ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

12
1 ILUSTRASI KARYA KOMUNITAS CORAT CORET DITINJAU DARI PROSES DAN BENTUK PENCIPTAANNYA Ahmad Rendy Yusuf NIM.107251410703 Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang Pembimbing Drs. Sumarwahyudi M.Sn, Ike Ratnawati S.Pd, M.Pd ABSTRAK :Komunitas Corat Coret berdiri di kota Malang 06 Agustus 2012, komunitas ini merupakan komunitas kumpulan dari orang-orang yang memiliki hobi didunia ilustrasi. Didalam komunitas Corat Coret memiliki latar belakang anggota yang berbeda-beda, sehingga mempengaruhi proses penciptaan dan bentuk karya ilustrasi. Komunitas Corat Coret sendiri memiliki tiga jenis proses penciptaan karya yang hasil akhirnya dapat dilihat dari bentuknya, yaitu proses penciptaan karya secara manual, proses penciptaan secara digital dan proses penciptaan campuran, yaitu gabungan antara manual dan digital. Kata Kunci : Penciptaan, ilustrasi, komunitas Corat Coret, kota Malang PENDAHULUAN Komunitas Corat Coret adalah komunitas yang terdiri dari kumpulan orang yang memiliki hobi di dunia ilustrasi. Komunitas Corat Coret berdiri di kota Malang 06 Agustus 2010, oleh Pugud Maraldilla, Chikini Ville dan Betjaa Soedjiwo yang awalnya dari hal iseng untuk membuat buku karya ilustrasi yang terdiri dari kumpulan gambar ilustrasi dari portofolio ketiga orang tersebut dalam pameran seni Simpang Seni 2010 di jalan Simpang Ijen kota Malang, yang diadakan oleh UKM Sanggar Minat Universitas Negeri Malang. Awal tahun 2011 komunitas ini menunjukkan eksistensinya dengan merekrut anggota secara umum dan memulai menunjukkan eksistensinya dalam dunia seni dengan mengikuti beberapa pameran di kota Malang antara lain pameran Malang Art 4 Drawing, pameran dan bazar Kompas Kampus-BCA dan pernah mengadakan pameran yang diikuti oleh anggota sendiri, yaitu pameran Buka Tutup Mata yang diadakan di Paradiso Garden cafe pada pertengahan 2012. Untuk mengetahui karya ilustrasi dari anggota komunitas Corat Coret dalam proses penciptaan karyanya maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Pengaruh latar belakang kehidupan anggota komunitas Corat Coret terhadap karyanya, (2) Proses penciptaan karya ilustrasi oleh anggota komunitas Corat Coret. Gambar ilustrasi sendiri mengandung pengertian gambar yang diabadikan untuk kepentingan lain, yaitu memberikan penjelasan-penjelasan atau mengiringi sebuah pengertian. Dengan pengertian tersebut, anggota komunitas Corat Coret memiliki tujuan dalam membuta karya ilustrasi ini adalah (1) Mengungkapkan fantasi (2) Menciptakan keindahan dari awal sebuah coretan dan (3) Menunjukkan perkembangan seni ilustrasi dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh anggota yang berasal dari lingkungan, beberapa topik hangat yang berkembang dimedia masa, ataupun hanya sekedar curahan batin dari anggota. Kegunaan dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan

Upload: phungthu

Post on 12-Jan-2017

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

1

ILUSTRASI KARYA KOMUNITAS CORAT CORET DITINJAU DARI PROSES DAN BENTUK PENCIPTAANNYA

Ahmad Rendy Yusuf NIM.107251410703

Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Pembimbing Drs. Sumarwahyudi M.Sn, Ike Ratnawati S.Pd, M.Pd

ABSTRAK :Komunitas Corat Coret berdiri di kota Malang 06 Agustus 2012, komunitas ini merupakan komunitas kumpulan dari orang-orang yang memiliki hobi didunia ilustrasi. Didalam komunitas Corat Coret memiliki latar belakang anggota yang berbeda-beda, sehingga mempengaruhi proses penciptaan dan bentuk karya ilustrasi. Komunitas Corat Coret sendiri memiliki tiga jenis proses penciptaan karya yang hasil akhirnya dapat dilihat dari bentuknya, yaitu proses penciptaan karya secara manual, proses penciptaan secara digital dan proses penciptaan campuran, yaitu gabungan antara manual dan digital. Kata Kunci : Penciptaan, ilustrasi, komunitas Corat Coret, kota Malang PENDAHULUAN

Komunitas Corat Coret adalah komunitas yang terdiri dari kumpulan orang yang memiliki hobi di dunia ilustrasi. Komunitas Corat Coret berdiri di kota Malang 06 Agustus 2010, oleh Pugud Maraldilla, Chikini Ville dan Betjaa Soedjiwo yang awalnya dari hal iseng untuk membuat buku karya ilustrasi yang terdiri dari kumpulan gambar ilustrasi dari portofolio ketiga orang tersebut dalam pameran seni Simpang Seni 2010 di jalan Simpang Ijen kota Malang, yang diadakan oleh UKM Sanggar Minat Universitas Negeri Malang. Awal tahun 2011 komunitas ini menunjukkan eksistensinya dengan merekrut anggota secara umum dan memulai menunjukkan eksistensinya dalam dunia seni dengan mengikuti beberapa pameran di kota Malang antara lain pameran Malang Art 4 Drawing, pameran dan bazar Kompas Kampus-BCA dan pernah mengadakan pameran yang diikut i oleh anggota sendiri, yaitu pameran Buka Tutup Mata yang diadakan di Paradiso Garden cafe pada pertengahan 2012.

Untuk mengetahui karya ilustrasi dari anggota komunitas Corat Coret

dalam proses penciptaan karyanya maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Pengaruh latar belakang kehidupan anggota komunitas Corat Coret terhadap karyanya, (2) Proses penciptaan karya ilustrasi oleh anggota komunitas Corat Coret.

Gambar ilustrasi sendiri mengandung pengertian gambar yang diabadikan

untuk kepentingan lain, yaitu memberikan penjelasan-penjelasan atau mengiringi sebuah pengertian. Dengan pengertian tersebut, anggota komunitas Corat Coret memiliki tujuan dalam membuta karya ilustrasi ini adalah (1) Mengungkapkan fantasi (2) Menciptakan keindahan dari awal sebuah coretan dan (3) Menunjukkan perkembangan seni ilustrasi dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh anggota yang berasal dari lingkungan, beberapa topik hangat yang berkembang dimedia masa, ataupun hanya sekedar curahan batin dari anggota.

Kegunaan dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan

Page 2: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

2

dan pengalaman dalam dunia ilustrasi, memperkenalkan dan berbagi pengalaman estetik dalam karya seni ilustrasi dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian sejenis bagi orang lain.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengarahkan kegiatannya secara dekat pada masalah kekinian. Karena penelitian ini berupa paparan atau gambaran yang bertujuan untuk mendapatkan data konkret, praktis dan apa adanya yang diperoleh dari lapangan.

Subyek yang diteliti adalah anggota komunitas Corat Coret. Penelitian ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan beberapa hal, yang mencakup latar belakang dan proses penciptaan karya ilustrasi oleh anggota komunitas Corat Coret. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penelitian ini berakar pada latar belakang ilmiah sebagai keutuhan,

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data secara induktif, mengarahkan penelitian pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, membatasi studi dengan fokus, memiliki perangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitian bersifat sementara (Moleong, 2004: 27).

Kehadiran peneliti disini sebagai instrumen utama yang dibantu nara

sumber dan adanya dokumentasi yang ada. Kehadiran peneliti juga mutlak diperlukan dilapangan. Peneliti melakukan komunikasi dan interaksi secara langsung dengan subjek dan lingkungan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di rumah kontrakkan yang sekaligus sebagai tempat berkumpulnya anggota komunitas Corat Coret dijalan Kerto Rahayu no. 2b dan rumah Novrida Pratiwi, tempat kost dari Roro Saraswati serta Agil Priyo Setiabudi sebagai narasumber penelitian.

Penentuan lokasi penelitian ini juga dengan pertimbangan sebagai berikut: pertama, terletak di kota Malang yang mana tidak jauh dari tempat tinggal sementara penelita sehingga diharap dapat mempermudah penelitian. Kedua, karena eksistensi Komunitas Corat Coret yang menghadirkan ide kreatif yang segar dan ringan dalam berkarya namun tidak mengesampingkan aspek kualitas isi dan bentuk dari karyanya tersebut. Ketiga, menarik perhatian karena Komunitas Corat Coret dengan visi menghargai apapun bentuk karya yang dimulai dari sebuah coretan yang dianggap sebagian orang adalah kegiatan yang tidak ada gunanya. Namun bermula dari sebuah coretan itulah awal mula dari sebuah maha karya seni, terutama seni rupa dalam perkembangannya.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

kata-kata dan tindakan narasumber yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama, sumber tertulis, dokumentasi dan struktur proses penciptaan.

Page 3: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

3

Dalam proses pengumpulan data, dilakukan observasi, wawancara dan pengambilan dokumen dilakukan dengan terbuka, artinya pihak narasumber mengetahui maksud dari penelitian ini dan mereka juga tahu bahwa mereka menjadi narasumber. Kriteria yang diambil sebagai narasumber adalah:

a. Telah membuat karya ilustrasi yang telah dipamerkan secara terbuka ataupun pameran tertutup.

b. Aktif dalam berkarya, minimal 1 tahun di komunitas Corat Coret. c. Kerjasama selama proses penelitian sangat baik.

Sedangkan analisa data dilakukan dengan menganalisa data-data yang telah

diperoleh dengan tujuan untuk meringkas dan menyederhanakan data untuk kemudian disusun dalam bentuk yang runtun, teratur, dan rapi. Hal ini berkaitan dengan kepentingan untuk analisa lebih lanjut secara mendalam. Teknik pengecekan data dalam penelitian ini diterapkan dengan membandingkan dan memadukan data dari hasil wawancara dengan subyek (seniman ilustrasi Komunitas Corat-Coret). Wawancara yang dilakukan secara langsung dan tertulis dengan narasumber penelitian dan observasi yang dilakukan dengan melihat langsung ketempat penelitian serta melakukan proses pendokumentasian pada saat proses penelitian.

Adapun tahap-tahap penelitian dari awal hingga akhir meliput i:

a. Tahap penelitian b. Tahap pelaporan c. Tahap perbaikan

HASIL

Disini akan diambil sampel satu orang masing-masing untuk mewakili karya manual dan digital, serta karya campuran diambil tiga orang sebagai sampel. Karya manual dan digital diambil masing-masing satu orang yaitu Roro Saraswati dan Agil Priyo Setiabudi, karena mereka berdua yang konsisten dengan karya manual dan digitalnya. Sementara untuk karya campuran diambil tiga orang, yaitu M. Andri Abdi, Novrida Pratiwi, dan Chikini Ville, karena karya campuran merupakan paling banyak dalam proses penciptaan karya di komunitas Corat Coret. M. Andri Abdi dan Novrida Pratiwi mewakili sebagai anggota baru, serta Chikini Ville adalah salah satu pencetus berdirinya komunitas Corat Coret.

Berikut paparan data dan hasil temuan ini akan dideskripsikan berdasarkan

tiga jenis proses penciptaan karya ilustrasi yang melatar-belakangi anggota komunitas Corat Coret dalam berkarya ilustrasi terhadap karyanya, yaitu :

1. Proses penciptaan karya ilustrasi secara manual Roro Saraswati, mahasiswa sastra Prancis, Universitas Brawijaya angkatan

2010 berasal dari Surabaya memiliki latar belakang pendidikan yang sangat berbeda tentang hobinya, yaitu tentang seni ilustrasi. Dia memiliki lingkungan teman yang saling menyukai tentang dunia kesenian, yang bisa memberikan

Page 4: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

4

motivasi untuk berkarya buat dirinya. Keluarga yang mendukung penuh tentang hobinya ini membuat dia semakin termotivasi untuk berkarya seni ilustrasi. Ayah sebagai pegawai swasta yang sangat menyukai tentang seni, sudah tidak terkejut tentang dunia seni, beliau mendukung penuh hobi dari anaknya baik secara moril maupun materil. Peralatan untuk menunjang hobi Roro Saraswati selalu dipenuhi, hal ini diharapkan untuk bisa menggali potensi dari anaknya.

2. Proses penciptaan karya ilustrasi secara digital

Agil Priyo Setiabudi, mahasiswa Desain Komunikasi Visual, Universitas Negeri Malang angkatan 2010 juga berasal dari Surabaya. Sebagai mahasiswa jurusan Seni dan Desain, dunia ilustrasi sangatlah tidak asing baginya, apalagi lingkungan teman juga aktif berkarya ilustrasi, hal ini sangat menunjang semangat dari Agil untuk berkarya ilustrasi lebih baik lagi. Berasal dari keluarga yang mampu, ayah dan ibu sebagai pegawai swasta yang juga mendukung hobi dari Agil, membuat segala peralatan penunjang untuk berkarya selalu dipenuhi. Peralatan seperti laptop, pen tablet dan berbagai peralatan penunjang dalam berkarya ilustrasi digital tersedia dengan lengkap. Ilustrasi digital merupakan hobi Agil yang coba dia kembangkan terus dengan peralatan penunjang yang memadai dan terbaru.

3. Proses penciptaan karya ilustrasi secara campuran (manual dan

digital). M. Andri Abdi memiliki latar belakang yang hampir sama dengan Agil

Priyo Setiabudi, mahasiswa yang juga teman seangkatan dan memiliki jurusan yang sama di Universitas Negeri Malang ini memiliki latar belakang pendidikan dan lingkungan teman-teman yang memiliki hobi dan minat tentang dunia ilustrasi yang aktif. Berasal dari keluarga dari seoarang ayah guru seni dan keluarga yang menyukai tentang dunia seni, membuat M. Andri Abdi semakin termotivasi untuk berkarya ilustrasi lebih baik lagi. Peralatan untuk berkarya yang sangat mempengaruhi dalam proses penciptaan karya, dipenuhi oleh ayahnya dengan harapan untuk membantu mengembangkan potensi dari diri M. Andri Abdi.

Hal ini berbeda dengan Novrida Pratiwi mahasiswa angkatan 2010 dan

Chikini Ville, mahasiswa angkatan 2007 yang sama-sama mengambil program studi Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Malang. Kedua mahasiswa ini memiliki latar belakang keluarga yang kurang mendukung dalam dunia seni. Aktivitas dirumah yang lebih banyak digunakan untuk membantu orang tua sangat mempengaruhi untuk proses berkarya, karena waktu dan tenaga yang lebih banyak terkuras dalam membantu keluarga. Namun hal ini tidak mempengaruhi kedua mahasiswa tersebut untuk berkarya, mereka memanfaatkan waktu dikampus untuk mencoba berkarya ilustrasi. Biasanya waktu dikampus mereka mencoba berkarya secara manual sebelum dicampur dengan proses digital pada waktu dirumah. Proses yang cukup lama ini, juga sangat mempengaruhi waktu mereka dalam setiap berkarya ilustrasi.

Sedangkan paparan data mengenai proses penciptaan karya ilustrasi oleh

anggota komunitas Corat Coret sebagai berikut:

Page 5: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

5

1. Proses penciptaan karya ilustrasi secara manual Bagi Roro Saraswati, menggambar secara manual tidak membutuhkan alat

dan bahan yang rumit. Pensil, pen, penghapus, spidol, drawing pen, kertas gambar mulai kertas HVS ataupun kertas buku tulis yang selalu dia bawa kemana-mana sangatlah mudah di temukan di toko peralatan tulis terdekat. Prose penciptaan manual dimulai dengan menentukan ide untuk diwujudkan dalam karya. Setelah ide terbentuk, kemudian membuat sket di kertas menggunakan pensil yang dilanjutkan dengan membuat outline dengan drawing pen dan spidol untuk membentuk garis objek gambar yang akan dibuat. Setelah objek garis gambar terbuat, kemudian menghapus sisa sket dengan pensil tersebut sebelum dilanjutkan dengan menambah ornamen dalam gambarnya. Ornamen ini terkadang dibutuhkan Roro Saraswati untuk menambah detail dari gambar ilustrasi yang dibuat, pembuatan ornamen ini menggunakan pen dan drawing pen.

Berikut ini merupakan contoh salah satu karya ilustrasi secara manual yang dibuat oleh Roro Saraswati :

2. Proses penciptaan karya ilustrasi secara digital

Kemajuan teknologi dari berbagai bidang tentulah sangat berdampak postif. Hal ini yang coba dimanfaatkan oleh Agil priyo Setiabudi untuk berkarya ilustrasi secara digital. Kecanggihan teknologi dari berbagai bidang yang tentunya bukan barang murah bagi semua orang, namun bagi Agil Priyo Setiabudi adalah aset masa depan. Penggunakan desktop atau laptop dan pen tablet sebagai alat utama dan penggunan software Adobe Photoshop sebagai bahan berkarya ilustrasi secara digital tentu harus ditunjang dalam kemampuan untuk mengoprasikan perangkat tersebut.

Berawal dari ide untuk membuat karya ilustrasi, yang kemudian dilanjutkan dengan proses membuta sket dengan peralatan pen tablet yang dihubungkan dengan laptop menggunakan software Adobe Photoshop, merupakan langkah awal dalam membuat karya ilustrasi secara digital. Setelah itu proses pembuatan outline dan pewarnaan pada objek yang telah terbentuk saat proses pembuatan sket tersebut. Proses pewarnaan sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu pewarnaan dasar, merupakan pewarnaan dengan memberikan warna dasar pada objek dan pewarnaan detail, merupakan pewarnaan untuk memperkuat objek yang telah dibuat diberbagai sudut objek.

Page 6: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

6

Berikut salah satu hasil karya yang telah dibuat oleh Agil Priyo Setiabudi dengan menggunakan proses digital:

3. Proses penciptaan karya ilustrasi secara campuran (manual dan digital). Alat yang digunakan dalam berkarya hampir sama, yaitu menggunakan

kertas, pensil dan drawing pen. Namun yang membedakan adalah pada proses outline menggunakan pen permanen dan pada proses memindahkan ke bentuk digital dalam proses pewarnaan. Proses pemindahan kedalam bentuk digital ini menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan scanner, prosesnya sendiri disebut scanning. Proses penciptaan karya ilustrasi secara campuran merupakan proses yang sering digunakan oleh beberapa anggota komunitas Corat Coret.

Disini ada lima tahap dalam membuat karya ilustrasi yaitu pertama sket objek yang berawal dari ide yang akan digambar dengan menggunakan pensil. Kedua adalah proses outline, yaitu mengulang garis yang telah dibuat pada proses sket dengan drawing pen, Ketiga adalah proses blok, yaitu memberikan warna pada bidang kosong diluar objek utama, Ketiga adalah scanning, yaitu proses memindahkan karya dari bentuk manual kedalam bentuk digital dengan alat scanner. Terakhir adalah proses pewarnaan yang menggunakan desktop dan software Adobe Photoshop. Berkut adalah hasil karya dari Novrida Pratiwi, M. Andri Abdi dan Chikini Ville :

Page 7: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

7

PEMBAHASAN

Hal yang akan dibahas adalah segala permasalahan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian yang berjudul “ Ilustrasi Karya komunitas Corat Coret Di Tinjau Dari Proses Dan Bentuk Penciptaannya ” terdapat dua pokok bahasan berdasarkan rumusan masalah yakni: (1) Pengaruh latar belakang kehidupan anggota komunitas Corat Coret terhadap karyanya (2) Proses penciptaan karya ilustrasi oleh anggota komunitas Corat Coret.

Dari kedua rumusan masalah yang dibahas merupakan temuan-temuan data dalam penelitan, yang didalamnya telah mencakup hasil interpretasi dari peneliti. Adapun pembahasan tentang anggota komunitas Corat Coret sebagai berikut:

A. Pengaruh Latar Belakang Kehidupan Anggota Komunitas Corat Coret

Terhadap Bentuk Karyanya. 1. Proses penciptaan karya ilustrasi secara manual

Pengaruh kuat dari faktor lingkungan dan dukungan penuh dari keluarga merupakan motivasi bagi sosok Roro Saraswati dalam mengembangkan potensi dari hobi menggambar ilustrasi. Tidak bisa dipungkiri, jurusan dimana tempat dia kuliah sebagai mahasiswa sastra Prancis mempengaruhi kinerja yang tidak mendukung untuk mengembangkan hobinya, karena tidak memiliki hubungan sama sekali dengan seni ilustrasi, baik dari wawasan teori dan teknik, namun itu dia tutupi dengan banyak tukar pengalaman dengan sesama anggota komunitas dan teman yang memiliki hobi sama dalam dunia ilustrasi.

2. Proses penciptaan karya ilustrasi secara digital

Latar belakang Pendidikan, lingkungan tempat dimana dia kuliah dan keluarga sangat mempengaruhi dari Agil Priyo Setiabudi dalam mengembangkan hobi dalam seni ilustrasi. Peralatan yang memadai dan suasana berkarya seni yang kuat membentuk sosok Agil Priyo Setiabudi untuk lebih terpacu dalam berkarya. Motivasi tersebut yang digunakan Agil dalam setiap kesempatan berkarya.

3. Proses penciptaan karya ilustrasi secara campuran Latar penciptaan karya ilustrasi campuran yang membutuhkan waktu

relatif lebih lama dari penciptaan karya ilustrasi secara manual ataupun digital, membuat Novrida Pratiwi dan Chikini Ville belum bisa total dalam setiap kesempatan berkarya. Hal ini sangat dipengaruhi dengan latar belakang dari

Page 8: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

8

keluarga yang kurang mendukung secara penuh dari hobi kedua mahasiswa program studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang tersebut. Waktu yang lebih banyak dihabiskan untuk membantu kedua orang tua masing-masing selain aktivitas kuliah, membuat waktu untuk berkarya sangat sedikit, namun hal ini coba disiasati oleh kedua mahasiswa ini dengan lebih banyak menghabiskan waktu berkarya di kampus yang kemudian dilanjutkan dirumah. Namun semangat dari kedua mahasiswa ini tidak pernah surut sama sekali, motivasi dari teman sesama anggota komunitas Corat Coret dan teman yang memiliki hobi dalam seni ilustrasi.

Berbeda dengan Novrida Pratiwi dan Chikini Ville, M. Andri Abdi memiliki latar belakang yang hampir sama dengan Agil Priyo Setiabudi, dari ayah seorang guru seni dan keluarga yang mendukung penuh dalam dunia seni sertta lingkungan dimana dia tinggal saat melakukan ativitas kuliah memiliki semangat berkarya yang kuat, membuat M. Andri Abdi semakin terpacu dalam setiap berkary seni ilustrasi. B. Proses Penciptaan Karya Ilustrasi Oleh Anggota Komunitas Corat-Coret

Proses penciptaan ilustrasi baik secara manual, digital dan campuran, secara keseluruhan menekankan pada ide atau gagasan, alat dan bahan, serta teknik. Teknik disini adalah proses visualisasi ke dalam bentuk objek yang diinginkan. Disini akan di paparkan berdasarkan jenis penciptaan oleh anggota komunitas Corat Coret dalam bentuk struktur proses penciptaannya, yaitu:

1. Proses penciptaan karya ilustrasi secara manual Berawal dari ide yang kemudian divisualkan dalam bentuk sket dengan

bahan dan alat kertas, pensil dan penghapus. Proses pembuatan sket ini untuk menentukan bentuk awal objek yang akan di visualkan. Dilanjutkan dengan proses pembuatan outline dengan menggunakan alat spidol, boarmaker dan drawing pen yang kemudian sisa sket yang menggunakan pensil dihapus dengan penghapus pensil. Untuk proses pendokumentasian karya dengan cara scanning dengan menggunakan scanner dengan format JPEG yang kemudian disimpan di desktop, laptop atau flasdisk. Dapat dilihat dalam struktur proses penciptaan berikut:

Page 9: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

9

2. Proses penciptaan karya ilustrasi secara digital Ide merupakan awal dari sebuah proses berkarya, hal ini pun juga

dilakukan pada proses karya ilustrasi digital dari Agil Priyo Setiabudi, yang kemudian membuat sket dengan menggunakan peralatan pen tablet yang terhubung ke laptop atau desktop dengan software Adobe Photoshop sebagai bahan untuk membuat karya. Masih dengan peralatan dan bahan yang sama pada saat pembuatan outline dan pada proses pewarnaan, namun pada saat proses pewarnaan ini ada dua tahap, yaitu pewarnaan dasar dan pewarnaan detail pada objek yang telah dibuat. Setelah itu karya dicetak dalam kertas dengan menggunakan printer, kertas yang digunakan pada umumnya menggunakan kertas jenis Art paper.

Dapat dilihat dalam struktur proses penciptaan berikut:

Page 10: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

10

3. Proses penciptaan karya ilustrasi secara campuran Proses berkarya ilustrasi dengan teknik campuran antara manual dan

digital hampir sama dengan manual pada awal proses, namun setelah itu dipindah dalam bentuk digital dengan cara scanning dengan scanner yang hasilnya berupa bentuk format JPEG dan selanjutnya hampir sama dengan proses digital, yang menggunakan desktop atau laptop dan software Adobe Photoshop, namun disini tidak menggunakan pen tablet.

Berikut struktur proses penciptaan secara campuran :

SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Pengaruh Latar Belakang Kehidupan Anggota Komunitas Corat Coret Terhadap Bentuk Karyanya. Sebagai komunitas seni ilustrasi umum di kota Malang, komunitas Corat

Coret memiliki latar belakang anggota yang berbeda-beda. Mulai dari latar belakang pendidikan yang memiliki dasar seni ilustrasi di kampus maupun sama sekali tidak memiliki dasar seni ilustrasi sama sekali. Begitu pula latar belakang lingkungan tempat tinggal dan latar belakang keluarga, ada yang mendukung penuh dan ada pula yang kurang mendukung karena kesibukan dari keluarga masing-masing. Namun hal ini tidak membuat para anggota komunitas Corat Coret patah semangat dalam setiap kesempatan berkarya seni ilustrasi dan menambah wawasan baik secara teori maupun teknik dan pengalaman dengan

Page 11: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

11

seringnya saling tukar pengalaman, baik sesama anggota komunitas ataupun teman lain yang memiliki hobi sama dalam seni ilustrasi.

2. Proses Penciptaan Karya Ilustrasi Oleh Anggota Komunitas Corat-Coret Proses penciptaan ilustrasi baik secara manual, digital dan campuran,

secara keseluruhan menekankan pada ide atau gagasan, alat dan bahan, serta teknik. Hal ini dapat terlihat dari proses penciptaan karya ilustrasi menurut tiga jenis, yaitu:

a.) Proses penciptaan karya ilustrasi secara manual Pada proses manual, sebelum proses visualisasi dimulai harus

mempersiapkan alat dan bahan serta mengkristalkan ide. Hal tersebut juga yang dilakukan oleh Roro Saraswati. Peralatan dan bahan yang lebih mudah didapatkan, seperti kertas, pensil, spidol dan drawing pen, yang selalu dia bawa untuk berkarya sangat membantu dia untuk bisa berkarya ilustrasi dimanapun dan kapanpun.

Proses penciptaannya sendiri dimulai dengan membuat sket objek yang akan dibuat dengan pensil, kemudian proses outline atau menebali objek yang telah dibuat dengan spidol dan drawing pen. Setelah itu proses menghapus sisa sket yang telah dibuat dengan pensil tadi, proses menghapus sisa sket ini dengan penghapus. Untuk mendokumentasikan hasil karya yang telah jadi, karya di scanning untuk dipindah dalam bentuk digital, setelah itu bisa disimpan di desktop atau laptop.

b.) Proses penciptaan karya ilustrasi secara digital Sebelum proses penciptaan karya ilustrasi, hal terpenting adalah proses

kemampuan dalam mengoprasikan peralatan dan bahan yang akan dibuat berkarya ilustrasi. Kemampuan penguasaan dalam mengoprasikan peralatan dan bahan sangat penting karena pada proses ini sangat berbeda dengan proses manual. Peralatan seperti desktop atau laptop, pen tablet dan software Adobe Photoshop memerlukan penguasaan dalam pengorasiannya untuk menunjang proses penciptaan karya ilustrasi digital.

Hal ini juga yang dialami oleh Agil Priyo Setiabudi, setelah kemampuan dalam mengoprasikan ini telah mampu dikuasai, proses selanjutnya adalah proses visualisasi. Untuk proses visualisasi ini sama dengan proses manual, namun yang membedakan adalah hasil karya dicetak dengan printer dan langsung dapat disimpan di desktop atau laptop tanpa di scanning.

c.) Proses penciptaan karya ilustrasi secara campuran Penciptaan secara camuran yang dilakukan oleh Chikini Ville, M. Andri

Abdi dan Novrida Pratiwi merupakan proses penggabungan antara proses manual dan digital. Dimulai dengan proses sket objek yang akan di tampilkan dengan pensil, proses penebalan objek atau ouline dengan drawing pen atau spidol, selanjutnya membersihkan sisa sket dengan penghapus. Setelah itu, di pindah dalam bentuk digital dengan proses scanning, kemudian proses pewarnaan dengan menggunakan Software Adobe Photoshop. Hasil karya jadi sama halnya dengan proses digital, yaitu di cetak dengan printer.

B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan diatas,maka peneliti dapat memberi saran

sebagai berikut:

Page 12: ilustrasi karya komunitas corat coret ditinjau dari proses dan bentuk

12

1. Kepada peneliti lain: diadakan lagi penelitian yang sejenis dengan objek yang berbeda, apabila ingin melakukan penelitian yang sejenis dengan objek atau subjek yang berbeda, skripsi ini bisa digunakan sebagai referensi dan perbandingan yang nantinya dapat dikembangkan lagi untuk lebih baik.

2. Kepada Mahasiswa Jurusan Seni dan Desain: memperbanyak bertukar pengalaman dan wawasan dalam dunia ilustrasi, karena teori yang diberikan di kampus sangatlah kurang untuk mengembangkan potensi di dunia ilustrasi.

DAFTAR RUJUKAN

Ching, D.K Francis. 2002. Menggambar Merupakan Proses Kreatif . Jakarta. Erlangga

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi. Yayasan Asah Asih Asuh Setiadji.

Harisman, A dan Rahmanadji, D. 1991. Gambar Ilustrasi (Buku Penunjang Perkuliahan). Malang: OPF IKIP Malang.

Moleong. Lexi. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya

Pawly, James P. 2004. Art For Drawing.(Online)(http://www.artfordrawing.com),

diakses 17 Maret 2012

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Bahasa Untuk Karang Mengarang. Yogyakarta: U.P Indonesia.

Preziosi, Donald. 2004. The Basic of Ilustration.(Online) (http://www.ilustration.co.id), diakses 17 Maret 2012.

Rasjoya. 1994. Pendidikan Seni Rupa Untuk SMU Kelas 1. Jakarta: Erlangga.

Sachari, Agus, 2007. Budaya Visual Indonesia, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santoso, Sigit. 2008. Dasar-Dasar Ilustrasi dan Pengertiannya. (Online) (http://thesis.binus.ac.id) diakses 17 Maret 2012.

Soetjipto, Katjik 1983-1986. Intisari Masalah Seni Rupa. Malang: Pelaksana Kegiatan Penulisan Buku/diktat Perkuliahan Sub Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Proyek Peningkatan/Perkembangan Perguruan Tingi IKIP Malang.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.