incenerator rsud wates

12
INCENERATOR RSUD WATES YOGYAKARTA A. Dasar teori Penanganan limbah padat menjadi masalah karena metode pembuangannya merusak mencemari lingkungan. Pembuangan terbuka merusak keindahan tanah alam dan menyediakan persembunyian untuk tikus dan hewan pembawa penyakit. Kedua pembuangan terbuka dan landfill (daerah penanaman limbah) dapat mengandung racun yang meresap ke dalam air tanah atau mengalir ke sungai dan danau. Kegiatan Pembakaran limbah padat menciptakan asap dan Pencemaran udara lainnya. Bahkan pembakaran limbah dapat melepaskan bahan kimia beracun, abu, dan logam berat berbahaya ke udara. Limbah berbahaya terdiri dari zat dibuang yang dapat mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Sumber limbah berbahaya meliputi industri, rumah sakit, dan laboratorium. Limbah tersebut dapat menyebabkan cedera langsung ketika orang bernapas, menelan, atau menyentuhnya. Ketika dikuburkankan di tanah atau ditinggalkan di tempat pembuangan terbuka, beberapa

Upload: sylviana-rusdwitasari

Post on 02-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INCENERATOR RSUD WATES

INCENERATOR RSUD WATES YOGYAKARTA

A. Dasar teori

Penanganan limbah padat menjadi masalah karena metode

pembuangannya merusak mencemari lingkungan. Pembuangan terbuka

merusak keindahan tanah alam dan menyediakan persembunyian untuk

tikus dan hewan pembawa penyakit. Kedua pembuangan terbuka dan landfill

(daerah penanaman limbah) dapat mengandung racun yang meresap ke

dalam air tanah atau mengalir ke sungai dan danau. Kegiatan Pembakaran

limbah padat menciptakan asap dan Pencemaran udara lainnya. Bahkan

pembakaran limbah dapat melepaskan bahan kimia beracun, abu, dan

logam berat berbahaya ke udara.

Limbah berbahaya terdiri dari zat dibuang yang dapat mengancam

kesehatan manusia dan lingkungan. Sumber limbah berbahaya meliputi

industri, rumah sakit, dan laboratorium. Limbah tersebut dapat menyebabkan

cedera langsung ketika orang bernapas, menelan, atau menyentuhnya.

Ketika dikuburkankan di tanah atau ditinggalkan di tempat pembuangan

terbuka, beberapa limbah berbahaya dapat mencemari udara, air tanah, dan

tanaman pertanian.

Penanganan limbah medis sudah sangat mendesak dan menjadi

perhatian sehingga di RSUD Wates menggunakan incinerator sebagai alat

pemusnahan limbah padat, diantaranya sampah medis dan non medis.

RSUD Wates juga merupakan salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang

menggunakan incinerator sebagai alat untuk memusnahkan limbah padat.

Untuk itu perlu dlakukan kunjungan ke rumah sakit tersebut untuk

Page 2: INCENERATOR RSUD WATES

mengetahui alat pemusnahan limbah padat rumah sakit yang tidak dimiliki

oleh semua rumah sakit di Yogyakarta.

Page 3: INCENERATOR RSUD WATES

B. Analisis incinerator

No. Kenyataan Seharusnya Permenkes

1. Incenerator rusak (suhu

pembakaran tidak mencapai

1200oC) tetapi masih

beroperasi

Insinerasi pada suhu tinggi

sekitar 1200oC dibutuhkan untuk

menghancurkan semua bahan

sitotoksik. Insinerasi pada suhu

rendah dapat menghasilkan uap

sitotoksik yang berbahaya ke

udara.

Kepmenkes

No.1204/MENKES/SK/X/2004

2. Sampah medis dan non

medis tidak dipisah

Pemilahan limbah harus

dilakukan mulai dari sumber

yang ,enghasilkan limbah.

Kepmenkes

No.1204/MENKES/SK/X/2004

3. Air buangan tidak diolah

terlebih dahulu

Apabila ada limbah cair yang

dihasilkandari pengoperasian

incinerator dan atau ceceran

tupahan limbah B3 harus diolah

lebih lanjutdan atau apabila

dialirkan ke sistem instalasi

pengolah air limbah dan hasil

pengolahan yang dibuang ke

Keputusan Kepala Bapedal

Nomor

Kep-03/Bapedal/09/1995

Tentang Persyaratan Teknis

Pengolahan Limbah Bahan

Berbahaya Dan Beracun

Page 4: INCENERATOR RSUD WATES

media harus syarat.

4. Cerobong asap 5-10 meter Cerobong asap lebih tinggi dari

gedung

5. APD pengelola incenerator

kurang lengkap

Petugas yang menangani

limbah, harus menggunakan

alat pelindung diri yang terdiri

dari

a. Topi atau helm

b. Masker

c. Pelindung mata

d. Pakaian panjang

e. Apron untuk industri

f. Pelindung kaki atau sepatu

boot

g. Sarung tangan khusus

Kepmenkes

No.1204/MENKES/SK/X/2004

6. Incenerator belum

mendapatkan ijin kelola

Incenerator harus mendapatkan

ijin kelola

Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup No. 85 Tahun 2009

tentang Perizinan

Pengoperasian Incinerator

Page 5: INCENERATOR RSUD WATES

C. Pembahasan

Rumah Sakit Umum Daerah Wates sebagai rumah sakit kelas D

dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menkes Nomor 491/SK/V/1994

tentang Peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Wates milik Pemda

Tk II Kulon Progo menjadi kelas C. Upaya untuk meningkatkan RSUD Wates

dalam pengelolaannya agar lebih mandiri terus diupayakan, salah satunya

dengan mempersiapkan RSUD Wates menjadi Unit Swadana melalui tahap

ujicoba selama 3 tahun. Setelah menjalani ujicoba maka ditetapkan menjadi

RSUD Unit Swadana melalui SK Bupati No. 343/2001. Kemudian sekarang

Rumah Sakit Umum Daerah Wates kelasnya ditingkatkan menjadi kelas B.

RSUD wates terletak di Jalan tentara pelajar, Wates, Kulon Progo,

Yogyakarta. Rumah sakit tersebut mengelola sampah padat dengan

menggunakan alat incinerator dan sisa pembakaran saat ini digunakan

untuk fondasi bangunan. RSUD Wates menghasilkan limbah padat

sebanyak 50kg/hari. Sumber limbah yang dihasilkan dari RSUD Wates

berasal dari :

1. Pelayanan medis, seperti Unit Gawat Darurat, ruang rawat inap, ruang

haemodialisis, dan ruang ICU.

2. Penunjang medis, seperti ruang laboratorium klinik, radiologi, farmasi,

dan dapur.

3. Pelayanan social, seperti ruang cafeteria dan rumah dinas.

4. Ruang administrasi dan ruang computer.

5. Pemeliharaan sarana dan perbengkelan/gudang.

Limbah padat yang dihasilkan di rumah sakit ini berupa:

1. Limbah domestik

Page 6: INCENERATOR RSUD WATES

Limbah domestic yang dihasilkan, seperti kertas, pembungkus sisa

makanan, daun, ranting, plastik, kaleng, dll.

2. Limbah medis

Limbah medis yang dihasilkan berasal dari kegiatan medis, seperti

spuit disposable, cater, dressing bedah, sarung tangan, jaringan tubuh

manusia, kemasan obat, preparat, petridish, dll.

Pada masing-masing unit penghasil limbah disediakan

penampung limbah dilengkapi dengan kantong plastik. Dalam kegiatan ini

pemilahan sampah dibedakan limbah medis dan limbah non medis. Untuk

limbah medis disediakan kantong plastik berwarna kuning dan limbah non

medis menggunakan kantong plastik berwarna hitam. Tempat

penampung limbah itu sudah berisi kode pembakuan atau label pada

sampah. Setelah 2/3 dari tempat penampungan telah terisi kemudian

diangkut ke tempat pengolahan sampah.

Jenis limbah yang di insenerasi yaitu sampah medis dari bangsal-

bangsal, pampers, kapas, perban bekas dari pasien dan limbah B3 juga

diinsenerasi pada incenerator RSUD Wates. Limbah benda tajam seperti

lampu yang mati dimasukkan ke dalam gudang. Jarum suntik tidak dapat

terbakar dengan sempurna, sisa pembakaran dibiarkan saja di dalam

incenerator dan akan terbakar kembali bersama sampah medis yang

baru.

Pengangkutan limbah dari ruang penimbulan sampah

menggunakan trolly sampah. Selanjutnya dilakukan pengolahan sampah

di incenerator. Incenerator yang digunakan di RSUD Wates adalah

incenerator bilik tunggal. Pengoperasian incenerator RSUD Wates dimulai

Page 7: INCENERATOR RSUD WATES

pada tahun 2008. Bahan bakar yang digunakan ialah solar. Satu kali

pembakaran membutuhkan solar sekitar 3 sampai 4 liter, sehingga dalam

satu bulan membutuhkan solar 100 liter. Pembakaran dilakukan sekali

dalam satu hari pada pagi hari setelah sampah terkumpul. Lama

pembakaran pada incenerator ini sekitar 30 menit dengan suhu 5000C,

dan pada suhu 6000C pembakaran sudah sempurna. Suhu normal dari

incenerator ini adalah 8000C tetapi karena incenerator sudah rusak maka

petugas tidak berani memaksimalkan suhunya.

Limbah dari proses pembakaran incenerator yaitu berupa asap

dan limbah cair. Limbah berupa asap dibuang ke udara melalui cerobong

asap. Tinggi cerobong asap 5 sampai 10 meter. Tinggi cerobong asap ini

belum memenuhi standar yang ditentukan, karena cerobong asap yang

memenuhi standar harus lebih tinggi dari bangunan sekitar. Limbah cair

langsung dibuang ke selokan tidak diolah terlebih dahulu. Padahal

menurut Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-03/Bapedal/09/1995

Tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya Dan

Beracun, apabila ada limbah cair yang dihasilkandari pengoperasian

incinerator dan atau ceceran tupahan limbah B3 harus diolah lebih

lanjutdan atau apabila dialirkan ke sistem instalasi pengolah air limbah

dan hasil pengolahan yang dibuang ke media harus syarat. Apabila

incenerator rusak maka pihak rumah sakit menggunakan bis di dalamnya

diberi batok kelapa yang diatasnya diletakkan sampah medis kemudian

membakarnya. Pembakaran menggunakan bis ini tidak ditutup atau diberi

perlakuan khusus dan dilakukan dengan melihat situasi sekitar.

Pembakaran seperti ini dapat mengganggu lingkungan sekitar karena

Page 8: INCENERATOR RSUD WATES

letaknya disekitar masyarakat, selain itu masyarakat juga sudah ada yang

komplain tentang keberadaan incenerator ini. Sehingga direncanakan

tahun depan RSUD Wates akan bekerja sama dengan pihak ketiga.

D. Dampak

Dampak pembakaran sampah dengan incinerator yaitu adanya residu

dan gas polutan yang dilepaskan. Senyawa dioxin adalah polutan yang

paling berbahaya dari proses pembakaran. Senyawa dioxin menyebabkan

berbagai gangguan kesehatan, diantaranya kanker, terganggunya sistem

kekebalan tubuh, merusak sistim reproduksi dan hormonal, serta gangguan

pertumbuhan. Dioxin akan terakumulasi di dalam tubuh melalui rantai

makanan dari pemangsa ke predator. Dioxin harus mendapatkan perhatian

yang sangat khusus, karena dapat ditemukan di dalam alam pada tingkatan

yang sudah mengkhawatirkan akan menyebabkan gangguan terhadap

kelangsungan makhluk hidup. Di samping itu incinerator dapat

mengakibatkan pencemaran Merkuri pada tanah. Logam berat merkuri

merupakan racun yang sangat kuat, mengganggu sistem pergerakan, sistem

panca indera dan kerja sistem kesadaran. Selain itu, incinerator juga

merupakan sumber utama polutan-polutan logam berat, seperti timah (Pb),

kadmium (Cd), arsen (As) dan kromium (Cr).

Page 9: INCENERATOR RSUD WATES

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ipb.ac.id diunduh 19 Juni 2013

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20777/4/Chapter%20II.pdf diunduh 20

Juni 2013

id.scribd.com/doc/118380884/teknologi-pengolahan-dan-pembuangan-limbah-

layanan-medis diunduh 20 Juni 2013

lh.surabaya.go.id/weblh/?c=main&m=detail&id=52 diunduh 20 Juni 2013

http://incineratorplasma.wordpress.com/2012/08/29/bahaya-dan-dampak-yang-

ditimbulkan-incinerator/ diunduh tanggal 30 Juni 2013