ikhsan fajar setiawan - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan...

38
PENENTUAN KADAR KURKUMINOID DALAM KUNYIT DENGAN SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF IKHSAN FAJAR SETIAWAN DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Upload: phamnhi

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

PENENTUAN KADAR KURKUMINOID DALAM KUNYIT

DENGAN SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF

IKHSAN FAJAR SETIAWAN

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

ABSTRAK

IKHSAN FAJAR SETIAWAN. Penentuan Kadar Kurkuminoid dalam Kunyit dengan

Spektrofotometri Derivatif. Dibimbing oleh MOHAMAD RAFI dan LATIFAH KOSIM

DARUSMAN.

Indonesia sebagai negara agraris mempunyai banyak jenis tanaman yang dapat

dimanfaatkan untuk obat-obatan, salah satunya adalah kunyit yang mengandung senyawa

kurkuminoid. Kurkuminoid berkhasiat sebagai antihepatoksik, antikolesterol, obat tumor, dan obat

kanker. Saat ini telah dikembangkan metode analisis yang cepat, mudah, dan murah dari

kombinasi antara spektroskopi dan kemometrik, teknik tersebut adalah spektrofotometri derivatif.

Pada penelitian ini, dilakukan ektraksi kunyit dengan metode sonikasi, kemudian dilakukan

penentuan kadar kurkuminoidnya dengan menggunakan metode spektrofotometri derivatif.

Dilakukan pula analisis dengan metode spektrofotometri UV-tampak dan kromatografi cair kinerja

tinggi (KCKT) sebagai metode pembanding. Kadar kurkuminoid dalam kunyit dengan metode

spektrofometri derivatif adalah 14.33 mg/g, sedangkan dengan metode spektrofotometri UV-

tampak dan KCKT berturut-turut sebesar 14.18 dan 45.40 mg/g. Berdasarkan analisis statistika

untuk hasil tersebut, metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk menganalisis kadar

kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan

ini lebih mudah, cepat, dan murah. Selain itu, pengaruh matriks pada sampel dapat dihilangkan

bila menggunakan analisis ini dibandingkan dengan menggunakan metode spektrofotometri

konvensional.

ABSTRACT

IKHSAN FAJAR SETIAWAN. Determination of Curcuminoid Content in Turmeric with

Derivative Spectrophotometry. Supervised by MOHAMAD RAFI and LATIFAH KOSIM

DARUSMAN.

Indonesia as one of agricultural countries has various kinds of plant than can be used for

pharmaceutical product, including turmeric that contains curcuminoid compound. Curcuminoid

has efficacy as an antihepatoxic, anticholesterol, tumor and cancer inhibiting compound. In recent

years, research has been developing a simple, fast, and low-cost analysis method from

spectroscopy and chemometric combination, i.e. ; derivative spectrophotometry. In this research,

turmeric extraction was conducted using sonication method, and its curcuminoid content was

determined using spectrophotometry method. Analysis with UV-vis spectrophotometry and high

performance liquid chromatography (HPLC) were also conducted as reference methods.

Curcuminoid in turmeric using derivative spectrophotometry was 14.33 mg/g whereas with UV-

vis spectrophotometry and HPLC were 14.18 and 45.40 mg/g, respectively. Based on statistical

analysis for these results, derivative spectrophotometry can be applied for analyzing curcuminoid

content with good accuracy and precision. This developed method was cheaper, faster, and easier

than the conventional method. In addition, matrices influence in samples can be reduced compared

with that using conventional spectrophotometry.

Page 3: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

PENENTUAN KADAR KURKUMINOID DALAM KUNYIT

DENGAN SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF

IKHSAN FAJAR SETIAWAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 4: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

Judul : Penentuan Kadar Kurkuminoid dalam Kunyit dengan Spektrofotometri

Derivatif

Nama : Ikhsan Fajar Setiawan

NIM : G44204072

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mohamad Rafi, M.Si Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS

NIP 19770316 200604 1 010 NIP 19530824 197603 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen,

Prof. Dr. Ir. Tun Tedja Irawadi, MS

NIP 19501227 197603 2 002

Tanggal lulus:

Page 5: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

ilmiah ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen

Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat, dan pengikutnya yang tetap berada di jalan-Nya hingga akhir zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mohamad Rafi, M.Si dan Ibu

Prof. Dr. Ir. Latifah K. Darusman, MS selaku pembimbing atas segala saran, kritik,

dorongan, dan bimbingannya selama penelitian dan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Eman, Pak Dede, Ibu Nunung, Pak

Ridwan, dan Pak Kosasih selaku staf laboran di Laboratorium Kimia Analitik dan Agung

Zaim, S.Si selaku staf laboratorium di Pusat Studi Biofarmaka atas fasilitas, bantuan,

serta masukan yang diberikan.

Ungkapan terima kasih penulis berikan kepada keluarga tercinta, Bapak, Ibu, dan

Adik atas nasihat, semangat, bantuan materi, dan doanya. Selain itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada Budi, Aprian, Ali, Anto, Eka, dan Tanti atas saran dan

kritik selama penelitian; Eda dan Mega atas bantuannya, serta Maya atas semangat dan

doanya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2010

Ikhsan Fajar Setiawan

Page 6: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan putra pertama dari Bapak H. Pramono, M.Pd dan Ibu Hj.

Sutirah, S.Pd yang dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Desember 1985.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMA Negeri 39 Jakarta dan pada tahun yang sama

lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Penulis memilih Program Studi Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam. Selama masa perkuliahan penulis pernah menjadi asisten

praktikum Spektrofotometri program diploma dan pada tahun ajaran 2007/2008. Pada

bulan Juli-Agustus 2008 penulis berkesempatan melaksanakan kegiatan Praktik Lapangan

di PT Goodyear Indonesia.

Page 7: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. x

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometri .................................................................................................. 1

Spektrofotometri Derivatif ................................................................................... 2

Kunyit ................................................................................................................... 2

Kurkuminoid ........................................................................................................ 3

Evaluasi Kinerja Analitik ..................................................................................... 3

BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan ..................................................................................................... 4

Metode Penelitian................................................................................................. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Kondisi Optimum ............................................................................... 6

Pengukuran Contoh dengan Metode Spektrofotometri Derivatif ......................... 7

Pengukuran Kurkuminoid dengan Metode Spektrofotometri UV-tampak dan

KCKT ................................................................................................................... 7

Validasi metode Spektrofotometri Derivatif ........................................................ 8

Perbandingan Metode Spektrofotometri Derivatif dengan

Spektrofotometri UV-tampak dan KCKT ............................................................ 9

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan .............................................................................................................. 9

Saran ..................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 9

LAMPIRAN ................................................................................................................... 12

Page 8: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Waktu retensi kurkuminoid dengan metode KCKT ................................................ 8

2 Luas puncak kurkuminoid dengan metode KCKT .................................................. 8

3 Nilai perolehan kembali (% recovery) .................................................................... 8

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Spektrum derivatif pita serapan Gauss ................................................................... 2

2 Kunyit ..................................................................................................................... 2

3 Struktur kurkuminoid ............................................................................................. 3

4 Spektrum standar dan contoh ................................................................................. 6

5 Spektrum standar kurkuminoid dan contoh pada orde turunan ke-1, ke-2, ke-3,

dan ke-4 .................................................................................................................. 6

6 Kurva standar kurkuminoid pada kondisi optimum ............................................... 7

7 kurva standar kurkuminoid dengan spektrofotometri konvensional ..................... 7

Page 9: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Tahapan penelitian .................................................................................................... 13

2 Penentuan kondisi optimum ...................................................................................... 14

3 Penentuan kadar kurkuminoid pada kunyit dengan metode spektrofotometri

UV-tampak ............................................................................................................... 23

4 Kromatogram standar kurkuminoid .......................................................................... 24

5 Kromatogram kunyit ................................................................................................. 25

6 Penentuan kadar kurkuminoid pada kunyit dengan metode KCKT ......................... 26

7 Uji linearitas, limit deteksi dan limit kuantisasi, dan presisi .................................... 27

8 Uji akurasi untuk kunyit dengan metode spektrofotometri derivatif ........................ 28

9 Uji t dan F metode spektrofotometri derivatif .......................................................... 29

Page 10: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

1

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara agraris

mempunyai banyak jenis tanaman yang dapat

dimanfaatkan untuk obat-obatan, salah satunya

adalah kunyit yang mengandung senyawa

kurkuminoid di dalamnya. Kurkuminoid

berkhasiat sebagai antihepatoksik,

antikolesterol, obat tumor, dan obat kanker

(Winarti & Nanan 2005).

Metode penentuan kurkuminoid yang ada

saat ini kurang praktis, memakan banyak

waktu, dan tidak ekonomis (Paramasivam et.

al. 2008). Analisis kurkuminoid yang biasa

dilakukan misalnya dengan cara

spektrofotometri (ASEAN 1993), HPTLC

(Gupta et al. 1999; Paramasivam et. al. 2008),

KCKT (Jayaprakasha et. al. 2002), serta titrasi

(Sotanaphun et al. 2007). Metode titrasi

membutuhkan waktu yang lama, metode

spektrofotometri konvensional memberikan

hasil yang kurang akurat karena adanya

matriks pengganggu, sedangkan metode

kromatografi membutuhkan biaya yang besar.

Oleh karena itu, diperlukan suatu metode

analisis baru yang memberikan hasil lebih

tepat, lebih cepat, mudah, dan murah.

Saat ini telah dikembangkan metode

kombinasi antara spektroskopi dan

kemometrik, teknik tersebut adalah

spektrofotometri derivatif. Metode

spektrofotometri derivatif didasarkan pada

transformasi matematika dalam membuat

spektrum derivatifnya dan menawarkan

beberapa solusi untuk masalah yang umum

ditemukan dalam analisis kimia, seperti

peningkatan resolusi spektrum, mereduksi

gangguan latar belakang, dan menghilangkan

turbiditas contoh. Selain itu, pada metode ini

proses isolasi dan pemekatan senyawa target

tidak perlu dilakukan.

Spektrofotometri derivatif telah banyak

digunakan, di antaranya dilakukan dalam

penentuan kadar kafein dalam minuman

(Alpdogan et. al. 2002), menentukan

kandungan losartan dalam sediaan farmasi

(Ansari et. al 2004). Selain itu, metode ini

juga dilakukan untuk kuantifikasi kuinina

dalam sediaan farmasi dan kulit kina (Daryadi

2006), serta penentuan kadar kafein dalam

minuman suplemen dan ekstrak teh (Nersyanti

2006).

Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi

kurkuminoid dalam kunyit dengan

menggunakan metode sonikasi. Metode

tersebut digunakan karena membutuhkan

waktu ekstraksi yang lebih cepat dibandingkan

dengan metode ekstraksi konvensional, seperti

sokletasi (Wu et al. 2001). Penentuan

kurkuminoid dalam kunyit dilakukan dengan

menggunakan metode spektrofotometri

derivatif serta spektrofotometri konvensional

dan KCKT sebagai metode pembanding.

Sebagai metode baru hasil pengembangan

metode konvensional, maka perlu dilakukan

evaluasi kinerja analitik untuk mengetahui

baik tidaknya kinerja metode tersebut.

Evaluasi tersebut dilakukan untuk menjamin

keabsahan dan keakuratan data hasil analisis.

Parameter yang digunakan dalam

mengevaluasi metode ini di antaranya,

linieritas, limit deteksi, dan limit kuantisasi,

presisi, serta akurasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan metode

pengukuran berdasarkan interaksi cahaya

dengan materi (Hendayana et al. 1994).

Spektrofotometri yang sering digunakan

berada dalam daerah spektrum ultraviolet

(UV) dan tampak (Visible).

Spektrofotometri UV-tampak merupakan

spektroskopi absorpsi berdasarkan radiasi

elektromagnetik pada panjang gelombang 160

sampai 780 nm (Skoog et al. 1998). Absorpsi

cahaya UV-tampak molekul organik

umumnya terjadi pada grup fungsional

(kromofor) yang mengandung elektron-

elektron transisi. Penyerapan sinar tampak dan

ultraviolet oleh suatu molekul akan

menghasilkan transisi di antara tingkat energi

elektronik molekul tersebut.

Pengukuran absorpsi berdasarkan radiasi

UV-tampak memiliki aplikasi yang sangat

luas, di antaranya untuk penentuan kuantitatif

dari berbagai macam senyawa organik dan

anorganik. Sumber radiasi yang dipancarkan

dan seberapa besar radiasi yang diserap oleh

suatu kumpulan atom atau molekul harus

memenuhi hukum Lambert Beer.

A = ε x b x c

Berdasarkan persamaan tersebut, A adalah

absorbansi, ε adalah absorptivitas molar

(L cm-1

mol-1

), b panjang sel (cm), dan c adalah

konsentrasi (mol L-1

). Hukum ini menyatakan

bahwa fraksi penyerapan sinar tidak

bergantung pada intensitas sumber cahaya,

tetapi sebanding dengan banyaknya molekul

yang menyerap (Sudjadi 1985).

Page 11: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

2

dcd

d

d

Adn

n

n

n

..

Spektrofotometri Derivatif

Metode spektrofotometri derivatif telah

lama dikenal sebagai metode yang diakui

keakuratannya. Proses derivatisasi dilakukan

dengan cara menurunkan spektrum dengan

persamaan matematis. Metode

spektrofotometri derivatif dapat membedakan

pita serapan yang lebar dengan pita serapan

terdekatnya yang tumpang tindih. Hal ini

disebabkan amplitudo (nD) pita Gauss pada

turunan ke-n berbanding terbalik terhadap

lebar pita (W) turunan ke-n.

Penentuan nilai gradien tunggal dA/dλ

diplot terhadap panjang gelombang (λ) seperti

yang terlihat pada Gambar 1, akan

menghasilkan turunan pertama. Spektrum

tersebut berawal dan berakhir pada nilai

absorbans nol pada panjang gelombang yang

sama dengan nilai λmaks. Turunan ini

mempunyai pita positif dan pita negatif yang

menunjukkan nilai maksimum dan minimum

pada panjang gelombang yang sama sebagai

perubahan pita absorbansi. Turunan kedua

mempunyai ciri khas, yaitu pita negatif yang

bernilai minimum merupakan puncak dari

panjang gelombang maksimum pada pita

berorde nol. Turunan ketiga merupakan

kebalikan dari turunan pertama, begitu pula

turunan keempat merupakan kebalikan dari

turunan kedua (Owen 1996).

Gambar 1 Spektrum derivatif pita serapan

Gauss (Popovic et al. 1999).

Analisis kuantitatif pada spektrofotometri

derivatif menggunakan pengukuran amplitudo

versus konsentrasi dengan distorsi spektrum

yang dapat diterima, selama pengaruh nisbah

sinyal terhadap derau (S/N) terhadap ketelitian

pengukuran dipertahankan minimum. Dasar

analisis kuantitatifnya adalah hukum Lambert-

Beer. Hukum ini dapat menghitung kisaran

konsentrasi yang diinginkan pada panjang

gelombang monokromatik pada turunan ke-n :

A adalah absorbansi, ε adalah absorptivitas

molar (L cm-1

mol-1

), d adalah jarak tempuh

cahaya (cm), dan c adalah konsentrasi

(mol L-1

). Berdasarkan persamaan tersebut

konsentrasi analat berbanding lurus dengan

amplitudo puncak derivatif ke-n pada panjang

gelombang tertentu.

Spektrum derivatif yang dihasilkan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

fungsi celah monokromator dan keseluruhan

tingkat derau, karena adanya konversi analog

ke digital dan metode derivatisasi yang

digunakan (Skujins 1986). Proses derivatisasi

spektrum menghasilkan efek yang tidak

diharapkan seiring kenaikan orde turunan,

yaitu penurunan nisbah sinyal terhadap derau.

Proses penghalusan (smoothing) diiringi

dengan pengaturan peubah jumlah jendela

diperlukan untuk mengurangi pengaruh derau,

sedangkan kecepatan penyapuan, berfungsi

untuk merekam interval serapan analat tiap

panjang gelombang tertentu.

Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica Val.) seperti

pada Gambar 2, merupakan tanaman obat

berupa semak dan bersifat tahunan (perenial).

Selain itu, kunyit tumbuh subur dan liar di

sekitar hutan/bekas kebun, pada ketinggian

1300-1600 m dpl, tumbuh bercabang dengan

tinggi 40-100 cm. Kulit luar rimpang

berwarna jingga kecoklatan, daging buah

merah jingga kekuning-kuningan.

Gambar 2 Kunyit.

Tanaman kunyit memiliki klasifikasi sebagai

berikut:

Divisio : Spermatophyta

Sub-diviso : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zungiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Val.

Page 12: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

3

3.3x

Slope Rerata

Intersep SBLoD

10x

Slope Rerata

Intersep SBLoQ

100%x

rijumlah teo

ditemukanjumlah

Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan

sebagai ramuan jamu karena berkhasiat

menyejukkan, membersihkan, mengeringkan,

menghilangkan gatal, dan menyembuhkan

kesemutan. Di samping itu, rimpang tanaman

kunyit juga bermanfaat sebagai antiinflamasi

dan antioksidan (Masuda et al. 1992),

antimikroba, pencegah kanker, antitumor, dan

menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol,

serta sebagai pembersih darah. Kunyit dapat

berperan sebagai antiinflamasi karena

memiliki kandungan kurkumin sebagai

komponen utama dalam rimpangnya. Selain

itu, kunyit juga mengandung senyawa-

senyawa seperti demetoksikurkumin dan

bisdemetoksikurkumin (Araujo & Leon 2001).

Kurkuminoid

Kurkuminoid (Gambar 3) merupakan

golongan senyawa yang terdapat pada

tanaman marga Curcuma yang memberikan

warna kuning. Kurkuminoid terdiri atas

komponen senyawa kurkumin (C21H20O6),

desmetoksikurkumin (C20H18O5), dan

bisdesmetoksikurkumin (C19H16O4) yang

memiliki bobot molekul berturut-turut sebesar.

368, 308, dan 338 g/mol.

Gambar 3 Struktur kurkuminoid.

Kurkuminoid berfungsi sebagai

antioksidan, antiinflamasi, antimutagenik, dan

melindungi tubuh dari mutagen seperti asap

rokok dan polutan lainnya (Jayaprakasha et

al. 2002). Selain itu, kurkuminoid juga dapat

digunakan sebagai penginduksi enzim

glutation s-transferase, dan inhibitor produksi

prostaglandin E22 (Sharma 2004), serta

sebagai inhibitor selektif enzim

siklooksigenase-1 dan COX-1 (Handler et. al.

2007).

Kurkuminoid tidak larut sempurna dalam

air. Oleh karena itu, penggunaan pelarut

organik merupakan salah satu pilihan yang

dapat digunakan. Pelarut organik yang biasa

digunakan untuk mengekstrak kurkuminoid di

antaranya adalah etanol, aseton, metanol, dan

kloroform. Kurkuminoid dapat dianalisis

menggunakan metode KCKT, KLTKT, titrasi,

dan spektrofotometri.

Evaluasi Kinerja Analitik

Evaluasi kinerja analitik merupakan proses

evaluasi kerja suatu metode analisis diterima

dan sesuai tidak dengan tujuan serta cara-cara

yang ditentukan. Parameter-parameter dalam

evaluasi kinerja analitik meliputi linearitas,

limit deteksi, limit kuantisasi, ketepatan

(akurasi), dan ketelitian (presisi).

Linearitas merupakan kemampuan suatu

metode untuk memperoleh hasil uji yang

sebanding dengan konsentrasi analat dalam

contoh pada kisaran konsentrasi tertentu.

Syarat linearitas menurut AOAC (1993) lebih

besar dari 0.9995. Limit deteksi (LoD)

merupakan konsentrasi analat terkecil yang

menghasilkan respon yang dapat terdeteksi di

atas tingkatan derau dari sistem biasanya tiga

kali sistem derau. Limit kuantisasi (LoQ)

adalah konsentrasi analat terendah yang dapat

diukur secara tepat dan akurat. LoD dan LoQ

dapat ditentukan dengan simpangan baku (SB)

intersep, dengan rumus (ICH 1995) :

Ketepatan atau akurasi merupakan kedekatan

nilai yang telah diperoleh dari hasil percobaan

dibandingkan dengan nilai teoritis atau nilai

yang diperoleh dari metode referensi. Akurasi

dilaporkan sebagai persen perolehan kembali

dengan penambahan sejumlah standar ke

dalam contoh yang diketahui konsentrasinya

dan dibandingkan dengan nilai yang terukur

dengan nilai sebenarnya. Menurut AOAC

(1993) perolehan kembali seharusnya berkisar

80-110%. Persen perolehan kembali

ditentukan dengan rumus:

Perolehan Kembali (%) :

Presisi atau ketelitian adalah kedekatan

hasil dari sederet pengukuran yang dilakukan

pada sejumlah contoh yang diukur di bawah

kondisi yang sama. Ketelitian terbagi dua,

yaitu ketertiruan (reproducibility) dan

keterulangan (repeatibility). Presisi yang

digunakan, yaitu keterulangan pada hari yang

sama. Persen simpangan baku relatif (% SBR)

digunakan untuk melihat hasil presisi dan

dirumuskan sebagai:

Page 13: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

4

1/2

1n

1/2 2xxiΣi(

SB

SBR (%) = n

SB x 100

Kriteria simpangan baku relatif menurut

AOAC (1993) adalah sangat teliti (%SBR <

1), teliti (%SBR = 1-2), sedang (%SBR = 2-5),

dan tidak teliti (%SBR > 5).

BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan ialah ultrasonic

cleaning bath Elma Transsonic 700/H,

spektrofotometer UV-tampak U-2800 Hitachi,

KCKT L-2000 series Hitachi dilengkapi

dengan detektor tampak dan kolom C18 serta

alat-alat kaca, piranti lunak UV Solutions versi

2.0 Hitachi, dan peranti lunak HP Chem

Station software.

Bahan-bahan yang digunakan ialah standar

kurkuminoid, sampel kunyit yang berasal dari

kota Semarang (Jawa Tengah), dan metanol.

Metode

Penentuan kadar kurkuminoid dalam

kunyit dimulai dengan mencari orde turunan,

orde penghalusan, dan jumlah jendela yang

optimum agar diperoleh spektrum standar dan

contoh yang berhimpit. Kondisi optimum

tersebut digunakan untuk mengukur deret

larutan standar dan dibuat kurva standar dari

amplitudo dari puncak ke puncak (DL).

Selanjutnya kurkuminoid dalam contoh diukur

dan konsentrasinya dihitung dari persamaan

kurva standar. Konsentrasi kurkuminoid yang

diperoleh dari metode spektrofotometri

derivatif dibandingkan dengan metode

rujukan, yaitu Spektrofotometri UV-tampak

dan KCKT menggunakan uji t dan uji F.

Kemudian dilakukan validasi metode untuk

spektrofotometri derivatif.

Preparasi Larutan Standar dan Contoh

Standar kurkuminoid dibuat dengan cara

melarutkan standar kurkuminoid dengan

metanol sehingga dihasilkan konsentrasi

standar sebesar 100 mg/L.

Preparasi contoh dibuat dengan

menimbang sebanyak 0.05 g contoh dan

ditambahkan 10 mL metanol, kemudian

dilakukan sonikasi selama 20 menit sebanyak

tiga kali ulangan. Setelah itu, dilakukan

penyaringan, dan filtratnya ditepatkan dengan

metanol pada labu takar 50 mL.

Penentuan Kondisi Optimum

Parameter kondisi optimum yang

dikerjakan meliputi orde turunan, orde

penghalusan, dan jumlah jendela untuk orde

penghalusan. Proses ini dilakukan untuk

mendapatkan puncak spektrum standar dan

contoh yang berhimpit pada orde turunan, orde

penghalusan, dan jumlah jendela. Parameter

kondisi optimum tersebut digunakan untuk

penentuan validasi.

Larutan standar dan contoh setara dengan

0.70 mg/L diukur serapannya pada panjang

gelombang 380-600 nm pada kecepatan

penyapuan 200 nm/menit. Spektrum standar

dan contoh yang diperoleh digabungkan dalam

satu tampilan (overlay). Spektrum turunan

standar dan contoh dibuat pada orde turunan 1,

2, 3, dan 4 dengan variasi orde penghalusan

2,3, dan 4, serta variasi jumlah jendela 15, 21,

27, 32, 37, 42, dan 47 sehingga akan

dihasilkan spektrum dengan turunan terpilih.

Proses ini bertujuan mendapatkan puncak

spektrum standar dan contoh yang berimpit

pada peubah orde turunan, orde penghalusan,

dan variasi jumlah jendela.

Pembuatan Kurva Standar

Pengukuran serapan larutan standar 0.20-

1.20 mg/L dilakukan dengan menggunakan

nilai orde turunan, orde penghalusan, dan

jumlah jendela yang optimum. Amplitudo DL

dari spektrum standar diukur dan dibuat kurva

hubungan antara konsentrasi versus amplitudo

yang digunakan untuk penentuan kadar

kurkuminoid selanjutnya.

Penentuan Konsentrasi Kurkuminoid

dalam Contoh

Larutan contoh diukur serapannya pada

panjang gelombang 380-600 nm. Konsentrasi

kurkuminoid dalam contoh ditentukan dengan

memasukkan nilai amplitudo contoh ke dalam

persamaan garis kurva standar.

Analisis dengan Spektrofotometri UV-Vis

Serbuk kunyit sebanyak 0.05 g

dimasukkan ke dalam wadah, kemudian

ditambahkan 10 mL metanol dan dilakukan

ekstraksi menggunakan cara sonikasi selama

20 menit sebanyak tiga kali ulangan. Filtrat

ditepatkan pada labu takar 50 mL, sedangkan

standar kurkuminoid, dibuat dengan

konsentrasi 0.50-3.00 mg/L. Baik sampel

kunyit maupun standar diukur serapannya

Page 14: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

5

dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 419 nm.

Analisis dengan KCKT

Preparasi Larutan Stok Kurkuminoid.

Larutan stok standar kurkumin,

demetoksikurkumin, dan

bisdemetoksikurkumin dibuat dalam metanol

secara terpisah masing-masing 100 mg/L.

Preparasi Contoh. Serbuk kunyit sebanyak

0.05 g ditambahkan 10 mL metanol, kemudian

dilakukan sonikasi selama 20 menit sebanyak

tiga kali ulangan. Setelah itu, dilakukan

penyaringan, dan filtratnya ditepatkan dengan

metanol pada labu takar 50 mL.

Kondisi Kromatografi (Jayaprakasha et al.

2002). Menggunakan sistem elusi gradien

dengan laju alir 1.0 mL/min pada suhu ruang.

Fase gerak terdiri dari metanol (A), asam

asetat 2% (B), dan asetonitril (C). Kadar

kuatitatif kurkuminoid diukur dengan cara

menginjeksikan contoh pada 45–65%

asetonitril dalam B selama 0-15 menit.

Kemudian 65–45% asetonitril dalam B selama

15–20 menit dengan terus menerus dialiri 5%

A. Kandungan kurkuminoid diukur

menggunakan peranti lunak HP Chem Station

software .

Pengukuran Kurkuminoid dalam Contoh.

Sebanyak 20 μL contoh diinjeksikan ke dalam

KCKT. Konsentrasi kurkuminoid dihitung

berdasarkan fungsi kurva kalibrasi linier

dengan memperhatikan faktor pengenceran.

Evaluasi Kinerja Analitik Metode

Spektrofotometri Derivatif

Linearitas. Pengukuran serapan larutan

standar 0.40, 0.60, dan 0.80 mg/L dilakukan

menggunakan nilai kecepatan penyapuan 200

nm/menit, orde turunan, orde penghalusan,

dan jumlah jendela yang optimum. Linearitas

ditentukan dengan menggunakan metode

regresi kuadrat terkecil sebanyak tiga kali

ulangan untuk setiap konsentrasi.

Ketelitian. Penentuan ketelitian sama dengan

metode untuk preparasi contoh yang dilakukan

sebanyak enam kali pada hari yang sama.

Serapan larutan contoh diukur menggunakan

nilai kecepatan penyapuan 200 nm/menit, orde

turunan, orde penghalusan, dan jumlah jendela

yang optimum.

Ketepatan. Penentuan ketepatan dinyatakan

dengan persen perolehan kembali, yaitu nisbah

antara konsentrasi standar yang diperoleh dan

konsentrasi standar yang ditambahkan dikali

100%. Sampel dibuat dengan menimbang

sebanyak 0.05 g ditambahkan 10 mL metanol,

kemudian dilakukan sonikasi selama 3x20

menit. Setelah itu dilakukan penyaringan dan

filtratnya ditepatkan dengan metanol pada labu

takar 50 mL. Konsentrasi larutan stok standar

10 mg/L. Volume larutan standar ditambahkan

ke dalam labu takar 10 mL yang telah berisi

5.0 mL larutan contoh, sehingga diperoleh

konsentrasi akhir setara dengan 0.80; 0.85;

dan 0.90 mg/L. Masing-masing tingkat

konsentrasi disiapkan tiga kali ulangan.

Limit Deteksi dan Limit Kuantisasi. Limit

deteksi dan limit kuantisasi ditentukan

menggunakan simpangan baku intersep dan

kemiringan kurva kalibrasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode ekstraksi yang digunakan dalam

penelitian adalah metode sonikasi. Metode

ekstraksi ini mengalami pengembangan

dibandingkan metode konvensional. Hal ini

didasarkan bahwa metode ekstraksi dengan

sonikasi hanya membutuhkan waktu sebentar

dibandingkan dengan metode ekstraksi

lainnya, seperti maserasi maupun sokletasi.

Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Wu et

al. (2001) yang menjelaskan bahwa proses

ekstraksi dengan sonikasi dihasilkan tiga kali

lebih cepat dibandingkan dengan metode

ekstraksi konvensional (sokletasi). Selain itu,

metode ekstraksi dengan sonikasi

menghasilkan kadar kurkuminoid yang besar.

Hal tersebut karena radiasi gelombang

ultrasonik yang dihasilkan dapat menimbulkan

lokal kavitasi senyawa atsiri di dalam dinding

sel tumbuhan yang akan membantu

memaksimalkan proses ekstraksi (Vinatoru et

al. 1997). Hal ini dibuktikan dengan penelitian

Susilowati (2006) yang menggunakan

ekstraksi sonikasi selama 30 menit

menghasilkan kadar kurkuminoid pada

temulawak sebesar 3.3% (b/b). Dengan

pengukuran kadar yang sama, Suwiah (1991)

melakukan ekstraksi temulawak dengan

refluks dan maserasi (Yusro 2004)

menghasilkan kadar kurkuminoid berturut-

turut sebesar 0.56-1.94 dan 1.58% (b/b).

Page 15: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

6

Penentuan Kondisi Optimum

Parameter kondisi optimum yang

dilakukan pada penelitian ini meliputi

kecepatan penyapuan, orde turunan, orde

penghalusan, dan jumlah jendela. Berdasarkan

penelitian sebelumnya (Daryadi (2006);

Nersyanti (2006); dan Rachmanti (2006))

kecepatan penyapuan yang digunakan adalah

200 nm/menit. Hal ini karena pada kecepatan

penyapuan tersebut menghasilkan spektrum

dengan sensitivitas dan waktu penyapuan yang

lebih cepat. Oleh karena itu, pada penelitian

ini kecepatan penyapuan yang digunakan

adalah 200 nm/menit.

Penentuan kadar kurkuminoid dalam

contoh tidak dapat dilakukan secara langsung.

Dapat dilihat dari spektrum contoh kunyit

dengan konsentrasi setara standar

kurkuminoid 0.70 mg/L (Gambar 4),

menghasilkan serapan yang identik, namun

serapan pada kunyit lebih besar dibandingkan

serapan dari standarnya. Nilai absorbansi yang

lebih besar ini terjadi akibat adanya efek

matriks dari sampel yang dianalisis walaupun

kedua spektrum ini dibuat dengan konsentrasi

kurkuminoid yang sama. Hal ini akan

menyebabkan kesalahan pembacaan kadar bila

dilakukan pembacaan kadar kurkuminoid

menggunakan spektrofotometri konvensional

(Batubara et al. 2005).

400 450 500 550 600nm

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

Abs

Gambar 4 Spektrum standar dan contoh. Keterangan : Hitam : Standar kurkuminoid

Biru : Kunyit

Perbedaan serapan yang terjadi dapat

diatasi dengan spektrofotometri derivatif,

karena dengan metode ini spektrum akan

diderivatisasi, sehingga dapat memilih puncak

yang tajam di antara spektrum yang lebar dan

meningkatkan resolusi dari spektrum yang

tumpang tindih (Ansari et al. 2004).

Hasil derivatisasi pada berbagai variasi

orde turunan menghasilkan adanya daerah

pada spektrum yang berhimpit antara kunyit

dengan standar kurkuminoid (Gambar 5).

400 450 500 550 600nm

-0.006

-0.005

-0.004

-0.003

-0.002

-0.001

0.000

0.001

0.002

0.003

0.004

Abs

(a)

400 450 500 550 600nm

-0.00020

-0.00015

-0.00010

-0.00005

0.00000

0.00005

0.00010

Abs

(b)

400 450 500 550 600nm

-0.000025

-0.000020

-0.000015

-0.000010

-0.000005

0.000000

0.000005

0.000010

0.000015

0.000020

0.000025

Abs

(c)

400 450 500 550 600nm

-0.000020

-0.000015

-0.000010

-0.000005

0.000000

0.000005

0.000010

0.000015

0.000020

Abs

(d)

Gambar 5 Spektrum standar kurkuminoid dan

contoh pada orde turunan (a) ke-1,

(b) ke-2, (c) ke-3, dan (d) ke-4. Keterangan :

Hitam : Standar kurkuminoid

Biru : Kunyit

Orde turunan berpengaruh terhadap

sensitivitas dan linearitas spektrum. Semakin

tinggi orde turunan yang digunakan, maka

sensitivitas dan linearitas dari spektrum akan

semakin rendah (Ansari et al. 2004). Hal ini

terjadi karena nisbah sinyal terhadap derau

(S/N) semakin kecil (Owen 1996; Popovic et

al. 1999).

Penentuan kondisi optimum juga meliputi

variasi orde penghalusan sebesar 2, 3, dan 4.

Semakin tinggi orde penghalusan yang

digunakan maka amplitudo akan semakin

Abso

rbansi

Abso

rbansi

Abso

rbansi

Abso

rbansi

Abso

rbansi

Page 16: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

7

besar. Kondisi optimum yang dipilih

diharapkan dapat menghasilkan spektrum

yang tidak terlalu halus dan juga tidak terlalu

kasar. Apabila spektrum terlalu kasar, maka

sulit untuk membedakan serapan kurkuminoid

dari matriks contoh. Apabila spektrum terlalu

halus, maka akan ada banyak data yang hilang

akibat distorsi spektrum. Kondisi optimum

yang dipilih berdasarkan metode

spektrofometri derivatif untuk sampel kunyit,

yaitu orde turunan ketiga pada panjang

gelombang 398.5-408.5 nm, orde penghalusan

3, dengan jumlah jendela 37 (Lampiran 2).

Pada kondisi tersebut, resolusi spektrum yang

dihasilkan baik dan menghasilkan linearitas

standar yang tinggi (0.996). Turunan lebih

tinggi lagi tidak pilih sebagai kondisi optimum

walaupun menghasilkan linearitas yang tinggi.

Hal ini disebabkan semakin tinggi orde

turunan nisbah sinyal terhadap derau (S/N)

semakin kecil.

Pengukuran Contoh dengan Metode

Spektrofotometri Derivatif

Derivatisasi yang dilakukan pada spektrum

standar sesuai dengan kondisi optimum,

didapatkan persamaan garis kurva standar

untuk kurkuminoid adalah y = 0.000008x-

0.0000008 dengan koefisien korelasi sebesar

0.996 (Gambar 6).

Gambar 6 Kurva standar kurkuminoid pada

kondisi optimum.

Kadar kurkuminoid dari contoh didapatkan

dengan cara memasukkan amplitudo contoh ke

dalam persamaan garis kurva standar yang

diperoleh. Kadar kurkuminoid untuk kunyit

berdasarkan metode spektrofotometri

derivatif, yaitu sebesar 14.33 mg/g. Hasil

tersebut merupakan kadar kurkuminoid rata-

rata yang dilakukan sebanyak enam kali

ulangan pada hari yang sama.

Pengukuran Kurkuminoid dengan

Spektrofotometri UV-tampak dan KCKT

Spektrofotometri UV-tampak

konvensional dan kromatografi cair kinerja

tinggi (KCKT) digunakan sebagai

pembanding untuk analisis kurkuminoid

dalam kunyit. Linearitas standar kurkuminoid

dengan spektrofotometri konvensional

diperoleh dari standar kurkuminoid dengan

kisaran konsentrasi 0.5-3.0 mg/L

menggunakan metode kuadrat terkecil yang

digunakan untuk analisis sampel kunyit.

Persamaan garis kurva standar yang diperoleh

adalah y= 0.587x + 0.023 dengan kooefisien

korelasi sebesar 0.998 (Gambar 7).

Gambar 7 Kurva standar kurkuminoid dengan

spektrofotometri konvensional.

Rerata kadar kurkuminoid dengan

spektrofotometri konvensional diperoleh

sebesar 14.18 mg/g (Lampiran 3).

Metode KCKT digunakan untuk analisis

kualitatif maupun kuantitatif. Analisis

kualitatif dilakukan dengan cara

membandingkan waktu retensi contoh dengan

standar, sedangkan untuk analisis kuantitatif

dilakukan dengan menghitung konsentrasi

contoh berdasarkan kurva standar yang

diperoleh dari hasil plot antara luas puncak

dan konsentrasi standar.

Berdasarkan hasil analisis dengan KCKT,

diketahui bahwa kunyit mengandung tiga jenis

senyawa kurkuminoid, yaitu

bisdesmetoksikurkumin, desmetoksikurkumin,

dan kurkumin (Zhang et al. 2009).

Berdasarkan kromatogram standar yang

diperoleh (Lampiran 4), diketahui waktu

retensi dan luas puncak untuk ketiga senyawa

tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

y = 0.000008x + 0.0000008R² = 0.996

0,00

0,50

1,00

1,50

0 0,5 1 1,5Am

plit

ud

o (

x 1

0-6

)

Konsentrasi standar kurkuminoid (mg/L)

y = 0.587x + 0.023R² = 0.998

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

0,00 2,00 4,00

Ab

sorb

ansi

konsentrasi standar kurkuminoid (mg/L)

Page 17: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

8

Tabel 1 Waktu retensi kurkuminoid dengan

metode KCKT

Konsentrasi

(mg/L)

Waktu retensi (menit)

1 2 3

Std 0.25 7.793 8.393 9.023

Std 0.50 7.780 8.383 9.017

Std 0.75 7.797 8.397 9.030

Std 1.00 7.797 8.403 9.037

Std 1.25 7.790 8.393 9.027

Std 1.50 7.783 8.395 9.025

Sampel 7.800 8.390 9.020 Keterangan:

(1) Bisdesmetoksikurkumin, (2) desmetoksikurkumin, (3)

dan kurkumin

Std : Standar kurkuminoid

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa

waktu retensi untuk bisdesmetoksikurkumin,

desmetoksikurkumin, dan kurkumin berturut-

turut adalah 7.79, 8.56, dan 9.02 menit.

Tabel 2 Luas puncak kurkuminoid dengan

metode KCKT

Konsentrasi

(mg/L)

Luas puncak

1 2 3

Std 0.25 209118 171776 171580

Std 0.50 421818 351254 354921

Std 0.75 654057 537537 542097

Std 1.00 874550 716239 713821

Std 1.25 1175138 964963 965326

Std 1.50 1451498 1179460 1178046

Sampel 307244 280300 810754 Keterangan: (1) Bisdesmetoksikurkumin, (2) desmetoksikurkumin, (3)

dan kurkumin

Std : Standar kurkuminoid

Penentuan kadar kurkuminoid sampel kunyit

dengan metode KCKT dihasilkan dengan

memasukkan nilai luas puncak sampel ke

dalam persamaan kurva standar yang

dihasilkan(Lampiran 5), sehingga didapatkan

kadar kurkuminoid untuk sampel kunyit

dengan metode KCKT, yaitu sebesar 45.40

mg/g (Lampiran 6).

Validasi Metode Spektrofotometri Derivatif

Validasi metode spektrofotometri derivatif

dilakukan untuk mengavaluasi kerja metode

tersebut, karena metode ini merupakan metode

baru yang dikembangkan untuk analisis

kuantitatif kurkuminoid dalam serbuk kunyit.

Suatu metode dikatakan valid jika memenuhi

batas penerimaan parameter validasi yang

berlaku. Parameter validasi yang ditentukan

antara lain presisi, akurasi, linearitas, limit

deteksi, dan limit kuantisasi.

Uji presisi dilakukan pada larutan contoh

sebanyak enam kali ulangan. Kadar

kurkuminoid dari masing-masing contoh

diharapkan menghasilkan nilai yang

berdekatan. %SBR untuk kunyit dihasilkan

sebesar 2.34 (lampiran 7). Nilai tersebut

memiliki tingkat ketelitian yang sedang

berdasarkan kriteria AOAC (1993). Hal ini

disebabkan pada penentuan kadar

kurkuminoid dihasilkan nilai kadar yang

beragam, sehingga %SBR yang dihasilkan

relatif besar.

Uji akurasi dilakukan dengan

menambahkan standar yang telah diketahui

konsentrasinya. Metode ini ditunjukkan

dengan nilai persen perolehan kembali

(%recovery). Nilai %recovery rata-rata dari

tiga kali ulangan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai perolehan kembali (%recovery)

Jumlah (mg/L) * %

recovery ditambahkan Ditemukan

0.80 0.7667 95.83

0.85 0.7667 90.20

0.90 0.8704 96.71 (*) rerata dari tiga kali ulangan

Berdasarkan data tersebut, %recovery yang

dihasilkan berkisar antara 90.20 sampai

96.71% (Lampiran 8). Hasil ini masih sesuai

pada rentang nilai %recovery yang disarankan

oleh AOAC (1993), yaitu sebesar 80-110%.

Nilai linearitas diperlihatkan dengan kurva

standar yang merupakan hubungan antara

amplitudo dan konsentrasi standar 0.40; 0.60;

dan 0.80 mg/L. Persamaan garis untuk standar

kurkuminoid adalah y=0.000009x+0.0000004

dengan nilai regresi sebesar 0.996 (Lampiran

7). Nilai regresi dari persamaan garis tersebut

mendekati nilai satu, sehingga dapat dikatakan

bahwa kurva memiliki kelinearan yang tinggi. Limit deteksi metode spektrofotometri

derivatif diperoleh dari rerata deret standar

yang dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

Limit deteksi untuk metode ini dihasilkan

sebesar 0.55 mg/L (Lampiran 7). Hal ini

menandakan bahwa pada konsentrasi tersebut

metode spektrofotometri derivatif mampu

membedakan sinyal dengan derau. Limit

kuantisasi yang dihasilkan, yaitu sebesar 1.57

mg/L, artinya dalam jumlah kurkuminoid yang

sedikit, metode ini memberikan ketelitian dan

ketepatan yang baik.

Page 18: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

9

Perbandingan Metode Spektrofotometri

Derivatif dengan Spektrofotometri UV-

tampak dan KCKT

Metode spektrofotometri derivatif

merupakan metode yang cepat, murah, dan

mudah bila dibandingan dengan metode

KCKT, karena tidak terlalu banyak

menggunakan bahan kimia dan tahapan

kerjanya tidak rumit. Selain itu, pada metode

KCKT, membutuhkan peralatan yang cukup

mahal, dan waktu analisis yang relatif lama.

Sedangkan keuntungan menggunakan metode

spektrofotometri derivatif dibandingkan

dengan Spektrofotometri UV-tampak, yaitu

terhindar dari kesalahan pembacaan kadar

kurkuminoid akibat adanya matriks

pengganggu dalam spektrum sampel

(Batubara et al. 2005).

Analisis kadar kurkuminoid dengan

metode spektrofotometri derivatif

dibandingkan dengan metode spektrofometri

UV-tampak dan KCKT menggunakan analisis

statistika, seperti uji t dan uji F. Uji t

digunakan untuk membandingkan rerata nilai

kadar yang diperoleh, sedangkan uji F untuk

mengetahui ketelitian dari kedua metode

tersebut dengan membandingkan dua ragam.

Ragam adalah ukuran yang menggambarkan

besarnya perbedaan antara satu pengukuran

dengan pengukuran lainnya.

Nilai keterulangan pada hari yang sama

untuk kunyit dengan metode spektrofotometri

derivatif menghasilkan nilai %SBR yang lebih

besar, yaitu 2.34% (Lampiran 7). Sedangkan

%SBR dengan metode spektrofotometri UV-

tampak dan KCKT, yaitu sebesar 0.65%

(Lampiran 3) dan 0.84% (Lampiran 6).

Walaupun demikian, %SBR yang dihasilkan

untuk metode spektrofotometri derivatif

berdasarkan kriteria %SBR menurut AOAC

(1993) masih berada pada rentang ketelitian

sedang (%SBR = 2-5), sehingga metode ini

masih dapat digunakan untuk menentukan

kadar kurkuminoid dalam sampel kunyit.

Nilai thitung dan Fhitung dari kunyit yang

dibandingkan dengan metode spektrofometri

UV-tampak sebesar 1.056 dan 0.075. Nilai

tersebut kurang dari ttabel dan Ftabel. Hal ini

menunjukkan bahwa metode spektrofotometri

derivatif dan spektrofometri UV-tampak untuk

pengukuran kadar kurkuminoid pada kunyit

memiliki nilai ragam yang sama dan nilai rata-

rata kadar kurkuminoid kedua metode tidak

berbeda nyata. Sedangkan untuk metode

KCKT, thitung dan Fhitung dihasilkan sebesar

150.09 dan 1.29. Nilai thitung lebih besar

dibandingkan dengan ttabel sehingga nilai rata-

rata kadar kurkuminoid metode

spektrofotometri derivatif dengan KCKT

berbeda nyata, tetapi memiliki nilai ragam

yang sama karena Fhitung masih lebih kecil dari

Ftabel (Lampiran 9).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Analisis kadar kurkuminoid dalam kunyit

dengan metode spektrofometri derivatif, yaitu

sebesar 14.33 mg/g, sedangkan dengan

metode Spektrofotometri konvensional dan

KCKT dihasilkan berturut-turut sebesar 14.18

dan 45.40 mg/g. Meskipun hasil uji t kadar

kurkuminoid dengan spektrofotometri

derivatif berbeda nyata dengan metode KCKT,

namun metode spektrofotometri derivatif

dapat digunakan untuk menganalisis kadar

kurkuminoid pada kunyit dengan

menghasilkan ketelitian dan keakuratan yang

baik.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai perbedaan kadar kurkuminoid

metode spektrofotometri derivatif dengan

metode KCKT. Selain itu, dilakukan validasi

metode spektrofotometri derivatif dan metode

KCKT pada parameter yang lain seperti

presisi menengah, reprodusibilitas,

spesifisitas, dan uji kesesuaian sistem,

sehingga lebih meyakinkan bahwa metode ini

dapat digunakan untuk penentuan kadar

kurkuminoid dalam kunyit.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah E, Tim Lentera. 2003. Khasiat dan

Manfaat Kunyit. Jakarta: Agromedia

Pustaka.

Alpdogan G, Karabina K, Sungur S. 2002.

Derivative spectrophotometric

determination of caffein in some

beverages. Turkey Jounal of Chemistry

26:295-302.

Ansari M, Kazemipour M, Baradaran M,

Jalalizadeh H. 2004. Derivative

spectrophotometric methode for

determination of losartan in

pharmaceutical formulation. Iranian

Page 19: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

10

Jounal of Pharmachology and

Therapeutics 3:21-25.

[AOAC] Association Official of Analytical

Chemistry. 1993. AOAC Peer – Verified

Method Program. USA: AOAC

International.

[ASEAN] Association of South East Asian

Nation. 1993. Standard of ASEAN

Herbal Medicine Vol. 1. Jakarta: Aksara

Buana Printing.

Araujo CAC, Leon LL. 2001. Biological

activities of Curcuma longa L. Memorias

do Instituto Oswaldo Cruz 96(5): 723-

728.

Astuti W. 2006. Metode cepat untuk

penentuan kadar yohimbin dalam

Pausinystalia yohimbe dan produk

komersialnya secara spektrofotometri

derivatif ultraviolet. [skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Batubara I, M Rafi, Latifah KD. 2005.

Estimasi kandungan kurkumin pada

sediaan herbal komersial secara

spektrofometri derivatif. Jurnal Sains

Kimia. 9: 28-34.

Daryadi E. 2006. Metode cepat kuantifikasi

kuinina dalam sediaan farmasi dan kulit

kina secara spektrofotometri derivatif

ultraviolet. [skripsi]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Institut Pertanian Bogor.

Effendy. 2004. Kromatografi Cair Kinerja

Tinggi dalam Farmasi. Sumatera Utara.

Gupta AP, Gupta MM, Sushil K. 1999.

Simultaneous determination of

curcuminoids in curcuma samples using

high performance thin layer

chromatography. Jounal Liquid

Chromatography & Related

Technologies: 22(10):1561–1569.

Handler N et al. 2007. Synthesis of novel

urcumin analogues and their evaluation

as selective cyclooxygenase-1 (COX-1)

Inhibitors. Chemestry Pharmacology

55:64-71.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Ed.

Ke-2. Kosasih Fadmawinata,

penerjemah; Bandung: ITB.

Hein CS, PI Marsden, AS Shurtleff. 1988.

Evaluation of methods 3540 (soxhlet)

and 3550 (sonication) for evaluationof

appendix IX analytes from solid samples.

[terhubung berkala]. www.epa.gov. [15

Maret 2010].

Hendayana S, Kadarohman A, Sumarna A,

Supriatna A. 1994. Kimia Analitik

Instrumen. Ed ke-1. Semarang: IKIP

Semarang Press.

[ICH]. International Conference and

Harmonization. 1995. Text on validation

of analytical procedures. [terhubung

berkala]. www.ich.org. [15 Maret 2010].

Jayaprakasha GK, Rao MLJ, and Sakariah

KK. 2002. Improved HPLC method for

the determination of curcumin,

demethoxycurcumin, and

bisdemethoxycurcumin. Journal

Agricultural and Food Chemistry 50

(13): 3668-3672.

Masuda J et al. 1992. Complicating infective

endocarditis histopathological analysis of

the mechanisms of intracranial

hemorrhage. Journal of the American

Heart Association 23: 843-850.

Nersyanti F. 2006. Spektrofotometri derivatif

ultraviolet untuk penentuan kadar kafein

dalam minuman suplemen dan ekstrak

teh. [skripsi]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Institut Pertanian Bogor.

Owen T. 1996. Fundamental of UV-visible

Spectroscopy. Waldbronn: Hewlett-

Packard.

Paramasivam M, Aktar MW, Poi R, Banerjee

H, and Bandyopadhyay A. 2008.

Occurrence of curcuminoids in Curcuma

longa: a quality standardization by

HPTLC. Bangladesh Journal

Pharmacology 3: 55-58.

Popovic GV, Pfendt LB, Stevanovic VM.

1999. Analytical application of

derivative spectrophotometry. Journal of

the Serbian Chemical Society 65 (7):

457-472.

Page 20: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

11

Rachmanti WD. 2006. Metode cepat untuk

kuantifikasi reserpin dalam obat dan

ekstrak Rauwolfia serpentina secara

spektrofotometri derivatif ultraviolet.

[skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Rukmana R. 1995. Kunyit: Tanaman Rempah

dan Obat. Yogyakarta : Kanisius.

Sharma RA. 2004. Phase I clinical trial of oral

curcumin biomakers of systemic activity

and compliance. Clynical Cancer

research 10:6847-6854.

Skoog DA, Holler FJ, Nieman TA. 1998.

Principles of Instrumental Analysis. Ed

ke-5. Philadelphia: Saunders College.

Skujins S. 1986. Application of UV-Visible

Derivative Spectrofotometry.

Steinhauser-tasse: Varian AG.

Sotanaphun U, Phaechamud T, and

Dechwisissakul P. 2007. Rapid screening

method for curcuminoid content in

turmeric (Curcuma longa Linn.). Thai

Pharmaceutical Health Science Jornal.

2(2):125-130.

Sudjadi. 1985. Penentuan struktur Senyawa

Organik. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Susilowati E. 2006. Optimalisasi senyawa

kukumin dai rimpang temulawak dengan

metode sonikasi. [skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Suwiah A. 1991. Pengaruh perlakuan bahan

dan jenis pelarut yang digunakan pada

pembuatan temulawak instan terhadap

rendemen dan mutunya. [skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Vinatoru M, Toma M, Radu O, PI Filip, D

Lazurca & TJ Mason. 1997. The use of

ultasound for the extraction of bioactive

principle from plant materials.

Ultrasonics Sonochemistry 4: 135-139.

Winarti C dan Nurdjanah N. 2005. Peluang

Tanaman Rempah dan Obat Sebagai

Sumber Pangan Fungsional. Jurnal

Litbang Pertanian, 24(2), 2005

Wu J, Lin L, Chau. 2001. Ultrasound-assisted

extraction of ginseng saponins from

ginseng roots and cultured ginseng cells.

Jounal of Ultrasonics Sonochemistry 8:

347-352.

Yusro A. 2004. Pengaruh waktu, suhu, dan

nisbah pelarut pada ekstraksi kurkumin

dari temulawak dengan pelaut etanol.

[skripsi] Bogor: Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Zhang J et al. 2009. A simple HPLC-

fluorecence method for quantitation of

curcuminoids and its application to

tumeric products. Analytical Science 25:

385-388.

Page 21: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

12

LAMPIRAN

Page 22: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

13

Lampiran 1 Tahapan penelitian

Serbuk kunyit

Dilakukan

pengukuran kadar

kurkuminoid dengan

KCKT pada λ= 425

nm

Sonikasi t= 3x20

menit, T= 25°C

konsentrasi contoh

setara dengan

standar 0.70 mg/L

Dilakukan pengukuran kadar

kurkuminoid dengan

Spektrofotometer UV-Vis

pada λ= 380-500 nm, dengan

variasi kecepatan penyapuan,

orde turunan, dan Δλ

Kondisi optimum

penentuan kadar

kurkuminoid dengan

Spektrofotometri derivatif

Validasi metode

Spektrofotometri derivatif

, meliputi linearitas, limit

deteksi dan limit kuantisasi,

presisi, dan akurasi

Analisis kuantitatif

KCKT Spektrofotometri derivatif Spektrofotometri UV-tampak

Dilakukan pengukuran

kadar kurkuminoid

dengan Spektrofometri

UV-Vis pada λ= 419

nm

Page 23: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

14

Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri derivatif

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

kurkuminoid

(mg/g)

1,2,15 396-457 0.0082026 y=0.010x-0.00004 0.999 16.42

1,2,21 397-456.5 0.0081525 y=0.010x-0.00004 1.000 16.32

1,2,27 396-456.5 0.0081250 y=0.010x-0.00004 1.000 16.26

1,2,32 396.5-457 0.0080736 y=0.010x-0.00005 1.000 16.18

1,2,37 396-457 0.0080559 y=0.010x-0.00005 1.000 16.15

1,2,42 397.5-456.5 0.0080080 y=0.010x-0.00005 1.000 16.05

1,2,47 397-456 0.0079779 y=0.010x-0.00005 1.000 15.99

1,3,15 398-456.5 0.0082870 y=0.010x+0.00006 0.999 16.39

1,3,21 398-456 0.0082272 y=0.010x+0.00004 0.999 16.31

1,3,27 397.5-456.5 0.0082188 y=0.010x-0.000005 0.999 16.38

1,3,32 397-456.5 0.0082033 y=0.010x-0.00003 0.999 16.40

1,3,37 397.5-456 0.0081782 y=0.010x-0.00004 1.000 16.37

1,3,42 397-456 0.0081673 y=0.010x-0.00004 1.000 16.35

1,3,47 398-456.5 0.0081548 y=0.010x-0.00005 1.000 16.34

1,4,15 397-457.5 0.0082557 y=0.010x+0.00004 0.999 16.37

1,4,21 398-457 0.0082363 y=0.010x+0.00003 0.999 16.35

1,4,27 396-457 0.0082362 y=0.010x-0.00003 0.999 16.47

1,4,32 396.5-456 0.0082078 y=0.010x-0.00003 0.999 16.41

1,4,37 397-456.5 0.0081887 y=0.010x-0.00004 1.000 16.39

1,4,42 397-456.5 0.0081656 y=0.010x-0.00004 1.000 16.35

1,4,47 397.5-456 0.0081635 y=0.010x-0.00005 1.000 16.36

2,2,15 403.5-416.5 0.0001441 y=0.00016x+0.000016 0.989 15.95

416.5-428 0.0000930 y=0.00013x+0.000001 0.996 14.10

428-444 0.0000879 y=0.00009x+0.000009 0.938 17.46

444-471 0.0002178 y=0.00026x+0.00001 0.999 15.92

2,2,21 403.5-416 0.0001337 y=0.00015x+0.000007 0.993 16.83

416-429 0.0000822 y=0.00011x-0.0000002 0.986 14.92

429-441 0.0000729 y=0.00009x+0.000003 0.993 15.47

441-471 0.0002073 y=0.00026x+0.000005 0.999 15.50

2,2,27 402.5-416.5 0.0001226 y=0.00015x-0.0000007 0.994 16.37

416.5-429 0.0000738 y=0.00010x-0.000002 0.990 15.10

429-442.5 0.0000717 y=0.00008x+0.000002 0.996 17.36

442.5-473.5 0.0002093 y=0.00024x+0.000005 0.998 16.96

2,2,32 401.5-416 0.0001151 y=0.00014x-0.000001 0.997 16.52

416-428.5 0.0000629 y=0.00009x-0.000002 0.993 14.36

428.5-441 0.0000626 y=0.00008x-0.0000006 0.998 15.74

441-473 0.0002047 y=0.00025x+0.000002 0.999 16.15

2,2,37 400.5-416.5 0.0001128 y=0.00014x-0.0000005 0.997 16.12

416.5-428.5 0.0000579 y=0.00008x-0.000002 0.993 14.92

428.5-442 0.0000574 y=0.00007x-0.0000004 0.999 16.45

Page 24: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

15

(Lanjutan) Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri

derivatif

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

kurkuminoid

(mg/g)

442-474 0.0002030 y=0.00024x+0.0000015 0.999 16.72

2,2,42 400.5-416.5 0.0001067 y=0.00013x+0.0000004 0.998 16.29

416.5-428 0.0000482 y=0.00007x-0.000001 0.994 14.00

428-441 0.0000475 y=0.00006x-0.0000007 0.997 16.00

441-473.5 0.0001967 y=0.00024x+0.000000007 0.999 16.33

2,2,47 400.5-416 0.0001013 y=0.00013x+0.0000008 0.999 15.40

416-428.5 0.0000421 y=0.00007x-0.0000003 0.995 12.07

428.5-441.5 0.0000421 y=0.00005x-0.0000003 0.998 16.89

441.5-474.5 0.0001933 y=0.00024x+0.0000002 0.999 16.03

2,3,15 403.5-416 0.0000918 y=0.00011x+0.0000006 0.998 16.52

416-429 0.0000423 y=0.00006x-0.0000001 0.996 14.08

429-441.5 0.0000423 y=0.00005x-0.00000009 0.998 16.86

441.5-471.5 0.0001875 y=0.00024x-0.0000005 0.999 15.60

2,3,21 404-416.5 0.0001367 y=0.00015x+0.000008 0.992 17.09

416.5-428.5 0.0000848 y=0.00011x-0.000002 0.985 15.72

428.5-442 0.0000767 y=0.00009x+0.000003 0.996 16.31

442-473 0.0002082 y=0.00024x+0.000008 0.997 16.62

2,3,27 403-416 0.0001214 y=0.00015x+0.0000005 0.995 16.06

416-428.5 0.0000721 y=0.00011x-0.000002 0.992 13.42

428.5-441 0.0000685 y=0.00009x-0.0000001 0.998 15.18

441-473.5 0.0002066 y=0.00025x+0.0000035 0.997 16.18

2,3,32 402-416 0.0001147 y=0.00015X-0.0000007 0.997 15.33

416-428.5 0.0000629 Y=0.00009X-0.000002 0.993 14.36

428.5-441 0.0000626 y=0.00008x-0.0000006 0.998 15.74

441-473.5 0.0002052 y=0.00025x+0.000002 0.999 16.19

2,3,37 401.5-415.5 0.0001099 y=0.00014x+0.0000004 0.997 15.58

415.5-428 0.0000550 y=0.00009x-0.000002 0.991 12.62

428-441 0.0000565 y=0.00021x+0.0000006 0.999 5.30

441-474 0.0002028 y=0.00025x+0.000001 0.999 16.08

2,3,42 400.5-416 0.0001060 y=0.00013x+0.0000006 0.998 16.15

416-428.5 0.0000480 y=0.00007x-0.0000009 0.994 13.92

428.5-440.5 0.0000477 y=0.00006x-0.0000007 0.997 16.07

440.5-474 0.0001970 y=0.00024x+0.0000001 0.999 16.34

2,3,47 400.5-416 0.0001013 y=0.00013x+0.0000008 0.999 15.40

416-428 0.0000414 y=0.00007x-0.0000004 0.995 11.90

428-440.5 0.0000414 y=0.00005x-0.0000008 0.997 16.81

440.5-474.5 0.0001933 y=0.00024x-0.0000002` 0.999 16.06

2,4,15 405-417.5 0.0001740 y=0.00017x+0.00003 0.915 16.87

Page 25: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

16

(Lanjutan) Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri

derivatif

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

Kurkuminoid

(mg/g)

417.5-429 0.0001181 y=0.00017x-0.000008 0.908 14.78

429-441.5 0.0001084 y=0.00012x-0.000006 0.855 18.99

441.5-471.5 0.0002348 y=0.00025x+0.00001 0.954 18.63

2,4,21 403.5-417 0.0001518 y=0.00017x+0.00002 0.982 15.44

417-428.5 0.0001014 y=0.00014x+0.000001 0.986 14.29

428.5-441.5 0.0000974 y=0.00011x-0.000005 0.962 18.54

441.5-471 0.0002252 y=0.00027x+0.00000003 0.996 16.61

2,4,27 404-416.5 0.0001569 y=0.00016x+0.00002 0.985 17.04

416.5-428.5 0.0001003 y=0.00013x+0.0000003 0.977 15.32

428.5-444 0.0000933 y=0.00009x+0.000009 0.950 18.66

444-470.5 0.0002251 y=0.00026x+0.00001 0.991 16.48

2,4,32 404-416.5 0.0001450 y=0.00016x+0.00001 0.988 16.81

416.5-429 0.0000939 y=0.00012x+0.00000006 0.982 15.58

429-441 0.0000814 y=0.0001x+0.000003 0.995 15.62

441-471 0.0002112 y=0.00027x+0.000005 0.999 15.21

2,4,37 403-416 0.0001373 y=0.00017x+0.000001 0.994 15.97

416-429 0.0000890 y=0.00012x-0.000002 0.991 15.11

429-441.5 0.0000848 y=0.0001x+0.000001 0.999 16.69

441.5-474 0.0002143 y=0.00025x+0.000006 0.998 16.60

2,4,42 403-415.5 0.0001293 y=0.00017x-0.000001 0.997 15.27

415.5-428.5 0.0000826 y=0.00012x-0.000004 0.992 14.38

428.5-440.5 0.0000802 y=0.00010x-0.0000008 0.998 16.14

440.5-473 0.0002142 y=0.00026x+0.000004 0.998 16.10

2,4,47 402.5-415.5 0.0001288 y=0.00017x-0.0000004 0.996 15.14

415.5-428.5 0.0000802 y=0.00012x-0.000004 0.990 13.98

428.5-441 0.0000800 y=0.0001x-0.0000006 0.999 16.06

441-473.5 0.0002175 y=0.00027x+0.000003 0.998 15.83

3,3,15 384.5-387 0.0000284 y=0.00002x+0.0000007 0.481 27.59

387-391 0.0000245 y=0.00002x+0.000003 0.726 21.41

391-393 0.0000100 y=0.000007x+0.000006 0.263 11.38

400-402 0.0000189 y=-0.00001x+0.00002 0.753 2.19

401.5-407.5 0.0000256 y=0.000008x+0.00002 0.390 13.94

434.5-437 0.0000129 y=0.000006x+0.000004 0.597 29.55

440-442 0.0000095 y=0.000004x+0.000005 0.211 22.41

442-443.5 0.0000078 y=0.000008x+0.0000007 0.656 17.68

443.5-448 0.0000199 y=0.00002x+0.000002 0.710 17.83

448-451.5 0.0000181 y=0.00002x+0.000003 0.698 15.04

Page 26: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

17

(Lanjutan) Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri

derivatif

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

Kurkuminoid

(mg/g)

454-457 0.0000093 y=0.000008x+0.000008 0.388 3.24

457-461.5 0.0000130 y=0.00001x+0.000007 0.716 11.95

461.5-467 0.0000086 y=0.000009x+0.0.000006 0.904 5.75

467-472.5 0.0000107 y=0.00002x+0.000002 0.790 8.67

472.5-476 0.0000102 y=0.00002x-0.0000008 0.715 10.96

483.5-486.5 0.0000079 y=0.0000007x+0.000007 0.011 25.61

3,3,21 387.5-391.5 0.0000091 y=0.000007x+0.000007 0.340 5.98

402-407.5 0.0000150 y=0.000004x+0.00001 0.151 24.90

407.5-410 0.0000058 y=0.000005x+0.000007 0.703 -4.78

415-420 0.0000101 y=0.000006x+0.000006 0.201 13.61

433.5-448 0.0000157 y=0.00002x+0.000002 0.937 13.65

448-452.5 0.0000107 y=0.00002x+0.0000004 0.727 10.26

452.5-457.5 0.0000073 y=0.000008x+0.000004 0.338 8.22

457.5-461.5 0.0000078 y=0.000007x+0.000005 0.413 7.97

461.5-466.5 0.0000061 y=0.000005x+0.000004 0.393 8.37

466.5-472 0.0000072 y=0.00001x-0.000001 0.924 16.33

472-476.5 0.0000035 y=0.000008x+0.0000004 0.491 7.72

476.5-482.5 0.0000053 y=0.000007x-0.000004 0.868 26.47

482.5-486.5 0.0000037 y=0.000006x-0.0000003 0.972 13.28

3,3,27 401-408.5 0.0000092 y=0.000008x+0.000005 0.964 10.46

408.5-420.5 0.0000126 y=0.00002x+0.000002 0.985 10.56

420.5-433.5 0.0000096 y=0.00001x-0.00000009 0.971 19.30

433.5-447.5 0.0000120 y=0.00002x+0.0000003 0.978 11.65

447.5-453 0.0000057 y=0.000009x+0.00000008 0.765 12.44

453-457 0.0000037 y=0.000009x+0.0000006 0.993 6.86

457-462 0.0000051 y=0.000007x+0.0000008 0.846 12.24

462-467 0.0000053 y=0.000004x+0.0000008 0.783 22.41

3,3,32 401-408 0.0000077 y=0.000008x+0.000001 0.996 16.68

408-421 0.0000112 y=0.00001x+0.0000007 0.995 20.92

421-433.5 0.0000086 y=0.00001x-0.0000005 0.987 18.13

433.5-447.5 0.0000105 y=0.00001x-0.00000008 0.995 21.08

447.5-453 0.0000028 y=0.000005x+0.0000002 0.790 10.36

453-457 0.0000012 y=0.000002x+0.0000002 0.619 9.96

457-462.5 0.0000028 y=0.000009x-0.000001 0.984 8.41

462.5-467 0.0000018 y=0.0000006x+0.000001 0.074 26.56

3,3,37 398.5-408.5 0.0000070 y=0.000008x+0.0000007 0.995 15.69

408.5-421.5 0.0000109 y=0.00001x+0.0000002 0.997 21.31

421.5-434 0.0000081 y=0.00001x-0.0000004 0.990 16.93

Page 27: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

18

(Lanjutan) Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri

derivatif

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

Kurkuminoid

(mg/g)

434-447.5 0.0000093 y=0.00001x-0.00000003 0.997 18.53

3,3,42 397.5-409.5 0.0000062 y=0.000008x+0.0000001 0.987 15.19

409.5-422.5 0.0000098 y=0.00001x-0.00000002 0.996 19.56

422.5-434.5 0.0000073 y=0.00001x-0.0000004 0.991 15.34

434.5-448.5 0.0000084 y=0.00001x-0.00000007 0.999 16.87

3,3,47 397.5-409.5 0.0000057 y=0.000007x+0.0000002 0.992 15.65

409.5-422.5 0.0000089 y=0.00001x-0.00000009 0.996 17.91

422.5-434.5 0.0000066 y=0.000009x-0.0000003 0.992 15.27

434.5-448 0.0000080 y=0.00001x-0.00000009 0.999 16.12

3,4,15 386.5-388 0.0000223 y=0.00001x+0.000009 0.820 26.49

388-391 0.000009 y=0.000003x+0.000008 0.081 6.64

391-393 0.0000071 y=-0.000004x+0.00001 0.117 14.44

402-407.5 0.0000256 y=0.000005x+0.00002 0.108 22.31

445-448 0.0000199 y=0.00002x+0.000001 0.704 18.82

448-451.5 0.0000184 y=0.00002x+0.000002 0.772 16.33

451.5-457 0.0000082 y=0.00002x+0.000005 0.796 3.19

457-461 0.0000154 y=0.00001x+0.000006 0.717 18.73

3,4,21 402-407.5 0.0000154 y=0.000007x+0.00001 0.912 15.37

407.5-412.5 0.0000172 y=0.000006x+0.000006 0.822 37.18

414-419.5 0.0000103 y=0.000009x+0.000002 0.725 18.37

419.5-433.5 0.0000089 y=0.00001x+0.000003 0.831 11.75

433.5-448 0.0000154 y=0.00002x+0.000001 0.957 14.34

448-452.5 0.0000113 y=0.00001x+0.000001 0.712 20.52

452.5-457.5 0.0000073 y=0.00001x+0.000002 0.653 10.56

457.5-461.5 0.0000078 y=0.000008x+0.000003 0.708 11.95

461.5-466.5 0.0000062 y=0.000006x+0.000003 0.850 10.62

466.5-472.5 0.0000065 y=0.00001x+0.0000004 0.830 12.15

472.5-476.5 0.0000027 y=0.000009x-0.0000008 0.647 7.75

476.5-482.5 0.0000051 y=0.000006x+0.0000008 0.845 14.28

482.5-486.5 0.0000031 y=0.000002x+0.000002 0.920 10.96

486.5-490 0.0000032 y=0.0000009x+0.000003 0.231 4.43

3,4,27 401.5-408.5 0.0000092 y=0.000008x+0.000005 0.944 10.46

408.5-421 0.0000126 y=0.00002x+0.000002 0.984 10.56

421-433 0.0000096 y=0.00001x+0.00000004 0.961 18.33

433-448 0.0000119 y=0.00002x+0.0000007 0.978 11.16

448-453 0.0000056 y=0.000008x+0.0000006 0.076 12.45

453-457 0.0000037 y=0.000006+0.0000004 0.738 10.96

457-461.5 0.0000052 y=0.000007x+0.000001 0.837 11.95

Page 28: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

19

(Lanjutan) Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri

derivatif

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

kurkuminoid

(mg/g)

461.5-467 0.0000042 y=0.000004x+0.0000007 0.805 17.43

467-472.5 0.0000049 y=0.000008x+0.00000004 0.932 12.10

472.5-477 0.0000006 y=0.000005x-0.0000007 0.813 5.18

477-481.5 0.0000034 y=0.000005x-0.0000003 0.945 14.74

3,4,32 400.5-408.5 0.0000077 y=0.000009x+0.000001 0.999 14.83

408.5-421.5 0.0000118 y=0.00001x+0.0000007 0.995 22.11

421.5-434 0.0000088 y=0.00001x-0.0000004 0.990 18.33

434-448 0.0000102 y=0.00001x+0.0000001 0.989 20.12

448-453.5 0.0000029 y=0.000005x+0.0000003 0.781 10.36

453.5-457 0.0000012 y=0.000002x+0.0000002 0.646 9.96

457-462.5 0.0000028 y=0.000004x+0.0000007 0.758 10.46

462.5-467 0.0000018 y=0.000001x+0.0000007 0.488 21.91

3,4,37 399.5-409 0.0000071 y=0.000008x+0.0000006 0.997 16.19

409-421.5 0.000011 y=0.00001x+0.0000002 0.997 21.51

421.5-434 0.0000082 y=0.00001x-0.0000004 0.990 17.13

434-447.5 0.0000093 y=0.00001x-0.00000003 0.997 18.59

3,4,42 398-409 0.0000063 y=0.000009x-0.0000005 0.934 15.05

409-422.5 0.0000098 y=0.00001x+0.00000006 0.996 19.40

422.5-434 0.0000073 y=0.00001x-0.0000004 0.989 15.34

434-448 0.0000084 y=0.00001x-0.0000001 0.999 16.93

3,4,47 397.5-409 0.0000057 y=0.000007x+0.0000003 0.990 15.37

409-422.5 0.0000089 y=0.00001x-0.00000009 0.996 17.91

422.5-434.5 0.0000066 y=0.000009x-0.0000002 0.992 15.05

434.5-447.5 0.000008 y=0.00001x-0.00000002 0.999 15.98

4,4,15 386.5-389.5 0.0000183 y=0.00001x+0.000007 0.279 22.51

389.5-392 0.0000176 y=-0.000002x+0.00001 0.024 -75.70

392-392.5 0.0000143 y=-0.000005x+0.00001 0.264 -17.13

392.5-395 0.000008 y=0.000001x+0.00001 0.005 -39.84

395-396.5 0.0000061 y=0.000002x+0.000008 0.011 -18.92

396.5-397.5 0.0000098 y=0.000004x+0.000005 0.056 23.90

399-400.5 0.0000173 y=-0.000008x+0.00002 0.598 6.72

400.5-403.5 0.0000122 y=-0.00001x+0.00002 0.508 15.54

405-410 0.0000125 y=0.00001x+0.000004 0.509 16.93

410-411.5 0.0000138 y=0.00001x+0.000002 0.455 23.51

411.5-414 0.0000172 y=0.000004x+0.000004 0.164 65.74

414-417 0.0000116 y=0.000005x+0.000007 0.310 18.33

438-441.5 0.0000088 y=-0.000002x+0.000007 0.075 17.93

441.5-444.5 0.0000072 y=-0.000003x+0.000008 0.125 5.31

Page 29: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

20

(Lanjutan) Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri

derivatif

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

Kurkuminoid

(mg/g)

444.5-447 0.0000105 y=0.000001x+0.000005 0.072 109.56

447-449.5 0.0000117 y=0.000009x+0.000002 0.640 21.47

453.5-456 0.0000064 y=0.000007x+0.000004 0.636 6.83

456-458.5 0.000009 y=0.000007x+0.000006 0.507 8.54

471.5-474 0.0000073 y=0.000008x+0.000002 0.774 13.20

474-476.5 0.0000077 y=0.000004x+0.000003 0.866 23.41

495-496.5 0.0000043 y=0.000005x+0.000001 0.691 13.15

496.5-498.5 0.0000069 y=-0.0000002x+0.000005 0.001 -189.24

498.5-500.5 0.0000079 y=-0.0000005x+0.000008 0.002 3.98

4,4,21 385.5-389.5 0.000007 y=0.000005x+0.000001 0.630 23.90

389.5-393 0.0000039 y=0.000003x+0.000003 0.266 5.98

393-394 0.0000025 y=0.0000002x+0.000003 0.002 -49.80

394-396.5 0.0000036 y=-0.000002x+0.000004 0.212 3.98

396.5-401.5 0.000004 y=-0.000003x+0.000006 0.650 13.28

401.5-406.5 0.000004 y=-0.0000009x+0.000006 0.225 44.27

406-411 0.0000044 y=0.000002x+0.000004 0.273 3.98

444-446 0.000003 y=0.0000001x+0.000003 0.000 0.00

446-450 0.0000037 y=0.000004x+0.000001 0.445 13.45

450-455.5 0.0000024 y=0.000005x+0.0000007 0.734 6.77

455.5-459.5 0.0000032 y=0.000004x+0.000001 0.629 10.96

459.5-463.5 0.0000032 y=0.000003x+0.000001 0.393 14.61

463.5-470.5 0.0000025 y=0.000003x+0.000001 0.627 9.96

470.5-474 0.0000025 y=0.000004x+0.0000004 0.621 10.46

474-477 0.0000023 y=0.000003x+0.0000004 0.671 12.62

4,4,27 389.5-395 0.0000018 y=0.000002x+0.0000003 0.705 14.94

395-399.5 0.0000013 y=-0.0000005x+0.000002 0.115 27.89

399.5-405 0.0000026 y=0.000003x 0.000 17.26

405-410.5 0.0000023 y=0.000002x+0.000002 0.640 2.99

410.5-413 0.0000006 y=0.0000003x+0.000001 0.076 -26.56

413-416.5 0.0000012 y=0.000001x+0.0000006 0.748 11.95

416.5-421.5 0.000001 y=0.000001x+0.0000006 0.589 7.97

446.5-450.5 0.0000023 y=0.000003x+0.0000008 0.697 9.96

450.5-455 0.0000023 y=0.000003x+0.0000003 0.731 13.28

455-459.5 0.0000027 y=0.000003x+0.0000002 0.651 16.60

459.5-464 0.0000023 y=0.000002x+0.0000004 0.780 18.92

464-469.5 0.000002 y=0.000002x+0.0000006 0.830 13.94

469.5-474 0.0000019 y=0.000002x+0.0000001 0.737 17.93

474-478.5 0.0000017 y=0.000002x-0.0000002 0.706 18.92

Page 30: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

21

(Lanjutan) Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri

derivatif

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

Kurkuminoid

(mg/g)

478.5-485.5 0.0000012 y=0.000001x+0.0000003 0.755 17.93

4,4,32 392-394.5 0.0000011 y=0.0000008x+0.0000005 0.767 14.94

394.5-400 0.0000006 y=-0.00000009x+0.0000008 0.045 44.27

400-404.5 0.0000014 y=-0.000003x+0.000005 0.097 23.90

404.5-416.5 0.0000018 y=-0.000002x+0.000005 0.058 31.87

416.5-429 0.0000015 y=0.000002x+0.0000005 0.991 9.96

429-444.5 0.0000018 y=0.000002x+0.0000002 0.916 15.94

444.5-450.5 0.0000017 y=0.000002x+0.0000002 0.779 14.94

450.5-455 0.0000012 y=0.000002x+0.0000001 0.672 10.96

455-460 0.0000011 y=0.000001x+0.0000002 0.668 17.93

460-464.5 0.0000011 y=0.000001x+0.0000002 0.788 17.93

464.5-469 0.0000011 y=0.000002x+0.00000007 0.890 10.26

469-474 0.0000007 y=0.000001x-0.00000005 0.838 14.94

474-479.5 0.0000005 y=0.000001x+0.00000007 0.783 8.57

4,4,37 395.5-398.5 0.0000003 y=-0.00000009x+0.0000005 0.051 44.27

398.5-404.5 0.0000003 y=0.000001x+0.0000006 0.953 -5.98

404.5-415.5 0.0000014 y=0.000001x+0.0000006 0.953 15.94

415.5-429 0.0000013 y=0.000001x+0.0000003 0.992 19.92

429-443.5 0.0000015 y=0.000002x+).0000002 0.947 12.95

443.5-450.5 0.0000012 y=0.000001x+0.0000002 0.809 19.92

450.5-455 0.0000007 y=0.0000009x+0.0000002 0.645 11.07

455-459.5 0.0000007 y=0.0000009x+0.0000002 0.676 11.07

459.5-464.5 0.0000007 y=0.0000008x+0.0000002 0.751 12.45

464.5-469.5 0.0000007 y=0.0000009x+0.00000006 0.914 14.17

469.5-474.5 0.0000004 y=0.000001x-0.0000001 0.872 9.96

474.5-479.5 0.0000003 y=0.0000007x-0.0000001 0.714 11.38

479.5-484 0.0000004 y=0.0000005x+0.0000001 0.854 11.95

4,4,42 404.5-415.5 0.000001 y=0.000001x+0.0000002 0.980 15.94

415.5-429 0.0000011 y=0.000001x+0.00000007 0.992 20.52

429-442 0.0000012 y=0.000001x+0.00000003 0.985 23.31

442-450 0.0000008 y=0.0000009x+0.00000009 0.954 15.71

450-456 0.0000002 y=0.0000004x+0.00000006 0.775 6.97

456-459.5 0.0000002 y=0.0000003x+0.00000009 0.617 7.30

459.5-464.5 0.0000003 y=0.0000002x+0.0000001 0.391 19.92

464.5-470 0.0000003 y=0.0000004x+0.00000005 0.811 12.45

470-474.5 0.0000001 y=0.0000005x-0.00000002 0.914 4.78

4,4,47 403-414.5 0.000001 y=0.000001x+0.0000001 0.993 17.93

414.5-428 0.000001 y=0.000001x+0.00000008 0.992 18.33

Page 31: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

22

(Lanjutan) Lampiran 2 Penentuan kondisi optimum metode spektrofotometri

derivatif

Keterangan :

a : orde turunan

b : orde penghalusan (smoothing)

c : jumlah jendela

Variasi

Kondisi

(a,b,c)

Panjang

gelombang

(nm)

amplitudo persamaan garis R2

Kadar

Kurkuminoid

(mg/g)

428-441 0.000001 y=0.000001x+0.000000007 0.979 19.78

441-450.5 0.0000006 y=0.0000008x+0.000000007 0.946 14.77

465-471 0.0000002 y=0.0000004x+0.000000007 0.852 9.61

Page 32: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

23

Lampiran 3 Penentuan kadar kurkuminoid pada kunyit dengan metode

spektrofometri UV-tampak

Tabel Penentuan kadar kurkuminoid dengan metode spektrofometri UV-tampak

ulangan Bobot

contoh (g) Absorbans

Konsentrasi terbaca Konsentrasi contoh

(mg/L) (mg/g)

1 0.0503 0.850 1.4089 14.00

2 0.0508 0.872 1.4463 14.24

3 0.0508 0.873 1.4480 14.25

4 0.0506 0.865 1.4344 14.17

5 0.0500 0.854 1.4157 14.16

6 0.0513 0.880 1.4600 14.23

rerata 14.18

Simpangan baku 0.0917

%SBR 0.65

Contoh perhitungan pada ulangan ke-1 :

Bobot timbang : 0.0503 g

Absorbans : 0.850

Persamaan kurva standar : y= 0.587x+0.023

0.850-0.023 = 0.587x

X = 1.4089 mg/L

Kadar (mg/g) =

= = 14.00 mg/g

Rerata kadar kurkuminoid = = 14.18

Simpangan Baku = = 0.092

%SBR = = 0.65

Page 33: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

24

Lampiran 4 Kromatogram standar kurkuminoid konsentrasi (a) 0,25; (b) 0,50; (c)

0,75; (d) 1,00; (e) 1,25; dan (f) 1,50 mg/L

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Page 34: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

25

Lampiran 5 Kromatogram kunyit ulangan (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4, (e) 5, dan (f) 6

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Page 35: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

26

Lampiran 6 Penentuan kadar kurkuminoid pada kunyit dengan metode KCKT

Tabel Penentuan kadar kurkuminoid dengan metode KCKT

n

Bobot

Contoh

(g)

Bisdesmetoksikurkumin Desmetoksikurkumin kurkumin Kadar

kurkuminoid

(mg/g) Luas area

Kadar

(mg/g) Luas area

Kadar

(mg/g)

Luas

area

Kadar

(mg/g)

1 0.0500 307244 8.765 280300 9.762 810754 26.197 44.72

2 0.0500 315560 8.978 287697 9.992 828019 26.735 45.70

3 0.0506 310040 8.732 286397 9.833 835365 26.644 45.21

4 0.0504 316839 8.939 287455 9.905 832940 26.674 45.52

5 0.0501 314768 8.940 286010 9.920 833632 26.856 45.71

6 0.0500 307822 8.780 283617 9.865 833758 26.913 45.56

Rata-rata 45.40

Simpangan baku 0.381

%SBR 0.84 Keterangan : n : ulangan;

Contoh perhitungan pada ulangan ke-1 :

Bobot timbang : 0.0500 g

Luas area bisdemetoksikurkumin : 307244

Persamaan kurva standar : y= 976129.92x-34981

307244 + 34981 = 976129.92x

x = 0.3506 mg/L

Kadar (mg/g) =

= = 8.765 mg/g

Kadar kurkuminoid = Kadar (bisdemetoksikurkumin + demetoksikurkumin +

kurkumin) = 44.72 mg/g

Rerata kadar kurkuminoid = = 45.40

Simpangan Baku = = 0.381

%SBR = = 0.84

Page 36: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

27

Lampiran 7 Uji linearitas, limit deteksi dan limit kuantisasi, dan presisi

Tabel Uji linearitas standar kurkuminoid dengan metode spektrofotometri

derivatif

ulangan Konsetrasi standar kurkuminoid (mg/L)

Persamaan garis Regresi 0.40 0.60 0.80

1 0.0000040 0.0000071 0.0000094 y=0.00001x-0.000001 0.992

2 0.0000051 0.0000065 0.0000080 y=0.000007x+0.000002 0.999

3 0.0000042 0.0000064 0.0000082 y=0.00001x+0.0000003 0.996

Rata-rata Y=0.000009x+0.0000004 0.996

Standar deviasi intersep 0.0000015

Limit deteksi (LoD) = = 0.55 mg/L

Limit kuantisasi (LoQ) = = 1.67 mg/L

Tabel Uji presisi metode spektrofotometri derivatif pada kondisi optimum

Contoh Bobot

contoh (g) Amplitudo

Konsentrasi

terbaca (mg/L)

Kadar kurkuminoid

dalam contoh (mg/g)

1 0.0502 0.0000068 0.7111 14.17

2 0.0501 0.0000069 0.7222 14.42

3 0.0502 0.0000066 0.6889 13.72

4 0.0504 0.0000070 0.7333 14.55

5 0.0503 0.0000070 0.7333 14.58

6 0.0504 0.0000070 0.7333 14.55

Rerata 14.33

Simpangan baku 0.335

%SBR 2.34

Rerata kadar kurkuminoid = = = 14.33

Simpangan Baku = = 0.335

%SBR = = 2.34

Page 37: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

28

Lampiran 8 Uji Akurasi untuk kunyit dengan metode spektrofotometri derivatif

Tabel Uji akurasi metode spektrofotometri derivatif

Ulangan Konsentrasi

diharapkan Amplitudo Pers.garis Regresi

Konsentrasi

terbaca %Recovery

(mg/L) (mg/L)

1 0.80 0.0000080 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.8444 105.56

2 0.80 0.0000071 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.7444 93.06

3 0.80 0.0000068 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.7111 88.89

1 0.85 0.0000072 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.7556 88.89

2 0.85 0.0000074 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.7778 91.50

3 0.85 0.0000073 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.7667 90.20

1 0.90 0.0000084 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.8889 98.77

2 0.90 0.0000082 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.8667 96.30

3 0.90 0.0000081 Y=0.00009x+0.0000004 0.996 0.8556 95.06

Rerata % recovery

0.80 95.83

0.85 90.20

0.90 96.71

Contoh perhitungan : pada konsentrasi standar 0.8 mg/L ulangan 1

%recovery = = =

105.56%

Rerata% recovery = = 95.83%

Page 38: IKHSAN FAJAR SETIAWAN - repository.ipb.ac.id · kurkuminoid pada kunyit dengan ketelitian dan keakuratan yang baik. Metode yang dikembangkan ini lebih mudah, cepat, dan murah

29

Lampiran 9 Uji t dan uji F metode spektrofotometri derivatif

Uji t dan uji F metode spektrofotometri derivatif dengan KCKT

Simpangan baku spektrofotometri derivatif (S1) = 0.335

Simpangan baku KCKT (S2) = 0.381

Kadar spektrofotometri derivatif rata-rata ( ) = 14.33

Kadar KCKT rata-rata ( ) = 45.40

t hitung = = = 150.09

Derajat bebas = = 9.84 ≈ 10

t tabel untuk derajat bebas = 10 pada selang kepercayaan 95% = 2.23

t hitung > t tabel (berbeda nyata)

F hitung = = 1.29

F tabel pada selang kepercayaan 95% = 5.050

F hitung < F tabel (tidak berbeda nyata)

Uji t dan uji F metode spektrofotometri derivatif dengan spektrofotometri UV-

tampak

Simpangan baku spektrofotometri derivatif (S1) = 0.335

Simpangan baku Spektrofotometri UV-tampak (S2) = 0.092

Kadar spektrofotometri derivatif rata-rata ( ) = 14.33

Kadar Spektrofotometri UV-tampak rata-rata ( ) = 14.18

t hitung = = 1.056

Derajat bebas = = 5.75 ≈ 6

t tabel untuk derajat bebas = 6 pada selang kepercayaan 95% = 2.45

t hitung < t tabel (tidak berbeda nyata)

F hitung = = 0.075

F tabel pada selang kepercayaan 95% = 5.050

F hitung < F tabel (tidak berbeda nyata)