analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah …repository.uinjambi.ac.id/557/1/ses141380 m. zulfan...

99
i ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM PROVINSI TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ekonomi Syariah Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Oleh: M. Zulfan Arif NIM : SES 141380 KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM

    PROVINSI TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

    Dalam Ekonomi Syariah

    Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Oleh:

    M. Zulfan Arif

    NIM : SES 141380

    KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    PERSEMBAHAN

    Sebagai ucapan terima kasih, cinta dan kasih sayang yang tulus,

    kupersembahkan skripsi ini kepada:

    Ayahandaku Jemangin dan Ibundaku Nur Fadiah yang telah berusaha

    mengasuh, mendidik dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang, tanpa

    mengenal lelah demi kesuksesanku serta motivasi yang tak pernah henti

    tercurahkan sehingga aku lebih semangat untuk menyelesaikan skripsi ini,

    tidak terkecuali atas doa dari ayahanda dan ibunda yang selalu menyertai

    setiap langkahku dalam menuntut ilmu, dan untuk adiku tersayang M. Agung

    Fahri Husaini terima kasih atas do’a dan dukungannya selama ini yang telah

    hadir dalam hidupku dan penuh kasih sayang.

    Terima kasih saya ucapkan kepada pembimbing saya Bapak Dr. Novi

    Mubyarto, SE.,ME (pembimbing I) dan bapak Addiarrahman, S.HI,.M.SI

    (pembimbing II) yang selalu sabar dalam membimbing dan mengarahkan

    saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Terimah kasih untuk Desi Oktariani, Riski, Dedek Nur Efendi, Rian,

    Rezza, Ojik, Mas kip, Ica, Lana Squad LEGEND FC dan sahabat Ekonomi

    Syariah angkatan 2014 khusunya akuntansi A, terimakasih atas dukungan

    kalian semua.

  • vi

    OMOOM

    َفِإْن َأْرَضْعَن َلُكْم َفآُتوُهنَّ ُأُجوَرُهنَّ

    :aynitrA

    “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu maka berikanlah

    kepada mereka upahnya.” (QS. AthTholaq: 6).

  • vii

    ABSTRAK

    Penelitian ini berjudul pengaruh pertumbuhan ekonomi, dan upah minimum provinsi

    terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jambi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

    pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum provinsi terhadap kesempatan

    kerja di Provinsi Jambi

    Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif kualitatif dan

    analisis kuantitatif menggunakan alat analisis yaitu regresi linier berganda

    pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Software Microsoft Excel

    dan Eviews.

    Adapun hasil uji secara silmultan menunjukan bahwa seluruh variabel independent

    yaitu pertumbuhan ekonomi dan upah minimum provinsi memiliki pengaruh

    signifikan terhadap kesempatan kerja, sedangkan di uji secara parsial menunjukan

    bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja, dan

    upah minimum provinsi berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja.

    Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, upah minimum provinsi dan kesempatan kerja.

  • viii

    ABSTRACT

    This study is the definition of economic growth, and provincial minimum wage for

    employment in Jambi Province. The objective of this research is to know economic

    growth and provincial minimum wage for employment in Jambi Province

    The analysis method used is qualitative analysis and quantitative analysis by using

    multiple linear regression analysis. Data processing is done by using Microsoft Excel

    Software program and Eviews.

    The results of the research together show that the independent variable is the

    economic growth and minimum wage of the province which has significant to

    employment, whereas in most respondents indicate that economic growth has

    significant effect to wage, and provincial minimum wage has significant effect to

    employment.

    Keywords: economic growth, provincial minimum wage and employment.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

    penyelesaian skripsi ini penulis selalu di berikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa iringan

    sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

    Skripsi ini diberi judul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah

    Minimum Provinsi Terhadap Kesempatan Kerja Di Provinsi Jambi” disusun

    untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program Sarjana Ekonomi Syariah Strata

    Satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan

    dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam

    penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan

    dan bimbingan dari pembimbing I Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME dan bapak

    Addiarrahman, S.HI,.M.SI (pembimbing II) maka skripsi ini dapat terselesaikan

    dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

    ucapan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA., selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

    STS Jambi.

    3. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

  • x

  • xi

    DAFTAR ISI

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................... i

    LEMBAR NOTA DINAS ................................................................................... ii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................... iii

    LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. iv

    MOTTO ............................................................................................................... v

    ABSTRAK ........................................................................................................... vi

    ABSTRACT .......................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

    D. Manfaat penelitian ............................................................................... 5

    LANDASAN TEORI

    A. Tenaga Kerja ............................................................................... 6

    B. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja .................................. 10

    C. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja ............................................... 13

    D. Pertumbuhan Ekonomi ............................................................... 15

    E. Faktor – factor Pertumbuhan Ekonomi ....................................... 16

    F. Teori Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 20

    G. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja .... 23

    H. Tingkat Upah .............................................................................. 24

    I. Pengaruh Upah terhadap kesempatan kerja ................................. 27

    J. Penelitian Sebelumnya................................................................. 30

  • xii

    K. Kerangka Pemikiran ................................................................... 33

    L. Hipotesis ..................................................................................... 34

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 35

    B. Metode Analisis Data .......................................................................... 35

    C. Alat Analisis Data ................................................................................ 36

    D. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 37

    D. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 39

    E Operasional Variabel ............................................................................ 41

    BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

    A. Geografis ............................................................................................ 42

    B. Penduduk ............................................................................................. 43

    C. Ketenagakerjaan .................................................................................. 45

    D. Struktur Ekonomi Provinsi Jambi ....................................................... 47

    E. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi ....................... 49

    F. Sektor – Sector Utama Penompang Ekonomi Jambi ........................... 51

    G. Perkembangan Kesempatan Kerja Provinsi Jambi .............................. 54

    H. Perkembangan Upah Minimum Provinsi Jambi .................................. 55

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Proviunsi

    Terhadap Kesempatan Kerja Provinsi Jambi ..................................... 59

    a. Hasil Estimasi Regresi data Panel ................................................ 59

    b. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 60

    c. Koefisien Determinasi .................................................................. 62

    d. Uji Hipotesis Penelitian ................................................................ 63

    B. Interprestasi Hasil ..................................................................................... 64

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 68

    B. Saran .................................................................................................... 68

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Luas Daerah dan Persentase Luas Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi……… 42

    Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut KabupatenKota, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis

    Kelamin Provinsi Jambi……………………………………………………... 44

    Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Provinsi….. 45

    Tabel 3.4 Jumlah Struktur Ketenagakerjaann di Provinsi Jambi………………………. 46

    Tabel 3.5 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

    Berlaku Provinsi Jambi……………………………………………………… 48

    Tabel 3.6 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi ........................................................... 50

    Tabel 3.7 Rata – Rata Kontribusi PDRB Sektor Provinsi Jambi...…………….............. 52

    Tabel 3.8 Kesempatan Kerja Provinsi Jambi…………................................................... 54

    Tabel 3.9 Upah Minimum Provinsi Jambi ……............................................................. 56

    Tabel 4.1 Hasil Persamaan Regresi Data …………………..……….............................. 59

    Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas…………….................................................................... 60

    Tabel 4.3 Uji Heterokedasitas………………………………………………………….. 61

    Tabel 4.4 Uji Autokorelasi……………………………………………………...……… 62

    Tabel 4.5 Uji t Statistik……………………………………………............................... 63

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Skema Penduduk dan Tenaga Kerja………….................................................... 9

    Gambar 2.2 Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja…….................................................... 12

    Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran…………................................................................. 34

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesempatan kerja merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia (Human

    Basic Needs) yang tidak ada bedanya dengan sandang, pangan dan papan serta juga

    merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat

    keberhasilan ekonomi suatu daerah. Yang mana kesempatan kerja dapat

    memperlihatkan tingkat partisipasi masyarakat suatu Negara dalam membangun

    perekonomiannya. Selain itu, indikator ini dapat digunakan sebagai tolak ukur

    keberhasilan pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonominya.

    Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat jumlah angkatan

    kerja yang semakin besar pula.Ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang

    mencari pekerjaan atau menganggur.Agar dapat dicapai keadaan yang seimbang

    maka seyogyanya mereka semua dapat tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok

    dan sesuai dengan keinginan serta keterampilan mereka. Ini akan membawa

    konsekuensinya bahwa perekonomian harus selalu menyediakan lapangan-lapangan

    pekerjaan bagi angkatan kerja baru.

    Seiring dengan tuntutan akan kemajuan pertumbuhan ekonomi yang pesat di

    Provinsi Jambi pada umumnya diperlukan tenaga-tenaga kerja yang professional. Hal

    ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas usaha yang tinggi dan untuk

    meningkatkan taraf hidup para pekerja, mengingat masih tingginya tingkat taraf hidup

  • 2

    kemiskinan masyarakat. Provinsi Jambi memiliki jumlah Penduduk sebesar

    3.317.034 jiwa pada tahun 2016, Provinsi Jambi memiliki 9 Kabupaten dan 2 Kota,

    yaitu Kerinci, Merangin, Sarolangun, Batanghari, Tanjung Jabung Timur, Tanjung

    Jabung Barat, Muaro Jambi, Tebo, Bungo, Jambi dan Sungai Penuh, yang masalah

    Ketenagakerjaan di Provinsi Jambi sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup

    memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur yaitu 67.671 jiwa pada Tahun

    2016, Pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.1

    Berdasarkan data tenaga kerja di Provinsi Jambi pada tahun 2013 sebesar

    1.423.624 jiwa, meningkat pada tahun 2014 sebesar 1.473.975 jiwa, dan pada tahun

    2015 meningkat kembali menjadi sebesar 1.524.326 jiwa dan pada tahun 2016

    kembali meningkat menjadi 1.623.115 jiwa .2 Pertumbuhan angkatan kerja secara

    tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan

    ekonomi, jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat

    produksi. 3

    Kesempatan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah

    pertumbuhan ekonomi, investasi, upah, dan pengeluaran pemerintah, perubahan pada

    faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat kesempatan kerja. Adanya

    kesempatan kerja ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan

    1Badan Pusat Statistik (BPS):2016diakses dari http://www.bps.go.id

    2Badan Pusat Statistik (BPS) diakses dari http://www.bps.go.id/,

    3Badan Pusat Statistik (BPS):2016diakses dari http://www.bps.go.id

    http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

  • 3

    kegiatan ekonomi yang menjadi sumber pendapatan sehingga dapat memenuhi

    kebutuhan hidupnya.4

    Factor yang mempengaruhi kesempatan kerja di Provinsi Jambi antara lain

    adalah pertumbuhan ekonomi dan upah minimum provinsi. Pertumbuhan ekonomi

    merupakan alat indikator utama sebelum indikator lainnya.Ini menjelaskan mengapa

    pemerintah sering hanya menekankan tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi

    yang tinggi tetapi mengabaikan indikator pembangunan lainnya, terlebih fakta yang

    terjadi di masyarakat.Seringkali, tingginya pertumbuhan ekonomi tidak menjangkau

    kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah.5

    Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi dalam beberapa tahun terakhir

    mengalami fluktuasi akan tetapi cenderung meningkat. Pada tahun 2013 pertumbuhan

    ekonomi sebesar 7.88 persen, pada tahun 2014 meningkat kembali sebesar 7.18

    persen, pada tahun 2015 meningkat kembali sebesar 4.15 persen, dan pada tahun

    2016 meningkat kembali menjadi 4.52 persen. Pertumbuhan ekonomi jika di

    bandingkan pada tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi tersebut cukup rendah jika

    dibandingkan tahun sebelumnya6.

    Semua ini secara intuitif tampaknya telah dipahami oleh para pengambil

    kebijakan.Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah dalam rangka

    4 Badan Pusat Statistik. 2007. Memahami Data Strategis yang Dihasilkan BPS. Jakarta. 5Kembar, Sri-Budhi, M. 2010.Memaknai Bias-Bias Kinerja Indikator Pembangunan

    Kaitannya Dengan Kesejahteraan.Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu

    Ekonomi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.Denpasar : Universitas

    Udayana 6Badan Pusat Statistik (BPS):2016diakses dari http://www.bps.go.id

  • 4

    meningkatkan kesempatan kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran yang

    berimplikasi terhadap lambatnya laju pertumbuhan ekonomi, mengingat semakin

    meningkatnya jumlah angkatan kerja baru yang memasuki pasar kerja7.

    Factor lain yang mempengaruhi kesempatan kerja adalah upah minimum

    provinsi, pada tahun 2013 UMP sebesar Rp. 1.300.000, meningkat pada tahun 2014

    menjadi Rp.1.502.300, pada tahun 2015 UMP kembali meningkat menjadi

    Rp.1.710.000 dan pada tahun 2016 UMP meningkat kembali sebesar Rp.1.900.000.

    dampak positif dari penetapan upah dilihat dari sisi penawaran tenaga kerja dengan

    kenaikan tingkat upah maka meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja,

    sedangkan dampak negatifnya dari sisi pemerintah semakin tinggi tingkat upah yang

    ditetapkan maka hal tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang

    bekerja di daerah tersebut8.

    Perkembangan kesempatan kerja dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.

    Namun jika dilihat dari jumlah tingkat Pengangguran Terbuka ini tergolongan relatif

    besar dikarenakan jumlah pengangguran dan bukan angkatan kerja yang masih tinggi

    ini akan berdampak pada kesempatan kerja yang ada di Provinsi Jambi yang masih

    relatif rendah dimana jumlah kesempatan kerja yang tersedia selalu berada di

    bawahnya terutama bila dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja dengan

    kesempatan kerja. Terlihat bahwa Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jambi dalam

    7Kembar, Sri-Budhi, M. 2010.Memaknai Bias-Bias Kinerja Indikator Pembangunan

    Kaitannya Dengan Kesejahteraan.Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu

    Ekonomi Pembangunan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.Denpasar : Universitas

    Udayana 8Badan Pusat Statistik (BPS):2016diakses dari http://www.bps.go.id

  • 5

    kurun waktu tersebut masih rendah. Kondisi ini tentunya akan menciptakan dampak

    antara Angkatan Kerja dengan Kesempatan Kerja yang tersedia sehingga

    Pengangguran akan senantiasa ada dan menjadi masalah yang harus terus dicari

    pemecahannya untuk diminimalisir jumlahnya setiap tahun (Nasrullah, 2016) 9

    .

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian maka yang diambil suatu rumusan

    masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana Pengaruh Secara Silmultan Pertumbuhan Ekonomi, Upah

    Terhadap Kesempatan Kerja Provinsi Jambi Tahun 2001-2016 ?

    2. Bagaimana Pengaruh Secara Parsial Pertumbuhan Ekonomi, Upah Terhadap

    Kesempatan Kerja Provinsi Jambi Tahun 2001-2016 ?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan diadakannya penelitian ini

    adalah :

    1. Untuk Mengetahui dan Menganalisis Pengaruh Secara Silmultan

    Pertumbuhan Ekonomi, Upah Terhadap Kesempatan Kerja Provinsi Jambi

    Tahun 2001-2016.

    2. Untuk Mengetahui dan Menganalisis Pengaruh Secara Parsial Pertumbuhan

    Ekonomi, Upah Terhadap Kesempatan Kerja Provinsi Jambi Tahun 2001-

    2016.

    9M.Nasrullah (2016), Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Kabupaten dan

    Kota di Provinsi Jambi. Jurnal. Uiversitas Jambi

  • 6

  • 7

    D. Manfaat Penelitian

    1. Akademis

    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengembangan dalam

    ekonomi sumber daya manusia untuk menambah dan memperkaya

    khasanah terhadap ilmu pengetahuan yang ada dan dapat bermanfaat

    bagi fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Islam Negeri Syarifuddin

    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

    kepada peneliti lain atau para akademisi yang akan meneliti lanjutan

    atau penelitian lain yang sejenis.

    2. Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

    pemerintah daerah khususnya pemerintah Provinsi Jambi atau lembaga

    lembaga yang terkait dalam menetapkan target dan kebijakan mengenai

    pemanfaatan ekonomi sumber daya manusia.

  • 8

    LANDASAN TEORI

    A. Tenaga Kerja

    Menurut Simanjuntak (2000), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah

    atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan

    lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan

    mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi mereka secara fisik mampu

    dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. Mulyadi (2003) menyatakan bahwa tenaga

    kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk

    dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

    terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas

    tersebut. Al Qur’an telah memberi penekanan yang lebih terhadap tenaga manusia. Ini

    dapat dilihat dari petikan surat An Najm:

    َوَأى لَّْيَس ِلْلِئًَساِى ِإلَّا َها َسَعى

    Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang

    diusahakannya.”(An Najm: 39)

    Siapa yang bekerja keras akan mendapat ganjaranmasing-masing yang

    sewajarnya. Prinsip tersebut belaku bagi individu dan juga Negara. Al Qur’an

    menunjukkan prinsip asas tersebutdalam surat Al Anfaal:

    ًُْفِسِهْن َوَأىَّ اللََّه َعِليٌوَسِويٌع ًَْعَوَها َعَلىٰ َقْىٍم َحتَّىٰ ُيَغيُِّروا َها ِبَأ َوًتًِْع َأ َذِٰلَك ِبَأىَّ اللََّه َلْن َيُك ُهَغيًِّرا

    Artinya: “Demikian itu karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah

    suatu nikmat yang telah dianugerahkan terhadap suatu kaum hingga kaumitu

  • 9

    merubah apa yng ada pada mereka sendiri dan sesungguhnyaAllah Maha

    Mendengar Lagi Maha Mengetahui”. Al Anfaal:53)

    Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batas

    umur. Pada awalnya batasan umur penggolongan tenaga kerja di Indonesia sejak

    tahun 1971 adalah bilamana seseorang sudah berumur 10 tahun atau lebih. Pemilihan

    batasan umur ini berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak

    penduduk bekerja atau mencari pekerjaan. Dengan bertambahnya kegiatan

    pendidikan dan penetapan kebijakan wajib belajar 9 tahun, maka jumlah penduduk

    dalam usia sekolah yang bekerja berkurang.

    Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau

    berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.

    Sedangkan pengangguran adalah mereka tang tidak bekerja sama sekali atau bekerja

    kurang dari satu jam selama semingu sebelum pencacahan dan berusaha mencari

    pekerjaan.

    Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang selama

    seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan baik yang bekerja maupun yang sementara

    tidak bekerja karena suatu sebab seperti sedang menunggu panen, pegawai cuti dan

    sebagainya. Di samping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang

    mencari pekerjaan atau mengharapkan dapat bekerja juga dimaksudkan dalam

    angkatan kerja (Anonim, 2008), dimaksud dengan mencari pekerjaan adalah

    penduduk yang beruaha mendapatkan pekerjaan, termasuk didalamnya mereka yang

  • 10

    belum pernah bekerja dan mereka yang sudah bekerja tetapi karena suatu hal berhenti

    atau diberhentikan. Dengan demikian dari penjelasan diatas akan lebih mudah

    dipahami dengan memperhatikan rumus berikut ini.

    TK = AK + BAK

    Dimana

    TK = Tenaga Kerja

    AK = Angkatan Keraja

    BAK = Bukan Angkatan Kerja

    Menurut para ahli ekonomi ada beberapa bentuk strategi pekerjaan yang

    komprehensif untuk memperbaiki situasi pekerjaan yang dianggap serius yaitu : 1)

    menciptakan keseimbangan ekonomi pedesaan, perkotaan yang sesuai, 2) perluasan

    industri-industri kecil dengan intensifikasi tenaga kerja, 3) pengurangan distorsi

    harga, 4) memilih teknologi produksi itensifikasi tenaga kerja yang sesuai, 5)

    memperbaharui hubungan langsung antara pendidikan dengan pekerjaan.

    Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional pada tahun 2001, batas umur

    penggolongan kerja yang semula 10 tahun atau lebih dirubah menjadi 15 tahun atau

    lebih. Indonesia tidak menggunakan batas umur maksimum dalam pengelompokkan

    usia kerja karena belum mempunyai jaminan sosial nasional. Hanya sebagian kecil

    penduduk Indonesia yang menerima tunjangan di hari tua, yaitu pegawai negeri dan

    sebagian kecil pegawai perusahaan swasta. Berikut ini adalah skema pergolongan

    semua penduduk tersebut dapat dilihat pada diagram ketenagakerjaan .

  • 11

    Gambar 2.1 Skema Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja

    Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur didalam batas usia kerja.

    Tenaga kerja dibagi dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukanangkatan

    kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang terlibatatau berusaha

    untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barangdan jasa. Angkatan

    kerja terdiri dari golongan bekerja serta golongan menganggurdan mencari pekerjaan.

    Bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak

    mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja

    terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan

    golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok ini

    sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok

    ini sering juga dinamakan sebagai angkatan kerja potensial (potensial labor force).

  • 12

    Angkatan kerja dalam suatu perekonomian digambarkan sebagai penawaran

    tenaga kerja yang tersedia dalam pasar tenaga kerja. Angkatan kerja dibedakan

    menjadi dua subkelompok yaitu pekerja danp penganggur. Pekerja adalah orang-

    orang yang bekerja, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan memang

    sedang bekerja serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu

    sedang tidak bekerja. Dikategorikan sebagai pekerja apabila waktu minimum bekerja

    yaitu selama satu jam selama seminggu yang lalu untuk kegiatan produktif sebelum

    pencacahan dilakukan. Adapun yang dimaksud dengan penganggur adalah orang

    yang tidak mempunyai pekerjaan atau berusaha mencari kerja dan belum bekerja

    minimal satu jam selama seminggu yang lalu sebelum dilakukan pencacahan.

    Golongan bekerja dibedakan pula menjadi dua dua sub kelompok yaitu bekerja

    penuh dan setengah pengangguran. Menurut pendekatan pemanfaatan tenaga kerja,

    bekerja penuh adalah pemanfaatan tenaga kerja secara optimal dari segi jam kerja

    maupun keahlian. Sedangkan setengah menganggur adalah mereka yang kurang

    dimanfaatkan dalam bekerja diukur dari segi jam kerja, produktivitas tenaga kerja dan

    penghasilan yang diperoleh

    B. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

    Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan terhadap

    barang dan jasa. Orang membeli barang karena barang tersebut memberikan

    kegunaan (utility) terhadap si pembeli. Akan tetapi pengusaha memperkerjakan

    seseorang itu membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada

    masyarakat atau konsumen. Dengan kata lain pertambahan permintaan pengusaha

  • 13

    terhadap tenaga kerja tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap

    barang yang diproduksi. (Sudarsono, 1992) Permintaan adalah suatu hubungan antar

    harga dan kuantitas. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja adalah

    hubungan antar tingkat upah (harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang

    dikehendaki untuk dipekerjakan dalam jangka waktu tertentu. Islam mendorong

    umatnya untuk bekerja dan memproduksi, bahkan menjadikannya sebagai sebuah

    kewajiban terhadap orang-orang yang mampu, lebih dari itu Allahakan memberi

    balasan yang setimpal yang sesuai dengan amal/kerja sesuai dengan firman Allah

    dalam QS an-Nahl(16) ayat 97:

    ٌَُّهْن َأْجَرُه ٌَْجِزَي ٌَُّه َحَياًة َطيَِّبًت َوَل ٌُْحِيَي ًَْثى َوُهَى ُهْؤِهٌي َفَل ًُىا َيْعَوُلىَىَهْي َعِوَل َصاِلًحا ِهْي َذَكٍر َأْو ُأ ْن ِبَأْحَسِي َها َكا

    Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

    perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan

    kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada

    mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

    Teori permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan seberapa banyak

    suatu lapangan usaha akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat upah

    pada suatu periode tertentu. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan

    permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Masyarakat membeli barang karena

    barang tersebut memberikan kegunaan kepada konsumen. Akan tetapi bagi

    pengusaha mempekerjakan seseorang bertujuan untuk membantu memproduksi

    barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat. Dengan kata lain, pertambahan

    permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung dari pertambahan permintaan

  • 14

    masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Oleh karena itu, permintaan akan

    tenaga kerja merupakan permintaan turunan.

    Penyerapan tenaga kerja merupakan gambaran dari seberapa besar kemampuan

    suatu sektor ekonomi dalam menyerap angkatan kerja baru atau menyediakan

    lapangan kerja baru dalam proses pembangunan. Kebutuhan tenaga kerja pada sektor

    ekonomi sering tidak seimbang dengan perkembangan dalam penyediannya sehingga

    menimbulkan permasalahan dalam ketenagakerjaan. Dalam hubungannya dengan

    penawaran tenaga kerja menurut Simanjuntak (1985) berasumsi bahwa penawaran

    tenaga kerja akan bertambah bila tingkat upah bertambah, sebaliknya permintaan

    tenaga kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat, dengan asumsi bahwa

    semua tingkat mempunyai informasi yang lengkap mengenai pasar, maka teori ini

    beranggapan bahwa penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja.

    Keadaan ini dilukis oleh kurva ss dalam gamabar 2.1.2. sebaliknya permintaan

    tenaga kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat. Hal ini dilukiskan dengan

    kurva DD pada gambar tersebut, dengan asumsi bahwa semua tingkat mempunyai

    informasi yang lengkap mengenai pasar, maka teori ini beranggapan bahwa

    penawaraan tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja (lihat LE) dengan

    demikian tidak ad pengangguran. Dalam kenyataan keseimbangan (titik E) tidak

    pernah tercapai karenaa informasi pasar memang tidak pernah sempurna dan

    hambatan institusional selalu ada. Pada tingkat upah Wi penawaran tenaga kerja

    sebanyak Ls, sedangkan permintaan hanya sebesar Ld, selisih antara Ls dan Ld

    merupakan jumlah pengangguran.

  • 15

    Gambar 2.2. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja

    Upah

    Wi S

    We E

    D

    0 Ld Le Ls Tenaga Kerja

    Permintaan tenaga kerja pada suatu perusahaan atau industri tergantung pada

    besar kecilnya kebutuhan perusahaan dalam memenuhi proses produksinya. Suswono

    dan Sulistianinsih (1993) menyebutkan bahwa penyerapan tenaga kerja atau jumlah

    lapangan kerja tergantung pada pertumbuhan ekonomi, semakin besar pertumbuhan

    ekonomi maka semakin besar tenaga kerja yang terserap. Penyerapan tenaga kerja

    atau lapangan pekerjaan tergantung pada kemampuan sistem ekonomi untuk bisa

    menyerap atau memperkerjakan secara produktif tambahan tenaga kerja ini, untuk

    kemampuan ini berhubungan dengan tingkat dan jenis akumulasi modal dan faktor-

    faktor lain yang berhubungan dengan itu.

    Untuk mengatasi masalah yang timbul sebagai akibat dari terjadinya

    kesenjangan antara kebutuhan dan permintaan tenaga kerja oleh sektor-sektor

    ekonomi dengan penyediaan tenaga kerja, maka diperlukan berbagai upaya untuk

    meningkatkan produktivitas kerja.

  • 16

    Penawaran adalah suatu hubungan antara harga dan kuantitas. Apabila kita

    menyebutkan soal penawaran suatu komoditi, maka ia merupakan hubungan antara

    harga dan kuantitas komoditi itu yang para pemasok siap untuk menyediakannya.

    Sehubungan dengan tenaga kerja, penawaran adalah suatu hubungan antara tingkat

    upah dengan jumlah tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk

    menyediakannya. Secara khusus, suatu kurva penawaran melukiskan jumlah

    maksimum yang siap disediakan pada setiap kemungkinan tingkat upah untuk periode

    waktu. Sebagai alternatif, kurva penawaran tenaga kerja dapat dipandang, bagi setiap

    kemungkinan jumlah tenaga kerja,

    C. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja

    Menurut Karib dalam Wicaksono (2010), penyerapan tenaga kerja adalah

    diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk melakukan tugas sebagaimana mestinya

    atau adanya suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan

    pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja. Penyeraan tenaga kerja adalah banyaknya

    orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu unit usaha atau lapangan

    pekerjaan. Penyerapan tenaga kerja ini akan menampung semua tenaga kerja apabila

    unit usaha atau lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan

    banyaknya tenaga kerja yang ada. Adapun lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan

    usaha atau instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja (Badan Pusat

    Statistik,2003)

    Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas, menyerap tenaga

    kerja dalam maknanya menghimpun orang atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha,

  • 17

    untuk dapat sesuai dengan kebutuhan usaha itu sendiri. Proses dari usaha-usaha

    kesempatan kerja yang merupakan topik dalam penelitian ini dapat diwujudkan

    apabila pembinaan dan pengembangan industri-industri kecil dapat berjalan dengan

    semestinya, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk dapat mendorong

    perekonomian rakyat. Dalam ilmu ekonomi seperti kita ketahui faktor-faktor produksi

    yang terdiri dari : tanah, modal, tenaga kerja, dan skill. Salah satu faktor tersebut

    adalah tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki

    dalam sektor industri.

    Banyak tenaga kerja yang tersedia tetapi tidak dapat diserap oleh industri hal ini

    dikarenakan keahlian tenaga kerja tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh industri,

    di sinilah perlunya peranan pemerintah untuk melakukan pendidikan atau pelatihan

    terhadap tenaga kerja agar memiliki skill yang dibutuhkan oleh industri. Mengingat

    kesematan kerja yang terbatas tersebut maka pemerintah mengupayakan penciptaan

    lapangan kerja yang nantinya dapat menampung maupun mengurangi tingkat

    pengangguran yang berada ditengah masyarakat melalui penciptaan usaha industri

    kecil.

    Semakin bertambahnya jumlah industri kecil akan membawa dampak sangat

    luas terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan SDM yang terbatas tentunya akan

    menghambat pembangunan itu sendiri, merupakan tugas dan tanggung jawab

    masyarakat secara bersama-sama dengan pemerintah untuk menciptakan lapangan

    pekerjaan serta berpartisipasi menunjang program pemerintah pada peningkatan taraf

  • 18

    hidup yang lebih adil dan merata, lalu pemerintah memberikan bantuan dan

    penyuluhan.

    D. Pertumbuhan Ekonomi

    Menurut Sukirno (2004) pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan

    dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi didalam

    masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Ukuran yang sering

    digunakan dalam menghitung pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Bruto

    (PDB). Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam

    perekonomian yang meneyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

    masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Jadi pertumbuhan

    ekonomi mengukur prestasi perkembangan suatu perekonomian. Dari satu periode ke

    periode lainnya kemampuan suatu negara menghasilakan barang dan jasa meningkat.

    Kemapuan yang meningkat ini disebabkan pertambahan factor-faktor produksi baik

    dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi kan menambah barang modal dan teknologi

    yang digunakan juga kan berkembang. Disamping itu tenaga kerja yang bertambah

    sebagai akibat perkembangn penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan

    keterampilan mereka. Menurut Abdurrahman Yusro (2016), pertumbuhan ekonomi

    telah digambarkan dalam QS. Nuh10-12:16

  • 19

    Artinya: “10. Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada

    Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, 11. Niscaya Dia akan

    mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, 12. Dan membanyakkan harta dan

    anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di

    dalamnya) untukmu sungai-sungai”.

    Dijelaskan pula dalam firman Allah Q.S Al-Ar’raaf 96:

    Artinya:“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,

    pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi

    mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan

    perbuatannya”.

    Dari uraian tersebut dapat dipahami, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup akan

    kita raih selama kita rajin untuk melakukan istighfar (minta ampun). Allah

    menjanjikan rizki yang berlimpah kepada suatu kaum, jika kaum tersebut mau untuk

    bebas dari kemaksiatan dan senantiasa berjalan pada nilai-nilai ketakwaan dan

    keimanan. Akan tetapi, apabila kemaksiatan telah merajalela dan masyarakat tidak

    taat kepada tuhannya, maka tidak akan diperoleh ketenangan dan stabilitas

    kehidupan. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan

    PDB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil darri tingkat

    pertumbuhan penduduk. Atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak.

    (Arsyad, 2010). Pertumbuhan ekonomi dpat bernilai positif dan dapat juga bernilai

    negatif. Jika pada suatu periode pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami

  • 20

    pertumbuhan positif, berarti pada periode tersebut pertumbuhan ekonomi mengalami

    kenaikan.

    E. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

    Terdapat beberapa faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi menurut

    Sukirno (2004) terdapat 4 faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi faktor-

    faktor tersebut diantaranya adalah :

    1. Tanah dan Kekayaan Alam lainnya

    Kekayaan alam akan dapat mempermudah mengembangkan perekonomian

    suatu negara/ daerah dimana pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak

    hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi diluar sektor utama

    (pertanian dan pertambangan) yaitu sektor dimana kekayaan alam terdapat.

    Apabila di negara/daerah tersebut mempunyai kekayaan alam yang dapat

    diusahakan dengan dipercepat, kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan

    tersebut akan menarik pengusaha-pengusaha dari negara lain yang lebih maju

    untuk mengusahakan kekayaan alam tersebut. Modal yang cukup, tekonologi dan

    tekhnik produksi yang modern, dan tenaga-tenaga ahli yang dibawa oleh

    pengusaha-pengusaha tersebut dari luar memungkinkan kekayaan alam itu

    diusahakan secra efisien dan menguntungkan. Peranan penanaman barang

    pertanian untuk ekspor , dan industri pertambangan minyak di dalam menjadi

    penggerak permulaan bagi pertumbuhan ekonomi di negara asia adalah suatu bukti

    yang nyata mengenai besarnya peranan kekayaan alam pada tingkat permulaan

    pertumbuhan ekonomi. Peranan industri pertambangan minyak di dalam

  • 21

    pertumbuhan ekonomi negara-negara timur tengah dan di Brunei adalah bukti lain

    dari besarnya peranan pengembangan kekayaan alam di dalam proses

    pembangunan.

    2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja

    Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong

    maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi. Penduduk yang beratmbah

    akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut memukinkan

    negara tersebut menambah produksi. Disamping itu akibat pendidikan, latihan dan

    pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan bertambah tinggi. Hal ini akan

    menyebabkan produktivitas bertambah dan ini selanjutnya menimbulkan

    penambahan produksi yang lebih cepat daripada penambahan tenaga kerja.

    Selanjutnya perlu diingat bahwa pengusaha adalah sebagian dari penduduk. Maka

    luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara juga bergantung

    kepada pengusaha dalam ekonomi.apabila tersedianya pengusaha dalam sejumlah

    penduduk tertentu adalah lebih banyak, lebih banyak kegiatan ekonomi yang

    dijalankan.

    Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi

    terrutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya belum tinggi

    tetapi telah menghadapi masalah kelebihan penduduk. Sesuatu negara dipandang

    menghadapi masalah kelebihan penduduk apabila jumlah penduduk adalah tidak

    seimbang dengan faktor-faktor produksi lain yang tersedia , yaitu jumlah

    pendudduk jauh berlebihan. Sebagai akibat dari ketidak seimbangan ini

  • 22

    produkivitas marjinal penduduk adalah rendah. Ini berarti pertambahan

    penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan pertambahan di dalam produksi

    nasional, ataupun kalaupun ia bertamabah, pertambahan tersebut adalah terlalu

    lambat dan tidak mengimbangi pertambahan peduduk.

    3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi

    Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan

    pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang sangat kurang maju sekalipun

    barang-barang modal sangat besar perananya dalam kegiatan ekonomi. Tanpa

    adanya alat-alat untuk menangkap ikan dan berburu , alat-alat untuk bercoccok

    tanam dan mengambil hasil hutan, masyarakat yang kurang maju akan menghadapi

    kesusuahan yang lebih banyak lagi dalam mencari makananya sehari-hari. Pada

    masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah mencapai tingkat yang tinggi, yaitu

    jauh lebih modern daripada kemajuan kemajuan yang dicapai oleh suatu

    masyarakat yang masih belum berkembang. Barang-barang modal yang sangat

    bertambah jumlahnya, dan teknologi yang telah menjadi bertambah modern

    memegang peranan penting sekali dalam kemajuan ekonomi yang tinggi itu.

    Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat

    teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang akan tercapai adalah

    jauh lebih rendah daripada yang dicapai pada masa kini. Tanpa adanya

    perkembangan teknologi, produktivitas barang-barang modal tidak akan

    mengalami perubahan dan tetap berada pada tingkat yang sangat rendah. Oleh

    karena itu pendapatan perkapita hanya mengalami perkembangan yang sangat

  • 23

    kecil. Kemajuan ekonomi yang berlaku di berbagai negara terutama ditimbulkan

    oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa efek positif

    dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi

    lebih pesat.

    4. Sikap Sosial dan Sikap Masyarakat

    Sistem sosial dan sikap masyarakat penting perananya dalam mewujudkan

    pertumbuhan ekonomi. Didalam menanalisis mengenai masalah-masalah

    pembangunan di negara-negara berkembang ahli-ahli ekonomi telah menunkkan

    bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius

    kepada pembangunan. Adat istiadat yang tradisional dapat menghambat

    masyarakat untuk menggunakan cara memproduksi yang modren dan produktivitas

    yang tinggi. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi tidak dapat di percepat, juga di

    dalam sistem sosial dimana sebagian besar tanah dimiliki oleh tuan-tuan tanah,

    atau diaman luas tanah yang dimiliki adalah sangat kecil dan tidak ekonomis,

    pembanguna ekonomi tidak akan mencapai tingkat yang diharapkan.

    Sikap masyarakat ini juga dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan

    ekonomi dapat dicapai. Disebagian masyarakat terdapat sikap masyarakat yang

    dapat memberikan dorongan yang besar kepada pertumbuhan ekonomi. Sikap yang

    sedemikan ini antara lain adalah sikap berhemat yang bertujuan untuk

    mengumpulkan lebih banyak uang untuk berinvestasi, sikap yang menghargai

    kerja keras dan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan usaha, sikap yang selalu

    berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.

  • 24

    F. Teori Pertumbuhan Ekonomi

    1. Teori Pertumbuhan Klasik Smith

    Menurut ekonom Klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua

    faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk

    (Arsyad,2010). Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ada tiga yaitu:

    a. Sumber daya alam yang tersedia, merupakan wadah yang paling mendasar

    dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam

    yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan suatu

    perekonomian.

    b. Sumber daya manusia, merupakan peran pasif dalam proses pertumbuhan

    output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan

    kebutuhan akan tenaga kerja.

    c. Akumulasi modal yang dimiliki, Stok modal dapat di identikkan sebagai

    dana pembangunan selain itu, stok modal merupakan unsur produksi yang

    sangat menentukan tingkat pertumbuhan output.

    2. Teori Pertumbuhan David Ricardo dan Thimas Robert Malthus

    Malthus dan Ricardo berpendapat bahwa proses pertumbuhan ekonomi pada

    hakikatnya akan kembali pada tingkat subsisten. Pertambahan pendudduk tanpa

    diikuti sumber daya lain akan menyebabkan kemakmuran masyarakat mundur

    kembali ke tingkat subsisten.

  • 25

    3. Teori Schumperter (Sukirno, 2004)

    Teori Schumperter menekankan tentang peran pengusaha didalam

    mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Di dalam teori itu ditunjukkan bahwa

    pengusahalah merupakan golongan yang akan terus menerus membuat membuat

    pembaharuan dalam perekonomian yang nantinya akan mendorong terjadinya

    invetasi. Kemajuan suatu perekonomian menurut schumperter akan membuat

    kemampuan berinovasi semakin terbatas..

    4. Teori Harrod Domar (Arsyad, 2010)

    Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu

    proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-

    barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian

    tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal.

    Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR).

    Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus

    menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya.

    Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat

    perekonomian itu akan tumbuh

    5. Teori Sollow Swan

    Robert Sollow dan Trevor Swan (1956) dalam Boediono (1985) secara

    sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang

    sering disebut dengan nama Model Pertumbuhan Neo Klasik.model Sollow-Swan

    memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk , akumulasi

  • 26

    kapital, kemajuan tekhnologi dan output saling berinteraksi dalam proses

    pertumbuhan ekonomi. Model noeklasik Sollow-Swan secara umum berbentuk

    fungsi produksi yang bisa menampung berbagai kemungkinan substitusi antar

    kapital (K) dan tenaga kerja (L). Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik

    Solow (Solow Neo Classical Growth Model), pertumbuhan ekonomi tergantung

    kepada faktor-faktor produksi (Sukirno, 2012), pandangan ini dapat dinyatakan

    dalam persamaan yakni:

    Dimana :

    ΔY : Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

    ΔK :Tingkat Pertumbuhan Modal

    ΔL : Tingkat Pertambahan Tenaga Kerja

    ΔT : Tingkat Pertambahan Teknologi

    Faktor terpenting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah

    pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja, tetapi faktor yang paling

    penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran

    tenaga kerja (Sukirno,2004).

    Pendapatan nasional menunjukkan kegiatan ekonomi yang dicapai suatu

    Negara/daerah dalam suatu tahun tertentu. Sedagkan pertumbuhan ekonomi

    menunjukkan perubahan tingkat kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun. Oleh

    karena itu, jika ingin mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi kita harus

    membandingkan tingkat pendapatan nasiola dari tahun ke tahun. Laju

    ΔY = f (ΔK, ΔL, ΔT)

  • 27

    pertumbuhan ekonomi dalam satu tahun tertentu dapat dihitung dengan rumus

    sebagai berikut:

    Dimana :

    Gt = Pertumbuhan Ekonomi Periode t

    PDBt = Produk Domestik Bruto Periode t

    PDB (t-1) = Nilai PDRB tahun sebelumnya

    G. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dengan Kesempatan Kerja

    Menurut Todaro (2000:116) dalam Jurnal Luh Putu Putri Awandari dan Gst Bgs

    Indrajaya tentang Pengaruh Infrastruktur, Investasi, Dan Pertumbuhan Ekonomi

    Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Melalui Kesempatan Kerja. jumlah tenaga kerja

    yang lebih besar akan menambah tenaga kerja produktif, sedangkan pertumbuhan

    yang lebih besar akan memperbesar ukuran pasar domestiknya. Kondisi tersebut

    dapat terjadi apabila tenaga kerja produktif dapat terserap pada kesempatan kerja

    yang tersedia, akan memunculkan masalah apabila pertumbuhan tenaga kerja jauh

    melebihi kesempatan kerja yang tersedia, maka akan tercipta pengangguran.

    Kesempatan kerja (employment) merupakan kesempatan yang tercipta akibat

    perkembangan ekonomi tertentu, dalam arti bahwa kesempatan kerja itu mungkin saja

    sudah terisi atau belum terisi. definisi kesempatan kerja adalah jumlah penduduk

    yang bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan, semakin banyak orang

    yang bekerja maka semakin banyak luas kesempatan kerja. Terciptanya kesempatan

  • 28

    kerja atau lapangan pekerjaan yang luas, diharapkan akan mampu menyerap tenaga

    kerja, sehingga penduduk yang bekerja memperoleh pendapatan, dimana pendapatan

    merupakan unsur yang terdapat pada masyarakat yang sejahtera yang ditunjukkan

    memalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM).10

    H. Tingkat Upah

    Upah diartikan sebagai pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang

    disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Upah dibedakan menjadi dua

    pengertian yaitu: upah uang dan upah rill. Upah uang adalah jumlah uang yang

    diterima pekerja dari pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental maupun fisik

    para pekerja yang digunakan dalam proses produksi. Upah rill adalah tingkat upah

    pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang dan jasa

    yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja (Sukirno, 2003). Para

    ulama berpendapat, bahwa yang menjadi dasar hukum diperbolehkannya ija>rah

    antara lain sebagai berikut: Allah berfirman dalam surat az-Zukhruf ayat 32 yang

    berbunyi:

    10

    Jurnal Luh Putu Putri Awandari dan Gst Bgs Indrajaya tentang Pengaruh Infrastruktur, Investasi, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Melalui Kesempatan

    Kerja. Vol: [12]: 1435-1462

  • 29

    Artinya: Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah

    menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami

    telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar

    sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu

    lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.11 (Q.S. az-Zukhruf ayat 32.

    Ayat di atas menegaskan penganugerahan Allah, apalagi waktu, semata-mata

    adalah wewenang Allah, bukan manusia. Allah telah membagi membagi sarana

    penghidupan manusia dalam kehidupan dunia, karena mereka tidak bisa

    melakukannya sendiri dan Allah telah meninggikan sebagian mereka dalam harta

    benda, ilmu, kekuatan, dan lain-lain atas sebagian yang lain. Sehingga mereka

    dapat saling tolongmenolong dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena

    itu, masing-masing saling membutuhkan dalam mencari dan mengatur

    kehidupannya masing-masing, dan rahmat Allah baik dari apa yang mereka

    kumpulkan walau seluruh kekayaan dan kekuasaan, sehingga mereka dapat meraih

    kebahagiaan duniawi dan ukhrawi dalam M. Quraish Shihab (2000). Upah

    merupakan salah satu unsur untuk menentukan harga pokok dalam perusahaan,

    karena ketidakpastian dalam menentukan bersarnya upah akan merugikan

    perusahaan. Oleh karenanya ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi

    rendahnya tingkat upah yaitu sebagai berikut:

  • 30

    1. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja

    Untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi dan jumlah tenaga

    kerjanya langka, maka upah cenderung tinggi, sedangkan untuk jabatan-jabatan

    yang mempunyai penawaran yang melimpah, upahnya cenderung turun.

    2. Organisasi Buruh

    Ada tidaknya organisasi buruh serta kuat lemahnya organisasi buruh akan

    mempengaruhi tingkat upah. Adanya serikat buruh yang kuat akan meningkatkan

    tingkat upah demikian pula sebaliknya.

    3. Kemampuan Untuk Membayar

    Pemberian upah tergantung pada kemampuan membayar dari perusahaan.

    Bagi perusahaan, upah merupakan salah satu komponen biaya produksi, tingginya

    upah akan mengakibatkan tingginya biaya produksi dan pada akhirnya akan

    mengurangi keuntungan.

    4. Produktivitas Pekerja

    Upah seharusnya merupakan imbalan atas prestasi kerja karyawan. Semakin

    tinggi prestasi kerja karyawan, maka semakin besar upah yang mereka terima.

    Prestasi pekerja ini dinyatakan sebagai produktivitas pekerja.

    5. Biaya Hidup

    Biaya hidup yang besar seperti halnya di kota besar, upah kerja cenderung

    tinggi. Biaya hidup juga merupakan batas penerimaan upah dari karyawan.

  • 31

    6. Pemerintah

    Pemerintah dengan peraturan-peraturannya mempengaruhi tinggi rendahnya

    upah. Peraturan tentang upah umumnya merupakan batas bawah dari tingkat upah

    yang harus dibayarkan

    Upah minimum adalah upah yang ditetapkan secara minimum regional, sektoral

    regional maupun sub sektoral. Dalam hal ini upah minimum adalah upah pokok dan

    tunjangan. Upah minimum ditetapkan berdasarkan persetujuan dewan pengupahan

    yang terdiri dari pemerintahan, pengusaha dan serikat pekerja. Tujuan dari

    ditetapkannya upah minimu adalah untuk memenuhi standar hidup minimum

    sehingga dapat mengangkat derajat penduduk berpendapatan rendah Thoha dkk

    (2006).

    Upah cendrung untuk bertahan pada tingkat yang sudah disetujui oleh

    perjanjian antara tenaga kerja dan majikan atau perusahaan. Pengurangan permintaan

    tenaga kerja tidak akan menurunkan upah nominal atau sebaliknya pertambahan

    permintaan tenaga kerja tidak akan secara cepat menaikan upah nominal. Sepanjang

    kontrak kerja diantara tenaga kerja dan majikan atau perusahaan adalah tetap atau

    konstan walaupun dalam pasaran tidak terdapat keseimbangan di antara permintaan

    dan penawaran tenaga kerja (Sukirno, 2003). Upah dipandang dari dua sudut yang

    berbeda. Dari sudut produsen, upah merupakan biaya yang harus di bayarkan kepada

    pekerja dan ikut menentukan biaya total. Sedangkan dipandang dari sudut pekerja,

    upah merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil menggunakan tenaganya

  • 32

    kepada produsen (Sudarsono, 1998). Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat

    233 yang berbunyi:

    Artinya:”dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada

    dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

    bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang

    kamu kerjakan.13”(QS. al-Baqarah: 233)

    Ayat di atas menjadi dasar hukum adanya sistem sewa dalam hukum Islam,

    seperti yang diungkapkan dalam ayat bahwa seseorang itu boleh menyewa orang lain

    untuk menyusui anaknya, tentu saja ayat ini akan berlaku umum terhadap segala

    bentuk sewa-menyewa. Kenaikan tingkat upah akan di ikuti oleh turunnya tenaga

    kerja yang diminta, yang berarti akan menyebabkan pertambahan jumlah

    pengangguran. Demikian pula sebaliknya, dengan turunnya tingkat upah maka akan

    diikuti oleh meningkatnya kesempatan kerja, sehingga akan dilakukan bahwa

    kesempatan kerja mempunyai hubungan terbalik dengan tingkat upah. Kenaikan

    tingkat upah yang disertai dengan penambahan tenaga kerja hanya akan terjadi bila

    suatu perusahaan mampu meningkatkan harga jual barang (Simanjuntak 2002).

    I. Pengaruh Upah Terhadap Kesempatan Kerja

    Upah merupakan hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

    uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang

  • 33

    ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan

    perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas

    suatu pekerjaan. Pengupahan merupakan masalah yang sangat krusial dalan bidang

    ketenagakerjaan dan bahkan jika tidak profesional dalam menangani masalah

    pengupahan, maka sering berpotensi timbulnya perselisihan dan mendorong

    timbulnya unjuk rasa.Penanganan pengupahan tidak hanya menyangkut aspek

    ekonomis saja tetapi juga aspek hukum.11

    Aspek teknis pengupahan meliputi perhitungan dan pembayaran upah serta

    proses upah ditetapkan. Mulai dari penetapan upah minimum propinsi (UMP), upah

    minimum sektoral propinsi (UMSP), upah minimum kabupaten/kota (UMK),upah

    minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK). Pada era 1970-1980an, pemerintah tidak

    campur tangan dalam penetapan upah, tetapi kenyataan yang dihadapi adalah posisi

    tawar menawar (bargaining position) pekerja di Indonesia masih sangat rendah,

    sehingga pengusaha selalu menekan pekerja dengan upah yang sangat rendah. Oleh

    karena itu pemerintah mengubah kebijakan ketenagakerjaan, terutama menyangkut

    upah.12

    Hukum permintaan tenaga kerja pada hakekatnya adalah semakin rendah upah

    tenaga kerja maka semakin banyak permintaan tenaga kerja tersebut. Apabila upah

    yang diminta besar, maka pengusaha akan mencari tenaga kerja lain yang upahnya

    11 Abdul Hakim. 2006. Reformasi Penglolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

    DaerahYogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM. 12 Abdul Hakim. 2006. Reformasi Penglolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

    Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.

  • 34

    lebih rendah dari yang pertama. Hal ini karena dipengaruhi oleh banyak faktor, yang

    di antaranya adalah besarnya jumlah angkatan kerja yang masuk ke dalam pasar

    tenaga kerja, upah dan skill yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut.

    Kekakuan upah riil menyebabkan penjahatan pekerjaan.Jika upah riil tertahan di

    atas tingkat ekuilibrium (pada 𝑊𝑊1) maka penawaran tenaga kerja melebihi

    permintaannya akibatnya adalah pengangguran.Kekakuan upah ini terjadi sebagai

    akibat dari undang-undang upah minimum atau kekuatan monopoli serikat

    pekerja.Berbagai faktor tersebut berpotensi menjadikan upah tertahan di atas tingkat

    upah keseimbangan.Hal ini pada akhirnya mengakibatkan pengangguran.13

    Undang-

    undang upah minimum menetapkan upah minimal yang harus dibayar perusahaan

    kepada para karyawannya. Kebijakan upah minimum ditengarai akan lebih banyak

    berdampak pada penganggur dengan usia muda.14

    Alasannya yaitu pekerja dengan

    usia lebih muda termasuk anggota angkatan kerja yang kurang terdidik.

    Menurut Sukirno (2010) dalam jurnal Ikka Dewi Rahmawati. Pengaruh

    Investasi Dan Tingkat Upah Terhadap Kesempatan Kerja Di Jawa Timur, yang

    dimaksud dengan upah adalah “Pembayaran atas jasa-jasa fisik maupun mental yang

    disediakan oleh tenaga kerja kepada perusahaan”. Dengan demikian dalam teori

    ekonomi tidak dibedakan diantara pembayaran ke atas jasa-jasa pekerja-pekerja dan

    preferensional dengan pembayaran ke atas jasa-jasa kasar dan tidak tetap. Kedua jenis

    pendapatan pekerja tersebut dinamakan upah.

    13

    Mankiw, Gregory N. 2003. Teori Makroekonomi. Edisi Ke-5. Nurmawan[Penerjemah]

    .Erlangga, Jakarta

  • 35

    Ketika perusahaan merekrut pekerja yang diharapkan adalah pekerja dapat

    melakukan kegiatan usaha sehingga menghasilkan keuntungan, dan keuntungan yang

    diperoleh tersebut digunakan untuk memberi kompensasi berupa upah kepada

    pekerja. Kompensasi pekerja kepada perusahaan dengan menjadi pekerja disebut

    kinerja atau produktivitas. Semakin baik kinerja maka pekerja akan mendapat upah

    yang semakin tinggi, sesuai dengan UU No 13 pasal 92 ayat (2) ; pengusaha

    melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan dan

    produktivitas. 15

    Menurut Simanjuntak (2002) dalam jurnal Ikka Dewi Rahmawati. Pengaruh

    Investasi Dan Tingkat Upah Terhadap Kesempatan Kerja Di Jawa Timur. sistem

    pengupahan di Indonesia didasarkan pada tiga fungsi upah, yaitu:

    1. Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya

    2. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja karyawan

    3. Menyediakan insentif untuk mendorong peningkatan produktivitas kerja.

    J. Penelitian Sebelumnya

    Berdasarkan literlatur dari beberapa peneliti-peneliti sebelumnya dapat dilihat

    bahwa :

    Nasrullah. M (2016) dalam bukunya yang berjudul Faktor – factor yang

    memperngaruhi penyerapan tenaga kerja kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, untuk

    menganalisis pengaruh PDRB, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah Tehadap

    15

    Jurnal Ikka Dewi Rahmawati. Pengaruh Investasi Dan Tingkat Upah Terhadap Kesempatan Kerja Di Jawa Timur Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

    Surabaya

  • 36

    Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten dan Kota di Provinsi Jambi. Menggunakan

    metode Pooled Panel Date .hasil penelitian yaitu PDRB, investasi dan pengeluaran

    pemerintah berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja kabupaten dan kota

    di Provinsi Jambi.16

    Melakukan penelitian berjudul “Penyerapan Tenaga Kerja Di DKI Jakarta”

    dengan menggunakan alat statistika regresi berganda dengan pendekatan OLS

    (Ordinary Least Square). Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian

    antara lain: angkatan kerja, PDRB, upah riil, dan tingkat investasi. Kesimpulan yang

    dihasilkan dalam penelitian tersebut adalah PDRB, tingkat upah riil, investasi secara

    bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di

    DKI Jakarta.17

    Dalam penelitiannya mengenai “Analisis Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja

    Pada Sektor Industri Manufaktur Di Indonesia” menggunakan Analisis Kuantitatif

    dengan metode Ordinary Least Square (OLS).Penelitian ini menggunakan data

    sekunder dengan rentang waktu 1984-2004 untuk menggambarkan penyerapan tenaga

    kerja pada sektor industri manufaktur di Indonesia. Kesimpulan yang dihasilkan yaitu

    perubahan pada nilai output riil, jumlah perusahaan, jumlah investasi, ekspor riil, dan

    penyerapan tenaga kerja periode sebelumnya memiliki kecenderungan hubungan

    16

    Nasrullah.M (2016) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja

    Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi. Universitas Jambi 17

    Dimas Dan Nenik Woyanti 2009 “Penyerapan Tenaga Kerja Di Dki Jakarta” Tahun

    1990-2004

  • 37

    positif dan kuat terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri manufaktur di

    Indonesia. 18

    Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah,

    PDRB, Dan Upah Riil Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Sumatera

    Barat”.Penelitian dilakukan menggunakan data yang bersumber dari data sekunder

    mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010.19

    Metode analisis yang digunakan

    adalah regresi data panel dengan menggabungkan data cross section dan time series.

    Kesimpulan yang dihasilkan yaitu faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi

    penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2010 adalah

    pengeluaran pemerintah dan besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    yang berpengaruh positif.Sedangkan upah riil berpengaruh negatif terhadap

    penyerapan tenaga kerja.

    Melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Struktur Ekonomi Pada

    Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral”.Penelitian dilakukan di 30 provinsi di Indonesia

    pada kurun waktu 1980-2000. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data

    panel Generalized Least Squared (GLS) dengan penimbang Cross Section

    Weights.20

    Kesimpulan yang dihasilkan yaitu sektor ekonomi Indonesia secara

    nasional mengalami perubahan dari sektor pertanian ke sektor-sektor lainnya.Sektor

    18

    Azwar, Syarifuddin. 2007. Metode Penelitian: Yogyakarta:Pustaka Belajar 19

    Hery Ferdinan (2000) Metode Penelitian Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skipsi

    Tensis Dan Disertai Ilmu Manajemen Edisi ,Agf Books Fak Ekonomi Dan Bisnis Universitas Di

    Ponegoro Semarang 20

    Sitanggang Ir, Nachrowi Nd. 2004. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia

    Pengaruh Struktur Ekonomi Dan Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral: Analisis Model Demometrik Di

    30 Provinsi Pada 9 Sektor Di Indonesia, vol 5(1): 83-102

  • 38

    pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja walaupun dengan upah yang lebih

    rendah dari upah di sektor-sektor lainnya. Adanya peningkatan dan penurunan dalam

    jumlah penyerapan tenaga kerja disebabkan oleh perubahan populasi, net migration,

    output dan juga upah.

    Dalam penelitiannya mengenai “Penanaman Modal Asing Dan Penyerapan

    Tenaga Kerja Di Sektor Industri” menggunakan regresi dengan metode Pool Least

    Square.Variabel yang digunakan adalah Tenaga Kerja Terserap sebagai variabel

    dependen dan Nilai PMA (Penanaman Modal Asing) sebagai variabel independen.21

    Kesimpulan yang dihasilkan adalah setelah tahun 1998 daya tarik investasi asing di

    Indonseia terus melemah.Industri kimia dan farmasi tidak banyak menyerap pekerja

    dari investasi yang ditambahkan walaupun industri ini memberikan kontribusi OMA

    terbesar.Industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja adalah pada industri

    tekstil. Industri yang paling efisien dalam menyerap tenaga kerja per jumlah investasi

    terjadi pada industri barang dari kulit dan sepatu.

    21

    Ningrum (2008) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada

    Bayi Di Puskesmas Banyudono Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan Issn 1979-2697, Vol

    . 1 No.1

  • 39

    K. Kerangka Pemikiran

    Berdasarkan landasan teori dan penelitian sebelumnya Pembangunan ekonomi

    yang dilakukan oleh negara-negara berkembang mempunyai tujuan antara lain

    menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata dirasakan oleh

    masyarakat, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan

    kerja, pemerataan pendapatan, mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah,

    struktur perekonomian yang seimbang. Salah satu indikator untuk menilai

    keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari kesempatan kerja

    yang diciptakan dari pembangunan ekonomi.

    Dalam pembangunan ekonomi indikator dalam meningkatkan ketenagkerjaan di

    Provinsi Jambi adalah PDRB, Investasi, dan Pengeluaran Pemerintah, merupakan hal

    utama dalam permasalahan ketenagakerjaan karena jika PDRB meningkat maka dapat

    mempengaruhi aspek-aspek ekonomi seperti Investasi ikut meningkat yang mampu

    meningkatkan industrialisasi di Provinsi Jambi sehingga dapat mencapai tingkat upah

    minimum yang dapat memicu keinginan orang untuk bekerja.

  • 40

    Gambar 2.2: Skema Kerangka Pemikiran

    L. Hipotesis

    Berdasarkan uraian perumusan masalah, teori, konsep serta kerangka pemikiran

    yang sebelunnya disajikan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

    a. Secara silmultan atau bersama – sama diduga terdapat pengaruh signifikan

    antara variabel pertumbuhan ekonomi, dan upah minimum provinsi terhadap

    kesempatan di Provinsi Jambi.

    b. Secara parsial atau individu diduga terdapat pengaruh signifikan variabel

    pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jambi.

    Pertumbuhan

    Ekonomi

    (X1)

    Kesempatan Kerja

    (Y)

    Upah Minimum

    Provinsi

    (X2)

  • 41

    c. Secara parsial atau individu diduga terdapat pengaruh signifikan variabel upah

    minimum provinsi terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jambi.

  • 42

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis data dan sumber data

    Data penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk data

    deret berkala (time series) yang dimulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2016

    yang diperoleh dari instansi-instansi pemerintah dan dari situs-situs internet yang

    telah diolah lebih lanjut. Adapun jenis data sekunder yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Data Tenaga Kerja Provinsi Jambi

    2. Data Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi

    3. Data Upah Provinsi Jambi

    B. Metode Analisis Data

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode

    deskriptif yaitu metode atau prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan

    menggambarkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang dibahas.

    Metode kuantitatif adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis,

    dan kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain.22

    C. Alat Analisis Data

    Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan pertumbuhan ekonomi, dan

    upah dan kesempatan kerja di Provinsi Jambi. Menggunakan Metode perkembangan

    sebagai berikut :

    22

    Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga

  • 43

    G =

    ..........................................................................................

    Dimana :

    G = Variabel 1. Pertumbuhan Ekonomi

    2. Upah

    3. Kesempatan Kerja

    Gt = Data Perkembangan tahun t

    Gt-1 = Data Perkembangan Tahun sebelum t

    Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, dan upah

    terhadap kesempatan kerja di Provinsi Jambi tahun 2001-2016, Menggunakan

    Metode Regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

    Maka disederhanakan menjadi :

    KK = β0+β1PE+β2UMP+e

    Keterangan :

    KK = Kesempatan Kerja (Jiwa)

    β0 = Konstanta

    β1-2 = Koefisien

    PE = Pertumbuhan Ekonomi (Persen)

    UMP = Upah (Rupiah)

    D. Pengujian Hipotesis

    1. Uji R Square

    Kebaikan model yang telah digunakan dapat diketahui dari modelkoefisien

    determinasi (R2Adjusted) yaitu dengan menunjukkan besarnya dayamenerangkan

    dari variabel independen terhadap variabel dependen pada modeltersebut. Nilai R2

  • 44

    Adjusted berkisar antara 0 < R2 < 1. Semakin besar nilai R2Adjusted, maka

    hubungan kedua variabel semakin kuat atau model tersebutdikatakan baik.

    Sedangkan nilai R2 Adjusted yang bernilai mendekati 0 berartitidak ada hubungan

    antara variabel independen dengan variabel dependen.

    2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

    Digunakan untuk menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen

    berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.23

    Perumusan

    hipotesisnya adalah sebagai berikut:

    Ho : β0, β1, β2 = 0 , Seluruh variabel independen tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap variabel dependen.

    Hi : β0, β1, β2 = 0 , Seluruh variabel independen berpengaruh secara

    signifikan terhadap variabel independen.

    Rumus yang digunakan dalam Uji F ini adlah sebagai berikut:

    F=

    dimana:

    R2 = Koefisien determinasi

    N = Jumlah observasi

    k = Jumlah variabel

    Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

    23

    Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga

  • 45

    Apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

    Apabila F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

    3. Uji Hipotesis secara Parsial (Uji-t)

    Uji-t digunakan untuk menunjukkan apakah variabel independen berpengaruh

    signifikan terhadap variabel dependen secara individual.24

    Perumusan

    hipotesisnyaadalah sebagai berikut :

    Ho : βi = 0, Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap variabel dependen.

    Hi : βi < 0, Variabel independen secara parsial berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap variabel dependen.

    Dalam pengujian hipotesis dengan uji-t digunakan rumus sebagai berikut:

    t=

    ……………………………………………………...…..

    dimana:

    βi = Koefisien regresi

    Se(βi) = Standart error koefisien regresi

    sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

    Apabila t hitung > t statistik, maka Ho ditolak dan Hi diterima.

    Apabila t hitung < t statistik, maka Ho diterima dan Hi ditolak

    24

    Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga

  • 46

    E. Uji Asumsi Klasik

    1. Uji Multikolinearitas

    Multikolinearitas adalah hubungan linear antar variabel independen. Dalam

    asumsi regresi linear klasik, antar variabel independen tidak diijinkan untuk saling

    kolerasi. Adanya multikolinearitas akan menyebabkan besarnya varian koefisien

    regresi yang berdampak pada lebarnya interval kepercayaan terhadap variabel

    bebas yang digunakan. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk

    mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam suatu persamaan regresi

    antara lain. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model sangat tinggi,

    tetapi variabel independen banyak yang tidak siginifikan mempengaruhi variabel

    independen.

    2. Uji Heteroskedastisitas

    Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana variasi gangguan (μi) untuk

    setiap variabel independen adalah tidak konstan dari satu pengamatan ke

    pengamatan lain. Heteroskedastisitas dapat diketahui salah satunya dengan

    melakukan Uji Park. Uji Park menggunakan logaritma natural dari residual sebagai

    variabel dependennya. Dimana kriteria pengujiannya adalah dengan melihat nilai

    probabilitas dari Uji-t. Apabila signifikan (

  • 47

    sebelumnya (μt-1). Pada kondisi ini kesalahan pengganggu tidak bebas tetapi satu

    sama lain saling berhubungan. Mendeteksi ada atau tidaknya autokolerasi dapat

    menggunakan Uji Langrange Multuplier (LM Test). Dalam uji ini apabila nilai

    probabilitas dari obs*R2 tidak signifikan (< 0,05), maka dapat disimpulkan adanya

    autokolerasi.

    F. Definisi Oprasional

    Variabel Definisi Indikator Skala

    Pertumbuhan

    Ekonomi

    (X1)

    Adalah besarnya persentase

    PDRB (Produk Domestik

    Regional Bruto) Provinsi Jambi

    atas dasar harga konstan tahun

    atas tahun dasar 2000 yang

    diukur selama satu tahun

    periode 2001-2016.

    1. Produk

    2. Barang

    3. Jasa

    Persen

    Upah Minimum

    Provinsi (X2)

    Penerimaan sebagai imbalan dari

    pemberi kepada penerima kerja

    untuk pekerjaan atau jasa yang

    telah dilakukan sesuai dengan

    persetujuan yang telah ditetapkan

    di Provinsi Jambi setiap

    tahunnya dari periode 2001-

    1. Uang

    2. Barang

    3. Modal

    Rp

  • 48

    2016..

    Kesempatan

    Kerja (Y)

    Jumlah Tenaga Kerja usia 15

    tahun ke atas yang terserap pada

    sektor-sektor ekonomi di

    Provinsi Jambi periode 2001 –

    2016.

    1. Uang

    2. Jasa

    3. Pekerjaan

    Jiwa

  • 49

    BAB III

    GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

    A. Geografis

    Provinsi Jambi mempumyai luas sekitar 53.435,38 Km2

    dan terletak antara 00

    45’ – 20 45’ Lintang Selatan serta 101

    0 0’ – 104

    0 55’ Bujur Timur , membujur di

    pantai timur pulau Sumatera ke arah barat pada posisi yang strategis dengan batas –

    batas :

    1. Sebelah Utara dengan Provinsi Riau

    2. Sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan

    3. Sebelah Timur dengan Selat Berhala

    4. Sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat

    Luas wilayah tersebut terbagi dalam tiga kategori, yaitu daratan rendah, daratan

    tinggi dan daerah pegunungan. Luas masing – masing kabupaten/kota di Provinsi

    Jambi disajikan pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1

    Luas Daerah dan Persentase Luas Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi

    Kabupaten/Kota Luas (km2) Persentase

    Kerinci 4.200 7,86

    Merangin 6.380 11,94

    Sarolangun 7.820 14,63

    Batanghari 4.983 9,33

    Muaro Jambi 6.147 11,50

    Tanjung Jabung Timur 5.330 9,97

    Tanjung Jabung Barat 4.870 9,11

    Tebo 6.340 11,87

    Bungo 7.160 13,40

    Kota Jambi 205,380 0,39

    Provinsi Jambi 53.435,380 100,00

    Sumber: BPS Provinsi Jambi tahun 2017

  • 50

    Provinsi Jambi beriklim tropis yang dipengaruhi oleh sistem angin Muson

    dengan curah hujuan cukup tinggi. Selama periode 1998 – 2016 curah hujan

    mencapai sekitar 107 – 312 mm dengan suhu udara minimum dan maksimum rata –

    rata 22,20 C dan 32,8

    0 serta kelembaban udara rata – rata 84 persen.Dengan iklim

    seperti di atas, Provinsi Jambi memiliki hutan tropis yang cukup luas yang terdiri dari

    hutan suaka alam (602.900 Ha), hutan lindung (181.200 Ha), hutan produksi

    (1.436.200 Ha), dan hutan konversi seluas 726.900 Ha. Sebagian kawasan hutan

    lindung dan hutan suaka alam seluas 588.462 Ha telah ditetapkan sebagai Kawasan

    Hutan Nasional Kerinci Seblat.

    B. Penduduk

    Jumlah penduduk di Provinsi Jambi tahun 2016 sebanyak 3.317.034 jiwa

    dengan tingkat kepadatan penduduk 65 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di

    Provinsi Jambi masih bertumpu di Kota Jambi yakni sebesar 17,20 persen, Kabupaten

    Muara Jambi sebesar 11,1 persen dan Kabupaten Merangin 10,8 Persen sedangkan

    kabupaten yang lainnya dibawah 10 persen dengan penyebaran penduduk terkecil

    terdapat di Kota Sungai Penuh 2,7 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk

    Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kota

    Jambi yakni sebanyak 2.654 jiwa per Km2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 38,6 jiwa per

    Km2.

    Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2006-2016)

    Provinsi Jambi sebesar 2,55 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional penduduk

  • 51

    nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota

    tertinggi terdapat di Kabupaten Muaro Jambi 3,86 persen sedangkan yang terendah di

    Kabupaten Sungai Penuh sebesar minus 0,53 persen.Rasio jenis kelamin penduduk

    Provinsi Jambi bias dikatakan sudah diatas 100. Ini berarti bahwa penduduk laki-laki

    di Provinsi Jambi lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan, seperti yang

    dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

    Tabel 3.2

    Jumlah Penduduk Menurut KabupatenKota, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis

    Kelamin Provinsi Jambi

    Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Ratio Jenis Kelamin

    Kerinci 118.194 118.568 99,68

    Merangin 183.658 174.872 105,02

    Sarolangun 136.344 131.205 103,92

    Batanghari 131.730 126.286 104,31

    Muaro Jambi 194.679 181.940 107,00

    Tanjab Timur 108.924 103.294 105,45

    Tanjab Barat 156.196 145.273 107,52

    Tebo 165.841 155.800 106,44

    Bungo 168.783 161.151 104,74

    Kota Jambi 286.289 283.042 101,15

    Kota Sungai Penuh 42.158 42.807 98,48

    Jumlah 1.692.796 1.624.238 104,22

    Sumber: BPS Provinsi Jambi, Tahun 2017

    Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2016 jumlah penduduk

    Provinsi Jambi sebanyak 3.317.034 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.692.796 jiwa dan

  • 52

    perempuan 1.624.238 jiwa dengan rasio jenis kelamin 104,22 artinya setiap 100

    orang penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki. Pada tabel 4.3 berikut

    dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin

    Provinsi Jambi Tahun 2016.

    Tabel 3.3

    Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Provinsi

    Kelompok Umur Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)

    0-4 174.756 167.265 342.021

    5-9 170.118 160.911 331.029

    10-14 161.406 152.795 314.201

    15-19 149.054 144.849 293.903

    20-24 147.647 147.355 295.002

    25-29 154.439 153.958 308.397

    30-34 152.263 146.919 299.182

    35-39 137.299 129.414 266.713

    40-44 116.128 108.914 225.042

    45-49 96.557 90.024 186.581

    50-54 77.955 71.820 149.775

    55-59 58.334 51.373 109.707

    60-64 38.568 35.180 73.748

    65-69 23.992 25.549 49.541

    70-74 17.921 18.132 36.053

    75+ 16.359 19.780 36.139

    Jumlah 1.692.796 1.624.238 3.317.034

    Sumber: BPS Provinsi Jambi, Tahun 2017

    Dari data dapat dilihat bahwa penduduk terbesar terdapat pada golongan umur

    0 – 14 tahun. Hal ini disebabkan oleh angka kelahiran yang tinggi dan juga jumlah

    pendatang yang terus meningkat. Sedangkan jumlah penduduk terendah terjadi pada

    golongan umur 70 – 74 tahun.

  • 53

    C. Ketenagakerjaan

    Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yaitu 15 – 64 tahun, penduduk

    dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu, tenaga kerja dalam

    masyarakat merupakan factor yang potensial untuk membangun ekonomi secara

    keseluruhan. Jumlah penduduk yang cukup besar akan menentukan percepatan laju

    pertumbuhan ekonomi, baik pengukuran pendapatan perkapita. Selain itu,

    kesempatan kerja yang tersedia dan kualitas tenaga kerja yang digunakan akan

    menentukan proses pembangunan ekonomi. Dengan demikian tenaga kerja

    merupakan sumber daya untuk menjalankan proses produksi dan juga distribusi

    barang dn jasa.

    Jumlah penduduk mempunyai hubungan langsung dengan jumlah angkatan

    kerja. Tingginya jumlah penduduk suatu daerah, semakin tinggi pula jumlah angkatan

    kerja yang tersedia. Meningkatnya pe