ijbe-research.comijbe-research.com/.../02/naskah-publikasi-winardi-full.docx · web viewmetode yang...

31
PENGARUH MODAL SENDIRI DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPDIT KABARI PANGKALPINANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: NAMA : WINARDI NIM : 302 09 11 011 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2014

Upload: dangkien

Post on 12-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPDIT KABARI PANGKALPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh:

NAMA: WINARDI

NIM: 302 09 11 011

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2014

ABSTRAK

Winardi. 302.09.11.011. Pengaruh Modal Sendiri dan Biaya Operasional Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Kopdit Kabari Pangkalpinang.

Penelitian ini menganalisis pengaruh modal sendiri dan biaya operasional terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Kopdit Kabari Pangkalpinang. Modal Koperasi merupakan hal yang sangat penting dalam pergerakan usaha koperasi, dan biaya operasional digunakan untuk membiayai kegiatan operasional usaha yang dimiliki bersangkutan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perkembangan modal sendiri, biaya operasional terhadap Sisa Hasil Usaha dan menganalisa pengaruh modal sendiri dan biaya operasional terhadap Sisa Hasil Usaha baik secara parsial maupun simultan pada koperasi Kopdit Kabari pangkalpinang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisisa statistik deskriptif dan analisis kuantitatif dengan uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda. Hasil uji statistik menunjukan modal sendiri, biaya operasional dan Sisa Hasil Usaha berfluktuasi selama periode pengujian. Penelitian ini juga menemukan bahwa modal seniri berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha sedangkan biaya operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Selain itu modal sendiri dan biaya operasional secara silmultan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Kopdit Kabari Pangkalpinang.

Kata Kunci : Modal Sendiri, Biaya Operasional, Sisa Hasil Usaha

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Itulah cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945 yang terdapat dalam ideologi dan dasar Negara Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945. Impian bangsa Indonesia yang adil makmur sejahtera itu terdapat dalam pasal 33 UUD 1945.

Sesuai dengan pasal 33 ayat 1 dari Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun berdasarkan atas asas kekeluargaan, sehingga dari pernyataan tersebut berarti bahwa jenis usaha yang cocok/sesuai di Indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan pelayanan yang sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran atau kegiatan lain. hal ini dapat dilihat pada peran beberapa koperasi kredit dalam menyediakan dana yang relative mudah bagi anggotanya dibandingkan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana di bank.

Dalam UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Selain itu dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Data Modal Sendiri, Biaya Operasional dan SHU

Tahun

Modal Sendiri

Biaya Operasional

SHU

2011

5.525.150.269

1.098.479.040

659.959.739

2012

6.870.671.661

1.480.025.640

876.735.833

2013

9.132.217.855

1.695.187.798

629.932.038

Sumber: Laporan keuangan Kopdit Kabari Pangkalpinang.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah modal sendiri dan biaya operasional mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, tetapi Sisa Hasil Usaha (SHU) pada tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun 2012 dan tahun 2013.

Modal sendiri dalam koperasi menjadi hal yang sangat penting dalam pergerakan usaha koperasi, yang digunakan dalam pelaksanaan operasional usaha yang dimiliki koperasi yang bersangkutan. Biaya operasional digunakan koperasi untuk menjalankan kegiatan operasional koperasi tersebut sehingga koperasi dapat menjalankan aktivitasnya melayani anggota dan masyarakat sehingga kegiatan koperasi tersebut dapat memperoleh keuntungan atau Sisa Hasil Usaha (SHU) melalui pemberian pinjaman kepada anggotanya.

Bedasar latar belakang diatas maka peneliti, mencoba untuk mengakat tema Pengaruh Modal Sendiri Dan Biaya Operasional Terhadap Sisa Hasil Usaha Pada Kopdit Kabari Pangkalpinang Periode 2011-2013

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1 Apakah modal sendiri berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Kopdit Kabari periode 2011 2013 ?

2 Apakah biaya operasional berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopdit Kabari periode 2011 - 2013 ?

3 Apakah modal sendiri dan biaya operasional secara silmultan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopdit Kabari periode 2011 - 2013 ?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalis pengaruh modal sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopdit Kabari.

2. Untuk mengetahui dan menganalis pengaruh biaya operasional terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopdit Kabari.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal sendiri dan biaya operasional secara silmultan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopdit Kabari.

LANDASAN TEORI

Pengertian Koperasi

koperasi berasal dari bahasa inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Dengan kata lain berarti segala pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat disebut sebagai koperasi. Namun demikian yang dimaksud dengan koperasi disini adalah suatu bentuk peraturan dan tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu Subandi (2010:18)

Dasar hukum keberadaan koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dalam penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD 1945 antara lain dikemukakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan ayat (4) dikemukakan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, sedangkan menurut pasal 1 UU No. 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah Badan usaha yang beranggotakan orang-seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. dan menurut undang-undang nomor 25 tahun 1995, koperasi adalah badan usaha yang beraggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya bedasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat bedasarkan asas kekeluargaan.

Menurut Subandi (2010:20), penjabaran lebih rinci mengenai koperasi Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Koperasi didirikan atas dasar adanya kesamaan kebutuhan antara para anggotanya.

2. Koperasi didirikan atas dasar adanya kesadaran mengenai keterbatasan kemampuan.

3. Koperasi didirikan atas dasar kesukarelaan dan keterbukaan.

4. Koperasi menjunjung tinggi asas demokrasi.

5. Koperasi didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya atas dasar perikemanusiaan.

6. Koperasi memerlukan usaha dan kegiatan di bidang yang dapat memenuhi kebutuhan bersama para anggotanya,

7. Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

8. Koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

9. Koperasi, selain beranggotakan orang-orang, dapat pula beranggotakan badan-badan hukum koperasi.

10. Koperasi merupakan bagian tak terpisahkan dari perjuangan membangun sistem perekonomian sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Landasan dan Asas Koperasi

Landasan koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya didalam sistem perekonomian Indonesia. Dalam UU No. 25/1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, koperasi Indonesia mempunyai landasan sebagai berikut :

1. Landasan Idiil, sesuai dengan bab II UU No. 25/1992, landasan Idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila.

2. Landasan Struktural, ialah Undang-Undang Dasar 1945

Bedasarkan pasal 2 UU no.25 /1992, ditetapkan bahwa asas koperasi Indonesia adalah kekeluargaan. Adanya kesadaran dari hati nurani setiap anggota koperasi untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi yang berguna untuk semua anggota dan dari semua anggota koperasi itu.

Sumber Modal Koperasi

Koperasi sebagai bentuk badan usaha tentunya dalam melakukan kegiatan usahanya tidak terlepas dari masalah permodalan. Modal koperasi penting karena dengan adanya modal yang cukup maka koperasi akan mampu untuk bersaing dengan usaha-usaha lain diluar koperasi.

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 41 bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, hibah dari anggota maupun dari masyarakat. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi, koperasi lainnya dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penertiban obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah. Koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.

1. Modal Sendiri

Modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU No. 25/1992 adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti.

a. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

b. Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarkan kepada koperasi pada waktu tertentu.

c. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

d. Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya.

e. Simpanan sukarela adalah dana yang diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau bedasarkan perjanjian-perjanjian atau peraturan-peraturan khusus.

2. Modal pinjaman

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 41 ayat 3, modal pinjaman dapat berasal dari :

a. Anggota

Pinjaman anggota dapat diperoleh dari anggota koperasi, termasuk calon anggota yang memenuhi syarat.

b. Koperasi lainnya dan atau anggotanya

Pinjaman dari koperasi lain dan atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi.

c. Bank dan Lembaga keuangan lainnya

Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku.

d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Sumber lain yang sah

Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara umum.

f. Modal Penyertaan

Merupakan modal yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat dilaksanakan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koperasi terutama yang berbentuk investasi.

Biaya Operasional

Secara umum biaya operasional merupakan sebagai biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dikaitkan perusahaan dan diukur dalam satuan uang. Biaya komersial atau biaya operasional merupakan biaya yang memiliki peran besar dalam mempengaruhi keberhasilan perusahaan mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba usaha.

Menurut Jopie Jusuf (2008:33) biaya operasional adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari.

Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha ditinjau dalam pasal 45 UU No. 25/1992 dirumuskan sebagai berikut :

1. Sisa Hasil Usaha koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

2. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan rapat anggota.

3. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.Pendapatan koperasi yang tiada lain adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota koperasi bagi pengeluaran biaya-biaya operasional koperasi, dipergunakan oleh koperasi untuk membayar segala pengeluaran koperasi dalam rangka memutar roda organisasi koperasi agar mampu mencapai tujuannya.

Perhitungan akhir tahun yang menggambarkan penerimaan pendapatan koperasi dan alokasi penggunaannya untuk biaya-biaya koperasi berdasarkan Pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992 dapat dirumuskan sebagai berikut :

Sisa Hasil Usaha = Pendapatan (Biaya + Penyusutan + Kewajiban Lain + Pajak)

Karena variabel yang terdapat dalam tanda kurung dapat dikategorikan kedalam biaya , maka rumus tersebut dapat disederhanakan menjadi : SHU = TR TC

Dimana SHU adalah Sisa Hasil Usaha, TR (Total Revenue) adalah pendapatan total koperasi dalam satu tahun, dan TC (Total Cost) adalah biaya total koperasi dalam satu tahun yang sama.

Berdasarkan persamaan tersebut akan ada tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu sebagai berikut :

1. Jumlah pendapatan koperasi lebih besar daripada jumlah biaya- biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU positif.

2. Jumlah pendapatan koperasi lebih kecil daripada jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terdapat selisih yang disebut SHU negatif atau SHU minus.

3. Jumlah pendapatan koperasi sama dengan jumlah biaya-biaya koperasi sehingga terjadi SHU nihil atau berimbang.

Pendapatan koperasi adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota koperasi bagi pengeluaran biaya-biaya koperasi, maka apabila SHU positif berarti kontribusi anggota koperasi pada pendapatan koperasi melebihi kebutuhan akan biaya riil koperasi. Kelebihan tersebut dikembalikan oleh koperasi kepada para anggotanya (Pasal 45 ayat 2 UU No. 25/1992). Rapat anggota berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dapat menetapkan untuk menyisihkan sebagian dari SHU untuk dana cadangan, dana pendidikan, dan dana-dana untuk keperluan lain serta sisanya dibagikan kepada anggota menurut jasa masing-masing anggota.

Apabila SHU negatif berarti kontribusi anggota koperasi terhadap pengeluaran untuk biaya koperasi lebih kecil dari pendapatan koperasi. Kekurangan kontribusi anggota tersebut ditutup dengan dana cadangan. Dana cadangan diperoleh dari penyisihan SHU yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan (Pasal 41 ayat 2c UU No. 25/1992).

Apabila SHU nihil atau berimbang, dimana pengeluaran biaya dan pendapatan koperasi seimbang. Dalam kasus ini koperasi harus memperbaiki kinerjanya agar dapat meningkatkan pendapatannya untuk memperoleh SHU positif. Koperasi harus bekerja keras dan melaksanakan kegiatannya secara efisien baik internal maupun alokasi sumber dayanya.

Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu

No

Nama

Judul

Alat Analisis

Hasil Penelitian

1

Getu Hailu and Ellen Goddard

(2009)

Sustainable Growth and Capital Constraints: The Demutualization of Lilydale Co-operative Ltd.

Analisis kuantitatif dan analisis korelasi.

Rasio utang dan ekuitas berkolerasi negatif (kolerasi efisien -0.47). Hutang mengakibatkan masalah pertumbuhan yang negatif. ketrergantungan hutang yang banyak mengharuskan perubahan struktur bisnis untuk Lilydale Co-operative Ltd.

2

Kareem, R.O, Arigbabu,Y.D, Akintaro,J.A & Badmus,M.A (2012)

The Impact of Co-Operative Society on Capital Formation (A Case Study of Temidere Co-Operative and Thrift- Society, Ijebu- Ode, Ogun State, Nigeria).

Metode Chi Square, statistik deskriptif dan analisis korelasi

Menunjukan pengaruh yang signifikan antara pinjaman dan jumlah simpanan pada tingkat profitabilitas 10%, Implikasinya adalah jumlah total simpanan meningkatkan modal yang tersedia untuk koperasi.

3

Atmadji (2007)

Faktor-Faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi dari Aspek Keuangan dan Non-Keuangan.

Analisis deskriptif kualitatif, analisis regresi buntuk erganda

Pengaruh modal sendiri, modal asing, jumlah koperasi dan jumlah tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap SHU. dengan asumsi variabel lain konstan, setiap tambahan 1% modal sendiri maka akan meningkatkan SHU sebesar 7,836% dan setiap ada tambahan 1% atas modal asing maka akan meningkatkan SHU sebesar 25,7%.

4

Jainul abidin dan abdul malik (2009)

Pengaruh modal usaha dan jumlah manager terhadap sisa hasil usaha koperasi di Indonesia.

Uji asumsi klasik, dan statistic deskriptif kuantitatif(regresi berganda)

Modal usaha dan jumlah manager berpengaruh positif terhadap sisa hasil usaha. Jumlah modal usaha berpengaruh positif secara parsial terhadap sisa hasil usaha sebesar 0,047.

5

Novi Andrianto

(2013)

Pengaruh biaya operasional dan simpan pinjam terhadap sisa hasil usaha koperasi pegawai Telkom (KOPEGTEL) Tanjungpinang Periode 2010-2012.

Uji asumsi klasik, uji asumsi dasar, uji regresi berganda.

Secara simultan menunjukan biaya operasional dan simpan pinjam berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. Biaya Operasional berpengaruh negatif terhadap sisa hasil usaha ini ditunjukan dengan hasil regresi dengan nilai -0,276.

Sumber : Getu Hailu and Ellen Goddard and Kareem, R.O, Arigbabu,Y.D, Akintaro,J.A & Badmus,M.A and Atmadji and Jainul abidin dan abdul malik and Novi Andrianto.

(ModalSendiri)Kerangka Pemikiran

(Sisa Hasil Usaha) H1

(Biaya Operasional) H3

H2

Berdasarkan kerangka berfikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 1 (H1) : Terdapat pengaruh modal sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Kopdit Kabari.

Hipotesis 2 (H3) : Terdapat pengaruh biaya operasional terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Kopdit Kabari.

Hipotesis 3 (H3) : Terdapat pengaruh modal sendiri dan biaya operasional secara simultan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Kopdit Kabari.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009:8).

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di KOPDIT KABARI (Koperasi Kredit Karya Bersama Lestari) yang beralamat di Jl. Ratna Raya, Rt 03 Rw 02 Semabung Baru Pangkalpinang.

Jenis Data

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber utamanya, data tersebut diperoleh langsung oleh peneliti dengan melakukan penelitian dan peninjauan langsung pada koperasi yang menjadi objek penelitian. Data tersebut diperoleh langsung oleh peneliti melalui wawancara dengan pengurus dan PJS (Pejabat Sementara) Manager Kopdit Kabari. Peneliti menggali informasi yang lebih mendalam mengenai profil koperasi dan perkembangan kondisi keuangan dari Kopdit Kabari pada tahun 2011-2013.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bersumber dari hasil penelitian orang lain yang dibuat dengan maksud yang berbeda. Data tersebut dapat berupa fakta, tabel, gambar, dan lain-lain, misalnya data yang diperoleh melalui dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melalui dokumen-dokumen dan laporan kerja dari suatu perusahaan yang sesuai dengan objek penelitian.

Pengujian Asumsi Klasik

Dalam pengujian asumsi klasik terdapat beberapa pengujian, yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data memjadi prasyarat pokok dalam analisis parametik seperti korelasi, uji perbandingan rata-rata, analisis varian dan sebagainya, kaerna data-data yang dianalisis parametik harus terdistribusi normal. uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. uji ini dilakukan dengan dilihat melalui penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal pada grafik pengujian normalitas ( normal probability plot).

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara diantara variabel bebas. Uji multikolinearitas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan nilai Tolerance dan nilai patokan VIF (Variance Inflation Factor).

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF= 1/tolerance). Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance (T) lebih dari 0,1 dan kurang atau sama dengan 1, berarti tidak terjadi multikolinieritas.

3. Uji Heterokedastisitas

Dalam regresi berganda perlu dilakukan pengujian sama atau tidaknya varian dari residual observasi yang satu dengan yang lain. Heterokedastisitas terjadi dalam regresi apabila varian error tidak konstan untuk beberapa nilai x. Pendeteksian dalam mengenali gejala heterokedastisitas dapat dilihat melalui gambar grafik scatterplot dari hasil output SPSS dengan cara memasukkan SRESID ke Y dan ZPRED ke X. Jika titik-titik scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastistas.

4. Uji Autokorelasi

Metode uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Pada penelitian ini digunakan metode pengujian Uji Durbin Watson. model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi.

Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ho : tidak ada autokorelasi (r=0)

Analisis Regresi Berganda

Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independent dengan satu variabel dependent yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Duwi Priyatno 2011 ; 238).

Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

Uji Hipotesis

Uji T

Uji yang dilakukan untuk pengujian hipotesis yaitu Uji Parsial (Uji t). Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 5%. Apabila thitung > ttabel maka variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat.

Uji F

Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas (X1,X2,..Xk) dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel terikat (y). Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara modal seniri dan biaya operasional terhadap sisa hasil usaha secara silmultan perlu dilakukan pengujian hipotesis. langkah langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesis

H0 : B1=B2=0, menunjukan variabel X1 (modal sendiri) dan X2 (Biaya operasional) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap y (sisa hasil usaha).

2. H1 : B1=B20, menunjukan variabel X1 (modal sendiri) dan X2 (biaya operasional) berpengaruh secara silmultan terhadap y Sisa Hasil Usaha (SHU).

3. Tingkat signifikasi ( )sebesar 5%

Mengambil kesimpulan

F hitung > Ftabel (, k-1, n-k), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

F hitung < Ftabel, (, k-1, n-k), maka H0 diterima dan H1 ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel Modal Sendiri

Bulan

Tahun

Simpanan Pokok

Simpanan

Wajib

Simivan

Dana Cadangan

Total modal

Sendiri

Januari

127.650.000

1.094.495.000

2.228.753.476

1.060.853.129

4.511.751.605

Februari

129.750.000

1.142.975.000

2.266.193.078

1.073.820.606

4.612.738.684

Maret

132.050.000

1.191.605.000

2.295.190.521

1.085.039.659

4.703.885.180

April

134.850.000

1.240.415.000

2.317.633.283

1.096.404.414

4.789.302.697

Mei

2011

137.750.000

1.289.345.000

2.142.801.765

1.110.537.506

4.680.434.271

Juni

140.550.000

1.338.545.000

2.366.438.958

1.122.047.963

4.967.581.921

Juli

142.850.000

1.388.045.000

2.191.289.061

1.134.869.738

4.857.053.799

Agustus

146.050.000

1.438.115.000

2.413.585.613

1.147.545.811

5.145.296.424

September

148.950.000

1.488.485.000

2.434.264.541

1.157.599.248

5.229.298.789

Oktober

153.150.000

1.539.095.000

2.458.214.544

1.771.295.235

5.321.754.779

November

157.750.000

1.640.945.000

2.434.950.639

1.183.679.903

5.417.325.542

Desember

159.450.000

1.692.095.000

2.475.937.975

1.197.667.294

5.525.150.269

Januari

162.350.000

1.728.095.000

3.778.618.623

1.201.608.038

6.870.671.661

Februari

166.250.000

1.768.445.000

3.842.862.051

1.205.241.393

6.982.798.444

Maret

169.950.000

1.809.125.000

3.927.644.136

1.210.631.447

7.117.350.583

April

173.650.000

1.847.945.000

4.001.461.585

1.217.633.459

7.240.690.044

Mei

179.550.000

1.890.905.000

4.100.788.793

1.226.423.747

7.397.667.540

Juni

2012

182.650.000

1.950.515.000

4.150.535.452

1.237.306.548

7.521.007.000

Juli

189.150.000

1.984.325.000

3.976.272.375

1.249.748.373

7.399.495.748

Agustus

192.350.000

2.028.935.000

4.204.325.765

1.263.586.409

7.689.197.174

September

195.550.000

2.065.805.000

4.283.087.114

1.279.307.200

7.823.749.314

Oktober

197.455.000

2.099.975.000

4.352.905.988

1.296.752.787

7.947.088.775

November

199.955.000

2.137.502.000

4.416.930.261

1.316.040.975

8.070.428.236

Desember

203.445.000

2.225.582.000

3.066.613.293

1.375.031.368

6.870.671.661

Januari

208.445.000

2.240.582.000

3.875.272.844

1.410.758.366

7.735.058.210

Februari

212.445.000

2.283.572.000

3.855.310.684

1.462.884.642

7.814.212.326

Maret

215.545.000

2.325.602.000

3.829.159.813

1.507.982.655

7.878.289.468

April

217.445.000

2.346.302.000

3.873.953.421

1.553.666.357

7.991.366.778

Mei

219.745.000

2.371.982.000

3.883.392.729

1.610.478.141

8.085.597.870

Juni

2013

223.645.000

2.400.662.000

4.049.544.175

1.656.747.532

8.330.598.707

Juli

229.245.000

2.465.342.000

4.116.185.771

1.708.288.119

8.519.060.890

Agustus

234.045.000

2.524.922.000

4.076.235.746

1.759.243.017

8.594.445.763

September

239.245.000

2.591.702.000

4.227.690.296

1.799.655.523

8.858.292.819

Oktober

243.045.000

2.660.732.000

4.009.199.764

1.854.710.241

8.767.687.005

November

246.345.000

2.732.762.000

4.106.615.584

1.904.493.763

8.990.216.347

Desember

257.445.000

2.834.977.000

4.079.075.997

1.960.719.858

9.132.217.855

Tabel Biaya Operasional

Bulan

2011

2012

2013

Januari

88.480.838

106.397.029

125.523.578

Februari

100.987.079

109.428.441

140.408.954

Maret

91.146.496

108.792.609

150.222.258

April

85.417.517

111.813.922

137.453.566

Mei

91.131.574

110.853.337

148.763.402

Juni

87.147.650

120.857.748

128.582.450

Juli

89.471.878

141.770.028

134.260.541

Agustus

88.242.625

137.533.295

138.133.096

September

84.002.365

124.240.640

125.476.887

Oktober

92.455.900

128.166.602

154.994.628

November

95.570.763

133.793.775

144.690.371

Desember

104.424.265

146.378.214

166.678.067

Total Biaya Operasional

1.098.479.040

1.480.025.640

1.695.187.798

Tabel Sisa hasil Usaha

Bulan

2011

2012

2013

Januari

56.651.463

89.878.100

85.380.605

Februari

39.943.432

85.469.682

49.850.962

Maret

51.100.735

86.893.983

38.591.262

April

78.975.124

82.984.735

45.223.591

Mei

53.202.989

84.600.444

44.885.566

Juni

61.987.297

77.130.614

71.291.576

Juli

53.348.462

51.550.226

64.036.323

Agustus

56.946.473

64.521.185

40.270.043

September

85.372.883

72.839.970

76.670.747

Oktober

47.012.788

66.679.206

33.174.127

November

41.430.851

65.668.300

47.041.835

Desember

33.987.242

48.519.388

33.515.401

Total

659.959.739

876.735.833

629.932.038

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

modal sendiri

36

4511751605

9132217855

6927484282.72

1509665406.474

biaya operasional

36

84002365

166678067

118713679.94

23626930.819

SHU

36

33174127

89878100

60184100.28

17726724.754

Valid N (listwise)

36

Berdasarkan hasil perhitungan tabel, dapat diketahui bahwa n atau jumlah data pada setiap variable yaitu 36 buah yang berasal dari laporan bulanan selama 3 tahun Kopdit Kabari Pangkalpinang periode 2011-2013.

Pada tabel IV.5 dapat dilihat bahwa variabel modal sendiri mempunyai nilai minimum sebesar Rp 4.511.751.605, dan nilai maximum sebesar Rp 9.132.217.855, rata-rata perolehan modal sendiri selama periode 2011-2013 sebesar Rp 6.927.484.282,72 dengan standar deviasi sebesar Rp 1.509.665.406,474. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai mean menunjukan bahwa rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari modal sendiri terendah dan tertinggi.

Variabel biaya operasional mempunyai nilai minimum sebesar Rp 84.002.365, dan nilai maximum sebesar Rp 166.678.067, sedangkan rata-rata perolehan biaya operasional selama periode 2011-2013 sebesar Rp 118.713.679,94 dengan standar deviasi sebesar Rp 23.626.930,819 Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai mean menunjukan bahwa rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari biaya operasional terendah dan tertinggi.

Variabel Sisa Hasil Usaha (SHU) mempunyai nilai minimum sebesar Rp 33.174.127, dan nilai maximum sebesar Rp 89.878.100, rata-rata perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) selama periode 2011-2013 sebesar Rp 60.184.100,28 dengan standar deviasi sebesar Rp 17.726.724,754. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai mean menunjukan bahwa rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari Sisa Hasil Usaha (SHU) terendah dan tertinggi.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Pada gambar diatas Variabel modal sendiri, modal pinjaman dan Sisa Hasil Usaha berdistribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari titik varian yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat diasumsikan model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

modal sendiri

biaya operasional

SHU

N

36

36

36

Normal Parametersa,b

Mean

6927484282.72

118713679.94

60184100.28

Std. Deviation

1509665406.474

23626930.819

17726724.754

Most Extreme Differences

Absolute

.157

.117

.122

Positive

.157

.117

.122

Negative

-.152

-.099

-.102

Kolmogorov-Smirnov Z

.941

.701

.734

Asymp. Sig. (2-tailed)

.338

.710

.654

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan output SPSS pada tabel IV.6, menunjukan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh masing-masing variabel adalah 0.941, 0,701, 0,734, dan tingkat signifikasi 0,338, 0,710, 0,654. Tingkat signifikasi semua variabel lebih besar dari tingkat signifikasi (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sample berdistribusi normal dan hasilnya konsisten dengan uji grafik yang dilakukan sebelumnya, sehingga model regresi memenuhi syarat normalitas.

Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

(Constant)

modal sendiri

.209

4.778

biaya operasional

.209

4.778

Bedasarkan output SPSS pada tabel IV.7 diperoleh Tolerance untuk variabel modal sendiri dan biaya operasional sebesar 0,209 kedua variabel ini memiliki nilai tolerance lebih dari ) 0,1. Nilai VIF untuk variabel modal sendiri dan biaya operasional sebesar 4,778 kedua variabel tersebut memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearlitas.

Uji Heteroskedasitas

Hasil uji heteroskedasitas dapat dilihat pada output tersebut dapat dilihat titik-titik menyebar tidak jelas diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan model regresi ini tidak terjadi masalah Heterokedasitas pada model regresi,

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.734a

.539

.511

12398209.904

1.852

a. Predictors: (Constant), biaya operasional, modal sendiri

b. Dependent Variable: SHU

Hasil analisis pada tabel IV.8 menunjukan bahwa nilai Durbin-Waston 1,852 sedangkan dari tabel Dw dengan signifikasi 0,05 jumlah data (n) = 36, serta k = 2 ( jumlah variabel independen) diperoleh nilai dl sebesar 1,354 dan du sebesar 1.587. Dengan ini maka didapat 4-du = 2.413 dan 4-dl = 2,646. Karena nilai Dw (1,852) berada diantara du dan 4-du ( du < dw < 4-du), maka H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

86142142.741

10744884.644

8.017

.000

modal sendiri

.017

.003

1.437

5.563

.000

biaya operasional

-1.204

.194

-1.604

-6.208

.000

a. Dependent Variable: SHU

Bedasarkan data diatas maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

Y = 86.142.142,741 + 0,017X1 1,204X2

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 86.142.142,741

Menerangkan apabila modal sendiri (X1) dan biaya operasional (X2) nilainya adalah Rp 0, maka Sisa Hasil Usaha (Y) nilainya adalah sebesar Rp 86.142.142,741.

b. Koefisien variabel Modal Sendiri (X1) sebesar 0,17

Menerangkan bahwa apabila modal sendiri (X1) bertambah sebesar Rp 1, maka akan terjadi peningkatan Sisa Hasil Usaha sebesar Rp 0,017 dengan asumsi variabel lainnya tetap.

c. Koefisien variabel Biaya Operasional (X2) sebesar 1,204

Menerangkan bahwa apabila biaya operasional (X2) bertambah sebesar Rp 1, maka Sisa Hasil Usaha akan mengalami penurunan sebesar Rp 1,204 dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.734a

.539

.511

12398209.904

1.852

a. Predictors: (Constant), biaya operasional, modal sendiri

b. Dependent Variable: SHU

Hasil analisis data pada tabel IV.10. (menunjukan nilai Adjusted sebesar 0,511), yang artinya nilai variabel independent yaitu modal sendiri dan biaya operasional mampu menjelaskan variasi variabel dependent yaitu Sisa Hasil Usaha sebesar 51,1% dan sisanya sebesar 48,9% dijelaskan variabel lain diluar model.

Uji Signifikasi Parsial atau Individual (Uji T)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

86142142.741

10744884.644

8.017

.000

modal sendiri

.017

.003

1.437

5.563

.000

biaya operasional

-1.204

.194

-1.604

-6.208

.000

Dependent Variable: SHU

Dari hasil uji-t menunjukan kedua variabel independen yaitu modal sendiri dan biaya operasional dengan nilai lebih kecil dari tingkat signifikan pada taraf 5%, yang artinya modal sendiri dan biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha.

Dari hasil pengujian tabel tersebut, diperoleh nilai t tabel untuk masing-masing variabel modal sendiri sebesar 5,563 dan -6,208 untuk biaya operasional. Hal ini berarti modal sendiri berpengaruh positif terhadap Sisa Hasil Usaha sedangkan biaya operasional berpengaruh negatif terhadap Sisa Hasil Usaha.

Hasil pengujian variabel indipenden terhadap variabel dependen dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Variabel modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha, dibuktikan Thitung > Ttabel ( 5,563 > 2,035 ) dan signifikan sebesar 0,00

2. Variabel biaya operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha, ini dibuktikan dengan nilai Thitung < negatif Ttabel

(-6.208 < -2,035) dan tingkat signifikansi sebesar 0,00.

Uji Signifikansi Serentak atau Global (Uji F)

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

5925671876178108.000

2

2962835938089054.000

19.275

.000b

Residual

5072615091370204.000

33

153715608829400.120

Total

10998286967548312.000

35

a. Dependent Variable: SHU

b. Predictors: (Constant), biaya operasional, modal sendiri

Berdasarkan tabel IV.12, nilai Fhitung sebesar 19,275 dengan tingkat signifikasi 0,00 berarti nilainya lebih kecil dari tingkat signifikasi sebesar 5%. Berdasarkan data tersebut nilai F tabel 3,285 ini bearti Fhitung > Ftabel (19,27 > 3,285), hal ini berarti hipotesis ketiga diterima. Berarti modal sendiri dan biaya operasional secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha.

Pembahasan

Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Sisa Hasil Usaha

Hasil uji hipotesis yang didapatkan adalah bahwa modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Diperoleh bahwa nilai koefisien nilai modal sendiri sebesar 0,017 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,00 variabel ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap Sisa Hasil Usaha dan ditunjukan dengan nilai Thitung > Ttabel ( 5,563 > 2,035). Maka dapat ditarik kesimpulan bedasarkan uji statistik, modal sendiri berpengaruh positif secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha yang berarti menerima Ha dan menolak HO.

Pengaruh Biaya Operasional terhadap Sisa Hasil Usaha

Hasil uji hipotesis yang didapatkan adalah bahwa biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa model regresi untuk variabel Biaya Operasional sebesar -1,204 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,00 variabel ini mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap Sisa Hasil Usaha, ditunjukan dengan nilai

Thitung < negatif Ttabel (-6.208 < -2,035). Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bedasarkan uji statistik, biaya operasional memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha yang berarti menerima Ha dan menolak HO.

Pengaruh Modal Sendiri dan Biaya Operasional Secara Simultan Terhadap Sisa Hasilm Usaha

Hasil Uji hipotesis yang didapat adalah secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Hasil regresi linier berganda menunjukan bahwa nilai (Adjusted sebesar 0,511 yang artinya secara bersama-sama kontribusi antara kedua variabel indipenden yang digunakan yaitu modal sendiri dan biaya operasional mampu menjelaskan perubahan Sisa Hasil Usaha sebesar 51,1% sedangkan sisanya sebesar 48,9% dijelaskan variabel lain di luar model.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa nilai nilai Ftabel 3,285 ini berarti Fhitung > Ftabel (19,27 > 3,285), dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bedasarkan uji statistik, modal sendiri dan biaya operasional secara silmultan dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha yang berarti menerima Ha dan menolak H0.

PENUTUP

Kesimpulan

Bedasarkan hasil dari analisis data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil dari modal sendiri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Jadi bedasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka Ha diterima dan Ho ditolak yang mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh secara parsial antara modal sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha.

2. Hasil penelitian menunjukan variabel Biaya Operasional mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Jadi bedasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka Ha diterima dan Ho ditolak yang mempunyai arti bahnwa terdapat pengaruh secara parsial antara biaya operasional terhadap Sisa Hasil Usaha.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa modal sendiri dan biaya operasional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Jadi bedasar pengujian yang dilakukan maka Ha diterima dan Ho ditolak yang mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara modal sendiri dan biaya operasional terhadap Sisa Hasil Usaha.

Saran

Saran yang diberikan dalam penelitian ini ditujukan pada bagi koperasi dan bagi penelitian selanjutnya :

1. Bagi koperasi

a. Biaya operasional perlu diperhatikan sehingga tidak terjadi peningkatan biaya operasional yang signifikan pada periode selanjutnya. Dan untuk penambahan kendaraan operasional yang tidak perlu sebaiknya tidak perlu dilakukan karena akan meningkatkan beban operasional koperasi.

b. Penggunaan modal sendiri agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kegiatan usaha yang dikelola koperasi sehingga mampu memberikan kesejahteraan pada anggotanya.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan untuk dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha dari faktor lain.

b. penelitian ini hanya terbatas pada Kopdit Kabari pangkalpinang, oleh karena itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang luas dengan menambahkan variabel data yang lebih lengkap yang mempengaruhi nilai Sisa Hasil Usaha, seperti pendapatan, modal pinjaman, beban modal dan hal lain yang berkaitan dapat mempengaruhi Sisa Hasil Usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Jainul dan Malik, (2009). Pengaruh modal usaha dan jumlah manajer terhadap sisa hasil usaha. prospek Vol. 2. No. 1. Januari, 2009.

Atmadji. (2007). Faktor-Faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi dari Aspek Keuangan dan Non-Keuangan. Jurnal Bisnis dan Manajemen.Vol 7 No. 2. 2007: Hal 217-232.

Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jusuf Jopie. (2008). Analisis kredit. Yogyakarta : Andi

Hailu, Getu and Goddard, Ellen. (2009). Sustainable Growth and Capital Constraints: The Demutualization of Lilydale Co-operative Ltd. Journal of Cooperatives.Vol. 23. 2009. Page 116-129.

Kareem, Arigbanobu, Akintaro, and Badmus. (2012). The Impact of Co-Operative Society on Capital Formation (A Case Study of Temidere Co-Operative and Thrift- Society, Ijebu- Ode, Ogun State, Nigeria). Global Journal of Science Frontier Research. Vol 12 Issue 11 Version 1.0 Year 2012.

Keputusan Mahkamah Konstitusi Replublik Indonesia Nomor 28/PUU-X1/2013 tentang perkoperasian.

Limbong Bernhard (2012). Pengusaha Koperasi : Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat. Jakarta : Margaretha Pustaka

Mulyadi.(2005), Akuntansi Biaya, edisi kelima, Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Mulyadi.(2009), Akuntansi Biaya, Yogyakarta: UPP STIM YKPM

Novi Andrianto. (2013). Pengaruh Biaya Operasional Dan Simpan Pinjam Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL) Tanjungpinang periode 2010-2012.

Priyanto Duwi (2011). Buku Saku Analisis Statistic Data Spss. Yogyakarta: MediaKom

Subandi.(2010). Ekonomi Koperasi, Teori dan Praktik.Bandung : Alfabeta.

Sugiono.(2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Indonesia.