ilmu hadits

34
1. ILMU HADITS Kata hadits berasal dari bahasa Arab al-Hadits yang artinya al jadid (yang baru), lawan dari al Qadim (yang lama), dan al Khabar, yang berarti kabar atau berita. Secara terminologis, hadits dirumuskan dalam pengertian yang berbeda-beda, diantaranya : Ulama hadits mendefinisikan : ة ي ق ل خ او ة ي ق ل خ ة فر اوص ير ق ت ل او ع فل او و ق ن م م سل ة و ي ل ع لة ى ال صل ى( ب لن ا ن ع ر- يا ل ما كHadits adalah segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi Saw baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat dan hal ihwal Nabi. Ulama Ushul Fiqh mendefinisikan : Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw selain al Quran Karim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan hukum syara’. Ulama Fiqh mendefinisikan : Hadits adalah segala sesuatu yang ditetapkan Nabi Saw yang tidak bersangkut paut dengan masalah-masalah fardhu atau wajib. Kalangan ulama ada yang menyatakan bahwa apa yang dikatakan hadits itu bukan hanya yang berasal dari Nabi Saw namun yang berasal dari sahabat dan tabi’in juga disebut hadits. Dengan demikian melahirkan dua macam pengertian hadits yakni pengertian terbatas, dan pengertian yang luas. Pengertian hadits yang terbatas adalah : “Sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Saw baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya”. Adapun pengertian hadits secara luas sebagaimana dikatakan Muhammad Mahfuzh al-Tarmizi :

Upload: cutnoviyana

Post on 29-Jan-2016

289 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MAKALAH

TRANSCRIPT

1. ILMU HADITSKata hadits berasal dari bahasa Arab al-Hadits yang artinya al jadid (yang baru), lawan dari al Qadim (yang lama), dan al Khabar, yang berarti kabar atau berita. Secara terminologis, hadits dirumuskan dalam pengertian yang berbeda-beda, diantaranya :Ulama hadits mendefinisikan :

اوصفة تقرير او فعل او قول من وسلم عليه الله صلى النبي عن مااثر كلخلقية او خلقية

Hadits adalah segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi Saw baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat dan hal ihwal Nabi.

Ulama Ushul Fiqh mendefinisikan :Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw selain al Quran Karim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan hukum syara’.Ulama Fiqh mendefinisikan :

Hadits adalah segala sesuatu yang ditetapkan Nabi Saw yang tidak bersangkut paut dengan masalah-masalah fardhu atau wajib.Kalangan ulama ada yang menyatakan bahwa apa yang dikatakan hadits itu bukan hanya yang berasal dari Nabi Saw namun yang berasal dari sahabat dan tabi’in juga disebut hadits. Dengan demikian melahirkan dua macam pengertian hadits yakni pengertian terbatas, dan pengertian yang luas.

Pengertian hadits yang terbatas adalah :

“Sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Saw baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya”.Adapun pengertian hadits secara luas sebagaimana dikatakan Muhammad Mahfuzh al-Tarmizi :

“Sesungguhnya hadits itu bukan hanya yang dimarfukan kepada Nabi Muhammad Saw saja, melainkan dapat pula disebutkan pada apa yang maukuf (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari sahabat), dan pada apa yang maqthu’ (dinisbatkan pada perkataan dan sebagainya dari tabi’in).Ilmu hadits adalah ilmu tentang hadits. Ali Ibn Muhammad Al Jurjani mendefinisikan, ilmu adalah keyakina pasti yang sesuai dengan pernyataan, atau mengetahui sesuatu yang dikehendakinya. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah kepandaian tertentu atau pengetahuan tentang sesuatu bidang. Ilmu juga diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan sistemik, dalam bidang atau disiplin tertentu, serta memiliki obyek kajian yang jelas.

Sementara hadits diartikan oleh Jumhurul Muhaditsin dengan sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya. Dengan demikian ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari tentang segala hal yang berkaitan dengan hadits.

2. JUAL BELI YANG JUJUR

و ح "ة" ع#ب ش$ ع"ن# ع)يد& س" #ن$ ب "ى ي "ح# ي "ا "ن د+ث ح" +ى "ن #م$ث ال #ن$ ب م$ح"م+د$ "ا "ن ح"د+ث#ن$ ب ح#م"ن) الر+ #د$ و"ع"ب ع)يد& س" #ن$ ب "ى ي "ح# ي "ا "ن ح"د+ث ع"ل)ي/ #ن$ ب و ع"م#ر$ "ا "ن ح"د+ث

+ه) الل #د) ع"ب ع"ن# )يل) ل #خ" ال )ي ب" أ ع"ن# "اد"ة" ق"ت ع"ن# "ة$ ع#ب ش$ "ا "ن ح"د+ث ق"اال" م"ه#د)ي/

+م" ل و"س" #ه) "ي ع"ل +ه$ الل ص"ل+ى )ي8 +ب الن ع"ن# & ام ح)ز" #ن) ب ( ح"ك)يم ع"ن# #ح"ار)ث) ال #ن) بف)ي "ه$م"ا ل $ور)ك" ب "ا +ن "ي و"ب ص"د"ق"ا )ن# ف"إ ق"ا "ف"ر+ "ت ي "م# ل م"ا "ار) ي #خ) )ال ب 8ع"ان) "ي #ب ال ق"ال"

)ي/ ع"ل #ن$ ب و ع"م#ر$ "ا "ن ح"د+ث #ع)ه)م"ا "ي ب "ة$ ك "ر" ب م$ح)ق" "م"ا "ت و"ك "ا "ذ"ب ك )ن# و"إ #ع)ه)م"ا "ي بق"ال" +اح) +ي الت )ي ب

" أ ع"ن# Dه"م+ام "ا "ن ح"د+ث م"ه#د)ي/ #ن$ ب ح#م"ن) الر+ #د$ ع"ب "ا "ن ح"د+ثع"ن# & ام ح)ز" #ن) ب ( ح"ك)يم ع"ن# $ح"د8ث$ ي #ح"ار)ث) ال #ن" ب +ه) الل #د" ع"ب م)ع#ت$ س"

)د" و$ل #ح"ج+اج ال #ن ب )م ل م$س# ق"ال" )ه) #ل )م)ث ب +م" ل و"س" #ه) "ي ع"ل +ه$ الل ص"ل+ى )ي8 +ب الن Jة" ن س" ر)ين" و"ع)ش# Jة" م)ائ و"ع"اش" "ة) "ع#ب #ك ال ج"و#ف) ف)ي & ام ح)ز" #ن$ ب ح"ك)يم$

Orang yg bertransaksi jual beli berhak khiyar (memilih) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur & terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta & tak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang. Telah menceritakan kepada kami Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Hammam dari Abu At Tayyah dia berkata; Saya mendengar Abdullah bin Al Harits telah menceritakan dari Hakim bin Hizam dari Nabi Shallallu 'alaihi wa sallam, seperti hadits di atas, Muslim bin Hajjaj berkata; Hakim bin Hizam dilahirkan di dalam Ka'bah, & dia hidup selama seratus dua puluh tahun. [HR. Muslim No.2825].

Hadis riwayat Hakim bin Hizam ra.: Dari Nabi saw. beliau bersabda: Penjual dan pembeli memiliki hak pilih selama belum berpisah. Apabila mereka jujur dan mau menerangkan (keadaan barang), mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Dan jika mereka bohong dan menutupi (cacat barang), akan dihapuskan keberkahan jual beli mereka (Shahih Muslim No. 2825)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Seorang lelaki melaporkan kepada Rasulullah saw. bahwa ia tertipu dalam jual beli. Maka Rasulullah saw. bersabda: Katakanlah kepada orang yang kamu ajak berjual-beli: Tidak boleh menipu! Sejak itu jika ia bertransaksi jual beli, ia berkata: Tidak boleh menipu!. (Shahih Muslim No.2826)

"Tidak halal seseorang menjual suatu perdagangan, melainkan dia harus menjelaskan ciri perdagangannya itu; dan tidak halal seseorang yang mengetahuinya, melainkan dia harus menjelaskannya." (Riwayat Hakim dan Baihaqi)

Islam mengharamkan penipuan dalam semua aktifitas manusia, termasuk dalam kegiatan bisnis dan jual beli. Memberikan penjelasan dan informasi yang tidak benar, mencampur barang yang baik dengan yang buruk, menunjukkan contoh barang yang baik dan menyembunyikan yang tidak baik. Penipuan ini berakibat merugikan pihak pembeli.

Maka Islam sangat mengecam penipuan dalam bentuk apapun dalam berbisnis. Lebih jauh lagi barang yang hendak dijual harus dijelaskan kekuarangan dan cacatnya. Jika menyembunyikannya, maka itu adalah kezhaliman. Padahal, jika kejujuran dalam bertransaksi di junjung tinggi dan dilaksanakan akan menciptakan kepercayaan antara pembeli dan penjual, yang akhirnya menciptakan keharmonisan dalam masyarakat.

Ingat! dalam hadits di atas Rasulullah Muhammad Saw telah dengan tegas mengatakan, bahwa perdagangan jujur akan mendapatkan keberkahan. Sedangkan, jika dalam bertransaksi dibumbui dengan ketidakjujuran, maka Rasulullah Saw menegaskan bahwa transaksi tersebut tidak akan berkah. Dalam hadits lain ia menyebutkan bahwa ‘Barang siapa yang menipu kami, bukanlah dari golongan kami (Riwayat Muslim).

Ketidakjujuran dalam bertransaksi saat ini memang sulit ditemui. Banyak kita menjumpai pedagang yang hanya mengatakan barang yang dijualnya adalah barang yang sempurna, paling bagus, yang membuat pembeli tergiur, tetapi tidak dikatakan atau dijelaskan cacatnya barang tersebut. atau promosi (penawaran) yang terjadi saat ini baik di media cetak atau elektronik (TV dan radio) hanya mengatakan keunggulan-keunggulan produk tersebut, tapi tidak pernah mengatakan kekuarangan-kekurangan dari produk tersebut.

Coba kita simak kisah seorang Ibnu Sirin, ia pernah menjual seekor kambing, kemudian dia berkata kepada si pembelinya: 'Saya akan menjelaskan kepadamu tentang ciri kambingku ini, yaitu kakinya cacat.'

Begitu juga Al-Hassan bin Shaleh pernah menjual seorang hamba perempuan (jariyah), kemudian ia berkata kepada si pembelinya: "Dia pernah mengeluarkan darah dari hidungnya satu kali."

Walaupun hanya sekali, tetapi 'jiwa seorang mu'min seperti Ibnu Sirin dan Al-Hassan bin Shaleh merasa tidak enak kalau tidak menyebutkan cacatnya itu, sekalipun berakibat menurunnya harga.

Mudah-mudahan hal ini dapat dilaksanakan dikehidupan sehari-hari sehingga transaksi yang dilaksanakan membawa keberkahan dalam kehidupan. Dan tentunya tidak menzholimi pihak lain. Wallaahu ‘alam

3. HADIST TENTANG BENDA YANG HARAM YANG DIPERJUAL BELIKAN

وسلم عليه الله صلى الله) و#ل" س$ ر" م)ع" س" +ه$ ن" أ وسلم عليه الله صلى الله) #د) ع"ب #ن) ب )ر) اب ج" ع"ن#

.] [ ( "ام ص#ن" #أل و"ا #ر) #ز)ي ن #خ) و"ال "ة) #ت #م"ي و"ال #خ"م#ر) ال #ع" "ي ب م" ح"ر+ "ه$ و#ل س$ و"ر" الله" )ن+ إ +ة" )م"ك ب و"ه$و" ، #ح) #ف"ت ال ع"ام" "ق$ول$ ي

$و#د$، ل #ج$ ال )ه"ا ب $د#ه"ن$ و"ي ، ف$ن$ Uالس )ه"ا ب $ط#ل"ى ي +ه"ا )ن ف"إ "ة) #ت #م"ي ال ح$و#م" ش$ #ت" #ي أ ر"" أ الله)، و#ل" س$ ر" "ا ي #ل" ف"ق)ي

.] [ : . #د" ن ع) وسلم عليه الله صلى الله) و#ل$ س$ ر" ق"ال" $م+ ث Dام ح"ر" ه$و" ،" ال ف"ق"ال" +اس$ الن )ه"ا ب )ح$ "ص#ب ت "س# و"ي] "ه$ ] "م"ن ث $و#ا "ل ك

" ف"أ "اع$و#ه$ ب $م+ ث $و#ه$ ج"م"ل ح$و#م"ه"ا ش$ م" ح"ر+ "م+ا ل الله" )ن+ إ "ه$و#د"، #ي ال الله$ "ل" ق"ات )ك" ذل

Jabir bin Abdullah ra. mendengar Rasulullah saw. pada hari Fathu Makkah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan menjual khamr, bangkai, babi dan berhala.” Lalu dikatakan, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu dengan lemak bangkai; itu bisa untuk memoles perahu, melumuri kulit dan digunakan orang untuk penerangan?” Beliau bersabda, “Tidak. Itu haram.” Kemudian Rasulullah saat itu saw. bersabda, “Semoga Allah membinasakan Yahudi. Sesungguhnya ketika Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka melelehkan lemak itu, lalu mereka jual dan memakan harganya.” (HR al-Bukhari, muslim, an-Nasa’i, at-Tirmidzi, Ibn Majah dan Ahmad).

Hadis ini dicantumkan oleh Ibn Rajab al-Hanbali dalam kitabnya, Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam, hadis ke-45, melengkapi Arba’un an-Nawawiyah menjadi 50 hadis. Dalam hadis ini dengan jelas Allah dan Rasul saw. telah mengharamkan menjual khamr, bangkai, babi dan berhala. Keempatnya adalah haram zatnya. Keharaman khamr ditegaskan dalam QS al-Maidah ayat 90. Khamr adalah semua minuman atau zat cair, yang banyak atau sedikitnya memabukkan, apapun nama dan bahannya.

Bangkai adalah hewan yang mati bukan dengan sembelihan secara syar’i. Haram pula hewan yang mati disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas—kecuali yang sempat kalian sembelih—yang disembelih untuk berhala (QS al-Maidah [5]: 3). Juga haram hewan buruan darat yang ketika melepaskan hewan pemburu terlatih, melepaskan panah, melempar tombak atau menembakkan peluru dan sebagainya, pemburu itu tidak menyebut asma Allah; atau hewan buruan yang mati oleh anjing pemburu yang tidak terlatih; juga termasuk bangkai, organ hewan yang diambil/dipotong ketika hewan itu masih hidup.

Babi merupakan hewan yang sudah dikenal, baik piaraan/ternak maupun babi hutan/celeng.

Adapun al-ashnâm adalah segala benda yang dijadikan berhala/sesembahan, baik dalam bentuk patung makhluk yang bernyawa, patung makhluk imajiner, ataupun meski hanya berupa batu lonjong atau salib.

Keharaman menjual keempatnya karena benda itu telah diharamkan. Hal itu ditegaskan dalam riwayat lain. Ibn Abbas menuturkan, Nabi saw. bersabda:

#ع"ه"ا "ي ب م" ح"ر+ "ه"ا ب ر# ش$ م" ح"ر+ "ذ)ي# ال إن+

Sesungguhnya apa yang Allah haramkan untuk diminum, Dia haramkan pula untuk dijual (HRmuslim).

Rasul saw. juga bersabda dengan lafal yang mutlak. Ibn Abbas ra. menuturkan, Rasul saw. bersabda:

"ه$ "م"ن ث م" ح"ر+ Jا #ئ ي ش" م" ح"ر+ )ذ"ا إ الله" )ن+ إ

Sesungguhnya Allah SWT, jika mengharamkan sesuatu, Dia juga mengharamkan harganya(HR Ahmad, Abu Dawud, Ibn Hibban, al-Baihaqi, ath-Thabarani dan ad-Daraquthni).Kedua hadis ini bersifat lebih mutlak dari riwayat Jabir di atas. Riwayat Jabir itu hanya bagian dari cakupan kedua hadis ini. Kedua hadis Ibn Abbas ini bersifat mutlak mencakup segala yang diharamkan oleh Allah, termasuk keempat benda yang disebutkan dalam hadis Jabir. Dari dalil-dalil ini dan yang lainnya para ulama meng-istinbath kaidah fikih:

] ) #ع$ه$ ) "ي ب م" ح$ر8 "اد) #ع)ب ال ع"ل"ى $ه$ #ن ع"ي م" ح$ر8 م"ا Uل$ كSemua yang (zatnya) diharamkan atas hamba, diharamkan pula penjualannya.Sesuatu yang diharamkan oleh Allah, jika diperhatikan bisa dikategorikan lima golongan: (1) Sesuatu yang haram dimakan seperti daging babi, darah, binatang buas bertaring, bercakar dan berkuku tajam, dsb. (2) Sesuatu yang haram diminum seperti khamr, air kencing, nanah, dsb. (3) Sesuatu yang haram diambil/digunakan seperti berhala, termasuk Salib. (4) Sesuatu yang haram dimiliki seperti patung. (5) Sesuatu yang haram dibuat, misalnya lukisan makhluk bernyawa seperti manusia dan hewan. Kelima benda yang diharamkan itu, haram pula dijual dan dimakan harganya.Hadis Jabir di atas bisa saja dipahami oleh orang secara terbatas, bahwa yang haram hanya menjualnya, sementara memanfaatkannya tidak haram. Itu pula yang agaknya terlintas pada diri sebagian sahabat. Karena itu, ditanyakan kepada Rasul saw., bagaimana jika lemak bangkai itu digunakan untuk memoles perahu, melumuri/menyemir kulit atau untuk bahan bakar penerangan? Rasul saw. menjawab, “Tidak. Itu haram.”Dari sini jelas, yang diharamkan bukan hanya penjualannya, tetapi semua bentuk pemanfaatan lainnya juga haram. Apa yang ada di dalam pertanyaan itu adalah contoh bentuk pemanfaatan lainnya itu.Para ulama menjelaskan bahwa keempatnya (khamr, lemak bangkai, babi, berhala) diharamkan dan merupakan najis. Dari sini, hadis Jabir di atas juga menunjukkan bahwa pemanfaatan najis dalam bentuk apapun adalah haram, kecuali yang dikhususkan oleh dalil. Misal, untuk berobat; berobat dengan najis atau benda haram hukumnya makruh; kulit bangkai hewan ternak jadi suci dan bisa dimanfaatkan setelah disamak; daging bangkai boleh dimakan jika darurat untuk mempertahankan hidup; bentuk makhluk hidup boleh jika untuk boneka mainan anak-anak; dan pengkhususan lainnya. Semua pemanfaatan khusus itu dibolehkan sebatas kekhususan itu, bukan secara mutlak dan umum.Kemudian Rasul saw. menegaskan bahwa melakukan trik (hilah) agar zat yang diharamkan itu bisa dimanfaatkan dengan dalih tertentu adalah haram. Rasul mencontohkan perilaku Yahudi, saat lemak bangkai diharamkan bagi mereka, mereka pun tidak memanfaatkannya secara langsung, tetapi mereka lelehkan/cairkan, baru lemak cair itu dijual dan hasil penjualannya mereka makan. Perilaku demikian adalah haram.

4. CURANG DAN SENGKETA DALAM JUAL BELI

Untuk meraup keuntungan besar, salah satu cara yang dilakukan pedagang adalah bermain curang dalam hal timbangan. Padahal bermain curang seperti ini terancam dalam ayat Al Quran.Manakah ayat Al Quran yang menyebutkan masalah ini?Allah Ta’ala berfirman,

#م$ط"ف8ف)ين" ) )ل #لD ل "و#ف$ون"1و"ي ت #aaس" +اس) ي $وا ع"ل"ى الن "ال #ت )ذ"ا اك +ذ)ين" إ ( الون" )2) ر$ $خ#س) $وه$م# ي ن و# و"ز"

" $وه$م# أ "ال )ذ"ا ك (3( و"إ

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran

dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,

mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3).Kalimat Al Muthoffifin ditafsirkan dengan ayat selanjutnya, yaitu mereka yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi secara sempurna, tanpa boleh ada kekurangan. Namun saat mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka malah mengurangi. Bisa jadi dengan alat takaran atau timbangan yang mereka curangi. Mereka bisa pula berbuat curang dengan enggan menyempurnakan takaran atau timbangan, atau semisal itu. Ini sama saja merampas harta manusia tanpa lewat jalan yang benar.Jika ancaman bagi yang beruat curang dalam timbangan timbangan atau takaran saja seperti itu, bagaimanakah lagi dengan orang yang merampas dan mencuri, tentu lebih parah dari Al Muthoffifin. Demikian penjelasan dari Syaikh As Sa’di dalam kitab tafsirnya.Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Quran Al ‘Azhim berkata bahwa yang dimaksud dengan Al Muthoffifin adalah berbuat curang ketika menakar dan menimbang. Bentuknya bisa jadi, ia meminta untuk ditambah lebih ketika ia meminta orang lain menimbang. Bisa jadi pula, ia meminta untuk dikurangi jika ia menimbangkan untuk orang lain. Itulah mengapa akibatnya begitu pedih yaitu dengan kerugian dan kebinasaan. Itulah yang dinamakan wail.Ibnu Katsir juga berkata,

رهم على مaaا كaaانوا يبخسaaون +aaعيب ود"مaaوم شaaوأهلك الله ق الناس في المكيال والميزان

“Allah membinasakan dan menghancurkan kaum Syu’aib dikarenakan mereka berbuat curang dalam takaran dan timbangan.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 508).Wail itu sendiri -menurut Tafsir Al Jalalain-,

كلمة عذاب أو واد في جهنم“Kalimat yang menunjukkan siksa atau lembah di Jahannam.”Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

لما قدم نبي الله صلى الله عليaaه وسaaلم المدينaaة كaaانوا من+وا #م$ط"ف8ف)ين" { فحسaaن )ل لD ل #aaأخبث الناس كيال فأنزل الله: } و"ي

الكيل" بعد ذلك“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, penduduk di kota tersebut sering bermain curang dalam takaran. Turunlah ayat ‘celakalah al muthoffifin’. Setelah itu barulah mereka memperbagus takaran mereka.” (HR. An Nasai dalam Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan dalam Sunan Ibnu Majah no. 1808).Ayat lain yang membicarakan perintah untuk bagus dalam takaran atau timbangan,

Dر# ي )ك" خ" ) ذ"ل "ق)يم ت #م$س# #ق)س#ط"اس) ال )ال $وا ب $م# و"ز)ن #ت )ل )ذ"ا ك #ل" إ "ي #ك و#ف$وا ال" و"أ

Jو)يال# "أ ن$ ت "ح#س" و"أ

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah

yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al Isra’: 35).

ع"ه"ا )ال+ و$س# ا إ Jف#س" "ل8ف$ ن $ك #ق)س#ط) ال" ن )ال ان" ب #م)يز" #ل" و"ال "ي #ك و#ف$وا ال" و"أ

“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang

melainkan sekedar kesanggupannya.” (QS. Al An’am: 152).

ان" #م)يز" وا ال ر$ $خ#س) #ق)س#ط) و"ال" ت )ال ن" ب #و"ز# "ق)يم$وا ال و"أ“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu .” (QS. Ar Rahman: 9).Semoga Allah beri hidayah pada para pedagang untuk berusaha dengan jujur. Hanya Allah yang memberi taufik.

5. HADIST TENTANG SENGKETA DALAM JUAL BELI

صلى لن�ب�ي� ا ن�أ ا م عن�ه� لل�ه� ا ي ض� ر عب�اس� اب�ن� عن� ( : الن�اس� ي�ع�طى لو� ال ق وسلم عليه الله

, , م�, اله� و م�أ و ال� ر�ج اء د�م ناس( د�عى ال ب�دع�واه�م�

علي�ه� ( د�عى ل�م� ا على ل�يم�ين� ا لك�ن� علي�ه  و ق( ت�ف م�Terjemahannya:“Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Seandainya orang-orang selalu diberi (dikabulkan) dengan dakwaan mereka, niscaya

orang-orang akan menuntut darah dan harta orang lain, namun bagi yang didakwa berhak

bersumpah." Muttafaq Alaihi”.

Asbabul WurudMenurut asbabul wurudnya, ada dua orang yang berperkara dan keduanya berani angkat sumpah, untuk itu hak sumpah masing-masing diadakan pilihan atau undian, maka siapa yang terpilih atau keluar undiannya itulah yang berhak angkat sumpah dan dinyatakan menang atau benar perkaranya. Penjelasan haditsKata ‘Dakwa’ atau ‘Dakwaan’ asalnya dari bahasa Arab, yaitu dari kata ‘Da’wâ’ (bentuk jamaknya ‘ad-Da-‘âwâ), yaitu “menyandarkan (mengklaim) kepemilikan sesuatu yang berada di tangan orang lain atau di bawah tanggung jawab orang tersebut kepada dirinya”.Sedangkan kata ‘al-Mudda’iy’ (Pendakwa) adalah orang yang menuntut haknya kepada orang lain dengan mengklaim kepemilikannya terhadap hal yang dituntutnya tersebut …Hadits ini adalah salah satu kaidah dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi di antara umat manusia. Bila ada seseorang yang menuntut sesuatu kepada orang lain, misalnya dia menuntut seseorang dihukum karena telah mencuri hartanya atau membunuh saudaranya, maka seseorang tersebut diharuskan mendatangkan bukti atas

tuntutannya tersebut. Bila ia tidak dapat mendatangkan bukti, maka tuntutannya tersebut tidak dianggap. Hal ini agar setiap orang tidak bermudah-mudahan menuntut orang lain karena bisa jadi tuntutannya tersebut adalah tuntutan palsu dengan tujuan untuk merebut harta dan darah orang lain. Maka, bukti dibutuhkan untuk membedakan tuntunan yang benar dan yang palsu.Sedangkan bagi yang dituntut, bila ia ingin mengingkari tuntutan yang dialamatkan padanya, maka wajib baginya bersumpah. Jika dia tidak mau bersumpah, maka tuntutan itu jatuh pada dirinya. Sedangkan bila ia bersumpah, maka dia dihukumi berdasarkan sumpahnya yang terucap, adapun bila ia berdusta pada sumpahnya maka itu akan menjadi bebannya di hadapan Alloh kelak.Adapun bila kemudian terjadi keduanya, di mana orang yang menuntut membawa bukti sementara yang dituntut bersumpah mengingkari tuntutan, maka pada kejadian seperti ini diperlukan pembuktian-pembuktian lebih lanjut pada pengadilan tersebut.

6. HADIST TENTANG AGEN( SIMSAT) DAN TENTANG MENCEGAT BARANG DI JALANAN

7. PENIPUAN DALAM JUAL BELI

Kita lihat sekarang para pelaku bisnis berlaku tidak jujur, seringnya akal-akalan atau melakukan pengelabuan/ penipuan demi meraup untung yang banyak. Padahal kejujuran dapat meraih berkah, sedangkan menipu menjauhkan dari keberkahan pada harta.Dari Jabir bin Abdillah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di Mekah saat penaklukan kota Mekah (tahun 8 H),

س$ول" "ا ر" ) « . ف"ق)يل" ي "ام ص#ن" #ز)ير) و"األ ن #خ) "ة) و"ال #ت #م"ي #خ"م#ر) و"ال #ع" ال "ي م" ب "ه$ ح"ر+ ول س$ +ه" و"ر" )ن+ الل إ

)ح$ "ص#ب ت "س# $ود$ ، و"ي ل #ج$ )ه"ا ال $د#ه"ن$ ب ف$ن$ ، و"ي Uه"ا الس( $ط#ل"ى ب +ه"ا ي )ن "ة) ف"إ #ت #م"ي ح$وم" ال #ت" ش$ "ي أ ر"" +ه) ، أ الل

+ه) – صلى الله عليه وسلم – س$ول$ الل $م+ ق"ال" ر" امD « . ث " ، ه$و" ح"ر" +اس$ . ف"ق"ال" » ال )ه"ا الن ب$وا "ل "ك "اع$وه$ ف"أ $م+ ب $وه$ ث ح$وم"ه"ا ج"م"ل م" ش$ "م+ا ح"ر+ +ه" ل )ن+ الل "ه$ود" ، إ #ي +ه$ ال "ل" الل #د" ذ"ل)ك" » ق"ات ن ع)

"ه$ "م"ن ث“Sesungguhnya, Allah dan Rasul-Nya mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan patung.” Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu mengenai jual beli lemak bangkai, mengingat lemak bangkai itu dipakai untuk menambal perahu, meminyaki kulit, dan dijadikan minyak untuk penerangan?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh! Jual beli lemak bangkai itu haram.” Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semoga Allah melaknat Yahudi. Sesungguhnya, tatkala Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka mencairkannya lalu menjual minyak dari lemak bangkai tersebut, kemudian mereka memakan hasil penjualannya.” (HR. Bukhari no. 2236 dan Muslim, no. 4132).Beberapa pelajaran dari hadits di atas sudah dikaji di Rumaysho.Com:1- Hukum jual beli patung2- Hukum jual beli babi3- Hukum jual beli bangkai

4- Hukum jual beli khamar (miras)Sekarang ada satu pelajaran penting lainnya yang bisa digali yaitu larangan mengelabui dalam jual beli.Dalam hadits di atas disebutkan bahwa orang Yahudi kena laknat karena mereka melakukan pengelabuan. Lemak bangkai jelas haram untuk dijual, walaupun masih boleh dimanfaatkan menurut pendapat terkuat sebagaimana telah diterangkan dalam tulisan “Hukum jual beli bangkai“. Mereka kelabui dengan mencairkan lemak bangkai tersebut sehingga menjadi minyak yang cair lalu mereka jual. Kemudian mereka makan hasil penjualannya.Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan berkata, “Pengelabuan atau akal-akalan pada sesuatu yang telah Allah haramkan menyebabkan murka dan laknat Allah. Orang yang melakukan akal-akalan itu berdosa disebabkan karena melakukan tipu daya terhadap Allah Ta’ala. Orang seperti ini telah menyerupai orang-orang Yahudi yang terkena murka Allah. Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka. Telah banyak bentuk akal-akalan di zaman ini, lebih-lebih dalam masalah jual beli. Itu bisa terjadi karena lemahnya iman dan kurangnya rasa takut pada Allah, juga karena meremehkan hukum syari’at. Ini pun disebabkan karena sudah terfitnah dengan dunia.” (Minhatul ‘Allam, 6: 17).Dari Abu Hurairah, ia berkata,

"ت# "ال "د"ه$ ف)يه"ا ف"ن د#خ"ل" ي" & ف"أ ة) ط"ع"ام #ر" +ه) -صلى الله عليه وسلم- م"ر+ ع"ل"ى ص$ب س$ول" الل "ن+ ر" أ

+ه). س$ول" الل "ا ر" م"اء$ ي #ه$ الس+ "ت ص"اب" ) «. ق"ال" أ "ا ص"اح)ب" الط+ع"ام J ف"ق"ال" » م"ا ه"ذ"ا ي "ال "ل )ع$ه$ ب ص"اب

" أ8ى « #س" م)ن "ي +اس$ م"ن# غ"ش+ ف"ل اه$ الن "ر" "ى# ي ) ك "ه$ ف"و#ق" الط+ع"ام #ت " ج"ع"ل "ف"ال ق"ال" » أ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim no. 102). Jika dikatakan tidak termasuk golongan kami, maka itu menunjukkan perbuatan tersebut termasuk dosa besar.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

+ار). #خ)د"اع$ ف)ي الن #ر$ و"ال #م"ك +ا، و"ال #س" م)ن "ي "ا ف"ل ن م"ن# غ"ش+“Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka” (HR. Ibnu Hibban 2: 326. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1058).

8. MEMBELI BARANG YANG SEDANG DITAWAR ORANG LAIN

مسلم "ا: ٢٧٨٧صحيح "ن ح"د+ث ق"اال" #ر& ه"ي )ز$ ل +ف#ظ$ و"الل +ى "ن #م$ث ال #ن$ ب و"م$ح"م+د$ ب& ح"ر# #ن$ ب #ر$ ه"ي ز$ "ا "ن ح"د+ثع$م"ر" #ن) اب ع"ن# Dاف)ع" ن )ي ن "ر" ب خ#

" أ +ه) الل #د) "ي ع$ب ع"ن# "ى "ح#ي ي"ة) خ)ط#ب ع"ل"ى "خ#ط$ب# ي و"ال" "خ)يه) أ #ع) "ي ب ع"ل"ى ج$ل$ الر+ )ع# "ب ي ال" ق"ال" +م" ل و"س" #ه) "ي ع"ل +ه$ الل ص"ل+ى )ي8 +ب الن ع"ن#

"ه$ ل #ذ"ن" "أ ي "ن# أ )ال+ إ "خ)يه) أShahih Muslim 2787: Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Muhammad bin Al Mutsanna sedangkan lafazhnya dari Zuhair, keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Yahya dari ‘Ubaidillah telah mengabarkan kepadaku Nafi’ dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

“Janganlah seseorang menjual barang yang telah dijual (ed: yg dlm proses transaksi maksudnya) kepada saudaranya dan janganlah meminang perempuan yang telah dipinang saudaranya, kecuali jika mendapatkan izin darinya.”

مسلم م"ع)يل$: ٢٧٨٨صحيح )س# إ "ا "ن ح"د+ث $وا ق"ال ح$ج#ر& #ن$ و"اب ع)يد& س" #ن$ ب "ة$ #ب "ي و"ق$ت Uوب" "ي أ #ن$ ب "ى ي "ح# ي "ا "ن د+ث ح" ة" #ر" ي ه$ر" )ي ب

" أ ع"ن# )يه) ب" أ ع"ن# ء) #ع"ال" ال ع"ن# ج"ع#ف"ر& #ن$ اب و"ه$و"

"خ)يه) أ ( و#م س" ع"ل"ى )م$ ل #م$س# ال م# "س$ ي ال" ق"ال" +م" ل و"س" #ه) "ي ع"ل +ه$ الل ص"ل+ى +ه) الل س$ول" ر" "ن+ أShahih Muslim 2788: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa’id serta Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma’il dia adalah Ibnu Ja’far, dari Al ‘Ala` dari ayahya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Janganlah seorang muslim menawar harga barang yang telah ditawar (dan disepakati harganya) oleh muslim lainnya.”Seorang muslim tidak boleh menjual barang yang masih dalam proses transaksi dgn muslim lainnya. Seorang Muslim juga tidak akan menawar barang yg sedang ditawar muslim lainnya.Seorang Muslim juga tidak boleh menjelek-jelekkan barang yg akan dibelinya, atau sebaliknya memuji barang yg dijualnya berlebihan.Pedagang / pengusaha Muslim juga tidak boleh melakukan MONOPOLI.

مسلم ع"ن#: ٢٧٩٠صحيح "اد) ن الز8 )ي ب" أ ع"ن# م"ال)ك& ع"ل"ى ت$

# أ ق"ر" ق"ال" "ى ي "ح# ي #ن$ ب "ى ي "ح# ي "ا "ن د+ث ح"ة" #ر" ي ه$ر" )ي ب

" أ ع"ن# ج) "ع#ر" األ##ع) "ي ب ع"ل"ى $م# "ع#ض$ك ب )ع# "ب ي و"ال" #ع& "ي )ب ل "ان$ #ب ك Uالر "ق+ى "ل $ت ي ال" ق"ال" +م" ل و"س" #ه) "ي ع"ل +ه$ الل ص"ل+ى +ه) الل س$ول" ر" "ن+ أ

#ر) ي )خ" ب ف"ه$و" )ك" ذ"ل "ع#د" ب "اع"ه"ا #ت اب ف"م"ن# "م" #غ"ن و"ال )ل" )ب اإل# وا Uص"ر$ ت و"ال" "اد& )ب ل Dح"اض)ر )ع# "ب ي و"ال" وا "اج"ش$ "ن ت و"ال" "ع#ض& ب"م#ر& ت م)ن# و"ص"اعJا د+ه"ا ر" س"خ)ط"ه"ا )ن# و"إ "ه"ا ك م#س"

" أ "ه"ا ض)ي ر" )ن# ف"إ "ه"ا $ب ل "ح# ي "ن# أ "ع#د" ب #ن) ي +ظ"ر" النShahih Muslim 2790: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Saya membaca di hadapan Malik dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Janganlah mencegat pedagang untk memborong barang-barangnya (sebelum sampai ke pasar); jangan membali barang yang sedang dibeli orang lain; jangan menipu; orang kota hendaknya tidak memborong dagangan orang dusun (dengan maksud monopoli dan menaikkan harga); jangan menahan susu unta atau kambing yang akan dijual supaya kelihatan susunya banyak. Jika dia membeli dan memerahnya setelah membali, maka dia boleh memilih dari dua keadaan, jika ia suka, maka dia boleh ditahannya namun jika tidak suka dia boleh mengembalikannya dengan satu sha’ kurma (pengganti susu dan perahannya).”Diantara rujukan yg bagus, Anda dapat membeli buku karya Ust Zaenal Abidin Lc dan Fadil Fuad Basymeleh “Langkah Emas Pengusaha Muslim.” Penerbit al-Manar Jakarta

- 9. MENIMBUN BARANG ATAU TASYIR

ع"ن# )س#ح"ق" إ #ن$ ب م$ح"م+د$ "ا "ن ح"د+ث )د& ال خ" #ن$ ب "ح#م"د$ أ "ا "ن ح"د+ثع"ن# +ب) ي #م$س" ال #ن) ب ع)يد) س" ع"ن# اه)يم" #ر" )ب إ #ن) ب م$ح"م+د)

ق"ال" #ع"د"و)ي8 ال "ة" "ض#ل ن #ن) ب "اف)ع) ن #ن) ب +ه) الل #د) ع"ب #ن) ب م"ع#م"ر)ال" "ق$ول$ ي +م" ل و"س" #ه) "ي ع"ل +ه$ الل ص"ل+ى +ه) الل س$ول" ر" م)ع#ت$ س"

#ن) "ي ت م"ر+ Dخ"اط)ئ )ال+ إ "ك)ر$ ت "ح# ي

(Darimi - 2431) Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Khalid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim dari Sa'id bin Al Musayyab dari Ma'mar bin Abdullah bin Nafi' bin Nadhlah Al 'Adawi, ia berkata; aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak menimbun kecuali ia akan berdosa." Beliau mengucapkan hingga dua kali.

JALUR SANAD KE - 1

Ma'mar bin 'Abdullah binNafi' bin Abi Ma'mar

Nadlolah

Sa'id bin Al Musayyab binHazan bin Abi Wahab bin

'Amru

Muhammad bin Ibrahim bin

Al Harits bin Khalid

Muhammad bin Ishaq binYasar

Ahmad bin Khalid

Nama Lengkap : Ma'mar bin 'Abdullah bin Nafi' bin Abi Ma'mar Nadlolah

Kalangan : Tabi'in kalangan biasa

Kuniyah :

Negeri semasa hidup : Madinah

· Wafat :

ULAMA KOMENTAR

Ibnu Hajar al 'Asqalani Shahabat

Adz Dzahabi Shahabat

Nama Lengkap : Sa'id bin Al Musayyab bin Hazan bin Abi Wahab bin 'Amru

ULAMA KOMENTAR

Kalangan : Tabi'in kalangan tua

Kuniyah : Abu Muhammad

Negeri semasa hidup : Madinah

· Wafat : 93 H

Ahmad bin Hambal Tsiqah

Abu Zur'ah Arrazy tsiqah Imam

Adz Dzahabi Imam

Adz Dzahabi Ahadul A'lam

Adz Dzahabi tsiqah hujjah

Adz Dzahabi Ahli Fiqih

Nama Lengkap : Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits bin KhalidKalangan : Tabi'in kalangan biasaKuniyah : Abu 'AbdullahNegeri semasa hidup : Madinah

· Wafat : 120 H

ULAMA KOMENTAR

Ya'kub Ibnu Syaibah Tsiqah

Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah lahu Afrod

Adz Dzahabi Mereka Mentsiqahkan

Nama Lengkap : Muhammad bin Ishaq bin YasarKalangan : Tabi'in kalangan biasaKuniyah : Abu BakarNegeri semasa hidup : MadinahWafat : 150 H

ULAMA KOMENTAR

Ahmad bin Hambal Hasanul Hadits

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Al 'Ajli Tsiqah

Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat

Ibnu Madini shalih Wasath

Ibnu Hajar al 'Asqalani shaduuq Yudallis

Nama Lengkap : Ahmad bin KhalidKalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan biasaKuniyah : Abu Sa'idNegeri semasa hidup :

ULAMA KOMENTAR

Yahya bin Ma'in Tsiqah

Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat

· Wafat : 214 H Ad Daruquthni la ba`sa bih

10. JUAL BELI KHIYAR

a. Hadits I

و# " أ ق"ا "تف"ر+ ي م"الم# "ار) )الخ)ي ب 8ع"ان) "ي #ب ال +م" ل و"س" #ه) "ي ع"ل الله صلى الله و#ل$ س$ ر" ق"ال" #ه$ ع"ن الله$ اض)ي" ر" & ام ح)ز" #ن) ب ( #م ح"ك)ي ع"ن#

ق"ال"

) البخاري ) رواه #ع)ه)م"ا "ي ب "ة$ ك "ر" ب م$ح)ق"ت# "ا "ذ"ب و"ك "م"ا "ت ك )ن# و"إ #ع)ه)م"ا "ي ب ف)ي "ه$م"ا ل $ور)ك" ب "ا �ن "ي و"ب ص"د"ق" )ن# ف"ا ق"ا "ف"ر� "ت ي �ى ح"تت

“Dari Hakim bin Hizam, dia berkata, Rasullullah Shalllalahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Dua orang yang jual beli mempunyai hak pilih selagi belum saling berpisah’, atau beliau bersabda, ‘Hingga keduanya saling berpisah, jika keduanya saling jujur dan menjelaskan, maka keduanya diberkahi dalam jual-beli itu, namun jika keduanya saling menyembunyikan dan berdusta, maka barakah jual-beli itu akan dihapuskan’. (HR.. Bukhori) [8]

b. Hadits II

$ل$ ف"ك "ن) ج$ال الر+ "ع" "اي "ب ت )ذ"ا إ ق"ال" +ه$ ن" أ +م" ل س" و" #ه) ع"لي الله$ ص"لى+ الله) و#ل) س$ ر" ع"ن# #ه$م"ا ع"ن الله$ ر"ضي" ع$م"ر" ابن) ع"ن)

)ن#  و"اح)د& و"إ #ع$ "ي #ب ال و"ج"ب" ف"ق"د# ذ"ل)ك" ع"ل"ى "ع"ا "اي "ب ف"ت اآلخ"ر" "ح"د$ه$م"ا أ 8ر$ $خ"ي ي و#" أ #عJا ج"م)ي "ا "ان ك و" ق"ا "ف"ر+ "ت ي "م# م"ال "ار) #خ)ي )ال ب #ه$م"ا م)ن

) ( البخاري رواه #ع$ "ي #ب ال و"ج"ب" ف"ق"د# #ع" "ي #ب ال #ه$م"ا م)ن Dو"اح)د ك# #ر$ "ت ي "م# و"ل "ع"ا "اي "ب "ت ي "ن# أ "ع#د" ب ق"ا "ف"ر+ ت

“Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Apabila ada dua orang mengadakan akad jual beli, maka masing-masing boleh khiyar selagi belum berpisah, sedangkan mereka berkumpul; atau salah seorang dari mereka mempersilahkan yang lain untuk khiyar, kalau salah seorang sudah mempersilahkan yang lain untuk khiyar kemudian mereka mengadakan akad sesuai dengan khiyar tersebut, maka jual beli jadi; dan apabila mereka berpisah sementara tidak ada seorangpun yang meninggalkan jual beli (tetap memilih(. Khiyar, maka harus jadi.” (HR. Bukhori)[9]

B. Analisa Sanad

a. Hadits I

Dari Syu‘bah, dari Qatadah, dari Abu al-Khalil, dari ‘Abdullah bin al-Harith, dan Hakim bin Hizam dari Rasullah SAW. Menengenai hadits I, Imam al-Bukhari meriwayatkannya melalui tariq Shu‘bah dari Qatadah, Menurut al-Bayhaqi, Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits ini dari Shu‘bah bin al-Hajjaj menerusiberbagai tariq. (Lihat Abu Bakr Ahmad Bin al-Husayn Bin ‘Ali al-Bayhaqi (1344 H),al-Sunan al-Kubra Wa Fi Dhaylihi al-Jawhar al-Naqi, Kitab al-Buyu‘, Bab al-Mutabayi‘an Bi al-Khiyar Ma Lam Yatafarraqa Illa Bay‘ al-Khiyar, no. hadith 10741). [10]

Adapun perawinya sebagai berikut: Syu’bah bin al Hajjaj, Ia menerima hadits dari Ibnu Sirin, Amr bin Dinar, Qatadah bin Di’amah, asy Sya’by, dan dari sejumlah tabi’in lainnya. [11] Kemudian Qatadah bin Di’amah, hadits-hadits beliau di riwayatkan oleh Sulaiman at Tamimiy, Jarir ibn Hazim, Syu’bah, Abu Hilal, Ar Rasiby, Humam ibn Yahya, Ammr ibn Al

Harits Al Misry, Sa’id ibn Al Arubah, Al Laits ibn Sa’ad, Awanah dan lain-lain. Beliau lahir pada tahun 61 H. dan wafat pada tahun 118 H. dalam usia 56 tahun.[12] Kemudian Shalih abu al-Khalil, kemudian ‘Abdullah bin al-Harits Beliau wafat pada tahun 86 H, atau sekitar tahun 85 atau 87 H. dan telah mengambil beberapa hadist langsung dari Nabi saw. Oleh karena beliau lama tinggal di Mesir, maka yang terbanyak mengambil hadist dari beliau ialah para ulama tabi’ien dari Mesir dan terakhir ialah Yazied bin Abi Hubaib. Demikian disebutkan dalam Al-Ishaabah dan Al-Isti’aab, jilid II, halaman 291 dan 281.Ibnu Illaan dalam syarahnya “Dalilul-Falihien”, jilid IV halaman 582 menerangkan bahwa Abdullah bin Al-Harits bin As-Shimmah, menurut Usdul ghaabah adalah anak kakak wanita dari Ubai bin Ka’ab Al-Anshari. Beliau hanya meriwayatkan dua hadist saja dari Nabi saw. Kedua-duanya tersebut dalam Bukhori dan Muslim di mana satu diantaranya disebutkan dalam Riadhus-shalihien.[13] Dan terakhir Hakim bin Hizam, nama lengkapnya adalah Hakim bin Hizam bin Asad bin Abdul Ghazi, ponakanKhadijah istri Rasulullah . Sebelum dan setelah kenabian, beliau ini adalah teman akrab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, sewaktu kaum Quraisy memboikot Rasulullah, beliau tidak termasuk, karena menghormati Nabi.[14]

b. Hadits II

Hadist kedua dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dengan sanad: dari Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin 'Abdullah, dari Laits bin Sa'ad bin 'Abdur Rahman , dari Nafi' maula Ibnu 'Umar , dari Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab . [15]

Adapun perawinya sebagai berikut: Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththabadalah putra khalifah ke dua Umar bin al-Khaththab saudarah kandung Sayiyidah Hafshah Ummul Mukminin. Sanad paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab (silsilah emas), yaitu Malik, dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar. Ia wafat pada tahun 73 H.[16] kemudianNafi', maula Ibnu 'Umar Nafi Maulana Abdullah bin Umar adalah salah seorang ahlihadits yang berada di Madinah, Nafi’ benar benar ikhlas dalam berkhidmat kepada Ibnu Umar majikannya selama 30 tahun. Nafi’ tidak hanya meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar tetapi juga mempunyai riwayat-riwayat yang bersumber dari Abu Sa’id al-Khudri, Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Hafshah secara Mursal. Ia wafat pada tahun 117 H.

Kemudian Laits bin Sa'ad bin 'Abdur Rahman, Nama sebenarnya adalah Al-Laits bin Sa’ad bin Abdurahman al-Fahmi yang mendapat julukan Abu al_Harits adalah guru besar di negeri Mesir, ia dilahirkan di Qarqasyand pada tahun 94 H, ia orang kaya dan dermawan. Imam Bukhari dan Mulim banyak meriwayatkan hadist darinya. Para Ulama telah menetapkan bahwa sanad paling shahih di Mesir adalah yang diriwayatkan oleh Al-Laits bin Sa’ad, dari Yazid bin Abi Habib. Dan yang meriwayatkan darinya antara lain: Abdullah bin al-Mubarak dan Abdullah bin Wahab. Ia wafat pada tahun 175 H. [17]Kemudian Qutaibah bin Sa'id bin Jamil bin Tharif bin 'Abdullah . Qutaibah bin Sa’id, Nama lengkap beliau adalah Qutaibah bin Sa’id bin Jamil binTharif bin Abdullah Ats-Tsaqafy. Ibnu Adi mengatakan: nama beliau adalah Yahya,sedangkan Qutaibah adalah gelar. Guru-guru beliau adalah : Malik, Al-Laits, Rasyidin bin Sa’ad. Beliau wafat tahun 240 H.[18]

11. RIBA

Hadits Tentang Riba

)ي ب" #ن$ أ ان$ ب "aaم# ب& و"ع$ث ر# "aaن$ ح# ر$ ب #aaه"ي +اح) و"ز$ #ن$ الص+ب "ا م$ح"م+د$ ب "ن ح"د+ث

ال" "aaر& ق( اب "aaر) ع"ن# ج #aaي" ب Uو الز $aaب" ا أ "aaن "ر" ب خ#" #مD أ ي "ا ه$ش" "ن $وا ح"د+ث "ة" ق"ال #ب ي ش"

ه$ "aل( ا و"م$ؤ#ك "aaب ل" الر8 (aم" آك+ ل #ه) و"س" "ي +ه$ ع"ل +ه) ص"ل+ى الل س$ول$ الل "ع"ن" ر" لو"اءD )مسلم( #ه) و"ق"ال" ه$م# س" اه)د"ي "ه$ و"ش" )ب "ات و"ك

Dikatakan Muhammad ibn ash-shobbah dan zuhairu ibn harb dan utsmann ibn abi syaibah mereka berkata diceritakan husyaim dikabarkan abu zubair dari jabir r.a beliau berkata : Rasulullah SAW mengutuk makan riba, wakilnya dan penulisnya, serta dua orang saksinya dan beliau mengatakan mereka itu sama-sama dikutuk. Diriwayatkan oleh muslim. قوله : لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم آكaaل الربaaا وموكلaaه وكاتبه وشاهديه وقال : هم سaaواء ( , هaaذا تصaaريح بتحaaريم كتابaaة المبايعة بين المترابين والشهادة عليهمaaا . وفيaaه : تحaaريم اإلعانaaة

على الباطل . والله أعلم

Maksudnya, Rasulullah SAW memohon do’a kepada Allah agar orang tersebut dijauhkan dari Rahmat Allah. Hadits tersebut menjadi dalil yang menunjukan dosa orang-orang tersebut dan pengharaman sesuatu yang mereka lakukan. Dikhususkan makandalam Hadits tersebut, karena itulah yang paling umum pemanfaatan penggunaannya. Selain untuk makan, dosanya sama saja. Yang dimaksud موكله itu adalah orang yang memberikan riba, karena sesungguhnya tidak akan terjadi riba itu kecuali dari dia. Oleh karena itu, dia termasuk dalam dosa. Sedangkan dosa penulis dan saksi itu adalah karena bantuan mereka atas perbuatan terlarang itu. Dan jika keduanya sengaja serta menngetahui riba itu maka dosa bagi mereka.

Dalam suatu riwayat telah dipaparkan, beliau telah mengutuk seorang saksi dengan mufrad (tungggal) karena dikehendaki jenisnya. Lalu juga kamu katakan hadits yang artinya : S “ Ya Allah apa-apa yang saya kutuk, jadikanlah dia sebagai rahmat, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan dalam matan lain ”apa yang saya kutuk maka memberatkan orang yang saya kutuk itu “, menunjukan keharamannya. Dan tidaklah dimaksudkann do’a yang sebenarnya yang membahayakan orang beliau do’akan.

Itu jika orang yang dikutuk tersebut bukan yang melakkukan perbuatan yang diharamkan dan tahu kutukan itu dalam keadaan Rasulullah marah.

اللaaه عنaaه عن النaaبي ص.م: رضي عن عبد الله بن مسعود الربا ثالثة وسبعون بابا ايسرها مثaaل ان ينكح الرجaaل أمaaه وان اربى الربaaا عaaرض الرجaaل المسaaلم)رواه ابن ماجaaه

فحتصر والحاكم بتمامه وصجيح(

Dari Abdullah bin mas’ud r.a dari Nabi SAW beliau bersabda: Riba itu ada 73 pintu. Yang paling ringan diantarannya ialah seperti seseorang laki-laki yang menikahi ibunya, dan sehebat-hebattnya riba adalah merusak kehormatan seorang muslim. (diriwayatkan oleh ibnu majah dengan rigkas dan olah al-hakim selengkapnya dan beliau menilainya sahih.

Adapun yang semakna dengan hadits tersebut terdapat beberapa Hadits. Telah ditafsirkan riba dalam hal merusak nama baik atau merusak kehomatan seorang muslim sama saling mencaci maki.

Dalam Hadits tersebut disebutkan bahwa riba itu bersifat mutlak terhadap perbuatan yang diharamkan, sekalipun bukan termasuk dalam bab ribayang terkenal itu. Penyamaan riba yang paling ringan dengan seseora ng yang berzina dengan ibunya seperti sudah disebutkan tadi karena dalam perbuatan riba itu terdapat tindasan yang menjijikkan akal yang normal.

عن ابي سaaعيد الخaaدرى رضaaى اللaaه عنaaه ان رسaaول اللaaه ص.م قال التبعوا الaaذهب اال مثaaل وال تشaaفوا بعضaaها على بعض وال تبعaaوا الaaورق بaaا لaaورق اال مثال بمثaaل, وال تشaaفوا

بعضها على بعض وال تبيعوا منها غائبا بناخر )متفق عليه(

Dari abi Said al-khudari r.a ( katanya): sesungguhnya Rasulullah bersabda :Jangnanlah kamu menjual dengan emas kecuali yang sama nilainya, dan janganlah kamu menjual uang dengan uang kecuali yang sama nilainnya, dan jangganlah kamu menambah sebagian atas sebagiannya, dan jannganlah kammu menjual yang tidak kelihatan diantara dengan yang nampak. (muttafaq Alaihih).

Hadits tersebut menjadi dalil yang menunjukan pengharaman jual emas dengan emas, dan perak dengan perak yang lebih kurang (yang tidak sama nilainya) baik yang satu ada di tempat jual beli dan yang lain tidak ada ditempat penjualan berdasarkann sabdanya “kecuali sama nilaiya”. Sesungguhnya dikecualikan dari itu dalam hal-hal yang paling umum, seakan-akan beliau bersabda: janganlah kamu jual- belikan emas dan perak itu dalam keadaan yang bagaimanapu, kecuali dalam keadaan yang sama nilainya ataupun harganya emas dan perak itu sendiri.

12. AHYAL ALMAWAL DAN LAQUTAH

Ihya al-Mawat adalah dua lafadz yang menunjukan satu istilah dalam Fiqh dan mempunyai maksud tersendiri. Bila diterjemahkan secara literer ihya berarti menghidupkan dan mawat berasal dari maut yang berarti mati atau wafat.

Sedangkan pengertian al-mawat menurut al-rafi’i ialahاحد بها ينتفع وال لها المالك التى االرض

“Tanah yang tidak ada pemiliknya dan tidak ada yang memanfaatkanya seorangpun.” Menurut imam al-Mawardi dalam kitab Al-Iqna al-Khatib, yang dimaksud al-mawatmenurut

istilah adalah:بعد او العامر من قرب لعامر حريما وال عامرا يكن لم هوالذى

“Tidak ada yang menanami, tidak ada halangan yang menanami, baik dekat yang menanami maupun jauh.”

Menurut Syekh Shihab al-Din Qalyubi wa Umairoh dalam kitabnya Qalyubi wa Umairoh bahwa yang dimaksud dengan ihya al-mawat adalah:

تعمر لم التي االرض عمارة“Menyuburkan tanah yang tidak subur”[1]Yang dimaksud dengan tanah baru ialah tanah yangbelum peranah dikerajakan oleh

siapapun : berarti tanah yang belum dipunyai orang atau tidak diketahui pemiliknya.[2] Sabda Rasulullah s.a.w.

Dari jabir bersabda rasulullah s.a.w.: “Barang siapa membuka tanah yang baru, maka tanah itu menjadi miliknya”. Riwayat Tirmidzi dan disahkanya.[3]

2. Dasar Hukum Ihya al-MawatRujukan (sumber hukum) yang dipakai oleh para ulama mengenai ihya al-mawat ialah al-

hadis seperti hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah ra,bahwa Nabi Saw .bersabda:

بها احق فهو الحد ليست ارضا عمر من“Barang siapa yang membangun sebidang tanah yang bukan hak seseorang maka dialah yang berhak atas tanah itu”

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari Samurah Ibn Jundab bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

“Barang siapa yang telah membuat suatu dinding di bumi itu berarti telah menjadi haknya”Madzhab Malik dan Ahmad berbeda pendapat bahwa seseorang yang akan membuka

tanah baru atau akan memfungsikan tanah tidak wajib untuk meminta ijin kepada penguasa sebab rasulullah saw bersabda:

له فهي ميتة ارضا احيا من“Barang siapa yang mengidupkan tanah mati maka akan menjadi miliknya”Muhammad Anwar dalam bukunya Fiqh Islam berpendapat apabila tanah tersebut

dikauasai oleh pemerintah maka yang akan mengelola harus meminta ijin kepada pemerintah. Selanjutnya dikatakan apabila ada tanah kosong yang tidak diketahui oleh pemiliknya dan tidak diketahui pula tempat tinggalnya, tetapi tanda-tanda secara jelas menunjukan bahwa tanah tersebut sudah ada yang mengelolanya, tanah tersebut harus dikuasai oleh negara.

Dijelaskan oleh Idris Ahmad bahwa tanah kosong yang berada di lingukngan negara islam boleh dimiliki oleh orang islam baik yang diijinkan oleh pemerintah maupun tidak.apabila tanah kosong dilingkungan orang kafir maka orang-orang islam dibolehkan mengusahakanya apabila mereka tidak dilarang.

Pengertian LuqathahBarang temuan dalam (bahasa arab) disebut al-Luqathah, menurut bahasa (etimologi) artinya ialah:

الملتقط  اشيئSesuatu yang ditemukan atau didapat”

Menurut syaikh Ibrahim al bajuri bahwa al-Luqathah ialah: الملتقط للشيئ االسمNama untuk sesuatu yang ditemukan”

Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan al-luqathah sebagaimana yang ditakrifkan oleh para ulama’adalah sebagai berikut: a. Menurut Muhammad al-syarbini al-khatib pengertian al-Luqhathah ialah: “ sesuatu yang ditemukan atas dasar hak yang mulia, tidak terjaga dan yang menemukan tidak mengetahui mustahiqnya (pemiliknya)”b. Syaikh syihab al-din al-qalyubi dan syaikh umairah mendefinisikan al-luqhathah ialah sesuatu dari harta atau sesuatu yang secara khusus semerbak ditemukan bukan didaerah harby (daerahnya orang-orang yang merdeka), tidak terpelihara dan tidak dilarang karena kekuatanya, yang menemukan tidak mengetahui pemilik barang tersebut”.c. Syaikh Ibrahim al-bajuri berpendapat bahwa yang dimaksud dengan luqhathah adalah sesuatu yang disia-siakan oleh pemiliknya, baik karena jatuh lupa atau yang seumpamanya”. Dari definisi-definisi yang dijelaskan oleh para ulama’, Secara umum dapat diketahui bahwa pengertian luqathah ialah memperoleh sesuatu yang tersia-siakan dan tidak diketahui pemiliknya. B. Hukum Pengambilan Barang temuan (Luqathah)2. Hukum-hukum LuqathahHukum Pengambilan barang temuan (Luqathah) di Tafsil (diperinci),yaitu tergantung pada kondisi tempat dan kemampuan penemunya, hukum pengambilan barang temuan antara lain sebagaimana berikut:a. Wajib, yakni Hukumnya wajib mengambil barang temuan bagi penemunya, apabila orang tersebut percaya kepada dirinya bahwa ia mampu mengurus benda-benda temuannya itu dengan sebagaimana mestinya dan terdapat sangkaan berat bila benda-benda itu tidak diambil maka akan hilang, sia-sia atau diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.b. Sunnat, yakni Hukumnya sunnat mengambil benda-benda temuan bagi penemunya, apabila penemu percaya pada dirinya bahwa ia akan mampu memelihara benda-benda temuan itu dengan sebagaimana mestinya tetapibila tidak diambilpun barang-barang tersebut tidak dikhawatirkan akan hilang sia-sia atau tidak akan diambil oleh orang-orang yang tidak dapat dipercaya.c. Makruh, yakni Hukumnya makruh bagi seseorang yang menemukan harta, kemudian masih ragu-ragu apakah dia akan mampu memelihara benda-benda tersebut atau tidak dan bila tidak diambil benda tersebut tidak dikhawatirkan akan terbengkalai, maka bagi orang tersebut makruh untuk mengambil benda-benda tersebut.d. Haram, yakni Hukumnya haram bagi orang yang menemukan suatu benda, kemudian dia mengetahui bahwa dirinya sering terkena penyakit tamak dan yakin betul bahwa dirinya tidak mampu memelihara harta tersebut dengan sebagaimana mestinya, maka dia haram untuk mengambil benda-benda tersebut.

3. Rukun Luqathah.Rukun-rukun dalam Luqathah ada dua, yaitu: 1. Orang yang mengambil (yang menemukan)2. Benda-benda yang diambil (barang yang ditemukan)

4. Macam-macam Benda Temuan

Terdapat macam-macam benda temuan yaitu:a. Benda-benda tahan lama, yaitu benda-benda yang dapat disimpan dalam waktu yang lama, umpamanya mas, perak, pisau, gergaji dan yang lainnya.b. Benda-benda yang tidak tahan lama, umpanya makanan, tepung, buah-buahan dan sebagainya. Benda-benda seperti ini boleh dimakan atau dijual supaya tidak tersia-siakan,bila kemudian baru datang pemiliknya, maka wajib mengembalikannya atau uang seharga benda-benda yang dijual atau dimakan. c. Benda-benda yang memerlukan perawatan, seperti padi harus dikeringkan atau kulit hewan perlu disamak.d. Benda-benda yang memerlukan perbelanjaan, seperti binatang ternak unta, sapi, kuda, kambing dan ayam. Pada hakikatnya binatang-binatang itu tidak dinamakan al-Luqathah tetapi disebut al-Dhalalah, yakni binatang-binatangyang tersesat atau kesasar. Adapun binatang-binatang yang ditemukan oleh seseorang secara umum dapat dibagi dua, yaitu:a. Binatang yang kuat, yakni binatang-binatang yang mampu menjaga dirinya dari serangan binatang buas, umpamanya unta, kerbau dan kuda, baik menjaga dirinya dengan cara melawan ataupun lari, binatangyang mampu menjaga dirinya boleh diambil hanya untuk dijaga saja(Tidak boleh dimiliki), kemudian diserahkan kepada penguasa, maka lepaslah tanggungan pengambil.b. Binatang-binatang yang tidak dapat menjaga dirinya dari serangan-serangan binatang buas, baik karena tidak mampu melawan maupun karena tidak dapat menghindari, seperti anak kambing dan anak sapi, binatang-binatang ini boleh diambil untuk dimiliki, baik untuk dipelihara, disembelih maupun untuk dijual,bila datang pemilik untuk memintanya, maka wajib dikembalikan hewannya atau harganya.5. Kewajiban orang yang menemukan barang temuan.Orang yang menemukan barang wajib mengenal ciri-cirinya dan jumlahnya kemudian mempersaksikan kepada orang yang adil, lalu ia menjaganya dan mengumumkan kepada khalayak selama setahun. Jika pemiliknya mengumumkan di berbagai media beserta ciri-cirinya, maka pihak penemu (harus) mengembalikannya kepada pemiliknya, meski sudah lewat setahun. Jika tidak, maka boleh dimanfa’atkan oleh penemu.Dari Suwaid bin Ghaflah, ia bercerita : Saya pernah berjumpa Ubay bin Ka’ab, ia berkata, Saya pernah menemukan sebuah kantong berisi (uang) seratus Dinar, kemudian saya datang kepada Nabi SAW. (menyampaikan penemuan ini), kemudian Beliau bersabda, “Umumkan selama setahun”. Lalu saya umumkan ia, ternyata saya tidak mendapati orang yang mengenal kantong ini. Kemudian saya datang (lagi) kepada Beliau, lalu Beliau bersabda, “Umumkanlah ia selama setahun”. Kemudian saya umumkan ia selama setahun, namun saya tidak menjumpai (pemiliknya). Kemudian saya datang (lagi) kepada Beliau untuk ketiga kalinya, lantas Beliau bersabda, “Jaga dan simpanlah isinya, jumlahnya, dan talinya. Jika suatu saat pemiliknya datang (menanyakannya), (maka serahkanlah). Jika tidak, boleh kau manfaatkan”. Kemudian saya manfa’atkan. Lalu saya (Suwaid) berjumpa (lagi) dengan Ubay di Mekkah, maka ia berkata, “Saya tidak tahu, (beliau suruh menjaganya selama) tiga tahun atau satu tahun.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari V: 78 no: 2426, Muslim III: 135 no: 1723, Tirmidzi II: 414 no: 1386, Ibnu Majah II: 837 no: 2506 dan ‘Aunul Ma’bud V: 118 no: 1685).

13. WAQAF DAN HIBAH

Pengertian wakaf

Wakaf, dalam bahasa Arab berarti habs (menahan). Artinya menahan harta yang memberikan manfaatnya dijalan Allah. Dari pengertian itu kemudian dibuatlah rumusan pengertian wakaf menurut istilah. Yaitu “perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran islam” (Kompilasi Hukum Islam, Buku III, Bab I, Pasal 215).Adapun dalil-dalil sebagai anjuran melakukan wakaf antara lain:

1. Firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 922. Hadits riwayat Muslim dari Ibnu ‘Umar ra:

عن ابن عمر قال: أصاب عمر أرضا بخيبر فأتي النبي صلي الله عليه و سلم يستأمره فيها فقال: يا رسول الله إني أصبت أرضا بخيبر لم أصب ماال قط هو أنفس عندي منه فما تأمرني به قال: إن شئت حسبت أصلها و تصدقت بها. قال: فتصدق بها عمر أنه ال

يباع أصلها و ال يبتاع و ال يورث و ال يوهب. قال: فتصدق عمر في الفقراء و في القربي و في الرقاب و في سبيل الله و ابن السبيل و الضيف ال جناح علي من وليها

أن يأكل منها بالمعروف أو يطعم صديقا غير متومل فيه )رواه مسلم(“diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, dia berkata: Umar telah mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, lalu dia dating kepada Nabi saw untuk meminta pertimbangan tentang tanah itu, kemudian ia berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, di mana aku tidak mendapatkan harta yang lebih berharga bagiku selain dari padanya; maka apakah yang hendak engkau perintahkan kepadaku sehubungan dengannya?” Rasulullah saw berkata kepada Umar: “Jika engkau suka tahanlah tanah itu dan engkau sedekahkan manfaatnya.” Lalu Umar pun menyedekahkan manfaat tanah itu dengan syarat tanah itu tidak akan dijual, tidak akan dihibahkan dan tidak akan diwariskan. Tanah itu dia wakafkan kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil, dan tamu, dan tidak ada halangan bagi orang yang mengurusnya untuk memakan sebagian darinya dengan cara yang ma’ruf dan memakannya tanpa menganggap bahwa tanah itu miliknya sendiri.” (HR. Muslim, Shahih Muslim, II: 13-14)

1. Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra: عن أبي هريرة أن رسول الله صلي الله عليه و سلم قال: إذا مات اإلنسان انقطع عنه

عمله إال من ثالثة إال من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له )رواهمسلم(

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda: Saling memberi hadiahlah di antara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi VI: 169, Shahihul Jami’us Shaghir, Hadits no: 3004 dan Irwaul Ghalil, 1601, Hadits ini Hasan).

1. Hadits riwayat Ahmad dan Thabrabi dari Khalid bin Adi: و عن خالد بن عدي الجهني رضي الله عنه: سمعت رسول الله صلي الله عليه و سلم يقول: من بلغه معروف من أخيه مسألة. و ال إشراف فليقبله. و ال يرده, فإنما هو رزق

ساقه الله إليه )رواه أحمد و الطبراني و صححه ابن حبان و الحاكم(“Diriwayatkan dari Khalid bin ‘Adi, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranya yang bukan karena mengharapkan dan meminta-minta, maka hendaklah ia menerimanya dan tidak menolaknya, karena itulah rezeki yang diberikan Allah kepadanya”. (HR. Ahmad dan ath-Thabrani, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim)Persamaan dan perbedaan antara wakaf dan hibahBeberapa persamaan dan perbedaan antara wakaf dan hibah antara lain adalah:

1. Dalam wakaf dan hibah terdapat orang yang memberikan hartanya (yang disebut wakif dan wahib), barang yang diberikan, dan orang yang menerimanya.

2. Apabila seseorang yang berwakaf telah mengatakan dengan tegas atau berbuat sesuatu yang menunjukkan kepada adanya kehendak untuk mewakafkan hartanya atau mengucapkan kata-kata, maka telah terjadi wakaf itu tanpa diperlukan penerimaan (qabul) dari pihak lain. Sedangkan hibah, selain adanya perkataan dan perbuatan yang tegas dari wahib untuk menyerahkan barangnya (ijab) perlu ada pula penerimaan dari penerima harta yang dihibahkan (qabul).

3. Benda wakaf adalah segala benda, baik benda bergerak atau tidak bergerak yang memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam. Sedangkan benda atau harta hibah dapat berupa barang apa saja, baik yang hanya sekali pakai maupun tahan lama. Tidak diperbolehkan mewakafkan ataupun menghibahkan barang yang terlarang untuk diperjualbelikan, seperti barang tanggungan (borg), barang haram dan sejenisnya.

4. Benda wakaf hanya boleh diberikan kepada sekelompok orang yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Sedangkan hibah bisa diberikan kepada perorangan ataupun kelompok baik untuk kepentingan orang banyak maupun kepentingan individu.

5. Barang wakaf tidak bisa menjadi milik seseorang sedangkan barang yang dihibahkan bsa menjadi milik seseorang.