indikator kinerja utama (iku) tahun 2018 · kata pengantar puja pangustuti dan angayu bagia kami...

23
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2018 DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BADUNG Jl. Raya Sempidi, Mengwi, Badung Telp. (0361) 9009259

Upload: duongthu

Post on 27-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU)

TAHUN 2018

DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA

KABUPATEN BADUNG

Jl. Raya Sempidi, Mengwi, Badung

Telp. (0361) 9009259

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU)

TAHUN 2018

DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA

KABUPATEN BADUNG

TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

Puja Pangustuti dan Angayu Bagia kami Panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi

Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kerta waranugraha Nya Buku

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten

Badung Tahun 2018 ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Keberhasilan

dalam mewujudkan salah satu bagian yang merupakan dokumen penting Perencanaan

ini tidak terlepas pula dari komitmen kami beserta segenap jajaran guna mewujukan

budaya prestasi, terutamanya dalam meningkatkan performa Kinerja agar senantiasa

selaras dengan Dokumen Perencanaan lainnya seperti RPJMD Semesta Berencana

Kabupaten Badung periode 2016-2021 serta Dokumen Renstra Perangkat Daerah

Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung Periode 2016 – 2021.

Indikator Kinerja Utama 2018 yang merupakan penjabaran atas RPJMD dan

Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja ini memuat tujuan, sasaran, strategi

dan arah kebijakan serta indikator yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian

dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung, dengan senantiasa mengacu kepada Rencana

Strategis Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung.

Selanjutnya dengan mengacu pada dokumen IKU Tahun 2018 ini diharapkan seluruh

capain kinerja dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung akan

memenuhi asas umum penyelenggaraan Pemerintahan yang baik serta tata kelola

keuangan yang baik, transparan, normatif dan akuntabel.

i

Semoga Indikator Kinerja Utama Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja ini

bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman serta acuan dalam menyusun rencana

anggaran Perangkat Daerah sehingga mengikuti prinsip - prinsip konsistensi dan

keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan, penganggaran serta monitoring

evaluasi dan pengawasan dapat terjaga secara berkelanjutan.

Mangupura, 5 Pebruari 2018 Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja

Kabupaten Badung

Drs. Ida Bagus Oka Dirga, M.Si.

Pembina Utama Muda

NIP. 19620530 198602 1 002

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

BAB II PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA………………. 8

BAB III GAMBARAN UMUM………………………………………….…. 11

BAB IV PENUTUP…………………………………………………….…. 16

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG.

Setiap warga negara berhak untuk hidup layak, bebas dari penindasan, bebas

dari kemiskinan, bebas menggerakan secara konstruktif aktifitas perindustrian dan

ketenagakerjaan guna memperkuat pembangunan perekonomian yang dapat

mempertinggi kesejahteraan keluarga, golongan dan masyarakat. Tujuan dimaksud

diatas hanya dapat dicapai bila masyarakat dan negara telah berada dalam taraf

kesejahteraan ekonomi yang menyeluruh dan merata didukung dengan

perindustrian yang selalu berkembang dan ketenagakerjaan yang berkompten dan

mempunyai daya saing yang tinggi, berinovasi serta selalu mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Oleh kerena itu usaha-usaha kesejahteraan tersebut perlu

diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, melalui usaha-usaha

pengembangan perindustrian dan ketenagakerjaan guna peningkatan

pembangunan perekonomian secara berkesinambungan.

Pembangunan bidang perindustrian khususnya industri kecil dan menengah

serta ketenaga kerjaan juga diarahkan pada penciptaan lapangan kerja dan

mengurangi pengangguran serta pengembangan sumber daya manusia yang

profesional, mandiri, beretos kerja tinggi, dan produktif.

1

Pembangunan di bidang perindustrianjn danm ketenagakerjaan merupakan

upaya yang menyeluruh yang ditujukkan pada peningkatan, pembentukan dan

pengembangan tenaga kerja yang berkualitas,

produktif, efisien, efektif, dan berjiwa wirausaha, sehingga mampu mengisi,

menciptakan, dan memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

Sedangkan pembangunan di bidang ketenagakerjaan diarahkan pada

pemberdayaan atau pendayagunaan tenaga kerja sehingga setiap lowongan kerja

yang ada dapat terisi dan pengangguran semakin berkurang.

Pengembangan perindustrian yang berinovasi dengan didukung

pembangunan di bidang ketenagakerjaan yang berkualitas, berjiwa wirausaha

maka pembangunan perekonomian akan semakin tangguh sehingga kesejahteraan

ekonomi masyarakat semakin meningkat.

Sehubungan dengan itu maka Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) yang telah dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good

governance dan sekaligus result oriented government, perlu terus dikembangkan

dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam sistim penganggaran dan

pelaporan sesuai dengan amanat UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dan UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai

peraturan perundangan dibawahnya.

Dengan demikian, ke depan anggaran negara baik pusat maupun daerah

menjadi anggaran berbasis kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun

berdasarkan perencanaan kinerja, atau dengan kata lain dihitung dan disusun

berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output

2

dan outcome yang diinginkam masyarakat. Dengan anggaran berbasis kinerja ini

akan dapat dilakukan penelusuran alokasi anggaran ke kinerja yang direncanakan,

dan pada setiap akhir tahun anggaran juga dapat dilakukan penelusuran realisasi

anggaran dengan capaian kinerjanya. Hal ini akan memudahkan evaluasi untuk

mengetahui cost efficiency dan

cost effectiveness anggaran instansi bersangkutan, sekaligus memudahkan

pencegahan dan deteksi kebocoran anggaran.

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam kerangka

penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia adalah telah dikeluarkan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER 1091

M.PAN 1512007, tanggal 3 Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan

Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Berdasarkan Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Indikator Kinerja Utama (Key

Performance Indicators) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran

strategis Perangkat Daerah.

Setiap Perangkat Daerah wajib menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)

secara formal untuk tujuan dan sasaran strategis untuk masing-masing tingkatan

(level) secara berjenjang.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Perangkat Daerah harus selaras antar

tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output) dan hasil

(outcome). Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tingkat Kementrian Negara /

Departemen/ LPND/ Pemprov/Pemkab/Pemkot sekurang-kurangnya adalah

indikator hasil (outcome) dan atau keluaran (output) yang setingkat lebih tinggi dari

keluaran (output) unit kerja

3

dibawahnya, sedangkan IKU pada unit Perangkat Daerah setingkat Eselon

II/Satuan Kerja/Unit Kerja mandiri sekurang-kurangnya adalah Indikator keluaran

(output).

Dengan ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators)

secara formal dalam suatu lembaga pemerintah, diharapkan akan diperoleh

informasi kinerja secara baik serta diperolehnya ukuran keberhasilan dari

pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis Perangkat Daerah yang digunakan

untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Perlunya ditetapkan

indikator-indikator kinerja adalah agar terdapat proses yang wajar yang digunakan

baik oleh para pelaksana dan pimpinan dalam mengelola usaha-usaha Perangkat

Daerah agar mencapai hasil atau berkinerja tinggi. Indikator kinerja ini mempunyai

peranan yang sangat penting untuk mengukur kinerja dalam mengelola organisasi

secara umum agar berjalan efektif dan efisien.

Bertitik tolak dari uraian diatas maka Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja

Kabupaten Badung sebagai salah satu Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten

Badung juga berupaya untuk menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai

amanat dari UU yang berlaku.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

2.1 MAKSUD

Indikator Kinerja Utama (IKU) dimaksudkan sebagai alat ukur yang dapat

menggambarkan tingkat capaian suatu tujuan dan sasaran atau sasaran dari

kegiatan utama, selain itu pula IKU berfungsi sebagai alat ukur yang dapat

menunjukkan apakah

4

sasaran atau kegiatan telah berhasil dicapai sesuai rencana/target yang telah

ditetapkan.

2.2 TUJUAN

Dengan tersusunnya Indikator Kinerja Utama (IKU), diharapkan untuk

mendapatkan informasi kinerja yang utama atau informasi yang penting dan

diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik

serta untuk mendapatkan ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan

dan sasaran strategis perangkat daerah yang digunakan untuk perbaikan

kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja instansi unit kerja Perangkat

Daerah. Begitu pula perlunya ditetapkan indikator-indikator kinerja adalah agar

terdapat proses yang wajar yang digunakan baik oleh para pelaksana maupun

pimpinan dalam mengelola usaha - usaha perangkat daerah agar mencapai

hasil atau berkinerja tinggi.

3. LANDASAN PENYUSUNAN

Landasan Hukum Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perindustrian

dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4405) ;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

5

(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4406) ;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4614) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

7. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan

Lembaran Negara Repiblik Indonesia Nomor 4663) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4664) ;

9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 ;

10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

6

Presiden Nomor 94 Tahun 2006 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan

Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tuga, Fungsi, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia ;

11. Instruksi Presiden R.I N0. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah ( LAKIP ) ;

12. Peraturan Menpan Nomor PER 09/MENPAN/5/2007 tentang Pedoman Urusan

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

7

BAB II

PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator kinerja mengandung dua pengertian, “Indikator” dan “Kinerja”.

Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan

yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO,1981), Kinerja

adalah prestasi kerja atau hasil kerja yang diwujudkan dalam melaksanakan program

dan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Indikator

Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat

pencapaian suatu program/kegiatan sesuai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara kuantitatif maupun secara

kualitatif, mengenai apa yang diukur untuk menentukan apakah tujuan dan sasaran

sudah tercapai sesuai yang diinginkan masing-masing Perangkat Daerah.

Oleh karena itu indikator kinerja utama merupakan suatu alat ukur untuk

menghitung pelaksanaan program/kegaiatan untuk mencapai target program/kegiatan

dari masing-masing Perangkat Daerah serta dapat sebagai fokus perbaikan kinerja di

masa depan mulai dari tahap perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan, maupun

tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi (ex-post). Selain itu, indikator kinerja

digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasi/unit kerja yang

bersangkutan apakah sudah menun jukkan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis. Dengan demikian

tanpa Indikator Kinerja Utama (IKU) sulit bagi kita untuk menilai tingkat keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kebijakan program yang

telah ditetapkan.

8

“Rencana Kinerja” berarti membuat rencana mulai dari Input, Output dan

Outcome yang akan dihasilkan oleh Perangkat Daerah berdasarkan Rencana Strategis

( untuk 5 tahun ) dan Renja Perangkat Daerah (untuk 1 tahun ), pemilihan kegiatan dan

output yang akan dibuat baru merupakan “ rencana kerja “. Instansi pemerintah belum

dapat disebut berkinerja yang baik sebelum dapat menunjukkan keberhasilan

pencapaian outcomenya.

Kapan kinerja tersebut dapat dicapai juga harus direncanakan sejak awal.

Apabila hal tersebut telah dipenuhi, Perangkat Daerah tersebut telah dapat menyatakan

output dan kegiatan tahunannya yang tertuang dalam Renja Perangkat Daerah sebagai

kinerja sementara dalam rangka mencapai kinerja sesungguhnya beberapa tahun

kemudian.

Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta untuk lebih

meningkatkan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap Perangkat Daerah

perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu

dilakukan Perangkat Daerah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja utama dari

Perangkat Daerah yang bersangkutan. Kinerja utama dari Perangkat Daerah adalah hal

utama apa yang akan diwujudkan oleh perangkat daerah yang bersangkutan atau

mewujudkan untuk apa perangkat daerah dibentuk yang menjadi core areal bussines

dan tertuang dalam tugas pokok dan fungsi serta kewenangan utama instansi

perangkat daerah atau yang utamanya masuk dalam standart pelayanan minimal.

Dengan demikian indikator kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran

strategis perangkat daerah, sehingga IKU (Key Performance Indicator) yang baik harus

dan tidak menimbulkan pengertian ganda (spesifik).

9

Keberhasilannya dapat diukur secara obyektif dan relevan dalam kurun waktu

tertentu sehingga dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi

pemerintah yang bersangkutan.

Dengan demikian definisi indikator kinerja adalah alat ukur atau media yang

digunakan dalam mengukur kinerja. Sedangkan yang dimaksud dengan utama adalah

unsur program dan kegiatan yang paling prioritas dan yang strategis dari seluruh

kewenangan yang ditetapkan.

1. Syarat dan Kreteria IKU

Persyaratan yang berlaku untuk indikator kinerja yang baik adalah sebagai berikut :

1.1 Penetapan indikator kinerja harus jelas (spesifik) dan tidak menimbulkan pengertian

ganda dan dapat diukur secara obyektif serta dapat dicapai.

1.2 Relevan ; indikator kinerja harus berhubungan dengan apa yang diukur secara

obyektif dapat digunakan untuk pengambilan keputusan atau kesimpulan tentang

pencapaian apa yang diukur dalam kurun waktu tertentu.

1.3 Penting / menjadi prioritas dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan,

kemajuan atau pencapaian ( accomplishment)

1.4 Efektif dan Layak ; data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang

bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis dengan biaya yang layak.

Sedangkan kriteria indikator kinerja yang baik adalah sebagai berikut:

1. Spesifik, jelas dan fokus (Spesific)

2. Dapat diidentifikasi dan diukur secara obyektif (Measurable).

10

3. Menggambarkan sesuatu yang diukur dan tersedia data mengenai target dan

realisasinya ( Achievable).

4. Relevan, selaras dengan kondisi dan sasaran kegiatan yang dikur.

5. Dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan ( Time bound).

Indikator Kinerja Utama digunakan pada Perangkat Daerah untuk ;

1. Prencanaan Kinerja tahunan

2. Penganggaran

3. Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja

4. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja

5. Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

11

BAB III

GAMBARAN UMUM

VISI, MISI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA ARAH KEBIJAKAN DINAS

PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA.

3.1. VISI

Memperhatikan permasalahan pembangunan yang dihadapi masyarakat

seperti :

Pemasaran hasil produk industri yang bersifat local belum berorientasi ekspor,

kemasan dan desain produk yang masih konvensional ( belum menarik dan

atraktif ), pertumbuhan industri yang belum optimal terutama menumbuhkan jiwa

kewirausahaaan, keterbatasan pelaku industry dalam mengakses pangsa pasar,

belum optimalnya jenis-jenis pelatihan sesuai perkembangan Iptek dan masih

adanya kasus-kasus setrategis tersebut yang memerlukan penanganan secara

komprehensif melalui pendekatan pembangunan berkelanjutan yang implikasinya

terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Tenaga

Kerja Kabupaten Badung Tahun 2018 , maka Visi Dinas Perinduutrian dan

Tenaga Kerja Kabupaten Badung adalah “Terwujudnya Produk Industri Yang

Berdaya Saing, Berbasis Inovasi dan Teknologi Melalui Peningkatan

Kualitas Tenaga Kerja di Kabupaten Badung”.

3.2. MISI

Untuk mewujudkan Visi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung

Tahun 2018 tersebut diatas, maka ditetapkan Misi sebagai berikut :

11

1. Meningkatkan Industri yang mandiri, berdaya saing, maju dan industri hijau.

2. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah

pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan

yang merugikan masyarakat.

3. Meprioritaskan Pembinaan IKM ( Industri Kecil Menengah ) yang berorientasi

Eksport dan menggunakan bahan baku local dengan peningkatan ketrampilan

para perajin melalui pelatihan dan magang serta mendidik calon pengusaha.

4. Meningkatkan kualitas, daya saing dan produktivitas tenaga kerja, penempatan

tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja serta memberikan pelayanan

informasi ketenagakerjaan.

5. Mewujudkan hubungan industrial dan perlindungan serta kesejateraan tenaga

kerja.

3.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Adanya paradigma baru sesuai tuntutan reformasi membawa implikasi

langsung kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Urusan Perindustrian

dan Ketenagakerjaan dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah, dimana

fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dilaksanakan sepenuhnya

oleh daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor

20 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Kabupaten Badung dan Peraturan Bupati Badung Nomor 78 Tahun 2016

tentang tugas pokok dan fungsi, Dinas Perindustrian dan Dinas Tenaga

Kerja Kabupaten Badung yang merupakan Perangkat Daerah teknis untuk

pelaksanaan tugas-tugas bidang perindustrian dan ketenagakerjaan yang

berada dibawah naungan Pemerintah Kabupaten Badung.

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten

Badung adalah :

a. Tugas Pokok

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

di bidang perindustrian dan tenaga kerja.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, maka Dinas Perindustrian

dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung menyelenggarakan fungsi yaitu :

a. perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian dan tenaga kerja;

b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan bidang

perindustrian dan tenaga kerja;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perindustrian dan

tenaga kerja;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

13

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BADUNG

TAHUN 2018

NO TUJUAN INDIKATOR

KINERJA TUJUAN

FORMULA TARGET

KINERJA

TUJUAN

SASARAN INDIKATOR KINERJA

SASARAN

FORMULA PENJELASAN PELAKSANA

1 Terwujudnya Industri

yang Mandiri, berdaya

saing dan maju serta

Industri Hijau

1. Terlaksananya

Peningkatan

Kualitas IKM

Jumlah IKM yang mandiri dan

berdaya saing

………………………………………x %

Jumlah IKM

20.00%

1. Meningkatnya

Kualitas IKM

1. Prosentase IKM yang

Mandiri dan Berdaya

saing

Jumlah IKM yang mandiri

dan berdaya saing

……………….....……x %

Jumlah IKM

Belum semua Industri di

Kabupaten Badung mampu

Mandiri, berdaya saing dan

maju serta belum semua

Industri mampu mengolah

tanaman sekitar menjadi

produk herbal

Bid. Produksi

Industri

Bid.Pengembangan

Kerjasama dan

Akses Industrii

2. Memfasilitasi

Penyebarluasan

Informasi

Teknologi dan Akses

Pasar

1. Terlaksananya

Penciptaan Produk

Unggulani

Jumlah IKM yang sudah

menerapkan Teknologi dan

akses pasar

........................x100%

Jumlah IKM

16,67% 1. Menciptakan

Produk Unggulan

2. Prosentase Produk

Unggulan yang

tercipta

Jumlah IKM yang sudah

menerapkan Teknologi

dan akses pasar

........................x100%

Jumlah IKM

Belum semua Industri Kecil

Menengah di Kabupaten

Badung yang menerapkan

Teknologi industri

Bidang Produksi

Industri

3. Menumbuhkembangkan

Jiwa Kewirausahaan

1. Terlaksananya

Pengembangan

potensi

kewirausahaan

Jumlah Wira usaha baru

............................x100%

Jumlah Wirausaha

19,06%

1. Mengembangkan

potensi

kewirausahaan

1. Prosentase

Wirausahawan baru

Jumlah Wira usaha baru

............................x100%

Jumlah Wirausaha

Masih banyaknya pelaku

usaha yang belum memiliki

jiwa kewirausahaan di

Kabupaten Badung

Bidang

Penempatan,

Pelatihan dan

Perlindungan

Tenaga Kerja

2. Terlaksananya

fasilitasi

kesempatan kerja

bagi pencari kerja

Jumlah Lowongan Kerja yang

terdaftar

.............................x100%

Jumlah lowongan kerja

17.78% 1. Memfasilitasi

Kesempatan Kerja

bagi Pencari Kerja

2. Prosentase lowongan

kerja yang terdaftar

Jumlah Lowongan Kerja

yang terdaftar

.............................x100%

Jumlah lowongan kerja

Belum maksimalnya jumlah

lowongan kerja yang

terdaftar

Bidang

Penempatan,

Pelatihan dan

Perlindungan

Tenaga Kerja

4. Terwujudnya Tenaga

Kerja yang berdaya saing

1. Terlaksananya

Peningkatan

kompetensi

tenaga kerja

Jumlah Tenaga Kerja yang

bersertifikasi

..........................x100%

Jumlah Tenaga kerja

41.39% 1. Meningkatnya

kompetensi tenaga

kerja

1. Prosentase tenaga

kerja yang

bersertifikasi

Jumlah Tenaga Kerja

yang bersertifikasi

..........................x100%

Jumlah Tenaga kerja

Masih banyaknya tenaga

kerja di Kabupaten Badung

yang belum memiliki

sertifikasi Uji Kompetensi

Bidang

Penempatan,

Pelatihan dan

Perlindungan

Tenaga Kerja

2. Terlaksananya

peningkatan LPK

yang terakreditasi

Jumlah Lembaga Pelatihan Kerja

yang terakreditasi

...........................x100%

Jumlah Lembaga Pelatihan Kerja

16,00%

2. Prosentase Lembaga

Pelatihan Kerja yang

terakreditasi

Jumlah Lembaga

Pelatihan Kerja yang

terakreditasi

...........................x100%

Jumlah Lembaga

Pelatihan Kerja

Masih banyaknya Lembaga

Pelatihan Kerja yang belum

terakreditasi

Bidang

Penempatan,

Pelatihan dan

Perlindungan

Tenaga Kerja

5. Terwujudnya

Kesejahteraan Tenaga

kerja

1. Terlaksananya

peningkatan

perusahaan yang

mengikuti

program jaminan

social tenaga kerja

Jumlah Perusahaan yang telah

mengikuti program jaminan

social tenaga kerja

............................x100%

Jumlah perusahaan

20% 1. Mewujudkan

hubungan industrial

yang harmonis,

dinamis dan

berkeadilan

1. Prosentase

perusahaan yang

mengikuti program

jaminan sosial tenaga

kerja

Jumlah Perusahaan yang

telah mengikuti program

jaminan social tenaga

kerja

............................x100%

Jumlah perusahaan

Belum semua perusahaan

yang ada di kabupaten

Badung mengoptimalkan

fungsi fasilitas

kesejahteraan pekerja

Bidang Hubungan

Industrial dan

Kesejahteraan

Pekerja

2. Terlaksananya

penyelesaian

kasus perselisihan

hubungan

industrial

Jumlah Kasus PHI yang dapat

diselesaikan dengan

kesepakatan bersama

..........................x100%

Jumlah Kasus PHI

54% 2. Prosentase kasus

perselisihan

hubungan industrial

yang dapat

diselesaikan melalui

perjanjian kerja

bersama

Jumlah Kasus PHI yang

dapat diselesaikan

dengan kesepakatan

bersama

..........................x100%

Jumlah Kasus PHI

Belum semua perusahaan

yang ada di Kabupaten

Badung dapat

menyelesaikan kasus

perselisihan hubungan

industrial

Bidang Hubungan

Industrial dan

Kesejahteraan

Pekerja

1. Terlaksananya

penerapan

peraturan

ketenagakerjaan

Jumlah Perusahaan yang

menerapkan peraturan

ketenagakerjaan

.........................x100%

Jumlah perusahaan

18,95% 3. Prosentase

perusahaan yang

menerapkan

peraturan

ketenagakerjaan

Jumlah Perusahaan yang

menerapkan peraturan

ketenagakerjaan

.........................x100%

Jumlah perusahaan

Belum semua perusahaan

yang ada di Kabupaten

Badung dapat menerapkan

peraturan ketenagakerjaan

Bidang Hubungan

Industrial dan

Kesejahteraan

Pekerja

Mangupura, 5 Pebruari 2018

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja

Kabupaten Badung,

Drs. Ida Bagus Oka Dirga, M.Si

Pembina Utama Muda

NIP.19620530 198602 1 002

15

BAB IV

PENUTUP

Demikian Buku Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perindustrian dan

Tenaga Kerja Kabupaten Badung ini disusun dan disajikan untuk jangka

waktu 1 (satu) tahun dan berguna untuk bahan acuan dalam rangka evaluasi

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sesuai penetapan kinerja

program / kegiatan dan sangat berguna untuk mengukur sejauh mana tingkat

capaian dari hasil kinerja yang telah ditetapkan.

Untuk itu dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuannya, hingga Indikator Kinerja Utama ( IKU) dapat

diselesaikan sesuai dengan rencana serta berbagai saran, kritik maupun

perbaikan kearah penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU) ini sangat

diharapkan. Akhirnya semoga Buku ini dapat bermanfaat dan berguna bagi

para pembaca dan pengambil kebijakan pada Dinas Perindustrian dan

Tenaga Kerja Kabupaten Badung.

16