ii. tinjauan pustaka 2.1 kajian pustaka 2.1.1 teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/triwahyu...

50
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Belajar dan Pembelajaran Teori Belajar Belajar bukanlah hanya sekadar kegiatan menghafal. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, sehingga siswa benar-benar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya, maka siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-idenya. Hal ini selaras dengan pendapat Reigeluth dan Carr- Chellman (2007:6-10) menjelaskan bahwa Learning Theory is descriptive theory rather than design (or instrumental) theory, for it describes the learning procces (Teori belajar lebih merupakan teori deskriptif dibandingkan dengan teori desain (instrumental), karena teori belajar menggambarkan asupan atau proses belajar). Belajar juga memerlukan manipulasi aktif terhadap bahan ajar yang akan dipelajari dan tidak bisa terjadi secara pasif. Dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana cara membantu pelajar untuk belajar, yang berarti mengidentifikasikan cara-cara membantu pelajar membangun pengetahuannya. Sehingga dalam setiap proses pembelajaran, siswa dituntut untuk bisa berperan secara aktif dan bisa mengkonstruksi pengetahuannya dengan mengkaitkan antara

Upload: vuthuy

Post on 12-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Belajar dan Pembelajaran

Teori Belajar

Belajar bukanlah hanya sekadar kegiatan menghafal. Untuk memperoleh hasil

belajar yang baik, sehingga siswa benar-benar dapat memahami dan dapat

menerapkan pengetahuan yang diperolehnya, maka siswa perlu dibiasakan untuk

memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan

bergelut dengan ide-idenya. Hal ini selaras dengan pendapat Reigeluth dan Carr-

Chellman (2007:6-10) menjelaskan bahwa Learning Theory is descriptive theory

rather than design (or instrumental) theory, for it describes the learning procces

(Teori belajar lebih merupakan teori deskriptif dibandingkan dengan teori desain

(instrumental), karena teori belajar menggambarkan asupan atau proses belajar).

Belajar juga memerlukan manipulasi aktif terhadap bahan ajar yang akan

dipelajari dan tidak bisa terjadi secara pasif. Dalam hal ini yang terpenting adalah

bagaimana cara membantu pelajar untuk belajar, yang berarti mengidentifikasikan

cara-cara membantu pelajar membangun pengetahuannya.

Sehingga dalam setiap proses pembelajaran, siswa dituntut untuk bisa berperan

secara aktif dan bisa mengkonstruksi pengetahuannya dengan mengkaitkan antara

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

12

berbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran. Sebaliknya, jika dalam

proses pembelajaran siswa berperan secara pasif, siswa hanya dapat menerima

informasi-informasi secara sepihak, sehingga informasi-informasi tersebut tidak

bisa disimpan dalam memori otaknya secara permanen atau bersifat labil dan

mudah dilupakan.

Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa siswa aktif dalam proses belajar

adalah muncul dan berkembangnya ide, siswa secara individu menemukan dan

mentransformasikan informasi kompleks sehingga informasi atau pengetahuan

yang sedang dipelajari akan dapat diserap dan dipahami dan pada ahirnya siswa

dapat mencapai perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Reece dan Stephen Walker (1997 : 64),

learning is about change: the change brought about by developing a new skill,

understanding a scientific law, changing and attitude. He change is not merely

incidental or natural in the way that our apperance changes as we get older.

Learning is relatively permanent change, usually brought about intentionally.

When we attend a course , search through a book, or read a discussion paper, we

set aout to learn.

Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman, perubahan tersebut tidak

selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang diamati. Menurut teori kognitif,

manusia tidak memberikan secara otomatis kepada stimulus yang dihadapkan

kepadanya, karena manusia adalah makhluk aktif yang dapat menafsirkan dan

bahkan dapat mendistorsinya (merubahnya), Herpratiwi (2009 : 20).

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

13

Berbagai komponen internal seseorang akan sangat mempengaruhi hasil belajar

hal ini sesuai dengan pendapat Budiningsih (2005 : 34), bahwa belajar merupakan

proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan

aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan

proses berfikir yang sangat kompleks. Proses belajar antara lain mencakup

pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif

yang sudah dimiliki dan terbentuk dalam pikiran seseorang berdasarkan

pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Belajar dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar, juga merupakan proses

mencari keseimbangan antara apa yang dirasakan dan diketahui siswa pada satu

sisi dengan fakta yang mereka lihat. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget

(dalam Budiningsih 2005 : 35), seseorang memperoleh kecakapan intelektual,

pada umumnya akan berhubungan dengan proses mencari keseimbangan antara

apa yang mereka rasakan dan mereka ketahui pada satu sisi, dengan apa yang

mereka lihat suatu fenomena baru sebagai pengalaman atau persoalan. Bila

seseorang pada kondisi sekarang dapat mengatasi situasi baru, keseimbangan

mereka tidak akan terganggu. Jika tidak maka ia harus melakukan adaptasi

dengan lingkungannya.

Proses adaptasi mempunyai dua bentuk dan terjadi secara simultan, yaitu asimilasi

dan akomodasi. Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai

dengan struktur kognitif yang ada sekarang, sementara akomodasi adalah proses

perubahan struktur kognitif sehingga dapat dipahami. Dengan kata lain, apabila

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

14

individu menerima informasi atau pengalaman baru maka informasi tersebut akan

dimodifikasi, sehingga cocok dengan struktur kognitif yang telah dipunyainya.

Proses ini disebut asimilasi. Sebaliknya apabila struktur kognitif yang sudah

dimilikinya harus disesuaikan dengan informasi yang diterima, maka hal ini

disebut akomodasi.

Perkembangan kognitif manusia merupakan hal yang perlu diperhatikan agar

proses pembelajaran dapat menjadi lebih terarah sesuai dengan perkembangan

kognitif tersebut, menurut pendapat Bruner (dalam Budiningsih 2005 : 35),

bahwa perkembangan kognitif manusia terdiri dari : 1)perkembangan intelektual

ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan; 2)

peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system penyimpanan

informasi secara realis; 3) perkembangan intelektual meliputi perkembangan

kemampuan berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau

lambing tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan; 4)

Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak

diperlukan bagi perkembangan kognitifnya; 5) bahasa adalah kunci perkembangan

kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi antara manusia; 6)

perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan

beberapa alternative secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat

memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi. Dari pendapat

Bruner di atas, maka peran guru menjadi sangat penting dalam memberikan

arahan kepada siswanya agar tidak banyak melakukan kesalahan dan harus

banyak memberikan kesempatan kepada siswa agar siswa tersebut dapat

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

15

memperoleh pengalaman belajar secara optimal serta kemauan belajarnya juga

dapat meningkat.

Ketika siswa mempelajari materi ajar, siswa dapat menghubungkan pengetahuan

yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari,

sehingga diharapkan pemahaman siswa tentang materi ajar tersebut akan

meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Ausubel (dalam Budiningsih 2005 :

43), belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi

yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Struktur kognitif merupakan

struktur organisasional yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan

unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu unit konseptual.

Teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan

dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari sruktur kognitif yang telah

dimiliki siswa.

Selain teori kognitif, paham konstruktivisme tentang teori belajar, menyatakan

bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi

kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya

apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi, Herpratiwi (2009 : 70). Pendapat ini

diperkuat oleh Von Galservelt (dalam Budiningsih 2005 : 35) bahwa, ada

beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi

pengetahuan, yaitu: 1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali

pengalaman; 2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

16

kesamaan dan perbedaan; dan 3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu

pengalaman yang satu dari pada yang lainnya.

Faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses menkonstruksi pengetahuan adalah

konstruksi pengetahuan yang telah ada, domain pengalaman, dan jaringan struktur

kognitif yang dimilikinya.

Pembelajaran

Ada perbedaan antara belajar dan pembelajaran, menurut Seel dan Richey (1994 :

13), belajar adalah tujuannya sedangkan pembelajaran adalah sarana untuk

mencapai tujuan tersebut. Belajar, yang dapat terlihat dengan adanya perubahan

pada pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap, merupakan kriteria atau ukuran

pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses untuk menuju pada tujuan belajar, yaitu perubahan

kearah yang lebih baik dan terjadinya perkembangan dalam membangun

pengetahuan. Menurut Reigeluth dan Carr-Chellman (2007 : 6) belum bisa

disebut pembelajaran, jika pembelajaran tidak membantu perkembangan

construction. Oleh karena itu, pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang

dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk memudahkan belajar.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal yang berkaitan

dengan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Reigeluth dan Carr-

Chellman (2007:6), beberapa hal penting tersbut antara lain: apa seharusnya

produk pembelajaran itu, tempat proses pembelajaran dirancang dan dibangun,

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

17

bagaimana seharusnya pembelajaran itu diimplementasikan, bagaimana

seharusnya pembelajaran itu dievaluasi, bagaimana belajar seharusnya dinilai, apa

isi yang seharusnya dibelajarkan, bagaimana orang mempelajari, dan hubungan

timbal balik diantara semua jenis pengetahuan tentang pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka sebelum melaksanakan proses

pembelajaran, tentunya beberapa hal penting tersebut harus diperhatikan, sehingga

proses pembelajaran yang direncanakan bisa lebih optimal.

Dari berbagai pendapat mengenai teori pembelajaran, semua unsur tentang segala

teori pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Metode pembelajaran: Semua hal yang dilakukan dengan bertujuan

memudah kan belajar atau pengembangan manusia.

istilah lain sering digunakan untuk sebagian atau semua gagasan ini

termasuk strategi, Teknik, Siasat, Dan pendekatan.

2. Situasi pembelajaran: Semua aspek dari konteks pembelajaran yang berguna

Untuk memutuskan kapan digunakan dan kapan tidak digunakannya sebuah

metode pembelajaran tertentu.

Sedangkan situsai pembelajaran tebagi menjadi dua kategori penting, yaitu:

a. Nilai tentang pengajaran, yakni tentang tujuan pembelajaran, kriteria,

metode, dan siapa yang berkuasa.

b. Kondisi yakni tentang hakekat atau asal dari isi pengajaran, para pelajar

atau siswa, lingkungan belajar, atau paksaan pembangunan pengajaran.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

18

Pembelajaran juga dikelompokkan dalam beberapa kategori. Menurut Ramsden

(dalam Smith 2009 : 29-30), ada lima kategori utama dalam proses pembelajaran,

yaitu:

1. Pembelajaran sebagai sebuah peningkatan pengetahuan kuantitatif.

Pembelajaran adalah mendapatkan informasi atau mengetahui banyak hal.

2. Pembelajaran sebagai proses mengingat. Pembelajaran adalah proses

menyimpan informasi yang bisa direproduksi.

3. Pembelajaran sebagai proses mendapatkan fakta-fakta, keterampilan dan

metode-metode yang dapat dikuasai dan digunakan sesuai kebutuhan.

4. Pembelajaran adalah proses memahami atau mengabstraksikan makna.

Pembelajaran melibatkan bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain dengan

subyek permasalahan dan dengan dunia nyata.

5. Pembelajaran sebagai proses penafsiran dan pemahaman akan realitas dalam

sebuah cara yang berbeda. Pembelajaran melibatkan pemahaman akan dunia

dengan menafsirkan kembali pengetahuan.

Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh

melalui pengalaman individu yang bersangkutan. Tumpuhan perhatian ahli

psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

proses pembelajaran berlaku. Contoh: bagaimana seekor anjing datang berlari

apabila dipanggil namanya. Berbeda dengan hewan, pada manusia lebih unik dan

lebih rumit karena manusia mampu menunjukkan pelbagai tingkah laku sehingga

menjadi agak lebih untuk menentukan bagaimana tingkah laku itu dipelajari. Ahli-

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

19

ahli psikologi pembelajaran berusaha memahami dan mendalami prinsip-prinsip

umum yang menerangkan proses pembelajaran.

Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra, yaitu: penglihatan (visual),

melihat kejadian suatu peristiwa; pendengaran (auditori) mendengar sesuatu

bunyi; pembauan (olfactory) bau makanan membuat kita merasa lapar; rasa atau

pengecap (taste) lidah kita merasa dan dapat membedakan antara asin dan masam;

sentuhan (tactile) kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara

permukaan licin dan permukaan kasar. Dalam proses pembelajaran tidak hanya

melibatkan penguasaan fakta atau konsep suatu bidang ilmu saja, tetapi juga

melibatkan perasaan-perasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci,

hasrat dengki dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita

rancangkan saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar kesadaran penuh

kita, seperti peristiwa kemalangan atau seorang yang jatuh cinta pada pandangan

pertama, Asrori (2008 : 6).

Selain dari beberapa pendapat mengenai pembelajaran di atas, kegiatan

pembelajaran juga diartikan sebagai proses penataan beberapa komponen, antara

lain penataan informasi, reorganisasi, perceptual, dan proses internal. Kegiatan

pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak

digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi

dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan

dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

20

dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa,

Budiningsih ( 2005:48).

Kegiatan belajar dalam proses pembelajaran lebih mementingkan struktur disiplin

ilmu, dan lebih banyak menekankan pada cara berfikir deduktif. Hal ini tampak

dari konsepsinya mengenai Advance Organizer, Ausubel (dalam Budiningsih

2005:49).

Sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari siswa.

Menurut Piaget (dalam Budiningsih 2005:50) langkah-langkah pembelajaran:

1. Menentukan tujuan pembelajaran

2. Memilih materi pembelajaran

3. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif

4. Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut, misalnya

penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan sebagainya.

5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan cara

berpikir siswa.

6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Proses belajar konstruktivistik, secara konseptual proses belajar jika dipandang

dari pedekatan kognitif, merupakan proses pemberian makna oleh siswa kepada

pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada

pemutahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi

prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang lepas-lepas.

Proses tersebut berupa “….constructing and restructuring of knowledge and skills

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

21

(schemata) within the individual in a complex network of increasing conceptual

consistency.....” Pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu

tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui

interaksi dalam jaringan social yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas

maupun di luar kelas. Aspek-aspek yang mempengaruhi proses belajar meliputi:

peranan siswa, peranan guru, sarana belajar, evaluasi belajar.

Peranan siswa, dalam pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pembelajar. Ia

harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan member

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Peranan guru, dalam belajar

konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses

pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak

menstransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa

untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami

jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. Sarana belajar, pendekatan

konstruktivistik menekankaan bahwa peran utama dalam kegiatan belajar adalah

aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu

seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan untuk

membantu pembentukan tersebut. Evaluasi belajar, pandangan konstruktivitik

mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung munculnya

berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas, konstruksi pengetahuan,

serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan pada pengalaman. Hal ini

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

22

memunculkan pemikiran terhadap usaha mengevaluasi belajar konstruktivistik,

Budiningsih (2005:58).

Menurut Bruner (dalam Nasution 1982:9) proses belajar dapat dibedakan menjadi

tiga fase atau episode, yakni 1) informasi, 2) transformasi, 3) evaluasi.

Informasi. Dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada yang

menambah pengetahuan yang telah dimiliki, ada yang memperhalus dan

memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah

kita ketahui sebelumnya.

Transformasi. Informasi itu harus dianalisis, diubah atau transformasi ke dalam

bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal

yang lebih luas.

Evaluasi. Dari hasil analisis informasi, kemudian dinilai hingga pengetahuan yang

diperoleh dan ditransformasikan itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-

gejala lain. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menentukan tindakan

selanjutnya.

Unsur-unsur yang ada pada proses belajar sejalan dengan proses komunikasi.

Pada komunikasi, pesan diolah dan disalurkan yang kemudian diterima dan diberi

makna serta disalurkan kembali sebagai umpan balik kepada pengirim pesan.

Sedangkan pada proses belajar, orang menanggapi, menafsirkan, dan merespon

terhadap rangsangan, dan mengambil pelajaran dari akibat tanggapan tersebut,

Berlo (dalam Seel dan Richey 1994:13).

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

23

Pembelajaran perlu dirancang dan di desain, agar dapat mencapai tujuan belajar

yang optimal. Menurut Seel dan Richey (1994:33), desain pembelajaran adalah

prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan,

perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Setiap

langkah dalam proses mempunyai landasan teori dan praktek sendiri.

Penganalisaan adalah proses perumusan apa yang akan dipelajari; perancangan

adalah proses penjabaran bagaimana caranya hal tersebut akan dipelajari;

pengembangan adalah proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-

bahan pembelajaran; pelaksanaan adalah pemanfaatan bahan dan strategi yang

bersangkutan; penilaian adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran.

Dalam desain pembelajaran akan terintegrasi dengan strategi yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Seel dan Richey

(1994:34), Strategi Pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta

mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.

Penelitian dalam strategi pembelajaran telah memberikan kontribusi terhadap

pengetahuan tentang komponen pembelajaran. Dengan pemilihan strategi yang

sesuai, diharapkan hasil belajar yang dapat tercapai dengan baik.

Ada delapan kegiatan penting dalam kegiatan pembelajaran yang kreatif dan

menarik yang mungkin dapat membantu menciptakan lingkungan kelas yang

dinamis dan membantu mengembangkan hubungan antara murid dengan guru,

seperti yang dikemukakan oleh Johnson (2008:128), yaitu:

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

24

(1) Perkenalkan murid-murid satu sama lain, (2) Membelajarkan prosedur

cara merespon lisan, (3) Mencari tahu tentang apa yang telah ketahui siswa,

(4) Mengucapkan salam dan selamat datang pada siswa, (5) Mendelegasikan

kekuasaan, (6) Menunjukan kekuatan pilihan, (7) Membantu siswa untuk

memahami diri mereka sendiri, (8) Mengajarkan siswa untuk berpikir tentang

pikiran.

2.1.2 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar.

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan

atau pernagkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawa

(mesagge/software), Heinich (dalam Susilana dan Riyana 2008 : 6),

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu

disebut media pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan:

a. memperjelas pesan agar tidak verbalitas

b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra

c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan

sumber belajar

d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori, dan kinestatiknya,

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

25

e. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kempt dan Dayton (dalam

Susilana dan Riyana 2008 : 9) Peranan media dalam proses pembelajaran

sebagai:

a. Alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan

pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan

verbal mengenai bahan pembelajaran.

b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih

lanjut oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat

menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar

siswa.

c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang

harus dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok.

Manfaat lain media pembelajaran, sebagaimana yang dipaparkan oleh Arsyad

(2007 : 24) antara lain:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat

menimbulkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkannya menguasai serta mencapai tujuan

pembelajaran.

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

26

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal,

sehingga siswa tidak merasa bosan .

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar.

Posisi media dalam proses pembelajaran adalah merupakan sarana untuk

mempermudah dalam menyampaikan bahan atau materi ajar. Proses

pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima

pesan. Banyak sekali hambatan yang dihadapi oleh guru dalam penyampaian

pesan kepada siswa, baik dari dalam diri guru sendiri maupun siswa. Proses

komunikasi pembelajaran seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien.

Media Pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan

pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat,

intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak georafis,

waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media. Hal ini diperkuat

oleh pendapat Schramm (dalam Miarso, 2004: 117), salah satu unsur dalam proses

komunikasi yang sangat menonjol peranannya bagi teknologi pendidikan adalah

media. Beberapa kesimpulan Schramm tentang media, antara lain:

1. Penentuan media sebaiknya merupakan resultante dari analisis tugas belajar,

analisis media itu sendiri, dan analisis pembedaan diantara para pembelajar.

2. Sistem simbolik digital pada media sangat berguna untuk peristiwa-peristiwa

belajar dan dalam mempelajari keterampilan intelektual dasar.

3. Kode iconic (gambar, diagram, tombol, dan lain-lain) sangat efektif untuk

menarik minat siswa.

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

27

4. Media interaktif tidak tersaingi kemampuannya, karena dapat memberikan

umpan balik selama belajar mandiri, kecuali dengan komunikasi tatap muka

atau karena keberadaan guru.

Berdasarkan uraian Schramm yang dikutip oleh Miarso tersebut, berarti media

dapat membantu proses pembelajaran walaupun tanpa kehadiran guru. Namun

akan diperoleh hasil belajar yang lebih baik, jika dalam proses pembelajaran

didampingi oleh guru. Oleh karena itu, jika proses pembelajaran bisa berjalan

lebih optimal, maka guru juga harus mengetahui dan memanfaatkan media dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

Berkaitan dengan perlunya guru memanfaatkan media pembelajaran, Curzon

(dalam Lutfizulfi 2009 : 4) menyatakan sebagai berikut:

The object of using audio visual material in the classroom in the communication

of information incidental to the total teaching process. Selected and used skillfully

the aid in the right time, the right place, and the right manner - audio visual aids

(AVA) can multiply and widen the channels of communication between teacher

and class.

Pernyataan Curzon cukup jelas kiranya dapat mencirikan pentingnya penggunaan

media dalam bentuk AVA untuk pembelajaran secara umum, bahwa penggunaan

AVA dapat memperluas saluran komunikasi antara guru dan siswa. Maksudnya

apabila Anda mengajar dengan tidak menggunakan AVA seperti ketika

menjelaskan materi pelajaran atau ketika memberi latihan, berarti Anda hanya

menggunakan mulut untuk berkomunikasi atau disebut juga komunikasi verbal.

Apabila Anda menggunakan media seperti tape, gambar, dll. dalam mengajar,

maka Anda menggunakan lebih dari satu saluran komunikasi. Anda tidak hanya

memberikan stimulus secara verbal saja, tetapi Anda juga menggunakan stimulus

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

28

melalui saluran aural dan visual. Semakin banyak kita menggunakan saluran

komunikasi ketika mengajar, semakin banyak informasi yang dapat diserap siswa,

serta tentunya semakin efektif pembelajaran kita.

Selanjutnya, Curzon (dalam Lutfizulfi 2009 : 5) menyampaikan maksud utama

dari penggunaan media sebagai berikut :

A class acquires knowledge and skills as the results of assimilation of responses

elicited by those stimuli which create sensory impressions. The concept of

teaching which is based on the teacher relying solely on his voice and personality

steems from the belief that communication is best achieved through the medium of

sound. The use of AVA (media) in a lesson is based on the consideration of

communication as related to all the senses of the talk of the teacher in providing

the appropriate stimuli for desired responses can be facilitated by him to engage

the students’ senses of hearing, seeing, touching, etc.

Berdasarkan pendapat Curzon, kita dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh siswa merupakan asimilasi atau gabungan dari

respon-respon yang dirangsang oleh stimulus-stimulus yang menciptakan suatu

kesan sensoris pada diri siswa. Sebagai contoh, ketika membelajarkan tentang

reading, maka guru menemukan satu hal yang sangat sulit dijelaskan secara verbal

dari teks kepada siswa. Kemudian, guru menggunakan alat bantu visual berupa

gambar. Dalam hal ini, selain guru menggunakan saluran komunikasi verbal, guru

juga menggunakan saluran komunikasi lain yaitu visual. Siswa akan lebih dapat

memahami pelajaran dengan bantuan visual berupa gambar selain penjelasan

guru.

Pentingnya media juga dapat dilihat dari aspek kehidupan siswa. Suatu kenyataan

bahwa siswa mendapatkan pengalaman yang lebih luas dan bervariasi dibanding

orangtua mereka ketika masih muda. Sehingga cukup beralasan kiranya apabila

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

29

sekolah memberikan siswa pengalaman sebanyak mungkin dan variatif. Untuk

mencapai hal ini, sekolah harus menggunakan sebanyak mungkin media yang

dapat menyajikan berbagai pengalaman kepada siswa.

Moller dalam Lutfizulfi (2009 : 10) dalam hal ini menyatakan:

Life divides two kinds of reality: that imposed by the school; and the real, living

world outside. The new media can help us a lot in our task of: unifying the two

realities; indeed they are indipensable if we want to succeed in giving children a

stimulating environment in which they can learn.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa media instruksional sangat bermanfaat

untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar karena media menyajikan

banyak pengalaman yang menarik, bahkan pengalaman akan dunia di luar

sekolah. Walaupun demikian, hasil yang didapat sangat dipengaruhi oleh

penggunaan media dengan benar, tepat, dan terseleksi.

Banyak guru tidak memanfaatkan media audio-visual karena dianggap mahal atau

tidak tahu cara pemanfaatannya dalam pembelajaran. Seperti kata pepatah “ala

bisa karena biasa” memang terjadi dalam pemanfaatan media. Banyak guru tidak

bisa karena tidak diajari atau tidak mau belajar sendiri untuk menggunakannya,

serta tidak mau mencoba. Suatu sikap yang harus diterapkan di kalangan guru

adalah mencoba belajar menggunakannya. Guru akan langsung merasakan

manfaatnya setelah mencoba.

Media dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran baik secara klasikal

maupun individual. Dalam pembelajaran klasikal, media menjadi bagian integral

dari proses pembelajaran itu sendiri. Melalui penggunaan media, siswa dapat

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

30

terlibat langsung dengan materi yang sedang dipelajari. Misalnya, penggunaan

media realia atau benda nyata akan memberikan pengalaman belajar (learning

experiences) yang sesungguhnya kepada siswa. Siswa dapat menyentuh dan

mengobservasi benda tersebut dan memperoleh informasi yang diperlukan. Dalam

mata pelajaran biologi, contoh benda nyata adalah flora dan fauna yang dapat

diobservasi secara langsung oleh siswa (Lutfizulfi 2009:16)

Tabel 2.1 Klasifikasi Media.

Pemanfaatan media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.

Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan

pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya, bagaimana suatu film

diperkenalkan atau ” ditindak lanjuti” dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar

yang diinginkan. Prinsip-prinsip

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

31

pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pemelajar. Seseorang yang

belajar mungkin memerlukan bantuan ketrampilan visual atau verbal agar dapat

menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar (Seel dan Richey 1994 : 50).

2.1.3 Pengembangan Media Pembelajaran

Metode penelitian dan pengembangan atau reasearch and development adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut. Untuk menghasilkan produk tertentu,

diperlukan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji

keefektifitasan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka

diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono 2009 :

407).

Pengembangan sistem pembelajaran merupakan proses yang mempelajari masalah

pembelajaran secara sistem agar memperoleh pemecahan yang teruji

kesahihannya serta dapat dilaksanakan secara praktis. Pengembangan berusaha

mengubah kondisi dan lingkungan belajar sehingga diperoleh perubahan yang

diharapkan (Sastrawijaya 1991 : 14).

Lebih lanjut Sastrawijaya (1991 : 15) pengembangan sistem dan perancang

pembelajaran mempunyai kegiatan pokok antara lain adalah:

1. Menentukan hasil belajar yang bisa diamati dan diukur.

2. Mengenal ciri siswa yang akan belajar.

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

32

1. Memilih dan menyelenggarakan kegiatan.

2. Memilih dan menentukan media.

3. Memantau perilaku siswa.

4. Menentukan pernyataan keberhasilan siswa.

5. Menentukan metode yang tepat untuk menilai kemampuan siswa.

6. Mengadakan perbaikan pembelajaran.

Produk-produk dalam bidang pendidikan , misalnya kurikulum yang spesifik

untuk pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar,

modul, kompetensi tenaga kependidikan, model kelas untuk model pembelajar

tertentu, model unit produksi, model menejemen, sistem pembiayaan pegawai,

sistem penggajian, dan lain-lain.

Animasi

Animasi adalah susunan gambar diam (static graphics) yang dibuat efek sehingga

seolah-olah tampat bergerak. Contoh animasi yang sederhana antara lain, tulisan

bergerak atau gambar yang dapat bergerak dari menghadap ke kiri dank ke kanan

(Yudhiantoro 2006 : 9).

Dikaitkan dengan pembelajaran, media animasi dimaknai sebagai alat komunikasi

yang berupa penayangan frame-frame gambar secara cepat untuk menghasilkan

kesan gerakan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa

informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta

didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

33

Para ahli sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar

siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi

hasil belajar yang dicapai. Manfaat media pendidikan dalam proses belajar siswa

antara lain :

1. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran

lebih baik.

2. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

3. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

4. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

Penggunaan media pendidikan dapat mempertinggi proses dan hasil belajar.

Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir

konkrit menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke

berpikir kompleks. Penggunaan media pendidikan erat kaitannya dengan tahapan

berpikir tersebut sebab melalui media pendidikan hal-hal yang abstrak dapat

dikonkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

34

Ada banyak media yang bisa membantu dalam proses pembelajaran. Software-

software presentasi juga sudah familiar di masyarakat. Namun pada

kenyataannya sekarang software presentasi baru sanggup menampilkan materi

pelajaran yang statis (video, gambar, ataupun tulisan) yang belum dapat

mensimulasikan proses-proses tertentu. Salah satu yang bisa dijadikan alternatif

adalah menggunakan visualisasi materi pelajaran dalam bentuk animasi.

Adobe Flash (dahulu bernama Macromedia Flash) adalah salah satu perangkat

lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe Systems. Adobe Flash

digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar tersebut.

Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .swf

dan dapat diputar di penjelajah web yang telah diinstal program Adobe Flash

Player. Flash menggunakan bahasa pemrograman bernama ActionScript yang

muncul pertama kalinya pada Flash 5.

Sebelum tahun 2005, Flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0 diluncurkan pada

tahun 1996 setelah Macromedia membeli program animasi vektor bernama

FutureSplash. Versi terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan menggunakan

nama 'Macromedia' adalah adalah Macromedia Flash 8. Pada tanggal 3 Desember

2005 Adobe Systems mengakuisisi Macromedia dan seluruh produknya, sehingga

nama Macromedia Flash berubah menjadi Adobe Flash (Hidayatulloh, dkk.,

2008 : 4).

Macromedia Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh

Macromedia, saat itu sebagai pengembangnya yang saat ini sudah dibeli oleh

Page 25: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

35

Adobe Incorporated sehingga berubah nama menjadi Adobe Flash, Flash didesain

dengan kemapuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang handal dan ringan

sehingga flash banyak digunakan untuk membangun dan memberikan efek

animasi pada website, CD Interaktif dan yang lainnya.

Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini adalah ia mampu diberikan sedikit code

pemograman baik yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada

didalamnya atau digunakan untuk berkomunikasi dengan program lain seperti

HTML, PHP, dan Database dengan pendekatan XML.

Berbagai program flash, termasuk didalamnya ada macromedia flash versi 5,

kemudian berkembang kembali menjadi Macromedia 6 atau sering disebut

sebagai macromedia MX, berkembang kembali menjadi Macromedia 7 atau

sering disebut sebagai Macromedia MX 2004, dan berkembang kembali menjadi

Macromedia Flash 8 dan saat ini setelah diberi oleh Adobe berkembang kembali

menjadi Adobe Flash CS3 (Sumaryadi 2007 : 1).

Dibawah ini adalah beberapa Screen Tampilan Utama Flash:

Gambar 2.1 Macromedia Flash 8

Page 26: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

36

Gambar 2.2 Adobe Flash CS3

Gambar 2.3 Macromedia Flash Profesional 8

Dalam pembuatan media anhimasi, program yang digunakan adalah Macromedia

Flash 8. Macromedia Flash 8 adalah software program animasi berbasis vektor.

Software ini berfungsi untuk membuat animasi, baik objek mapun teks. Banyak

animasi yang dapat dikerjakan oleh software ini, seperti animasi logo perusahaan

sampai aplikasi multimedia yang lebih kompleks lagi (Stevano dan Beranda 2007

: 1). Ada banyak sekali animasi yang bisa kita buat dengan hadirnya adobe flash

CS3, kita bisa menciptakan efek-efek animasi yang menarik (Media, 2008 : 1).

Page 27: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

37

Dengan demikian Macromedia Flash 8 sangat baik dikembangkan untuk

keperluan pembelajaran karena dapat memenuhi kebutuhan siswa secara

keseluruhan yaitu pengalaman belajar melalui audio-visual. Misalnya pergerakan

ion atau molekul dalam larutan dan banyak materi lain yang prosesnya bersifat

mikroskopis.

Macromedia flash 8 merupakan software, media animasi Macromedia Flash 8

tidak terlepas dari teknologi komputer. Oleh karena itu media ini termasuk ke-

dalam media hasil teknologi yang berdasarkan komputer. Selain itu Macromedia

Flash 8 juga mampu untuk memproduksi animasi gambar dan animasi teks serta

dapat dipadukan dengan media film dan audio-visual sehingga akan menghasilkan

multimedia yang intraktif.

Beberapa penjelasan mengenai mengenai Macromedia Flash8 diantaranya:

Gambar 2.4 Tampilan kerja Macromedia Flash 8

Pada bagian kiri terdapat Tools, di bagian atas tengah Timeline, yang digunakan

untuk mengatur timeline animasinya, dan pada bagian tengah-tengah terdapat

Stage yaitu bagian yang visible secara visual saat di-publish atau di preview di

browser. Tools digunakan untuk menggambar dan memanipulasi gambar /objek.

Page 28: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

38

Tools terbagi menjadi 4 bagian besar yaitu :

Tools pada bagian ini digunakan untuk mengedit dan memanipulasi objek.

View pada bagian ini digunakan untuk memperbesar maupun memperkecil

layar monitor.

Colors pada bagian ini terdapat pallet untuk mengganti warna outline dan

fill.

Option bagian ini merupakan modifiers dari setiap tool yang dipilih,

Setiap tool mempunyai modifiers yang berbeda-beda.

Proses pembuatan animasi

Ada dua proses pembuatan film animasi, diantaranya adalah secara konvensional

dan digital. Proses secara konvensional sangat membutuhkan dana yang cukup

mahal, sedangkan proses pembuatan digital cukup ringan. Sedangkan untuk hal

perbaikan, proses digital lebih cepat dibandingkan dengan proses konvensional.

Cardon seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui

komputer cukup berperan. "Perbaikan secara konvensional untuk 1 kali revisi

memakan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya memakan waktu berkisar

antara 30-45 menit."[1]

Dalam pengisian suara sebuah film dapat dilakukan

sebelum atau sesudah filmnya selesai. Kebanyakan dubbing dilakukan saat film

masih dalam proses, tetapi terkadang seperti dalam animasi Jepang, sulih suara

justru dilakukan setelah filmnya selesai dibuat (Stevano dan Beranda, 2007 : 2).

Page 29: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

39

Media Interaktif

Multimedia interaktif merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan

berbagai jenis bahan belajaryang membentuk suatu unit atau paket, dalam

pembelajaran dengan multimedia interaktif, siswa tidak hanya memperhatikan

media atau obyek saja, melainkan dituntut untuk berinterkasi selama proses

pembelajaran (Susilana dan Riyana, 2008 : 22) .

Sementara itu menurut Miarso (2004 : 464) multimedia adalah berbagai bahan

belajar yang membentuk satu unit yang terpadu, dan dikombinasikan atau

“dipaketkan” dalam bentuk modul dan disebut “kit”, yang digunakan untuk

belajar mandiri atau berkelompok tanpa harus didampingi oleh guru.

Sedangkan menurut Heinich (2005 : 141):

The generic multimedia refers to any combination of two or more media formats

that intergrated to form an informational or instructional program. Multimedia

systems may consist of traditional media in combination or they may incorporate

the computer as a display divice for text, pictures, graphic, sound and video.

Berdasarkan ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah

gabungan dari dua media atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto,

audio dan video dalam satu kesatuan yang dapat dipergunakan siswa untuk belajar

baik secara mandiri maupun berkelompok.

Page 30: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

40

2.1.4 Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)

2.1.4.1 Pengertian PBK

Komputer di dunia pendidikan tidak hanya digunakan untuk mempelajari seluk

beluknya, tetapi juga sebagai sarana komunikasi serta sebagai media dalam proses

pembelajaran. Hal ini karena potensi komputer yang dapat dimanfaatkan untuk

dunia pendidikan. Proses pembelajaran dapat juga dilaksanakan dengan bantuan

komputer.

Program pembelajaran ini dikenal dengan istilah: Computer Assisted Instructional

(CAI), atau Computer Based Education (CBE) atau Instructional Assisted

Learning (IAL) atau Instructional Aplication Computer (IAC) atau Computer

Based Instructional (CBI). Dalam pembelajaran bermedia komputer ini siswa

berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara

komputer dan siswa ini terjadi secara individual dan komputer memang memiliki

kemampuan untuk itu. Dengan demikian apa yang dialami siswa satu dengan

lainnya tidak akan sama. Potensi pelayanan terhadap perbedaan siswa inilah

komputer digunakan dalam sistem pembelajaran (Allessi dan Trolip 1991 : 6).

2.1.4.2 Bentuk Media Pembelajaran Berbantuan Komputer

Ada beberapa cara dalam pembelajaran berbantuan komputer, seperti yang

dikemukakan oleh Alessi dan Trollip (1991 : 18-205), yaitu; tutorials, drills and

practice, simulations, games, dan test. Kelima bentuk pembelajran itu adalah

sebagai berikut:

Page 31: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

41

1) Tutorial, Program CAI tutorial merupakan program yang dirancang untuk

bertindak sebagai tutor dan guru. CAI tutorial menyajikan informasi atau

konsep baru melalui monitor dan siswa diberikan kesempatan untuk

berinteraksi dengan informasi atau konsep baru tersebut. Dalam interaksi

tutorial ini, informasi dan pengetahuan disajikan dengan sangat komunikatif,

seakan-akan ada tutor yang berdiri disamping siswa. Dalam tutorial juga

memberikan alternatif percabangan sub materi sesuai kebutuhan siswa

sehingga siswa dapat bernavigasi sesuai dengan kecepatan belajar mereka.

Dalam tutorial terdapat beberapa komponen antara lain: Pengantar, yaitu

aspek yang relevan dengan materi misalnya pernyataan tujuan pembelajaran,

motivasi, dan petunjuk belajar. Penyajian informasi. Maksudnya adalah

informasi yang disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, gambar,

suara/narasi, animasi/video atau perpaduan semuanya. Dalam penelitian ini

informasi yang disajikan kepada siswa adalah kombinasi tek, gambar, suara,

dan animasi. Pertanyaan dan jawaban. Dalam tutorial ini pertanyaan-

pertanyaan diberikan itu dimaksudkan agar ada interaksi dari siswa untuk

menjawab pertanyaan itu dengan klik atau menginput jawaban melalui

keyboad atau kombinasi keduanya. Umpan balik, yaitu reaksi pada program

untuk merespon jawaban siswa, misalnya melalui pesan atau suara.

2) Drill and practice. Drill and practice digunakan dengan asumsi bahwa suatu

konsep, aturan atau kaidah, atau prosedur telah diajarkan kepada siswa.

Fungsi utama dari dril dalam PBK memberikan praktik sebanyak mungkin

terhadap kemampuan yang sudah dirumuskan.

Page 32: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

42

3) Simulasi, Program simulasi dengan bantuan komputer mencoba untuk

menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata. Dengan adanya

simulasi memungkinkan siswa memanipulasi kejadian tanpa harus

menanggung resiko yang tidak menyenangkan.

4) Games, Games jiga didesain dengan baik dapat dimanfaatkan untuk

memotivasi dan meningkatkan belajar bila dirancang dengan baik dalam

upaya memberikan suasana permainan dan integritas tujuan pembelajaran

tidak hilang.

5) Test, Tes dalam PBK diberikan dengan maksud untuk mengetahui

kemampuan yang ditelah dimiliki siswa setelah mereka melakukan

pembelajaran sebelumnya. Perancangan tes disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran yang ada pada masing-masing kompetensi. Dalam penelitian

ini, tes diberikan dalam bentuk tes formatif dalam bentuk soal pilihan ganda

dan instrumen tes disusun berdasarkan pengembangan indikator yang ada

pada silabus untuk materi fokus pada kedudukan, jarak, dan sudut dalam

ruang dimensi tiga (Alessi dan Trollip 1991 : 18-205).

2.1.4.3 Ciri Media Pembelajaran Berbantuan Komputer

Media berbantuan komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak)

memiliki ciri-ciri, seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2007 : 32), yaitu:

1) Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linier.

2) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan

keinginan perancang/pengembang sebagaimana direncanakannya.

Page 33: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

43

3) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol

dan grafik

4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.

5) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa

yang tinggi.

2.1.4.4 Prinsip-prinsip Media Pembelajaran Berbantuan Komputer

Pengembangan media pembelajaran berbantuan komputer, merupakan proses

untuk menghasilkan media yang perlu memperhatikan beberapa hal. Menurut

Arsyad (2007 : 99), beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Layar/monitor komputer bukanlah halaman, tetapi penayangan yang dinamis

yang bergerak berubah dengan perlahan.

2) Layar tidak boleh terlalu padat, bagi ke dalam beberapa tayangan, atau

mulailah dengan sederhana dan pelan-pelan, dan tambahkan hingga mencapai

tahapan kompleksitas yang diinginkan.

3) Pilihlah jenis huruf normal, tak berhias, gunakan huruf kapital dan huruf kecil,

tidak menggunakan huruf kapital semua.

4) Gunakan antara tujuh sampai sepuluh kata perbaris karena lebih mudah

membaca kalimat pendek daripada kalimat panjang.

5) Tidak memenggal kata pada akhir baris; tidak memulai paragraf pada baris

terakhir dalam satu layar tayangan, tidak mengakhiri paragraf pada baris

pertama layar tayangan, dan meluruskan baris kalimat pada sebelah kiri,

sebaliknya di sebelah kanan lebih baik tidak lurus supaya lebih mudah dibaca.

Page 34: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

44

6) Jarak dua spasi disarankan untuk tingkat keterbacaan yang lebih baik

7) Pilih karakter huruf tertentu untuk judul dan kata-kata kunci misalnya cetak

tebal, garis bawah, dan cetak miring

8) Teks diberi kotak apabila teks itu berada bersama-sama dengan grafik atau

representasi visual lainnya pada layar tayangan yang sama.

9) Konsisten dengan gaya dan format yang dipilih.

2.1.4.5 Kelebihan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer

Beberapa kelebihan media berbantuan komputer terkait dengan multimedia

interaktif menurut Susilana dan Riyana (2008 : 125), yaitu:

1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan daya indera siswa.

3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, antara lain untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa, memungkinkan siswa berineraksi langsung dengan

lingkungan dan sumber belajar, terutama bahan ajar berbasis ICT,

memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan

dan minatnya, dan memungkinkan siswa untuk dapat mengukur atau

mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

Hal ini didukung oleh Miarso (2004 : 458), bahwa keuntungan lain dari

pembelajaran berbantuan komputer adalah:

1) Mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak.

2) Mampu mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.

Page 35: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

45

3) Mampu melampaui batas ruang kelas.

4) Memungkinkan terjadinga interaksi secara langsung.

5) Mampu membangkitkan keinginan dan minat baru.

6) Mampu membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.

Sementara beberapa kelebihan multimedia berbantuan komputer menurut Arsyad

(2007 : 172), antara lain: merupakan dokumen hidup, dapat dilihat di layar

monitor/diperbesar, dapat didengar suaranya, dan dapat dilihat gerakannya

(video/animasi).

Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut maka pembelajaran berbantuan

komputer diharapkan dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih

efektif dan hasil belajar serta motivasi belajar siswa bisa meningkat.

2.1.4.6 Keterbatasan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer

Selain beberapa kelebihan yang dimiliki, pembelajaran berbantuan computer juga

memiliki keterbatasan-keterbatasan, seperti yang dikemukakan oleh Susilana dan

Riyana (2008 : 125), yaitu:

1) Terbatasnya waktu bagi siswa untuk berkonsultasi dengan guru mengenai

materi pelajaran dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Jumlah siswa yang terlalu banyak menyebabkan kurang tersedianya komentar

atau jawaban yang cukup jelas dari guru, atas pertanyaan yang diajukan oleh

siswa secara individual.

Page 36: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

46

3) Julmlah siswa yang terlalu banyak juga memiliki kecenderungan terjadinya

lagiasi atau penjiplakan oleh siswa pada saat mereka dihadapkan pada suatu

masalah yang menuntut mereka menyelesaikan secara individual.

Keterbatasan ini tentunya dapat diminimalisir dengan merancang multimedia

semenarik mungkin sehingga siswa termotivasi untuk belajar, guru meningkatkan

kompetensinya dalam mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran, serta perlu

kerja sama yang baik antara guru sebagai perancang pembelajaran dengan

programmer yang menguasai berbagai software pengembangan media dalam

memproduksi (membuat) multimedia.

2.1.4.7 Evaluasi Media Pembelajaran Berbantuan Komputer

Media seperti apapun yang dibuat perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai

secara luas, penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media

yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau

tidak. Arsyad (2007: 174) mengemukakan beberapa tujuan evaluasi media

pembelajaran, yaitu :

“1) Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.

2) Menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.

3) Menentukan apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar siswa.

4) Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses

belajar mengajar di kelas.

5) Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.

6) Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.

Page 37: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

47

7) Mengetahui apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan

terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.

8) Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran”.

Berbagai cara dapat dilakukan dalam melakukan evaluasi media pembelajaran,

menurut Arsyad (2007 : 175), evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara,

seperti diskusi kelas dan kelompok interviu perorangan, observasi mengenai

perilaku siswa, dan evaluasi media yang telah tersedia. Sementara itu Sugiyono

(2008: 302), mengemukakan bahwa validasi produk dapat dilakukan dengan cara

menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk

menilai produk baru yang dirancang tersebut.

Lebih lanjut Walker dan Hess yang dikutip Arsyad (2007 : 175) memberikan

kriteria dalam mereviu perangkat lunak media pembelajaran yang berdasarkan

kepada kualitas yaitu; 1) Kualitas isi dan tujuan; ketepatan, kepentingan,

kelengkapan, keseimbangan, minat/ perhatian, kesesuaian dengan situasi siswa,

2) Kualitas Instruksional; memberikan kesempatan belajar, memberikan bantuan

untuk belajar, kualitas memotivasi, fleksibilitas instruksionalnya, hubungan

dengan program dan pembelajaran lainnya, kualitas sosial interaksi

instruksionalnya, kualitas tes dan penilaiannya dan dapat membawa dampak bagi

guru dan pembelajarannya, dan 3) Kualitas teknis; keterbacaan, mudah digunakan,

kualitas tampilan/tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualitas pengelolaan

program dan kualitan pendokumentasiannya.

Page 38: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

48

2.1.4.8 Urutan Kegiatan Pembelajaran Berbantuan Komputer

Dick and Carey (2005 : 197) menyatakan bahwa ada lima faktor dalam urutan

kegiatan pembelajaran, yaitu 1) Kegiatan-kegiatan pembelajaran, 2) Penyajian

informasi, 3) Partisipasi siswa, 4) Tes dan latihan, dan 5) Umpan balik dan tindak

lanjut. Sementara Gagne, 1979 (dalam Suyudi, dkk., 2007 : 4) mengemukakan

bahwa urutan kegiatan pembelajaran meliputi: 1) menarik perhatian, 2)

Mengingatkan kompetensi prasyarat, 3)menjelaskan tujuan, 4) memberi stimulus,

5) memberi petunjuk, 6) menimbulkan tercapainya penampikan siswa, 7)

memberikan umpan balik, 8) urutan penampilan siswa, dan 9) menyimpulkan

hasil yang dicapai.

Berkaitan dengan urutan kegiatan dalam penelitian ini dirancang dengan

menggunakan tiga fase yaitu: 1) presentasi informasi, 2) membimbing siswa dan

3) praktik oleh siswa.

2.1.5 Teori Belajar yang Melandasi PBK

2.1.5.1 Teori Belajar Behaviorisme

Salah satu teori belajar yang melandasi pembelajaran berbantuan komputer adalah

teori belajar behaviorisme, menurut teori ini belajar merupakan akibat adanya

interaksi antara stimulus dan respon. Respon yang terjadi dapat disebabkan oleh

adanya stimulus yang dikondisikan (conditioned stimulus) atau yang tidak

dikondisikan (unconditioned stimulus). Teori behaviorisme memandang bahwa

Page 39: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

49

belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati dan dapat diukur, diprediksi

dan dikontrol. tidak menjelaskan perubahan internal pada diri siswa. Proses

belajar dapat terjadi dengan bantuan media (alat). Pendapat Thorndike (dalam

Herpratiwi 2009 : 8), mengatakan bahwa untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku harus mengikuti hukum-hukum: 1) hukum kesiapan (law of

readiness) yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan

tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan

kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat; (2) hukum latihan (law

of exercise) yaitu semakin sering suatu tingkah laku diulang/dilatih/digunakan

maka asosiasi tersebut akan semakin kuat; dan (3) hukum akibat (law of effect)

yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya

menyenangkan dan cenderung diperlemah jika tidak memuaskan.

Dalam pembelajaran Biologi Multimedia Interaktif muncul sebagai akibat

perkembangan teknologi yang begitu pesat dan upaya pengintegrasian TIK dalam

pembelajaran. Di dalam Multimedia Interaktif, stimulus muncul dengan

disajikannya latihan-latihan berkaitan dengan materi sedemikian rupa sehingga

siswa dapat merespon dengan cara mengetik atau menekan tombol lalu

difasilitasi dengan umpan balik. Dengan demikian siswa cenderung mengulangan

jika skor yang diinginkan belum tercapai. Adanya tampilan program yang

menarik dapat menimbulkan motivasi siswa sehingga aspek kesiapan belajar juga

akan muncul.

Page 40: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

50

Beberapa prinsip belajar menurut Skinner (dalam Herpratiwi 2009 : 10), yaitu: 1)

hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa dan diberi penguat, 2) proses

belajar harus mengikuti irama dari yang belajar, 3) materi belajar digunakan

sistem modul, 3) pembelajaran lebih mementingkan aktivitas mandiri, 4)

pembelajaran menggunakan shapping. Prinsip-prinsip ini sesuai dengan

pembelajaran dengan Multimedia Interaktif yang programnya menfasilitasi

perbedaan pebelajar, adanya respon benar- salah, adanya penskoran dan unsur

belajar mandiri.

2.1.5.2 Teori Belajar Sibernetik

Ada dua macam proses berpikir menurut Landa (dalam Herpratiwi 2009 : 67),

yaitu algoritmik dan heuristik. Proses berpikir algoritmik adalah proses berpikir

linier, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu. Proses belajar ini akan

berhasil dengan baik jika apa yang hendak dipelajari telah diketahui ciri-cirinya.

Sedangkan proses berpikir heuristik adalah cara berpikir divergen (menyebar),

menuju kebeberapa target sekaligus. Sedangkan menurut Pask dan Scott (dalam

Herpratiwi 2009:68), membedakan proses berpikir itu dalam dua cara berpikir

yaitu cara berpikir Wholist (menyeluruh) dan cara berpikir serialist (bagian).

Teori belajar Sibernetik menekankan pada pemrosesan dan pengolahan informasi.

Asumsi teori ini adalah tidak satupun jenis cara belajar yang ideal untuk segala

situasi, sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Hal ini sejalan

dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Pengembangan

Page 41: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

51

multimedia atau media berbantuan komputer yang menyajikan informasi secara

integral (teks, gambar, audio, animasi dan video) merupakan upaya untuk

mengoptimalkan pemrosesan informasi secara verbal (auditory) dan visual.

Aplikasi teori belajar Sibernetik dalam pembelajaran mencakup beberapa tahapan

yaitu: 1) menentukan tujuan instruksional, 2) menentukan materi pelajaran, 3)

mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut, 4) menentukan

pendekatan belajar sesuai dengan sistem informasi, 5) menyusun materi pelajaran

dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasi, 6) menyajikan materi dan

membimbing siswa belajar (Herpratiwi 2009 : 70).

2.1.5.3 Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat

generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang sudah dipelajari.

Siswa menemukan sendiri dan mentrasformasikan informasi kompleks, mengecek

informasi baru dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Filsafat

konstruktivisme menjadi landasan strategi pembelajaran yang dikenal dengan

student-centered learning. Pembelajaran ini mengutamakan keaktifan siswa

sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan memberi arahan (scaffolding).

Ada tiga penekanan dalam teori belajar konstruktivisme menurut Tasker (1992 :

25-34), yaitu: 1) peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara

bermakna, 2) pentingya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian

Page 42: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

52

secara bermakna, 3) mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang

diterima.

Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif memungkinkan siswa lebih aktif

dalam menggali informasi, memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari

yang mereka pelajari. Multimedia Interaktif dalam fungsinya sebagai

pendampingan belajar menjadi pijakan bagi siswa untuk mengeksplorasi dan

mengelaborasi informasi-informasi yang sedang dipelajari.

2.1.5.4 Teori Belajar Kognitif Multimedia

Terdapat tiga asumsi yang mendasari teori kognitif tentang pembelajaran

multimedia yaitu; dual-chanel (saluran- ganda) asumsi ini menganggap bahwa

manusia memiliki saluran terpisah dalam memproses informasi visual dan

informasi auditori; limited-capacity (kapasitas-terbatas) asumsi ini menganggap

bahwa manusia punya keterbatasan dalam jumlah informasi yang bisa merekak

proses dalam masing-masing saluran pada waktu yang sama; active-processing

(pemrosesan aktif) asumsi ini berpandangan bahwa manusia melakukan

pembelajran aktif dengan memilih informasi masuk yang relevan,

mengorganisasikan informasi-informasi itu ke dalam representasi mental dan

koheren, dan memadukan representasi mental itu dengan pengetahuan lain (Mayer

2009).

Berdasarkan tiga asumsi di atas, dalam pengembangan Multimedia Interaktif agar

terjadi pembelajaran penuh makna dalam lingkungan multimedia, ada beberapa

Page 43: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

53

hal yang dapat dipedomani dalam menentukan material multimedia antara lain; 1)

memilih kata-kata yang relevan untuk pemrosesan dalam memori kerja verbal, 2)

memilih gambar-gambar yang relevan untuk pemrosesan dalam memori kerja

visual, 3) menata kata-kata yang terpilih ke dalam model mental verbal, 4) menata

gambar-gambar yang terpilih ke dalam model mental visual, dan 5) memadukan

presentasi verbal dan visual . Dalam Multimedia Interaktif yang dikembangkan

kata-kata yang terpilih itu disajikan dalam bentuk teks pada layar dan kata-kata

yang diucapkan (dinarasikan) sedangkan gambar yang terpilih dimodifikasi

dengan animasi-animasi yang diselaraskan dengan narasi (kata-kata yang

diucapkan).

2.1.6 Prinsip Belajar Mandiri

Ada beberapa istilah yang mengacu pada pengertian yang sama tentang belajar

mandiri. Menurut Candy (dalam Chaeruman 2007), istilah-istilah tersebut adalah

1) independent learning,2) self-directed learning dan 3) autonomous learning.

Sedangkan Knowles (dalam Chaeruman 2007) menggambarkan belajar mandiri

sebagai suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa

bantuan orang lain untuk: 1)mendiagnosa kebutuhan belajarnya sendiri;

2)merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri; 3)mengidentifikasi sumber-

sumber belajar; 4) memilih dan melaksanakan strategi belajarnya; dan 5)

mengevaluasi hasil belajarnya sendiri

Page 44: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

54

Pendidikan dengan sistem belajar mandiri menurut Institut for Distance Education

of Maryland University seperti dikutip oleh Chaeruman (2007 : 49) merupakan

srategi pembelajaran yang memiliki karakteristik tertentu yaitu:

1) Membebaskan pebelajar untuk tidak harus berada pada satu tempat dalam satu

waktu.

2) Disediakan berbagai bahan (material) termasuk panduan belajar dan silabus

rinci serta akses ke semua penyelenggara pendidikan yang member layanan

bimbingan, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pebelajar, dan

mengevaluasi karya-karya pebelajar.

3) Komunikasi antara pebelajar dengan instruktur atau tutor dicapai melalui satu

kombinasi dari beberapa teknologi komunikasi seperti telepon, voice-mail,

konferensi melalui komputer, surat elektronik dan surat menyurat secara

regular.

Mengacu dari berbagai pernyataan para ahli tersebut di atas, ada beberapa unsur

dari konsep belajar mandiri, yaitu:

1) Kebutuhan belajar adalah tanggung jawab pebelajar itusendiri.

2) Pebelajar memegang kendali dalam pengambilan keputusan untuk mencapai

kebutuhan belajarnya tersebut.

3) Dalam upaya mencapaikebutuhan belajarnya tersebut, mereka secara individu

atau kelompok dapat meminta bantuan kepada orang-orang lain yang relevan,

seperti guru/tutor, teman dan lain-lain.

Page 45: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

55

Penyelenggaraan sistem belajar mandiri dilakukan dengan pertimbangan secara

ontologi, epistemilogi, dan aksiologi. Pertimbangan ontologi yaitu ; manusia lahir

dalam keadaan berbeda; manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan

mengembangkan diri sesuai potensi yang ada padanya; dan manusia mempunyai

kemampuan untuk mengubah dan membentuk kepribadiannya. Pertimbangan

epistemologi yaitu; memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang

psikologi, komunikasi, manajemen, dan rekasaya; memecahkan masalah

menyeluruh dan bersistem; mengkaji semua kondisi dan menggunakan teknologi

sebagai proses dan produk untuk memecahkan masalah; adanya efek sinergi.

Sedangkan pertimbangan aksiologi yaitu; dapat mempercepat usaha peningkatkan

mutu kawasaan; tidak diperlukan biaya yang besar; tidak terganggunya kegiatan

organisasi; meningkatkan mutu pelayanan (Miarso 2004 : 250).

Selanjutnya menurut Miarso, paling sedikit ada dua hal untuk dapat melaksanakan

belajar mandiri yaitu: 1) digunakannya program belajar yang mengandung

petunjuk untuk belajar sendiri oleh peserta didik dengan bantuan guru yang

minimal, dan 2) melibatkan siswa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat simpulkan bahwa belajar

mandiri merupakan belajar terprogram atau terencana secara matang. Belajar

mandiri pada prinsipnya adalah berdasarkan kebutuhan si pebelajar yang harus

terpenuhi dengan motivasi intrinsik yang tinggi pada diri siswa dan minimalisasi

keterlibatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Salah satu bantuan untuk

Page 46: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

56

belajar mandiri adalah program pembelajaran yang dibuat atau dikembangkan

dalam media komputer yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan

pembelajaran. Walaupun belajar mandiri bersifat individual namun pada

pelaksanaannya dapat saja terjadi social learning yaitu berkolaborasi dengan

siswa lainnya untuk mendiskusikan masalah yang terdapat pada program.

2.1.7 Standar Isi Bidang Studi Biologi SMA Kelas XI IPA Semester Genap

Media pembelajaran interaktif yang dikembangkan mengacu pada standar isi

bidang studi Biologi SMA kelas XI IPA semester genap, yaitu standar kompetensi

ke-3, dan kompetensi dasar 3.3, 3.5, dan 3.7. Tabel mengenai SK dan KD

tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2 SK dan KD Biologi SMA Kelas XI, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Menjelaskan struktur dan fungsi

organ manusia dan hewan

tertentu, kelainan dan/atau

penyakit yang mungkin terjadi

serta implikasinya pada

Salingtemas

3.3 Menjelaskan keterkaitan antara struktur,

fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit

yang dapat terjadi pada sistem pencernaan

makanan pada manusia dan hewan

(misalnya ruminansia)

3.5 Menjelaskan keterkaitan antara struktur,

fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit

yang dapat terjadi pada sistem ekskresi

pada manusia dan hewan (misalnya pada

ikan dan serangga)

3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur,

fungsi, dan proses yang meliputi

pembentukan sel kelamin, ovulasi,

menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan

pemberian ASI, serta kelainan/penyakit

yang dapat terjadi pada sistem reproduksi

manusia

(Sumber Dediknas Tahun 2006)

Page 47: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

57

2.2 Penelitian Sejenis yang Relevan

Beberapa penelitian sejenis yang relevan dengan penelitian dan pengembangan

yang dilakukan oleh peneliti, antara lain:

Sunandar (2010), dalam penelitiannya membuat media pembelajaran

Programmable Logic Controller (PLC) dalam bentuk visual menggunakan

Macromedia Flash 8 yang dilengkapi dengan animasi materi dan contoh aplikasi

sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK). Perancangan media melalui beberapa tahap, yaitu: (1) tahap

desain, (2) tahap produksi, dan (3) tahap evaluasi. Subyek dari penelitian ini

adalah ahli media, ahli materi dan siswa jurusan Teknik Pemanfaatan Tenaga

Listrik SMK PIRI 1 Yogyakarta. Obyek dari penelitian ini adalah media

pembelajaran Programmable Logic Controller (PLC) dilihat dari segi kelayakan

dan penggunaan media pembelajaran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Media Pembelajaran divisualisasikan

dengan animasi sehingga dapat memberikan gambaran dan imajenasi siswa dalam

mempelajari PLC. Validasi kelayakan program oleh ahli media diperoleh nilai

90% (sangat baik), hasil validasi oleh ahli materi diperoleh nilai 85% (baik) dan

pengujian program kepada siswa memperoleh nilai 78% (baik). Hasil uji

penggunaan kepada 29 siswa dengan rerata nilai hasil pre-test sebesar 37,3793

dan rerata nilai hasil post-test sebesar 60,2759 sehingga diperoleh peningkatan

nilai sebesar 22,8966

Page 48: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

58

Side (2009), melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul Penggunaan

Media Animasi dalam Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Makasar. Masalah yang

dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai penggunaan media animasi untuk

meningkatkan prestasi belajar biologi siswa. Metode yang digunakan adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: penggunaan media animasi dalam

pembelajaran langsung meningkatkan prestasi belajar Biologi siswa kelas VIII

SMPN 13 Makasar dari nilai 70,32 menjadi 76,34.

Sulatra (2011), melakukan penelitian dan pengembangan terdiri atas tiga tahap

dengan tujuh langkah. Tahap pertama, pra-pengembangan model terdiri dari 2

langkah; 1) penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan

pengembangan. Tahap kedua, pengembangan model, terdiri dari 3 langkah;

3)mengembangkan bentuk produk MMIMG; 4) Uji lapangan produk awal, 5)

revisi produk awal untuk menghasilkan produk utama . Tahap ketiga, penerapan

model, terdiri dari 2 langkah; 6) Uji coba lapangan produk utama, 7) revisi produk

utama untuk menghasilkan produk operasional.

Produk akhir dari penelitian pengembangan ini berupa paket program MMIMG untuk

pembelajaran Biologi kelas X SMAdan telah dilakukan evaluasi oleh ahli materi, ahli

media dan uji terbatas dengan hasil bahwa; 1) Produk MMIMG yang berhasil

dikembangkan dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi pada siswa kelas X

SMA YP Unila Bandar Lampung; 2) Pembelajaran geometri pada pelajaran Biologi

Page 49: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

59

SMA Kelas X dengan menggunakan produk MMIMG lebih efektif untuk

meningkatkan kompetensi siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional; 3)

produk MMI MG memiliki daya tarik yang baik.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam materi pembelajaran Biologi banyak terdapat materi-materi yang bersifat

abstrak, antara lain pada materi ajar tentang sistem pencernaan makanan, sistem

ekskresi dan sistem reproduksi pada manusia. Di sisi lain dalam proses belajar,

materi ajar dapat diserap oleh siswa dengan persentase yang berbeda-beda,

tergantung bagaimana proses belajar itu dilakukan. Menurut pusat pengembangan

kurikulum dinas pendidikan dasar dan menengah, bahwa hasil belajar dapat

diperoleh dari : 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30%

dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa

yang kita katakana dan 90% atau lebih peserta didik diharuskan membaca,

mendengar, memperhatikan/melihat, bertanya dan menjelaskan serta belajar

sambil melakukan.

Agar peserta didik dapat mencapai penguasaan belajar 90% atau lebih, maka

harus didukung dengan sarana multimedia yang interaktif, sehingga peserta didik

dapat mengalami pengalaman belajar, baik mendengar, melihat, mengatakan

sampai melakukan tentang apa yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, sangat

diperlukan media agar pembelajaran dapat maksimal, dapat membantu guru dan

peserta didik memperjelas kompetensi yang sedang dipelajari. Atas dasar

Page 50: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori ...digilib.unila.ac.id/557/3/Triwahyu Handoyo_Bab II.pdf · psikologi pembelajaran adalah mengkaji mengapa, bilamana, dan bagaimana

60

pemikiran tersebut, maka telah dikembangkan multimedia yang bersifat interaktif,

berbasis animasi menggunakan adobe flash . Melalui multimedia interaktif ini,

diharapkan guru akan lebih mudah menyampaikan materi pelajaran kepada

pembelajar, sebaliknya pebelajar akan lebih tertarik dan lebih mudah memahami

materi ajar yang sedang dipelajari. Melalui pengembangan multimedia interaktif

mata pelajaran biologi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

2.4.1 Multimedia interaktif yang dikembangkan lebih efektif untuk

membelajarkan materi-materi yang sifatnya abstrak dan sulit dicari contoh

nyata di sekitar siswa, dibandingkan dengan pembelajaran yang

menggunakan media lain.

2.4.2 Multimedia interaktif yang dikembangkan lebih menarik, dibandingkan

dengan pembelajaran yang menggunakan media lain.

2.5 Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah:

1. CD pembelajaran yang berisi tentang multimedia interaktif mata pelajaran

Biologi kelas XI IPA SMA berbasis animasi menggunakan adobe flash.

2. Buku panduan penggunaan multimedia interaktif.