imunisasi untuk osce

8/12/2019 Imunisasi Untuk Osce

1/24

MARI SUKSESKAN OSCE

IMUNISASI!

Created by Fikrifar Riz

Part 1


2/24

Vaksinasi adalah pemberian antigen yang dapat

merangsang pembentukan imunitas (antibodi) sistem

imun di dalam tubuh

Imunisasi adalah pemberian antibodi secara pasif, yg

dapat diperoleh dari pemberian 2 macam Ig, yaitu: Ig yang non-spesifik digunakan pada anak dengan

defisiensi Ig

Ig yang spesifik yang berasal dari plasma donor yangsudah sembuh / baru dapat vaksin. Ig spesifik

diberikan pada anak yg belum terlindung terus kena

penyakit itu


3/24


4/24

BCG (Bacille Calmette Guarine)Dikasih optimal usia 2-3 bulan dengan rentang 0-12 bulan.Berupa suspensi M.Bovis yg dilemahkan

Usia 1 tahun : 0,1 ml

Diberikan intrakutan pada insersi m.deltoideus karenajaringan lemak subkutis tipis dan ulkus yang terbentuk tidakmengganggu struktur otot sekitar

Tidak perlu ulangan imunisasi

Vaksin BCG tidak mencegah infeksi TB, namun bisa mencegah

komplikasinya (meningitis TB dan TB milier)

Bila bayi >3bulan belum di BCG, harus diuji tuberkulin dahulu.Kalo negatif baru boleh. Kalo ga memungkinkan di mantoux,suntikin aja BCGnya terus observasi selama 7 hari, kalo ada

accelerated local reaction, curiga dia TBC!


5/24

BCG (Bacille Calmette Guarine)

Efek proteksi timbul 8-12

minggu setelah

penyuntikan, hal ini

bergantung pada : Mutu vaksin

Lingkungan dengan

Mycobacterium atipik Faktor Pejamu (umur,

status gizi)


6/24

KIPI Ulkus superfisial muncul 3 minggu setelah penyuntikan,

tertutup krusta dan akan sembuh 2-3bulan. Kalo dosis

kegedean, ulkusnya jadi gede. Kalo nyuntiknya kedaleman,parutnya jadi retracted

Limfadenitis supuratif di aksila atau leher. Sembuhsendiri, tidak perlu diobati

BCGitis berkaitan dengan imunodefisiensi. Komplikasiberupa eritema nodusum, lupus dll, obati komplikasinyapake kombinasi obat TB


7/24


8/24

HEPATITIS B Bergantung status HbsAg ibu saat melahirkan

Isinya rekombinan

IM. bayi: anterolateral paha, anak: deltoid

Kemenkes tahun 2005

Hep-B 0 monovalen (uniject) saat lahir

Berikutnya kombinasi DTwP/HepB (2-3-4 bulan)


9/24

Status HbsAg ibu ga tauHep-B 12 jam setelah lahir& dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3-6 bulan. Kaloternyata si ibu ditengah jalan ibunya HbsAg (+), maka

tambahin HBIG 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari

Status HbsAg ibu (+)hep-B1 dan HBIG 0,5ml secara

bersamaan dalam 12 jam setelah lahir

Patokan 5 tahunga perlu dibooster, perlu periksakadar abti HBs. Sampe umur 5 tahun belum divaksin

CATCH UP!dengan jadwal 3x pemberian

Usia 10-12 thn, kadar pencegahan belum tercapai

(anti-HBs


10/24

Yang penting bukan bulannya, tapi intervalnya:

1 ke 2 : minimal 1 bulan

2 ke 3 : minimal 2 bulan.

Semakin panjang jarak imunisasi 2-3 (4 s.d 12 bulan) :semakin tinggi titer antibodinya.

Bila bayi prematur, HbsAg (-)tunggu BB sampe2000gr

CATCH UP!terlambat >1 bulan dari jadwal.Lakukan imunisasi Hep-B dengan jarak:

1-2 : min. 4 minggu

2-3 : min. 8 minggu


11/24

KIPI

Reaksi lokal ringan dan bersifat sementara.

Kadang kadang demam ringan 1-2 hari

Ga perlu di booster. Memori menetap 15 tahun

pasca imunisasi, secara teori seumur hidup.


12/24


13/24

POLIO

Vaksin virus polio oral (oral polio vaccine: OPV) Vaksin hidup dilemahkan, tetes, oral.

Dosis : 2 tetes = 0.1 ml (mengandung virus tipe 1, 2, 3,eritromisin 2mcg, kanamicin 10mcg)

Memacu pembentukan antibodi di darah dan epitelium usus

Vaksin polio inactivated (inactivated polio vaccine: IPV)

Dosis 0.5 ml subkutan 3 kali berturut2 dengan jarak 2 bulan

Memberikan imunitas jangka panjang (mukosal & humoral)

trhdap 3 tipe virus polio Imunitas mukosal lebih rendah daripada OPV

Bisa dikombinasiin (DTaP/IPV, DTaP/HiB/IPV)


14/24

Polio 0Saat baru lahir

Polio 2,3,4Diberikan pada usia 2,4,6 bulan,

interval antara 2 imunisasi tdk kurang dari 4 minggu Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak polio-4,

selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun)


15/24


16/24

DTP

Tujuanmendapatkan kekebalan terhadap

penyakit difteri, pertusis dan tetanus


17/24

Vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)

Isi= toksoid difteria yang digabung dengan toksoid

tetanus dan vaksin inaktif pertusis DTwP (whole cell)

DTaP (aseluler)

Dosis : 0.5 ml, lokasi : intramuskular (fastus

lateralis)

KI: sakit sedang sampai berat dengan atau tanpademam, immunodefisiensi, immunosupresif,

pemakaian kortikosteroid KIPI

Reaksi lokal : merah, bengkak, nyeri

Reaksi umum : demam ringan, jarang hiperpireksia,

kejang


18/24

Difteri

Toxin-mediated disease, etio: Corynebacteriumdiphteriae

Bakteriproduksi toxinmenghambat sistesis proteindan destruksi jar. setempateksudat fibrinselaputmembransumbatan jalan napas

Gejala = bervariasi dari tanpa gejalaparahfatal(bergantung pada imunitas trhadap toksin difteria,virulensi, toksigenitas & lokasi anatomis)

Lokasi infeksi = hidung, tonsil faring, laring,trakeobronkial, kulit, vulvovaginal, konjungtiva, telinga

Penularan : kontak langsung, droplet


19/24

Pertusis

Batuk rejan = batuk seratus hari

Etio: Bordetella pertusis

Toksin

melekat pd bulu getar sal. napas atasmelumpuhkan bulu getargangguan

aliran sekretsumbatan jal. napas &

pneumonia

Sekret tertumpukbatuk paroksismal


20/24

Tetanus

Etio: eksotoksin yang diproduksi bakteriClostridium tetani

Akut dan fatal

Toksinmenempel di res. sarafmempengaruhi pelepasan neurotransmitterpenghambatan impuls inhibisikontraksi sertaspastisitas otot tdk terkontrol, kejang & gangguan

saraf otonom Komplikasi : laringospasme, infeksi nosokomial,

pneumonia ortostatik


21/24


22/24

VAKSIN CAMPAK

Isi vaksin

virus paramixovirus hidup yang dilemahkan Disamping diberikan imunisasi 9 bulan, diberikan juga imunisasi

campak secondopportunity, pada usia 6-59 bulan dan kelas 1-6

Kalo udah dapet MMR usia 15-18 bulan dan ulangan usia 6 tahun,campak kelas 1 SD ga usah


23/24

CAMPAK

Dosis dan cara pmberian0,5 ml subkutan/IM

KIibu hamil, anak dg imunodefisiensi primer,pasien TB yg tidak diobati, pasien kanker atau

transplantasi organ, pasien yg mendapatkan

imunosupresif jangka panjang Penyebab: virus campak

Penyebaran infeksi: droplet

Gejala & tanda Demam tinggi terus menerus (38,5 C), batuk, pilek, nyeri

menelan, mata merah, fotofobia, sering kali diikuti diare,

ruam makulo-papular dari batas rambut belakang telinga,

menyebar ke wajah, leher, dan ekstermitas


24/24

imunisasi untuk osce

Documents