askep immobilisasi

29
Disusun Oleh SUHARTINI

Upload: el-alwan-w

Post on 03-Jul-2015

2.187 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP IMMOBILISASI

Disusun Oleh

SUHARTINI

DEPARTEMEN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN JALUR KHUSUSRSUD PRAYA

2004/2005

Page 2: ASKEP IMMOBILISASI

LANDASAN TEORI

A. Mobilisasi.

Pengertian.

Mobilisasi adalah kemapuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah

teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehat

hal penting untuk kemandirian

Status mobilisasi mempunyai kesehatan mental dan efektifitas tubuh fisik tubuh :

- Harga diri dan body image

- System tubuh : aktifitas yang teratur

- Meningkatkan kesehatan

- Mencegah ketidakmampuan

- Memperlambat serangan penyakit degeneratif.

Factor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi.

1) Gaya Hidup.

- Belajar tentang nilai dari aktifitas lingkungan, keluarga, lingkungan diluar

rumah.

- Pengaruh factor budaya terhadap aktifitas.

2) Ketidakmampuan.

- Kelemahan Fisik dan mental yang menghalangi seseorang untuk

melaksanakan aktifitas kehidupan

Ketidakmampuan primer

Disebabkan langsung karena

Penyakit /truma ex : paralysis

o/k injuri spinal cord

3) Tingkatan energi :

- Bervariasi diantara individu.

Ketidakmampuan sekunder

Dampak akibat ketidakmampuan primer ex : kelemahan otot

Page 3: ASKEP IMMOBILISASI

- Seseorang menghindar dari stress untuk mempertahankan kesehatan fisik

dan psikologis.

4) Usia.

- Mempengaruhi tingkat aktifitas

- Dikaitkan dengan tingkat perkembangan dari sejak lahir sampai dengan

usila-lanjut

B. Immobilisasi.

Terdapat 3 alasan dari immobilisasi yaitu :

1) Pembatasan Gerak yang sifatnya terapeutik pada :

- Injury pada tungkai dan lengan

- Pembedahan

2) Pembatasan yang tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan primer

Paralisis

3) Pembatasan secara otomatis sampai dengan gaya hidup.

Tingkat immobilisasi Bervariasi :

- Immobilisasi secara komplit : pada pasien yang tidak sadar

- Immobilisasi secara parsial : pada pasien fraktur kaki.

- Pembatasan aktifitas karena alas an kesehatan : klien sesak napas pada

decom tidak boleh jalan atau naik tangga.

Bedrest :

Bedrest klien istirahat ditempat tidur kecuali ia pergi kekamar mandi

Bedrest total klien tidak boleh bergerak dari tempat tidur dan tidak boleh pergi

kekamar mandi atau duduk dikursi.

Keuntungan bedrest :

- Mengurangi kebutuhan sel tubuh terhadap O2.

- Menyalurkan sumber energi untuk proses penyembuhan

- Mengurangi nyeri.

Page 4: ASKEP IMMOBILISASI

Factor yang meningkatkan resiko terhadap masalah sehubungan dengan

immobillisasi :

- Immobilisasi pada area tubuh yang luas

- Riwayat immobilisasi yang lama

- Klien mengalami nyeri atau spasme otot.

- Mobilisasi pada lanjut usia

- Menurut sensitivitas klien terhadap ukuran nyeri dan tekanan.

- Klien tidak dapat belajar bagaimana

- Klien tidak dapat belajar bagaiimana cara mencegah infeksi.

- Klien immobilisasi pada satu sisi tubuh dalam waktu yang lama.

Respon fisiologis terhadap immobilisasi

Perubahan :

1) Muskuloskletal kekuatan otot tidak berkontraksi

- Penurunan masa otot/atropi : jika otot tidak berkontraksi

- Desuse osteoporosis : akibat menurunnya aktifitas otot dan gangguan

endokrin yang menetap.

- Contracture

Atropi otot, menurunnya kekuatan dan keterbatasan daya tahan

Mengganggu koordinasi pada ekstremitas dan bawah

- Membatasi kemampuan klien melaksanakan aktifitas sehari-hari

- Mengganggu keseimbangan dan kemampuan berdiri dan berjalan.

2) Cardiovaskuler

- Beban kerja jantung naik : heart rate, cardiac out put dan stroke volume

naik.

- Resiko pembentukan thrombus naik.

Page 5: ASKEP IMMOBILISASI

- Hipotensi orthostate (postural) refleks neurovascular turun

vasokontraksi darah terkumpul pada vena bagian bawah tubuh

aliran darah kesistem sirkulasi pusat terlambat.

3) Respiratory.

- ventilasi paru terganggu, pergerakan dada dan expansi paru terbatas

pernapasan dangkal

- aliran darah keparu-paru terganggu pertukaran gas menurun. Lemahnya

oksigenasi dan retensi CO2 dalam darah asidosis respiratory.

- Sekresi mucus lebih kental dan menempael sepanjang tracirespiratory.

Kelemahan otot thorax, ketidakmampuan inhalasi maksimal, gerakan cillary

menurun mekanisme batuk terganggu

Mucus menjadi statis

Media berkembangnya bakteri : infeksi traktus respiratory bagian bawah

4) Metabolic dan nutrisi

- BMR Turun : Kebutuhan energi dari tubuh, motilitas gastrointestinal dan

sekresi kelenjar digestive turun

- Ketidak seimbangan proses anabolisme dan katabolisme nitrogen

diekskresikan secara berlebihan negative nitrogen balance.

- Anoreksi : Intake Kalori – protein rendah malnutrisi.

5) Urinary

- Pengaruh gaya gravitasi kecil menghalangi pengosongan urin diginjal

dan kandung kemih secara komplit urinary statis media

perkembangan bakter, infeksi tract urinary

- Retensi urinary, distensi kandung kemih, incontinence

Page 6: ASKEP IMMOBILISASI

- Resiko terjadinya “renal calculi” karena kenaikan tingkat kalsium dalam

urin.

6) Eliminasi fekal

- Motilitas kolon dan pridtaltik turun spinkter kontriksi konstipasi.

- Kelemahan otot skeletal akan mempengaruhi otot abdomen dan perineal

yang digunakan untuk defekasi

- Penggunaan bedpan tidak memfasilitasi eliminasi

7) Integunen

- Elastisitas kulit turun

- Ischemia dan nekrosis jaringan superficial luka dekubitus.

8) Neurosensory

- Ketidakmampuan merubah posisi, hambatan dalam input sensory

perasaan lelah, irritable, persepsi tidak realitik, bingung.

9) Respon psikososial terhadap immobilitas.

Perubahan social, emosional, intelektual :

- Menurut input sensory dan lingkungan baru, pengalaman menakutkan dan

mencemaskan

- Perubahan dalam konsep diri dan persepsi peran terjadi jika individu

menyadari ketergantungan.

- Perasaan tidak berharga, tidak berdaya, kesepian diekspresi

- Kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah menurun.

Page 7: ASKEP IMMOBILISASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN IMMOBILISASI

I. PENGKAJIAN

A. Aktifitas/exercise.

Tingkat aktifitas sehari-hari

- Aktifitas apasaja yang sering klien kerjakan sehari-hari

- Apakah klien dapat memenuhi aktifitas sehari-sehari secara bebas

seperti (makan, minum, berpakaian, mandi, eliminasi, ambulasi,

menggunakan kursi roda, pindah dari kasur ke kursi, keluar masuk kamar

mandi dan keluar masuk kendaraan, berkomunikasi)

- Kaji ketidakmampuan klien dalam mengerjakan aktifitas sehari-hari:

Apakah klien ketergantungan secara parsial ataukah secara

total

Apakah kebuthan sehari-hari dipenuhi oleh keluarga, teman,

atau perawat atau langsung menggunakan peralatan yang dikhusukan

untuk memenuhi kebutuhan klien

Toleransi aktifitas

- Kaji berapa banyak dan berapa tipe aktifitas yang membuat klien

merasa capek

- Apakah klien pernah merasakan pusing-pusing, napas tersengal-

sengal, tanda-tanda peningkatan frekuensi pernapasan, atau permasalahan

lain ketika melaksanakan aktifitas ringan ataupun berat.

Latihan (exercise)

- Latihan apa saja yang klien sering lakukan untuk menjaga fitalitas

tubuh?

- Berapa lama dan berapa klien melaksanakan latihan tersebut

Page 8: ASKEP IMMOBILISASI

- Kaji apakah klien yakin dengan latihan tersebut dapat menambah

kesehatan klien? Dan suruh klien menjelaskan.

Factor-faktor yang mempengaruhi mobilitas.

Factor lingkungan : limgkungan sekitar yang tidk aman untuk aktifitas

sehari-hari ataupun tata cara latihan yang berbahaya.

Masalah kesehatan : apakah sering mengalami masalah kesehatan fisik

atau mental, yang lama atau yang sedang dialami yang dapat

menyebabkan berkurangnya kekuaatan otot atau daya tahan tubuh

seperti : penyakit jantung, penyakit paru-paru, stroke, kanker,

masalah-masalah neuromuscular, masalah-masalah muskuluskletal,

kerusakan visual atau mental, trauma atau nyeri?

Factor-faktor keuangan : apakah pemenuhan keuangan klien adequate

guna memenuhi kebutuhan peralatan atau pertolongan yang

dibutuhkan saat mobiliitas klien?

B. Riwayat keperawatan.

Didalam riwayat keperawatan seringkali tingkat aktifitas, toleransi aktifitas,

tipe dan frekuensi dari latihan dan factor-faktor yang mempengaruhi mobilitas

dimasukkan sebagai bagian dari riwayat keperawatan yang komperhensif.

Jikalau klien memperlihatkan hadirnya tanda-tanda perubahan atau kesulitan

dalam bergerak atau mobilisasi, akan lebih banyak lagi riwayat keperawatan

yang dibutuhhkan. Termasuk didalamnya sifat spesifik dari permasalahan,

penyebab jika diketahui, bagaimana masalah tersebut dapat mempengaruhi

aktifitas sehari-hari klien, apa yang klien lakukan untuk mengatasi hal tersebut

dan sejauh mana kefektifan cara klien mengatasi maslah tersebut.

C. Pemeriksaan fisik.

Body alignment.

Page 9: ASKEP IMMOBILISASI

Pengkajian body alignment termasuk insfeksi klien baik saat duduk ataupun

saat berdiri. Adapun tujuan pengkajian body alignment adalah untuk

mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut :

- Perubahan normal yang dihasilkan dari pertumbuhan dan

perkembangan

- Postur yang buruk dan mempelajari kebutuhan dalam

mempertahankan postur yang baik.

- Factor-faktor yang mempengaruhi perubahan postur yang kurang baik

sepeti fatigue dan harga diri rendah.

- Kelemahan otot atau kerusakan alat-alat gerak lainnya.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1) Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan bed rest,

immobilitas, gaya hidup yang menetap (jarang beraktifitas berat), kelemahan

tubuh secara umum, ketidak seimbangan antara suplai oksigen dengan

penggunaan ditandai dengan ungkapan rasa fatigue dan lemah, respon

abnormal terhadap aktifitas seperti ketidaknyamanan dan dyspnoe

2) Resiko tinggi terhadap intoleransi aktifitas

Factor resiko antara lain:

- Riwayat intolerancy yang berulang-ulang, perubahan kondisi

kesehatan

- Status bed rest

- Permasalahan-permasalahan nyeri.

3) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

intoleransi aktifitas, berkurangnya kekuatan, nyeri/ketidaknyamanan,

kerusakan/kelainan neuromuscular, kerusakan/kelainan muskuluskletal,

kemunduran kognitif, depresi atau anxietas ditandai dengan ketidakmampuan

berpindah dari tempat tidur atau lingkungan, ketidakmampuan untuk

Page 10: ASKEP IMMOBILISASI

ambulasi, keterbatasan aktifitas gerak persendian, berkurangnya control atau

kekuatan otot

4) Resiko tinggi syndrome disuse (tidak dipergunakan

lagi/lumpuh)

Factor resiko antara lain :

- Paralysis

- Vere pain.

III. RENCANA KEPERAWATAN

Dx I.

Tujuan :

- Klien dapat mempertahankan fungsi normal muskuluskeletal

diperlihatkan ooleh jarak pergerakan sendi pada seluruh persendian tubuh

dalam batas-batas normal, masa dan kekuatan otot dapat dipertahankan

- Meminimalkan kejadian cardiovascular yang diperlihatkan dengan

vital sign masih dalam batas-batas normal dan tanda-tanda aliran darah vena

adequate (ketidakadaan edema, inflamasi,distensi vena, perubahan kulit

- Fungsi pernapasan dalam keadaan normal yang ditandai dengan suara

napas normal pada saat auskultasi, ekspansi dada normal dan ketidakadaan

nyeri dada, fever, atau tanda-tanda pernapasan lain indicator dari pda

kerusakan paru, embioli atau atelektasis

- Mempertahankan pola pemberian nutrisi dan cairan yang tepat yang

dapat diperlihatkan melalui berat badan, turgor jaringan adekuat,

keseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan, dan nilai proein serum

dalam batas-batas normal.

- Mempertahankan pola eliminasi normal, yang dapat dilihat secara jelas

melalui pengeluaran urin paling sedikit 1500 ml perhari, ketiadaan tanda-

tanda dari retensi urin infeksi saluran urinaria,

Page 11: ASKEP IMMOBILISASI

- Mempertahankan keutuhan kulit yang dapat dilihat melalui kulit

bersih, utuh hidrasi kulit baik ketiadaan tanda penekanan pada kulit.

- Mempertahankan kestabilan emosional, social dan intelektual, yang

dapat dilihat dari partisiipasi aktif klien, bermusyawarah dalam menentukan

tindakan, mampu memelihara hubungan yang baik dengan orang lain.

Intevensi keperawatan

- Lakukan secara tepat program latihan (isotonic, latihan active atau

pasif) paling sedikit 4 jam sekali pada tangan, kaki, dan leher seperti yang

diindikasikan

Rasional : latihan isotonic mencegah terjadinya kontrakturdan atropi otot,

isometric mempertahankan kekuatan otot, latihan pasif mempertahankan

pergerakan sendi

- Motivasi patisipasi aktif dalam perawatan diri klien

Rasional : perawatan diri dapat menggerakkan sendi dan otot-otot tubuh

secara aktif

- Bandingkan ukuran dan kekuatan otot sebagai baseline data pada

setiap sisi tubuh setiap hari.

Rasional : deteksi dini atrofi otot dan menurunnya kekuatan otot dapat

memfasilitasi intervensi yang dini pula

- Posisikan klien sesuai dengan body alignment.

Rasional : dengan memposisikan klien sesuai dengan body alignmentnya

dapat mencegah terjadinya kontraktur dan mempertahankan struktur

integritas otot dan persendian

- Bantu klien bergerak sedapat mungkin atau Bantu klien berdiri

disamping tempat tidur.

Page 12: ASKEP IMMOBILISASI

Rasional : dengan bergerak dapat mencegah disuse osteoporosis

- Monitor tanda-tanda vital menurut kebutuhan klien atau atau badan

kesehatan lainnya.

Rasional : memonitor yang rutin memungkinkan perawat untuk mendeteksi

alterasi secara dini

- Ajarkan pada klien bagai mana cara menjauhi valsalva maneuver

Rasional : valsalva menauver dpat menambah tekanan pada jantung

- Gunakan pada klien stocking anti emboli seperti yang diindikasikan.

Rasional : penggunaan stocking anti emboli dapat mencegah terjadinya

pembentukan thrombus, vena engorgement, edema, dan ortostatik hypotensi

- Pada beberapa waktu kaki diangkat untuk setiap hari sekitar 20 menit

Rasional : dengan adanya elevasi menambah sirkulasi perifer

- Kaji keadaan kulit anggota badan bagian bawah dan ukur lingkar betis

seperti yang diindikasikan.

Rasional : inspeksi dan pengukuran secara rutin dapat memungkinkan

perawat mendeteksi perubahan secara dini

- Lihat juga intervensi untuk fungsi musculuskletal

Rasional : semua tindakan ini juga menstimulasi sirkulasi darah dan

mencegah komplikasi kardiovaskular

- Kaji suara napas dan expansi dada minimal 8 jam perhari

Rasional : tindakan ini dilakukan perawat untuk mengetahui adanya kelainan

suara napas dan ketidak adekuatan expansi dada

- Ajarkan klien untuk menarik napas dalam dan membantukkan setiap

jam bangun.

Rasional : naps dalam dan batuk efektif dapat menambah expansi alveolar,

mencegah stasis sekresi, memperlancar pergantian gas, dan

mempertahankan jalan napas yang paten

Page 13: ASKEP IMMOBILISASI

- Buat jadwal perubahan posisi, dan klien dianjurkan untuk mengubah

posisi setiap 2 jam, Bantu klien untuk bergerak jika memungkinkan atau

dudukkan klien pada kursi.

Rasional : perubahan posisi menyediakan secara bebas area paru untuk

ekspansi, dan membantu memindahkan dan kemidian dikeluarkan melalui

skret pada saat batuk.

- Monitor berat klien, turgor jaringan, pemasukan dan pengeluaran

cairan dan nilai serum protein.

Rasional : kenormalan pada data-data yang ditemukan menunjukkan

adekuatnya pemasukan hidrasi dan nutrisi.

- Monitor warna, kejernihan, jumlah keasaman, dan berat spesifik urine,

warna dan karakteristik feses, frekuensi defekasi. Tanyakan apakah klien

merasa nyeri saat buang air kecil.

Rasional : berkurangnya keluaran urin, kesuraman/ketidak jernihan urine

dan rasa nyeri saat buang air kecil merupakan indikasi infeksi dan retensi

urine, konstipasi dapat dihubungkan dengan terjadinya immobilisasi

- Ajarkan klien untuk memilih makanan yang menngandung tinggi serat

Rasional : makanan tinggi serat dapat meningkatkan peristaltic usus dan

defekasi.

- Anjrkan pada klien untuk membuat keputusan sebanyak mungkin,

seperti : memindahkan bagian milik pribadi, perencanaan aktifitas sehari-hari,

untuk menggunakan pakaian

Rasional : pembuatan keputusan oleh klien sendiri dapat menambah harga

diri klien

- Rencanakan waktu luang yang tepat untuk klien.

Rasional : membina rasa saling percaya dengan klien sangat baik dilakukan

karena dapat memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya

- Kaji aktifitas yang membuat klien senang, dan merencanakan secara

bebas kegiatan sehari-hari

Page 14: ASKEP IMMOBILISASI

Rasional : aktifitas sehari-hari yang menyenangkan klien dapat mencegah

kebosanan pada diri klien dan memotivasi klien untuk melihat dan berfikir

kedepan

Dx II

Tujuan :

- Identifikasi aktifitas dan factor-faktor yang menyebabkan intelaransi

terhadap aktifitas

- Mempertahankan nadi, pernapasandan tekanan dalam batas normal

selama aktifitas direncanakan

- Membebaskan klien dalam pola aktifitas dan istirahat sehingga dapat

mengoptimalkan peran klien terhadap dirinya sendiri dan meminimalkan

tingkat kejadian fatigue.

- Menambah tingkatan toleransi klien terhadap aktifitas yang

dibutuhkan

- Mengutarakan kecemasan terhadap aktifitas, menambah tingkatan

aktifitas dan atau efek terhadap intoleransi aktifitas atas fungsi dan responnya

sebagai individu.

- Mau menerima pertolongan, memilih dan menggunakan sumber yang

tersedia dengan tepat.

Intervensi.

- Mengkaji pengetahuan klien terhadap aktifitas sehingga menyebabkan

intoleransi terhadap aktifitas

Rasional : tindakan-tindakan ini dapat membantu perawat dan klien dalam

menemukan data dasar dan memudahkan perawat untuk memilih tingkatan

aktifitas yang cocok untuk klien

- Batasi factor-faktor yang menyebabkan intoleransi klien.

Page 15: ASKEP IMMOBILISASI

Rasional : mengidentifikasi factor-faktor penyebab memdahkan perawat dan

klien untuk memfokuskan intervensi secara tepat.

- Monitor respon klien terhadap aktifitas yang dilakukan

Rasional : dengan memonitoring memungkinkan perawat dank lien dapat

membatasi aktifitas tertentu dan dapat pula menambah atau mengurangi

aktifitas yang ada

- Bantu klien untuk menidentifikasi aktifitas yang dapat dilakukan tanpa

merugikan klien dan yang dapat mendorong klien untuk melakukan aktifitas

tersebut.

Rasional : dengan mengidentifikasi aktifitas dapat membantu klien

memudahkan untuk berpartisipasi sebanyak mungkin dalam kebutuhan

aktifitas dan menjaga derajat harga diri.

- Selingi aktifitas klien dengan waktu istirahat (berbaring atau duduk

secara rileks diaatas kursi)

Rasional : dengan aktifitas yang adekuat dapat menambah persediaan energi

klien

- Bantu dan atur jadwal keseharian klien seperti yang diindikasikan

(seperti menunda jadwal mandi klien jika klien dijadwalkan untuk melakukan

pemeriksaan diagnostic.)

Rasional : menjadwalkan kegiatan kesaharian klien dapat membantu

penghematan energi klien dan energi tersebut dapat digunakan jika ada

pemeriksaan yang memerlukan energi yang besar

- Ukur kegiatan untuk menjaga energi klien selama beraktifitas, seperti

mengatur pengobatan rasa nyeri sebelum beraktifitas, menyediakan bantuan

berjalan seperti yang diindikasikandan atur pemberian oksigen jika terdapat

order.

Rasional : dengan mengukur kegiatan klien dalam menghemat energi dapat

memungkinkan klien untuk meningkatkan toleransi terhadap aktifitas

Page 16: ASKEP IMMOBILISASI

- Pastikan klien dalam melaksanakan aktifitas lebih santai dan dalam

jangka waktu yang singkat, lebih sering beristirahat, dan lebih banyak

menggunakan bantuan sebagaimana diindikasikan.

Rasional : memperpendek waktu klien dalam beraktifitas dapat membuat

klien lebih santai dan waktu istirahat yang lebih sering dapat

mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil. Pertolongan yang tepat memastikan

klien aman dan mencegah klien jatuh.

- Berikan reinforcement positif untuk meningkatkan aktifitas

Rasional : reinforcement yang positif dapat memberikan dorongan tujuan

yang memuaskan.

- Masukkan keluarga atau support/bantuan seseorang dalam membantu

klien melakukan aktifitas sehari-hari

Rasional : memberikan/mensupport klien dengan bantuan dapat

mempertahankan gaya hidup yang diinginkan klien

- Rencanakan waktu luang bagi klien dan dengarkan dengan empaty

terhadap apa yang klien keluhkan.

Rasional : anxietas dan takut dapat menghabiskan persediaan energi dan

mengurangiklien untuk melakukan aktifitas yang diinginkan

- Berikan informasi yang tepat mengenai sumber yang cocok untuk

membantu klien melakukan aktifitas sehari-harinya dan mempertahankan

home management.

Rasional : penggunaan sumber yang tersedia dimasyarakat dapat

mengurangi anxietas dan perasaan frustrasi dalam melengkapi kebutuhan

aktifitas

Dx III

Tujuan :

- Menggambarkan factor-faktor yang mana dapat merusak mobilitas

fisik klien.

Page 17: ASKEP IMMOBILISASI

- Mempertahankan secara optimal fungsi muskuloskletal

Intervensi.

- Kaji factor-faktor penyebab seperti trauma, penyakit yang

meelemahkan klien, nyeri dan lain-lain

Rasional : mengidentifikasi factor-faktor penyebab dapat memungkinkan

perawat dan klien untuk memfokuskan intervensi yang tepat.

- Instruksikan klien dan monitor latihan ROM aktif untuk semua

persendian paling sedikit 2 kali sehari.

Rasional : latihan ROM aktif mempertahankan mobilitas sendi,

memperbaiki kekuatan otot, mempertahankan dan memperbaiki fungsi

cardiovakular, tergantung intensitas dan durasinya.

- Lakukan latihan ROM passive jika latihan ROM aktif tidak dapat

dilakukakan

Rasional : latihan ROM passive mempertahankan mobilitas sendi dan

mencegah kontraktur.

- Anjurkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam aktifitas

perawatan dirinya sebanyak mungkin

Rasional : melakukan aktifitas perawatan diri dengan mempergunakan

otot dan persendian dapat membantu mempertahankan fungsi mereka

(otot dan persendian)

- Anjurkan ambulasi secara optimal tidak lebih dari batasan gerakan

fisik

Rasional : ambulasi dapat memberikan tekanan pada tulang dan

mencegah komplikasi pernapasani, sirkulasi, kulit dan eliminasi yang

disebabkan oleh immobilisasi.

Dx IV

Tujuan.

Page 18: ASKEP IMMOBILISASI

- Menggunakan alat Bantu secara benar dan bebas (dengan pengawasan)

untuk pindah dan bergerak secara aman

- Pindah secara aman diantara tempat tidur dan kursi, kamar kecil, atau

kursi roda, antara kursi roda dan toilet, dan ke posisi berdiri

- Menggunakan alat ukur yang nyaman untuk memperkecil resiko

cidera

- Diskusikan kemampuan klien memanage dirumah.

Intervensi.

- Indtruksikan klien untuk menggunakan secara benar alat Bantu

bergerak (seperti, trapeze, tongkat, walker, crutches)

Rasional : mengetahui bagiamana mempergunakan fasilitas/alat-alat

mobilisasi secara tepat tanpa menyebabkan injuri pada tubuh.

- Awasi semua mobilisasi yang dilakukan sesuai permintaan

Rasional : pengawasan yang tepat memastikan klien aman melakukan

aktifitasnya

- Berikan reinforcement positif terhadap setiap kegiatan yang dilakukan,

atau Bantu klien untuk bergerak dengan nyaman seperti yang dindikasikan

Rasional : reinforcement yang positive mendorong klien untuk beraktifitas

sebebas mungkin

- Ajarkan klien menggunakan metode berpindah yang aman atau

membantu klien untuk untuk pindah secara aman sesuai permintaan

Rasional : penggunaan metode memindahkan pasien dengan aman

mencegah jatuh dan injuri

- Informasikan pada klien tindakan pencegahan yang aman

(menggunakan sepatu atau selop dengan alas anti selip.) pastikan karet

pada ujung tongkat atau kruck dalam keadaan utuh, konci kusi roda

sebelum memindahkan klien, dll)

Rasional : pengetahuan tentang tindakan pencegahan yang aman

membuat klien waspada terhadap bahaya injuri.

Page 19: ASKEP IMMOBILISASI

- Kaji kebtuhan untuk membantu perawatan dirumah dan kebuthan

untuk peralatan berobat konsultasi dengan bagian fisioterapi seperti yang

diindikasikan

Rasional : bantuan dan peralatan yang tepat memungkinkan pasien untuk

menjaga dan mengoptimalkan derajat kebebasan dan harga diri.

Page 20: ASKEP IMMOBILISASI

DAFTAR PUSTAKA.

Barbara, Kozier, 1995. Fundamental Of Nursing, Addison Wesley, California