implikatur dan ketidakpatuhan terhadap ...selalu mendoakan, mendukung dan menyayangi penulis. semoga...
TRANSCRIPT
i
IMPLIKATUR DAN KETIDAKPATUHAN TERHADAP
PRINSIP KERJA SAMA DALAM TUTURAN MEME TULISAN
AKUN INSTAGRAM @overheardbeauty
PADA JANUARI – DESEMBER 2018
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Claudia Valentina Aghata
NIM: 164114003
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
IMPLIKATURDANKETIDAKPATUHANTERHADAP
PRINSIP KERJA SAMA DALAM TUTURAN MEME TULISAN
AKUN INSTAGRAM@pverheardbeauty
PADA JANUARI- DESEMBER 2018
Oleh
tanggal: 13 Desember 2019
Telah disetujui oleh
Claudia Valentina Aghata
NIM: 164114003
Prof Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum.
Pembimbing I
Sony Chri 'an Sudarsono, S.S., M.A. tanggal: 13 Desember 2019
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
IMPLIKATUR DAN KETIDAKPATUHAN TERHADAP
PRINSIP KERJA SAMA DALAM TUTURAN MEME TULISAN
AKUN INSTAGRAM@overheardbeauty
PADA JANUARI- DESEMBER 2018
dipersiapkan dan ditulis olehClaudia Valentina Aghata
NIM: 164114003
Ketua
Sekertaris
Anggota
telah dipertahankan di depan Panitia Pengujipada 16 Januari 2020
dan dinyatakan memenuhi syarat.
8usunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Prof Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum.
Sony Christian 8udarsono, 8.S., M.A.
1. Maria Magdalena 8inta Wardani, 8.8., M.A.
2. Prof Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum.
3. Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A.
Tanda Tangan
~5...~ .('77'~" s
T·••
III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Desember 2019
Claudia Valentina Aghata
IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ihniah
untuk kepentingan Akademis
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasisawa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Claudia Valentina Aghata
Nim : 164114003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Univ.ersitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul "Implikatur dan
Ketidakpatuhan terhadap Prinsip Kerja Sarna dalam Tuturan Meme Tulisan Akun
Instagram @overheardbeauty pada Januari - Desember 2018".
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 13 Desember 2019
Claudia Valentina Aghata
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus karna kasih
karunia-Nya telah memberikan kesempatan untuk menjadi seorang sarjana.
Kepada Ibu, Cory Alce Huwae dan Ayah, Hudiyanto yang tak pernah lelah
berjuang untukku. Serta adik-adikku Vience Beatrix’s dan Denada Angelica,
yang bisa mengerti aku. Tak lupa juga kamu “Saangkuh” Indra Erick N.
♥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
MOTO
Tinggi Hati membuat orang bermusuhan,
Tingky Wingky membuat orang berpelukan. -Cak Lontong
“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-
lamanya kasih setia-Nya.” (1 Tawarikh 16:34)
I’M A LEADER,
NOT A FOLLOWER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena
berkat kasih dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Implikatur dan Ketidakpatuhan terhadap Prinsip Kerja Sama dalam
Tuturan Meme Tulisan Akun Instagram @overheardbeauty pada Januari –
Desember 2018”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma.
Kelancaran dan keberhasilan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas
dari bimbingan, bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
bertanggung jawab untuk mengucapkan terimakasih.
Pertama, orang tua tersayang Ibun Cory Alce Huwae dan Ayah Hudiyanto
serta kedua adik kandung Vience Beatrix’s dan Denada Angelica, keluarga yang
selalu mendoakan, mendukung dan menyayangi penulis. Semoga karya ini dapat
menjadi senyum bahagia mereka yang sangat penulis cintai.
Kedua, Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. sebagai dosen pembimbing
I sejak penyerahan skripsi ini dimulai. Kesabaran, kesantunan dan kerendahhatian
Profesor Praptomo membuat penulis sangat termotivasi untuk menyelesaikan
skripsi ini. Sony Christian Sudarsono, S.S, M.A sebagai dosen pembimbing II
sekaligus dosen pembimbing akademik. Beliau telah menyediakan banyak waktu
untuk mendengarkan, memberikan banyak inspirasi, masukan dan mengoreksi
argumen penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Ketiga, seluruh dosen Program Studi Sastra Indonesia USD yang belum
disebut: S.E. Peni Adji, S.S, M.Hum, Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum, Drs. B.
Rahmanto, M.Hum dan M.M Sinta Wardani, S.S., M.A, Dr Paulus Ari Subagyo,
M.Hum., (alm), dan Drs. Hery Antono, M.Hum. (alm) serta dosen-dosen pengampu
mata kuliah tertentu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Mereka telah
membekali berbagai ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
Keempat, seluruh staff Sekretariat Program Studi Sastra Indonesia dan
Fakultas Sastra serta staff Perpustakaan Universitas Sanata Dharma atas pelayanan
dan mempermudah seluruh proses penulis selama kuliah.
Kelima, Bude Yohana Octaviani Huwae serta kedua anaknya Ardelina
Naftali Shania Dewi, dan Delegrace Elena Shania Dewi telah menghibur penulis
dan mengisi keramaian dirumah setiap hari Sabtu dan Minggu.
Keenam, sahabat-sahabat penulis ketiga Gemini Yunita Lies A, Monita Ria,
dan Wulan Wahyuni terimakasih sudah mau direpoti selama penulis menjadi
mahasiswa. Serta teman seperjuangan Magdalena Puspa Kurnianti, terimakasih
telah mengajarkan penulis tentang hidup mandiri. Tak lupa juga teman-teman
Sastra Indonesia angkatan 2016 atas kebersamaan selama menempuh kuliah.
Yang terakhir, Indra Erick Nugroho yang selalu ada untuk mendengarkan
keluh kesah penulis selama awal semester hingga akhir penyusunan skripsi ini.
Terimaksih untuk segala hal istimewa yang diberikan kepada penulis untuk selalu
bersyukur dan berjuang dalam menjalani kehidupan ini. Penulis padamu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih
atas doa, dukungan dan sumbangan dalam bentuk apapun kepada penulis.
Meskipun penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak dalam penyempurnaan
skripsi ini, semua k~kurangan yang ada menjadi tanggung. jawab penulis
sepenuhnya.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena, ini segala bentuk kritik, saran, dan sumbangan ide sangat dibutuhkan
demi lebih baiknya karya ini dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Akhir
kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembacanya.
Yogyakarta, 13 Desember 2019
Claudia Valentina Aghata
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRAK
Aghata, Claudia Valentina. 2020. “Implikatur dan Ketidakpatuhan Terhadap
Prinsip Kerja Sama dalam Tuturan Meme Tulisan Akun Instagram
@overheardbeauty pada Januari – Desember 2018”. Skripsi Strata Satu
(S1). Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Skripsi ini membahas implikatur dan ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja
sama dalam tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty pada Januari
– Desember 2018. Penelitian ini bertujuan (i) mendeskripsikan jenis-jenis
implikatur dalam tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty dan (ii)
mendeskripsikan ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama dalam tuturan meme
tulisan akun instagram @overheardbeauty. Sumber data penelitian ini diambil dari
akun instagram @overheardbeauty selama satu tahun sebanyak 306 unggahan.
Penelitian ini menggunakan teori (i) implikatur dan (ii) prinsip kerja sama.
Teori implikatur meliputi implikatur percakapan dan implikatur konvensional, teori
ini sebagai acuan untuk menganalisis jenis – jenis implikatur. Sementara teori
prinsip kerja sama yang mencakup maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi dan maksim pelaksanaan. Keempat maksim tersebut sebagai acuan untuk
menganalisis ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama. Penelitian ini dilakukan
melalui tiga tahap. Pertama, pengumpulan data dari unggahan akun instagram
@overheardbeauty. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
simak dengan teknik catat dan rekam menggunakan teknik tangkapan layar
(screenshot) lalu ditranskrip dengan cara ditik. Kedua, data dianalisis dengan
metode padan yaitu padan pragmatis. Ketiga, penyajian hasil analisis data dengan
teknik informal dan formal.
Hasil penelitian ini meliputi dua hal. Pertama, jenis-jenis implikatur yang
ada dalam tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty terdiri dari
implikatur nonkonvensional atau implikatur percakapan dan implikatur
konvensional. Implikatur percakapan terdiri dari (i) implikatur percakapan khusus,
(ii) implikatur percakapan umum, dan (iii) implikatur berskala. Kedua, dalam
tuturan meme tulisan tersebut terjadi ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama
yang bersifat kontekstual atau semu. Ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama
antara lain, yaitu maksim kuantitas tidak dipatuhi karena ada tuturan-tuturan yang
berlebihan informasi dan kurang informatif. Maksim kualitas tidak dipatuhi karena
ada tuturan-tuturan yang tidak benar dan tidak logis. Maksim relevansi tidak
dipatuhi karena ada tuturan yang tidak relevan. Maksim pelaksanaan tidak dipatuhi
karena ada tuturan-tuturan yang tidak ringkas dan ambigu.
Kata kunci: Implikatur, Ketidakpatuhan terhadap Prinsip Kerja Sama, Meme
Instagram, @overheardbeauty.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
Aghata, Claudia Valentina. 2020. “The Implicature and Violating of
Cooperative Principle in the Utterance Written Meme in
@overheardbeauty Instagram Account in January – December 2018
Instagram Post”. Undergraduate Thesis (S-1). Indonesian Literature
Study Program, Faculty of Letters, Sanata Dharma University.
This thesis discusses implicature and non-compliance of cooperative
principle in the utterance written meme in @overheardbeauty instagram account in
January – December 2018. The aims of this study were are (i) describe types of
implicature in the utterance written meme in @overheardbeauty instagram account
and (ii) describe non-compliance of cooperative principle in a speech written meme
in @overheardbeauty instagram account. The data source of this study was taken
from the 306 post uploaded by @overheardbeauty instagram account for one years.
This study uses basic theories, namely (i) implicature and (ii) cooperative
principle. Implicature theory includes conversational implicature and conventional
implicature, this theory is used to analyze the types of implicature. Meanwhile, the
theory of the principle of cooperative that includes the maxim of quantity, maxim
of quality, maxim of relevance and maxim of implementation is used as a reference
to analyze non-compliance with the principle of cooperative.
This research was carried out in three stages. First, collecting data from the
@overheardbeauty instagram account. Data collection was done by using the of
note-taking method with note and record techniques using screenshot techniques
and then transcribed by typing. Second, the data were analyzed by the equivalent
method, which is the pragmatic equivalent. Third, the results of data analysis are
presented using informal and formal techniques.
The results of this study include two things. First, the types of implicatures
present in the utterance meme of the @overheardbeauty instagram account consist
of nonconversational or conversational implicatives and conventional implications.
The conversational implicature consists of (1) the specific conversation implicature,
(2) the general conversation implicature, and (3) the scale implicature. Second, the
non-compliance with the principle of contextual or pseudo cooperative occurs in
utterance written meme. Non-compliance with the principle of cooperative, found
in the meme utterance are the maxim of quantity is not obeyed because there are
overloaded information and less informative. The maxim of quality are not obeyed
because in the form of incorrect information and illogical information. The maxim
of relevance is not obeyed because in the form of irrelevant information. The maxim
of implementation was not obeyed because in the form of statements that are not
concise and ambiguous information.
Keywords: Implicature, Violating the Principle of Cooperative, Memes,
Instagram, @overheardbeauty.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN
+> : Implikatur
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
O1 : Orang pertama
O2 : Orang kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi
MOTO ................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
ABSTRACT .......................................................................................................... xii
DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN ............................................................. xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Hasil Penelitian .......................................................................... 6
1.5 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6
1.6 Landasan Teori ....................................................................................... 13
1.6.1 Pengertian Meme .................................................................................. 13
1.6.2 Meme sebagai Wacana ......................................................................... 14
1.6.3 Implikatur.............................................................................................. 15
1.6.3.1 Implikatur Percakapan ................................................................. 16
1.6.3.1.1 Implikatur Percakapan Khusus ................................................ 17
1.6.3.1.2 Implikatur Percakapan Umum ................................................. 18
1.6.3.1.3 Implikatur Berskala ................................................................. 18
1.6.3.2 Implikatur Konvensional ............................................................. 19
1.6.4 Prinsip Kerja Sama ............................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1.6.4.1 Maksim Kuantitas ....................................................................... 20
1.6.4.2 Maksim Kualitas ......................................................................... 21
1.6.4.3 Maksim Relevansi ...................................................................... 22
1.6.4.4 Maksim Pelaksanaan .................................................................. 23
1.7 Metode dan Teknik Penelitian ................................................................ 25
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data................................................ 25
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ........................................................ 26
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ................................................. 27
1.8 Sistematika Penyajian ............................................................................. 27
BAB II JENIS IMPLIKATUR DALAM TUTURAN MEME TULISAN
AKUN INSTAGRAM @OVERHEARDBEAUTY .......................................... 28
2.1 Pengantar ..................................................................................................... 28
2.2 Implikatur Percakapan ................................................................................. 28
2.2.1 Implikatur Percakapan Khusus ............................................................. 29
2.2.2 Implikatur Percakapan Umum .............................................................. 44
2.2.3 Implikatur Percakapan Berskala ........................................................... 54
2.3 Implikatur Konvensional ............................................................................. 56
BAB III KETIDAKPATUHAN TUTURAN TERHADAP PRINSIP KERJA
SAMA PADA MEME TULISAN AKUN INSTAGRAM @overheardbeaut 61
3.1 Pengantar ..................................................................................................... 61
3.2 Ketidakpatuhan Tuturan terhadap Maksim Kuantitas ............................. 61
3.3 Ketidakpatuhan Tuturan terhadap Maksim Kualitas ............................... 72
3.4 Ketidakpatuhan Tuturan terhadap Maksim Relevansi ............................. 75
3.5 Ketidakpatuhan Tuturan terhadap Maksim Pelaksanaan ......................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 91
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 91
4.2 Saran ............................................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
LAMPIRAN ......................................................................................................... 95
1. Data Jenis-Jenis Implikatur ........................................................................ 95
2. Data yang Tidak Mematuhi Prinsip Kerja Sama...................................... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Skripsi ini membahas implikatur dan ketidakpatuhan terhadap prinsip
kerja sama dalam tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty.
Pada era serba digital saat ini, meme telah menjadi bagian dari cara
berkomunikasi kaum milenial. Belakangan dunia internet, khususnya media
sosial (instagram, facebook, twitter, path dan lain sebagainya), banyak dijumpai
bahwa teks dengan gaya mengkritik, menggelitik dengan kejadian-kejadian
populer yang sedang diperbincangkan masyarakat saat ini, hal tersebut biasa
disebut dengan meme.
Dalam KBBI V (2018), meme berarti ‘ide, perilaku atau gaya yang
menyebar dari satu orang ke orang lain dalam sebuah budaya, cuplikan gambar
dalam acara televisi, film, dan sebagainya’ atau ‘gambar-gambar buatan sendiri
yang dimodifikasi dengan menambah kata-kata atau tulisan-tulisan untuk tujuan
melucu dan menghibur’. Meme dikemas dalam bentuk humor atau parodi yang
bertujuan menghibur. Bentuknya bisa tulisan, foto, atau gambar dengan kata-
kata singkat, video parodi, atau apa pun untuk menyampaikan ide si pembuat
agar dapat diterima dan disebarluaskan ke khalayak luas (Adhiwijayanti,
2015:1).
Salah satu meme yang terbilang fenomenal di linimasa media sosial
Instagram adalah meme tulisan bertajuk Overheard. Meme ini berawal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ketidaksengajaan seseorang mendengarkan pembicaraan orang lain mengenai
realitas kehidupan, mulai dari mengeluh, memuji, kepedean, sampai ucapan
yang menggelitik. Hasil dari pembicaraan tersebut dituangkan dalam bentuk
tulisan yang kemudian disebut dengan meme tulisan. Meme Overheard pertama
di Indonesia adalah Overheard Jakarta, yang berisi obrolan tentang fenomena
celotehan masyarakat yang berkembang di Jakarta. Akhir-akhir ini jagat
instagram diramaikan meme yang serupa bertajuk Overheard seperti
Overheard Beauty, Overheard Kampus, Overheard Gamer, Overheard Ahensi
dan masih banyak lagi.
Penelitian ini akan membahas meme tulisan Overheard Beauty. Secara
kebahasaan, bahasa dalam Overheard Beauty serupa dengan bahasa yang
dipakai sehari-hari. Ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa
informal. Dalam berbahasa, adakala seseorang tidak menyatakan suatu hal
secara langsung, akan tetapi melalui maksud yang tersembunyi di balik
tuturannya. Selain itu, dalam memahami sebuah tuturan mitra tutur tidak dapat
hanya mengandalkan kata-kata yang menyusunnya saja, melainkan harus
memperhatikan juga fenomena yang ada di luar bahasa.
Seperti yang telah ditulis di bagian awal, yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah mengkaji implikatur dan ketidakpatuhan terhadap prinsip
kerja sama. Hal pertama yang dibahas adalah jenis implikatur. Implikatur di
bagi menjadi dua jenis, yaitu implikatur percakapan dan implikatur
konvensional. Perhatikan contoh di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
(1)
Pada contoh (1), dijumpai implikatur percakapan. Percakapan di awali
dari penutur mengatakan bahwa pacar dia ibarat Dior Lip Tatto kemudian mitra
tutur menyatakan wow Fancy yah, yang kemudian dijawab penutur bahwa dia
tidak memiliki Dior Lip Tatto. Implikatur percakapan data (1) dapat dilihat
melalui tuturan “Gw gapunya Dior Lip Tattoo..” yang mengimplikasikan dia
tidak punya pacar yang diibaratkan seperti Dior Lip Tatto. Dior Lip Tatto
adalah merek lipstik yang mewah. Maksud sebenarnya dari tuturan “Gw
gapunya Dior Lip Tattoo..” bukanlah tidak memiliki lipstik tetapi dia tidak
mempunyai pacar yang diibaratkan seperti lipstik Dior Lip Tatto.
Hal kedua yang akan dibahas adalah ketidakpatuhan terhadap prinsip
kerja sama dalam tuturan meme Overheard Beauty. Grice (1975:45)
menyatakan bahwa dalam rangka melaksanakan prinsip kerja sama, setiap
penutur haruslah mematuhi empat maksim percakapan, yaitu maksim kuantitas,
maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Perhatikan
contoh berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(2)
Pada contoh (2), ditemukan ketidakpatuhan terhadap maksim kuantitas.
Ujaran (2) penutur menanyakan apakah kamu sudah bertemu kekasihnya,
jawaban yang diberikan mitra tutur adalah sudah bertemu, kemudian mitra tutur
berkata bahwa alis pacar yang ditemui bagus. Jawaban tersebut melebihi
informasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh mitra tutur. Contoh (2) dianggap
tidak mematuhi maksim kuantitas karena pada maksim kuantitas, seorang
penutur diharapkan dapat memberikan informasi yang cukup, relatif memadai,
dan seinformatif mungkin. Kelebihan informasi mungkin akan dianggap
disengaja untuk menciptakan efek tertentu sehingga dapat menimbulkan salah
pengertian.
Topik penelitian mengenai meme Overheard Beauty dipilih karena tiga
alasan. Pertama, belum pernah ada penelitian yang mengkaji Overheard Beauty
dengan kajian pragmatik terutama implikatur. Kedua, Overheard Beauty
merupakan meme tulisan yang mengandung aspek kebahasaan untuk
menyampaikan makna tersirat sehingga sangat berpotensi untuk dikaji. Ketiga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tema (topik) dalam Overheard Beauty unik karena meme tulisan tersebut
berasal dari celotehan-celotehan masyarakat mengenai dunia kecantikan yang
sudah menjamur di semua kalangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1.2.1 Apa saja jenis-jenis implikatur dalam tuturan meme tulisan akun
Instagram @overheardbeauty?
1.2.2 Bagaimanakah ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama dalam
tuturan meme tulisan akun Instagram @overheardbeauty?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1.3.1 Mendeskripsikan jenis-jenis implikatur dalam tuturan meme tulisan
akun Instagram @overheardbeauty.
1.3.2 Mendeskripsikan ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama dalam
tuturan meme tulisan akun Instagram @overheardbeauty.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah deskripsi jenis-jenis implikatur dan bentuk
ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja dalam tuturan meme tulisan akun
instagram @overheardbeauty bulan Januari - Juni 2018. Hasil penelitian ini
memberikan manfaat teoretis dalam bidang pragmatik. Dalam bidang
pragmatik, hasil penelitian ini memperkaya teori tentang implikatur dan prinsip
kerja sama khususnya tuturan dalam bentuk meme.
Sementara itu, secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi yang berarti dalam hal pemahaman wacana dialog pada meme
tulisan, terutama dalam hal memahami implikatur dan ketidakpatuhan terhadap
prinsip kerja sama. Dengan mengetahui implikatur dan prinsip kerja sama
pembaca dapat memperoleh ide untuk membuat tuturan yang unik, seperti
tuturan lucu yang mengkritik, bercanda tapi marah, dan lain-lain. Oleh karena
itu, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk pekerja kreatif, seperti komedian
dan copywriter dalam bidang periklanan, serta mengembangkan sisi kreativitas
manusia. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk landasan kajian penelitian sejenis selanjutnya.
1.5 Tinjauan Pustaka
Penelitian yang mengkaji implikatur dan pelanggaran prinsip kerja sama
telah banyak dilakukan. Hasil kajian tersebut pernah ditulis oleh Pratistya
(2015), Niatri (2016), Nasihah (2015), Handono (2017), Wibisono (2017),
Rahmawati (2009), dan Rahayu (2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Topik tentang pelanggaran prinsip kerja sama dan implikatur pernah
dibahas oleh Pratistya (2015) dalam skripsi yang berjudul “Pelanggaran Prinsip
Kerja Sama dan Implikatur dalam Acara Debat TV One serta implikasinya
terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”.
Dalam skripsinya Pratistya membahas (a) bentuk-bentuk pelanggaran
prinsip kerja sama dan implikaturnya dalam acara Debat TV One, (b) fungsi
implikatur dalam acara Debat TV One, dan (c) implikasi hasil penelitian
terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.
Pratistya mendapatkan hasil berikut. Pertama, terdapat maksim yang
sering dilanggar, yaitu (i) maksim kuantitas, (ii) maksim relevansi, (iii) maksim
cara, dan (iv) maksim kualitas. Sementara untuk pelanggaran maksim gabungan
terdapat dua pelanggaran, yaitu (i) maksim cara dan maksim kualitas, dan (ii)
maksim kuantitas dan maksim cara.
Kedua, terdapat fungsi implikatur yaitu (i) untuk menyatakan, (ii) untuk
menyarankan, (iii) untuk menegaskan dan (iv) untuk menyindir. Ketiga,
ditemukan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam interaksi debat ini yaitu,
(i) informasi yang disampaikan tidak seinformatif yang dibutuhkan oleh lawan
bicara, (ii) dalam menyampaikan kebenaran suatu fakta, dan (iii) dalam
menjawab pertanyaan usahakan untuk menelaah secara cermat hal yang
ditanyakan oleh lawan bicara.
Penelitian tentang implikatur dibahas juga oleh Niatri (2016) dalam
skripsinya yang berjudul “Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Film
Marmut Merah Jambu Karya Raditya Dika” masalah yang dibahas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
penelitian ini adalah (a) jenis-jenis implikatur percakapan yang terdapat pada
percakapan antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika
dan (b) fungsi implikatur percakapan yang terdapat pada percakapan antartokoh
dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika.
Penelitian tersebut menemukan jawaban sebagai berikut. Pertama, ada
tiga jenis implikatur percakapan antar tokoh dalam film Marmut Merah Jambu,
yaitu implikatur percakapan khusus (IPK), implikatur percakapan umum (IPU),
dan implikatur percakapan berskala (IPB). Implikatur percakapan khusus (IPK)
kemudian dirinci menjadi enam jenis, yaitu (i) IPK hiperbolis, (ii) IPK ejekan,
(iii) IPK permintaan, (iv) IPK penolakan, (v) IPK tuduhan, dan (vi) IPK
kesepakatan. Selanjutnya jenis implikatur percakapan umum (IPU), yaitu (i)
IPU permintaan, (ii) IPU tuduhan, (iii) IPU laporan, (iv) IPU penyangkalan, dan
(v) IPU ejekan. Kemudian implikatur percakapan berskala (IPB) hanya ada dua
jenis yaitu (i) IPB laporan dan (ii) IPB tuduhan.
Kedua, fungsi implikatur percakapan antartokoh dalam film Marmut
Merah Jambu secara umum menunjukkan realitas kehidupan remaja (SMA)
kepada penonton. Sementara, fungsi implikatur percakapan secara lebih
spesifik ada dua, yaitu (i) membangun pencitraan setiap tokoh dan menciptakan
kelucuan sebagai pendukung adegan, (ii) penyalur pesan dari penulis sekaligus
sutradara Raditya Dika kepada penonton berupa nasihat-nasihat dan peringatan
baik terkait kehidupan sehari-hari, dan (iii) implikatur percakapan berfungsi
memperhalus tuturan untuk menarik simpati dan meredam amarah mitra tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Adapun pembahasan tentang pelanggaran prinsip kerja sama diteliti
oleh Nasihah (2015) dalam skripsinya “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama
Tayangan Galau Nite Di Metro TV: Analisis Pragmatik” masalah yang dibahas
sebagai berikut (a) bentuk pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat dalam
acara Galau Nite Di Metro TV dan (b) alasan atau tujuan pelanggaran prinsip
kerja sama yang terdapat dalam acara Galau Nite Di Metro TV.
Nasihah menemukan jawaban sebagai berikut. Pertama, bentuk
pelanggaran prinsip kerja sama yang terdiri dari maksim tunggal dan maksim
ganda. Maksim tunggal ada empat, yaitu (i) maksim kuantitas, (ii) maksim
kualitas, (iii) maksim relevansi, dan (iv) maksim pelaksanaan. Selanjutnya,
maksim ganda ada lima, yaitu (i) maksim kuantitas dan maksim kualitas, (ii)
maksim kuantitas dan maksim relevansi, (iii) maksim kuantitas dan maksim
cara, (iv) maksim kualitas dan maksim relevansi, terakhir (v) maksim relevansi
dan maksim cara.
Kedua, yaitu tiga tujuan dari pelanggaran prinsip kerja sama, yaitu (i)
tujuan representatif (berupa: memberikan informasi/ memberikan penjelasan),
(ii) tujuan direktif (berupa: menyindir, mengejek, memberikan saran, dan
mengkritik/protes), dan (iii) tujuan ekspresif (berupa: berbohong,
menyombongkan diri, menyatakan tidak suka, menyatakan prihatin,
merayu/menggoda, memuji, bingung dan menciptakan humor).
Selain dalam skripsi, penelitian mengenai implikatur dilakukan oleh
Handono (2017), dalam Jurnal Aksara, Vol. 29, No. 2 yang berjudul “Implikatur
Kampanye Politik dalam Kain Rentang Di Ruang Publik”. Masalah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
ini adalah implikatur dan sumber implikatur apa saja yang muncul dalam
kampanye politik pada kain rentang di ruang publik.
Handono menemukan jawaban sebagai berikut. Pertama, terdapat
tuturan yang mengandung implikatur konvensional dan konversasional.
Implikatur konvensional adalah implikatur yang diperoleh dari makna kata,
bukan dari pelanggaran prinsip percakapan, sedangkan implikatur
konversasional adalah implikatur yang diperoleh dari fungsi pragmatis yang
tersirat dalam suatu percakapan. Implikatur yang timbul dalam tuturan
kampanye politik pada kain rentang adalah meyakinkan, mengajak, meminta,
menjanjikan, dan memerintah.
Kedua, implikatur tersebut bersumber pada penerapan prinsip kerja
sama dan prinsip kesantunan dalam percakapan. Penerapan prinsip kerja sama
meliputi pemenuhan dan pelanggaran maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan
cara. Kemudian, penerapan prinsip kesantunan yang menimbulkan implikatur
meliputi pemenuhan maksim ketimbang-rasaan serta pelanggaran maksim
kemurahhatian, dan kerendahhatian.
Selanjutnya penelitian Wibisono (2017) dalam Jurnal Cakrawala
Mandarin, Vol. 1, No 2 dengan judul “Pelanggaran Maksim Prinsip Kerja Sama
Tokoh Utama Pada Film Liang Zhu Sampek Engtay”. Wibisono dalam
jurnalnya mendeskripsikan (1) pelanggaran terhadap maksim-maksim dalam
Prinsip Kerja Sama Grice dan (2) fungsi pelanggaran maksim-maksim prinsip
kerja sama yang terdapat dalam film berbahasa Mandarin yaitu Liang Zhu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Berdasarkan hasil analisis pada film Liang Zhu Sampek Engtay
ditemukan bahwa pertama, pelanggaran maksim-maksim prinsip kerja sama
berupa pelanggaran maksim kuantitas, pelanggaran maksim kualitas,
pelanggaran maksim relevan, dan pelanggaran maksim cara. Terdapat akibat
yang ditimbulkan terhadap keempat maksim dalam pertuturan tersebut. Tuturan
yang melanggar maksim kuantitas mengakibatkan tidak informatifnya sebuah
tuturan karena informasi yang diberikan terlalu berlebihan. Pelanggaran
maksim kualitas dapat mengakibatkan lawan tutur salah menangkap informasi
karena informasi yang disampaikan penutur tidak meyakinkan atau tidak benar.
Kemudian pelanggaran pada maksim relevan dapat menimbulkan
ketidaksambungan pertuturan antara pihak penutur dan petutur. Terakhir,
pelanggaran maksim cara dapat mengakibatkan salah paham dan kebingungan
pada pihak penutur dan petutur karena ketidakjelasan makna tuturan.
Kedua, fungsi pelanggaran maksim-maksim prinsip kerja sama yaitu
fungsi asertif dan fungsi ekspresif. Pelanggaran terhadap maksim-maksim
tersebut berfungsi asertif memiliki maksud untuk menunjukkan, menjelaskan
alasan. Selain itu, pelanggaran pada fungsi ekspresif yaitu berfungsi untuk
menunjukkan perasaan jengkel dan keluhan.
Berikutnya topik tentang implikatur dibahas oleh Rahmawati (2009)
dengan judul Skripsi “Implikatur Komik Doraemon: Pendekatan Pragmatik”
dengan permasalahan (a) maksim yang mengambang dalam implikatur komik
Doraemon dan (b) latar belakang terjadinya pengambangan pada implikatur
komik Doraemon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Rahmawati menemukan jawaban sebagai berikut. Pertama, adanya
maksim yang mengambang. Pengambangan itu terjadi pada (i) maksim tunggal,
maupun (ii) maksim jamak atau pengambangan pada lebih satu maksim secara
bersamaan. Maksim tunggal tersebut adalah (i) maksim kuantitas, (ii) maksim
kualitas, (iii) maksim relevansi, dan (iv) maksim cara. Sementara
pengembangan pada maksim cara yaitu (i) pengambangan maksim kuantitas-
cara, (ii) pengambangan kuantitas-relevansi, (iii) pengambangan cara-relevansi,
dan (iv) pengambangan kuantitas-relevansi-cara.
Kedua, latar belakang terjadinya pengambangan pada implikatur komik
Doraemon karena adanya (i) praanggapan yang sama antara penutur dan mitra
tutur, (ii) referensi, (iii) common knowledge, (iv) inferensi, dan (v) prinsip
analogi.
Topik selanjutnya dibahas oleh Rahayu (2018) dalam skripsinya yang
berjudul “Implikatur Percakapan dalam Dialog Interaktif Mata Najwa Metro TV
dengan Pejabat Publik Periode Januari-Juli 2017”. Masalah yang dibahas Putri
adalah (a) wujud implikatur percakapan dalam dialog interaktif Mata Najwa
Metro TV dengan pejabat publik periode Januari-Juli 2017 dan (b) maksud
implikatur percakapan dalam dialog interaktif Mata Najwa Metro TV dengan
pejabat publik periode Januari-Juli 2017.
Rahayu mendapatkan jawaban sebagai berikut. Pertama, terdapat empat
wujud implikatur percakapan berupa tindak tutur, yaitu (i) representatif, (ii)
komisif, (iii) direktif, dan (v) ekspresif. Kedua, terdapat 17 maksud implikatur
percakapan berupa tindak tutur, yaitu (i) menyatakan, (ii) menjelaskan, (iii)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berspekulasi, (iv) menunjukkan, (v) memberitahukan, (vi) mengakui, (vii)
memberi kesaksian, (viii) melaporkan, (ix) menolak, (x) mengajak, (xi)
mendesak, (xii) menyarankan, (xiii) melarang, (xiv) memohon, (xv) mengkritik,
(xvi) menyalahkan, dan (xvi) menyindir.
Berdasarkan hasil kepustakaan terdahulu, penelitian mengenai
implikatur dan prinsip kerja sama sudah banyak yang meneliti. Namun, dari
hasil penelitian-penelitian tersebut tidak terdapat penelitian yang membahas
mengenai implikatur dalam unggahan akun instagram @overheardbeauty.
Oleh karena itu, penelitian tentang implikatur dan kesesuaian prinsip kerjasama
dalam tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty ini merupakan
sebuah kebaharuan dan layak untuk diteliti.
1.6 Landasan Teori
Pada landasan teori ini akan dipaparkan (a) pengertian meme, (b) meme
sebagai wacana, (c) implikatur, dan (d) pelanggaran prinsip kerja sama.
1.6.1 Pengertian Meme
Meme berasal dari bahasa Yunani mimema (sesuatu yang ditiru). Meme
merupakan neologisme yang diciptakan oleh Richard Dawkins. Dawkins
mengatakan bahwa meme adalah sebuah bentuk budaya propaganda yang
mengajak sesama masyarakat mentransformasikan ide-ide, budaya, dan ingatan
sosial kepada orang lain. Dalam budaya manusia, meme merupakan penamaan
yang diberikan oleh Dawkins sebagai pengganti replikator (gen). Meme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menyampaikan ide-ide dari penyebaran unit budaya (unit of cultural
trasmission). Seperti halnya gen, yang memperbanyak dirinya menjadi
kumpulan gen (gene pool) dengan melompat dari satu badan ke badan yang lain,
meme memperbanyak dirinya menjadi kumpulan meme (meme pool) dari satu
otak ke otak yang lain.
Meme dalam bahasa Internet memang didasarkan pada istilah Mimema
dalam bahasa Yunani ini. Ketika diadaptasi dalam bahasa Inggris, Mimema
sama artinya dengan Imitation yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan
sebagai tiruan.
Dalam KBBI V (2018), meme berarti ‘ide, perilaku atau gaya yang
menyebar dari satu orang ke orang lain dalam sebuah budaya, cuplikan gambar
dalam acara televisi, film, dan sebagainya’ atau ‘gambar-gambar buatan sendiri
yang dimodifikasi dengan menambah kata-kata atau tulisan-tulisan untuk tujuan
melucu dan menghibur’.
1.6.2 Meme sebagai Wacana
Baryadi (2002) menjelaskan hakikat wacana secara etimologis. Wacana
berasal dari kata vacana (bahasa Sansekerta) yang berarti ‘bacaan’. Kata ini
kemudian masuk dalam kosakata bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa Baru
wacana berarti bicara, kata, ucapan’. Kemudian wacana tersebut diserap ke
dalam bahasa Indonesia menjadi wacana yang bermakna ‘ucapan, percakapan,
tutur yang merupakan suatu kesatuan. Dalam konteks tata bahasa, wacana
merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Analisis wacana mengkaji wacana dibagi menjadi analisis wacana dari
segi internalnya dan analisis wacana dari segi eksternalnya. Analisis wacana
dari segi internalnya, wacana dikaji dari jenis, struktur, dan hubungan bagian-
bagiannya, sedangkan dari segi eksternalnya, wacana dikaji dikaji dari
keterkaitannya dengan pembicara, hal yang dibicarakan, dan mitra bicara
(Baryadi, 2002: 3-4).
Meme termasuk dalam wacana yang dapat dikaji dari segi eksternalnya.
Meme memiliki tiga unsur wacana dari segi eksternalnya, yaitu pembicara, isi
yang dibicarakan, dan mitra bicara. Pembicara dalam meme adalah pembuat
atau penyebar meme tersebut. Meme juga memiliki isi yang dibicarakan,
misalnya meme kecantikan yang sudah pasti membicarakan hal-hal yang
berhubungan dengan kecantikan. Mitra bicara dalam meme ini dapat dibagi
menjadi orang yang menerima dan menafisrkan meme tersebut atau orang yang
seharusnya menerima dan menjadi sasaran meme tersebut. Dilihat dari jenisnya,
meme biasanya diwujudkan secara tertulis dengan atau tanpa gambar namun
tidak menutup kemungkinan bahwa meme juga dapat diwujudkan secara lisan.
Hal itu dikatakan karena meme juga sering diwujudkan dengan menggunakan
video-video singkat.
1.6.3 Implikatur
Konsep implikatur pertama kali dikemukakan oleh Grice (1975) untuk
memecahkan persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori
semantik biasa. Konsep implikatur ini dipakai untuk menerangkan perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang sering terdapat antara “apa yang diucapkan” dan “apa yang
diimplikasikan”. Sebuah ujaran sapat mengimplikasikan proposisi, yang
sebenarnya bukan merupakan bagian dari ujaran tersebut dan bukan pula
merupakan konsekuensi logis dari ujaran.
Grice (1975) menyatakan bahwa implikatur adalah sebuah tuturan yang
dapat mengimplikasikan preposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan
itu. Preposisi yang diimplikasikan itu dapat disebut dengan implikatur.
Dijelaskan oleh Yule (2006:62) bahwa implikatur adalah contoh utama dari
banyaknya informasi yang disampaikan daripada yang dikatakan. Secara
sederhana implikatur dapat diartikan sebagai makna tambahan yang
disampaikan oleh penutur yang terkadang tidak terdapat dalam tuturan itu
sendiri.
Menurut Grice (1975) implikatur terdiri dari dua macam, yaitu
implikatur non konvensional atau implikatur percakapan (conversation
implikature) dan implikatur konvensional (convensional implicature).
1.6.3.1 Implikatur Percakapan
Istilah implikatur dipakai Grice untuk menerangkan apa yang mungkin
diartikan, disarankan atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda dengan apa
yang sebenarnya dikatakan oleh penutur. Grice (1975) sebuah tuturan dapat
mengimplikasikan proposisi yang bukan bagian dari tuturan tersebut. Proposisi
yang diimplikasikan semacam itu disebut implikatur percakapan. Implikatur
percakapan adalah maksud dari pemakaian bahasa yang tidak terungkap tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dapat dipahami oleh penutur dan mitra tutur karena memiliki latar belakang
pengetahuan yang sama. Perhatikan contoh berikut.
(3) A: “Tiara sekarang memelihara kucing.”
B: “Hati-hati menyimpan daging.”
Tuturan B bukan merupakan bagian dari tuturan A. Tuturan A muncul
akibat inferensi yang didasari oleh latar belakang pengetahuan tentang kucing
dengan segala sifatnya. Adapun salah satu sifatnya adalah senang memakan
daging.
1.6.3.1.1 Implikatur Percakapan Khusus
Implikatur percakapan khusus merupakan makna yang diturunkan dari
percakapan dengan mengetahui atau merujuk konteks (sosial) percakapan,
hubungan antarpembicara serta kebersamaan pengetahuan mereka. Hanya
dengan pengetahuan khusus itulah makna atau implikatur dapat diturunkan
(Putrayasa, 2014: 72). Seperti pada contoh berikut.
(4) Cory: “Pergi kita ke pesta Si Clau?”
Putri: “Ibuku lagi datang.” (‘tidak’)
Konteks : Cory dan Putri adalah teman kuliah yang akrab.
Sekilas tuturan (4) tidak berhubungan sama sekali, namun bagi kedua
penutur dan orang lain yang telah memahami latar belakang tuturan atau
konteks tuturan tersebut akan mampu menangkap maksudnya dengan baik.
Untuk menghasilkan implikatur percakapan khusus dibutuhkan pengetahuan
bersama di antara penutur dan mitra tutur. Implikatur percakapan khusus di atas
adalah Putri tidak bisa pergi ke pesta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1.6.3.1.2 Implikatur Percakapan Umum
Menurut Nadar (dalam Putrayasa, 2014:70) implikatur percakapan
umum adalah implikatur yang kehadirannya di dalam percakapan tidak
memerlukan konteks khusus. Jika pengetahuan khusus tidak dipersyaratkan
untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan, hal ini disebut
implikatur percakapan umum.
(5) Frida: Apakah kamu mengundang Juju dan Ria?
Dila: Aku mengundang Ria saja.
Implikatur percakapan umum dalam dialog (5) dapat dipahami tanpa
melihat konteks percakapan. Tuturan pertama sebagai akibat adanya tuturan
kedua.
1.6.3.1.3 Implikatur Berskala
Yule (2006: 71-74) menyatakan bahwa informasi tertentu selalu
disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan suatu nilai dari
suatu skala nilai. Ini secara khusus tampak jelas dalam istilah-istilah untuk
mengungkapkan kuantitas, seperti: semua, sebagian besar, banyak, beberapa,
sedikit, selalu sering, kadang-kadang. Istilah-istilah seperti itu didaftar dari
skala nilai tertinggi ke nilai terendah. Ketika sedang bertutur, seorang penutur
memilih kata dari skala itu yang paling informative dan benar (kualitas dan
kuantitas).
(6) Saya memakan beberapa buah yang ada di dalam kulkas itu.
Pada contoh (6) penutur telah menciptakan implikatur berskala dengan
menggunakan pilihan kata “beberapa”. Pilihan kata “beberapa” artinya bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tidak semua buah yang ada di dalam kulkas itu di makan penutur. Kata
“beberapa” mengandung implikasi berskala lebih rendah dari pada “semua”.
1.6.3.2 Implikatur Konvensional
Menurut Yule (2006:78), ia menyatakan bahwa implikatur konvensional
kebalikan dari implikatur percakapan yaitu implikatur konvensional tidak harus
terjadi dalam percakapan, dan tidak tergantung pada konteks khusus untuk
menginterpretasikannya. Kridalaksana (2008:91) menyatakan bahwa
implikatur konvensional merupakan makna yang dipahami atau diharapkan
pada bentuk-bentuk bahasa tertentu tetapi tidak terungkap. Dapat disumpulkan
bahwa implikatur konvensional lebih menjelaskan pada apa yang dimaksud.
Jadi, peserta tutur umumnya sudah mengetahui tentang maksud atau pengertian
sesuatu hal tertentu.
(7) Juani putri Solo, tetapi tidak luwes.
Selama ini, kota Solo selalu mendapat predikat sebagai kota kebudayaan
yang penuh dengan kehalusan dan keluwesan putri-putrinya. Implikatur yang
muncul adalah bahwa perempuan atau wanita Solo umumnya dikenal luwes.
1.6.4 Prinsip Kerja Sama
Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial
yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di
dalamnya. Di dalam berkomunikasi, penutur dan mitra tutur sama-sama
menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang harus ditaati oleh peserta tutur agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
percakapan dapat berjalan dengan lancar. Kaidah-kaidah ini di dalam kajian
pragmatik dikenal sebagai prinsip kerja sama.
Prinsip kerja sama didasari oleh asumsi bahwa dalam berkomunikasi,
penutur dan mitra tutur bersedia bekerja sama. Menurut Grice (1975: 45), untuk
melaksanakan prinsip kerja sama, seorang harus mematuhi empat maksim
percakapan, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan
maksim pelaksanaan.
1.6.4.1 Maksim Kuantitas
Pada maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi
demikian itu tidak boleh melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan si mitra
tutur.
Grice (1975: 45-46) menyatakan bahwa ada dua aturan khusus dalam
maksim kuantitas yaitu yang pertama, buatlah sumbangan seinformatif yang
diperlukan dan kedua, jangan membuat sumbangan yang lebih informatif
daripada yang diperlukan. Kelebihan informasi mungkin akan dianggap
disengaja untuk menciptakan efek tertentu sehingga dapat menimbulkan salah
pengertian.
(8) Tetangga saya melahirkan.
(9) Tetangga saya yang perempuan melahirkan.
Ujaran (8) di atas dianggap mematuhi maksim kuantitas karena
memberikan kontribusi yang secukupnya, juga tidak menyimpang nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kebenaran (truth value). Setiap orang tentu tahu bahwa hanya wanitalah yang
melahirkan. Dengan demikian elemen yang perempuan dalam tuturan (9) sudah
menyarankan hal itu. Kehadiran yang perempuan dalam (9) justru menerangkan
hal-hal yang sudah jelas. Hal tersebut bertentangan dengan maksim kuantitas.
1.6.4.2 Maksim Kualitas
Dengan maksim kualitas ini, seorang peserta tutur diharapkan dapat
menyampaikan sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta sebenarnya di dalam
aktivitas bertutur. Fakta kebahahasaan yang demikian harus didukung dan
didasarkan pada bukti-bukti yang jelas, konkrit, nyata dan terukur maka sebuah
tuturan akan dikatakan memiliki kualitas yang baik apabila tuturan itu sesuai
dengan faktanya.
Grice (1975: 46) juga mengatakan dua aturan khusus dalam maksim
kualitas yaitu, pertama jangan mengatakan apa yang dianggap salah, dan kedua
jangan mengatakan sesuatu yang tidak didukung bukti yang cukup.
(10) Guru: Deny, apa ibu kota Jawa Timur?
Deny: Surabaya, Pak!
Wacana (10) sudah mematuhi maksim kualitas karena Deny menjawab
dengan benar pertanyaan yang diberikan oleh gurunya bahwa Surabaya memang
ibu kota Jawa Timur. Akan tetapi, bila terjadi hal yang sebaliknya, tentu ada
alasan mengapa hal demikian bisa terjadi.
(11) Guru: Coba kamu Tono, apa ibu kota Indonesia?
Tono: Kuala Lumpur, Pak!
Guru: Bagus. Kalau begitu ibu kota Malaysia Jakarta ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dari wacana (11) di atas tampak Guru memberikan kontribusi yang
melanggar maksim kualitas. Guru mengatakan ibu kota Malaysia Jakarta
bukannya Kuala Lumpur. Jawaban yang tidak mengindahkan maksim kualitas
ini diutarakan sebagai reaksi terhadap jawaban Tono yang salah. Dengan
jawaban tersebut murid (Tono) yang memiliki kompetensi komunikatif
(communicative competence) akan mencari jawaban mengapa Guru membuat
pernyataan yang salah, jadi ada alasan pragmatis mengapa guru dalam contoh di
atas memberikan kontribusi yang menyimpang dari maksim kualitas.
1.6.4.3 Maksim Relevansi
Berbeda dengan maksim kuantitas dan maksim kualitas yang terdiri dari
dua aturan, (Grice, dalam Rahardi, 2005: 53) menyatakan bahwa maksim
relevansi hanya terdiri dari satu aturan saja, yaitu: “make your contribution
relevant” yang artinya “perkataan anda harus relevan”.
Demikian pula yang dikatakan oleh Wijana (1996: 49), bahwa maksim
relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang
relevan dengan masalah pembicaraan. Berikut dapat dilihat contoh maksim
relevansi.
(12) Adik: Pukul berapa sekarang, Kak?
Kakak: Tukang koran baru lewat
Pada contoh (12) percakapan antara Kakak dan Adik sepintas tidaklah
berhubungan, tatapi bila dicermati, hubungan implikasinya dapat diterangkan.
Jawaban Kakak memang tidak secara eksplisit menjawab pertanyaan Adik. Akan
tetapi, dengan memperhatikan kebiasaan tukang koran mengantarkan surat kabar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
atau majalah kepada mereka, tokoh Adik dalam tuturan (12) dapat membuat
inferensi pukul berapa saat itu. Dalam contoh (12) terlihat penutur dan mitra tutur
memiliki asumsi yang sama sehingga hanya dengan mengatakan “tukang koran
baru lewat” tokoh Adik sudah merasa terjawab pertannyaannya.
Fenomena percakapan pada contoh (12) tersebut mengisyaratkan bahwa
kontribusi peserta tindak tutur relevansinya tidak selalu terletak pada makna
ujarannya, tetapi memungkinkan pula pada apa yang diimplikasikan ujaran itu.
(13) Neng: Bang, ada tabrakan motor lawan truk di pertigaan
depan.
Abang: Siapa yang menang, neng?
Berbeda dengan percakapan (13), percakapan antara Neng dan Abang
pada tuturan (13) di atas terlihat melanggar maksim relevansi. Bila Abang
sebagai peserta percakapan yang kooperatif, maka tidak selayaknya ia
menyamakan peristiwa kecelakaan yang dilihat Neng itu dengan sebuah
pertandingan atau kejuaraan.
1.6.4.4 Maksim Pelaksanaan
Dalam maksim pelaksanaan, hal yang ditekankan bukan mengenai apa
yang dikatakan, tetapi bagaimana cara mengungkapkan. Setiap peserta
percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak
berlebih-lebihan, serta runtut (Wijana, 1996: 50). Grice (1975: 46) mengatakan
bahwa maksim pelaksanaan berkenaan dengan apa yang dikatakan tetapi
bagaimana tuturan itu diungkapkan. Perhatikan contoh berikut.
(14) Kakak: Mau pergi kemana, Bu?
Ibu: Mau antar Adik ke r-s.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dalam (14) Ibu menjawab pertanyaan Kakak secara tidak langsung, yakni
dengan mengeja r-s kata rumah sakit. Penyimpangan ini dilakukan karna ia tidak
menginginkan anaknya yang sangat takut dengan dokter mengetahui maksudnya.
Anak-anak kecil dalam batas-batas umur tertentu memang akan kesulitan atau
tidak mampu menangkap makna kata yang dieja hurufnya.
Dalam maksim pelaksanaan, peserta tutur harus bertutur secara langsung,
jelas dan tidak kabur. Orang yang bertutur tidak mempertimbangkan hal-hal di
atas dapat dikatakan melanggar prinsip kerja sama Grice karena tidak mematuhi
maksim pelaksanaan. Perhatikan contoh berikut.
(15) A: Ayo, cepat buka!
B: Sebentar dulu, masih dingin (Rahardi, 2005: 57-58)
Wacana (15) di atas memiliki kadar kejelasan yang rendah, karena
berkadar kejelasan rendah dengan sendirinya kadar keburukannya tinggi.
Tuturan A sama sekali tidak memberikan kejelasan tentang apa yang sebenarnya
diminta oleh si mitra tutur B. Dapat dikatakan demikian karena tuturan yang
disampaikan B mengandung kadar ketaksaan yang cukup tinggi. Tuturan-tuturan
demikian dapat dikatakan melanggar prinsip kerja sama kerena tidak mematuhi
maksim pelaksanaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1.7 Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu (i) pengumpulan data,
(ii) analisis data, (iii) penyajian hasil data. Berikut pemaparan masing-masing
bagian.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini membahas mengenai meme tulisan Overheard Beauty yang
berupa wacana berbentuk dialog atau percakapan. Data yang dikumpulkan
berupa tuturan dalam akun Instagram @overheardbeauty sebagai bahan
penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, metode simak dijuwudkan lewat teknik
dasar dan teknik lanjutan pula. Teknik dasarnya disebut teknik sadap, sedangkan
teknik lanjutannya disebut teknik libat cakap dan teknik bebas libat cakap.
Teknik sadap adalah pelaksanaan metode simak dengan menyadap penggunaan
bahasa seseorang atau beberapa orang. Penggunaan bahasa yang disadap dapat
berbentuk lisan dan tulisan (Kesuma, 2007: 43).
Teknik lanjutan dari metode simak yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik rekam dan teknik catat. Teknik rekam yang digunakan bukan
menggunakan kamera, handycam, atau perekam suara tapi menggunakan teknik
tangkapan layar (screenshot). Tangkapan layar atau screenshot adalah suatu
gambar yang diambil oleh komputer untuk merekam tampilan yang tampak di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
layar atau peranti lainnya (Wikipedia.co.id/screenshot). Data-data yang diambil
dengan cara di-screenshot kemudian ditranskrip dengan cara ditik.
1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya adalah analisis data.
Dalam tahap analis data, metode yang digunkan pada tahap ini yaitu metode
padan. Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya berada
di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan atau
diteliti (Sudaryanto, 1993: 13 dalam Kesuma 2007: 47). Metode padan yang
digunakan adalah metode padan pragmatis. Metode padan pragmatis adalah
metode padan yang alat penentunya lawan atau mitra wicara (Kesuma, 2007: 48).
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, misalnya, satuan kebahasaan
menurut reaksi atau akibat yang terjadi atau timbul pada mitra tutur ketika satuan
kebahasaan itu dituturkan oleh pembicara.
Metode padan pragmatis ini digunakan untuk menganalisis implikatur
dan ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama berdasarkan tuturan itu sendiri.
Untuk menentukan makna tutur, peneliti berperan sebagai “penerima” pesan.
Penerima adalah orang yang menerima dan menafsirkan tuturan tersebut tapi
belum tentu jadi orang “yang disapa”. Pertama penerima pesan atau penerima
tutur membaca tuturan yang akan diteliti, kemudian penerima pesan menentukan
konteks yang mengikuti tuturan, lalu menentukan makna tuturan. Langkah yang
berikutnya adalah mengklasifikasikan tuturan berdasarkan jenis-jenis implikatur
dan prinsip kerja sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Setelah data dianalisis, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian analisis
data. Hasil analisis data hanya memiliki dua jenis yaitu metode formal dan
informal. Penyajian hasil analisis data secara formal adalah perumusan dengan
tanda dan lambang-lambang. Sedangkan penyajian secara informal adalah
penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa (lih.
Sudaryanto, 1993:145 dalam Kesuma, 2007: 71).
Penelitian ini menggunakan metode informal sebagai metode penyajian
hasil analisis data. Metode informal kemudian digunakan untuk menjelaskan data
dalam tabel, contoh-contoh data, serta data-data yang dikutip dan dianalisis.
1.8 Sistematika Penyajian
Laporan hasil penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I merupakan
pendahuluan. Bab pendahuluan ini berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode
dan teknik penelitian dan sistematika penyajian.
Bab II menguraikan analisis implikatur yang terdapat dalam
@overheardbeauty bulan Januari - Juni 2018. Bab III menjelaskan analisis
ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama yang terdapat dalam
@overheardbeauty bulan Januari - Juni 2018. Bab IV dalam penelitian ini berisi
simpulan dan saran untuk penelitian yang selanjutnya. Dibagian akhir adalah
daftar pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB II
JENIS IMPLIKATUR DALAM TUTURAN MEME TULISAN
AKUN INSTAGRAM @OVERHEARDBEAUTY
2.1 Pengantar
Pada bab ini dibahas hasil penelitian berupa jenis-jenis implikatur dalam
tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty. Dalam lingkup analisis
wacana, implikatur berarti sesuatu yang terlibat atau menjadi bahan pembicaraan.
Berdasarkan analisis data, dalam penelitian ini ditemukan empat jenis implikatur,
yaitu implikatur percakapan khusus, implikatur percakapan umum, implikatur
percakapan berskala dan implikatur konvensional.
2.2 Implikatur Percakapan
Implikatur percakapan yang ditemukan dalam tuturan meme tulisan akun
instagram @overheardbeauty telah diklasifikasi dan diidentifikasi oleh peneliti.
Implikatur percakapan diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenisnya. Ada tiga jenis
implikatur percakapan, yaitu implikatur percakapan khusus, implikatur percakapan
umum, dan implikatur percakapan berskala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.2.1 Implikatur Percakapan Khusus
Dalam pembahasan ini diuraikan tentang jenis implikatur percakapan
khusus yang terdapat dalam tuturan meme tulisan akun instagram
Overheardbeauty. Implikatur berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 05 Januari 2018.
(16) O1 : “Gw habis beli Fenty nih, make up bikinan Rihanna.”
O2 : “Jadi kalau lo pake Fenty langsung jadi wiiiiild, wild,
wild gitu ya.”
+> O1 setelah memakai Fenty menjadi mirip seperti penyanyi
Rihanna.
(05/01/2018)
Dialog antara perempuan (O1) dan laki-laki O2 pada data (16) dimulai dari
tuturan O1 yang memberitahu bahwa dirinya telah membeli Fenty Beauty brand
kosmetik milik Rihanna. Kemudian, O2 membalas dengan berkata saat kamu
menggunakan Fenty Beauty bisa jadi wiiiiild, wild, wild. Kata wild, wild, wild yang
di ujarkan O2 adalah sepenggal lirik lagu penyanyi terkenal Rihanna yang berjudul
‘Wild Thoughts’. Tuturan O2 “Jadi kalau lo pake Fenty langsung jadi wiiiiild, wild,
wild gitu ya.” mempunyai maksud jika O1 memakai make up buatan Rihanna bisa
jadi seperti Rihanna bukan jadi seperti wild lirik lagunya Rihanna. Jadi implikatur
dialog (16) setelah memakai Fenty menjadi mirip Rihanna. Perhatikan contoh (16a)
berikut.
(16a) O1 : “Gw habis beli Fenty nih, make up bikinan Rihanna.”
O2 : “Jadi kalau lo pake Fenty langsung jadi wiiiiild, wild, wild
gitu ya. Mirip kaya Rihanna.”
Implikatur percakapan khusus adalah percakapan yang terjadi dalam
konteks yang sangat khusus di mana pendengar mengasumsikan informasi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
lokal. Implikatur percakapan khusus merupakan maksud yang diturunkan dari
percakapan dengan merujuk atau mengetahui konteks percakapan, hubungan
antarpembicara serta kesamaan pengetahuan, dengan pengetahuan khusus itulah
maksud atau implikatur dapat diturunkan. Dalam percakapan data (16) konteks O1
dan O2 adalah laki-laki dan perempuan yang merupakan teman dekat. Kesamaan
pengetahuan O1 dan O2 mengenai seorang penyanyi Rihanna yang juga
mempunyai brand make up. Dengan demikian, dialog (16) termasuk jenis
implikatur percakapan khusus.
Contoh lain implikatur percakapan khusus berikut ini berdasarkan unggahan
di akun instagram @overheardbeauty pada 06 Januari 2018.
(17) O1 : “Ih lo kok bisa panuan di muka gitu?”
O2 : “Please deh, ini acne patch gila.”
+> Ini bukan panu, tapi jerawat.
(06/01/2018)
Percakapan data (17) terjadi ketika O1 (orang pertama) melihat seperti ada
panu di wajah O2 (orang kedua), lalu menanyakan tentang kenapa ada panu di
wajah. Orang kedua menyatakan bahwa yang ada di wajahnya adalah acne patch.
Jika dilihat jawaban O2 tidak menjawab secara langsung pertanyaan O1, di sinilah
letak implikaturnya. Ada makna tersirat yang tidak disampaikan oleh O2 yaitu,
bahwa panuan yang dimaksud adalah acne patch yang sedang dipakai di wajah O2.
Acne patch adalah plester jerawat untuk mengatasi masalah jerawat, bentuknya
bulat kecil berwarna putih kecoklatan. Jadi yang di wajah O2 adalah jerawat yang
ditutup dengan acne patch. Dengan demikian, implikatur data (17) adalah yang di
wajah O2 bukan panu, tapi jerawat. Perhatikan percakapan (17a) berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(17a) O1 : “Ih lo kok bisa panuan di muka gitu?”
O2 : “Ini bukan panu, tapi jerawat.”
“Please deh, ini acne patch gila.”
Implikatur percakapan khusus merupakan makna yang diturunkan dari
percakapan dengan mengetahui atau merujuk konteks percakapan, hubungan
antarpembicara serta kebersamaan pengetahuan mereka. Tuturan O1 dan O2
merujuk pada konteks pembicaraan yaitu mengenai acne patch. Jadi implikatur
yang terdapat pada (17) termasuk jenis implikatur percakapan khusus.
Implikatur berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 08 Januari 2018.
(18) O1 : “Itu lipstick kamu waterproof, Yang?”
O2 : “Ini namanya skill.”
+> Lipstik O2 tidak waterproof.
(08/01/2018)
Percakapan (18) antara sepasang kekasih yang sedang makan di suatu pesta
pernikahan diketahui dalam kalimat penjelas unggahan tersebut (Eating during a
wedding party). O1 kekasih laki-laki dan O2 kekasih perempuan. O1 menanyakan
kepada O2 mengenai lipstik yang digunakan O2 apakah waterproof. O2 yang
sedang makan mengatakan bahwa ini adalah sebuah skill sambil mulutnya terbuka
lebar, di ketahui dari unggahan (mouth opens wide). Makan dengan membuka mulut
lebar-lebar adalah salah satu keahlian wanita supaya tidak mengenai bibir, sehingga
warna lipstik di bibir tidak pudar atau hilang. Secara tidak langsung O2
memberitahu bahwa lipstik yang dipakai tahan lama atau tidak bisa hilang saat
digunakan untuk makan karena O2 makan dengan cara membuka mulut sangat
lebar sehingga tidak mengenai lipstik. Bukan berarti lipstiknya waterproof (tahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
lama). Jawaban O2 mengimplikasikan bahwa lipstik yang dikenakan tidak
waterproof. Perhatikan percakapan (18a) berikut.
(18a) O1 : “Ini lipstick kamu waterproof, Yang?”
O2 : “Engga waterproof. Ini namanya skill.”
Implikatur percakapan (18) termasuk jenis implikatur percakapan khusus
karena makna yang diturunkan dari percakapan merujuk pada konteks
pembicaraan. Konteks percakapan data (18) adalah sepasang kekasih. Kesamaan
pengetahuan O1 dan O2 mengenai lipstik waterproof.
Implikatur berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 13 Januari 2018.
(19) O1 : “Biar apa sih makan makanan burung gini setiap weekend?
Mahal lagi.”
O2 : “Ini detox beb, bekas hangover semalem!”
+> Ini bukan makanan burung. Detox untuk ngeluarin racun di tubuh
(13/01/2018)
Percakapan data (19) orang pertama menanyakan kenapa O2 setiap akhir
pekan makan makanan burung yang harganya tidak murah. Lalu O2 mengatakan
bahwa ini adalah detox, bekas hangover dari pesta semalam. Dalam KBBI V (2018),
detoks atau detoksifikasi dalam tuturan O2 adalah penawaran atau penetralan toksin
atau racun di dalam tubuh. Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara salah
satunya dengan mengonsumsi jus buah dan sayur. Dalam percakapan (19) O1
mengira bahwa O2 sedang makan, makanan burung yang bernama detox (vitamin
burung), namun detoks yang dimakan O2 adalah jus buah dan sayur untuk
membersihkan tubuh dari racun bekas hangover. Hangover adalah keadaan tidak
nyaman setelah bangun tidur pagi hari, akibat mabuk atau terlalu banyak konsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
minuman beralkohol. Jawaban O2 mengimplikasikan bahwa ini bukan makanan
burung tapi detoks untuk menghilangkan racun di tubuh, karena setiap akhir pekan
banyak konsumsi alkohol. Perhatikan percakapan (19a) berikut.
(19a) O1 : “Biar apa sih makan makanan burung gini setiap weekend?
Mahal lagi.”
O2 : “Ini bukan makanan burung. Ini detox beb, untuk ngeluarin
racun di tubuh, bekas hangover semalem!”
Percakapan data (19) termasuk dalam jenis implikatur percakapan khusus
karena, makna yang diturunkan dari percakapan dengan mengetahui atau merujuk
konteks percakapan, hubungan antarpembicara, serta kebersamaan pengetahuan
mereka.
Implikatur berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 14 Januari 2018.
(20) O1 : “Lo salah pilih foundie deh kayaknya, muka lo masih
keliatan kaya bulan gitu.”
O2 : “Maksudnya?”
O1 : “Masih geradakan, gak rata.”
+> Warna foundie lo gak sesuai sama warna kulit lo
(14/01/2018)
Percakapan dua perempuan dalam data (20) dimulai dari O1 memberi
informasi bahwa O2 salah memilih foundation sehingga wajah O2 nampak seperti
bulan. O2 kebingungan dengan pernyataan tersebut dan berkata “maksudnya?” dan
di jawab O1 “Masih geradakan, gak rata.” O1 memberitahu tentang foundie yang
dipakai oleh O2 dan memberikan pendapat bahwa wajahnya seperti bulan warnanya
tidak rata. Foundie atau foundation (alas bedak) salah satu jenis make up yang
bertujuan untuk meratakan warna kulit dan menutupi setiap kemerahan atau
perubahan warna kulit. Dilihat dari tuturan O1 hendak menyampaikan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
namun tidak diuangkapkan secara langsung. Maksud yang akan disampaikan O1
melalui tuturan ““Lo salah pilih foundie deh kayaknya, muka lo masih keliatan kaya
bulan gitu.” maka implikaturnya adalah warna foundie lo gak sesuai sama warna
kulit lo. Hal ini diperkuat dengan tuturan tambahan O1 “Masih geradakan, gak
rata.” Perhatikan percakapan (20a) berikut.
(20a) O1 : “Lo salah pilih foundie deh kayaknya, muka lo masih
keliatan kaya bulan gitu.”
O2 : “Maksudnya?”
O1 : “Warna foundie lo gak sesuai sama warna kulit lo. Masih
geradakan, gak rata.”
Implikatur percakapan khusus merupakan maksud yang diturunkan dari
percakapan dengan merujuk atau mengetahui konteks percakapan, hubungan
antarpembicara serta kesamaan pengetahuan. Dengan pengetahuan khusus itulah
maksud atau implikatur dapat diturunkan. Dalam percakapan data (20) konteks O1
dan O2 adalah dua orang perempuan yang berteman. Kesamaan pengetahuan O1
dan O2 mengenai foundation salah satu jenis make up. Dengan demikian
percakapan data (20) termasuk jenis implikatur percakapan khusus.
Contoh lain implikatur percakapan khusus berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 25 Januari 2018.
(21) O1 : “Lo kok sekarang makannya dikit amat sih, diet?”
O2 : “Iya nih budget makan gw sekarang gw alokasiin buat
budget skin care sama make up.”
+> O2 tidak diet.
(25/01/2018)
Percakapan yang di mulai dari pertanyaan O1, mengapa O2 makannya
sedikit, apakah sedang diet. O2 mengatakan bahwa uang anggaran makan dia
sekarang dialokasikan untuk anggaran skin care dan make up. Tuturan O2 “iya nih”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menjawab pertanyaan O1 “lo kok sekarang makannya dikit sih” selanjutnya
pertanyaan “diet” tidak dijawab oleh O2. Namun dari penjelasan tuturan O2 “Iya
nih budget makan gw sekarang gw alokasiin buat budget skin care sama make up.”,
mengimplikasikan bahwa O2 tidak diet. Hal tersebut tampak pada kalimat budget
makan gw sekarang gw alokasiin buat budget skin care sama make up. Istilah
budget atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti anggaran adalah perencanaan
atau perkiraan. Dalam KBBI V (2018), mengalokasikan adalah menentukan
banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan (kegiatan). Skin
care adalah perawatan kulit dengan menggunakan produk-produk tertentu
khususnya untuk wajah. Make up adalah produk kosmetika berwarna yang artinya
bila digunakan pada tubuh atau bagian tertentu akan menghasilkan warna. Jadi O2
makannya sedikit bukan karena diet tetapi biaya makan dialokasikan untuk
membeli skin care dan make up. Sebagai pembuktian perhatikan contoh (21a)
berikut ini.
(21a) O1 : “Lo kok sekarang makannya dikit amat sih, diet?”
O2 : “Iya nih budget makan gw sekarang gw alokasiin buat
budget skin care sama make up. Enggak diet!”
Percakapan data (21) termasuk dalam jenis implikatur percakapan khusus
karena, makna yang diturunkan dari percakapan dengan mengetahui atau merujuk
konteks percakapan, hubungan antarpembicara, serta kebersamaan pengetahuan
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Contoh lain implikatur percakapan khusus berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 01 Februari 2018.
(22) O1 : “Kok lu hari ini ga pake eyeliner?”
O2 : “Laki gue gak bisa bedain mana eyeliner abu-abu sama
bolpen kering, dibuang sama dia!”
+> Iya nih, gue udah gak punya eyeliner.
(01/02/2018)
Percakapan antara dua perempuan O1 dan O2. Orang pertama menanyakan
kenapa O2 hari ini tidak memakai eyeliner. O2 mengatakan bahwa eyeliner dia
dibuang sama pacarnya, karena pacar dia tidak bisa membedakan antara eyeliner
berwarna abu-abu dengan pulpen yang sudah kering. Eyeliner adalah produk
kecantikan yang digunakan untuk membuat garis pada tepi bagian atas mata, untuk
mempercantik tampilan mata sehingga sorot mata menjadi lebih tajam. Percakapan
data (22) mengimplikasikan bahwa tidak memiliki eyeliner. Hal tersebut tampak
pada tuturan O2 Laki gue gak bisa bedain mana eyeliner abu-abu sama bolpen
kering, dibuang sama dia. Sebagai pembanding perhatikan contoh (22a) berikut.
(22a) O1 : “Kok lu hari ini ga pake eyeliner?”
O2 : “Iya nih, gue udah gak punya eyeliner. Laki gue gak bisa
bedain mana eyeliner abu-abu sama bolpen kering, dibuang
sama dia!”
Implikatur percakapan khusus merupakan maksud yang diturunkan dari
percakapan dengan merujuk atau mengetahui konteks percakapan, hubungan
antarpembicara serta kesamaan pengetahuan, dengan pengetahuan khusus itulah
maksud atau implikatur dapat diturunkan. Dalam percakapan data (22) konteks O1
dan O2 adalah dua orang perempuan yang berteman. Kesamaan pengetahuan O1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dan O2 mengenai eyeliner salah satu jenis make up. Dengan demikian percakapan
data (22) termasuk jenis implikatur percakapan khusus.
Contoh lain implikatur percakapan khusus berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 20 Februari 2018.
(23) O1 : “Gw semaleman begadang nontonin tutorial photoshop nih.”
O2 : “Ngapain deh lo?”
O1 : “Karena belajar ngedit jerawat lebih murah daripada beli
skin care.”
+> Supaya gw bisa ngedit foto wajah yang berjerawatan sehingga
tampak lebih cantik.
(20/02/2018)
Percakapan (23) merupakan percakapan antara dua orang perempuan.
Orang pertama mengatakan bahwa dia semalam begadang menonton tutorial
photoshop, lalu O2 bertanya kenapa menonton tutorial photoshop. Pertanyaan
tersebut dijawab O1 dengan mengatakan bahwa belajar ngedit jerawat di wajah
lebih murah daripada membeli skin care untuk menghilangkan jerawat. Photoshop
adalah nama sebuah aplikasi yang dikhususkan untuk pengeditan foto/gambar dan
pembuatan efek. Skin care adalah perawatan kulit dengan menggunakan produk-
produk tertentu khususnya untuk wajah. Dengan menggunakan skincare dapat
mengatasi masalah wajah termasuk jerawat. Tuturan O1 mengimplikasikan supaya
O1 dapat mengedit foto wajah jerawatan agar tampak lebih cantik. Hal tersebut
tampak pada tuturan “karena belajar ngedit jerawat lebih murah..” Perhatikan
contoh (23a) berikut.
(23a) O1 : “Gw semaleman begadang nontonin tutorial photoshop nih.”
O2 : “Ngapain deh lo?”
O1 : :”Supaya gw bisa ngedit foto wajah yang berjerawat
sehingga tampak lebih cantik. Karena belajar ngedit jerawat
lebih murah daripada beli skin care.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Implikatur percakapan khusus merupakan maksud yang diturunkan dari
percakapan dengan merujuk atau mengetahui konteks percakapan, hubungan
antarpembicara serta kesamaan pengetahuan, dengan pengetahuan khusus itulah
maksud atau implikatur dapat diturunkan. Dalam percakapan data (23) konteks O1
dan O2 adalah dua orang perempuan yang berteman, kesamaan pengetahuan O1
dan O2 mengenai skincare. Dengan demikian percakapan data (23) termasuk jenis
implikatur percakapan khusus.
Contoh lain implikatur percakapan khusus berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 27 Februari 2018.
(24) O1 : “Gw tuh sebel kalau diajak ngobrol pas lagi di blow.”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Yang gw denger Cuma whwuwwkwllala!”
+> Karna gw gak denger omongannya.
(27/02/2018)
Pada percakapan (24) orang pertama bercerita mengenai pengalamannya
saat di salon, bahwa dia sebel jika diajak ngobrol saat sedang di blow. Mitra tutur
O2 menanyakan kenapa O1 sebel, lalu O1 menjawab dengan mengatakan bahwa
dia tidak mendengar apa yang dikatakan, yang didengar hanya whwuwwkwllala!”
Blow adalah proses perawatan rambut dengan menggunakan alat berupa hair dryer.
Tujuannya agar rambut lebih bervolume serta kelihatan jauh lebih rapi. Hair driyer
adalah alat yang menghasilkan angin panas untuk mengeringkan rambut basah, hair
dryer juga sering digunakan untuk blow rambut agar tampak lebih bervolume. Saat
digunakan hair dryer mengeluarkan suara yang bising. Tuturan O1 “Yang gw
denger Cuma whwuwwkwllala!” mengimplikasikan bahwa O1 tidak mendengar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya pada saat sedang di blow. Perhatikan
contoh (24a) berikut.
(24a) O1 : “Gw tuh sebel kalau diajak ngobrol pas lagi di blow.”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Karna gw gak denger omongannya. Yang gw denger Cuma
whwuwwkwllala!”
Implikatur percakapan khusus merupakan maksud yang diturunkan dari
percakapan dengan merujuk atau mengetahui konteks percakapan, hubungan
antarpembicara serta kesamaan pengetahuan, dengan pengetahuan khusus itulah
maksud atau implikatur dapat diturunkan. Dalam percakapan data (24) konteks O1
dan O2 adalah dua orang perempuan, kesamaan pengetahuan O1 dan O2 mengenai
perawatan rambut yaitu blow. Dengan demikian percakapan data (24) termasuk
jenis implikatur percakapan khusus.
Contoh lain implikatur percakapan khusus berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 07 Maret 2018.
(25) O1 : “Mas, jerawat saya bisa diilangin kan?”
O2 : “Kalau ngilangin jerawat mah ke Erha, Mas.”
+> Gak bisa.
(07/03/2018)
Konteks percakapan (25) antara laki-laki dan karyawan yang bekerja di
Fujifilm (keterangan ada pada unggahan) nama studio foto. O1 bertanya apakah
jerawat dia bisa dihilangkan, lalu O2 mengatakan jika ingin menghilangkan jerawat
datang ke Erha. Erha adalah salah satu klinik perawatan kulit, seperti mengatasi
masalah jerawat. Tuturan O2 mengimplikasikan bahwa tidak bisa menghilangkan
jerawat. Hal ini nampak pada tuturan “Kalau ngilangin jerawat mah ke Erha,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Mas.” maksudnya adalah jika ingin menghilangkan jerawat ke klinik perawatan
kulit seperti Erha bukan ke studio foto. Perhatikan contoh (25a) berikut.
(25a) O1 : “Mas, jerawat saya bisa diilangin kan?”
O2 : “Gak bisa. Kalau ngilangin jerawat mah ke Erha, Mas.”
Implikatur percakapan khusus merupakan makna yang harus diketahui
karena membutuhkan pengetahuan konteks tertentu. Seringkali percakapan atau
tuturan yang terjadi dalam konteks yang sangat khusus dimana penutur
mengasumsikan informasi yang diketahui secara lokal. Inferensi-inferensi yang
sedemikian dipersyaratkan untuk menentukan maksud yang disampaikan
menghasilkan implikatur percakapan khusus, seperti pada tuturan (25).
Contoh lain implikatur percakapan khusus berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 10 Maret 2018.
(26) O1 : “Ajarin gw makeup bagus ala selebgram dong! Tapi gw
gamau beli makeup macem-macem yah BB cream aja cukup
kan.”
O2 : “Ibarat lo mau masak nasi goreng, bahan lo cuman garem
doang, Neng!”
+> Gak cukup.
(10/03/2018)
Percakapan (26) antara dua perempuan, O1 meminta tolong untuk diajarkan
cara make up bagus seperti selebgram, namun dia tidak mau membeli make up yang
banyak jenisnya, cukup BB cream saja. Mengetahui perkataan tersebut O2
memberikan informasi bahwa ibarat kamu akan memasak nasi goreng, bahan yang
kamu punya hanya garam. Selebgram adalah istilah untuk pengguna instagram yang
terkenal di situs jejaring sosial tersebut. BB cream adalah sebuah produk
kecantikan yang berbentuk krim, kegunaannya hampir sama dengan alas bedak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
(foundation), tapi BB cream bentuknya lebih ringkas dan praktis. Tuturan O2
mengimplikasikan bahwa hanya dengan memakai BB cream saja tidak cukup untuk
dandan seperti selebgram. Perhatikan contoh (26a) berikut.
(26a) O1 : “Ajarin gw makeup bagus ala selebgram dong! Tapi gw
gamau beli makeup macem-macem yah BB cream aja cukup
kan.”
O2 : “Gak cukup. Ibarat lo mau masak nasi goreng, bahan lo
cuman garem doang, Neng!”
Implikatur percakapan khusus merupakan makna yang harus diketahui
karena membutuhkan pengetahuan konteks tertentu. Seringkali percakapan atau
tuturan yang terjadi dalam konteks yang sangat khusus di mana penutur
mengasumsikan informasi yang diketahui secara lokal. Inferensi-inferensi yang
sedemikian dipersyaratkan untuk menentukan maksud yang disampaikan
menghasilkan implikatur percakapan khusus, seperti pada tuturan (26).
Contoh lain implikatur percakapan khusus berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 15 Maret 2018.
(27) O1 : “Lo ngapain sih daritadi nontonin beauty vlog seharian?”
O2 : “Ini namanya strategi, Sist. Gw gamau kalah ON sama
influencer-influencer lain kalau datang ke acara!”
+> Lagi cari inspirasi make up.
(15/03/2018)
Orang pertama percakapan (27) bertanya kenapa seharian O2 menonton
beauty vlog. O2 mengatakan bahwa ini adalah strategi, supaya dia tidak kalah cantik
dengan influencer lain saat datang ke acara. Beauty vlog adalah sebutan untuk orang
yang membuat konten kecantikan berupa video dan biasanya diunggah ke Youtube.
Influencer adalah orang-orang yang punya followers atau audience yang cukup
banyak di sosial media dan mereka punya pengaruh yang kuat terhadap followers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mereka. Dalam percakapan tersebut O1 bertanya kepada O2 kenapa seharian
menonton beauty vlog. Informasi yang diberikan O2 tidak menjawab secara
langsung pertanyaan O1. Namun jika dilihat tuturan O2 mengimplikasikan bahwa
menonton beauty vlog seharian untuk mencari inspirasi make up agar tidak kalah
ON atau tidak kalah cantik dengan influencer lain saat datang ke sebuah acara.
Perhatikan contoh (27a) berikut.
(27a) O1 : “Lo ngapain sih daritadi nontonin beauty vlog seharian?”
O2 : “Lagi cari inspirasi make up. Ini namanya strategi, Sist. Gw
gamau kalah ON sama influencer-influencer lain kalau
datang ke acara!”
Implikatur percakapan khusus merupakan maksud yang diturunkan dari
percakapan dengan merujuk atau mengetahui konteks percakapan, hubungan
antarpembicara serta kesamaan pengetahuan, dengan pengetahuan khusus itulah
maksud atau implikatur dapat diturunkan. Dalam percakapan (27) konteks O1 dan
O2 adalah dua orang perempuan, kesamaan pengetahuan O1 dan O2 seputar dunia
kecantikan. Dengan demikian percakapan data (27) termasuk jenis implikatur
percakapan khusus.
Contoh lain implikatur percakapan khusus berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 06 April 2018.
(28) O1 : “Lo abis beli sleeping mask?”
O2 : “Iya, emang kenapa?”
O1 : “Emang lo pernah tidur, bukannya begadang terus?”
+> Terus lo kapan pakai sleeping mask nya?
(06/04/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada data (28) terdapat keterangan tambahan (late night nugas akhir) yang
artinya konteks percakapan tersebut, pada saat larut malam ketika sedang
mengerjakan tugas akhir. Orang pertama bertanya apakah O2 membeli sleeping
mask, lalu di jawab O2 iya, memangnya kenapa. O1 pun mengatakan bahwa O2
sering begadang dan jarang tidur. Sleeping mask adalah salah satu jenis masker
wajah yang digunakan sebelum pergi tidur di malam hari dan dibilas pada pagi
harinya. Tuturan O1 “Emang lo pernah tidur, bukannya begadang terus?”
mengimplikasikan bahwa kapan menggunakan sleeping mask nya? Sedangkan O2
diceritakan tidak pernah tidur dan selalu begadang. Perhatikan contoh (28a) berikut.
(28a) O1 : “Lo abis beli sleeping mask?”
O2 : “Iya, emang kenapa?”
O1 : “Terus lo kapan pakai sleeping mask nya? Emang lo pernah
tidur, bukannya begadang terus?”
Implikatur percakapan khusus merupakan maksud yang diturunkan dari
percakapan dengan merujuk atau mengetahui konteks percakapan, hubungan
antarpembicara serta kesamaan pengetahuan, dengan pengetahuan khusus itulah
maksud atau implikatur dapat diturunkan. Dalam percakapan (28) konteks O1 dan
O2 adalah dua orang perempuan, kekerabatan mereka dan kesamaan pengetahuan
O1 dan O2 seputar dunia kecantikan. Dengan demikian percakapan data (28)
termasuk jenis implikatur percakapan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2.2.2 Implikatur Percakapan Umum
Pada bagian ini dibahas jenis implikatur percakapan umum yang terdapat
dalam tuturan meme tulisan akun instagram Overheardbeauty. Implikatur berikut
ini berdasarkan unggahan di akun instagram @overheardbeauty pada 04 Januari
2018.
(29) O1 : “Lo udah ketemu sama pacarnya belum?”
O2 : “Udah, alisnya bagus.”
+> O1 menanyakan pacarnya cantik gak?
(04/012018)
Dialog data (29) percakapan antara perempuan O1 menanyakan mengenai
apakah O2 sudah bertemu pacar seseorang. O2 mengatakan bahwa dia sudah
bertemu dan pacar seseorang itu alisnya bagus. Dalam dialog (29) dapat dipahami
tanpa melihat konteks percakapan. Tuturan O1 sebagai akibat adanya tuturan
kedua. Perhatikan percakapan (29a) berikut.
(29a) O1 : “Lo udah ketemu sama pacarnya belum? Pacarnya cantik gak?”
O2 : “Udah, alisnya bagus.
Implikatur yang kehadirannya di dalam percakapan tidak memerlukan
konteks khusus disebut implikatur percakapan umum. Apabila pengetahuan khusus
tidak dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan,
hal ini disebut implikatur percakapan umum. Contoh dialog (29) memperlihatkan
hal tersebut, maka termasuk jenis implikatur percakapan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Contoh implikatur berikut ini berdasarka n unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 10 Januari 2018.
(30) O1 : “Lipstick lo warna tanggal merah ya?”
O2 : “Maksudnya gimana tuh?”
O1 : “Kagak masuk.”
+> Warna lipstik lo gak cocok di bibir.
(10/01/2018)
Pada percakapan data (30) pertanyaan diberikan oleh O1 mengenai lipstik
yang digunakan O2 apakah warna lipstick O2 tanggal merah. Karena O2 tidak
mengetahui maksud pertanyaan tersebut, kemudian O1 mengatakan bahwa warna
lipstik O2 tidak masuk. Dari percakapan tersebut O1 tidak mengutarakan maksud
sebenarnya yang ingin disampaikan. O1 mengibaratkan warna lipstik dengan warna
tanggal merah. Tanggal merah dalam pengertian umum adalah libur atau tidak
masuk (sekolah/kerja), seperti yang di tuturkan O1 pada dialog selanjutnya “kagak
masuk”. Jadi tuturan “Lipstick lo warna tanggal merah ya?” mengimplikasikan
bahwa warna lipstik yang tidak cocok dengan bibir. Perhatikan contoh (30a)
berikut.
(30a) O1 : “Lipstick lo warna tanggal merah ya?”
O2 : “Maksudnya gimana tuh?”
O1 : “Warna lipstik lo gak cocok sama bibir. Kagak masuk.”
Implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di
dalam percakapan tidak memerlukan konteks khusus. Percakapan data (30) tidak
memerlukan konteks khusus, maka termasuk dalam jenis implikatur percakapan
umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Contoh implikatur percakapan umum berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 29 Januari 2018.
(31) O1 : “Lo mending cowo ganteng atau cowo kaya?”
O2 : “Gw balik tanya deh, emang ganteng bisa beliin semua make
up, brush, dan skin care yang harganya bisa DP motor?”
+> Mending cowo kaya lah.
(29/01/2018)
Terjadi percakapan antara O1 dan O2 yang di mulai dengan pertanyaan
orang pertama mengenai sebuah pilihan laki-laki ganteng atau laki-laki yang kaya.
Namun O2 balik bertanya memangnya laki-laki ganteng bisa membelikan semua
peralatan make up dan skin care yang harganya bisa untuk DP motor. Tuturan O2
mengimplikasikan bahwa O2 lebih memilih laki-laki yang kaya, karena laki-laki
ganteng tidak bisa membelikan barang yang harganya mahal. Hal tersebut tampak
pada kalimat emang ganteng bisa beliin semua make up, brush, dan skin care yang
harganya bisa DP motor. Perhatikan contoh percakapan (31a) berikut.
(31a) O1 : “Lo mending cowo ganteng atau cowo kaya?”
O2 : “Mending cowo ganteng lah. Gw balik tanya deh, emang
ganteng bisa beliin semua make up, brush, dan skin care
yang harganya bisa DP motor?”
Implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di
dalam percakapan tidak memerlukan konteks khusus. Apabila pengetahuan khusus
tidak dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan,
hal ini disebut implikatur percakapan umum. Contoh (31) memperlihatkan hal
tersebut. Tuturan pertama sebagai akibat adanya tuturan kedua merupakan jenis
implikatur percakapan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Contoh implikatur percakapan umum berdasarkan unggahan akun
instagram @overheardbeauty pada 30 Januari 2018.
(32) O1 : “Duh, udah musim kering.”
O2 : “Lah hari ini kan ujan?”
O1 : “Dompet sama mascara gw yang kering.”
+> Gw gak punya uang dan mascara gw habis.
(30/01/2018)
Orang pertama pada percakapan (32) berkata bahwa sudah musim kering,
lalu O2 mengatakan bukannya hari ini turun hujan. Lalu O1 memberikan informasi
mengenai dompet dan mascara dia yang kering. Tuturan O1 “Dompet sama
mascara gw yang kering.” mengimplikasikan bahwa O1 tidak punya uang dan
maskaranya habis. Maskara adalah kosmetik yang digunakan untuk memperindah
mata, berbentuk cair. Maksudnya dompet dan maskara yang kering adalah kosong
atau telah habis. Perhatikan contoh percakapan (32a) berikut.
(32a) O1 : “Duh, udah musim kering.”
O2 : “Lah hari ini kan ujan?”
O1 : “Dompet sama mascara gw yang kering. Gw gak punya uang
maskara gw juga habis.”
Implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di
dalam percakapan tidak memerlukan konteks khusus. Apabila pengetahuan khusus
tidak dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan,
hal ini disebut implikatur percakapan umum. Contoh (32) memperlihatkan hal
tersebut. Tuturan pertama sebagai akibat adanya tuturan kedua merupakan jenis
implikatur percakapan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Contoh lain implikatur percakapan umum berdasarkan unggahan akun
instagram @overheardbeauty pada 07 Februari 2018
(33) O1 : “Bete deh, jerawat gw balik-balik mulu kaya mantan.”
O2 : “Susah move-on ye.”
+> Susah hilang.
(07/02/2018)
Percakapan (33) antara O1 yang memberikan informasi mengenai jerawat
di wajahnya yang seperti mantan, lalu O2 berkata susah move-on. Tuturan O1
mengimplikasikan bahwa jerawatnya susah hilang dari wajah yang diibaratkan
seperti mantan susah hilang dari hati. Kata ‘mantan’ dalam tuturan tersebut dalam
konteks mantan kekasih (orang yang pernah ada di hati), hal tersebut kemudian
diperjelas dari tuturan O2 “Susah move-on ye.”, yang artinya susah melupakan
mantan kekasih tersebut. Perhatikan contoh percakapan (33a) berikut.
(33a) O1 : “Bete deh, jerawat gw balik-balik mulu kaya mantan. Susah
hilang.”
O2 : “Susah move-on ye.”
Implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di
dalam percakapan tidak memerlukan konteks khusus. Jika pengetahuan khusus
tidak dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan,
hal ini disebut implikatur percakapan umum. Dengan demikian percakapan (33)
termasuk dalam implikatur percakapan umum, karena dapat dipahami tanpa melihat
konteks percakapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Contoh lain implikatur percakapan umum berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 25 Februari 2018.
(34) O1 : “Gila sekarang pensil alis Viva mahal bener di Indomart, 32
ribu.”
O2 : “Yang murah pensil 2B.”
+> Produk make up gak ada yang murah.
(25/02/2018)
Orang pertama memberikan informasi kepada O2 bahwa sekarang pensil
alis Viva di Indomart harganya 32 ribu. O2 mengatakan bahwa yang murah pensil
2B. Pensil alis adalah produk make up yang biasa digunakan untuk menata dan
memberi warna pada alis, bentuknya seperti pensil pada umumnya. Tuturan O2
“Yang murah pensil 2B.” mengimplikasikan bahwa produk make up tidak ada yang
murah. Perhatikan contoh (34a) berikut.
(34a) O1 : “Gila sekarang pensil alis Viva mahal bener di Indomart, 32
ribu.”
O2 : “Produk make up gak ada yang murah, yang murah pensil
2B.”
Implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di
dalam percakapan tidak memerlukan konteks khusus. Apabila pengetahuan khusus
tidak dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan,
hal ini disebut implikatur percakapan umum. Contoh (34) memperlihatkan hal
tersebut. Tuturan pertama sebagai akibat adanya tuturan kedua merupakan jenis
implikatur percakapan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Contoh lain implikatur percakapan umum berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 22 Maret 2018.
(35) O1 : “Dek! Ini parfum kamu mama udah semprot banyak tapi kok
ga kecium baunya ya?”
O2 : “Itu thermal water buat semprot muka maah.”
+> Itu bukan parfum.
(22/03/2018)
Percakapan (35) antara O1 seorang ibu dan O2 anaknya. O1 bertanya
mengapa parfum anaknya sudah disemprot banyak namun baunya tidak tercium.
O2 mengatakan bahwa yang disemprot mamanya adalah thermal water yang
digunakan untuk semprot wajah. Thermal water adalah produk perawatan kulit
yang berguna untuk menyegarkan wajah, bentuknya spray seperti bentuk parfum.
Tuturan O2 mengimplikasikan bahwa itu bukan parfum. Hal tersebut terlihat jelas
dari tuturan “Itu thermal water buat semprot muka maah.” Perhatikan contoh (35a)
berikut.
(35a) O1 : “Dek! Ini parfum kamu mama udah semprot banyak tapi kok
ga kecium baunya ya?”
O2 : “Itu bukan parfum, itu thermal water buat semprot muka
maah.”
Implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di
dalam percakapan tidak memerlukan konteks khusus. Apabila pengetahuan khusus
tidak dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan,
hal ini disebut implikatur percakapan umum. Contoh (35) memperlihatkan hal
tersebut. Tuturan pertama sebagai akibat adanya tuturan kedua merupakan jenis
implikatur percakapan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Contoh lain implikatur percakapan umum berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 05 April 2018.
(36) O1 : “Gw bener-bener ga akan resign dari kantor ini.”
O2 : “Why?”
O1 : “Kaca kantor ini bikin gw keliatan kurus!”
+> Karna gw suka kaca di kantor ini. Gw yang gemuk ini keliatan
kurus di kaca kantor.
(05/04/2018)
Percakapan antara dua orang perempuan yang sedang berada di kantor.
Orang pertama mengatakan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri dari kantor,
lalu O2 menanyakan kenapa seperti itu. Kemudian O1 mengatakan bahwa kaca di
kantor ini membuat dia kelihatan kurus. Implikatur percakapan data (36) dapat
dilihat melalui tuturan O1 “Kaca kantor ini bikin gw keliatan kurus!” implikasinya
kaca di kantor ini bagus karena membuat O1 yang gemuk terlihat kurus saat berdiri
didepan kaca tersebut. Secara tidak langsung O1 menyukai kaca di kantornya.
Melalui pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data (36) merupakan
implikatur percakapan umum. Perhatikan contoh (36a) berikut.
(36a) O1 : “Gw bener-bener ga akan resign dari kantor ini.”
O2 : “Why?”
O1 : “Karna gw yang gemuk ini keliatan kurus di kaca. Gw suka
kaca di kantor ini, kaca kantor ini bikin gw keliatan kurus!”
Implikatur percakapan umum merupakan implikatur yang tidak
memperhitungkan makna tambahan. Dengan kata lain, orang yang berperan pada
proses tuturan mengasumsikan makna percakapan hanya dengan mengamati
struktur kata yang dipakai. Dengan demikian, data (36) merupakan jenis implikatur
percakapan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Contoh lain implikatur percakapan umum berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 06 Mei 2018.
(37) O1 : “Iya tau deeeh…blush on baru, sampe dipake semuka gitu.”
O2 : “INI GW NAHAN PEDES, NJIR!”
+> Ini bukan blush on.
(06/05/2018)
Percakapan data (37) berawal dari O1 mengira bahwa O2 menggunakan
blush on satu muka penuh karena blush on O2 baru. Kemudian O2 memberikan
informasi bahwa dia sedang menahan rasa pedas. Blush on atau perona pipi adalah
produk kosmetik yang memiliki fungsi untuk mencerahkan wajah dan
mempertajam warna merah pada pipi. Tuturan O2 tersebut mengimplikasikan
bahwa merah merona pada wajahnya bukan karena menggunakan blush on namun
karena kepedesan. Melalui pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data (37)
merupakan implikatur percakapan umum. Perhatikan contoh (37a) berikut.
(37a) O1 : “Iya tau deeeh…blush on baru, sampe dipake semuka gitu.”
O2 : “Ini bukan blush on.”
“INI GW NAHAN PEDES, NJIR!”
Implikatur percakapan umum merupakan implikatur yang tidak
memperhitungkan makna tambahan. Dengan kata lain, orang yang berperan pada
proses tuturan mengasumsikan makna percakapan hanya dengan mengamati
struktur kata yang dipakai. Dengan demikian, data (37) merupakan jenis implikatur
percakapan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Contoh lain implikatur percakapan umum berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 13 Mei 2018.
(38) O1 : “Abis olah raga ya lo?”
O2 : “Kagak, kurusan ye?”
O1 : “Alis lo kaya stang sepeda!”
+> Enggak kurusan, alis lo jelek.
(13/05/2018)
Percakapan data (38) orang pertama bertanya apakah O1 habis melakukan
olah raga. O2 menjawab tidak lalu bertanya apakah kurusan? O1 memberikan
sumbangan informasi bahwa alis O2 seperti stang sepeda. O1 ingin memberi tahu
bahwa alis O2 seperti stang sepeda yang artinya alis kanan dan kiri menyambung,
sehingga menjadi panjang. Namun O1 memberi tahu hal tersebut dengan cara
bertanya “Abis olah raga ya lo?” mitra tutur pun menjawab tidak dan memberikan
sumbangan informasi kurusan ya? Lalu O1 menjawab “Alis lo kaya stang sepeda!”
tuturan tersebut mengimplikasikan O2 tidak kurusan, namun alisnya jelek seperti
stang sepeda yang panjang, Perhatikan contoh (38a) berikut.
(38a) O1 : “Abis olah raga ya lo?”
O2 : “Kagak, kurusan ye?”
O1 : “Enggak kurusan, alis lo jelek. Alis lo kaya stang sepeda!”
Implikatur percakapan umum adalah implikatur yang kehadirannya di
dalam percakapan tidak memerlukan konteks khusus. Setiap tuturan yang termasuk
ke dalam implikatur percakapan umum tidak dipersyaratkan untuk menghitung
makna tambahan yang disampaikan, seperti pada data (38) termasuk dalam
implikatur percakapan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2.2.3 Implikatur Percakapan Berskala
Dalam bagian ini diuraikan jenis implikatur berskala yang terdapat dalam
tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty. Implikatur berikut ini
berdasarkan unggahan di akun instagram @overheardbeauty pada 06 Februari
2018.
(39) “Sekarang semua cewe jadi MUA, semua cowo jadi DJ.”
+> Tidak ada cewe yang menjadi selain MUA dan tidak ada cowo
yang menjadi selain DJ
(06/02/2018)
Profesi yang identik dengan perempuan Make Up Artist atau singkatannya
MUA adalah orang yang bisa membantu untuk mempercantik tampilan wajah
dengan make up. Disjoki disingkat DJ adalah seseorang yang terampil memilih dan
memainkan suara atau musik yang telah direkam sebelumnya, profesi DJ biasanya
identik dilakukan oleh laki-laki. Dengan memilih kata ‘semua’ dalam tuturan (39),
penutur menciptakan suatu implikatur tidak ada atau tidak satupun. Inilah salah satu
implikatur tuturan berskala. Perhatikan contoh (39a) berikut.
(39a) “Sekarang tidak ada cewe jadi selain jadi MUA, tidak ada cowo jadi
selain jadi DJ.”
Implikatur percakapan berskala adalah bahwa informasi tertentu
disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan suatu nilai dari suatu
skala nilai. Hal ini secara khusus tampak jelas dalam istilah-istilah untuk
mengungkapkan kuantitas. Kuantitas yang dimaksudkan, misalnya dalam
penggunaan istilah semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit, atau selalu,
sering, kadang-kadang, seperti pada tuturan (39) termasuk dalam jenis implikatur
berskala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Contoh implikatur percakapan berskala berdasarkan unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 02 Desember 2018.
(40) “Semua temen gw sibuk urusin tunangan, nikah, atau punya anak.
Apa cuman gw yang masih sibuk ngilangin jerawat sama rapihin
alis?”
+> Tidak ada teman gw yang tidak sibuk urusin tunangan, nikah,
atau punya anak.
(02/12/2018)
Dengan memilih kata semua dalam tuturan (40) “Semua temen gw sibuk
urusin tunangan, nikah, atau punya anak. Apa cuman gw yang masih sibuk
ngilangin jerawat sama rapihin alis?” penutur menciptakan suatu implikatur (+>
tidak ada). Inilah salah satu implikatur tuturan berskala. Perhatikan contoh (40a)
berikut.
(40a) “Tidak satupun temen gw yang tidak sibuk urusin tunangan, nikah,
atau punya anak. Apa cuman gw yang masih sibuk ngilangin jerawat
sama rapihin alis?”
Informasi berskala tentu selalu ditentukan dengan memilih sebuah kata yang
menyatakan suatu nilai dari suatu skala nilai. Ini secara khusus tampak jelas dalam
istilah-istilah untuk mengungkapkan kuantitas, seperti yang ditunjukkan dalam
skala semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit, selalu, sering, kadang-
kadang. Di mana istilah-istilah itu didaftar dari skala nilai tertinggi ke nilai
terendah. Ketika sedang bertutur penutur memilih kata dari skala itu yang paling
informatif dan benar (kualitas dan kuantitas) seperti pada tuturan (40) termasuk
dalam jenis implikatur berskala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2.3 Implikatur Konvensional
Pada bagian ini dibicarakan jenis implikatur percakapan konvensional yang
terdapat dalam tuturan meme tulisan akun instagram Overheardbeauty. Implikatur
berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram @overheardbeauty pada 07
Januari 2018.
(41) “Kalau mau ngajak jalan tuh jangan mendadak, gue belum
maskeran, belum ngempesin jerawat, minimal 3 hari sebelumnya
udah bilang!”
+> Aku butuh persiapan yang lama untuk jalan-jalan.
(07/01/2018)
Pada data (41) terdapat tuturan seorang perempuan jika ingin mengajak
jalan, jangan mendadak karena belum maskeran, belum menghilangkan jerawat,
minimal 3 hari sebelumnya sudah memberi kabar. Kalimat tersebut menyatakan
bahwa secara konvensional ‘jangan mendadak’ dan ‘3 hari sebelumnya’ memiliki
suatu hubungan. Pernyataan di atas penutur menghasilkan suatu implikatur bahwa
dia “butuh persiapan yang lama untuk jalan-jalan.” Perhatikan contoh (41a) berikut.
(41a) “Kalau mau ngajak jalan tuh jangan mendadak, gue belum
maskeran, belum ngempesin jerawat, minimal 3 hari sebelumnya
udah bilang! Gue butuh persiapan yang lama untuk jalan-jalan.”
Implikatur konvensional merupakan makna yang dipahami atau diharapkan
pada bentuk-bentuk bahasa tertentu tetapi tidak terungkap. Artinya bahwa
implikatur konvensional adalah makna harfiah seperti yang dinyatakan oleh elemen
kalimat secara formal struktural. Dengan demikian contoh tuturan (41) termasuk
dalam jenis implikatur konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Implikatur berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 12 Februari 2018.
(42) “Gw tau akhirnya kenapa gw jerawatan, Cuk. Gw belom ganti
sarung bantal dua bulan.”
+> Jika sudah lama tidak mengganti sarung bantal akibatnya sarung
bantal akan kotor.
(12/02/2018)
Pada data (42) terdapat kalimat yang menyatakan penyebab wajah penutur
menjadi banyak jerawat karena belum mengganti sarung bantal selama dua bulan.
Implikatur tuturan tersebut adalah bahwa sarung bantalnya kotor merupakan
konsekuensi karena sarung bantalnya lama tidak dibersihkan. Jika sarung bantalnya
dibersihkan, tentu tuturan (42) tidak berimplikasi bahwa sarung bantalnya kotor.
Perhatikan contoh (42a) berikut.
(42a) “Gw tau akhirnya kenapa gw jerawatan, Cuk. Gw belom ganti
sarung bantal dua bulan. Sarung bantal gw kotor.”
Implikatur konvensional merupakan makna yang dipahami atau diharapkan
pada bentuk-bentuk bahasa tertentu tetapi tidak terungkap. Artinya bahwa
implikatur konvensional adalah makna harafiah seperti yang dinyatakan oleh
elemen kalimat secara formal struktural. Dengan demikian contoh tuturan (42)
termasuk dalam jenis implikatur konvensional.
Implikatur berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 16 Mei 2018.
(43) “Sekarang gw kalau ke tempat ibadah sukanya sore, abis kalau siang
takut spf nya gak cukup.”
+> Pada siang hari lebih panas daripada sore hari.
(16/05/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pada data (43) menyatakan bahwa penutur lebih suka datang ke tempat
ibadah sore hari, jika siang hari takut SPF yang digunakan tidak cukup. SPF
merupakan singkatan dari Sun Protector Factor. Biasanya SPF ditemukan dalam
produk-produk pelindung kulit dari sinar matahari. SPF bisa dikatakan sebagai
ukuran seberapa baik produk dapat melindungi wajah dari sinar matahari.
Implikatur tuturan (43) adalah bahwa pada siang hari cuacanya sangat panas
sehingga membuat penutur takut jika SPF nya tidak cukup melindungi kulit.
Perhatikan contoh (43a) berikut.
(43a) “Sekarang gw kalau ke tempat ibadah sukanya sore, abis kalau siang
takut spf nya gak cukup. Siang hari kan panas banget.”
Implikatur konvensional yaitu implikatur yang ditentukan oleh arti
konvensional kata-kata yang dipakai. Maksudnya adalah pengertian yang bersifat
umum, semua orang umumnya sudah mengetahui tentang maksud atau pengertian
sesuatu hal tertentu. Dengan demikian data (43) termasuk dalam jenis implikatur
konvensional.
Implikatur berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada tanggal 25 Mei 2018.
(44) “Asli, masalah gw sama jerawat tuh rasanya kaya makan soto pake
tangan, Engga kelar-kelar.”
+> Jerawat tak kunjung hilang atau sembuh.
(25/05/2018)
Pada data (44) penutur mengatakan bahwa masalahnya dengan jerawat tidak
kunjung selesai, sama seperti makan soto tanpa menggunakan sendok atau langsung
pakai tangan. Dalam KBBI V (2018), soto adalah masakan yang kuahnya dimasak
tersendiri dan rangkaian isinya antara lain daging, kentang, bawang goreng yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dimasukkan kemudian, pada waktu yang akan dihidangkan. Hal yang umum
diketahui jika makan soto tidak menggunakan sedok akan selesai lebih lama, karena
soto penuh dengan kuah susah untuk dimakan. Sama halnya dengan yang dialami
oleh penutur bahwa masalahnya dengan jerawat tidak selesai-selesai. Implikatur
data (44) adalah jerawat susah hilang. Perhatikan contoh (44a) berikut.
(44a) “Asli, masalah gw sama jerawat tuh rasanya kaya makan soto pake
tangan, Engga kelar-kelar. Jerawat gw gak hilang-hilang”
Implikatur konvensional yaitu implikatur yang ditentukan oleh arti
konvensional kata-kata yang dipakai. Maksudnya adalah pengertian yang bersifat
umum, semua orang umumnya sudah mengetahui tentang maksud atau pengertian
sesuatu hal tertentu. Dengan demikian data (44) termasuk dalam jenis implikatur
konvensional.
Implikatur berikut ini berdasarkan unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada tanggal 26 Mei 2018.
(45) “Jangan nakal-nakal jadi cewe, inget quota dosa kita udah
dicadangkan buat cukur alis.”
+> Cukur alis dosa.
(26/05/2018)
Data (45) penutur mengatakan bahwa jangan nakal-nakal jadi perempuan,
ingat bahwa kuota dosa perempuan sudah dicadangkan untuk mencukur alis.
Implikatur tuturan tersebut adalah bahwa mencukur alis itu dosa merupakan
konsekuensi dari tuturan “inget quota dosa kita udah dicadangkan buat cukur alis.”
Kuota dosa tidak akan dicadangkan untuk mencukur alis jika tidak melakukan
perbuatan dosa seperti mencukur alis. Perhatikan contoh (a) berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
(45a) “Jangan nakal-nakal jadi cewe, inget kuota dosa kita udah
dicadangkan buat cukur alis. Cukur alis kan dosa.”
Implikatur konvensional merupakan makna yang dipahami atau diharapkan
pada bentuk-bentuk bahasa tertentu tetapi tidak terungkap. Artinya bahwa
implikatur konvensional adalah makna harfiah seperti yang dinyatakan oleh elemen
kalimat secara formal struktural. Dengan demikian contoh tuturan (45) termasuk
dalam jenis implikatur konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB III
KETIDAKPATUHAN TUTURAN TERHADAP PRINSIP KERJA SAMA
PADA MEME TULISAN AKUN INSTAGRAM @overheardbeauty
3.1 Pengantar
Pada bab ini dibahas hasil penelitian berupa ketidakpatuhan tuturan
terhadap prinsip kerja sama yang bersifat kontekstual atau semu pada meme tulisan
akun instagram @overheardbeauty. Berikut ini adalah pembahasan dari masing-
masing ketidakpatuhan prinsip kerja sama dalam tuturan meme tulisan pada akun
instagram @overheardbeauty.
3.2 Ketidakpatuhan Tuturan terhadap Maksim Kuantitas
Dalam meme tulisan @overheardbeauty banyak ditemukan ketidakpatuhan
terhadap prinsip kerja sama. Contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap
maksim kuantitas berupa infromasi berlebihan yang terdapat dalam unggahan di
akun instagram @overheardbeauty pada 04 Januari 2018 berikut ini.
(46) O1 : “Lo udah ketemu sama pacarnya belum?”
O2 : “Udah, alisnya bagus.”
(04/01/2018)
Percakapan antara dua orang perempuan pada data (46). Diawali dengan O1
bertanya apakah kamu sudah bertemu dengan pacarnya belum? Kemudian dijawab
O2 sudah, alis pacarnya bagus. Berdasarkan konteks tersebut, O1 yang menanyakan
mengenai pacar seseorang, apakah sudah bertemu dan dijawab sudah, alisnya
bagus. Jawaban yang diberikan O2 melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
oleh O1. Hal tersebut nampak pada tuturan O2, “udah, alisnya bagus.” Tuturan
tersebut menunjukkan bahwa O2 tidak memberikan kontribusi yang secukupnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan O2 dalam tuturan (46) tidak mematuhi
maksim kuantitas. Sebagai pembanding perhatikan tuturan (a) berikut.
(46a) O1 : “Lo udah ketemu sama pacarnya belum?”
O2 : “Udah.”
Pada maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Berdasarkan
pengertian tersebut, data (46) tidak melaksanakan prinsip kerja sama dan tidak
mematuhi maksim kuantitas.
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi berlebih yang terdapat dalam unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 25 Januari 2018.
(47) O1 : “Lo kok sekarang makannya dikit amat sih, diet?”
O2 : “Iya nih budget makan gw sekarang gw alokasiin buat
budget skin care sama make up.”
(25/01/2018)
Percakapan yang dimulai dari pertanyaan O1 kenapa kamu makannya
sedikit banget, apakah kamu sedang diet? Sementara itu O2 menjawab dengan
tuturan “Iya nih budget makan gw sekarang gw alokasiin buat budget skin care
sama make up.” Jawaban iya nih dari O2 menjawab pertanyaan O1 kenapa kamu
makannya sedikit banget? Selanjutnya pertanyaan apakah kamu diet? Tidak
dijawab oleh O2. Justru O2 menjawab dengan tuturan “Iya nih budget makan gw
sekarang gw alokasiin buat budget skin care sama make up.”, yang sebenarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
melebihi informasi yang dibutuhkan O1. Sebagai pembanding perhatikan tuturan
(47a) berikut.
(47a) O1 : “Lo kok sekarang makannya dikit amat sih, diet?”
O2 : “Enggak diet!”
Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta percakapan memberikan
kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan tuturnya.
Dalam memberikan informasi yang wajar, jangan terlalu sedikit jangan pula terlalu
berlebihan, dan memberikan kontribusi yang dibutuhkan. Jadi, peserta tutur
diharapkan jangan berlebihan dalam memberikan informasi. Dengan demikian data
(47) tidak mematuhi maksim kuantitas.
Contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas berupa
informasi berlebihan dalam unggahan akun instagram @overheardbeauty pada 07
Januari 2018.
(48) “Kalau mau ngajak jalan tuh jangan mendadak, gue belum
maskeran, belum ngempesin jerawat, minimal 3 hari sebelumnya
udah bilang!”
(07/01/2018)
Tuturan pada data (48) tersebut mengutarakan bahwa bagi perempuan,
untuk pergi jalan-jalan butuh persiapan yang lama. Namun hal tersebut disampaikan
secara berlebihan dengan tuturan “….gue belum maskeran, belum ngempesin
jerawat…” Tuturan tersebut menunjukkan bahwa penutur tidak memberikan
informasi secara jelas mengenai dirinya. Informasi yang berlebihan tidak mematuhi
maksim kuantitas. Sebagai pembanding perhatikan tuturan (48a) berikut.
(48a) “Kalau mau ngajak jalan tuh jangan mendadak, karna gw butuh
persiapan yang lama”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pada maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka data (48) tidak melaksanakan prinsip kerja sama dan
tidak mematuhi maksim kuantitas.
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi berlebih yang terdapat dalam unggahan akun instagram
@overheardbeauty pada 23 Maret 2018.
(49) O1 : “Dek! Ini parfum kamu mama udah semprot banyak tapi kok
gak kecium baunya ya?”
O2 : “Itu thermal water buat semprot muka maah.”
(22/03/2018)
Percakapan (49) antara seorang ibu O1 dan anaknya O2. Ibu bertanya,
mengapa parfum anaknya sudah di semprot banyak namun tidak tercium baunya.
Anaknya menjawab bahwa itu thermal water yang digunakan untuk menyemprot
muka. Thermal water adalah produk perawatan kulit yang berguna untuk
menyegarkan wajah, bentuknya spray seperti bentuk parfum. O2 memberikan
sumbangan informasi melebihi dari yang dibutuhkan. Sebagai pembanding
perhatikan contoh (49a) berikut.
(49a) O1 : “Dek! Ini parfum kamu mama udah semprot banyak tapi kok
ga kecium baunya ya?”
O2 : “Itu bukan parfum mah.”
Maksim kuantitas menuntut setiap partisipan tutur memberikan sumbangan
yang memadai dan sebanyak yang dibutuhkan. Namun percakapan data (49)
seorang penutur justru memberikan sumbangan yang kurang memadai dari apa
yang dibutuhkan. Dengan demikian contoh (49) tidak mematuhi maksim kuantitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas berupa
informasi kurang informatif yang terdapat dalam unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 14 Januari 2018.
(50) O1 : “Lo salah pilih foundie deh kayaknya, muka lo masih
keliatan kaya bulan gitu.”
O2 : “Maksudnya?”
O1 : “Masih geradakan, gak rata.”
(14/01/2018)
Orang pertama memberitahu O2 mengenai wajahnya bahwa O1 sepertinya
salah memilih foundation sehingga wajahnya kelihatan seperti bulan. Mengetahui
informasi tersebut O1 bertanya, maksudnya apa? O1 memberikan jawaban bahwa
masih geradakan, tidak rata. Foundie atau foundation (alas bedak) salah satu jenis
make up yang bertujuan untuk meratakan warna kulit dan menutupi setiap
kemerahan atau perubahan warna kulit. Pada percakapan data (50) informasi yang
diberikan O1 melebihi informasi yang sebenarnya dibutuhkan O2. Hal tersebut
tidak mematuhi maksim kuantitas. Sebagai pembanding perhatikan tuturan (50a)
berikut.
(50a) O1 : “Lo salah pilih foundie deh kayaknya, muka lo masih
keliatan kaya bulan gitu.”
O2 : “Maksudnya?”
O1 : “Warna foundie lo gak sesuai sama warna kulit lo.”
Pada maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka data (50) tidak melaksanakan prinsip kerja sama dan
tidak mematuhi maksim kuantitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi kurang informatif yang terdapat dalam unggahan akun instagram
@overheardbeauty pada 20 Februari 2018.
(51) O1 : “Gw semaleman begadang nontonin tutorial photoshop nih.”
O2 : “Ngapain deh lo?”
O1 : “Karena belajar ngedit jerawat lebih murah daripada beli
skin care.”
(20/02/2018)
Percakapan (51) antara dua orang perempuan. Orang pertama memberi
informasi bahwa dirinya semalam begadang untuk menonton tutorial photoshop.
Kemudian O2 bertanya untuk apa kamu nonton tutorial photoshop? Lalu O1
menjelaskan dengan mengatakan bahwa belajar ngedit jerawat lebih murah
daripada membeli skin care. Photoshop adalah nama sebuah aplikasi yang
dikhususkan untuk pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek. Skin care adalah
perawatan kulit dengan menggunakan produk-produk tertentu khususnya untuk
wajah. Dengan menggunakan skincare dapat mengatasi masalah wajah termasuk
jerawat. Tuturan O1 memberikan sumbangan informasi yang tidak memadai atau
berlebihan. Sebagai pembanding perhatikan contoh (51a) berikut.
(51a) O1 : “Gw semaleman begadang nontonin tutorial photoshop nih.”
O2 : “Ngapain deh lo?”
O1 : “Muka gw jerawatan, untuk ngilangin jerawat itu mahal.
Makannya gw belajar photoshop biar bisa ngedit foto
wajahku yang berjerawat.”
Maksim kuantitas menuntut setiap partisipan tutur memberikan sumbangan
yang memadai dan sebanyak yang dibutuhkan. Namun percakapan data (51)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
seorang penutur justru memberikan sumbangan yang kurang memadai dari apa
yang dibutuhkan. Dengan demikian contoh (51) tidak mematuhi maksim kuantitas.
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi kurang informatif yang terdapat dalam unggahan akun instagram
@overheardbeauty pada 15 Maret 2018.
(52) O1 : “Lo ngapain sih daritadi nontonin beauty vlog seharian?”
O2 : “Ini namanya strategi, Sist. Gw gamau kalah ON sama
influencer-influencer lain kalau datang ke acara!”
(15/03/2018)
Orang pertama percakapan (52) bertanya kenapa O2 seharian menonton
beauty vlog. Lalu O2 mengatakan bahwa ini adalah strategi, dia tidak mau kalah On
dengan influencer-influencer lain saat datang ke sebuah acara. Beauty vlog adalah
sebutan untuk orang yang membuat konten kecantikan berupa video dan biasanya
diunggah ke Youtube. Influencer adalah orang-orang yang punya followers atau
audience yang cukup banyak di sosial media dan mereka punya pengaruh yang kuat
terhadap followers mereka. Dalam percakapan tersebut O2 memberikan sumbangan
informasi melebihi dari yang dibutuhkan. Sebagai pembanding perhatikan contoh
(52a) berikut.
(52a) O1 : “Lo ngapain sih daritadi nontonin beauty vlog seharian?”
O2 : “Lagi cari inspirasi make up.”
Maksim kuantitas menuntut setiap partisipan tutur memberikan sumbangan
yang memadai dan sebanyak yang dibutuhkan. Namun percakapan data (52)
seorang penutur justru memberikan sumbangan yang kurang memadai dari apa
yang dibutuhkan. Dengan demikian contoh (52) tidak mematuhi maksim kuantitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi kurang informatif yang terdapat dalam unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 29 Januari 2018.
(53) O1 : “Lo mending cowo ganteng atau cowo kaya?”
O2 : “Gw balik tanya deh, emang ganteng bisa beliin semua make
up, brush, dan skin care yang harganya bisa DP motor?”
(29/01/208)
Percakapan antara O1 dan O2 yang di mulai dari pertanyaan orang pertama
mengenai sebuah pilihan pria ganteng atau pria kaya. Namun O2 menjawab dengan
bertanya apakah pria ganteng dapat membelikan semua make up, brush, dan skin
care, yang harganya bisa untuk DP membeli motor. Tuturan O2 memberikan
sumbangan informasi yang bersifat berlebihan. Untuk menjawab pertanyaan pilihan
pria ganteng atau kaya, justru menanyakan kembali pertanyaan tersebut. Sebagai
pembanding perhatikan percakapan (53a) berikut.
(53a) O1 : “Lo mending cowo ganteng atau cowo kaya?”
O2 : “Mending cowo kaya lah.”
Maksim kuantitas menuntut setiap partisipan tutur memberikan
sumbangan yang memadai dan sebanyak yang dibutuhkan. Namun percakapan data
(53) seorang penutur justru memberikan sumbangan yang kurang memadai dari apa
yang dibutuhkan. Dengan demikian contoh (53) tidak mematuhi maksim kuantitas.
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi kurang informatif yang terdapat dalam unggahan akun instagram
@overheardbeauty pada 07 Maret 2018.
(54) O1 : “Mas, jerawat saya bisa diilangin kan?”
O2 : “Kalau ngilangin jerawat mah ke Erha, Mas.”
(07/03/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Pada percakapan (54) antara pelanggan laki-laki O1 dan karyawan studio
foto O2. Pelanggan tersebut bertanya apakah jerawat saya bisa dihilangkan? Namun
O2 mengatakan jika ingin menghilangkan jerawat datang ke Erha. Erha adalah
salah satu klinik perawatan kulit, seperti mengatasi masalah jerawat. Pertanyaan O1
tidak dijawab dengan informatif oleh O2. Dengan bertutur “Kalau ngilangin
jerawat mah ke Erha, Mas.” O2 memberikan sumbangan informasi yang tidak
memadai. Sebagai pembanding perhatikan contoh (54a) berikut.
(54a) O1 : “Mas, jerawat saya bisa diilangin kan?”
O2 : “Gak bisa mas.”
Maksim kuantitas menuntut setiap partisipan tutur memberikan sumbangan
yang memadai dan sebanyak yang dibutuhkan. Namun percakapan data (54)
seorang penutur justru memberikan sumbangan yang kurang memadai dari apa
yang dibutuhkan. Dengan demikian contoh (54) tidak mematuhi maksim kuantitas.
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi kurang informatif yang terdapat dalam unggahan akun instagram
@overheardbeauty pada 06 Mei 2018.
(55) O1 : “Iya tau deeeh…blush on baru, sampe dipake semuka gitu.”
O2 : “INI GW NAHAN PEDES, NJIR!”
(06/05/2018)
Percakapan data (55) berawal dari O1 melihat wajah merah O2 kemudian
O1 mengatakan bahwa dia tau blush on O1 baru, sehingga digunakan untuk satu
muka penuh. Blush on atau perona pipi adalah produk kosmetik yang memiliki
fungsi untuk mencerahkan wajah dan mempertajam warna merah pada pipi.
Sementara itu O2 memberikan informasi bahwa merah di wajahnya karena dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menahan pedas. Pada percakapan tersebut, O2 kurang memberikan sumbangan
informasi yang dibutuhkan. Sebagai pembanding perhatikan contoh (55a) berikut.
(55a) O1 : “Iya tau deeeh…blush on baru, sampe dipake semuka gitu.”
O2 : “Ini bukan blush on.”
Maksim kuantitas menuntut setiap partisipan tutur memberikan sumbangan
yang memadai dan sebanyak yang dibutuhkan. Namun percakapan data (55)
seorang penutur justru memberikan sumbangan yang kurang memadai dari apa
yang dibutuhkan. Dengan demikian contoh (55) tidak mematuhi maksim kuantitas.
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi kurang informatif yang terdapat dalam unggahan akun instagram
@overheardbeauty pada 12 Februari 2018.
(56) “Gw tau akhirnya kenapa gw jerawatan, Cuk. Gw belom ganti
sarung bantal dua bulan.”
(12/02/2018)
Pada data (56) penutur mengatakan bahwa dia akhirnya mengetahui
mengapa dia jerawatan, karena belum ganti sarung bantal selama dua bulan.
Tuturan tersebut ingin memberikan informasi bahwa penyebab penutur jerawatan
karena belum ganti sarung bantal dua bulan. Untuk memberi informasi tersebut
penutur memberikan kontribusi yang tidak informatif. Sebagai pembanding
perhatikan contoh (56a) berikut.
(56a) “Gw tau akhirnya kenapa gw jerawatan, Cuk. Karena gw belom
ganti sarung bantal dua bulan sehingga menyebabkan sarung bantal
gw kotor.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Pada maksim kuantitas, seorang penutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka data (56) tidak melaksanakan prinsip kerja sama dan
tidak mematuhi maksim kuantitas.
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kuantitas
berupa informasi kurang informatif yang terdapat dalam unggahan akun instagram
@overheardbeauty pada 10 Maret 2018.
(57) O1 : “Ajarin gw makeup bagus ala selebgram dong! Tapi gw
gamau beli makeup macem-macem yah BB cream aja cukup
kan.”
O2 : “Ibarat lo mau masak nasi goreng, bahan lo cuman garem
doang, Neng!”
(10/03/2018)
Percakapan (57) antara dua perempuan, O1 meminta tolong kepada O2
untuk mengajari cara make up yang bagus seperti selebgram, namun O1 tidak mau
membeli make up yang banyak jenisnya, cukup BB cream saja. O2 menjawab
dengan mengibaratkan jika akan memasak nasi goreng bahan yang ada hanyalah
garam saja. Selebgram adalah istilah untuk pengguna instagram yang terkenal di
situs jejaring sosial tersebut. BB cream adalah sebuah produk kecantikan yang
berbentuk krim, kegunaannya hampir sama dengan alas bedak (foundation), tapi
BB cream bentuknya lebih ringkas dan praktis. Tuturan O2 memberikan
sumbangan informasi yang tidak memadai atau berlebihan. Sebagai pembanding
perhatikan contoh (57a) berikut.
(57a) O1 : “Ajarin gw makeup bagus ala selebgram dong! Tapi gw
gamau beli makeup macem-macem yah BB cream aja cukup
kan.”
O2 : “Gak cukup!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Maksim kuantitas menuntut setiap partisipan tutur memberikan sumbangan
yang memadai dan sebanyak yang dibutuhkan. Namun percakapan data (57)
seorang penutur justru memberikan sumbangan yang kurang memadai dari apa
yang dibutuhkan. Dengan demikian contoh (57) tidak mematuhi maksim kuantitas.
3.3 Ketidakpatuhan Tuturan terhadap Maksim Kualitas
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kualitas
berupa informasi tidak benar yang terdapat dalam unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 09 Maret 2018.
(58) O1 : “Cewe jaman sekarang kenapa pada suka amat sih pake
softlense abu-abu?”
O2 : “Iya buat nutupin mata aslinya yang pada ijo.”
(09/03/2018)
Pada data (58) terdapat perakapan antara dua orang laki-laki (keterangan
ada pada unggahan), pria O1 bertanya kenapa perempuan jaman sekarang suka
memakai softlense berwarna abu-abu. Sementar itu O2 menjawab dengan tuturan
“Iya buat nutupin mata aslinya yang pada ijo.” Softlens atau lensa kontak
merupakan sebuah alat berbentuk bulat mangkuk yang berfungsi untuk membantu
penglihatan sebagai pengganti kacamata, softlens sendiri mempunyai berbagai
macam warna. Tuturan yang tidak logis dikatakan oleh O2 bahwa untuk menutupi
mata “aslinya yang pada ijo”. Tuturan tersebut tidak logis dan tidak dapat
dibuktikan kebenarannya. Sebagai pembanding perhatikan contoh (58a) berikut.
(58a) O1 : “Cewe jaman sekarang kenapa pada suka amat sih pake
softlens abu-abu?”
O2 : “Iya lagi nge-trend.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Maksim kualitas mewajibkan setiap peserta tutur mengatakan hal yang
sebenarnya dan logis. Hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk percakapan
(58). Tuturan O2 melanggar maksim kualitas karena informasi yang diberikan O2
tidak ada bukti yang nyata dan tidak logis, karena tidak ada mata manusia yang
berwana hijau.
Berikut contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
kualitas berupa informasi tidak benar yang terdapat dalam unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 14 Maret 2018.
(59) O1 : “Kamu ngapain bawa obeng segala?”
(14/03/2018)
Konteks data (59) adalah sepasang kekasih yang sedang berkencan,
kemudian pensil alis jatuh ke lantai dari dalam tas (keterangan ada pada unggahan).
Melihat hal itu O1 (boyfriend atau pacar laki-laki) bertanya kenapa kamu membawa
obeng? Tuturan O1 jelas tidak logis karena pensil alis yang jatuh dianggap obeng.
Tidak masuk akal juga jika saat berkencan seorang perempuan membawa obeng.
Sebagai pembanding perhatikan contoh (59a) berikut.
(59a) O1 : “Apa itu yang jatuh dari dalam tas mu?”
Seorang peserta tutur diharapkan dapat menyampaikan sesuatu yang nyata
dan sesuai dengan fakta sebenarnya di dalam aktivitas bertutur. Fakta kebahahasaan
yang demikian harus didukung dan didasarkan pada bukti-bukti yang jelas, konkrit,
nyata dan terukur. Maka sebuah tuturan akan dikatakan memiliki kualitas yang baik
apabila tuturan itu sesuai dengan faktanya. Data (59) tidak sesuai dengan faktanya,
dengan demikian tidak mematuhi maksim kualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim kualitas berupa
informasi tidak logis yang terdapat dalam unggahan di akun instagram
@overheardbeauty pada 03 September 2018.
(60) O1 : “Suju lagi panik kali ya, bakal keujanan.”
O2 : “Oiya make-up nya! Kalau luntur Siwon bisa jadi rawon.”
(03/09/2018)
Konteks percakapan data (60) antara O1 istri dan O2 suami yang sedang
membicarakan suju atau super junior yang merupakan artis K-Pop. Percakapan
terjadi saat Asian Games dan saat itu sedang hujan. Kebetulan Super junior tampil
pada acara Asian Games. Dalam keadaan tersebut O1 memberikan informasi
mungkin Suju sedang panik bakal kehujanan. Sementara itu O2 mengatakan bahwa
make up Siwon jika luntur akan menjadi rawon. Siwon adalah salah satu anggota
dari Super Junior. Tuturan O2 tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan tidak
masuk akal. Sebagai pembanding perhatikan contoh (60a) berikut.
(60a) O1 : “Suju lagi panik kali ya, bakal keujanan.”
O2 : “Oiya bisa jadi make up nya luntur jadi jelek”
Maksim kualitas mewajibkan setiap peserta tutur mengatakan hal yang
sebenarnya dan logis. Hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk percakapan
(60). Tuturan O2 melanggar maksim kualitas karena informasi yang diberikan O2
tidak logis dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa make up Siwon jika
kehujanan bisa jadi rawon nama makanan.
Berikut contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
kualitas berupa informasi tidak logis yang terdapat dalam unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 01 Juni 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
(61) O1 : “Gw mau pake make up di mobil aja ah, ga kuat.”
O2 : “Ga usah, lah. Mending make up nya ditelen, biar jadi inner
beauty.”
(01/06/2018)
Pada data (61) terdapat percakapan antara perempuan O1 dan laki-laki O2.
Percakapan dimulai dari tuturan O1 yang mengatakan bahwa O1 ingin memakai
make up di dalam mobil. O2 membalas dengan mengatakan tidak usah make up,
lebih baik menelan make up agar menjadi inner beauty. Inner beauty adalah
kecantikan sejati yang dimiliki oleh seorang perempuan. Tuturan tidak logis
dikatakan oleh O2 dengan mengatakan “make up nya ditelen, biar jadi inner
beauty”. Tuturan tersebut tidak logis dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Sebagai pembanding perhatikan contoh (61a) berikut.
(61a) O1 : “Gw mau pake make up di mobil aja ah, gak kuat.”
O2 : “Ga usah, lah loe uda cantik”
Maksim kualitas mewajibkan setiap peserta tutur mengatakan hal yang
sebenarnya dan logis. Hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk percakapan
(61). Tuturan O2 melanggar maksim kualitas karena informasi yang diberikan O2
tidak logis dan tidak dapat dibuktikan kebenarannya bahwa make up jika dimakan
menjadi inner beauty.
3.4 Ketidakpatuhan Tuturan terhadap Maksim Relevansi
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
relevansi berupa informasi tidak relevan yang terdapat dalam unggahan akun
instagram @overheardbeauty pada 05 Januari 2018.
(62) O1 : “Gw habis beli Fenty nih, make up bikinan Rihanna.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
O2 : “Jadi kalau lo pake Fenty langsung jadi wiiiild, wild, wild
gitu ya.”
(05/01/2018)
Dialog antara perempuan (O1) dan laki-laki O2 pada data (62) dimulai dari
tuturan O1 yang memberitahu bahwa dirinya habis membeli make up Fenty buatan
Rihanna. Selanjutnya O2 mengatakan kalau memakai Fenty langsung jadi wiiiiild,
wild, wild. Kata wild, wild, wild yang di ujarkan O2 adalah sepenggal lirik lagu
penyanyi terkenal Rihanna yang berjudul ‘Wild Thoughts’. Tuturan O2 tidak
memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. O1
membicarakan make up, O2 menjawab tentang lirik lagu. Di situlah letak
ketidakpatuhan terhadap maksim relevansi. Sebagai pembanding perhatikan tuturan
(62a) berikut.
(62a) O1 : “Gw habis beli Fenty nih, make up bikinan Rihanna.”
O2 : “Bagus gak make up nya?
Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan
kontribusi yang yang relevan dengan masalah pembicaraan. Percakapan data (62)
tidak memberikan kontribusi yang relevan. Dengan demikian data (62) tidak
mematuhi maksim relevansi.
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
relevansi yang terdapat dalam unggahan di akun instagram @overheardbeauty pada
08 Januari 2018.
(63) O1 : “Itu lipstick kamu waterproof, Yang?”
O2 : “Ini namanya skill.” (mouth opens wide)
(08/01/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Percakapan (63) antara sepasang kekasih yang sedang makan di suatu pesta
pernikahan, O1 kekasih laki-laki dan O2 kekasih perempuan. O1 bertanya
mengenai lipstik yang dipakai O2 apakah waterproof. Sementara O2 yang sedang
makan justru menjawab bahwa ini namanya skill, sambil mulutnya terbuka lebar.
Tuturan unik yang diberikan O2 tidak mematuhi prinsip kerja sama lewat maksim
relevansi. O1 menanyakan tentang lipstik namun jawaban yang diberikan O2
memberitahu tentang skill, jawaban tersebut tidak relevan. Sebagai pembanding
perhatikan tuturan (63a) berikut.
(63a) O1 : “Itu lipstick kamu waterproof, Yang?”
O2 : “Engga waterproof.”
Maksim relevansi terdiri dari satu aturan yaitu perkataan harus relevan.
Dengan demikian terjadi ketidakpatuhan terhadap maksim relevansi pada contoh
percakapan (63).
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
relevansi yang terdapat dalam unggahan akun instagram @overheardbeauty pada
13 Januari 2018.
(64) O1 : “Biar apa sih makan makanan burung gini setiap weekend?
Mahal lagi.”
O2 : “Ini detox beb, bekas hangover semalem!”
(13/01/2018)
Percakapan data (64) orang pertama heran kenapa setiap weekend O2 makan
makanan burung, padahal harganya mahal. Lalu O2 memberikan sumbangan
informasi bahwa yang dia makan adalah detoks karena semalam bekas hangover.
Menurut KBBI V (2018), detoks atau detoksifikasi dalam tuturan O2 adalah
penawaran atau penetralan toksin atau racun di dalam tubuh. Detoksifikasi bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan mengonsumsi jus buah dan
sayur. Sedangkan kata hangover adalah keadaan tidak nyaman setelah bangun tidur
di pagi hari, akibat mabuk atau terlalu banyak konsumsi minuman beralkohol.
Jawaban O2 tidak relevan dengan pertanyaan O1. Sebagai pembanding perhatikan
tuturan (64a) berikut.
(64a) O1 : “Biar apa sih makan makanan burung gini setiap weekend?
Mahal lagi.”
O2 : “Ini detox beb, bukan makanan burung, biar ngeluarin racun
di tubuh.”
Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan
kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Dengan demikian
percakapan (64) tidak mematuhi maksim relevansi.
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
kuantitas yang terdapat dalam unggahan akun instagram @overheardbeauty pada
06 Januari 2018.
(65) O1 : “Ih lo kok bisa panuan di muka gitu?”
O2 : “Please deh, ini acne patch gila.”
(06/01/2018)
Percakapan data (65) terjadi ketika O1 melihat seperti ada panu di wajah
O2, lalu bertanya kenapa bisa panuan di muka. Orang kedua menjawab dengan
mengatakan bahwa ini namanya acne patch. Jika dilihat jawaban O2 sepitas
tidaklah berhubungan. Orang pertama hendak menanyakan panu di wajah O2
namun jawaban yang diberikan bukan yang berhubungan dengan panu. Hal tersebut
terjadi karena O2 tidak melaksanakan prinsip kerja sama. Dengan demikian
percakapan data (65) tidak memenuhi maksim relevansi. Sebagai pembanding
perhatikan tuturan (65a) berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
(65a) O1 : “Ih lo kok bisa panuan di muka gitu?”
O2 : “Ini bukan panu, tapi jerawat.”
Berdasarkan maksim relevansi, setiap peserta percakapan memberikan
kontribusi yang relevan dengan situasi pembicaraan. Karena pada percakapan (65)
orang kedua tidak memberikan informasi yang relevan, data (65) tidak mematuhi
maksim relevansi.
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
relevansi yang terhadap dalam unggahan di akun instagram @overheardbeauty
pada 01 Februari 2018.
(66) O1 : “Kok lu hari ini ga pake eyeliner?”
O2 : “Laki gue gak bisa bedain mana eyeliner abu-abu sama
bolpen kering, dibuang sama dia!”
(01/02/208)
Pada percakapan (66) orang pertama bertanya kenapa O2 hari ini tidak
memakai eyeliner. Sementara itu O2 menjawab dengan mengatakan bahwa pacar
dia tidak bisa membedakan eyeliner abu-abu dengan pulpen kering, kemudian
dibuang sama pacar dia. Eyeliner adalah produk kecantikan yang digunakan untuk
membuat garis pada tepi bagian atas mata. Informasi dari O2 tidak memberikan
kontibusi yang relevan. Sebagai pembanding perhatikan contoh (66a) berikut.
(66a) O1 : “Kok lu hari ini gak pake eyeliner?”
O2 : “Iya nih, gue udah gak punya eyeliner.”
Maksim relevansi menuntut para peserta tutur untuk memberikan kontribusi
yang relevan dan sumbangan informasi yang harus berkaitan dengan topik-topik
yang sedang diperbincangkan. Dengan demikian percakapan (66) tidak mematuhi
maksim relevansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
relevansi yang terdapat dalam unggahan di akun instagram @overheardbeauty pada
25 Februari 2018.
(67) O1 : “Gila sekarang pensil alis Viva mahal bener di Indomart, 32
ribu.”
O2 : “Yang murah pensil 2B.”
(25/02/2018)
Orang pertama memberikan informasi kepada O2 bahwa sekarang harga
pensil alis Viva di Indomart mahal sampai 32 ribu. Lalu O2 mengatakan bahwa
yang murah ialah pensil 2B. Pensil alis adalah produk make up yang biasa
digunakan untuk menata dan memberi warna pada alis, bentuknya seperti pensil
pada umumnya. Pada contoh (67) percakapan antara O1 dan O2 terlihat tidak
mematuhi maksim relevansi. Bila O2 sebagai peserta percakapan yang kooperatif,
maka tidak selayaknya ia menyamakan pensil alis dengan pensil 2B. Perhatikan
contoh (67a) berikut ini.
(67a) O1 : “Gila sekarang pensil alis Viva mahal bener di Indomart, 32
ribu.”
O2 : “Produk make up emang mahal.”
Maksim relevansi menuntut para peserta tutur untuk memberikan kontribusi
yang relevan dan sumbangan informasi yang harus berkaitan dengan topik-topik
yang sedang diperbincangkan. Dengan demikian percakapan (67) tidak mematuhi
maksim relevansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Contoh lain bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim relevansi
dalam unggahan akun instagram @overheardbeauty pada 10 Januari 2018.
(68) O1 : “Lipstick lo warna tanggal merah ya?”
O2 : “Maksudnya gimana tuh?”
O1 : “Kagak masuk.”
(10/01/2018)
Pada percakapan data (68) pertanyaan diberikan oleh O1 mengenai lipstick
yang berwarna tanggal merah, O2 pun bertanya maksudnya bagaimana? Yang
kemudian dijawab O1 dengan mengatakan bahwa tidak masuk. Percakapan tersebut
tidak mematuhi maksim relevansi. Ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
relevansi terjadi karena O1 memberikan informasi yang tidak relevan. Hal tersebut
tampak pada tuturan “lipstik lo warna tanggal merah ya?” tidak dianggap tidak
mematuhi, jika tuturan O1 memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah
pembicaraan misalnya “warna lipstik lo gak cocok sama bibir”. Perhatikan contoh
(68a) berikut.
(68a) O1 : “Lipstick lo warna tanggal merah ya?”
O2 : “Maksudnya gimana tuh?”
O1 : “Warna lipstik lo gak cocok sama bibir.”
Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan
kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Dengan demikian
percakapan (68) tidak mematuhi maksim relevansi.
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
relevansi yang terdapat dalam unggahan di akun instagram @overheardbeauty pada
05 April 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(69) O1 : “Gw bener-bener ga akan resign dari kantor ini.”
O2 : “Why?”
O1 : “Kaca kantor ini bikin gw keliatan kurus!”
(05/04/2018)
Percakapan (69) antara dua orang perempuan yang sedang berada di kantor
tempat dimana mereka bekerja. Orang pertama memberi pernyataan bahwa dia
tidak akan resign dari kantor, sementara itu O2 mempertanyaan kenapa? Kemudian
O1 mengatakan bahwa kaca di kantor ini membuat dia terlihat kurus. Tuturan O1
tersebut memberikan sumbangan informasi yang berbeda dengan konteks, yaitu
tentang resign dari suatu pekerjaan. Tentu tidak ada hubungan yang relevan antara
kelihatan kurus dengan resign bekerja. Sebagai pembanding, perhatikan contoh
(69a) berikut.
(69a) O1 : “Gw bener-bener ga akan resign dari kantor ini.”
O2 : “Why?”
O1 : “Karna gw suka kaca di kantor ini.”
Maksim relevansi menuntut para peserta tutur untuk memberikan
sumbangan informasi yang harus berkaitan dengan topik-topik yang sedang
diperbincangkan. Tuturan yang disampaikan hendaknya memiliki satu tafsiran yang
relevan dengan konteks pembicaraan. Dengan demikian ketidakpatuhan terhadap
maksim relevansi ada pada data (69).
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
relevansi yang terdapat dalam unggahan di akun instagram @overheardbeauty pada
07 Februari 2018.
(70) O1 : “Bete deh, jerawat gw balik-balik mulu kaya mantan.”
O2 : “Susah move-on ye.”
(07/02/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Orang pertama pada data (70) mengatakan bahwa dia sebel karena jerawat
dia kembali terus layaknya seperti mantan. Lalu O2 berkata susah move-on ya.
Tuturan O2 tersebut memberikan sumbangan informasi yang berbeda dengan
konteks, yaitu tentang melupakan seseorang. Tentu tidak ada hubungan yang
relevan antara jerawat dengan melupakan seseorang. Sebagai pembanding
perhatikan contoh (70a) berikut.
(70a) O1 : “Bete deh, jerawat gw balik-balik mulu kaya mantan.”
O2 : “Susah hilang ya.”
Maksim relevansi menuntut para peserta tutur untuk memberikan
sumbangan informasi yang harus berkaitan dengan topik-topik yang sedang
diperbincangkan. Tuturan yang disampaikan hendaknya memiliki satu tafsiran yang
relevan dengan konteks pembicaraan. Dengan demikian ketidakpatuhan terhadap
maksim relevansi ada pada data (70).
3.5 Ketidakpatuhan Tuturan terhadap Maksim Pelaksanaan
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
pelaksanaan berupa pernyataan yang tidak ringkas terdapat dalam unggahan akun
instagram @overheardbeauty pada 16 Mei 2018.
(71) “Sekarang gw kalau ke tempat ibadah sukanya sore, abis kalau siang
takut spf nya gak cukup.”
(16/05/2018)
Pada data (71) seorang penutur mengatakan bahwa sekarang dia lebih suka
datang ke tempat ibadah pada suka sore hari, karena jika siang hari takut SPF nya
tidak cukup. SPF merupakan singkatan dari Sun Protector Factor. Biasanya SPF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
ditemukan dalam produk-produk pelindung kulit dari sinar matahari. SPF bisa
dikatakan sebagai ukuran seberapa baik produk dapat melindungimu dari sinar
matahari. Untuk menyatakan bahwa siang hari cuacanya sangat panas penutur
menyampaikan dengan kalimat “abis kalau siang takut spf nya gak cukup.” Hal ini
dinilah tidak mematuhi maksim pelaksanaan. Sebagai pembanding, perhatikan
contoh (71a) berikut.
(71a) “Sekarang gw kalau ke tempat ibadah sukanya sore, abis kalau siang
cuacanya panas.”
Dalam maksim pelaksanaan, hal yang ditekankan bukan mengenai apa yang
dikatakan, tetapi bagaimana cara mengungapkan. Setiap peserta tutur berbicara
secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, mudah dipahami dan tidak berlebih-
lebihan, serta runtut. Contoh (71) tidak sepenuhnya mematuhi maksim pelaksanaan
karena membuat sebuah pernyataan yang sulit dipahami. Dengan demikian pada
data (71) terdapat ketidakpatuhan prinsip kerja sama terutama maksim pelaksanaan.
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
pelaksanaan berupa pernyataan yang tidak ringkas terdapat dalam unggahan akun
instagram @overheardbeauty pada 26 Mei 2018.
(72) “Jangan nakal-nakal jadi cewe, inget quota dosa kita udah
dicadangkan buat cukur alis.”
(26/05/2018)
Penutur pada data (72) mengingatkan bahwa jangan nakal-nakal jadi
perempuan, karena kuota dosa perempuan sudah dicadangkan untuk cukur alis.
Penutur bermaksud ingin mengingatkan bahwa cukur alis itu dosa, hal ini tampak
pada tuturan “inget quota dosa kita udah dicadangkan buat cukur alis.” Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mengatakan cukur alis itu dosa penutur menyampaikan dengan mengingatkan
“Jangan nakal-nakal jadi cewe.” Karena penutur tidak berbicara secara langsung,
maka tuturan (72) tidak mematuhi maksim pelaksanaan. Perhatikan contoh (72a)
berikut.
(72a) “Jangan nakal-nakal jadi cewe, inget kita udah dosa karena cukur
alis.”
Dalam maksim pelaksanaan, hal yang ditekankan bukan mengenai apa yang
dikatakan, tetapi bagaimana cara mengungapkan. Setiap peserta tutur berbicara
secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, mudah dipahami dan tidak berlebih-
lebihan, serta runtut. Contoh (72) tidak sepenuhnya mematuhi maksim pelaksanaan
karena berbicara secara tidak langsung. Dengan demikian pada data (72) terdapat
ketidakpatuhan prinsip kerja sama terutama maksim pelaksanaan.
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
pelaksanaan berupa pernyataan yang tidak ringkas terdapat dalam unggahan akun
instagram @overheardbeauty pada 06 Maret 2018.
(73) O1 : “Lo abis beli sleeping mask?”
O2 : “Iya, emang kenapa?”
O1 : “Emang lo pernah tidur, bukannya begadang terus?”
(06/04/2018)
Pada data (73) terdapat keterangan tambahan (late night nugas akhir) yang
artinya konteks percakapan tersebut saat larut malam ketika sedang mengerjakan
tugas akhir. Orang pertama bertanya apakah O2 telah membeli sleeping mask,
kemudian di jawab O2 iya, memangnya kenapa? O1 pun mengatakan apakah O2
pernah tidur, bukannya begadang terus. Sleeping mask adalah salah satu jenis
masker wajah yang digunakan sebelum pergi tidur di malam hari dan dibilas pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pagi harinya. Untuk bertanya mengenai kapan digunakan sleeping masknya, O1
mengungkapkan dengan cara tidak sopan, yaitu dengan tuturan “Emang lo pernah
tidur, bukannya begadang terus?” Sebagai pembanding, perhatikan contoh (73a)
berikut.
(73a) O1 : “Lo abis beli sleeping mask?”
O2 : “Iya, emang kenapa?”
O1 : Emang lo kapan pakainya?
Dalam maksim pelaksanaan, hal yang ditekankan bukan mengenai apa yang
dikatakan, tetapi bagaimana cara mengungapkan. Setiap peserta tutur berbicara
secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, mudah dipahami dan tidak berlebih-
lebihan, serta runtut. Contoh (73) tidak sepenuhnya mematuhi maksim pelaksanaan
karena membuat sebuah pernyataan yang sulit dipahami. Untuk mengatakan kapan
menggunakan sleeping mask dengan cara tidak sopan dan terkesan berlebihan.
Dengan demikian pada data (73) terdapat ketidakpatuhan prinsip kerja sama
terutama maksim pelaksanaan.
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
pelaksanaan berupa informasi yang ambigu terdapat dalam unggahan di akun
instagram @overheardbeauty pada 30 Januari 2018.
(74) O1 : “Duh, udah musim kering.”
O2 : “Lah hari ini kan ujan?”
O1 : “Dompet sama mascara gw yang kering.”
(30/01/2018)
Orang pertama pada percakapan (74) mengatakan bahwa sudah musim
kering, kemudian O2 bertanya bukankah hari ini hujan. Selanjutnya O1
memberikan informasi bahwa dompet dan maskara dia yang kering. Untuk
mengatakan dompet dan maskara isinya kosong O1 mengungkapkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dengan cara berlebih-lebihan yaitu udah musim kering. Sebagai pembanding
perhatikan tuturan (74a) berikut.
(74a) O1 : “Dompet sama maskara gw udah kosong.”
Dalam maksim pelaksanaan, hal yang ditekankan bukan mengenai apa yang
dikatakan, tetapi bagaimana cara mengungapkan. Setiap peserta tutur berbicara
secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, mudah dipahami dan tidak berlebih-
lebihan, serta runtut. Contoh (74) tidak sepenuhnya mematuhi maksim pelaksanaan
karena membuat sebuah pernyataan yang sulit dipahami.
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
pelaksanaan berupa informasi yang ambigu atau taksa terdapat dalam unggahan
akun instagram @overheardbeauty pada 27 Februari 2018.
(75) O1 : “Gw tuh sebel kalau diajak ngobrol pas lagi di blow.”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Yang gw denger Cuma whwuwwkwllala!”
(27/02/2018)
Pada percakapan (75) orang pertama bercerita mengenai pengalamannya
saat di salon, bahwa dia sebel jika diajak ngobrol saat di blow. O2 bertanya
memangnya kenapa, kemudian O1 mengatakan bahwa dia hanya mendengar
whwuwwkwllala. Blow adalah proses perawatan rambut dengan menggunakan alat
berupa hair dryer. Hair driyer adalah alat yang menghasilkan angin panas untuk
mengeringkan rambut basah, hair dryer juga mengeluarkan suara yang bising.
Untuk mengatakan suara bising yang terdengar saat di blow O1 mengungkapkan
dengan cara taksa dan sulit di pahami. Sebagai pembanding perhatikan tuturan
(75a) berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(75a) O1 : “Gw tuh sebel kalau diajak ngobrol pas lagi di blow.”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Karna gw gak denger omongannya.”
Dalam maksim pelaksanaan, hal yang ditekankan bukan mengenai apa yang
dikatakan, tetapi bagaimana cara mengungapkan. Setiap peserta tutur berbicara
secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, mudah dipahami dan tidak berlebih-
lebihan, serta runtut. Contoh (75) tidak sepenuhnya mematuhi maksim pelaksanaan
karena membuat sebuah pernyataan yang sulit dipahami. Untuk menjelaskan tidak
mendengar suaranya O1 mengatakan dengan taksa yaitu dengan bertutur
“…whwuwwkwllala!”
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
pelaksanaan berupa informasi yang ambigu terdapat dalam unggahan akun
instagram @overheardbeauty pada 13 Mei 2018.
(76) O1 : “Abis olah raga ya lo?”
O2 : “Kagak, kurusan ye?”
O1 : “Alis lo kaya stang sepeda!”
(13/05/2018)
Percakapan data (76) orang pertama (O1) bertanya apakah O1 habis
olahraga, O2 menjawab tidak dan bertanya apakah kurusan. Selanjutnya O1
memberikan sumbangan informasi bahwa alis O2 seperti stang sepeda. O1 ingin
memberitau bahwa alis O2 seperti stang sepeda artinya alis kanan dan kiri
nyambung alias jelek. Namun O1 memberitahu hal tersebut dengan cara bertanya
“Abis olah raga ya lo?” mitra tutur pun menjawab tidak dan memberikan
sumbangan informasi kurusan ya? yang kemudian dijawab O1 “Alis lo kaya stang
sepeda!” Untuk memberitahu alisnya panjang atau jelek O1 menyampaikan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tidak langsung dan berbelit. Dengan demikian data (76) tidak mematuhi maksim
pelaksanaan. Sebagai pembanding, perhatikan contoh (76a) berikut.
(76a) O1 : “Abis olah raga ya lo?”
O2 : “Kagak, kurusan ye?”
O1 : “Enggak, itu alis lo nyambung jadi panjang.”
Maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara
secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan, serta runtut.
Orang bertutur dengan tidak mempertimbangkan hal-hal tersebut dikatakan
melanggar maksim pelaksanaan, seperti pada data (76).
Berikut ini contoh bentuk ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim
pelaksanaan berupa informasi yang ambigu terdapat dalam unggahan akun
instagram @overheardbeauty pada 25 Mei 2018.
(77) “Asli, masalah gw sama jerawat tuh rasanya kaya makan soto pake
tangan, Engga kelar-kelar.”
(25/05/2018)
Pada data (77) penutur mengatakan bahwa masalah dia dengan jerawat
rasanya seperti makan soto menggunakan tangan, tidak kunjung selesai. Penutur
mengibaratkan masalah dengan jerawat sama seperti saat makan soto tidak
menggunakan sendok atau pakai tangan. Menurut KBBI V (2018), soto adalah
masakan yang kuahnya dimasak tersendiri dan rangkaian isinya antara lain daging,
kentang, bawang goreng yang dimasukkan kemudian, pada waktu akan
dihidangkan. Hal yang umum jika makan soto tidak menggunakan sendok akan
selesai lebih lama, karena soto penuh dengan kuah susah untuk dimakan. Sama
halnya dengan yang dialami oleh penutur bahwa masalahnya dengan jerawat tidak
selesai-selesai. Untuk menyatakan jerawatnya tidak kunjung hilang, penutur tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
menyampaikan secara langsung. Dapat dilihat dari tuturan (77) penutur
menyampaikan dengan cara mengibaratkan, dengan demikian terjadi
ketidakpatuhan tuturan terhadap maksim pelaksanaan. Sebagai pembanding
perhatikan contoh (77a) berikut.
(77a) “Asli, masalah gw sama jerawat gak kelar-kelar, jerawat gw susah
hilang.”
Dalam maksim pelaksanaan, hal yang ditekankan bukan mengenai apa yang
dikatakan, tetapi bagaimana cara mengungapkan. Setiap peserta tutur berbicara
secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, mudah dipahami dan tidak berlebih-
lebihan, serta runtut. Contoh (77) tidak sepenuhnya mematuhi maksim pelaksanaan
karena berbicara secara tidak langsung. Dengan demikian pada data (77) terdapat
ketidakpatuhan prinsip kerja sama terutama maksim pelaksanaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penelitian berjudul “Implikatur dan Ketidakpatuhan Terhadap Prinsip Kerja
Sama dalam Tuturan Meme Tulisan Akun Instagram @overheardbeauty pada
Januari – Desember 2018” ini membahas dua masalah, yaitu (i) jenis-jenis
implikatur dalam tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty dan (ii)
ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama dalam tuturan meme tulisan akun
instagram @overheardbeauty. Dari 306 data yang dianalisis, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
Pertama, berdasarkan temuan terdapat dua jenis implikatur yang ada dalam
tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty yang terdiri dari
implikatur non konvensional atau implikatur percakapan dan implikatur
konvensional. Implikatur percakapan terdiri dari (1) implikatur percakapan khusus,
(2) implikatur percakapan umum, dan (3) implikatur berskala. Dari tuturan yang
dianalisis, implikatur yang dominan dilakukan adalah implikatur percakapan
khusus yaitu terdapat 46 tuturan, kemudian implikatur percakapan konvensional 30
tuturan, implikatur percakapan umum 26 tuturan dan implikatur yang paling sedikit
yaitu implikatur berskala terdapat 2 tuturan.
Kedua, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tuturan meme tulisan
akun instagram @overheardbeauty menunjukkan dari data yang ditemukan bahwa
dalam tuturan meme tulisan tersebut terjadi ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja
sama. Ketidakpatuhan terhadap prinsip kerja sama antara lain, yaitu yaitu maksim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
kuantitas berupa informasi yang berlebihan dan informasi kurang informatif,
maksim kualitas berupa informasi tidak benar dan informasi tidak logis, maksim
relevansi berupa informasi tidak relevan, dan maksim pelaksanaan berupa
pernyataan yang tidak ringkas dan informasi yang ambigu. Ketidakpatuhan
terhadap prinsip kerja sama yang terdapat dalam tuturan meme tulisan
@overheardbeauty bersifat kontekstual atau semu sehingga percakapan masih
dapat berjalan dengan lancar.
4.2 Saran
Berdasarkan temuan data, hasil analisis dan kesimpulan, penelitian ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis menyadari beberapa hal yang
perlu peneliti anjurkan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. Peneliti berharap
penelitian mengenai tuturan meme tulisan akun instagram @overheardbeauty dapat
terus berlanjut dan digali lebih dalam. Masih ada aspek yang merupakan ruang
lingkup pragmatik yang menarik seperti, praanggapan dan tindak tutur. Selain itu,
peneliti selanjutnya dapat meneliti fenomena bahasa yang ada pada meme tulisan
bertajuk overheard yang lain seperti overheard jakarta, overheard kampus dan
overheard ahensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
DAFTAR PUSTAKA
Adhiwijayanti, Anindita. 2015. Meme dibaca Mim. Jakarta: Bukune
Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.
Yogyakarta: Pustoko Gondho Suli
Brown dan Yule. 1996. Analisis Wacana : Discourse Analysis. Jakarta: Gramedia
Pusaka Utama
Dawkins, R. 2006. The Selfish Gene. 2nded. New York: Oxford University Pres
Grice, H.P. 1975. “Logic dan Conversation”, Dalam P. Cole dan J. Morgan (Peny).
Syntax and Semantics, 3 Speech Act, New York: Academic Press, hlm 41
58.
Handono, Suryo. 2017. “Implikatur Kampanye Politik Dalam Kain Rentang Di
Ruang Publik”. Jurnal Aksara, Vol. 29, No. 2.
“Instagram,” Stable URL: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Instagram. Diunduh: 10
Mei 2019, 19:37
“Instagram,” Stable URL: https://www.instagram.com/overheardbeauty/. Diunduh:
10 Mei 2019, 19:00
KBBI V : Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. 2018. Diunduh dari
https://play.google.com/store/apps/details?id=yuku.kbbi5&hl=in.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.
Yogyakarta: Carasvatibooks.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Lingustik. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia.
Nasihah, Mawaddatun. 2015. “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Tayangan Galau
Nite Di Metro TV: Analisis Pragmatik”. Skripsi pada Program Studi Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Niatri, Adven Desi. 2016. “Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Film Marmut
Merah Jambu Karya Raditya Dika”. Skripsi pada Program Studi PBSI,
JPBS, FKIP, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pratistya, Rully. 2015. “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Implikatur dalam
Acara Debat TV One serta implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA”. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Putrayasa, Ida Bagus. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang:
Penerbit Dioma
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rahayu, Indah. 2018. “Implikatur Percakapan dalam Dialog Interaktif Mata Najwa
Metro TV dengan Pejabat Publik Periode Januari-Juli 2017”. Skripsi pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Rahmawati, Fadhilah. 2009. “Implikatur Komik Doraemon: Pendekatan
Pragmatik”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra
dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wibisono, Galih. 2017. “Pelanggaran Maksim Prinsip Kerja Sama Tokoh Utama
Pada Film Liang Zhu Sampek Engtay”. Jurnal Cakrawala Mandarin, Vol.
1, No 2
Wijana, I, Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni dari
judul asli Pragmatics. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN
1. Data Jenis-Jenis Implikatur
IMPLIKATUR PERCAKAPAN
IMPLIKATUR
KONVENSIONAL IMPLIKATUR
PERCAKAPAN
KHUSUS
IMPLIKATUR
PERCAKAPAN
UMUM
IMPLIKATUR
PERCAKAPAN
BERSKALA
O1 : “Gw habis beli
Fenty nih, make up
bikinan Rihanna.”
O2 : “Jadi kalau lo
pake Fenty langsung
jadi wiiiiild, wild,
wild gitu ya.”
+> O1 setelah
memakai Fenty
menjadi mirip seperti
penyanyi Rihanna.
(05/01/2018)
O1 : “Lo udah ketemu
samapacarnya belum?”
O2 : “Udah, alisnya
bagus.”
+> Cantik gak?
(04/01/2018)
“Sekarang semua
cewe jadi MUA,
semua cowo jadi
DJ.”
+> Tidak satupun
cewe yang tidak
jadi MUA dan
tidak satupun
cowo yang tidak
jadi DJ
(06/02/2018)
“Kalau mau ngajak
jalan tuh jangan
mendadak, gue
belum maskeran
belum ngempesin
jerawat, minimal 3
hari sebelumnya
udah bilang!”
+> Perempuan
butuh persiapan
yang lama untuk
jalan-jalan.
(07/01/2018)
O1 : “Ih lo kok bisa
panuan di muka gitu?”
O2 : “Please deh, ini
acne patch gila.”
+> Ini bukan panu,
tapi jerawat.
(06/01/2018)
O1 : “Lipstick lo warna
tanggal merah ya?”
O2 : “Maksudnya
gimana tuh?”
O1 : “Kagak Masuk.”
+> Warna lipstick lo
gak cocok sama bibir.
(10/01/2018)
“Gw tau akhirnya
Kenapa gw
jerawatan, Cuk.
Gw belom ganti
sarung bantal dua
bulan.”
+> Jika sudah lama
tidak mengganti
sarung bantal
akibatnya sarung
bantal akan kotor.
(12/02/2018)
O1 : “Itu lipstick
kamu waterproof,
Yang?”
O1 : “Lo mau nyari
cewe yang kayak
gimana lagi sih
emang?”
“Kalau minyak
muka gw bisa
ditambang
mungkin sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
O2 : “Ini namanya
skill.” (mouth opens
wide)
+> Lipstiknya tidak
waterproof.
(08/01/2018)
O2 : “Pokoknya yang
mukanya gak berubah
walaupun abis dicuci.”
+> Gue cari cewe yang
cantiknya natural.
(19/01/2018)
gw udah jadi
konglomerat.”
+> Jenis kulit
wajah gw
berminyak.
(21/02/2018)
O1 : “Biar apa sih
makan makanan
burung gini setiap
weekend? Mahal
lagi.”
O2 : “Ini detox beb,
bekas hangover
semalem!”
+> Ini bukan makanan
burung. Detox untuk
ngeluarin racun di
tubuh.
(13/01/2018)
O1 : “Lo mending cowo
ganteng atau cowo
kaya?”
O2 : “Gw balik tanya
deh, emang ganteng
bisa beliin semua make
up, brush, dan skin care
yang harganya bisa DP
motor?”
+> Mending cowo kaya
lah.
(29/01/2018)
“Orang bule
tanning sexy
glowing gitu, kok
kalau gw malah
jadi abu-abu ya.”
+> Kalau gw
tanning jadi jelek.
(03/03/2018)
O1 : “Lo salah pilih
foundie deh
kayaknya, muka lo
masih keliatan kaya
bulan gitu.”
O2 : “Maksudnya?”
O1 : “Masih
geradakan, gak rata.”
+> Warna foundie lo
gak sesuai sama warna
kulit lo
(14/01/2018)
O1 : “Duh, udah musim
kering.”
O2 : “Lah hari ini kan
ujan?”
O1 : “Dompet sama
mascara gw yang
kering.”
+> Gw gak punya uang
dan mascara gw habis.
(30/01/2018)
“Daripada dosa
main pelet mending
lo beliin dia
palette.”
+> Untuk
meluluhkan hati
perempuan cukup
membelikan palette
(produk make up)
(17/04/2018)
O1 : “Eh concealer
sebenarnya gunanya
apa sih?”
O1 : “Bete deh, jerawat
gw balik-balik mulu
kaya mantan.”
“Ga ada cewe jelek
cuy, adanya cewe
miskin. Sayang aja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
O2 : “Buat nutupin
kerja keras gw
begadang nyaris tiap
hari ngerjain kerjaan
manager gw yang
bisanya cuman liburan
doang.”
+> Concealer gunanya
untuk menutupi dan
menyamarkan
lingkaran hitam di
mata.
(22/01/2018)
O2 : “Susah move-on
ye.”
+> Susah hilang.
(07/02/2018)
gw miskin, kalau
kaya gw cantik
banget!”
+> Gw jelek.
(23/04/2018)
O1 : “Lo kok sekarang
makannya dikit amat
sih, diet?”
O2 : “Iya nih budget
makan gw sekarang
gw alokasiin buat
budget skin care sama
make up.”
+> O2 tidak diet.
(25/01/2018)
O1 : “Gila sekarang
pensil alis Viva mahal
bener di Indomart, 32
ribu.”
O2 : “Yang murah
pensil 2B.”
+> Produk make up gak
ada yang murah.
(25/02/2018)
“Belanja kosmetik
online itu kayak
ngasih hati ke laki-
laki, awalnya
mengerikan. Tapi
sekali lo berani
ambil langkah
pertama, niscaya lo
akan menemukan
kebahagian
hakiki.”
+> Belanja
kosmetik online
membuat
kecanduan.
(24/04/2018)
O1 : “Kok lu hari ini
ga pake eyeliner?”
O2 : “Laki gue gak
bisa bedain mana
eyeliner abu-abu sama
bolpen kering,
dibuang sama dia!”
O1 : “Duh gw
jerawatan nih, pusing
deh.”
O2 : “Habis lo doyan
telor sih, jangan
kebanyakan makan
telor tau.”
“Kita tuh jadi cewe
harus rajin-rajin
ngerawat kulit,biar
kalau udah tua ga
kaya Thanos.”
+> Agar saat tua
tidak keriput dan
jelek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
+> Iya nih, gue udah
gak punya eyeliner.
(01/02/2018)
O1 : “Iya nih gw suka
banget telor, bisa
makan 10 sehari.”
+> O2 mengatakan
bahwa jika kebanyakan
makan telor bisa bikin
jerawatan.
(08/03/2018)
(29/04/2018)
O1 : “Gw semaleman
begadang nontonin
tutorial photoshop
nih.”
O2 : “Ngapain deh
lo?”
O1 : “Karena belajar
ngedit jerawat lebih
murah daripada beli
skin care.”
+> Supaya gw bisa
ngedit foto wajah
yang berjerawatan
sehingga tampak lebih
cantik.
(20/02/2018)
O1 : “Cewe jaman
sekarang kenapa pada
suka amat sih pake
softlense abu-abu?”
O2 : “Iya buat nutupin
mata aslinya yang pada
ijo.”
+> Mata duitan
(09/03/2018)
“Emang ga cape ya
dia jadi orang
muka dua gitu?
Muka gw Cuma
satu aja facialnya
udah mahal!”
+> Bermuka dua
yang artinya adalah
munafik, bukan
memiliki muka
berjumlah dua.
(11/05/2018)
O1 : “Gw tuh sebel
kalau diajak ngobrol
pas lagi di blow.”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Yang gw denger
Cuma
whwuwwkwllala!”
+> Karna gw gak
denger omongannya.
O1 : “Gw kalau pakai
lipstick itu selalu brand
lokal.”
O2 : “Wow,
nasionalis!”
O1 : “err…..bukan,
ekonomis.”
+> Karena murah.
(25/03/2018)
“Sekarang gw
kalau ke tempat
ibadah sukanya
sore, abis kalau
siang takut spf nya
gak cukup.”
+> Pada siang hari
lebih panas
daripada sore hari.
(16/05/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
(27/02/2018)
O1 : “Mas, jerawat
saya bisa diilangin
kan?”
O2 : “Kalau ngilangin
jerawat mah ke Erha,
Mas.”
+> Gak bisa.
(07/03/2018)
O1 : “Sayang, aku mau
sulam bibir ok ga?”
O2 : “Jangan, nanti
kamu kayak Joker.”
+> Nanti bibirmu jadi
merah banget.
(27/03/2018)
“Asli, masalah gw
sama jerawat tuh
rasanya kaya
makan soto pake
tangan, Engga
kelar-kelar.”
+> Jerawat gak
kunjung hilang atau
sembuh
(25/05/2018)
O1 : “Ajarin gw
makeup bagus ala
selebgram dong! Tapi
gw gamau beli
makeup macem-
macem yah BB cream
aja cukup kan.”
O2 : “Ibarat lo mau
masak nasi goreng,
bahan lo cuman garem
doang, Neng!”
+> Gak cukup.
(10/03/2018)
O1 : “Beb, bagi kertas
dong sama pulpen.”
O2 : “Nih.”
O1 : “Beb, pinjem
tepex.”
O2 : “Makannya kuliah
bawa alat tulis! Ngisi
kuis tuh bukan pake
pensil alis sama lip
tint!’
+> O1 kuliah bukan
membawa alat tulis tapi
membawa kosmetik.
(29/03/2018)
“Jangan nakal-
nakal jadi cewe,
inget quota dosa
kita udah
dicadangkan buat
cukur alis.”
+> Bagi umat
muslim cukur alis
dosa.
(26/05/2018)
O1 : “Kamu ngapain
bawa obeng segala?”
+> Obeng yang
dimaksud adalah
pensil alis yang jatuh
dari dalam tas.
(14/03/2018)
O1 : “Kok lo jadi bisa
kerja di brand
kecantikan sih?”
O2 : “Iya nih, kebawa
angin aja. Cuman gw
jadi ga bisa cari pacar
di kantor.”
O1 : “Emang kenapa?”
“Kita tuh jadi
orang harus kaya
foundation
gampang nge-
blend.”
+> Jadi orang yang
gampang berbaur.
(24/07/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
O2 : “Soalnya semua
anak kantor gw suka
saling gantian pensil
alis.’
+> Cowo di kantor gw
gak maskulin.
(02/04/2018)
O1 : “Lo ngapain sih
daritadi nontonin
beauty vlog
seharian?”
O2 : “Ini namanya
strategi, Sist. Gw
gamau kalah ON sama
influencer-influencer
lain kalau datang
ke acara
+> Lagi cari inspirasi
make up.
(15/03/2018)
O1 : “Gw bener-bener
ga akan resign dari
kantor ini.”
O2 : “Why?”
O1 : “Kaca kantor ini
bikin gw keliatan
kurus!”
+> Karna gw suka kaca
di kantor ini. Gw yang
gemuk ini keliatan
kurus di kaca kantor.
(05/04/2018)
“Zaman sekarang
cantik bukan dari
sananya, tapi dari
dananya.”
+> Sekarang
perempuan cantik
karena punya
banyak modal.
(28/07/2018)
O1 : “Perasaan tadi
lo pucet deh pas
berangkat.”
O2 : “Lo pikir tadi
di toilet lama ngapain
kalau ga touch up?”
+> O1 kok sekarang
jadi seger?”
(17/03/2018)
O1 : “Tadi pagi gw
buru-buru mau ke
kantor terus pensil alis
gw ilang, aduh gw tuh
ga bisaaa!!”
O2 : “Pake 2B aja
kebaca kok sama
komputer.”
+> Perempuan tidak
bisa keluar tanpa
menggunakan alis.
(09/04/2018)
“Gimana ya ini
idup gw, bulu mata
on tapi kisah cinta
gw on/off melulu.”
+> Kisah cintanya
putus nyambung.
(05/08/2018)
O1 : “Lo mau
eyelash extension
ga?.”
O1: “Gw lagi pingin
coba-coba invest deh.”
“Coba ni asian
games namanya
asian gemes, gw fix
daftar jadi atlet.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
O2 : “Gak ah, males
perawatannya.”
O1 : “Lo tuh jadi
cewe di Jakarta harus
permak sana sini,
kalau engga kapan
nikahnya!”
+> O1 mengatakan
jadi cewe di Jakarta
jangan males
perawatan.
(18/03/2018)
O2: “Seandainya ya
lipstick itu investasi, gw
pasti udah kaya.”
+> Perempuan
mempunyai banyak
lipstick.
(12/04/2018)
+> Karena gw
orangnya lucu atau
menjengkelkan
(gemas).
(19/08/2018)
O1 : “Aaaargh muka
gw kaku!!!”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Barusan gw
nyemprot hair spray
ke muka! Gw kira
setting spray!”
+> O1 salah semprot
produk ke muka.
(19/03/2018)
O1 : “Lo kenapa putus
sih sama dia?”
O2 : “Gila ya, masa gw
ga boleh pake lipstick
dan alis! Ya gw putusin
lah.”
+> Cowo O2
menginginkan cewe
yang natural tanpa
make up.
(25/04/2018)
“Mau coba diet
kepo dari pada diet
keto.”
+> Gak mau tau
hidup orang lain.
(20/08/2018)
O1 : “Dek! Ini parfum
kamu mama udah
semprot banyak tapi
kok ga kecium baunya
ya?”
O2 : “Itu thermal
water buat semprot
muka maah.”
+> Itu bukan parfum.
(22/03/2018)
O1 : “Abis olah raga ya
lo?”
O2 : “Kagak, kurusan
ye?”
O1 : “Alis lo kayak
stang sepeda!
+> Enggak kurusan,
alis lo jelek.
(13/05/2018)
“Lagi trend dewy
look ya. Kalo kata
laki gw, mukanya
kaya di oles pake
mentega.”
+> Mukanya
menjadi mengkilap
atau licin.
(06/09/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
O1 : “Kalau nikah
nanti gw pengen make
up sederhana kaya
Putri Marino.”
O2 : “Jangan, kalau lo
nanti lebih mirip
rumah makan padang
Sederhana!”
+> Gak cocok.
(23/03/2018)
O1 : “Beli skin care
mulu buat apa sih?
Cakep juga kagak.”
O2 : “Ya elu kuliah
mulu buat apa sih?
Pinter juga kagak.”
+> Orang yang
menggunakan skincare
seharusnya jadi
cantik/cakep.
Sebaliknya juga orang
yang kuliah seharusnya
jadi pintar.
(02/06/2018)
“Gue sekarang
udah jarang marah,
karena gue sadar
perawatan anti
aging mahal banget
bikin gue takut
cepet tua.”
+> Mudah marah
membuat cepat tua.
(08/09/2018)
O1 : “Lo abis beli
sleeping mask?”
O2 : “Iya, emang
kenapa?”
O1 : “Emang lo
pernah tidur,
bukannya begadang
terus?”
+> Terus lo kapan
pakai sleeping mask
nya?
(06/04/2018)
O1 : “Kalau jumatan
harus bawa sejadah.”
O2 : “Ngapain, kan
udah ada di mesjid?”
O1 : “Menutupi wajah
dari sinar UV.”
+> Siang hari panas.
(08/06/2018)
“Ngeluh mulu deh!
Kaya cewe habis
potong poni.”
+> Kebanyakan
cewe banyak bicara
(cerewet) setelah
potong poni.
(20/09/2018)
“Kekurangan tuh
ditutupin sama
kelebihan bukan sama
concealer.”
+> Concealer
berfungsi untuk
menutupi kekurangan
di wajah seperti bekas
jerawat.
O1 : “Cewe sekarang
kalo berantem gak usah
jambak-jambakan ya?”
O2 : “Apus aja alisnya,
ntar jugaa ribut!”
+> Kebanyakan
perempuan jika alisnya
di hapus akan marah.
“Kalau luka di
kulit, alkoholnya di
oles. Kalau luka di
hati, alkoholnya di
minum.”
+> Minum
minuman
beralkohol atau
mabuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
(18/04/2018)
(03/07/2018)
(23/09/2018)
“Dulu kalau bulu mata
jatoh, ada yang
kangen. Sekarang
kalau bulu mata jatoh,
belum retouch.”
+> Sekarang kalau
bulu mata jatuh harus
retouch.
(19/04/2018)
O1 : “Aku setiap
minggu suntik vitamin
C. biar kulit cerah..”
O2 : “Pengen suntik
juga biar rejeki lancar
lancar. Suntik dana.”
+> Menambah uang
untuk suatu keperluan.
(16/08/2018)
“Gue tau sih takut
harusnya sama
Tuhan, tapi jujur
gue takut sama
ujan karena harus
keramas!”
+> Kebanyakan
cewe malas
keramas.
(20/11/2018)
O1 : “Ayolah join
beauty class!”
O2 : “Kenapa sih
emang?”
O1 : “Kepribadian lo
udah jelek,
seenggaknya casing
luar lo bagus.”
+> Biar bisa make up
jadi cantik.
(26/04/2018)
O1 : “Apa
kelebihanmu?”
O2 : “Saya kelebihan
berat badan mba.”
+> O2 tidak
mempunyai kelebihan
(bakat).
(21/09/2018)
“Itu eyeliner kok
dipake di alis?
Alisnya jadi kayak
Liputan 6 – tajam
dan terpercaya.”
+> Alisnya tebal,
terlihat galak.
(21/11/2018)
O1 : “Iya tau
deeeh…blush on baru,
sampe dipake semuka
gitu.”
O2 : “INI GW
NAHAN PEDES,
NJIR!”
+> Ini bukan blush on.
(06/05/2018)
O1 : “Wah perawatan lo
berhasil ya bikin lo
dikejar cowo-cowo.”
O2 : “Mohon maap,
jangan sedih… Tagihan
juga ikut ngejar-
ngejar!”
+> O2 mempunyai
tagihan yang belum di
bayar.
(04/11/2018)
“Kuliah siang itu
keras. Berangkat
udah kaya barbie,
eh pulang-pulang
kaya boneka
santet….”
+> Pulang kuliah
siang jadi jelek.
(24/11/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
O1 : “Baru gajian,
terus jajan skin care.
Rekening aku jadi
kaya Pertamina.”
O2 : “Gimana?
Banyak minyak
maksudnya?”
O1 : “Bukan. Dimulai
dari nol ya, Bu.”
+> Saldo rekening nol
rupiah atau habis.
(07/05/2018)
O1 : “Sebel gue sama
dia two face banget
anjir.”
O2 : “Duh gue yg one
face aja harus double
cleansing, apalagi dia
bebb!”
+> Bermuka dua tidak
jujur, munafik bukan
memiliki muka yang
berjumlah dua.
(09/12/2018)
“Semua temen gw
sibuk urusin
tunangan, nikah,
ataupun punya
anak. Apa Cuma
gw yang masih
sibuk ngilangin
jerawat sama
rapihin alis?”
+> Tidak ada
temen gw yang
sibuk ngilangin
jerawat sama
rapihin alis.
(02/12/2018)
O1 : “Gila gw gabisa
kalau rest bulu mata
lama-lama nih.”
O2 : “Lah, kenapa?”
O1 : “Gw baru sadar
setelah remove lash
extension gw ga
secakep yang mereka
bilang.”
+> Karena gw jelek
tanpa bulu mata.
(19/05/2018)
O1 : “Beb, gw kalo
nyari pacar gak mau
yang cakep-cakep amat
ah.”
O2 : “Kenapa
emangnya?”
O1 : “Ntar di nyinyirin
netizen.”
+> O1 jelek.
(21/12/2018)
“Hidup gw emang
gak perfect. Tapi
alis gw harus
perfect!”
+> Kebanyakan
perempuan lebih
mementingkan alis
yang rapi dan
bagus.
(05/12/2018)
O1 : “Gw mau pake
make up di mobil aja
ah, ga kuat.”
O2 : “Ga usah, lah.
Mending make up nya
ditelen, biar jadi inner
beauty.”
+> Kamu udah cantik
tanpa make up.
“Cewe-cewe
berangkat ke Bali
kaya Black Pink.
Pulang-pulang
kaya Black
Panther.”
+> Kebanyakan
perempuan setelah
liburan di
bali badannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
(01/06/2018)
menjadi gelap atau
hitam.
(06/12/2018)
O1 : “Mas, ada lash
paradise ga?”
O2 : “Abis, adanya di
surga.”
+> O2 gak ada.
(17/06/2018)
“20 tahun
kebawah, cantik itu
turunan. 20 tahun
keatas cantik itu
tergantung
Skincare.”
+> Orang yang
memakai skincare
menjadi cantik.
(17/12/2018)
O1 : “Aku golput
ajalah.”
O2 : “Kenapa?”
O2 : “Habis nail art,
ntar kalau nyoblos
kukunya kena tinta.”
+> Karna gw gak mau
kuku gw kotor.
(28/06/2018)
“5 menitnya cowo
main PUBG tuh
sama aja kyk 5
menitnya cewe
dandan. Ga kelar-
kelar!”
+> Kebanyakan
perempuan kalau
make up lama.
(18/12/2018)
O1 : “Mau keto ah,
ternyata bisa turun 15
kg dalam waktu
singkat!”
O2 : “Ketok magic?”
+> Keto adalah
program diet.
(10/07/2018)
“Di Jakarta
kebanyakan orang
nanem bulu mata.
Karena Jakarta gak
bisa nanem padi.
+> Banyak orang
Jakarta khususnya
perempuan yang
pasang eyelash
extension.
(18/12/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
O1 : “Itu kan ngga
waterproof.”
O2 : “Kalo hidup
ngga pake drama, kita
ngga perlu waterproof
mascara.”
+> O2 iya gak
waterproof, karena gw
gak pernah nangis.
(11/07/2018)
O1 : “Kok lo jauh
lebih cantik sih skrng?
Rajin perawatan?
Diet? Ganti make
up?”
O2 : “Patah hati.”
+> O2 gak perawatan,
gak diet dan gak ganti
make up.
(12/07/2018)
O1 : “Lo ngapain 3
hari sekali nge blow
ke salon? Kan lo udah
punya laki!”
O2 : “Perempuan
cantik bukan buat laki,
tapi buat bikin
perempuan lain
ngeliatinnya iri!”
+> Biar makin cantik.
(14/07/2018)
O1 : “Temen gue ada
yg buka nail salon, lo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
gamau coba sambung
kuku?”
O2 : “Buat nyambung
hidup aja susah
apalagi nyambung
kuku.”
+> O2 Enggak lah.
(19/07/2018)
O1 : “Pake innisfree
deh, bagus.”
O2 : “Gw sih maunya
ini-sih-free.”
+> O2 mau yang
gratis.
(27/07/2018)
O1 : “Badan gemukan
gara-gara kerja
kebanyakan duduk
nih!.”
O2 : “Alis gue juga
nih gemukan gara-
gara kebanyakan
duduk depan kaca,
jadi gue tambahin
mulu.”
+> Alis O2 tebal.
(07/08/2018)
O1 : “Ini kok foto
KTP beda sama
orangnya?”
O2 : “Itu fotonya
sebelum kenal pensil
alis, bu!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
+> Foto O2 gak pakai
pensil alis.
(25/08/2018)
O1 : “Kecantikan
datengnya dari
dalem..”
“Dalem kantong…”
+> Orang cantik
karena punya modal.
(30/08/2018)
O1 : “Suju lagi panik
kali ya, bakal
keujanan.”
O2 : “Oiya make-uo
nya! Kalau luntur
Siwon bisa jadi
rawon.”
+> Siwon jadi jelek.
(03/09/2018)
O1 : “Gw pikir-pikir,
cakep lu kaya Senayan
pas Asian Games.”
O2 : “Kenapa tuh?”
O1 : “Cakep kalo ada
acara doang!”
O2 : “Anjaay….”
+> O2 cakep kalau
pakai make up.
(05/09/2018)
O1 : “Gimana tinder
date lo semalem?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
O2 : “Buang-buang
make up gw!.”
+> Kencan O2 gak
asik.
(12/09/2018)
O1 : “Beb, ke Sephora
yuk!”
O2 : “Ngapain?”
O1 : “Lipstick gua
udah gak on lagi nih,
kudu di tacap!”
+> O2 mau coba
lipstick.
(14/09/2018)
O1 : “Wuh gila, lo
sulam alis akhirnya.
Berapa tuh
harganya?”
O2 : “Dua belas juta.”
O1 : “Lo emang kaya
yah, walaupun alis lo
maya.
+> Alis O2 tidak
nyata atau palsu
(24/09/2018)
O1 : “Kalian
bukannya diet karbo?”
O2 : “Kita kan diet
mayo, sis. Mayoritas
gagal….”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
+> O2 tidak diet
karbo.
(26/10/2018)
O1 : “Kamu kok kalo
dateng telat terus sih?”
O2 : “Mending dateng
telat daripada dateng
jelek.”
+> O2 dateng dengan
wajah cantik karena
make up terlebih
dahulu.
(29/10/2018)
O1 : “Bagi kertas
minyak dong!”
O2 : “Buat apaan?
Muka lo kayaknya
matte aja deh..”
O1 : “Siapa bilang
buat muka! Buat
rambut nih!”
+> Rambut O1 lepek
atau berminyak.
(04/12/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2. Data yang Tidak Mematuhi Prinsip Kerja Sama
MAKSIM
KUANTITAS
MAKSIM
KUALITAS
MAKSIM
RELEVANSI
MAKSIM
PELAKSANAAN
O1: “Lo udah
ketemu sama
pacarnya belum?”
O2: “Udah, alisnya
bagus”
+> Cantik gak?
(04/01/2018)
O1 : “Eh concealer
sebenarnya gunanya
apa sih?”
O2 : “Buat nutupin
kerja keras gw
begadang nyaris tiap
hari ngerjain kerjaan
manager gw yang
bisanya cuman
liburan doang.”
+> Concealer
gunanya untuk
menutupi dan
menyamarkan
lingkaran hitam di
mata.
(22/01/2018)
O1 : “Gw habis beli
Fenty nih, make up
bikinan Rihanna.”
O2 : “Jadi kalau lo
pake Fenty langsung
jadi wiiiiild, wild,
wild gitu ya.”
+> O1 setelah
memakai Fenty
menjadi mirip
seperti penyanyi
Rihanna.
(05/01/2018)
“Kalau mau ngajak
jalan tuh jangan
mendadak, gue
belum maskeran
belum ngempesin
jerawat, minimal 3
hari sebelumnya
udah bilang!”
+> Perempuan butuh
persiapan yang lama
untuk jalan-jalan.
(07/01/2018)
“Kalau minyak
muka gw bisa
ditambang mungkin
sekarang gw udah
jadi konglomerat.”
+> Jenis kulit wajah
gw berminyak.
(21/02/2018)
O1 : “Ih lo kok bisa
panuan di muka
gitu?”
O2 : “Please deh, ini
acne patch gila.”
+> Ini bukan panu,
tapi jerawat.
(06/01/2018)
O1 : “Lo salah
pilih foundie deh
kayaknya, muka lo
masih keliatan kaya
bulan gitu.”
O2 : “Maksudnya?”
O1 : “Masih
geradakan, gak rata.”
+> Warna foundie lo
gak sesuai sama
warna kulit lo.
(14/01/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
“Kalau mau ngajak
jalan tuh jangan
mendadak, gue
belum maskeran
belum ngempesin
jerawat, minimal 3
hari sebelumnya
udah bilang!”
+> Perempuan butuh
persiapan yang lama
untuk jalan-jalan.
(07/01/2018)
“Orang bule tanning
sexy glowing gitu,
kok kalau gw malah
jadi abu-abu ya.”
+> Kalau gw tanning
jadi jelek
(03/03/2018)
O1 : “Itu lipstick
kamu waterproof,
Yang?”
O2 : “Ini namanya
skill.” (mouth opens
wide)
+> Lipstiknya tidak
waterproof.
(08/01/2018)
O1 : “Lo mau nyari
cewe yang kayak
gimana lagi sih
emang?”
O2 : “Pokoknya
yang mukanya gak
berubah walaupun
abis dicuci.”
+> Gue cari cewe
yang cantiknya
natural.
(19/01/2018)
O1 : “Lo salah
pilih foundie deh
kayaknya, muka lo
masih keliatan kaya
bulan gitu.”
O2 : “Maksudnya?”
O1 : “Masih
geradakan, gak rata.”
+> Warna foundie lo
gak sesuai sama
warna kulit lo.
(14/01/2018)
O1 : “Cewe jaman
sekarang kenapa
pada suka amat sih
pake softlense abu-
abu?”
O2 : “Iya buat
nutupin mata aslinya
yang pada ijo.”
+> Mata duitan.
(09/03/2018)
O1 : “Lipstick lo
warna tanggal merah
ya?”
O2 : “Maksudnya
gimana tuh?”
O1: “Kagak Masuk.”
+> Warna lipstick lo
gak cocok sama
bibir.
(10/01/2018)
O1 : “Lo mending
cowo ganteng atau
cowo kaya?”
O2 : “Gw balik
tanya deh, emang
ganteng bisa beliin
semua make up,
brush, dan skin care
yang harganya bisa
DP motor?”
+> Mending cowo
kaya lah.
(29/01/2018)
O1 : “Lo mau nyari
cewe yang kayak
gimana lagi sih
emang?”
O2 : “Pokoknya
yang mukanya gak
berubah walaupun
abis dicuci.”
+> Gue cari cewe
yang cantiknya
natural.
O1 : “Kamu ngapain
bawa obeng segala?”
+> Obeng yang
dimaksud adalah
pensil alis yang jatuh
dari dalam tas.
(14/03/2018)
O1: “Biar apa sih
makan makanan
burung gini setiap
weekend? Mahal
lagi.”
O2 : “Ini detox beb,
bekas hangover
semalem!”
+> Ini bukan
makanan burung.
Detox untuk
O1 : “Duh, udah
musim kering.”
O2 : “Lah hari ini
kan ujan?”
O1 : “Dompet sama
mascara gw yang
kering.”
+> Gw gak punya
uang dan mascara
gw habis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
(19/01/2018) ngeluarin racun di
tubuh.
(13/01/2018)
(30/01/2018)
O1 : “Lo kok
sekarang makannya
dikit amat sih, diet?”
O2 : “Iya nih budget
makan gw sekarang
gw alokasiin buat
budget skin care
sama make up.”
+> O2 tidak diet.
(25/01/2018)
O1 : “Kalau nikah
nanti gw pengen
make up sederhana
kaya Putri Marino.”
O2 : “Jangan, kalau
lo nanti lebih mirip
rumah makan
padang Sederhana!”
+> Gak cocok.
(23/03/2018)
O1 : “Bete deh,
jerawat gw balik-
balik mulu kaya
mantan.”
O2 : “Susah move-on
ye.”
+> Susah hilang.
(07/02/2018)
O1 : “Gw tuh sebel
kalau diajak ngobrol
pas lagi di blow.”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Yang gw
denger Cuma
whwuwwkwllala!”
+> Karna gw gak
denger omongannya.
(27/02/2018)
O1 : “Lo mending
cowo ganteng atau
cowo kaya?”
O2 : “Gw balik tanya
deh, emang ganteng
bisa beliin semua
make up, brush, dan
skin care yang
harganya bisa DP
motor?”
+> Mending cowo
kaya lah.
(29/01/2018)
O1 : “Sayang, aku
mau sulam bibir ok
ga?”
O2 : “Jangan, nanti
kamu kayak Joker.”
+> Nanti bibirmu
jadi merah banget.
(27/03/2018)
O1 : “Gila sekarang
pensil alis Viva
mahal bener di
Indomart, 32 ribu.”
O2 : “Yang murah
pensil 2B.”
+> Produk make up
gak ada yang murah.
(25/02/2018)
“Orang bule tanning
sexy glowing gitu,
kok kalau gw malah
jadi abu-abu ya.”
+> Kalau gw tanning
jadi jelek
(03/03/2018)
O1 : “Kok lu hari ini
ga pake eyeliner?”
O2 : “Laki gue gak
bisa bedain mana
eyeliner abu-abu
sama bolpen kering,
dibuang sama dia!”
O1 : “Tadi pagi gw
buru-buru mau ke
kantor terus pensil
alis gw ilang, aduh
gw tuh ga bisaaa!!”
O2 : “Pake 2B aja
kebaca kok sama
komputer.”
O1 : “Kok lo jadi
bisa kerja di brand
kecantikan sih?”
O2 : “Iya nih,
kebawa angin aja.
Cuman gw jadi ga
bisa cari pacar di
kantor.”
O1 : “Duh gw
jerawatan nih,
pusing deh.”
O2 : “Habis lo doyan
telor sih, jangan
kebanyakan makan
telor tau.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
+> Iya nih, gue udah
gak punya eyeliner.
(01/02/2018)
+> Perempuan tidak
bisa keluar tanpa
menggunakan alis.
(09/04/2018)
O1 : “Emang
kenapa?”
O2 : “Soalnya
semua anak kantor
gw suka saling
gantian pensil alis.’
+> Cowo di kantor
gw gak maskulin.
(02/04/2018)
O1 : “Iya nih gw
suka banget telor,
bisa makan 10
sehari.”
+> jika kebanyakan
makan telor bisa
bikin jerawatan.
(08/03/2018)
“Sekarang semua
cewe jadi MUA,
semua cowo jadi
DJ.”
+> Tidak satupun
cewe yang tidak jadi
MUA dan tidak
satupun cowo yang
tidak jadi DJ.
(06/02/2018)
“Kita tuh jadi cewe
harus rajin-rajin
ngerawat kulit,biar
kalau udah tua ga
kaya Thanos.”
+> Agar saat tua
tidak keriput dan
jelek.
(29/04/2018)
O1 : “Gw bener-
bener ga akan resign
dari kantor ini.”
O2 : “Why?”
O1 : “Kaca kantor
ini bikin gw keliatan
kurus!”
+> Karna gw suka
kaca di kantor ini.
Gw yang gemuk ini
keliatan kurus di
kaca kantor.
(05/04/2018)
O1 : “Aaaargh muka
gw kaku!!!”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Barusan gw
nyemprot hair spray
ke muka! Gw kira
setting spray!”
+> Gw salah
semprot produk ke
muka.
(19/03/2018)
“Gw tau akhirnya
kenapa gw
jerawatan, Cuk. Gw
belom ganti sarung
bantal dua bulan.”
+> Jika sudah lama
tidak mengganti
sarung bantal
akibatnya sarung
bantal akan kotor.
(12/02/2018)
O1 : “Baru gajian,
terus jajan skin care.
Rekening aku jadi
kaya Pertamina.”
O2 : “Gimana?
Banyak minyak
maksudnya?”
O1 : “Bukan.
Dimulai dari nol ya,
Bu.”
O1 : “Gw lagi pingin
coba-coba invest
deh.”
O2 : “Seandainya ya
lipstick itu investasi,
gw pasti udah kaya.”
+> Perempuan
mempunyai banyak
lipstick.
(12/04/2018)
O1 : “Gw kalau
pakai lipstick itu
selalu brand lokal.”
O2 : “Wow,
nasionalis!”
O1 : “err…..bukan,
ekonomis.”
+> Karena murah.
(25/03/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
+> Saldo rekening
nol rupiah atau
habis.
(07/05/2018)
O1 : “Gw
semaleman
begadang nontonin
tutorial photoshop
nih.”
O2 : “Ngapain deh
lo?”
O1 : “Karena belajar
ngedit jerawat lebih
murah daripada beli
skin care.”
+> Supaya gw bisa
ngedit foto wajah
yang berjerawatan
sehingga tampak
lebih cantik.
(20/02/2018)
“Emang ga cape ya
dia jadi orang muka
dua gitu? Muka gw
Cuma satu aja
facialnya udah
mahal!”
+> Bermuka dua
yang artinya adalah
munafik, bukan
memiliki muka
berjumlah dua.
(11/05/2018)
“Kekurangan tuh
ditutupin sama
kelebihan bukan
sama concealer.”
+> Concealer
gunanya untuk
menutupi
kekurangan pada
wajah.
(18/04/2018)
O1 : “Lo abis beli
sleeping mask?”
O2 : “Iya, emang
kenapa?”
O1 : “Emang lo
pernah tidur,
bukannya begadang
terus?”
+> Terus lo kapan
pakai sleeping mask
nya?
(06/04/2018)
“Kalau minyak muka
gw bisa ditambang
mungkin sekarang
gw udah jadi
konglomerat.”
+> Jenis kulit wajah
gw berminyak.
(21/02/2018)
O1 : “Abis olah raga
ya lo?”
O2 : “Kagak,
kurusan ye?”
O1 : “Alis lo kayak
stang sepeda!
+> Enggak kurusan,
alis lo jelek.
(13/05/2018)
O1 : “Lo kenapa
putus sih sama dia?”
O2 : “Gila ya, masa
gw ga boleh pake
lipstick dan alis! Ya
gw putusin lah.”
+> Cowo O2
menginginkan cewe
yang natural tanpa
make up.
(25/04/2018)
“Dulu kalau bulu
mata jatoh, ada yang
kangen. Sekarang
kalau bulu mata
jatoh, belum
retouch.”
+> Sekarang bulu
mata jatoh harus
retouch.
(19/04/2018)
O1 : “Mas, jerawat
saya bisa diilangin
kan?”
“Asli, masalah gw
sama jerawat tuh
rasanya kaya makan
O1 : “Beli skin care
mulu buat apa sih?
Cakep juga kagak.”
“Belanja kosmetik
online itu kayak
ngasih hati ke laki-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
O2 : “Kalau
ngilangin jerawat
mah ke Erha, Mas.”
+> Gak bisa.
(07/03/2018)
soto pake tangan,
Engga kelar-kelar.”
+> Jerawat gak
kunjung hilang.
(25/05/2018)
O2 : “Ya elu kuliah
mulu buat apa sih?
Pinter juga kagak.”
+> Seharusnya orang
yang memakai skin
care jadi cakep,
begitu juga orang
yang kuliah
seharusnya jadi
pintar.
(02/06/2018)
laki, awalnya
mengerikan. Tapi
sekali lo berani
ambil langkah
pertama, niscaya lo
akan menemukan
kebahagian hakiki.”
+> Belanja kosmetik
online membuat
kecanduan.
(24/04/2018)
O1 : “Ajarin gw
makeup bagus ala
selebgram dong!
Tapi gw gamau beli
makeup macem-
macem yah BB
cream aja cukup
kan.”
O2 : “Ibarat lo mau
masak nasi goreng,
bahan lo cuman
garem doang,
Neng!”
+> Gak cukup.
(10/03/2018)
O1 : “Gw mau pake
make up di mobil aja
ah, ga kuat.”
O2 : “Ga usah, lah.
Mending make up
nya ditelen, biar jadi
inner beauty.”
+> Kamu udah
cantik tanpa make
up.
(01/06/2018)
O1 : “Aku golput
ajalah.”
O2 : “Kenapa?”
O2 : “Habis nail art,
ntar kalau nyoblos
kukunya kena tinta.”
+> Karna gw gak
mau kuku gw kotor.
(28/06/2018)
O1 : “Abis olah raga
ya lo?”
O2 : “Kagak,
kurusan ye?”
O1 : “Alis lo kayak
stang sepeda!
+> Enggak kurusan,
alis lo jelek.
(13/05/2018)
O1 : “Lo ngapain sih
daritadi nontonin
beauty vlog
seharian?”
O2 : “Ini namanya
strategi, Sist. Gw
gamau kalah ON
sama influencer-
influencer lain kalau
datang ke acara
O1 : “Mas, ada lash
paradise ga?”
O2 : “Abis, adanya
di surga.”
+> Gak ada.
(17/06/2018)
O1 : “Mau keto ah,
ternyata bisa turun
15 kg dalam waktu
singkat!”
O2 : “Ketok magic?”
+> Keto adalah
program diet.
(10/07/2018)
“Sekarang gw kalau
ke tempat ibadah
sukanya sore, abis
kalau siang takut spf
nya gak cukup.”
+> Pada siang hari
lebih panas daripada
sore hari.
(16/05/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
+> Lagi cari
inspirasi make up.
(15/03/2018)
O1 : “Perasaan tadi
lo pucet deh pas
berangkat.”
O2 : “Lo pikir tadi di
toilet lama ngapain
kalau ga touch up?”
+> O1 kok sekarang
jadi seger?”
(17/03/2018)
O1 : “Temen gue
ada yg buka nail
salon, lo gamau coba
sambung kuku?”
O2 : “Buat
nyambung hidup aja
susah apalagi
nyambung kuku.”
+> O2 gak mau
nyambung kuku.
(19/07/2018)
O1 : “Kok lo jauh
lebih cantik sih
skrng? Rajin
perawatan? Diet?
Ganti make up?”
O2 : “Patah hati.”
+> O2 tidak
perawatan, tidak diet
dan tidak ganti make
up.
(12/07/2018)
O1 : “Gila gw gabisa
kalau rest bulu mata
lama-lama nih.”
O2 : “Lah, kenapa?”
O1 : “Gw baru sadar
setelah remove lash
extension gw ga
secakep yang
mereka bilang.”
+> Karena gw jelek
tanpa bulu mata.
(19/05/2018)
O1 : “Aaaargh muka
gw kaku!!!”
O2 : “Kenapa?”
O1 : “Barusan gw
nyemprot hair spray
ke muka! Gw kira
setting spray!”
+> Gw salah
semprot produk ke
muka.
(19/03/2018)
“Gimana ya ini idup
gw, bulu mata on
tapi kisah cinta gw
on/off melulu.”
+> Kisah cintanya
putus nyambung.
(05/08/2018)
O1 : “Gimana tinder
date lo semalem?”
O2 : “Buang-
buang make up
gw!.”
+> Kencan buta O2
gak asik.
(12/09/2018)
O1 : “Eh gaes, kita
boomerang yuk tapi
muka jelek yah!”
O2 : “Ih udah make
up gini aja belum
laku, apalagi foto
dijelek-jelekin..lah
tambah ga ada yang
mau dong.
+> O2 Enggak mau.
(23/05/2018)
O1 : “Dek! Ini
parfum kamu mama
udah semprot banyak
tapi kok ga kecium
baunya ya?”
O1 : “Badan
gemukan gara-gara
kerja kebanyakan
duduk nih!.”
O2 : “Alis gue juga
nih gemukan gara-
gara kebanyakan
O1 : “Kamu kok
kalo dateng telat
terus sih?”
O2 : “Mending
dateng telat daripada
dateng jelek.”
“Asli, masalah gw
sama jerawat tuh
rasanya kaya makan
soto pake tangan,
Engga kelar-kelar.”
+> Jerawat gak
kunjung hilang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
O2 : “Itu thermal
water buat semprot
muka maah.”
+> Itu bukan
parfum.
(22/03/2018)
duduk depan kaca,
jadi gue tambahin
mulu.”
+> Alis O2 tebal.
(07/08/2018)
+> Iya, O2 dateng
cantik karna make
up terlebih dahulu.
(29/10/2018)
(25/05/2018)
O1 : “Kalau nikah
nanti gw pengen
make up sederhana
kaya Putri Marino.”
O2 : “Jangan, kalau
lo nanti lebih mirip
rumah makan
padang Sederhana!”
+> Gak cocok.
(23/03/2018)
O1 : “Aku setiap
minggu suntik
vitamin C. biar kulit
cerah..”
O2 : “Pengen suntik
juga biar rejeki
lancar lancar. Suntik
dana.”
+> Iya, mau
menambah uang
untuk suatu
keperluan.
(16/08/2018)
O1 : “Wah
perawatan lo
berhasil ya bikin lo
dikejar cowo-cowo.”
O2 : “Mohon maap,
jangan sedih…
Tagihan juga ikut
ngejar-ngejar!”
+> O2 mempunyai
tagihan yang belum
di bayar.
(04/11/2018)
“Jangan nakal-nakal
jadi cewe, inget
quota dosa kita udah
dicadangkan buat
cukur alis.”
+> Cukur alis dosa.
(26/05/2018)
O1 : “Sayang, aku
mau sulam bibir ok
ga?”
O2 : “Jangan, nanti
kamu kayak Joker.”
+> Nanti bibirmu
jadi merah banget.
(27/03/2018)
O1 : “Kecantikan
datengnya dari
dalem..”
“Dalem kantong…”
+> Orang cantik
karena punya modal.
(30/08/2018)
O1 : “Kalau jumatan
harus bawa sejadah.”
O2 : “Ngapain, kan
udah ada di mesjid?”
O1 : “Menutupi
wajah dari sinar
UV.”
+> Siang hari panas.
(08/06/2018)
O1 : “Beb, bagi
kertas dong sama
pulpen.”
O2 : “Nih.”
O1 : “Suju lagi panik
kali ya, bakal
keujanan.”
O2 : “Oiya make-uo
nya! Kalau luntur
O1 : “Aduh pulang
mudik muka gw kok
beruntusan ya, masa
gara-gara air beda
sih? Ngaruh ga sih?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
O1 : “Beb, pinjem
tepex.”
O2 : “Makannya
kuliah bawa alat
tulis! Ngisi kuis tuh
bukan pake pensil
alis sama lip tint!’
+> O1 kuliah bukan
membawa alat tulis
tapi membawa
kosmetik.
(29/03/2018)
Siwon bisa jadi
rawon.”
+> Siwon jadi jelek.
(03/09/2018)
O2 : “Beres lebaran
lo langsung banyak
dosa kali makannya
beruntusan.”
+> Engga ngaruh
lah.
(22/06/2018)
“Daripada dosa main
pelet mending lo
beliin dia palette.”
+> Untuk
mendapatkan
perempuan cukup
membelikan palette
(produk make up)
(17/04/2018)
O1 : “Gw pikir-pikir,
cakep lu kaya
Senayan pas Asian
Games.”
O2 : “Kenapa tuh?”
O1 : “Cakep kalo
ada acara doang!”
O2 : “Anjaay….”
+> O2 cakep kalau
pakai make up.
(05/09/2018)
O1 : “Itu kan ngga
waterproof.”
O2 : “Kalo hidup
ngga pake drama,
kita ngga perlu
waterproof
mascara.”
+> O2 iya gak
waterproof.
(11/07/2018)
“Kekurangan tuh
ditutupin sama
kelebihan bukan
sama concealer.”
+> Concealer
gunanya untuk
menutupi
kekurangan pada
wajah.
(18/04/2018)
“Lagi trend dewy
look ya. Kalo kata
laki gw, mukanya
kaya di oles pake
mentega.”
+> Mukanya
menjadi mengkilap
atau licin.
(06/09/2018)
O1 : “Lo ngapain 3
hari sekali nge blow
ke salon? Kan lo
udah punya laki!”
O2 : “Perempuan
cantik bukan buat
laki, tapi buat bikin
perempuan lain
ngeliatinnya iri!”
+> Biar makin
cantik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
(14/07/2018)
“Ga ada cewe jelek
cuy, adanya cewe
miskin. Sayang aja
gw miskin, kalau
kaya gw cantik
banget!”
+> Gw jelek karna
gw miskin.
(23/04/2018)
O1 : “Wuh gila, lo
sulam alis akhirnya.
Berapa tuh
harganya?”
O2 : “Dua belas
juta.”
O1 : “Lo emang
kaya yah, walaupun
alis lo maya.
+> Alis O2 tidak
nyata atau palsu.
(24/09/2018)
“Kita tuh jadi orang
harus kaya
foundation gampang
nge-blend.”
+> Jadi orang yang
gampang berbaur.
(24/07/2018)
“Belanja kosmetik
online itu kayak
ngasih hati ke laki-
laki, awalnya
mengerikan. Tapi
sekali lo berani
ambil langkah
pertama, niscaya lo
akan menemukan
kebahagian hakiki.”
+> Belanja kosmetik
online membuat
kecanduan.
(24/04/2018)
“Itu eyeliner kok
dipake di alis?
Alisnya jadi kayak
Liputan 6 – tajam
dan terpercaya.”
+> Alisnya jadi tebal
dan terlihat galak.
(21/11/2018)
O1 : “Pake innisfree
deh, bagus.”
O2 : “Gw sih
maunya ini-sih-
free.”
+> O2 mau yang
gratis.
(27/07/2018)
O1 : “Lo kenapa
putus sih sama dia?”
O2 : “Gila ya,
masa gw ga boleh
pake lipstick dan
alis! Ya gw putusin
lah.”
+> Cowo O2
menginginkan cewe
“Kuliah siang itu
keras. Berangkat
udah kaya barbie, eh
pulang-pulang kaya
boneka santet….”
+> Pulang kuliah
siang hari, muka jadi
jelek.
(24/11/2018)
“Zaman sekarang
cantik bukan dari
sananya, tapi dari
dananya.”
+> Cewe cantik
karena punya banyak
modal.
(28/07/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
yang natural tanpa
make up.
(25/04/2018)
O1 : “Ayolah join
beauty class!”
O2 : “Kenapa sih
emang?”
O1 : “Kepribadian lo
udah jelek,
seenggaknya casing
luar lo bagus.”
+> Biar bisa make
up jadi cantik.
(26/04/2018)
O1 : “Sebel gue
sama dia two face
banget anjir.”
O2 : “Duh gue yg
one face aja harus
double cleansing,
apalagi dia bebb!”
+> Bermuka dua
tidak jujur bukan
mukanya ada dua.
(09/12/2018)
“Gimana ya ini idup
gw, bulu mata on
tapi kisah cinta gw
on/off melulu.”
+> Kisah cintanya
putus nyambung.
(05/08/2018)
“Kita tuh jadi cewe
harus rajin-rajin
ngerawat kulit,biar
kalau udah tua ga
kaya Thanos.”
+> Agar saat tua
tidak keriput dan
jelek.
(29/04/2018)
“Cewe-cewe
berangkat ke Bali
kaya Black Pink.
Pulang-pulang kaya
Black Panther.”
+> Kebanyakan
perempuan pulang
liburan dari bali,
kulitnya menjadi
gelap.
(06/12/2018)
“Coba ni asian
games namanya
asian gemes, gw fix
daftar jadi atlet.”
+> Karena gw
orangnya
menjengkelkan
(gemas).
(19/05/2018)
O1 : “Iya tau
deeeh…blush on
baru, sampe dipake
semuka gitu.”
O2 : “INI GW
NAHAN PEDES,
NJIR!”
+> Ini bukan blush
on.
“Di Jakarta
kebanyakan orang
nanem bulu mata.
Karena Jakarta gak
bisa nanem padi.
+> Banyak orang
Jakarta yang pasang
eyelash extension.
“Mau coba diet kepo
dari pada diet keto.”
+> Gak mau tau
hidup orang lain.
(20/08/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
(06/05/2018) (18/12/2018)
O1 : “Gila gw gabisa
kalau rest bulu mata
lama-lama nih.”
O2 : “Lah, kenapa?”
O1 : “Gw baru sadar
setelah remove lash
extension gw ga
secakep yang mereka
bilang.”
+> Karena gw jelek
tanpa bulu mata.
(19/05/2018)
O1 : “Ini kok foto
KTP beda sama
orangnya?”
O2 : “Itu fotonya
sebelum kenal pensil
alis, bu!”
+> Foto O2 gak
pakai pensil alis.
(25/08/2018)
O1 : “Kalau jumatan
harus bawa sejadah.”
O2 : “Ngapain, kan
udah ada di mesjid?”
O1 : “Menutupi
wajah dari sinar
UV.”
+> Siang hari panas.
(08/06/2018)
O1 : “Kecantikan
datengnya dari
dalem..”
“Dalem kantong…”
+> Orang cantik
karena punya modal.
(30/08/2018)
O1 : “Mas, ada lash
paradise ga?”
O2 : “Abis, adanya
di surga.”
+> Gak ada.
(17/06/2018)
O1 : “Gw pikir-pikir,
cakep lu kaya
Senayan pas Asian
Games.”
O2 : “Kenapa tuh?”
O1 : “Cakep kalo
ada acara doang!”
O2 : “Anjaay….”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
+> O2 cakep kalau
pakai make up.
(05/09/2018)
O1 : “Cewe sekarang
kalo berantem gak
usah jambak-
jambakan ya?”
O2 : “Apus aja
alisnya, ntar jugaa
ribut!”
+> Perempuan jika
alisnya di rusak akan
marah.
(03/07/2018)
“Gue sekarang udah
jarang marah, karena
gue sadar perawatan
anti aging mahal
banget bikin gue
takut cepet tua.”
+> Mudah marah
membuat cepat tua.
(08/09/2018)
O1 : “Lo ngapain 3
hari sekali nge blow
ke salon? Kan lo
udah punya laki!”
O2 : “Perempuan
cantik bukan buat
laki, tapi buat bikin
perempuan lain
ngeliatinnya iri!”
+> Biar makin
cantik.
(14/07/2018)
O1 : “Beb, ke
Sephora yuk!”
O2 : “Ngapain?”
O1 : “Lipstick gua
udah gak on lagi nih,
kudu di tacap!”
+> O2 mau coba
lipstick.
(14/09/2018)
O1 : “Temen gue ada
yg buka nail salon,
lo gamau coba
sambung kuku?”
O2 : “Buat
nyambung hidup aja
susah apalagi
nyambung kuku.”
“Ngeluh mulu deh!
Kaya cewe habis
potong poni.”
+> Kebanyakan
cewe banyak bicara
(cerewet) setelah
potong poni.
(20/09/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
+> O2 gak mau
nyambung kuku.
(19/07/2018)
“Zaman sekarang
cantik bukan dari
sananya, tapi dari
dananya.”
+> Cewe cantik
karena punya banyak
modal.
(28/07/2018)
O1 : “Apa
kelebihanmu?”
O2 : “Saya kelebihan
berat badan mba.”
+> O2 tidak
mempunyai
kelebihan (bakat).
(21/09/2018)
O1 : “Ini kok foto
KTP beda sama
orangnya?”
O2 : “Itu fotonya
sebelum kenal pensil
alis, bu!”
+> Foto O2 gak
pakai pensil alis.
(25/08/2018)
O1 : “Kalian
bukannya diet
karbo?”
O2 : “Kita kan diet
mayo, sis. Mayoritas
gagal….”
+> O2 tidak diet
karbo.
(26/10/2018)
O1 : “Beb, ke
Sephora yuk!”
O2 : “Ngapain?”
O1 : “Lipstick gua
udah gak on lagi nih,
kudu di tacap!”
+> O2 mau coba
lipstick.
(14/09/2018)
“Gue tau sih takut
harusnya sama
Tuhan, tapi jujur gue
takut sama ujan
karena harus
keramas!”
+> Kebanyakan
cewe malas keramas.
(20/11/2018)
O1 : “Apa
kelebihanmu?”
“Semua temen gw
sibuk urusin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
O2 : “Saya kelebihan
berat badan mba.”
+> O2 tidak
mempunyai
kelebihan (bakat).
(21/09/2018)
tunangan, nikah,
ataupun punya anak.
Apa Cuma gw yang
masih sibuk
ngilangin jerawat
sama rapihin alis?”
+> Tidak ada temen
gw yang sibuk
ngilangin jerawat
sama rapihin alis.
(02/12/2018)
O1 : “Bagi kertas
minyak dong!”
O2 : “Buat apaan?
Muka lo kayaknya
matte aja deh..”
O1 : “Siapa bilang
buat muka! Buat
rambut nih!”
+> Rambut O2 lepek
atau berminyak.
(04/12/2018)
“Hidup gw emang
gak perfect. Tapi alis
gw harus perfect!”
+> Bagi perempuan
yang terpenting
mempunyai alis
yang bagus dan
rapih.
(05/12/2018)
O1 : “Beb, gw kalo
nyari pacar gak mau
yang cakep-cakep
amat ah.”
O2 : “Kenapa
emangnya?”
O1 : “Ntar di
nyinyirin netizen.”
+> Karna O1 jelek.
(21/12/2018)
“20 tahun kebawah,
cantik itu turunan.
20 tahun keatas
cantik itu tergantung
Skincare.”
+> Orang yang
memakai skin care
pasti cantik.
(17/12/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
“5 menitnya cowo
main PUBG tuh
sama aja kyk 5
menitnya cewe
dandan. Ga kelar-
kelar!”
+> Cewe kalau make
up lama.
(18/12/2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI