implementasi program revitalisasi museum pada …

16
141 Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG (THE IMPLEMENTATION OF THE MUSEUM REVITALIZATION PROGRAM IN THE LAMPUNG PROVINCE STATE MUSEUM) Irna Trilestari Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Gedung E Lantai 19, Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Indonesia E-mail: [email protected] Naskah diterima: 26/09/2019; direvisi akhir: 16/12/2019; disetujui: 01/17/2019 Abstract The museum revitalization program is an initiative by the Ministry of Education and Culture to improve the quality of Indonesian museums so they can be destinations worth visiting. This article analyzes the program implementation in the Lampung Province State Museum as a case study, focusing on the museum management in an effort to realize its function as an institution that protects, utilizes, and communicates historical collections to the public. This qualitative study found that the program has successfully upgraded the presentation of the museum’s permanent exhibition system and its collection information system. The increased number of visit indicated positive appreciation from the public, especially in 2018 when the museum recorded 105.025 visits, the highest in its history. However, the aspects of physical tendance and maintenance are yet to be a major concern, so the building’s appearance and exhibition system remain unimproved after revitalization. Keywords: museum revitalization, museum management, public programs, public appreciation. Abstrak Revitalisasi museum adalah upaya meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat yang sesuai dengan fungsinya sehingga museum dapat menjadi tujuan yang dirasakan sebagai kebutuhan untuk dikunjungi. Artikel ini menganalisis implementasi program revitalisasi museum di Museum Negeri Provinsi Lampung sebagai studi kasus, dengan fokus pada pengelolaan museum dalam upaya mewujudkan fungsinya sebagai lembaga yang melindungi, memanfaatkan, dan mengkomunikasikan koleksi sejarah kepada masyarakat. Studi kualitatif ini menemukan bahwa revitalisasi berhasil memperbaiki penyajian tata pameran tetap dan sistem informasi koleksi museum. Tingginya apresiasi publik dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kunjungan ke museum, khususnya pada 2018 yang mencatatkan jumlah tertinggi, yaitu 105.025 kunjungan. Namun, aspek perawatan dan pemeliharaan belum menjadi perhatian utama revitalisasi, sehingga masih dapat dilihat tampilan gedung dan tata pameran museum yang belum berubah. Kata Kunci: revitalisasi museum, pengelolaan museum, program publik dan apresiasi masyarakat. A. PENDAHULUAN Pengelolaan museum dengan baik tidaklah semudah seperti yang diharapkan ketika mendirikan museum. Pada umumnya dalam pengelolaan museum ke depannya kurang memperhatikan masalah sumber daya manusia dan pendanaan, sehingga museum yang didirikan seiring berjalannya waktu tidak dapat tampil dengan baik. Bahkan tidak jarang ada museum yang telah berdiri tidak dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya. Hal ini terbentur oleh biaya pemeliharaan yang cukup besar, persoalan

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

141

Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung

IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG

(THE IMPLEMENTATION OF THE MUSEUM REVITALIZATION PROGRAM IN THE LAMPUNG PROVINCE STATE MUSEUM)

Irna TrilestariPusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan

Gedung E Lantai 19, Kompleks Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Indonesia

E-mail: [email protected]

Naskah diterima: 26/09/2019; direvisi akhir: 16/12/2019; disetujui: 01/17/2019

Abstract The museum revitalization program is an initiative by the Ministry of Education and Culture to

improve the quality of Indonesian museums so they can be destinations worth visiting. This article analyzes the program implementation in the Lampung Province State Museum as a case study, focusing on the museum management in an effort to realize its function as an institution that protects, utilizes, and communicates historical collections to the public. This qualitative study found that the program has successfully upgraded the presentation of the museum’s permanent exhibition system and its collection information system. The increased number of visit indicated positive appreciation from the public, especially in 2018 when the museum recorded 105.025 visits, the highest in its history. However, the aspects of physical tendance and maintenance are yet to be a major concern, so the building’s appearance and exhibition system remain unimproved after revitalization.

Keywords: museum revitalization, museum management, public programs, public appreciation.

Abstrak Revitalisasi museum adalah upaya meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat

yang sesuai dengan fungsinya sehingga museum dapat menjadi tujuan yang dirasakan sebagai kebutuhan untuk dikunjungi. Artikel ini menganalisis implementasi program revitalisasi museum di Museum Negeri Provinsi Lampung sebagai studi kasus, dengan fokus pada pengelolaan museum dalam upaya mewujudkan fungsinya sebagai lembaga yang melindungi, memanfaatkan, dan mengkomunikasikan koleksi sejarah kepada masyarakat. Studi kualitatif ini menemukan bahwa revitalisasi berhasil memperbaiki penyajian tata pameran tetap dan sistem informasi koleksi museum. Tingginya apresiasi publik dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kunjungan ke museum, khususnya pada 2018 yang mencatatkan jumlah tertinggi, yaitu 105.025 kunjungan. Namun, aspek perawatan dan pemeliharaan belum menjadi perhatian utama revitalisasi, sehingga masih dapat dilihat tampilan gedung dan tata pameran museum yang belum berubah.

Kata Kunci: revitalisasi museum, pengelolaan museum, program publik dan apresiasi masyarakat.

A. PENDAHULUANPengelolaan museum dengan baik tidaklah

semudah seperti yang diharapkan ketika mendirikan museum. Pada umumnya dalam pengelolaan museum ke depannya kurang memperhatikan masalah sumber daya manusia

dan pendanaan, sehingga museum yang didirikan seiring berjalannya waktu tidak dapat tampil dengan baik. Bahkan tidak jarang ada museum yang telah berdiri tidak dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya. Hal ini terbentur oleh biaya pemeliharaan yang cukup besar, persoalan

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

142

Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019

ketersediaan SDM museum yang terlatih dan mahir dalam pemeliharaan, perawatan, dan penyajian koleksi museum, serta program publik dalam mengkomunikasikan kepada masyarakat.

Revitalisasi museum adalah upaya meningkatkan kualitas museum dalam melayani masyarakat yang sesuai dengan fungsinya sehingga museum dapat menjadi tujuan yang dirasakan sebagai kebutuhan untuk dikunjungi. Revitalisasi juga dapat diartikan sebagai proses memperbaiki mutu dari segala aspek yang ada untuk meningkatkan potensi yang dimiliki sebagai sebuah lembaga.

Kebijakan yang terkait dengan kegiatan revitalisasi museum terdapat pada program prioritas kedua, yaitu bidang Kesejarahan, Kepurbakalaan, dan Permuseuman yang tercantum dalam Bab III Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.105/UM.001/MKP/2010 tentang Perubahan Pertama Atas Rencana Strategis Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2010-2014.1 Tujuan dibuatnya kebijakan tersebut adalah meningkatkan pelestarian kekayaan dan keragaman budaya untuk memperkuat jati diri dan karakter bangsa yang multikultur di tengah pergaulan global.

Kajian ini dilakukan pada museum negeri provinsi yang dalam hal ini mengambil sampel Museum Negeri Provinsi Lampung yamg mendapat bantuan berupa revitalisasi museum. Bantuan revitalisasi museum merupakan upaya meningkatkan kualitas

Permasalahan dalam kajian ini yaitu menurunnya kualitas gedung dan tata pameran yang ada di Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”, sehingga mendapatkan bantuan program Revitalisasi museum dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Museum. Adapun tujuan dari kajian ini, yaitu pertama mengetahui lebih dalam terkait implementasi program revitalisasi museum Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai” dalam melindungi, memanfaatkan, dan mengkomunikasikan koleksi museum kepada masyarakat, khususnya pada

1 Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.105/UM.001/MKP/2010

tampilan gedung museum dan tata pameran tetap museum serta apresiasi masyarakat terhadap museum setelah dilaksanakannya revitalisasi museum. Kedua sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk kebijakan revitalisasi museum pada tahun berikutnya.

B. KAJIAN PUSTAKADefinisi museum berdasarkan International

Council of Museum (ICOM tahun 2007) adalah sebagai berikut:

Museum adalah lembaga yang bersifat tetap yang tidak mencari keuntungan, (not-for-profit), diabdikan untuk kepentingan dan pembangunan masyarakat, serta terbuka untuk umum. Museum mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomukiasikan, memamerkan bukti-bukti bendawi manusia, bukan bendawi dan lingkungannya untuk tujuan pengkajian, pendidikan dan kesenangan.

Secara umum kegiatan museum bertujuan untuk melayani masyarakat agar dapat difungsikan dalam kehidupan dan kemajuannya baik itu fungsi penelitian, fungsi pendidikan dan fungsi rekreasi atau kesenangan (Trilestari, 2008: 15)2.

Revitalisasi museum adalah upaya mewujudkan kesadaran untuk menempatkan kembali makna museum dalam mencapai tiga pilar kebijakan permuseuman Indonesia, yaitu: (1) Mencerdaskan bangsa; (2) Memperteguh kepribadian bangsa; (3) Memperkokoh ketahanan nasional dan wawasan nusantara.3

Revitalisasi dalam arti harafiah yakni “menghidupkan kembali”, maknanya tidak sekedar mengadakan/ mengaktifkan kembali apa yang sebelumnya pernah ada, tetapi juga menyempurnakan strukturnya, mekanisme kerja dengan menyesuaikan pada kondisi baru, semangat dan komitmennya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia kata revitalisasi mempunyai makna suatu proses, cara perbuatan

2 Kajian Tata Pameran Tetap Pada Museum Sejarah, Jakarta: Thesis Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

3 Direktorat Permuseum, Blue Print Revitalisasi Museum Indonesia, 2010. Hlm. 32.

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

143

Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung

88

Bagan 1 Pengelolaan Museum yang Dinamis

Sumber: Lord dan Lord, 1997:25

Pada bagan tersebut di atas fungsi museum sebagai organisasi yang dijalankan oleh pengelola museum yang terdiri dari staf administrasi sebagai tenaga penggerak administrasi ditunjang dengan kegiatan yang berhubungan dengan koleksi sebagai kekayaan museum, mengumpulkan koleksi, pendokumentasian benda koleksi, perawatan, dan kegiatan yang berhubungan dengan koleksi dan pengunjung melalui penelitian, pameran dan interpretasi koleksi. Semua kegiatan tersebut untuk mencapai fungsi museum sebagai melalui misi, mandat, tujuan, dan sasaran dalam mewujudkan museum sebagai lembaga yang bertujuan untuk kepentingan studi, penelitian, dan rekreasi. (Trilestari, 2014: 34).

C. METODE

7 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Penerbit, Alfabetta, Bandung, 2015

Metodologi yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif deskriptif terhadap implementasi revitalisasi museum dan juga pengelolaan museum berupa program publik setelah di revitalisasi museum dilaksanakan khususnya tampilan gedung dan tata pameran tetap, serta apresiasi pengunjung museum (masyarakat). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringuliasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2005: 1)7. Sedangkan data yang diperoleh peneliti melalui pengamatan (observasi) terhadap objek kajian, wawancara, diskusi kelompok terpumpun dan dokumen terkait.

ADMINISTRASI

FUNGSI MUSEUM KEGIATAN

• Penelitian • Pameran • Interpretasi

KOLEKSI • Pengumpulan • Pendokumentasian • Perawatan

MISI MANDAT TUJUAN

SASARAN

menghidupkan atau menggiatkan kembali.4 Revitalisasi museum diprogramkan agar museum di Indonesia berjalan sesuai dengan tugas dan fungsi museum dengan baik. Revitalisasi dapat diartikan sebagai proses memperbaiki mutu dari segala aspek yang ada untuk meningkatkan potensi yang dimiliki dari sebuah lembaga.

Revitalisasi museum mencakup perubahan yang dilakukan pada beberapa aspek aspek peningkatan kualiatas dan kuantitas yang mengacu pada pengembangan program GNCM5 (2010: 9), yaitu: 1. Fisik (Penataan Eksterior dan Interior,

Penambahan Fasilitas Utama, dan Penunjang)

Aspek fisik mengandung dua bagian yaitu eksternal dan internal. Pada bagian eksternal meliputi pengenalan museum dalam bentuk informasi, sosialisasi museum dengan alat bantu, dan sosialisasi museum bergabung dengan sistem informasi kota atau daerah. Sementara dalam bagian internal meliputi pengolahan pertamanan dan pintu masuk, renovasi bangunan atau arsitektur dan fasilitas pendukung, serta renovasi interior, tempat benda koleksi dan informasi koleksi.

4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, 954.5 Blue Print Revitalisasi Museum Indonesia, (2010:9)

2. Non Fisik (Manajemen, Program, Jejaring, Pencitraan, dan Kebijakan).Aspek manajemen meliputi beberapa bagian,

di antaranya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), manajemen koleksi, manajemen layanan pengunjung, dan manajemen finansial (keuangan). Aspek program meliputi program di dalam museum dan program di luar museum. Aspek jejaring meliputi pemberdayaan masyarakat, kemitraan dalam negeri, dan kemitraan luar negeri. Aspek pencitraan meliputi kampanye GNCM, publikasi cetak dan elektronik, dan peningkatan pelayanan pengunjung. Aspek kebijakan meliputi penyusunan norma standar dan pedoman kriteria.

Pengelolaan museum dalam pengeloaan museum sikap dan tingkah laku yang menunjang penampilan museum harus dimulai dari sikap para pengelolanya (Sumadio, 1997: 30-31). Salah satu teori yang berkaitan dengan fungsi museum dalam upaya meningkatkan pelayanan masyarakat yang layak untuk dikunjungi oleh masyarakat yaitu teori dari Lord and Lord berkaitan dengan fungsi museum dalam bukunya yang berjudul ”The Manual Of Museum Management”6 (1997: 25). Fungsi Museum dalam mengelolaan museum dapat dilihat pada bagan 1 di bawah ini:

6 Blue Print Revitalisasi Museum Indonesia (1997:25)

Bagan 1Pengelolaan Museum yang Dinamis

Sumber: Lord dan Lord, 1997:25

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

144

Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019

Pada bagan tersebut di atas fungsi museum sebagai organisasi yang dijalankan oleh pengelola museum yang terdiri dari staf administrasi sebagai tenaga penggerak administrasi ditunjang dengan kegiatan yang berhubungan dengan koleksi sebagai kekayaan museum, mengumpulkan koleksi, pendokumentasian benda koleksi, perawatan, dan kegiatan yang berhubungan dengan koleksi dan pengunjung melalui penelitian, pameran dan interpretasi koleksi. Semua kegiatan tersebut untuk mencapai fungsi museum sebagai melalui misi, mandat, tujuan, dan sasaran dalam mewujudkan museum sebagai lembaga yang bertujuan untuk kepentingan studi, penelitian, dan rekreasi. (Trilestari, 2014: 34).

C. METODEMetodologi yang digunakan dalam kajian ini

adalah kualitatif deskriptif terhadap implementasi revitalisasi museum dan juga pengelolaan museum berupa program publik setelah di revitalisasi museum dilaksanakan khususnya tampilan gedung dan tata pameran tetap, serta apresiasi pengunjung museum (masyarakat). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringuliasi, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2005: 1)7. Sedangkan data yang diperoleh peneliti melalui pengamatan (observasi) terhadap objek kajian, wawancara, diskusi kelompok terpumpun dan dokumen terkait.

D. HASIL DAN PEMBAHASANMuseum Negeri Provinsi Lampung

merupakan salah satu penerima bantuan revitalisasi museum dari Direktorat Cagar Budaya dan Museum (PCBM), Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud. pada tahun 2011 dan 2013. Pengelolaan museum yang dikaji dilihat dari kesesuaian dengan persyaratan pendirian

7 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Penerbit, Alfabetta, Bandung, 2015

museum sebagaimana termuat dalam Peraturan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2015 tentang Museum, berisi tentang Pendirian Museum yang harus memiliki visi dan misi, memiliki koleksi, memiliki lokasi dan/atau bangunan, memiliki sumber daya manusia, memiliki sumber pendanaan tetap, dan memiliki nama museum, (Pasal 3 ayat 2, Peraturan Pemerintah nomor 66 tentang museum tahun 2015)8. Dalam kajian ini dikaji pula program publik museum yang mendukung terlaksananya pengelolaan Museum Negeri Provinsi Lampung berupa pameran tetap museum dan apresiasi masyarakat (pengunjung museum) setelah dilaksanakannya revitalisasi museum. Adapun penjelasan kaitan dengan hal tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Profil Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai” Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa

Jurai” dibangun pada tahun 1975 di atas lahan seluas 18.895 m2 terletak di Jalan Zainal Arifin Pagar Alam, Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung. Letaknya sekitar 90 kilometer dari pelabuhan, 20 kilometer dari bandara, dan 0,4 kilometer dari terminal bus Rajabasa, serta 5 kilometer dari stasiun kereta api. Museum ini diresmikan oleh Prof. DR. Fuad Hasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Waktu itu, tepatnya pada tanggal 24 September 1988.

a. Visi, Misi, dan Tupoksi Museum Negeri Propinsi Lampung

1) Visi Museum: Terwujudnya museum yang berkemampuan

prima dalam pelestarian, perlindungan, pemeliharaan, dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya (BCB) untuk memantapkan jatidiri masyarakat “Sai Bumi Ruwa Jurai”.

2) Misi Museum: a) Peningkatan sistematisasi pelestarian

dan perlindungan BCB berdasarkan kaidah museologi.

8 Peraturan Pemerintah tentang Museum nomor 66 tahun 2015

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

145

Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung

b) Pengembangan fungsionalisasi museum dalam bidang pembinaan, penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya.

c) Peningkatan apresiasi masyarakat dalam bidang kebudayaan.

3) Tugas Pokok dan Fungsi Museum UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung

mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan dan penyajian serta penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kultural tentang benda bernilai budaya yang bersifat regional. Sedangkan Fungsi Museum, yaitu:a) Pengumpulan, perawatan, dan penyajian

benda yang bernilai budaya dan ilmiah,b) Memperkenalkan dan menyebarluaskan

hasil penelitian koleksi,c) Pelaksanan bimbingan Edukatif Kultural

tentang benda yang bernilai budaya dan ilmiah,

d) Pelaksanaan urusan perpustakaandan dokumentasi ilmiah,

e) Pelaksanan pengelolaan urusan ketatausahaan.

b. Koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung

1) Jenis Koleksi Museum Museum Negeri Propinsi Museum Negeri

Provinsi Lampung memiliki 10 (sepeuluh) jenis koleksi museum yang masuk dalam klasifikasi koleksi museum yaitu : geologika, biologika, etnografika, historika, numismatika dan heraldika, filologika, kramologika, seni rupa dan teknologika.

2) Jumlah Koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung Menurut Jenisnya

Data koleksi museum tahun 2017 berjumlah 4.754 Koleksi. Museum Negeri Provinsi Lampung di dukung dengan dua budaya dari etnis penduduk Lampung Saibatin dan Lampung Pepadung menjadikan Museum Negeri Propinsi Lampung sebagai satu-satunya lembaga pelayanan masyarakat yang khusus melakukan pelestarian dan preservasi

terhadap cagar budaya dan warisan budaya bernilai sejarah dan budaya Lampung.

Tabel 1Data Koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung No. Jenis Koleksi Jumlah1 Geologika 69 buah2. Biologika 91 buah3. Etnografika 2.095 buah4. Arkeologika 316 buah5 Historika 62 buah6. Numismatika dan Heraldika 1.350 buah7. Filologika 47 buah8. Keramologika 692 buah9. Seni Rupa 8 buah

10. Teknologika 24 buah Jumlah 4.754 buah

Sumber: Museum Negeri Provinsi Lampung, 2017

c. Lokasi dan/atau Bangunan Museum Negeri Provinsi Lampung Museum Negeri Provinsi Lampung mulai

dirintis pada Tahun1975 / 1976; dilanjutkan dengan pembangunan fisik bangunan pada tahun 1978/1979. Museum Negeri Provinsi Lampung terletak di Jalan H.Z.A. Pagar Alam No. 64 Gedung Meneng Bandar Lampung. Lokasi museum sangat strategis karena berada di pusat kota, sehingga akses menuju museum mudah dijangkau.

2. Pengelolaan Museum Negeri Provinsi Lampung Kedudukan Museum Negeri Provinsi

Lampung pada awalnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0754/O/1987, tanggal 2 Desember 1987 adalah UPT Direktorat Jenderal Kebudayaan. Pada tanggal 1 April 1990 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0233/0/1990 Museum Negeri Provinsi Lampung mendapatkan penambahan nama “Ruwa Jurai,”, sehingga museum menyandang nama Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

146

Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019

91

1990 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0233/0/1990 Museum Negeri Provinsi Lampung mendapatkan penambahan nama “Ruwa Jurai,”, sehingga museum menyandang nama Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah status Museum Negeri Provinsi Lampung berubah menjadi UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung di bawah Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Perubahan tersebut didasarkan Surat Keputusan Gubernur Lampung tanggal 9 Pebruari 2001 Nomor 03 Tahun 2001. Tanggal, 13 Mei 2008 Museum Negeri Provinsi Lampung beralih menjadi UPTD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung berdasarkan SK Gubernur Lampung Nomor: 14 tahun 2008. Pada tahun 2014 berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 69 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah pada

Pemerintah Provinsi Lampung, UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung beralih menjadi UPTD di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung dengan sumber pendanaan dalam penyelenggaraan museum adalah menggunakan dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) yang tertuang dalam DIPA Museum Provinsi Negeri Lampung setiap tahunnya.

a. Struktur Organisasi Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai” Berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung Nomor 27 Tahun 2010 tanggal 27 Agustus 2010 Museum Negeri Provinsi Lampung resmi menggunakan struktur baru yang menempatkan Jabatan Fungsional Pamong Budaya Museum berada di bawah Kepala Museum. Struktur Organisasi UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung berdasarkan Keputusan Gubernur Lampung Nomor 62 tahun 2014, tanggal 19 November 2014, dalam bagan1.

Bagan 1 Struktur Organisasi

Sumber: Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”

KEPALA

SUBAG TATA USAHA

SEKSI TEKNIS SEKSI PELAYANAN

TENAGA FUNGSIONAL

Jurai”. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah status Museum Negeri Provinsi Lampung berubah menjadi UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung di bawah Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Perubahan tersebut didasarkan Surat Keputusan Gubernur Lampung tanggal 9 Pebruari 2001 Nomor 03 Tahun 2001. Tanggal, 13 Mei 2008 Museum Negeri Provinsi Lampung beralih menjadi UPTD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung berdasarkan SK Gubernur Lampung Nomor: 14 tahun 2008. Pada tahun 2014 berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 69 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Provinsi Lampung, UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung beralih menjadi UPTD di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung dengan sumber pendanaan dalam penyelenggaraan museum adalah menggunakan dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) yang tertuang dalam DIPA Museum Provinsi Negeri Lampung setiap tahunnya.

a. Struktur Organisasi Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”Berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung

Nomor 27 Tahun 2010 tanggal 27 Agustus

2010 Museum Negeri Provinsi Lampung resmi menggunakan struktur baru yang menempatkan Jabatan Fungsional Pamong Budaya Museum berada di bawah Kepala Museum. Struktur Organisasi UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung berdasarkan Keputusan Gubernur Lampung Nomor 62 tahun 2014, tanggal 19 November 2014, dalam bagan 2.

Struktur Organisasi di Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai” dengan Kepala UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung sebagai eselon III/B dibantu oleh tiga orang kepala seksi setingkat eselon empat yaitu: Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Teknis dan Seksi Pelayanan serta kelompok tenaga fungsional. Kelompok Fungsional di museum negeri provinsi Lampung sudah berjalan seiring dengan adanya jabatan fungsional yang pernah dicetuskan oleh Direktorat Permuseuman sebelum adanya otonomi daerah. Perangkat penilaian dan kenaikan pangkat di bawah madya dilakukan oleh Provinsi dan apabila kenaikan pangkat untuk madya ke atas dikirim ke pusat pada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tata cara penilain, usulan kenaikan pangkat di kirim ke Badan Kepegawian Daerah (BKD), kemudian Badan Kepegawaian Daerah menugaskan tim penilaian provinsi, empat penilai ditunjuk dua orang yang menilai, berita acara

Bagan 2Struktur Organisasi

Sumber: Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

147

Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung

penilaian. Berdasarkan berita acara di keluarkan PAK diserahkan kembali ke Badan Kepegawaian Daerah untuk mengusulkan kenaikan pangkat ke Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Kepala museum mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan sebagian tugas pokok UPTD Museum Negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Peraturan Gubernur Lampung Nomor 62 Tahun 2014).

b. Pengelola Sumber Daya Manusia MuseumMuseum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa

Jurai”, memiliki pengelola museum sebanyak 41 SDM dengan klasifikasi pendidikan dan jabatan tertentu di museum. Adapun pengelola Museum Negeri Provinsi Lampung terdiri atas 36 PNS dan 5 orang Honor Daerah. Pendidikan dan Pangkat/Golongan SDM PNS museum sebagai berikut:

Tabel 2Sumber Daya Manusia Museum Negeri Provinsi

LampungPendidikan

1 SD 2 orang2 SLTA 14 orang3 Sarjana Muda / D III 3 orang4 Sarjana (S1) 10 orang5 Magister S2 7 orang

Jumlah 36 orangSumber: Data Museum Negeri Provinsi Lampung, tahun 2018.

Jenjang jabatan untuk sumber daya manusia (pengelola museum) Museum Negeri Provinsi Lampung sudah memiliki tenaga fungsional, selain tenaga struktural dalam mengelola dan mentelenggarakan museum, yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3Jenjang Jabatan SDM Museum Negeri Provinsi

LampungNo. Jabatan Pendi-

dikanKeterangan

1. Kepala Museum S2 Magister Manajemen

2. Kasubbag Tata Usaha

S2 Master Ilmu Pemerintahan

3. Kasi Teknis S2 Master Managemen

4. Kasi Bimbingan Edukasi dan Publikasi

S2 Museologi (ilmu permuseuman)

5. Pamong Budaya Ahli Permuseuman (3 orang)

S1 dan S2

Sejarah, pendidikan luar sekolah, dan maseter ilmu budaya

6. Pamong Budaya Penyelia (5 orang)

D3 dan SLTA

Pelatihan teknis permuseuman

7. Registrar SLTA Pelatihan teknis permuseuman

8. Sub Bagian Tata Usaha (8 orang)

S1 dan SLTA

Ekonomi, pendidikan, pelatihan pengelolaan aset, dan pelatihan pengolahan PAD

9. Staf Seksi Teknis (6 orang)

S1 dan SLTA

Pelatihan teknis permuseuman

10. Staf Seksi Pelayanan (7 orang)

S2, S1, dan SLTA

Pelatihan teknis permuseuman

Sumber: Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”, tahun 2018.

Tenaga Fungsional di Museum Negeri Provinsi Lampung saat ini berjumlah 8 (delapan) orang yang terdiri dari 3 madya ahli, terampil 5 orang yang terdiri dari 2 orang penyelia dan 3 orang pelaksana lanjutan. Perubahan struktural museum dari eselon III A ke III B, tidak mempengaruhi tenaga fungsional karena tenaga fungsional tetap bertanggung jawab langsung kepada kepala museum.

c. Aktivitas Pengelolaan MuseumDalam pengelolaannya, museum mempunyai

berbagai macam aktivitas yang bersifat teknis yang dibantu oleh seksi teknis dan seksi pelayanan.

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

148

Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019

1) Pengelolaan Museum Seksi Teknis Aktivitas seksi teknis memiliki rincian tugas

sebagai berikut:a) Pengelolaan dan Penataan Storage

(Ruang Penyimpanan Koleksi)b) Survey Benda Cagar Budaya/Koleksi c) Pengadaan/Pengumpulan Benda Cagar

Budaya/Koleksi d) Pembuatan Replika Koleksi e) Reinventarisasi dan Dokumentasi

Koleksi f) Konservasi (perawatan) seluruh koleksi

secara berkala g) Fumigasi Koleksi h) Termite Controle i) Pest Controle j) Pembuatan Katalog Koleksi k) Penelitian koleksi dan penggandaan

Naskah Penelitian Koleksi l) Transkripsi dan transliterasi naskah kuno

2) Pengelolaan Museum Seksi Pelayanan Aktivitas seksi pelayanan memiliki rincian

tugas sebagai berikut:a) Penyediaan informasi dalam bentuk

cetakan (buku panduan tata pameran tetap, brosur museum. Folder/ koleksi unggulan museum)

b) Penyelenggaraan pelayanan pameran tetap

c) Publikasi melalui media massa dan elektronik

d) Penyelenggaraan pameran temporer (Pameran Nusantara, Pameran regional Se-Sumatera, Pameran HUT RI, pameran keliling. pameran khusus/ open display)

e) Museum masuk sekolahf) Museum masuk desag) Seminar, diskusi dan sarasehan

permuseumanh) Lomba permuseumani) Pembuatan dokumentasi Kebudayaan

Lampungj) Pembuatan dan pengembangan paket

belajar siswak) Kerjasama dengan instansi terkait.

3. Revitalisasi Gedung dan Pameran Tetap MuseumSebuah museum memerlukan ruangan/

gedung permanen yang representatif untuk dapat menjamin keamanan koleksi, penataan koleksi, perawatan koleksi, sirkulasi koleksi, personil, dan pengunjung museum. Bangunan Museum Lampung dibangun dan dikelola sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu kebutuhan rekreasi, kebutuhan edukasi, kebutuhan proteksi, kebutuhan penyaluran aspirasi dan kebutuhan informasi (2013: 2). Museum Negeri Provinsi Lampung menerima bantuan revitalisasi museum pada tahun anggaran 2011 dan 2013. Peruntukan revitalisasi museum tersebut yaitu: a. Ruang penyimpanan (storage) sebagai tujuan pengunjung museum dan edukasi ruang penyimpanan (storage), b. Kemudahan pengunjung museum dalam mengakses informasi dan data koleksi dan kebudayaan Lampung, c. Keamanan dan kenyamanan pengunjung museum, pengelola museum, dan koleksi museum. Dalam kajian ini, penulis memfokuskan pada tampilan gedung dan pameran tetap museum dan apresiasi masyarakat (pengunjung museum) setelah dilaksanakannya revitalisasi museum yang tentu berkaitan erat dengan peruntukan revitalisasi museum pada butir b, dan butir c di atas. Tampilan gedung dan pameran tetap sebuah museum merupakan pintu awal dan sekaligus sumber informasi langsung pengunjung museum ketika akan memasuki dan melihat museum guna memahami kebudayaan Lampung melalui koleksi museum yang dipamerkan dengan informasi data koleksi museum didalamnya yang tentu berpengaruh pula terhadap proses apresiasi pengunjung museum (masyarakat) terhadap kebudayaan daerah Lampung, baik berhubungan dengan tingkat pemahaman maupun pandangan mereka yang sangat penting bagi eksistensi keberadaan museum sendiri.

a. Tampilan Gedung dan Pameran Tetap Museum Negeri LampungTampilan gedung museum, dan tata pameran

tetap museum dengan informasi koleksi museum di dalam ruang pameran tetap tersebut, setelah

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

149

Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung

dilakukan revitalisasi dapat dikatakan sangat baik, bahkan mendapatkan apresiasi yang lebih dari pengunjung museum (masyarakat) yang dapat dilihat dari jumlah kunjungan masyarakat ke Museum Negeri Propinsi Lampung.

Tampilan gedung museum dan kondisi ruang tata pameran tetap museum saat dilakukan kajian mulai banyak terlihat kerusakan di beberapa tempat, baik pada vitrin, informasi grafis, plavon gedung, dinding museum dan juga lantai museum banyak terjadi kerusakan.

Permasalahan Museum Negeri Provinsi Lampung dalam upaya perawatan (perlindungan) dan pengembangan museum yang telah direvitalisasi khususnya gedung museum, tata pameran tetap yang tidak dapat sepenuhya dapat dipertahankan. Dalam arti tidak ada keberlanjutan untuk perawatan dan pengembanganya setelah dilaksanakan revitalisasi museum. Salah satu

penyebab karena kurangnya pendanaan yang dibutuhkan dalam perawatan dan pelestarian gedung dan koleksi museum.

Adapun penjelasan yang berkaitan dengan hal tersebut di atas, terdapat pada ada foto berikut ini:

Tampak depan Museum Negeri Provinsi Lampung, Kondisi museum setelah direvitalisasi dan museum saat dilakukan kajian tahun 2018. Kondisi museum setelah di revitalisasi tahun 2013 gedung dan taman serta sarana dan prasarana di lingkungan museum tampak tertata baik dan rapih foto 1b. tahun 2018 kondisi bangunan museum terlihat pada plafon museum warnanya sudah pudar dan beberaapa bagian yang sudah terkelupas dan akan jatuh, tampak pada foto 1b. Pada halaman depan Museum Negeri Provinsi Lampung tahun 2018 ada penambahan pejalan kaki berbeda ketika tahun 2013.

Museum Setelah di Revitalisasi 2013 Kondisi Museum Tahun 2018

Foto 1a. Tampak depan museum (dokumen Museum Lampung). Foto 1b.Tampak depan museum

(dokumen Irna tahun 2018).

Museum Setelah di Revitalisasi 2013 Kondisi Museum Tahun 2018

Foto 2a. Diorama Meletusnya Gunung Krakatau (dokumen Museum Lampung

Foto 2b. Diorama Meletusnya Gunung Krakatau (dokumen Irna tahun 2018).

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

150

Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019

Keberadaan semenanjung Lampung terjadi ketika pulau Jawa berpisah dengan pulau Sumatera ketika terjadi letusan gunung Krakatau yang memisahkan satu pulau menjadi pulau Jawa dan Sumatera. Memasuki ruang pamer diawali dengan sajian tampilan ruang diorama yang dibuat saat revitalisasi fisik museum, tampak bagus dan memprlihatkan bagaimana letusan gunung krakatau ketika itu pada foto 2a. Kondisi diorama tahun 2108 tampak tidak sebagus tahun 2013 pada foto 2b. Diorama meletusnya gunung Krakatau tampak sudah mulai memudar warna merahnya dan mulai menghitam.

Memasuki koleksi Arkeologika pada vitrin koleksi Arkeologika kondisi tata pamernya masih tampak baik, informasi grafis dan koleksi yang

disajikan sudah berubah komposisi dan jumlahnya, disini tidak ada keterangan pengurangan koleksi dan informasi grafis dibelakang koleksi tampak mulai memudar pada foto 3.a dan 3b.

Ruang pamer Pakaian Adat Saibatin dan perahu tradisional Lampung. Dalam ruang pameran ini terdapat beberapa kerusakan pada vitrin dinding, matinya beberapa lampu , alas koleksi perahu tradisional terkelupas dibeberapa tempat, di ruang ini juga pada plafon ruangan

terkelupas karena pernah terkena kebocoran. Ruangan pamer in terkesan suram Kondisi ini sangat disayangkan karena kerusakan kecil apabila tidak diperbaikan dikuatirkan akan bertambah lebih besar dari yang sudah ada.

Ruang pameran pakaian adat Pepadun dan

Museum Setelah di Revitalisasi 2013 Kondisi Museum Tahun 2018

Foto 3a. Vitrin Koleksi Arkeologika (dokumen Museum Lampung).

Foto 3b. Vitrin Koleksi Arkeologika. (dokumen Irna tahun 2018).

Museum Setelah di Revitalisasi 2013 Kondisi Museum Tahun 2018

Foto 4a. Ruang Pameran Pakaian Adat Saibatin dokumen Museum Lampung).

Foto 4b. Ruang Pameran Pakaian Adat Saibatin (dokumen Irna tahun 2018).

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

151

Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung

maket rumah adat masyarakat Lampung Pepadun suasana ruangan tampak suram dan terkelupasnya atap/plafon ruang pameran serta alat rumah adat pepadun yang juga banyak terkelupas pada dindingnya tampak pada foto 5b.

Memasuki ruang pameran yang terdapat

Museum Setelah di Revitalisasi 2013 Kondisi Museum Tahun 2018

Foto 5a. Ruang Pameran Pakaian Adat Pepadun (dokumen Museum Lampung).

Foto 5b. Ruang Pameran Pakaian Adat Pepadun (dokumen Irna tahun 2018).

Museum Setelah di Revitalisasi 2013 Kondisi Museum Tahun 2018

Foto 6a. Vitrin Koleksi Filologika (dokumen Museum Lampung).

Foto 6b. Vitrin Koleksi Filologika (dokumen Irna tahun 2018).

koleksi Filologika, tampak koleksi Filologika pada foto 6.a. Pada penyajian koleksi masih baik, namun ada koleksi yang sudah tidak ada lagi pada sisi sebelah kiri bawah, namun tidak ada penjelasan kolesi ada dimana dan sedang diapakan (misalnya di konservasi atau di pinjamkan).

Museum Setelah di Revitalisasi 2013 Kondisi Museum Tahun 2018

Foto 7a. Vitrin Koleksi Historika (dokumen Museum Lampung).

Foto 7b. Vitrin Koleksi Historika (dokumen Irna tahun 2018)

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

152

Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019

Memasuki ruang pameran pada koleksi Historika, koleksi yang di pamerkan masih utuh dan terlihat baik, namun kondisi vitrin sudah mulai terkelupas lapisannya tampak di bagian bawah lemari. Kondisi pada ruang pameran lantai dua mengalami banyak kerusakan berupa kebocoran dan plafon yang sudah mulai rusak.

b. Program Publik Museum Negeri Provinsi Lampung Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa

Jurai” selain sebagai bagian dari pranata sosial, juga berfungsi sebagai institusi pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan alam dan budaya manusia kepada masyarakat (publik). Museum Negeri Provinsi Lampung dapat menjadi tempat bagi siapa saja yang ingin mengetahui asal usul sejarah dan budaya, bahkan identitas masyarakat Lampung, karena pada dasarnya museum merupakan sarana untuk mengembangkan budaya dan peradaban manusia. Dengan demikian Museum Negeri Provinsi Lampung mempunyai peran yang strategis dalam membangun jatidiri masyarakat Lampung yang dapat dimanfaatkan untuk memupuk identitas lokal yang berorientasi

pada persatuan dan nasionalisme. Hal ini dapat terwujud apabila penelola Museum Negeri Provinsi Lampung dapat memamerkan koleksi museum di ruang pameran tetap museum mampu memberikan inspirasi kesejarahan dan kebudayaan dalam bentuk kekinian dan juga kedepan kepada masyarakat pengunjungnya.

Berikut grafil pengunjung Museum Negeri Provinsi Lampung setelah di revitalisasi tahun 2010 dan 2013 dalam kurun tahun 2011-s.d. 2018 pada grafik 1.

Khusus untuk program publik yang dilaksanakan di Museum Negeri Provinsi Lampung yaitu berupa pelayanan dengan metode bimbingan edukatif kultural yang tentu berbeda dengan pelayanan pemanduan pada objek wisata, karena pelayanan bimbingan edukatif di museum lebih mengutamakan bimbingan edukasi yang bersifat kognitif dan apresiasi, yang menggugah rasa ingin tahu, rasa cinta terhadap kearifan lokal, sejarah perjuangan, dan budaya daerah yang ada pada koleksi museum, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan masa kini dan juga masa depan. Adapun pelayanan publik Museum Negeri Provinsi Lampung lainnya, yaitu:

Grafik 1. Data Pengunjung Museum Tahun 2011-2018

Sumber: Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”, tahun 2019.

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

153

Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung

1) Memberikan pelayanan teknis pemeliharaan dan pemanfaatan sejarah budaya kepada masyarakat.

2) Melaksanakan panyajian koleksi melalui pameran untuk menyebarluaskan informasi tentang sejarah dan kebudayaan Lampung.

3) Menyediakan bahan publikasi tentang sejarah dan kebudayaan.

4) Melaksanakan program publik untuk menumbuhkan pemahaman, kecintaan dan apresiasi masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan Lampung.

5) Menanamkan kesadaran pada masyarakat untuk berperan aktif memelihara dan melestarikan warisan sejarah budaya bangsa.Berikut data kunjungan masyarakat terkait

akan program publik yang dilakukan di Museum Negeri Provinsi Lampung, yaitu program pameran temporer yang merupakan jumlah pengunjung terbanyak di setiap tahunnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk keberhasilan dari pengelola Museum Negeri Provinsi Lampung yang dapat menumbuhkan Gerakan Cinta Museum yang telah dicanangkan pemerintah pada tahun 2010 pada masyarakat dan generasi muda. Data pengunjung terkait dengan program publik Museum Negeri Provinsi Lampung pada tahun 2011s.d.2017 dapat dilihat pada grafik 2, berikut ini.

Peningkatan jumlah kunjungan tidak terlepas dari peran pengelola museum dalam mensosialisasikan museum ke pelosok desa di provinsi Lampung dengan program museum masuk desa. Masyarakat dikenalkan lebih dekat dengan museum menggunakan sistem jemput bola sehingga tumbuh pengetahuan dan kecintaan terhadap keberadaan museum yang ada di kota provinsi Metro Lampung.

E. PENUTUP1. Kesimpulan

Keberadaan Museum Negeri Provinsi Lampung berdasarkan data yang didapatkan di lapangan telah memenuhi persyaratan sebagai museum sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2015, khususnya tentang pendirian museum yang memiliki visi dan misi, memiliki koleksi museum yang diklasifikasikan dalam 10 (sepuluh) jenis koleksi museum, memiliki lokasi strategis di tengah kota Lampung dan juga bangunan yang besar dengan arsitektur khas daerah Lampung,. Di samping itu Museum Negeri Provinsi Lampung juga memiliki sumber daya manusia museum dengan komposisi kualitas sumber daya manusia yang cukup baik dari jenjang SMA sampai perguruan tinggi (S1 dan S2). Museum Negeri Provinsi Lampung juga

Grafik 2. Data Pengunjung dalam Program PublikMuseum Negeri Provinsi Lampung Tahun 2011-2017

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

154

Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019

memiliki sumber pendanaan tetap dari Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) Lampung setiap tahunnya, serta memiliki nama museum yang lengkapnya adalah Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”. Hal ini berarti bahwa keberadaan Museum Negeri Provinsi Lampung telah dipersiapkan dengan baik sebagaimana layaknya sebuah museum dengan segala pesyaratan yang ada dan memenuhi untuk menerima bantuan revitalisasi museum.

Museum Negeri Provinsi Lampung saat ini secara nomenklatur berada di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Daerah Lampung dan berlaku sejak diberlakukannya Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 tahun.1999 tentang Pemerintah Daerah yang sebelumnya adalah UPT dari pemerintah pusat yang dalam hal in Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini berarti, bahwa Museum Negeri Provinsi Lampung merupakan UPTD Pemerintah Daerah Lampung yang khsusus mengelola dan menyelenggarakan Museum Negeri Provinsi Lampung dalam melindungi, melestarikan, memanfaatkan, dan mengembangkan warisan budaya Lampung (tanjible).

Revitalisasi Museum Negeri Provinsi Lampung yang telah dilakukan pada tahun 2011 dan tahun 2013 merupakan bantuan dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud yang telah merubah tampilan gedung dan pameran tetap museum sesuai dengan yang direncanakan dan harapkan berbagai pihak, serta menjadikan museum sebagai lembaga yang membanggakan, namun seiring berjalannya waktu dari hasil pengamatan dan kajian terdapat kemunduran dalam hal fisik bangunan dan tata pamer di ruang pameran tetap museum..

Keberadaannya dan kondisi museum Negeri Provinsi Lampung yang tidak dapat dipertahankan atau dikembangkan sejalan berakhirnya bantuan revitalisasi museum tersebut disebabkan tidak adanya keberlanjutan proses dalam upaya perawatan (perlindungan) dan pengembangan Museum secara maksimal baik dari pengelola museum maupun instansi yang terkait. Hal ini berarti bahwa keberadaan

Museum Negeri Provinsi Lampung masih belum mendapat perhatian utama atau sebagai mana mestinya yang pada akhirnya tentu berpengaruh pula pada dukungan dana pada upaya memajukan dan mengembangan Museum.

Revitalisasi museum yang telah dilakukan saat ini lebih fokus pada revitalisasi fisik museum, tetapi tidak berkelanjutan dan belum menyentuh pada revitalisasi non fisik (manajemen, program, jejaring, pencitraan, dan kebijakan), sehingga kedepannya diharapkan di samping revitalisasi fisik museum, sangat diperlukan pula revitalisasi museum non fisik dalam upaya memajukan mengembangkan Museum Negeri Provinsi Lampung ke depan secara utuh. Namun hal tersebut diperlukan sinergisitas yang baik dan saling mendukung antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah termasuk didalamnya adalah dukungan pendanaannya. Museum merupakan jendela peradaban dan identitas jatidiri dan cermin dari suatu daerah atau bangsa. Upaya yang terus berkelanjutan dalam menjaga,, memajukan, dan mengembangkan museum berarti sama pula dengan menjaga peradaban dan identitas jatidiri daerah dan bangsa itu sendiri,sekaligus juga cermin keadaban dan keberadapan bangsa.

2. SaranAdapun saran yang berkaitan dengan

revitalisasi Museum Negeri Provinsi Lampung berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, sebagai berikut. Pertama, perlunya membuat grand strategy yang besar berupa penyusunan masterplan pengembangan Museum Negeri Provinsi Lampung beserta implementasinya guna memajukan dan mengembangkan Museum ke depan. Kedua, perlu memperhatikan kesinambungan untuk pemeliharaan gedung, konservasi koleksi museum, dan program revitalisasi non fisik berupa mempertahakan dan meningkatkan apresiasi masyarakat dan generasi yang sudah baik dm mengembangkan sumber daya manusia museum dengan peningkatan jabatan fungsional museum.

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

155

Irna Trilestari, Implementasi Program Revitalisasi Museum Pada Museum Negeri Provinsi Lampung

DAFTAR PUSTAKA

Ambrose dan Paine. 1996. Museum Basic. London: Roudedge.

Dinas Kebudayaan Kebudayaan dan Pariwisata Lampung. 2013. Laporan Program Pelestarian Budaya Kegiatan Revitalisasi Museum Negeri Lampung.

Direktorat Permuseuman. 2008. Pedoman Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Permuseuman, Ditjen. Kebudayaan.

Direktorat Permuseuman. 2010. Blue Print Revitalisasi Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Permuseuman, Ditjen. Kebudayaan.

Dirjen Kebudayaan. 2015. Rencana Kerja Program dan Anggaran Ditjen Kebudayaan. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Direktorat PCBM, Kemdikbud. 2016. LAKIP Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Jakarta: Ditjenbud, Kemdikbud.

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 2010. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.105/UM.001/MKP/2010.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019. Jakarta: Kemendikbud.

________. 2016. Peraturan Pemerintah tentang Museum Nomor 66 tahun 2016, Jakarta

Lord Barry dan Lord, dexter Gail. 1997. The manual of Museum Managemen, Oxford: Altamira press.

_______. 2002. The manual of Museum Exhibhition. Oxford: Altamira press

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif, Penerbit. Yogyakarta: Alfabetta.

________. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Yogyakarta: Alfabeta

Thomson, John M.A. 1986. Manual of

Curatorship. London: Butterworths

Trilestari, Irna. 2008. “Kajian Tata Pameran Tetap Pada Museum Sejarah”. Thesis. Jakarta: Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran.

________. 2014. “Pengembangan Museum sebagai Daya Tarik Wisata Budaya (Studi Kasus Implementasi Program Revitalisasi Museum pada pameran Tetap Museum Sejarah)”. Proposal Disertasi.Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Miles dan Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM REVITALISASI MUSEUM PADA …

156

Jurnal Kebudayaan, Volume 14, Nomor 2, Desember 2019