indonesia. kementerian kesehatan ri. badan pengembangan 1...

95

Upload: others

Post on 28-Jul-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun
Page 2: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

ii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan

dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Grand design Politeknik Kesehatan Kemenkes 2019-2025.-

Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2019

ISBN 978-602-416-798-1

1. Judul I. EDUCATION PROFESSIONAL

II. HEALTH – EDUCATION III. HEALTH MANPOWER

610.69 Ind g

Page 3: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

iii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Grand Design Politeknik Kesehatan Kemenkes 2019-2025

@2019 Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Hak Cipta dan Hak Penerbitan yang dilindungi Undang – Undang ada pada Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan. Dilarang mengadakan sebagian atau seluruh isi buku dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Pengarah : Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan

SDM Kesehatan

Penanggung Jawab : Kepala Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia

Kesehatan

Kontributor : Arif Sumantri, Yetti Azriani, Welly Vitriawan, Yupi, Supartini, Sri Mulyati, Ita Astit Karmawati, Tarwoto, Ani Nuraeni, Irma Handayani, Asri Dyah, Noernaningrum, Khambali, Sri Lestari, Moh.Wildan, Budi Susatia, Heni Puji Wahyuningsih, Bety, Mei Suryani, Gad Datak, Ratmawati, Evino Sugriarta, Imam Cahyo Murwidi, Helda Hasan, Masudin, Faridah Hanum, Wilhemus Olin, Athanasia Budi Astuti, Jubair, Getruida Banon, Yuniarti, Satino, Sri Wahyuni, Indra Martias, Bernadus Rudi Sunindya, Tarjuman, Entuy Kurniawan, Gusti Ayu Marhaeni, Zulfikar Ali Hasan, Helda Rosiana, Fathmawati, Kodri Rahmad Aswin Juliansyah, Ngena Ria, Sofyawati D. Talibo, Heny Panai, Kartini, Dina Mariana, Inamah, Sapto Pramono, Mina Yumei Santi, Syarifah Miftahul El Jannah, Radeny Ramdany, Ni Nyoman Astika Dewi, Ardhanari Hendra Kusuma, Abdul Ganing, Supriyana, Renidayati, Lisnawati, Nurmisih, Endah Wahyutri, Tut Barkinah, M. Askar, Suharti, Ari Sarwanto, Dewi Pusparianda, Awalia Gusti, Nurmisih, Heri Priyatmoko, Mega Mirawati, Kodri, Yulina Dwi Hastuti, Getruida Alow, Sri Muryani, Darwis, Helda Hasan, Dedi Setiadi, Ahmad, Bambang Hadi Sugito, Dora Handyka, Fintriane Gilde, Fiska Aprilia

Editor : Yuyun Widyaningsih, S.Kp, MKM

Hendro Saputro, S.Si

Desain Layout : Drg. Winny Nindyarani, MM

Page 4: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

iv | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Diterbitkan Oleh : Kementerian Kesehatan RI

Cetakan : I

ISBN : 978-602-416-798-1

Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Jalan Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan – 12120

Telepon (021) 726 0401 ; Faksimile (021) 763 8950

Email : [email protected]

Website : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/

Page 5: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

v | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

NOMOR HK.02.02/III/ 2548 /2019

TENTANG GRAND DESIGN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2019-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjawab tantangan dan peluang

meningkatkan kualitas serta relevansi dengan

kebutuhan program dan pelayanan kesehatan maka

perlu dilakukan upaya pengembangan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan;

b. bahwa untuk melaksanakan upaya pengembangan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan dalam

rangka melaksanakan semangat reformasi birokrasi

penyelenggaraan pendidikan di Poltekkes Kemenkes

menjadi setara dan unggul dalam mengintegrasikan

IPTEKS melalui teknologi tepat guna bidang kesehatan

maka diperlukan Grand Design Polteknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan yang akan menjadi road map

kebijakan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan

Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

tentang Grand Design Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan 2019-2025.

Page 6: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

vi | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan

Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5063);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Nomor

5607);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan

Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5500);

7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Kerangka Kualafikasi Nasional Indonesia (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

890/MENKES/PER/VIII/2007 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Politeknik Kesehatan, sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

Page 7: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

vii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

1988/MENKES/PER/IX/2011 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

890/MENKES/PER/VIII/2007 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Politeknik Kesehatan

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan

10. Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 788);

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 1952);

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);

13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 11 Tahun 2015 tentang Roadmap Reformasi

Birokrasi 2015-2019;

14. Peraturan Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas

Peraturan Menristekdikti nomor 26 tahun 2015 tentang

Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2018

Tentang Klasifikasi Politeknik Kesehatan Di Lingkungan

Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan;

Page 8: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

viii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 38 Tahun 2018

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan

di Lingkungan Badan Pengembangan Dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Kementerian Kesehatan;

17. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

335/E/O/2012 tentang Alih Bina Penyelenggaraan

Prodi yang diselenggarakan oleh Poltekkes dari

Kementerian Kesehatan kepada Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan;

18. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi RI Nomor 257/M/KPT/2017 tentang nama

program studi pada Perguruan Tinggi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA

KESEHATAN TENTANG GRAND DESIGN POLITEKNIK

KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2019-2025

KESATU : Grand Design Poltekkes Kemenkes dipergunakan sebagai acuan

bagi Poltekkes Kemenkes dalam melaksanakan peningkatan

kualitas;

KEDUA : Grand Design Poltekkes Kemenkes sebagaimana dimaksud pada

diktum kesatu tercantum dalam lampiran dan merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KETIGA : Biaya yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan Grand Design

Poltekkes Kemenkes dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) Poltekkes Kemenkes dan/atau sumber lain

yang sah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 9: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

ix | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 15 April 2019

Page 10: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

x | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ....................................................................................... xiii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 3

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan .............................................................. 4

1.4 Dasar Hukum ...................................................................................... 6

BAB II Perkembangan dan Masalah

2.1 Perkembangan dan Masalah Pengembangan Tenaga

Kesehatan .......................................................................................... 9

2.2 Perkembangan dan Masalah Pengembangan Pendidikan

Poltekkes ............................................................................................ 11

2.3 Isu Strategis Pengembangan Tenaga Kesehatan .............................. 12

BAB III Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Strategi

3.1 Visi ...................................................................................................... 14

3.2 Misi ..................................................................................................... 14

3.3 Tujuan ................................................................................................ 14

3.4 Sasaran Strategis ............................................................................... 15

3.5 Strategi (Analisi SWOT) ..................................................................... 16

3.6 Bagan Analisis .................................................................................... 19

BAB IV Kebutuhan Tenaga Kesehatan

BAB V Kebutuhan Pendidikan Tinggi Poltekkes Kemenkes

5.1 Penyesuaian Kapasitas Pengadaan Pendidikan Tinggi Poltekkes

Kemenkes ........................................................................................... 22

5.2 Pengembangan Pendidikan Poltekkes ............................................... 29

BAB VI Pokok-pokok Pengembangan Pendidikan Poltekkes Kemenkes

6.1 Proses Penyelenggaraan Pengembangan Pendidikan Poltekkes

Kemenkes ........................................................................................... 34

6.1.1. Proses Penyelenggaraan Pendidikan Poltekkes

Kemenkes .................................................................................. 34

6.1.2. Proses Pengembangan Pendidikan Poltekkes

Kemenkes .................................................................................. 35

Page 11: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

xi | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

6.2 Sumber Daya Pengembangan Pendidikan Poltekkes ........................ 36

6.2.1. Sumber Daya Manusia .............................................................. 36

6.2.2. Sarana Prasarana ..................................................................... 36

6.2.3. Tata Kelola ................................................................................ 37

6.3 Kerjasama Lintas Sektor Nasional, Rigional dan Internasional .......... 37

6.3.1. Tujuan ........................................................................................ 37

6.3.2. Prinsip-prinsip Kerjasama .......................................................... 37

6.3.3. Pengembangan Kerjasama Poltekkes Kemenkes ..................... 37

6.4 Penyerasian Kebijakan Pengembangan Pendidikan Poltekkes .......... 38

BAB VII Road Map Pengembangan Pendidikan Poltekkes

7.1 Pemerataan Distribusi Lulusan Pendidikan Poltekkes ........................ 39

7.2 Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Pendidikan Poltekkes ..................... 39

7.3 Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Poltekkes ........................ 40

7.4 Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Poltekkes ............... 40

7.5 Tahapan Strategis Pengembangan Pendidikan Poltekkes Sesuai

Klasifikasi ............................................................................................ 42

7.5.1. Pemerataan Distribusi Lulusan .................................................. 42

7.5.2. Pengembangan Kelembagaan Vokasi dan Profesi Dalam

Poltekkes ................................................................................... 45

7.5.3. Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan ....................... 48

7.5.4. Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Berdasarkan KKNI .................. 51

LAMPIRAN 1 ................................................................................................... 54

LAMPIRAN 2 ................................................................................................... 56

LAMPIRAN 3 ................................................................................................... 57

LAMPIRAN 4 ................................................................................................... 59

LAMPIRAN 5 ................................................................................................... 60

LAMPIRAN 6 ................................................................................................... 62

LAMPIRAN 7 ................................................................................................... 63

LAMPIRAN 8 ................................................................................................... 64

LAMPIRAN 9 ................................................................................................... 66

LAMPIRAN 10 ................................................................................................. 68

Page 12: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

xii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

LAMPIRAN 11 ................................................................................................. 70

LAMPIRAN 12 ................................................................................................. 72

LAMPIRAN 13 ................................................................................................. 73

LAMPIRAN 14 ................................................................................................. 74

LAMPIRAN 15 ................................................................................................. 75

LAMPIRAN 16 ................................................................................................. 76

LAMPIRAN 17 ................................................................................................. 77

LAMPIRAN 18 ................................................................................................. 78

LAMPIRAN 19 ................................................................................................. 79

BAB VIII Penutup

Page 13: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

xiii | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bagan Analisis

19

Tabel 2 Klasifikasi Poltekkes Kemenkes 22

Table 3 Jumlah Dosen Poltekkes Kemenkes 25

Tabel 4 Pemerataan Distribusi Lulusan 42

Tabel 5

Pengembangan Kelembagaan Vokasi dan Profesi

Dalam Poltekkes

45

Tabel 6

Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

48

Tabel 7

Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Berdasarkan

Kebutuhan

51

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

Skema Penyusunan Grand Design Poltekkes

Kemenkes

Grand Design Pendidikan Poltekkes Kemenkes

13

41

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1

Grafik 2

Grafik 3

Grafik 4

Usia Harapan Hidup Indonesia Tahun 2008-2015 dan

Proyeksi Tahun 2030-2035

Jumlah Pendaftar Poltekkes Kemenkes

Program Studi Poltekkes Kemenkes

Kondisi Ketenaga Kerjaan di Pelayanan Kesehatan

20

27

30

31

Page 14: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

xiv | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya,

buku Grand Design Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan 2019-2025 dapat

diterbitkan. Buku Grand Design ini merupakan semangat reformasi birokrasi

penyelenggaraan pendidikan di Poltekkes Kemenkes yang akan menjadi road-map

kebijakan agar dapat setara dan unggul dengan perguruan tinggi sejenis yang lebih maju

serta memberi arah pengembangan pendidikan kesehatan Poltekkes Kementerian

Kesehatan dalam bentuk perumusan tujuan strategis (strategic goals) yang memiliki

keunggulan dengan mengintegrasikan IPTEKS melalui teknologi tepat guna bidang

kesehatan.

Pengembangan Poltekkes Kemenkes kedepan memiliki tantangan dan peluang

sangat menarik dan cukup berat, terutama dalam peningkatan kualitas serta relevansi

dengan kebutuhan program dan pelayanan kesehatan. Salah satu yang menjadi prioritas

perhatian dalam pengembangan Poltekkes Kemenkes berdasarkan Peraturan Menteri

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi nomor 50 tahun 2018 tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi memiliki sejumlah indikator yang harus dipenuhi yaitu minimal 24

standar : 8 standar pembelajaran, 8 standar penelitian dan 8 standar pengabdian kepada

masyarakat.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, disampaikan kepada

narasumber dan tim penyusun pedoman ini. Tentu saja petunjuk teknis ini masih

memerlukan penyempurnaan di masa yang akan datang. Oleh karenanya saran-saran

yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga buku Grand Design ini ini dapat

bermanfaat dan berguna bagi pengembangan Poltekkes Kemenkes.

Jakarta, 15 April 2019

Page 15: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

1 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

LAMPIRAN

KEPUTUSANA KEPALA BADAN

PENGEMBANGAN

DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA

MANUSIA KESEHATAN

NOMOR : HK.02.02/1/ /2018

TENTANG

GRAND DESIGN POLITEKNIK

KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN 2019-2025

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Poltekkes Kemenkes merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan PPSDM

Kesehatan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi bidang kesehatan,

hal ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 38 tahun 2018

tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan di lingkungan Badan

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Kementrian Kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan tinggi telah mengalami

dinamika perubahan dan pengembangan berdasarkan Undang-undang (UU)

No.12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi. Semua penyelenggaraan pendidikan

tinggi termasuk poltekkes Kemenkes harus mengacu pada peraturan tersebut.

Pada tahun 2018 Perguruan Tinggi di Indonesia berjumlah 4.586 institusi

termasuk diantaranya adalah 38 Poltekkes Kemenkes. Jumlah program studi

bidang kesehatan di Indonesia adalah 3.331 (12,4%) dari 26.833 program studi,

sedangkan Poltekkes Kemenkes memiliki 480 (14,4%) program studi bidang

kesehatan yang terdiri dari Program Studi Diploma III meliputi:

1. Keperawatan

2. Kebidanan

3. Kesehatan Gigi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Fisioterapi

6. Teknologi Laboratorium Medis

7. Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

8. Teknik Gigi

Page 16: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

2 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

9. Analisa Kesehatan

10. Analisis Farmasi dan Makanan

11. Ortotik Prostetik

12. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

13. Okupasi Terapi

14. Akupuntur

15. Gizi

16. Terapi Wicara

17. Jamu

18. Asuransi Kesehatan

19. Teknik Elektromedik, dan

20. Teknologi Bank Darah.

Program Studi Sarjana Terapan meliputi :

1. Keperawatan

2. Kebidanan

3. Sanitasi Lingkungan

4. Terapi Gigi

5. Teknologi Laboratorium Medis

6. Teknologi Radiologi Pencitraan

7. Ortotik Prostetik

8. Okupasi Terapi

9. Fisioterapi

10. Farmasi

11. Analisa Kesehatan

12. Manajemen Informasi Kesehatan

13. Keperawatan Anaestesiologi

14. Akupuntur dan Pengobatan Herbal

15. Promosi Kesehatan

16. Gizi

17. Terapi Wicara dan Bahasa, dan

18. Teknologi Rekayasa Elektromedik.

19. Keperawatan Jiwa

Program Studi Profesi terdiri dari :

1. Fisioterapi

2. Bidan

3. Ners dan

4. Dietisien.

Program Studi Magister Terapan Kesehatan meliputi :

1. Imaging Diagnostik

2. Terapis Gigi da Mulut

3. Keperawatan, dan

4. Kebidanan.

Page 17: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

3 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Pengembangan Poltekkes Kemenkes bertujuan :

1. meningkatkan pemerataan dan perluasan akses bagi semua warga negara

melalui program-program pendidikan tinggi bidang kesehatan pada jenjang

diploma, sarjana terapan, profesi, magister terapan dan doktor terapan;

2. meningkatkan mutu relevansi dan daya saing Poltekkes Kemenkes dalam

rangka menjawab kebutuhan program dan pelayanan kesehatan, pasar kerja

serta pengembangan IPTEKS untuk memberikan sumbangan secara optimal

bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa;

3. meningkatkan kinerja Poltekkes Kemenkes dengan jalan meningkatkan

produktivitas, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan layanan

pendidikan tinggi.

Pengembangan Poltekkes Kemenkes kedepan memiliki tantangan dan

peluang yang baik dan cukup berat, terutama dalam peningkatan kualitas serta

relevansi dengan kebutuhan program dan pelayanan kesehatan serta kebutuhan

lulusan yang terampil dan handal di dunia kerja.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

507/E/0/2013 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi Poltekkes mempunyai

ketentuan yang harus mengikuti standarisai di Kemenristekdikti sesuai dengan

Permenristekdikti nomor 50 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi (SNPT). Peningkatan mutu pendidikan Poltekkes Kemenkes akan

berpedoman pada standarisasi pencapain mutu berdasarkan SNPT harus

memiliki minimal 24 standar : yaitu 8 standar pembelajaran, 8 standar penelitian

dan 8 standar pengabdian kepada masyarakat. Semangat reformasi birokrasi

penyelenggaraan pendidikan di Poltekkes Kemenkes harus menjadi road-map

kebijakan agar dapat setara dan unggul dengan perguruan tinggi sejenis yang

lebih maju.

1.2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Memberi arah pengembangan pendidikan Tinggi Poltekkes Kementerian

Kesehatan dalam bentuk perumusan tujuan strategis (strategic goals) yang

memiliki keunggulan dengan mengintegrasikan IPTEKS melalui teknologi tepat

guna bidang kesehatan.

2. Tujuan

Menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan kesehatan Poltekkes

Kemenkes, meliputi :

a. Kebutuhan pengembangan pendidikan Poltekkes Kemenkes yang sesuai

dengan SNPT

b. Penyediaan tenaga kesehatan yang meliputi jumlah, jenis, jenjang, kualitas

dan pemerataan tenaga kesehatan berdasarkan kesesuaian Standar

Page 18: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

4 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan kebutuhan Fasilitas

Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) serta dunia kerja

c. Penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes

d. Pengembangan Kelembagaan pendidikan tinggi Poltekkes sebagai pusat

pendidikan tinggi vokasi yang mengembangkan inovasi dan IPTEKS bidang

kesehatan.

1.3. Ruang Lingkup dan Batasan

1. Ruang Lingkup

Grand Design Pengembangan Pendidikan Tinggi Poltekkes Kemenkes

disusun oleh Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dengan melibatkan

stakeholder dari Kemenristekdikti, Sekretariat dan Pusat di lingkungan Badan

PPSDM Kesehatan, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Poltekkes Kemenkes,

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes),

Organisasi Profesi dan Asosiasi Intitusi Pendidikan Tinggi bidang kesehatan

serta masyarakat. Grand Design Pendidikan Tinggi Poltekkes Kemenkes tahun

2019 – 2025 merupakan pedoman kebijakan dalam merencanakan upaya

pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat melalui penyediaan SDM kesehatan yang terampil dan handal

sesuai kebutuhan Fasyankes dan dunia kerja serta menyusun peta

pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes yang Unggul dan

berdaya saing internasional. Upaya tercapainya perencanaan pengembangan

pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes sebagai pusat unggulan pendidikan

tinggi vokasi yang diakui integrasi inovasi dan IPTEKS dibidang kesehatan

pada Nasional dan Internasional, meliputi :

1) Peningkatan dan pemerataan SDM Poltekkes Kemenkes yang terampil

dan handal untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan profesional

sesuai SKKNI dan kebutuhan Fasyankes serta dunia kerja.

2) Peningkatan dan pemerataan sarana prasarana yang menunjang untuk

menghasilkan lulusan yang terampil dan handal serta pengembangan

riset yang mendukung inovasi dan IPTEKS yang tepat guna serta

bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kerja.

3) Pengembangan organisasi Poltekkes Kemenkes melalui penguatan

kelembagaan dan penjaminan mutu berdasarkan standar SNPT.

2. Batasan

Berdasarkan ruang lingkup dari grand design, maka dapat dijelaskan

batasan-batasan sebagai berikut:

a. Grand Design adalah panduan strategis untuk menentukan dasar, arah dan

kebijakan yang akan dilakukan setiap Poltekkes Kemenkes untuk mencapai

tujuan serta mengimplementasikan program dan kegiatan sesuai kondisi

dan potensi yang ada berdasarkan kearifan lokal.

Page 19: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

5 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

b. Kementerian Kesehatan, adalah kementerian dalam pemerintah Indonesia

yang membidangi urusan kesehatan, berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Presiden.

c. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPPSDMK adalah unsur pendukung

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan,

mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan

sumber daya manusia dibidang kesehatan.

d. Politeknik Kesehatan yang selanjutnya disebut Poltekkes adalah

Pendidikan Tinggi vokasi di lingkungan Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan bertanggung jawab

menyiapkan lulusan yang terampil dan handal sesuai SKKNI dan kebutuhan

Fasyankes dan dunia kerja.

e. Klasifikasi Poltekkes adalah pengelompokkan UPT (Poltekkes) dengan

tugas dan fungsi sejenis yang dinilai berdasarkan volume dan beban kerja.

serta perbedaan pencapaian tingkatan organisasi.

f. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat.

g. Tenaga Kependidikan adalah tenaga yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,

dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan

pendidikan.

h. Peningkatan SDM Poltekkes Kemenkes adalah upaya peningkatan tenaga

pendidik dan kependidikan secara administrasi dan teknis akademik

berdasarkan ketentuan penjaminan mutu dalam Tridharma Perguruan

Tinggi.

i. Pemerataan SDM Poltekkes Kemenkes merupakan pendayagunaan

pemerataan tenaga pendidik yang memiliki keterampilan dan sertifikasi

kompetensi vokasi sesuai kebutuhan dan pemanfaatan.

j. Sarana dan prasarana pendidikan adalah sarana dan prasarana yang

mendukung pencapaian tujuan pendidikan serta sesuai dengan ketentuan

standar mutu penyelenggaraan pendidikan vokasi dan profesi vokasi.

k. Peningkatan sarana prasarana pendidikan merupakan upaya pemenuhan

sarana dan prasarana secara optimal sebagai penunjang kegiatan

akademik dan non akademik untuk menghasilkan lulusan yang unggul.

l. Pemerataan sarana prasarana pendidikan merupakan upaya pemenuhan

standar sarana dan prasarana sesuai ketentuan standar mutu dan

ketentuan untuk menghasilkan lulusan unggul sesuai dengan capaian

pembelajaran lulusan berdasarkan SKKNI dan kebutuhan Fasyankes dan

dunia kerja.

Page 20: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

6 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

m. Pengembangan organisasi Poltekkes Kemenkes merupakan

pendayagunaan organisasi dan tata kerja untuk pemanfaatan potensi SDM

dalam mencapai tujuan pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes

Kemenkes.

n. Sistem Penjaminan Mutu adalah kegiatan sistemik untuk meningkatkan

mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.

1.4. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan

9. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Dosen

10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan

11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan

12. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi

13. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi 2010-2025

14. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia

15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi Pendidikan

Kejuruan dan Vokasi.

16. Keputusan Presiden nomor 15 tahun 2015 Tentang pembentukan Komite

Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional.

17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 03 tahun 2010 Tentang jabatan fungsional pranata

laboratorium pendidikan dan angka kreditnya

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 109 Tahun 2013

Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Pendidikan Tinggi

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 tahun 2013 Tentang

Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan

Tinggi

20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 139 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Statuta dan Organisasi Perguruan Tinggi

Page 21: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

7 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2014

Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2014

Tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi

23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan

Perizinan Rumah Sakit

24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2014

Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2014

Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Negeri

26. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 50 Tahun

2018 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi

27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Tugas Belajar Sumber Daya Manusia Kesehatan

28. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan

Tata Kerja Kementerian Kesehatan

29. Permenpan no. 11 tahun 2015 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi 2015-

2019

30. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 2 Tahun

2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Menristekdikti nomor 26 tahun 2015

tentang Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi.

31. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Kesehatan no. 78 tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Data Dekonsentrasi Kementerian Kesehatan tahun 2017

32. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Klasifikasi

Politeknik Kesehatan Di Lingkungan Badan Pengembangan Dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan

33. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 33/2018

tentang Penamaan program studi pada Perguruan Tinggi.

34. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 54/2018

tentang Penyelenggaraan Program Diploma dalam Sistem Terbuka pada

Perguruan Tinggi.

35. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Organisasi Dan

Tata Kerja Politeknik Kesehatan Di Lingkungan Badan Pengembangan Dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan

36. Permenristekdikti NO. 59 tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat, Kompetensi,

Sertifikat Profesi, gelar dan tata cara penulisan gelar di perguruan tinggi.

37. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232 tahun 2000, tentang

Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil

Belajar Mahasiswa;

Page 22: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

8 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

38. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 335/E/O/2012 tentang

Alih Bina Penyelenggaraan Prodi yang diselenggarakan oleh Poltekkes dari

Kementerian Kesehatan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

39. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/I.2/08810/2013 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 Tentang Petunjuk Teknis Organisasi Dan

Tata Laksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan.

40. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor

257/M/KPT/2017 tentang nama program studi pada Perguruan Tinggi.

41. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 163/DIKTI/Kep/2007

Tanggal 29 November 2007 Tentang Penataan dan Kodifikasi Program Studi

Pada Perguruan Tinggi

42. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.03/I/IV.1/07264/2014 tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja

Dosen Poltekkes Kemenkes

43. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1643/E/T/2011

Tanggal 18 Oktober 2011 perihal Program-Program Studi Bidang Kesehatan

44. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1061/E/T/2012

Tanggal 9 Agustus 2012 perihal Penghentian sementara (moratorium)

pendirian dan perubahan bentuk perguruan tinggi, serta pembukaan program

studi baru.

45. Surat Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI Kemenristekdikti

Nomor 3089/C.C4/KL/2018 tanggal 1 Agustus 2018 tentang Rekomendasi usul

pembukaan program studi bidang kesehatan pada Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan

Page 23: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

9 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

BAB II

PERKEMBANGAN DAN MASALAH

2.1. Perkembangan dan Masalah Pengembangan Tenaga Kesehatan

1. Perkembangan Tenaga Kesehatan

Upaya peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan selain

ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan tenaga kesehatan yang

merata pada fasilitas pelayanan kesehatan juga sangat penting. Penyediaan

tenaga kesehatan yang terampil dan handal menjadi tujuan pendidikan tinggi

Poltekkes Kemenkes untuk menyiapkan lulusan yang terampil dan

professional, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun

2014 tentang Standar Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas. Ada

beberapa faktor bahwa Implementasi penyediaan dan kebutuhan lulusan

Pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes belum terlaksana secara optimal,

diantaranya adalah mismatch antara keterampilan dan kompetensi yang

dibutuhkan seusai standar dan kebutuhan lokal spesifik, otorisasi dalam

koordinasi serta keterbatasan kewenangan Kementerian Kesehatan pada unit

layanan Puskesmas dan Rumah Sakit dengan otorisasi di pemerintah daerah.

1. Jenis Tenaga Kesehatan

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga

kesehatan, bahwa tenaga kesehatan yang ada di Indonesia terdiri dari 13

jenis yaitu medis, psikologi klinis, keperawatan, kebidanan, kefarmasian,

kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, gizi, keterapian fisik,

keteknisian medis, teknik biomedika, kesehatan tradisional dan tenaga

kesehatan lainnya.

2. Jumlah tenaga kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan masih belum mencukupi, baik dari segi jenis,

jenjang, kualitas dan distribusi tenaga kesehatan serta belum diketahui

secara tepat antara kesesuaian dan kebutuhan tenaga dalam kompetensi

dengan keterampilan yang sesuai dengan SKKNI.

3. Jenjang

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka

Kulaifikasi Nasional Indonesia (KKNI), pendidikan di Poltekkes Kemenkes

selain menyelenggarakan pendidikan pada level V (Diploma Tiga), level VI

(Diploma Empat/Sarjana Terapan), juga dapat dikembangkan

menyelenggarakan Pendidikan Profesi Vokasi (level VII) serta Magister

Terapan (level VIII) dan Doktor Terapan (level IX).

4. Pemerataan

Disparitas pemerataan tenaga kesehatan cukup besar, diperlukan

Page 24: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

10 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

keterlibatan semua satker, tidak hanya pada Kementerian Kesehatan

sehingga setiap pimpinan antar satker mempunyai tanggung jawab

dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan.Poltekkes Kemenkes

berperan aktif membangun integrasi dan koordinasi lintas satker untuk

memenuhi kesenjangan kebutuhan dan pemerataan tenaga kesehatan

yang terampil dan handal sesuai dengan spesifikasi wilayah/daerah.

5. Kualitas Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kualitas kompetensi lulusan pendidikan tinggi Poltekkes Kemenkes masih

belum merata dan standar. Hal tersebut selain disebabkan belum merata

dan standarnya tenaga pendidik, sarana prasarana dan kurikulum yang

sesuai dengan kebutuhan Fasyankes serta dunia kerja. Dilain hal

diperlukan evaluasi pengembangan dan kebutuhan untuk pembukaan prodi

baru yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan Fasyankes dan

dunia kerja berdasarkan SKKNI dan kebutuhan lokal spesifik.

2. Masalah Pengembangan Pendidikan Tinggi Kesehatan

Berdasarkan Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi terdapat tiga jenis pendidikan tinggi yaitu: vokasi, akademik dan profesi.

Pendidikan Tinggi Poltekkes Kemenkes mempunyai legalitas untuk

menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi dan profesi vokasi di bidang

kesehatan, mulai dari jenjang Diploma III, Sarjana Terapan, Profesi vokasi,

Magister Terapan serta Doktor Terapan. Belum optimalnya sinkronisasi antara

pengembangan jenis pendidikan dan jenjang pendidikan tinggi vokasi dengan

pendayagunaan lulusan tenaga kesehatan. Diperlukan peta kebutuhan lulusan

pendidikan tinggi vokasi poltekkes kemenkes secara menyeluruh lintas satker

berdasarkan perkembangan Fasyankes dan kebutuhan tenaga kesehatan di

dunia kerja. Pada lima hingga sepuluh tahun mendatang pendidikan tinggi

Poltekkes harus dapat menyesuaikan perubahan dan perkembangan Jurusan

dan Prodi yang sesuai dengan perkembangan Fasyankes serta dunia kerja.

Dinamika perubahan dan perkembangan capaian pembelajaran lulusan

(CPL) berdasarkan distingsi (penciri khas) dan afirmasi (kebijakan lokal

spesifik) serta ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas,

sarana prasarana yang baik dan kurikulum yang mencerminkan integrasi

keterampilan yang inovatif serta IPTEKS yang berbasis pada kearifan lokal

akan menghasilkan lulusan yang terampil dan handal serta dibutuhkan

Fasyankes dan dunia kerja termasuk pada prioritas di Daerah Terpencil

Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Perubahan klasifikasi pendidikan tinggi

Poltekkes Kemenkes setiap dua atau tiga tahun menunjukkan peningkatan

pembinaan kualitas pada tiap Poltekkes, Hal ini akan menjadi modal utama

bagi pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes untuk lebih mengoptimalkan

jati dirinya sebagai pendidikan tinggi vokasi kesehatan yang menghasilkan

lulusan yang terampil dan handal diakui nasional serta global.

Page 25: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

11 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Diperlukan pengembangan dan pelaksanaan pola pengembangan karir

tenaga pendidik melalui pembinaan dan peningkatan aktifitas riset berbasis

inovasi vokasi serta publikasi, Pengembangan pendidikan tinggi Poltekkes

sesuai KKNI dan berdasarkan tingkat Klasifikasi tiap Poltekkes akan

memberikan panduan bagi pencapaian pendidikan tinggi Poltekkes yang

unggul dan menjadi pusat rujukan inovasi vokasi teknologi tepat guna pada

Nasional dan Internasional.

Rekruitmen dan kapasitas calon peserta didik masih memerlukan

sinkronisasi antara kebutuhan tiap stakeholder yang meliputi satker

kementerian, dunia kerja, wahana pelayanan kesehatan, pemerintah daerah

dan masyarakat dengan lulusan pendidikan tinggi Poltekkes. Sehingga dapat

diketahui kesesuaian kompetensi lulusan yang terampil dan handal

berdasarkan SKKNI dan kebutuhan Fasyankes serta dunia kerja.

2.2. Perkembangan dan Masalah Pengembangan Pendidikan Tinggi Poltekkes

a. Kebijakan dan Regulasi

Perkembangan penyelenggaraan pendidikan tinggi Poltekkes merupakan

salah satu implementasi reformasi organisasi (Peraturan Presiden Nomor

81 Tahun 2010) sehingga kualitas tata kelola penyelenggaraan pendidikan

tiggi Poltekkes dapat ditingkatkan sesuai SNPT untuk menghasilkan

lulusan berkompeten yang sesuai dengan SKKNI dan kebutuhan dunia

kerja serta Fasyankes. Isu kebijakan dan regulasi perlu dipahami dalam

upaya meningkatkan pemahaman stakeholder terkait tentang kebijakan

terkini dalam pengembangan pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia.

Regulasi untuk mendukung upaya pengembangan tenaga kesehatan

masih terbatas. Beberapa isu kebijakan dan regulasi untuk mendukung

pengembangan pendidikan tenaga kesehatan serta pemanfaatan capaian

pembelajaran lulusan (CPL) vokasi yang kompeten pada dunia kerja dan

wahana pelayanan kesehatan diperlukan:

1) Regulasi kemitraan antar satker kementerian dan institusi pendidikan

vokasi di dalam dan di luar negeri serta pemanfaatan magang di dunia

kerja wahana pelayanan kesehatan

2) Akselerasi proses regulasi untuk pengembangan kelembagaan vokasi

serta ketentuan penyelenggaraaan pendidikan lanjutan pada profesi

vokasi , magister terapan, dan doktor terapan

3) Mekanisme proses pusat unggulan institusi yang mencerminkan local

specific dalam pengaturan administrasi serta teknis kegiatan

b. Isu Alih Bina

Pendidikan Poltekkes Kemenkes harus memiliki penguatan akademik

sesuai SNPT pada vokasi (ketrampilan) di setiap level KKNI sehingga

memiliki standar mutu yang setara dalam penilaian pendidikan akademik

Kemenristekdikti untuk alih bina yang terintegrasi pada sains dan

ketrampilan

Page 26: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

12 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

c. Masalah Pendidikan Poltekkes Kemenkes

1) Disparitas klasifikasi Poltekkes Kemenkes berdasarkan mutu

penyelenggaraan dan tata kelola dalam pengembangan pendidikan,

perlu dilakukan target pencapaian dan peningkatan klasifikasi (level)

hingga terwujudnya pusat-pusat unggulan institusi berbasis pada

ketrampilan dan pengembangan usaha.

2) Rasio jumlah tenaga pendidik > 20% masih TP (Tenaga Pengajar)

sebagian besar tenaga pendidik berasal dari pendidikan akademik

sehingga perlu dilakukan sertifikasi kompetensi pendidik

3) Efektifitas pemanfaatan anggaran belum dioptimalkan pada

pencapaian tujuan melalui peran aktif tenaga pendidik dalam kegiatan

ilmiah dan publikasi secara Naisonal/Internasional

4) Daya dukung sarana prasarana harus lebih spesifik pada

pengembangan ketrampilan lulusan vokasi, peran kemitraan dengan

Kementerian Lembaga dan dunia kerja sebagai tempat magang

merupakan upaya optimalisasi capaian pembelajaran lulusan (CPL)

sesuai kebutuhan dunia kerja dan wahana pelayanan kesehatan.

5) Pembinaan alumni terutama pada pasca kebijakan alih bina tahun

2012 perlu dipetakan untuk diketahui peta kebutuhan kompetensi di

dunia kerja melalui evaluasi kurikulum dan peningkatan kemitraan

dengan industri Fasyankes.

2.3. Isu Strategis Pengembangan Tenaga Kesehatan

Isi-isu strategis terkait pendidikan tenaga kesehatan secara umum dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Sinkronisasi kebutuhan tenaga kesehatan yang di padukan Kementerian

Kesehatan dengan Satker Kementerian lain pada kesesuaian capaian

pembelajaran lulusan (CPL) yang terintegrasi pada tujuan peningkatan

pelayanan kesehatan secara merata di DTPK maupun regional dan global

2. Belum memiliki sepenuhnya standar kompetensi kerja (SKKNI) pada setiap

lulusan sehingga menimbulkan ketidak sesuaian kebutuhan dan kompetensi

antara Poltekkes Kemenkes dan dunia kerja

3. Penyusunan rencana kebutuhan tenaga kesehatan harus terintegrasi dengan

sistem informasi ketenagaan nasional dan ditindaklanjuti melalui ketentuan

dan aturan kebutuhan tenaga kesehatan yang dapat diterima di setiap provinsi

/ kabupaten secara administrasi dan teknis

4. Pengembangan pendidikan Poltekkes Kemenkes belum menunjukkan

sebagai pendidikan vokasi, karena proporsi kurikulum lebih dari 55% masih

sains dan teori. Dalam 2 (dua) hingga 3 (tiga) tahun harus dioptimalkan bahwa

Poltekkes Kemenkes sebagai institusi pendidikan yang mempunyai kecirian

sebagai pendidikan yang unggul dalam ketrampilan di bidang kesehatan dan

mempunyai atmosfer akademic sesuai local specific.

Page 27: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

13 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

5. Tenaga pendidik yang sebagian besar merupakan lulusan pendidikan

akademik, diperlukan program untuk pelatihan ketrampilan dan sertifikasi

vokasi bagi dosen

6. Sarana dan prasarana laboratorium yang tertinggal 2 (dua) level dari keadaan

di dunia kerja. Selain harus ada penyediaan alat dan bahan yang sesuai

standar juga diupayakan inisiasi kemitraan dengan Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan (BTKL), Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes), Balai Besar

Pelatihan Kesehatan (BBPK), dan institusi pendidikan serta dunia kerja dalam

praktek magang.

Bagan 2.3 Skema Penyusunan Grand Design Poltekkes Kemenkes

Page 28: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

14 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

BAB III

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGI

3.1. Visi

Terwujudnya Pendidikan Tinggi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

yang menjadi Center of Excellence pendidikan vokasi dan profesi di Indonesia dan

Asia pada tahun 2025.

3.2. Misi

1. Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat sesuai dengan perkembangan IPTEKS yang memberikan daya

dukung Center of Excellence pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes

Kemenkes.

2. Melakukan pengembangan dan peningkatan SDM yang kompeten, terampil

dan unggul pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.

3. Meningkatkan tata kelola pendidikan tinggi kesehatan yang profesional,

akuntabel, transparan, kredibel, dan adil pada pendidikan vokasi dan profesi di

Poltekkes Kemenkes.

4. Meningkatkan sarana prasarana yang terstandar untuk menunjang pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan

IPTEKS yang memberikan daya dukung Center of Excellence pada pendidikan

vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.

5. Meningkatkan kerjasama untuk menunjang pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat melalui legalitas kompetensi yang diakui dan

dikenal di Indonesia dan Asia.

3.3. Tujuan

Dalam rangka mencapai visi dan misi Poltekkes Kemenkes, maka visi dan misi

tersebut dirumuskan dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional melalui

perumusan tujuan strategis (strategic goals) sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat sesuai dengan perkembangan IPTEKS yang memberikan daya

dukung Center of Excellence pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes

Kemenkes.

2. Meningkatnya SDM yang kompeten, terampil dan unggul pada pendidikan

vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.

3. Meningkatnya tata kelola pendidikan tinggi kesehatan yang profesional,

akuntabel, transparan, kredibel, dan adil pada pendidikan vokasi dan profesi di

Poltekkes Kemenkes.

Page 29: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

15 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

4. Meningkatnya sarana prasarana yang terstandar untuk menunjang pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan

IPTEKS pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.

5. Meningkatnya kerjasama untuk menunjang pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat melalui legalitas kompetensi yang diakui dan

dikenal di Indonesia dan Asia.

3.4. Sasaran Strategis

Untuk mencapai tujuan tersebut maka disusun sasaran strategis yang dapat

terukur dalam pencapaiannya antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat sesuai dengan perkembangan IPTEKS yang memberikan daya

dukung Center of Excellence pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes

Kemenkes.

a. Dihasilkannya lulusan yang memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan

stakeholder, terampil, dan kompeten di dunia kerja

b. Terlaksananya pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dengan

berbasis riset vokasi sesuai perkembangan IPTEKS serta mendorong

berkembang Center of Excellence

c. Dihasilkannya Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) / paten melalui

kegiatan tri dharma perguruan tinggi terutama pada penelitian yang

berbasis pada riset vokasi

d. Peningkatan publikasi hasil penelitian pada jurnal terakreditasi atau

bereputasi yang bermanfaat bagi masyarakat

e. Adanya dukungan dana yang digunakan untuk mendukung penelitian yang

berkelanjutan

f. Adanya Center of Excellence yang mencerminkan kebutuhan lokal spesifik

g. Meningkatnya pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian dan

teknologi tepat guna

h. Meningkatnya jumlah masyarakat yang memanfaatkan produk Center of

Excellence dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

2. Meningkatnya SDM yang kompeten, terampil dan unggul pada pendidikan

vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes

a. Tersedianya SDM Pendidik dan kependidikan yang berkualitas

b. Tersedianya tenaga pendidik yang memiliki sertifikasi pendidikan vokasi

3. Meningkatnya tata kelola pendidikan tinggi kesehatan yang profesional,

akuntabel, transparan, kredibel, dan adil pada pendidikan vokasi dan profesi di

Poltekkes Kemenkes.

a. Terwujudnya quality assurance pada institusi pendidikan tinggi kesehatan

yang terakreditasi unggul pada skala nasional dan internasional

b. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang akuntabel, transparan, kredibel,

dan adil

Page 30: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

16 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

4. Meningkatnya sarana prasarana yang terstandar untuk menunjang pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan

IPTEKS pada pendidikan vokasi dan profesi di Poltekkes Kemenkes.

a. Tersedianya sarana dan prasana yang terstandar dan terakreditasi nasional

dan internasional

b. Terwujudnya cyber campus dan sistem informasi yang berbasis IT

5. Meningkatnya kerjasama pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat melalui legalitas kompetensi yang diakui dan dikenal di Indonesia

dan Asia

a. Meningkatnya kerjasama yang mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi

baik di tingkat Nasional dan Asia

b. Meningkatnya kemitraan dan unit bisnis yang mendukung operasional

Poltekkes

c. Adanya joint riset dengan institusi di dalam dan di luar negeri

d. Meningkatnya kerjasama lintas sektoral dalam pemberdayaan masyarakat

dan industri serta instansi terkait.

3.5. Strategi (Analisis SWOT)

1. Kekuatan (Strength)

a. Tata Kelola

1) Poltekkes Kemenkes berjumlah 38 Poltekkes tersebar pada 34 provinsi

Indonesia

2) Setiap Poltekkes memiliki keunggulan (lokal spesifik) pada daerah

masing-masing

3) Semua institusi/program studi Poltekkes Kemenkes sudah terakreditasi

BAN-PT dan LAM-PTKes

4) Lulusan Poltekkes menduduki posisi strategis di lembaga pemerintahan

dan organisasi profesi

b. Sumber Daya Manusia

1) Rasio dosen dan mahasiswa Poltekkes Kemenkes sudah sesuai

dengan standar LAM-PTKes.

2) Kualifikasi dosen sudah sesuai dengan standar SNPT.

3) Kualifikasi jabatan akademik dosen sampai level guru besar.

c. Keuangan

1) Dana dari APBN

2) Dana masyarakat

3) Dana hibah

4) Potensi unit usaha/bisnis Poltekkes

d. Sarana prasarana

1) Status kepemilikan adalah Perguruan Tinggi Kementerian Lembaga

(PTKL).

2) Ketersediaan aset bangunan fisik gedung, sarana dan prasarana.

Page 31: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

17 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

2. Kelemahan (Weakness)

a. Tata Kelola

1) Kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan lulusan lintas instansi

pemerintah belum optimal.

2) Tidak semua lulusan Poltekkes Kemenkes diserap Kemenkes dan

lembaga pemerintah lainnya

b. Sumber Daya Manusia

1) Masih ada dosen dan tenaga kependidikan belum berstatus pegawai

tetap

2) Jumlah dosen yang berkualifikasi akademik Lektor Kepala dan guru

besar masih terbatas

3) Dosen merangkap sebagai tenaga kependidikan

4) Masih terbatas apresiasi dalam bentuk kegiatan akademik pada kinerja

dosen

5) Program akselerasi peningkatan jenjang pendidikan bagi Dosen dan

tenaga kependidikan masih sangat terbatas.

c. Keuangan

1) Masih terbatasnya dana penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

dalam rangka menunjang tri dharma perguruan tinggi.

2) Belum optimalnya pemanfaatan Renstra dalam penyusunan anggaran

berbasis kinerja.

d. Sarana dan prasarana

1) Kepemilikan aset tetap (lahan/gedung) masih banyak terkait dengan

otonomi daerah atau pihak lain

2) Laboratorium belum terstandar sesuai dengan SNPT.

3) Peralatan di laboratorium belum menyesuaikan dengan level sarana

prasarana yang berada di dunia kerja. Masih 2 level lebih rendah.

3. Peluang (Opportunity)

1. Tata Kelola

1) Adanya kebutuhan lulusan untuk bekerja di regional dan global.

2) Adanya kebijakan pengembangan jenjang pendidikan dari vokasi profesi

sampai Doktor Terapan

3) Adanya kesempatan mendapatkan pekerjaan di sektor lain

4) Jenis pendidikan sesuai dengan kebutuhan wahana pelayanan

kesehatan dan dunia kerja.

5) Adanya kesempatan bagi lulusan untuk praktik mandiri.

6) Adanya peluang untuk membuka program studi langka (langka peminat

dan penyelenggara)

7) Adanya integrasi fungsional Poltekkes Kemenkes dan RS di lingkungan

Kemenkes.

2. Sumber Daya Manusia

1) Peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa melalui kerjasama

dalam dan luar negeri.

Page 32: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

18 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

2) Beasiswa fellowship Program baik dari pemerintah maupun Non

Government Organization (NGO) luar negeri

3) Adanya kesempatan lulusan Poltekkes untuk bekerja di dunia kerja

sesuai kebutuhan yang berstandar nasional dan global.

3. Keuangan

1) Adanya potensi untuk pengembangan tata kelola keuangan dalam

bentuk BLU

2) Adanya subsidi anggaran dari APBN serta hibah pemerintah dan swasta

untuk pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi

4. Sarana dan prasarana

1) Adanya kesempatan kerjasama dan pemanfaatan sarana prasarana

dengan instansi pemerintah

2) Adanya dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan

Poltekkes Kemenkes

4. Ancaman (Threat)

a. Tata Kelola

1) Banyaknya perguruan tinggi negeri di luar Kemenkes dan swasta

dengan pendidikan yang sejenis.

2) Daya minat pada Prodi tertentu cenderung menurun

b. Sumber Daya Manusia

1) Adanya potensi dosen persaingan dosen/tenaga kesehatan untuk

berkompetitif di Poltekkes

2) Kebutuhan masa depan pada dunia kerja pada produk lulusan yang

mempunyai kompetensi dan sesuai kebutuhan dunia kerja serta wahana

pelayanan kesehatan

c. Keuangan

Adanya potensi pengurangan subsidi dalam APBN pada pendidikan

Poltekkes

d. Sarana dan prasarana

Banyaknya perguruan tinggi lain yang sudah memiliki sarana dan

prasarana yang telah terstandarisasi.

Page 33: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

19 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

3.6. BAGAN ANALISIS SWOT

Strength Weakness

Internal

Eksternal

Tata Kelola

1. Poltekkes Kemenkes tersebar di seluruh propinsi Indonesia

2. Setiap Poltekkes memiliki keunggulan masing-masing

3. Sebagian besar institusi/program studi Poltekkes Kemenkes sudah

terakreditasi BAN-PT dan LAM-PT Kes

4. Lulusan Poltekkes Kemenkes menduduki posisi strategis di lembaga

pemerintahan dan organisasi profesi

SDM

1. Jumlah dosen dan tenaga kependidikan sesuai kualifikasi

Kemenristek Dikti.

2. Kualifikasi jabatan akademik dosen sampai level guru besar.

Keuangan

1. Dana dari APBN, dana masyarakat, dan dana hibah

2. Potensi unit usaha/ bisnis Poltekkes Kemenkes

Sarana prasarana

1. Status kepemilikan Perguruan Tinggi Kementerian Lembaga

2. Ketersediaan aset bangunan fisik gedung, sarana dan prasarana

Tata Kelola

1. Kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan lulusan di instansi

pemerintahan belum optimal.

2. Tidak semua lulusan Poltekkes Kemenkes diserap Kementerian

Kesehatan dan lembaga pemerintah lainnya

SDM

1. Masih ada dosen dan tenaga kependidikan belum berstatus

pegawai tetap

2. Jumlah dosen yang berkualifikasi akademik doktor dan guru besar

masih kurang

3. Dosen merangkap sebagai tenaga kependidikan

4. Masih rendahnya apresiasi terhadap kinerja dosen

5. Belum semua dosen dan tenaga kependidikan mendapat

kesempatan untuk melanjutkan pendidikan

Keuangan

1. Terbatasnya dana penelitian dan PkM dalam tri dharma PT.

Sarana dan prasarana

1. Aset belum sepenuhnya menjadi milik Poltekkes Kemenkes

Opportunity S-O W – O

Tata Kelola

1. Serapan lulusan untuk bekerja di regional dan global.

2. Adanya kebijakan pengembangan jenjang pendidikan sampai Doktor Terapan

3. Adanya kesempatan mendapatkan pekerjaan di sektor lain

4. Jenis pendidikan sesuai dengan kebutuhan program.

5. Adanya kesempatan bagi lulusan untuk praktik mandiri.

6. Adanya peluang untuk membuka program studi langka

7. Kebijakan SDGs

SDM

1. Pertukaran dosen dan mahasiswa melalui peningkatan kerjasama luar negeri.

2. Beasiswa fellowship Program baik dari pemerintah maupun NGO luar negeri

3. Tingginya kebutuhan tenaga kesehatan di luar negeri

Keuangan

1. Adanya kesempatan mendapat anggaran untuk pengembangan dosen dan tenaga kependidikan

dari sumber di luar Kemenkes

2. Adanya kesempatan mendapatkan anggaran penelitian dan pengabdian masyarakat baik dari

Kemenkes/Kementerian/Lembaga lain/Pemda maupun dari sektor swasta

Sarana dan prasarana

1. Adanya hibah sarana prasarana dari luar negeri

2. Adanya dukungan pemerintah daerah terhadap pengembangan Poltekkes Kemenkes

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan

2. Meningkatkan anggaran pengembangan sarana, prasarana

3. Meningkatkan anggaran pengembangan

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

4. Meningkat kemitraan institusi dalam dan luar negeri

1. Meningkatkan sarana, prasarana

2. Meningkatkan status kepegawaian tenaga pendidik dan

Kependidikan

3. Meningkatkan kompetensi lulusan hingga siap pakai.

Threath S – T W – T

Tata Kelola

1. Banyaknya institusi negeri di luar Kemenkes dan swasta dengan pendidikan yang sejenis

2. Animo pada program studi tertentu kecenderungan menurun

SDM

1. Persaingan/kompetitif tenaga kesehatan dalam dan luar negeri (MEA)

2. Tawaran pekerjaan dosen dari luar yang lebih menarik

Keuangan

1. Adanya kebijakan efisiensi anggaran

Sarana dan prasarana

1. Banyaknya perguruan tinggi lain yang sudah memiliki sarana dan prasarana yang telah

terakreditasi

1. Meningkatkan kualitas lulusan

2. Meningkatkan kemitraan dan kerjasama dalam dan luar negeri

1. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan melalui

pembinaan, pelatihan, keikutsertaan pada kegiatan ilmiah

2. Pemanfaatan lulusan tenaga kesehatan dilingkungan kemenkes.

Page 34: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

20 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

BAB IV

KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN

A. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Target Umur Angka Harapan

Hidup

Peningkatan angka harapan hidup tercermin dari semakin banyaknya

penduduk yang tergolong lanjut usia atau lansia. Pada tahun 2014, terdapat jumlah

penduduk lanjut usia di Indonesia sebanyak 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada

tahun 2025 jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa. Menurut proyeksi BPS pada

2015 diperkirakan jumlah lansia mencapai 24,7 juta jiwa atau 9,3 persen dari

jumlah penduduk. Meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia akan

berdampak pada peningkatan kebutuhan tenaga kesehatan dalam memenuhi

kebutuhan layanan kesehatan. Hal tersebut terkorelasi dengan kontribusi

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan dalam penyediaan tenaga

kesehatan sesuai dengan jenis, jumlah, mutu, dan distribusinya.

Grafik 4.1 Usia Harapan Hidup Indonesia Tahun 2008–2015 dan Proyeksi Tahun 2030-2035, Sumber: Badan Pusat Statistik, Proyeksi Penduduk 2010-2035

Hasil proyeksi penduduk 2010-2035, Indonesia akan memasuki periode lansia

(aging) dimana 10% penduduk akan berusia 60 tahun ke atas.

B. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

Pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan sampai saat

ini belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.

Distribusi tenaga kesehatan berdasarkan fasilitas kesehatan di Indonesia

tergambar dalam tabel 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9 (terlampir).

Page 35: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

21 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

C. Permintaan Tenaga Kesehatan dari Luar Negeri

Permintaan tenaga kesehatan dari luar negeri dapat dipenuhi dengan

memperhatikan keserasian antara kebutuhan tenaga kesehatan

di dalam negeri dan kemampuan pengadaannya. Dalam hal ini pendayagunaan

tenaga kesehatan diutamakan pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Sedangkan penempatan tenaga kesehatan ke luar negeri melalui mekanisme

(Pusrengun, Badan PPSDM Kesehatan, 2017):

1. Penempatan tenaga kesehatan oleh pemerintah dari Government to

Government (G to G), maupun Goverment to Private (G to P)

2. Penempatan tenaga kesehatan melalui Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja

Indonesia Swasta (PPTKIS)

3. Penempatan tenaga kesehatan untuk kepentingan perusahaan sendiri

4. Penempatan tenaga kesehatan Indonesia perseorangan / mandiri

Peluang pasar kerja tenaga kerja kesehatan Indonesia di luar negeri antara lain:

1. Eropa (Inggris, Belgia, Belanda, Spanyol, Jerman)

2. Middle East (Kuwait, Qatar, UEA, Saudi Arabia, Bahrain)

3. North Amerika (USA, Kanada, Meksiko, Suriname)

4. Afrika (Sudan, Afrika Selatan, Namibia)

5. Asia (Jepang, Timor Leste, Taiwan, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand,

Hongkong)

6. Oceania (Australia)

Distribusi tenaga kesehatan berdasarkan permintaan dan pendayagunaan di

luar negeri, masih sangat tinggi pada tenaga kesehatan perawat dan bidan,

diantara 26 negara yang mendayagunakan tenaga kesehatan Indonesia, negara

Kuwait dan Jepang merupakan negara yang paling tinggi.

Page 36: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

22 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

BAB V

KEBUTUHAN PENDIDIKAN TINGGI POLTEKKES KEMENKES

5.1. Penyesuaian Kapasitas Pengadaan Pendidikan Tinggi Poltekkes

Kemenkes

1. Tata kelola

Poltekkes Kemenkes adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah

Badan PPSDM Kesehatan yang dipimpin oleh Direktur. Pendirian

Poltekkes Kemenkes berawal dari Surat Keputusan Menteri Kesehatan

dan Kesejahteraan Sosial RI Nomor 298/MENKES-KESOS/SK/IV/2001

tanggal 16 April 2001 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 890/MENKES/VIII/2007 tanggal 2 Agustus 2007

tentang Organisasi dan Tata Kerja Poltekkes Kemenkes.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 38 Tahun 2018 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan di Lingkungan Badan

Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian

Kesehatan menetapkan Klasifikasi Poltekkes Kemenkes menjadi tiga

kelas sebagaimana terlampir dalam tabel 5.1.1

Tabel 5.1.1 Klasifikasi Poltekkes Kemenkes

Klasifikasi Nama Lokasi

Kelas I

1. Poltekkes Bandung Bandung

2. Poltekkes Jakarta III Bekasi

3. Poltekkes Makassar Makassar

4. Poltekkes Malang Malang

5. Poltekkes Medan Medan

6. Poltekkes Semarang Semarang

7. Poltekkes Surabaya Surabaya

8. Poltekkes Surakarta Surakarta

9. Poltekkes Tasikmalaya Tasikmalaya

10. Poltekkes Yogyakarta Yogyakarta

Page 37: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

23 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Klasifikasi Nama Lokasi

Kelas II 1. Poltekkes Aceh Banda Aceh

2. Poltekkes Banjarmasin Banjarmasin

3. Poltekkes Banten Banten

4. Poltekkes Bengkulu Bengkulu

5. Poltekkes Denpasar Denpasar

6. Poltekkes Jakarta I Jakarta

7. Poltekkes Jakarta II Jakarta

8. Poltekkes Jayapura Jayapura

9. Poltekkes Kendari Kendari

10. Poltekkes Kupang Kupang

11. Poltekkes Manado Manado

12. Poltekkes Padang Padang

13. Poltekkes Palembang Palembang

14. Poltekkes Pontianak Pontianak

15. Poltekkes Samarinda Samarinda

16. Poltekkes Tanjung Karang Tanjung Karang

Kelas III 1. Poltekkes Gorontalo Gorontalo

2. Poltekkes Jambi Jambi

3. Poltekkes Maluku Maluku

4. Poltekkes Mamuju Mamuju

5 Poltekkes Mataram Mataram

6 Poltekkes Palangkaraya Palangkaraya

7 Poltekkes Palu Palu

8 Poltekkes Pangkal Pinang Pangkal Pinang

9 Poltekkes Riau Riau

10 Poltekkes Sorong Sorong

11 Poltekkes Tanjung Pinang Tanjung Pinang

12 Poltekkes Ternate Ternate

Penentuan klasifikasi Poltekkes diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan No. 36 Tahun 2018 tentang Klasifikasi Politeknik Kesehatan

di Lingkungan Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Evaluasi klasifikasi dilakukan secara periodik setiap 3 (tiga) tahun sekali

oleh Badan PPSDM Kesehatan dengan indikator sesuai dengan PMK

36 Tahun 2018.

Page 38: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

24 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Dari 38 Poltekkes yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan,

Poltekkes yang masuk dalam Klasifikasi I sebanyak 10

Poltekkes (26,3%), Klasifikasi II sebanyak 16 Poltekkes (42,1%), dan

Klasifikasi III sebanyak 12 Poltekkes (27,6%). Saat ini sebagian besar

Poltekkes Kemenkes berada pada Klasifikasi II sehingga diharapkan

pengembangan Poltekkes Kemenkes ditingkatkan ke arah peningkatan

Klasifikasi Poltekkes yang masih berada di Kelas III dan II serta

meningkatkan optimalisasi pengembangan Poltekkes Kemenkes

klasifikasi II dan I menjadi institusi yang unggul serta elaborasi

kelembagaan menjadi Institut Ilmu Kesehatan.

2. Status

Pengembangan pendidikan Politeknik Kesehatan diawali sejak tahun

2001 melalui SK Menkes Kessos No. 298/Menkes-Kesos/SK/V/2001

Tanggal 16 April 2001 tentang Reorganisasi Institusi-Institusi

Pendidikan Kesehatan di bawah Departemen Kesehatan dan

Kesejahteraan Sosial menjadi Politeknik Kesehatan Kemenkes atau

Poltekkes yang merupakan penggabungan dari beberapa akademi.

Pada Tahun 2011, terbit Peraturan Bersama antara Kementerian

Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Alih

Bina Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan bahwa

Pembinaan Akademi mengikuti regulasi yang berlaku pada Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan pembinaan Keuangan dan

Sumber Daya Manusia dibawah Departemen Kesehatan

3. Dukungan Anggaran

Tata kelola keuangan Poltekkes Kemenkes memiliki 2 (dua) sistem tata

kelola yakni Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU)

dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dari 38 Poltekkes,

Poltekkes Kemenkes yang menerapkan tata kelola keuangan dengan

PK-BLU sebanyak 13 Poltekkes (34,2%), dan tata kelola keuangan

melalui PNBP sebanyak 25 Poltekkes (65,8%). Pengembangan Tata

Kelola Poltekkes di masa datang diarahkan pada peningkatan tata

kelola dari PNBP ke PK-BLU. Sedangkan Poltekkes yang sudah

menerapkan tata kelola PK-BLU didorong untuk menjadi Perguruan

Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH).

4. Aset dan Sumber Daya

a. SDM Dosen dan Tenaga Kependidikan

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peranan yang sangat penting

sebagai pilar utama sekaligus roda penggerak dalam upaya

mewujudkan tercapainya tujuan organisasi.

Oleh karena itu peningkatan SDM dosen dan tenaga kependidikan

Poltekkes Kemenkes sangat diperlukan baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya.

Page 39: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

25 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Berdasarkan Tabel 5.1.2, jumlah dosen terbanyak adalah Poltekkes

Kemenkes Semarang sejumlah 412 dosen, sedangkan jumlah dosen

paling sedikit adalah Poltekkes Kemenkes Tanjung Pinang sejumlah 33

dosen. Bagi Poltekkes yang masih memiliki jumlah dosen di bawah

standar nasional perlu diprioritaskan formasi yang sesuai dengan

ketentuan SNPT, sehingga tidak terjadi disparitas dalam pemerataan

dosen Poltekkes Kemenkes secara nasional. Percepatan pembukaan

program magister terapan menjadi salah satu jawaban untuk

pemenuhan kebutuhan dan kualifikasi dosen yang diharapkan, terutama

bagi Poltekkes yang memiliki kualifikasi Akademik Doktor cukup banyak

secara kuantitas dan kualitas.

Tabel 5.1.2 Jumlah Dosen Poltekkes Kemenkes

No Nama Poltekkes Jumlah Data

1 Banten 57

2 Jakarta I 65

3 Jakarta II 103

4 Jakarta III 122

5 Bandung 207

6 Tasikmalaya 144

7 Semarang 412

8 Surakarta 164

9 Yogyakarta 135

10 Surabaya 236

11 Malang 198

12 Denpasar 127

13 Mataram 102

14 Kupang 152

15 Aceh 177

16 Medan 219

17 Padang 139

18 Riau 48

19 Tanjung Pinang 33

20 Jambi 89

21 Bengkulu 117

22 Palembang 148

23 Pangkal Pinang 36

24 Tanjungkarang 163

25 Pontianak 121

26 Palangka Raya 70

27 Banjarmasin 95

Page 40: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

26 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

28 Kaltim 74

29 Makassar 194

30 Mamuju 42

31 Palu 94

32 Kendari 76

33 Manado 114

34 Gorontalo 60

35 Maluku 109

36 Ternate 53

37 Sorong 56

38 Jayapura 137

Total : 4.688

Berdasarkan tabel tersebut diatas, total jumlah tenaga kependidikan

pada 38 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan sebanyak 4.688

tenaga kependidikan dengan variasi sebaran antara 36 tenaga

kependidikan (Poltekkes Kemenkes Pangkal Pinang) sampai dengan

135 tenaga kependidikan (Poltekkes KemenkesYogyakarta).

5. Sarana dan Prasarana yang memadai

Poltekkes Kemenkes telah memiliki sarana prasarana lengkap yang

menunjang kegiatan proses belajar mengajar dan kegiatan mahasiswa

antara lain:

a. Luas Tanah dan Luas Gedung

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan telah memiliki tanah

dengan luas tanah paling luas di Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Medan (41,9 Ha) dan paling sempit di Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjung Pinang (1,3 Ha). Namun

hanya 14 (empat belas) dari 38 Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan yang telah memenuhi syarat luas tanah 10 Ha

(Permendikbud 17 Tahun 2014), yaitu Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Aceh, Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Medan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Padang, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten,

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung, Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang, Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Surabaya, Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Malang, Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Kalimantan Timur, Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Mamuju, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Palu, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar,

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Ternate, dan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura.

Page 41: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

27 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

6. Proses Pembelajaran

a. Sistem Rekruitmen Calon Mahasiswa

Sistem rekruitmen calon mahasiswa baru Poltekkes Kemenkes

mengacu pada Petunjuk Teknis Sipenmaru yang dikeluarkan

berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan

yang diterbitkan setiap tahun.

Jalur penerimaan mahasiswa baru meliputi seleksi Penelusuran

Minat dan Prestasi (PMDP), jalur uji tulis, dan jalur mandiri. Proses

seleksi dilaksanakan secara serentak diseluruh Poltekkes Kemenkes

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Penerimaan mahasiswa baru pada umumnya telah menggunakan

sistem penerimaan online (65,4%), meskipun masih ada beberapa

Poltekkes Kemenkes yang masih menggunakan sistem manual

(34,6%). Jumlah pendaftar Poltekkes Kemenkes dapat dilihat pada

grafik 5.1.3

5.1.3 Grafik Jumlah Pendaftar Poltekkes

b. Standar Nasional Pendidikan

Penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada

Poltekkes Kemenkes sudah berdasarkan standar nasional

pendidikan tinggi, yang terdiri dari 24 standar minimal sesuai dengan

Permenristekdikti nomor 50 tahun 2018 tentang Standar Nasional

Pendidikan Tinggi. Pada beberapa Poltekkes Kemenkes sudah

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

Ke

per

awat

an

Ke

bid

anan

Ke

per

awat

an G

igi

Giz

i

Ke

slin

g

Farm

asi

An

afar

ma

An

alis

Kes

ehat

an

TRR

TEM

Fisi

ote

rap

i

Ort

oti

k P

rost

eti

k

Oku

pas

i Ter

api

Jam

u

Tera

pi W

icar

a

Aku

pu

nkt

ur

Pik

es

Tekn

ik G

igi

Tekn

olo

gi B

ank

Dar

ah

Pro

mo

si K

ese

hat

an

Asu

ran

si K

ese

hat

anTahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Page 42: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

28 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

menyusun dan menerapkan standar pendidikan tinggi yang telah

memenuhi standar nasional pendidikan tinggi.

Penerapan Standar Nasional Pendidikan Tinggi ini dilaksanakan

melalui siklus Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan

Peningkatan (PPEPP) yang di evaluasi secara periodik melalui audit

mutu internal yang dilaksanakan oleh Unit Penjaminan Mutu.

7. Penjaminan Mutu dengan Pengakuan Akreditasi

Sistem penjaminan mutu eksternal di Poltekkes Kemenkes

dilaksanakan oleh BAN-PT dan LAM-PTKes. Poltekkes Kemenkes

sudah melaksanakan akreditasi institusi (AIPT) dan Akreditasi Program

Studi (APS) dengan hasil status akreditasi bervariasi dari predikat cukup

C sampai dengan sangat baik yaitu A. Selain itu beberapa Poltekkes

Kemenkes juga disertifikasi oleh lembaga eksternal lainnya antara lain

PT SGS, SAI Global untuk memperoleh sertifikasi ISO.

Peran Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dalam akreditasi adalah

melakukan penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan

dibidang fasilitasi akreditasi pendidikan SDM Kesehatan agar setiap

prodi di Poltekkes Kemenkes menghasilkan akreditasi yang sangat baik

atau unggul. Kegiatannya meliputi pendampingan dari persiapan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan akreditasi.

8. Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

a. Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Rencana induk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Poltekkes Kemenkes telah disusun sebagai acuan dalam melakukan

penelitian dan pengabdian masyarakat. Skema penelitian meliputi

penelitian dosen pemula, penelitian terapan unggulan perguruan

tinggi, penelitian berbasis kompetensi, penelitian kerjasama antar

perguruan tinggi, penelitian kerjasama luar negeri dan penelitian

strategi nasional. Pengembangan roadmap penelitian di Poltekkes

Kemenkes diarahkan untuk mendukung terwujudnya Pusat

Unggulan IPTEK Poltekkes Kemenkes (PUI-PK). Hasil penelitian

diimplementasikan dalam bentuk pengembangan keilmuan, produk

HKI/paten dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Dukungan Anggaran

Anggaran pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian

masyarakat bersumber dari dana Bantuan Operasional Perguruan

Tinggi Negeri (BOPTN). Masing-masing skema mempunyai

perbedaan besaran dana penelitian mulai dari Rp 20 juta sampai

dengan Rp 150 juta. Selain bersumber dari BOPTN, dana penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat juga berasal dari CSR, dunia

usaha dan dunia industri.

Page 43: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

29 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

c. Publikasi

Hasil dari setiap penelitian dan pengabdian masyarakat di

publikasikan dalam bentuk jurnal nasional terakreditasi maupun

internasional bereputasi. Hasil dari penelitan juga didaftarkan untuk

mendapatkan HKI/paten. Publikasi dapat juga dilakukan melalui

kegiatan presentasi pada seminar/konferensi nasional maupun

internasional.

9. Jejaring Nasional

a. Kerjasama Dalam Negeri

Poltekkes Kemenkes sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri di

Indonesia mengemban tugas yang tidak ringan di bidang pendidikan

tinggi kesehatan dalam rangka menghasilkan tenaga kesehatan

yang bermutu, sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang

Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Untuk itu

Poltekkes Kemenkes terus dituntut untuk menjalin kerjasama

dengan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, dunia usaha dan

industri di dalam negeri untuk meningkatkan kualitas institusi dan

lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Kerjasama dalam

negeri berpedoman kepada panduan kerjasama Poltekkes

Kemenkes yang ditetapkan oleh Kepala Badan PPSDM Kesehatan

No. HK.01.07/I/004287/2017 tentang Petunjuk Teknis Kerjasama

Poltekkes Kemenkes dengan Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan

Pihak Lain di Dalam Negeri.

b. Kerjasama Luar Negeri

Kerjasama luar negeri dilakukan untuk meningkatkan daya saing

regional dan internasional. Tujuan kerjasama dilakukan untuk

meningkatkan efektifitas, efisiensi, produktivitas, kreativitas, inovasi,

mutu, relevansi pelaksanaan tri dharma PT untuk meningkatkan

daya saing bangsa. Implementasi kerjasama dilakukan melalui

benchmarking, student exchange, faculty exchange, training dan

pengembangan kurikulum.

5.2. Pengembangan Pendidikan Poltekkes

1. Penataan Kerangka Poltekkes

Pengembangan sistem pendidikan tenaga kesehatan berperan untuk

membentuk keahlian dan keterampilan tenaga kesehatan sebagai strategis

dalam memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. Tugas pokok dan fungsi

tenaga kesehatan harus sesuai dengan pendidikan dan ketrampilan yang

dimiliki. Badan PPSDM Kesehatan berupaya memenuhi kebutuhan tenaga

kesehatan di pelayanan kesehatan melalui program pendayagunaan

lulusan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan di seluruh fasilitas

pelayanan kesehatan. Sebanyak 38 Poltekkes kemenkes yang merupakan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan PPSDM Kesehatan, kurang lebih

Page 44: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

30 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

22.000 tenaga kesehatan pertahun diproduksi dari berbagai program studi

yang ada. Para lulusan Poltekkes Kemenkes dapat didayagunakan di

seluruh fasilitas pelayanan kesehatan terutama di daerah tertingal,

terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK). Grafik 5.2.1 adalah Kondisi

Ketenagaan di Pelayanan Kesehatan.

Grafik 5.2.1 Kondisi Ketenaga Kerjaan di Pelayanan Kesehatan

2. Peningkatan Akses dan Pemerataan Pendidikan Poltekkes

a. Kemudahan akses mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

Pendidikan tinggi bidang kesehatan yang tercantum dalam Undang–

Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan diarahkan

untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu sesuai dengan

standar profesi dan standar pelayanan kesehatan. Bentuk

implementasinya diawali dengan penjaringan calon mahasiswa yang

berkualitas sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

Seleksi calon mahasiswa dilaksanakan melalui rangkaian seleksi dan

persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa. Kegiatan

seleksi dilakukan bukan hanya untuk mengukur kemampuan secara

umum, tetapi lebih menitikberatkan pada penjaringan calon mahasiswa

dengan kemampuan akademik yang baik. Penjaringan calon mahasiswa

dilaksanakan melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Poltekkes

Kemenkes. Dasar penyelenggaraan Sipenmaru Poltekkes Kemenkes

secara nasional adalah Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2012

tentang Pendidikan Tinggi, pasal 73 yang menyatakan bahwa

“penerimaan mahasiswa baru untuk setiap program studi dapat

dilakukan melalui pola penerimaan mahasiswa secara nasional dan

bentuk lain”.

b. Analisis distribusi Poltekkes yang ada di Indonesia

Undang-Undang Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa Poltekkes Kemenkes merupakan

perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam

Page 45: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

31 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan atau teknologi di bidang

kesehatan dan jika memenuhi syarat, dapat menyelenggarakan

pendidikan profesi, serta dapat megembangkan sampai program

magister terapan atau program doktor terapan.

Berdasarkan grafik 5.2.2 bahwa Poltekkes Kemenkes mayoritas

menyelenggarakan program studi Diploma III, Sarjana Terapan dan

Profesi serta ada 1 (satu) Poltekkes Kemenkes yang telah

menyelenggarakan program studi magister terapan. Diharapkan pada

proyeksi dua atau tiga tahun akan ada pertambahan Poltekkes yang

menyelenggarakan program Magister Terapan.

Grafik 5.2.2 Program Studi Poltekkes Kemenkes

c. Penataan Aset dan Sumber Daya Pendidikan Poltekkes

Jenis ketenagaan yang ada di Undang-Undang Tenaga Kesehatan

dengan Program Pendidikan yang diselenggarakan oleh Poltekkes,

masih terdapat beberapa jenis ketenagaan yang belum dihasilkan oleh

Poltekkes Kemenkes. Upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan

di fasilitas pelayanan kesehatan saat ini dari 27 jenis pendidikan tenaga

kesehatan terdapat 18 jenis yang diselenggarakan oleh Poltekkes

Kemenkes. Perubahan dan pengembangan kebutuhan tenaga

kesehatan pada Fasyankes dan dunia kerja merupakan keniscayaan

yang harus disiapkan dengan berbagai keterampilan dan kompetensi

yang berkombinasi dengan keilmuan vokasi yang inovatif dan aplikatif.

81

65

18

3223 26

2 2 1 1 1 1 1 3 4 2

15

3 2 1

35 35

9

21

913

2 1 2 1 1 2 3 17

2 1 1 11 1 1 1

2213

2 42 2

Ke

per

awat

an

Ke

bid

anan

Ke

per

awat

an G

igi

Giz

i

An

alis

a K

ese

hat

an

Ke

seh

atan

Tekn

ik G

igi

Tekn

ik…

Oku

pas

i Ter

api

Ort

oti

k P

rost

eti

k

Tera

pi W

icar

a

Aku

pu

ntu

r

Jam

u

Tekn

ik…

Pe

reka

m M

edis

Fisi

ote

rap

i

Farm

asi

An

alis

a Fa

rmas

i…

Tekn

olo

gi B

ank…

Asu

ran

si…

Pro

mo

si…

San

itas

i

Tekn

olo

gi…

Die

tisi

en

Ke

per

awat

an…

Ke

per

awat

an J

iwa

D-3 = 284D-4 = 147S-2 = 4PROFESI = 41PJJ = 4

Page 46: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

32 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

d. Pengembangan Sistem Penjaminan Kualitas Pendidikan Poltekkes

1. Profil Akreditasi Poltekkes

Poltekkes Kemenkes menerapkan sistem penjaminan mutu internal

dan berupaya memenuhi persyaratan akreditasi. Peran Pusat

Pendidikan SDM Kesehatan dalam akreditasi adalah melakukan

penyiapan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang

fasilitasi akreditasi pendidikan SDM kesehatan sehingga program

studi dan Poltekkes Kemenkes dapat memperoleh hasil akreditasi

yang baik atau unggul.

2. Standarisasi mutu (kebijakan SPMI)

Setiap Perguruan Tinggi diwajibkan melaksanakan penjaminan

mutu sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang RI nomor 12

tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Menteri Riset

Teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 44 tahun 2015 tentang

Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan Peraturan Menteri Riset

Teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 62 Tahun 2016 tentang

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Penjaminan mutu

merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu

pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan,

sehingga stakeholder memperoleh kepuasan melalui

penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Poltekkes Kemenkes

diharapkan mampu melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan sesuai Standar Pendidikan Tinggi yang melampaui

Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti).

3. Standar Pendidikan Tenaga Kesehatan

Pendidikan tinggi vokasi sebagai bagian integral sistem pendidikan

nasional menjadi salah satu motor penggrak atau leading sektor

dalam membangun Indonesia yang sejahtera dan maju.

Pendidikan tinggi vokasi harus mampu menghasilkan tenaga kerja

terampil dan terlatih yang dibutuhkan oleh dunia industri atau dunia

kerja, mendorong para lulusan menjadi wirausahawan mandiri dan

tangguh yang membawanya ke dalam kehidupan sejahtera.

Poltekkes Kemenkes sebagai pendidikan tinggi vokasi harus mampu

menunjukan keunggulannya untuk meningkatkan daya saing

bangsa.

4. Standar Pendayagunaan Tenaga Kesehatan

Pendayagunaan tenaga kesehatan meliputi penyebaran tenaga

kesehatan yang merata dan berkeadilan, dan pengembangan

termasuk peningkatan karir. Peningkatan pendayagunaan tenaga

kesehatan diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan

kesehatan di semua lini dari daerah sampai pusat secara lintas

sektor, termasuk swasta, serta memenuhi kebutuhan pasar dalam

menghadapi pasar bebas di era globalisasi.

Page 47: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

33 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Pendayagunaan tenaga kesehatan terutama lulusan Poltekkes

Kemenkes diarahkan pada pemenuhan tenaga kesehatan sesuai

PMK No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah

Sakit serta PMK No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

Pendayagunaan tenaga kesehatan di daerah tertinggal, terpencil,

perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah

Kesehatan (DBK), perlu memperoleh perhatian khusus.

Pendayagunaan tenaga kesehatan untuk manajemen kesehatan,

institusi pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, institusi

penelitian dan pengembangan kesehatan, serta pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan, juga perlu mendapatkan perhatian

yang memadai.

5. Standarisasi Uji Kompetensi semua tenaga kesehatan

Dalam menjalankan amanah Pasal 21 Undang–Undang Nomor 36

Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, mahasiswa bidang

kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus

mengikuti uji kompetensi secara nasional. Selain itu, uji kompetensi

secara nasional diperlukan dalam upaya standardisasi dan

penjaminan mutu lulusan pendidikan tinggi bidang kesehatan. Sejak

tahun 2014, telah dilaksanakan uji kompetensi secara nasional untuk

program DIII keperawatan, DIII kebidanan dan profesi ners, dan

pada tahun 2018 dilaksanakan untuk seluruh jenis tenaga

kesehatan.

Page 48: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

34 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

BAB VI

POKOK-POKOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES

6.1. Proses Penyelenggaraan Pengembangan Pendidikan Poltekkes

Kemenkes

6.1.1. Proses Penyelenggaraan Pendidikan Poltekkes Kemenkes

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes)

berperan menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional.

Salah satu komponen kunci pokok yang memiliki peran penting dalam

mewujudkan kualitas pendidikan tinggi adalah dosen. Dosen adalah

pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan,

mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, dan seni

melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Poltekkes Kemenkes saat ini juga menyelenggarakan pendidikan

kesehatan khusus yang menghasilkan jenis tenaga kesehatan lainnya

untuk kebutuhan pelayanan kesehatan dalam pelayanan kesehatan seperti

yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan. Program studi bidang kesehatan

yang diselenggarakan oleh Poltekkes Kemenkes tersebut telah

menyesuaikan dengan Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi Nomor 257/M/KPT/2017 tentang Nama Program Studi Pada

Perguruan Tinggi.

Program studi Diploma III yang telah diselenggarakan oleh Poltekkes

Kemenkes meliputi: Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Gigi, Sanitasi,

Fisiotrapi, Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Teknik Gigi, Analisis

Farmasi dan Makanan, Farmasi, Teknologi Laboratorium Medis, Ortotik

Prostetik, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, Okupasi Terapi,

Akupuntur, Promosi Kesehatan, Gizi, Terapi Wicara, Jamu, Asuransi

Kesehatan, Teknik Elektromedik dan Teknologi Bank Darah.

Selanjutnya Program Studi Sarjana Terapan terdiri dari Terapi Gigi,

Manajemen Informasi Kesehatan, Promosi Kesehatan, Keperawatan,

Keperawatan Anestesiologi, Kebidanan, Sanitasi Lingkungan, Gizi,

Teknologi Radiologi Pencitraan, Terapi Wicara dan Bahasa, Akupuntur dan

Pengobatan Herbal, Ortotik dan Prostetik, Teknologi Laboratorium Medis,

serta Teknologi Rekayasa Elektro Medis. Sedangkan program studi

pendidikan profesi terdiri dari: Fisioterapis, Ners, Bidan, dan Dietisen.

Selanjutnya untuk program studi magister terapan yaitu Imaging Diagnostik,

Keperawatan, Terapis Gigi dan Mulut, serta Kebidanan.

Peningkatkan mutu pendidikan di Poltekkes Kemenkes melalui sistem

penjaminan mutu pendidikan tinggi yang merupakan kegiatan sistemik

Page 49: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

35 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan

berkelanjutan yang terdiri dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan

Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI dilakukan melalui

penetapan standar, pelaksanaan standar, evaluasi, pengendalian dan

peningkatan standar pendidikan tinggi, sedangkan SPME meliputi evaluasi

data dan informasi, penetapan serta pemantauan status akreditasi dan

peringkat terakreditasi.

Selanjutnya untuk menilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) di lingkungan Poltekkes Kemenkes, setiap tahun

dilakukan penilaian oleh Itjen Kemenkes dengan tujuan untuk menjamin

kinerja institusi pemerintah secara akuntabel.

6.1.2. Proses Pengembangan Pendidikan Poltekkes Kemenkes

a. Pengembangan Program Studi

Pengembangan program studi dilakukan melalui peningkatan program

studi pada jenjang Sarjana Terapan, Profesi, Magister Terapan dan

Doktor Terapan. Pengembangan juga dapat dilakukan dengan

membuka program studi yang belum tersedia dan langka (langka minat

dan penyelenggaraan) serta masih dibutuhkan oleh stake holder.

Pembukaan program studi langka merupakan keniscayaan dari tuntutan

perubahan kebutuhan masyarakat terhadap tenaga kesehatan yang

memiliki keterampilan dan kompetensi khusus. Dalam dua tahun

kedepan tahun 2020-2021 diharapkan sudah ada empat prodi baru

diantaranya : Teknik Kardiovaskuler, Audiologi, Optometri dan Terapi

Wicara dan caregiver. Pembukaan prodi baru tersebut sesuai dengan

Permendikbud No. 154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi serta Gelar Lulusan.

Dilain hal Prodi yang sudah lama operasional perlu dilakukan

implementasi SNPT untuk kualitas SPME dan kesesuain kebutuhan

masyarakat baik secara kuantitas (perencanaan jumlah penerimaan

mahasiswa) dan kualitas (capaian pembelajaran lulusan dan standar

kompetensi lulusan).

b. Peningkatan Klasifikasi

Peningkatan klasifikasi Poltekkes Kemenkes dilakukan secara

berjenjang dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan dalam

PMK Nomor 36 Tahun 2018 sehingga seluruh Poltekkes dapat

meningkat ke jenjang yang lebih tinggi.

Klasifikasi merupakan penilaian peringkat Institusi Poltekke

berdasarkan tata kelola, akademik dan teknis administrasi. Diharapkan

setiap tiga tahun akan dilakukan evaluasi untuk perubahan peringkat

klasifikasi. Mengoptimalkan setiap kenaikan tahapan klasifikasi

merupakan keniscayaan yang harus dilakukan tiap Poltekkes,

Page 50: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

36 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

termasuk mempertahankan klasifikasi pada peringkat puncak untuk

upayakan peningkatan peringkat unggul berskala nasional dan global.

c. Pengembangan Klasterisasi

Klasterisasi perguruan tinggi seluruh Indonesia bertujuan untuk

memudahkan Kemenristekdikti melakukan pembinaan perguruan

tinggi sesuai klasternya dan agar masyarakat dapat menilai langsung

perguruan tinggi yang akan dipilih. Pengembangan klasterisasi

perguruan tinggi vokasi di Indonesia masih dalam proses

pengembangan dan analisis Kemenristekdikti untuk menentukan

indikator yang tepat dalam mencerminkan performa perguruan tinggi

vokasi pada mutu tatakelola dan akademik.

Berdasarkan Hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi non vokasi

tahun2018 menurut Kemenristekdikti, yang dinilai adalah kualitas

SDM, kelembagaan, kemahasiswaan, penelitian dan pengabmas serta

inovasi.

6.2. Sumber Daya Pengembangan Pendidikan Poltekkes

Pengembangan sumber daya Poltekkes meliputi sumber daya

manusia, sarana prasarana dan tata kelola.

6.2.1. Sumber daya manusia

Pengembangan Sumber daya manusia dapat dilakukan melalui

pendidikan, pelatihan dan jenjang karir. Sedangkan khusus untuk

pengembangan kompetensi dosen dapat dilakukan melalui: penelitian,

publikasi ilmiah di tingkat nasional maupun internasional, kepakaran/

narasumber, keaktifan dalam organisasi nasional & internasional serta

kontribusi dalam pengabdian kepada masyarakat.

6.2.2. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana adalah unsur penunjang dalam pelaksanaan

tri dharma perguruan tinggi, yang mencakup bangunan, perlengkapan,

peralatan (perangkat keras dan lunak), dan sistem pengamanan aset

dan kampus.

Perguruan tinggi harus memiliki sistem pengelolaan yang menjamin

adanya akses yang lebih luas terutama bagi mahasiswa dan dosen

melalui penerapan model resource sharing. Bentuk kepemilikan lain

seperti sewa, pinjam atau hibah harus dinyatakan dalam surat

kesepakatan antara perguruan tinggi dan pihak terkait dengan kepastian

hukum yang jelas.

Poltekkes Kemenkes dalam menerapkan mutu standar sarana dan

prasarana harus memiliki beberapa instrumen dan panduan dalam

pengelolaan sarana dan prasarana diantaranya :

Page 51: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

37 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

a. Memiliki sistem pengelolaan sarana dan prasarana yang efektif dan

efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi, mencakup sistem

inventarisasi yang lengkap (SIMAK BMN). Sistem pengelolaan

tersebut mencakup pola pelaporan secara berkala dari unit

pelaksana kepada pihak manajemen serta dapat dipergunakan

sebagai informasi bagi para pengguna, baik mahasiswa maupun

dosen.

b. Memiliki kebijakan, pedoman dan peraturan yang jelas tentang

keamanan dan keselamatan penggunaan sarana dan prasarana

ditingkat institusi. Bukti pelaksanaan dari kebijakan tersebut harus

dapat dilacak dari peraturan yang lebih rinci dan aplikatif serta

laporan berkala di tingkat laboratorium/studio/perpustakaan dan

tempat-tempat lain dimana kegiatan dilaksanakan.

c. Mempunyai dokumen kepemilikan, hibah, sewa, atau pinjam melalui

kesepakatan atau perjanjian sesuai dengan ketentuan hukum yang

berlaku antara perguruan tinggi dan pihak terkait.

6.2.3. Tata Kelola

Tata kelola perguruan tinggi di Poltekkes Kemenkes mengikuti

prinsip Good Governance yang meliputi transparansi, keadilan,

akuntabilitas dan Responsibilitas.

6.3. Kerjasama Lintas Sektor Nasional, Regional dan Internasional

6.3.1. Tujuan

Kerjasama Poltekkes Kemenkes untuk meningkatkan efektifitas,

efisiensi, produktifitas, kreatifitas, inovasi, mutu, dan relevansi

pelaksanaan Tridharma PT untuk meningkatkan daya saing.

6.3.2. Prinsip-Prinsip Kerjasama

Mengutamakan kepentingan pembangunan nasional, menghargai

kesetaraan mutu, saling menghormati, menghasilkan peningkatan mutu

pendidikan.

6.3.3. Pengembangan kerjasama Poltekkes Kemenkes

Dapat dilakukan melalui:

a. Join working group

b. Pameran Pendidikan Poltekkes Kemenkes dalam mempromosikan

PT dan menjaring calon mahasiswa asing

c. Pengembangan Kerja sama akademik berupa program-program joint

degree, double degree, credit transfer/credit earning

d. Pengembangan konsorsium dan pusat unggulan inovasi

Page 52: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

38 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

e. Pengembangan kerjasama akademik perguruan tinggi

f. Hibah pengembangan Konsorsium keilmuan

g. Hibah fasilitasi kerjasama internasional (HFKSI) untuk melakukan

inisiasi joint degree, double degree, credit transfer/credit earning

h. Bimtek kerja sama akademik

i. Hibah penguatan kantor urusan internasional

6.4. Penyerasian Kebijakan Pengembangan Pendidikan Poltekkes

Kebijakan pengembangan mutu pendidikan Poltekkes Kemenkes

yang berkualitas pada semua aspek penyelenggaraan pendidikan,

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kebijakan yang ditetapkan

harus sesuai komitmen untuk memenuhi persyaratan secara

berkesinambungan dalam melakukan peningkatan terhadap sistem

penjaminan mutu yang baik.

Dalam meningkatkan daya saing bangsa menghadapi globalisasi di

segala bidang diperlukan pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghasilkan lulusan yang

professional, berbudaya, kreatif, toleran, demokratis dan berkarakter

tangguh.

Page 53: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

39 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

BAB VII

ROAD MAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN POLTEKKES

7.1. Pemerataan Distribusi Lulusan Pendidikan Poltekkes

Perkembangan dunia pendidikan dituntut untuk menghasilkan

lulusan berkualitas dan serapan yang tinggi di dunia kerja. Kenyataannya,

lulusan Poltekkes Kemenkes belum memiliki peta serapan yang terukur dan

memberikan jaminan kerja bagi calon lulusannya. Salah satu masalah

Kementerian Kesehatan sendiri adalah masih belum meratanya distribusi

tenaga kesehatan di seluruh wilayah Republik Indonesia terutama di daerah

DTPK dan DBK.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka Poltekkes Kemenkes

diharapkan mampu menyelaraskan antara kebutuhan tenaga kesehatan di

masing-masing daerah dengan lulusan yang dihasilkannya baik jenis,

jumlah, maupun kualifikasi tenaga kesehatan, dengan mengembangkan

prodi baru. Pengembangan program studi baru yang dibutuhkan oleh

Fasyankes tetap memperhatikan ketersediaan SDM di Poltekkes masing-

masing.

Pemenuhan tenaga kesehatan khususnya di daerah DTPK dan DBK

memerlukan strategi khusus melalui rekruitmen calon mahasiswa yang

berasal dari daerah setempat. Selain itu Poltekkes Kemenkes perlu

menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Fasilitas Pelayanan

Kesehatan, Dunia Usaha dan Dunia Industri untuk meningkatkan serapan

lulusannya.

Poltekkes Kemenkes perlu mengembangkan Rintisan Kelas

Internasional untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di pasar

kerja regional maupun internasional. Poltekkes Kemenkes perlu didorong

untuk mampu memenuhi permintaan tenaga kesehatan tertentu di luar

negeri untuk meningkatkan serapan lulusan.

7.2. Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Pendidikan Poltekkes

Berdasarkan Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Permendikbud No.73 Tahun

2013 tentang penerapan KKNI bidang Pendidikan Tinggi, Poltekkes

Kemenkes dituntut untuk menyusun kurikulum berdasarkan KKNI.

Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi (KPT) berdasarkan telaah

keilmuan dan keahlian serta kebutuhan masyarakat dan stakeholder yang

melahirkan profil lulusan. Peningkatan implementasi KPT pada program

studi diupayakan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan

dan daya saing nasional, regional, dan internasional. Kompetensi lulusan

dapat diukur melalui hasil uji kompetensi.

Page 54: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

40 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Dalam upaya menjamin mutu pendidikan tinggi bidang kesehatan,

sesuai amanah UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,

pemerintah telah menyelenggarakan sistem penjaminan mutu pendidikan

tinggi bidang kesehatan, yang salah satu kebijakan utamanya adalah

penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional. Tenaga kesehatan yang

telah melaksanakan uji kompetensi secara nasional hingga saat ini adalah

keperawatan, kebidanan dan ners. Poltekkes Kemenkes harus mampu

menetapkan target kelulusan uji kompetensi di atas rata-rata nasional pada

lulusannya dan menetapkan peningkatan kelulusan secara bertahap.

7.3. Pengembangan kelembagaan Pendidikan poltekkes

Pengembangan kelembagaan Pendidikan pada Poltekkes

Kemenkes mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun

2018 Tentang Klasifikasi Politeknik Kesehatan di Lingkungan Badan

PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Politeknik Kesehatan di Lingkungan Badan PPSDM Kesehatan

Kementerian Kesehatan.

Penilaian klasifikasi Poltekkes Kemenkes dilakukan peninjauan

setiap tiga tahun sekali oleh Badan PPSDM Kesehatan. Poltekkes

Kemenkes perlu melakukan upaya untuk dapat meningkatkan klasifikasinya

secara bertahap dengan melakukan berbagai upaya peningkatan antara

lain Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana Prasarana (Sarpras) dan Tata

Kelola Keuangan.

Dalam hal tata kelola, Poltekkes Kemenkes yang masih berstatus

Satker didorong untuk meningkatkan tata kelola keuangan menjadi Badan

Layanan Umum (BLU). Sedangkan Poltekkes Kemenkes yang telah

menyelenggarakan tata kelola keuangan BLU perlu melakukan evaluasi

sehingga potensi BLU yang saat ini dimiliki mampu menjadi daya dorong

untuk meningkatkan klasifikasinya. Poltekkes Kemenkes yang sudah BLU

juga perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan tata kelola keuangan

kearah PTN-BH.

7.4. Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Poltekkes

Berdasarkan Permenkes Nomor 36 Tahun 2018 Poltekkes

Kemenkes dibagi dalam tiga klasifikasi masing-masing klasifikasi I, II dan

III. Peningkatan akreditasi pada Poltekkes Kemenkes yang berada pada

klasifikasi I diarahkan pada pencapaian akreditasi unggul dan upaya untuk

memperoleh akreditasi internasional. Poltekkes Kemenkes yang berada

pada klasifikasi II diarahkan pada peningkatan nilai akreditasi dari Baik

menjadi Sangat Baik dari lembaga akreditasi milik pemerintah (BAN-

PT/LAM-PTKES) dan memiliki sertifikasi eksternal lain. Sedangkan untuk

Page 55: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

41 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

klasifikasi III diarahkan pada peningkatan akreditasi dari Cukup menjadi

Baik dan Sangat Baik.

Peningkatan nilai akreditasi melalui Sistem Penjaminan Mutu

Eksternal (SPME) harus didukung oleh terselenggaranya sistem

penjaminan mutu internal (SPMI) yang berkelanjutan di masing – masing

Poltekkes Kemenkes. Poltekkes Kemenkes harus memastikan

penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi telah mengacu pada

standar Nasional pendidikan Tinggi yang ditetapkan melalui

Permeristekdikti Nomor 50 Tahun 2018 Tentang SN Dikti. Penyelenggaraan

SPMI di Poltekkes Kemenkes mengacu pada Permenristekdikti Nomor 62

Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

Peningkatkan daya saing bangsa di tingkat regional dan international

Poltekkes Kemenkes Klasifikasi I di dorong untuk mengembangkan Pusat

Unggulan IPTEK Poltekkes Kemenkes. PUI-PK dikembangkan melalui

kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sarana dan

prasarana yang memadai, dukungan SDM/Pakar, publikasi dan produk

HaKI/Paten serta jaringan kerjasama Nasional dan Internasional

7.4 Diagram Grand Design Poltekkes Kemenkes

Page 56: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

42 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

7.5. Tahapan Strategis Pengembangan Pendidikan Poltekkes Sesuai Klasifikasi

7.5.1. Pemerataan Distribusi Lulusan

NO URAIAN URAIAN 2019 – 2020 2021-2022 2023-2025

KLASIFIKASI DEFINISI OPERASIONAL I II III I II III I II III

1 Serapan lulusan di pasar

kerja kurang dari 6 bulan

Jumlah penyerapan lulusan

T-1 di pasar kerja sesuai

dengan bidang

kompetensinya setelah 6

bulan lulus dibagi jumlah

lulusan keseluruhan x 100%

≥ 75% ≥ 65% ≥ 45% ≥ 80% ≥ 70% ≥ 50% ≥ 85% ≥ 75% ≥ 55%

2 Kebutuhan Tenaga

Kesehatan (Specific)

Jumlah lulusan yang bekerja

sesuai dengan kebutuhan

tenaga kesehatan (spesifik)

dibagi jumlah keseluruhan

lulusan yang sudah bekerja x

100 %

≥ 60% ≥ 50% ≥ 35% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 40% ≥ 75% ≥ 65% ≥ 50%

3

Pengembangan kemitraan

dengan dunia kerja untuk

pendayagunaan lulusan

berdasarkan :

Page 57: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

43 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

A Lokal

Jumlah kemitraan dengan

dunia kerja untuk

pendayagunaan lulusan yang

dikembangkan oleh institusi

dibagi dengan seluruh

kemitraan di tingkat lokal x

100%

≥ 30% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 35% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 40% ≥ 35% ≥ 30%

B Regional

Jumlah kemitraan dengan

dunia kerja untuk

pendayagunaan lulusan yang

dikembangkan oleh institusi

dibagi dengan seluruh

kemitraan di tingkat regional x

100%

≥ 25% ≥ 20% ≥ 18% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 35% ≥ 30% ≥ 25%

C Nasional

Jumlah kemitraan dengan

dunia kerja untuk

pendayagunaan lulusan yang

dikembangkan oleh institusi

dibagi dengan seluruh

kemitraan di tingkat nasional

x 100%

≥10% ≥ 5% > 1% ≥ 12% ≥ 8% ≥ 3% ≥ 15% ≥ 10% ≥ 5%

D Internasional

Jumlah kemitraan dengan

dunia kerja untuk

pendayagunaan lulusan yang

dikembangkan oleh institusi

dibagi dengan seluruh

kemitraan di tingkat

internasional x 100%

≥ 5% ≥ 2% > 1% ≥ 8% ≥ 5% ≥ 2 % ≥10% ≥ 6% ≥ 4%

Page 58: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

44 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

4

Pendayagunaan lulusan

tenaga kesehatan

vokasi/profesi melalui

kerjasama dengan instansi

pemerintah

Persentase pendayagunaan

lulusan tenaga kesehatan

vokasi/profesi melalui

kerjasama dengan instansi

pemerintah dibagi jumlah

seluruh kerjasama dengan

instansi pemerintah x 100%

≥ 20% ≥ 5% ≥ 10% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 15% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 20%

5

Sinkronisasi afirmasi

sesuai local specific

Jumlah mahasiswa

lokal/kelompok masyarakat

yang berpenghasilan rendah

yang mendapat bantuan

pendidikan dibagi jumlah

keseluruhan mahasiswa x

100%

1-2% 1% 1% 2-3% 2% 2% 3-5 % 3% 3%

Page 59: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

45 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

7.5.2. Pengembangan Kelembagaan Vokasi dan Profesi Dalam Poltekkes

NO URAIAN URAIAN 2019 – 2020 2021-2022 2023-2025

KLASIFIKASI DEFINISI

OPERASIONAL I II III I II III I II III

1

Pengembangan tata

kelola keuangan yang

akuntabilitas

transparan serta

kesesuaian dengan

Visi, Misi, Tujuan,dan

Sasaran

Nilai pengembangan tata

kelola keuangan tentang

kegiatan Tri Dharma

Perguruan Tinggi yang

akuntabilitas transparan

serta kesesuaian

dengan Visi, Misi,

Tujuan,dan Sasaran

dengan menggunakan

LAKIP

> 90 > 80-90 > 70-80 > 90 > 90 > 80-90 > 90 > 90 > 90

2

Peningkatan pangkat

akademik tenaga

pendidik

Jumlah dosen yang naik

pangkat lektor dibagi

jumlah seluruh dosen

tetap x 100%

≥ 10% ≥ 8% ≥ 5% ≥ 18% ≥ 15% ≥ 12% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 15%

3

Implementasi MoU di

tingkat Nasional pada

peningkatan

ketrampilan dan/atau

daya serap lulusan

Jumlah MoU yang sudah

diimplementasikan

dibagi MoU yang dimiliki

di tingkat nasional x 100

%

≥ 15% ≥ 5% > 3% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 5% ≥ 18% ≥ 15% ≥ 8%

Page 60: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

46 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

4

Implementasi MoU di

tingkat Internasional

pada peningkatan

ketrampilan dan/atau

serta daya serap

lulusan

Jumlah MoU yang

sudah

diimplementasikan

dibagi MoU yang dimiliki

di tingkat internasional x

100 %

≥ 4% ≥ 3% > 2% ≥ 6% ≥ 5% ≥ 4% ≥ 8% ≥ 7% ≥ 6%

5

Besar dana hibah

untuk kegiatan Tri

Dharma Perguruan

Tinggi (Pendidikan,

Penelitian dan

Pengabdian kepada

Masyarakat)

Hibah dari sumber dana

di luar Poltekkes,

didapat melalui

kompetisi, CSR, MoU

dan lain-lain. Besar

dana hibah yang

didapat.

< 40 jt < 30 jt < 20 jt 40-50 jt 30-40 jt 20-30 jt ≥ 50 jt ≥ 40 jt > 30 jt

6

Kesesuaian

Implementasi Renstra

untuk pencapaian

Visi, Misi, Tujuan, dan

Sasaran

Jumlah kesesuaian

Implementasi Renstra

untuk pencapaian Visi,

Misi, Tujuan, dan

Sasaran dibagi jumlah

indikator kinerja/kerja x

100%

< 60% < 50% < 40% 60-80% 50-60% 40-50% ≥ 80% ≥ 60% ≥ 50%

7

Optimalisasi pusat

unggulan institusi

yang berbasis pada

kebutuhan local

specific

Pencapaian target CoE

dibagi dengan skor

indikator x 100% < 50% < 45% < 40% 50-70% 45-65% 40-60% ≥ 70% ≥ 65% ≥ 60%

Page 61: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

47 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

8

Pengembangan Prodi

Baru yang langka

Jumlah prodi baru yang

langka

- - - 1 1 1 1 1 1

9

Jumlah

pengembangan atau

usulan program studi

Magister Terapan

Jumlah pengembangan

atau usulan program

studi Magister Terapan 1 - - 1 1 - 1 1 -

10

Jumlah

pengembangan atau

usulan program studi

profesi

Jumlah pengembangan

atau usulan program

studi Profesi 1 1 - 1 1 1 1 1 1

11

Dosen yang memiliki

registrasi pendidik

nasional

Jumlah dosen yang

memiliki NIDN/NIDK

dibagi jumlah seluruh

dosen program studi x

100%

≥ 60% ≥ 50% ≥ 30% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 40% ≥ 95% ≥ 75% ≥ 60%

Page 62: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

48 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

7.5.3. Penjaminan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan

NO URAIAN Defenisi Operasional

2019 – 2020 2021-2022 2023-2025

KLASIFIKASI I II III I II III I II III

1 Peringkat akreditasi baik

sekali /unggul

Jumlah Program Studi

dengan peringkat

akreditasi lebih

baik/unggul dibagi

dengan seluruh Program

Studi

≥ 30% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%

2

Kegiatan kewirausahaan

dalam hal Tri Dharma

Perguruan Tinggi yang

diselenggarakan

Poltekkes

Kegiatan kewirausahaan

yang diselenggarakan

Poltekkes dalam rangka

komersialisasi dibagi

jumlah indikator kegiatan

yang ada di renstra

Poltekkes x 100%

≥ 30% ≥ 20% - ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 65% ≥ 45% ≥ 25%

3 Jumlah publikasi pada

jurnal terindeks nasional

Jumlah Dosen yang

melakukan publikasi

Jurnal terindeks nasional

dibandingkan dengan

seluruh dosen x 100%

≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 40%

4

Jumlah dosen yang

mendapatkan prestasi

karya cipta / HAKI

Jumlah Dosen yang melakukan publikasi Jurnal terindeks Internasional dibandingkan dengan seluruh dosen

≥ 20% ≥ 15% ≥ 10% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 40% ≥ 35% ≥ 30%

Page 63: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

49 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

5

Jumlah Prosiding pada

kegiatan seminar

nasional

Jumlah Dosen yang

mempublikasikan artikel

di dalam Prosiding

kegiatan seminar

nasional dibandingkan

dengan seluruh dosen

≥ 50% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50%

6

Jumlah Prosiding pada

kegiatan seminar

internasional

Jumlah Dosen yang

mempublikasikan artikel

di dalam Prosiding

kegiatan seminar

Internasional

dibandingkan dengan

seluruh dosen

≥ 30% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%

7

Jumlah dosen yang

mendapatkan prestasi

karya cipta / HAKI

Jumlah Dosen yang

mendapatkan prestasi

karya cipta dan atau

HAKI dibandingkan

dengan seluruh dosen

≥ 20% ≥ 15% ≥ 10% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 15% ≥ 30 % ≥ 25% ≥ 20%

8

Jumlah buku yang ditulis

dosen bidang vokasi

ketrampilan khusus

Jumlah Dosen yang

menulis buku dibidang

Vokasi dibandingkan

dengan seluruh dosen

≥ 30% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%

9

Implementasi koreksi

hasil evaluasi untuk

perbaikan mutu

Jumlah temuan dalam

AMI yang sudah

ditindaklanjuti

dibandingkan dengan

seluruh temuan

≥ 70% ≥ 65% ≥ 60% ≥ 75% ≥ 70% ≥ 65% ≥ 90% ≥ 80% ≥ 70%

Page 64: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

50 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

10

Realisasi kinerja

anggaran dengan

kesesuaian pencapaian

renstra

Capaian realisasi Kinerja

Anggaran dibandingkan

dengan target

≥ 90% ≥ 85% ≥ 80% ≥ 95% ≥ 90% ≥ 85% ≥ 95% ≥ 92% ≥ 90%

Page 65: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

51 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

7.5.4. Pemenuhan Kebutuhan Lulusan Berdasarkan KKNI

NO URAIAN Defenisi Operasional

2019 - 2020 2021-2022 2023-2025

KLASIFIKASI I II III I II III I II III

1 Penerapan keunikan

vokasi ketrampilan

Jumlah Prodi yang

menerapkan Keunggulan

Vokasi Keterampilan

dibandingkan seluruh

prodi

≥ 50% ≥ 45% ≥ 40% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 45% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50%

2 Jumlah item sertifikasi

berdasarkan KKNI

Jumlah Prodi yang

menerapkan sertifikasi

keahlian berdasarkan

KKNI dibandingkan

seluruh prodi

≥ 30% ≥ 25% ≥ 20% ≥ 35% ≥ 30% ≥ 25% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%

3

Peningkatan jumlah stake

holder memanfaatkan

lulusan

Jumlah MoU

pendayagunaan Lulusan

dibandingkan jumlah

sebelumnya

≥ 30% ≥ 20% ≥ 10% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 20% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 30%

4

Jumlah sarana penunjang

(laboratorium, studio,

workshop) yang

memenuhi standar

Rasio sarana prasarana

penunjang (laboratorium,

studio, workshop) yang

tersedia dengan standar

≥ 60% ≥ 55% ≥ 40% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 85% ≥ 75% ≥ 60%

5

Jumlah sarana penunjang

perpustakaan yang

memenuhi standar

Rasio sarana prasarana

penunjang perpustakaan

yang tersedia dengan

standar

≥ 60% ≥ 55% ≥ 40% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 85% ≥ 75% ≥ 60%

Page 66: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

52 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

6

Jumlah dosen yang yang

memiliki sertifikat

kompetensi vokasi

keahlian khusus

Jumlah Dosen yang

memiliki sertifikat

kompetensi vokasi

keahlian khusus

dibandingkan dengan

seluruh dosen x 100%

≥ 50% ≥ 40% ≥ 30% ≥ 60% ≥ 50% ≥ 40% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 50%

7

Jumlah Fasilitas

Pelayanan Kesehatan

dan dunia kerja yang

menyediakan tempat

magang sesuai standar

Jumlah MoU dengan

fasilitas Pelayanan

Kesehatan dan Dunia

Kerja yang sesuai

Standar dibandingkan

dengan seluruh wahana

praktek yang digunakan x

100%

≥ 70% ≥ 60% ≥ 40% ≥ 85% ≥ 75% ≥ 50% ≥ 90% ≥ 80% ≥ 60%

8 Jumlah kelulusan uji

kompetensi

Jumlah kelulusan First

Taker dibanding dengan

jumlah peserta yang

mengikuti UKOM X 100%

≥ 80% ≥ 70% ≥ 60% ≥ 90% ≥ 80% ≥ 70 % 100% ≥ 90% ≥ 80%

Page 67: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

53 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

REFERENSI

Pusat Pendidikan SDM Kesehatan dan Poltekkes Kemenkes, (2018). Profil.

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, (2018), Laporan

Kinerja.

Kementerian Kesehatan Republik Indoneisa, (2018), Data dan Informasi Profil

Kesehatan Indonesia.

Page 68: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

54 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 1

Rekapitulasi Sumber Daya Manusia Kesehatan Menurut Jenis Tenaga dan Provinsi Tahun 2018

No Provinsi

Jumlah Tenaga Kesehatan

Tenaga Penunjang Kesehatan

Total SDM

Kesehatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (19) (20) (21)

1 Aceh 362 1.120 13 223 28 9.263 11.252 1.077 1.735 729 503 299 797 1.075 6 28.482 6.219 34.701

2 3

Sumatera Utara Sumatera Barat

347 725

1.911 956

11 24

687 362

12 13

11.774 7.009

17.665 5.658

1.155 1.317

1.677 463

550 362

780 598

115 162

623 1.135

868 1.220

4 3

38.179 20.007

5.646 6.960

43.825 26.967

4 5

Riau Jambi

343 480

1.335 1.048

25 22

365 266

13 9

6.280 6.599

6.741 5.286

1.127 1.070

623 451

199 357

337 329

104 103

433 521

669 801

0 0

18.594 17.342

5.526 4.904

24.120 22.246

6 7

Sumatera Selatan Bengkulu

402 270

924 458

8 11

202 122

40 4

10.069 4.233

11.159 3.821

1.093 560

1.436 841

643 193

611 358

143 35

804 210

921 494

12 0

28.467 11.610

6.794 3.321

35.261 14.931

8 9

Lampung Kepulauan Bangka Belitung

334 161

885 504

11 8

148 94

3 10

6.507 3.377

7.691 1.402

580 560

635 240

380 130

285 170

56 67

432 254

666 401

11 0

18.624 7.378

4.847 3.656

23.471 11.034

10 11

Kepulauan Riau DKI Jakarta

336 7.190

532 12.346

34 1.035

131 2.473

5 58

3.601 33.484

1.761 8.318

464 16.996

176 736

154 550

163 1.246

63 925

217 3.013

354 6.252

0 95

7.991 94.717

3.452 30.973

11.443 125.690

Page 69: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

55 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Provinsi

Jumlah Tenaga Kesehatan

Tenaga Penunjang Kesehatan

Total SDM

Kesehatan

12 13

Jawa Barat Jawa Tengah

2.024 5.884

3.381 6.079

136 242

904 1.286

39 198

24.153 45.566

17.645 23.490

3.410 9.112

1.659 1.655

996 1.460

1.310 2.458

311 1.211

1.883 3.853

2.441 5.801

0 26

60.292 108.321

21.722 41.419

82.014 149.740

14 15

DI Yogyakarta Jawa Timur

2.046 6.708

2.071 8.657

274 384

696 2.457

68 91

9.026 52.406

2.445 25.140

2.628 9.243

229 1.752

295 1.329

572 3.023

365 932

1.198 3.070

1.448 5.980

137 59

23.498 121.231

8.010 50.532

31.508 171.763

16 17

Banten Bali

959 1.411

1.267 1.430

69 35

411 398

5 15

7.044 8.304

5.181 4.583

1.050 1.014

399 297

212 409

334 496

114 101

418 534

768 1.013

0 12

18.231 20.052

5.061 9.394

23.292 29.446

18 19

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur

3.473 65

2.560 464

98 1

392 116

53 1

18.906 6.354

6.921 5.166

2.505 677

578 659

858 636

1.298 627

424 62

1.599 558

3.114 619

1 0

42.780 16.005

21.132 3.208

63.912 19.213

20 21

Kalimantan Barat Kalimantan Tengah

348 246

697 527

18 15

136 96

10 9

7.994 5.894

4.037 3.476

729 580

408 341

415 193

553 427

90 52

648 371

716 594

0 0

16.799 12.821

4.897 3.805

21.696 16.626

22 23

Kalimantan Selatan Kalimantan Timur

388 568

748 1.066

20 47

205 279

22 5

6.305 7.903

4.483 3.485

950 1.190

448 388

445 277

784 349

73 126

652 332

848 937

6 0

16.377 16.952

5.777 8.619

22.154 25.571

24 25

Kalimantan Utara Sulawesi Utara

53 611

238 890

6 14

46 76

14 12

1.703 6.104

983 1.694

235 584

183 345

66 439

80 381

19 99

74 335

166 209

0 0

3.866 11.793

1.558 3.110

5.424 14.903

26 27

Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan

132 861

430 1.300

1 34

114 602

13 6

6.502 13.664

5.079 9.299

767 1.985

1.368 2.096

471 900

309 1.058

68 322

215 1.172

326 1.577

1 0

15.796 34.876

3.911 7.391

19.707 42.267

28 29

Sulawesi Tenggara Gorontalo

238 150

442 325

11 5

172 60

9 0

5.470 2.258

4.175 1.472

720 317

1.193 557

464 220

695 428

57 19

335 109

455 162

0 0

14.436 6.082

3.207 2.438

17.643 8.520

Page 70: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

56 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Provinsi

Jumlah Tenaga Kesehatan

Tenaga Penunjang Kesehatan

Total SDM

Kesehatan

30 31

Sulawesi Barat Maluku

84 92

190 250

6 5

78 43

0 6

1.770 4.188

1.426 1.604

249 284

195 385

120 353

161 430

23 24

90 84

144 193

0 0

4.536 7.941

1.050 1.892

5.586 9.833

32 33 34

Maluku Utara Papua Barat Papua

46 144 63

226 230 597

3 3 2

33 34 74

2 5 4

2.045 2.761

5.702

1.720 1.016

2.452

267 217 441

518 196 555

102 118 315

270 153 344

25 22 28

50 103 79

186 209 436

2 0

614

5.495 5.211

11.706

1.398 1.280

3.211

6.893 6.491

14.917

Lampiran 2

Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas Menurut Jenis dan Tenaga Provinsi Tahun 2018

No Provinsi

Jumlah Tenaga Kesehatan Tenaga

Penunjang Kesehatan

Total SDM Kesehatan

Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan Tenaga

Kefarmasian Tenaga

Kesehatan Masyarakat

Tenaga Kesehatan Lingkungan

Tenaga Gizi Ahli Teknologi Laboratorium

Medik Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Aceh 768 184 5.819 10.314 574 1.227 644 421 406 20.357 1.841 22.198 2 Sumatera Utara 1.379 517 7.622 14.904 629 1.072 426 540 373 27.462 1.774 29.236 3 Sumatera Barat 460 303 2.653 5.308 462 350 285 353 346 10.520 1.112 11.632 4 Riau 710 266 3.845 5.534 416 466 197 242 267 11.943 1.115 13.058 5 Jambi 440 161 3.556 5.077 374 415 330 246 297 10.896 505 11.401 6 Sumatera Selatan 530 134 6.451 9.859 552 994 498 361 367 19.746 1.589 21.335 7 Bengkulu 260 70 2.202 3.442 182 611 159 192 174 7.292 616 7.908 8 Lampung 940 194 6.852 11.258 444 623 541 335 414 21.601 2.300 23.901 9 Kepulauan Bangka

Belitung 1.314 426 8.977 7.163 940 851 555 678 650 21.554 4.819 26.373

10 Kepulauan Riau 320 91 1.502 1.455 128 120 121 95 84 3.916 764 4.680 11 DKI Jakarta 1.617 488 1.977 1.929 755 64 312 316 264 7.722 3.664 11.386 12 Jawa Barat 2.074 696 10.877 15.800 1.407 1.201 854 803 775 34.487 5.981 40.468 13 Jawa Tengah 1.745 668 9.125 15.588 1.244 1.015 857 898 981 32.121 8.300 40.421

Page 71: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

57 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Provinsi

Jumlah Tenaga Kesehatan Tenaga

Penunjang Kesehatan

Total SDM Kesehatan

Dokter Umum Dokter Gigi Perawat Bidan Tenaga

Kefarmasian Tenaga

Kesehatan Masyarakat

Tenaga Kesehatan Lingkungan

Tenaga Gizi Ahli Teknologi Laboratorium

Medik Jumlah

14 DI Yogyakarta 369 153 900 964 222 149 142 176 204 3.279 1.528 4.807 15 Jawa Timur 2.021 1.048 15.178 16.405 1.197 1.064 835 1.044 1.108 39.900 9.817 49.717 16 Banten 501 256 2.234 3.570 216 239 171 164 120 7.471 1.330 8.801 17 Bali 423 269 1.676 2.457 176 146 232 157 123 5.659 2.170 7.829 18 Nusa Tenggara Barat 372 121 3.975 3.458 282 329 414 470 316 9.737 1.318 11.055 19 Nusa Tenggara Timur 384 108 5.924 5.564 532 607 648 663 499 14.929 1.422 16.351 20 Kalimantan Barat 410 98 4.874 4.080 388 364 390 445 321 11.370 1.085 12.455 21 Kalimantan Tengah 281 65 3.945 3.299 278 282 191 337 247 8.925 612 9.537 22 Kalimantan Selatan 412 147 2.877 3.744 442 357 345 571 333 9.228 1.038 10.266 23 Kalimantan Timur 547 213 2.913 2.722 457 381 246 261 279 8.019 1.667 9.686 24 Kalimantan Utara 121 38 1.122 828 137 122 73 71 70 2.582 403 2.985 25 Sulawesi Utara 438 43 2.450 1.321 198 263 364 269 48 5.394 294 5.688 26 Sulawesi Tengah 259 110 4.065 4.670 476 893 380 263 147 11.263 1.132 12.395 27 Sulawesi Selatan 754 455 7.253 8.386 786 1.289 707 756 533 20.919 1.238 22.157 28 Sulawesi Tenggara 288 132 3.626 4.218 358 948 408 567 218 10.763 431 11.194 29 Gorontalo 154 48 1.302 1.447 156 472 192 353 59 4.183 595 4.778 30 Sulawesi Barat 146 63 1.620 1.862 160 214 155 199 111 4.530 188 4.718 31 Maluku 135 30 2.519 1.287 116 208 259 302 63 4.919 355 5.274

32 Maluku Utara 167 33 1.519 1.820 170 400 128 264 101 4.602 286 4.888 33 Papua Barat 119 18 2.053 914 121 165 106 144 105 3.745 123 3.868 34 Papua 339 45 3.905 2.008 241 356 249 278 318 7.739 874 8.613

Indonesia 21.197 7.691 147.388 182.655 15.216 18.257 12.414 13.234 10.721 428.773 62.286 491.059

Lampiran 3

Kecukupan Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat dan Bidan Di Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2018

No Provinsi Persentase Puskesmas dengan Kecukupan

Dokter Persentase Puskesmas dengan Kecukupan

Dokter Gigi Persentase Puskesmas dengan

Kecukupan Perawat Persentase Puskesmas dengan

Kecukupan Bidan Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Aceh 29,86% 15,94% 54,20% 33,91% 57,39% 8,70% 3,77% 14,78% 81,45% 2,61% 4,35% 93 ,04% 2 Sumatera Utara 25,96% 24,56% 49,47% 30,88% 48,07% 21,05% 5,09% 26,32% 68,60% 2,46% 15,09% 82 ,46% 3 Sumatera Barat 39,86% 21,74% 38,41% 61,59% 18,48% 19,93% 10,87% 24,28% 64,86% 1,45% 1,09% 97 ,46% 4 Riau 18,10% 11,21% 70,69% 52,59% 21,55% 25,86% 1,72% 4,74% 93,53% 1,72% 4,31% 93 ,97%

Page 72: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

58 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Provinsi Persentase Puskesmas dengan Kecukupan

Dokter Persentase Puskesmas dengan Kecukupan

Dokter Gigi Persentase Puskesmas dengan

Kecukupan Perawat Persentase Puskesmas dengan

Kecukupan Bidan Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih Cukup Kurang Lebih

5 Jambi 31,88% 20,29% 47,83% 37,20% 46,38% 16,43% 4,35% 11,59% 84,06% 1,93% 2,42% 95 ,65% 6 Sumatera Selatan 40,47% 26,98% 32,55% 32,26% 64,22% 3,52% 2,93% 7,33% 89,74% 1,47% 2,93% 95 ,60% 7 Bengkulu 45,56% 24,44% 30,00% 23,33% 70,00% 6,67% 3,33% 15,56% 81,11% 1,11% 2,22% 96 ,67% 8 Lampung 22,37% 15,93% 61,69% 11,86% 67,12% 21,02% 1,36% 11,19% 87,46% 0,00% 8,47% 91 ,53% 9 Kepulauan Bangka Belitung 0,00% 1,56% 98,44% 0,00% 25,00% 75,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0,00% 0,00% 100,00 %

10 Kepulauan Riau 20,00% 12,94% 67,06% 31,76% 32,94% 35,29% 0,00% 11,76% 88,24% 1,18% 1,18% 97 ,65% 11 DKI Jakarta 21,87% 1,17% 76,97% 76,38% 6,41% 17,20% 5,54% 76,97% 17,49% 11,08% 65,31% 23 ,62% 12 Jawa Barat 35,98% 13,64% 50,37% 46,45% 45,05% 8,50% 9,16% 22,90% 67,94% 3,55% 7,01% 89 ,44% 13 Jawa Tengah 37,76% 12,70% 49,55% 62,47% 31,63% 5,90% 11,56% 16,78% 71,66% 1,81% 4,99% 93 ,20% 14 DI Yogyakarta 19,83% 1,65% 78,51% 68,60% 4,96% 26,45% 19,83% 21,49% 58,68% 4,96% 14,88% 80 ,17% 15 Jawa Timur 42,69% 17,51% 39,79% 64,56% 15,96% 19,48% 6,42% 6,01% 87,56% 1,55% 1,14% 97 ,31% 16 Banten 37,97% 13,08% 48,95% 40,08% 28,69% 31,22% 10,97% 21,94% 67,09% 4,64% 6,33% 89 ,03% 17 Bali 9,17% 1,67% 89,17% 26,67% 2,50% 70,83% 2,50% 2,50% 95,00% 0,00% 0,00% 100,00 % 18 Nusa Tenggara Barat 31,52% 27,88% 40,61% 54,55% 36,36% 9,09% 0,61% 9,70% 89,70% 2,42% 4,85% 92 ,73% 19 Nusa Tenggara Timur 36,70% 48,14% 15,16% 25,00% 73,14% 1,86% 3,46% 15,43% 81,12% 3,72% 10,37% 85 ,90% 20 Kalimantan Barat 45,27% 24,28% 30,45% 27,98% 66,67% 5,35% 2,47% 11,52% 86,01% 5,35% 5,35% 89 ,30% 21 Kalimantan Tengah 32,50% 37,50% 30,00% 27,00% 70,50% 2,50% 1,00% 1,50% 97,50% 1,00% 3,00% 96 ,00% 22 Kalimantan Selatan 43,59% 11,97% 44,44% 54,70% 41,45% 3,85% 3,85% 4,70% 91,45% 3,85% 1,28% 94 ,87% 23 Kalimantan Timur 22,75% 13,23% 64,02% 45,50% 23,81% 30,69% 2,12% 12,17% 85,71% 4,23% 11,64% 84 ,13% 24 Kalimantan Utara 33,93% 25,00% 41,07% 42,86% 44,64% 12,50% 0,00% 8,93% 91,07% 1,79% 12,50% 85 ,71% 25 Sulawesi Utara 20,10% 30,93% 48,97% 17,01% 80,93% 2,06% 5,67% 19,59% 74,74% 7,73% 40,72% 51 ,55% 26 Sulawesi Tengah 38,00% 41,00% 21,00% 31,50% 58,50% 10,00% 2,00% 10,50% 87,50% 1,50% 5,00% 93 ,50% 27 Sulawesi Selatan 35,38% 36,48% 28,13% 49,45% 28,57% 21,98% 7,91% 15,82% 76,26% 6,37% 14,73% 78 ,90% 28 Sulawesi Tenggara 35,69% 47,35% 16,96% 32,51% 60,78% 6,71% 7,77% 26,50% 65,72% 6,36% 12,37% 81 ,27% 29 Gorontalo 44,09% 21,51% 34,41% 35,48% 59,14% 5,38% 3,23% 9,68% 87,10% 1,08% 1,08% 97 ,85% 30 Sulawesi Barat 25,26% 42,11% 32,63% 32,63% 54,74% 12,63% 4,21% 8,42% 87,37% 3,16% 3,16% 93 ,68% 31 Maluku 25,60% 64,25% 10,14% 10,63% 87,44% 1,93% 8,70% 19,32% 71,98% 12,08% 45,41% 42 ,51% 32 Maluku Utara 26,87% 45,52% 27,61% 8,96% 87,31% 3,73% 12,69% 17,91% 69,40% 2,24% 15,67% 82 ,09% 33 Papua Barat 32,28% 56,33% 11,39% 8,86% 89,87% 1,27% 8,23% 25,32% 66,46% 7,59% 51,27% 41 ,14% 34 Papua 24,63% 60,45% 14,93% 8,46% 90,30% 1,24% 5,72% 37,31% 56,97% 7,46% 57,21% 35 ,32%

Indonesia 33,06% 24,36% 42,58% 41,15% 45,53% 13,32% 6,24% 18,13% 75,63% 3,56% 12,63% 83 ,81%

Page 73: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

59 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 4

Jumlah Puskesmas Yang Memiliki Lima Jenis Tenaga Kesehatan Promotif dan Preventif Menurut Provinsi Tahun 2018

No Provinsi Jumlah Puskesmas* Jumlah Puskesmas Memiliki 5 Jenis Tenaga Kesehatan Promotif Preventif

(1) (2) (3) (4) 1 Aceh 345 179 2 Sumatera Utara 570 142 3 Sumatera Barat 276 133 4 Riau 232 99 5 Jambi 207 124 6 Sumatera Selatan 341 162 7 Bengkulu 180 72 8 Lampung 295 84 9 Kepulauan Bangka Belitung 64 45

10 Kepulauan Riau 85 36 11 DKI Jakarta 343 32 12 Jawa Barat 1.070 237 13 Jawa Tengah 882 406 14 DI Yogyakarta 121 92 15 Jawa Timur 965 469 16 Banten 237 51 17 Bali 120 56 18 Nusa Tenggara Barat 165 113 19 Nusa Tenggara Timur 376 205 20 Kalimantan Barat 243 143 21 Kalimantan Tengah 200 89 22 Kalimantan Selatan 234 156 23 Kalimantan Timur 189 123 24 Kalimantan Utara 56 34 25 Sulawesi Utara 194 25 26 Sulawesi Tengah 200 83 27 Sulawesi Selatan 455 236 28 Sulawesi Tenggara 283 107 29 Gorontalo 93 42 30 Sulawesi Barat 95 61 31 Maluku 207 32 32 Maluku Utara 134 57 33 Papua Barat 158 36 34 Papua 402 68

Indonesia 10.017 4.029

Page 74: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

60 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 5

Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Rumah Sakit Menurut Provinsi Tahun 2018

No Provinsi

Jumlah Tenaga Kesehatan

Tenaga Penunjang Kesehatan

Total SDM Kesehatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1 Aceh 1.496 962 25 139 53 7.717 3.053 727 490 301 262 265 375 1.026 0 16.891 4.853 21.744

2 3

Sumatera Utara Sumatera Barat

4.546 1.791

1.997 599

50 34

348 134

26 18

12.315 5.034

3.505 1.038

1.428 693

444 234

243 108

443 239

332 167

555 613

1.506 693

0 0

27.738 11.395

8.690 4.028

36.428 15.423

4 5

Riau Jambi

1.483 787

746 473

42 28

170 88

34 14

4.982 3.883

1.808 1.062

770 483

210 148

78 192

189 118

187 109

343 121

678 522

0 0

11.720 8.028

4.262 3.066

15.982 11.094

6 7

Sumatera Selatan Bengkulu 1.748 327

836 222

43 16

157 48

34 5

7.664 1.874

2.247 759

1.045 214

348 357

205 72

232 107

224 42

431 74

948 291

0 0

16.162 4.408

7.164 1.136

23.326 5.544

8 9

Lampung Kepulauan Bangka Belitung

1.161 334

695 214

28 11

95 36

12 10

5.014 1.800

1.512 340

416 223

172 62

158 41

158 71

121 52

139 108

768 256

0 0

10.449 3.558

5.621 1.514

16.070 5.072

10 11

Kepulauan Riau DKI Jakarta

551 8.778

268 2.777

32 463

57 692

14 72

2.318 20.494

595 2.327

252 3.451

138 529

40 163

74 516

57 738

109 1.175

320 2.537

0 0

4.825 44.712

2.291 23.358

7.116 68.070

12 13

Jawa Barat Jawa Tengah

9.223 6.859

3.973 3.106

499 206

985 547

110 166

32.962 35.453

6.384 6.020

4.417 4.202

681 423

436 563

814 1.057

1.057 1.104

2.037 2.099

4.258 3.957

0 0

67.836 65.762

32.745 30.484

100.581 96.246

14 15

DI Yogyakarta Jawa Timur

1.800 8.155

743 3.257

129 334

156 657

28 732

5.232 28.776

783 6.141

701 3.731

81 726

141 548

207 1.038

223 732

520 1.582

802 3.588

0 0

11.546 59.997

5.561 31.199

17.107 91.196

16 17

Banten Bali

3.170 2.158

1.311 866

203 24

307 164

39 16

9.062 6.191

1.997 1.824

1.476 527

467 148

146 172

220 281

376 103

448 219

1.284 715

0 0

20.506 13.408

8.036 5.926

28.542 19.334

18 19

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur

668 468

456 418

22 2

47 55

19 9

3.650 3.992

1.029 1.159

365 429

166 176

87 126

149 188

90 104

259 264

510 515

0 0

7.517 7.905

2.882 2.953

10.399 10.858

Page 75: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

61 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Provinsi

Jumlah Tenaga Kesehatan

Tenaga Penunjang Kesehatan

Total SDM Kesehatan

20 21

Kalimantan Barat Kalimantan Tengah

723 302

436 227

24 12

72 38

11 7

3.940 2.239

850 529

451 241

83 71

107 48

163 155

102 48

147 97

521 307

0 0

7.630 4.321

3.875 1.634

11.505 5.955

22 23

Kalimantan Selatan Kalimantan Timur

990 1.149

435 688

25 64

88 115

23 26

3.834 6.092

958 1.301

472 594

89 161

121 95

188 157

66 167

173 176

511 688

0 0

7.973 11.473

3.315 6.113

11.288 17.586

24 25

Kalimantan Utara Sulawesi Utara

3 890

14 455

1 6

1 70

0 12

73 4.045

34 465

8 240

5 141

3 119

3 113

0 91

1 87

13 195

0 0

159 6.929

25 2.544

184 9.473

26 27

Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan

506 2.554

336 960

15 83

54 337

23 17

4.358 10.615

1.198 2.514

354 1.255

452 669

182 260

134 453

80 324

82 516

305 1.249

0 0

8.079 21.806

2.220 5.799

10.299 27.605

28 29

Sulawesi Tenggara Gorontalo 326 204

216 168

6 5

57 19

16 1

2.004 1.073

713 327

302 153

354 109

61 36

151 113

58 17

84 16

224 131

0 0

4.572 2.372

868 1.107

5.440 3.479

30 31

Sulawesi Barat Maluku 130 222

81 171

7 7

23 22

0 5

1.168 1.741

471 414

124 116

73 109

21 97

49 109

24 32

27 40

104 135

0 0

2.302 3.220

357 918

2.659 4.138

32 33 34

Maluku Utara Papua Barat Papua

167 178 386

161 143 378

2 1 9

18 25 56

4 4 3

1.326 1.123

3.363

474 323 678

144 138 372

223 130 195

32 45

124

85 45

203

29 26 60

40 44 58

211 148 352

0 0 0

2.916 2.373

6.237

686 838

1.903

3.602 3.211

8.140 Indonesia 64.233 28.788 2.458 5.877 1.563 245.407 54.832 30.514 8.864 5.171 8.484 7.207 13.059 30.268 0 506.725 217.971 724.696

Page 76: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

62 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 6

Jumlah Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Di Rumah Sakit Menurut Provinsi Tahun 2018

Dokter Spesialis Dasar Dokter Spesialis Penunjang

No Provinsi Spesialis Lain

Dokter

Gigi

Spesialis

Total

Spesialis

Penyakit Dalam

Spesialis

Obstetri dan Ginekologi Spesialis Anak

Spesialis

Bedah

Spesialis Radiologi

Spesialis Anestesi

Spesialis Patologi Klinik

Spesialis

Patologi

Anatomi

Spesialis

Rehabilitasi Medik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Aceh 189 163 171 123 49 104 56 15 13 613 25 1.521

2 Sumatera Utara 480 615 533 357 150 312 168 89 25 1.817 50 4.596

3 Sumatera Barat 156 174 131 120 31 82 45 21 10 1.021 34 1.825

4 Riau 157 196 174 123 59 110 37 19 18 590 42 1.525

5 Jambi 94 101 74 79 37 60 32 16 9 285 28 815

6 Sumatera Selatan 223 255 183 145 62 107 36 34 19 684 43 1.791

7 Bengkulu 54 53 38 37 12 25 13 7 2 86 16 343

8 Lampung 127 162 129 107 70 96 50 18 12 390 28 1.189

9 Kepulauan Bangka Belitung 38 47 38 32 22 24 18 8 6 101 11 345

10 Kepulauan Riau 54 81 63 50 24 45 26 13 9 186 32 583

11 DKI Jakarta 735 988 815 503 362 606 185 109 175 4.300 463 9.241

12 Jawa Barat 837 1.159 1.095 646 455 690 262 103 216 3.760 499 9.722

13 Jawa Tengah 782 726 667 568 379 571 205 66 162 2.733 206 7.065

14 DI Yogyakarta 211 186 204 142 111 125 65 20 28 708 129 1.929

15 Jawa Timur 819 958 819 628 422 596 244 109 179 3.381 334 8.489

16 Banten 276 421 393 192 164 247 96 34 79 1.268 203 3.373

17 Bali 249 273 218 174 79 192 43 34 22 874 24 2.182

18 Nusa Tenggara Barat 68 94 61 64 25 50 21 11 6 268 22 690

19 Nusa Tenggara Timur 68 73 58 69 22 44 23 10 6 95 2 470

20 Kalimantan Barat 85 110 89 85 42 55 22 6 7 222 24 747

21 Kalimantan Tengah 37 38 31 29 17 20 18 3 8 101 12 314

22 Kalimantan Selatan 109 134 106 73 42 72 35 17 24 378 25 1.015

23 Kalimantan Timur 112 151 113 95 52 90 40 14 17 465 64 1.213

24 Kalimantan Utara 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4

25 Sulawesi Utara 115 112 129 76 36 64 17 7 19 315 6 896

26 Sulawesi Tengah 57 61 52 52 26 38 20 8 4 188 15 521

27 Sulawesi Selatan 279 316 212 185 140 180 100 40 22 1.080 83 2.637

28 Sulawesi Tenggara 42 49 41 36 19 32 13 4 0 90 6 332

29 Gorontalo 30 26 23 20 10 19 9 1 2 64 5 209

30 Sulawesi Barat 15 13 18 20 7 10 4 0 1 42 7 137

31 Maluku 30 28 21 30 16 22 4 3 1 67 7 229

32 Maluku Utara 29 28 20 22 9 13 5 1 2 38 2 169

33 Papua Barat 24 28 29 31 7 15 7 0 1 36 1 179

34 Papua 46 52 44 56 17 32 18 3 8 110 9 395

Indonesia 6.627 7.872 6.793 4.969 2.975 4.748 1.937 # 1.112 26.357 2.458 66.691

Page 77: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

63 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 7

Persentase Rumah Sakit Kabupaten/Kota Kelas C Yang Memiliki 4 Dokter Spesialis Dasar dan 3 Dokter Spesialis Penunjang Menurut Provinsi Tahun 2018

No Provinsi Jumlah Rumah Sakit Kabupaten/Kota Kelas C yang

Melaporkan Data Jumlah RS yang Memiliki 4 Dokter Spesialis Dasar

dan 3 Dokter Spesialis Penunjang %

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Aceh 15 5 33 , 33

2 Sumatera Utara 21 14 66 , 67

3 Sumatera Barat 15 6 40 , 00

4 Riau 11 6 54 , 55

5 Jambi 9 6 66 , 67

6 Sumatera Selatan 9 4 44 , 44

7 Bengkulu 7 3 42 , 86

8 Lampung 12 10 83 , 33

9 Kepulauan Bangka Belitung 6 6 100,00

10 Kepulauan Riau 5 3 60 , 00

11 DKI Jakarta* - - -

12 Jawa Barat 15 12 80 , 00

13 Jawa Tengah 26 21 80 , 77

14 DI Yogyakarta 3 2 66 , 67

15 Jawa Timur 28 21 75 , 00

16 Banten 5 4 80 , 00

17 Bali 3 2 66 , 67

18 Nusa Tenggara Barat 9 8 88 , 89

19 Nusa Tenggara Timur 16 7 43 , 75

20 Kalimantan Barat 12 8 66 , 67

21 Kalimantan Tengah 11 4 36 , 36

22 Kalimantan Selatan 10 9 90 , 00

23 Kalimantan Timur 11 9 81 , 82

24 Kalimantan Utara 1 0 0 , 00

25 Sulawesi Utara 10 3 30 , 00

26 Sulawesi Tengah 12 8 66 , 67

27 Sulawesi Selatan 21 9 42 , 86

28 Sulawesi Tenggara 9 5 55 , 56

29 Gorontalo 4 3 75 , 00

30 Sulawesi Barat 4 1 25 , 00

31 Maluku 6 1 16 , 67

32 Maluku Utara 4 2 50 , 00

33 Papua Barat 6 4 66 , 67

34 Papua 8 6 75 , 00

Indonesia 344 212 61 , 63

Page 78: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

64 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 8

Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Menurut Jenis Tenaga dan Provinsi Tahun 2018

No Provinsi

Jumlah

Kabupaten/Kota

Daerah

Tertinggal,

Terdepan, dan Terluar

Jumlah Tenaga Kesehatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) 1 Aceh 3 56 166 4 38 1 1.010 1.291 149 259 107 100 29 137 120 0 3.467 631 4.098 2 Sumatera Utara 5 118 207 1 41 2 2.029 1.958 151 189 47 113 22 58 127 0 5.063 700 5.763 3 Sumatera Barat 3 43 100 0 34 0 791 916 179 80 46 69 10 123 116 0 2.507 908 3.415 4 Riau 6 317 710 3 171 1 3.501 3.324 534 307 119 168 74 237 379 0 9.845 3.349 13.194 5 Sumatera

Selatan 2 20 84 0 13 2 1.027 930 92 53 33 63 14 62 70 0 2.463 690 3.153

6 Bengkulu 1 2 20 0 9 1 291 477 38 55 16 33 2 1 36 0 981 209 1.190 7 Lampung 2 12 51 2 4 0 577 1.019 44 69 28 50 1 25 35 0 1.917 246 2.163 8 Kepulauan Riau 5 337 391 23 102 2 2.810 1.380 382 163 113 159 45 186 307 0 6.400 2.672 9.072 9 Jawa Timur 4 147 456 10 158 3 3.363 2.953 265 139 79 174 13 122 256 0 8.138 2.968 11.106

10 Banten 2 69 155 4 42 0 1.483 1.569 120 112 42 43 1 19 45 0 3.704 899 4.603 11 Nusa Tenggara

Barat 8 227 613 12 132 8 5.969 3.815 582 392 412 525 52 414 680 1 13.834 4.582 18.416

12 Nusa Tenggara Timur

19 366 628 2 160 5 6.895 4.936 825 687 658 721 82 618 769 3 17.355 5.085 22.440

13 Kalimantan Barat 9 179 386 7 72 3 4.693 2.954 430 291 280 353 37 324 412 0 10.421 3.030 13.451 14 Kalimantan

Tengah 1 15 24 1 4 1 376 235 30 19 10 29 4 17 47 0 812 318 1.130

15 Kalimantan Selatan

1 16 26 0 13 0 330 279 40 20 32 72 2 24 48 0 902 397 1.299

16 Kalimantan Timur

2 24 98 0 26 0 773 381 102 56 43 47 7 16 74 0 1.647 772 2.419

17 Kalimantan Utara 2 26 63 2 23 1 834 565 119 115 41 48 10 31 81 0 1.959 713 2.672

Page 79: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

65 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Provinsi

Jumlah

Kabupaten/Kota

Daerah

Tertinggal,

Terdepan, dan Terluar

Jumlah Tenaga Kesehatan

18 Sulawesi Utara 2 21 60 1 6 1 886 227 66 58 88 63 6 34 34 0 1.551 376 1.927 19 Sulawesi Tengah 9 116 251 2 83 10 3.892 2.967 541 771 270 216 32 128 233 1 9.513 2.693 12.206 20 Sulawesi Selatan 1 13 34 0 22 0 237 181 43 58 32 36 2 25 27 0 710 149 859 21 Sulawesi

Tenggara 3 35 66 1 27 1 668 448 101 101 69 111 10 50 69 0 1.757 521 2.278

22 Gorontalo 3 31 121 0 25 0 806 576 112 203 80 167 4 36 75 0 2.236 751 2.987 23 Sulawesi Barat 2 27 70 2 23 0 662 713 69 116 53 46 6 26 56 0 1.869 234 2.103 24 Maluku 8 49 161 1 26 2 2.745 1.174 181 263 270 285 16 53 142 0 5.368 890 6.258 25 Maluku Utara 6 20 109 2 18 1 1.117 977 173 307 85 164 12 18 123 0 3.126 652 3.778 26 Papua Barat 7 55 106 0 10 1 1.378 454 109 127 70 95 7 45 98 0 2.555 608 3.163 27 Papua 27 166 604 4 77 4 5.721 2.219 494 562 333 478 34 79 543 614 11.932 3.613 15.545

Page 80: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

66 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 9

Program Studi Diploma III Pada Poltekkes Kemenkes (Agustus 2019)

No Nama

Poltekes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Keperawatan Kebidanan Keperawatan Gigi

Gizi Analisa Kesehatan/Teknologi Laboratorium Medis

Kesehatan Lingkungan

Teknik Gigi

Teknik Elektromedik

Okupasi Terapi

Ortotik Prostetik

Terapi Wicara

Akupuntur Jamu Teknik Radiodiagnostik

dan R. Terapi

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Fisioterapi Farmasi Analisa Farmasi dan

Makanan

Teknologi Bank Darah

Asuransi Kesehatan

JML

JAWA, BALI,

NTB, NTT

1 Bnaten 1 1 1 3

2 Jakarta I 1 1 1 3

3 Jakarta II 1 1 1 1 1 1 1 7

4 Jakarta III 1 1 1 3

5 Bandung 2 3 1 1 1 1 1 10

6 Tasikmalaya 2 2 1 2 2 1 10

7 Semarang 6 4 1 1 1 1 2 1 1 18

8 Surakarta 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

9 Yogyakarta 1 1 1 1 1 1 6

10 Surabaya 4 4 1 1 1 2 1 14

11 Malang 5 3 1 1 1 1 1 13

12 Denpasar 1 1 1 1 1 1 6

13 Mataram 2 1 1 1 5

14 Kupang 4 1 1 1 1 1 1 10

31 24 8 11 9 8 1 2 1 1 1 1 1 3 4 1 5 3 2 1 118 118

SUMATERA

15 Aceh 5 3 1 1 1 1 12

16 Medan 2 5 1 1 1 1 1 12

17 Padang 2 2 1 1 1 7

18 Riau 2 1 1 4

19 Tanjung Pinang 1 1 1 3

20 Jambi 1 1 1 1 1 1 6

21 Bengkulu 2 2 1 1 1 1 8

22 Palembang 4 2 1 1 1 1 1 11

23 Pangkla Pinang 2 1 1 1 5

24 Tanjung Karang 2 2 1 1 1 1 1 1 10

23 20 6 8 5 8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 78 78

Page 81: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

67 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Nama

Poltekkes

Program Studi Diploma III

Keperawatan Kebidanan Keperawatan

Gigi Gizi

Analisa Kesehatan/Teknologi Laboraturium Medis

Kesehatan Lingkungan

Teknik Gigi

Teknik Elektromedik

Okupasi Terapi

Ortotik Prostetik

Terapi Wicara

Akunpuntur Jamu Teknik

Radiodiagnostik dan R. Terapi

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Fisioterapi Farmasi Analisa

Farmasi dan Makanan

Teknologi Bank Darah

Asuransi Kesehatan Jml

Kalimantan

25 Pontianak 1 1 1 1 1 1 6

26 Palangkaraya 1 1 1 3

27 Banjarmasin 1 1 1 1 1 1 6

28 Kaltim 1 2 1 4

4 5 2 3 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 19

SULAWESI

29 Makassar 2 1 1 1 1 1 1 1 9

30 Mamuju 1 1 1 1 4

31 Palu 3 2 1 1 7

32 Kendari 1 1 1 1 4

33 Manado 1 1 1 1 1 1 1 7

34 Gorontalo 1 1 1 1 4

9 7 2 6 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 35 35

MALUKU

35 MALUKU 3 2 1 1 1 8

36 Ternate 1 1 1 1 1 5

4 3 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 13

PAPUA

37 Sorong 3 2 1 6

38 Jayapura 7 4 1 1 2 1 16

10 6 0 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 22 22

285

81 65 18 32 23 26 2 2 1 1 1 1 1 3 4 2 16 3 2 1

Page 82: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

68 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 10

Program Studi Diploma IV Pada Poltekkes Kemenkes (Agustus 2019)

No Nama Poltekes

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

Keperawatan Kebidanan Keperawatan Gigi

Gizi/Gizi dan

Dietetika

Kesehatan Lingkungan/Sanitasi

Lingkungan

Teknik Elektromedik

Teknik Radiodiagnostik dan R. Terapi

Okupasi Terapi

Terapi Wicara

Akupuntur Farmasi Promosi Kesehatan

Fisioterapi Orthotik Prostetik

Teknologi Laboratorium

Medis

Keperawatan Anestesiologi

Keperawatan jiwa

JML

JAWA, BALI, NTB, NTT

1 Banaten 1 1

2 Jakarta I 1 1 2

3 Jakarta II 1 1 1 1 4

4 Jakarta III 1 1 1 1 1 5

5 Bandung 1 1 1 1 1 1 1 7

6 Tasikmalaya 1 2 1 4

7 Semarang 2 2 1 1 1 1 1 9

8 Surakarta 1 1 1 1 1 1 1 7

9 Yogyakarta 1 1 1 1 1 1 1 7

10 Surabaya 1 1 1 1 1 1 6

11 Malang 2 3 1 1 7

12 Denpasar 1 1 1 1 4

13 Mataram 2 1 1 1 5

14 Kupang 1 1

16 14 5 7 6 2 2 1 1 1 0 3 2 2 6 1 0 69 69

SUMATERA

15 Aceh 1 1 1 1 1 5

16 Medan 1 1 1 1 4

17 Padang 1 1 1 1 1 5

18 Riau 1 1 2

19 Tanjunhg Pinang 0

20 Jambi 1 1 1 1 1 1 6

21 Bengkulu 1 1 1 1 4

22 Palembang 1 1 1 3

23 Pangkal Pinang 0

24 Tanjung Karang 1 2 1 1 5

8 9 2 5 5 0 0 0 0 0 0 3 0 0 2 0 0 34 34

Page 83: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

69 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Nama Poltekkes

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

Keperawaatan Kebidanan Keperawatan Gigi

Gizi/Gizi dan Diatetika

Kesehatan Lingkungan/Sanitasi Lingkungan

Teknik Elektromedik

Teknik Radiodiagnostik dan R.Terapi

Okupasi Terapi

Terapi Wicara Akpuntur Farmasi

Promosi Kesehatan Fisioterapi

Ortotik Prostetik

Teknologi Laboratutium Medis

Keperawatan Anestesiologi

Keperawatan Jiwa Jml

KALIMANTAN

25 Pontianak 2 1 1 1 1 6

26 Palangkaraya 1 1 1 3

27 Banjarmasin 1 1 1 1 1 1 6

28 Kaltim 1 1 1 1 4

5 4 1 4 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 19 19

SULAWESI

29 Makassar 1 1 1 1 1 1 1 1 8

30 Mamuju 0

31 Palu 1 1 2

32 Kendari 1 1 2

33 Manado 1 1 1 1 1 5

34 Gorontalo 1 1 1 1 4

4 5 1 4 3 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 21 21

MALUKU

35 MALUKU 0

36 Ternate 1 1 2

1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2

PAPUA

37 Sorong 1 1 2

38 Jayapura 1 1 1 3

2 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5

150

36 35 9 21 16 2 2 1 1 1 1 8 3 2 11 1 0 150

Page 84: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

70 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 11

Daftar Jenis Program Studi Profesi, S2, PJJ (Agustus 2019)

No Nama Poltekes

Profesi S2/Magister Terapan Program Jarak Jauh

Profesi Ners

Profesi Fisioterapi

Profesi Dietisien

Profesi Bidan

Keperawatan Magister terapan

Kebidanan Magister

Kebidanan

Imaging Diagnostik

Magister Terapan

Terapis Gigi dan Mulut Magister

Terapan

D3 Keperawatan D3 Kebidanan

JAWA, BALI, NTB,

NTT

1 Banten 1 - - - - - - - - -

2 Jakarta I 1 - - - - - - - - -

3 Jakarta III 1 1 - 1 - - - - - -

4 Bandung 1 - 1 1 - - - - - -

5 Tasikmalaya 1 - - 1 - - - - - -

6 Semarang 1 - 1 1 1 1 1 1 - -

7 Surakarta 1 1 - 1 - - - - - -

8 Yogyakarta 1 - 1 1 - - - - - -

9 Malang 1 - -1 1 - - - - - -

10 Denpasar 1 - - 1 - - - - - -

11 Mataram 1 - - - - - - - - -

12 Kupang 1 - - - - - - - 1 1

13 Surabaya 1 - - 1 - - - - - -

13 2 4 9 1 1 1 1 1 1

SUMATERA

14 Medan - - - 1 - - - - - -

15 Padang 1 - - - - - - - - -

16 Bengkulu 1 - - 1 - - - - - -

17 Tanjung Karang 1 - - - - - - - - -

18 Jambi 1 - - 1 - - - - - -

4 0 0 3 0 0 0 0 0 0

Page 85: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

71 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

No Nama Poltekes

Profesi S2/Magister Terapan Program Jarak Jauh

Profesi Ners

Profesi Fisioterapi

Profesi Dietisien

Profesi Bidan

Keperawatan Magister terapan

Kebidanan Magister

Kebidanan

Imaging Diagnostik

Magister Terapan

Terapis Gigi dan Mulut Magister

Terapan

D3 Keperawatan D3 Kebidanan

19 Pontianak 1 - - 1 - - - - - -

20 Kaltim 1 - - - - - - - 1 1

21 Palangkaraya - - - 1 - - - - - -

2 0 0 2 0 0 0 0 1 1

SULAWESI

22 Palu 1 - - - - - - - - -

23 Manado 1 - - - - - - - - -

24 Makassar - 1 1 - - - - - - -

2 1 1 0 0 0 0 0 0 0

PAPUA

25 Jayapura 1 - - - - - - - - -

22 3 5 14 1 1 1 1 2 2

44 4 4

Page 86: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

72 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 12

Daftar Rekapitulasi Program Studi Di Poltekkes Kemenkes Tahun 2019

NO JENIS PROGRAM STUDI D-3 D-4 S-2 PROFESI PJJ TOTAL

1 Keperawatan 81 36 1 22 2 142

2 Kebidanan 65 35 1 14 2 117

3 Keperawatan Gigi 18 9 1 - - 28

4 Gizi 32 21 - - - 53

5 Analis Kesehatan/Teknologi Laboratorium Medis 23 11 - - - 34

6 Kesehatan Lingkungan/Sanitasi 26 16 - - - 42

7 Teknik Gigi 2 - - - 2

8 Teknik Elektromedik 2 2 - - - 4

9 Okupasi Terapi 1 1 - - - 2

10 Ortotik Prostetik 1 2 - - - 3

11 Terapi Wicara 1 1 - - - 2

12 Akupuntur 1 1 - - - 2

13 Jamu 1 - - - - 1

14 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi 3 2 1 - - 6

15 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan 4 - - - 4

16 Fisioterapi 2 3 - 3 - 8

17 Farmasi 16 1 - - - 17

18 Analisa Farmasi dan Makanan 3 - - - - 3

19 Teknologi Bank Darah 2 - - - - 2

20 Asuransi Kesehatan 1 - - - - 1

21 Promosi Kesehatan - 7 - - - 7

22 Dietisien - - - 5 - 5

23 Keperawatan Anestesiologi - 1 - - - 1

24 Keperawatan Jiwa - - - - - -

285 149 4 44 4 486

Page 87: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

73 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 13

Grafik Program Studi Di Poltekkes Kemenkes Tahun 2019

81

65

18

32

2326

2 2 1 1 1 1 1 3 4 2

16

3 2 1

36 35

9

21

1116

2 1 2 1 1 2 3 17

1 01 1 1 1

22

14

3 52 2

D-3

D-4

S-2

PROFESI

PJJ

285

149

4

44

4

Page 88: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

74 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 14

Grafik Program Studi Di Poltekkes Kemenkes Tahun 2019 Wilayah Jawa, Bali, NTT, NTB

31

24

8

119 8

1 2 1 1 1 1 13 4

1

53 2 1

1614

57 6 6

2 1 2 1 1 2 2 31 01 1 1 1

13

9

24

1 1

0

5

10

15

20

25

30

35 D-3 = 118

D-4 = 68

S-2 = 4

Profesi = 28

PJJ = 2

Page 89: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

75 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 15

Grafik Program Studi Di Poltekkes Kemenkes Tahun 2019 Wilayah Sumatera

23

20

6

8

5

8

1

78

9

2

5

2

5

34

3

D3 = 78

D4 = 34

S2 = 0

Profesi = 7

PJJ = 0

Page 90: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

76 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 16

Grafik Program Studi Di Poltekkes Kemenkes Tahun 2019 Wilayah Kalimantan

4

5

2

3 3

2

5

4

1

4

2 2

1

2 2

1 1

D-3 = 19

D-4 = 19

S-2 = 0

PROFESI = 4

PJJ = 2

Page 91: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

77 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 17

Grafik Program Studi Di Poltekkes Kemenkes Tahun 2019 Wilayah Sulawesi

9

7

2

6

3

4

1

3

4

5

1

4

1

3

1 1 1

2

1 1

D-3 = 35

D-4 = 21

S-2 = 0

PROFESI = 3

PJJ = 0

Page 92: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

78 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 18

Grafik Program Studi Di Poltekkes Kemenkes Tahun 2019 Wilayah Maluku

4

3

2 2 2

1 1

D-3 = 13

D-4 = 2

S-2 = 0

PPROFESI = 0

PJJ = 0

Page 93: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

79 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

Lampiran 19

Grafik Program Studi Di Poltekkes Kemenkes Tahun 2019 Wilayah Papua

10

6

2

1

2

1

2 2

11

D-3 = 22

D-4 = 5

S-2 = 0

PROFESI = 1

PJJ = 0

Page 94: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

80 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025

BAB VIII

PENUTUP

Pengembangan Poltekkes Kemenkes bertujuan: 1) meningkatkan pemerataan

dan perluasan akses bagi semua warga negara melalui program-program pendidikan

tinggi bidang kesehatan pada jenjang diploma, sarjana terapan, profesi, magister

terapan dan doktor terapan; 2) meningkatkan mutu relevansi dan daya saing

Poltekkes Kemenkes dalam rangka menjawab kebutuhan program dan pelayanan

kesehatan, pasar kerja serta pengembangan IPTEK untuk memberikan sumbangan

secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa;

3) meningkatkan kinerja Poltekkes Kemenkes dengan jalan meningkatkan

produktivitas, efisiensi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan layanan pendidikan

tinggi.

Pengembangan Poltekkes Kemenkes kedepan memiliki tantangan dan

peluang sangat menarik dan cukup berat, terutama dalam peningkatan kualitas serta

relevansi dengan kebutuhan program dan pelayanan kesehatan. Politeknik

Kesehatan Kemenkes harus dikelola berdasarkan Grand Design.

Grand Design ini akan terus disempurnakan secara periodik atau sewaktu-waktu bila

diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberitahuan lebih lanjut

mengenai perubahan akan diumumkan kepada semua pihak yang terkait. Dengan

adanya Grand Design ini diharapkan akan memberi arah pemangku kepentingan

dalam menentukan kebajikan.

Buku Pedoman Pengembangan Pusat Unggulan Ipteks - Poltekkes Kemenkes

merupakan pedoman yang dijadikan sebagai pegangan atau acuan oleh berbagai

pihak yang terlibat dalam pengembangan Pusat Unggulan Iptek, termasuk

penyelenggara, tim independen (Tim Supervisi dan Tim Monev), serta seluruh

lembaga litbang yang berminat untuk dikembangkan menjadi Pusat Unggulan Iptek.

Pedoman ini akan terus disempurnakan secara periodik atau sewaktu-waktu bila

diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberitahuan lebih lanjut

mengenai perubahan akan diumumkan kepada semua pihak yang terkait. Dengan

adanya pedoman ini diharapkan akan mempermudah dan memperjelas proses

pengembangan Pusat Unggulan Iptek yaitu untuk menghasilkan lembaga yang

berpredikat sebagai Pusat Unggulan Iptek sesuai dengan usulan lembaga dan kriteria

yang telah ditetapkan.

Page 95: Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Badan Pengembangan 1 ...bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/... · Nomor 1952); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun

81 | Grand Design Poltekkes Kemenkes 2019-2025