implementasi program parenting skills dalam …digilib.unila.ac.id/58262/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROGRAM PARENTING SKILLS
DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER
RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMPIT
PERMATA BUNDA ALAWIYAH
(Skripsi)
Oleh:
Ajeng Sekar Kinanti
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PROGRAM PARENTING SKILLS DALAMMENGEMBANGKAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK
DI SMPIT PERMATA BUNDA ALAWIYAH
OLEH:
Ajeng Sekar Kinanti
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi program parenting
skills dalam meningkatkan karakter religius peserta didik di SMPIT Permata
Bunda Alawiyah khususnya: 1) Perencanaan program parenting skills, 2)
Pelaksanaan program parenting skills, 3) Hasil program parenting skills, dan 4)
Hambatan program parenting skills. Metode yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dengan subjek penelitian kepala sekolah, guru, orangtua peserta didik,
dan peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi,
dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program parenting skills
meningkatkan karakter religius peserta didik, 1) Perencanaan program parenting
skills dipersiapkan dengan cara mengadakan rapat pleno, rapat anggota komite,
dan rapat fiksasi 2) Pelaksanaan kelima program parenting skills dapat berjalan
dengan adanya dukungan dan kerjasama antara manajemen sekolah, yayasan, dan
orangtua peserta didik 3) Setelah kelima program parenting skills dilaksanakan
dan dipantau melalui buku penghubung, lembar evaluasi ibadah, dan komunikasi
wali kelas kepada orangtua bisa terlihat bahwa peserta didik mengalami
peningkatan dalam karakteristik religiusnya. 4) Hambatan dalam implementasi
program parenting skills adalah sulitnya merencanakan jadwal dan ketidakhadiran
beberapa orangtua pada program pelaksanaan parenting skills.
Kata Kunci: Parenting Skills, Karakter Religus
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF PARENTING SKILLS PROGRAMS TODEVELOP STUDENTS RELIGIOUS CHARACTER
AT SMPIT PERMATA BUNDA ALAWIYAH
By
Ajeng Sekar Kinanti
The purpose of this research is to know the implementation of the parenting skills
programs in enhancing the religious character of students at SMPIT Permata
Bunda Alawiyah especially: 1) Parenting skills program planning, 2)
Implementation of the parenting skills program, 3) Results of the parenting skills
program, and 4) Barriers to parenting skills program. The methods used are
qualitative descriptive with the study subject of principals, teachers, parents, and
learners. Data collection techniques using interviews, observations, and
documentation.
The results showed that the implementation of the parenting skills programs
improved the religious character of students, 1) The planning of parenting skills
program is prepared by holding a plenary meeting, committee member meetings
and a fixation meeting. 2) The implementation of the five parenting skills program
can run with the support and cooperation between school management,
foundation, and parents. 3) After the five parenting skills program are carried out
and monitored through a liaison book, the evaluation sheet of worship, and the
parental communication to parents can be seen that the learners experience an
increase in their religious characteristics. 4) Barriers to the implementation of the
parenting skills program is the difficulty of planning a schedule and absence of
some parents in the implementation program of parenting skills.
Keywords: Implementation, Parenting Skills, Religious Characters
IMPLEMENTASI PROGRAM PARENTING SKILLSDALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER
RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMPITPERMATA BUNDA ALAWIYAH
Oleh:
Ajeng Sekar Kinanti
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANAPENDIDIKAN
PadaProgram Studi PPKn
Jurusan Ilmu Pengetahuan SosialFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Bintang, 30 Desember
1996. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara,
buah hati dari pasangan Bapak Alm, Bambang Setyo
Bekti dan Ibu Murtini.
Pendidikan formal yang telah diselesaikan penulis adalah:
1. SD Negeri 1 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang, diselesaikan pada tahun
2009.
2. SMP Negeri 25 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2012
3. SMA Negeri 1 Tanjung Bintang, diselesaikan pada tahun 2015
Pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) melalu jalur
seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Penulis pernah
aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan di Himpunan Mahasiswa
Pendidikan IPS (HIMAPIS) sebagai anggota pada periode 2015-2016.
Kemudian penulis mengikuti kegiatan KKN dan PPL di Desa Pekondoh
x
Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus dan Sekolah SMP Negeri 1
Cukuh Balak pada tanggal 11 Juli 2018.
xi
MOTTO
Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam
hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu
mewujudkannya.
(Ir. Soekarno)
Allah memakai banyak cara untuk menerangi
jalan menuju kebaikan, aku percaya do’a
dan senyuman orangtua bagian di
antaranya.
(Ajeng Sekar Kinanti)
xii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kehadiratAllah SWT, Kupersembahkan karyakecilku ini sebagai tanda bakti dan
cintaku kepada:
Kedua Orang Tuaku tersayang,Ayahanda Alm. Bambang Setyo Bekti
dan Ibunda Murtini yang telahmembesarkanku dengan penuh cintakasih sayang, yang murni dan tulusserta begitu banyak membimbing,
memberikan semangat, motivasi sertaselalu mendoakanku demi kesuksesanku
Kakak kandungku tersayang DimasSetya Pratama yang selalu memberi
semangat serta motivasi dalammenyongsong kesuksesanku. Dan adikkandungku yang paling aku sayangiBagus Setyo Wicaksono yang selalu
menghiburku.
Almamater tercinta, Program StudiPendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan,Universitas
Lampung
xiii
SANWANCANA
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah satu syarat akademis menempuh
pendidikan di Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan.
Skripsi dengan judul “Implementasi Program Parenting Skills dalam
Mengembangkan Karakter Religius Peserta Didik di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah”. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
4. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung sekaligus pembimbing I yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran serta motivas, dukungan, arahan, dan nasehat dalam
xiv
penyelesaian skripsi ini. Terimakasih telah menjadi mentor terbaik yang selalu
mengajarkan cara berkomunikasi serta berfikir agar menjadi pribadi yang
berkembang dan menjadi pribadi lebih baik.
5. Ibu Devi Sutrisno Putri, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing II. Terimakasih
atas bimbingan, motivasi, dukungan, semangat, ilmu, waktu, tenaga, arahan, serta
nasehatnya selama ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kebahagiaan
kepada ibu dan keluarga.
6. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S selaku pembahas I yang telah memberikan
masukan dan arahannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Sekali lagi
terimakasih atas setiap saran, kritik dan masukan yang membangun selama ini.
7. Bapak Teki Prasetyo Sulaksono, S.Pd., M.Pd selaku pembahas II yang telah
memberikan masukan dan arahannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya yang
sangat berharga selama masa perkuliahan.
9. Bapak Ibaddurahman. selaku Kepala Sekolah SMPIT Permata Bunda Alawiyah
yang telah membantu dan memberikan izin penelitian untuk penulisan skripsi ini.
10. Bapak Suherman dan Ibu Miftah selaku orangtua peserta didik SMPIT Permata
Bunda Alawiyah yang telah bersedia memberikan data dan informasi untuk
menunjang skripsi ini.
xv
11. Terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
yang telah membantu memberikan informasi dan data dalam menunjang skripsi
ini.
12. Terima kasih untuk seluruh peserta didik di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
yang telah bersedia memberikan keterangan dan memberikan informasi
mengenai penelitian skripsi ini.
13. Teristimewa untuk Ayahku Alm. Bambang Setyo Bekti dan Ibuku Murtini serta
kakak kandungku Dimas Setya Pratama dan Adik kandungku Bagus Setyo
Wicaksono. Terima kasih untuk begitu besarnya cinta dan kasih sayang, doa
yang tak pernah putus serta dukungan, motiviasi dan ketulusan yang selama ini
diberikan demi kesuksesanku. Terutama aku ucapkan banyak terimakasih kepada
Ibuku yang telah membesarkanku, merawatku, memberikan support moril
maupun materil seorang diri sejak aku duduk dibangku kelas 3 SD. You’re truly
my wonder woman!
14. Keluarga besarku terima kasih selalu memberikan dukungan dan doa untuk
kesuksesanku.
15. Terima kasih untuk Gilang Ramadhan, seseorang yang selalu memberikanku
dukungan, doa, dan motivasi serta perhatian penuh sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
16. Sahabatku G-Crunchy yang super ngegas tapi aku cinta, Cahaya Erizha Saputri,
Nur Shelina dan Rezki Erfinda Dinar alias Cabe. Kalo ngomong kaleman dikit,
aku mohon :”)
xvi
17. My love-hate family, Zamur Squad: Lala alias Bos Enay, Kanjeng Dina Naseha,
Ocon Thanos, Mewi Cilique, Gita Acil, Neillisa, Putri Kuya, Rio Paping, Anu
Gaje, Ucup Inin, Rici Adon, Faqih Baper dan yang terakhir Yori Cingeng.
Semoga kita semua diberikan kesuksesan dan kebahagiaan selalu ya geng!
18. Teman-teman seperjuanganku keluarga besar Civic Education 2015 seluruhnya
tanpa terkecuali terima kasih telah mewarnai hidup dan memberikan banyak
cerita serta pengalaman hidup yang luar biasa. Kalian luar biasa para penghuni
lorong J dan gedung D. Semoga setelah kuliah kita usai tidak mengakhiri
kebersamaan yang kita miliki.
19. Sahabat-sahabat sepermainan terbaikku yang sudah seperti saudaraku: Wahyu
Dona Pratiwi dan Endah Kurniawati.
20. Terima kasih untuk kak Muklas Nurahman, S.Pd. selaku staff prodi PPKn pada
masanya, Ibu Elisa Septriana S.Pd, dan Mba Devita Pupsa Sari S.Pd., serta
kakak-kakak tingkatku angkatan 2014-2013 dan adik-adik angkatan 2016-2018
terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
21. Rekan seperjuangan KKN dan PPL, keluarga KKN di Desa Pekondoh, dan
Sekolah SMPN 1 Cukuh Balak. (Arum, Selvi, Reka, Desti, Uti, Anggun, Windi,
Dani, dan, Gustom) Kalian sungguh luar biasa. Terima kasih untuk pengalaman
hidup yang diberikan selama 45 hari, serta dukungan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Jangan lupakan kenangan kita di rumah kak Tiara ya gaes wkwk
22. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
xvii
Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan
penyusunan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dengan usaha yang maksimal sesuai dengan
kemampuan peneliti. Jika masih terdapat banyak kekurangan, dapat dijadikan
evaluasi atau penelitian lanjutan. Namun besar harapan penulis semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga ketulusan dan kebaikan bapak, ibu
serta rekan-rekan mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Aamiin.
Bandar Lampung, Juli 2019
Penulis
Ajeng Sekar Kinanti
xiv
DAFTAR ISI
HalamanABSTRAK .......................................................................................................iHALAMAN JUDUL ......................................................................................vHALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................viHALAMAN PENGESAHAN......................................................................viiSURAT PERNYATAAN ............................................................................viiiRIWAYAT HIDUP .......................................................................................ixMOTTO .........................................................................................................xiPERSEMBAHAN.........................................................................................xiiSANWACANA ............................................................................................xiiiDAFTAR ISI................................................................................................xivDAFTAR TABEL ......................................................................................xviiDAFTAR GAMBAR.................................................................................xviiiDAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1B. Fokus Penelitian.................................................................................10C. Rumusan Masalah ..............................................................................10D. Tujuan Penelitian ...............................................................................11E. Manfaat Penelitian .............................................................................11F. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................13
1. Ruang Lingkup Ilmu ....................................................................132. Ruang Lingkup Subjek ................................................................133. Ruang Lingkup Objek..................................................................134. Ruang Lingkup Tempat ...............................................................145. Ruang Lingkup Waktu .................................................................14
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis...............................................................................151. Tinjauan Peran Program Parenting Skills ....................................15
a. Pengertian Program Parenting Skills .....................................15b. Teori Parenting ......................................................................19c. Bentuk Program Parenting Skills...........................................27
xv
d. Teknik Parenting ...................................................................30e. Fungsi Parenting....................................................................33f. Kesalahan Orang Tua dalam Parenting .................................34
2. Tinjauan Karakter Religius ..........................................................38a. Pengertian Karakter................................................................38b. Pengertian Religius ................................................................42c. Karakteristik Religius ............................................................46
3. Peran Parenting Skills dalam Mengembangkan KarakterReligius Peserta Didik..................................................................53
B. Penelitian Yang Relevan....................................................................561. Tingkat Lokal...............................................................................562. Tingkat Nasional ..........................................................................57
C. Kerangka Pikir ...................................................................................59
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................................62B. Lokasi Penelitian................................................................................63C. Objek Penelitian.................................................................................63
1. Program Parenting Skills .............................................................632. Karakter Religius .........................................................................63
D. Informan dan Unit Analisis................................................................63E. Instrumen Penelitian ..........................................................................65F. Kehadiran Peneliti..............................................................................65G. Teknik Pengumpulan Data.................................................................66
1. Observasi......................................................................................662. Dokumentasi ................................................................................673. Wawancara...................................................................................674. Studi Pustaka ...............................................................................67
H. Uji Kredibilitas...................................................................................68I. Teknik Pengolahan Data ....................................................................68J. Teknik Analisis Data..........................................................................69K. Rencana Penelitian.............................................................................72L. Tahap Penelitian.................................................................................73
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................761. Data SMPIT Permata Bunda Alawiyah.......................................762. Gambaran Umum Informan.........................................................82
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................821. Paparan Data................................................................................83
a. Dimensi Rencana Program Parenting Skills .........................83b. Dimensi Pelaksanaan Program Parenting Skills ...................94c. Dimensi Hasil Program Parenting Skills.............................115d. Dimensi Hambatan-hambatan Implementasi Program
xvi
Parenting Skills....................................................................1382. Temuan Penelitian .....................................................................140
C. Pembahasan .....................................................................................146D. Keunikan Hasil Penelitian ...............................................................166
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ...........................................................................................169B. Saran .................................................................................................174
DAFTAR PUSTAKA
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Informan dan Unit Analisis...................................................................... 64
2. Jadwal Wawancara, Observasi, Dan Dokumentasi Penelitian..................66
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ..........................................................................................61
2. Triangulasi Teknik ....................................................................................68
3. Teknik Analisis Data Miles & Huberman (Model Modifikasi) ................72
4. Rencana Penelitian ....................................................................................72
5. Foto SMPIT Permata Bunda Alawiyah.....................................................76
6. Foto rangkaian rapat perencanaan.............................................................85
7. Pelaksanaan Program Seminar dan PelatihanOrangtua ............................97
8. Pelaksanaan Program Pengajian Orangtua..............................................100
9. Buku Penghubung dan Lembar Evaluasi Ibadah ....................................104
10. Tilawah Peserta Didik Ketika di Sekolah dan Ketika di Rumah denganDidampingi Orangtua Peserta Didik ........................................105
11. Buku penghubung poin nomor 11 tentang gadget ..................................108
12. Peserta Didik Ketika Melaksanakan Shalat Dhuha di Sekolah Maupun diRumah Ketika Hari Libur.........................................................127
13. Penilaian 3S yang ada di papan tulis masing-masing kelas ....................129
14. Peserta Didik sedang Melakukan Senyum, Salam, Sapa kepada Guru danOrangtua ....................................................................................129
15. Tropi student of the year dan salah satu siswi yang mendapatkanpenghargaan student of the year ................................................133
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Rencana Judul Skripsi
2. Surat Keterangan Judul Dari Dekanat Fkip Unila
3. Surat Izin Penelitian Pendahuluan
4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitia n Pendahuluan
5. Lembar Persetujuan Seminar Proposal
6. Surat Keterangan Telah Melakukan Seminar Proposal
7. Kartu Perbaikan Seminar Proposal Pembimbing I
8. Kartu Perbaikan Seminar Proposal Pembimbing II
9. Kartu Perbaikan Seminar Proposal Pembahas I
10. Kartu Perbaikan Seminar Proposal Pembahas II
11. Rekomendasi Perbaikan Seminar Proposal Pembimbing Dan Pembahas
12. Surat Izin Penelitian
13. Lembar Persetujuan seminar hasil
14. Surat Keterangan Telah Melakukan Seminar Hasil
15. Kartu Perbaikan Seminar Hasil Pembimbing I
16. Kartu Perbaikan Seminar Hasil Pembimbing II
17. Kartu Perbaikan Seminar Hasil Pembahas
18. Rekomendasi Perbaikan Seminar Hasil Pembimbing Dan Pembahas
19. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
xx
20. Instrumen Wawancara
21. Kisi-Kisi Pedoman Dokumentasi
22. Instrumen Pedoman Wawancara
23. Hasil Wawancara
24. Dokumentasi
25. Triangulasi Sumber dan Triangulasi Teknik
26. Panduan Teknis Alur Sekolah SMPIT Permata Bunda Alawiyah
27. Aturan Siswa SMPIT Permata Bunda Alawiyah
28. Lembar Evaluasi Ibadah Harian Siswa Siswa/i SMPIT Permata Bunda
Alawiyah
29. Surat Pernyataan Pengasuhan Orang Tua SMPIT Permata Bunda Alawiyah
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini Indonesia sedang memasuki era pembangunan jangka panjang,
kualitas dari sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan upaya
meningkatkan kualitas hidup bangsa. Dalam hal ini pemerintah dengan tegas
menyatakan bahwa dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
dapat di tempuh melalui pendidikan. Perhatian pemerintah dalam bidang
pendidikan ditekankan pada pendidikan anak karena anak merupakan garda
terdepan generasi penerus cita-cita bangsa dan sumber daya manusia dalam
pembangunan Nasional. Hal ini juga sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional. Pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 3, disebutkan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-undang tersebut menyatakan bahwa tujuan utama dalam pendidikan
nasional dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki nilai-
2
nilai karakter yang baik. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut yakni
menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia maka di perlukan lembaga pendidikan yang mempu
membawa peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Maka dari
itu, hal ini perlu kemitraan yang kuat antara sekolah dan terutama di dalam
lingkungan keluarga. Karena keluarga merupakan aliran kebaikan pertama dan
tempat di mana kita belajar tentang komitmen, pengorbanan, dan keyakinan
dalam sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri. Keluarga meletakkan
landasan moral yang di atasnya seluruh institusi sosial dibangun.
Sunderland dalam Vinayastri (2015: 34) menyatakan bahwa “Parent are not
magicians. They can’t guarantee their children happiness in later life or
protect them from loss and rejection. But they can dramatically influence
system in their children’s brain”. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa
orang tua bukanlah seorang pesulap dan tidak dapat menjamin bahwa anak-
anaknya akan selalu bahagia serta tidak akan mengalami kesedihan dan
kehilangan namun orang tua mempunyai pengaruh luar biasa dalam
perkembangan otak mereka. Dengan demikian, orang tua beserta lingkungan
keluarga terdekat memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan
dasar karakter dan kecerdasan anak. Maka dari itu, perlunya keterampilan pola
asuh (parenting) yang harus dimiliki orang tua untuk meningkatkan
perkembangan otak dan karakter anak.
Pendidikan yang paling pertama dan utama yang di dapatkan oleh seorang
anak di dalam kehidupannya adalah pendidikan yang berasal dari keluarga,
3
khususnya orang tua. Orang tua sangat berperan penting untuk memberikan
pendidikan dasar kepada anak selain itu orang tua juga bertanggung jawab
untuk menanamkan karakter yang baik, keteladanan, dan bimbingan kepada
anaknya. Lickona (2012: 2) menyatakan bahwa:
Seiring kita memulai abad yang baru, kita memiliki pemahaman yanglebih tajam tentang betapa karakter itu penting. Kita memerlukankarakter yang baik untuk menjalani kehidupan bermakna, produktif, danberkecukupan. Kita memerlukan karakter untuk memiliki keluarga yangkuat dan stabil. Kita memerlukan karakter untuk memiliki sekolah yangaman, peduli, dan efektif. Kita memerlukan karakter untuk membangunmasyarakat yang sipil, pantas, dan adil.
Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat penting diajarkan kepada anak
oleh kedua orang tuanya. Hal ini dikarenakan pendidikan karakter adalah
pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur
kepada anak, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapakan dan
mempraktikan dalam kehidupannya. Pendidikan karakter yang utama bagi
anak berada di lingkungan keluarga. Melalui orang tua, anak dapat beradaptasi
dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan yang ada dalam
lingkungan sang anak. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada
anaknya dapat berupa bentuk perlakuan fisik, maupun perlakuan psikis yang
tercermin dalam perilaku, tutur kata, sikap, dan tindakan yang diberikan.
Lingkungan keluarga dapat dikatakan sebagai media paling terdepan yang
secara langsung atau tak langsung berpengaruh dalam mengambangkan
karakter anak. Orang tua diharapkan dapat memilih dan memillah pola asuh
yang ideal bagi anak, yang bertujuan mengoptimalkan perkembangan anak
dan yang terpenting pola asuh yang diterapkan bertujuan untuk menanamkan
4
nilai-nilai agama pada anak, sehingga dapat mencegah dan menghindari segala
bentuk dan perilaku menyimpang anak dikemudian hari.
Demikian halnya dengan pendidikan agama, semakin kecil umur anak,
hendaknya semakin banyak pembiasaan latihan dan pembiasaan agama
dilakukan pada anak. Sikap seorang anak terhadap agama dibentuk pertama
kali di lingkungan keluarga khususnya melalui pengalaman yang di dapatkan
dari orang tuanya. Untuk melepaskan seorang anak ke luar dari lingkungan
agama, maka dibutuhkan dasar bertingkah laku yang dibentuk oleh
keluarganya. Pendidikan yang sangat penting untuk diterapkan kepada anak
salah satunya adalah pendidikan karakter religius.
Religius merupakan salah satu nilai karakter yang ada dalam pendidikan
karakter. Nilai religius merupakan nilai yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa. Azzet (2011: 17-18) mengungkapkan bahwa nilai religius
merupakan nilai yang mendasari pendidikan karakter karena pada dasarnya
Indonesia adalah negara yang beragama. Nilai religius yang bersifat universal
sebenarnya dimiliki oleh masing-masing agama sehingga tidak akan terjadi
hegemoni agama yang dipeluk mayoritas kepada orang-orang yang memeluk
agama minoritas. Nilai religius yang yang dijadikan dalam pendidikan
karakter sangat penting karena keyakinan seseorang terhadap kebenaran nilai
yang berasal dari agama yang dipeluknya bisa menjadi motivasi kuat dalam
membangun karakter. Karakternya anak di bentuk berdasarkan nilai-nilai
universal agama yang dipeluknya masing-masing sehingga anak akan
mempunyai keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
5
Peran keluarga di dalam proses pengembangan karakter religius anak berperan
sangat krusial, maka dari itu diperlukan suatu wadah untuk memberikan
peningkatan pengetahuan orang tua mengenai tumbuh kembang anak, yaitu
melalui program parenting skills. Program parenting skills ditujukan pada
keluarga yaitu bagi orang tua yang anaknya menempuh pendidikan di suatu
lembaga pendidikan. Program parenting skills merupakan suatu program
untuk memberikan informasi pengetahuan dan keterampilan mengenai tumbuh
kembang anak serta pengasuhan anak, agar orang tua paham dalam
memberikan pengasuhan kepada anak itu harus sesuai dengan masa
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Program parenting skills dapat
diselenggarakan di lembaga pendidikan formal dan nonformal.
Orang tua diharapkan dapat berpatisipasi dalam program parenting skills agar
memperoleh pemahaman yang maksimal mengenai cara mendidik anak dan
pengasuhan anak di dalam lingkungan keluarga. Selain itu juga ada
kesinambungan dan kerja sama antara orang tua, pengelola dan pendidik di
lembaga nonformal, agar pengasuhan dan pendidikan anak di keluarga dapat
berjalan selaras dan seimbang dengan pengasuhan yang ada di sekolah.
Program parenting skills sangat penting diimplementasikan. Program
parenting skills dijadikan suatu kegiatan yang mempunyai manfaat positif
bagi peserta program tersebut misalnya dapat merubah pola asuh orang tua,
yang awalnya pola asuh tersebut tidak sesuai dengan perkembangan anak
menjadi pola asuh yang sesuai dengan karakter dan perkembangan anak, orang
tua menjadi percaya diri dalam mengasuh dan mendidik anak dan hak-hak
anak bisa terpenuhi. Namun, masih banyak masyarakat khususnya orang tua
6
yang belum mengetahui pentingnya program parenting skills. Program
parenting skills merupakan sebuah program yang ditujukan kepada orang tua,
agar para orang tua memperoleh berbagai macam informasi mengenai
pengasuhan dan cara mendidik anak dengan baik.
Salah satu sekolah yang telah menyelenggarakan program parenting skills
adalah SMP Islam Terpadu Permata Bunda Alawiyah yang berlokasi di Jl.
Pulau Singkep-AMD No.121, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung.
SMPIT Permata Bunda Alawiyah telah menyelenggarakan program parenting
skills dengan sasarannya adalah orang tua peserta didik agar orang tua lebih
dapat mengembangkan karakter religius anak sesuai dengan visi dan misi
sekolah tersebut yaitu menciptakan iklim pembelajaran yang islami, dan
sekolah juga berharap orang tua dapat berperan aktif dalam mengevaluasi
ibadah harian peserta didik yang ditargetkan di sekolah ketika dirumah, serta
dapat mengajarkan adab-adab yang sesuai dengan karakteristik seorang
muslim. Ibadah harian peserta didik yang perlu di perhatikan orang tua ketika
di rumah adalah:
(1) Sholat berjamaah atau sholat di awal waktu (Subuh, Dzuhur, Ashar,Maghrib, Isya); (2) Sholat rowatib; (3) Qiyamul lail atau witir; (4)Istighfar 100 x perhari; (5) Shoum sunnah perbulan; (6) Tilawah AlQur’an; (7) Dzikir pagi; (8) Dzikir sore; (9) Shalat dhuha; (10) Membacabuku islami; (11) Hafalan Quran
Nilai religius yang kuat merupakan landasan bagi peserta didik untuk kelak
menjadi orang yang dapat mengendalikan diri terhadap hal-hal yang bersifat
negatif. Azzet (2011: 88) menyatakan bahwa hal yang semestinya
dikembangkan dalam diri peserta didik adalah terbangunnya pikiran,
7
perkataan, dan tindakan peserta didik yang diupayakan berdasarkan nilai-nilai
ketuhanan atau yang bersumber dari ajaran agama yang dianutnya. Oleh
karena itu diharapkan peserta didik benar-benar memahami dan mengamalkan
ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Amrullah (2015: 8) menyatakan bahwa Sekolah Islam Terpadu pada
hakikatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan
Islam berlandaskan Al-Qur’an dan As Sunnah. Yang dimaksud program
terpadu adalah program yang memadukan antara program pendidikan umum
dan pendidikan agama, antara pengembangan potensi intelektual (fikriyah),
emosional (ruhiyah) dan fisik (jasadiyah), dan antara sekolah, orang tua dan
masyarakat sebagai pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap
dunia pendidikan.
Berangkat dari pemahaman bahwa pendidikan merupakan tugas dan tanggung
jawab orang tua, sekolah, dan masyarakat, sekolah sebagai sebuah institusi
adalah pelaksana langsung proses pendidikan, sedang orang tua dan
masyarakat sebagai pihak pengguna dan penikmat hasil pendidikan perlu
diberdayakan. Pemberdayaan orang tua dan masyarakat dalam proses
pendidikan dititik beratkan pada peran serta mereka dalam penyamaan
perlakuan terhadap peserta didik serta dalam jalannya proses pendidikan.
Maka dari itu perlunya diadakan program parenting skills di Sekolah Islam
Terpadu.
8
Program parenting skills yang diselenggarakan di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah merupakan program-program yang bertujuan untuk memberdayakan
keterampilan orang tua dalam hal pola pengasuhan yang tepat bagi anak.
Ketika kegiatan seminar dan pelatihan berlangsung biasanya pihak sekolah
mengundang tokoh atau praktisi yang kompeten di bidang anak, dan psikolog
islam sebagai pembicara. Fakta yang ditemukan setelah penulis melakukan
wawancara dengan salah seorang guru di SMP IT Permata Bunda Alawiyah
yang berinisial D pada tanggal 30 Oktober 2018 adalah masih terdapat orang
tua yang bersikap terlalu memanjakan anak, terlalu acuh kepada anak karena
terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga anak kurang mendapatkan kasih
sayang dari orang tua. Selain itu, masih terdapat orang tua peserta didik yang
tidak sesuai dengan kemauan sekolah seperti menyerahkan sepenuhnya
tanggung jawab pendidikan anaknya kepada pihak sekolah, terlalu santai jika
anaknya tidak menjalankan target ibadah harian ketika dirumah, kurang
maksimalnya pengawasan serta pendampingan ibadah harian dan hafalan
Quran yang ditargetkan dari sekolah, dan sebagainya.
Hal tersebut dikarenakan orang tua belum sepenuhnya mengetahui pola
pengasuhan apa yang tepat untuk memberikan pengasuhan kepada anak sesuai
karakter dan perkembangan anak sesuai dengan nilai-nilai religius yang ingin
di bangun oleh sekolah. Akibat dari kurangnya pengetahuan dalam pola
pengasuhan, maka dampaknya adalah motivasi hafalan ayat-ayat Quran
peserta didik di sekolah masih rendah, tertib ibadah yang masih sangat perlu
dikembangkan, kurangnya adab islami yang dimiliki peserta didik seperti
tidak sopan kepada orang tua dan orang yang lebih tua, kurangnya
9
kepedulianan terhadap sesama, kata-kata kotor yang masih sering terdengar,
perselisihan yang mudah terjadi, pergaulan bebas seperti pacaran, dan suka
berbohong.
Beberapa kasus tersebut menunjukan karakter religius masih perlu
dikembangkan tentunya oleh para orang tua mengingat orang tua lah pendidik
pertama dan utama. Masalah-masalah diatas adalah sesuatu yang perlu
diperhatikan guna menyelamatkan karakter anak sebagai penerus generasi
bangsa khususnya dalam hal karakter religius anak. Oleh karena itu
keterampilan pola asuh anak perlu diajarkan kepada orang tua peserta didik
sejak dini agar orang tua lebih paham dalam hal pola pengasuhan anak yang
baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama. Hal ini dikarenakan ajaran
agama sangatlah penting untuk pedoman hidup anak di masa depan. Dengan
berbekal agama yang baik, maka akan memberikan peserta didik dasar yang
kuat ketika akan bertindak, dalam nilai religius berisi tentang aturan-aturan
kehidupan dan pengendali diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat
agama.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian agar mengetahui
peran program parenting skills yang diselenggarakan di SMPIT Permata
Bunda Alawiyah dapat mengembangkan kapasitas pengasuhan orang tua. Hal
ini dilakukan untuk melihat bagaimanakah implementasi program parenting
skills ini dapat memberikan dampak atau pengaruh yang positif bagi orang tua
dalam mengembangkan karakter religius anak di lingkungan rumah. Atas
dasar rumusan masalah dan pernyataan penelitian tersebut maka judul
10
penelitian ini adalah “Implementasi Program Parenting Skills dalam
Mengembangkan Karakter Religius Peserta Didik di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang disusun di atas, maka fokus
penelitian ini adalah implementasi program parenting skills dalam
mengembangkan karakter religius peserta didik di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah Tahun Ajaran 2018/2019.
1. Sub Fokus
a. Rencana program parenting skills di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
b. Pelaksanaan program parenting skills di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah
c. Hasil implementasi program parenting skills di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah
d. Hambatan-hambatan implementasi program parenting skills di SMPIT
Permata Bunda Alawiyah
C. Rumusan Masalah
1. Umum: Bagaimanakah implementasi program parenting skills dalam
mengembangkan karakter religius peserta didik di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah?
2. Khusus:
a. Bagaimanakah Rencana program parenting skills di SMPIT Permata
Bunda Alawiyah?
11
b. Bagaimanakah pelaksanaan program parenting skills di SMPIT
Permata Bunda Alawiyah?
c. Bagaimanakah hasil implementasi program parenting skills di SMPIT
Permata Bunda Alawiyah
d. Bagaimanakah hambatan-hambatan implementasi program parenting
skills di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis dan mendeskripsikan
1. Rencana program parenting skills di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
2. Pelaksanaan program parenting skills di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
3. Hasil implementasi program parenting skills di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah
4. Hambatan-hambatan implementasi program parenting skills di SMPIT
Permata Bunda Alawiyah
E. Manfaat Penelitian
Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat memberikan manfaat secara
teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Memberikan manfaat terhadap keilmuan di dalam pengelolaan
pembelajaran pendidikan nilai dan pendidikan moral. Selain itu, penelitian
ini diharapkan pula dapat membantu membangun karakter anak bangsa
12
yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai religius yang berlaku di
masyarakat.
2. Secara Praktis
a. Guru
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru sebagai bahan
pembelajaran dan evaluasi guru dalam mengembangkan karakter
religius peserta didik melalui implementasi program parenting skills
yang ada di sekolah.
b. Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan hubungan
parenting dengan orang tua.
c. Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pemikiran kepada
orang tua tentang pentingnya program parenting skills yang diadakan
di sekolah dalam mengembangkan karakter religius anak.
d. Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah edukasi tentang nilai-
nilai religius untuk peserta didik yang didapatkan dari aktifitas sehari-
hari bersama orang tua.
e. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
menguji diri dalam menganalisis implementasi program parenting
skills dalam mengembangkan karakter religius anak dan saat terjun
13
kedunia pendidikan sebagai tenaga pengajar, peneliti juga dapat
memberikan motivasi kepada orangtua mengenai pentingnya
mengembangkan nilai-nilai religius dalam diri peserta didik.
f. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti
lain untuk dapat menyusun penelitian yang serupa dengan penelitian
implementasi program parenting skills dalam mengembangkan
karakter religius peserta didik di SMPIT Permata Bunda Alawiyah.
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan karakter dan
pendidikan nilai relegius yang berdasarkan nilai keislaman yang berperan
dalam pembentukan karakter peserta didik sejak dini, terkait dengan upaya
pengembangan nilai religius peserta didik maka orang tua dituntut dapat
menanamkan nilai baik serta menerapkan nilai relegius dalam diri peserta
didik di lingkungan rumah agar tercipta generasi yang berakhlak mulia
untuk memajukan martabat bangsa dengan prestasi dan karakter yang kuat.
2. Ruang Lingkup Informan
Informan dalam penelitian ini adalah orang tua, kepala sekolah, guru dan
peserta didik di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
3. Ruang Lingkup Objek
Objek dalam penelitian ini adalah implementasi program parenting skills
dalam mengembangkan karakter religius peserta didik di SMPIT Permata
Bunda Alawiyah
14
4. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
5. Ruang Lingkup Waktu
Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin
penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Tinjauan Program Parenting Skills
a. Pengertian Program Parenting Skills
Secara bahasa parenting berasal dari bahasa Inggris yang berarti
pengasuhan. Brooks dalam Nooraeni (2017: 33) menyatakan bahwa
parent dalam parenting memiliki beberapa definisi-ibu, ayah
seseorang yang akan membimbing dalam kehidupan baru, seorang
penjaga, maupun seorang pelindung. Pengasuhan bukan hanya
dilakukan oleh orangtua tapi juga dapat dikontrubusi oleh orang yang
berada dalam lingkungan anak atau kehidupan anak setiap harinya baik
berupa pengasuh atau nenek kakek juga kerabat keluarga yang lain.
Goodnow & Collins yang dikutip oleh Erlanti, Mulyana dan Wibowo
(2016 : 238) menyatakan bahwa:
Pengasuhan merupakan suatu aspek penting dalam membentukperkembangan diri anak. Orang tua tentu memerlukanpengetahuan dan keterampilan yang memadai agar dapatmemberikan pengasuhan yang benar bagi anak. Pengetahuanpengasuhan meliputi memahami cara merawat anak-anak,bagaimana anak-anak mengembangkan, dan peran yangberagam orang tua bermain dalam kehidupan anak-anak.Pengetahuan pengasuhan termasuk memahami berbagaipendekatan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan fisik danbiologis dan sosioemosional dan kognitif anak-anak ketikamereka berkembang.
16
Sugiastuti (2013: 45) menyatakan bahwa di dalam dunia parenting
terdapat enam pilar yang diharapkan dapat diterapkan oleh para orang
tua:
(1) Pentingnya kerjasama yang baik antara kedua orang tua(partnership parenting); (2) Belaian fondasi penting dalammengasuh anak; (3) Terapkan aturan dan kesepakatan secarakonsisten; (4) Pahami emosi negatif anak sejak dini; (5)Pentingnya gaya bahasa positif agar anak sehat secara fisik danemosional; (6) Pola asuh tanpa hukuman.
Parenting juga diartikan sebagai suatu proses untuk membesarkan dan
mendidik anak sejak lahir atau sejak dalam kandungan, sampai
menjadi dewasa. Biasanya, orangtua menyediakan segala kebutuhan
anak, melindungi dari bahaya dan mengajarkan keterampilan serta
nilai-nilai budaya hingga beranjak dewasa.
Kemudian Yani, Khaeriyah, dan Ulfah (2017: 155) berpendapat bahwa
perenting adalah upaya pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga
dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dalam keluarga
dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Parenting di nilai sebagai proses interaksi berkelanjutan antara orang
tua dan anak-anak mereka yang meliputi aktifitas-aktifitas memberi
makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding), melindungi
(protecting) anak-anak ketika mereka tumbuh kembang.
Houghi yang dikutip oleh Rahmawati (2017: 6) menyatakan bahwa
parenting berkaitan dengan upaya pengasuhan yang mensejahterakan
17
kehidupan anak. Tiga keterampilan yang perlu dimiliki oleh orang tua
untuk menjadi orang tua yang baik, yaitu perhatian, kontrol dan
pengembangan. Menurut Douglas yang dikutip oleh Rahmawati (2017:
7) ketiga aspek tersebut perlu diberikan pada anak. Perhatian, berkaitan
dengan sejumlah aktivitas yang ditujukan dalam upaya mendukung
keberlangsungan pengembangan anak seperti penyediaan sarana fisik,
dukungan emosional (seperti cinta) dan kebutuhan sosial (seperti rasa
tanggung jawab). Kontrol berkaitan dengan aktivitas menjaga dan
memberikan batasan kepada anak dengan tetap mempertimbangkan
usia dan karakteristik kepribadian anak. Sementara pengembangan,
merujuk aktivitas yang dilakukan orang tua untuk mendorong anak
menemukan potensi dan kemampuannya serta mengembangkannya.
Dapat disimpulkan secara ringkas, parenting adalah aktivitas positif
yang berkaitan dengan pengasuhan anak. Sedangkan skill secara
bahasa berasal dari bahasa Inggris yang berarti keterampilan atau
keahlian. Keahlian adalah kemampuan khusus yang dihasilkan dari
pengetahuan, informasi, praktik, dan kecerdasan.
Kesimpulan dari pemaparan diatas bahwa parenting skills adalah
keahlian atau keterampilan yang dimiliki oleh orangtua atau keluarga
dalam mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak sejak masih bayi
hingga dewasa yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
karakteristik anak pada nantinya. Parenting skills mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam menentukan bagaimana bentuk
pribadi anak di masa depan, oleh sebab itu orang tua harus benar-benar
18
mawas diri dan bersungguh-sungguh dalam menanamkan nilai-nilai
kehidupan serta norma-norma yang baik kepada anak melalui pola
pengasuhan yang baik dan benar.
Hossain, Huq, Adhikari, at all (2015: 47) menyatakan bahwa “A
provision of parenting programs for expecting parents and parents of
children will further improve positive parenting skills and the
development of positive child behavior. Pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa penyediaan program pengasuhan untuk orang tua
bertujuan untuk meningkatkan kemahiran pola pengasuhan anak secara
positif dan anak dapat tumbuh kembang dengan memiliki perilaku
yang positif.
Mansur dalam Monikasari (2013: 283) menyatakan bahwa
“Program parenting yang diberikan pada orang tua akanmempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak. Pola asuhorang tua adalah pola perilaku yang diterapkan orang tua padaanak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola asuhadalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalammendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggungjawab kepada anak-anaknya”.
Pengetahuan dan pemahaman orangtua dalam pola asuh terhadap anak
sangat berpengaruh terhadap tumbuh perkembangan anak. Maka dari
itu orang tua perlu diberikan program keterampilan dalam mendidik
anak didalam keluarga, pengetahuan mengasuh dan membimbing anak
dan agar dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas di masa
yang akan datang.
19
Program pendidikan keorangtuaan atau program parenting termasuk
kedalam pendidikan orang dewasa, dimana pendidikan orang dewasa
menurut Sudjana (2010: 45) yaitu program yang diperuntukkan bagi
orang dewasa dalam lingkungan masyarakatnya, agar mereka dapat
mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, dan profesi yang telah dimiliki,
memperoleh cara baru, serta mengubah sikap dan perilaku orang
dewasa.
b. Teori Parenting
Seiring dengan banyaknya permasalahan orang tua dalam hal
pengasuhan anak, maka teori parenting juga berkembang pesat. Pola
parenting memiliki berbagai macam gaya dalam pengasuhan, yang
paling dikenal adalah gaya parenting yang diperkenalkan oleh Diana
Baumrind pada tahun 1967. Anisah (2011: 73) menyatakan bahwa:
Kepribadian akan berkembang menjadi karakter ketikaseseorang mempelajari kelemahan dan kelebihan dirinya. Darikepribadian inilah akan membentuk karakter. Pola asuh yangdilakukan setiap oang tua secara alami akan membentukkepribadian seseorang, sehingga terjadi suatu perkembanganpsikis pada diri individu untuk membentuk kepribadian yangberkarakter. Karena karakter bukan genetic seperti kepribadian,tetapi karakter perlu dibina, di bangun dan dikembangkan secarasadar melalui suatu proses yang tidak instan sehingga munculkonsep character building atau pendidikan karakter dalam upayamenyempurnakan pola asuh yang dilakukan setiap orang tua.
Keterampilan gaya pengasuhan yang digunakan orang tua, merupakan
cermin dari kepribadian pelakunya (orang tua) dan pada akhirnya akan
memprediksikan hasil kepribadian dari sang anak. Baumrind
20
mengklasifikasikan pengasuhan atau pemeliharaan yang diberikan
orang tua, didasarkan pada pertemuan dua dimensi, yaitu
demandingness (tuntutan) dan responsiveness (tanggapan atau
penerimaan) yang dia yakini keduanya sebagai dasar dari pola asuh
orang tua. Dengan demikian Baumrind mengidentifikasi dan
memberikan label pada bentuk-bentuk pola asuh orang tua sebagai
berikut: “Three of the most prominent caregiving style are described
in the next section, including the behavior of the parent and the
behavior of the child experiencing this type of cergiving” Ketiga pola
asuh itu adalah Authoritarian style (pola asuh otoriter), Permisive style
(pola asuh membolehkan), dan Authoritative style (pola asuh
demokrasi). Gaya parenting yang dikemukakan oleh Baumrind
meliputi:
1. Gaya Parenting Authoritarian (Pola Asuh Otoriter)
Pola asuh Authoritarian (otoriter) adalah tipe pola asuh dimana
orang tua terlalu banyak menuntut dan sangat kurang merespon
dan menanggapi keinginan anak. Dalam buku Santrock (1995)
Baumrind mengemukakan bahwa “Pengasuhan otoriter ialah suatu
gaya yang membatasi, menghukum dan menuntut anak untuk
mengikuti perintah-perintah orang dan tidak memberi peluang
kepada anak untuk berbicara”. Ciri-ciri pola asuh tersebut sebagai
berikut:
21
1. Orang tua berupaya untuk membentuk, mengontrol dan
mengevaluasi sikap dan tingkah laku anaknya secara mutlak
sesuai dengan aturan orang tua.
2. Orang tua menerapkan kepatuhan/ketaatan kepada nilai-nila
yang terbaik menuntut perintah, bekerja dan menjaga tradisi.
3. Orang tua senang memberi tekanan secara verbal dan kurang
memperhatikan masalah saling menerima dan memberi
dianatara orang tua dan anak.
4. Orang tua menekan kebebasan (independent) atau kemandirian
(otonomi) secara individual kepada anak.
Pola asuh authoritatif akan menghasilkan karakteristik anak yang
tidak mampu bergaul dengan teman sebaya, selalu menyendiri,
merasa cemas dan gelisah serta khaawatir ktika bergaul dengan
teman sebaya dan lebih dikhawatirkan lagi akan memiliki hati
nurani yang rendah.
2. Gaya Parenting Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar.
Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu
tanpa pengawasan yang cukup darinya. Orang tua cenderung tidak
menegur atau memperingatkan apabila anak sedang dalam bahaya,
dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Adapun
ciri-cirinya adalah:
22
1. Orang tua membolehkan atau mengijinkan anaknya untuk
mengatur tingkah laku yang mereka kehendaki dan membuat
keputusan sendiri kapan saja.
2. Orang tua memiliki sedikit peraturan di rumah
3. Orang tua sedikit menuntut kematangan tingkah laku, seperti
menunjukkan kelakuan/tatakrama yang baik atau untuk
menyelesaikan tugas-tugas.
4. Orang tua menghindar dari suatu control atau pembatasan
kapan saja dan sedikit menerapkan hukuman
5. Orang tua toleran, sikapnya menerima terhadap keinginan dan
dorongan yang dikehendaki anak
Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga
mereka disukai oleh anak. Pola asuh permisif akan menghasilkan
karakteristik anak-anak yang agresif, tidak patuh, manja, mudah
frustasi, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri
dan kurang matang secara sosial.
3. Gaya Parenting Otoritatif (demokratis)
Pola asuh otoritatif atau pola pengasuhan yang demokratis adalah
pola asuh yang mendorong anak agar mandiri tetapi masih
menetapkan batasan-batasan dan pengendalian atas tindakan
mereka. Adanya musyawarah, memperlihatkan kehangatan atau
kasih sayang. Jadi pola asuh otoritatif merupakan salah satu pola
asuh yang terbaik yaitu kombinasi antara tuntutan
(demandingness) dan membolehkan atau mengijinkan
23
(responsiveness) serta memiliki pengaruh yang baik terhadap
perkembangan anak. Adapaun karakteristik pola asuh otoritatif ini
adalah:
1. Orang tua menerapkan standar aturan dengan jelas dan
mengharapkan tingkah laku yang matang dari anak
2. Orang tua menekankan peraturan dengan menggunakan sanksi
apabila diperlukan
3. Orang tua mendorong anak untuk bebas dan mendorong secara
individual
4. Orang tua mendengarkan pendapat anak, meninjau
pendapatnya kemudian memberikan pandangan atau saran.
Adanya saling memberi dan menerima dalam pembicaraan
diantara keduanya dan berkomunikasi secara terbuka
5. Hak kedua belah pihak baik orang tua maupun anak diakui.
Dengan demikian pola asuh otoritatif ini mendorong anak untuk
memiliki kemampuan yang lebih baik daripada pola asuh otoriter
ataupun permisif. Anak-anak dari orang tua yang memiliki pola
asuh otoritatif sangat memelihara tanggung jawab social dan
kebebasan ketika masih kanak-dan sesudah menginjak usia 8-9
tahun baik anak laki-laki maupun anak perempuan sudah memiliki
kecakapan emosional artinya kognitif sosialnya sudah dimiliki
(berkembang ke arah positif).
Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak-anak
yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik
24
dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat
terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang lain.
Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun pola
asuh terdiri dari beberapa komponen, namun dalam kehidupan sehari-
hari orang tua kadang menggunakan pola asuh yang variatif yang
bersifat multidimensi.Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi orang
tua pada saat mendidik anak. Misalnya orang tua yang otoritatif bisa
saja menunjukkan emosinya, mengancam, memberi hukuman dll,
orang tua yang permisif bisa juga menunjukkan sikap restriktifnys,
tidak memberi izin atau membiarkan anaknya mengambil pilihan
semaunya, demikian juga dengan orang tua yang otoriter kadang bisa
jadi lemah lembut, hangat, ramah, membolehkan menentukan
pilihannya sendiri. Akan tetapi dengan pola asuh yang multidimensi ini
ada satu kecenderungan kepada dimensi yang dominan, tergantung
pada bagaimana anak atau tanggapan anak melalui persepsinya
berdasarkan pengalaman selama diasuh atau diperlakukan oleh orang
tuanya.
Penelitian-penelitian yang berkembang dalam dunia parenting,
menghasilkan dimensi parenting yang lebih spesifik. Dimensi tersebut
adalah:
1. Dukungan (support)
Collins dalam Rahmawati (2017: 9) menyatakan bahwa support
merujuk pada dimensi aktif, yaitu tingkah laku merawat yang
25
khususnya relevan dengan tingkat inisiatif sosial remaja. Fletcher,
Steinberg dan William-Wheeler yang dikutip oleh Rahmawati
(2017: 9) mengemukakan bahwa orang tua yang hangat dan
responsif mampu secara aktif mengelola tingkah laku anak dalam
iklim keluarga yang bersikap komunikatif. Vansteenkiste, Lucykx
dan Goosens dalam kutipan Rahmawati (2017: 9) menyebutkan,
saat orang tua mampu mengembangkan relasi yang hangat, penuh
pengertian dan bersifat personal dengan anak remaja, maka mereka
telah menciptakan iklim keluarga yang bersifat terbuka, yang
memungkinkan remaja untuk menceritakan pengalaman yang
dialaminya. Iklim seperti itu efektif untuk melindungi anak dari
persoalan-persoalan eksternal yang mereka hadapi di luar
lingkungan rumah.
2. Kontrol Psikologis (pshycological control)
Kontrol orang tua, sebagai bentuk dimensi dari parenting,
berfungsi dari tinggi ke rendah. Baumrind menyatakan dalam
kutipan Rahmawati (2017: 9) bahwa cara orang tua melakukan
kontrol menunjukan seberapa jauh otonomi yang diberikan kepada
anak mereka. Orang tua yang melakukan kontrol ketat tanpa
memberikan kesempatan kepada anak untuk berlatih kemandirian,
dikategorikan sebagai tipe autoritarian atau otoriter. Sementara
orang tua yang tidak mengenali persoalan tingkah laku anak,
memberlakukan kontrol yang tidak konsisten, dan membiarkan
anak menyelesaikan persoalannya sendiri, diklasifikasikan sebagai
26
tipe permisif. Orang tua yang menerapkan sistem kontrol secara
adil, dan mampu memberikan arahan yang masuk akal, disertai
sejumlah kebebasan tertentu, dikategorikan sebagai tipe autoritatif
atau pola pengasuhan demokrasi. Kontrol yang dilakukan orang tua
akan memiliki dampak berbeda terhadap pembentukan perilaku
anak. Kontrol yang dilakukan orang tua akan memiliki dampak
berbeda terhadap pembentukan perilaku anak. Steinberg yang
dikutip oleh Rahmawati (2017: 10) menyebutkan hal tersebut
dipengaruhi secara merugikan oleh otonomi psikologis
(psychological autonomy), namun secara positif dipengaruhi oleh
kontrol tingkah laku (berupa tuntutan dari orang tua). Barber dalam
kutipan RahmawatI (2012: 10) mendefinisikan kontrol psikologis
(psychological control) sebagai usaha orang tua untuk memaksakan
perkembangan anak baik secara psikologis maupun secara
emosional. Ini merupakan hal yang negatif, karena dapat
menghambat terbentuknya kemandirian serta kemampuan
mengarahkan diri sendiri (self directed).
3. Kontrol Tingkah Laku (Behavioral Control)
Kontrol terhadap tingkah laku (behavioral control) di sisi lain,
menyajikan pengaturan, pengawasan, serta pengelolaan tingkah
laku yang secara positif merupakan bentuk kontrol yang
memberikan peluang kepada remaja untuk berkembang di bawah
pengawasan dan supervisi yang cukup. Dari sejumlah riset yang
dilakukan dalam Rahmawati (2017: 10) menyatakan bahwa kontrol
27
tingkah laku (behavioral control) lebih efektif dalam membentuk
tingkah laku positif anak, di bandingkan dengan kontrol psikologis.
c. Bentuk Program Parenting Skills
Bentuk program parenting skills yang terdapat di SMPIT Permata
Bunda Alawiyah adalah:
1. Seminar dan Pelatihan Orang tua
Seminar adalah kegiatan dalam rangka program parenting yang
diadakan di sekolah. Kegiatan seminar ini biasanya mengundang
tokoh parenting seperti psikolog islam atau praktisi anak yang
dapat menjelaskan suatu pokok permasalahan pada anak, memutar
film yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua
dalam hal pengasuhan anak, atau melakukan diskusi guna
mendukung pendidikan dan perkembangan pada anak. Setelah
kegiatan seminar biasanya dilakukan pelatihan orang tua yang
bertujuan untuk mempraktekan teori yang disampaikan sewaktu
seminar kepada orang tua agar orang tua lebih paham dan mengerti
praktek langsungnya tentang pola pengasuhan yang baik bagi anak.
Selain itu, pelatihan orang tua pun bertujuan untuk memperkuat
kapasitas orang tua dalam mengurangi masalah perilaku anak di
rumah, meningkatkan kemampuan anak untuk mencapai target
pengajaran di rumah, meningkatkan interaksi sosial anak dengan
keluarga atau teman serta meningkatkan kepercayaan diri orang tua
dalam membantu pembelajaran anak.
28
2. Pengajian orang tua
Pengajian yang dilakukan orang tua ini bertujuan untuk
mempererat tali silaturahmi antar orang tua murid dan menambah
wawasan/tsaqofah islamiyah. Pengajian orang tua ini dilakukan di
masjid SMPIT Permata Bunda Alawiyah. Kegiatan pengajian/liqo
orang tua ini di koordinir oleh komiite sekolah dan didukung oleh
manajemen sekolah. Dengan diadakan pengajian rutin orang tua ini
harapannya orang tua dapat lebih memahami tentang ilmu agama
sehingga dapat menanamkan nilai-nilai religius kepada anak
dilingkungan rumah.
3. Home Visit
Home visit atau kunjungan kerumah adalah kegiatan silaturahmi
antar orang tua atau pengelola/pendidik ke rumah orang tua yang
bertujuan untuk mempererat hubungan, menjenguk, atau dalam
rangka memberi/meminta dukungan tertentu yang dilakukan secara
kekeluargaan. Kunjungan kerumah merupakan kegiatan yang
dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah orangtua peserta
didik. Program ini harus melalui perjanjian terlebih dahulu dengan
orangtua peserta didik yang rumahnya akan menjadi obyek
kunjungan. Jumlah kunjungan dapat dilakukan sesuai kebutuhan,
namun sekolah berusaha setiap anak mendaptakna jatah dikunjungi
oleh pihak sekolah atau guru, sehingga setiap orang tua atau anak
mendapatkan perhatian yang seimbang.
29
Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun
hubungan yang solid antara guru dan orangtua. Guru dapat
melakukan pengamatan terhadap lingkungan belajar anak ketika di
rumah dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh orangtua
mengenai perkembangan anaknya. Selain itu guru pun selalu
membuat laporan berkala dalam bentuk laporan langsung, personal
chat atau grup chat yang dikirimkan secara teratur kepada masing-
masing orangtua yang berisi tentang peristiwa atau pengalaman
selama anak berada di sekolah sehingga orang tua pun tahu
perkembangan anak selama proses belajar mengajar di sekolah.
4. Keluarga Mengaji
Keluarga mengaji merupakan program yang dibuat oleh sekolah
dengan tujuan menghidupkan Al-Quran di lingkungan rumah yang
dilakukan antara orang tua dan anak. Untuk menumbuhkan
semangat anak dalam melakukan hafalan yang ditargetkan sekolah,
anak memerlukan peran orang tua dirumah. Orang tua harus
membiasakan sang anak untuk mengaji dan mengajarkan anak
membaca Al-Quran agar terbina akhlaknya, dan anak terbiasa sejak
dini mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Al-Quran .
5. Gerakan No Gadget
Gerakan no gadget adalah gerakan kerjasama antara guru dan
orang tua untuk mengawasi peserta didik dalam penggunaan
gadget atau gawai ketika di sekolah maupun di rumah. Gerakan ini
30
bertujuan agar peserta didik fokus dalam belajar, menciptakan
lingkungan pergaulan sosial yang sehat bagi peserta didik, serta
melindungi peserta didik dari paparan konten dewasa, kekerasan ,
radikalisme, serta pergaulan yang tidak sehat di dunia maya.
d. Teknik Parenting
Martin & Colbert yang dikutip oleh Erlanti (2016: 241) menyatakan
bahwa teknik didefinisikan sebagai sebuah pengetahuan, cara, dan
metode. Sedangkan, parenting merupakan serangkaian interaksi
berkelanjutan antara orang tua dan anak, yaitu proses yang
menyebabkan perubahan kedua belah pihak. Menurut definisi tersebut,
proses ini melibatkan proses melahirkan, melindungi, mengasuh, dan
membimbing anak-anak.
Berikut adalah beberapa teknik parenting yang dikemukakan Grusec
yang dikutip oleh Erlanti (2016: 242).
1. Disiplin
Penanaman disiplin pada anak akan bermuara pada pembentukan
disiplin diri, hal ini akan terwujud pada anak yang sudah dapat
bertingkah laku yang baik. Pembentukan disiplin diri sangat besar
relevansinya dengan penerimaan otoritas orang tua. Menurut
Wayson yang dikutip oleh Shocib (2010: 3) “Anak yang
berdisiplin diri memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama,
nilai budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap
hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan
negara”. Artinya, bentuk tanggung jawab dari orang tua adalah
31
mengupayakan agar anak memiliki disiplin diri dalam
melaksanakan hubungan dengan Tuhan, dirinya sendiri, sesama
manusia, lingkungan alam, dan dengan makhluk hidup lainnya
berdasarkan nilai moral.
2. Monitoring atau Pemantauan
Memonitoring atau memantau segala aktifitas anak sehari-hari
sudah seharusnya dilakukan oleh orang tua. Karena peran orang tua
dalam mengatasi segala tingkah laku anak sangatlah penting,
terlebih dalam pergaulan anak. Monitoring yang dilakukan oleh
orang tua bertujuan untuk melindungi anak dari pengaruh-pengaruh
negatif dari kelompok sebaya yang menyimpang dan menjaga anak
agar tetap dalam pergaulan yang baik.
3. Reward atau Imbalan
Rewarding atau penghargaan adalah imbalan yang diberikan atas
prestasi, pencapaian, atau usaha anak dalam mencapai sesuatu.
Misalnya, orang tua memberikan hadiah buku setelah anak bisa
membaca dengan lancar atau mendapatkan nilai/peringkat
akademik tertentu di sekolah. Dalam pendidikan anak,
penghargaan (reward) dinilai punya pengaruh positif bagi anak,
antara lain: Reward akan menumbuhkan motivasi anak untuk
berusaha mencapai prestasi. Reward akan membuat anak merasa
dihargai. Reward secara tidak langsung juga dapat menumbuhkan
kepercayaan diri. Anak membangun kepercayaan dirinya dari bukti
32
dan pengakuan orang-orang di sekitarnya. Jika anak melihat
ternyata dia mampu melakukan sesuatu, dan mendapatkan
pengakuan dari orang tuanya, maka kepercayaan dirinya akan
tumbuh. Reward tidak selamanya harus berbentuk materi. Dapat
juga berupa pujian, dukungan, ciuman kasih sayang,
penghormatan, dan perlakuan istimewa.
4. Rutinitas Sehari-hari
Goodnow yang dikutip oleh Bornstein (2002) menekankan
pentingnya rutinitas sehari-hari sebagai sumber informasi dan
pengalaman tentang nilai-nilai kebaikan yang akan di dapatkan
oleh anak dalam kehidupannya. Misalnya ada orang tua yang
menginginkan anaknya untuk menjadi pribadi yang selalu
membantu orang lain dan peka terhadap sesama, maka orang tua
bisa membuat pekerjaan sukarela yang harus dilakukan anak setiap
harinya untuk membantu orang tua dalam pekerjaan rumah,
misalnya merapihkan tempat tidur sendiri atau membersihkan
kamar sendiri agar sang anak tumbuh menjadi sosok yang mandiri
dan bertanggung jawab.
5. Pre-arming
Pre-arming adalah strategi proaktif dalam pengasuhan anak.
Bentuk dari pre-arming adalah komunikasi atau diskusi yang
dilakukan oleh orang tua kepada anak mereka tentang apa yang
terjadi atau apa hal yang harus dilakukan oleh anak. Ketika orang
33
tua melihat potensi masalah yang ada dalam diri anak mereka,
maka sebaiknya orang tua berdiskusi dengan sang anak dan
memastikan sang anak baik-baik saja. Melalui komunikasi yang
baik maka akan terjalin rasa percaya, rasa kasih sayang, dan
selanjutnya anak akan memiliki suatu penghargaan pada dirinya.
e. Fungsi Parenting (Pola Pengasuhan)
Keterampilan dalam pengasuhan (parenting) mempunyai fungsi yang
penting dalam tumbuh kembang anak sehingga anak merasa bahwa
orang tua selalu siap siaga kapan pun sang anak membutuhkan. Dalam
pengasuhan anak orang tua memiliki metode pola asuh karena orang
tua menginginkan sang anak mempunyi kepribadian yang baik dan
dapat diandalkan oleh orang tua.
Menurut G. Tembong yang dikutip oleh Ariyanti (2014: 7) ada lima
fungsi dalam pengasuhan yaitu:
a. Membentuk kepribadian anak, pola asuh yang diberikan orang tua
kepada anak akan mempengaruhi proses pembentukan kepribadian
anak. Anak yang hidup di dalam keluarga dengan pola asuh
demokratis akan membentuk kepribadian yang baik sedangkan
anak yang hidup dengan pola asuh otoriter akan terbentuk dengan
kepribadian keras dan pemberontak. Dengan demikan tampaklah
bahwa kepribadian seseorang dimasa dewasa tidak dapat
dilepaskan begitu saja dari proses pengasuhan fase sebelumnya.
34
b. Membentuk karakter anak, pembentukan karakter anak sangat
dipengaruhi keterampilan pola asuh yang diberikan orang tua.
Anak yang berkarakter baik tumbuh di dalam lingkungan keluarga
yang harmonis dan memiliki jalinan komunikasi dua arah.
c. Agar anak memiliki budi pekerti yang baik. Budi pekerti
merupakan sekumpulan sifat-sifat dimana seseorang mencontoh
dan meniru lingkungannya, dan sangat dipengaruhi oleh
pembinaan sejak usia dini agar anak memiliki moral yang baik.
Tata cara, kebiasaan, dan adat istiadat dapat diartikan sebagai
norma yang menata sifat dan sikap manusia sesuai dengan standar
sosial.
d. Melahirkan anak yang berkualitas tidak tergantung dengan orang
tua dan juga orang lain.
e. Dapat menjadi warga masyarakat yang baik dan taat pada peraturan
adat yang berlaku di masyarakat
Dari lima fungsi pola pengasuhan di atas dapat disimpulkan bahwa
secara tidak langsung pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua
sangat berhubungan dengan karakteristik dan kepribadian anak
kedepannya.
f. Kesalahan Orang Tua dalam Parenting
Kesalahan dalam mendidik anak itu banyak bentuk dan variasinya
serta fenomenanya. Hal ini terjadi karena kurangnya parenting skills
yang dimiliki oleh orang tua yang menyebabkan karakter anak menjadi
35
menyimpang dan menyeleweng. Sugiastuti (2013: 29) mengungkapkan
kesalahan orang tua dalam mendidik anak yaitu:
1. Tindakan Diktator
Tindakan diktator adalah tindakan kasar. Ayah-ibu yang biasa
bertindak kasar kepada anak-anaknya bukanlah menolong anak itu
tetapi justru merusak. Anak-anak yang dibesarkan di bawah
disiplin yang terlalu keras akan mengalami banyak hambatan
psikologis. Seorang anak perlu bimbingan yang penuh kehalusan
jiwa.
2. Terlalu Bersikap Keras dan Kasar
Beberapa orang tua terkadang memukul anak-anaknya dengan
berlebihan apabila anak mereka melakukan kesalahan, ataupun
orang tua sering menegur anak dengan keras dan memarahi anak
ketika sang anak melakukan kesalahan kecil maupun besar, atau
bentuk-bentuk kekerasan dan kekasaran lainnya yang dapat
menyebabkan anak menjadi trauma atau bahkan takut kepada
orang tuanya sendiri.
3. Berdoa Jelek untuk Sang Anak
Ketika marah kepada sang anak, terkadang orang tua spontan
mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas di dengar oleh anak,
baik kutukan, makian atau bahkan keluar seuntai kalimat do’a dari
mulut orang tua. Ada diantara orang tua yang mendoakan buruk
atas anak-anaknya hanya karena diantara mereka ada yang
36
menentangnya, yang kedurhakaannya itu mungkin disebabkan oleh
orang tuanya sendiri. Hanya karena emosi sesaat orang tua lupa
bahwa bahwa ucapannya adalah doa.
4. Menuruti Semua Kemauan Anak
Orang tua yang menuruti segala keinginan anak akan berdampak
tidak baik karena kedepannya sang anak akan tumbuh menjadi
pribadi yang manja, dan ketika sudah dewasa mereka akan menjadi
sosok yang sukar untuk mengontrol diri karena sejak kecil segala
kemauannya selalu terpenuhi. Anak-anak seperti itu akan gampang
kecewa atau putus asa jikalau rencananya gagal. Mereka kurang
tabah dan kurang sabar dalam mengalami berbagai cobaan di
dalam hidup.
5. Bersikap Tidak Adil
Seorang anak akan kecewa jika orang ia merasa orang tuanya
bersikap tidak adil, dan kekecewaan itu kemudian dapat menjelma
menjadi keputusasaan. Setelah mereka mengalami putus asa
mereka tidak memperdulikan ancaman-ancaman hukuman lagi
bahkan anak dapat menjadi sosok yang pemberontak.
6. Memanjakan Anak
Jika orang tua terbiasa untuk memanjakan anak mereka sejak kecil,
akibatnya anak akan tumbuh dan terbiasa dengan kehidupan yang
mewah, egois, dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Anak
yang terbiasa hidup mewah biasanya tidak mempunyai kepedulian
37
terhadap orang lain, bahkan kepada saudara-saudaranya. Oleh
karena itu, mendidik anak dengan kemewahan dapat merusak sisi-
sisi kebaikan yang dimiliki oleh sang anak.
7. Menumbuhkan Rasa Kecil Hati, Takut, Gelisah, dan Keluh
Kesah Pada Anak
Banyak orang tua yang melakukan metode pengasuhan yang selalu
menakut-nakuti anak dengan hantu, penculik, setan, suara angin
dan sebagainya. Terlebih lagi masih banyak orang tua yang
menakut-nakuti anak mereka dengan gurunya, sekolah, polisi, atau
dengan dokter, sehingga sang anak merasa selalu dihantui rasa
takut dari sesuatu yang semestinya tidak perlu untuk ditakuti.
8. Kurang Kasih Sayang
Terkadang tanpa disengaja orang tua kurang memberikan kasih
sayang kepada anak. Mungkin juga orang tua sudah merasa
memberikan kasih sayang, tetapi ternyata sang anak tidak
merasakan rasa kasih sayang yang diberikan orang tuanya atau rasa
kasih sayang dari orang tuanya tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh anak. Perasaan tidak cukup disayangi ini akan
menimbulkan akibat pada karakter anak. Hal itu yang biasanya
menyebabkan anak berusaha mencari kasih sayang diluar rumah,
dengan harapan agar ada orang yang dapat memberikan kasih
sayang sesuai kemauan sang anak.
38
9. Mendidik Anak untuk Melakukan Perbuatan yang Kurang
Terpuji
Sebagai contoh, orang tua memberikan dorongan kepada anak
untuk gemar datang ke gelanggang olah raga jika di gelanggang
tersebut terdapat percampuran antara laki-laki dan perempuan serta
saling memperlihatkan aurat, membiasakan anak-anak perempuan
mereka untuk memakai pakaian pendek, atau melontarkan kata-
kata kasar kepada anak sehingga kelak dengan kebiasaan ini
seorang anak tidak akan memperhatikan etika berbicara karena
terbiasa dengan didikan yang diberikan oleh orang tuanya.
10. Terlalu Berburuk Sangka Terhadap Anak
Masih banyak terdapat orang tua yang berburuk sangka kepada
anak mereka bahkan ada yang berlebihan sampai keluar dari batas
kewajaran. Misalnya menuduh niat anaknya dan tidak percaya
kepada mereka. Hal seperti ini memberikan kesan kepada anak
bawa orang tua akan memberikan hukuman kepada anak mereka
setiap kali sang anak melakukan kesalahan tanpa mau memaklumi
dan melupakan sedikitpun tentang kekeliruan dan kesalahan anak
mereka.
2. Tinjauan Karakter Religius
a. Pengertian Karakter
Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga jika
kita hidup dilingkungan sosial kita harus benar-benar memahami
bagaimana karakter seseorang supaya tercipta keamanan dan
39
kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya karakter
merupakan akumulasi dari sifat, watak, dan juga kepribadian
seseorang. Elmubarok yang dikutip oleh Anisah (2011: 75)
menyatakan bahwa:
Karakter jika ditinjau dari akar katanya berasal dari bahasaLatin “kharakter”, “kharassein”, dan “kharax” yang memilikimakna “tool for marking”, “to engrave”, dan “pointed stake”.Kemudian pada abad 14 di Prancis kata “character” banyakdigunakan kembali hingga akhirnya masuk kedalam bahasaInggris “character” dan di terjemahkan ke dalam bahasaIndonesia menjadi “karakter”.
Karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, akhlak,
atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif,
bukan netral. Sedangkan, karakter menurut Suyanto (2010 : 33),
“merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara”. Dalam kehidupan seseorang,
pembentukan karakter merupakan hal yang sangat penting kesuksesan
seseorang ditentukan oleh karakter yang dimilikinya.
Sedangkan menurut Kertajaya yang dikutip oleh Anisah (2011: 76)
karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Ciri khas yang dimaksud adalah asli dan mengakar pada kepribadian
benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang
mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan
merespon sesuatu. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa
orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku,
40
bersifat, bertabiat, atau berwatak. Dengan makna seperti itu berarti
karakter identik dengan akhlak.
Sementara, menurut Winnie yang dikutip oleh Mu’in (2016 : 160)
karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ia menunjukan bagaimana
seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur,
kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku
buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka
menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia.
Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan personality. Seseorang
baru bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character)
apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
Lickona (2012: 22) mengungkapkan jika “karakter adalah objektifitas
yang baik atas kualitas manusia, baik bagi manusia diketahui atau
tidak. Kebaikan-kebaikan tersebut ditegaskan oleh masyarakat dan
agama di seluruh dunia”. Tanpa nilai-nilai kebajikan yang membentuk
karakter yang baik, individu tidak bisa hidup bahagia dan tidak ada
masyarakat yang dapat berfungsi secara efektif. Tanpa karakter baik,
seluruh umat manusia tidak dapat melakukan perkembangan menuju
dunia yang menjunjung tinggi martabat dan dari setiap nilai pribadi.
Isi dari karakter baik adalah kebaikan. Kebaikan yang dimaksud
seperti kejujuran, keberanian, keadilan, dan kasih sayang adalah
disposisi untuk berperilaku secara bermoral.
41
Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh
genetik dan lingkungan sekitar. Proses pembentukan karakter, baik
disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut
memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam
perilakunya sehari-hari. Seiring dengan perkembangan zaman yang
disertai dengan berkembangnya teknologi informasi telah
mengakibatkan pergeseran nilai dan banyak prilaku menyimpang yang
terjadi pada anak-anak, sehingga orangtua dan lembaga pendidikan
serta lingkungan masyarakat perlu memberikan perhatian serius dalam
membangun karakter anak.
Jadi, usaha pengembangan karakter seseorang dapat dilakukan oleh
masyarakat atau individu sebagai bagian dari lingkungan melalui
rekayasa faktor lingkungan. Dalam konteks yang lebih luas, karakter
dipahami sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai dasar kebaikan
yang dimiliki oleh seseorang, yang membedakan seorang individu
dengan individu lainnya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter juga dapat disebut sebagai sifat alami seseorang dalam
merespon situasi secara bermoral yang diwujudkan dalam tindakan
42
nyata melalui perilaku baik, jujur, tanggung jawab, hormat terhadap
orang lain, dan nilai-nilai karakter mulia lainnya.
b. Pengertian Religius
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan poros utama
perbaikan pendidikan nasional yang berkaitan erat dengan berbagai
program prioritas pemerintah. Hal ini sesuai dengan salah satu butir
Nawacita melalui Gerakan Revolusi Mental yang di maklumatkan
presiden Joko Widodo. Menurut Mendikbud, lima nilai utama karakter
yang menjadi prioritas pada penguatan pendidikan karakter berkaitan
erat dengan berbagai program prioritas Kemendikbud di bidang
pendidikan dan kebudayaan. Lima kristalisasi nilai utama karakter
bangsa tersebut yaitu: (1) Religius; (2) Nasionalis; (3) Mandiri; (4)
Integritas; (5) Gotong Royong.
Salah satu kristalisasi nilai karakter yang menduduki urutan pertama
adalah karakter religius. Program PPK menyatakan bahwa karakter
religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung
tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan
kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu
hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
43
individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini
ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Jika karakter religius diperspektifkan dalam nilai religius islam,
karakter atau akhlak mulia merupakan suatu hasil dari proses
penerapam syariat (ibadah dan muamalah) yang dilandasi oleh sikap
akidah yang kuat dan bersandar pada al-Quran dan al-Sundah (Hadist).
Religius dapat diartikan sebagai sesuatu yang bersifat religi atau
keagamaan, atau yang bersangkut paut dengan religi (keagamaan).
Dengan kata lain, religius adalah perkataan, dan tindakan seseorang
yang diupayakan selalu berdasarkaan pada nilai-nilai ketuhanan dan
ajaran agama. Agama berperan penting untuk pedoman didalam
kehidupan manusia karena dengan berbekalkan nilai-nilai agama yang
baik maka akan memberikan dasar yang kuat untuk manusia dalam
bertindak, didalam nilai religius berisi aturan-aturan tentang kehidupan
dan pengendali diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat
agama. Dengan berbekal nilai religius yang kuat merupakan landasan
bagi peserta didik untuk kelak menjadi orang yang dapat
mengendalikan diri terhadap hal-hal yang sifatnya negatif.
Perspektif religius yang dimiliki orang tua ini akan mewarnai bentuk
pengasuhan yang dilakukan terhadap anak. Anak yang tumbuh di
lingkungan religius akan memiliki sikap yang positif terhadap aturan-
aturan agama. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Erickson dalam Rahmawati (2017: 7) terhadap remaja usia 16-18
44
tahun. Dalam penelitian tersebut ditemukan hasil bahwa karakter
positif remaja terhadap agama dipengaruhi oleh religiusitas orang tua
dan proses identifikasi yang dilakukan remaja terhadap orang tuanya.
Menurut Siswanto (2013: 99) secara spesifik, pendidikan karakter
yang berbasis nilai religius mengacu pada nilai-nilai dasar yang
terdapat dalam agama (Islam). Nilai-nilai karakter yang menjadi
prinsip dasar pendidikan karakter banyak yang di temukan dari
beberapa sumber, di antaranya nilai-nilai yang bersumber dari
keteladanan Rasulullah yang terjewantahkan dalam sikap dan perilaku
sehari-hari beliau yakni shiddiq (jujur), amanah (dipercaya), tabligh
(menyampaikan dengan transparan), fathanah (cerdas). Berikut akan
dijelaskan secara lebih rinci dari keempat sifat tersebut.
1. Shiddiq
Shiddiq adalah sebuah kenyataan yang benar yang tercermin dalam
perkataan, perbuatan atau tindakan dan keadaan batinnya.
Pengertian shiddiq ini dapat dijabarkan ke dalam butir-butir: a)
memiliki sistem keyakinan untuk merealisasikan visi, misi dan
tujuan; dan b) memiliki kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, jujur, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhlak mulia.
2. Amanah
Amanah adalah sebuah kepercayaan yang harus diemban dalam
mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan penuh komitmen,
45
kompeten, kerja keras dan konsisten. Pengertian amanah ini dapat
dijabarkan ke dalam butir-butir: a) rasa memiliki dan tanggung
jawab yang tinggi; b) memiliki kemampuan mengembangkan
potensi secara optimal; c) memiliki kemampuan mengamankan dan
menjaga kelangsungan hidup; dan d) memiliki kemampuan
membangun kemitraan dan jaringan.
3. Tabligh
Tabligh adalah sebuah upaya merealisasikan pesan atau misi
tertentu yang dilakukan dengan pendekatan atau metode tertentu.
Jabaran pengertian ini diarahkan pada: a) memiliki kemampuan
merealisasikan pesan atau misi; b) memiliki kemampuan
berinteraksi secara efektif; dan c) memiliki kemampuan
menerapkan pendekatan dan metodik yang tepat.
4. Fathanah
Fathanah adalah sebuah kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan
bidang tertentu yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional
dan spiritual. Karakteristik jiwa fathânah meliputi arif dan bijak,
integritas tinggi, kesadaran untuk belajar, sikap proaktif, orientasi
kepada Tuhan, terpercaya dan ternama, menjadi yang terbaik,
empati dan perasaan terharu, kematangan emosi, keseimbangan,
jiwa penyampai misi, dan jiwa kompetisi. Sifat fathânah ini dapat
dijabarkan ke dalam butir-butir: a) memiliki kemampuan adaptif
terhadap perkembangan dan perubahan zaman; b) memiliki
46
kompetensi yang unggul, bermutu dan berdaya saing; dan c)
memiliki kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual.
Di samping itu sumber lainnya dapat juga ditemukan dalam teks-teks
agama baik al-Qur’an, hadits, maupun kata-kata hikmah para ulama.
Dalam teks-teks agama tersebut banyak ditemukan anjuran untuk
bersikap/berperilaku terpuji (akhlak al-karîmah), seperti ramah, adil,
bijaksana, sabar, syukur, sopan, peduli, tanggap, tanggung jawab,
mandiri, cinta kebersihan, cinta kedamaian, dan lain sebagainya
sebagaimana yang melekat pada diri Rasulullah. Sebaliknya
menghindarkan diri dari perilaku tercela (akhlak al-madzmûmah). Jadi
dapat disimpulkan bahwa karakter religius merupakan sikap atau
perilaku seseorang yang dekat dengan hal-hal spiritual dan patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya.
c. Karakteristik Religius
Khulaisie (2016: 52) menyatakan bahwa Hasan Al Banna merumuskan
sepuluh karakteristik muslim. Karakteristik ini seharusnya yang
menjadi ciri khas dalam diri seseorang yang mengaku sebagai muslim,
yang dapat menjadi furqon (pembeda) yang merupakan sifat-sifat
khususnya (muwashofat). Sepuluh karakteristik muslim tersebut
adalah:
1. Salimul Aqidah (Akidah yang Bersih)
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang
harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang
47
muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan
dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan
dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan
aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya
kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi
Allah Tuhan semesta alam (QS 6: 162). Karena memiliki aqidah
yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam
da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw
mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah
Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan:
“shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. Dari
ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan
setiap Peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw
yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (Akhlak yang Kokoh)
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia
merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap
muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan
makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan
bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena
48
begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia,
maka Rasulullah Saw ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau
sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung
sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah
berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar
memiliki akhlak yang agung (QS 68: 4).
4. Qowiyyul Jismi (Jasmani yang Kuat)
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi
pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang
muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan
ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat,
puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus
dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di
jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu,
kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan
pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan.
Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang
wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai
seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga
termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang
artinya:Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang
lemah (HR. Muslim).
49
5. Mutsaqqoful Fikri (Berwawasan Luas)
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu
sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul
adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-
ayat yang merangsang manusia untuk berpikir, misalnya firman
Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar
dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan
beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya
kamu berpikir (QS 2: 219). Di dalam Islam, tidak ada satupun
perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan
aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim betapa bahayanya
suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran
secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah
mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas
seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah:
“samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak
mengetahui?”, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran (QS 39: 9).
50
6. Mujahadatul Linafsihi (Mampu Memerangi Hawa Nafsu)
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi) merupakan
salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim,
karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan
yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan
menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan
kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam
melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada
setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam,
Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang
dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa
yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
7. Harishun Ala Waqtihi (Pandai Mengatur Waktu)
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor
penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat
perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt
banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama
waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan
sebagainya.Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam
jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu
yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit
manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang
menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan
51
waktu”. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak
akan pernah kembali lagi.
Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanfaatkan
waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan
penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang
disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima
perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum
mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum
sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Teratur dalam Urusan)
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk
kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an
maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang
terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus
diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan
ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama
dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.
Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional,
sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu
mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat
dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan
merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam
menunaikan tugas-tugasnya.
52
9. Qodirun Alal Kasbi (Berjiwa Enterpreneurship)
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan
mandiri merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim.
Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan
kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan
manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi
ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah
dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.
Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim
boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa
menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan
mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah
mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits
dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim
amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan
keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah
Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan
mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.
10. Nafi’un Lighoirihi (Bermanfaat bagi Orang Lain)
Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah
tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja
manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang
53
disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar.
Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan
dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu
harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya
semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga
jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran
yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah
saw bersabda yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir).
3. Peran Parenting Skills dalam Mengembangkan Karakter Religius
Peserta Didik
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan
anak dinyatakan bahwa “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Undang-undang
tersebut menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk mendapatkan
pendidikan baik pendidikan formal, non formal, ataupun pendidikan
informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang terdapat di dalam
sistem persekolahan, pendidikan nonformal adalah pendidikan yang
terdapat diluar sistem persekolahan sedangkan pendidikan informal
adalah pendidikan yang didapat oleh anak di dalam lingkungan keluarga
anak tersebut.
54
Ketiga jalur pendidikan yang telah disebutkan diatas tidak dapat berdiri
sendiri, ketiga jalur pendidikan tersebut harus saling melengkapi satu sama
lain, agar tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan. Tidak hanya
pendidikan formal dan informal saja yang diperhatikan, tetapi pendidikan
keluarga atau yang sering disebut pendidikan informal juga harus
diperhatikan agar tercapainya tujuan pendidikan yang optimal.
Dengan pentingnya peran orang tua dalam pengasuhan anak (parenting
skills) ,maka diperlukan suatu wadah untuk memberikan peningkatan
pengetahuan orang tua mengenai tumbuh kembang anak, yaitu melalui
program parenting skills. Program parenting skills ditujukan pada
keluarga yaitu bagi orang tua yang anaknya menempuh di suatu lembaga
pendidikan.
Sahlan (2010: 150) menyatakan bahwa mengefektifkan peran orangtua
dalam pembelajaran di sekolah bukan persoalan mudah. Oleh karena itu
diperlukan strategi tertentu agar keterlibatan orang tua dapat memberikan
dampak positif bagi pembelajaran anak. Hubungan yang efektif
dimaksudkan untuk membantu pengembangan pendidikan anak dalam
lingkungan inklusif dan ramah terhadap pembelajaran. Strategi tersebut
antara lain:
1. Mengadakan pertemuan dengan keluarga untuk mengenalkan visi dan
misi sekolah
2. Melakukan diskusi informal, satu atau dua kali dalam setahun dengan
orangtua dan komite sekolah untuk menggali potensi belajar anak
mereka.
55
3. Menunjukan contoh hasil karya anak dan membicarakan bagaimana
agar dapat belajar lebih baik jika ia bisa mengatasi hambatannya
4. Membiasakan anak membahas apa yang telah di pelajari dirumah
dengan memanfaatkan informasi pelajaran yang diperoleh dari sekolah
5. Melakukan sumber belajar di masyarakat
6. Mengikutsertakan anggota keluarga dalam kegiatan sekolah dan
mengundang ahli-ahli di masyarakat untuk berbagi pengetahuan di
kelas.
Dengan dihadirkannya program parenting skills oleh pihak sekolah, di
harapkan orang tua peserta didik lebih paham dengan visi dan misi sekolah
islam terpadu yakni menciptakan iklim pembelajaran yang islami, dan
lebih dapat berperan aktif dalam mengevaluasi ibadah harian peserta didik
yang ditargetkan di sekolah ketika dirumah, serta dapat mengajarkan adab-
adab yang sesuai dengan karakteristik seorang muslim sehingga terdapat
kesinambungan dan kerja sama antara orang tua, pengelola dan pendidik
di lembaga nonformal, agar pengasuhan dan pendidikan anak di keluarga
dapat berjalan selaras dan seimbang dengan pengasuhan di sekolah yang
mengedepankan nilai-nilai religius.
Keterampilan pola asuh anak (parenting skills) sangat penting diajarkan
kepada orang tua peserta didik agar orang tua lebih dapat mengembangkan
pola pengasuhan anak yang baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
Dengan berbekal agama yang baik, maka akan memberikan peserta didik
dasar yang kuat ketika akan bertindak, dalam nilai religius berisi tentang
56
aturan-aturan kehidupan dan pengendali diri dari perbuatan yang tidak
sesuai dengan syariat agama.
B. Penelitian yang Relevan
1. Tingkat Lokal
Penelitian lokal yang dilakukan oleh Iqbal Haries Suhada Program
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada
tahun 2017 yang berjudul “Peranan Sekolah Berbasis Islam dalam
Menerapkan Nilai Religius Siswa di MTS Mathalaul Anwar Landsbaw
Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis peranan sekolah
berbasis Islam dalam penerapan nilai relegius siswa dan pemberian
pendidikan agama Islam dan penerapan nilai relegius siswa di sekolah
Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode deskriptif
kuantitatif yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulan. Subjek penelitian adalah siswa siswi MTs,
Mathlaul Anwar Landsbaw. Teknik pengmpulan data menggunakan
angket/kuesioner dan wawancara, Sedangkan analisis data
menggunakan rumus interval dan Chi Kuadrat'.
Hasil penelitian ini menunjukkan sekolah telah berperan dalam
pembentukan karakter relegius siswa, dengan pemberian bekal yang
baik yang diajarkan oleh guru seperti menanamkan nilai nilai Islam
dalam proses pembelajarannya. Dalam pembentukan sikap generasi
57
muda Islam yang berwawasan luas sekolah telah memasukkan nilai
nilai Islam memaluluisaluran formal. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian penulis adalah penelitian penulis membahas tentang peran
program parenting skills sedangkan penelitian ini membahas tentang
peran sekolah islam. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
penulis adalah sama-sama membahas nilai-nilai karakter religius pada
peserta didik sehingga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan
dan masukan bagi penelitian yang dilakukan oleh penulis.
2. Tingkat Nasional
Penelitian nasional yang dilakukan oleh Fitri Alfiani, Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Riau yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Religius Anak di Dusun
Tegal Sari Desa Pasir Jaya Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan
Hulu”. :Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya kemerosotan
karakterkarakter anak bangsa. Terutama karakter religius generasi
muda saat ini. Tempat pertama dan paling utama untuk pembentukan
karakter religius anak yang paling tepat adalah keluarga. Oleh karena
itu, rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter religius anak di
Dusun Tegal Sari Desa Pasir Jaya Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten
Rokan Hulu.
58
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh
orang tua terhadap pembentukan karakter religius anak di Dusun Tegal
Sari Desa Pasir Jaya Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu.
Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan yaitu angket yang terdiri dari 25
pertanyaan tentang pola asuh orang tua (variabel X) dan 43 pertanyaan
pembentukan karakter religius anak (variabel Y) yang disebarkan
kepada 34 responden muslim. Analisis data dengan menggunakan
regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi linear
berganda diketahui bahwa pola asuh otoriter (X1) dan pola asuh
permisif (X2) tidak berpengaruh terhadap pembentukan
karakter religius anak, sedangkan pola asuh demokratis (X3)
berpengaruh terhadap pembentukan karakter religius anak.
Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa pola asuh orang tua
berpengaruh terhadap pembentukan karakter religius anak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penulis merekomendasikan
bagi orang tua, agar lebih meningkatkan pola asuh yang baik yang bisa
menjadi tokoh teladan atau panutan anak-anak mereka yang akhirnya
akan ditiru oleh anaknya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam hal ini sebaiknya orang tua lebih meningkatkan pola asuh
demokratis, karena pola asuh demokratis lebih berpengaruh terhadap
pembentukan karakter religius dan lebih baik dibanding pola asuh
otoriter dan permisif.
59
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah penelitian
penulis lebih menekankan pada peran program parenting skills dalam
mengembangkan karakter religius peserta didik sedangkan penelitian
ini menekankan pada pengaruh pola asuh orang tua. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas
tentang pola pengasuhan yang baik dan membahas tentang karakter
religius anak sehingga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan
dan masukan bagi penelitian yang dilakukan oleh penulis.
C. Kerangka Pikir
Orang tua adalah lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi
dan memulai suatu proses pendidikan, karena sebagaian besar kehidupan
anak ada di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak di
terima anak adalah keluarga. Oleh karena itu, orang tua sangat berperan
sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Orang tua harus memahami hakikat
dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali
diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang
pendidikan yang dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak,
sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan
terutama dalam mengembangkan karakteristik anak yang sesuai dengan
nilai-nilai religius.
Melalui program parenting skills yang diselenggarakan sekolah, orang tua
diharapkan dapat berpatisipasi agar memperoleh pemahaman yang
maksimal mengenai cara mendidik anak dan mengasuh anak yang baik di
60
dalam lingkungan keluarga. Selain itu juga ada kesinambungan dan kerja
sama antara orang tua, pengelola dan pendidik, agar pengasuhan dan
pendidikan anak di keluarga dapat berjalan selaras dan seimbang dengan
pengasuhan yang ada di sekolah. Keterampilan orang tua peserta didik
SMPIT Permata Bunda Alawiyah dalam menerapkan pola asuh yang
sesuai dengan syari’at akan menbentuk kepribadian dan karakter peserta
didik yang baik dan sempurna sebagai insan yang berakhlakul karimah
yang sesuai dengan visi misi sekolah tersebut yaitu menciptakan iklim
pembelajaran yang islami, dan sekolah juga berharap orang tua dapat
berperan aktif dalam mengevaluasi ibadah harian peserta didik yang
ditargetkan di sekolah ketika dirumah, serta dapat mengajarkan adab-adab
yang sesuai dengan karakteristik seorang muslim.. Untuk
menyederhanakan pembahasan implementasi program parenting skills
dalam mengembangkan karakter religius peserta didik, maka dibuat
kerangka pikir sebagai berikut.
61
Gambar 1. Kerangka Pikir
SMPIT Permata BundaAlawiyah
Orangtua Peserta DidikSMPIT Permata Bunda
Alawiyah
Program ParentingSkills
PelaksanaanProgram
ParentingSkills
RencanaProgram
ParentingSkills
HasilImplementasi
ProgramParenting
Skills
1. Seminar danpelatihanorangtua.
2. PengajianOrangtua
3. Home Visit4. Keluarga
Mengaji5. Gerakan No
Gadget
KarakterReligius
Peserta DidikSMPITPermataBunda
Alawiyah
Bagaimanaorangtua
peserta didikdan sekolahmenentukan
materi, waktu,dan tempat.
Hambatan-hambatan
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif kualitatif, hal ini
karena akan memberikan gambaran tentang permasalahan melalui analisis
dengan menggunakan pendekatan ilmiah sesuai dengan keadaan
sebenarnya dilapangan. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian
ini yaitu pendekatan kualitatif. Menurut Moelong (Koentjoro, 2012 : 9)
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya.
Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini akan mencoba
mendeskripsiskan bagaimanakah Implementasi Program Parenting Skills
dalam Mengembangkan Karakter Religius Peserta Didik di SMPIT
Permata Bunda Alawiyah
63
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dilokasi yang bertempat di SMPIT Permata
Bunda Alawiyah dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan
sekolah yang memiliki program keorangtuaan atau parenting skills.
Penetapan lokasi penelitian ditentukan secara purposive atau berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan yang mendukung tujuan penelitian. Selain itu
sekolah tersebut merupakan sekolah yang berada di sekitar tempat tinggal
peneliti sehingga akan membantu mempermudah dalam pelaksanaan
penelitian dan pengumpulan data.
C. Objek Penelitian
a. Program Parenting Skills
Program parenting skills adalah suatu program yang diselenggarakan
untuk orangtua, yang bertujuan agar orang tua dapat meningkatkan
kemahiran pola pengasuhan anak secara positif sehingga anak dapat
tumbuh kembang dengan memiliki perilaku dan kerpibadian yang
positif.
b. Karakter Religius
Karakter religius merupakan sikap atau perilaku seseorang yang dekat
dengan hal-hal spiritual dan patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya.
D. Informan Dan Unit Analisis
Penelitian kualitatif dalam menggunakan istilah sampel biasa disebut
dengan informan yaitu orang yang merupakan sumber informan, dalam
64
penentuan informan ini, peneliti menggunakan teknik snowball sampling.
Menurut sugiono (2010 : 300) sumber data dipilih orang memiliki power
dan otritas pada situasi sosial atau objek yang diteliti sehingga mampu
menemukan pintu kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan
data. Penelitian kualitatif juga menggunakan istilah yang dikenal dengan
unit analisis, yang merupakan satuan analisis yang digunakan dalam
penelitian. Unit analisis data dalam penelitian ini adalah orang tua peserta
didik SMPIT Permata Bunda Alawiyah.
Dalam unit penelitian ini orang tua peserta didik SMPIT Permata Bunda
Alawiyah merupakan informan kunci karena peneliti akan meneliti
bagaimanakah implementasi program parenting skills. Apakah nantinya
dalam unit analisis ini orang tua peserta didik SMPIT Permata Bunda
Alawiyah yang telah mengikuti program parenting skills dapat
memberikan suatu peranan atau tidak bagi yang kemudian diharapkan
dapat menjadi sumber informasi utama dan diharapkan informasi yang
dominanan. Sedangkan yang menjadi informan pendukung adalah kepala
sekolah, guru dan siswa di SMPIT Permata Bunda Alawiyah. Teknik
pengolahan data dipergunakan langsung dengan cara menggali informasi
dan dari catatan lapangan yang relevan dengan hal yang diteliti. Berikut ini
tabel informan dan unit analisis yang akan diteliti.
Tabel 3.1. Informan dan Unit AnalisisNo Kriteria Informan Unit Analisis Keterangan Kode1 Informan kunci Program
ParentingSkills
1. KepalaSekolah.
1. KS
2 Informan Pendukung Program 2. Orang Tua 2. OT1
65
No Kriteria Informan Unit Analisis Keterangan KodeParentingSkills 3. Peserta Didik
4. Guru
3. OT24. PD15. PD26. GR17. GR2
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri (human Instrument). Instrumen yang dimaksud
adalah dari awal hingga akhir penelitian, penelitian sendiri yang berperan
penuh atau peneliti sendiri yang terlibat aktif dalam penelitian yang
dilakukan, mulai dari menetapkan fokus masalah, sumber data, analisis
data sampai membuat kesimpulan. Selain itu dalam penelitian kualitatif
ini, peneliti harus mampu berperan sebagai peneliti itu sendiri serta
sebagai evaluator.
F. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dilokasi penelitian sangatlah penting karena bertujuan
untuk mendapatkan data yang lengkap. Tanpa kehadiran peneliti maka
peneliti tidak akan biasa meneliti suatu masalah yang ada dilingkungan
sekolah tersebut dan data-data yang dibutuhkan tidak akan didapatkan.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama. Berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan peneliti di SMPIT Permata Bunda Alawiyah, penelitian
dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2018 peneliti memulai dengan
memasukan surat penelitian sekaligus melakukan wawancara dengan salah
satu guru di SMPIT Permata Bunda Alawiyah.
66
Tabel 3.2 Jadwal Wawancara, Observasi, Dan DokumentasiPenelitian di SMPIT Permata Bunda Alawiyah.
No Tanggal
Penelitian
Teknik Pengumpulan Data Informan
1 21 Maret 2019 Observasi
2 25 Maret 2019 Wawancara, Dokumentasi KS
3 28 Maret 2019 Observasi
4 01 April 2019 Wawancara, Dokumentasi GR1
5 02 April 2019 Wawancara, Dokumentasi GR2
6 08 April 2019 Observasi
7 13 April 2019 Wawancara, Dokumentasi OT1
8 13 April 2019 Wawancara, Dokumentasi OT2
9 15 April 2019 Observasi
10 16 April 2019 Wawancara, Dokumentasi PD1
11 16 April 2019 Wawancara, Dokumentasi PD2
12 18 April 2019 Observasi
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati
serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu
(Haris, 2010: 118). Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang
digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti
dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan
yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang
67
dapat dilihat langsung oleh mata, dapat di dengar, dapat dianalisis, dan
dapat diukur. Melakukan pengumpulan data dengan mengamati proses
pelaksanaan kegiatan parenting skills yang diselenggarakan oleh
SMPIT Permata Bunda Alawiyah.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan agar mendapatkan data dari dokumen yang
berkaitan dengan program parenting skills di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah yaitu data-data tentang jumlah peserta didik, masalah-
masalah peserta didik, profil SMPIT Permata Bunda Alawiyah serta
data-data lain yang mendukung penelitian ini.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan hubungan langsung
dengan responden yaitu dengan orang tua peserta didik, kepala
sekolah dan guru di SMPIT Permata Bunda Alawiyah guna
mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan
oleh peneliti.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari referensi mengumpulkan data
dan informasi bersifat teoritis yang berupa buku, jurnal, referensi
karya ilmiah dan sebagainya, guna mendukung dalam memenuhi
kebutuhan penelitian.
Kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari angket terbuka,
observasi, dokumentasi, wawancara, dan studi pustaka tersebut
berpedoman pada panduan yang telah disusun peneliti berdasarkan sampel
68
yang telah diamati yang kemudian secara operasional dituangkan dalam
dimensi penelitian dan indikator-indikator.
H. Uji Kreadibilitas
Uji kredibilitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji keautentikan
atau keabsahan data agar hasil penelitian kualitatif yang dilakukan tersebut
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam penelitian ini
mengunakan triangulasi sebagai uji kredibilitas, yang berarti peneliti
menggunakan pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan
data dari sumber yang sama. Triangulasi merupakan penggunaan data atau
lebih sumber untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang
suatu fenomena yang akan diteliti. Sehingga triangulasi dilakukan untuk
memperkuat data serta meyakinkan peneliti terhadap kebenaran dan
kelengkapan data.
Gambar 3.3. Triangulasi Teknik
I. Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah mengolah
data tersebut. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini, yaitu:
OBSERVASI WAWANCARA
DOKUMENTASI
69
1. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilakukan setelah peneliti menghimpun
data lapangan. Tahap editing adalah tahap memeriksa data yang
berhasil diperoleh dalam rangka menjamin keabsahan (validitas) untuk
kemudian dipersiapkan ke tahap selanjutnya.
2. Tabulating dan coding
Tahap tabulasi adalah tahap mengelompokan jawaban-jawaban yang
serupa dan teratur dan sistematis. Tahap ini dilakukan dengan cara
mengelompokan data-data serupa. Data-data yang diperoleh dari
lapangan kemudian disusun dalam bentuk tabel dan diberi kode.
3. Interpretasi Data
Tahap intepretasi data yaitu tahap untuk memberikan penafsiran atau
penjabaran dari data yang ada pada tabel untuk dicari maknanya yang
lebih luas dengan menghubungkan data dengan hasil yang lain, serta
hasil dari dokumentasi yang sudah ada.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,
2017:335). Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data
kualitatif dengan tiga komponen model Miles dan Huberman, yaitu:
70
1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat
penelitian, dan diakhir penelitian. Proses pengumpulan data pada
penelitian kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu tersendiri,
melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses pengumpulan
data dapat dilakukan. Hasil dari aktivitas wawancara, observasi, dan
dokumentasi adalah data. Pada saat melakukan pendekatan, observasi,
membuat catatan lapangan, berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
informat, itu semua merupakan proses pengumpulan data yang akan
diolah, dianalisis, dan tahap selanjutnya adalah melakukan reduksi
data.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak
perlu (Sugiyono, 2017:338). Dalam hal ini, peneliti memilih hal-hal
pokok dan penting bagi penelitian ini dengan analisis menajamkan,
mengarahkan dan membuang yang tidak perlu dalam
mengorganisasikan data mengenai implementasi program parenting
skills dalam mengembangkan karakter religius peserta didik di SMPIT
Permata Bunda Alawiyah. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
71
3. Penyajian Data (Display Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Data yang sudah tersusun dan terorganisasikan kemudian di
sajikan dalam bentuk pola hubungan sehingga akan mudah dipahami
dan peneliti akan mengetahui apa yang harus dilakukan menganalisis
tindakan selanjutnya berdasarkan pemahaman yang didapat dari
penyajian data tersebut.
4. Verifikasi (Verification/Conclusion Drawing)
Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah verifikasi. Kemudian setelah penyajian data peneliti
melakukan cek ulang atau verifikasi terhadap proses reduksi data dan
pengumpulan data dengan tujuan memastikan tidak ada kesalahan
dalam penelitian berdasarkan analisis data yang dilakukan.
5. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat hasil reduksi data dan
tetap mengacu pada rumusan masalah serta tujuan yang hendak
dicapai. Teknik analisis data dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
72
Gambar 3.4 Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (ModelModifikasi)
K. Rencana Penelitian
Berikut juga akan disajikan gambar rencana penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis pada penelitian ini.
Gambar 3.5. Rencana Penelitian
SMPIT Permata Bunda Alawiyah
Informan :1. Kepala Sekolah SMPIT
Permata Bunda Alawiyah2. Guru SMPIT Permata
Bunda Alawiyah3. Orang Tua Peserta Didik
di SMPIT PermataBunda Alawiyah
4. Peserta Didik SMPITPermata Bunda Alawiyah
ImplementasiProgram ParentingSkills dalamMengembangkanKarakter Religius diSMPIT PermataBunda Alawiyah
1. Observasi2. Dokumentasi3. Wawancara4. Studi
pustaka
PengumpulanData
Verifikasi
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan
73
L. Tahap Penelitian
Tahap penelitian ini pada hakekatnya merupakan suatu persiapan antara
rencana yang sistematis agar tujuan penelitian dapat dicapai sesuai dengan
rencana. Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini anatar lain
sebagai berikut :
1. Persiapan pengajuan judul
Sebagai langkah awal penelitian ini, penulis mengajukan judul yang
terdiri dari dua alternatif pilihan kepada dosen pembimbing akademik.
Setelah salah satu judul mendapat persetujuan dari dosen pembimbing
akademik, selanjutnya penulis mengajukan judul tersebut kepada
Ketua Program Studi PPKn pada tanggal 25 September 2018.
2. Penelitian Pendahuluan
Setelah mendapat surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan FKIP
Universitas Lampung Lampung No. 7201/UN26.13/PN.01.00/2018
pada tanggal 18 Oktober 2018. Peneliti kemudian mengajukan surat
izin penelitian pendahuluan ke SMPIT Permata Bunda Alawiyah.
Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepala sekolah dan guru di
SMPIT Permata Bunda Alawiyah terkait program parenting skills.
Data yang diperoleh dari penelitian pendahuluan tersebut kemudian
menjadi gambaran umum tentang hal-hal yang akan diteliti dalam
rangka penyusunan proposal penelitian.
74
3. Pengajuan Rencana Penelitian
Rencana penelitian diajukan untuk mendapatkan persetujuan setelah
dilaksanakannya seminar proposal. Setelah melalui proses konsultasi
dan perbaikan-perbaikan proposal skripsi dari Pembimbing I dan
Pembimbing II maka seminar proposal dilakukan pada tanggal 29
Januari 2019. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah perbaikan
proposal skripsi dengan komisi pembimbing, komisi pembahas, Ketua
Program Studi PPKn, dan Koordinator Seminar.
4. Penyusunan Kisi dan Instrumen Penelitian
Penyusunan kisi dan Instrumen penelitian dilakukan untuk
mempermudah peneliti dalam rangka mengumpulkan data dari
informan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Selain itu dijadikan
sebagai pedoman dalam penelitian untuk mendapatkan infromasi-
informasi yang dibutuhkan.
Berikut langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penyusunan
kisi-kisi dan instrumen penelitian sebagai berikut:
a. Menentukan tema dan dimensi penelitian sesuai fokus penelitian,
yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Hasil dan Hambatan dalam
pengimplementasian program parenting skills di SMPIT Permata
Bunda Alawiyah.
b. Membuat pertanyaan wawancara sesuai dengan tema penelitian
yaitu, Perencanaan, Pelaksanaan, Hasil dan Hambatan dalam
pengimplementasian program parenting skills di SMPIT Permata
Bunda Alawiyah.
75
c. Setelah kisi-kisi dan instrumen wawancara, observasi,
dokumentasi, disetujui oleh pembimbing I dan II , selanjutnya
peneliti melaksanakan penelitian.
5. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan setelah mendapat izin penelitian dari Dekan
FKIP Universitas Lampung No. 2421/UN26.13/PN.01.00/2019 yang
kemudian diajukan kepada Kepala Sekolah SMPIT Permata Bunda
Alawiyah agar diberikan persetujuan melakukan penelitian kepada
Tenaga Pendidik, Wali Murid dan Peserta Didik SMPIT Permata
Bunda Alawiyah. Data dan Informasi yang diperoleh dengan teknik
wawancara dan observasi dengan informal, kemudian di dokumentasi.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang sudah
disesuaikan dapat disimpulkan bahwa program parenting skills dapat
mengembangkan karakter religius peserta didik di SMPIT Permata Bunda
Alawiyah. Hal ini terlihat melalui beberapa rangkaian dimensi implementasi
program parenting skills, yaitu:
1. Dimensi Perencanaan Program Parenting Skills:
a. Program parenting skills dapat terlaksana dengan cara mengadakan
rapat perencanaan yang terdiri dari rapat pleno, rapat komite, dan rapat
fiksasi yang dilakukan oleh manajemen sekolah. Penentuan waktu
dilaksanakannya program parenting skills didiskusikan dalam rapat
komite, sedangkan penentuan tempat dan materi program parenting
skills ditentukan oleh manajemen sekolah ketika rapat fiksasi.
b. SMPIT Permata Bunda Alawiyah menyatakan siap dalam pelaksanaan
program parenting skills
c. Langkah perencanaan program parenting tahap pertama yaitu yayasan
dan manajemen sekolah mengadakan rapat pleno untuk menentukan
program parenting di SMPIT Permata Bunda Alawiyah kemudian
170
ditentukan lima program parenting skills. Tahap kedua, jika akan
dilaksanakan program parenting skills yang pelaksanaannya berada di
sekolah seperti seminar atau pengajian orangtua, kepala sekolah akan
menghubungi ketua komite agar mengadakan rapat bersama anggota
komite lain untuk menentukan jadwal. Tahap ketiga, manajemen
sekolah melakukan rapat dengan para guru untuk membahas materi
apa yang akan diangkat pada program seminar dan pengajian orangtua,
siapa narasumber yang akan diundang, serta membahas sarana dan
prasarana yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan program parenting.
d. Tujuan diadakannya program parenting skills adalah untuk
mensinergikan visi dan misi sekolah dengan orangtua dalam mendidik
serta membimbing peserta didik agar menjadi generasi islami yang
memiliki karakter religius.
e. Urgensi program parenting skills adalah agar peserta didik tidak
mengalami split pemahaman dalam melaksankan pembiasaan
islaminya ketika di sekolah maupun di rumah dan bagi orangtua
peserta didik dan bagi orangtua peserta didik bertujuan untuk
memberikan informasi tentang perkembangan sang anak selama
disekolah.
2. Dimensi Pelaksanaan Program Parenting Skills
a. Seminar dan pelatihan orangtua dilaksanakan 2-3 kali persemester di
aula SMPIT Permata Bunda Alawiyah dengan pemateri psikolog islam
dan praktisi anak. Bentuk pelaksanannya berupa diskusi, sharing, dan
pelatihan orangtua berbentuk demonstrasi. Mekanisme pelaksanaanya
171
yaitu sambutan, doa, materi, tanya jawab, coffe break, pelatihan
orangtua, dan terakhir penutup. Media yang digunakan adalah LCD
dan power point.
b. Pengajian Orangtua dilaksanakan kurang lebih 3 bulan sekali
persemester dan dilaksanakan di mushola SMPIT Permata Bunda
Alawiyah. Program ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar
wali murid dengan sekolah serta menambah tsaqofah islamiyah
orangtua peserta didik. Bentuk pelaksanaannya berupa ceramah
dengan pemateri ustadz dan ustadzah, untuk materi ceramah biasanya
berkaitan dengan islamic parenting. Mekanisme pelaksanaannya yaitu
pembukaan, pembacaan tilawah dan sari tilawah, shalawat badar,
sambutan, ceramah, doa, dan penutup.
c. Bentuk pelaksanaan program home visit berupa pengamatan dan
wawancara atau konsuling wali kelas ke rumah orangtua peserta didik.
Mekanisme pelaksanaan home visit yaitu guru berkomunikasi dengan
orangtua peserta didik untuk menyesuaikan waktu kunjungan,
wawancara/konsuling mengenai permasalahan peserta didik, lalu
mencari solusi bersama agar permasalahan peserta didik dapat
terpecahkan.
d. Program keluarga mengaji bertujuan agar orangtua mengetahui
perkambangan mutabaah sang anak, mengoreksi bacaan/hafalan anak
jika ada yang salah serta agar anak selalu termotivasi.. Program ini
dipantau oleh wali kelas melalui buku penghubung, lembar evaluasi
ibadah dan komunikasi komite kelas antara wali kelas dan orangtua.
172
e. Gerakan no gadget bertujuan agar peserta didik tidak kecanduan
gadget yang dapat mengganggu KBM dan hafalan peserta didik.
Mekanisme pelaksanannya peserta didik di sekolah dilarang membawa
gadget, dan boleh memainkan gadget ketika dirumah maksimal 1 jam
perhari di hari sekolah. Program ini dipantau melalui buku
penghubung poin nomor 11.
3. Dimensi Hasil Program Parenting Skills
a. Program parenting skills di SMPIT Permata Bunda Alawiyah dapat
meningkatkan karakter religius peserta didik, hal ini terlihat setelah
kelima program parenting skills dilaksankan dan dipantau melalui
buku penghubung, lembar evaluasi ibadah dan komunikasi komite
kelas antara wali kelas dan orangtua peserta didik bisa terlihat
perkembangan akidah, akhlak, ibadah, dan nilai-nilai religius yang
lainnya.
b. Terdapat peningkatan karakter religius dalam diri peserta didik
khususnya pada peserta didik yang duduk di bangku kelas 7.
c. Peserta didik merasakan ada perubahan dalam pola pengasuhan yang
diterapkan orangtua setelah orangtuanya mengikuti program parenting
skills. Dari pola pengasuhan yang otoriter atau bahkan pola asuh
permisif (membebaskan anak), kini orangtua peserta didik di SMPIT
Permata Bunda Alawiyah sebagian besar telah menerapkan pola
pengasuhan yang demokratis. Praktek pola asuh yang tepat dapat
membuat anak memiliki kemampuan dalam memunculkan karakter
yang sesuai dengan aturan agama maupun berdasarkan norma sosial.
173
d. Peserta didik SMPIT Permata Bunda Alawiyah paham akan rukun
islam dan rukun iman.
e. Peserta didik di SMPIT Permata bunda sebagian besar selalu
melaksanakan shalat 5 waktu.
f. Peserta didik di SMPIT Permata Bunda Alawiyah selalu melaksanakan
shaum wajib ketika bulan Ramadhan dan shaum sunnah.
g. Peserta didik hampir selalu melaksankan sholat sunnah yaitu sholat
dhuha dan tahajud, sholat dhuha dilaksanakan setiap hari dan sholat
tahajud seminggu minimal dua sampai tiga kali.
h. Peserta didik selalu menebarkan 3S yaitu senyum, sapa, dan salam
kepada orangtua, guru, maupun teman.
i. Peserta didik di SMPIT Permata Bunda Alawiyah paham akan
pentingnya menuntut ilmu.
j. Peserta didik di SMPIT Permata Bunda Alawiyah rata-rata datang ke
sekolah tepat waktu.
k. Sebagian besar peserta didik di SMPIT Permata Bunda Alawiyah
selalu sholat tepat waktu karena para peserta didik sudah terbiasa
dengan pembiasaan-pembiasaan islami yang diterapkan di sekolah
maupun di rumah
4. Hambatan-Hambatan dalam Implementasi Program Parenting Skills
a. Hambatan pada dimensi perencanaan program parenting skills adalah
sulitnya menentukan jadwal yang pas antara orangtua peserta didik
dengan sekolah.
174
b. Hambatan pada dimensi pelaksanaan program parenting skills adalah
ketidakhadiran beberapa orangtua pada pelaksanaan program
parenting skills yang pelaksanaannya berada di sekolah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat dikemukakan
beberapa hal yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi
beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan Implementasi Program
Parenting Skills dalam Meningkatkan Karakter Religius Peserta Didik di
SMPIT Permata Bunda Alawiyah yaitu:
1. Saran bagi Sekolah
a. Sekolah harus lebih tegas kepada para orangtua peserta didik untuk
selalu mengikuti rangkaian program parenting skills dengan baik,
sehingga tidak ada lagi orangtua yang absen untuk mengikuti
pelaksanaan program parenting skills yang pelaksanaannya di sekolah.
b. Sebaiknya program parenting skills yang pelaksanaannya dilakukan di
sekolah, seperti program seminar dan pelatihan orangtua serta
pengajian orangtua lebih intensif dilaksanakan agar tujuan dari
program parenting skills tersebut dapat tercapai dengan baik.
2. Saran bagi Orangtua atau Keluarga
Orang tua diharapkan mampu menciptakan kesinambungan pengasuhan
yang dilakukan oleh pihak sekolah, sehingga terdapat keselarasan antara
pengasuhan yang diberikan di sekolah dengan pengasuhan yang diberikan
175
oleh orang tua di dalam keluarga. Kesinambungan pengasuhan dapat
diwujudkan apabila para orang tua peserta didik mau mengikuti program
parenting skills yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Walaupun para
orang tua mempunyai kesibukan masing-masing, seharusnya para orang
tua menyempatkan diri untuk mengikuti program parenting. Melalui
program parenting orang tua dan sekolah dapat menciptakan pengasuhan
dan pendidikan yang konsisten dan selaras, sehingga anak dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan usia dan perkembangan
anak.
3. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti hal yang berkaitan dengan
parenting skills atau pola pengasuhan orangtua.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang berkaitan dengan program parenting skills
sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakin baik serta dapat
memperoleh ilmu pengetahu an yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, Ani Siti. 2011. Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya terhadapPembentukan Karakter Anak. Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol 5.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta
Ariyanti.D, Holilulloh, & Yanzi, H. 2014. Hubungan Pola Asuh Orang Tuadengan Tingkat Kepercayaan Diri Peserta Didik. Jurnal KulturDemokrasi.Vol 3. No 6.
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan karakter di Indonesia.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Bagong, Suyanto. 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada MediaGroup.
Erlanti, M.S, Mulyana N, Wibowo H. 2016. Teknik Parenting dan PengasuhanAnak Studi Deskriptif Penerapan Teknik Parenting di Rumah ParentingYayasan Cahaya Insan Pratama Bandung. Jurnal Prosiding. Vol 3. No 4.
Fitri, A. Erlinda, S. Hambali. 2016. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua TerhadapPembentukan Karakter Religius Anak di Dusun Tegal Sari Desa Pasir JayaKecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal OnlineMahasiswa. Vol 3. No 2.
Grahani, Firsty Oktaria. 2017. Efektivitas Parenting Skill dalam MenanganiPerilaku Agresi Anak Usia Dini. Jurnal Psikologi.Vol 15. Nomor 1.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.Jakarta: Salemba Humanika.
Khulaisie, Rusdiana Navlia. 2016. Hakikat Kepribadian Muslim, Seri PemahamanJiwa terhadap Konsep Insan Kamil. Jurnal Reflektika. Vol 11. No 11.
Lickona, Thomas. 2012. Character Matters. Edisi Pertama. Diterjemahkan Oleh:Juma Abdu Wamaungo dan Jean Antunes Rudolf Zien. Jakarta: PT. BumiAksara.
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Monika Sari, Citra. 2013. Pelaksanaan Program Parenting Bagi Orang TuaPeserta Didik di PAUD Permata Hati. Jurnal Diklus. Vol 17. No 1.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Mu’in, Fatchul. 2016. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Musrifah. 2016. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Jurnal EdukasiaIslamika. Vol 1. Nomor 1.
Rahmawati, SW. 2017. Holistic Parenting: Pengasuhan Religius BerlandaskanKonsep Islam. Jurnal Psiko Utama. Vol 5. No 2.
Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9Ayat 1 tentang Perlindungan Anak.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentangSistem Pendidikan Nasional.
Sahlan, Asmaun. 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah. Malang: UIN-Maliki Press.
Shocib, Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu AnakMengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Siswanto. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-Nilai Religius. JurnalTadris.Vol 8. No 1.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiastuti, Sri. 2013. Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islam. Jakarta: MitraWacana Media.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhada, I.H, Holilluloh, Nurmalisa Y. Peranan Sekolah Berbasis Islam dalamMenerapkan Nilai Religius Siswa di MTS Mathlaul Anwar. Jurnal KulturDemokrasi. Vol 5. No 8.
Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Syamsudduha. 2017. Partisipasi Orangtua dalam Pendidikan Anak di SekolahPada SDIT Al-Fityan Kabupaten Gowa. Jurnal Al-Kalam. Vol. IX No.2
Vinayastri, Amelia. 2015. Pengaruh Pola Asuh (Parenting) Orang Tua TerhadapPerkembangan Otak Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah WIDYA. Vol 3. No 1.
Yani, Ahmad. 2017. Implementasi Islamic Parenting dalam Membentuk KarakterAnak Usia Dini di RA At-Taqwa Kota Cirebon. Jurnal Pendidikan Anak.Vol 3. No 1.