ikatan kerjasama dokter spesialis tht

Upload: fina-ahmad-fitriana

Post on 13-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    1/11

    PERJANJIAN KERJA SAMAANTARA

    RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA TASIKMALAYADENGAN dr. H. Farid Wajdi, Sp.THT-KL

    TENTANGPELAYANAN MEDIS SPESIALISTIS THT

    DIRUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

    Nomor : 06/IKS-Sp/RSPB/I/2014

    Pada hari ini tanggal dua bulan Januari tahun Dua Ribu Empat Belas, kami yangbertanda tangan dibawah ini :

    1. Nama : dr. H. Muzwar Anwar. MM.KesTempat / tanggal lahir : Minas, 19 Nopember 1956Pekerjaan : Direktur UtamaAlamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 1 Kota Tasikmalaya

    Berindak untuk dan atas nama Rumah Sakit Prasetya Bunda selanjutnyadisebut PIHAK PERTAMA

    2. Nama : dr. H. Farid Wajdi, Sp.THT-KLTempat / tanggal lahir : Pasaman, 8 Juli 1964Pekerjaan : Dokter Spesialis BedahAlamat : Bumi Resik Panglayungan Kota Tasikmalaya

    Bertindak dan atas nama Pribadi, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

    Dengan ini menyatakan bahwa masing masing pihak sepakat untukmengikatkan diri dalam suatu perjanjian Kerja Sama dengan ketentuansebagaimana tercantum dibawah ini :

    Pasal 1PRINSIP KERJASAMA

    Prinsip yang menjadi landasan Kerjasama ini adalah saling mempercayai dansaling menguntungkan kedua belah pihak.

    Pasal 2RUANG LINGKUP KESEPAKATAN

    1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengembangkanPelayanan Medis Spesialis THT yang meliputi Pelayanan Rawat Jalan,Rawat Darurat maupun Rawat Inap di Rumah Sakit Prasetya BundaTasikmalaya

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    2/11

    2. PIHAK PERTAMA akan menyediakan fasilitas dan ketenagaan yangdibutuhkan PIHAK KEDUA dalam memberikan pelayanan yang sesuaidengan Standar Profesi yang berlaku.

    3. PIHAK KEDUA akan memberikan Pelayanan Medis THT di Rumah SakitPIHAK PERTAMA pada pasien yang dirujuk PIHAK KEDUA maupun

    pasien tanpa rujukan yang ada di Rumah Sakit PIHAK PERTAMA.

    Pasal 3HAK PIHAK PERTAMA

    1. Hak untuk memperjuangkan Rumah Sakit sebagai sebuah LembagaPelayanan Kesehatan yang Mandiri.

    2. Hak untuk menyempurnakan pengelolaan Rumah Sakit demi peningkatanpelayanan kesehatan bagi masyarakat.

    3. Hak untuk menjaga citra dan martabat Rumah Sakit di mata masyarakat

    umum, lingkungan pelayanan kesehatan dan pemerintah.4. Hak untuk menyusun peraturan yang diberlakukan didalam lingkungan

    Rumah Sakit

    Pasal 4KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

    1. Kewajiban untuk menjamin tegaknya Kode Etik Kedokteran2. Kewajiban untuk menjamin hak-hak profesi PIHAK KEDUA3. Kewajiban untuk menghormati kemandirian profesi PIHAK KEDUA dalam

    memberikan pelayanan kesehatan menurut standar profesinya4. Kewajiban untuk memberikan lingkungan kerja yang layak dalam

    memberikan pelayanan kesehatan menurut standar profesinya5. Kewajiban memberikan perlindungan keamanan, ketenangan, dan

    kelancaran kerja di RS. Prasetya Bunda6. Kewajiban untuk memberikan sistem penetapan jasa medis yang mampu

    memberikan imbalan jasa yang layak, setimpal, berkeadilan, sertaterjangkau oleh masyarakat.

    Pasal 5HAK PIHAK KEDUA

    1. Hak untuk menolak bekerja diluar standar profesi2. Hak untuk menolak tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan Kode Etik

    Kedokteran3. Hak atas privasi medis4. Hak untuk menerima imbalan jasa yang layak, setimpal dan berkeadilan.

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    3/11

    Pasal 6KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

    1. Kewajiban untuk melayani pasien sesuai standar profesi yang berlaku2. Kewajiban untuk mematuhi peraturan yang diberlakukan oleh PIHAK

    PERTAMA3. Kewajiban untuk menjaga citra dan martabat PIHAK PERTAMA sebagai

    sebuah lembaga layanan kesehatan dimata masyarakat, lingkunganpelayanan kesehatan dan pemerintah.

    4. Kewajiban untuk mengisi dan melengkapi dokumen medis secara baik danbenar dan dapat dibaca oleh siapapun yang berwenang serta sesuaidengan standar profesi, termasuk meminta persetujuan medis (InformedConsent) dari pasien.

    5. Kewajiban untuk menyimpan rahasia profesi PIHAK KEDUA.6. Kewajiban untuk menolong pasien dalam keadaan darurat tanpa

    dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi, etnis, golongan dan

    agama pasien.

    Pasal 7STANDAR PROFESI

    1. Standar profesi adalah kewajiban PIHAK KEDUA untuk menjalankan tugaspelayanannya secara teliti dan hati-hati sesuai dengan kewenangan medis.

    2. Tindakan teliti dan hati-hati adalah memikirkan dan melakukan perbuatandengan tujuan untuk menghindari kelalaian yang menimbulkan kerugianpada pihak lain.

    3. Kewenangan adalah pemberian hak hukum yang dimiliki oleh seorangtenaga medis untuk melaksanakan profesinya yang disahkan oleh lembagayang berhak memberikan pengesahan.

    4. Standar medis adalah pedoman berdasarkan ukuran tertinggi yang biasadicapai sesuai dengan pengembangan terakhir ilmu dan teknologikedokteran serta pengalaman PIHAK KEDUA dalam melakukan PelayananMedis.

    5. Kemampuan rata-rata adalah pelayanan yang diberikan haruslahmemenuhi syarat-syarat ukuran minimal rata-rata bagi PIHAK KEDUA,untuk penilaian hal ini lazimnya didasarkan kepada pendapat para saksiahli dalam spesialisasi yang sama.

    6. Keadaan, sarana dan tujuan yang sama adalah pelayanan yang diberikanharus diperbandingkan dengan Tenaga Medis yang sama dalammenghadapi keadaan pasien yang sama, ketersediaan sarana yang samadan tujuan yang sama.

    Pasal 8PELAYANAN RAWAT JALAN

    1. Pelayanan Medis Rawat Jalan dilaksanakan secara terjadwal dalamrentang waktu tertentu setiap harinya kecuali hari Minggu dan liburnasional.

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    4/11

    2. Pelayanan Rawat Jalan untuk spesialisasi dengan jumlah tenaga MedisSpesialistis lebih dari satu akan dijadwal sesuai dengan kesepakatanbersama antara para Tenaga Medis Spesialistis yang bersangkutan

    3. Pasien Rawat Jalan yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirujukke Rawat Inap PIHAK PERTAMA

    4. Pelayanan Rawat Jalan dilakukan dalam upaya mencapai PelayananMedis Spesialistis yang sesuai dengan standar profesi yaitu :a. Pemeriksaan;b. Tindakan;c. Konsul, dan;d. Rujukan

    Pasal 9PELAYANAN RAWAT DARURAT

    1. Pelayanan Rawat Darurat dilaksanakan 24 jam setiap harinya2. Pelayanan Rawat Darurat dilaksanakan oleh Dokter Jaga, dan jika

    diperlukan, melaksanakan konsul kepada PIHAK KEDUA atas dasarkepentingan Pasien yang bersangkutan

    3. PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan penyeliaan (supervisi) bagiPelayanan Rawat Darurat secara konsul (on-call)

    4. Pengaturan Jadwal Penyeliaan Rawat Darurat untuk Spesialisasi denganjumlah Tenaga Medis Spesialistis lebih dari satu akan dijadwal sesuaidengan kesepakatan bersama antara para Tenaga Medis Spesialistis yangbersangkutan

    5. Pasien Spesialistik yang datang sendiri ke Rumah Sakit tanpa rujukankepada Tenaga Medis Spesialistis tertentu, akan dirawat oleh TenagaMedis Spesialistis yang sedang menjalani jadwal penyeliaan Rawat Daruratpada saat itu, kecuali pasien berkeinginan lain.

    6. Pasien Rawat Darurat Rumah Sakit yang memerlukan pelayanan RawatInap akan dirujuk ke rawat inap PIHAK PEERTAMA

    7. Pelayanan Rawat Darurat Tenaga dilakukan dalam upaya mencapaiPelayanan Medis Spesialistis yang sesuai dengan standar profesi yangmeliputi :a. Pemeriksaan;b. Tindakan;

    c. Konsul, dan;d. Tujukan

    PASAL 10PELAYANAN RAWAT INAP

    1. Pelayanan Medis Rawat Inap dilaksanakan 24 jam setiap harinya2. Pelayanan Medis Rawat inap dilaksanakan oelh Tenaga Medis Spesialistis,

    kecuali pada saat terjadi kegawat daruratan Dokter Jaga diharuskanmengambil tindakan seperlunya.

    3. Pasien Rawat Indap berhak memilih Tenaga Medis Spesialistis yangsesuai dengan Spesialisasi penyakit yang dideritanya.

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    5/11

    4. Pasien Rawat Inap berhak meminta pendapat kedua (second opinion) dariTenaga Medis Spesialis lain denga spesialisasi yang sama

    5. Pelayanan Rawat Inap dilakukan dalam upaya mencapai Pelayanan MedisSpesialistis yang sesuai dengan Standar Profesi, meliputi :a. Kunjunga;

    b. Tindakan;c. Rujukan;d. Konsul;e. Rawat Bersama dan;f. Kelompok Kerja Lintas Spesialistis.

    PASAL 11PEMERIKSAAN

    1. Pemeriksaan adalah tatap muka antara pasien dan atau keluarga pasien

    dengan PIHAK KEDUA yang dilaksanakan di ruangan tempat PIHAKKEDUA berpraktek di Rumah Sakit PIHAK PERTAMA

    2. PIHAK KEDUA mempunyai jadwal pemeriksaan yang tetap danmemberitahukan kepada PIHAK PERTAMA setiap perubahan terhadapjadwal pemeriksaan tersebut

    3. PIHAK KEDUA spesialis menunjuk seorang Tenaga Medis pengganti jikaberhalangan, baik sementara maupun tetap, untuk melaksanakanpemeriksaan.

    4. Jasa Medis pemeriksaan ditentukan berdasarkan kesepakatan Para Pihakdan dihitung berdasarkan jumlah pemeriksaan yang diberikan (Fee forService)

    Pasal 12KUNUNGAN

    1. Kunjungan adalah tatap muka antara pasien dan atau keluarga Pasiendengan PIHAK KEDUA Spesialis yang dilaksanakan di ruangan tempatpasien yang bersangkutan dirawat

    2. Kunjungan dilaksanakan secara berkala paling sedikitnya satu kali dalamsatu hari rawat Pasien

    3. PIHAK KEDUA Spesialis mempunyai jadwal kunjungan yang tetap setiapharinya dan memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA setiap perubahanterhadap jadwal kunjungan tersebut.

    4. PIHAK KEDUA Spesialis menunjuk seorang PIHAK KEDUA pengganti jikaberhalangan, baik sementara maupun tetap, untuk melaksanakankunjungan.

    5. Jasa Medis Kunjungan ditentukan berdasarkan kelas perawatan Pasiendan dihitung berdasarkan lama hari rawat Pasien (daily charge)

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    6/11

    Pasal 13TINDAKAN

    1. Tindakan adalah pelayanan medis bersifat invasif yang dilakukan langsungoleh PIHAK KEDUA Spesialis berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan

    wewenang yang dimilikinya berdasarkan atas kepentingan dan persetujuantertulis yang diberikan oleh pasien yang bersangkutan.

    2. PIHAK KEDUA dalam melakukan Tindakan mempunyai kewajiban untukmemberikan penjelasan sebaik-baiknya tentang segala sesuatu yang akandilakukan dan resiko yang mungkin dan akan terjadi kepada Pasiendengan bahasa dan istilah yang dipahami Pasien.

    3. Penjelasan yang dimaksud ayat 2 berisi :a. Diagnosa;b. Terapi;c. Alternatif Terapi;d. Cara Kerja dan pengalaman penanganan, dan;

    e. Resiko.4. Setelah mendapatkan pemahaman selengkapnya pasien berhak

    memberikan persetujuan penolakan atas tindakan yang akan dilakukan.5. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) merupakan syarat mutlak

    bagi PIHAK KEDUA dalam melakukan Tindakan, kecuali pada saatkegawat daruratan yang mengancam kelangsungan hidup Pasien dandilaksanakan sesuai dengan Permenkes RI No. 585/MenKes/Per/IX/1989tentang persetujuan tindakan medis

    6. Jasa medis tindakan ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan, lamatindakan dan besarnya tanggung jawab medis yang ditanggung olehPIHAK KEDUA dan dihitung berdasarkan jumlah tindakan yang diberikan(Free for Service).

    Pasal 14RUJUKAN

    1. Rujukan adalah perminataan dari PIHAK KEDUA untuk mengakhiripelayananya dan menyerahkan penanganan Pasien kepada peroranganatau lembaga pelayanan kesehatan lain yang dianggap lebih mampumemberikan pelayanan yang lebih baik berdasarkan kepentingan pasien.

    2. Rujukan dilaksanakan secara tertulis dengan mencantumkan nama PIHAKKEDUA pengirim, tujuan rujukan dan kondisi terakhir pasien yangbersangkutan.

    Pasal 15RUJUKAN

    1. Konsul adalah permintaan Secara Medis (Medical Advice) baik secara lisanmaupun tertulis antar Tenaga Medis Spesialistis atas dasar kepentinganPasien dibawah tanggung jawabnya.

    2. Konsul dibedakan atas permintaannya, terdiri dari:a. Konsul Antar Tenaga Medis Spesialistis,

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    7/11

    b. Konsul Dokter Jaga kepada Tenaga Medis Spesialistis, danc. Konsul Pasien/ keluarga Pasien kepada Tenaga Medis Spesialistis.

    3. Konsul Antar Spesialis adlah permintaan Saran Medis dari seorang TenagaMedis Spesialistis kepada satu atau lebih Tenaga Medis Spesialistis lain.

    4. Konsul Dokter Jaga kepada Tenaga Medis Spesialistis adalah permintaan

    Saran Medis dari Dokter Jaga kepada Tenaga Medis Spesialistispenanggung jawab Pasien bersangkutan.

    5. Konsul Pasien dan atau keluarga pasien kepada Tenaga Medis Spesialistisadalah permintaan Pasien dan atau keluarga Pasien yang disampaikanoleh Dokter Jaga kepada Tenaga Medis Spesialistis Penanggung JawabPasien bersangkutan.

    6. PIHAK KEDUA berkewajiban memberikan Saran Medis dan bertanggungjawab hanya pada Saran Medis yang diberikannya.

    7. Tenaga Medis Spesialis yang meminta Saran Medis berhak untukmeneima atau menolak Saran Medis yang diberikan dan bertanggungjawab penuh atas keputusannya.

    8. Jasa Medis Konsul ditentukan berdasarkan Kelas Perawatan Pasien danwaktu permintaan Konsul dan dihitung berdasarkan jumlah Konsul yangdiberikan (Free for Service)

    Pasal 16RAWAT BERSAMA

    1. Rawat Bersama adalah permintaan PIHAK KEDUA kepada satu atau lebihTenaga Medis Spesialistis lain untuk menangani seorang pasien yangsama, dengan pertanggungjawaban di bidang spesialisasi masing-masing.

    2. Rawat Bersama diminta secara tertulis atau berdasarkan saran Medis yangmendapatkan persetujuan secara tertulis dari Tenaga SpesialistisPenanggung jawab Pasien yang bersangkutan

    3. PIHAK KEDUA dalam melakukan Rawat Bersama mempunyai kewajibanuntuk memberikan penjelasan sebaik-baiknya mengenai Rawat Bersamayang akan dilakukan dengan resiko, termasuk pembiayaan, yang meungkinakan terjadi kepada pasien dengan bahasa dan istilah yang dipahamipasien.

    4. Setelah mendapatkan pemahaman sebaik-baiknya, Pasien berhak untukmenerima atau menolak Rawat Bersama yang akan dilakukan dan Pasien

    bertanggungjawab penuh atas keputusannya.5. Rawat Bersama berakhir apabila salah satu atau seluruh Tenaga MedisSpesialistis memutuskan untuk mengakhiri pelayanannya kepada pasien.

    6. Jasa Medis Rawat Bersama ditentukan berdasarkan kelas perawatan dandihitung berdasarkan hari rawat pasien (daily charge)

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    8/11

    Pasal 17KELOMPOK KERJA LINTAS SPESIALIS

    1. Kelompok Kerja Lintas Spesialis adalah kumpulan Tenaga Medis Spesialisuntuk menangani seorang pasien yang sama dengan pertanggungjawabansecara kelompok, dan dibentuk oleh komite medis berdasarkanpersetujuan tertulis dari pasien yang bersangkutan.

    2. Kelompok kerja Lintas Spesialis dipimpin seorang Ketua yang dipilih secaraaklamasi pada saat pembentukan kelompok kerja tersebut

    3. Tenaga Medis Spesialistis dalam melaksanakan Kelompok Kerja LintasSpesialis mempunyai kewajiban untuk memberikan penjelasan sebaik-baiknya mengenai Kelompok Kerja yang akan dibentuk dan resiko,termasuk pembiayaan, yang mungkin dan akan terjadi kepada Pasiendengan bahasa dan istilah yang dipahami pasien.

    4. Setelah mendapatkan pemahaman sebaik-baiknya, Pasien berhak untukmenerima atau menolak Kelompok Kerja Lintas Spesialis yang akandilakukan dan Pasien bertanggungjawab penuh atas keputusannya.

    5. Kelompok Kerja Spesialis dengan sendirinya berakhir pada saat pasienyang bersangkutan mengakhiri hubungannya dengan PIHAK PERTAMA.

    6. Jasa Medis Lintas Spesialis dihitung berdasarkan kesepakatan antaraPasien dengan Kelompok Kerja Lintas Spesialis denganmempertimbangkan kemampuan pasien dan tanggung jawab kelompok.

    Pasal 18PELAYANAN FARMASI

    1. PIHAK KEDUA memberikan Resep atas dasar kepentingan Pasien sesuaidengan Standar Profesinya.

    2. PIHAK KEDUA berhak menentukan obat yang akan diresepkan tanpapengaturan langsung dari PIHAK PERTAMA.

    3. Seluruh resep PIHAK KEDUA dapat diresepkan bagi Pasien akan dilayanioleh Rumah Sakit

    4. PIHAK PERTAMA akan menyediakan obat-obatan yang sesuai denganpola peresepan PIHAK KEDUA

    5. PIHAK KEDUA dapat merekomendasikan pengadaan obat-obat tertentudengan membuat permintaan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA,dan akan dipertimbangkan berdasarkan :a. Pola peresepan PIHAK KEDUA;b. Rata-rata pemakaian Rumah Sakit;c. Ketersediaan Rumah Sakit, dan;d. Kemampuan keuangan Rumah Sakit.

    6. Obat-obat yang direkomendasikan oelh PIHAK KEDUA Spesialis akanterus dijaga ketersediannya oleh PIHAK PERTAMA; Jika terdapatperubahan maka PIHAK KEDUA diharuskan terlebih dahulu meresepkanpersediaan obat yang direkomendasikan sebelumnya.

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    9/11

    Pasal 19PELAYANAN LABORATORIUM

    1. PIHAK KEDUA meminta pemeriksaan laboratorium atas dasar kepentinganPasien sesuai dengan Standar Profesinya.

    2. PIHAK KEDUA berhak menentukan pemeriksaan loboratorium yang akandiminta tanpa pengaturan langsung dari PIHAK PERTAMA

    3. Rumah Sakit akan melayani pemeriksaan laboratorium sesuai denganpermintaan PIHAK KEDUA

    4. Seluruh permintaan pemeriksaan laboratorium untuk Pasien akan dilayaniRumah Sakit

    5. Rumah Sakit merujuk pemeriksaan laboratorium yang belum bisa dilayanioelh Rumah Sakit kepada laboratorium lain yang ditunjuk PIHAKPERTAMA.

    PASAL 20PELAYANAN PENCITRAAN

    1. PIHAK KEDUA meminta pencitraan atas dasar kepentingan Pasien sesuaidengan Standar Profesinya.

    2. PIHAK KEDUA berhak menentukan pencitraan yang akan diminta tanpapengaturan langsung dari PIHAK PERTAMA

    3. Rumah Sakit akan melayani pencitraan sesuai dengan permintaan PIHAKKEDUA

    4. Seluruh permintaan pencitraan untuk Pasien akan dilayani Rumah Sakit5. Rumah Sakit merujuk pencitraan yang belum bisa dilayani oelh Rumah

    Sakit kepada fasilitas pencitraan lain yang ditunjuk PIHAK PERTAMA.

    Pasal 20RESIKO DALAM PEKERJAAN

    1. Pada dasarnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menanggungbersama segala resiko yang timbul karena perjanjian kerjasama ini sesuai

    dengan beban tanggung jawab masing-masing pihak.2. Segala resiko pekerjaan yang disebabkan karena kelalaian salah satupihak dan merugikan pihak ketiga (pasien), maka menjadi tanggung jawabsepenuhnya pihak yang melakukan kelalaian.

    3. Segala akibat yang disebabkan karena perbuatan melawan hukum yangdilakukan salah satu pihak menjadi tanggung jawab pihak yangbersangkutan.

    Pasal 21JANGKA WAKTU PERJANJIAN

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    10/11

    1. Perjanjian kerjasama ini berlaku setelah ditandatangani dan berlakuselama 2 (dua) tahun semenjak perjanjian ini ditandatangani oleh keduabelah pihak

    2. Kedua belah pihak berhak untuk mengakhiri perjanjian sebelumberakhirnya jangka waktu perjanjian, bagi pihak yang menginginkan

    berakhirnya perjanjian berkewajiban menyampaikan secara tertulis kepadapihak lain sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tamggalberakhirnya perjanjian yang diinginkan.

    3. Apabila sampai akhir masa berlaku perjanjian ini kedua belah pihak tidakmengajukan pemberitahuan tertulis untuk mangakhiri dan atau meninjauperjanjian kerjasama ini, maka perjanjian kerjasama ini akan terus berlakusampai salah satu pihak mengajukan pemberitahuan tertulis untukmengakhiri perjanjian

    Pasal 14

    FORCE MAJEURE

    1. Salah satu pihak tidak bertanggungjawab kepada pihak lainnya atasterjadinya kegagalan dalam perjanjian ini apabila diakibatkan oleh ForceMajeure

    2. Yang dimaksud dengan Force Majeure dalam perjanjian ini adalah suatukejadian diluar kemampuan para pihak antara lain : gempa bumi, banjir,angin topan, kebakaran, epidemi, pemogokan masal, perang, huru-haradan peraturan pemerintah yang kesemuanya langsung berhubungandengan pelaksanaan Surat Perjanjian ini.

    3. Dalam hal terjadinya force majeure tersebut pihak yang bersangkutan wajibmemberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya7x24 jam sejak terjadinya force majeure. Apabila dalam waktu tersebutpihak yang bersangkutan tidak memberitahukan kepada pihak lainnya,maka Force Majeure dianggap tidak pernah terjadi.

    4. Atas pemberitahuan pihak yang bersangkutan ini, pihak lainnya akamenerima atau menolak secara tertulis keadaan force majeure palinglambat 7x24 jam.

    Pasal 15

    PENYELESAIAN PERSELISIHAN

    1. Apabila terjadi perselisihan sebelumnya dengan perjanjian ini, maka akandiselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.

    2. Apabila dengan jalan musyawarah perselisihan tersebut tidak dapatdiselesaikan, maka kedua belah pihak sepakat menyerahkanpenyelesaiannya kepada Kantor Pengadilan Negeri Tasikmalaya

    Pasal 16ADDENDUM ATAU AMANDEMEN PERJANJIAN

  • 7/26/2019 Ikatan Kerjasama Dokter Spesialis THT

    11/11

    1. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini dapat dirundingkan secaramusyawarah oleh kedua belah pihak.

    2. Hasil musyawarah yang disetujui oleh kedua belah pihak secara tertulismerupakan ketentuan-ketentuan tambahan atau perubahan yang akandituangkan dalam perjanjian tersendiri dan akan dinamakan ADDENDUM

    atau AMANDEMEN PERJANJIAN yang merupakan bagian yang mengikatdan tidak terpisahkan dari perjanjian ini

    Pasal 17PENUTUP

    Demikianlah Surat Perjanjian Kerjasama ini dibuat dengan itikad baik untukdipatuhi dan dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Perjanjian ini dibuat rangkap 2(dua) dan diberi materai secukupnya dan masing-masing mempunyai kedudukanhukum yang sama untuk masing-masing pihak dan ditandatangani oleh kedua

    belah pihak.

    Ditandatangani di : TASIKMALAYAPada tanggal : 2 Januari 2014

    PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

    dr. H. Muzwar Anwar, MM.Kes dr. H. M. Ali Firdaus, Sp.A., MH.Kes