digilib.unila.ac.id › 58655 › 18 › skripsi full.pdf pengaruh kualitas layanan, harga dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARGA dan PERSEPSI MANFAAT
FITUR GO-PAY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN GOJEK
Skripsi
Oleh
NI PUTU WIDIYAWATI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN PERSEPSI
MANFAAT FITUR GO-PAY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN
GOJEK
Oleh
Ni Putu Widiyawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pelanggan Gojek
menggunakan fitur Go-Pay dilihat dari aspek kualitas layanan, harga dan persepsi
manfaat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory
research dengan menggunakan kuesioner pada 100 pengguna fitur Go-pay dalam
aplikasi Gojek di Bandar Lampung. Teknik analisis data menggunakan analisis
regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial dan
simultan kualitas layanan, harga dan persepsi manfaat berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan Gojek di Bandar Lampung dalam menggunakan
fitur Go-Pay. Faktor kepuasan utama pelanggan Gojek menggunakan fitur Go-
Pay terletak pada persepsi manfaat. Sehingga semakin banyak strategi inovatif
dan promosi yang menekankan manfaat penggunaan fitur Go-Pay, semakin besar
kepuasan pelanggan menggunakan fitur Go-Pay dalam aplikasi Gojek.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Harga, Persepsi Manfaat, Kepuasan
Pelanggan.
ABSTRACT
THE EFFECT OF SERVICE QUALITY, PRICE AND PERCEPTION OF
THE BENEFITS OF GO-PAY FEATURES ON GOJEK CUSTOMER
SATISFACTION
By
Ni Putu Widiyawati
This study aims to determine the satisfaction of Gojek costumer using the Go-Pay
feature based on aspects of service quality, price, and perception of benefits. The
type of research used in this study is explanatory research using a questionnaire
on 100 users of Go-Pay feature in the Gojek application in the Bandar Lampung
city. Data analysis technique used multiple regression analysis. The results of the
study show that partially and simultaneously, service quality, price and
perception of benefits significantly influence the satisfaction of Gojek costumers
in the Bandar Lampung city in using the Go-Pay feature. The main satisfaction
factor of Gojek costumers using the Go-Pay feture lies in the perception of
benefits. Ttherefore, the more innovative strategies and promotions that
emphasize the benefits of using the Go-Pay feature, the greater costumer
satisfaction using the Gopay feature in the Gojek application.
Keywords: Service Quality, Price, Benefit Perception, Customer Satisfaction.
PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARGA dan PERSEPSI MANFAAT
FITUR GO-PAY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN GOJEK
Oleh
NI PUTU WIDIYAWATI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Catur Karya Buana Jaya, Banjar
Margo, Kabupaten Tulang Bawang pada tanggal 06 Desember
1997. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara,
Pasangan Bapak Ketut Sukarye dengan Ibu Nengah Sekarningsih.
Penulis memiliki satu adik dengan nama I Gede Made Mudite. Pendidikan formal
penulis diawali di TK Swasembada 2 CKBJ, Tulang Bawang yang diselesaikan
pada tahun 2003, lulus Sekolah Dasar di SDN 02 CKBJ, Tulang Bawang pada
tahun 2009, lulus Sekolah Menengah Pertama di SMP Makarti Mukti Tama
Sukamaju, Tulang Bawang pada tahun 2012, lulus Sekolah Menengah Atas di
SMK Nusantara Banjar Agung, Tulang Bawang pada tahun 2015, dan terdaftar
sebagai mahasiswa Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri).
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam berbagai kegiatan diantaranya:
1. Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung (UKM Hindu Unila)
sebagai Ketua Umum Periode 2017/2018
2. Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung (UKM Hindu Unila)
sebagai Kepala Bidang Kewirausahaan Periode 2016/2017
3. Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Lampung (PD
KMHDI Lampung) sebagai anggota Departemen Pengabdian Masyarakat
Periode 2016/2018
4. Asisten Dosen Agama Hindu Universitas Lampung tahun 2016-2017
PERSEMBAHAN
OM Avignamastu Namo Sidham
Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widi Wasa
Kupersembahkan Karya Tulisku Ini Sebagai Tanda Cinta Dan Baktiku Kepada
Kedua orang tua tercinta
Bapak dan Ibuku
Ketut Sukarye dan Nengah Sekarningsih
Adikku Tersayang
I Gede Made Mudite
Yang Selalu Memberikan Do’a Dan Berjuang Mendukung Segala Cita-Citaku, Mendidik Aku Hingga Menjadi Pribadiku Seperti Sekarang Ini
Serta
Keluarga Besar, Teman, Sahabat Dan Orang-Orang Yang Pernah Menyayangiku Dengan Tulus, Terimakasih Telah Memberi Warna Serta Pembelajaran Dalam
Hidupku
MOTTO
(Bhagavad Gita 4.33)
śreyān dravya-mayād yajñāj
jñāna-yajñah paran-tapa
sarvam karmākhilam pārtha
jñāne parisamāpyate
Persembahan Berupa Ilmu Pengetahuan, Wahai Arjuna, Lebih Mulia Dari Pada Persembahan Materi., Dalam Keseluruhannya Semua Kerja Ini Akan
Mendapatkan Apa Yang Di Inginkan Dalam Ilmu Pengetahuan, Wahai Pārtha.
Setiap Waktu yang kita lalui adalah sebuah proses berKarma (PW)
SANWACANA
Om Swastyastu
Om Avignamastu Namo Sidham
Puji dan syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
asung kerta wara nugrahanya telah memberikan kemampuan berfikir kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Persepsi
Manfaat Fitur Go-pay Terhadap Kepuasan Pelanggan Gojek” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi
Bisnis (S.A.B) di Universitas Lampung.
Selama proses pengerjaan Skripsi ini, penulis mendapatkan semangat, bantuan
pemikiran maupun dorongan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (ISIP) Universitas Lampung.
3. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis Universitas Lampung sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik.
5. Bapak Deddy Apriliani, S.A.N., M.A. selaku Ketua Laboratorium BuSME
Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung.
6. Bapak Dr. Arif Sugiono, S.Sos., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya serta telah
sabar membimbing penulis dan memberikan arahan kepada penulis hingga
skripsi ini selesai. Terimakasih untuk semua yang telah diberikan semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas kebaikan bapak dan penulis
memohon maaf yang setulus-tulusnya apabila selama proses bimbingan
penulis banyak melakukan kesalahan.
7. Bapak Diang Adistya, S.Kom., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah bersedia meluangkan waktu dan fikirannya serta telah sabar
membimbing penulis dan memberikan arahan kepada penulis hingga Skripsi
ini terselesaikan. Terimakasih untuk semua yang telah diberikan, semoga
Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan bapak. Penulis memohon maaf
yang setulus-tulusnya apabila selama proses bimbingan penulis banyak
melakukan kesalahan.
8. Ibu Dr. Jeni Wulandari, S.A.B., M.Si. selaku Dosen Penguji, yang telah
bersedia meluangkan waktu dan memberi arahan. Terimakasih atas
masukannya guna menjadikan Skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas
Lampung, terimakasih atas didikannya yang telah diberikan kepada penulis
selama menimba ilmu dibangku kuliah.
10. Bapak Drs. Nengah Maharta M.Si. dan Ibu Ni Wayan Seruni, AP., BBA.,
S.Ag., M.Si selaku Dosen Agama Hindu sekaligus Pembina UKM Hindu
Unila, terimakasih saya ucapkan yang setulus-tulusnya selama ini telah
membimbing saya selama menempuh pendidikan dibangku perkulihan dan
bangku organisasi, terimakasih telah menjadi orang tua bagi kami, yang
selalu sabar membimbing dan mengingatkan kami agar selalu berada dijalan
yang benar, terimakasih pak, bu atas semua ilmu yang telah diberikan kepada
kami.
11. Orang Tuaku tercinta, Bapak Ketut Sukarye dan Ibu Nengah Sekarningsih,
terimakasih yang setulus-tulusnya atas segala perjuangan yang telah
dilakukan demi mendukung segala cita-citaku. Terimakasih telah sabar
mendidik aku hingga menjadikan aku pribadi yang sekarang ini, terimakasih
atas segala doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan hingga saat ini.
12. Adiku tersayang I Gede Made Mudite, terimakasi telah memberiku semangat
untuk menyelesaikan semua proses ini, terimakasih telah menjadi teman
seumur hidupku nanti.
13. Keluarga besarku, terimakasih telah memberikan dukungan dan motivasinya
serta tak henti-hentinya menasehatiku dalam segala hal. Terimakasih atas
segala doa yang telah diberikan.
14. Terimakasih untuk Kakakku Komang Mega Susanti S.Pd, Kadek Sumita Jaya
S.T dan Ketut Desga Wardana serta Wayan Adiyatma S.TP. telah membantu
dan membimbingku hingga aku berada dalam tahap ini.
15. Terimakasih untuk koncreng-koncrengku Wayan Astika Darmayanti, Niluh
Made Putri Paramita, Ida Vivi Pusvitha, Gangga Prastitha Sari yang selalu
memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan menjadi pendengar setia
keluh kesahku, terimakasih telah menjadi pengisi ceritaku selama dibangku
kuliah ini dan semoga persahabatan ini dapat terus terjalin hingga nanti.
16. Terimakasih untuk My Partner Pengurus Inti UKM Hindu Unila 2017/2018
Ananda Dharmaning Arta (Wakil), Ketut Putra Wijaya (Sekretaris), Komang
Dian Vistari (Bendahara) terimakasih telah menjadi bagian pembelajaranku,
terimakasih telah bersedia membantu aku dan melewati setiap keluh kesah
bersama, terimakasih telah melukis banyak rasa dan cerita selama dibangku
kuliah dan organisasi.
17. Terimakasih teman seperjuangan Partner Kabid Sekbid UKM Hindu Unila
2016/2017 Wayan Astika Dharmayanti, Gede Dian A.P, Kadek Grenita Arya
Putri, Ananda Dharmaning Arta, Ida Vivi Pusvitha, Wayan aris, Komang
Suci, I Made Sadwika Hare, dan Ratna Juwita, terimakasih atas lukisan cerita
yang telah terlewati, terimakasih telah memberikan banyak pembelajaran
serta semangat dan motivasi selama dibangku perkuliahan dan organisasi.
18. Terimakasih teman-teman Kabid Sekbid (My Team) UKM Hindu Unila
Periode 2017/2018 Putu Yogi Setia Permana, Ni Putu Suwarningsih, Rolly
Kurniawan, Wayan Freda Kusuma, Made Rai Indra P, Dewa Ayu Putu PH,
Komang Adi Setiawan, Made Irawati, Komang Tiara Setia D, Wayan Arta
Pertiwi, terimakasih telah membantuku menggerakan roda organisasi UKM
Hindu Unila, terimakasih untuk semua cerita dan pembelajaran yang telah
kita lewati bersama, serta seluruh Pengurus UKM Hindu Unila periode
2017/2018 yang tidak dapat kusebutkan satu-persatu, terimakasih atas
perjuangan kalian.
19. Terimakasih Tim Asdos Agama Hindu 2016/2017 Kadek Krisna, Wayan
Duki, Ida Vivi Pusvitha, Wayan Astika Dharmayanti, Komang Suci, Gangga
Prastitha, Ketut Putra Wijaya, Agung Nugroho, Gusti Yuda Pratama,
terimakasih telah memberi cerita yang sangat berarti.
20. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan Hindu Angkatan 2015 atas
semua cerita, keluh kesah dan pembelajaran. Terimakasih telah menjadi
bagian dalam perjalananku, dan terimakasih telah membantu aku dalam
menggerakan roda organisasi.
21. Terimakasih untuk Mbo dan Bli Alumni serta Senior UKM Hindu Unila yang
telah banyak memberikan pembelajaran, motivasi, semangat dan dukungan
untuk menyelesaikan perkulihaan ini
22. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Unila Angkatan 2015, para pejuang Skripsi terkhusus Pitry Munthe,
Prima Aprilia Dewi, Fitri Naria, Lusiyana, Aulia Kartika, Nia, Della, Enzel,
terimakasih telah menjadi bagian ceritaku selama dibangku kuliah,
terimakasih telah banyak memberiku semangat, motivasi, dukungan,
terimakasih telah banyak mengingatkan dan membantu aku dalam proses
akademik. Terimakasih atas segala cerita yang telah terukir.
23. Terimakasih teman-teman tim KKN Unila Periode 1 Desa Tanjung Agung,
Kota Agung Barat, Tanggamus Niluh Made Putri Paramita, Wayan
Gorangga, Yuris Warganegara, Dwi Ambar Wati, David Carito, bang Bona
Pungkatua Gultom, telah mengisi cerita 40 hari dengan segala keluh kesah
dan suka duka bersama, terimakasih segala cerita anak pantai selama 40 hari.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi besar harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat, svaha. Sekali lagi terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Bandar Lampung, 06 Agustus 2019
Penulis
Ni Putu Widiyawati
i
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. v
DAFTAR RUMUS ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumen ........................................................................................ 9
2.1.1 Model Perilaku Konsumen .................................................................. 10
2.1.2 Karakteristik Pengambilan Keputusan Berdasarkan Model Perilaku
Konsumen ..................................................................................................... 12
2.2 Kualitas Pelayanan jasa .................................................................................. 24
2.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa ......................................................... 24
2.3 Harga .............................................................................................................. 26
2.3.1 Dimensi Harga .................................................................................... 27
2.4 Persepsi Manfaat Penggunaan ....................................................................... 30
2.4.1 Dimensi Persepsi Manfaat Penggunaan ............................................... 31
2.5 Kepuasan Pelanggan ...................................................................................... 32
DAFTAR ISI
ii
2.5.1 Model Kepuasan pelanggan ................................................................. 33
2.5.2 Indikator Kepuasan Pelanggan ............................................................ 34
2.5.3 Pengukuran Kepuasan pelanggan ........................................................ 36
2.6 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 38
2.7 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 43
2.8 Hipotesis ......................................................................................................... 46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 47
3.2 Teknik Sampling ............................................................................................ 47
3.3 Populasi .......................................................................................................... 48
3.4 Sampel ............................................................................................................ 48
3.5 Definisi Konseptual & Oprasional ................................................................. 49
3.6 Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 54
3.7 Skala Pengukuran ........................................................................................... 54
3.8 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 55
3.9 Teknik Pengolahan Data ................................................................................ 55
3.10 Teknik Analisis Data .................................................................................... 56
3.10.1 Uji Kualitas Data ................................................................................ 57
3.10.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 60
3.10.3 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 61
3.10.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 64
4.1.1 Sejarah Perusahaan .............................................................................. 64
4.1.2 Misi dan Nilai Perusahaan PT Gojek Indonesia .................................. 65
4.1.3 Kondisi Umum PT Gojek Indonesia di Kota Bandar Lampung .......... 66
4.1.4 Struktur Organisasi .............................................................................. 66
4.2. Hasil Analisis Deskriptif ............................................................................... 68
4.2.1 Karakteristik Responden ...................................................................... 68
4.2.2 Analisis Jawaban Responden ............................................................... 73
iii
4.3. Hasil Analisis Data ........................................................................................ 81
4.3.1 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 81
4.3.2 Pengujian Regresi Berganda ................................................................ 84
4.3.3 Pengujian Hipotesis ............................................................................. 87
4.4. Pembahasan ................................................................................................... 92
4.4.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan ............ 92
4.4.2 Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan ................................. 94
4.4.3 Pengaruh Persepsi Manfaat Terhadap Kepuasan Pelanggan ............... 95
4.4.4 Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Persepsi Manfaat Terhadap
Kepuasan Pelanggan ..................................................................................... 96
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ....................................................................................................... 98
5.2. Saran .............................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen ............................................................. 11
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................... 43
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa Pusat.......... 67
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Area Bangsa Bandar Lampung ...................... 67
Gambar 4.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel X1 .................................. 74
Gambar 4.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel X2 .................................. 76
Gambar 4.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel X3 .................................. 77
Gambar 4.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Y .................................... 79
Gambar 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 84
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tipe Kepuasan dan Ketidakpuasan Pelanggan .................................. 33
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 38
Tabel 3.1 Oprasional Variabel ........................................................................... 50
Tabel 3.2 Skala Pengukuran ............................................................................... 55
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Kualitas Pelayanan ......................... 57
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Harga .............................................. 57
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Persepsi Manfaat ............................. 58
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Validitas Kepuasan Pelanggan ....................... 58
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas .................................................................................... 59
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................................ 68
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan........................................ 69
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan .................................... 70
Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Waktu Penggunaan ........................ 71
Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Tinggal .............................. 72
Tabel 4.6 Interprestasi Nilai Jawaban Responden ............................................. 74
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 82
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................. 83
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 85
Tabel 4.10 Hasil Uji t ......................................................................................... 88
Tabel 4.11 Hasil Uji F ........................................................................................ 90
Tabel 4.12 Interprestasi Nilai R ......................................................................... 91
Tabel 4.13 Hasil Uji R2 ...................................................................................... 91
vi
DAFTAR RUMUS
Halaman
Rumus 3.1 Menentukan Jumlah Sampel ................................................................ 61
Rumus 3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 85
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Kuisioner MSI Variabel X1 ................................................... 107
Lampiran 2 Data Kuisioner MSI Variabel X2 ................................................... 110
Lampiran 3 Data Kuisioner MSI Variabel X3 ................................................... 113
Lampiran 4 Data Kuisioner MSI Variabel Y ..................................................... 116
Lampiran 5 Uji Validitas X1 .............................................................................. 120
Lampiran 6 Uji Validitas X2 .............................................................................. 122
Lampiran 7 Uji Validitas X3 .............................................................................. 123
Lampiran 8 Uji Validitas Y ................................................................................ 124
Lampiran 9 Uji Reliabilitas ................................................................................ 126
Lampiran 10 Uji Normalitas .............................................................................. 127
Lampiran 11 Uji R ............................................................................................. 128
Lampiran 12 Uji F .............................................................................................. 128
Lampiran 13 Uji Regresi Linier Berganda ......................................................... 129
Lampiran 14 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 130
Lampiran 15 Analisis Statistik Deskriptif X1 .................................................... 131
Lampiran 16 Analisis Statistik Deskriptif X2 .................................................... 131
Lampiran 17 Analisis Statistik Deskriptif X3 .................................................... 131
Lampiran 18 Analisis Statistik Deskriptif Y ...................................................... 131
Lampiran 19 Distribusi Nilai R tabel ................................................................. 133
Lampiran 20 Distribusi Nilai t tabel................................................................... 134
Lampiran 21 Distribusi Nilai F tabel ................................................................. 135
Lampiran 22 Kuisioner Penelitian ..................................................................... 136
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 137
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evolusi alat pembayaran di Indonesia dapat dikatakan berkembang sangat pesat
dan maju. Awal mula alat pembayaran itu dikenal. sistem barter antar barang yang
diperjual-belikan. Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang
memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Hingga saat ini uang
masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat.
Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash
based) ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis
elektronik (Bank Indonesia, 2018).
Salah satu alat pembayaran elektronik dikenal dengan money electronic (e-
money). E-money merupakan salah satu bentuk uang digital. E-money berfungsi
untuk memindahkan data saldo uang yang terkandung pada e-money kita ke
komputer atau sistem informasi penjualan, sehingga barang yang kita inginkan
terbeli tanpa mengeluarkan tambahan uang cash. Jenis-jenis e-money yang beredar
di Indonesia pun beragam, demikian juga dengan institusi yang mengeluarkan dan
tempat-tempat terbaik untuk memakainya. Secara umum, e-money yang
bentuknya kartu prabayar cenderung memiliki saldo yang jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan kartu e-money yang diterbitkan oleh bank. Walaupun
2
demikian, pendaftaran e-money berbentuk kartu prabayar cenderung lebih cepat
dan singkat dibandingkan dengan pendaftaran e-money berbentuk kartu dari bank
yang mungkin akan membutuhkan verifikasi transaksi dalam waktu tertentu
(SimulasiKredit, 2013)
E-money berbeda dengan kartu debit dan kartu kredit, dimana kartu-kartu ini
adalah sebuah access products dan bukan prepaid product. Kartu debit ataupun
kartu kredit memerlukan otentikasi berlapis dalam upaya untuk menjamin uang
direkening pengguna. E-money jelas lebih praktis, karena hal tersebut tidak harus
dilakukan sebab dana yang digunakan hanyalah sejumlah dana yang pengguna
masukan sebelumnya kedalam kartu e-money, karena itu pengguna e-money tidak
perlu terhubung ke server, tidak perlu tanda tangan, tidak perlu PIN dan harganya
lebih murah karena tidak perlu biaya komunikasi yang dilakukan secara online
seperti kartu kredit (Gobear, 2018).
Berdasarkan fisik terdapat 2 jenis e-money yaitu chip based dan juga e-wallet
dalam bentuk aplikasi digital. Chip based terdiri dari flazz BCA, Tap Cash BNI,
Brizzi BRI, dan E-money Mandiri. Sedangkan E-wallet terdiri dari E-cash Bank
Mandiri, T-cash Telkomsel, Go-pay, Ovo dan Doku (Bank Indonesia, 2018).
Go-pay atau yang sebelumnya disebut sebagai Go Wallet adalah dompet virtual
untuk menyimpan Gojek Credit yang bisa digunakan untuk membayar transaksi-
transaksi yang berkaitan dengan layanan di dalam aplikasi Gojek. Gojek
merupakan salah satu dari perusahaan yang menyediakan jasa transportasi online
berupa ojek. Sebagai perusahaan yang memberikan jasa angkutan berbasis online,
layanan utama yang diberikan Gojek kepada pelanggannya adalah transportasi.
3
Selain sepeda motor, Gojek juga memiliki layanan transportasi dengan
menggunakan kendaraan roda empat atau mobil. Layanan ini bernama Go Car.
Untuk mendukung kebutuhan masyarakat Gojekpun mempunyai layanan lain
yang memudahkan aktivitas masyarakat sehari-hari, misalnya Go Food, Go Clean
dan Go Massage.
Semua layanan dalam aplikasi Gojek dapat menggunakan go-pay sebagai alat
pembayaran non-tunai yang ditawarkan Gojek untuk memudahkan transaksi pembayaran
penggunaan layanan Gojek. Kini Go-pay murni menjadi platform e-money dengan
menambah fitur Transfer, Receive (menerima uang), dan Withdraw (menarik uang
ke rekening bank). Proses ini berlangsung secara berangsur-angsur dan baru
tersedia untuk sebagian pengguna. Untuk menggunakan fitur lengkapnya,
konsumen Gojek harus mengikuti proses KYC (Know Your Customer) yang
disyaratkan regulator dengan memasukkan foto diri (selfie) dan foto kartu
identitas (KTP, SIM, KITAS, atau Paspor). Go-pay juga menghadirkan informasi
transaction untuk memberikan riwayat penggunaan dan top up layanan. Go-pay
dapat digunakan untuk berbagai transaksi tagihan antara lain untuk tagihan PLN,
BPJS Kesehatan, Mobile legends, Kode Voucher Google Play, Gas PGN,
Pascabayar, TV Kabel, PDAM, Multifinance (DailySocial ,2017).
Gojek mengklaim bahwa Go-pay telah berkontribusi untuk 30% transaksi non-
tunai diseluruh indonesia per-Oktober 2017, secara rerata penggunaan Go-pay
untuk transaksi setiap bulannya tumbuh 25%, nominal pengisian ulang (Top-up)
juga meningkat sampai 15%. Pertumbuhan penggunaan Go-pay diklaim
bertambah hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun 2016. Perusahaan Gojek
menyebutkan data per-November 2017 Go-pay telah memproses pengiriman uang
4
dari Jabodetabek dengan total Rp.570 juta ke beberapa titik di Pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi (DailySocial, 2017).
Hal ini diperkuat dengan hasil riset dari Confidential Research Mobile Payment
menyebut bahwa Go-pay menjadi uang elektronik paling banyak digunakan di
Indonesia. Go-pay memimpin dengan jumlah pengguna yang mencapai hampir
tiga perempat jumlah pengguna uang elektronik dibandingkan dengan uang
elektronik lainnya. Bahkan saat ini Go-pay terus berkembang dan melebarkan
sayapnya ke berbagai lembaga keuangan guna menjangkau lebih banyak jenis
pembayaran yang semakin memudahkan pengguna, dengan bermitra pada 28
institusi keuangan, serta telah diterima di lebih dari 240.000 rekan usaha di
berbagai kota di Indonesia, 40 persen di antaranya adalah UMKM. (Finance detik,
2019).
Hal ini mengukuhkan go-pay sebagai pemimpin uang elektronik saat ini. Laporan
Fintech 2018 bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan platform
survei JAKPAT menyebutkan bahwa jumlah pengguna Go-pay mencapai 79
persen, dari jumlah responden yang menggunakan layanan keuangan digital. Hal
ini juga menunjukan bahwa selama tahun 2018, Go-pay memiliki kontribusi yang
besar dalam meningkatkan pemahaman masyarakat akan layanan keuangan digital
(fintech) yang semakin tahun semakin meningkat. Karena berdasarkan Laporan
Fintech 2018 ini sejumlah 70,63 persen masyarakat mengakui lebih paham
mengenai layanan keuangan digital. Pemahaman ini juga didukung dengan tujuh
alasan, yakni kemudahan dalam penggunaan (74,90 persen), simpel (71,03
persen), efisiensi waktu (62,67 persen), tidak perlu repot pergi ke bank (48,85
5
persen), lebih aman (36,36 persen), adanya promo dan insentif (36,36 persen)
serta pengelolaan yang lebih baik (29,82 persen) (Finance detik, 2019).
Sebagai upaya memperluas jumlah pengguna go-pay, Gojek bekerjasama dengan
sejumlah bank besar untuk mempermudah penggunanya untuk melakukan
pengisian saldo. Bank tersebut antara lain, BNI, BRI, Mandiri, BCA, CIMB
Niaga, dan Bank Permata serta jaringan bank seperti ATM Prima dan ATM
Bersama. Pada opsi offline, memanfaatkan armada pengemudi mereka yang
diklaim jumlahnya lebih besar dari pada perusahaan transportasi online lainnya.
Pengguna Gojek bisa dengan mudah meminta Driver untuk mengisi saldo Go-pay
secara manual. Dengan batas nominal Rp 2.000.000,- dan tambahan biaya untuk
Driver Rp 2.000,- (CNN Indonesia, 2016)
Melalui fitur go-pay Gojek memberikan diskon mulai 25 persen hingga 50 persen
pada pengguna Go-pay bagi setiap perjalanan pengguna Go-ride, sedangkan untuk
layanan Go-car, Gojek memberikan subsidi sebesar 40 persen. Untuk layanan
pesan antar makan, Gojek memberi subsidi tambahan, pelanggan bisa
memperoleh gratis ongkos kirim dengan memakai Go-pay, hanya saja gratis
ongkos kirim tersebut hanya berlaku di sejumlah penjual makanan yang bekerja
sama langsung dengan Go-food, termasuk memberikan potongan harga 20-40
persen pada outlet yang bekerjasama dengan Gojek (CNN Indonesia, 2016).
Kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan Gojek,
dengan melakukan berbagai inovasi dan mengeluarkan fitur-fitur baru untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya, Gojek juga banyak memberikan fasilitas
diskon dan memperluas kerjasama dengan berbagai outlet sehingga memudahkan
6
pengguna untuk bertransaksi dengan menggunakan fitur go-pay. Hal ini sejalan
dengan beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ma’arti &
Sudarwanto (2016) yang menyatakan bahwa kualitas layanan dan harga
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan serta
penelitian oleh pangaribuan dkk (2016) yang menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi minat menggunakan aplikasi Gojek terdiri dari lima faktor
yaitu faktor eksternal (referensi, budaya, hemat, persaingan harga, persepsi
keamanan dan kepercayaan pada internet), faktor psikologis (persepsi,
pembelajaran dan sarana), faktor internal (penggunaan produk, kondisi pembelian,
dan keluarga), faktor motivasi (motivasi, kepercayaan pada aplikasi dan
menghemat waktu), serta faktor menghemat tenaga.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk
mengembangkan lebih lanjut penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Harga, Serta Manfaat Penggunaan e-money Terhadap Kepuasan Pelanggan (Study
Pada Pengguna Go-pay di Bandar Lampung).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah :
1. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan
pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Bandar Lampung ?
2. Seberapa besar pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan pengguna fitur
Go-pay pada aplikasi Gojek di Bandar Lampung ?
3. Seberapa besar pengaruh persepsi manfaat terhadap kepuasan pelanggan
pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Bandar Lampung ?
7
4. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan, harga, serta persepsi manfaat
terhadap kepuasan pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di
Bandar Lampung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi gojek di Bandar Lampung
2. Ingin mengetahui besarnya pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan
pengguna fitur Go-pay pada aplikasi gojek di Bandar Lampung.
3. Ingin mengetahui besarnya pengaruh persepsi manfaat terhadap kepuasan
pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi gojek di Bandar Lampung.
4. Ingin mengetahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan, harga, serta persepsi
manfaat terhadap kepuasan pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi
gojek di Bandar Lampung.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan bisa memberikan sumbangan penelitian dan
memperluas wawasan bagi kajian keilmuan Ilmu Administrasi Bisnis khususnya
pada bidang ilmu pemasaran dan perilaku konsumen, sebagai penerapan teori-
teori yang didapatkan oleh peneliti selama di bangku kuliah. Hasil dari penelitian
8
ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan menambah
wawasan mengenai dunia pemasaran.
2. Manfaat praktis
Memberikan sumbangan kepada pelaku bisnis ataupun perusahaan mengenai
pemahaman tentang pentingnya kualitas pelayanan, harga serta manfaat
memberikan dampak pada peningkatan usaha bisnis dan daya saing. Serta kepada
peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian
sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.
9
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumen
Menurut Tjiptono (2014) definisi yang sederhana istilah perilaku konsumen
mengacu pada perilaku yang ditujukan oleh para individu dalam membeli dan
menggunakan barang dan jasa. Sedangkan menurut Tatik Suryani (2008) perilaku
konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi
dalam proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan
menghentikan produk atau jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan
kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. Menurut
Balqiah dan Setyowardhani (2014) perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam memperoleh, menggunakan, dan membuang produk-produk
yang dikonsumsi.
Terkait dengan teori perilaku konsumen diatas pendapat Blackwell, Miniard, dan
Engel dalam Suryani (2013) menjelaskan bahwa agar dapat memahami perilaku
konsumen secara tepat perusahaan memperhatikan tindakan langsung yang
dilakukan konsumen dalam mendapatkan dan menggunakan jasa termasuk
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Menurut Solomon
dalam Suryani (2013) seorang manajer pemasaran yang baik tidak hanya berfokus
10
pada bagaimana produk layanannya laku, tetapi juga memahami mengapa
konsumen memilih layanan jasa yang ditawarkannya. faktor inilah yang perlu
diperhatikan dalam mengkaji perilaku konsumen seperti persepsi, motivasi,
pembelajaran, sikap, kepribadian, dan gaya hidup akan berpengaruh terhadap
preferensi produk dan merk dalam pengambilan keputusan konsumen. Faktor
situasional dan lingkungan fisik dan waktu meskipun sifatnya sulit dikendalikan
oleh pemasar, namun jika dapat memahi secara tepat faktor tersebut akan
bermanfaat dalam mempengaruhi konsumen.
Melihat teori perilaku konsumen yang telah dipaparkan oleh beberapa ahli dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah respon emosional yang ada pada
diri seorang pelanggan mengenai produk atau jasa yang akan digunakan hingga
pasca pembelian. Periaku konsumen meliputi awal respon ketertarikan atau tidak,
kemudian memutuskan untuk menggunakan atau membeli dan setelah
menggunakan produk atau jasa maka konsumen mengevaluasi. Evaluasi atau
respon pasca pembelian dapat berupa suka atau tidak suka, puas atau tidaknya
terhadap roduk atau jasa yang baru saja digunakan serta keinginan untuk
menggunakan kembali atau tidaknya suatu produk atau jasa. Evaluasi yang
dirasakan konsumen pasca pembelian hal tersebutlah yang akan mempengaruhi
pembelian atau daur hidup sebuah produk atau jasa kedepannya.
2.1.1 Model Perilaku Konsumen
Dalam usaha memahami perilaku konsumen ini ada beberapa model yang dapat
digunakan sebagai acuan. Kotler dan Armstrong (2008) menggunakan model
perilaku konsumen seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.
11
Rangsangan Kotak Hitam Pembeli Keputusa
n
Pembelia
n
Rangsanga
n
Pemasaran
Rangsanga
n Lain-lain
Karakteristik
Pembeli
Proses Yang
Mempengaruhi
Hasil
Keputusan
Produk
Harga
Distribusi
Promosi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Budaya
Sosial
Personal
Psikologi
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Pengambilan
Keputusan
Perilaku Pasca
Pembelian
Pemilihan
Produk
Pemilihan
Penjual
Waktu
Jumlah
Pembelia
n
Sumber: Tatik Suryani (2008)
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Model tersebut menunjukkan bahwa rangsangan dari luar akan masuk ke dalam
kotak hitam pembeli dan menghasilkan respon tertentu pada konsumen.
Rangsangan dari luar terdiri atas dua macam yaitu rangsangan pemasaran dan
rangsangan lain-lain. Rangsangan pemasaran yaitu produk, harga, distribusi dan
promosi. Sedangkan lain-lain terdiri atas keadaan ekonomi, perkembangan
teknologi, kondisi politik dan kebudayaan. Apa yang terjadi di dalam kotak hitam
pembeli merupakan mediator antara rangsangan dan respon. Kotak hitam pembeli
ini terdiri atas dua komponen, bagian pertama adalah karakteristik pembeli yang
meliputi faktor budaya, sosial, personal dan psikologi yang mempunyai pengaruh
utama bagaimana seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan tersebut dan
bagian kedua adalah proses yang mempengaruhi hasil keputusan. Proses
pengambilan keputusan meliputi aktivitas pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi, pengambilan keputusan dan perilaku setelah pembelian.
12
2.1.2 Karakteristik Pengambilan Keputusan Berdasarkan Model Perilaku
Konsumen
Berdasarkan model tersebut, pada akhirnya akan menentukan keputusan pembeli.
Keputusan ini dapat berupa pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan
penjual, waktu dan jumlah pembelian.
1. Rangsangan Pemasaran
Kotler (2000) berpendapat bahwa bauran pemasaran (marketing mix)
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
ter us-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar saasaran. Menurut
Kotler dan Keller (2012) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran terdiri
dari 4P yaitu : Product, Price, Place, Promotion.
a) Product (Produk)
Teiseran (2005) mengatakan produk adalah komoditas yang diperjual
belikan, yang bisa berasal dari bebagai macam industri. Menurut
Istijanto (2007) produk adalah barang atau layanan yang ditawarkan
oleh perusahaan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan atau
masalahnya.
b) Price (Harga)
Swasta dan Irawan (2001) berpendapat bahwa harga adalah jumlah
uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanannya. Kotler dan Armstrong (2008) menjelaskan
bahwa harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan
untuk memperoleh produk.
13
c) Place (Distribusi)
Kotler dan Armstrong (2008) berpendapat bahwa tempat/distribusi
meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran. Ma’ruf (2005) menjelaskan bahwa lokasi memiliki
pengaruh terhadap keputusan pembelian, dimana lokasi yang tepat,
sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang
berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang
sama.
d) Promotion (Promosi)
Swasta dan Irawan (2001) mengatakan promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran. Kotler dan Armstrong (2008) berpendapat promosi adalah
aktifitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan
membelinya.
2. Rangsangan Lain-lain
Rangsangan lain-lain adalah faktor diluar kegiatan yang dilakukan oleh
tenaga pemasar dan secara langsung maupun tidak langsung memberikan
dampak terhadap perilaku konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong dalam
Suryani (2008) rangsangan lain-lain terdiri atas:
a) Ekonomi
Rangsangan ekonomi merupakan lingkungan faktor-faktor yang
mempengaruhi daya beli konsumen. Rangsangan ekonomi berkaitan
erat dengan keadaan lingkungan pasar dan daya beli seseorang.
14
Kondisi ekonomi setiap individu berbeda-beda sehingga menyebabkan
perbedaan pula dalam mengkonsumsi suatu produk, semakin tinggi
penghasilan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat konsumsinya,
begitupula sebaliknya.
b) Teknologi
Menurut Djoyohadikusumo (1994) mendefinsikan teknologi sebagai
suatu bidang yang berkaitan erat dengan ilmu sains dan ilmu
kerekayasaan atau ilmu engineering yang dimanfaatkan manusia
untuk memudahkan dan meningkatkan pekerjaan.
Perubahan pada teknologi akan menyebabkan perubahan pada
perilaku, hal ini dikarenakan perubahan pada teknologi akan
membawa perubahan pada faktor kehidupan manusia. Teknologi akan
memberikan kemudahan pada manusia sehingga beberapa hal yang
dianggap kuno akan ditinggalkan.
c) Budaya
Menurut Kotler dan Keller (2012) Budaya merupakan kumpulan nilai,
dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh anggota
masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya.
Budaya memberikan pengaruh bagi perilaku konsumen, hal ini
dikarenakan setiap budaya memiliki identitas yang tidak dimiliki oleh
budaya lain.
d) Politik
Menurut Budiarjo (2008) politik adalah bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem negara yang menyangkut proses menentukan
15
tujuan dan melaksanakan tujuan itu. Kondisi politik erat kaitannya
dengan kebijakan hukum dan pemerintah dimana perilaku konsumen
dipengaruhi oleh kebijakan hukum dan tatanan yang berlaku.
3. Kotak Hitam Pembeli
Menurut Kotler dan Keller (2012) terdapat beberapa karakteristik yang
mempengaruhi keputusan pembelian yaitu karakteristik budaya, sosial,
pribadi dan psikologi.
a) Karakteristik Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada
perilaku konsumen. Pemasaran harus memahami peran yang
dimainkan oleh budaya, sub-budaya dan kelas sosial pembeli Kotler
dan Keller, (2012)
a. Budaya
Budaya (Culture) merupakan kumpulan nilai, dasar, persepsi,
keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat
dari keluarga dan institusi penting lainnya. Setiap kelompok atau
masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada
perilaku pembelian bisa sangat bervariasi.
b. Sub-Budaya
Subbudaya (subculture) adalah kelompok masyarakat yang
berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup dan situasi
yang umum. Sub-budaya meliputi kebangsaan, agama,
kelompok, ras, dan daerah geografis. Banyak subbudaya
membentuk segmen pasar yang penting, dan pemasar sering
16
merancang produk dan program pemasaran yang dibuat untuk
kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Kelas Sosial (Social Class) adalah pembagian masyarakat yang
relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagi
nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak
ditentukan hanya oleh satu faktor, seperti pendapatan, tetapi
diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan,
pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya.
b) Karakteristik Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti
kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen
Kotler dan Keller (2012).
a. Kelompok
Kelompok adalah dua orang atau lebih orang yang berinteraksi
untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan bersama. Perilaku
seseorang dapat dipengaruhi oleh kelompok referensi.
Kelompok referensi adalah titik perbandingan atau titik referensi
langsung atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau
perilaku seseorang. Kelompok referensi memperkenalkan
perilaku dan gaya hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi
sikap dan konsep diri seseorang, dan menciptakan tekanan untuk
menegaskan apa yang mungkin mempengaruhi pilihan produk
dan merek seseorang.
17
b. Keluarga
Anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku membeli.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif.
Pemasar tertarik pada pengaruh suami, istri, serta anak-anak
dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda. Peran
pembelian berubah sesuai dengan gaya hidup konsumen yang
berubah.
c. Peran dan Status
Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat
didefinisikan dalam peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan
yang diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang-
orang disekitarnya. Dan masing-masing peran membawa status
yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh
masyarakat. Orang biasanya memilih produk yang sesuai
dengan peran dan status mereka.
c) Karakteristik Pribadi
Kotler dan Keller (2012). Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh
beberapa karakteristik pribadi, yaitu sebagai berikut:
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang
hidup mereka. Selera makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi
sering berhubungan dengan usia. Pembelian juga dibentuk oleh
tahap siklus hidup yang dilalui seiring dengan berjalannya
18
waktu. Pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka
dengan tahap siklus hidup dan mengembangkan produk dan
rencana pemasaran yang sesuai untuk setiap tahap itu.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang juga dapat mempengaruhi barang dan jasa
yang mereka beli. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok
pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata pada produk
dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri
membuat produk yang diperlukan oleh kelompok pekerjaan
tertentu.
c. Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk
atau jasa yang akan digunakan. Beberapa pemasar menargetkan
konsumen yang mempunyai banyak uang dan sumber daya,
untuk menetapkan harga yang sesuai.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang yang
diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya.
Seseorang yang berasal dari subbudaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya
hidup menangkap sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial
atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan profil
seluruh pola tindakan dan interaksi seseorang di dunia. Konsep
gaya hidup membantu pemasar dalam memahami nilai
19
konsumen yang berubah dan bagaimana gaya hidup yang
mempengaruhi perilaku pembelian.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang yang berbeda-beda mempengaruhi
perilaku pembeliannya. Kepribadian (personality) mengacu
pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons
yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan
orang itu sendiri. Kepribadian biasanya digambarkan dalam
karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi,
kemampuan bersosialisasi, otonom, cara mempertahankam diri,
kemampuan beradaptasi, dan sikap agresif. Kepribadian
digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen untuk
memilih produk dan jasa tertentu. Banyak pemasar
menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian,
yaitu konsep diri. Konsep diri yaitu kepemilikan seseorang
menunjukkan dan mencerminkan identitas mereka. Oleh karena
itu, pemasar harus memahami hubungan antara konsep diri
konsumen dengan kepemilikan.
d) Karakteristik Psikologi
Kotler dan Keller (2012) pilihan pembelian seseorang dipengaruhi
oleh empat faktor psikologis utama
a. Motivasi
Motivasi atau dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat
yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas
20
kebutuhan tersebut. Terdapat teori motivasi yang paling populer,
yaitu teori Sigmund Freud dan Abraham Maslow.
Sigmund Freud mengasumsikan bahwa kebanyakan orang tidak
sadar akan kekuatan psikologi sejati yang membentuk perilaku
mereka, yang artinya bahwa keputusan pembelian seseorang
dipengaruhi oleh motif bawah sadar yang tidak dipahami
sepenuhnya oleh pembeli. Konsumen seringkali tidak tahu atau
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka bertindak seperti yang
mereka lakukan.
Selanjutnya, Abraham Maslow yang menyatakan bahwa
kebutuhan manusia diatur dalam sebuah hierarki dari kebutuhan
yang paling mendesak di bagian bawah sampai kebutuhan yang
paling tidak mendesak di bagian atas, yang meliputi kebutuhan
psikologis, kebutuhan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan
akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Seseorang
berusaha memenuhi kebutuhan yang paling penting terlebih
dahulu. Ketika kebutuhan itu sudah terpenuhi, kebutuhan itu
tidak lagi menjadi pendorong motivasi dan orang kemudian
mencoba memuaskan kebutuhan terpenting berikutnya. Tetapi
ketika masing-masing kebutuhan penting itu terpenuhi,
kebutuhan terpenting berikutnya akan memainkan peran.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur,
dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran
21
dunia yang berarti. Orang yang membentuk persepsi yang
berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 (tiga) proses
perseptual, yaitu atensi selektif (kecenderungan orang untuk
menyaring sebagian besar informasi yang mereka dapatkan),
distorsi selektif (menggambarkan kecenderungan orang untuk
menterjemahkan informasi dalam cara yang akan mendukung
apa yang telah mereka percayai), dan retensi selektif (konsumen
mengingat hal-hal baik tentang merek yang mereka sukai dan
melupakan hal-hal bain tentang merek pesaing). Begitu pula
dalam pengambilan keputusan dan perilaku, konsumen juga
didasari pada persepsi.
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi
dorongan, rangsangan, pertanda, respons, dan penguatan.
Dorongan adalah rangsangan internal yang kuat dan
memerlukan tindakan. Dorongan menjadi motif ketika dorongan
itu diarahkan menuju objek rangsangan tertentu. Respons
konsumen terhadap perilaku pembelian suatu produk
dikondisikan oleh pertanda di sekitarnya. Pertanda adalah
rangsangan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan
bagaimana seseorang merespons, yang artinya pertanda
mungkin mempengaruhi respons konsumen terhadap minatnya
dalam membeli suatu produk. Jika pengalaman konsumen dalam
22
memakai suatu produk adalah positif, maka konsumen mungkin
akan terus menggunakan produk tersebut dan responsnya
diperkuat.
Arti penting teori pembelajaran yang praktis bagi pemasar
adalah mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah
produk melalui pengasosiasian dengan dorongan yang kuat,
menggunakan pertanda motivasi, dan memberikan penguatan
yang positif.
d. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
tentang sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada pengetahuan
nyata, pendapat, atau iman dan bisa membawa muatan emosi
atau tidak. Sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan
tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah
objek atau ide. Keyakinan dan sikap ini mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen.
Keyakinan akan membentuk citra produk dan merek yang
mempengaruhi perilaku pembelian, sedangkan sikap
menempatkan seseorang kedalam suatu kerangka pemikiran
untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu untuk bergerak
menuju atau meninggalkan sesuatu. Sikap seseorang mempunyai
pola, dan untuk mengubah sikap seseorang perlu penyesuaian
yang rumit dalam banyak hal.
23
Berbicara mengenai kepuasan pelanggan, perusahaan harus melihat dari berbagai
aspek hal yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya dibidang jasa
perusahaan sangatlah penting menjaga kualitas dari pelayanannya karena hal
tersebut langsung dirasakan oleh pelanggan. Selain kualitas pelayanan yang baik
utuk pelanggan, perusahaan juga perlu melihat seberapa besar manfaat atau
pentingnya layanan jasa tersebut dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.,
mengingat manfaat yang didapat merupakan salah satu faktor yang mendorong
konsumen dalam m enggunakan suatu layanan. Selain memperhatikan kedua
faktor tesebut faktor lain adalah dalam menentukan sebuah tarif atau harga sebuah
layanan jasa, namun dalam menentukan sebuah tarif atau harga perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya adalah bagaimana kondisi atau
kemampuan ekonomi dari segmen pasar yang telah ditentukan, selain itu
perusahaan perlu memperhatikan tarif atau harga apakah sudah sesuai dengan
manfaat ataupun pelayanan yang mereka dapatkan. Berbicara mengenai
perusahaan jasa, faktor lain yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah
jaminan yang harus diberikan kepada pelanggan, mengingat jaminan
mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap suatu perusahaan jasa, maka dari
itu sangatlah penting bagi perusahaan jasa untuk memberikan jaminan kepada
pelanggan, baik dalam hal jaminan legalitas ataupun jaminan pelayanan. Faktor
lain perusahaan kepada konsumen, salah satu contohnya adalah bagaimana cara
perusahaan memberikan wadah atau tempat bagi pelanggan untuk memberikan
respon pasca penggunaan layanan jasa tersebut, baik dalam bentuk kritikan
ataupun saran kepada perusahaan.
24
2.2 Kualitas Pelayanan Jasa
Kualitas pelayanan jasa jauh lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan diukur bila
dibandingkan dengan kualitas barang. Dalam literatur pemasaran jasa pendekatan
kualitas jasa pertama kali diperkenalkan oleh Gronroos lewat konsep Perceived
Service Qualiy dan model kualitas jasa total. Menurut Tjiptono & Chandra (2011)
kualitas pelayanan adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan
pelanggan atas apa yang mereka terima. Menurut Wyckof dalam Tjiptono (2014)
mendefinisikan kualitas pelayanan jasa merupakan tingkat keunggulan yang
diharapkan dan penggendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan.
2.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa
Menurut Parasuraman, et al. Dalam Tjiptono (2011) ada 5 faktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan yang ada dengan faktor pokok dalam
keunggulan pelayanan, yaitu:
1. Bukti fisik (tanggible), yaitubukti langsung yang meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, material yang digunakan dan penampilan karyawan yang ada.
2. Reliabilitas (reliability), yaitu berkaitan dengan kehadalan karyawan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumen.
3. Daya tangkap (responsiveness), yaitu berhubungan dengan kesediaan dan
kemampuan karyawan untuk cepat dan tanggap dalam melayani konsumen.
4. Jaminan (assurance) yaitu mencakup keterampilan, pengetahuan, kesopanan
karyawan dalam melayani konsumen guna menjamin semua kepuasan yang
diperoleh konsumen.
25
5. Empati (empaty) yaitu kemudahan dalam melakukan komunikasi dengan baik
dengan perhatian pribadi dan memahami kebutuhan yang diinginkan
konsumen.
Menurut Jhonston & Silvestro dalam Tjiptono & Chandra (2011) mengemukakan
tiga dimensi kualitas yang bisa digunakan sebagai rerangka perencanaan dan
analisis strategik. Berikut ini adalah deskripsi ketiga dimensi tersebut.
1. Hygiene Factors, yakni atribut-atribut jasa yang mutlak dibutuhkan demi
tercapainya persepsi kualitas jasa yang bagus/positif. Contohnya antara lain
adalah reliabilitas, fungsional, dan kompetisi.
2. Quality-Enhanging Factors, yakni atribut-atribut jasa yang bila tingkat
kinerjanya tinggi akan berdampak positif pada persepsi kualitas, namun bila
kinerjanya sudah mencapai tingkat rendah tertentu, tidak ada dampak negatif
signifikan. Contohnya antara lain adalah friendliness, kebersihan dan
ketersediaan.
3. Dual-Threshold Factors, yakni atribut-atribut jasa yang bila tidak ada atau
tidak tepat penyampaiannya akan membuat pelanggan mempersepsikan
kualitas jasa secara negatif, namun bila penyampaiannya mencapai tingkat
tertentu yang bisa diterima, maka akan menyebabkan pelanggan puas dan
persepsinya terhadap jasa menjadi positif. Contohnya antara lain komunikasi,
kesopanan, dan kenyamanan.
Kepuasan pelanggan adalah suatu kondisi dimana seorang konsumen atau
pengguna barang suatu produk atau jasa merasa bahwa kebutuhan meraka
terpenuhi lebih dari pada itu konsumen merasa bahwa apa yang mereka dapatkan
26
sesuai atau bahkan lebih dari yang mereka harapkan serta sesuai dengan nilai mata
uang yang mereka keluarkan. Jika konsumen merasa puas dengan apa yang
mereka dapatkan maka seorang konsumen akan datang kembali atau kembali
menggunakan produk atau jasa tersebut. Memberikan kepuasan kepada konsumen
adalah aset bagi perusahaan, karena dengan memberikan kepuasan kepada
konsumen maka akan mendatangkan konsumen yang lain untuk ikut
menggunakan produk atau layanan tersebut, dan jika konsumen melakukan
penggunaan produk atau jasa tersebut secara otomatis mereka akan menjadi
pelanggan bagi perusahaan, dan keadaan tersebut sangat menguntungkan bagi
perusahaan. Tolak ukur bahwa konsumen merasakan puas terhadap suatu produk
atau jasa dapat di lihat dari beberapa alasan, diantaranya: konsumen akan
menggunakan kembali produk/jasa tersebut, konsumen akan memberikan
testimoni dan menyebarkannya kepada orang lain, serta konsumen akan menerima
apabila sewaktu-waktu terjadi perubahan harga pada produk atau jasa tersebut.
2.3 Harga
Harga merupakan hal yang sangat penting dalam dunia bisnis, dimana harga dapat
mencerminkan nilai dari sebuah produk. Harga dari sebuah produk harus
ditentukan sehingga seluruh pihak akan memperoleh informasi dari produk
tersebut, penetapan harga juga menjadi tolak ukur sebuah keuntungan bisnis baik
dari pemilik perusahaan, karyawan, sampai pemegang saham. Penetapan harga
memiliki peran yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen dalam membeli sebuah produk, sehingga dapat menentukan
keberhasilan pemasaran suatu produk. Harga adalah satu-satunya unsur dalam
bauran pemasaran yang menciptakan pendapatan, unsur-unsur lain menunjukan
27
biaya. Selain itu penetapan harga dan persaingan harga telah menjadi masalah
nomor satu yang harus dihadapi para eksekutif pemasaran.
Menurut Tjiptono (2011) harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran
yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Laksana (2008)
berpendapat bahwa harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai
penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga
haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan atau pelayanan, yang
akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk atau jasa.
2.3.1 Dimensi Harga
Menurut Tjiptono (2011) terdapat indikator harga yang dapat digunakan yaitu:
1. Perbandingan harga dengan produk lain, yaitu konsumen akan
membandingakan bagaimana harga produk yang dijual dengan harga produk
pesaingnya.
2. Kesesuaiaan harga dengan kualitas produk, yaitu apakah harga yang
ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan konsumen
dan tidak merugikan konsumen maupun produsen.
3. Keterjangkauan harga, yaitu keterjangkauaan harga yang ditawarkan
produsen kepada konsumen sesuai dengan yang ditawarkan dan harapan.
4. Kesesuaiaan harga dengan manfaat, yaitu kesesuaiaan harga yang ditawarkan
konsumen sesuai dengan yang mereka inginkan dan produk tersebut
memberikan manfaat bagi konsumennya.
Menurut Tjiptono (2014) terdapat 3 hal yang menjadi tujuan penetapan harga jasa
yaitu:
28
1. Tujuan berorientasi pada pendapatan, perusahaan sektor swasta biasanya
merupakan perusahaan yang mengejar profit. Dalam batas kendala tertentu,
perusahaan-perusahaan semacam ini berusaha memaksimumkan surplus
pendapatan dibandingkan pengeluaran.
2. Tujuan berorientasi pada kapasitas, sejumlah organisasi berupaya
menyelaraskan permintaan kapasitas produktif secara optimal pada waktu
tertentu.
3. Tujuan berorientasi pada pelanggan, tidak semua organisasi jasa menghadapi
masalah keterbatasan kapasitas jangka pendek. Banyak jasa baru yang justru
kesulitan menarik pelanggan.
Tjiptono (2014) mengungkapkan faktor-faktor pertimbangan dalam penetapan
harga jasa yaitu:
1. Elastisitas-Harga permintaan
Efektivitas program penetapan harga tergantung pada dampak perubahan
harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit penjualan sebagai
akibat perubahan harga perlu diketahui. Elastisitas harga dan sensitifvitas
harga merupakan dua konsep yang berkaitan namun berbeda. Perubahan
harga menyebabkan terjadinya perubahan unit penjualan, maka
permintaannya disebut sensitif terhadap herga. Sedangkan istilah elastisitas
harga mengacu pada dampak perubahan harga terhadap pendapatan total.
2. Faktor persaingan
Jika perubahan harga disamai oleh semua pesaing, maka sebenarnya tidak
akan ada perubahan pangsa pasar. Pengurangan harga tidak akan berdampak
29
pada permintaan selektif. Oleh sebab itu manajer pemasaran harus berusaha
menentukan kemungkinan reaksi penetapan harga pesaing.
3. Faktor Biaya
Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan faktor
pokok yang menentukan batas bawah harga. Artinya, tingkat harga minimal
harus bisa menutup biaya (setidaknya biaya variabel).
4. Faktor lini produk
Penetapan harga sebuah produk bisa berpengaruh terhadap penjualan produk
lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan yang sama. Elastisitas silang harga
merupakan hubungan yang terjadi jika perubahan harga sebuah produk
mempengaruhi volume penjualan produk kedua (selain berdampak pada
penjualan produk pertama).
5. Faktor pertimbangan lainnya dalam penetapan harga
Faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka merancang
program penetapan harga antara lain:
a. Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan,
perlindungan konsumen, dan seterusnya.
b. Lingkungan internasional, diantaranya lingkungan politik, ekonomi, sosial-
budaya, sumber daya alam, dan teknologi dalam konteks global.
c. Unsur harga dalam program pemasaran lainnya, misalnya program promosi
penjualan (seperti kupon, cent-off deals, promotion allowance, dan rabat).
Harga adalah patokan sejumlah nilai mata uang yang ditetapkan oleh suatu
perusahaan pemilik produk atau jasa yang harus dikeluarkan konsumen/pembeli
untuk mendapatkan produk atau jasa tersebut. Harga juga biasanya menunjukan
30
ciri suatu produk/jasa apakah produk produk atau jasa tersebut masuk kedalam
segmentasi pasar kelas atas, menengah, atau kebawah. Penentuan harga yang tepat
sangatlah penting bagi sebuah perusahaan, karena harga merupakan salah satu
instrumen penentu dalam menarik konsumen atau pelanggan. Dalam menentukan
sebuah harga tentu ada pertimbangan atau aspek-aspek yang harus dilihat oleh
perusahaan diantaranya adalah segmentasi pasar yang dibidik oleh perusahaan,
kesesuaian kualitas bahan atau layanan yang mereka berikan kepada konsumen,
serta biaya oprasional perusahaan dan masih banyak lagi.
2.4 Persepsi Manfaat Pengguna
Persepsi manfaat merupakan suatu keadaan yang mana individu percaya bahwa
penggunaan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Menurut
Davis dalam Jogiyanto (2007) persepsi manfaat sejauh mana seseorang percaya
bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaanya.
Didalam buku yang berbeda menurut Wibowo (2008) mengatakan bahwa persepsi
manfaat didefinisikan sebagai suatu ukuran yang mana penggunaan suatu
teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang
menggunakanya. Persepsi manfaat didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
meyakini bahwa penggunaan sistem informasi tertentu akan meningkatkan
kinerjnya, Davis dalam Hanafi dkk (2012). Dari definisi diketahui bahwa
kegunaan persepsi merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan
keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem berguna maka dia akan
menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa system
informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya. Konsep ini juga
menggambarkan manfaat sistem bagi pemakainya yang berkaitan dangan
31
produktivitas, kinerja tugas atau efektivitas, pentingnya bagi tugas, dan
kebermanfaatan secara keseluruhan.
2.4.1 Dimensi Persepsi Manfaat
Menurut Venkatesh dan Davis (2000) membagi dimensi persepsi manfaat sebagai
berikut:
1. Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu (improves job
performance)
2. Penggunaan sistem mampu meningkatkan produktivitas individu (increases
produktivity)
3. Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektivitas kerja individu
(enhances effectiveness)
4. Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu (the system is useful)
Menurut Chin and Todd dalam Permana Widiya dkk (2012) Kemanfaatan dapat
dibagi ke dalam dua kategori, yaitu (1) kemanfaatan dengan satu faktor, dan (2)
kemanfaatan dengan estimasi dua faktor meliputi dimensi :
1. Menjadikan pekerjaan lebih mudah
2. Bermanfaat
3. Menambah produktifitas
4. Mempertinggi efektifitas
Mengembangkan kinerja pekerjaan kemanfaatan dengan estimasi dua faktor
dibagi menjadi dua kategori lagi yaitu kemanfaatan dan efektifitas, dengan
dimensi-dimensi masing-masing yang dikelompokkan sebagai berikut :
32
1. Kemanfaatan meliputi dimensi: (1) menjadikan pekerjaan lebih mudah
(makes job easier), (2) bermanfaat (usefull), (3) menambah produktifitas
(increase productivity).
2. Efektifitas meliputi dimensi: (1) mempertinggi efektifitas (enchance
effectiveness), (2) mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job
performance).
Persepsi manfaat adalah keadaan dimana seorang individu atau kelompok berfikir
bahwa sesuatu yang mereka pakai memiliki kegunaan yang dapat membantu apa
yang mereka butuhkan atau yang mereka kerjakan. Persepsi manfaat ini dapat
tumbuh dari diri sendiri dimana konsumen atau pelanggan ingin mencoba
menggunakannya sendiri ataupun atas dorongan dari orang lain. Membangun
persepsi manfaat pada konsumen adalah salah satu aspek penting yang harus
diperhatikan oleh perusahaan dalam menarik konsumen/pelanggan. Dimana jika
pelanggan sudah memiliki persepsi kebermanfaat suatu produk atau jasa maka
konsumen akan dengan mudahnya untuk menggunakan kembali. Tanpa perlu
mengeluarkan biaya yang tinggi untuk periklanan atau biaya promosi lainnya,
konsumen akan datang sendiri untuk menggunakan produk atau jasa tersebut,
karena produk atau jasa tersebut memang dibutuhkannya.
2.5 Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono (2011) kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pembeli,
dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome)
sama atau melebihi harapan pelanggan. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak
bisa memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan, Spreng et.al
33
dalam Tjiptono (2014). Sedangkan menurut Howard & Sheth dalam Tjiptono
(2014) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif pembeli
berkenaan dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang
didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan. Menurut Churchill
& Suprenant dalam Tjiptono (2011) mengungkapkan bahwa secara konseptual
kepuasan merupakan hasil pembelian dan pemakaian yang didapatkan dari
perbandingan yang dilakukan oleh pembeli atas reward dan biaya pembelian
dengan konsekuensi yang diantisipasi. Secara oprasional, kepuasan serupa dengan
sikap, dimana penilaiannya didasarkan pada berbagai atribut.
2.5.1 Model Kepuasan dan Ketidakpuasan Pelanggan
Tjiptono dan Chandra (2011) menyatakan bahwa terdapat 5 tipe kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen yang dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Tipe Kepuasan dan Ketidakpuasan Pelanggan No. Tipe kepuasan
dan ketidak
puasan
Emosi Ekspektasi Minat berperilaku
1. Demanding
satisfaction
Optimisme /
confidence
Harus bisa mengikuti
perkembangan
kebutuhan saya di masa
depan
Ya, karena hingga saat
ini mereka mampu
memenuhi ekspektasi
saya yang terus
meningkat
2. Stable
satisfaction
Steadiness /
trust
Segala sesuatu harus
sama seperti apa adanya
Ya, karena hingga saat
ini semuanya
memenuhi harapan
saya
3. Resign
satisfaction
Indifferent /
resignation
Saya tidak bisa berharap
lebih
Ya, karena penyedia
jasa lain yang tidak
lebih baik
4. Stable
dissatisfaction
Disappointme
nt / indecision
Saya berharap lebih tapi
apa yang harus saya
lakukan?
Tidak, tetapi saya tidak
bisa menyebutkan
alasan spesifik
5. Demanding
dissatisfaction
Protest /
opposition
Perlu banyak perbaikan Tidak, karena
meskipun saya telah
melakukan berbagai
upaya, mereka tidak
menanggapi kebutuhan
saya.
Sumber: Tjiptono dan Chandra (2011)
34
Membahas tentang kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan itu adalah menyangkut
masalah emosional pelanggan, dimana reaksi setelah menggunakan produk/jasa.
Tipe ketidakpuasan pelanggan mungkin memiliki reaksi yang berbeda setelahnya,
ada pelanggan yang memberikan reaksi biasa saja, tanpa memberikan kritik atau
saran kepada perusahaan namun langsung tidak mau menggunakan produk atau
jasa tersebut lagi, ada juga pelanggan yang memberikan reaksi langsung
memberikan teguran atau menyampaikan keluhan kepada perusahaan mengenai
produk yang ia gunakan, berharap kemajuan untuk produk/jasa agar lebih baik
kedepannya.
2.5.2 Indikator Kepuasan Pelanggan
Menurut Hawkins dan Lonney dalam Tjiptono (2011) indikator kepuasan
pelanggan terdiri dari:
1. Kesesuaian Harapan
Merupakan tingkat kesesuaiaan antara kinerja produk yang diharapkan oleh
pelanggan dengan yang dirasakan oleh pelanggan, meliputi:
a. Layanan yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan.
b. Pelayanan oleh karyawan yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan
yang diharapkan.
c. Fasilitas penunjang yang didapat sesuai atau melebihi dengan yang
diharapkan.
2. Minat Berkunjung Kembali
Merupakan kesediaan pelanggan untuk menggunakan kembali atau
melakukan penggunaan ulang terhadap layanan terkait meliputi:
35
a. berminat untuk berkunjung kembali karena pelayanan yang diberikan oleh
karyawan memuaskan.
b. Berminat untuk menggunakan kembali karena nilai dan manfaat yang
diperoleh setelah menggunakan layanan.
c. Berminat untuk berkunjung kembali karena fasilitas penunjang yang
disediakan memadai.
3. Kesediaan Merekomendasikan
Merupakan kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan produk yang telah
dirasakan kepada teman atau keluarga, meliputi:
a. menyarankan teman atau kerabat untuk menggunakan layanan yang
ditawarkan karena pelayanan yang memuaskan.
b. Menyarankan teman atau kerabat untuk menggunakan layanan yang
ditawarkan karena fasilitas penunjang yang disediakan memadai.
c. Menyarankan teman atau kerabat untuk menggunakan layanan yang
ditawarkan karena nilai atau manfaat yang didapat setelah menggunakan
layanan jasa.
Melihat teori indikator kepuasan pelanggan yang telah dipaparkan diatas maka
kita dapat melihat apakah pelanggan tersebut puas atau tidak atas pelayanan jasa
dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya adalah kesesuaiaan harapan yang
didapet terhadap ekspektasi sebelum penggunaan jasa, kesesuaian harapan ini
akan berpengaruh terhadap minat penggunaan kembali, jika konsumen merasa
puas terhadap suatu layanan kemungkinan besar konsumen tersebut akan
melakukan penggunaan kembali layanan tersebut, akan tetapi jika konsumen
merasa bahwa pelayanan yang diberikan tidak sesuai ekspektasi mereka maka
36
kemungkinan besar konsumen tidak akan menggunakan kembali layanan jasa
tersebut dan hal ini akan berpengaruh terhadap kebelangsungan suatu produk atau
jasa kedepannya. Kemudian indikator lain yang dapat dilihat adalah mengenai
perilaku untuk merekomendasikan layanan jasa atau produk terhadap orang lain
dan hal ini adalah respon yang sangat menguntungkan bagi perusahaan. Jika
seorang konsumen atau pelanggan merasa puas maka dengan sendirinya
emosional konsumen atau pelanggan akan merekomendasikan produk atau jasa
kepada orang lain, dan hal tersebut akan dengan mudah diterima oleh orang lain,
mengingat seorang konsumen dengan kerabat telah memiliki ikatan emosinal.
2.5.3 Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Kotler & Keller dalam Tjiptono (2014) mengidentifikasi empat metode untuk
mengukur kepuasan pelanggan: sistem keluhan dan saran, ghost shopping, lost
customer analysis, dan survei kepuasan pelanggan.
1. Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer-oriented) perlu
menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para
pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan
mereka. Media yang digunakan berupa kotak saran, kartu komentar,saluran
telepon khusus bebas pulsa, website dan lain-lain. Berbagai riset menunjukan
bahwa 25% dari total pembelian konsumen diwarnai ketidakpuasan, namun
kurang dari 5% pelanggan yang tidak puas bersedia melakukan komplain –
kebanyakan diantaranya langsung berganti pemasok
37
2. Ghost shopping (Mystery shopping)
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah
dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berperan atau
berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing.
3. Lost customer analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah berpindah pemasok agar dapat memahami mengapa
hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan
perbaikan/penyempurnaan selanjutnya.
4. Survei kepuasan pelanggan
Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan
metode survei (McNeal & Lamb, dikutip dalam Peterson & Wilson, 1992),
baik survei melalui pos, telepon, e-mail, website, maupun wawancara
langsung.
Kepuasan pelanggan adalah suatu kondisi dimana suatu konsumen merasa bahwa
apa yang mereka dapatkan sesuai atau bahkan lebih dengan nilai mata uang yang
mereka keluarkan. Kepuasan konsumen adalah hal yang sangat penting untuk
dijaga oleh perusahaan, karena konsumen adalah aset terbesar sebuah perusahaan.
menjaga kepuasan konsumen/pelanggan dapat dilakukan melalui beberapa hal:
menjaga kualitas pelayanan/produk, menentukan harga yang sesuai dengan
produk/jasa, melakukan inovasi serta mengikuti perkembangan zaman. Berbicara
mengenai cara mengukur kepuasan atau ketidakpuasan sekarang sudah banyak
sekali peneliti yang melakukan riset tersebut, khususnya dikalangan mahasiswa.
Cara mengukur tingkat kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan banyak cara
38
misalnya, setelah menggunakan produk atau jasa perusahaan memberikan form
penilaian sederhana seperti tingkat bintang kepada konsumen atau pelanggan, lalu
hal lain yang bisa dilakukan adalah perusahaan turun langsung ke lapangan untuk
mensurvei tingkat kepuasan pelanggan melalui angket yang disebar.
2.6 Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan lima penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi
karena dirasa relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan referensi dalam
penelitian ini adalah yang dilakukan oleh:
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Nama (tahun) Judul Penelitian Metodologi Hasil Penelitian
Ida Farida,
Achmad
Tarmizi, &
Yogi
November
(2016)
Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran
7p Terhadap
Kepuasan Pelanggan
Pengguna Gojek
Online
Metode
pengambilan data
yang digunakan
adalah convenience
sampling. teknik
penelitian
kuantitatif.
Penelitian ini
membuktikan bahwa
secara simultan
marketing mix 7P
meliputi product, price,
place, promotion,
people, process, dan
physical evidence)
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
kepuasan penumpang
Gojek Indonesia.
Meskipun demikian,
secara parsial hanya
product yang terbukti
signifikan
mempengaruhi
kepuasan konsumen.
Dwi Aryani
dan Febrina
Rosinta (2010)
Pengaruh kualitas
layanan terhadap
kepuasan pelanggan
dalam membentuk
loyalitas pelanggan
Jenis penelitian
kuantitatif, model
analisis SEM,
Kelima dimensi
pembentuk kualitas
layanan terbukti
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kualitas layanan.
Dimensi terkuat dalam
menjelaskan kualitas
layanan berturut-turut
adalah reliability,
responsiveness,
assurance, empathy,
39
tanghibility. Selain itu
hasil penelitian
menunjukan terdapat
pengaruh yang kuat
dan positif antara
variabel kualitas
layanan KFC terhadap
kepuasan pelanggan
pada mahasiswa Fisip
UI
Nafisa Choirul
Mar’ati dan
Tri
Sudarwanto
(2016)
Pengaruh Kualitas
Layanan Dan Harga
Terhadap Kepuasan
Pelanggan Jasa
Transportasi Ojek
Online (Studi Pada
Konsumen Gojek Di
Surabaya)
Jenis penelitian
yang digunakan
adalah penelitian
deskriptif dengan
pendekatan
kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel
yang digunakan
metode non
probability sampling
dengan metode
pengambilan sampel
yang digunakan
adalah accidental
sampling.
Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan
dapat diketahui bahwa
variabel kualitas
layanan dan harga
mempunyai pengaruh
yang signifikan dan
bersamasama
(simultan) terhadap
variabel terikat yaitu
kepuasan pelanggan
jasa transportasi ojek
online Gojek di
Surabaya. variabel
kualitas layanan (X1)
mempunyai pengaruh
yang signifikan secara
parsial terhadap
variabel terikat yaitu
kepuasan pelanggan
(Y) jasa transportasi
ojek online Gojek di
Surabaya. Variabel
harga (X2) mempunyai
pengaruh yang
signifikan secara
parsial terhadap
variabel terikat yaitu
kepuasan pelanggan
(Y) jasa transportasi
ojek online Gojek di
Surabaya. Dan variabel
harga (X2) memiliki
pengaruh yang lebih
dominan.
Nora Ronia
Pangaribuan,
Ni Made Sofia
Wijaya dan Ni
Putu Eka
Mahadewi
(2016)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Keputusan
Wisatawan
Menggunakan
Transportasi
Berbasis Aplikasi Di
Jenis data yang
digunakan yakni
data deskriptif
kuantitatif.
Sedangkan teknik
pengumpulan data
yang digunakan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
keputusan wisatawan
menggunakan aplikasi
GoJek terdiri dari 5
(lima) faktor yaitu:
Faktor eksternal terdiri
40
PT. Gojek Indonesia adalah kuesioner. dari variable referensi,
budaya, hemat,
persaingan harga,
persepsi keamanan,
dan kepercayaan pada
internet. Faktor
psikologis terdiri dari
variabel persepsi,
pembelajaran dan
sarana. Faktor internal
terdiri dari variabel
penggunaan produk,
kondisi pembelian, dan
keluarga. Faktor
motivasi terdiri dari
motivasi, kepercayaan
pada aplikasi, dan
menghemat waktu.
Faktor menghemat
tenaga hanya memiliki
1 variabel saja yaitu
variabel menghemat
tenaga tersebut.
Rifaldi,
Kadunci dan
Sulistyowati
(2017)
Pengaruh Kualitas
Pelayanan
Transportasi Online
Gojek Terhadap
Kepuasan Pelanggan
Pada Mahasiswa/I
Administrasi Niaga
Politeknik Negeri
Jakarta
Metode penelitian
yang digunakan
adalah penelitian
survei,
menggunakan
pendekatan
penelitian
kuantitatif. sampling
yang digunakan
adalah salah satu
teknik pada
nonprobability
sampling yaitu
insidental sampling.
menunjukan bawa
hubungan antara
kualitas pelayanan
terhadap kepuasan
pelanggan masuk pada
tingkatan kuat (0,60 –
0,799). Pengaruh
kualitas pelayanan
terhadap kepuasan
pelanggan positif
karena nilai Rpositif,
semakin baik pengaruh
kualitas pelayanan,
semakin baik pula
kepuasan pelanggan
gojek. Dari data
perhitungan,
menunjukan bahwa
variabel kualitas
pelayanan terhadap
kepuasan
pelangganmenggunaka
n Gojek di Jurusan
Administrasi Niaga
Politeknik Negeri
Jakarta menunjukkan
hubungan yang rendah.
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi 2019
41
Tabel diatas menunjukkan kesimpulan dari penelitian terkait penjualan produk
yang berdampak pada kepuasan sehingga menciptakan konsumen yang loyal,
namun ada beberapa hal yang membedakan antara penelitian terdahulu diatas
dengan penelitian ini, perbedaan tersebut yaitu:
1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ida Farida, Achmad Tarmizi dan Yogi
November yang berjudul Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran 7P Terhadap
Kepuasan Pelanggan membahas mengenai keseluruhan tujuh komponen
bauran pemasaran, sedangkan dalam penelitian ini hanya berfokus pada tiga
aspek pemasaran yaitu kualitas pelayanan, harga dan persepsi manfaat
terhadap kepuasan pelanggan.
2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dwi Aryani dan Febrina Rosinta yang
berjudul Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam
Membentuk Loyalitas Pelanggan, hanya membahas mengenai aspek kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dalam membentuk loyalitas
pelanggan, sedangkan dalam penelitian ini tidak hanya membahas kualitas
pelayanan, melainkan variabel lain yaitu harga dan persepsi manfaat yang
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, dan dalam penelitin ini tidak
membahas mengenai loyalitas pelanggan.
3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nasifa Choirul Mar’ati dan Tri
Sudarwanto yang berjudul Pengaruh Kualitas Layanan dan Harga Terhadap
Kepuasan Pelanggan Jasa Transportasi Ojek Online (Studi Pada Konsumen
Gojek di Surabaya) dalam penelitian ini hanya membahas dua aspek
pemasaran yaitu kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan pelanggan,
sedangkan dalam penelitian ini membahas tiga aspek yaitu kualitas
42
pelayanan, harga dan persepsi manfaat sehingga tidak hanya pada sisi
perusahaan, melainkan juga aspek yang ada pada diri konsumen/pelanggan,
yaitu persepsi manfaat.
4. Pada penelitian Nora Ronia Pangaribuan, Ni Made Sofia Wijaya dan Ni Putu
Eka Mahadewi yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Wisatawan Menggunakan Transportasi Berbasis Aplikasi di PT Gojek
Indonesia, dalam penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang belum
diketahui mengenai apa saja yang mempengaruhi wisatawan, namun dalam
penelitian ini peneliti sudah menentukan variabel yang mempengaruhi
kepuasan konsumen yaitu kualitas pelayanan, harga dan persepsi manfaatnya
sehingga peneliti hanya meneliti seberapa besar tingkat kepuasan konsumen
terhadap ketiga variabel penelitiannya.
5. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rifaldi, Kandunci dan Sulistyowati yang
berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan transportasi online Gojek terhadap
Kepuasan Pelanggan pada Mahasiswa Administrasi Niaga Politeknik Negri
Jakarta, dalam penelitian ini hanya membahas mengenai aspek kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan saja, sedangkan dalam penelitian ini
membahas tiga aspek yaitu kualitas pelayanan, harga dan persepsi manfaat
terhadap kepuasan pelanggan. Kemudian dalam penelitian ini, peneliti
membahas objek mengenai sistem pembayarannya yaitu Go-pay bukan pada
objek pelayanan transportasi onlinenya, sedangkan dalam penelitian terdahulu
ini membahas mengenai jasa transportasi onlinenya.
43
2.7 Kerangka Pemikiran
Suatu perusahaan yang menginginkan perusahaannya beroperasi secara terus-
menerus tentu akan mementingkan kepuasan pelanggannya. Karena kepuasan
pelanggan adalah hal yang sangat mempengaruhi berlangsungnya pembelian atau
pemakaian ulang produk atau jasa. Kepuasan pelanggan adalah kondisi dimana
pelanggan merasa bahwa pelayanan atau produk yang diberikan melebihi dari
yang ia butuhkan atau yang ia pikirkan. Dengan pelanggan merasa puas maka
pelanggan akan melakukan pembelian atau penggunaan ulang bahkan pelanggan
akan merekomendasikannya kepada orang lain, biasanya pelanggan yang telah
merasa puas dengan produk atau jasa yang digunakan pelanggan akan memiliki
rasa loyalitas terhadap perusahaan tersebut.
Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh faktor internal yang ada dalam diri seorang
pelanggan dan faktor eksternal yang berasal dari perusahaan. faktor internal salah
satunya adalah persepsi manfaat, sedangkan faktor eksternal terdiri dari kepuasan
pelanggan dan harga yang diberikan perusahaan. Pelanggan akan merasa puas
apabila mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan,
serta harga dimana jasa yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan
harga yang relatif murah, akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
pelanggan, selain dari eksternal dari sisi internal pelanggan, persepsi manfaat
merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dimana kebutuhan
dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan ketika ia
melakukan transaksi dengan pemakaian layanan jasa. Jika pada saat itu kebutuhan
dan keinginannya besar, maka harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi,
demikian pula sebaliknya.
44
Sebuah pelayanan yang baik atau berkualitas dapat dinilai dari beberapa dimensi
diantaranya: Tangible (berwujud), Reliabelity (kehandalan), Responsiviness
(ketanggapan), Assurance (jaminan), Emphaty (Empati). Indikator dari dimensi
Tangible (berwujud) adalah penampilan petugas dalam melayani pelanggan,
kemudahan dalam proses pelayanan, kedisiplinan petugas/driver dalam
melakukan pelayanan, kemudahan akses pelanggan dalam permohonan pelayanan,
dan penggunaan alat bantu dalam pelayanan. Selanjutnya indikator dari dimensi
Reliabelity (kehandalan) adalah kecermatan petugas dalam melayani, memiliki
standar pelayanan yang jelas, kemampuan petugas/driver dalam menggunakan
alat bantu dalam proses pelayanan, dan keahlian petugas dalam menggunakan alat
bantu dalam proses pelayanan. Dari dimensi Responsiviness (ketanggapan)
indikator yang dapat dilihat adalah cara merespon setiap pelanggan/pemohon yang
ingin mendapatkan pelayanan, petugas/driver melakukan pelayanan dengan cepat,
petugas/driver melakukan pelayanan dengan tepat, petugas/driver melakukan
pelayanan dengan cermat, petugas/driver melakukan pelayanan dengan waktu
yang tepat. Selanjutnya dari dimensi Assurance (jaminan) indikator yang dapat
lihat adalah petugas/driver memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan,
petugas/driver memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan, dan petugas/driver
memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan. Yang terakhir yakni
dimensi Emphaty (Empati) sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai
terhadap konsumen. Indikatornya dapat dilihat mendahulukan kepentingan
pelanggan, petugas/driver melayani dengan sikap ramah, petugas/driver melayani
dengan sikap sopan santun, petugas/driver melayani dengan tidak diskriminatif
45
(membeda-bedakan), serta petugas/driver melayani dan menghargai setiap
pelanggan.
Indikator dari penetapan harga yang dapat memberi kepuasan bagi pelanggan
adalah keterjangkauan harga bagi pelanggan, kesesuaian harga dengan kualitas,
kesesuaian harga dengan manfaat, harga sesuai kemampuan atau daya beli. Selain
dari pada itu daftar harga, pemberian diskon kepada pelanggan, pemberian
potongan harga, dan periode pembayaran merupakan indikator yang dapat
mengukur kepuasan pelanggan. Sedangankan indikator dari persepsi manfaat
dapat dilihat dari apabila suatu layanan jasa menjadikan pekerjaan menjadi lebih
mudah, bermanfaat bagi pelanggan, menambah produktivitas, mempertinggi
efektivitas dan dapat mengembangakan kinerja pekerjaan. Berdasarkan pemikiran
diatas maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran seperti pada gambar
berikut:
Sumber: Gambar diolah 2019
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Pada kerangka pemikiran dapat dijelaskan bahwa hubungan antara variabel
dimana kepuasan pelanggan ditentukan oleh dua faktor yakni faktor internal dan
Faktor Internal
-Persepsi Manfaat
Faktor Eksternal
-Kualitas Pelayanan
-Harga
Persepsi Manfaat
(X3)
Kualitas Pelayanan
(X1)
Harga
(X2)
Kepuasan Pelanggan
(Y)
46
faktor eksternal. Faktor internal yakni persepsi manfaat sedangkan faktor
eksternal meliputi kualitas pelayanan dan harga. Ketiga faktor tersebut merupakan
variabel independen yang berhubungan dengan variabel dependen yakni kepuasan
pelanggan.
2.8 Hipotesis
Menurut Sekaran dalam Juliansyah Noor (2011) hipotesis adalah hubungan yang
diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam
bentuk pernyataan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha1: Diduga terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna Go-pay.
Ho1: Diduga tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pelanggan pengguna Go-pay.
Ha2: Diduga terdapat pengaruh antara harga terhadap kepuasan pelanggan
pengguna Go-pay
Ho2: Diduga tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap kepuasan pelanggan
pengguna Go-pay
Ha3: Diduga terdapat pengaruh antara manfaat penggunaan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna Go-pay
Ho3: Diduga tidak terdapat pengaruh antara manfaat penggunaan terhadap
kepuasan pelanggan pengguna Go-pay
Ha4: Diduga terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan, harga serta manfaat
penggunaan terhadap kepuasan pelanggan pengguna Go-pay.
Ho4: Diduga tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan, harga serta
manfaat penggunaan terhadap kepuasan pelanggan pengguna Go-pay.
47
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu explanatory research
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian explanatory research
merupakan metode penelitian yang bermagsud menejelaskan kedudukan variabel-
variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain
(Sugiyono, 2017). Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh
data yang berbentuk dimana penelitian ini berguna untuk menguji hubungan
antara variabel independen yaitu kualitas pelayanan (X1), harga (X2), manfaat
(X3) dengan variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan (Y).
3.2 Teknik Sampling
Margono (2004) adalah Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel
yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
`diperoleh sampel yang representatif. Dalam penelitian ini menggunakan metode
non-probability sampel. Non-probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, (Sugiyono, 2017). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah accidental samping yaitu teknik penentuan
48
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
ditemui itu cocok sebagai sumber data. Sangadji dan Sopiah, (2010)
3.3 Populasi
Menurut Sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang
diambil dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan pengguna Go-pay Bandar
Lampung.
3.4 Sampel
Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
tidak terbatas, mengingat perkembangan jumlah pengguna layanan Gopay yang
selalu mengalami perubahan. Jumlah pengguna Gopay di Bandar Lampung yang
masih aktif melakukan transaksi tidak dapat dipublikasikan secara terbuka,
sehingga menurut (Arikunto, 2010) dalam menentukan besaran sampel yang akan
diambil bisa dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:
n= 𝑍2
4(𝑚𝑜𝑒)2
n= 1,962
4(10%)2
n= 96,04
Keterangan:
n = jumlah sampel
Z =1,96 dengan tingkat kepercayaan 90%
Moe =margin of error atau tingkat kesalahan maksimum 10%
49
Sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 97. Dalam
penentuan jumlah responden untuk mengantisipasi tingkat kesalahan maka jumlah
responden yaitu sebesar 100.
3.5 Definisi Konseptual & Oprasional
Menurut Chourmain (2008) konseptual adalah penarikan batasan yang
menjelaskan suatu konsep secara singkat jelas dan tegas. Berikut adalah definisi
konseptual dari variabel penelitian ini (kualitas pelayanan, harga, manfaat dan
kepuasan pelanggan):
1. Kualitas pelayanan
Menurut Tjiptono dan Chandra (2011) Kualitas Pelayanan adalah seberapa
jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas apa yang
mereka terima.
2. Harga
Menurut Tjiptono dan Chandra (2011) Harga merupakan satu-satunya unsur
bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi
perusahaan.
3. Persepsi manfaat
Menurut Davis Jogiyanto (2007) persepsi manfaat sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaanya.
4. Kepuasan pelanggan
Menurut Tjiptono dan Chandra (2011) Kepuasan pelanggan merupakan
evaluasi pembeli, dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya
memberikan hasil (outcome) sama atau melebihi harapan pelanggan.
50
Menurut Singaribun dan Effendy (2008), definisi oprsional adalah petunjuk
bagaimana suatu variabel diukur, dengan membaca definisi oprasional dalam
penelitian maka akan diketahui baik buruknya variabel tersebut. Berikut ini adalah
tabel yang menjelaskan oprasional variabel:
Tabel 3.1 Oprasional Variabel
Variabel Definisi
Oprasional
Indikator Item Skala
X1 Kualitas
pelayanan
adalah
seberapa jauh
perbedaan
antara
kenyataan
dan harapan
pelanggan
atas apa yang
mereka
terima. (Tjiptono dan
Chandra 2011)
Kualitas
pelayanan
adalah upaya
pemenuhan
kebutuhan
pelanggan Go-
pay dalam
kemudahan
bertransaksi.
1. Bukti fisik
(tanggible)
2. Reliabilitas
(reliability)
3. Daya
tangkap
(responsiven
ess)
4. Jaminan
(assurace)
5. Empati
(empaty)
1. Tampilan
fitur pada
layar smart
phone
2. Perlengkap
an yang
ada dalam
layanan
Go-pay
berupa
layanan
untuk
pembayara
n tagihan
listrik,
PDAM,
BPJS dll
3. Akses
aplikasi
Go-pay
sangat
cepat
4. Akses
aplikasi
tanggap
(tepat
waktu)
dalam
merespon
permohona
n
5. Go-pay
menjamin
amannya
saldo
pelanggan
dengan
memberika
n fitur
riwayat
transaksi
Ordinal
51
6. Cara
merespon
pelanggan
untuk
mendapatk
an
pelayanan
berupa
layanan
top-up
melalui
driver
Gojek,
Bank dll
X2 Harga
merupakan
satu-satunya
unsur bauran
yang
memberikan
pemasukan
atau
pendapatan
bagi
perusahaan
(Tjiptono dan
Chandra 2011)
Harga adalah
biaya yang
harus
dikeluarkan oleh
pelanggan Go-
pay untuk
mendapatkan
sebuah layanan
e-money. Harga
juga
menentukan
pandangan
konsumen
mengenai harga
yang diterima
pelanggan,
apakah harga
tersebut terlalu
rendah, normal
atau cenderung
tinggi dan
apakah harga
tersebut sudah
sesuai dengan
kualitas
pelayanan yang
diberikan.
1. Perbandinga
n harga
dengan
produk/laya
nan lain
2. Kesesuaian
harga
dengan
kualitas
produk/laya
nan
3. Keterjangka
uan harga
4. Kesesuaian
harga
dengan
manfaat
1. Pemberian
diskon
kepada
pelanggan
2. Pemberian
potongan
harga
kepada
pelanggan
3. Biaya
tambahan
yang
diterima
pelanggan
untuk
mendapatk
an layanan
e-money
dengan
cepat
4. Biaya
tambahan
yang
diberikan
kepada
pelanggan
dapat
diterima
oleh
berbagai
kalangan
5. Biaya
tambahan
yang
diterima
pelanggan
untuk
mendapatk
Ordinal
52
an
kemudahaa
n layanan
e-money
dengan
Go-pay
X3 Persepsi
manfaat
sejauh mana
seseorang
percaya
bahwa
menggunaka
n suatu
teknologi
akan
meningkatka
n kinerja
pekerjaanya. Davis dalam
Jogiyanto
(2007)
Persepsi
manfaat adalah
pandangan dari
dalam diri
pelanggan,
bahwa dengan
menggunakan
Go-pay akan
memberikan
manfaat kepada
pelanggan
berupa
kemudahan
bertransaksi,
efiensi waktu
dan menambah
produktifitas
kerja.
1. Meningkatk
an kinerja
2. Menningkat
kan
produktifitas
3. Memperting
gi efektifitas
4. Meningkatk
an efesiensi
5. Bermanfaat
bagi
individu
1. Penggunaa
n Go-pay
menjadika
n transaksi
lebih
mudah
2. Penggunaa
n Go-pay
menjadika
n waktu
lebih
produktif
3. Penggunaa
n Go-pay
menjadika
n transaksi
lebih cepat
4. Penggunaa
n Go-pay
mengurang
i waktu
terbuang
sia-sia
5. Bermanfaa
t bagi
pengguna
Go-pay
Ordinal
Y kepuasan
pelanggan
merupakan
evaluasi
pembeli,
dimana
alternatif yang
dipilih
sekurang-
kurangnya
memberikan
hasil
(Outcome)
sama atau
melebihi
harapan
pelanggan
Tjiptono &
Chandra
Kepuasan
pelanggan
adalah respon
yang diberikan
setelah
menggunakan e-
money, apakah
layanan tersebut
sudah sesuai
dengan harapan
pelanggan,
apakah layanan
tersebut dapat
memberikan
kemudahan
bertransaksi dan
memberikan
manfaat bagi
pelanggan Go-
1. Kesesuaian
harapan
2. Minat
penggunaan
kembali
3. Kesediaan
merekomen
dasikan
4. Kondisi
emosional
5. Respon
pemecahan
masalah
1. Penggunaan
Go-pay
sesuai
dengan
harapan
yaitu dapat
mempermud
ah transaksi
2. Berminat
untuk
menggunaka
n kembali
karena
pelayanan
yang
diberikan
oleh
petugas/driv
er
Ordinal
53
(2011) pay memuaskan
3. Berminat
untuk
menggunaka
n kembali
karena harga
yang
terjangkau
4. Berminat
untuk
menggunaka
n kembali
karena
memudahka
n transaksi
5. Menyaranka
n teman atau
kerabat
untuk
menggunaka
n layanan
yang
ditawarkan
karena
pelayanan
yang
memuaskan
6. Menyaranka
n teman atau
kerabat
untuk
menggunaka
n layanan
yang
ditawarkan
karena harga
yang
terjangkau
7. Menyaranka
n teman atau
kerabat
untuk
menggunaka
n layanan
yang
ditawarkan
karena
memudahka
n transaksi.
8. Pelanggan
merasa
bangga
menggunaka
54
n layanan
transaksi
Go-pay
9. Merespon
keluhan
pelanggan
Sumber: Data diolah 2019
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan
menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Data primer dapat
berupa opini subyek, hasil observasi terhadap suatu perilaku atau kejadian, dan
hasil pengujian, Indriartono dalam Purhantara (2010). Data skunder adalah data
yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data skunder adalah literatur,
artikel, jurnal serta situs diinternet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari sumber-
sumber asli, sumber pertama dari mana data tersebut diperoleh. Dalam penelitian
ini data diperoleh dengan menyebarkan kuisioner kepada responden. Responden
pada penelitian ini adalah ditujukan kepada konsumen/pengguna aplikasi Go-pay
Bandar Lampung yang ditemui peneliti secara langsung.
3.7 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala
likert menurut Sugiyono (2017) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala
likert, maka variabel yang akan diukur oleh peneliti akan dijabarkan menjadi
55
indikator variabel. Kemudian indikator-indikator yang terukur tersebut dapat
dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk membuat item instrumen yang berupa
pernyataan atau pertanyaan yang harus akan dijawab oleh responden.
Tabel 3.2 Skala Pengukuran
No Pilihan jawaban Skor Jumlah Jawaban
1 Sangat Tidak Setuju 1
2 Tidak Setuju 2
3 Netral 3
4 Setuju 4
5 Sangat Setuju 5
Sumber: Data diolah 2019
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik kuisioner. Kuisioner dalah suatu teknik pengumpulan data
dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
dengan harapan memberikan respon atas dartar pertanyaan tersebut Juliansyah
(2011). Kuisioner dibuat dengan kategori multiple choice dengan menggunakan
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat seseorang
atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini kuisioner
akan diberikan langsung kepada responden yang menggunakan layanan Go-pay
pada aplikasi Gojek yang ada di Bandar Lampung.
3.9 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau
angka ringkasan dengan menggunakan cara atau rumus tertentu Iqbal Hasan,
(2002). Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagaiberikut: Iqbal Hasan, (2002)
56
1. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan
karena kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul itu tidak
logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-
kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi.
2. Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau
identitas pada suatu informasi atau data yang dianalisis responden.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Setelah proses tabulasi
selesaikemudian data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan
software statistik yaitu SPSS.
3.10 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, analisis kuantitatif
adalah analisis yang menggunakan alat analisis berkuantitatif. Alat analisis yang
bersifat kuantitatif adalah alat analisis yang menggunakan model-model seperti
model matematika atau model statistik dan ekonometrik. Hasil analisis dalam
bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu
uraian Iqbal Hasan, (2002).
57
3.10.1 Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuisioner.
Kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner itu, dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid
2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid
Untuk menentukan pernyataan valid atau tidak, perlu diketahui nilai r hitung
yang kemudian dibandingkan dengan r tabel yang terdiri dari 100 sampel
dengan tingkat signifikansi 0,05. Dengan tingkat signifikansi tersebut, maka
diperoleh r tabel sebesar 0,195. Hasil perhitungan untuk semua item pernyataan
dalam kuesioner dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Kualitas Pelayanan
Item
Pernyataan r hitung r tabel Kondisi Keterangan
Item 1 0,403 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 2 0,637 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 3 0,664 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 4 0,533 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 5 0,605 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 6 0,547 0,195 R hitung>r tabel Valid
Sumber: Data diolah, 2019
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Harga
Item
Pertanyaan r hitung r tabel Kondisi Keterangan
Item 1 0,671 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 2 0,637 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 3 0,612 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 4 0,514 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 5 0,500 0,195 R hitung>r tabel Valid
Sumber: Data diolah, 2019
58
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Persepsi Manfaat
Item
Pertanyaan r hitung r tabel Kondisi Keterangan
Item 1 0,625 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 2 0,797 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 3 0,742 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 4 0,603 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 5 0,821 0,195 R hitung>r tabel Valid
Sumber: Data diolah, 2019
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Validitas Kepuasan Pelanggan
Item
Pertanyaan r hitung r tabel Kondisi Keterangan
Item 1 0,412 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 2 0,671 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 3 0,694 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 4 0,728 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 5 0,740 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 6 0,706 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 7 0,746 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 8 0,648 0,195 R hitung>r tabel Valid
Item 9 0,439 0,195 R hitung>r tabel Valid
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa uji validitas 100 responden adalah
valid karena pengambilan keputusan r hitung> r tabel. Jadi, dapat disimpulkan
variabel Kualitas Pelayanan, Harga, Persepsi Manfaat dan Kepuasan Pelanggan
telah memenuhi validitas instrumen.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu alat ukur dapat dikategorikan mempunyai reliabilitas
tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu stabil atau konsisten dan dapat
diandalkan (dependability), yaitu hasil pengukurannya tidak berubah-ubah, karena
alat ukur itu digunakan berkali-kali akan memperoleh hasil yang serupa serta
hasilnya dapat diramalkan (predictability). Menurut Joko Widiyanto (2010)
59
menjelaskan bahwa dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > r tabel maka kuisioner dinyatakan reliabel
2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < r tabel maka kuisioner dinyatakan tidak reliabel
Tabel 3.7 Uji Reliabilitas
Variabel Alpha ( r
hitung)
Nilai r tabel Tingkat
reliabilitas
Kualitas Pelayanan 0,576 >0,195 Reliabel
Harga 0,526 >0,195 Reliabel
Persepsi Manfaat 0,764 >0,195 Reliabel
Kepuasan Pelanggan 0,823 >0,195 Reliabel Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang dapat dilihat pada table 3.7 diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian ini adalah reliabel karena nilai
koefisien alpha variabel Kualitas Pelayanan, Harga, Persepsi Manfaat, dan
Kepuasan Pelanggan berada pada nilai reliabililitas > nilai r tabel yaitu >0,195.
Oleh karena itu, berdasarkan uji coba instrument ini sudah reliabel seluruh item
pertanyaan yaitu 6 item pertanyaan variabel Kualitas Pelayanan (X1), 5 item
pertanyaan variabel Harga (X2), 5 item pertanyaan variabel Persepsi Manfaat (X3),
dan 9 item pertanyaan variabel Kepuasan Pelanggan (Y). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut reliabel atau dengan kata lain
instrument penelitian ini dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan
dalam penelitian ini.
60
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengikuti apakah dalam model regresi,
variabel-variabel independen, variabel dependen memiliki distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan
uji kolmogorov-smirnov test. Menurut Ghozali (2011) dasar pengambilan
keputusan jika tingkat signifikan probabilitas > 0,05 maka data penelitian
berdistribusi normal. Berikut ini hipotesis yang digunakan untuk melakukan uji
normalitas
H0 : nilai probabilitas >5%, maka data berdistribusi dengan normal
Ha : nilai probabilitas <5% maka data tidak berdistribusi dengan normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model yang baik adalah
model tidak terjadi korelasi antar variabel. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan
terdapat problem multikolonieritas Ghozali (2013). Cara untuk mengetahui ada
atau tidaknya gejala multikolonieritas antara lain dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan
Tolerance lebih dari 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi multikolonieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
61
yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas atau yang terjadi Heteroskedastisitas kebanyakan data
cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).
Cara menganalisis asumsi Heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatter
plot dimana:
a. Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan membentuk pola
tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat disimpulkan
terjadi problem Heteroskedastisitas.
b. Jika penyebaran data pada scetter plot tidak teratur dan tidak membentuk
pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat
disimpulkan terjadi problem Heteroskedastisitas.
3.10.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetaui apakah variabel
bebas secara bersama mempengaruhi variabel terikat.
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏+𝒃𝟐𝑿𝟐+𝒃𝟑𝑿𝟑
Keterangan:
Y = Variabel dependen (Kualitas Pelayanan)
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelangan
b2 = Koefisien regresi antara harga dengan kepuasan pelanggan
b3 = Koefisien regresi persepsi manfaat dengan kepuasan pelanggan
X1 = Variabel independen (kualitas pelayanan)
X2 = Variabel independen (harga)
X3 = Variabel independen (persepsi manfaat)
62
3.10.4 Pengujian Hipotesis
1. Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Hipotesis nol ( H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (βi) sama
dengan nol, atau H0 : βi = 0 yang artinya adalah apakah suatu variabel
independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama
dengan nol, atau H0 : βi ≠ 0 yang artinya adalah variabel tersebut merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Kuncoro,(2001).
Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikan (α) = 0,05 ditentukan
sebagai berikut:
Dasar pengambilan keputusan ditentukan dengan cara sebagai berikut:
a. Jika tingkat signifikan t hitung > 0,05 atau t hitung > t tabel, maka H0
diterima.
b. Jika tingkat signifikan t hitung < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka H0
ditolak.
Keterangan:
Pengujian dengan uji t dapat dilakukan dengan membandingkan antara ttabel
pada penelitian ini dengan df= n-k-1 (100-4-1=95) dengan tingkat signifikan
pada α= 0,05 dan nilai ttabel = 1.985
2. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
63
variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua
parameter dalam model sama dengan nol atau H0 : β1 = β2 = ...... = βk = 0 yang
artinya adalah apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak
semua parameter simultan sama dengan nol, atau H0 : β1 ≠ β2 ≠ ...... ≠ βk ≠ 0
yang artinya adalah semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Kuncoro, (2001).
Kriteria pengujian:
a. Jika tingkat signifikan F > 0,05 atau F hitung < F tabel, maka H0 diterima.
b. Jika tingkat signifikan F < 0,05 atau F hitung > F tabel, maka H0 ditolak.
Keterangan :
F hitung diperoleh dengan menggunakan df1 = k-1 (4-1=3) dengan df2 = n-k
(100-4) = 96.
Berdasarkan df1 = 3 = 0,05 dan df2 = 96 diperoleh F tabel = 2,70 Sugiyono,
(2004).
3. Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefesien
determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang me ndekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dituhkan untuk memprediksi
variasi-variasi dependen Kuncoro, (2001).
64
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Didirikan pada 2010 tepatnya pada bulan agustus oleh Nadiem Makarim sebagai
layanan telepon naik sepeda motor di Indonesia, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa
atau yang biasa disebut Gojek telah berevolusi untuk menyediakan layanan
transportasi dan gaya hidup sesuai permintaan yang menggerakkan kota.
Dilengkapi dengan misi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan dan mata
pencaharian pekerja di berbagai sektor informal, mitra PT Aplikasi Karya Anak
Bangsa atau Gojek mengatakan bahwa sejak bergabung dengan platform kami,
mereka telah melihat pendapatan mereka meningkat dan telah menjangkau lebih
banyak pelanggan melalui aplikasi kami. Mereka juga memiliki akses ke asuransi
kesehatan dan kecelakaan, layanan keuangan dan asuransi, serta pembayaran
otomatis yang terjangkau dan banyak manfaat lainnya (Go-jek, 2019).
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek sekarang beroperasi di lebih dari 50
kota di Asia Tenggara, dengan lebih banyak untuk mengikuti di tahun-tahun
mendatang. Gojek pertama kali membangun jejak internasionalnya pada tahun
2018 ketika perusahaan 'Unicorn' pertama Indonesia memasuki Vietnam, diikuti
dengan Singapura, Thailand dan Filipina. Didorong oleh semangat menyebarkan
65
dampak sosial positif melalui teknologi, ekspansi Gojek bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pelanggan kami dengan memastikan efisiensi di
setiap pasar dan menjadi solusi dari frustrasi setiap hari (Go-jek.com, 2019).
4.1.2 Misi dan Nilai PT Aplikasi Karya Anak Bangsa
Adapun Misi dan nilai PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek adalah sebagai
berikut:
1. Misi
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek adalah perusahaan rintisan Indonesia
dengan misi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dengan memastikan
efisiensi di pasar. Dengan teknologi, Gojek berusaha untuk menyebarkan dampak
sosial yang positif dengan meningkatkan pendapatan mitra Gojek dan memastikan
standar kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan juga keluarga
mereka.
2. Nilai
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa memilki 3 pilar nilai dalam perusahaannya,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan
Layanan kami cepat, dan kami terus belajar dan tumbuh dari pengalaman.
2. Inovasi
Gojek bekerja keras untuk terus meningkatkan layanan, sehingga mereka
memberikan lebih banyak kemudahan bagi pengguna.
3. Dampak sosial
Kami berupaya menciptakan dampak sosial sebanyak mungkin bagi
pengguna Gojek (Go-jek, 2019).
66
4.1.3 Kondisi Umum PT Aplikasi Karya Anak Bangsa di Kota Bandar
Lampung
Bandar Lampung dikenal dengan kuliner yang beragam dan wisata pantai yang
menarik. Transportasi dan makanan menjadi kebutuhan saat mengunjungi Bandar
Lampung. Gojek Hadir di Bandar Lampung pada bulan April 2017, kantor
oprasional Gojek berlokasi di Jl. Wolter Monginsidi No. 177, Gulak Galik, Tlk.
Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Lampung 35214 . Untuk Kota Bandar
Lampung layanan yang dapat diakses saat ini meliputi: Go-ride, Go-Car, Go-
food, Go-mart, Go-shop, Go-send, Go-deals,Go-bills, Go-points, Go-box, Go-
massage, Go-daily, Go-clean, Go-fix, Go-tix dan Go-pulsa. Tarif Gojek di
Lampung berdasarkan jarak tempuh, dari pengamatan Tebarpesona.com
perjalanan menggunakan Go-ride berjarak 11,1 kilometer dikenakan tarif sebesar
Rp. 17.000, sepertinya Gojek memberlakukan tarif sebesar ± Rp. 1.500,- per
kilometer jika pembayaran dilakukan secara tunai. Dan akan lebih murah lagi
dengan adanya tambahan diskon jika pembayaran menggunakan saldo Go-pay,
hanya sekitar Rp. 1.000,- saja per kilometernya (Gojek, 2018)
4.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah penjelasan tentang keseluruhan bagan-bagan dan fungsi
masing-masing dalam perusahaan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek,
sehingga terlihat jelas kedudukan dan jabatan maka akan menjadi kerangka yang
menunjukkan hubungan kerja satu dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari
bagan struktur organisasi berikut:
67
Sumber: Gojek.com, 2017
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa Pusat
Struktur organisasi di atas merupakan struktur organisasi PT Aplikasi Karya Anak
Bangsa Pusat. Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pemegang kekuasaan
tertinggi pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa adalah Direktur Gojek, namun
yang menjalankan perusahaan adalah CEO atau Chief Executive Officer. CEO
pada perusahaan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa terdiri dari Chief Executive
Gojek, Chief Branding Gojek, Chief Product Gojek, Chief Financial Gojek,
Human Resource Gojek, dan Chief Technology Gojek. Selanjutnya adalah struktur
oraganisasi cabang area Bandar Lampung
Sumber: Analyzer.com, 2019
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa Kota
Bandar Lampung
68
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi pada PT Aplikasi
Karya Anak Bangsa adalah Direktur Utama yang berada di pusat. Pada kantor
cabang area Bandar Lampung dipimpin oleh Wakil Direktur Area Bandar
Lampung yang dibantu oleh Manajer/CO. Manajer/CO terdiri dari Manager
bidang IT, Manager Karyawan Front Office & Pemasaran, Manager Keuangan,
Manager Tukang Ojek. Setiap departemen tersebut Masing-masing memiliki tugas
dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan bidangnya.
4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Penyebaran kuisioner pada penelitian ini dilakukan kepada 100 responden yang
merupakan pengguna aktif fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar
Lampung. Gambaran umum responden dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:
4.2.1 Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden yang pertama adalah Usia. Dalam hal ini responden
dibagi menjadi 4 yaitu usia kurang dari 20 tahun, usia 20-30 tahun, usia 30-40
tahun dan lebih dari 40 tahun. Gambaran responden berdasarkan usia disajikan
berdasarkan tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah(orang) Persentase (%)
<20 tahun 30 30
20-30 tahun 50 50
30-40 tahun 16 16
>40 tahun 4 4
Total 100 100
Sumber: Data diolah, 2019
69
Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa terdapat 30 responden atau 30 persen
yang berusia kurang dari 20 tahun, berusia 20-30 tahun sebanyak 50 responden
atau 50 persen, usia 30-40 tahun sebanyak 16 responden atau 16 persen dan usia
lebih dari 40 tahun sebanyak 4 responden atau 4 persen dari total responden yang
berjumlah 100 orang.
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah berusia
20-30 tahun, sebagian besar merupakan generasi milenial yang melek teknologi,
maka dapat dikatakan bahwa mayoritas responden merupakan orang-orang yang
masih berada pada usia muda atau dapat dikatakan sudah mengerti dunia digital.
Sedangkan persentase terendah dapat dilihat berada pada usia lebih dari 40 tahun,
hal tersebut menandakan bahwa penggunaan E-money sangat kurang dilakukan
oleh kalangan orang tua, hal tersebut dikarnakan oleh penggunaan E-money atau
uang digital terutama Go-pay baru dirilis atau santer terdengar pada awal tahun
2017, sedangkan pada era 2000an masih banyak menggunakan layanan transaksi
tunai.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik responden yang kedua adalah berdasarkan pekerjaan. adapun
pengelompokkan pekerjaan responden dapat diketahui pada tabel dibawah ini
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah(orang) Persentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 47 47
Pegawai Negri 8 8
Wiraswasta 24 24
Lainnya 21 21
Total 100 100
Sumber: Data diolah, 2019
70
Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat bahwa terdapat 47 responden atau 47 persen
yang berstatus pelajar/mahasiswa, sebanyak 8 responden atau 8 persen merupakan
pegawai negeri sipil, sebanyak 24 responden atau 24 persen merupakan
wiraswasta dan sebanyak 21 responden atau 21 persen memiliki pekerjaan lainnya
seperti karyawan swasta, baby sister, satpam dll, dari total responden yang
berjumlah 100 orang.
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden merupakan
pelajar/mahasiswa, maka dapat dikatakan bahwa mayoritas responden merupakan
orang-orang yang masih memiliki usia muda dan belum memiliki pekerjaan tetap.
Penggunaan layanan e-money pada aplikasi gojek khususnya kalangan pelajar dan
mahasiswa hal tersebut tidak terlepas dari pandangan generasi milenial, yaitu
generasi yang mengerti tentang IT, terbuka wawasannya terhadap dunia digital.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Karakteristik responden yang ketiga adalah Penghasilan. Dalam hal ini
karakteristik responden berdasarkan penghasilan dapat dikelompokkan pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan Jumlah (orang) Persentase (%)
Rp 0-1.000.000 53 53
Rp 1.000.000-2.000.000 25 25
Rp 3.000.000-5.000.000 17 17
Rp >5.000.000 5 5
Total 100 100
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat
penghasilan Rp 0-1.0000.000 sebanyak 53 responden atau 53 persen, penghasilan
71
Rp 1.000.000-2.000.000 sebanyak 25 responden atau 25 persen, pengasilan Rp
3.000.000-5.000.000 sebanyak 17 responden atau 17 persen, dan pengasilan lebih
dari Rp 5.000.000 sebanyak 5 orang atau 5 persen
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpenghasilan
Rp. 0-1.000.000,- maka dapat dikatakan bahwa mayoritas responden merupakan
orang-orang yang masih memiliki usia muda dan belum memiliki pekerjaan.
Walaupun demikian dapat dikatakan bahwa kalangan pelajar/mahasiswa belum
memiliki penghasilan, namun dengan uang saku yang mereka miliki, mereka
dapat menggunakan layanan e-money dan mandapatkan manfaat dari penggunaan
layanan non-tunai dengan harga yang terjangkau.
4. Karakter Responden Berdasarkan Waktu Penggunaan
Karakteristik responden yang keempat adalah Waktu Penggunaan Fitur Go-pay.
Dalam hal ini karakteristik responden berdasarkan waktu penggunaan dapat
dikelompokkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Waktu Penggunaan
Waktu Penggunaan Jumlah (orang) Persentase (%)
<1 Bulan 16 16
>1 Bulan 15 15
>3 Bulan 30 30
>1 Tahun 39 39
Total 100 100
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang menggunakan fitur Go-
pay kurang dari 1 bulan sebanyak 16 responden atau 16 persen, menggunakan
lebih dari 1 bulan sebanyak 15 responden atau 15 persen, menggunakan lebih dari
3 bulan sebanyak 30 responden atau 30 persen, dan menggunakan lebih dari 1
72
tahun sebanyak 39 responden atau 39 persen. Artinya adalah mayoritas pengguna
fitur Go-pay merupakan pengguna aktif lebih dari 1 tahun.
Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa pengguna E-money dengan persentase
tertinggi adalah dengan waktu penggunaan lebih dari satu tahun. Hal tersebut
menandakan bahwa pengguna yang sudah lebih dari satu tahun meraka menggerti
dan terbuka wawasannya atas manfaat yang mereka dapatkan jika menggunakan
layanan transaksi non-tunai, pengguna tersebut sudah dapat menilai dengan baik
dari semua sisi yaitu baik kualitas pelayanannya, membandingkan harga dengan
manfaat yang didapatkan, dan sudah memiliki persepsi manfaat yang tinggi untuk
menggunakan layanan transaksi non tunai tersebut.
5. Karakter Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
Karakteristik responden yang kelima adalah berdasarkan tempat tinggal responden
di Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung terdiri dari 20 kecamatan, 5
Kelurahan dan 131 desa. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel secara
acak dari semua wilayah yang ada di Kota Bandar Lampung. Berikut adalah hasil
penelitian berdasarkan tempat tinggal responden
Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
No Kecamatan Jumlah Responden Persentase (%)
1 Labuhan Ratu 11 11
2 Kedaton 23 23
3 Rajabasa 32 32
4 Sukabumi 2 2
5 Kemiling 3 3
6 Way Halim 3 3
7 Tanjung Senang 1 1
8 Kedamaian 1 1
9 Tanjung Karang Barat 3 3
10 Tanjung Karang Pusat 2 2
11 Enggal 8 8
12 Teluk Betung Utara 3 3
13 Teluk Betung Selatan 5 5
14 Teluk Betung Barat 3 3
15 Bumi Waras 0 0
73
16 Langkapura 0 0
17 Panjang 0 0
18 Sukarame 0 0
19 Tanjung Karang Timur 0 0
20 Teluk Betung Timur 0 0
Sumber: Data diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa Responden dengan persentase tertinggi
yang ditemui oleh peneliti bertempat tinggal di Kecamatan Rajabasa dan
responden dengan persentase tinggi juga berada di Kecamatan Kedaton dan
Kecamatan Labuhan Ratu, selanjutnya tempat tinggal responden dengan
persentase rendah berada di wilayah Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan,
Teluk Betung Utara, Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Barat, Kedamaiaan,
Tanjung Seneng, Way Halim, dan Sukabumi. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dari 20 Kecamatan, terdapat 6 Kecamatan yang tidak ditemui saat
penelitian.
4.2.2 Analisis Jawaban Responden
Analisis data dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai
responden dalam penelitian ini, khususnya untuk mengetahui persepsi umum
responden mengenai variabel-variabel yang diteliti. Analisis ini dilakukan dengan
teknik analisis deskriptif, untuk menggambarkan atas item-item pernyataan yang
diajukan. Pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran
kuesioner pada pengguna fitur Go-pay di Kota Bandar Lampung. Data tersebut
dikelompokkan menjadi empat variabel yaitu Kualitas Pelayanan, Harga, Persepsi
Manfaat dan Kepuasan Pelanggan. Teknik Skoring yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah minimum 1 dan maksimum 5 pada setiap jumlah jawaban
dari responden yang akan dihitung persentasenya. Adapun interprestasi nilai r
yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
74
Tabel 4.6 Interprestasi Nilai Jawaban Responden
Keterangan Skor Interval Jawaban Respon
Sangat Rendah 1-1,7
Rendah 1,8-2,5
Cukup Tinggi 2,6-3,3
Tinggi 3,4-4,1
Sangat Tinggi 4,2-5,0
Sumber: Data diolah, 2019
1. Analisis Deskriptif Jawaban Responden pada Variabel Kualitas Pelayanan
(X1)
Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel Kualitas Pelayanan
didasarkan atas pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat dalam kuesioner
yang disebarkan pada responden. Kualitas Pelayanan yang dimaksud adalah upaya
pemenuhan kebutuhan pelanggan Go-pay dalam kemudahan bertransaksi.
Sumber: Data diolah, 2019
Gambar 4.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel X1
Berdasarkan interprestasi nilai hasil penelitian kepada responden mengenai
variabel Kualitas Pelayanan (X1) pada gambar 4.1 ini memiliki rata-rata sebesar
4,11 “Tinggi” dengan menggunakan skala 1-5. Pada item pertama mengenai
tampilan fitur Go-pay pada aplikasi Gojek memiliki nilai rata-rata sebesar 3,96
“Tinggi” yang berarti responden setuju karena tampilan fitur Go-pay sangat
menarik. Selanjutnya item kedua mengenai layanan pembayaran tagihan yang ada
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6Rata2
X1
Distribusi JawabanResponden Variabel X1
3,96 4,23 4,17 4,06 4,09 4,16 4,11
3,8
3,9
4
4,1
4,2
4,3
75
pada fitur Go-pay berupa voucher, isi ulang pulsa dan transfer memiliki rata-rata
nilai sebesar 4,23 “sangat tinggi” yang berarti pengguna Go-pay sangat setuju
bahwa penggunaan fitur Go-pay sangat memudahkan kebutuhannya. Selanjutnya
pada item ketiga mengenai akses penggunaan fitur Go-pay memiliki rata-rata nilai
sebesar 4,17 “tinggi” yang berarti pengguna fitur Go-pay setuju mengenai akses
penggunaan fitur Go-pay sangat cepat untuk dilakukan.
Selanjutnya item keempat mengenai ketanggapan akses aplikasi fitur Go-pay
memiliki nilai rata-rata 4,06 “tinggi” yang artinya pengguna fitur Go-pay setuju
bahwa akses aplikasi Go-pay tanggap (tepat waktu) dalam merespon permintaan
pelanggan. Item selanjutnya yaitu mengenai fitur riwayat transaksi yang ada
dalam fitur Go-pay memiliki nilai rata-rata 4,09 “tinggi” yang berarti pengguna
fitur Go-pay setuju bahwa adanya fitur riwayat transaksi memberikan keamanan
pada saldo pelanggan. Item terakhir pada variabel Kualitas Pelayanan yaitu
mengenai layanan Top-up melalui driver Gojek memiliki nilai rata-rata 4,16
“tinggi” yang artinya pengguna fitur Go-pay setuju bahwa melakukan Top-up
melalui driver Gojek memudahkan kebutuhan pelanggan.
2. Analisis Deskriptif Jawaban Responden pada Variabel Harga (X2)
Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel Harga didasarkan atas
pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan
pada responden. Harga yang dimaksud adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh
pelanggan Go-pay untuk mendapatkan sebuah layanan e-money. Harga juga
menentukan pandangan konsumen mengenai harga yang diterima pelanggan,
76
apakah harga tersebut terlalu rendah, normal, atau cenderung tinggi dan apakah
harga sesuai dengan kualitas pelayanan yang diberikan.
Sumber: Data diolah, 2019
Gambar 4.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel X2
Berdasarkan interprestasi nilai hasil penelitian kepada responden mengenai
variabel Harga (X2) pada gambar 4.2 ini memiliki rata-rata sebesar 3,98 “tinggi”
dengan menggunakan skala 1-5. Pada item pertama mengenai diskon yang
ditawarkan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,28 “ sangat tinggi” yang berarti
responden sangat setuju bahwa banyak diskon yang ditawarkan pada penggunaan
fitur transaksi Go-pay sehingga menarik bagi pelanggan Gojek. Selanjutnya item
kedua yaitu potongan harga yang diberikan memiliki nilai rata-rata 4,28 “sangat
tinggi” yang berarti pemberian potongan harga khusus dihari-hari tertentu
menjadikan penggunaan fitur transaksi Go-pay lebih menarik.
Selanjutnya item ketiga yaitu mengenai tambahan biaya memiliki nilai rata-rata
3,77 “tinggi” yang berarti responden setuju atas pemberian tambahan biaya tidak
bermasalah, mengingat fitur transaksi Go-pay menjadikan transaksi lebih cepat.
Item selanjutnya yaitu mengenai keterjangkauan harga bagi pelanggan, pada item
ini memiliki nilai rata-rata 3,87 “tinggi” yang artinya harga yang diberikan pada
transaksi Go-pay sesuai dengan kemampuan pelanggan. Selanjutnya item kelima
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 Rata2 X2
Distribusi JawabanResponden Variabel X2
4,28 4,28 3,77 3,87 3,74 3,98
3,4
3,6
3,8
4
4,2
4,4
77
yaitu mengenai tambahan biaya saat melakukan Top-up memiliki nilai rata-rata
3,74 “tinggi” artinya, walaupun ada tambahan biaya untuk menggunakan fitur
transaksi Go-pay, pelanggan tetap menggunakan karena memberikan kemudahan
bertransaksi bagi pelanggan.
3. Analisis Deskriptif Jawaban Responden pada Variabel Persepsi Manfaat
(X3)
Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel Persepsi Manfaat
didasarkan atas pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat dalam kuesioner
yang disebarkan pada responden. Persepsi Manfaat yang dimaksud adalah
pandangan dari dalam diri pelanggan, bahwa dengan menggunakan Go-pay akan
memberikan manfaat kepada pelanggan, berupa kemudahan bertransaksi, efisiensi
waktu, dan menambah produktivitas kerja.
Sumber: Data diolah, 2019
Gambar 4.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel X3
Berdasarkan interprestasi nilai hasil penelitian kepada responden mengenai
variabel Persepsi Manfaat (X3) pada gambar 4.3 ini memiliki rata-rata sebesar
4,17 “tinggi” yang berarti bahwa pelanggan sudah cukup paham akan manfaat
yang mereka terima dalam menggunakan fitur transaksi Go-pay. dengan
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Rata2 X1
Distribusi JawabanResponden Variabel X3
4,29 4,21 4,21 3,93 4,24 4,17
3,7
3,8
3,9
4
4,1
4,2
4,3
4,4
78
menggunakan skala 1-5. Pada item pertama mengenai penggunaan Go-pay
menjadikan transaksi lebih mudah memiliki nilai rata-rata 4,29 “sangat tinggi”
yang berarti menggunakan layanan transaksi Go-pay menjadikan transaksi
pelanggan lebih mudah. Selanjutnya item kedua yaitu penggunaan layanan Go-
pay menjadikan waktu lebih produktif, memiliki nilai rata-rata 4,21 “sangat
tinggi” yang berarti penggunaan layanan Go-pay pada aplikasi gojek menjadikan
waktu pelanggan sangat produktif.
Selanjutnya item ketiga yaitu penggunaan Go-pay menjadikan transaksi lebih
cepat, memiliki nilai rata-rata 4,21 “sangat tinggi” yang berarti penggunaan
layanan transaksi Go-pay sangat membentu transaksi pelanggan pengguna Go-pay
di Bandar Lampung menjadi lebih cepat. Selanjutnya item keempat yaitu
mengenai penggunaan transaksi Go-pay mengurangi waktu pelanggan terbuang
sia-sia, memiliki nilai rata-rata 3,93 “tinggi” yang berarti menggunakan transaksi
Go-pay membantu mengurangi waktu pelanggan terbuang sia-sia. Selanjutnya
item kelima yaitu mengenai kebermanfaatan penggunaan layanan Go-pay,
memiliki nilai rata-rata 4,24 “sangat tinggi” yang berarti pelanggan merasa sangat
bermanfaat dengan penggunaan layanan transaksi Go-pay yang mereka gunakan.
4. Analisis Deskriptif Jawaban Responden Pada Variabel Kepuasan
Pelanggan (Y)
Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel Kepuasan Pelanggan
didasarkan atas pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat dalam kuesioner
yang disebarkan pada responden. Kepuasan Pelanggan yang dimaksud adalah
respon yang diberikan pelanggan setelah menggunakan e-money (Go-pay), apakah
79
layanan tersebut sudah sesuai dengan harapan pelanggan, dapat memberikan
kemudahan bertransaksi dan memberikan manfaat bagi pelanggan.
Sumber: Data diolah, 2019
Gambar 4.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Y
Berdasarkan interprestasi nilai, hasil penelitian kepada responden mengenai
variabel kepuasan pelanggan (Y) pada gambar 4.6 ini memiliki rata-rata sebesar
3,85 “tinggi” dengan menggunakan skala 1-5. Pada item pertama mengenai
kesesuaiaan harapan yaitu untuk mempermudah transaksi pelanggan memiliki
nilai rata-rata sebesar 4,18 “tinggi” yang berarti bahwa responden setuju jika
penggunaan Go-pay sudah sesuai dengan harapan mereka, yaitu untuk
mempermudah transaksi pelanggan.
Selanjutnya item kedua yaitu mengenai minat untuk menggunakan kembali
layanan Go-pay karena pelayanan yang diberikan sangat memuaskan, memiliki
nilai rata-rata 4,01 “tinggi” yang berarti responden berminat untuk menggunakan
kembali fitur Go-pay sebagai alat untuk bertransaksi non-tunai karena pelayanan
yang diberikan memuaskan. Selanjutnya item ketiga yaitu mengenai minat
menggunakan kembali dikarenakan harga yang diberikan pada layanan Go-pay
sangat terjangkau, memiliki nilai rata-rata 3,89 “tinggi” yang berarti responden
pada penelitian ini sejutu bahwa pelanggan akan menggunakan kembali layanan
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9Rata2
Y
Distribusi JawabanResponden Variabel Y
4,18 4,01 3,89 4,04 3,86 3,73 3,82 3,61 3,57 3,85
3,2
3,4
3,6
3,8
4
4,2
4,4
80
transaksi Go-pay karena alasan bahwa harga pada transaksi Go-pay sangat
terjangkau. Selanjutnya item keempat yaitu mengenai minat untuk menggunakan
kembali layanan transaksi Go-pay karena alasan layanan Go-pay mempermudah
transaksi pelanggan, memiliki nilai rata-rata 4,04 “tinggi” yang berarti bahwa
pelanggan berminat untuk menggunakan kembali layanan transaksi Go-pay
karena mereka merasa bahwa penggunaan layanan Go-pay sangat mempermudah
transaksi mereka/pelanggan.
Selanjutnya item kelima yaitu mengenai responden menyarankan teman atau
kerabat untuk menggunakan layanan transaksi Go-pay karena alasan pelayanan
yang diberikan sangat memuaskan, memiliki nilai rata-rata 3,86 “tinggi” yang
berarti bahwa pelanggan akan menyarankan teman atau kerabat untuk
menggunakan layanan Go-pay karena pelayanan yang diberikan sangat
memuaskan. Selanjutnya item keenam yaitu mengenai menyarankan teman atau
kerabat karena alasan harga pada layanan Go-pay sangat terjangkau memiliki nilai
rata-rata 3,73 “tinggi” yang berarti bahwa responden setuju bahwa mereka akan
menyarankan teman atau kerabat untuk menggunakan Go-pay kerena alasan
bahwa harga yang ada pada fitur Go-pay sangat terjangkau untuk digunakan.
Selanjutnya item ketujuh yaitu mengenai menyarankan teman atau kerabat untuk
menggunakan fitur Go-pay karena alasan dapat mempermudah transaksi memiliki
nilai rata-rata 3,82 “tinggi” yang berarti responden pada penelitin ini setuju bahwa
mereka akan menyarankan teman atau kerabat untuk menggunakan layanan
transaksi Go-pay karena alasan mempermudah transaksi pelanggan.
81
Selanjutnya item kedelapan yaitu mengenai rasa bangga menggunakan layanan
transaksi Go-pay, memiliki nilai rata-rata 3,61 “tinggi” yang berarti responden
pada penelitian ini merasa cukup bangga bertransaksi non-tunai dengan
menggunakan fitur Go-pay pada aplikasi Gojek. Selanjutnya item terakhir
mengenai kepuasan responden terhadap respon keluhan yang diberikan
perusahaan memiliki nilai rata-rata 3,57 “tinggi” yang berarti bahwa responden
pada penelitian ini merasa cukup puas dengan respon yang diberikan perusahaan
Gojek terhadap keluhan yang mereka kirimkan.
4.3 Hasil Analisis Data
4.3.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji regresi yang digunakan apakah
benar-benar baik dengan menghasilkan hubungan yang signifikan dan
representatif serta terbatas dari penyimpangan data. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji
heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel-
variabel independen, variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi memiliki data normal atau
mendekati normal. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan
uji kolmogorov-smirnov test. Menurut Ghozali (2011) Dasar pengambilan
keputusan jika tingkat signifikan probabilitas > 0,05 maka data penelitian
82
berdistribusi normal. Berikut ini hipotesis yang digunakan untuk melakukan uji
normalitas
H0 : nilai probabilitas > 5%, maka berdistribusi dengan normal
Ha : nilai probabilitas < 5%, maka tidak berdistribusi dengan normal.
Hasil uji normalitas dengan uji kolmogrov-smirnov test. Dapat ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 100
Normal
Parametersa,b
Mean 29,1811700
Std.
Deviation
3,44043159
Most Extreme
Differences
Absolute ,075
Positive ,075
Negative -,048
Test Statistic ,075
Asymp. Sig. (2-tailed) ,188c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas nilai probabilitas dari Tabel kolmogrov-smirnov dapat
dikatakan berdistribusi normal dengan tingkat nilai signifikan sebesar 0,188. Uji
normalitas bertujuan untuk menguji normal tidaknya data sampel. Distribusi data
yang normal adalah distribusi data yang tingkat nilai signifikan probabilitas >0,05.
2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model yang baik adalah
83
model tidak terjadi korelasi antar variabel. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan
terdapat problem multikolonieritas Ghozali (2013). Cara untuk mengetahui ada
atau tidaknya gejala multikolonieritas antara lain dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 5 dan
Tolerance lebih dari 0,05 maka dinyatakan tidak terjadi multikolonieritas.
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kualitas pelayanan ,819 1,221
Harga ,735 1,361
Persepsi manfaat ,746 1,341
Sumber: Data diolah, 2019
Dari tabel diatas terlihat bahwa kedua variabel memiliki nilai tolerance diatas 0,05
dan tidak memiliki nilai VIF diatas 5. Jadi dapat diketahui bahwa dalam penelitian
ini tidak terjadi korelasi anatar variabel bebas atau tidak multikolonieritas.
3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu ke pengamatan
lain. Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian
ini adalah diagram scatterplot. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
84
Sumber: Data diolah, 2019
Gambar 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.4 terlihat bahwa pola penyebaran data berupa titik-titik
pada scatterplot tidak membentuk suatu pola atau alur tertentu, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian uji klasik
heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada regresi linier dimana
dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas.
4.3.2 Pengujian Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh variabel independen atau lebih
secara bersama-sama dengan suatu variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Kualitas Pelayanan (X1) , Harga (X2), Persepsi Manfaat (X3),
sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah Kepuasan Pelanggan (Y)
yang dirasakan oleh pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar
Lampung. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang
85
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS 24.
Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Variabel
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 5,060 3,033 1,668 ,099
Kualitas Pelayanan (X1) ,352 ,155 ,189 2,270 ,025
Harga (X2) ,378 ,175 ,190 2,160 ,033
Persepsi Manfaat (X3) ,765 ,144 ,462 5,300 ,000
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai coefficient konstanta sebesar
5,060, nilai X1 (Kualitas Pelayanan) sebesar 0,352, nilai X2 (Harga) sebesar 0,378,
nilai X3 (Persepsi Manfaat) sebesar 0,765. Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka
persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏+𝒃𝟐𝑿𝟐+𝒃𝟑𝑿𝟑
Y= 5,060+ 0,352 X1+ 0, 378 X2+ 0, 765 X3
Keterangan:
Y = Variabel dependen (kinerja karyawan)
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi antara komitmen afektif dengan kinerja karyawan
b2 = Koefisien regresi antara komitmen normatif dengan kinerja karyawan
b3 = Koefisien regresi komitmen berkelanjutan dengan kinerja karyawan
X1 = Variabel independen (komitmen afektif)
X2 = Variabel independen (komitmen normatif)
X3 = Variabel independen (komitmen berkelanjutan)
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
86
1 Dari persamaan regresi linear berganda dapat dijelaskan bahwa persamaan
regresi mempunyai nilai konstanta sebesar 5,060 yang berarti jika Kualitas
Pelayanan (X1), Harga (X2) dan Persepsi Manfaat (X3) nilainya adalah 0
atau tidak ada maka besarnya Kualitas Pelayanan (Y) akan bernilai
konstanta yaitu 5,060. Hal ini berarti ketika variabel independen memiliki
nilai 0 maka variabel independen tersebut tetap memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen karena nilai konstanta yang berada di atas
0,05. Sebaliknya ketika seluruh variabel independen nilainya 0 dan nilai
konstanta di bawah 0,05 maka variabel independen tersebut tidak memiliki
pengaruh sama sekali terhadap variabel dependen.
2 Koefisien linear berganda Kualitas Pelayanan (X1) sebesar 0,352. Berarti
setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel Kualitas Pelayanan (X1), maka
kepuasan pelanggan akan mengalami kenaikan sebesar 0,352. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara kualitas pelayanan
dengan kepuasan pelanggan, semakin naik nilai variabel kualitas
pelayanan maka semakin naik pula nilai kepuasan pelanggan.
3 Koefisien linear berganda Harga (X2) sebesar 0,378. Berarti setiap terjadi
kenaikan nilai 1 dari variabel Harga (X2), maka kepuasan pelanggan akan
mengalami kenaikan sebesar 0,378. Koefisien bernilai positif artinya
terjadi pengaruh positif antara Harga dengan Kepuasan Pelanggan,
semakin naik nilai variabel Harga maka semakin meningkat nilai
Kepuasan Pelanggan.
4 Koefisien linear berganda Persepsi Manfaat (X3) sebesar 0,765. Berarti
setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel Persepsi Manfaat (X3), maka
87
Kepuasan Pelanggan akan mengalami kenaikan sebesar 0,765. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara Persepsi Manfaat
dengan Kepuasan Pelanggan, semakin naik nilai variabel Persepsi Manfaat
maka semakin meningkat nilai Kepuasan Pelanggan.
Berdasarkan hasil regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa variabel X
pada penelitian ini (Kualitas Pelayanan, Harga, Persepsi Manfaat) berpengaruh
pada variabel Y (Kepuasan Pelanggan).
4.3.3 Uji Hipotesis
1. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikasi konstanta dari setiap variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t statistik untuk
menguji antara variabel independen (Kualitas Pelayanan, Harga dan Persepsi
Manfat) terhadap variabel dependen (Kepuasan Pelanggan) secara parsial dengan
mengasumsikan bahwa variabel lain dianggap konstanta. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji t dengan memasukkan nilai hasil perhitumgan regresi
linear berganda ke dalam uji t.
Pengujian dengan uji t dapat dilakukan dengan membandingkan antara t𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada
penelitian ini dengan df = n-k-1 (100-4-1= 95) dengan tingkat signifikasi pada α =
0,05 dan nilai t𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,985.
88
Tabel 4.10 Uji t
Coefficientsa
Variabel
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 5,060 3,033 1,668 ,099
Kualitas Pelayanan (X1) ,352 ,155 ,189 2,270 ,025
Harga (X2) ,378 ,175 ,190 2,160 ,033
Persepsi Manfaat (X3) ,765 ,144 ,462 5,300 ,000
Sumber : Data Diolah, 2019
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dengan memasukkan nilai hasil
perhitungan regresi linear berganda ke dalam uji t. Berdasaarkan tabel 4.9 dapat
dilihat bahwa nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 variabel Kualitas Pelayanan sebesar 2,270 dengan
signifikasi probabilitas sebesar 0,025, variabel Harga memiliki nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
sebesar 2,160 dengan signifikasi probabilitas sebesar 0,033 dan variabel Persepsi
Manfaat memiliki nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 5,300 dengan signifikasi probabilitas
sebesar 0,000. Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa:
1 Hasil pengujian X1
Ha1 : Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan
pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar Lampung
Ho1 : Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar
Lampung
Hasil perhitungan uji t pada variabel Kualitas Pelayanan menunjukkan bahwa
tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ,> t𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,270 > 1,985 maka Ha diterima dan Ho ditolak sedangkan
89
nilai signifikasinya 0,025 < 0,05 artinya secara parsial Kualitas Pelayanan (X1)
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.
2 Hasil Pengujian X2
Ha2 :Harga berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan pengguna
fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar Lampung.
Ho2 :Harga berpengaruh tidak signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan
pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar Lampung.
Hasil perhitungan uji t pada variabel Harga menunjukkan bahwa tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > t𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
yaitu 2,160 > 1,985 maka Ha diterima dan Ho ditolak sedangkan nilai
signifikasinya 0,033 < 0,05 artinya secara parsial Harga (X2) berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.
3 Hasil Pengujian X3
Ha3 : Persepsi Manfaat berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan
pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar Lampung
Ho3 : Persepsi Manfaat berpengaruh tidak signifikan terhadap Kepuasan
Pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar
Lampung
Hasil perhitungan uji t pada variabel Persepsi Manfaat menunjukkan bahwa
tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > t𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 5,300 > 1,985 maka Ha ditterima dan Ho ditolak sedangkan
nilai signifikasinya 0,000 < 0,05 artinya secara parsial Persepsi Manfaat (X3)
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan.
90
2. Uji F
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui secara simultan atau bersama-sama antar
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh tersebut memiliki
tingkat signifikasi pada alpha 5%. Adapun metode untuk menentukan apabila
nilai signifikan < 0,05 dan Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Berikut hasil uji F
Tabel 4.11 Hasil uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1171,820 3 390,607 26,773 ,000b
Residual 1400,587 96 14,589
Total 2572,407 99
a. Dependent Variable: TOTALY
b. Predictors: (Constant), TOTALX3, TOTALX1, TOTALX2
Sumber: Data diolah, 2019
Pengujian hipotesis menggunakan uji F dengan memasukan nilai hasil
perhitungan regresi linear berganda ke dalam uji F. Berdasarkan tabel 4.10
menunjukkan bahwa nilai Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 26,773 dengan tingkat signifikasi
0,000. Pada tabel tersebut terlihat df1 = k-1 = 4-1 =3 dengan df2 = n-k = 100-4 =
96 dengan derajat kebebasan 0,05 diperoleh F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,70. Berdasarkan dasar data
tersebut menunjukkan bahwa Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (26,773 > 2,70) probabilitas 0,000 <
0,05 maka Ha4 diterima dan Ho4 ditolak jadi kesimpulannya Kualitas Pelayanan,
Harga dan Persepsi Manfaat berpengaruh secara simultan atau secara bersama-
sama terhadap Kepuasan Pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di
Kota Bandar Lampung.
91
3. Uji 𝐑𝟐
Koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Apabila koefisien
determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen berpengaruh sangat kuat terhadap variabel dependen. Sedangkan
apabila R2 kecil, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sangat
rendah. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya kontribusi variabel
independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.12 Interprestasi Nilai R
Keterangan Interval Koefisien
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Cukup tinggi
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat tinggi Sumber: Sugiyono (2013)
Tabel 4.13 Hasil Uji 𝐑𝟐
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,675a ,456 ,439 3,819
a. Predictors: (Constant), TOTALX3, TOTALX1, TOTALX2
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa terdapat pada angka R sebesar 0,675
pada pedoman interprestasi angka ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan
antara Kepuasan Pelanggan dengan ketiga variabel independen (Kualitas
Pelayanan, Harga, dan Persepsi Manfaat) adalah tinggi. Pada penelitian ini nilai
koefisien R2 dengan melihat nilai Adjusted R Square sebesar 0,439 atau 43,9
92
persen. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kontribusi variabel independen
(Kualitas Pelayanan, Harga dan Persepsi Manfaat) yakni sebesar 43,9 persen.
Penggunaan Adjusted R Square dikarenakan setiap tambahan variabel
independen, maka nilai R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak oleh karena
itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R square
pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Tidak seperti R square nilai
adjusted R square dapat naik atau turun berdasarkan signifikansi variabel
independen (Ghozali, 2009). Hal tersebut menggambarkan persentase pengaruh
variabel Kualitas Pelayanan, Harga dan Persepsi Manfaat terhadap Kepuasan
Pelanggan adalah sedang, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak diteliti oleh peneliti.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa Kualitas Pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan. Hal tersebut
membuktikan bahwa kualitas pelayanan memiliki peran penting dalam
memberikan kepuasan pada pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek
di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan interprestasi nilai deskriptif responden
mengenai kualitas pelayanan memiliki nilai rata-rata tinggi, artinya bahwa
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan Gojek telah memuaskan
pelanggan. Pada keenam respon jawaban responden tertinggi terdapat pada item
mengenai layanan pembayaran tagihan yang ada pada fitur Go-pay berupa
voucher, isi ulang pulsa dan transfer, yang berarti pengguna Go-pay sangat setuju
93
bahwa penggunaan fitur Go-pay sangat memudahkan kebutuhannya. Selanjutnya
mengenai respon terendah yaitu pada item pertama mengenai tampilan fitur Go-
pay memiliki nilai rata-rata tinggi, yang berarti responden setuju karena tampilan
fitur Go-pay sangat menarik. Namun walaupun item pertama tersebut memiliki
nilai interprestasi tinggi, namun pernyataan mengenai tampilan fitur Go-pay
memiliki respon terendah diantara pernyataan yang lainnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sharma (2015)
bahwa Kualitas layanan, Kenyamanan layanan dan harga berpengaruh positif
terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Aryani
& Febrina (2010) bahwa kelima dimensi pembentuk kualitas layanan (reliability,
responsiveness, assurance, empathy, tanghibility) berpengaruh kuat dan positif
terhadap kepuasan pelanggan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kualitas pelayanan merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan dan dijaga agar dapat menarik pelanggan maupun
mempertahankan pelanggan, karena kepuasan pelanggan merupakan aset untuk
keberlangsungan perusahaan di masa depan. Ia hanya akan menggunakan jasa
hanya untuk sesaat atau coba-coba tanpa berminat untuk meggunakan kembali.
Memberikan kualitas pelayanan yang terbaik, baik diawal pengenalan produk/jasa
maupun seterusnya akan menanamkan mindset didalam bawah sadar pelanggan
dan pelanggan akan selalu mengingat persepsi tersebut, dengan demikian
pelanggan akan melakukan penggunaan secara berulang-ulang dikarenakan
kebutuhan, dan hal tersebut akan menghasilkan keuntungan yang positif secara
berkelanjutan.
94
4.4.2 Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa “harga” berpengaruh
signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan pengguna Fitur Go-pay pada aplikasi
Gojek di Kota Bandar Lampung. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan
adanya variabel Harga menjadi salah satu pertimbangan pelanggan untuk
menggunakan kembali layanan Go-pay pada aplikasi Gojek.
Berdasarkan interprestasi nilai jawaban responden mengenai variabel harga (X2)
memiliki nilai rata-rata 3,98 “tinggi”, itu artinya kebijikan harga yang diberikan
oleh perusahaan Gojek selama ini telah memuaskan pelanggan, kemudian pada
lima item pernyataan, pernyataan dengan presentase tertinggi yaitu pada item
pertama dan kedua, mengenai diskon yang ditawarkan dan potongan harga yang
diberikan. Itu artinya responden sangat setuju bahwa banyak diskon yang
ditawarkan dan pemberian potongan harga pada penggunaan fitur Go-pay menarik
bagi pelanggan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Malik, et al.
(2012) yang menunjukan bahwa variabel harga memiiki hubungan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Sintya, et
al. (2018), hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa harga berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa harga merupakan salah
satu faktor penting dalam menunjang kepuasan pelanggan. Semakin pelanggan
merasa bahwa harga yang mereka terima atau harga yang mereka harus bayarkan
sesuai dengan apa yang mereka dapatkan, maka pelanggan akan merasa semakin
95
puas. Namun sebaliknya jika harga yang ditetapkan perusahaan tidak sesuai
dengan manfaat yang diterima pelanggan, maka besar kemungkinan pelanggan
akan merasa kecewa atau tidak puas. Dengan begitu pengguna jasa atau produk
tidak akan menggunakan kembali layanan tersebut, dan hal ini akan merugikan
perusahaan, baik dalam jangka waktu dekat atau jangka waktu panjang. Karena
kekecewaan pengguna bisa menyebarkan kepada calon-calon konsumen yang
akan dibidik.
4.4.3 Pengaruh Persepsi Manfaat Terhadap Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa “persepsi manfaat
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan pengguna fitur Go-pay pada
aplikasi Gojek di Kota Bandar Lampung”. Hal tersebut membuktikan bahwa
dengan adanya variabel persepsi manfaat menjadi salah satu kunci kepuasan
pelanggan untuk menggunakan kembali fitur layanan pembayaran non-tunai (Go-
pay) pada aplikasi Gojek.
Berdasarkan interprestasi nilai jawaban responden memiliki rata-rata nilai 4,17
“tinggi”, artinya adalah pelanggan sudah paham mengenai manfaat yang akan
didapatkan dengan menggunakan fitur Go-pay, sehingga hal tersebutpun sangat
mempengaruhi tingginya kepuasan pelanggan. Pada lima item pernyataan,
presentase tertinggi terdapat pada item pertama yaitu mengenai penggunaan Go-
pay menjadikan transaksi lebih mudah yang berarti responden percaya bahwa
penggunaan fitur Go-pay menjadikan transaksi lebih mudah untuk dilakukan.
Selanjutnya persentase terendah terdapat pada item ke empat, yaitu mengenai
penggunaan transaksi Go-pay mengurangi waktu pelanggan terbuang sia-sia.
96
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Cania (2018)
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi manfaat terhadap
penggunaan layanan Go-pay pada pelanggan. Hasil ini didukung pendapat
Wibowo (2008) menyatakan bahwa persepsi manfaat merupakan satu ukuran
yang mana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat
bagi yang menggunakannya.
Karena itu persepsi manfaat haruslah ditanamkan sejak dini, pada saat awal
pengenalan produk atau jasa, perusahan harus bisa memberikan kepercayaan, dan
menanamkan mindset kepada para calon pelanggan bahwa apa yang mereka
tawarkan merupakan sesuatu hal yang sangat bermanfaat. Dengan adanya persepsi
manfaat yang tertanam pada mindset pelanggan, maka tanpa disadari pelanggan
akan terus menggunakan layanan jasa tersebut dikarenakan kebutuhannya.
4.4.4 Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Persepsi Manfaat
Terhadap Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa “kualitas pelayanan,
harga, dan persepsi manfaat berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Kota Bandar Lampung”.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khadijah &
Dianasari (2018) bahwa secara bersama-sama variabel kualitas pelayanan dan
persepsi konsumen berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Widodo, et al. (2018) yang menunjukan harga,
citra merek, kualitas produk dan Kepuasan pelanggan secara bersamasama
terhadap loyalitas pelanggan. Begitu pula dengan persepsi manfaat, hal tersebut
97
relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad & Pambudi (2014)
berkaitan dengan produk teknologi, bahwa terjadi pengaruh dari persepsi manfaat,
persepsi kemudahan, keamanan, dan ketersediaan fitur terhadap minat ulang
menggunakan internet banking secara signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pelanggan harus dilihat dari berbagai sisi, kepuasan pelanggan tidak dapat
difokuskan hanya dengan satu atau dua hal saja. Untuk mendapatkan kepuasan
pelanggan perusahaan harus memaksimalkan kualitas pelayanan, mengambil
kebijakan harga sesuai dengan manfaat yang diterima oleh pelanggan,
menanamkan persepsi manfaat sejak dini pada calon pelanggan dan masih banyak
hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam mencapai kepuasan
pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah aset yang sangat berharga untuk
keberlangsungan perusahaan dan kesuksesan perusahaan. Semakin puas
pelanggan dengan kualitas pelayanan, harga yang mereka terima, persepsi manfaat
yang sudah tertanam maka akan semakin menghasilkan hal yng positif terhadap
perusahaan.
98
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kualitas Pelayanan,
Harga dan Persepsi Manfaat terhadap Kepuasan Pelanggan pengguna fitur Go-pay
pada aplikasi Gojek di Kota Bandar Lampung, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1 Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna fitur go-pay pada aplikasi Gojek di Bandar Lampung.
2 Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan
pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Bandar Lampung.
3 Persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi Gojek di Bandar Lampung.
4 Kualitas pelayanan, harga dan persepsi manfaat berpengaruh secara bersama-
sama terhadap Kepuasan Pelanggan pengguna fitur Go-pay pada aplikasi
Gojek di Kota Bandar Lampung.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan
beberapa saran berikut ini:
99
1. Berdasarkan hasil penelitian kualitas pelayanan dan harga membentuk rata-
rata besaran pengaruh sebesar 35 persen dari kepuasan pelanggan
dibandingkan dengan persepsi manfaat, sehingga Gojek dalam hal ini
hendaknya lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam menggunakan fitur
go-pay seperti menambahkan fitur pemberian nilai kepuasan mengenai
pembayaran, penyampaian keluhan saran dan memberikan banyak promosi
atau diskon-diskon, bekerjasama dengan outlet-outlet yang lebih luas
sehingga pengguna merasa penggunaan fitur go-pay menjadi suatu kebutuhan
yang dapat memudahkan pelanggan dalam bertransaksi apapun.
2. Gojek hendaknya menjaga dan mempertahankan faktorfaktor dari persepsi
manfaat yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan seperti
mempertahannkan kehandalan sistem top-up serta memperluas mitra Top-up
agar pelanggan semakin mudah dalam mengakses atau menggunaka fitur Go-
pay karena pada dasarnya, fitur Go-pay digunakan agar dapat meningkatkan
efektivitas, dan produktivitas kerja pelanggan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah variabel baru diluar
dari variabel yang diteliti saat ini. Sehingga dapat mengembangkan penelitian
mengenai pembayaran digital dalam sudut pandang yang berbeda.
100
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Achmad, Kuncoro (2001). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Asumsi
Klasik. Cetakan Pertama, ALFABETA, Bandung.
Arikunto Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Rineka Cipta, Jakarta
Balqiah Ezni Tengku dan Setyowardhani Hapsari (2014). Perilaku Konsumen.
Edisi 1, Universitas Terbuka, Tanggerang Selatan
Chourmain, I (2008). Acuan Normatif Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis,
dan Disertasi. Al-Haramain Publishing Hous
Djaslim Saladin (2001). Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengendalian. Lindakarya, Bandung.
Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
---------------- (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasan, M Iqbal (2002). Pokok-pokok Materi Statistika 1 (Statistik Deskriptif).
Edisi 2, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Jogiyanto (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Andi Offset,
Yogyakarta
Juliansyah, N (2011). Metodelogi Penelitian Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya
Ilmiah. Edisi Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Kotler, Philip (2000). Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Benyamin Molan
Jilid 2, Edisi Kesebelas, Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip and Gary Armstrong (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran.
Penerjemah Bob Sabran, Erlangga, Jakarta.
101
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller (2012). Marketing management 13. New
Jersey: Pearson Prentice Hall, Inc.
Laksana Fajar (2008). Manajemen Pemasaran. Cetakan Pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Margono (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Permana Widia, Astuti Endang & Suryadi Imam (2012). Layanan Perpustakaan
Via Mobile Data. Cetakan Pertama, Universitas Brawijaya Press, Malang.
Purhantara Wahyu (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Sangadji, Etta Mamang & Sopiah (2010). Metodelogi Penelitian-Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Andi, Yogyakarta.
Singarimbun, Masri & Sofian Effendi (2008). Metode Penelitian Survei. LP3ES,
Jakarta.
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian. Alfabeta, Bandung.
----------- (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Alfabeta,
Bandung
Suryani Tatik (2008). Perilaku Konsumen Implikasi pada strategi pemasaran.
Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
----------- (2013). Perilaku Konsumen di Era Internet. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sutisna dan Pawitra (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tjiptono Fandy (2004). Manajement Jasa. Edisi Pertama, Andi Offset,
Yogyakarta
Tjiptono fandy & Chandra Gregorius (2011) Service Quality & Satisfaction. Edisi
3, andi offset, Yogyakarta
Tjiptono Fandy (2014). Pemasaran Jasa. Andi offset Yogyakarta.
Wibowo (2008). Manajemen Kinerja. Rajagrafindo Persada, Jakarta
Widayanto, Joko. (2010). SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan
Penelitian. BP-FKIP UM, Surakarta
102
Jurnal
Aldilan Julian dan Muhammad Edwar (2016). Pengaruh Kualitas Layanan
Internet Banking Dan Nilai Nasabah Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi
Pada PT Bank Central Asia Tbk Kantor Cabang Pembantu Juanda, Sidoarjo).
Jurnal Universitas Negri Surabaya. Vol 3, No 3
Ahmad dan Bambang Setyo Pambudi (2014). Pengaruh Persepsi Manfaat,
Persepsi Kemudahan, Keamanan dan Ketersediaan Fitur Terhadap Minat
Ulang Nasabah Bank dalam Menggunakan Internet Banking. Jurnal Studi
Manajemen, Universitas Trunojoyo Vol.8 No.1
Dwi Aryani dan Febrina R (2010). Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasi, Universitas Indonesia. Vol 17, No 2
Eri Prasetyo (2017). Analisa Penerimaan Terhadap Pengguna Aplikasi Go-Pay
Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Skripsi Program Studi
Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri, Jakarta
Hanafi Habib, Kertahadi dan Susilo Heru (2012). Pengaruh Persepsi Kemanfaatan
dan Persepsi Kemudahan Website UB Terhadap Sikap Pengguna Dengan
Pendekatan TAM. Jurnal Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.
Ida Farida, Achmad Tarmizi dan Yogi November (2016). Analisis Pengaruh
Bauran Pemasaran 7P Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Gojek
Online. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Universitas Islam Attahiriyah.
Vol. 1 No. 1
Imelda Sitinjak (2018). Pengaruh Kewajiban Harga dan Kualitas Pelayanan Yang
Dimediasi Oleh Kepuasan Pelanggan Jasa Ojek Online (Go-ride) PT. Gojek
Indonesia (Studi Empiris Pada Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen
Medan) Jurnal Ilmiah Simantek, Vol.2 No.1
Kaura Vinita Ch. S Durga Prasad Sourabh Sharma (2015). Service Quality,
Service Convenience, Price and Fairness, Customer Loyalty, and the
Mediating Role of Customer Satisfaction. International Journal of Bank
Marketing Vol. 33 Iss 4 pp
Lisma Fauziah (2018). Pengaruh Kualitas E-service Menggunakan Scanmic
Model Terhadap Kepuasan Konsumen Aplikasi Gojek di Kota Bandung.
Skripsi Program Studi Administrasi Bisnis, Telkom University
Lumintang Intan Sintya, S.L.H.V Joyce Lapian, Merlyn M. Karuntu (2018)
Pengaruh Harga Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa
Transportasi Go-Jek Online Pada Mahasiswa Feb Unsrat Manado. Jurnal
Emba Vol.6 No.3
103
Made Virma Permana (2013). Peningkatan Kepuasan Pelanggan Melalui
Kualitas Produk dan Kualitas Layanan. Jurnal Dinamika Manajemen
Universitas Semarang. Vol. 4 No. 2
Maghfira (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pembayaran Go-
Pay, Jurnal Universitas Islam Indonesia
Muhammad Ehsan Malik, Muhammad Mudasar Ghafoor, Hafiz Kashif Iqbal
(2012). Impact of Brand Image, Service Quality and price on customer
satisfaction in Pakistan Telecommunication sector. International Journal of
Business and Social Science, Vol. 3 No. 23
Nafisa Choirul Mar’ati dan Tri Sudarwanto (2016). Pengaruh Kualitas Layanan
dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa Transportasi Ojek Online
(Studi pada Konsumen Gojek di Surabaya). Jurnal Pendidikan Tata Niaga.
Vol. 3 No.3
NiMade A.P dan I Gde Kt Warmika (2016). Peran Persepsi Kemudahan
Penggunaan, Persepsi Manfaat, dan Persepsi Resiko Terhadap Minat
Menggunakan Mobile Commerce Di Kota Denpasar. Vol. 5 No. 4, E-jurnal
Manajemen Unud.
Nora Ronia Pangaribuan, Ni Made Sofia Wijaya dan Ni Putu Eka Mahadewi
(2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan
Menggunakan Transportasi Berbasis Aplikasi di PT Gojek Indonesia. Jurnal
IPTA Universitas Udayana. Vol.4 No.2
Priyanto Adi w, Abid Muhtarom (2018). Determinasi Kualitas Pelayanan:
Reliabilithy, Assurance, Tangible, Empathy, Responsiveness Terhadap
Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada J&T Express Lamongan). Jurnal
Universitas Islam Lamongan Vol. 3 No. 2
Rifaldi, Kadunci dan Sulistyowati (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan
Transportasi Online Gojek Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Mahasiswa
Administrasi Niaga Politeknik Negri Jakarta. Vol.13 No.2
Selvi Normasari, Srikandi Kumadji (2013) Andriani Kusumawati. Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan pelanggan, Citra Perusahaan dan
Loyalitas Pelanggan (Survei Pada Tamu Pelanggan Yang Menginap di Hotel
Pelangi Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 6 No. 2
Setyo Ferry W, Dede Rosmauli, Usep Suhud (2015). Pengaruh Persepsi Manfaat,
Persepsi Kemudahan, Fitur Layanan dan Kepercayaan Terhadap Minat
Menggunakan E-money Card (Studi Pada Pengguna Jasa Commuterline di
Jakarta). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Vol. 6 No. 1
104
Siva Citra Cania (2018). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Layanan
Go-pay Pada Pelanggan Maupun Pengemudi Gojek. Jurnal Universitas Islam
Indonesia
Susan Novitasari Khadijah dan Ika Ayu Dianasari (2018). Pengaruh Kualitas
Pelayanan Dan Persepsi Konsumen Terhadap Kepuasan Konsumen Dalam
Menggunakan Jasa Di Rsud Ibnu Sina Kabupaten Gresik. Journal Unigres,
Vol. 07 No. 02
Sri Widodo, Cicik Harini, Andi Tri Haryono (2018). Pengaruh Harga, Citra
Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan
Pelanggan Sebagai Variabel Intervening. Journal of Management, Unpad
Vankatesh & Davis, F.D (2000). Theoretical Extention of the Technology
Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Science.
Vol. 46 No. 2: pp. 186-504.
Internet
Analyzer “Struktur Organisasi PT Gojek Indonesia”
http://anadhifa.blogspot.com/2017/04/struktur-organisasi-pt-gojek-
indonesia.html (Diakses pada 04 Mei 2019)
Bank Indonesia “Sistem Pembayaran Di Indonesia”
https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/di-
indonesia/Contents/Default.aspx (Diakses pada tanggal 24 juni 2018)
--------“Sistem Pembayaran Informasi Perizinan Uang Elektronik”.
https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/informasi-perizinan/uang-
elektronik/penyelenggara-berizin/Pages/default.aspx (Diakses pada tanggal
16 Januari 2019)
--------“Statistik Sistem Pembayaran”. https://www.bi.go.id/id/statistik/sistem-
pembayaran/uang-elektronik/contents/transaksi.aspx (Diakses pada tanggal
24 juni 2018)
CNN Indonesia “Membandingkan Fitur Pembayaran Non-tunai Grab dan Gojek”
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20161130123155-185-
176292/membandingkan-fitur-pembayaran-non-tunai-grab-dan-gojek
(Diakses pada 16 januari 2019)
-------- “Gopay Masalah, Disarankan Bayar Tunai”
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180511163142-185-
297475/gopay-masalah-pengguna-gojek-disarankan-bayar-tunai (Diakses
Pada Tanggal 24 juni 2018)
-------- “Gojek Angkat Bicara Terkait Saldo Go-pay Yang Hilang”
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170928093003-185-
105
244535/gojek-angkat-bicara-terkait-saldo-gopay-yang-hilang (Diakses pada
16 januari 2019)
DailySosialId “Go-pay Resmi Menjadi Platform E-Money”
https://dailysocial.id/post/go-pay-resmi-e-money/ (Diakses pada 16 januari
2019)
DailySosialId “Gojek Klaim Kuasai 30% Transaksi Non-tunai Seluruh Indonesia”
https://dailysocial.id/post/go-jek-klaim-kuasai-30-transaksi-non-tunai-
seluruh-indonesia (Diakses pada 16 januari 2019)
Finance Detik.com “Hasil Survei: Go-pay Jadi Uang Elektronik Paling Banyak
Digunakan di RI” https://finance.detik.com/moneter/d-4398523/hasil-survei-
go-pay-jadi-uang-elektronik-paling-banyak-dipakai-di-ri (Diakses pada 18
Februari 2019)
Gobear “mana lebih untung e-money atau kartu debit?”
https://www.gobear.com/id/blog/personal-finance/mana-lebih-untung-e-
money-atau-kartu-debit (diakses pada 05 mei 2019)
Go-jek.com “Kantor Gojek Lampung” https://www.go-jek.com/blog/lampung/
(Diakses pada 04 mei 2019)
Go-jek.com “Tentang Kami” https://www.go-jek.com/about/ (Diakses pada 13
Mei 2019)
News Detik.com “Saldo Go-pay Tidak Bertambah Setelah Melakukan Pengisian”
https://news.detik.com/suara-pembaca/d-3750275/saldo-gopay-tidak-
bertambah-setelah-melakukan-pengisian (Diakses Pada Tanggal 24 juni
2018)
Sanjaya Ade “Pengaruh Kepuasan Pelanggan”
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-kepuasan-pelanggan-
definisi.html (Diakses pada tanggal 24 juni 2018)
SimulasiKredit “Apa itu E-money ? Serba-serbi mengenai E-money di Indonesia”
https://www.simulasikredit.com/apa-itu-e-money-serba-serbi-mengenai-e-
money-di-indonesia/ (Diakses pada 24 juni 2018)
Spss Indonesia “Cara Melakukan Uji Reliabilitas Alpha Cronbach’s dengan
SPSS”
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-reliabilitas-alpha-spss.html
(Diakses pada 26 Apri 2019”
Tebar Pesona Travel “Gojek di Lampung Semakin Memudahkan Masyarakat
Lampung dalam Bepergian” https://www.tebarpesonatravel.com/kehadiran-
gojek-di-lampung/ (Diakses pada 05 Mei 2019)
106
TirtoId “50,90% Masyarakat Khawatirkan Penggunaan Data E-money”
https://tirto.id/5090-masyarakat-khawatirkan-penggunaan-data-e-money-cy41
(Diakses pada 18 Februari 2019)
WikipediA Ensiklopedia Bebas “Gojek” https://id.wikipedia.org/wiki/GO-JEK
(Diakses pada 05 Mei 2019)