar/tahun pada 2012; (3) Singapura, pendapatan naik US $ 3 miliar pada 2012; (4) Korea Selatan sebanyak 81.789 turis datang untuk tujuan medis di 2010.

Meningkatnya masyarakat

Indonesia yang melakukan pengobatan ke luar negeri, artinya Indonesia mengalami kerugian devisa. Inilah yang harus dicegah, dengan cara melakukan promosi ke pasar Internasional. Sehingga wisata medis di Indonesia menjadi bagian dari top wisata medis di Asian, sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan demikian, perlu adanya kebijakan yang mengatur tentang berjalannya pelayanan wisata medis di Indonesia.

Kebijakan pengembangan pelayanan wisata medis akan dikembangkan pada dua aspek, yaitu wellness (kebugaran) yang mencakup SPA dan medical (pengobatan medis) mencakup konvensional, tradisional komplementer, Medical Cek Up (MCU), dan One Day Care. Dua aspek inilah yang menjadi fokus pelayanan wisata medis di Indonesia.

“Untuk mengembangkan wisata medis di rumah sakit, Kementerian Kesehatan telah membuat aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis. Dan saat ini, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata sedang

RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita telah terakreditasi JCI

mengembangkan medical tourism atau wisata medis Indonesia dengan menyiapkan World Class Hospital yang memiliki standar SDM dan pelayanan yang berkualitas, serta memiliki layanan unggulan,” ungkap dr. Tri Hesty Widyastoeti.

Kemudian, bagaimana kesiapan pelayanan kesehatan untuk mengembangkan wisata medis di rumah sakit? Dijelaskannya, bahwa upaya yang dilakukan, diantaranya pertama, mengoptimalkan kesiapan fasilitas pelayanan di 14 rumah sakit rujukan nasional, 110 rumah sakit rujukan regional dan 20 rumah sakit rujukan provinsi, dan 430 RSUD Kabupaten/Kota. Kedua, Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi.

Pengaturan pelayanan wisata medis sudah dijelaskan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis. Apabila rumah sakit yang ingin menyelenggarakan pelayanan wisata medis harus ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang didelegasikan kepada Direktur Jenderal. Rumah Sakit harus melakukan penetapan sebagai pelayanan wisata medis yang berlaku lima tahun dan dapat

09

Page 13: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

diperpanjang selama memenuhi persyaratan sebagai rumah sakit wisata medis.

“Rumah Sakit yang mengajukan wisata medis harus memenuhi persyaratan administrasi, diantaranya izin operasional sebagai rumah sakit kelas A dan kelas B yang masih berlaku, sertifikat akreditasi nasional tingkat paripurna, surat keputusan Kepala/Direktur Rumah Sakit tentang layanan unggulan di Rumah Sakit, Surat Keputusan Kepala/Direktur Rumah Sakit tentang pembentukan tim kerja wisata medis di rumah sakit, dokumen renstra pengembangan pelayanan wisata medis, SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata medik dan dokumen bukti kerjasama dengan asuransi kesehatan komersial,” jelasnya.

Selain itu, Rumah Sakit yang

ingin melaksanakan wisata medis harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis sesuai ketentuan yang berlaku pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2015. Saat ini pelayanan wisata medis diarahkan kepada rumah sakit yang sudah terakreditasi, minimal tingkat kelulusan paripurna yang setara dengan akreditasi internasional.

Selain itu, tingkatkan layanan unggulan yang didukung oleh tenaga kesehatan berkompeten serta pelayanan administrasi dan teknologi informasi dengan komunikasi yang handal.

“Bila rumah sakit ingin mengembangkan wisata medis, maka harus memiliki layanan unggulan yang sudah ditetapkan Menteri Kesehatan. Misalnya di salah satu rumah sakit Jantung dapat mengembangkan layanan unggulan kardiovaskular dengan melakukan diagnosa berbasis angiogram dan

angioplasty maupun rumah sakit lainnya,” tambah dr. Tri Hesty Widyastoeti.

Setiap rumah sakit memiliki keunggulannya masing-masing, namun percuma saja apabila keunggulan tersebut tidak diketahui masyarakat dan malah akan menambah kerugian devisa Indonesia.

Untuk itu, dr. Tri Hesty Widyastoeti mengingatkan lakukan promosi pelayanan wisata medis internal. Promosi layanan unggulan di rumah sakit untuk wisata medis yang dilakukan oleh pihak rumah sakit di internal maupun eksternal lingkungan RS di dalam negeri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Promosi pelayanan wisata medis eksternal, yaitu promosi layanan unggulan dengan pelayanan wisata medis yang dilakukan oleh rumah sakit, BPW yang memiliki pemandu wisata medik dan Kementerian yang bertanggungjawab di

10

Page 14: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

bidang pariwisata ke luar negeri. Promosi wisata medis eksternal dilakukan setelah rumah sakit mendapat penetapan sebagai rumah sakit dengan pelayanan wisata medis dari Dirjen atas nama Menteri.

Selanjutnya, bagaimana kesiapan Kementerian Kesehatan untuk wisata medis ini ? dr. Tri Hesty Widyastoeti menerangkan pertama, Kementerian Kesehatan mendorong peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi rumah sakit berskala internasional ( JCI) untuk mengurangi keinginan konsumen ke luar negeri. Kedua, pengembangan medical tourism untuk menarik konsumen luar negeri. Ketiga, mendorong peningkatan kualitas tenaga kesehatan dalam negeri, melalui akreditasi institusi pendidikan, uji kompetensi di akhir masa studi, penyesuaian kurikulum berstandar internasional, penyelenggaraan pelatihan

keprofesian, peningkatan kemampuan berbahasa asing. Keempat, peningkatan peran organisasi profesi, kolegium, KKI, MTKI, KFN sebagai penapis kompetensi Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK WNA) dan Integrasi Professional Regulatory Authority (amanah UU Nakes). Kelima, peningkatan koordinasi perijinan, pembinaan dan pengawasan lintas sektor TK WNA terpadu, selanjutnya Kementerian Kesehatan telah menjadi anggota Tim PORA (Pengawasan Orang Asing) yang diketuai oleh Kementerian Hukum dan HAM untuk regulasi pelanggaran TK WNA. Selanjutnya point keenam, berpartisipasi aktif dalam pertemuan Coordinating Committee on Services ASEAN (CCS ASEAN). Point terakhir, penguatan regulasi domestik untuk mendorong investasi modal asing dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Regulasi sudah disiapkan,

kebijakan sudah diterbitkan dengan segala persyaratan yang harus dipenuhi rumah sakit sebagai wisata medis, dan saat ini hanya perlu komitmen serta dukungan dari semua pihak terkait dukungan kebijakan yang kuat, iklim politik yang stabil, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan infrastruktur dan daya tarik wisata. Sehingga pengembangan wisata medis ini dapat turut berperan melaju pertumbuhan ekonomi dari hasil kepercayaan masyarakat internasional akan pelayanan kesehatan di Indonesia.

11

Page 15: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Kebijakan Kemenkes Pada Pelayanan Wisata Medis

Peran pemerintah sangat diperlukan pada pelayanan wisata medis sebagai regulator atau pembuat kebijakan/peraturan. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka mendukung wisata medis

yang berkualitas di rumah sakit dengan sumber daya memadai, maka Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis. Dengan adanya peraturan ini dapat memberikan acuan bagi Kepala/Direktur Rumah Sakit dalam mengelola pelayanan wisata medis dan pemangku kepentingan lain di bidang pariwisata.

Pelayanan wisata medis dilaksanakan untuk wisatawan lokal dan mancanegara secara terpadu dan paripurna yang diintegrasikan kepada kegiatan wisata lain. Pelayanan wis ata medis, mencakup pelayanan pra rumah sakit, selama di rumah sakit dan pasca rumah sakit. Kebijakan pengembangan pelayanan wisata medis akan dikembangkan pada dua aspek, yaitu wellness (kebugaran) yang mencakup SPA dan medical (pengobatan medis) mencakup konvensional, tradisional komplementer, Medical Cek Up (MCU), dan One Day Care. Dua aspek inilah yang menjadi fokus pelayanan wisata medis di Indonesia. Kemudian bagaimana dengan rumah sakit yang akan menyelenggarakan pelayanan wisata medis. Hal ini diatur pada Pasal 5 Permenkes Pelayanan Wisata Medis bahwa bagi rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan wisata medis harus ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang didelegasikan kepada Direktur Jenderal. Penetapan rumah sakit dengan pelayanan wisata medis berlaku lima tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan sebagai rumah sakit wisata medis.

Selanjutnya syarat penetapan rumah sakit pelayanan wisata medis, yaitu persyaratan

administrasi, persyaratan teknis dan syarat penetapan rumah sakit pelayanan wisata medis.

Persyaratan Administrasi : •Izin operasional sebagai rumah sakit kelas A atau kelas B yang masih berlaku. •Sertifikat akreditasi nasional tingkat paripurna. •Surat keputusan Kepala/Direktur rumah sakit tentang layanan ung-gulan di rumah sakit. •Surat keputusan Kepala/Direktur rumah sakit tentang pembentu-kan tim kerja wisata medis di rumah sakit. •Dokumen renstra pengembangan pelayanan wisata medis. •SPO pelayanan wisata medis.•Dokumen kerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata (BPW).•Dokumen bukti kerjasama dengan asuransi kesehatan komersial.

Persyaratan Teknis : Sumber Daya Manusia •Tenaga non kesehatan : administrasi, pemasaran, public relations, penerjemah, bantuan hukum dan customer service.

- ADMISNISTRASI - TEKNIS

12

Page 16: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

untuk wisatawan medis harus tertulis dan ditetapkan oleh Ke-pala/Direktur Rumah Sakit.

Sarana pelayanan •Ruang tunggu khusus•Ruang pendaftaran administrasi khusus•Ruang perawatan •Sarana yang mendukung layanan unggulan •Ambulans kegawatdaruratan •Teknologi informasi dan komunikasi

Peralatan : disesuaikan dengan layanan unggulannya.•Syarat penetapan rumah sakit pelayanan wisata medis : •Perpanjangan penetapan dilakukan Kepala/Direktur Rumah Sakit paling lambat tiga bulan sebelum masa berlaku penetapan berakhir. •Dalam melakukan perpanjangan penetapan, Kepala/Direktur Ru-mah Sakit harus melampirkan :•Persyaratan administratif dan persyaratan teknis•Fotokopi surat keputusan penetapan yang lama; dan •Laporan penyelenggaraan pelayanan wisata medis (medical tourism) yang telah dilakukan.

Pengembangan Pelayanan

Promosi Pelayanan

Wisata Medis

Pelayanan wisata medis dilaku-kan setelah wisatawan medis melakukan pendaftaran secara langsung/online melalui rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan wisata medis dan BPW yang memiliki pemandu wisata medik. Setelah menerima pendaftaran di rumah sakit, maka rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan wisata medis harus menjelaskan prosedur dan mengidentifikasi pelayanan yang dibutuhkan. Sedangkan, bila mendaftaran pada BPW maka, BPW yang memiliki pemandu wisata medik harus menjelaskan prosedur pelayanan wisata medis setelah berkoordinasi dengan rumah sakit yang menyelenggarakan wisata medis. Pelayanan wisata medis dilakukan sesuai dengan alur pelayanan khusus untuk wisatawan medis, dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, cepat dan ramah. Alur pelayanan khusus

Rumah Sakit yang telah ditetap-kan sebagai rumah sakit dengan pelayanan wisata medis harus melakukan pengembangan pelayanan wisata medis secara berkesinambungan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ter-kini di bidang kesehatan. Pengembangan pelayanan wisata medis, meliputi pengem-bangan sumber daya manusia, sarana, prasarana/peralatan, jenis layanan unggulan dan ren-cana bisnis.

Promosi pelayanan wisata medis dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Promosi se-cara internal merupakan promo-si layanan unggulan di rumah sakit untuk wisata medis yang dilakukan oleh pihak rumah sakit di dalam maupun di luar lingkungan rumah sakit didalam negeri. Sedangkan promosi se-cara eksternalmerupakan pro-mosi layanan unggulan dengan pelayanan wisata medis yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, BPW yang memiliki peman-du wisata medik dan Kemente-rian yang bertanggungjawab di bidang pariwisata ke luar negeri. Promosi eksternal bisa dilakukan setelah rumah sakit mendapat penetapan sebagai rumah sakit dengan pelayanan wisata medis dari Direktur Jenderal atas nama Menteri.

Alur Pelayanan

13

Page 17: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Pemantauan dan Evaluasi Mutu

Pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan wisata medis wajib dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan wisata medis. Pemantauan dan evaluasi mutu dapat dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Pengembangan Wisata Kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri bersama Menteri yang bertanggung jawab di bidang pariwisata. Pemantauan dan evaluasi mutu difokuskan pada waktu tunggu pelayanan (rawat jalan, laboratorium, radiologi dan medical check up), laporan kepuasan wisatawan medis dan jumlah kunjungan wisatawan medis per tahun.

Hasil pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan wisata medis dilaporkan secara berkala setiap enam bulan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala/Direktur Rumah Sakit.

Pembinaan dan PengawasanPembinaan dan pengawasan pe-layanan wisata medis dilakukan oleh Menteri, Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepa-la Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Instansi yang bertanggung-jawab di bidang pariwisata dan Menteri yang bertanggungjawab di bidang pariwisata sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing. Pembinaan dan pengawasan dapat melibatkan Perhimpunan/Asosiasi perumah-

sakitan dan organisasi profesi terkait.

Pembinaan dan pengawasan pelayanan wisata medis diarah-kan untuk meningkatkan mutu pelayanan wisata medis. Pem-binaan dan pengawasan dilak-sanakan melalui : (1) advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis; (2) pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan (3) monitoring dan evaluasi. Badan Pengawas Rumah Sakit,

PemerintahDaerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan dapat merekomen-dasikan kepada Menteri untuk mengenakan tindakan adminis-tratif terhadap rumah sakit yang tidak menaati peraturan, akan dikenakan tegu-ran lisan, teguran tertulis atau pencabutan penetapan sebagai rumah sakit wisata medis.

14

Page 18: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Pelayanan wisata medis

dilaksanakan untuk wisatawan lokal

dan mancanegara secara terpadu dan paripurna

yang diintegrasikan kepada kegiatan

wisata lain.

15

Page 19: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Berdasarkan data Health Sector Review tahun 2014, diketahui bahwa beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran pola penyakit dimana 3 peringkat tertinggi penyakit yang menjadi

beban di Indonesia yaitu penyakit cerebrovascular (peringkat pertama), kecelakaan lalu lintas (peringkat kedua) dan penyakit jantung iskemik (peringkat ketiga). Dengan meningkatnya kasus kegawatdaruratan penyakit-penyakit tersebut di atas, mendorong Kementerian Kesehatan untuk melakukan terobosan baru guna meningkatkan layanan kegawatdaruratan, yaitu layanan 119 yang digunakan di seluruh wilayah Indonesia.

LAPORAN UTAMA

INDONESIA PUNYA 119

16

Page 20: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Layanan kegawatdaruratan medis melalui nomor 119 dapat diakses secara luas dan gratis oleh masyarakat melalui hand-phone maupun telephone ru-mah. Layanan kegawatdaruratan ini merupakan intergrasi antara Pemerintah Pusat melalui Pusat Komando Nasional 119 yang berlokasi di Kementerian Kesehatan dengan Pemerintah Daerah mel-alui Public Safety Center (PSC) yang ada di tiap Kabupaten/Kota. Sesuai Instruksi Presiden nomor 4 tahun 2013, mengamanahkan setiap Kabupaten/Kota harus membentuk 1 (satu) PSC yang berfungsi sebagai pusat koordi-nasi layanan kegawatdaruratan di suatu daerah. Untuk itu, secara bertahap layanan ini akan terus dikembangkan sampai semua daerah otonom (kabu-paten/kota) memiliki PSC yang selanjutnya disebut PSC 119.

Pusat Komando Nasional atau National Command Center (NCC) 119 berfungsi sebagai pu-sat komando nasional untuk layanan kegawatdaruratan. NCC 119 akan menggabungkan dan mengkoordinasikan PSC-PSC 119 yang ada di daerah. Pelayanan medik yang diberikan oleh PSC 119 antara lain: panduan tinda-kan awal melalui algoritma ga-wat darurat, mengirim bantuan petugas dan ambulan, mengirim pasien ke faskes terdekat.

“Saat ini dari 539 Kabupaten/Kota, baru ada 27 PSC 119 yang tergabung dengan NCC 119, antara lain : Aceh, Sumatera Utara, Kabupaten Bangka, Kota Bandung, Kota Yogyakarta, Kota Solo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Tulung Agung, Kota Mataram, DKI Jakarta, Kabupaten

Bantaeng, Sulawesi Utara, Kabu-paten Tangerang,

Sumatera Selatan, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Makasar, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Sragen, Kabupaten Kendal, Kota Cirebon, Kabupaten Tuban, Kabupaten Trenggalek, Kota Denpasar, BPBD Provinsi Bali dan Kabupat-en Badung Bali,” ungkap Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) saat acara Peluncuran 119 Integrasi Gawat Darurat Medik di Indone-sia (1/7).

Menkes mengingatkan bagi daerah yang belum memiliki PSC 119 tentunya akan kesulitan untuk mendapatkan layanan kegawatdaruratan ini, karena penanganan kegawat-daruratan tergantung pada PSC 119 sebagai “eksekutor layanan”

17

Page 21: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

di daerah.Tentunya awal peluncuran layanan 119 ini akan mengalami kendala, seperti saat ini baru disediakan 10 operator di NCC 119 yang melayani seluruh masyarakat Indonesia sehingga kemungkinan adanya panggi-lan yang menunggu atau tidak terjawab. Selain itu, PSC 119 yang terkoneksi dengan NCC 119

saat ini baru 27 PSC 119 dengan kemungkinan kendala koneksi dari NCC 119 ke PSC 119 yang kurang baik dan cepat, sehingga memungkinkan adanya ganggu-an dalam mentransfer panggilan dari NCC 119 ke PSC 119. Kenda-la di PSC 119 saat ini antara lain keterbatasan jumlah SDM baik tenaga operator maupun tenaga kesehatan, serta minimnya

jumlah ambulans yang dimiliki, sehingga memungkinkan kurang cepatnya respon layanan kega-watdaruratan/ambulans.

Seiring berjalannya waktu, layanan 119 akan terus mengalami perbaikan dan evaluasi, sehingga nantinya layanan ini menjadi pilihan utama untuk pertolongan gawat darurat.

CALL 119

18

Page 22: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Butuh Layanan Gawat Darurat Medik? Hubungi 119

Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang bertujuan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan dan mempercepat waktu pen-anganan (respon time) korban/pasien gawat darurat serta

Di Indonesia SPGDT atau yang di negara lain disebut EMS (Emer-gency Medical Services) belum menunjukkan hasil maksimal, sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat ketika mereka mem-butuhkan pelayanan kesehatan. Meskipun di negara kita hampir di setiap kota terdapat Instalasi Gawat Darurat (IGD) dari semua tipe rumah sakit baik pemerin-tah maupun swasta, pelayanan ambulans berbagai jenis dan berbagai fasilitas kesehatan lain-nya, namun keterpaduan dalam melayani penderita gawat daru-rat belum sistematis, kurangnya komunikasi baik antar fasilitas kesehatan dan antar tenaga kes-ehatan sendiri apalagi dengan masyarakat pengguna, sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri.

menurunkan angka kematian dan kecacatan. SPGDT berpe-doman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and limb saving, yang melibat-kan pelayanan oleh masyarakat, tenaga kesehatan, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi.

Kejadian gawat darurat tentunya tidak bisa kita prediksi, kapanpun dan dimanapun seseorang dapat mengalami kejadian kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.

Keterlambatan dalam penanganan dapat berakibat kecacatan fisik atau bahkan sampai kematian. Banyak hal yang dapat menyebabkan kejadian gawat darurat, antara lain kecelakaan, tindakan anarkis yang membahayakan orang lain, kebakaran, penyakit dan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kondisi ini memerlukan penanganan gawat darurat yang tepat dan segera, sehingga pertolongan pertama pada korban/pasien dapat dilakukan secara optimal.

19

Page 23: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Untuk terselenggaranya SPGDT dibentuk Pusat

Komando Nasional (National Command Center/NCC) 119 yang berkedudukan di Kementerian Kesehatan (Gedung Adhyatma lantai V Blok A Ruang 501) dan Pusat Pelayanan Keselamatan

Terpadu (Public Safety Center/PSC) 119 dibentuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Penyelenggaraan SPGDT melibatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan jejaring PSC 119.

SPGDT harus ditingkatkan secara terus menerus untuk memenuhi harapan masyarakat yang selalu menginginkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi. Untuk mencapai pelayanan yang bermutu tersebut perlu peningkatan kualitas sumber daya manusia (tenaga kesehatan). Selain itu, diperlukan juga peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit tanpa meninggalkan prinsip pelayanan yang terjangkau biayanya bagi masyarakat.

Untuk memenuhi harapan masyarakat terhadap peningkatan kualitas penanganan kegawatdaruratan, maka telah diluncurkan program unggulan SPGDT melalui National Command Center (NCC) dan Public Safety Center (PSC) dengan kode akses 119.

PENYELENGGARAAN SPGDT

20

Page 24: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

tempat tidur, informasi fasilitas kesehatan terdekat dan informasi ambulans; dan (5) PSC 119 berjejaring dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan lokasi kejadian untuk mobilisasi ataupun merujuk pasien guna mendapatkan penanganan gawat darurat.

Alur penyelenggaraan SPGDT melalui NCC 119 dan PSC 119 adalah (1) Panggilan masyarakat masuk ke 119 melalui NCC (2) Bagi daerah yang sudah memiliki PSC 119, maka panggilan akan langsung diterima dan ditindaklanjuti oleh PSC 119 (3) Bagi daerah yang belum memiliki PSC 119, maka panggilan akan dibantu oleh operator di NCC 119 namun hanya sebatas panduan layanan gawat darurat (4) Penanganan gawat darurat di PSC 119 Kabupaten/Kota meliputi penanganan kegawatdaruratan dengan menggunakan alogoritma, kebutuhan informasi

Keberhasilan penanganan korban/pasien gawat darurat ini tergantung pada beberapa kom-ponen, yaitu pada penyeleng-garaan SPGDT yang terdiri atas sistem komunikasi gawat daru-rat, sistem penanganan korban/pasien gawat darurat dan sistem transportasi gawat darurat yang harus saling terintegrasi satu sama lain.

Keberhasilan penyelenggaraan SPGDT tergantung dari keber-hasilan sistem komunikasi gawat darurat, sistem penanganan korban/pasien gawat darurat, dan sistem transportasi gawat darurat yang harus saling terin-tegrasi satu sama lain.

21

Page 25: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Perlu diketahui bahwa PSC adalah unit kerja sebagai wadah koordinasi untuk memberikan pelayanan gawat darurat secara cepat, tepat dan cermat bagi masyarakat yang diselenggara-kan 24 jam sehari secara terus menerus dan dalam pelak-sanaan dapat berkoordinasi dengan unit teknis lainnya di luar bidang kesehatan, seperti kepolisian dan pemadam keba-karan tergantung kekhususan dan kebutuhan daerah. Selain itu, PSC merupakan bagian utama dari rangkaian kegiatan SPGDT prafasilitas pelayanan

kesehatan yang berfungsi melakukan pelayanan kegawat-daruratan dengan menggunakan algoritme kegawatdaruratan yang ada dalam sistem aplikasi call center 119.

Fungsi PSC 119, antara lain (1) pemberi pelayanan korban/pasien gawat darurat melalui proses triase (pemilahan kondisi korban/pasien gawat darurat); (2) pemandu pertolongan per-tama (first aid); (3) pengevakuasi korban/pasien gawat darurat; dan (4) pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan.

Sementara itu, tugas PSC 119, yaitu (1) menerima terusan (dispatch) panggilan kegawat-daruratan dari NCC; (2) melak-sanakan pelayanan kegawat-daruratan dengan menggunakan algoritme kegawatdaruratan; (3) memberikan layanan ambu-lans; (4) memberikan informa-si tentang fasilitas pelayanan kesehatan; dan (5) memberikan informasi tentang ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.

Sistem komunikasi gawat darurat dikelola oleh NCC 119 dengan fungsi sebagai pemberi informasi dan panduan terhadap penanganan kasus kegawatdaruratan. NCC 119 memiliki tiga tugas, yaitu pertama, memilah panggilan gawat darurat/non gawat darurat; kedua, meneruskan panggilan ke PSC; ketiga, dokumentasi, monitoring, pelaporan dan evaluasi. Masyarakat yang mengetahui atau mengalami kegawatdaruratan medis dapat melaporkan dan/atau meminta bantuan melalui call center 119.

Sistem Komunikasi Gawat Darurat

22

Page 26: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Sistem penanganan korban/pasien gawat darurat terdiri dari penanganan prafasilitas pelayanan kesehatan, penanganan intrafasilitas pelayanan kesehatan dan penanganan antar fasilitas pelayanan kesehatan.

Sistem Penanganan Korban Pasien Gawat Darurat

Sistem Transportasi Gawat Darurat

Penanganan prafasilitas pe-layanan kesehatan merupakan tindakan pertolongan terhadap korban/pasien gawat darurat yang cepat dan tepat di tempat kejadian sebelum mendapatkan tindakan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pemberian perto-longan terhadap korban/pasien gawat darurat oleh masyarakat hanya dapat diberikan dengan panduan operator call center 119 sebelum tenaga kesehatan tiba di tempat kejadian. Pan-duan tersebut berupa protokol layanan kegawatdaruratan me-dis 119 pra fasilitas pelayanan kesehatan.

Penanganan intrafasilitas pe-layanan kesehatan merupakan pelayanan gawat darurat yang diberikan kepada pasien di dalam fasilitas pelayanan kese-hatan sesuai standar pelayanan gawat darurat. Penanganan dilakukan melalui suatu sistem dengan pendekatan multidisiplin dan multiprofesi.

Sedangkan penanganan antarfasilitas pelayanan kesehatan merupakan tindakan rujukan terhadap korban/pasien gawat darurat dari suatu fasilitas pelayanan kesehatan ke fasilitas

pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu.

Setiap fasilitas pelayanan ke-sehatan, baik rumah sakit, puskesmas maupun klinik berkewajiban turut serta dalam penyelenggaraan SPGDT sesuai kemampuan.

Dalam hal keadaan bencana, penyelenggaraan SPGDT dilak-sanakan berkoordinasi dengan badan yang membidangi benca-na sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sistem transportasi gawat darurat dapat diselenggarakan oleh PSC 119 dan fasilitas pelayanan kesehatan, dengan menggunakan ambulans gawat darurat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Suasana Transportasi PSC 119 Kabupaten Bantaeng

23

Page 27: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah

“Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memiliki

tugas dan tanggung jawab terhadap penyelenggaraan SPGDT”

24

Page 28: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Pemerintah Pusat memiliki tugas dan tanggung jawab, yaitu (1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan SPGDT; (2) Memfasili-tasi pelaksanaan kegiatan pem-bentukan PSC 119 di daerah; (3) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan SPGDT yang dilaksanakan di daerah; (4) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penye-lenggaraan SPGDT; (5) Melaku-kan koordinasi dengan instansi kesehatan provinsi atau kabu-paten/kota terhadap SPGDT dan (6) Menghimpun dan mengkom-pilasikan data SPGDT tingkat nasional.

Sementara itu, tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi, yaitu (1) Mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan/pro-gram SPGDT antar kabupaten/kota di wilayahnya; (2) Melaku-kan koordinasi dengan pe-mangku kepentingan lainnya; (3) Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembentukan dan peningkatan kapasitas serta kemampuan penyelenggaraan SPGDT di wilayahnya; (4) Meng-himpun data penyelenggaraan SPGDT tingkat provinsi dan (5) Melakukan evaluasi terhadap

SPGDT di wilayahnya.

Sedangkan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ber-tugas dan bertanggung jawab, yaitu (1) Melaksanakan kebija-kan/program SPGDT di wilayah-nya; (2) Membentuk PSC 119; (3) Melakukan kerja sama dengan kabupaten/kota lain di dalam dan di luar provinsi; (4) Mem-fasilitasi kerja sama antar fasili-tas pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan SPGDT; (5) Menguatkan kapasitas kelem-bagaan, peningkatan sumber daya manusia dan pendanaan untuk penyelenggaraan SPGDT; (6) Melaksanakan kegiatan pem-bentukan dan peningkatan kapa-sitas serta kemampuan SPGDT; dan (7) Melakukan pendataan penyelenggaraan SPGDT tingkat kabupaten/kota.

Upaya persiapan pembentu-kan PSC 119, yaitu (1) membuat payung hukum dan regulasi; (2) mempersiapkan lokasi; (3) mem-persiapkan SDM; (4) memper-siapkan sarana, prasarana dan peralatan; (5) mempersiapkan SOP; (6) mempersiapkan jejaring kerja; (7) mempersiapkan sarana telekomunikasi dan informasi; dan (8) mempersiapkan angga-ran minimal yang dibutuhkan.

Beberapa daerah yang telah memiliki regulasi atau peraturan daerah terkait SPGDT, antara lain Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Aceh, Provinsi Sulawe-si Selatan, Kabupaten Bangka, Kabupaten Bantaeng, dan Kota Yogyakarta. Regulasi atau peraturan daerah tersebut antara lain Instruksi Gubernur Kepulauan Bangka Belitung tentang Pembentukan SPGDT di Setiap Kabupaten/Kota, Instruksi Gubernur Aceh tentang Pemben-tukan SPGDT di Setiap Kabupat-en/Kota, Surat Edaran Gubernur Sulawesi Selatan tentang PSC, Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tentang PSC, Peraturan Bupati Bangka tentang Pembentukan UPTD PSC SPGDT, Keputusan Bupati Ban-taeng tentang Pembentukan Tim PSC 119 Kabupaten Bantaeng, dan Peraturan Walikota Yogy-akarta tentang Pembentukan Emergency Medical Services Sys-tem (EMSS) di Wilayah Kota Yogyakarta. Lokasi PSC 119 dapat ditempatkan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; rumah sakit atau lokasi lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Ketenagaan PSC 119 terdiri dari koordinator, tenaga kese-

25

Page 29: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

hatan; operator call center dan tenaga lain sesuai kebutuhan. SDM PSC 119 bisa PNS, PTT atau lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan jumlah menyesuai-kan kebutuhan.

Sarana, prasarana dan peralatan untuk PSC 119 antara lain ambu-lans, perangkat komputer dan perlengkapan untuk call center seperti head set, serta jaringan internet. Jejaring PSC 119 adalah fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit), ambulans swasta dan mana-jemennya, PMI dll. Penyeleng-garaan PSC 119 memerlukan peralatan telekomunikasi dan informasi seperti telepon, hand-phone, handy talkie, dll. Untuk pendanaan penyelenggaraan SPGDT sesuai dengan kewenangan dari Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara, anggaran pendapatan belanja daerah dan/atau sumber pen-danaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Terkait dengan pelaporan, setiap PSC 119 harus melakukan pen-catatan dan pelaporan penye-lenggaraan SPGDT. Pelaporan secara berkala setiap tahun kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Nantinya, Ke-pala Dinas Kesehatan Kabupat-en/Kota akan melakukan kompi-lasi laporan dan menyampaikan hasil kompilasi laporan kepada Gubernur melalui Dinas Kese-hatan Provinsi. Sedangkan Dinas Kesehatan Provinsi

melakukan kompilasi laporan dan menyampaikan hasil kom-pilasi kepada Menteri melalui Direktur Jenderal.

Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan pembi-naan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan SPGDT. Pem-binaan dan pengawasan dilak-sanakan melalui monitoring dan evaluasi secara berkala untuk mewujudkan sinergi, kesinam-bungan dan efektifitas pelaksanakan kebijakan/pro-gram SPGDT yang dilakukan secara berkala melalui koordinasi dan peman-tauan langsung.

26

Page 30: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

KONDISI PSC DAERAH

27

Page 31: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

PROFILE

“Dengan percepatan peningkatan mutu dan akses pelayanan kesehatan, saya sangat yakin dan optimis

pelayanan kesehatan akan sangat jauh lebih baik dalam lima tahun ke depan.”

Perbaiki Tata Kelola Organisasi, Naikan Mutu Layanan Kesehatan

28

Page 32: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Dalam pembangunan kesehatan, Ditjen

Pelayanan Kesehatan telah melalui tiga belas tongkat estafet kepemimpinan yang tentunya memiliki satu tujuan memberikan askes pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Pada tahun 2016, Kementerian Kesehatan melakukan re-organisasi di tahun 2016, nama Ditjen Bina Upaya Kesehatan menjadi Ditjen Pelayanan Kesehatan, dengan kepemimpinan dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS (pemimpin ketigabelas, periode 2016-saat ini) yang telah dilantik pada tanggal 10 februari 2016.

Untuk mengenal lebih dekat sosok orang nomer satu di Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan tersebut, Tim redaksi Warta Yankes berkesempatan mewawancara Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS. Baerikut ini hasil wawancaranya.

•Menurut Bapak, bagaimana sosok seorang pemimpin itu?Pemimpin itu amanah, untuk itu seorang pemimpin bukan hanya sekedar duduk. Namun harus dapat memberikan manfaat dan dapat membawa perubahan untuk menjadi lebih baik kepada masyarakat yang lebih luas.

Sehingga nantinya dapat memberikan manfaat yang lebih baik pada masyarakat.

•Bagaimana prinsip dan motivasi bapak ketika menjadi pemimpin selama ini?Prinsip hidup kita adalah bagaimana agar kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Maksudnya adalah bagaimana kita dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat luas sehingga dapat memberikan perubahan yang lebih besar dan lebih baik pada masyarakat. Hal tersebut pula yang selalu saya sampaikan kepada orang lain di sekitar lingkungan saya.

•Selama ini pasti banyak kritik yang Bapak terima, Bagaimana kita bapak selama ini dalam menghadapi kritik yang datang?Dalam menghadapi kritik kita harus bersyukur dan berterima kasih. Karena bila kita mendapatkan kritik hal tesebut menunjukan masih ada pihak yang mengingatkan kita. Prinsipnya adalah demokrasi, kita harus melihat sisi positif dari kritik dan masukan yang datang pada kita. Bila disampaikan dengan baik, kritik dapat memberikan daya dorong pada kita agar dapat lebih baik ke depannya. Kritik yang berupa saran dan masukan

yang dapat mempertajam dan memperkuat tentang hal yang sedang dilakukan. Namun dalam penyampaiannya, diharapkan dapat disampaikan dengan baik dan sesuai dengan prinsip demokrasi.

•Selama Bapak Menjabat sebagai Dirjen, Apa saja hambatan yang Bapak hadapi selama ini?Hambatan dirasa tidak ada, karena komunikasi telah berjalan dengan baik. Terlebih sebelumnya saya, telah cukup sering terlibat kegiatan di Bagian Program dan Informasi serta Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan, sehingga cukup membantu untuk memahami aktivitas di Kementerian Kesehatan. Walaupun memang tidak dapat dihindari dimanapun pasti banyak dinamika yang terjadi, untuk itu kita dituntut harus mampu mengelola segala dinamika yang terjadi.

•Apakah target Bapak untuk pihak Internal Ditjen Yankes?Banyak organisasi memiliki sifat dan kebiasaan sama-sama kerja, tetapi bukan bekerja sama sebagai tim. Untuk itu Ditjen Yankes harus menjadi tim yang solid, karena kitas memiliki pekerjaan yang besar. Antar direktorat dan sekretariat harus dapat bersinergi dengan baik agar dapat mengasilkan output

29

Page 33: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

yang baik, karena target kita saat ini adalah perbaikan akses dan mutu layanan kesehatan. Dalam setiap kegiatan harus saling bersinergi satu dengan yang lain, sehingga dapat saling mengisi dan saling melengkapi.

•Apakah target Bapak untuk pihak eksternal Ditjen Yankes?Era JKN menjadi momentum yang baik bagi kita untuk membanahi diri di sektor layanan kesehatan, terutama di puskesmas dan rumah sakit. Banyak berbagai persoalan akses mutu yang harus diselesaikan, seperti masih ada wilayah Indonesia yang kesulitan mengakses layanan kesehatan. Andaikata dapat diakses, mutu layanan kesehatan masih kurang baik, sehingga masih banyak hal yang harus dibenahi dari sektor pelayanan kesehatan. Salah satu cara membenahinya adalah dengan akreditasi. Akreditasi dapat mewujudkan tata kelola organisasi yang baik, dengan terwujudnya tata kelola organiasasi nantinya diharapkan dapat terciptanya tata pelayanan yang baik. Di beberapa Rumah sakit pemerintah sudah terlihat perubahan yang baik dari sisi pelayanannya, walaupun masih banyak juga yang RS-RS lain yang harus ditingkatkan mutu layanannya, itu semua menjadi tanggung jawab kita semua di ditjen Yankes dan Kemkes.

Terkait WBK, WBBM, dan penilaiaan indikator kinerja, sebenarnya merupakan sebuah upaya untuk membangun tata kelola yang baik dalam sebuah orgniasasi. Kedepannya diharapkan akan terjadi perubahan pada Sumber daya manusia, dimana SDM yang ada nantinya dapat benar-

benar kompeten dan memiliki kepedulian terhadap pelayanan. Hal tersebut senada dengan program pemerintah dalam dalam mewujudkan revolusi mental, yang dibuktikan dengan diraihnya akreditasi, WBK, dan WBBM.

•Hambatan apa yang bapak hadapi dalam mewujudkan peningkatan pelayanan kesehatan, dan apa strategi bapak untuk menghadapi tantangan tersebut?Tantangan terbesar kita dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan adalah variasi yang lebar dari sisi fasilitas sarana dan prasarana serta area dan lokasi fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat luas serta jumlah nya yang sangat banyak, 9.000 puskesmas dan 2.500 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia.

•Apa strategi bapak dalam mengahadapi hambatan dan tantangan tersebut?Strateginya adalah dengan membangun mini model untuk Rumah Sakit – Rumah Sakit Rujukan guna membangun tata kelola organisasi yang baik, mini model tersebut bertujuan agar menjadi model untuk membina Rumah Sakit. Untuk puskemas, kita menargetkan setiap kecamatan memiliki 1 puskesmas, serta setiap Rumah Sakit kabupaten Kota yang ada di Indonesia harus terakreditasi, sehingga nantinya dapat tercipta tata kelola organisasi yang kemudian meningkatkan mutu layanan kesehatan.

•Dalam lima tahun ke depan, apa optimisme dalam upaya membangun pelayanan

kesehatan?Saya sangat optimis, dalam lima tahun ke depan, mutu pelayanan kesehatan akan jauh lebih baik. Karena isu terkait mutu dan keselamatan pasien akan sangat mendukung dan mendorong Rumah Sakit untuk betul-betul memperbaiki mutu dan keselamatan pasien. Bila jaminan kesehatan berjalan dengan baik serta tarif premi makin baik, dipastikan Rumah Sakit akan tumbuh dengan baik mutunya, sehingga terjadinya piutang macet akan semakin kecil.

Terkait kendali mutu dan kendali biaya, harus dibangun bersama kerjasama yang baik antara pihak Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan, BPJS, dan Organisasi Profesi. Dengan berbagai hal tesebut dipastikan terjadi percepatan peningkatan mutu dan akses pelayanan kesehatan, sehingga saya sangat yakin dan optimis pelayanan kesehatan akan sangat jauh lebih baik dalam lima tahun ke depan.

•Apa harapan dan motivasi bapak tentang pelayanan kesehatan kedepan?Kementerian kesehatan termasuk Yankes harus membangun sektor kesehatan dengan baik. Karena kesehatan menjadi investasi bangsa dan negara untuk berkompetisi di era global. Untuk itu kita harus memiliki komitmen dan semangat untuk membangun layanan kesehatan dengan baik. Akan tetapi untuk mewujudkannya dibutuhkan dukungan semua pihak, tidak dapat dilakukan Kementerian Kesehatan sendiri.

30

Page 34: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Biografi Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan :

1. Nama : dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS2. Tempat, tanggal lahir : Semarang, 20 Agustus 19613. Alamat Rumah : Jl.Kagok no 20 Semarang4. Email : [email protected]. Alamat Kantor : Kementerian Kesehatan RI, Jl. H R Rasuna Said, Kav 4 -9 Blok X5 Jakarta Selatan 129506. No. Telepon : 021 - 52038727. No. Fax : 021 - 52038728. Riwayat Pendidikan : •SD Negeri Petompon II Semarang, •SMP Negeri V Semarang, •SMA Negeri I Semarang, •Dokter umum, FK Undip, •Spesialis Kebidanan dan penyakit Kandungan, FK Undip, •Konsultan Feto Maternal, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, •Magister Administrasi Rumah Sakit, FKM-UI,9. Riwayat Pekerjaan : •Kepala Puskesmas Palingkau, Kab.Kapuas, KalimantanTengah, •Kepala Puskesmas Tumbang Jutuh dan Puskesmas Tumbang Talaken, Kab.Kapuas, Kalimantan Tengah, •Dokter Residen Senior RSUD Bajawa, Kab.Ngada, Nusa Tenggara Timur •Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSUD Ciamis, Kab.Ciamis, Jawa Barat •Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSUP Dr.Kariadi, Semarang, Jawa Tengah •Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Dr.Kariadi, Semarang, •Sekretaris Komite Medik RSUP Dr.Kariadi, •Direktur Pelayanan Medik & Keperawatan RSUP Dr.Kariadi, Semarang, •Direktur Keuangan RSUP Dr.Kariadi, Semarang •Direktur Utama RSUP Dr.Kariadi, Semarang, •Ketua Tim NCC Kemenkes •Ketua Tim INA-CBG Kemenkes •Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) daerah Jawa Tengah •Ketua Kompartemen Casemix/INA-CBG Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Pusat •Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

31

Page 35: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

REPORTASE

Pelaksanaan Program Nusantara Sehat Tahun 2016 ini merupakan

pelaksanaan tahun kedua (batch ke-3) dilaksanakan untuk mendukung fungsi Puskesmas dalam hal penyelenggaraan UKM dan UKP tingkat pertama yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan untuk menjangkau remote area, menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan, menangani masalah kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerah, meningkatkan retensi tenaga kesehatan yang bertugas, menggerakkan pemberdayaan masyarakat, pelayanan terintegrasi dan meningkatkan pemerataan pelayanan.

Demikian sambutan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS, pada acara Sosialisasi Program Nusantara Sehat dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Kementerian Kesehatan dengan 27 Kabupaten sasaran penempatan Tim NS Tahap I di Jakarta (10/5).

Sesuai amanat Undang-undang no 36 tahun 2014 pasal 23 ayat(2) dan semangat Nawacita poin 3, yaitu Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan memperkuat Daerah-daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan, maka Kementerian Kesehatan melaksanakan suatu program yaitu penempatan

Penugasan Tim Nusantara Sehat Batch-3 ke 27 Kabupaten DTPK

tenaga kesehatan berbasis tim (team based) untuk mendukung Program Nusantara Sehat. Upaya ini dilakukan untuk mendorong percepatan pembangunan kesehatan dari pinggir ke tengah, dengan memfokuskan pada agenda prioritas program Indonesia Sehat yang meliputi tiga pilar yaitu Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional.

Prioritas penyelenggaraan didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan

32

Page 36: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

hidup yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. Penguatan pelayanan kesehatan primer mencakup tiga hal yaitu: 1) fisik melalui pembenahan infrastruktur, 2) sarana melalui pembenahan fasilitas dan 3) Sumber Daya Manusia melalui penguatan tenaga kesehatan.

Tim NS tahun 2016 hasil seleksi tahap I terdiri dari 194 tenaga kesehatan meliputi 4 dokter, 9 dokter gigi, 28 perawat, 42 bidan, 14 tenaga kesehatan masyarakat, 17 tenaga kesehatan lingkungan, 22 analisis laboratorium, 31 tenaga gizi dan 27 tenaga kefarmasian, saat ini sedang mengikuti pembekalan tentang

bela negara, teknis medik dan non medik sampai tanggal 30 Mei 2016 di Pusdikkes TNI AD. Setelah mengikuti pembekalan mereka akan ditempatkan di 38 puskesmas di daerah Terpencil, Sangat terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dimulai tanggal 31 Mei 2016 dengan lama penugasan 2 tahun.

Pada acara sosialisasi ini juga dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan dengan 27 Bupati tentang Komitmen Penempatan Tim Nusantara Sehat Tahun 2016. Adapun 27 Kabupaten tersebut meliputi: Hulu sungai Selatan, Tanah Laut, Bone, Merangin, Gorontalo,

Rokan Hulu, Mamuju Tengah, Mamasa, Bengkulu Utara, Manggarai, Sumba Timur, Maluku Tenggara, Sorong Selatan, Lampung Timur, Flores Timur, Kubu Raya, Sambas, Konawe, Nias, Berau, Merauke, Boven Digoel, Kupang, Padang Lawas, Lanny Jaya, Maluku Tenggara Barat, dan Muna.

Diakhir sambutannya, Dirjen Yankes mengharapkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, baik lintas program, lintas sektor terkait serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka mewujudkan keberhasilan pelaksanaan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim (Team Based).

Penandatanganan Nota Kesepahaman

33

Page 37: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

OPINIMasalah Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Lansia

Tanaman Berkhasiat Baik Bagi Kesehatan Kita

eKinerja : embrio pengembangan eRemunerasi

Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Lanjut Usia

Permasalahan kesehatan gigi dan mulut padalanjut usia berdasarkan hasil

Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, antara lain pada kelompok usia 45-54 tahun ditemukan seluruh gigi asli hilang 1,8% dan pada kelompok di atas 65 tahun 17,6%. Penduduk yang berperilaku benar menggosok gigi menurut karakteristik responden 5,4 % pada usia 55-64 tahun sedangkan, di atas usia 65 tahun sebesar 3,5%.

Masalah gigi meliputi jaringan keras gigi maupun jaringan penyangga gigi, populasi usia lanjut yang memiliki jumlah gigi kurang dari 20 gigi masih berfungsi sebanyak 71%, jika tidak ber-gigi dapat berakibat malnutrisi, dan absorbsi zat

nutrisi dapat terganggu. Diatas usia 65 tahun prevalensi karies gigi aktif (gigi keropos) 32,5% dan pengalaman karies menurut karakteristik responden, sebanyak 94,4%. Penduduk yang menerima perawatan/pengobatan gigi menurut jenis perawatan dan karakteristik responden, seperti penambalan, pencabutan atau bedah gigi pada usia 55-64 tahun sebesar 44,4%, usia di atas 65 tahun 39,8%.

Kondisi lansia, menurunnya fungsi kunyah ini sangat penting segera diantisipasi, karena 70 – 80% penyakit dapat dicegah dengan makanan yang baik berarti, ditentukan bagaimana makanan itu diproses dan dikunyah sebelum masuk ke dalam perut.Dalam hal ini

ada peningkatan kebutuhan pemakaian gigi tiruan, yang merupakan tantangan bagi dokter gigi dalam meningkatkan kualitas hidup bagi lansia.

Penyakit kronis dirongga mulut dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakitlain, bahkan dapat memperberat penyakitlain yang sudah ada, berkaitan dengan kemunduran fisik secara fisiologi, seperti pengeroposan tulang, penipisan gusi mengakibatkan lemahnya jaringan penyangga pendukung gigi, hal ini juga bermasalah pada pemakaian gigi tiruan yang banyak dikeluhkan.

Melihat hal tersebut diatas, maka kesehatan gigi dan mulut pada lanjut usia perlu mendapat perhatian yang cukup, karena secara tidak langsung kesehatan gigi dan mulut pada lanjut usia

Penulis : drg. Nurindah Kuswandaningsih, M.Kes

34

Page 38: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

dapat mendukung adanya “usia harapan hidup” oleh karenanya apabila kita sudah kehilangan gigi, tidak segera dibuatkan gigi tiruan/ prothesa gigi, maka pengunyahan makanan menjadi tidak sempurna dan proses penyerapan makanan juga akan terganggu.

Karies/kerusakan pada jaringankeras gigi, pada leher gigi, berkurangnya produksi air ludah pada lansiaberakibat sangat mudah terjadi karies gigi. Macamnya seperti: Atrisi atau gigi aus pada dataran permukaan pengunyahan gigi, permukaan kunyah gigi menjadi datar atau rata, gigi difungsikan secara terus-menerus atau kebiasaan buruk seperti mengkerot-kerot gigi, sehingga menyebabkan bentuk wajah lebih pendek dan fungsi kunyah terganggu dan bila tidak ditanggulangi atrisi menjadi semakin parah, gigi terasa ngilu dan sakit pada sendi rahang ; Abrasi, suatu keausan pada leher gigi karena menyikat gigi yang salah.

Penyakit kelainan penyangga gigi, penyakitgusi, ditandai dengan gusi bengkak, merah dan mudah berdarah. Kalau prosesnya kronis,akan goyang waktu mengunyah dan pada akhirnya dicabut atau tanggal sendiri ; bisa juga karena kelainan sistemik, gusi cermin penyakit lain defisiensi vitamin gangguan darah, reaksi alergi, gangguan hormonal (menopause, diabetes) ;

Terjadinya kanker di rongga mulut akan timbul pada usia 60-70 tahun,disebabkan faktor-faktorberesiko seperti aktifitas kegiatan minum-minuman beralkohol, merokok dan yang menghisap/mengunyah

terbakau.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan determinan mutu kualitas hidup, perlu mengintegrasikan kesehatan gigi dengan kesehatan umum,

dan ada hubungan dengan penyakit: diabetes melitus, kardiovascular, jantung koroner, stroke, osteoporosis, penyakit pernafasan, penyakit paru-paru obstruktif khronis, pneumonia aspiratif, kanker dsb, pada kondisi kesehatan gigi dan mulutnya.

Atrisi

Abrasi

karies di leher gigi

35

Page 39: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Dengan menyikat gigi yang benar: siapkan sikat gigi dan pasta yang mengandungFluor,kumur-kumur air bersih dahulu sekali saja

Seluruh permukaan gigi disikat dengan gerakan maju mundur pendek-pendek atau ke atas kebawahselama ± 2 menit (sedikitnya 8 kaligerakan setiap 3permukaan gigi) Lakukan hal yang sama pada semua gigi atas bagian dalam. Ulangi gerakan yang sama untuk permukaan bagian luar dan dalam semua gigi atas dan bawah.

Bersihkan permukaan kunyah dari gigi atas

dan bawah dengan gerakan-gerakan pendek dan lembut maju mundur berulang-ulang.

Sikatlah lidah dan langit-langit dengan gerakan maju mundur dan berulang-ulang.

Jangan menyikat terlalu keras terutama pada pertemu- an gigi dengan gusi. Karena akan menyebabkan email gigi rusak dan gigi terasa ngilu.Berkumurlah setelah menyikat gigi cukup satu kali agar sisa fluor masih ada di gigi.

Sikat gigi dibersihkan dengan air dan disimpan tegak dengan kepala sikat di atas.

1

2

3

4

CARA PENCEGAHAN

36

Page 40: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Mengurangi makan-makan yang manis dan leng-ket diantara jam makan Membiasakan makan makanan yang bergizi dan cukup mengandung kalsium. Periksalah gigi secara berkala: bila ter-dapat kelainan pada gigi dan mulut dapat segera ditanggulangi Mintalah bantuan dokter gigi dibuatkan gigi palsu bila gigi ompong. Bila gigi tiruan terasa longgar/goyang segera minta untuk diperbaiki.

Bila memakai gigi tiruan peliharalah kebersihan-nya dengan menyikat di luar mulut setiap kali selesai makan, alasi dengan waskom berisi air agar tidak jatuh ke lantai.

MANFAAT GIGI TIRUAN

• Memulihkan fungsi kunyah • Mengembalikan fungsi estetik • Memulihkan fungsi bicara • Membantu mempertahankan gigi yang masih ada • Hindari rasa sakit pada sendi rahang

37

Page 41: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

TANAMAN BERKHASIAT BAIK BAGI KESEHATAN KITA

yang bernilai tinggi untuk pengembangan industri agromedisin di dunia. Adanya kecenderungan pola hidup kembali ke alam (back to nature) dengan keyakinan bahwa mengkonsumsi bahan obat alami relatif lebih aman dibanding dengan dimanfaatkan sebagai obat. WHO (World Health Organization) pada tahun 1985 memprediksi bahwa ada sekitar 80% penduduk dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat (herbal medicine, phytotherapy, phytomedicine atau botanical

medicine) untuk pemeliharaan kesehatan mereka (Peters and Whitehouse, 2000), maka berdampak pada tingginya permintaan dunia akan bahan obat alami sehingga prospek pasar tanaman yang berkhasiat obat di Indonesia baik dalam maupun di luar negeri semakin besar peluangnya.

Penggunaan tanaman yang berkhasiat obat dengan tujuan untuk penyembuhan kemungkinan merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia memiliki sistem pengobatan tradisional yang khas dan di

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman

hayati dan tertinggi ke-2 di dunia setelah Brazilia. Dari 40.000 jenis flora yang ada di dunia sebanyak 30.000 jenis dijumpai di Indonesia dan 940 jenis di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat yang telah dipergunakan dalam pengobatan tradisional secara turun-temurun oleh berbagai etnis di Indonesia. Keanekaragaman hayati ini merupakan asset nasional

Penulis : dr. Tuti Aswani, M.Si

38

Page 42: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

APA SAJA KANDUNGAN ZAT AKTIF PADA TANAMAN DAN

MANFAATNYA.Indonesia yang merupakan negara tropis dan sudah dikenal sebagai penghasil berbagai macam komoditas hasil pertanian, termasuk di antaranya tanaman berkhasiat obat. Kondisi tanah yang subur, iklim yang baik serta didukung oleh keanekaragaman flora membuat Indonesia menjadi negara penghasil komoditas obat-obatan asal alam yang cukup potensial.. Dalam kehidupan sehari–hari penggunaan tanaman yang berkhasiat obat ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional dengan proses yang sangat sederhana. Berbagai tanaman telah digunakan masyarakat secara luas, baik sebagai obat tradisional maupun penjaga stamina tubuh. Banyak sekali macam dan jenis tanaman obat di alam yang masing–masing memiliki khasiat dan kandungan senyawa tertentu yang berbeda satu sama lain.

Kandungan senyawa yang terdapat pada bahan alam (tanaman) dapat berupa senyawa metabolit primer dan juga senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolit primer merupakan kandungan zat-zat yang digunakan oleh tumbuhan itu sendiri sebagai penghasil energi seperti karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan sebagai pelindung bagi tanaman dari gangguan penyakit dan serangan hama. Senyawa ini dapat digolongkan dalam beberapa jenis senyawa seperti terpenoid, steroid, flavonoid dan alkaloid (Sjamsul Arifin, 1986). Senyawa metabolit sekunder digunakan untuk mempertahankan eksistensi tanaman tersebut terhadap tantangan ekosistem yaitu sebagai alat pemikat (attractant), alat penolak (rapellant) dan alat pelindung (protectant) (Sumaryono, 1999).

Dari senyawa metabolit sekunder inilah yang banyak digunakan sebagai obat–obatan karena memiliki banyak khasiat yang baik. Metabolit sekunder ini diketahui tersebar di seluruh organ tubuh tanaman seperti daun, akar, batang, bunga, kulit, umbi, buah maupun seluruh bagian tanaman tersebut. Jenis dan kandungannya dapat sama maupun berbeda di setiap organ tumbuhan.

Ada beberapa penggolongan metabolit sekunder, pada tulisan ini akan dibahas tentang 4 metabolit sekunder saja, yaitu alkaloid, flavonoid, terpenoid dan tanin.

setiap daerah juga banyak dijumpai berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat menyembuhkan beberapa gangguan kesehatan.

Dewasa ini pemanfaatan obat tradisional oleh masyarakat digunakan sebagai salah satu cara dalam pengobatan untuk diri sendiri. Pemanfaatan obat tradisional untuk menanggulangi penyakit rakyat dalam pelayanan kesehatan formal masih kurang atau belum digunakan dalam pelayanan kesehatan formal seperti profesi kesehatan/dokter yang umumnya masih enggan untuk meresepkan ataupun menggunakannya. Hal tersebut berbeda dengan di beberapa negara tetangga seperti Cina, Korea, dan India yang mengintegrasikan cara dan pengobatan tradisional di dalam sistem pelayanan kesehatan formal. Alasan utama keengganan profesi

kesehatan untuk meresepkan atau menggunakan obat tradisional oleh karena bukti ilmiah mengenai khasiat dan keamanan obat tradisional pada manusia masih kurang (Pramono 2002). Hal ini dapat dimaklumi, praktisi kesehatan lebih mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien (klien) serta melindungi pasien (klien) dari efek samping yang ditimbulkan.

Untuk itu diperlukan informasi tentang tanaman yang berkhasiat obat tersebut, dan apa saja zat aktif yang terkandung didalamnya dan bermanfaat bagi kesehatan. Kapan tanaman ini berfungsi sebagai nutrisi (nutrisional function) atau berfungsi sebagai tanaman berkhasiat obat untuk melindungi dari gangguan kesehatan (preventif)

39

Page 43: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

AlkaloidAlkaloid merupakan senyawa kimia yang mengandung nitrogen aromatik dan paling banyak ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid ada pada semua tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar senyawa alkaloid dalam bidang kesehatan dipakai sebagai antitumor, antipiretik (penurun demam), antinyeri (analgesik), memacu sistem saraf, menaikkan dan menurunkan tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobia (Solomon, 1980; Casey, 2006).

FlavonoidFlavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar. Flavonoid mempunyai banyak manfaat, di antaranya sebagai antioksidan, antineoplastik (antitumor atau antikista) dan vasodilator (melebarkan pembuluh darah). Antioksidan pada flavonoid berperan mencegah kerusakan sel yang ditimbulkan oleh radikal bebas sehingga flavonoid dapat digunakan untuk mengendalikan sejumlah penyakit pada manusia.

Bagi tanaman yang menghasilkan flavonoid berfungsi untuk melindungi tanaman dari sinar matahari (sinar UV), serangga, fungi (jamur), virus, bakteri (Robinson, 1995). Salah satu jenis flavonoid yaitu isoflavon pada kedelai yang dipercaya dapat mengobati kanker dan bermanfaat untuk kesehatan reproduksi manusia.

TerpenoidTerpenoid merupakan senyawa kimia tumbuhan yang memiliki bau dan dapat disuling menjadi minyak atsiri. Terpenoid ini mengandung komponen aktif obat alam yang dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes dan malaria. Beberapa tanaman yang menghasilkan terpenoid, dapat berguna sebagai insektisida, fungisida, antipemangsa, antibakteri, dan antivirus (Robinson, 1995).

TaninTanin ini menimbulkan rasa pahit, sepat dan bau yang memusingkan. Rasa yang pahit ini tidak disukai serangga, sehingga tanaman yang menghasilkan tanin dapat berguna sebagai anti serangga. Untuk semua jenis tanaman, tannin ini memiliki jumlah

yang berbeda.

Tanaman bermanfaat sebagai zat gizi (nutrisional function)Dalam kehidupan kita sehari-hari, terkadang kita tidak memperhatikan apa-apa saja yang masuk ke dalam tubuh. Makanan yang kita makan berupa sayur-mayur, buah-buahan dan rempah-rempah yang kaya akan zat gizi sangat membantu seseorang untuk menjadi sehat. Makanan yang diolah menjadi suatu masakan yang lezat, sebenar nya banyak mengandung zat aktif yang menyatupadu didalamnya. Contoh masakan “ gulai “ yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, cabe, pala, ketumbar, merica serta daun-daunan seperti sereh, daun salam, daun jeruk purut, daun kunyit dan sebagainya. Pernahkah kita berfikir bahwa dari perpaduan bahan masakan tersebut, beribu zat aktif didalamnya saling berinteraksi, apakah itu interaksi sinergis (saling menguatkan) atau antagonis (saling berlawanan) dari zat aktif bahan makanan tersebut. Namun sampai saat ini kita mampu melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik.

Salah satu tanaman yang banyak mengandung gizi yang baik bagi tubuh kita adalah daun kelor (Moringa oleifera). Daun kelor ini bisa menjadi sumber zat gizi untuk semua kelompok umur. Di beberapa belahan dunia misalnya Senegal dan Haiti, daun kelor diberikan untuk mengatasi masalah gizi buruk pada anak-anak, wanita hamil dan menyusui. Daun kelor sebagai sumber vitamin dan mineral dapat dikonsumsi dengan cara dimasak, atau dimakan mentah atau dikeringkan menjadi serbuk daun kelor. Fuglie (2005) melaporkan bahwa cukup dengan 8 g serbuk daun kelor sehari dapat memberikan kontribusi zat gizi kepada balita (1-3 tahun), yaitu 14% protein, 40% kalsium, 23% besi dan hampir semua kebutuhan vitamin A. Sedangkan dalam 100 gr bubuk serbuk daun kelor, dapat memberikan lebih dari sepertiga kebutuhan kalsium, besi, protein, tembaga, beleran dan vitamin B. Daun kelor ini juga mengandung nutrisi berbagai jenis vitamin dan mineral yang tinggi. Sebagai contoh, kandungan vitamin C dalam daun kelor ternyata bisa mencapai tujuh kali lipat dari kandungan vitamin C dalam jeruk. Tidak heran jika daun kelor ini memiliki manfaat

40

Page 44: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

sebagai antioksidan. Bagaimana dengan vitamin A, ternyata kandungan vitamin A dalam daun kelor ini empat kali lipat dibandingkan dengan kandungan vitamin A dalam wortel. Berikutnya, kandungan kalsium dalam daun kelor ternyata memiliki kandungan empat kali lebih banyak dibandingkan dengan kalsium susu.

Kelor merupakan jenis bahan makanan yang dapat disukai dan dijadikan bagian dari susunan menu diet masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa kelor merupakan bahan makanan yang mudah diterima dan memberikan manfaat besar bagi kesehatan.

Telah dilaporkan dari proyek penelitian WHO bahwa kelor mampu membantu mengatasi malnutrisi pada anak-anak di beberapa Negara Afrika dengan pemanfaatan serbuk daun kelor. Kelor selain mudah diperoleh dan tanpa biaya tinggi, mampu membantu pemulihan kesehatan secara cepat pada anak-anak malnutrisi dibandingkan dengan ibu-ibu yang memberikan nutrisi modern seperti susu bubuk, minyak goring dan gula. Di India tanaman kelor sudah dijadikan tanaman obat (Indian Herbs) sejak puluhan tahun, dan telah dilakukan analisa terhadap kandungan zat-zat bioaktif kelor serta fungsinya. Penelitian di beberapa negara menunjukkan serbuk daun kelor berperan dalam memperbaiki sistem imun. Salah satu dari 49 phytonutrient yang telah dianalisa adalah beta karoten yang berfungsi sebagai pagositosit. Di Indonesia, tanaman kelor hidup dengan baik di beberapa daerah, misalnya Nusa Tenggara Barat dimana masyarakatnya lebih mengenal dan memanfaatkan kelor sebatas daun kelor segar. Daun kelor segar lebih sering dijadikan alternatif sayuran dan diolah menjadi masakan apabila tidak ada lagi sayuran yang bisa dimakan. Bahkan pengolahan daun kelor yang lazim dilakukan hanya dimasak dengan air (direbus) dan ditambahkan dengan garam saja. Melihat kandungan zat gizi pada tanaman kelor ini, maka budidaya tanaman kelor dapat meningkatkan ketahanan pangan terutama pangan sumber protein. Masyarakat diharapkan tidak selalu bergantung kepada sumber protein hewani, tapi juga sebagai salah satu cara untuk pemenuhan kebutuhan akan protein nabati.

Tanaman bermanfaat melindungi tubuh dari gangguan kesehatan (preventif)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman terbukti bermanfaat melindungi tubuh manusia dari bahaya radikal bebas, karena adanya antioksidan yang terdapat dalam tanaman tersebut. Secara alami, tanaman yang mengandung antioksidan tersebar seperti pada akar, batang, kulit, ranting, daun, buah, bunga dan biji (Hutapea, 2005). Radikal bebas merupakan suatu senyawa asing yang dapat masuk ke dalam tubuh dan merusak sistem imunitas tubuh. Radikal bebas tersebut dapat timbul akibat berbagai proses kimia yang kompleks dalam tubuh, yang disebabkan polutan lingkungan, radiasi zat-zat kimia, racun, makanan cepat saji, dan makanan yang digoreng pada suhu tinggi. Jika jumlahnya berlebih, radikal bebas akan memicu efek patologis bagi tubuh kita. Radikal bebas yang berlebihan inilah dapat menyerang apa saja terutama yang rentan seperti lemak, protein dan berimplikasi pada timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Oleh karena itu pembentukan radikal bebas harus dihalangi atau dihambat dengan antioksidan.

Senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, atau menahan efek radikal disebut antioksidan. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas. Selain itu, antioksidan juga berguna untuk mengatur agar tidak terjadi proses oksidasi berkelanjutan di dalam tubuh. Keanekaragaman hayati Indonesia sangat berpotensi dalam penemuan senyawa baru sebagai antioksidan.

Banyak tanaman yang berkhasiat obat ini memiliki fungsi sebagai preventif ( melindungi ) tubuh kita agar tidak sakit atau tidak menjadi lebih berat penyakitnya. Artinya, dengan pemanfaatan tanaman berkhasiat obat ini berpotensi membuat tubuh tidak mudah terserang penyakit atau jika sudah ada gejala gangguan kesehatan, tidak berlanjut menjadi lebih parah.

41

Page 45: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Salah satu bumbu dapur ini mulai sejak dulu di ketahui menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Kunyit dipercaya bisa menyingkirkan kolesterol dan plak dari darah yang membuatnya tersumbat. Selain itu, manfaat lainnya dari kunyit yakni meningkatkan sirkulasi darah, berupa anti inflamasi, serta menghindar pembekuan darah membuat perlindungan rusaknya otak serta mencegah penyakit jantung

Tanaman ini sama dengan kunyit, jahe juga banyak manfaatnya, baik untuk kesehatan. Bahkan minum teh jahe tiap¬ pagi, bisa membuat penderita jantung koroner nyaman

melakukan aktivitas hari – harinya. Bukan hanya itu saja, ciri-ciri anti inflamasi pada jahe bisa pula meningkatkan sirkualasi darah, mengurangi peradangan tubuh serta dapat melemaskan otot – otot yang kaku. Dalam kondisi cuaca musim penghujan, jahe bermanfaat untuk mengurangi radang tenggorokan dan rasa mual pada lambung. Bawang putih selain bisa

menyedapkan masakan, bisa pula melarutkan pembekuan darah pada pembuluh darah yang tersumbat serta berpotensi menurunkan kadar lemak darah. Bagi, penderita penyakit jantung terutama jantung koroner ada baiknya mengkonsumsi masakan yang memakai bawang putih sebagai salah satu bumbu dasar.

Bumbu dapur yang satu ini mempunyai kandungan zat alami yang bisa menghindar pembekuan darah serta dapat meningkatkan aliran darah pada tubuh. Dengan memberikan lada pada makanan harian anda lewat cara teratur, otomatis dapat menghindar kemungkinan serangan jantung dan stroke.

1. Kunyit

3. Lada(merica)

4. Bawang putih

2. Jahe

Tanaman-tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman berkhasiat obat dan sudah banyak penelitian yang dilakukan terhadap tanaman dibawah ini dan memiliki manfaat bagi tubuh kita, antara lain :

42

Page 46: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Beberapa daerah, kencur digunakan selain rimpangnya, daun kencur dimanfaatkan sebagai sayuran. Ternyata kandungan zat aktif pada kencur bermanfaat sebagai pereda rasa sakit yang baik (Analesik).

Tanaman buah pala ini, tumbuh subur di Indonesia bagian Timur, dan banyak digunakan masyarakat dalam masakan. Beberapa penelitian yang dilakukan pada buah pala ini menunjukkan efek sebagai obat tidur. Bagi penderita yang susah tidur, buah pala sangat bermanfaat membantu gangguan susah tidur tersebut.

Daun salam yang digunakan sebagai pengharum masakan, juga bermanfaat mampu menurunkan kadar gula darah seeorang. Bagi keluarga yang memiliki penderita diabetes, sebaiknya daun salam bisa digunakan sehari- hari untuk menurunkan kadar gula darahnya sehingga penderita tidak semakin tinggi gula darahnya.

Sereh yang digunakan adalah batangnya, merupakan tanaman yang sehari- hari digunakan masyarakat kita dalam mengolah makanan. Ternyata kandungan zat aktif pada sereh ini sangat bermanfaat juga membantu mengurangi rasa nyeri pada radang.

Buah cabe yang banyak digunakan dalam makanan sehari- hari ini ternyata zat aktif yang dikandung cabe memiliki manfaat membantu menghilangkan ketegangan otot (kram otot) dan sebagai anti rematik.

melakukan upaya untuk tidak semakin berat. Mengenali kelebihan dan kekurangan dari suatu metode penyembuhan dapat meningkatkan efektivitas kerja dan mempercepat kesembuhan.

keluhan gangguan kesehatan kita. Mudah-mudahan ulasan singkat tentang kandungan zat aktif pada tanaman ini dapat menambah wawasan kita tentang tanaman yang berkhasiat obat bagi kesehatan. Mencegah sebelum sakit dan ketika jatuh sakit, kita bisa

Tanaman-tanaman yang berkhasiat obat diatas, merupakan sebagian kecil dari tanaman yang digunakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masih banyak tanaman lainnya yang perlu diketahui dan dikembangkan untuk upaya pencegahan dari berbagai

5. Kencur

6. Pala

7.Cabe

8. Daun Salam

9. Sereh

43

Page 47: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

E-KINERJA : EMBRIO PENGEMBANGAN E-REMUNERASI

sudah dikembangkan ini akan dilakukan bridging dengan aplikasi e-Remunerasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Saat ini e-Kinerja sudah berjalan dan dipergunakan oleh 39 (tiga puluh sembilan) satker BLU di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan. Dari dashboard yang tersedia di aplikasi e-Kinerja, dapat dipantau capaian Indikator Kinerja Individu (IKI) dan Indikator Kinerja Terpilih (IKT) dari masing-masing satker setiap bulannya dan dapat dimonitor naik turunnya capaian IKI dan IKT tersebut.

Sebagai contoh indikator “Kepatuhan terhadap Formularium Nasional (Fornas)” dari bulan Januari sampai Juni 2016 dapat dibandingkan capaian indikator ini dari seluruh RS BLU yang ada di lingkup Ditjen Pelayanan Kesehatan. Dengan demikian dapat dilihat satker mana yang patuh, kurang patuh atau tidak patuh terhadap Fornas yang sudah ditetapkan. Demikian juga untuk indikator lainnya, dapat dibandingkan capaian dari satu satker dengan

satker lainnya. Dengan demikian masing-masing satker akan berkompetisi untuk mencapai indikator yang lebih baik lagi, sehingga mutu pelayanan Rumah Sakit dapat terus ditingkatkan.

Dengan adanya e-Remunerasi, maka bisa dilihat per individu siapa penyumbang tingkat kepatuhan terhadap Fornas. Apakah dokter A selalu meresepkan sesuai Fornas untuk semua resep yang dituliskan? Apakah dokter B selalu meresepkan di luar Fornas? Siapa penyumbang terbesar untuk tingkat kepatuhan terhadap Fornas? e-Remunerasi akan menjawab semua hal tersebut karena akan ditarik dari data masing-masing individu (log book individual) sampai menjadi perhitungan besaran remunerasi per individu.

Akan ada benang merah yang jelas pada capaian masing-masing indikator dalam IKI dan IKT, siapa berkontribusi terhadap indikator apa. Tentunya makin besar kontribusi yang diberikan maka makin besar pula remunerasi yang akan didapatkan. Makin bagus performance pelayanan yang diberikan, tentunya makin besar pula remunerasinya.

Sudah beberapa tahun Satuan Kerja Badan Layanan Umum (satker BLU) di

lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan menerapkan pembayaran Remunerasi sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa pelayanan yang diberikan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan terhadap transparansi anggaran, Ditjen Pelayanan Kesehatan bermaksud mengembangkan e-Remunerasi generik yang dapat digunakan untuk seluruh satker BLU di lingkungan Ditjen Pelayanan Kesehatan.

e-Remunerasi generik ini nantinya dapat dikembangkan oleh masing-masing satker BLU sesuai kebutuhan dan keunikan masing-masing satker tersebut. Karena pada prinsipnya Remunerasi adalah tailor made, tidak bisa disamakan antara satu satker dengan satker lainnya.

Sebagai awal pengembangan e-Remunerasi telah dikembangkan terlebih dahulu e-Kinerja, yakni sebuah aplikasi yang digunakan untuk memonitor dan melaporkan capaian IKI dan IKT dari masing-masing satker BLU. Selanjutnya e-Kinerja yang

Penulis : Ockti – Subbag Anggaran, Bagian PI Yankes

44

Page 48: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Dari gambar di atas dijelaskan bagaimana log book individu pegawai (baik dokter, perawat, manajemen, pegawai administrasi, dll) mengisi form harian penilaian kinerja pegawai, selanjutnya harus dilakukan proses persetujuan (approval) terhadap penilaian kinerja tersebut dari atasan langsung. Pada setiap akhir bulan harus dilakukan proses persetujuan penilaian kinerja oleh Tim

Remunerasi yang ada di masing-masing satker. Persetujuan ini adalah terhadap Indeks Kinerja Individu (IKI). Selanjutnya IKI dikalikan dengan Indeks Kinerja Unit Kerja (IKU) dikalikan dengan Poin Indeks Rupiah (PIR) maka akan diperoleh besaran remunerasi masing-masing pegawai.

IKI individu dan IKU unit ini akan membentuk IKI Rumah Sakit (atau Balai), dan sebagian dari IKI RS akan diambil menjadi IKT yang akan menentukan besar kecilnya remunerasi yang akan diterima oleh Direksi RS atau pimpinan Balai.

Berikut digambarkan hubungan e-Remunerasi dengan e-Kinerja :

45

Page 49: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Alur yang saat ini digunakan dalam pelaporan IKI dan IKT adalah sebagai berikut:

Khusus untuk IKT, sebelum diberikan persetujuan pembayaran kinerja dari Direktorat PPK BLU Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, akan dilakukan terlebih dahulu cek lapangan sebagai konfirmasi apakah data yang dilaporkan benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan. Tim yang akan melakukan pengecekan adalah tim dari Ditjen Perbendaharaan dan Ditjen Pelayanan Kesehatan.

Harapan besar dari pengembangan e-Remunerasi adalah agar masing-masing individu yang bekerja di Rumah Sakit atau Balai dapat mengetahui besaran remunerasi yang akan diterimanya per bulan sesuai dengan prestasi kerja yang dikerjakan dalam bulan tersebut. Artinya masing-masing individu akan

mendapatkan perhitungan yang jelas mengapa pada bulan Januari bisa mendapatkan X rupiah, sedangkan di bulan Februari hanya memperoleh X-1 rupiah. Dengan demikian akan memacu kinerja masing-masing individu agar dapat bekerja lebih giat untuk bisa mendapatkan remunerasi yang lebih baik. Tentunya bila semua individu berpikir demikian, kinerja Rumah Sakit atau Balai akan jauh lebih meningkat dan pendapatan sebagai satker BLU diharapkan dapat jauh lebih baik.

Tim IT Ditjen Pelayanan Kesehatan saat ini sedang berjibaku membuat desain dan rancang bangun aplikasi e-Remunerasi ini. Pekerjaan

rumah selanjutnya adalah melakukan brigding aplikasi e-Kinerja yang sudah ada dengan aplikasi e-Remunerasi ini. Setelah berhasil, akan dilakukan pilot project pada beberapa Rumah Sakit terpilih apakah aplikasi ini bisa digunakan dengan baik atau masih ada kendala dalam penggunaannya. Dan selanjutnya apabila pilot project ini berhasil maka akan diimplementasikan bagi seluruh satker BLU yang ada di lingkup Ditjen Pelayanan Kesehatan.

Meskipun jalan masih panjang yang harus dilalui, namun optimis bisa dilakukan untuk transparansi remunerasi dan kemajuan pelayanan kesehatan di Indonesia. Semoga.

46

Page 50: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

MEDIA INFO

INTEGRITAS KUNCI MENUJU WBK DAN WBBM

Kondisi korupsi di Indonesia masuk dalam kondisi kronis dari waktu ke waktu, karena secara umum sis-

tem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia masih belum berorientasi terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dalam upaya pence-gahan dan pemberantasan korupsi, Presiden RI menginstruksikan kepa-da para Menteri dan Kepala Lembaga serta Kepala Daerah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan ses-uai tugas, fungsi dan kewenangan mas-ing-masing. Berbagai upaya pencega-han sebenarnya telah dilakukan, antara lain dengan perbaikan dalam layanan mutu perizinan disemua bidang pemer-intahan. Namun dalam implentasinya persepsi masyarakat masih mencer-minkan adanya kelemahan, terutama menyangkut regulasi perizinan di daer-ah yang meninggalkan sekian celah bagi korupsi.

Oleh karena itu, untuk mencegah se-makin meluasnya prakter korupsi di negeri ini, perlu adanya pembangunan Wilayah Bebas Korupsi. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut diper-lukan adanya kemauan dan tekad yang kuat dari para aparatur pemerintah. Hal inilah yang mendorong perlunya pengaturan dalam pembangunan Zona Integritas sebagai landasan atau pon-dasi dalam mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi.Zona Integritas merupakan predikat yang diberikan kepada instansi pemer-

intah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewu-judkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pence-gahan korupsi dan peningkatan kual-itas pelayanan publik. WBK adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian be-sar Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Mana-jemen SDM, Penguatan Pengawasan, dan Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Sedangkan WBBM adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar indikator Menuju WBK ditambah indikator Pen-guatan Kualitas Pelayanan Publik.

Proses penetapan unit kerja sebagai WBK/WBBM dilakukan berdasarkan penilaian berjenjang. Dimulai dari pe-nilaian mandiri oleh Tim Penilai Internal (TPI) Instansi dan penilaian oleh Tim Pe-nilai Nasional (TPN) Kementerian PAN RB. Penilaian mengacu kepada kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan Menteri PAN RB Nomor 52 Tahun 2014 yang meliputi komponen pengungkit (60%) dan komponen hasil (40%).

Bukan tidak mungkin suatu unit kerja mendapatkan predikat WBK dan WBBM dari KPK dan Kementerian PAN RB apa-bila satuan kerja tersebut memenuhi penilaian yang telah ditetapkan.

Salah satunya RSUP Dr. Kariadi Sema-rang berhasil mendapatkan predikat sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi bersih dan Me-

layani (WBBM). WBK diperoleh akhir tahun 2014 sedangkan WBBM di akhir tahun 2015. Hal tersebut merupakan prestasi yang membanggakan bagi Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Jenderal Pelayanan Kese-hatan yang membawahi RSUP Dr. Kar-iadi Semarang, karena RSUP Dr. Kariadi merupakan satu-satunya Rumah Sakit di Indonesia yang berhasil mendapat-kan predikat WBK dan WBBM. Prestasi tersebut tidak didapatkan begitu saja, namun dengan komitmen pimpinan dan jajarannya untuk menerapkan In-tegritas yang dimulai dari diri sendiri.

RSUP Dr. Kariadi Semarang dinyatakan memiliki tata kelola rumah sakit yang baik oleh Kementerian PAN RB dari segi keuangan, pengelolaan SDM, komplain masyarakat, gratifikasi, dan akuntanbil-itas kinerja pegawai. Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), bukan hanya sekedar istilah, tetapi merupakan predikat yang diberi-kan berdasarkan hasil penilaian objek-tif. Predikat tersebut disematkan atas dasar adanya perbaikan ke dalam yaitu akuntabilitas berbasis kinerja, serta pe-layanan keluar kepada masyarakat.Dengan berhasilnya RSUP Dr. Kariadi Semarang mendapatkan predikat WBK dan WBBM diharapkan kedepannya akan semakin banyak rumah sakit di Indonesia khususnya rumah sakit Ver-tikal di bawah Kementerian Kesehatan dapat mengikuti jejak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

47

Page 51: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

RUBRIK FOTO BERITA

Halal Bi halal Ditjen Yankes

Halal Bi halal Ditjen Yankes

Pertemuan komite etik Hukum Rumah Sakit Kegiatan peningkatan kemampuan bidang MEDICOLEGICAL

Sosialisasi pembinaan dan pengawasangratifikasi dibidang kesehatan

48

Page 52: INDONESIA PUNYA 119 - yankes.depkes.go.id Yankes Ed 2 Tahun 2016.pdf · SPO pelayanan wisata medis, dokumen kerjasama dengan Biro Pemandu Wisata (BPW) yang memiliki pemandu wisata

Sosialisasi pembinaan dan pengawasangratifikasi dibidang kesehatan

RS. HARAPAN BUNDA

Posko crisis centre korban Vaksin Palsu di RS. Harapan Bunda

Pemberian Vaksin Ulang

RS. PUSAT OTAK NASIONAL

RS. CIRACAS

HUT RS. Pusat Otak Nasional (PON)

Ibu Menteri Memeriksa pasien Vaksin Bayi Ditimbang sebelum diperiksa

RUBRIK FOTO BERITA

49