ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/naskah publikasi.pdfbahan tersebut digunakan pada...

18

Upload: others

Post on 03-Oct-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya
Page 2: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya
Page 3: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

3

ii

Page 4: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

4

iii

Page 5: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

1

TINDAK TUTUR REPRESENTATIF PADA TAJUK RENCANA

DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER 2016 DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN DI SMA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud tindak tutur

Representatif pada Tajuk Rencana surat kabar harian Solopos edisi Desember 2016.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dalam

penelitian ini adalah kalimat-kalimat pada paragraf tajuk rencana dalam surat kabar

Solopos yang mengandung tindak tutur representatif (1) menjelaskan, (2)

menyatakan, (3) menginformasikan sesuatu, (4) menyarankan, (5) menunjukkan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah kolom tajuk rencana surat kabar Solopos

edisi Desember 2016.

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan simak dan catat.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan. Hasil penelitian ini

meliputi tindak tutur menjelaskan terdiri dari (menyebabkan, menyebutkan,

pengertian, alasan, penjelasan) yaitu 24 data, menyatakan terdiri dari

(mengemukakan, menyebutkan, menytakan, mempengaruhi, mengakui,

mengungkapkan, menurut) yaitu 16 data, menginformasikan sesuatu (tragedi, waktu,

kejadian, tempat, jumlah) yaitu 23 data, menyarankan terdiri dari (perlu, harus,

untuk, dapat, agar, segera, diharapkan, hendaknya) yaitu 24 data, menunjukkan

terdiri dari (memunculkan, berguna, tepat, menjadi, menemukan, ciri-ciri) yaitu 23

data.

Implikasi pada penelitian ini yaitu, Pemakaian bentuk-bentuk Tindak Tutur

Representatif dapat dijadikan sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia kelas X SMA.

Bahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks

eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya dengan meneliti tajuk rencana yang di

dalamnya terkandung informasi dan makna serta maksud tertentu yang di buat oleh

penulis berdasarkan permasalahan yang sedang terjadi.

Kata Kunci: tindak tutur representatif, tajuk rencana, pragmatik

Abstract

This study aims to describe the form of speech acts Representatif on the

Editorial Daily Solopos edition of December 2016 edition. The method used in this

study is qualitative research. The data in this study are sentences in the editorial

paragraph in the Solopos newspaper containing the act of representative speech (1)

explaining, (2) stating, (3) informing something, (4) suggesting, (5) indicating. The

source of data in this study is the editorial column of the December 2016 edition of

Solopos.

Technique of collecting data of this research use refer and note. Data analysis

in this research using method of padan. The results of this study include explanatory

speech acts consisting of (causes, mentions, understandings, reasons, explanations)

Page 6: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

2

of 24 data, states consisting of (declares, states, affects, acknowledges, reveals,

according to) that is 16 data, informs something (tragedy , Time, occurrence, place,

number) ie 23 data, suggest consists of (need, must, can, order, promptly, hopefully,

should) ie 24 data, indicates composed (bring up, useful, precise, , Features) that is

23 data.

The implication in this research is, the use of forms of Speech Representative

can be used as teaching materials of Indonesian Class X High School. The materials

used in the 2013 curriculum focus primarily on exposition texts. The text of this

exposition is the same as examining the editorial in which contained information and

meaning and certain intentions made by the author based on current problems.

Keywords: representative speech, headline, pragmatic

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu syarat wajib yang harus ditempuh oleh seluruh

rakyat Indonesia. Pernyataan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia pasal 31 ayat 1. Di dalam pasal tersebut tertulis bahwa, “Setiap

warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan”. Oleh sebab itu, untuk

mencerdaskan seluruh anak bangsa, guru dituntut memiliki sifat dan sikap yang

berkompeten serta keahlian-keahlian yang menunjang proses belajar mengajar.

Selain itu, kreatifitas seorang guru juga diuji dengan bagaimana peserta didik mampu

menerima pelajaran-pelajaran dengan cara yang mudah diterima dan dipahami oleh

peserta didik.

Komunikasi yang terjalin oleh guru dan siswa setiap harinya berhubungan

erat dengan tindak tutur yang memusatkan pada aneka ragam cara untuk memaknai

satu interpretasi setiap lawan tutur. Salah satu cara yang berkenaan dengan

penyampaian ucapan-ucapan khusus pada situasi khusus dan bertindak tutur adalah

Pragmatik.

Menurut Tarigan, (1986:33) Pragmatik adalah telaah mengenai hubungan

antara bahasa dan konteks yang tergramatisikan atau disandikan dalam struktur

bahasa. Pragmatik sebagai ilmu yang mencakup hubungan komunikasi penutur

dengan mitra tutur, pembicara dengan penyimak, dan berbagai macam tindak tutur

yang perlu dipahami oleh peserta didik. Maksud dan tujuan komunikasi tersebut

yaitu mengetahui makna dari penyampaian penutur kepada mitra tutur yang

selanjutnya akan dilakukan oleh mitra tutur.

Page 7: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

3

Penyampaian makna dalam surat kabar mempunyai banyak pemahaman

untuk dimengerti setiap pembacanya. Surat kabar yang dibaca sehari-hari oleh

pembaca merupakan salah satu media yang digunakan untuk menginformasikan

berbagai macam hal. Misalnya berita-berita terbaru, opini penulis, iklan, life style,

kuliner, humor, dan lain-lain. Surat kabar yang dimaksud pada kajian ini adalah surat

kabar harian Solopos yang berfokuskan pada kolom tajuk rencana. Pada wacana

tersebut terdapat tidak terlepas dari kegiatan berbahasa, di dalamnya terdapat

berbagai macam tindak tutur, yaitu “menjelaskan, menyampaikan, menuntut,

mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan, kesaksian, dan

berspekulasi”.Tindak tutur tersebut tergolong tindak tutur Representatif.

Tindak tutur representatif merupakan jenis tindak tutur yang digunakan untuk

mengetahui makna yang terkandung dalam suatu teks, tindak tutur ini juga

merupakan tindak tutur yang melibatkan pembicara pada kebenaran proposisi yang

diekspresikan, misalnya: menjelaskan, menyatakan, menginformasikan sesuatu,

menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, melaporkan.

Tindak tutur Representatif selanjutnya digunakan oleh guru untuk diajarkan

kepada siswa guna memengaruhi siswa untuk memahami materi yang berkaitan

dengan mengidentifikasi permasalahan, argumentasi, pengetahuan, rekomendasi

dalam “Tajuk Rencana” pada surat kabar Solopos. Teori tindak tutur bertujuan

mengutarakan kepada lawan tutur, apabila lawan tutur tersebut mengemukakan

pertanyaan, misalnya saja menyuruh, memberitahu, atau apabila penutur mengatakan

sesuatu hal dengan intonasi khusus padahal yang dimaksud justru sebaliknya

(Tarigan, 1986: 33).

Alasan peneliti meneliti tindak tutur Representatif pada Tajuk Rencana surat

kabar Harian Solopos karena setiap paragraf pada kolom tajuk rencana mempunyai

informasi dan berbagai makna untuk diidentifikasi. Seringkali peserta didik merasa

kesulitan untuk mengidentifikasi berkaitan kompetensi dasar mengidentifikasi

permasalahan, argumentasi, pengetahuan, rekomendasi dalam wacana surat kabar

tajuk rencana, Oleh sebab itu penulis merasa tertarik melakukan penelitian berkaitan

tindak tutur Representatif pada Tajuk Rencana dalam surat kabar Solopos edisi

Desember 2016 dan Implikasinya terhadap pembelajaran di SMA.

Page 8: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

4

Wijana, (1991:1) menyatakan bahwa Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang

mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu

digunakan didalam komunikasi. Selanjutnya, Leech (dalam Wijana, 1996:2)

menyatakan pragmatik sebagai cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan

bahasa berintegrasi dengan tata bahasa yang terjadi dari fonologi, morfologi,

sintaksis, dan semantik. Pragmatik mengkaji ujaran bukan maksud kalimat itu

diujarkan. Pragmatik juga mempelajari fungsi ujaran yaitu untuk apa suatu ajaran

dibuat (Rohmadi, 2004:64).

Peristiwa tutur merupakan satu rangkaian tindak tutur dalam satu bentuk

ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan mitra tutur dengan

satu pokok tuturan dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu”. Terjadinya peristiwa

tutur dalam satu komunikasi selalu diikuti oleh berbagai unsur yang tidak terlepas

dari konteks (Rohmadi, 2004:27).

“Tindak Tutur (speech act)adalah gejala individual yang bersifat psikologis

dan keberlangsungan ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam

menghadapi situasi tertentu” (Chaer dalam Muhammad Rohmadi, 2004:29).

Yule, (2006:8) berpendapat bahwa tindak tutur merupakan tindakan yang

ditampilkan dengan cara menghasilkan tuturan. Tuturan yang dimaksud yaitu tuturan

yang dilakukan oleh manusia untuk meninformasikan sesuatu kepada mitra tuturnya.

Kemudian Searle (dalam Wijana, 2011:226) mengemukakan secara pragmatis

ada 3 jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seseorang penutur yakni:

a. Tindak Lokusi

b. Tindak Ilokusi

c. Tindak Perlokusi

1.1 Tindak Tutur Representatif

Tarigan, (1986: 47) menyatakan bahwa Representatif merupakan tindak tutur

yang melibatkan pembicara pada kebenaran proposisi yang diekspresikan, misalnya:

menjelaskan, menyatakan, menginformasikan sesuatu, menyarankan,

membanggakan, mengeluh, menuntut, melaporkan.

Page 9: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

5

Pendapat lain juga disampaikan oleh Leech, (1993:164) bahwa Representatif

adalah ilokusi yang terikat pada kebeneran preposisi yang diungkapkan misalnya,

menyampaikan, mengusulkan, membual, mengeluh, menyarankan, melaporkan,

menjelaskan, menginfromasikan sesuatu,

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Hildana

(2013) meneliti “Tindak Tutur Ilokusi Representatif dalam Komik Seratoes Ploes

Aspirasi Karya Haryadhi: Sebuah Kajian Pragmatik”. Hasil dari penelitian ini adalah

menemukan wujud tindak tutur ilokusi representatif diantaranya: menyatakan,

menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberi kesaksian.

Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan oleh Hildana adalah mendeskripsikan

gambaran gejala sosial yang sedang berkembang di masyarakat melalui ragam tindak

tutur yang dipengaruhi perbedaan latar belakang sosial dari penutur dan lawan tutur.

Penelitian Hildana dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama

meneliti tindak tutur Representatif, sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini

menggunakan koran Solopos dan Kompas sebagai objek penelitian sedangkan Zulfira

Hildana menggunakan komik “Seratoes Ploes Aspirasi” karya Haryadhi sebagai

objek penelitiannya.

Eka (2013) meneliti “Tindak Tutur Representatif dalam Ceramah K.H.

Anwar Zahid”. Hasil dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penyampaian

ceramah yang dilakukan oleh K.H. Anwar Zahid dalam menyampaikan materi

ceramah beliau menyampaikan dengan serius karena tuturan yang disampaikan

memiliki kebenaran yang hakiki. Penyampaian ceramah menjadi lebih berbeda

karena tuturan tersebut disampaikan dengan gurauan, sehingga pendengar dapat

menerima dan memahami. Tujuan Khusus penelitian Eka Rahayu adalah ditemukan

jenis tindak tutur representatif yang digunakan oleh K.H. Anwar Zahid yaitu tindak

tutur representatif menjelaskan; menyatakan; menginformasikan sesuatu;

membanggakan; menyarankan; mengeluh; melaporkan; dan menunjukkan, yang

isinya mencakup tentang akhlak manusia, kewajiban manusia, hak hidup manusia,

amal kebaikan, kekuasaan Tuhan, penghargaan, kebanggan, ketaqwaan kepada

Tuhan, kedudukan manusia, dan ketidakberdayaan manusia. Penelitian Eka dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tindak tutur

Page 10: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

6

Representatif kajian Pragmatik, perbedaanya adalah pada Penelitian yang dilakukan

Eka objenya menggunakan tayangan video ceramah K.H. Anwar Zahid sedangkan

penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan koran Solopos.

Dewi (2013) meneliti “An Analysis Representatif Act in Film Harry Potter

And The Philoshoper’stone by J.K Rowling. Hasil dari penelitian ini adalah

menemukan tipe-tipe representatif pada percakapan film Harry Potter And The

Philoper’stone. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dewi adalah sama-sama meneliti tindak tutur Representatif sebagai

bahan penelitian. perbedaannya adalah objek penelitian ini menggunakan koran

Solopos, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi menggunakan film Harry

Potter.

Dani (2015) meneliti “Representative And Directive Act Used by Main

Character in The Baytown Outlaw Movie”. Hasil dari penelitin ini adalah

menemukan representative dan directive dari pemeran utama pada film “The

Baytown Movie”. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian

yang dilakuan oleh Dani adalah sama-sama meneliti tindak tutur Representatif.

Perbedaannya terletak pada objek penelitannya. Penelitian yang dilakukan peneliti

menggunakan koran harian Solopos sebagai objek penelitian, sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Dani menggunakan Film yang berjudul Baytown Movie sebagai

objek penelitian.

2. METODE PENELITIAN

Bentuk dan strategi pada penelitian ini menggunakan metode jenis

kualitatif deskriptif. Pengumpulan data penelitian ini diperoleh dari media cetak

Solopos edisi Desember 2016 dan dimulai pada bulan Februari 2017. Penelitian ini

mengacu pada kolom tajuk rencana yang termuat dalam surat kabar Solopos. Data

dalam penelitian ini berupa kalimat pada tajuk rencana yang mengandung tindak

tutur representatif, yang berupa menjelaskan, menyatakan, menginformasikan

sesuatu, menyarankan, menunjukkan. Sumber data pada penelitian ini adalah kalimat

pada tajuk rencana koran Solopos edisi Desember 2016.

Page 11: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

7

Peneliti adalah instrumen kunci (key instrumen) dalam sebuah penelitian.

Peneliti bertindak sebagai perencana penelitian, dan penganalisis data penelitian.

Peneliti secara mandiri teliti dan aktif melakukan berbagai persiapa, pelaksanaan,

dan pelaporan hasil penelitian. (Yusuf, 2014:332). Teknik pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan metode simak dan catat. Teknik simak digunakan untuk

menyimak penggunaan bahasa khususnya tindak tutur representatif pada media cetak

Solopos edisi Desember 2016 dengan kajian pragmatik. Selanjutnya, penerapan

teknik catat yakni mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian sesuai

dengan objek yang dikaji.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode agih dan

padan. Metode agih merupakan metode analisis yang alat penentunya berada di

bagian dari bahasa yang telah ditentukan sendiri (Sudaryanto, 1993:47). Metode

padan adalah metode yang alat penentunya diluar, terlepas, dan tidak menjadi bagian

dari bahasa yang bersangkutan, (Sudaryanto, 1993:13). Analisis data pada penelitian

ini diperoleh dari mengidentifikasi halaman tajuk rencana koran Solopos yang

terdapat tindak tutur representatif, kemudian mengklasifikasikan secara pragmatik

dan selanjutnya dilakukan analisis menarik kesimpulan.

Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah trianggulasi

data. Pada penelitian ini jenis trianggulasi data yang digunakan untuk menguji

kebasahan data adalah dengan membandingkan teori-teori yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Dari beberapa teori-teori yang telah dibandingkan disimpulkan menjadi

satu teori yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa kelompok kata/sinonim dari masing-masing bentuk tindak tutur ilokusi

representatif yang dikelompokkan pada tabel berikut.

Page 12: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

8

a. Tabel 4.1 Tipe Kelompok Kata/Sinonim

3.1 Bentuk Tindak Tutur Representatif pada Tajuk Rencana Koran Solopos

Edisi Desember 2016

3.1.1 Tindak Representatif– Menjelaskan

Penggunaan tindak tutur representatif “menjelaskan”pada tajuk

rencana koran Solopos edisi kamis kliwon, 1 Desember 2016 yang berjudul

Bersiaga Menghadapi Bencana dapat terlihat pada data berikut.

(1) Paragraf 4

“Hal ini terkait dengan fenomena La Nina yang menyebabkan

musim hujan berlangsung lama. Badan Meteorologi dan

Geofisika memperkirakan curah hujan tinggi terjadi pada

Desember hingga awal 2017”

.

Tuturan yang disampaikan penutur (wartawan) tersebut mengandung

makna menjelaskan yaitu terlihat pada kalimat “Terjadinya fenomena La

Nina menyebabkan musim hujan berlangsung lama”, maksud dari tuturan

tersebut wartawan ingin memaparkan bahwa hujan yang berlangsung lama

disebabkan oleh fenomena La Nina. Kebenaran tuturan pada paragraf 4 juga

diperjelas dengan waktu yang terjadi curah hujan tinggi yaitu pada kalimat

selanjutnya yaitu “Badan meteorologi dan Geofisika memperkirakan curah

hujan tinggi terjadi pada Desember 2017. Pernyataan tersebut dianggap benar

oleh penutur agar pembaca percaya dan memahami penjelasan tersebut.

Tipe Kata/Sinonim

1. Menjelaskan Pengertian, Maksud, Perkirakan, Cara,

Penyebab, Penjelasan, dll

2. Menyatakan Menyebutkan, Mengemukakan, Mengakui,

Menggambarkan, Menurut, dll

3. Menginformasikan

sesuatu

Tragedi, Waktu, Kejadian, Tempat,

Berlangsung, Jumlah, Menimbulkan, dll

4. Menyarankan Perlu, Harus, Untuk, Dapat, Agar, Segera,

Diharapkan, Hendaknya, dll

5. Menunjukkan Memunculkan, Berguna, Tepat, Menjadi,

Menemukan, Ciri-ciri,dll

Page 13: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

9

(2) Paragraf 9

“Paradigma penanggulangan bencana tak sekedar bersifat

relief (bantuan) dan emergency (kedaruratan). Pola lama

penanggulangan bencana adalah bantuan makanan, tempat

tinggal, medis, dan sejenisnya. Paradigma yang berkembang saat

ini adalah mitigasi untuk mengidentifikasi daerah rawan bencana

berikut polanya, kemudian paradigma pembangunan

denganmemperdayakan ekonomi warga korban bencana”.

Tuturan yang disampaikan penutur (wartawan) tersebut mengandung

makna menjelaskan yaitu terihat pada kalimat “Paradigma penanggulangan

bencana tak bersifat relief (bantuan) dan emergency (kedaruratan)”, maksud

dari kalimat tuturan tersebut adalah wartawan ingin menjelaskan bahwa

asumsi atau cara pandang penanggulangan suatu bencana tidak hanya

bersifat membantu dan menolong kedaruratan pada saat terjadinya bencana

saja”. Kemudian tersebut diperjelas lagi kebenarannya oleh kalimat

selanjutnya, yaitu “Pola lama penanggulangan bencana adalah bantuan

makanan, tempat tinggal, medis, dan sejenisnya. Paradigma yang

berkembang saat ini adalah mitigasi untuk mengidentifikasi daerah raawan

bencana berikut polanya, kemudian paradigma-paradigma pembangunan

dengan memperdayakan ekonomi warga korban bencana”. Maksud dari

tuturan tersebut adalah Pola lama atau Penanggulangan bencana yang telah

terjadi pada pada bencana-bencana sebelumnya adalah dengan memberi

bantuan makanan, tempat tinggal, kesehatan, dan lain-lain, sedangkan cara

pandang penanggulangan suatu bencanayang terjadi saat ini adalah

mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya bencana, baik melalui

pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bencana. Pernyataan tersebut dianggap benar oleh

penutur agar pembaca percaya dan memahami penjelasan tersebut.

Solopos edisi Jumat legi, 2 Desember 2016

Page 14: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

10

3.1.2. Tindak Tutur Representatif – Menyatakan

Penggunaan tindak tutur representatif “menyatakan” pada tajuk

rencana koran Solopos edisi Jumat legi, 2 Desember 2016 yang berjudul

Beretika di Dunia Maya dapat terlihat pada data berikut

(1) Paragraf 2

“Pakar digital marketing Indonesia dan media sosial, Athony

Leong, menilai pemberlakuan revisi UU ITE ini bernilai positif

karena menerapkan etika sosial di masyarakat pada dunia

digital”.

Tuturan yang disampaikan penutur (wartawan) tersebut merupakan

tuturan “menyatakan” sebab pada kalimat tuturannya tersebut, Anthoni Leong

(sebagai narasumber) menyatakan, “pemberlakuan revisi UU ITE berniali

positif karena menerapkan etika sosial dimasyarakat”. Kebenarannya terlihat

pada narasumber yang memberikan komentarnya.

3.1.3 Tindak tutur menginformasikan sesuatu

Penggunaan tindak tutur representatif “menginformasikan sesuatu”

pada tajuk rencana koran Solopos edisi Sabtu pahing, 3 Desember 2016

yang berjudul Momentum Membersihkan Institusi TNI dapat terlihat pada

data berikut.

(1) Paragraf 3

“Kasus brigjen Teddy yang berakhir dengan pemidanaan

penjara seumur hidup patut diapresiasi sebagai sebagai kehendak

internal TNI untuk membersihkan diri dari korupsi. Langkah ini

perlu didukung dengan pembangunan sistem yang lebih terbuka

sehingga TNI bisa dikontrol dari luar. Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) perlu dilibatkan untuk ikut membersihkan TNI”.

Tuturan yang disampaikan penutur (wartawan) tersebut merupakan tuturan

“menginformasikan sesuatu” sebab penutur ingin menginformasikan bahwa,

Kasus brigjen Teddy yang berakhir dengan pemidanaan penjara seumur

hidup patut diapresiasi sebagai kehendak internal TNI untuk membersihkan

diri dari korupsi. Lalu kebenaran pernyataan tersebut dilanjutkan oleh

pernyataan penutur yakni, Langkah ini perlu didukung dengan

pembangunan sistem yang ebih terbuka sehingga TNI bisa dikontrol dari

Page 15: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

11

luar. Komisi pemberantasan orupsi (KPK) perlu dilibatkan untuk ikut

membersihkan TNI”.

3.1.4 Tindak Tutur Represenantif – Menyarankan

Penggunaan tindak tutur representatif “menyarankan” pada tajuk

rencana koran Solopos edisi Senin wage, 5 Desember 2016 yang berjudul

Berbahasa Indonesia dapat terlihat pada data berikut.

(1) Paragraf 9

“Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Regulasi

hanya menjadi stimulan atau pendorong. Kesadaran

bersama bahwa bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa

itulah yang paling penting. Kesadaran bahwa menjaga

bahasa Indonesia sama halnya menjaga bangsa”.

Tuturan yang disampaikan penutur (wartawan) tersebut merupakan

tuturan “menyarankan” sebab pada kalimat tersebut terdapat kata

penekanan, yaitu “perlu” pada kalimat “perlu dibiasakan dalam

kehidupan sehari-hari”. Lalu kebenaran kalimat tersebut dijelaskan pada

kalimat selanjutnya, yaitu “Kesadaran bersama bahwa bahasa Indonesia

adalah jati diri bangsa itulah yang paling penting. Kesadaran bahwa

menjaga bahasa Indonesia sama halnya menjaga bangsa”. Pernyataan

tersebut dianggap benar oleh penutur agar pembaca dapat memahami dan

percaya maksud penutur.

3.1.5 Tindak Tutur Representatif - Menunjukkan

Penggunaan tindak tutur representatif “Menunjukkan” pada tajuk

rencana koran Solopos edisi Kamis Pahing, 8 Desember 2016 yang

berjudul Membiakkan Inisiatif Heybro dapat terlihat pada data berikut.

(1) Paragraf 6

“Inisiatif belasan pelajar SMP dan SMA di Kota Solo

yang tergabung dalam komunitas Healthy Young Browser

(Heybro) mengampayekan berinternet secara sehat perlu

dibiakkan ke masyarakat luas. Komunitas ini menjadi aset

berharga mengingat remaja menjadi salah satu kelompok

yang paling banyak terpapar informasi melalui internet”.

Page 16: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

12

Tuturan yang disampaikan penutur (wartawan) tersebut merupakan

tuturan “menunjukkan” sebab pada tuturan tersebut penutur ingin

menujukkan bahwa terdapat belasan pelajar SMP dan SMA yang

tergabung dalam komunitas Healthy Young Browser (Heybro).

Kebenaran kalimat tersebut dilihat dari kalimat selanjutnya yaitu,

“Komunitas ini menjadi aset berharga mengingat remaja menjadi salah

satu kelompok yang paling banyak terpapar informasi melalui internet”.

Pernyataan tersebut dianggap benar oleh penututur agar pembaca dapat

memahami dan percaya tuturan tersebut.

4. PENUTUP

Berdasarkan tujuan dan hasil pembelajaran dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa, Tindak tutur ilokusi yang terdapat pada Koran Solopos edisi

Desember 2016 merupakan tindak tutur ilokusi representatif bentuk (1)

menjelaskan, (2) menyatakan, (3) menginformasikan sesuatu, (4) menyarankan,

(5) menunjukkan. Rinciannya meliputi tindak tutur menjelaskan 24 data,

menyatakan 16 data, menginformasikan sesuatu 23 data, menyarankan 24 data,

menunjukkan 23 data.

Konteks dalam Tajuk Rencana Solopos edisi Desember 2016 merupakan

jenis gagasan seseorang yang sebagian besar berupa berita pada saat kondisi

tersebut sedang terjadi. Gagasan tersebut dimaksudkan agar pembaca dapat

percaya dan memahami makna tuturan yang disajikan dalam tajuk rencana

tersebut. Sehingga pembaca juga dapat mengomentari setiap gagasan yang

disampaikan penutur.

Pemakaian bentuk-bentuk Tindak Tutur Representatif dapat dijadikan

sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia kelas X SMA. Bahan tersebut digunakan

pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini

sama halnya dengan meneliti tajuk rencana yang di dalamnya terkandung

informasi dan makna serta maksud tertentu yang di buat oleh penulis berdasarkan

permasalahan yang sedang terjadi.

Page 17: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

13

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Dani. 2015. “Representative And Directive Act Used By Main

Character in The Baytown Outlaw Movie”. Naskah Pubikasi. Diakses

pada 8 Maret 2017. Tulungagung. IAIN Tulungagung.

(http://journal.edu.ardyansah.org/pub.html)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendektan

Praktik.Yogyakarta”: Rineka Cipta.

Fadilla, 2012. “Pengertian Surat Kabar”. Diakses pada 10 Februari 2017.

(http://tulisandila.wordpress.com/2013/02/16/pengertian-surat-kabar/)

Fatima, Wa. 2016. “Kemampuan Menentukan Fakta dan Opini dalam Teks Tajuk

Rencana Koran Kompas Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 7 Kendari.

Naskah Publikasi. Juli 2016. Vol. 1 No. 2. Kendari. Universitas Halu Oleo.

KBBI. 2017. Pengertian Surat Kabar. Diakses pada 10 April 2017, dari

https://www.kbbi.pengertian-.surat-kabar/

Leech. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press.

Machsun. 2007. “Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya”. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.

Moelong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nikmah, Dewi Lutfiatun. 2015. “An Analysis Representative Act Film “Harry Potter

and The Piloshpers’stone By J.K Rowling”. Naskah Publikasi. mei 2015.

Tulungagung. IAIN Tulungagung. Diakses pada 8 Maret 2017.

(https://www.journal.publications.org.representative.actfilm.html.com)

Prayitno, Joko Dwi. (2014). “A Pragmatic Analysis on Directive Utterances In

Desicable Me And Subtitle” Artikel Publikasi. Juli 2014. Surakarta.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahayuningsih, Eka. 2013. “Tindak Tutur Representatif dalm Ceramah K.H Anwar

Zahid. Naskah Publikasi. Januari 2013. Diakses pada 8 Maret 2017.

Halaman VII-VIII. Jember: Universitas Jember.

(http://journal.org/publications/Eka Rahayuningsih.jse/viin.html).

Rakhmah, Hildana Zulfira. “Tindak Tutur Ilokusi Representatif dalam Komik

Seratoes Ploes Aspirasi, Karya Haryadhi”. Naskah Publikasi. September

2013. Surabaya. Universitas Airlangga. Diakses pada 8 Maret 2017.

(http://www.representatif.journal.publication.jef.html.com)

Page 18: ii - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54583/12/NASKAH PUBLIKASI.pdfBahan tersebut digunakan pada kurikulum 2013 fokus utamanya mengenai teks eksposisi. Teks eksposisi ini sama halnya

14

Rohmadi, Muhammad. 2004. Analisis Wacana Pragmatik (Kajian Teori dan

Analisisnya).Surakarta: Yuma Pustaka.

Rohmadi. Muhammad dan Nasucha Yakub. 2015. “Dasar-dasar Penelitian”.

Surakarta: Pustaka Briliant.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Sumaridia, AS Haris. 2005. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung. Simbiosa

Rekatama media.

Sundari, Hesti. (2009). “An Analysis on Directive Illocutionary Act in Archer’s

Utterance in the Movie Blood Diamond by Edward Zwick and Marshal

Herskovit” Thesis. Januari 2009. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro

Semarang.

Tamara, Chyntia Widi. 2015. “Directive Speech Act Realization In The Teaching

And Learning At Magister of Languange Studies Muhammadiyah

Surakarta 2014” Artikel Publikasi. Juni 2015. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Tarigan, Guntur Hendry. 1986, “Pengajaran Pragmatik”. Bandung: Penerbit

angkasa Bandung.

Tri Prasetyo, Hermawan. 2004.“Tindak Tutur Representatif dan Direktif Kru Bus

Banyuwangi-Jember. Naskah Publikasi. November 2014. VIII-IX. Jember.

Universitas Jember.

Wijana, Putu Dewa dan Rohmadi, Muhammad. 2009, Analisis Wacana Pragmatik

Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Wijana. I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi

ofset.

Wulandari. Yosi. 2012. “Pendayagunaan Struktur Teks Wacana Kesejahteraan

Rakyat Dalam Tajuk Rencana Harian Kompas”. Naskah Publikasi. 24(2)

152-156. Diakses pada 8 Maret 2017.

(http://journal.yosi.tajuk.rencana.html.com)

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.