iii. pengumpulan dan pengolahan data 1. proses …

16
III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES PRODUKSI MEJA SETRIKA Terdapat 2 model meja setrika yang diproduksi, yaitu model setelan dan model pcrmanen. Secara umum sebuah meja setrika terdiri dari 3 komponen ulama, yaitu: badan (bagian atas), kaki (bagian bawah), dan tempat setrika. Adapun komponen-komponen penyusun meja setrika selengkapnya adalah: Tabel 3.1. Komponen Penyusun Meja Setrika No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Komponen Badan Meja Kaki Meja Tempat Setrika Sodokan Klem Keling Sekrup Karet Kaki Dalam memproduksi meja setrika menggunakan bahan-bahan seperti ditabelkan berikut: Tabel 3.2. Bahan Baku Meja Setrika No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Bahan baku Plat besi Kayu Busa Kain Sekrup Pipa kecil Kawat Pipa besar Karet kaki Keling Klem Cat Kardus

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1. PROSES PRODUKSI MEJA SETRIKA

Terdapat 2 model meja setrika yang diproduksi, yaitu model setelan dan

model pcrmanen. Secara umum sebuah meja setrika terdiri dari 3 komponen

ulama, yaitu: badan (bagian atas), kaki (bagian bawah), dan tempat setrika.

Adapun komponen-komponen penyusun meja setrika selengkapnya adalah:

Tabel 3.1. Komponen Penyusun Meja Setrika

No.

1 2 3 4 5 6 7 8

Komponen

Badan Meja Kaki Meja Tempat Setrika Sodokan Klem Keling Sekrup Karet Kaki

Dalam memproduksi meja setrika menggunakan bahan-bahan seperti

ditabelkan berikut:

Tabel 3.2. Bahan Baku Meja Setrika

No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Bahan baku

Plat besi Kayu Busa Kain Sekrup Pipa kecil Kawat Pipa besar Karet kaki Keling Klem Cat Kardus

Page 2: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

17

Secara garis besar proses produksi meja setrika adalah sebagai berikut:

I. Bagian Logam, yang meliputi:

1. Proses Pemotongan

Pemotongan merupakan proses awal dari pembuatan meja setrika. Disini

pemotongan dilakukan terhadap bahan baku yang telah dipilih, seperti: pipa,

kawat dan plat besi, sehingga akan diperoleh komponen-komponen yang

sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehcndaki.

2. Proses Pengerolan

Merupakan proses pembentukan terhadap komponen kaki meja setrika,

tempat setrika, dan sodokan (setelan tinggi-rendah meja). Pipa, kawat, dan

plat besi yang diperoleh dari hasil proses pemotongan selanjutnya dilakukan

pengerolan dengan menggunakan mesin rol sehingga didapat bentuk yang

dikehendaki (bentuk 'U').

3. Proses Pengeboran

Merupakan perlakuan lebih lanjut terhadap komponen-komponen pipa dan

plat besi. Proses pengeboran dilakukan pada bagian yang telah ditandai agar

diperoleh lubang sebagai tempat peletakan baut pada proses assembling.

4. Proses Pengelasan

Selain untuk mengelas pipa pada kaki meja, maka juga sebagai proses

pembentukan tempat setrika. Dimana komponen-komponen tempat setrika,

yaitu: kawat dan pipa, akan dirakit menjadi tempat setrika dengan bantuan

pengelasan.

Page 3: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

IX

5. Proses Amplas

Khusus untuk komponen-komponen logam, yaitu: kaki meja, tempat setrika,

dan sodokan, dengan maksud untuk membersihkan kotoran atau untuk

menglialuskan permukaan komponen akibat proses sebelumnya. Proses

amplas ini dilakukan agar mempermudah dalam proses pengecatan.

6. Proses Pengecatan

Setelah dibersihkan kemudian dilakukan pengecatan. Proses pengecatan ini

dilakukan dalam 2 tahap, yaitu: pengecatan 1 dan pengecatan 2. Tujuannya

adalah untuk mendapatkan hasil pengecatan yang lebih baik.

7. Proses Pengeringan

Meliputi proses gantung (jemur) dan proses oven. Proses pengovenan

dilakukan pada temperatur sekitar 75°. Lama pengeringan ini sekitar 5

menit. Selanjutnya komponen dikeluarkan dan siap untuk di-assembling.

II. Bagian Non Logam

1. Proses Pemotongan

Bahan non logam yang dimaksud disini adalali: kayu, busa, dan kain. Sama

seperti proses pemotongan logam, maka pemotongan bahan non logam

dilakukan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang telah ditentukan.

2. Proses Jahit

Lembaran-lembaran kain yang telah dipotong selanjutnya dilakukan

penjahitan sehingga berbentuk seperti meja setrika. Penjahitan dilakukan

secara menyeluruh dengan hanya mensisakan sisi belakang yang dibiarkan

terbuka sebagai tempat masuknya meja setrika pada proses sub-assembling.

Page 4: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

19

3. Proses Sub-assembling

Merupakan proses pemberian lapisan busa dan pemasangan kain pada

komponen badan meja setrika. Dengan maksud agar busanya tidak mudah

lepas dan mempermudah dalam pemasangan kain, maka dapat juga diberi

lem atau pcrekat pada lapisan kayunya.

III. Dagian Assembling

1. Proses Assembling

Merupakan proses perakitan meja setrika dari komponen-komponennya

(badan meja, kaki meja, dan tempat setrika) sehingga membentuk produk

meja setrika yang utuh. Selanjutnya produk meja setrika tersebut masuk ke

proses packing.

2. Proses Packing

Proses packing menjadi proses akhir dari pembuatan meja setrika. Sebelum

produk meja setrika dijual ke konsumen terlebih dahulu dilakukan proses

packing dengan maksud agar melindungi produk dari kerusakan sebelum

dipasarkan.

2. DATA STATUS PERSEDIAAN AWAL

Data status persediaan awal yang diperoleh dari perusahaan adalali seperti

ditabelkan berikut:

Tabel 3.3. Data Status Persediaan Awal

No

1

2 3 4

Item

MS "Setelan"

MS "Permanen" Badan Meja Kaki Meja

Jumlah

18

8 -

10

Satuan

Unit

Unit Unit Unit

Page 5: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

20

5 6 7

8 9 10 11 12 13 14 15

16

17 18 19

Sodokan Tempat Setrika Kayu

Busa Kain Pipa Kecil Kawat Sekrup Pipa Besar

Karet Kaki PlatBesi

Klem Kcling Cat Kardus

17 7 20

30

-

12 30 3 10

540 10

210

2 3 4

Unit Unit

Meter

Masakan Meter Batang Batang

Gros Batang

Unit Batang

Unit Gros

Galon Unit

3. PENGUKURAN WAKTU KERJA

Pengukuran waktu kerja berhubungan dengan usaha untuk menetapkan

waktu standar, yaitu waktu yang dibutuhkan seorang operator dengan kemampuan

rata-rata pada kecepatan normal untuk melaksanakan pekerjaannya.

Pengukuran waktu kerja dimaksudkan agar diperoleh waktu standar kerja

guna menentukan lead time produksi dari meja setrika. Langkah perhitungannya

adalah sebagai berikut (selengkapnya pada lampiran Pengukuran Waktu Kerja ):

1. Waktu Pengamatan Pendahuluan

Dalam pengamatan ini diambil 12 data untuk setiap elemen kerja yang

diamati dengan menggunakan stop-watch. Data waktu pengamatan ini dapat

dilihat pada lampiran 1 halaman 44.

2. Pengujian Kenormalan Data

Beitujuan untuk menduga pola distribusi dari data pengamatan. Pengujian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smimov dengan bantuan software Minitah.

Page 6: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

21

Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai Dn perhitungan

dengan Dn tabel. Apabila nilai Dn perhitungan < Dn tabel, maka terima Ho

yang berarti data yang didapatkan berdistribusi normal dan sebaliknya.

Contoh perhitungan kenormalan data adalah sebagai berikut:

Proses pemotongan pipa besar :

Ho - dugaan data berdistribusi normal

Hi = data tidak berdistribusi normal

a - 0.05

Terima Ho bila Dn hitung < Dn tabel.

Dari output minitab diperoleh Dn hitung = 0.237 sedangkan Dn tabel = D0.oj.12

= 0.338. Karena Dn hitung < Dn tabel maka terima Ho artinya data

berdistiibusi normal. Hasil pengujian kenormalan data selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 2 halaman 45.

Pengujian Keseragaman Data

Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data-data

yang diperoleh berada dalan batas kontrol (seragam atau tidak). Contoh

perhitungan adalah sebagai berikut:

Untuk proses pemotongan pipa besar.

X = 8.941667

SD - 0.22393

BKA = 8.941667 + (2 x 0.22393) = 9.389527

BKB - 8.941667 - (2 x 0.22393) - 8.493807

Page 7: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

22

Terlihat bahwa data pengamatan berada dalam batas kontrol, maka dapat

dikatakan bahwa data-data tersebut seragam. Hasil perhitungan seiengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 45.

4. Pengujian Kecukupan Data

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah sampel pengukuran

yang diambil telah memenuhi syarat untuk mewakili populasi yang diamati.

Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:

Untuk proses pemotongan pipa besar:

~X =8.941667

SD = 0.22393

k -0 .05

trr/2(n-l) = 2 . 2 0 1

2.201x0.22393 N' =

2

= 1.215312 0.05x8.941667

Keterangan = datacukup, karenaN(12)>N'.

Hasil pengujian kecukupan data seiengkapnya pada lampiran 1 halaman 44.

5. Penentuan Performance Rating

Dilakukan untuk menormalkan waktu yang didapat. Penentuan performance

rating ini menggunakan metode westinghouse system yang

mempertimbangkan 4 faktor, yaitu: kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi

kerja (condition), dan konsistensi (consistency). Contoh penentuan

performance rating untuk proses pcmotongan pipa bcsar adalah scpcrti

tampak pada tabel 3.4.

Page 8: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

23

Hasil penentuan performance rating secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran 3 halaman 46.

Tabel 3.4. Performance Rating proses potong pipa besar

Kecakapan {skill)

Usaha {effort)

Kondisi {condition)

Konsistensi {consistency)

good

good

average

good

CI

C2

D

C

Total

0.06

0.02

0

0.01

0.09

PR = 1 +p =1 +0.09 = 1.09

6. Perhitungan Waktu Normal (Wn)

Untuk mcnormalkan waktu kcrja yang dipcrolch dari pcngukuran kcrja akibat

kinerja operator yang tidak sama, maka dilakukan perhitungan waktu normal.

Contoh perhitungan untuk proses pemotongan pipa besar adalah:

Waktu Normal « X x PR = 8.941667 x 1.09 - 9.746417

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 47.

7. Kelonggaran Waktu (Allowance Time)

Kelonggaran (allowance) ditentukan dengan menggunakan metode sampling

kerja, yaitu dengan melakukan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas kerja

dari mesin atau operator yang sudah standar dalam proses kerjanya.

Pengamatan dilakukan secara acak kemudian dicatat apakah dalam keadaan

kerja atau menganggur (idle). Persentase dari keadaan menganggur dijadikan

sebagai kelonggaran waktu yang diberikan.

Sebagai contoh, untuk proses pemotongan pipa besar didapat data waktu kerja

sebanyak 162 (92.57%) dan idle sebanyak 13 (7.43%). Sehingga untuk

Page 9: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

7 A

allowancenya diambil sebesar 7.43%. Penentuan allowance selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 48 - 54.

Setelah diketahui persentase allowancenya kemudian dilakukan uji

kecukupan data. Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:

P = 0.9257 . Q = 0.0743 , K = 2 , S - 0.05 , N - 175

N> = ~ 4 ~ ''"' W5.69 * 106 S2

Karena N' < N, maka data pengamatan dikatakan cukup.

Hasil uji kecukupan data allowance tampak pada lampiran 6 halaman 55.

8. Perhitungan Waktu Standar (Ws)

Contoh perhitungan waktu standar untuk proses pemotongan pipa besar

adalah sebagai berikut:

Ws = 9.746417 x ^ ^ = 10.528703 detik. 100%- 7.43%

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 56.

4. LEAD TIME

Infomiasi tentang lead lime sangat diperlukan dalam pembuatan MRP.

Lead time ini mcliputi lead time pemesanan (untuk material yang dibeli dari

supplier) dan lead time produksi (untuk material yang diproduksi sendiri).

4.1. Lead Tune Pemesanan

Merupakan tenggang waktu antara pesanan dilakukan sampai material

diterima (on-hand). Jadi lead time-nya berganlung dari pihak supplier berapa lama

material yang dipesan dapat dikirim. Lead time pemesanan bervariasi seperti

ditabelkan pada tabel 3.5.

Page 10: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

25

Tabel 3.5. Lead Time Pemesanan

No

1

2

3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 13

Bahan

Kayu

Busa

Kain Pipa Kecil Kawat Sekrup Pipa Besar Karet Kaki Plat Besi

Klem

Keling Cat Kardus

Lead Time (hari)

3

2

2 3

3 1

3 1 3

3

1 1 2

Sumber : Data Perusahaan

4.2. JLea</ Tunc Produksi

Merupakan tenggang waktu antara saat material mulai diproduksi sampai

memperoleh produk jadi. Berdasarkan Peta Proses Operasi maka dapat diliitung

lead time produksi dari setiap item penyusun meja setrika, yaitu dari penjumlahan

waktu standai- tiap tahapan proses yang dilaluinya. Lead time produksi tersebut

dapat dilihat pada tabel 3.6.

Selanjutnya untuk menentukan lead time pada perencanaan kebutuhan

bahan (tabel MRP) dilakukan dengan cara pembagian antara NR {Net

Requirement) dengan output standar pada kolom 6 (tabel 3.6) untuk setiap item-

nya.

Page 11: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

Tabel 3.6. Output Standar

No

1 2 3 4 5 6 7

Item

MS "Setelan" MS "Perrrianen" Kaki Meja (KM) Tempat Setrika (TS) Sodokan (So) Meja (M) Ass.TS (BM)

Waktu Standar (detik/hari)

1934.44136 1399.4817 615.17252 683.25412 529.27951 49.28329 11.85011

Jam Kerja (detik/hari)

25200 25200 25200 25200 25200 25200 25200

Output Standar (unit/hari)

13.027 18.007 40.964 36.882 47.612 511.329

2126.563

Output Standar (unit/minggu)

78.162-78 108.042-108 245.784 - 245 221.292-221 285.672-285

3067.974-3067 12759.38-12759

5. PERAMALAN PERMINTAAN

Data permintaan diperoleh dari hasil peramalan terhadap data penjualan

selama 2 tahun terakhir, yaitu mulai bulan januari 1997 sampai desember 1998,

seperti tampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.7. Data Penjualan

Periode (bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

SETELAN Tahun

I

278 269 289 271 257 275 266 280 259 288 274 282

II

263 283 255 272 290 292 274 274 251 279 261 263

PERMANEN Tahun

I

261 255 274 251 230 260 259 240 238 261 236 208

II

252 220 238

.251 205 200 226 213 235 232 240 232

Sumber : Data Perusahaan

Page 12: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

27

Adapun langkah-langkah peramalan yang dilakukan (cm: model setelan)

adalali sebagai berikut: (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Peramalan

Permintaan Setelan halaman 57 - 58).

1. Plot data penjualan untuk mengetahui pola data yang ada. Dari plot data yang

dilakukan menunjukkan adanya pola musiman yang cenderung menurun.

2. Terlihat baliwa lebar periode musimannya adalah 4 bulan, maka dilakukan

perhitungan 4 - MA (kolom 3).

u x . . YI + YI + YJ + YA Contoh : MA3 =

278+269+289+271 „ . __ = 276.75

Karena MA-nya genap, maka dilakukan pemusatan (CMA = Centered

Moving Average), (kolom 4).

i ™ , . MAS + MAA , „ . ,nm

Contoh: CMA3 = = 274.125

2

3. Pengisolasian indeks musiman dan acak (kolom 5) adalah hasil pembagian

antara kolom 2 dengan kolom 4. Contoh: Sn3xlr3 = — — = 1.05426

CMAi

4. Snt dihitung setelah dilakukan proses normalisasi, yaitu:

/ \

L Sn, - ( Sn, ) , dimana L = 4

Sni

2>

(Snsxlrs) + {Sn9Xlrs>) + (Snuxlno) + {Smixlm) + (Smixlm)

= 0.966568

Page 13: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

28

Sn2= 1.041604. Sn3 = 0.991591

S/7 4 = 1.008637. 'JTSm = 4.0084 t=\

Sn, = (0.966568) x (4 / 4.0084) » 0.964543, dst. (kolom 6).

5. Perhitungan indeks deseasonal (kolom 7) adalah hasil pembagian antara

kolom 2 dengan kolom 6.

7i

5/71 288.2195 , d2 =258.7978 , dst.

Dilakukan plot terhadap indeks dt; menunjukkan adanya trend linier, maka:

tr t= p0 + Pit

f 24 >

dimana: Pi =

24 V 24 \

24 2 ^ -YLtVZdt Vr») / \t=\ A f=i J _

/ 24 \ ( 24 \ 2

V r-l 7 W-i /

•0.27882

Z<* 24

f 24 >

Z< t-I

24

- 276.2484

sehingga trt = 276.2484 - 0.278821

trt = 276.2484 - 0.27882(1) = 275.9696

tr2 - 276.2484 - 0.27882(2) - 275.6908 , dst (kolom 8).

6. Penetapan faktor siklus.

clt x in =

trocsru

dimana nilai trt x snt terdapat pada kolom 9, sedangkan nilai clt x irt

ditabelkan pada kolom 10.

Page 14: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

29

(clt - tin - 1) + (cLirt) + (clt + i.m + 1) c l t _ _

1.044388+0.938725 + 1.060458 , „ , „ . cl2 = = 1.014524

3

cl3 = 0.992593 , dst (kolom 11).

7. Perliitungan indeks acak (kolom 12) adalah pembagian antara kolom 10

dengan kolom 11.

ir2 = f ^ 2 -0.925286; ir3 - 1.068372, dst.

ch

8. Perliitungan peramalan (kolom 13).

Yt = tr, x snt

Contoh : Y2J = tr25 x sn2s

- 269.2779x0.964543

= 259.7301

9. Perhitungan MAD (Mean Absolute Deviation) .

u

2 p-Ft MAD = -^

24

Dengan cara yang sama, dilakukan peramalan untuk model Permanen seperti

dilihat pada lampiran 3 - 4 halaman 59 - 60.

Page 15: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

30

6. KOMPONEN BIAYA

Komponen biaya yang dimaksud meliputi biaya pemesanan, biaya set-up,

dan biaya simpan. Secara lengkap dijelaskan sebagai berikut:

1. Biaya Pemesanan.

Biaya pemesanan bahan seperti yang diperoleh dari pemsahaan dapat

ditabelkan berikut:

label 3.8. Biaya Pesan

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11

12 13

Bahan

Kayu

Busa

Kain

Pipa kecil

Kawat

Pipa besar

Karet kaki

Plat besi

Klem

Keling

Sekrup

Cat Kardus

Biaya (Rp / sekali pesan)

Surat

2000

2200

1000

2100

2000

2000

1000

2000

1000

1000

1000

1000

1000

Telp/fax

500

4550

800 750 660 850 650 600 600 500 400 2600

560

Angkut ke

gudang

12200

13300

11600

12200

12800

13850

7000

12200

7000

7000

7100

11700

7000

Total

14700

20050

13400

15050

15460

16700

8650

14800

8600

8500

8500

15300

8560

2. Biaya set-up

Biaya ini timbul akibat penggunaan mesin oven untuk proses pengeringan.

Mesin oven ini menggunakan tenaga listrik, dimana untuk set-up-nya butuh

wakfu selama 5 - 1 0 menit. Diketahui harga listrik = Rp 575 / kwh, maka

biaya untuk set-up oven perminggunya adalah sebesar:

= (10:60) x Rp 575 x 6hari = Rp 575.

Page 16: III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1. PROSES …

3. Biaya Simpan

Biaya simpan per-periode dari bahan baku diasumsikan sebesar 0.5 % dari

harga belinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9. Biaya simpan bahan baku

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Bahan

Kayu Biisa . Kain Pipa kecil Kawat Pipa besar Karet kaki Plat besi Klem Keling Sekrup Cat Kardus

Harga beli (Rp)

6100 /mi

3100/masakan 6300/m2

8700 / batang 2300 / batang 11100/batang 375/unit 6100 /batang 215/unit 5460 / gros 3000 / gros 29600 / galon 960 / unit

Biaya simpan (Rp / minggu)

30.5 15.5 31.5 43.5 11.5 55.5 1.875 30.5 1.075 27.3 15 148 4.8

Biaya simpan per-periode untuk produk jadi juga diasumsikan sebesar 0.5 %

dari harga jualnya.

Tabel 3.10. Biaya simpan produk

Produk

Setelan

Permanen

Harga jual

(Rupiali)

51.000

45.000

Biaya simpan

(Rp / minggu)

255

225