immobilisasi fraktur radius ekstra

8
Immobilisasi Fraktur Radius Ekstra-Artikular Distal (Tipe Colles) Dalam Dorsofleksi. Outcome Fungsional dan Anatomis Baruah RK et al journal of clinical orthopaedics and trauma 6 (2015) 167–172 Abstrak Latar Belakang: immobilisasi dengan menggunakan cast setelah berhasilnya reduksi tertutup merupakan pengobatan standar untuk displaced fraktur radius ekstra-artikular distal. Posisi dari pergelangan tangan selama immobilisasi merupakan suatu hal yang kontroversial. Immobilisasi dalam posisi dorsofleksi mencegah terjadinya redisplacement setelah reduksi tertutup. Tujuan kami adalah untuk menentukan efektivitas immobilisasi pergelangan tangan pada posisi dorsofleksi pada beberapa kasus dan mengevaluasi outcome anatomis dan fungsional. Bahan dan Metode: penelitian ini melibatkan 54 pasien, dengan usia di atas 19 tahun yang mengalami fraktur radius eksta-artikular distal tertutup yang ditatalaksana secara konservatif dengan mengaplikasikan cast di bawah siku. Pergelangan tangan di atur pada posisi dorsofleksi 15° selama immobilisasi dengan cast. Setelah 24 minggu, hasil fungsional dievaluasi dengan gejala subjektif dan tanda objektif, sebagai suatu sistem skor poin Demerit termodifikasi. Hasil anatomis dievaluasi berdasarkan skema yang dirancang oleh Lidstrom (1959) dan dimodifikasi oleh Sarmiento et al (1980). Hasil: 76% pasien memiliki hasil sangat baik hingga baik terhadap gejala subjektif. 42 dari pasien memiliki angulasi dorsal residual sebesar 10°, 37 pasien memiliki hasil fungsional yang sangat baik hingga baik. 39 dari 43 pasien yang mengalami kehilangan panjang tulang radius kurang dari 6 mm memiliki outcome fungsional yang sangat baik hingga baik. 40 dari 49 pasien yang kehilangan angulasi radial kurang dari 9° menunjukkan

Upload: rifan-eka-putra-nst

Post on 18-Feb-2016

46 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

terjemahan jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Immobilisasi Fraktur Radius Ekstra

Immobilisasi Fraktur Radius Ekstra-Artikular Distal (Tipe Colles) Dalam Dorsofleksi. Outcome Fungsional dan Anatomis

Baruah RK et al journal of clinical orthopaedics and trauma 6 (2015) 167–172

Abstrak

Latar Belakang: immobilisasi dengan menggunakan cast setelah berhasilnya reduksi tertutup merupakan pengobatan standar untuk displaced fraktur radius ekstra-artikular distal. Posisi dari pergelangan tangan selama immobilisasi merupakan suatu hal yang kontroversial. Immobilisasi dalam posisi dorsofleksi mencegah terjadinya redisplacement setelah reduksi tertutup. Tujuan kami adalah untuk menentukan efektivitas immobilisasi pergelangan tangan pada posisi dorsofleksi pada beberapa kasus dan mengevaluasi outcome anatomis dan fungsional.

Bahan dan Metode: penelitian ini melibatkan 54 pasien, dengan usia di atas 19 tahun yang mengalami fraktur radius eksta-artikular distal tertutup yang ditatalaksana secara konservatif dengan mengaplikasikan cast di bawah siku. Pergelangan tangan di atur pada posisi dorsofleksi 15° selama immobilisasi dengan cast. Setelah 24 minggu, hasil fungsional dievaluasi dengan gejala subjektif dan tanda objektif, sebagai suatu sistem skor poin Demerit termodifikasi. Hasil anatomis dievaluasi berdasarkan skema yang dirancang oleh Lidstrom (1959) dan dimodifikasi oleh Sarmiento et al (1980).

Hasil: 76% pasien memiliki hasil sangat baik hingga baik terhadap gejala subjektif. 42 dari pasien memiliki angulasi dorsal residual sebesar 10°, 37 pasien memiliki hasil fungsional yang sangat baik hingga baik. 39 dari 43 pasien yang mengalami kehilangan panjang tulang radius kurang dari 6 mm memiliki outcome fungsional yang sangat baik hingga baik. 40 dari 49 pasien yang kehilangan angulasi radial kurang dari 9° menunjukkan outcome fungsional yang sangat baik hingga baik. Hasil fungsional menunjukkan hasil anatomis yang baik pula secara proporsional.

Kesimpulan: immobilisasi dengan cast untuk fraktur radius ekstra-artikular distal tertutup dengan posisi pergelangan tangan dorsofleksi mencegah re-displacement dari fragmen dan mengahasilkan outcome fungsional dan anatomis yang memuaskan.

Pendahuluan

Reduksi tertutup dan immobilisasi dengan cast merupakan pengobatan utama pada fraktur colles dan tetap dilakukan pada beberapa kasus yang dipilih secara selektif. Meskipun cast di bawah siku lebih disukai akan tetapi cast lengan bawah sudah cukup. Immobilisasi cast dengan posisi pergelangan tangan yang sedikit dorsofleksi memberikan hasil radiologis dan fungsional yang

Page 2: Immobilisasi Fraktur Radius Ekstra

lebih baik dalam beberapa kasus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan efektivitas imobilisasi pergelangan tangan dalam posisi dorsofleksi untuk mempertahankan posisi pada displaced fraktur radius ekstra-artikular distal (tipe Colles) setelah reduksi tertutup berhasil dengan tujuan untuk menilai hasil fungsional yang terkait dengan hal tersebut.

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2007 hingga Oktober 2008, setelah mendapat izin dari Komite Etika Kelembagaan. Informed consent diambil dari setiap pasien sebelum dimasukkan dalam penelitian.

103 pasien dengan fraktur ekstra-artikular, jenis Colles dari fraktur radius distal, yang menjalani pengobatan konservatif dengan immobilisasi pergelangan tangan dalam posisi dorsofleksi dengan material casting. Dari 103 pasien, 49 pasien dikeluarkan dari penelitian karena drop uot atau data tidak lengkap. Penelitian ini meninggalkan 54 pasien untuk evaluasi akhir. Cedera diklasifikasikan menurut klasifikasi Fernandez. Fraktur tipe 1 (fraktur Fernandez bending dengan displacement posterior), pada kedua jenis kelamin, dengan durasi kurang dari 10 hari yang dilibatkan dalam penelitian tersebut. Fraktur dengan ekstensi sendi ke dalam, fraktur terkait di anggota badan yang terkena, fraktur kominutif kotor dan fraktur terbuka dikeluarkan dari penelitian.

Ada 23 pasien laki-laki dan 31 pasien perempuan. Tangan kanan terkena pada 32 pasien sementara pasien berusia 35-55 tahun menunjukkan insiden tertinggi. Semua cedera diikuti trauma energi rendah yaitu jatuh dengan tangan terjulur. Lengan diimmobilisasi awalnya dengan lempengan dorsal POP selama 4-5 hari untuk mengurangi pembengkakan dengan elevasi lengan dan gerakan jari yang aktif. Reduksi tertutup dilakukan di bawah anestesi umum dan kontrol C-arm. Setelah reduksi memuaskan, cast di bawah siku diaplikasikan untuk tetap mempertahankan reduksi. Ketika plaster yang digunakan mulai mengeras, asisten perlahan membawa pergelangan tangan ke 15° dorsofleksi dan deviasi ulnar sedikit sambil mempertahankan traksi. Ahli beda meteruskan tekanan fleksi palmar pada fragmen distal untuk mempertahankan kemiringan palmar sepanjang waktu. Hal ini juga memastikan dorsofleksi pada pergelangan tangan dan tidak pada lokasi frtaktur. Plester yang baik dibentuk di atas pergelangan tangan (Gambar 1).

Rehabilitasi dimulai segera setelah pasien tidak lagi dalam pengaruih anestesi dengan gerakan aktif jari-jari. Setelah tiga hari istirahat, gerakan aktif pada bahu dan siku dimulai.

Tindak lanjut yang pertama dilakukan pada hari ke-10 dari manipulasi untuk menyingkirkan setiap redisplacement dengan X-ray. Plester dibuka 4 minggu dan gerakan pergelangan tangan aktif termasuk supinasi dan pronasi disarankan serta diperintahkan untuk kompres dengan NaCl hangat diantara gerakan. Tindak lanjut akhir dilakukan pada 24 minggu kemudian terkait gejala subjektif dan tanda-tanda objektif, skor poin Demerit termodifikasi digunakan pada semua pasien untuk mengevaluasi hasil fungsional. Hasil akhirnya ditandai sebagai sangat baik (0-2 poin), baik (3-8 poin), cukup (9-20) dan buruk (21 atau lebih).

Page 3: Immobilisasi Fraktur Radius Ekstra

Hasil anatomi dievaluasi berdasarkan skema yang dirancang oleh Lidstrom (1959) dan dimodifikasi oleh Sarmiento et al. (1980). Nilai untuk sudut dorsal, panjang radial dan sudut radial diperoleh. Kemiringan radial diukur sebagai sudut antara permukaan artikular radial distal pada pandangan AP terhadap garis tegak lurus dengan sumbu panjang jari-jari (normal = 22- 23° kisaran 13-30°). Pada tampilan lateral sudut dibuat antara permukaan artikular dari radius distal dan garis tegak lurus terhadap sumbu panjang jari-jari yang dilambangkan dengan kemiringan palmaris (normal = 11-12° kisaran 0-28°). Panjang radial diwakili oleh jarak antara dua garis tegak dengan sumbu panjang jari-jari, satu di ujung styloid radial dan yang lainnya di permukaan artikular distal dari caput ulnaris. Nilai anatomi diperoleh dengan penambahan tiga skor untuk setiap hasil diklasifikasikan sebagai sangat baik (0 skor), baik (1-3 skor), cukup (4-6 skor) dan buruk (7-12 skor).

Sebuah goniometer digunakan untuk pengukuran berbagai gerakan sendi pergelangan tangan dari tangan yang sehat dan cedera pada 6 bulan setelah pengobatan. Pengukuran kekuatan pegangan dilakukan dengan menggembungkan manset sphygmomanometer manset yang digulung sampai tekanan 20 mm Hg. Setelah itu, pasien diminta untuk memeras dan tekanan yang dicapai dicatat. Pembacaan dilakukan untuk kedua tangan yang cedera dan tidak cedera untuk perbandingan.

Hasil

Evaluasi Subjektif

Evaluasi subjektif dilakukan atas dasar rasa sakit, pembatasan gerakan dan cacat. Pada akhir tindak lanjut dari 6 bulan, 76% dari pasien memiliki gejala yang sangat baik untuk subjektif “baik”. Sisanya 24% kasus memiliki gejala sedikit dengan hasil yang “cukup”. Kelemahan dari kekuatan cengkeraman adalah gejala yang paling sering diamati pada 28 (52%) dari total 54 pasien menunjukkan gejala ini.

Evaluasi Objektif

Deformitas residual: Hasil dari 54 pasien, 33 pasien memiliki beberapa bentuk cacat pada akhir 6 bulan. Deformitas yang paling umum diamati adalah prominens prosesus styloid ulnaris (Radial shortening) diikuti oleh dorsal deformitas. 26 (48,15%) pasien memiliki residual radial shortening sementara 19 (35%) pasien memiliki kemiringan dorsal residual.

Nyeri pada distal radio-ulnaris bersama: nyeri di distal radio-ulnaris muncul pada 26 pasien (48%).

Kehilangan mobilitas: Gerakan yang paling umum yang akan hilang adalah hilangnya deviasi radial (44%), diikuti oleh hilangnya sirkumduksi (31,48%).

Page 4: Immobilisasi Fraktur Radius Ekstra

Kekuatan pegangan: Pada 6 bulan ditemukan bahwa hanya 28 (52%) kasus yang mengalami berkurangnya kekuatan pegangan. Ditemukan bahwa gangguan kekuatan pegangan memiliki korelasi yang kuat dengan hasil fungsional secara keseluruhan. 25% dari pasien dengan hasil yang sangat baik telah terganggu kekuatan pegangan sementara 70% dari pasien dengan hasil yang baik atau cukup telah terganggu kekuatan pegangan pada 6 bulan.

Komplikasi: Tidak ada komplikasi terlihat pada salah satu pasien dalam kelompok penelitian kami seperti kompresi saraf median, sindrom bahu-tangan, osteodistrofi Sudeck dll. Sebagai masa studi dari setiap kasus hanya 6 bulan, tidak ada kasus yang ditindaklanjuti mengalami perubahan osteoarthritik.

Hasil Akhir Fungsional

76% dari pasien kami telah mendapatkan hasil sangat baik dan baik dan 24% memiliki hasil yang cukup; tidak ada hasil yang buruk. (Tabel 1)

Hasil Anatomis

Dari 42 pasien yang memiliki angulasi dorsal residual kurang dari 10°, 37 (88,10%) memiliki hasil fungsional yang sangat baik atau baik. Hal itu juga terlihat bahwa 8 (66,67%) dari 12 pasien yang memiliki kelainan residual lebih besar dari 10° memiliki hasil yang buruk. 39 dari 43 pasien (90,70%) yang memiliki hilangnya panjang radial kurang dari 6 mm hasil sangat baik untuk pada hasil fungsional yang baik (Gambar. 2-4) (Tabel 2 dan 3). Hasil fungsional ditemukan merugikan di 9 dari 11 (81,82%) pasien memiliki hilangnya panjang radial lebih dari 7 mm. 40 dari 49 (81,62%) pasien memiliki kehilangan angulasi radial kurang dari 9° menunjukkan hasil sangat baik untuk hasil fungsional yang baik (Gambar 5). Di sisi lain, 4 dari 5 pasien (80%) memiliki kehilangan sudut radial lebih dari 14° memiliki hasil fungsional yang cukup.

Perbandingan Hasil Anatomis dan Fungsional

Hasil fungsional adalah berbanding lurus dengan hasil anatomis (Tabel 4). Semua 43 pasien memiliki hasil yang sangat baik dan baik untuk hasil anatomi juga memiliki hasil sangat baik dan baik untuk hasil fungsional.

Diskusi

Reduksi tertutup diikuti oleh imobilisasi cast dianggap sebagai teknik standar dalam pengobatan fraktur radius distal. Meskipun ada kesepakatan umum bahwa hasil anatomi imobilisasi gips ditentukan oleh stabilitas fraktur, sarana optimal immobilisasi fraktur radius distal tetap menjadi topik perdebatan. Sementara sejumlah studi saat ini merekomendasikan pengecastan fraktur radius distal dengan lengan pada rotasi netral atau sedikit pronasi dikombinasikan dengan fleksi ringan dan ulnar deviasi pergelangan tangan, beberapa orang lain merekomendasikan modalitas pengobatan alternatif yang termasuk imobilisasi pada posisi netral dan dorsofleksi. Bahkan

Page 5: Immobilisasi Fraktur Radius Ekstra

penelitian yang dilakukan sebelumnya pada 1910 & 1932 juga menyatakan bahwa dorsofleksi dan deviasi ulnaris sampai batas tertentu mengakibatkan hasil yang memuaskan.

Immobilisasi fraktur dengan pergelangan tangan pada dorsofleksi menunjukkan insiden terendah redisplacement, terutama dari kemiringan dorsal, dan memiliki yang hasil awal fungsional terbaik. Dalam fleksi palmar ligamentum karpal dorsalis tegang, tapi tidak bisa menstabilkan fraktur karena kurangnya perlekatan ke baris carpal distal. Gaya deformasi dan potensi perpindahan fraktur sejajar, dalam arah yang sama. Dalam keadaan dorsofleksi, ligamen volar yang kencang dan cenderung untuk menarik fragmen fraktur anterior. Gaya deformasi bertindak pada sudut yang cenderung mengurangi perpindahan fraktur. Juga pergelangan tangan dalam posisi ekstensi adalah posisi yang optimal untuk fungsi tangan dan rehabilitasi jari-jari.

Dalam studi ini kami membandingkan hasil fungsional dan radiologi tipe Colles fraktur radius ekstra-artikular distal yang diperlakukan secara konservatif dengan immobilisasi cast pergelangan tangan pada posisi dorsofleksi. Kami menemukan bahwa gerakan individu supinasi, pronasi, ulnar dan radial deviasi serta kisaran total gerakan yang memuaskan ketika pergelangan tangan bergerak pada posisi dorsofleksi, fakta yang sama ditemukan sesuai dengan kesimpulan dengan studi sebelumnya.

Selanjutnya, pemulihan kekuatan pegangan dan penilaian subjektif dari rasa sakit, cacat dan keterbatasan gerakan juga menggembirakan. Parameter radiologi yang diukur dengan ulnar varians, kemiringan palmar dan kemiringan radial ditemukan akan terpelihara dengan baik jika pergelangan tangan itu bergerak pada posisi dorsofleksi dengan kesempatan penurunan redisplacement.

Kesimpulan

Ketika fraktur radius ekstra-artikular distal diperlakukan secara konservatif, fleksi pada lokasi fraktur memanfaatkan sendi periosteal tapi pergelangan tangan harus bergerak dalam posisi sedikit dorsofleksi (ekstensi), sehingga dapat mempertahankan kondisi fungsional optimal pergelangan tangan dan mempertahankan reduksi selama proses penyembuhan. Hal ini juga meningkatkan rehabilitasi jari selama perawatan.