implementasi pendidikan inklusif bagi anak usia dini

21
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Upload: oki

Post on 22-Jan-2016

146 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI. Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. SIAPAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS?. Kesulitan belajar khusus Gangguan bicara atau bahasa - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Program Pascasarjana

Universitas Negeri Jakarta

Page 2: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

SIAPAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS?

• Kesulitan belajar khusus• Gangguan bicara atau bahasa• Tunagrahita• Gangguan emosional• Gangguan pendengaran (tunarungu)• Gangguan penglihatan (tunanetra)• Tunalaras • Gangguan ortopedik dan kesehatan• Autistik• Lantib & berbakat (gifted & talented)

Page 3: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGANPENDIDIKAN INKLUSIF?

Pendidikan inklusif adalah penggabungan layanan pendidikan reguler dengan pendidikan khusus dalam satu sistem yang dipersatukan

Sekolah inklusif adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dengan pendidikan reguler untuk mempertemukan kebutuhan individual anak berkebutuhan khusus

Page 4: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

MUNGKINKAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DIINTEGRASIKAN DI SEKOLAH

REGULER?

Anak berkebutuhan khusus dapat diintegrasikan di sekolah reguler jika:

1. Kurikulum sekolah reguler akomodatif terhadap kebutuhan anak berkebutuhan khusus

2. Guru menciptakan suasana inklusif dan koperatif

3. Lingkungan sosial menghormati perbedaan antar manusia

4. Sekolah memperluas aksesabilitas anak berkebutuhan khusus masuk sekolah reguler

Page 5: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BUDAYA

Untuk meningkatkan kualitas budaya pendidikan hendaknya:

1. Mengubah sistem pendidikan yang segregatif dan eksklusif menjadi integratif dan inklusif

2. Mengubah sikap pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat yang diskriminatif menjadi masyarakat yang demokratis

Sistem pendidikan yang integratif dan inklusif harus dibangun atas dasar filosofi yang demokratis, nilai-nilai religi, pengetahuan ilmiah, dan perundang-undangan nasional dan internasional.

Page 6: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN INKLUSIF

• Pancasila

• Bhinneka Tunggal Ika sebagai pengakuan kebhinnekaan antar manusia yang mengemban misi tunggal sebagai khalifah Tuhan di muka bumi untuk membangun kehidupan bersama (live together) yang lebih baik dalam rangka meningkatkan kualitas pengabdian (improving the quality of worship) kepada Tuhan Yang Maha Esa

Page 7: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

EMPAT PILAR PENDIDIKANUNESCO SAJA TIDAK CUKUP

1. Learning to know

2. Learning to do

3. Learning to be

4. Learning to live together

5. Learning for improving the quality of worship to Allah S.W.T.

Page 8: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

LANDASAN RELIGIPENDIDIKAN INKLUSIF

Al Quran

• S. 1 Al Faatihah: 2 “Tuhan sebagai Penguasa/Pendidik alam semesta”.

• S. 2 Al Baqarah: 29-33

“Bumi diciptakan oleh Allah S.W.T. untuk manusia.”

“Manusia diciptakan sebagai khalifah Tuhan di muka bumi.”

“Manusia dikaruniai potensi yang dapat dikembangkan hingga hampir tak terbatas, yang membuat semua makhluk lain, kecuali iblis, tunduk kepada manusia.”

• S. 43 Az Zukhruf: 32 “Manusia diciptakan sebagai makhluk bhinneka agar dapat saling berhubungan dalam rangka saling membutuhkan.”

• S. 5 Al Maidah: 2 dan 48 “Bertolong-tolonganlah dalam berbuat kebajikan (interaksi koperatif)” dan “Berlomba-lombalah dalam berbuat kebajikan (interaksi kompetitif).”

Page 9: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (1)

• Mengapa orangtua memasukkan anak berkebutuhan khusus ke sekolah khusus (sekolah luar biasa)? Karena sekolah reguler belum menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus untuk belajar.

• Mengapa sekolah reguler belum menjadi tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus ? Karena sistem pendidikannya belum inklusif

Page 10: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (2)

Mengapa sekolah reguler bukan sebagai tempat belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus? Karena sekolah reguler diskriminatif, individualistik, dan didominasi oleh suasana belajar kompetitif yang tidak sehat

Ada 4 suasana belajar kompetitif yang sehat yaitu: (1) kompetisi antar individu berkemampuan setara (2) kompetisi antar kelompok berkekuatan seimbang(3) kompetisi dengan standar nilai minimum (4) kompetisi dengan diri sendiri.

Kompetisi yang tidak sehat dan paling buruk dampaknya bagi perkembangan anak adalah kompetisi antar individu berkemampuan heterogen

Page 11: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAHPENDIDIKAN INKLUSIF (3)

Dapatkah anak berkebutuhan khusus diintegrasikan dengan anak normal di sekolah reguler?

Fakta menunjukkan bahwa banyak anak berkebutuhan khusus yang belajar bersama anak normal dengan kurikulum yang sama di sekolah reguler

Jika guru menggunakan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan anak berkebutuhan khusus dan menciptakan suasana belajar yang inklusif, niscaya anak berkebutuhan khusus akan lebih mampu berintegrasi di sekolah reguler

Page 12: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (4)

Apakah ada data ilmiah yang menunjukkan bahwa sekolah segregatif-eksklusif lebih efektif daripada sekolah integratif-inklusif?

Data ilmiah menunjukkan bahwa sekolah integratif-inklusif lebih efektif atau sama efektifnya dengan sekolah segregatif-eksklusif

Mengapa tidak memilih sekolah inklusif?

Page 13: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

LANDASAN PENGETAHUAN ILMIAH PENDIDIKAN INKLUSIF (5)

Apa landasan filosofis, religi, pengetahuan ilmiah, dan hukum sekolah segregatif?

Landasannya tiidak jelas, hanya atas dasar asumsi, hipotetis, dan hanya common sense belaka

Page 14: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

ALASAN PERLUNYA PENDIDIKAN INKLUSIF (1)

• Lebih menjamin terbentuknya masyarakat yang demokratis• Sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan• Menghindarkan anak berkebutuhan khusus yang tergolong cacat

menjadi rendah diri dan yang tergolong unggul menjadi tinggi hati• Memberikan kemudahan untuk melakukan penyesuaian sosial• Siswa dapat saling belajar tentang pengetahuan dan keterampilan• Guru reguler dan guru pendidikan khusus dapat saling belajar tentang

anak• Anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh prestasi lebih baik di

bidang akademik maupun sosial• Tidak ada pembelajaran dan perlakuan yang ada di sekolah khusus

yang tidak dapat dilakukan di sekolah reguler yang inklusif

Page 15: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

ALASAN PERLUNYAPENDIDIKAN INKLUSIF (2)

• Penggunaan sumber belajar dapat dilakukan secara lebih efisien

• Dapat mengurangi rasa takut dan dapat membangun persahabatan menghargai orang lain, dan saling pengertian

• Lebih efektif bagi anak untuk mengembangkan persahabatan dan menyiapkan diri menghadapi kehidupan orang dewasa dalam lingkungan kerja yang beraneka ragam setelah selesai sekolah

• Memudahkan anak berkebutuhan khusus untuk mengenal lingkungan sosial dan toleransi yang dapat mengurangi rasa sakit akibat penolakan.

• Sesuai dengan filosofi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

• Sesuai dengan tuntutan perundang-undangan nasional dan internasional

Page 16: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

LANDASAN YURIDISPENDIDIKAN INKLUSIF

• Declaration of Human Right (1948).

• Convention on the Right of Child (1989).

• The Salamanca Statement on Inclusive Education (1994).

• Life Long Education and Education for All (1995).

• Dakar Statement (2000).

• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 17: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF(1)

• Mulai dari PAUD• Mulai dari kondisi nyata di sekolah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa banyak anak berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah reguler

• Semua guru sekolah reguler harus belajar tentang dasar-dasar pendidikan khusus.

• Menempatkan guru pendidikan khusus di sekolah reguler dan memberikan kesempatan kepada guru sekolah reguler untuk bekerjasama

• Menjadikan profesi guru sebagai profesi yang menarik minat dan bermartabat

Page 18: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF(2)

• Berikan kepada semua calon tenaga kependidikan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang pendidikan khusus.

• Kembangkan gugus tugas (task force) pendidikan inklusif yang melibatkan berbagai departemen, lembaga, LSM terkait dan orangtua.

• Tingkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan tenaga kependidikan dengan pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota untuk merancang sistem pendidikan inklusif.

• Kembangkan laboratorium sekolah inklusif untuk melaksanakan penelitian untuk perbaikan sekolah inklusif secara terus menerus.

Page 19: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

APA YANG HARUS DILAKUKAN LEMBAGA PAUD

MENUJU PENDIDIKAN INKLUSIF• Ciptakan suasana inklusif dan koperatif di antara guru,

murid, dan orangtua• Berikan pemahaman kepada semua pengambil kebijkan

pendidikan tentang hakikat pendidikan inklusif• Berikan pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai

pendidikan khusus kepada semua guru• Tempatkan guru pendidikan khusus (special education

teacher) di sekolah reguler• Kembangkan program-program pendidikan yang

didasarkan atas kebutuhan individual siswa (individualized education programs)

Page 20: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

RANGKUMAN

Pendidikan inklusif bukan sekedar penerapan pendekatan atau metode tetapi merupakan implementasi filosofi yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan sebagai bentuk pengabdian manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaannya membutuhkan keyakinan akan kebenarannya, pengetahuan ilmiah yang relevan, saling bertukar pikiran antar para pakar, dan kesabaran bagi semua pihak untuk melaksanakannya.

Page 21: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI ANAK USIA DINI

TERIMA KASIH