implementasi filsafat pendidikan pada kurikulum 2013
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
1/23
1
Tugas Makalah Filsafat Pendidikan
IMPLEMENTASI FILSAFAT
PENDIDIKAN PADA
KURIKULUM 201 3
Oleh :
Iwan Sunarya Panjaitan
NIM. 8136132065
Program Studi Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
2/23
2
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Analisis Filsafat Pendidikan yang
diterapkan Pada Kurikulum 2013.”
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman akan beberapa aliran
filsafat pendidikan yang akan menentukan sistem pendidikan terkhususnya terkaitdengan kurikulum yang diterapkan suatu bangsa dan sekaligus melakukan apa yang
menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Filsafat Ilmu Pendidikan ”
Dalam proses pendalaman materi Filsafat Pendidikan ini, tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, dan pengetahuan, untuk itu rasa terima kasih yang
dalam-dalamnya kami sampaikan kepada:
•
Bapak Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, M.si, selaku dosen mata kuliah “Filsafat IlmuPendidikan”
• Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan
untuk makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,
Medan, 31 Oktober 2013
Penyusun
Iwan Sunarya Panjaitan
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
3/23
3
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3C. Batasan Masalah 3
D. Tujuan 3
E. Manfaat Makalah 3
BAB II PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Defenisi Kurikulum 4
B. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum 51. Filsafat dan Tujuan Pendidikan 5
2. Kurikulum dan Filsafat Pendidikan 6
C. Pola Pengembangan Kurikulum 2013 10
1. Latar Belakang Lahirnya Kurikulum 2013 10
2. Konsep dan Struktur Kurikulum 2013 11
D. Analisis Filsafat Pendidikan sebagai Landasan Filosofis 14
Kurikulum 2013
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
4/23
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan dalam kegiatan pembelajaran atau dalam kelas, akan bisa
berjalan dengan lancar, kondusif, dan interaktif apabila dilandasi oleh dasar kurikulum
yang baik dan benar. Pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika kurikulum menjadi
penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Kurikulum mengandung sekian
banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran terlaksana dengan optimal. Baik
buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulumnya, apakah mampu membangun
kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak.
Kurikulum merupakan program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya
melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat.
Kurikulum berkaitan erat dengan proses pembelajaran sebagai ruang beraktivitas belajar
peserta didik supaya mereka mendapat bekal pengetahuan yang baik dan mampu
membangun kekuatan kecerdasan baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk itu
kurikulum harus dibangun dengan sedemikian cerdas, mencakup segala kebutuhan
peserta didik, dan meliputi segenap alat penggali dan pengembangan potensi sekaligus
bakat peserta didik sehingga mampu melakukan pertunjukan diri terhadap bakat dan
potensi yang dimiliki. Proses pendidikan yang menerapkan kurikulum yang cerdas ini
akan melahirkan generasi yang berkualitas, berdaya saing tinggi, dan bisa berkompetisi
secara elegan.
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting,
sehingga kurikulum sering diibaratkan dengan sebuah fondasi rumah atau gedung.
Gedung yang tidak memiliki landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin
atau terjadi goncangan, bangunan tersebut akan mudah roboh. Demikian pula halnya
dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum
tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah peserta
didik. Yamin (2012 :17) mengemukakan bahwa landasan pengembangan kurikulum
dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran
atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
5/23
5
Salah satu landasan pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, yaitu
filsafat-filsafat pendidikan yang sangat dibutuhkan dalam menentukan arah dan tujuan
pendidikan. Filsafat akan menentukan arah kemana peserta didik akan dibawa.
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena
tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa,
maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau pandangan
hidup yang dianut oleh bangsa tersebut. Oleh karena itu, terdapat hubungan yang erat
antara kurikulum pendidikan si suatu negara dengan filsafat negara yang dianutnya.
Tujuan pendidikan Nasional Indonesia yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu : Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka untuk
mencapai tujuan pendidikan Nasional Indonesia diterapkanlah kurikulum bagi sekolah
penyelenggara pendidikan Indonesia.
Dalam sejarah pendidikan Indonesia Tercatat sudah ada 9 kurikulum yang pernah
diterapkan; kurikulum pertama tahun 1947, kurikulum tahun 1964, kurikulum 1976,
kurikulum 1984, kurikulum 1994, Kurikulum edisi revisi 1999 dan yang terbaru
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, yang dilanjut dengan lahirnya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, dan yang terakhir Kurikulum 2013. Masing-
masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap
kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik yang
paling sesuai dengan jamannya.
Adapun orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi
yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara
pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Perubahan yang paling berdasar
adalah nantinya pendidikan akan berbasis science dan tidak berbasis hafalan lagi.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
6/23
6
Dengan adanya deskripsi diatas, penulis mencoba untuk menganalisa kurikulum
2013 tersebut dengan pendekatan beberapa teori dan Mazhab-mazhab filsafat
pendidikan seperti; Idealisme, Realisme, Materialisme, Pragmatisme, Eksistensialisme,
Progresivisme, Perenialisme, Esensialisme, dan Rekonstruksionalisme.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan
akan dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana aliran-aliran filsafat pendidikan akan mempengaruhi kurikulumpendidikan?
2. Bagaimana implementasi filsafat pendidikan pada pengembangan kurikulum
2013?
C. Batasan Masalah
Mengingat ada beberapa landasan pokok dalam pengembangan kurikulum di
Indonesia, dan keterbatasan waktu dalam membuat makalah ini, maka makalah ini
hanya membahas analisis pengembangan kurikulum 2013 dan landasan filosofisnya.
D. Tujuan Makalah
Bertitik tolak dari masalah yang akan dibahas secara umum, makalah ini bertujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana aliran-aliran filsafat pendidikan akan
mempengaruhi kurikulum?.
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi filsafat pendidikan pada
pengembangan kurikulum 2013.
E. Manfaat Makalah
Dengan tercapainya tujuan makalah ini, makalah ini mempunyai manfaat
praktis, yaitu makalah ini akan dapat menambah wawasan tentang filsafat pendidikan
yang menjadi landasan filosofis kurikulum 2013, dan dapat memberikan gambaran
mengenai kurikulum 2013 dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
7/23
7
BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Defenisi Kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat
berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai
finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject ) yang
harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller (dalam Yamin, 2012: 23) berpendapat bahwa
kurikulum mencakup metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan semua
program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan
administrasi, dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan serta
memungkinkan memilih mata pelajaran. Pendapat senada dikemukan oleh Alice Mikel
(dalam Yamin, 2012: 23) yang menyatakan bahwa kurikulum meliputi keadaan gedung,
suasana sekolah keinginan, keyakinan, pengetahuan, dan sikap orang-orang yang
melayani dan dilayani sekolah, yakni peserta didik, masyarakat, para pendidik dan
personalia (termasuk penjaga sekolah, pegawai administrasi, dan orang lain yang
memiliki hubungan dengan murid). Oleh karenanya, kurikulum meliputi segala
pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang di dapat anak di sekolah.
Nasution (2009: 5) memandang bahwa kurikulum adalah suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Pendapat senada dan
menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander dan Lewis yang
menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa supaya
belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah.
Di sistem pendidikan Indonesia ditegaskan defenisi kurikulum sebagaimana dalam
UU SPN No 20 Tahun 2003 pada bab I pasal 1 ayat 19, yaitu seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
8/23
8
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Jadi kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan
melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, selain
kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal yang terakhir ini sering
disebut ekstrakurikuler.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan perangkat perencanaan dan
pengaturan tentang tujuan, kompetensi dasar, materi dasar, hasil belajar, serta penerapan
pedoman pelaksanaan aktivitas belajar guna meraih kompetensi dasar dan tujuan
pendidikan.
B. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
1. Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama
dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah dan
tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah kemana peserta didik akan dibawa.
Untuk itu harus ada kejelasan tentang pandangan hidup manusia atau tentang hidup daneksistensinya.
Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat memengaruhi
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan sendiri pada
dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya
terjadi. Nasution (2009: 15) berpendapat bahwa filsafat suatu negara tidak bisa
dipungkiri akan memengaruhi tujuan pendidikan di negara tersebut. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan disuatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara
lainnya, sebagai implikasi dari adanya perpedaan filsafat pendidikan yang dianutnya.
Tujuan pendidikan Nasional Indonesia bersumber pada pandangan hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila. Ini berarti bahwa pendidikan
di Indonesia harus membawa peserta didik agar menjadi manusia yang ber-Pancasila.
Nilai-nilai filsafat Pancasila yang dianut bangsa Indonesia dicerminkan dalam rumusan
tujuan pendidikan nasional seperti tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
9/23
9
Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya segenap potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional).
2. Kurikulum dan Filsafat Pendidikan
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu
bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau
pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut. Oleh karena itu, Sukirman dan Asra
(dalam Tim Pengembang MKDP 2012: 21) mengatakan terdapat hubungan yang sangat
erat antara kurikulum pendidikan di suatu negara dengan filsafat negara yang dianutnya.
Perumusan tujuan pendidikan, penyusunan program pendidikan, pemilihan dan
penggunaan pendekatan atau strategi pendidikan, peranan yang harus dilakukan
pendidik/peserta didik senantiasa harus sesuai dengan falsafah hidup bangsa Indonesia,
yaitu Pancasila.
Keberadaan aliran-aliran filsafat lainnya dalam pengembangan kurikulum di
Indonesia dapat digunakan sebagai acuan, akan tetapi hendaknya dipertimbangkan dan
dikaji kesuaiannya dengan nilai-nilai falsafah hidup bangsa Indonesia, karena tidak
semua konsep aliran filsafat dapat diadopsi dan diterapkan dalam sistem pendidikan
kita. Pandangan tentang apa yang baik, demikian pula tentang berbagai aspek filsafat
lainnya berbeda-beda secara esensial menurut alirannya. Dibawah ini akan diberikan
uraian singkat mengenai enam aliran utama dalam filsafat, yakni (1) pragmatisme, (2)
eksistensialisme, (3) Progresivisme, (4) Humanisme, (5) Perelianisme, dan (6)
Rekontruksionisme. Dalam garis besarnya pendirian tiap aliran itu dirangkum dalam
tabel berikut. Sekaligus untuk membandingkan pendirian keenam aliran itu mengenai
pandangan tentang kurikulum.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
10/23
10
Tujuan Pendidikan Anak Didik Guru Kurikulum Metode
P R
A G M A T I S M E
Memampukan anak
didik hidup
dimasyarakat;
membentuk
pengetahuan
menjawab
kebutuhan sosial
Murid belajar hal
yang dibutuhkan dan
diminatinya
Guru berperan
sebagai rekan dialog
peserta didik
menghadapi
kenyataan hidup.
Ikuti perubahan
sosial; tekankan
proses bukan isi.
Keberhasilan
pendidikan dilihat
dari penilaian
sosial
Metode dan kompetensi
pemecahan masalah dan
partisipatif diutamakan.
Suasana belajar
menyenangkan;demokratis; karyawisata.
E K S I S T E N S I A L I S M E
Pendidikan bertujuan
membebaskan
manusia dari
tekanan dan
keterikatan sosial
dan menemukan
realisasi diri secara
optimal
Pendidikan
membantu anak
didik menyadari
dirinya sebagaipribadi yang
memilih, bebas dan
bertanggung jawab
Pembelajaran sangat
individual; unik bagi
setiap orang. Anak
didik mengambil
keputusan apa yang
ingin dipelajarinya
Tugas dan peran
guru sebgai
pembantu
menemukan makna;
fasilitator
Kurikulum selalu
berubah dan harus
menjawab
kebutuhan anak
didik
Pengajaran pengetahuan
dasar dan humaniora
ditekankan.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
11/23
11
Tujuan Pendidikan Anak Didik Guru Kurikulum Metode
P R O G R E S I V I S M E
Membentuk anak
didik mampu hidup
dalam masyarakat
Pendidikan bertolak
dari anak didik (yang
belajar)
Pribadi mandiri: aktif,
dan penuh minat;
bukan pasif
Anak didik bukan
pribadi yang harus
senantiasa
bergantung paa
orang lain.
Guru berperan
sebagai penasihat,
pembimbing, rekan
perjalanan anak
didik, bukan sebagai
pribadi yang otoriter
dan pengatur.
Guru tidak boleh
mengharuskan anak
didik menerima
gagasan yang
dianggap guru
absolut.
Hal yang dipelajari
anak bersesuaian
dengan masalah
dan kebutuhan
masyarakat.
Kegiatan dikelas sarat
dengan pemecahan
masalah ( problem
solving); bukan
menguasai informasi
yang diajarkan guru atau
yang ditulis dalam buku
sumber.
Suasana belajar
kooperatif (kerjasama)
dan demokratis (politik
pembelajaran).
H
U M A N I S M E
Membentuk peserta
didik menjadi dirinya
sendiri (menemukan
kemampuan/potensi
dan makna dirinya)
Pribadi yang
mempunyai potensi
dan kreativitas untuk
dikembangkan dalam
sepanjang hayatnya
Pribadi yangmempunyai
kebebasan belajar.
Guru berperan
sebagai
pembimbing,
motivator, serta
pendamping anak
didik.
Membangun rasa
percaya diri untuk
berhasil
Hal yang dipelajari
apa yang dirasakan
anak bagi dirinya.
Kelas terbuka; sekolah
bebas; dan anak tidak
boleh gagal dalam
kegiatan belajarnya.
Suasana terbuka,
penggunaan imajinasidan kreativitas
ditekankan.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
12/23
12
Tujuan Pendidikan Anak Didik Guru Kurikulum Metode
P E R E L I A N I S M E
Membentuk dan
menyiapkan anak
didik menjadi cerdas,
elit, berpengetahuan,
berdisiplin tinggi,
agar mampu
menunaikan tugas
hidupnya.
Menentang konsep
progresivisme
Pendidikan bersifat
aristokratik
Anak didik dianggap
“Hewan”
rasional/berpikir.
Sebagai manusia,
semua anak didik
sama hakekatnya, jadi
membutuhkan
pendidikan yang
serupa.
Memiliki
pengetahuan yang
luas yang berisi
kebenaran hakiki
harus diajar.
Menguasai ilmu-
ilmu dan
pengetahuan masa
lalu yang teruji dan
diajarkan kepada
anak didik.
Bahan-bahan
pelajaran dasar
yang berisi hakiki
harus diajarkan
Bahan pemikiran
masa lalu harus
terus dilestarikan
dan diajarkan
kepada anak didik.
Fokuis pembelajaran
kepada penguasaan
bahan pelajaran melalui
olah pikiran.
Metode disiplin dan
latihan perlu
dikembangkan agar
anak mampu menguasai
pengetahuan.
R E K O N T R U K S I O N I S M E
Pendidikan bertujuan
menyiapkan anak
didik berperan aktif
memperbaharui
tatanan kehidupan
sosialnya yang
dilanda berbagai
ragam krisis dan
masalah.
Anak didik bagian dari
masyarakatnya dan
harus aktif.
Anak didik sebagai
agen pembaharuan
sosial, bukan hanya
penerimapengetahuan.
Guru berperan
sebagai pemrakarsa
gagasan untuk
pembaruan sosial.
Guru berperan
sebagai
pembimbing,fasilitator,
motivator, dan
transformator.
Hal yang dipelajari
adalah masalah-
masalah sosial,
keluarga,
masyarakat-isu
kemiskinan,
korupsi,
ketidakadilan,
penderitaan, HAM.
Pendekatan belajar di
kelas menekankan
prinsip demokratis;
berpikir cerdas dan kritis
dalam rangka
pemecahan masalah
sosial
Proyek, aksi, dan refleksi
ditekankan.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
13/23
13
C. Pola Pengembangan Kurikulum 2013
1. Latar Belakang Lahirnya Kurikulum 2013
Dalam sejarah pendidikan Indonesia Tercatat sudah ada 9 kurikulum yang pernah
diterapkan; kurikulum pertama tahun 1947, kurikulum tahun 1964, kurikulum 1976,
kurikulum 1984, kurikulum 1994, Kurikulum edisi revisi 1999 dan yang terbaru
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, yang dilanjut dengan lahirnya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, dan yang terakhir Kurikulum 2013. Masing-
masing kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap
kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta didik yang
paling sesuai dengan jamannya.
Mulai tahun ajaran 2013/2014 kurikulum 2013 telah dilaksanakan secara bertahap,
menggantikan kurikulum sebelumnya. Berkaitan dengan pentingnya penerapan
kurikulum 2013, berbagai latar belakang yang dikemukakan oleh pemerintah . Menurut
Mendikbud Muhamad Nuh, Penerapan kurikulum 2013 penting dan genting terkait
bonus demografi pada 2010-2035 - jumlah penduduk yang meledak harus bisa terserap
pasar. Artinya pendidikan hanya menciptakan buruh-buruh pabrik – pasar tenaga kerja
sistem kapitalisme. Alasan lain adalah akhlak generasi muda yang semakin brutal: tidak
jujur, tidak disiplin, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan
kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Disamping isu moral, juga
dikemukakan isu ekonomi, yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan
ketahanan pangan (kompas.com).
Alasan lain yang dikatakan Muhammad Nuh adalah hasil pembandingan antara
materi TIMSS (Trends in International Mathematichs and Science Study) 2011 dan
materi kurikulum 2006, untuk mata pelajaran Matematika dan IPA, menunjukkan
kurang dari 70 persen materi TIMSS yang telah diajarkan sampai dengan kelas VIII
SMP. Hasil studi TIMSS menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat
rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis
dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4)
melakukan investigasi.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
14/23
14
Belum lagi rumusan kompetensi pada kurikulum yang lama belum sesuai dengan
tuntutan UU dan praktik terbaik di dunia, ketidaksesuaian materi mata pelajaran dan
tumpang tindih yang tidak diperlukan pada beberapa materi mata pelajaran, kecepatan
pembelajaran yang tidak selaras antarmata pelajaran, dangkalnya materi, proses, dan
penilaian pembelajaran, sehingga peserta didik kurang dilatih bernalar dan berfikir.
Generasi muda Indonesia perlu disiapkan dalam kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Muhammad Nuh juga menegaskan bahwa Dalam memenuhi
kebutuhan kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas,
bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum
berbasis kompetensi. Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga
kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan
adalah manusia seutuhnya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu
dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan). Di dalamnya terdapat sejumlah kompetensi yang harus
dimiliki seseorang agar dapat menjadi orang beriman dan bertakwa, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
2. Konsep dan Struktur Kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianutnya. Yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep
kurikulum. Hidayat dalam artikelnya tentang konsepsi kurikulum menjelaskan ada tiga
konsep tentang kurikulum 2013 yaitu : kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem,
dan sebagai bidang studi.
Konsep Pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum dipandang
sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada
suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-
mengajar, jadwal, dan evaluasi. Konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu
kepada kualitas guru sebagai implementator di lapangan.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
15/23
15
Konsep Kedua, adalah kurikulum 2013 sebagai suatu sistem, yaitu sistem
kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem
pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
Konsep Ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi
kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu
tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum,
mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan
berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang
dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Berubahnya kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 ini merupakan salah satu upaya
untuk memperbaharui setelah dilakukannya penelitian untuk pengembangan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan anak bangsa dan atau generasi muda. Inti dari Kurikulum
2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-integratif. Kurikulum
2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan
masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa
depan. Titik berat kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan :
1. Observasi,
2. Bertanya (wawancara),
3. Bernalar, dan
4. Mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau
mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Adapun obyek pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah : fenomena alam, sosial,
seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi
berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
16/23
16
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun
2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.
Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik
melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi. Kurikulum baru
tersebut akan diterapkan untuk seluruh lapisan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan. Siswa untuk mata pelajaran
kurikulum 2013 sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum
berbasis sains. Orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi
yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara
pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender
pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
- Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan
pada setiap satuan atau jenjang pendidikan
- Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka.
Struktur Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Kelompok A (Wajib) : Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan; Bahasa Indonesia;
Matematika; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelompok B (Wajib) :
Seni Budaya dan Prakarya; Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Salah satu
ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD, adalah bersifat tematik integratif. Dalam
pendekatan ini mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua
pelajaran, yaitu dua mata pelajaran itu akan diintegrasikan kedalam semua mata
pelajaran
Struktur Kurikulum 2013 untuk SMP/MTs. Kelompok A (Wajib): Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan; Bahasa
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
17/23
17
Indonesia; Matematika; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan Sosial; Bahasa
Inggris. Kelompok B(Wajib): Seni Budaya; Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan; Prakarya.
Struktur Kurikulum 2013 untuk SMA/MA. Kelompok A (Wajib): Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan; Bahasa
Indonesia; Matematika; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan Sosial; Bahasa
Inggris; Sejarah Indonesia. Kelompok B(Wajib): Seni Budaya; Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan; Prakarya dan Kewirausahaan. Kelompok C (Peminatan)
Matematika dan Sains: Matematika, Biologi, Fisika,Kimia. Peminatan Sosial Geografi,
Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Sedangkan Peminatan Bahasa: Bahasa dan Sastra
Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris Bahasa dan Sastra Asing lainnya; Antropologi.
D. Analisis Filsafat Pendidikan sebagai Landasan Filosofis Kurikulum 2013
Bangsa Indonesia baru memiliki filsafat umum atau filsafat negara ialah Pancasila.
Sebagai filsafat negara, Pancasila patut menjadi jiwa bangsa Indonesia, menjadi
semangat dalam berkarya pada segala bidang, dan mewarnai segala segi kehidupan dari
hari ke hari. Tetapi pada kenyataannya Pidarta (2007: 95) berpendapat bahwa belum ada
upaya mengoperasionalkan dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, termasuk dalam dunia
pendidikan. Pendapat ini didukung oleh Simanjuntak (2013: 61) yang menyatakan
filsafat pendidikan di Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah tidak jelas karena
selama ini dalam setiap jenjang studi yang ada selalu belajar filsafat dari barat sebagai
referensi untuk mengkritisi pendidikan.
Dunia pendidikan di Indonesia belum punya konsep atau teori-teori sendiri yang
cocok dengan kondisi, kebiasaan atau budaya Indonesia tentang pengertian pendidikan
dan cara-cara mencapai tujuan pendidikan. Sebagian besar konsep atau teori pendidikan
diimpor dari luar negeri sehingga belum tentu valid untuk diterapkan di Indonesia.
Teori-teori bisa didapat dengan cara belajar di luar negeri, atau dengan cara melakukan
studi banding. Dan yang paling banyak dilakukan adalah dengan mendatangkan buku
atau membeli buku dari negara lain itu. Inilah sumber-sumber konsep pendidikan di
Indonesia. Dengan demikian dapat diibaratkan manusia Indonesia yang dicita-citakan
seperti menempa patung dengan cetakan luar negeri (Pidarta, 2007: 95). Hasilnya tentu
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
18/23
18
tidak persis seperti manusia yang dicita-citakan, karena cetakan itu sendiri belum ada di
Indonesia. Berangkat dari anggapan inilah, kita mencoba membangun filsafat
pendidikan sendiri, yaitu filsafat Pancasila sebagai landasan pendidikan bangsa.
Oleh sebab itu, perumusan tujuan pendidikan, penyusunan program pendidikan,
pemilihan dan penggunaan pendekatan atau strategi pendidikan, peranan yang harus
dilakukan pendidikan/ peserta didik senantiasa harus sesuai dengan falsafah hidup
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Keberadaan aliran-aliran filsafat lainnya dalam
pengembangan kurikulum di Indonesia dapat digunakan sebagai acuan, akan tetapi
hendaknya dipertimbangkan dan dikaji kesesuaiannya dengan nilai-nilai falsafah hidup
bangsa Indonesia, karena tidak semua konsep aliran filsafat dapat diadopsi dan
diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia.
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau landasan
berpikir. Sukirman dan Asra (dalam Tim Pengembang MKDP 2012: 22) menjelaskan
kajian-kajian filosofis tentang kurikulum akan berupaya menjawab permasalahan-
permasalahan sekitar:
(1) bagaimana seharusnya tujuan pendidikan itu dirumuskan,
(2) isi atau materi pendidikan yang bagaimana yang seharusnya disajikan kepada
siswa,
(3) metode pendidikan apa yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan, dan
(4) bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan pendidik dan peserta didik.
Jawaban atas permasalahan tersebut akan sangat bergantung pada landasan filsafat
mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai titik tolak pengembangan kurikulum.
Kurikulum 2013 adalah nama baru dari berbagai nama atau istilah yang
disandangkan pada kurikulum sebelum-sebelumnya, istilah baru ini tentunya merupakan
upaya pemerhati ahli terhadap kurikulum untuk kemajuan dan kebutuhan dimasa
mendatang. Sebagai alasan mengapa kurikulum harus berubah adalah, untuk
mempersiapkan generasi sekarang agar mampu menjawab tantangan masa depan
Indonesia. Untuk mengetahui filsafat mana yang digunakan sebagai asumsi atau titik
tolak pengembangan kurikulum 2013, maka diberikan jawaban atas pertanyaan
permasalahan seperti yang dikemukakan di atas.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
19/23
19
(1) Bagaimana tujuan pendidikan dirumuskan dalam kurikulum 2013?
Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah kurikulum 2013, sebagaimana
yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 bertujuan
membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, dan berkepribadian luhur; berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; sehat,
mandiri, dan percaya diri; dan toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung
jawab.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
(2) isi atau materi pendidikan yang bagaimana yang disajikan kepada siswa pada
kurikulum 2013?
Adapun obyek pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah : fenomena alam, sosial,
seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki
kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan
yang lebih baik. Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
20/23
20
mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi
yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik-integratif
(Standar Proses).
Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
(3) metode pendidikan apa yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan pada
Kurikulum 2013?
Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib
merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta
didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta. Pembelajaran menggunakan metode scientific.
Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional
dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang
dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial
di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
21/23
21
(4) bagaimana peranan yang dilakukan pendidik dan peserta didik pada kurikulum
2013?
Peserta didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidik bekerjs
sama dengan alam dalam proses pengembangan kemampuan ilmiah. Tugas utama
pendidik menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat belajar
secara efektif dan efisien.
Pengembangan kurikulum yang mempunyai posisi yang jelas tentang pertanyaan-
pertanyaan di atas telah memiliki dasar yang memungkinkannya mengambil keputusan
yang sehat dan konsisten. Nasution (2009: 15) mengemukakan bahwa boleh dikatakantidak ada kurikulum yang menganut satu aliran sepenuhnya. Suatu kurikulum mungkin
mempunyai gabungan dari beberapa aliran filsafat pendidikan yang mendasarinya.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar
pengaruhnya dalam landasan filosofis kurikulum 2013 yaitu : Perenialisme,
Humanisme, Idealisme dan Progresivisme.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
22/23
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan :
1. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan di suatu negara
dengan filsafat negara yang dianutnya. Kurikulum pada hakikatnya adalah alat
untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi
oleh filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa, maka kurikulum yang
dikembangkan juga harus mencerminkan falsafah atau pandangan hidup yang
dianut oleh bangsa tersebut.
2. Perumusan tujuan pendidikan, penyusunan program pendidikan, pemilihan dan
penggunaan pendekatan atau strategi pendidikan, peranan yang harus dilakukan
pendidik/peserta didik senantiasa harus sesuai dengan falsafah hidup bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila.
3. Terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam
landasan filosofis kurikulum 2013 yaitu : Perenialisme, Humanisme, Idealisme dan
Progresivisme. Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa
kini.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya,
maka disarankan agar mencari sumber informasi yang lebih banyak, dan membahas
filsafat pendidikan yang lebih banyak juga dan membandingkan dengan kurikulum
yang lama.
-
8/17/2019 Implementasi Filsafat Pendidikan Pada Kurikulum 2013
23/23
23
DAFTAR PUSTAKA
Jayagiri, Hidayat. 2012. ”Kurikulum 2013 : Latar Belakang, Perubahan Konsep
Belajar, dan Jam Belajar”. [online] http://www.hidayatjayagiri.net/2012/12/kurikulum-
2013-latar-belakang-perubahan.html [diakses 01 November 2013]
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Dokumen Kurikulum 2013.
Muhammad Nuh. 2013. “Kurikulum 2013”. Harian Kompas Kamis, 07 Maret 2013
Nasution, S. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan-Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Rosidi, Sakban. 2013.”Kurikulum 2013, menghina Filsafat Pendidikan?”. [online].
http://filsafat.kompasiana.com/2013/06/23/kurikulum-2013-menghina-filsafat-pendidikan-
567702.html [diakses 01 November 2013]
Sadulloh, Uyoh. 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Simanjuntak, Junihot. 2013. Filsafat Pendidikan dan Pendidikan Kristen. Jogjakarta :Andi
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2012. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yamin, Mohammad. 2013. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.
Jogjakarta : Diva Press