implementasi program jaminan kesehatan bagi...

39
IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL Oleh MARITO DALIMUNTHE NIM : 100563201039 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Upload: buikhanh

Post on 19-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI PEGAWAI

KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ARTIKEL – E-JOURNAL

Oleh

MARITO DALIMUNTHENIM : 100563201039

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG2017

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI PEGAWAIKANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Oleh : MARITO DALIMUNTHE

ABSTRAK

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, pada pasal 1 ayat 2menjelaskan Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untukmenjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yanglayak. Melalui BPJS menjamin kesejahteraan kesehatan bagi masyarakatIndonesia, aturan tersebut setiap warga negara memiliki Proteksi Jaminan Sosialdan Kesehatan didalam menjalani kehidupannya, baik sebagai wiraswasta, pekerjaswasta, buruh, kuli, pemulung dan lain sebagainya dapat merasakan pelayanankesehatan dengan biaya yang murah dan menjamin kesehatan serta keselamatankerja mereka, sehingga mereka dapat bekerja dengan maksimal tanpa harus takutmemikirkan resiko kerja yang mereka jalani.

Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatanbagi Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau.

Penelitian ini penelitian deskriptif kualitatif adalah penulis mencari fakta-fakta sesuai dengan ruang lingkup judul penelitian dan memberikan gambarantentang adanya fanomena sosial.

Penelitian ini menggunakan teori Sukur (Sumaryadi, 2005:79) untukmelihat Implementasi Program Jaminan Kesehatan yaitu Adanya perogram ataukebijaksanaan yang dilaksanakan, Target group dan Unsur pelaksana.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan wawancara denganresponden yaitu Implementasi Program Jaminan Kesehatan bagi pegawai KantorSatuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau tidak terealisasi denganbaik, Program atau kebijaksanaan tidak dilaksanakan, Petugas Patroli SATPOLPP yang berstatus PTT dan PHL belum memiliki asuransi keselamatan dankesehatan kerja dan Manajemen Kantor SATPOL PP sudah melakukan PengajuanAnggaran APBD Provinsi untuk mendaftarkan setiap SATPOL PP yang berstatusPTT dan PHL untuk menjadi anggota BPJS.

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja SATPOL PP

1

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

ABSTRACT

Based on Law Number 24 Tahun 2011, In Pasal 1 ayat 2 explainsJaminan Sosial is one form of social protection to ensure all people in order tomeet the basic needs of a decent life. the BPJS promises health welfare for thepeople of Indonesia, through the rule every citizen has Social Security and HealthProtection in living his life, whether as an entrepreneur, private worker, laborer,Scavengers and so forth can feel health services at a low cost and ensure theirhealth and safety, so they can work maximally without having to be afraid to thinkabout the risks of their work.

Us introduction about the implementation of Health Insurance Programfor Officials service of Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi KepulauanRiau.

This research is qualitative descriptive research is the author looking forfacts in accordance with the scope of research titles and provide an overview ofthe existence of social fanomena.

This research use Sukur theory (Sumaryadi, 2005: 79) to see HealthInsurance Program Implementation that is Perogram or policy implemented,Target group and Element implementer.

The conclusion that can be taken based on interview with the respondentis the Implementation of Health Insurance Program for the officer of SatuanPolisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau is not well realized, Program orpolicy is not implemented, SATPOL PP Patrol Officer with PTT and PHL statushas no occupational safety and health insurance And Office ManagementSATPOL PP has made Budget Proposals APBD Province to register eachSATPOL PP with PTT and PHL status to become a member of BPJS.

Keywords: Occupational Safety and Health SATPOL PP

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

2

A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Jaminan sosial merupakan sistem proteksi yang diberikan kepada setiap

warga negara untuk mencegah hal-hal yang tidak dapat diprediksikan karena

adanya risiko-risiko sosial ekonomi yang dapat menimbulkan hilangnya pekerjaan

maupun mengancam kesehatan. Oleh karena itu, jaminan sosial hadir sebagai

salah satu pilar kesejahteraan yang bersifat operasional. Saat ini jaminan sosial

kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang

Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

terbentuknya BPJS yang diberlakukan mulai Januari 2014 dan menjanjikan

kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Peraturan Presiden Nomor 19 tahun 2016 tentang Jaminan Kesehatan juga

menjadi perioritas sebagai program BPJS yang harus diimplementasikan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat saat ini. selain itu sebagai prioritas utama Peraturan

Presiden disesuaikan dengan Pasal 16 yaitu mengatur secara komprehensif

mengenai besaran Iuran, tambahan Iuran dan tata cara pembayaran Iuran,

penahapan pendaftaran peserta, kepesertaan Jaminan Kesehatan bagi pekerja yang

terkena pemutusan hubungan kerja, manfaat Jaminan Kesehatan, pelayanan

kesehatan dan urun biaya, kewajiban BPJS Kesehatan memeberikan kompensasi,

jenis pelayanan kesehatan yang tidak dijamin, kerjasama dengan fasilitas

kesehatan dan lain-lain.

Peraturan Presiden tentang Jaminan Kesehatan selayaknya masyarakat

seharusnya secara konsisten diimplementasikan dengan menjabarkan ketentuan

tujuan penyelenggaraan jaminan kesehatan dapat dicapai yaitu untuk menjamin

peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Hal ini perlu menjadi perhatian oleh

instansi pemerintah dalam mengimplementasikan program BPJS bagi pegawai

yaitu Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau.

Pada penelitian ini difokuskan tentang jaminan perlindungan kerja untuk

Petugas Bidang Ketertiban Umum Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

1

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

3

Kepulauan Riau (SATPOL PP). Pada permasalahan yang terjadi bahwa beratnya

beban kerja Petugas dalam melakukan penertiban masyarakat menyebabkan dapat

terjadi kecelakaan kerja saat bertugas. Adapun tugas dan tanggungjawab petugas

Bidang Penertiban berdasarkan Standar Operasional Prosedur Tahun 2014 bahwa

Polisi Pamong Praja adalah anggota SATPOL PP sebagai Aparatur Pemerintah

Daerah dalam penegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan

Keputusan Kepala Daerah serta menyelenggarakan ketertiban umum dan

ketertiban masyarakat.

Standar Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut

SOP SATPOL PP merupakan prosedur bagi Aparat Polisi Pamong Praja, dalam

rangka meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat, aparat serta badan

hukum terhadap Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur serta menyelenggarakan

ketertiban umum dan ketertiban masyarakat. Ketertiban merupakan suasana yang

mengarah keteraturan kepada masyarakat menurut norma yang berlaku sehingga

menimbulkan motivasi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Keadaan yang terjadi pada saat melaksanakan tugas penertiban petugas

terkadang mengalami kecelakan kerja saat menjalani tugas di lapangan. Kondisi

tersebut dapat merugikan pisik dan mental petugas. Namun perlindungan jaminan

kesehatan kerja sampai saat ini belum terlaksananya manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja bagi petugas SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini tidak

berjalan sesuai isi SOP pelaksanaan pembuatan kartu Askes dan taspen yang

seharusnya dapat terealisasi untuk perlindungan petugas.

Namun kenyataanya, perlindungan jaminan sosial yang seharusnya dapat

diimplementasikan oleh Kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau saat ini

belum berjalan. Disamping itu belum adanya kerjasama antara kantor SATPOL

PP Provinsi Kepulauan Riau dengan BPJS untuk memasukkan petugas ketertiban

umum sebagai peserta BPJS. Oleh sebab ketika petugas mengalami kecelakaan

kerja tidak dapat menerima pelayanan kesehatan yang telah diprogramkan

pemerintah saat ini.

Ditegaskan dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991

tentang Jaminan kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun, Veteran,

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

4

Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya beserta anggota keluarganya

ditegaskan dalam Pasal 1 (ayat 7 dan 8) menyebutkan : “pemeliharaan kesehatan

adalah upaya kesehatan yang meliputi peningkatan, pencegahan, penyembuhan,

dan pemulihan kesehatan, sedangkan badan penyelenggara adalah Badan Usaha

Milik Negara yang dibentuk khusus untuk menyelengarakan pemeliharaan

kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis

Kemerdekaan beserta keluarganya.” Kemudian Pasal 2 bahwa “Setiap Pegawai

Negeri Sipil dan Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan wajib menjadi

peserta penyelenggaraan Pemeliharaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Pemerintah ini.

Lebih lanjut dalam Pasal 11 menyebutkan tentang hak peserta dalam

menerima jaminan kesehatan yaitu :

1. Setiap Peserta dan keluarganya mempunyai hak dan kesempatan yang

sama dalam pemeliharaan kesehatan, sesuai dengan kebutuhan medis.

2. Peserta dan keluarganya berhak memperoleh pemeliharaan kesehatan

dan/atau penggantian biaya untuk pemeliharaan kesehatan berdasarkan

standart pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Presiden.

3. Peserta berhak memperoleh penjelasan tentang ketentuan Penyelenggaraan

Pemeliharaan Kesehatan.

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah tersebut maka program BPJS harus

dapat diimplementasikan oleh Kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau. Hal

ini sangat menjadi harapan petugas ketertiban umum untuk diberikan prioritas

untuk mendapatkan perlindungan jaminan sosial kesehatan sebab tanggungjawab

kerja petugas yang berat dalam menertibkan masyarakat yang tidak mentaati

Peraturan Pemerintah sehingga petugas harus diberikan jaminan keselamatan

kerjanya. Berdasarkan survei di lapangan bahwa ada beberapa gejala penelitian

sebagai berikut :

1. Petugas menjalankan tugas berhadapan langsung dengan masyarakat saat

penertiban peraturan di Kota Tanjungpinang yang dapat menimbulkan

resiko kerja tinggi sehingga mengalami kecelakaan kerja seperti patah

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

5

tulang, luka di kepala akibat lemparan benda, cidera pada tangan atau kaki

saat menertibkan pedagang kaki lima.

2. Belum terpenuhinya jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja

bagi petugas penertiban umum ketika mengalami musibah kecelakaan kerja

saat melaksanakan tugas di lapangan.

3. Belum terealisasinya program perlindungan jaminan sosial kesehatan di

Kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan Peraturan

Pemerintah, hal ini menyebabkan perhatian pada petugas untuk terjaminya

perlindungan kesehatan kerja mereka masih belum terlaksana.

4. Terjadinya kecelakaan bagi anggota SATPOL PP saat menjalankan tugas

yang belum tersentuh perhatiannya pada kesehatan maupun perlindungan

jaminan sosial lainnya. Beberapa sumber yang diambil dari media surat

kabar seperti “terjadinya aksi dorong, kejar-kejaran mobil pejabat yang

keluar dari kantor DPRD KEPRI saat HUT Kepri bahkan lemparanpun tidak

terelakkan” (Antara Kepri, 24 September 2014). “Para demonstran dari

gabungan beberapa organisasi mahasiswa, Jumat (7/11 Tahun 2014) di

Kantor Gubernur Kepri jalan Dompak Tanjungpinang berujung ricuh

dengan massa melempar Aqua gelas ke Satuan Polisi Pamong Praja yang

berjaga di situasi demo” (KepriDays 2014).

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan maka peneliti

tertarik untuk mengkaji permasalahan ini dengan judul :

“IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI

PEGAWAI KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU”.

2. PERUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan tentang jaminan perlindungan keselamatan dan

kesehatan bagi petugas dalam melaksanakan tugas penertiban ketika mengalami

kecelakaan kerja belum mendapatkan perlindungan BPJS. Selain itu belum

terlaksananya program BPJS di kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau.

Dengan demikian yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

6

berikut : “Bagaimana Implementasi Program Jaminan Kesehatan bagi

Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau ?”

3. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Sebagai pengantar implementasi Program Jaminan Kesehatan bagi

Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai masukan bagi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Kepulauan Riau dalam melaksanakan program BPJS bagi petugas bidang

ketertiban umum.

b. Sebagai rujukan bagi peneliti lain yang ingin membahas permasalahan ini

sebagai penelitian lanjutan.

4. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bersifat deskriptif

dan pendekatan kualitatif yaitu suatu penelitian yang akan menggambarkan dan

menjelaskan fenomena yang terjadi di kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kepulauan Riau dalam mengimplementasikan program BPJS.

Kemudian variabel tersebut dipaparkan dengan jelas sebagaimana yang terjadi

di lapangan.

B. LANDASAN TEORI

1. Implementasi

Terlaksananya kegiatan kerja dalam sebuah organisasi harus didukung

oleh orang-orang yang ada didalamnya. Oganisasi merupakan satuan sosial yang

terkoordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi atas

dasar yang relatif kontiniu untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

7

bersama. Oleh sebab itu setiap orang yang bekerja untuk kepentingan organisasi

juga harus diperhatikan keselamatan dan kesehatan kerjanya.

Masalah jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja harus

diimplementasikan sesuai yang diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun

1970. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ripley dan Franklin (Winarno

2007:145) bahwa “implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang- undang

ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan, atau suatu

jenis keluaran yang nyata istilah implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan

yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan prokram dan hasil-hasil

yang diinginkan oleh pejabat Pemerintah.”

Menurut Mazmanian dan Sabatier yang dikutip oleh wahab (2002:65)

menyatakan “Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi

sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus

perhatian implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-

kegiatan yang timbul setelah disahnya pedoman-pedoman kebijaksanaan negara,

yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk

menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian”

Studi implementasi merupakan cabang dari Administrasi publik

sebagaimana diungkapkan oleh Dye dan Grindle “Studi implementasi berusaha

untuk menjawab pertanyaan mengapa banyak sekali program pemerintah yang

tidak bisa dilaksanakan dengan baik”.

Implementasi dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang membawa

konsekuensi langsung pada masyarakat yang terkena kebijakan untuk itu maka

sebuah implementasi menimbulkan sebuah proses menurut Bardash mengartikan

Proses implementasi sebagai suatu sistem pengendalian untuk menjaga agar tidak

terjadi penyimpangan sumber dan penyimpangan dari tujuan kebijakan.Selain itu

proses implementasi adalah merupakan tawar-menawar antara instansi

pemerintah, implementasi diartikan sebagai apa yang terjadi setelah peraturan

perundang-undangan ditetapkan yang memberikan prioritas pada suatu program

yang jelas. Tugas implementasi ialah sebagai penghubung yang memungkinkan

6

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

8

tujuan-tujuan kebijakan publik menjadi hasil dari aktivitas pemerintah. Disamping

itu implementasi juga menyagkut masalah penciptaan suatu policy delyvery

system, sistem penghantaran atau penyerahan kebijakan. Implementasi juga dapat

diartikan sebagai pelaksanaan suatu keputusan politik yang biasanya disampaikan

dalam bentuk peraturan perundangan.

Pengertian mengenai implementasi menurut Sumaryadi (2005;85)

mengemukakan bahwa ‘implementasi kebijakan dari perpektif target gruop lebih

terjamin bagi kelompok sasaran dan masyarakat seluruhnya untuk dapat

menerima dan menikmati hasil atau keuntungan dari kebijakan. Lebih lanjut

Dunn (2000:24) yaitu “implementasi kebijakan yang diambil dilaksanakan oleh

unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumberdaya finansial dan manusia.”

Kemudian disebutkan Ibrahim (2008:92) bahwa “mendorong

perkembangannya reformasi di daerah dimana Pemda dapat jadi motivator,

dinamisator dan fasilitator sekaligus (tetapi tidak dengan “pasangan tersembunyi”

tertentu), sehingga partisipasi politik masyarakat berkualitas, tidak

terkesan”mengkonsolidasikan anarki dengan dalil demokratisasi”, atau reformasi”

dan membawa arus ”eforia feformasi” yang berkepanjangan.” Kemudian menurut

Nugroho (2004:162) bahwa implementasi kebijakan dapat disusun yaitu:

“implementasi sebagai strategi (praimplementasi), pengorganisasian, penggerakan

dan kepeminpinan, pengendalian”.

Sedangkan menurut Winarno (2007:145-146) menjelaskan Implemantasi

mencakup banyak macam kegiatan

1. Badan-badan pelaksana yang ditugasi oleh undang-undang dengantanggung jawab menjalankan program harus mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan agar implementasi berjalan lancar. Sumber-sumber meliputi personil, peralatan, lahan, bahan-bahan mentah.

2. Badan-badan pelaksana mengembangkan bahasa anggaran dasarmenjadi arahan-arahan kongkret, regulasi serta rencana-renca dandesain program.

3. Badan-badan pelaksana harus mengorganisasikan kegiatan-kegiatanmereka dengan menciptakan unit-unit birokrasi dan rutinitas untukmengatasi beban kerja. Akhirnya badan-badan pelaksana memberikankeuntungan atau pembatasan kepada para pelanggan atau kelompok-kelompok target.

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

9

Berkaitan dengan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa

terimplementasinya jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja

melalui perogram badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) bagi petugas

SATPOL PP Provinsi Kepri, tentunya harus didukung oleh semua pihak yang

terkait didalamnya termasuk pimpinan. Hal ini belum terealisasi sesuai dengan

program pemerintah bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan jaminan

kesehatan yang didaptarka sebagai peserta BPJS tanjungpinang.

Namun faktanya Kebijakan Pemerintah untuk mengimplementasikan

program BPJS bagi seluruh petugas ketertiban umum ternyata sampai saat ini

belum terdata. Oleh sebab itu jaminan kesehatan petugas yang mengalami

kecelakaan sama sekali belum menjadi peserta BPJS sesuai dengan Peraturan

Presiden yaitu setiap instansi pemerintah wajib mendaftarkan pegawainya peserta

BPJS untuk mendapatkan jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kondisi keadaan yang buruk dapat menimbulkan angka kecelakaan kerja

yang tinggi telah mendorong berbagai kalangan untuk meningkatkan perlindungan

bagi kecelakaan kerja. Salah satu diantaranya perlindungan keselamatan dan

kesehatan kerja. Manusia bukan hanya sekedar alat produksi tapi merupakan aset

Pemerintah yang sangat berharga sehingga harus dilindungi keselamatannya.

Sebagai akibatnya, perhatian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja mulai

meningkat dan ditangani sebagai bagian terpenting dalam proses produksi.

Menurut Ramli (2010:6) keselamatan pada dasarnya adalah “kebutuhan

setiap manusia dan menjadi naluri setiap mahluk hidup.” Sejak manusia

bermukim dimuka bumi, secara sadar mereka sudah mengenal aspek keselamatan

untuk mengantisipasi berbagai bahaya di sekitar lingkungan hidupnya. Pada masa

itu, tentang bahaya yang dihadapi lebih bersifat natural seperti kondisi alam dan

bahaya dari lingkungan hidup lainnya.

Lebih lanjut Ramli (2010:14) menyebutkan “kesehatan dan keselamatan

kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit

akibat kerja.” Tenaga kerja merupakan aset organisasi yang sangat berharga dan

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

10

merupakan unsur penting dalam proses produksi di samping unsur lain, seperti

material, mesin, dan lingkungan kerja.

Menurut Mangkunegara (2000:162) bahwa tujuan keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerjabaik secara fisik, sosial dan pisikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya,seefektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.4. Agar ada jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

atau kondisi kerja.7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja terus selalu dibina agar dapat

meningkatkan kualitas keselamatan kerja pegawai. Menurut Umar (2005:18)

agar pembinaan dapat berjalan dengan baik, mengajukan seperti sebagai

berikut :

1. Tanamkan dalam diri karyawan keyakinan bahwa mereka adalah pihakyang saling menentukan dalam pencegahan kecelakaan.

2. Tunjukkan kepada karyawan bagaimana mengembangkan perilaku kerjayang aman.

3. Berikan teknik pencegahan kecelakaan kerja.4. Buat contoh yang baik.5. Tegakkan setandar keselamatan kerja secara tegak.

Disebutkan di dalam Buku Standar Operasinal Prosudur Tahun 2014:3

menyebutkan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) adalah anggota SATPOL PP

merupakan aparatur pemerintah daerah yang bertanggungjawab dalam

melaksanakan peraturan daerah yaitu menyelenggarakan ketertiban umum dan

ketertiban masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno (2002:204)

menyebutkan “struktur-struktur organisasi organisasi yang melaksanakan

kebijakan memililki pengaruh penting pada inplementasi. Salah satu dari aspek-

aspek struktural paling dasar dari suatu organisasi adalah prosudur-prosudur kerja

ukuran dasarnya (SOP).”

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

11

Kemudian pendapat Dale S. Beach (Moekijat 2005:44) mengatakan bahwa

tujuan pengembangan manajemen yang khusus dapat meliputi :

1. Indoktrinasi filsafat perusahaan.2. Pengetahuan tentang perusahaan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-

prosedur dan teknologi lainnya.3. Mempelajari kecakapan hubungan manusiawi.4. Memperoleh kecakapan dan pengertian dalam tekhnik-tekhnik

manajemen, seperti pengendalian daya, pengolahan data, sistem informasimanajemen, dan perencanaan keuangan.

5. Kecakapan dalam melaksanakan bermacam-macam jabatan manajemenyang sesungguhnya dalam keahlian-keahlian fungsional yang berlainan.

Kurangnya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai jaminan

yang didapatkan oleh petugas SATPOL PP menyebabkan timbulnya rasa kurang

puas, sebab resiko kerja sangat tinggi. Hal ini tekait dengan beban kerja petugas

yang melaksanakan ketertiban umum seperti Patroli, Penertiban Pedagang, dan

pengamanan tempat-tempat tertentu. Akibat kurangnya perhatian perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan pada petugas menyebabkan

timbulnya masalah kepuasan kerja. Sejalan dengan pendapat Lock (Sopiah,

2008:170) mengemukakan “kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional

yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap

suatu pekerjaan atau pengalaman kerja.” kemudian Luthans (Sopiah, 2008:170)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadapsituasi dan kondisi kerja.

2. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tudak puas(negatif). Bila secara emosional puas berarti kepuasan kerja tercapai dansebaliknya bila tidak maka berarti karyawan tidak puas.

3. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebutmembandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh dari hasilkerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya.

4. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang berhubungan.

Berdasarkan pendapat tersebut bahwa kepuasan kerja yang dimaksud

dalam penelitian ini merupakan adanya perasaan kurang puas terhadap apa yang

diterima petugas SATPOL PP saat ini. Bila dilihat dari kondisi yang ada

dilapangan bahwa timbulnya kepuasan kerja disebabkan kurangnya jaminan

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

12

perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja ketika petugas mengalami resiko

kecelakaan kerja saat bertugas Patroli di lapangan.

Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, dikatakan oleh

Mangkunegara (2000:163-164) sebagai berikut :

1. Penetapan indikator sistem, Tahapan dasar dalam implementasi sistemkeselamatan kerja adalah menetapkan metode untuk mengukur pengaruhpelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan dan kesejahteraan pegawai.

2. Melibatkan para pengawas dalam sistem pelaporan, yaitu bilamana terjadikecelakaan harus dilaporkan kepada pengawas langsung dari bagiankerusakan.

3. Mengembangkan prosedur manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,yaitu pendekatan sistem yang esensi adalah menetapkan sistemkomunikasi secara teratur dan tindak lanjut pada setiap kecelakaanpegawai.

4. Menjadikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian dari tujuankerja, yaitu membuat kartu penilaian keselamatan kerja.

5. Melatih pegawai-pegawai dan pengawasan dalam manajemen keselamatankerja.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus dapat

terimplementasikan dengan baik sehingga jaminan perlindungan resiko

kecelekaan kerja benar-benar dapat diperhatikan oleh Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukur

(Sumaryadi, 2005:79) yang mengemukakan adanya tiga implementasi sebagai

berikut :

a. Adanya perogram atau kebijaksanaan yang dilaksanakan.b. Target group yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan

diharapkan akan bermanfaat dari perogram, perubahan atau peningkatan.c. Unsur pelaksana (inplementator) baik organisasi atau perorangan untuk

bertanggungjawab dalam memperoleh pelaksanaan dan pengawasan dariproses implementasi tersebut.

Berdasarkan pendapat Sukur (Sumaryadi, 2005:79) di atas akan peneliti

jadikan sebagai teori inti untuk melihat permasalahan di lapangan berkaitan

dengan implementasi Implementasi Program Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial bagi Petugas Ketertiban Umum pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Provinsi Kepulauan Riau.

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

13

3. Satuan Polisi Pamong Praja

Keberadaan Polisi Pamong Praja dalam jajaran pemerintahan daerah

mempunyai arti khusus yang cukup menonjol, karena tugas-tugasnya membantu

kepala daerah dalam pembinaan ketentraman dan ketertiban serta penegakan

Peraturan Daerah sehingga berdampak pada upaya peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Pada hakekatnya, seorang anggota Satpol PP adalah seorang

polisi, yang oleh karenanya dapat (dan bahkan harus) dibilangkan sebagai

bagian dari aparat penegak hukum (law enforcer). Dikatakan demikian, karena

Satpol PP dibentuk untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan

Daerah (Perda). Sebagaimana diketahui, Perda menurut Pasal 7 ayat (1) UU

Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

adalah salah satu jenis perundang-undangan.

Fungsi Satpol PP sebagai aparat penegak Perda dinyatakan dalam Pasal 1

butir 8, Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Satuan Polisi Pamong Praja. Kedua pasal tersebut pada intinya menyatakan

eksistensi Satpol PP sebagai bagian perangkat daerah dibentuk untuk membantu

Kepala Daerah menegakkan perda dan menyelenggarakan ketertiban umum dan

ketertiban masyarakat. Pasal 3, dan 4 PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan

Polisi Pamong Praja pula menegaskan tugas Satpol PP menegakkan Perda dan

menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

Satuan Polisi Pamong Praja atau yang disingkat Satpol PP adalah

“Perangkat daerah yang membantu tugas Kepala Daerah dalam menegakkan

Perda dan penyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, Dari

pengertian di atas, Satpol PP mempunyai tugas membantu Gubernur dalam

menyelenggarakan Pemerintahan Daerah di bidang ketentraman dan ketertiban

serta penegakan Peraturan Daerah. Sehingga peran Satpol PP sebagai aktor

implementasi adalah dalam rangka penegakan Peraturan Daerah dan mewujudkan

ketertiban dan ketentraman. Dengan tugas dan wewenang yang diberikan Satpol

PP, adanya Satpol PP bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

14

untuk menertibkan ketertiban umum, kebersihan lingkungan kota dan kelancaran

lalu lintas, maka keberadaanya perlu diatur dan dibina supaya dapat pemanfaatan

tempat usaha tetap sesuai dengan peruntukan tata ruang yang telah ditetapkan.

Satpol PP mempunyai misi strategis dalam membantu Kepala Daerah

dalam hal ini Gubernur untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang tentram,

tertib, dan teratur sehingga penyelenggaraan Pemerintahan dapat berjalan Dengan

lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatan dengan aman. Peraturan Daerah

tentang ketentraman dan ketertiban yang dikeluarkan Kepala Daerah kadang

kalanya tidak selalu cocok dengan yang diinginkan masyarakat, kadang

masyarakat memandang itu sebagai sebuah kebijakan yang kontroversial maka

mereka cenderung menolak kebijakan itu. Tetapi seiring berjalannya waktu, orang

telah berpengalaman dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Kepala

Daerah akhirnya juga kebijakan tersebut diimplementasikan dan dapat diterima.

Sehubungan dengan hal tersebut, peranan badan atau lembaga

pemerintahan sangat besar untuk secara persuasif mampu memberikan dorongan

kepada anggota-anggota masyarakat agar mematuhi dan melaksanakan setiap

peraturan atau kebijakan tersebut. Maka Satpol PP selain berfungsi sebagai

penyelenggara ketentraman dan ketertiban umum, juga berfungsi sebagai penegak

Peraturan Daerah yang dimaksudkan untuk menegakkan supremasi hukum.

Penegakan menunjuk pada orang, pelaku, atau lembaga. Dengan demikian,

penegak Peraturan Daerah bisa diartikan sebagai aparat atau instansi yang

bertugas mewakili Pemerintah Daerah setempat untuk memelihara atau

mempertahankan pelaksanaan Peraturan Daerah. Dalam menjalankan tugasnya,

Satpol PP menggunakan dua metode yakni metode preventif (pencegahan) dan

represif (penindakan), pada metode preventif, Polisi Pamong Praja mengupayakan

sosialisasi ataupun penyuluhan kepada masyarakat tentang isi Peraturan Daerah.

Upaya ini dimaksudkan agar masyarakat dapat memahami aturan-aturan yang

diatur dalam Peraturan Daerah. Pembekalan pengetahuan yang cukup mengenai

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

15

tugas dan fungsi Satpol PP dalam kerangka negara demokrasi konstitusional yang

menjunjung tinggi hak asasi manusia haruslah dilakukan.

C. IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI

PEGAWAI KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI

KEPULAUAN RIAU

1. Informan berdasarkan Nama dan Jabatan

Untuk melihat dan menganalisa serta untuk mengungkapkan

Implementasi Program Jaminan Kesehatan bagi pegawai Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau, maka penulis mengetengahkan kondisi

karakteristik responden berdasarkan nama dan Jabatan di Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau:

Tabel IV.1

Informan berdasarkan Nama Jabatan di SATPOL PP Provinsi Kepri

No Nama Jabatan Masa Tugas

1 Drs. MIFRIZON, M.SiKepala Satuan Polisi Pamong

PrajaJan 2015 –Maret 2017

2 SYAHARUDIN, S.PdKepala Bidang Sumber Daya

AparatJan 2008 –Maret 2017

3 WAN RABDI, S.Sos.,MMKepala Bidang KetertibanUmum dan Ketentraman

Masyarakat

Jan 2007 –Feb 2017

4 SAID SUDRAJAD, S.Sos.M.SiKepala Bidang Perlindungan

MasyarakatJan 2013 –Feb 2017

5 BENNEDICT PAUL B. S.SosKasi Pembinaan, Pengawasan

dan PenyuluhanMar 2015 -sekarang

6 ALHADI NASUTION, SE ANGGOTA SATPOL PPJan 2006 -sekarang

7 DARSONO NADEAK, S.IP ANGGOTA SATPOL PPJan 2008 -sekarang

Sumber Data : Olahan Hasil Wawancara Tahun 2016

Berdasarkan dari tabel IV.1 tampak dengan jelas bahwa informan

berdasarkan Jabatan di wilayah Kantor Satuan Polisi Pamong Praja sebagai

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

16

berikut : informan yang bertugas sebagai Penyelenggara Kegiatan yaitu sebanyak

3 orang yang mempunyai jabatan Sebagai Kepala Bidang sedangkan masing-

masing kepala bidang dibantu oleh Kepala Seksi sebanyak 1 orang dan Anggota

Polisi Pamong Praja sebanyak 2 orang anggota tersebut cukup mewakili

responden secara keseluruhan.

Untuk menganalisa berbagai informasi yang akan di berikan oleh

informan maka penulis mengambilkan satu informan untuk dijadikan contoh

dalam menganalisa dikarenakan tugas pokok dan fungsi informan didalam jabatan

Satuan Polisi Pamong Praja dalam menjalani kegiatan.

D. Analisis Implementasi Program Jaminan Kesehatan bagi pegawai Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau

Badan Penyelenggara Jaminan kesehatan merupakan Program Pemerintah

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat didalam bidang kesehatan,

Program ini selayaknya diikuti oleh masyarakat agar setiap masyarakat merasa

aman didalam menjalani setiap pekerjaan yang mereka miliki, jaminan kesehatan

merupakan salah satu usaha untuk membantu masyarakat, baik pegawai maupun

masyarakat umum. Sejalan dengan program tersebut Badan Jaminan Sosial

(BPJS) berperan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat

maupun intansi pemerintah, adanya program Pemerintah tersebut setiap pegawai

seharusnya mendapatkan kemudahan untuk perlindungan jaminan kesehatan

untuk petugas SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau. Karena sampai saat ini

petugas SATPOL PP belum terdaftar sebagai peserta BPJS kesehatan yang telah

diprogramkan Pemerintah.

Terkait dengan jaminan perlindungan petugas satpol PP melalui program

BPJS kesehatan, pada pembahasan penelitian ini ada beberapa indikator yang

akan diuraikan sesuai degan hasil penelitian di lapangan sebagai berikut :

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

17

1. Analisa adanya Keserdiaan Program atau Kebijaksanaan yang

dilaksanakan

Program Pemerintah untuk membantu masyarakat melalui program

jaminan kesehatan merupakan suatu kebijakan yang harus diimplementasikan

dengan baik sehingga program tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Maksudnya program manajemen pelindungan keselamatan dan

kesehatan kerja harus dapat diimplementasikan dengan benar, selayaknya setiap

instansi Pemerintah maupun non Pemerintah pegawai / karyawannya harus

memiliki jaminan sosial kesehatan dikarenakan agar setiap pegawai memiliki rasa

aman terhadap pekerjaan yang mereka jalani, seperti halnya Kantor SATPOL PP

Provinsi Kepulauan Riau masing-masing anggota harus memiliki Jaminan Sosial

dikarenakan petugas SATPOL PP mempunyai tanggungjawab yang sangat tinggi

didalam menjalankan tugas mereka menegakkan Peraturan Daerah terutama

didalam menertifkan ketertiban umum. Beratnya beban kerja dan resiko kerja

dilapangan sehingga dituntut untuk adanya jaminan sosial agar keselamatan kerja

anggota dapat terjaga dan menambah motivasi pegawai didalam melaksanakan

tugas, seperti yang telah diungkapkan oleh Wan Rabdi, S.Sos.,M.M ( wawancara,

Selasa, 6 Desember 2016)

“Secara keseluruhan Anggota SATPOL PP sudah didalam proses

menjadi anggota BPJS kemungkinan akan dianggarkan tahun depan

jika tidak ada hambatan dari Anggota DPRD”.

Sedangkan menurut pendapat Bennedict Paul B. S.Sos (wawancara, Rabu 7

Desember 2016) menjelaskan

“Secara Institusi belum, dikarenakan belum ada regulasi dan anggaran

yang dianggarkan khusus untuk PTT dan PHL, sedangkan secara

manajeman institusi SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau telah

mengusulkannya”.

Dari Pendapat diatas menjelaskan bahwa untuk instansi SATPOL PP

sebagian anggotanya masih belum memiliki Asuransi BPJS dikarenakan anggaran

yang mereka miliki belum ada perencanaan untuk mendaftarkan anggota PTT dan

PHL didalam asuransi BPJS sehingga harus menunggu tahun depan jika

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

18

perencanaan anggaran tersebut tidak di coret oleh anggota DPRD dikarenakan

Regulasi yang dimiliki oleh Daerah masih belum bisa menguatkan perencanaan

Asuransi BPJS tersebut.

Beratnya resiko kerja yang dimiliki oleh Anggota SATPOL PP

dilapangan selayaknya setiap Anggota harus memiliki BPJS agar resiko kerja

yang dialami didalam menertifkan masyarakat dapat memperkecil resiko

kecelakaan yang bisa mengeluarkan dana yang sangat besar, seperti telah dilihat

Anggota SATPOL PP sebagian belum memiliki Asuransi BPJS yang didaftarkan

oleh Instansi terutama bagi pegawai yang berstatus PTT dan PHL sehingga

pegawai tersebut didalam menjalani tugas masih ragu atau merasa resah terutama

didalam menertifkan ketertiban umum pedagang kaki lima jika terjadinya

penolakan dan perlawanan masyarakat terhadap SATPOL PP dengan cara

melempar batu dan membawa kayu. Dengan adanya penolakan keras dari

masyarakat selayaknya SATPOL PP harus memiliki asuransi BPJS secara

keseluruhan dikarenakan jika terjadi terluka maupun memar maka SATPOL PP

tersebut tidak mengeluarkan biaya yang besar untuk pengobatan sehingga gaji

yang diterima bisa tidak mencukupi biaya kehidupannya sehari-hari untuk itu

penulis ingin melihat apakah SATPOL PP telah didaftarkan sebagai peserta BPJS

oleh Kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau seperti yang telah

diungkapkan oleh Wan Rabdi, S.Sos.,M.M (wawancara, Selasa, 06 Desember

2016) menjelaskan

“Kalau saya sudah terdaftar menjadi anggota Asuransi BPJS sejak

menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tetapi bagi PTT dan PHL belum

terdaftar menjadi Anggota BPJS”.

Sedangkan menurut Pendapat Darsono Nadeak, S.IP (wawancara, Kamis 08

Desember 2016) Menjelaskan

“Belum, hingga saat ini belum ada penjelasan dari Kantor SATPOL PP,

Kenapa dan Bagaimana hingga saat ini saya belum didaftarkan diri

sebagai anggota BPJS”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa sebagian besar Anggota

SATPOL PP bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah memiliki Asuransi BPJS

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

19

dikarenakan ASN yang dulunya sudah memiliki Asuransi Kesehatan (ASKES)

secara langsung mengikuti anggota BPJS sehingga bagi ASN tidak diperlukan

mengurus lagi kartu Asuransi BPJS, sedangkan bagi PTT dan PHL masih belum

mendaftarkan dirinya sebagai anggota BPJS, mereka masih menunggu instruksi

dari atasan didalam membuatnya sedangkan pekerjaan yang mereka alami sangat

berat dan resikonya sangat tinggi, seharusnya mereka membuat dan mendaftarkan

sendiri asuransi BPJS tersebut seperti BPJS Kesehatan yang bisa didaftarkan

bersifat individu, dan jika sudah memiliki anggaran maka pembayaran tersebut

dapat di kliem kepada bendahara SATPOL PP, Seperti yang telah diungkapkan

oleh kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau Drs. Maifrizon,

M.Si (wawancara jumat, 09 Desember 2016) menjelaskan bahwa

“Untuk asuransi kesehatan Anggota SATPOL PP sudah dibuatperencanaan anggaran, mudah-mudahan tahun depan semua SATPOLPP baik yang PTT maupun PHL sudah memiliki Asuransi BPJSdikarenakan resiko kerja yang dimiliki sangat tinggi dilapanganmenuntut setiap anggota harus memiliki perlindungan keselamatan dankesehatan dan jika terjadi kecelakaan kerja dilapangan didalammenjalankan tugas, kita akan menanggung biaya perobatannya”.

Menangani masalah keselamatan kerja bagi pegawai dan karyawan

memang tidak semudah yang kita bayangkan, masih banyak terdapat intansi

Pemerintah belum memikirkan keselamatan bawahannya, padahal keselamatan

kerja merupakan hal yang terpenting didalam melaksanakan pekerjaan jika

pegawai/karyawannya sakit maka pekerjaan tersebut menjadi terbengkalai apalagi

dengan begitu tingginya biaya perobatan sekarang ini sehingga nantinya akan

menjadi dampak buruk bagi pekerja, pekerja bisa menghabiskan gajinya untuk

biaya pengobatan, hal ini lah yang membuat Pemerintah berpikir untuk membuat

Asuransi BPJS ini agar setiap warga Negara dapat menikmati kehidupan yang

layak walaupun dalam kondisi sakit parah, dikarenakan biaya angsuran yang

dikeluarkan lebih murah dibandingkan biaya pengobatan.

Setiap tenaga kerja harus mendapatkan perlindungan keselamatan dan

kesehatan kerja baik perusahaan swasta maupun Pemerintahan sehingga pegawai

akan merasa terjamin keselamatannya didalam menjalani pekerjaan, untuk

perusahaan swasta secara umum sudah bisa melindungi setiap pekerjanya

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

20

dikarenakan setiap tahun Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Kepulauan Riau selalu

mengecek setiap karyawan perusahaan untuk memiliki Asuransi baik bersifat

BPJS maupun Asuransi Swasta lainnya sehingga pemerintah sudah menyakinkan

setiap warga Negara sudah memiliki jaminan sosial, begitu pula halnya dengan

SATPOL PP masing-masing anggota harus memiliki asuransi keselamatan kerja

jika tidak dari Asuransi BPJS mungkin dari Asuransi swasta yang lainnya ataupun

dari kantor SATPOL PP itu sendiri sehingga setiap pegawai merasa aman

mendapatkan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, tetapi lain

halnya di Kantor SATPOL PP sebagian pegawai masih belum memiliki BPJS dan

jika Pegawai sakit tidak ada bantuan dari kantor untuk membantu biaya perobatan

seperti yang telah diungkapkan oleh Alhadi Nasution, SE (wawancara Kamis,

tanggal 08 Desember 2016)

“Kalau bantuan pengobatan tidak ada diberikan dari Kantor SATPOL

PP, Karena ada beberapa anggota yang sakit tidak mendapatkan

bantuan apa-apa dari Kantor SATPOL PP”

Sedangkan menurut Pendapat Bennedict Paul B. S.Sos (wawancara, Rabu tanggal

07 Desember 2016) menjelaskan

“Untuk bantuan anggota SATPOL PP yang sakit tidak ada, karena

anggaran kantor kita tidak memiliki Pos bantuan sosial, kalaupun ada

bantuan kepada anggota yang sakit itu hanya bersifat pribadi”.

Dari pendapat diatas menjelaskan untuk Kantor SATPOL PP tidak

mempunyai asuransi swasta yang lainnya, jika terjadi salah satu anggota SATPOL

PP yang sakit (belum memiliki Kartu BPJS) mereka harus mengeluarkan biaya

pengobatan sendiri dikarenakan Kantor SATPOL PP juga belum mempunyai

klinik kesehatan sendiri dan mereka juga tidak mempunyai Pos anggaran bantuan

untuk anggota yang sakit, sehingga jika ada anggota yang sakit maka atasan

mereka harus menggunakan anggaran pribadi untuk membantu bawahannya.

Gangguan kesehatan memang tidak dapat diprediksikan secara jelas

banyak juga pegawai yang muda mengalami sakit parah, baik dikarenakan pola

hidup maupun kecelakaan, hal ini yang membuat kinerja pegawai menjadi

menurun sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan dan juga memakan biaya

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

21

yang sangat tinggi jika terjadi sakit, selayaknya didalam meningkatkan kinerja

pegawai diharuskan mendapatkan kemudahan kesehatan agar kinerja yang

dilakukan pegawai dapat berjalan dengan maksimal seperti yang telah

diungkapkan oleh Said Sudrajad, S.Sos., M.Si (wawancara Rabu, tanggal 7

Desember 2016) menjelaskan

“Secara umum anggota SATPOL PP masih belum mendapatkan

kemudahan didalam pelayanan Kesehatan dikarenakan sebagian

Anggota SATPOL PP masih belum mendapatkan Asuransi BPJS, tetapi

bagi yang PNS sudah mendapatkan pelayanan dari BPJS”.

Sedangkan menurut Pendapat Syaharudin, S.Pd (wawancara, Selasa tanggal 06

Desember 2016) menjelaskan

“Anggota SATPOL PP yang sudah PNS sudah mendapatkan kemudahan

di dalam pelayanan kesehatan dari BPJS sedangkan untuk PTT dan PHL

belum mendapatkan pelayanan bagi BPJS dikarenakan belum terdaftar

dan akan usahakan secepatnya”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa untuk SATPOL PP yang sudah

menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah mendapatkan pelayanan kesehatan

yang baik dari BPJS jika terjadi sakit setiap pegawai sudah mendapatkan

pelayanan kesehatan dengan mudah dan sudah merasakan pelayanan kesehatan itu

sendiri serta sudah mengetahui kepuasan pelayanan yang diberikan oleh klinik,

maupun rumah sakit sehingga tidak perlu membayar obat-obatan maupun biaya

pemeriksaan dari dokter maupun perawat, sedangkan bagi PTT dan PHL belum

bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal dikarenakan pegawai

tersebut belum terdaftar menjadi anggota BPJS sehingga jika mengalami sakit

mereka harus membayar obat-obat dan biaya pemeriksaan dokter.

Pelayanan kesehatan yang diberikan selayaknya harus cepat dikarenakan

jika terlambat penanganannya maka bisa akan mengakibatkan patal, apalagi

didalam menjalankan tugas sebagai tim penertiban umum banyak hal yang perlu

dibenahi dan dikembangkan tak heran sering terjadinya kekerasan didalam

menegakkan Peraturan tersebut sehingga pelayanan kesehatan merupakan faktor

utama yang harus didahulukan, agar resiko yang dialami anggota SATPOL PP

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

22

berkurang dan tetap tegas didalam menjalankan tugas, untuk itu perlu dilihat

bagaimana selama ini anggota SATPOL PP menerima pelayanan kesehatan

dengan cepat saat mengalami gangguan kesehatan disaat menjalankan tugas

penertiban dari kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau seperti yang telah

diungkapkan oleh Said Sudrajad. S.Sos., M.Si (wawancara Rabu, tanggal 07

Desember 2016) menjelaskan

“Didalam menjalani tugas penertiban selama ini tim kami belum pernahmengalami gangguan kesehatan secara patal kalaupun ada hanya lukakecil yang bisa ditangani dengan cepat oleh kawan-kawan sekerjanya,maka dari itu kami sangat membutuhkan Asuransi kesehatan agaranggota dilapangan bisa bekerja dengan maksimal dan harapan sayamudah-mudahan kedepan semua anggota SATPOL PP ProvinsiKepulauan Riau sudah mendapatkan Asuransi BPJS”.

Sedangkan menurut Pendapat Syaharudin, S.Pd (wawancara, Selasa tanggal 06

Desember 2016) menjelaskan

“Pelayanan Kesehatan yang cepat harus didapatkan oleh setiap AnggotaSATPOL PP, dikarenakan menjalankan tugas ketertiban umum memangtidak semudah yang kita pikirkan dikarenakan dilapangan pasti terdapatperlawanan bagi masyarakat yang tidak puas terhadap kebijakanPemerintah Daerah, sehingga dilapangan pasti terjadi perkelahian yangbisa mengakibatkan terganggunya kesehatan disetiap anggota SATPOLPP, maka harus diperlukan pelayan kesehatan yang maksimal”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa pentingnya asuransi BPJS

disetiap pegawai SATPOL PP dikarenakan pekerjaan yang mereka alami

mempunyai resiko yang besar, berbagai gangguan kesehatan yang telah dialami

anggota SATPOL PP didalam menegakkan ketertiban umum agar Peraturan

Pemerintah Daerah tersebut dapat berjalan dengan maksimal, gangguan kesehatan

memang selama ini tidak mengakibatkan patal seperti kematian dan lumpuh serta

lain sebagainya, gangguan kesehatan yang terjadi hanya memar dan luka dibagian

tubuh SATPOL PP hal ini dapat diatasi dengan obat-obatan yang tidak terlalu

mahal, seperti yang diungkapkan oleh Wan Rabdi. S.Sos., MM (wawancara

Selasa, 06 Desember 2016) menjelaskan

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

23

“Untuk gangguan kesehatan yang pernah dialami SATPOL PP didalam

menjalankan tugas penertiban umum jarang terjadi, jika pun ada hanya

luka-luka kecil saja, dan masih bisa ditangani oleh kita”.

Sedangkan menurut Pendapat Alhadi Nasution. SE (wawancara, kamis tanggal 08

Desember 2016) menjelaskan

“Untuk pelaksanaan kegiatan ketertiban umum dilapangan sampai

sekarang ini kita belum pernah mengalami gangguan kesehatan yang

patal hanya luka-luka kecil saja”.

Dari pendapat diatas menjelaskan didalam menjalankan tugas SATPOL

PP belum pernah mengalami gangguan kesehatan secara patal, jika ada hanya

terdapat luka-luka kecil saja dan bisa ditangani oleh teman-teman sekerja

dilapangan cukup membeli obat-obat yang harga terjangkau

Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis menyimpulkan adanya

program atau kebijakan yang dilaksanakan terutama didalam perlindungan

keselamatan kerja dikantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau belum dapat

berjalan secara maksimal, dikarenakan belum adanya kebijakan dari Pemerintah

Daerah Provinsi untuk mewajibkan setiap anggota SATPOL PP yang PTT

maupun PHL harus mempunyai asuransi BPJS, sehingga Kepala Satuan harus

memberanikan diri mengajukan anggaran asuransi BPJS untuk PTT dan PHL,

mengingat tingginya resiko dan beban kerja yang dilakukan oleh anggota

SATPOL PP didalam menjalankan tugas penertiban umum di lapangan.

2. Analisa Target Group

Setiap manusia di Negara maju maupun di Negara berkembang

senantiasa dihadapkan dengan resiko yang mengancam kehidupannya setiap saat.

Jaminan sosial adalah intervensi lembaga yang merencanakan oleh Pemerintah

maupun sektor swasta untuk melindungi masyarakat dengan resiko yang timbul

dari dirinya seperti kecelakaan, sakit, dan meninggal dunia. Jaminan kesehatan

merupakan pendorong pembangunan penting didalam penanggulangan

kemiskinan, jaminan kesehatan telah diakui sebagai salah satu strategi kebijakan

sosial yang terpenting dalam menopang kehidupan di masa depan, maka dari itu

jaminan kesehatan sangat diperlukan terutama di Kantor SATPOL PP agar

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

24

masing-masing pegawai dapat bekerja tanpa harus memikirkan biaya perawatan

kesehatan.

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja selayaknya diberikan kepada

pekerja maupun pegawai terutama SATPOL PP yang menjalani tugas kelompok

patroli harus mendapatkan perlindungan dan keselamatan kerja agar ketika

mengalami kecelakaan kerja maka biaya yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi,

sehingga efektivitas kerja pegawai akan meningkat, diperusahaan swasta

perlindungan dan keselamatan pegawai tetap didahulukan dikarenakan jika terjadi

musibah didalam pekerjaan maka asuransi dapat menanggung biaya pengobatan

tanpa harus perusahaan tersebut yang menanggungnya, begitu juga halnya

anggota SATPOL PP begitu tingginya resiko didalam menjalankan tugas sehingga

dituntut untuk adanya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja untuk itu

penulis ingin melihat apakah SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau saat ini

mendapatkan perlindungan jaminan keselamatan dan kesehatan ketika

membutuhkan perawatan kesehatan seperti yang telah diungkapkan oleh

Bennedict Paul. B, S.Sos. (wawancara Rabu, tanggal 7 Desember 2016)

menjelaskan

“Untuk jaminan Keselamatan dan kesehatan sudah ada, setiap ASNsudah secara langsung terdaftar di asuransi BPJS, sehingga untukperlindungan kesehatan sudah terjaga dengan baik, tetapi tidak semuayang ditanggung BPJS ada sebagian obat tidak ditanggung BPJS danharus membelinya sendiri”.

Sedangkan menurut Pendapat Darsono Nadeak, S.IP (wawancara, kamis tanggal

08 Desember 2016) menjelaskan

“Untuk saat ini kami belum mendapatkan perlindungan keselamatan dan

Kesehatan dikarenakan kami belum terdaptar di asuransi BPJS maupun

swasta”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa jaminan keselamatan dan

kesehatan tidak semua didapatkan oleh SATPOL PP hanya yang sudah PNS yang

mendapatkan asuransi tersebut, asuransi yang diikutkan oleh SATPOL PP hanya

asuransi BPJS, sedangkan asuransi BPJS tersebut tidak menanggung semua obat-

obatan yang ada hanya tertentu saja jika obat-obatan tidak tertanggung oleh BPJS

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

25

maka pasien harus membelinya sendiri, sehingga jika pegawai sakit parah

membutuhkan obat yang tidak ada didalam daftar BPJS maka pasien tersebut

harus mengeluarkan anggaran pribadi untuk menebus obat tersebut. Apa saja

bentuk perawatan kesehatan yang didapatkan sebagai perlindungan kesehatan

kerja petugas Seperti halnya yang telah diungkapkan oleh Wan Rabdi, S.Sos.,

M.Si (wawancara Selasa, tanggal 6 Desember 2016) mengungkapkan

“Selama ini yang tertanggung oleh BPJS hanya penyakit yang sifatnyatidak berat, seperti batuk, demam kadar gula dan lain sebagainya yangmembutuhkan obat merk generic, dll (obat berhubungan denganpemerintah) sedangkan untuk obat yang lain tidak ditanggung olehBPJS, jadi kita harus membeli sendiri obat tersebut denganmenggunakan dana pribadi”.

Sedangkan menurut Pendapat Bennedict Paul. B, S.Sos (wawancara, Rabu tanggal

07 Desember 2016) menjelaskan

“Selama saya mengalami gangguan penyakit strok ringan dan itu pada

saat pengobatan terlayani dengan baik dan memuaskan, misalnya

penyakit batuk, pemeriksaan mata, pemeriksaan kadar gula, kolestrol

dan asam urat”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa tidak semua obat yang

ditanggung oleh BPJS obat yang masuk didalam daftar BPJS saja ditanggung,

sedangkan jika obat yang tidak termasuk didalam daftar maka harus dibeli oleh

pasien/pegawai sehingga perlindungan yang diberikan oleh Asuransi BPJS masih

bersifat penyakit ringan.

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja pegawai menjadi tanggungjawab

disetiap instansi, selayaknya setiap instansi harus memberikan jaminan kesehatan

dan keselamatan kerja, agar didalam melaksanakan kerja jika terjadi kecelakaan

maka asuransi tersebut dapat menanggungnya sehingga pekerja maupun pegawai

tidak memikirkan lagi biaya yang harus keluarkan untuk pengobatan, untuk itu

penulis ingin melihat apakah selama ini jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

sudah diperhatikan Kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau, seperti yang

telah diungkapkan oleh Wan Rabdi, S.Sos., M.M (wawancara, Selasa, tanggal 06

Desember 2016) menjelaskan

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

26

“Untuk PTT honor lagi diusahakan dan untuk seluruh pegawai seperti

ASN sudah ada secara keseluruhan”.

Sedangkan menurut Pendapat Darsono Nadeak, S.IP (wawancara, Kamis tanggal

08 Desember 2016) menjelaskan

“Jaminan Keselamatan dan kesehatan sangat kurang diperhatikan oleh

kantor SATPOL PP karena sampai saat ini belum ada jaminan kesehatan

dalam bentuk apapun terhadap anggota”.

Dari beberapa pendapat diatas menjelaskan secara umum kantor

SATPOL PP masih kurang memperhatikan keselamatan dan kesehatan pegawai

dikarenakan sampai saat ini pegawai PTT dan PHL masih belum memiliki

asuransi jaminan keselamatan dan kesehatan akan tetapi sudah direncanakan

untuk mendaftarkan setiap pegawai untuk dijadikan anggota BPJS secara khusus,

Kepala SATPOL PP sudah membuat perencanaan anggaran untuk biaya asuransi

keselamatan dan kesehatan tahun depan, tinggal menunggu realisasinya

perencanaan tahun depan setiap pegawai SATPOL PP terutama PTT dan PHL

sudah memiliki asuransi BPJS.

Setiap PTT dan PHL SATPOL PP belum memiliki asuransi sehingga jika

terjadi kecelakaan atau gangguan kesehatan didalam menjalankan tugas harus

mengeluarkan biaya pengobatan, semakin parahnya penyakit maka semakin tinggi

pula biaya pengobatan yang harus dikeluarkan sehingga PTT harus menyisihkan

untuk pembayaran pengobatan tersebut dan apakah mendapatkan manfaat biaya

keringanan pengobatan ketika mengalami resiko kerja setelah didaftarkan menjadi

peserta BPJS oleh kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau seperti yang telah

diungkapkan oleh Said Sudrajad, S.Sos., M.Si (wawancara, Rabu tanggal 07

Desember 2016) menjelaskan

“Untuk manfaat sangat membantu dikarenakan saya mendapat informasi

dari teman sekerja yang jatuh dari motor saat berangkat kerja dan

berobat di PUSKESMAS atau di Rumah Sakit dengan menggunakan

Kartu BPJS tidak dikenakan biaya atau gratis”.

Sedangkan menurut Pendapat Alhadi Nasution, SE (wawancara, Kamis tanggal 08

Desember 2016) menjelaskan

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

27

“Belum, dikarenakan belum terdaftar sebagai anggota BPJS”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa jika pegawai sudah didaftarkan

sebagai anggota BPJS maka adanya keringanan biaya pengobatan, sedangkan bagi

yang belum terdaftar menjadi BPJS tidak mendapatkan keringanan pengobatan,

sehingga harus membayarkan biaya pengobatan tersebut

Asuransi kesehatan memang sangat diperlukan oleh pegawai dengan

menggunakan BPJS maka akan menimbulkan keringan biaya yang dikeluarkan,

tetapi tidak semua obat ditanggung secara penuh, ada berapa obat yang tidak

ditanggung oleh BPJS, maka dari itu untuk melihat keluhan dari setiap pegawai

dengan adanya program BPJS yang belum dapat dimanfaatkan ketika mengalami

gangguan kesehatan saat menjalankan tugas penerbitan seperti yang telah

diungkapkan oleh Syaharudin, S.Pd (wawancara selasa, 6 Desember 2016)

menjelaskan

“Agar dapat diperbaiki pelayanannya dikarenakan tidak semua fasilitas

disediakan oleh BPJS, diharapkan dapat ditanggung keseluruhan agar

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan maksimal”.

Sedangkan menurut Pendapat Bennidict Paul. B, S.Sos (wawancara, Rabu tanggal

07 Desember 2016) menjelaskan

“Birokrasi administrasi dalam hal ini jika memungkinkan pasien yangbutuh penanganan segera hendaknya dilayani dahulu, kemudianadministrasinya menyusul, apalagi seperti seperti SATPOL PP yangmenjalani petugas dilapangan selayaknya jika terjadi gangguankesehatan dari lapangan hendaknya didahulukan terlebih dahulu agartidak menjadi lebih parah”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa pengguna BPJS terutama

pegawai SATPOL PP masih mengeluhkan pelayanan yang diberikan didalam

menggunakan kartu BPJS pelayanannya masih lambat, padahal BPJS merupakan

salah satu program pemerintah Indonesia sehat dan selayaknya pelayanan yang

diberikan kepada pegawai yang sudah melakukan pelanggan lama atau pelanggan

selamanya maka selayaknya BPJS tidak membatasi obat-obatan dan memberikan

pelayanan yang maksimal agar masyarakat menjadi puas, sedangkan bagi pegawai

PTT dan PHL yang mereka keluhkan adalah program BPJS yang telah ada, yang

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

28

telah direalisasikan oleh permerintah mereka belum dapat merasakan program

tersebut dikarenakan belum terdaftar menjadi anggota BPJS.

Selayaknya sebuah kantor pemerintah harus memberikan jaminan kepada

pegawai sehingga pekerjaan yang mereka lakukan menjadi lebih semangat dan

lebih efektif terutama jika mereka terjadi gangguan kesehatan perhatian dari

atasan atau pemerintah sangat diperlukan dikarenakan selama mengabdi mereka

diwajibkan untuk bekerja keras dan bekerja mengikuti peraturan yang berlaku

untuk itu penulis ingin melihat apakah selama ini mendapatkan keringanan biaya

pengobatan dari kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau ketika mengalami

resiko kerja dilapangan yang menyebabkan kesehatan terganggu saat menjalankan

tugas penertiban seperti yang telah diungkapkan oleh Wan Rabdi, S.Sos., MM

(wawancara selasa, tanggal 6 Desember 2016) menjelaskan

“BPJS sangat membantu, terutama untuk SATPOL PP dikarenakan

sangat tinggi resiko kerjanya, kalau bisa untuk Pol PP sendiri harus

masuk BJPS dan mendapatkan perawatan lebih”.

Sedangkan menurut Pendapat Darson Nadeak, S.IP (wawancara, Kamis tanggal 8

Desember 2016) menjelaskan

“Untuk keringanan biaya pengobatan di kantor SATPOL PP tidak ada,

dikarenakan belum ada anggaran untuk biaya kesehatan”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa di kantor SATPOL PP tidak

mempunyai anggaran sosial untuk meringankan beban pegawainya jika terjadi

gangguan kesehatan, maka dari itu atasan mereka sudah mengajukan bantuan dana

dari Pemerintah Daerah untuk mendaftarkan setiap pegawai PTT dan PHL di

dalam BPJS dikarenakan mereka yang sudah menjadi ASN merasa sangat

terbantu dengan adanya BPJS, terutama menyangkut tingginya resiko kerja

didalam menjalankan tugas penertiban umum dilapangan sehingga setiap anggota

SATPOL PP sudah memiliki asuransi keselamatan dan kesehatan kerja.

Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis menyimpulkan bahwa

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja belum diberikan kepada petugas patrol

yang berstatus PTT dan PHL dan jika terjadi kecelakaan kerja kantor SATPOL PP

belum bisa membantu memberikan perlindungan kesehatan dan meringankan

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

29

biaya pengobatan dan anggota SATPOL PP mengeluhkan mereka memiliki resiko

kerja yang sangat tinggi didalam menertifkan ketertiban umum selama ini belum

memiliki asuransi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Analisa Unsur Pelaksana

Program Pemerintah wajib diimplementasikan oleh Dinas maupun

Instansi Pemerintahan agar program tersebut dapat berjalan dengan maksimal

diseluruh wilayah indonesia, tujuan dari pemerintah adalah mensejahterakan

rakyatnya agar masyarakat bisa bekerja dengan maksimal, Indonesia sehat adalah

salah satu tujuan Pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat didalam biaya

pengobatan, dikarenakan biaya pengobatan yang sangat mahal maka Pemerintah

mewajibkan setiap pegawai maupun karyawan untuk mengikuti BPJS, BPJS

merupakan Asuransi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, dengan

mengikuti program BPJS maka dapat mengurangi beban biaya masyarakat jika

terjadi gangguan kesehatan, oleh karena itu setiap Dinas maupun Perusahaan

harus mendaftarkan pegawainya didalam BPJS, agar pekerja bisa terbantu jika

terjadi gangguan kesehatan, maka dari itu diperlukan kerja sama antara

dinas/instansi pemerintah dengan BPJS agar dapat meningkatkan rasa aman

didalam menjalani pekerjaan untuk itu penulis ingin melihat apakah ada kerja

sama pihak SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau untuk mengurus BPJS agar

petugas menjadi anggota peserta jaminan kesehatan seperti yang telah

diungkapkan oleh Syaharudin, S.Pd (wawancara, Selasa 6 Desember 2016)

menjelaskan

“Kalau kerjasama tentu ada yaitu menjadi anggota BPJS Khusus ASN,

kalau asuransi yang lain belum ada”.

Sedangkan menurut Pendapat Bennedict Paul. B, S.Sos (wawancara, Rabu tanggal

7 Desember 2016) menjelaskan

“Untuk Kerja sama secara keseluruhan SATPOL PP masih belum ada

dikarenakan tidak adanya anggaran yang tersedia dan itu sudah menjadi

perhatian dari Kepala Satuan sudah mengusulkan penganggarannya di

APBD”.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

30

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa secara keseluruhan belum

melakukan kerja sama dengan Kantor SATPOL PP dikarenakan anggaran belum

ada untuk mendaftarkan setiap pegawai, anggaran tersebut baru dilakukan proses

pengajuan dana di APBD, sedangkan bagi ASN sudah melakukan kerja sama

dengan BPJS sejak diangkat menjadi ASN. Setelah melakukan kerja sama dengan

BPJS secara langsung ASN mengetahui bentuk kerja sama yang dilakukan,

dikarenakan ASN diwajibkan setiap bulan membayar Asuransi tersebut, untuk itu

penulis ingin melihat bagaimanakah bentuk kerja sama yang dilakukan oleh pihak

SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau dengan BPJS dalam mengawasi pelayanan

kesehatan petugas ketika mengalami resiko kerja lapangan seperti yang telah

diungkapkan oleh Wan Rabdi, S.Sos., M.M (wawancara selasa, tanggal 06

Desember 2016) menjelaskan

“Bentuk kerja sama SATPOL PP antara BPJS yaitu sebagai mitra kerja

atau kalau bahasa perbankan yaitu sebagai nasabah”.

Sedangkan menurut Pendapat Syaharudin, S.Pd (wawancara, Selasa tanggal 6

Desember 2016) menjelaskan

“Bentuk kerja sama sebagai anggota BPJS”

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa bertuk kerja sama yang

dilakukan oleh kantor SATPOL PP dengan BPJS yaitu sebagai Anggota BPJS

atau sebagai nasabah, maksudnya adalah jika peserta BPJS terjadi gangguan

kesehatan dan berobat kepada tempat yang telah ditentukan maka secara langsung

BPJS membayar biaya pengobatan dan biaya konsultasi dokter sehingga

pasien/peserta BPJS tidak perlu lagi mengurus Administrasi proses kliem dikantor

BPJS dikarenakan tempat yang telah ditunjuk oleh BPJS langsung secara global

mengkliem anggaran yang dikeluarkan didalam biaya pengobatan tersebut.

Implementasi sebuah kerja sama tidak terlepas dari keterlibatan

pengawasan atasan baik pimpinan SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau maupun

dari BPJS dalam mengatur dan mengawasi dilapangan, jika terjadi keluhan maka

secara cepat pimpinan melaporkan dan menindaklanjutinya begitu halnya juga

PTT dan PHL pimpinan SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau mengusahakan

agar setiap pegawainya harus memiliki kartu BPJS baik ASN maupun PTT dan

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

31

PHL agar setiap pegawai dapat bekerja dengan maksimal dan mendapatkan

perlindungan keselamatan serta kesehatan kerja agar pekerjaan yang

melaksanakan tugas dapat berjalan dengan maksimal seperti yang telah

diungkapkan oleh Wan Rabdi, S.Sos., M.M (wawancara selasa, tanggal 06

Desember 2016) menjelaskan

“Kalau keterlibatan pimpinan tentu ada, yaitu mengusahakan PTT

masuk sebagai anggota BPJS”.

Sedangkan menurut Pendapat Bennidict Paul. B, S.Sos (wawancara, Rabu tanggal

7 Desember 2016) menjelaskan

“Secara Organisasi berjalan dengan baik, Kepala Satuan Polisi PP

Provinsi Kepulauan Riau selalu mengusulkan kepada anggota agar

menjadi peserta BPJS”.

Dari pendapat diatas menjelaskan bahwa pimpinan SATPOL PP telah

memikirkan keselamatan dan kesehatan kerja pegawai dikarenakan keselamatan

dan kesehatan kerja pegawai merupakan peran penting didalam menjalankan

tugas, agar setiap pegawai dapat bekerja dengan aman, pekerjaan yang mengalami

resiko tinggi maka selayaknya harus memiliki asuransi keselamatan dan kesehatan

kerja jika terjadi sebuah kecelakaan maka asuransi secara langsung untuk

menanggung biaya pengobatan tersebut, pekerjaan menertifkan ketertiban umum

dilapangan membutuhkan fisik yang sehat agar didalam menjalani tugas tersebut

dapat berjalan dengan tertif, mendapatkan fisik yang sehat maka diperlukan

pemeriksaan kesehatan secara berkala, agar pegawai bisa lebih mengetahui

penyakit yang mereka derita serta menjaga agar menjadi hidup sehat, untuk itu

penulis ingin melihat apakah Petugas SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau

melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala baik menggunakan Program

BPJS maupun tidak seperti yang telah ditetapkan oleh Pemerintah saat ini, adapun

yang telah diungkapkan oleh Said Sudrajad, S.Sos., M.Si (wawancara Rabu,

tanggal 7 Desember 2016) menjelaskan

“Belum ada pemeriksaan kesehatan berkala, kalau kita merasa ingin

memeriksa kesehatan dipersilakan, jika sakit Pemerintah Provinsi sudah

menyediakan klinik kesehatan lengkap dengan tenaga medisnya”.

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

32

Sedangkan menurut Pendapat Syaharudin, S.Pd (wawancara, Selasa tanggal 6

Desember 2016) menjelaskan

“Tidak ada dikarenakan belum tertulis didalam aturan tentang

pemeriksaan secara berkala, tetapi jika sakit ringan Pemerintah Provinsi

sudah mempunyai klinik kesehatan”.

Dari pendapat diatas dapat menjelaskan bahwa pegawai SATPOL PP

belum pernah melakukan pemeriksaan rutin atau berkala, dikarenakan dikantor

tersebut belum memiliki klinik tersendiri dilengkapi dengan tenaga medisnya

sehingga masih membutuhkan proses didalam mengimplementasikan pemeriksaan

berkala, pemeriksaan dilakukan jika anggota SATPOL PP mengalami sakit saja

dikarenakan membutuhkan pengobatan dalam penyembuhan. Pemeriksaan

berkala selayaknya sangat dibutuhkan petugas SATPOL PP dikarenakan beratnya

tugas menjadi petugas lapangan terutama didalam menertifkan penertiban umum

Seperti yang telah diungkapakan oleh Drs. Maifrizon, M.Si menjelaskan

“Selama ini belum dilakukan, dikarenakan belum ada klinik Kesehatan

bagi SATPOL PP, jika nantinya SATPOL PP memiliki BPJS kita akan

mencoba untuk membuat pemeriksaan berkala, terutama masalah

Narkoba”.

Pemeriksaan berkala selayaknya harus dilakukan oleh petugas SATPOL

PP agar atasan mengetahui keluhan gangguan kesehatan, apalagi setelah

menjalankan tugas penertiban umum dilapangan dan jika ada keluhan harus

ditangani dengan baik sehingga akan menimbulkan kreatifitas kerja yang lebih

baik lagi apakah selama ini kantor SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau

mendengarkan keluhan petugas tentang pemeriksaan kesehatan berkala setelah

menjalankan tugas dilapangan, seperti yang telah diungkapkan oleh Said

Sudrajad, S.Sos.,M.Si (wawancara Rabu, tanggal 6 Desember 2016) menjelaskan

“Kita tetap mendengarkan keluhan yang datang dari petugas maupun

dari pegawai, kalau bisa apapun keluhan tersebut bisa kita akomudir

oleh Pemerintah”.

Sedangkan menurut Pendapat Bennedict Paul B, S.Sos. (wawancara, Rabu tanggal

07 Desember 2016) menjelaskan

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

33

“Keluhan tetap ada, apabila ada keluhan dari anggota akan kita

sampaikan kepada pimpinan akan ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi

yang ada”.

Menurut pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa apabila terjadi keluhan

gangguan kesehatan anggota SATPOL PP didalam menjalankan tugas dilapangan

maka secara langsung harus cepat ditindaklanjuti agar tidak terjadi penyakit yang

patal, jika terjadi kericuhan dilapangan maka setiap petugas harus melakukan

pengecekan berkala sampai gangguan kesehatan itu sembuh dan wajib dilaporkan

kepada pimpinan agar keluhan itu bisa terselesaikan dengan baik, penyelesaian

keluhan merupakan hal utama di kantor SATPOL PP agar setiap petugas didalam

menjalankan tugas dapat berjalan baik dan aman.

Menjalankan tugas dengan aman terhindar dari kericuhan merupakan

harapan bagi anggota SATPOL PP didalam melaksanakan tugas dilapangan,

apalagi ditambah dengan asuransi keselamatan dan kesehatan kerja maka secara

langsung akan menimbulkan kinerja SATPOL PP yang bagus, anggota merasa

diperhatikan oleh atasan terutama menjalankan tugas berat dan resiko yang tinggi

dilapangan sehingga masing-masing anggota berlomba-lomba untuk menciptakan

kinerja yang baik didalam menjalankan tugas sehari hari, untuk itu penulis ingin

melihat harapan anggota SATPOL PP terhadap bentuk perhatian Kantor SATPOL

PP Provinsi Kepulauan Riau dengan adanya Program BPJS saat ini, seperti yang

telah diungkapkan oleh Bennedict Paul B, S.Sos (wawancara Rabu tanggal 07

Desember 2016) menjelaskan

“Pihak yang kompeten dalam hal ini Kepala Daerah dan Legeslatif

hendaknya menyetujui anggaran yang diperuntukan buat PTT maupun

PHL di SKPD Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau”.

Sedangkan menurut Pendapat Alhadi Nasution, SE (wawancara, Selasa tanggal 7

Desember 2016) menjelaskan

“Harapan saya agar para pimpinan lebih memperhatikan anggotanya

melalui Program BPJS”.

Dari beberapa Pendapat diatas dapat dijelaskan Anggota SATPOL PP

yang berstatus PTT dan PHL sangat mengharapkan asuransi didalam menjalankan

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

34

tugas, agar dapat menghidarkan resiko patal dilapangan sehingga sewaktu

menjalankan tugas dapat menimbulkan rasa aman, Kepala SATPOL PP memang

secara langsung sudah mengajukan anggaran pengajuan kepada Pemerintah

Daerah diperuntukkan PTT dan PHL mendapatkan asuransi BPJS, pimpinan

merasakan begitu pentingnya BPJS tersebut agar dapat menguraangi resiko kerja

didalam menjalani tugas ketertiban umum.

Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis menyimpulkan manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan oleh Kantor SATPOL PP

Provinsi Kepulauan Riau dapat dikatekan sudah baik dikarenakan sebagaian

pegawai terutama Aparatur Sipil Negara sudah memiliki Asuransi BPJS,

sedangkan untuk PTT dan PHL sudah mulai diajukan anggaran ke APBD Provinsi

untuk didaftarkan untuk menjadi anggota BPJS, dan jika seluruh SATPOL PP

sudah aktif menjadi anggota BPJS maka akan dilakukan pengecekan secara

berkala, sehingga anggota mengetahui penyakit yang mereka alami sewaktu

melaksanakan tugas, Pimpinan Kepala SATPOL PP terus mengawasi kesehatan

para anggota lebih dini agar tidak terjadi penyakit yang patal dan sehingga

beberapa keluhan yang ada dianggota sudah dapat ditindaklanjuti dengan baik dan

memberikan bentuk perhatian atasan kepada bawahannya dengan mendaftarkan

setiap anggota SATPOL PP menjadi anggota BPJS agar resiko yang dialami

didalam menjalankan tugas dapat berkurang.

E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu,

khususnya mengenai hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:

1. Implementasi Program Jaminan Kesehatan bagi pegawai Kantor Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau tidak terealisasi/tidak baik,

hasil ini dikarenakan :

a. Pegawai PTT dan PHL masih belum menggunakan BPJS Kesehatan.

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

35

b. Belum adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah Provinsi untuk

mewajibkan setiap anggota SATPOL PP yang PTT maupun PHL harus

mempunyai asuransi BPJS, sehingga Kepala Satuan harus memberanikan

diri mengajukan anggaran asuransi BPJS untuk PTT dan PHL, mengingat

tingginya resiko dan beban kerja yang dilakukan oleh anggota SATPOL

PP didalam menjalankan tugas penertiban umum di lapangan.

2. Tidak adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja SATPOL PP kepada

petugas patroli yang berstatus PTT dan PHL, jika terjadi kecelakaan kerja

kantor SATPOL PP belum bisa membantu memberikan perlindungan

kesehatan serta meringankan biaya pengobatan dikarenakan tidak adanya

anggaran pengobatan mengingat resiko kerja anggota SATPOL PP yang

cukup tinggi mereka diwajibkan untuk memiliki asuransi perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan oleh Kantor

SATPOL PP Provinsi Kepulauan Riau dapat dikatakan sudah baik

dikarenakan sudah adanya pengajuan Anggaran APBD Provinsi untuk

mendaftarkan setiap Anggota SATPOL PP terutama PTT dan PHL untuk

diaktifkan menjadi anggota BPJS dan bisa dilakukan pengecekan secara

berkala, sehingga anggota mengetahui penyakit yang mereka alami sewaktu

melaksanakan tugas.

2. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat penulis memberikan saran-saran

untuk perbaikan dalam mengimplementasikan Program Jaminan Kesehatan bagi

Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau adalah

sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau untuk

membuat Kebijakan bahwa setiap PTT dan PHL harus memiliki asuransi

BPJS.

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

36

2. Diharapkan kepada Anggota Legeslatif (DPRD Provinsi Kepulauan Riau)

dapat menyetujui anggaran pembayaran BPJS untuk PTT dan PHL setiap

tahun.

3. Diharapkan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja untuk memperhatikan

keselamatan dan kesehatan kerja anggota SATPOL PP.

4. Diharapkan kepada Anggota SATPOL PP untuk terus bekerja secara efektif

didalam menertifkan ketertiban umum.

DAFTAR PUSTAKA

Abeng,Tanri. 2006. Profesi Manajemen. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta, Rineka Cipta.

Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yokyakarta,

Gardja Mada

Ibrahim, Amin. 2008. Teory dan Konsep Pelayanan Publik Serta

Implementasinya. Bandung, Mandar Maju

Mangkunegara A.A Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung, Remaja Rosdakarya

Moekijat. 2005. Pengembangan Organisasi. Bandung, Penerbit Mandar Maju

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung,

Remajarosdakarya

Nugroho D, Rian. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Jakarta, Elex Media Kopunindo

Ramli Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja:

OHSAS 18001. Jakarta, Dian Rakyat

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta, Penerbit Andi

Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta, Alfabeta

Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi

Daerah. Jakarta, Citra Utama

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BAGI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Sebagai pengantar tentang implementasi Program Jaminan Kesehatan

37

Thoha, Miftah. 2002. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta, Raja Grafindo Persada

Umar Hesein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta,

Gramedia Pustaka Utama

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik : Teori dan Proses Edisi Revisi.

Yogyakarta, Media Pressindo

DOKUMEN

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1991 tentang

Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun,

Veteran, Perintis Kemerdekaan Beserta Keluarganya

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemeritah dan Kewenangan Provisi Sebagai Daerah Otonom

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan

Kesehatan

Buku Saku Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Riau

Tentang Standar Operasional Prosudur Tahun 2014

INTERNET

Evy R. Syamsir. Demo di HUT Kepri (Antara Kepri, 24 September 2014)

Redaktur Majalah Kepridays. Demo Kantor Gubernur Ricuh, Massa Lempar

Aqua Gelas (07 November 2014)