ii. landasan teori 1. pengelolaan dan pengaturan ... · landasan teori 1. pengelolaan dan...

18
II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu apa saja yang mempunyai kaitan kehidupan pada umumnya dan kehidupan manusia pada khususnya. Manusia mempunyai hubungan dengan lingkungan lainnya seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda/alat, termasuk hal-hal yang merugikan lingkungan. Pencemaran lingkungan hidup tidak hanya dalam bentuk pencemaran fisik seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah tetapi juga pencemaran lingkungan sosial yang seringkali menimbulkan keresahan sosial yang gawat (Haeruman, 1978). Kurangnya pendekatan-pendekatan yang serasi terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal, seringkali menimbulkan keresahan-keresahan yang dapat mengganggu kelangsungan pembangunan itu sendiri. Mutu lingkungan dapat diartikan sebagai derajat pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan tersebut. Semakin tinggi derajat pemenuhan kebutuhan dasar itu, semakin tinggi pula mutu lingkungan dan sebaliknya. Menurut Haeruman (1978), pembangunan tidak hanya penting untuk meningkatkan taraf hidup dalam arti materi saja, tetapi juga penting untuk memperhatikan aspek-aspek non materi. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, makin tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut dan sebaliknya (Soemarwoto, 1978). Sehubungan dengan itu, maka dari setiap proyek pembangunan investasi instalasi biogas diharapkan dapat menciptakan berbagai sumber kehidupan yang beranekaragam dimana proyek investasi instalasi biogas dibangun. Hal ini berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat setempat. Ini berati pula bahwa proyek investasi pembangunan instalasi biogas tersebut harus dapat menciptakan sumber mata pencaharian baru, pertumbuhan ekonomi pedesaan, pertumbuhan kemampuan/keterampilan yang lebih baik dan kerjasama sosial yang lebih harmonis. Dengan kata lain bahwa setiap proyek investasi pembangunan instalasi biogas harus memberikan dampak positif pada banyak

Upload: lamdiep

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

II. LANDASAN TEORI

1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup

Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu apa

saja yang mempunyai kaitan kehidupan pada umumnya dan kehidupan manusia

pada khususnya. Manusia mempunyai hubungan dengan lingkungan lainnya

seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda/alat, termasuk hal-hal yang

merugikan lingkungan.

Pencemaran lingkungan hidup tidak hanya dalam bentuk pencemaran

fisik seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah tetapi juga

pencemaran lingkungan sosial yang seringkali menimbulkan keresahan sosial

yang gawat (Haeruman, 1978). Kurangnya pendekatan-pendekatan yang serasi

terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal, seringkali menimbulkan

keresahan-keresahan yang dapat mengganggu kelangsungan pembangunan itu

sendiri.

Mutu lingkungan dapat diartikan sebagai derajat pemenuhan kebutuhan

dasar dalam kondisi lingkungan tersebut. Semakin tinggi derajat pemenuhan

kebutuhan dasar itu, semakin tinggi pula mutu lingkungan dan sebaliknya.

Menurut Haeruman (1978), pembangunan tidak hanya penting untuk

meningkatkan taraf hidup dalam arti materi saja, tetapi juga penting untuk

memperhatikan aspek-aspek non materi. Makin tinggi derajat mutu hidup dalam

suatu lingkungan tertentu, makin tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut

dan sebaliknya (Soemarwoto, 1978).

Sehubungan dengan itu, maka dari setiap proyek pembangunan investasi

instalasi biogas diharapkan dapat menciptakan berbagai sumber kehidupan yang

beranekaragam dimana proyek investasi instalasi biogas dibangun. Hal ini

berguna untuk menunjang kualitas hidup masyarakat setempat. Ini berati pula

bahwa proyek investasi pembangunan instalasi biogas tersebut harus dapat

menciptakan sumber mata pencaharian baru, pertumbuhan ekonomi pedesaan,

pertumbuhan kemampuan/keterampilan yang lebih baik dan kerjasama sosial

yang lebih harmonis. Dengan kata lain bahwa setiap proyek investasi

pembangunan instalasi biogas harus memberikan dampak positif pada banyak

Page 2: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

aspek kehidupan. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan yang

berkelanjutan secara terkendali dan pemanfaatan sumberdaya alam secara

bijaksana adalah tujuan pengelolaan lingkungan hidup. Untuk dapat

terlaksananya tujuan tersebut maka sejak awal perencanaan kegiatan sudah harus

memperkirakan perubahan kondisi lingkungan, baik yang berdampak positif

maupun negatif, yang mungkin timbul sebagai akibat dilaksanakannya kegiatan

tersebut, sehingga sejak dini dapat dipersiapkan pencegahnya.

Pengaturan lingkungan hidup adalah suatu konsep pengelolaan kegiatan

manusia sedemikian rupa sehingga kesehatan biologis, keanekaragaman dan

keseimbangan ekologis dapat dipertahankan. Pengaturan lingkungan hidup

berkepentingan dengan penyediaan suatu keserasian antara kegiatan manusia

dengan alam. Alam dalam hal ini adalah proses biologis yang berhubungan

timbal balik antara organisme dengan lingkungannya (Haeruman, 1979). Lebih

jauh dikatakan bahwa pengaturan lingkungan hidup tidak mengabaikan

pengaturan konsumsi manusia, tetapi mengatur keseimbangan keperluan

konsumsi manusia dengan batasan alami dan hukum-hukum alam. Di samping

itu pemenuhan keperluan jangka pendek harus memperhatikan kehidupan

ekologis jangka panjang.

Dikatakan selanjutnya oleh Edmunds dan Letey (1973), bahwa akibat

dari limbah dan bahan-bahan buangan dari kegiatan manusia dapat menurunkan

kualitas lingkungan. Pengurangan jenis dari suatu populasi mengurangi

keanekaragaman lingkungan hidup, kerusakan rantai makanan, dan

menyebabkan ketidakseimbangan ekologis yang pada akhirnya dirasakan

sebagai kemunduran kesehatan manusia. Oleh karena itu, pengaturan lingkungan

hidup merupakan konsep yang berkepentingan dengan kesehatan manusia jangka

panjang.

Pengatur lingkungan hidup adalah pengambilan keputusan yang

mengatur alokasi sumber dan desain hasilnya mempengaruhi siklus kehidupan

ekologis (Edmunds dan Letey, 1973). Menurut Haeruman (1979), yang termasuk

ke dalam pengatur lingkungan hidup adalah pemerintah dan segala tingkatannya,

seperti departemen pertanian, pertambangan, kehutanan, pejabat-pejabat dalam

perusahaan swasta yang secara tidak langsung menciptakan limbah yang menjadi

Page 3: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

beban pada lingkungan hidup, pemuka adat dan agama yang mengatur

kehidupan perorangan dan bermasyarakat.

Demikian pula halnya dengan peternak, baik perorangan maupun

kelompok diperlukan pengatur lingkungan hidup karena keputusannya dapat

mempengaruhi lingkungan hidup dengan limbah ternak yang dihasilkan dari

kegiatan usahanya. Oleh karena itu, peternak berkewajiban menangani

sedemikian rupa sehingga limbah ini tidak menjadi beban lingkungan.

2. Produk dan Limbah Ternak Perah

Kegiatan usaha peternakan menghasilkan produk utama berupa susu.

Susu sebagai bahan pangan hewani apabila dikonsumsi oleh konsumen dalam

keadaan normal dapat meningkatkan kesehatan fisik yang bersangkutan. Selain

menghasilkan susu, sapi perah menghasilkan pula limbah. Menurut

Wiryosuhanto (1985) limbah ternak dalam arti sempit dapat dikatakan sebagai

kotoran atau tinja dan urine ternak, yang bisa disebut manure.

Sapi laktasi yang mempunyai bobot badan 450 kg membutuhkan rumput

kurang lebih 30 kg, konsentrat 6 kg, air 50 liter per ekor per hari serta

menghasilkan limbah berupa kotoran dan urine kurang lebih sebanyak 25 kg per

ekor per hari (Wiryusohanto, 1985; Sudono, 1990).

Limbah ternak sapi perah terdiri atas limbah padat, limbah cair dan

limbah gas. Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan atau

berada dalam fase padat, sedang limbah cair adalah semua limbah yang

berbentuk cairan atau berada dalam fase cair dan limbah gas adalah semua

limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas (Soehadji, 1992).

3. Pengertian Biogas

Biogas adalah gas yang dapat dibakar atau sumber energi yang

merupakan campuran berbagai gas, dengan gas methana dan gas karbon dioksida

merupakan campuran yang dominan (Simamora et al., 2006).

Harahap et al. (1978) menyatakan bahwa gasbio, merupakan bahan

bakar berguna yang dapat diperoleh dengan memproses limbah di dalam alat

yang dinamakan penghasil gasbio. Dinyatakan pula bahwa gas bio memiliki nilai

Page 4: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

kalorinya cukup tinggi, yaitu dalam kisaran 4.800-6.700 Kcal/m3, dimana gas

methana murni (100%) mempunyai nilai kalori 8.900 Kcal/m3. Kisaran

komposisi gas dalam gasbio dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi gas dalam biogas

No Jenis Gas Komposisi Komposisi

1 Methana (CH4) 54-70 % 65,7 % 2 Karbon dioksida (CO2) 27-45 % 27,0 % 3 Nitrogen (N2) 0,5-3 % 2,3 % 4 Karbon monoksida (CO) 0,1 % 0,0 % 5 Oksigen (O2) 0,1 % 1,0 % 6 Propen (C3H8) - 0,7 % 7 Hidrogen sulfida (H2S) Sedikit sekali tidak teratur 8 Nilai kalori (Kcal/m3) 4800-6700 6513

Sumber : Harahap et al. (1978)

Beberapa alasan bahwa energi biogas sangat potensial untuk

dikembangkan adalah (1) produksi biogas dari kotoran peternakan sapi ditunjang

oleh kondisi yang kondusif perkembangan peternakan sapi di Indonesia akhir-

akhir ini, sehingga ketersediaan supply bahan terjamin, (2) regulasi di bidang

energi seperti kenaikan tarif listrik, kenaikan harga Liquefied Petroleum Gas

(LPG), premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar

telah mendorong pengembangan sumber energi alternatif yang murah,

berkelanjutan dan ramah lingkungan, (3) kenaikan harga dan kelangkaan pupuk

anorganik di pasaran karena distribusi pemasaran yang kurang baik

menyebabkan petani berpaling pada penggunaan pupuk organik.

Pendukung kegiatan industri kecil di pedesaan adalah pemanfaatan

untuk kompor, penerangan, pemanas air, pembangkit listrik dan penggunaan

lainnya. Sedangkan lumpur keluaran dari digester dapat dimanfaatkan untuk

pupuk atau dialirkan ke kolam ikan, untuk media tanaman jamur dan pakan

ternak. Pengembangan kegiatan penelitian dan penerapan biogas telah

dilaksanakan oleh PTP-ITB tahun 1978 dan dicapai, yaitu digester biogas

berskala 18 m3, dapat dimanfaatkan untuk penerangan dan kompor gas,

pemurnian biogas, pengemasan biogas dalam tabung (skala laboratorium), dan

Page 5: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

sebagai sumber energi pada motor bakar untuk menghasilkan sumberdaya

mekanis maupun listrik.

Untuk memproduksi biogas diperlukan digester. Digester dapat

mengurangi emisi gas metana (CH4) yang dihasilkan pada dekomposisi bahan

organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan. Dengan

menggunakan digester kotoran sapi difermentasi menjadi gas metana (biogas).

Gas metana termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang

menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global, karena gas metana

memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas karbondioksida (CO2).

Pengurangan gas metana secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya

mengatasi masalah pemanasan global (efek rumah kaca) yang berakibat pada

perubahan iklim global. Secara tidak langsung, upaya ini juga merupakan

dukungan pada program internasional, yaitu mekanisme pembangunan bersih

(Clean Development Mechanism) dari protokol Kyoto yang efektif berlaku mulai

16 Februari 2005 dan Indonesia termasuk negara yang meratifikasinya.

Penggunaan green energy dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dapat

dimanfaatkan untuk memperoleh kompensasi dari negara-negara industri melalui

perdagangan gas karbon.

4. Prinsip Pembuatan Biogas

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik

secara anerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang

sebagian besar berupa metana (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan

karbondioksida. Pada umumnya semua jenis bahan organik dapat diproses untuk

menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair)

homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk

sistem biogas sederhana. Di samping itu juga sangat mungkin menyatukan

saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam sistem biogas.

Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu,

tempe, ikan pindang atau brem dapat menyatukan saluran limbahnya ke dalam

sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di

sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal

Page 6: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat

mempengaruhi produktivitas sistem biogas, di samping parameter-parameter lain

seperti temperatur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara. Salah satu cara

menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem

biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N)

atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT

menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan

optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20 (Wiryosuhanto, 1985). Bahan organik

dimasukkan ke dalam ruangan tertutup kedap udara (disebut digester) sehingga

bakteri anaerob akan membusukkan bahan organik tersebut yang kemudian

menghasilkan gas (disebut biogas). Biogas yang telah terkumpul di dalam

digester selanjutnya dialirkan melalui pipa penyalur gas menuju tabung

penyimpan gas atau langsung ke lokasi penggunaannya.

5. Manfaat Biogas

Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya

minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas

dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses

produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung

dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian. Limbah

biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk

organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman.

Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin dan lain-lain tidak

dapat digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan

pada tanaman jagung, bawang merah dan padi. Sedangkan komponen biogas

untuk skala rumah tangga biasanya memiliki komposisi seperti yang tersaji

pada Tabel 2.

Page 7: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

Tabel 2. Komposisi gas yang terdapat dalam biogas skala rumah tangga

No. Jenis Gas Volume (%) 1 Metana (CH4) ± 60 2 Karbondioksida (CO2) ± 38 3 O2, H2 dan H2S ± 2

Nilai kalori dari satu meter kubik biogas sekitar 6.000 watt jam yang

setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu, biogas sangat cocok

digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti

minyak tanah, Liquefied Petroleum Gas (LPG), butana, batubara, maupun

bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. Kesetaraan biogas dapat dilihat dari

Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Biogas dibandingkan dengan bahan bakar lain

Keterangan Bahan bakar lain

1 m3 Biogas

Elpiji 0,46 kg Minyak tanah 0,62 liter Minyak solar 0,52 liter Bensin 0,80 liter Gas kota 1,50 m3 Kayu bakar 3,50 kg

Biogas dapat dipergunakan dengan cara yang sama seperti gas-gas

mudah terbakar yang lain. Pembakaran biogas dilakukan dengan mencampurnya

dengan sebagian oksigen (O2). Namun demikian, untuk mendapatkan hasil

pembakaran yang optimal, perlu dilakukan pra kondisi sebelum biogas dibakar

yaitu melalui proses pemurnian/penyaringan karena biogas mengandung

beberapa gas lain yang tidak menguntungkan. Sebagai salah satu contoh,

kandungan gas hidrogen sulfida yang tinggi yang terdapat dalam biogas jika

dicampur dengan oksigen dengan perbandingan 1:20, maka akan menghasilkan

gas yang sangat mudah meledak. Tetapi sejauh ini belum pernah dilaporkan

terjadinya ledakan pada sistem biogas sederhana.

Page 8: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

6. Model Reaktor Biogas

Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan di antaranya

adalah reaktor jenis kubah tetap (fixed-dome), reaktor terapung (floating drum),

reaktor jenis balon terbuat dari plastik. Dari ke tiga jenis reaktor biogas tersebut

yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (fixed-dome) dan jenis drum

mengambang (floating drum). Beberapa tahun terakhir ini dikembangkan

reaktor kubah tetap dari bahan fiber glass yang banyak digunakan sebagai

reaktor sederhana dalam skala kecil maupun skala besar.

a. Reaktor kubah tetap (fixed-dome)

Reaktor ini disebut juga reaktor China. Dinamakan demikian karena

reaktor ini dibuat pertama kali di China sekitar tahun 1930, kemudian sejak

saat itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini

memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas

dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri pembentuk asam ataupun

bakteri pembentuk gas metana. Bagian pertama dapat dibuat dengan

kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya

harus kuat karena menahan gas agar tidak terjadi kebocoran. Bagian yang

kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena

bentuknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas

yang tidak bergerak (fixed). Bentuk reaktor kubah tetap terbuat dari semen

dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Jenis digester kubah tetap (fixed-dome)

Page 9: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan

mengalir dan disimpan di bagian kubah. Keuntungan dari reaktor ini adalah

biaya konstruksi lebih murah daripada menggunakan reaktor terapung,

karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang

tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah.

Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi kehilangan gas

pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.

b. Reaktor floating drum

Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di India pada

tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian

digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian

penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum

ini dapat bergerak naik-turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil

fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan

tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan. Keuntungan dari reaktor ini

adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum

karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga

tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material

konstruksi dari drum lebih mahal. Faktor korosi pada drum juga menjadi

masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini memiliki umur

yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap. Bentuk

reaktor biogas terapung dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Reaktor floating drum

Page 10: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

c. Reaktor balon dari plastik

Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan

pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih

efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri

dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing-

masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak

dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas

yang akan mengisi pada rongga atas. Bentuk reaktor biogas balon dari bahan

plastik dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Reaktor balon

d. Reaktor dari bahan fiber glass

Reaktor bahan fiber glass merupakan jenis reaktor yang banyak

digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan fiber glass

sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas.

Reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan

penyimpanan gas masing-masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat.

Reaktor dari bahan fiber glass ini sangat efisien karena sangat kedap, ringan

dan kuat. Jika terjadi kebocoran mudah diperbaiki atau dibentuk kembali

Page 11: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

seperti semula, dan yang lebih efisiennya adalah reaktor dapat dipindahkan

sewaktu-waktu jika peternak sudah tidak menggunakannya lagi. Bentuk

reaktor biogas dari bahan fiber glass dapat dilihat pada Gambar 5 berikut

ini.

Gambar 5. Reaktor dari bahan fiber glass

7. Kajian Aspek-Aspek dalam Penilaian Proyek

a. Aspek Teknis

Aspek ini berkenaan dengan proses pembangunan usaha secara teknis

dan operasi setelah proyek dijalankan. Aspek tersebut menyangkut faktor

produksi (input) dan hasil produksi (output) yang akan menguji hubungan-

hubungan teknis yang mungkin dalam suatu usaha (Husnan dan Suwarsono,

2000). Analisis aspek teknis meliputi penentuan kapasitas produksi (skala

usaha) yang merupakan volume atau jumlah satuan usaha yang dihasilkan

selama satuan waktu tertentu, penentuan lokasi usaha, bahan baku dan

pembantu serta pendukung lainnya, pemilihan teknologi, penggunaan mesin

dan peralatan.

b. Aspek manajemen operasi

Analisis manajemen operasional perusahaan meliputi kebutuhan

tenaga kerja, bentuk dan struktur organisasi dan spesifikasi jabatan dalam

perusahaan. Analisis kebutuhan tenaga kerja didasarkan kebutuhan pada

proses produksi, manajemen dan proses administrasi. Struktur formal

organisasi dapat membantu menjelaskan wewenang tugas dan tanggung

jawab manajemen (Kadariah et al., 1999).

Page 12: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

a) Aspek Pemasaran

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) analisis terhadap aspek

pasar dan pemasaran pada suatu usaha, ditujukan untuk mendapatkan

gambaran tentang (a) Potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk

masa yang akan datang. Permintaan dan penawaran produk pada masa

yang akan datang, dihitung menggunakan metode peramalan, (b) Pangsa

pasar yang dapat diserap oleh usaha tersebut dari keseluruhan pasar

potensial serta perkembangan pangsa pasar tersebut di masa yang akan

datang.

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu,

unit usaha diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasaran-nya.

Pada dasarnya, strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya

dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, indentifikasi pasar

sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran

pemasaran (Tjiptono, 1995).

b) Aspek Sosial

Aspek sosial, yaitu berkenaan dengan dampak sosial yang lebih

luas dari investasi yang diusulkan, seperti penyediaan, pengaruh terhadap

lingkungan dan pemerataan pendapatan.

c) Aspek Finansial

Aspek ini mengukur manfaat ekonomis bagi proyek itu sendiri

atau sering disebut manfaat finansial. Manfaat finansial ini berupaya

melihat apakah proyek mampu memenuhi kewajiban finansial ke dalam

atau ke luar perusahaan serta mendatangkan keuntungan yang layak bagi

perusahaan atau pemiliknya.

Menurut Gittinger (1986), analisis finansial adalah suatu analisis

yang membandingkan antara biaya-biaya dengan manfaat (benefit) untuk

menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur

proyek. Suatu usaha dapat dinilai layak apabila memberikan keuntungan

finansial.

Page 13: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

8. Teori Manfaat dan Biaya

Analisis biaya manfaat merupakan penerapan ekonomi kesejahteraan

modern dan ditujukan untuk memperbaiki efisiensi ekonomi alokasi sumberdaya.

Setiap proyek, program atau kebijaksanaan baru yang diusulkan oleh masyarakat

akan selalu mengarah pada aspek manfaat dan biaya. Dalam menilai manfaat

absolut maupun relatif proyek-proyek, program, kebijaksanaan-kebijaksanaan,

kiranya diperlukan suatu dasar perbandingan. Tolok ukur analisis biaya manfaat

pada hakekatnya adalah nilai moneter. Ini tak berarti bahwa analisis biaya

manfaat perlu diatasi pada hal-hal yang secara nyata diperjualbelikan

(Hufschmidt et al., 1987).

Menurut Suparmoko (1997), manfaat dan biaya suatu proyek dapat

dibedakan menjadi ”manfaat dan biaya riil” (real benefits and costs) dan

”manfaat dan biaya semu” (pecuniary benefits and costs). Manfaat riil adalah

manfaat yang timbul bagi seseorang yang tidak diimbangi dengan hilangnya

manfaat bagi pihak lain, sedangkan biaya riil adalah biaya yang sungguh-

sungguh ada dalam masyarakat dan tidak diimbangi oleh pengurangan beban

bagi pihak lain. Manfaat semu adalah manfaat yang timbul dari suatu proyek dan

diterima oleh sekelompok orang tertentu, tetapi ada sekelompok orang lain yang

menjadi menderita karena adanya proyek tersebut. Manfaat semu ini tidak

diperhitungkan dalam perhitungan biaya dan manfaat proyek, sedangkan manfaat

riil diperhitungkan dalam perhitungan biaya dan manfaat proyek.

Ada tiga macam perbedaan manfaat dari biaya riil menurut Suparmoko

(1997), yaitu manfaat dari biaya langsung tidak langsung, manfaat dari biaya

yang ”tangible” (yang dapat diraba) dari yang ”intangible” (yang tak dapat

diraba) serta manfaat dari biaya ”internal” dan ”eksternal”.

a. Manfaat dan biaya langsung dan tidak langsung.

Manfaat dan biaya langsung (primary benefits and primary cost) adalah

manfaat dan biaya yang dekat hubungannya dengan tujuan utama dari suatu

proyek, sedangkan manfaat dan biaya tidak langsung (secondary benefits and

secondary cost) dari suatu proyek lebih merupakan hasil sampingan dari

proyek tersebut.

Page 14: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

b. Manfaat dan biaya yang ”tangible” (yang dapat diraba) dan yang

”intangible” (yang tak dapat diraba).

Istilah dapat diraba diterapkan bagi biaya dan manfaat yang dapat dinilai di

pasar, sedangkan manfaat dan biaya yang tidak dapat dipasarkan adalah tidak

dapat diraba.

c. Manfaat dan biaya ”internal” dan ”eksternal”

Suatu proyek menghasilkan manfaat dan biaya internal bila biaya dan

manfaat tersebut dihasilkan terbatas pada tempat tertentu, sedangkan bila

menghasilkan biaya dan manfaat pada tempat lain disebut manfaat dan biaya

eksternal.

9. Analisis Finansial

Analisis finansial dalam persiapan dan analisis proyek menerangkan

pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan terhadap peserta

yang tergabung di dalamnya. Tujuan utama analisis finansial terhadap usaha

pertanian (farms) menurut Gittinger (1986) adalah untuk menentukan berapa

banyak keluarga petani yang menggantungkan kehidupannya kepada usaha

pertanian tersebut. Salah satu cara untuk melihat kelayakan finansial adalah

dengan metode cash flow analysis.

Metode ini dilakukan setelah komponen-komponen biaya dan manfaat

tersebut dikelompokkan dan diperoleh nilainya. Komponen-komponen tersebut

dikelompokkan menjadi dua, yaitu manfaat atau penerimaan (benefit; inflow) dan

biaya atau pengeluaran (cost; outflow). Selisih antara keduanya disebut manfaat

bersih (net benefit), untuk tingkat investasi menggunakan beberapa kriteria

penilaian kelayakan yaitu: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return

(IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) (Gittinger, 1986).

Analisis finansial dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan

tersebut layak atau tidak dengan melihat kriteria-kriteria investasi yaitu Pay Back

Period (PBP), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Break Even Point (BEP), Net

Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR).

Page 15: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

a. Pay Back Period (PBP)

PBP merupakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal

(Newman, 1990). Perhitungan PBP ini dilengkapi dengan rasio keuntungan

dan biaya dengan nilai sekarang. Jika nilai perbandingan keuntungan dengan

biaya lebih besar atau sama dengan 1, proyek tersebut dapat dijalankan.

b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif

dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan

tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu

satuan. Jika diperoleh nilai net B/C > 1, maka proyek layak dilaksanakan,

tetapi jika nilai B/C < 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

c. Break Even Point (BEP)

BEP merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang harus

dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas jika jumlah

hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu sama dengan jumlah

biaya yang ditanggung sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian

tetapi juga tidak memperoleh laba. Jika hasil penjualan produk tidak dapat

melampaui titik ini maka proyek yang bersangkutan tidak dapat memberikan

laba (Sutojo, 1993).

d. Net Present Value (NPV)

NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi,

merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang

dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Kriteria

NPV sebagai berikut :

a) NPV >0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan b) NPV = 0, maka proyek tidak untung dan juga tidak rugi (manfaat

diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan)

c) NPV < 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan.

Page 16: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

e. Internal Rate of Return (IRR)

IRR menunjukkan persentase keuntungan yang diperoleh atau investasi

bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus

penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol. Jika nilai

IRR lebih besar dari tingkat diskonto maka proyek layak untuk dilaksanakan

sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto maka proyek

tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

10. Analisis Sensitivitas dan Swichthing Value

Suatu proyek pada dasarnya menghadapi ketidakpastian karena

dipengaruhi perubahan-perubahan baik dari sisi penerimaan atau pengeluaran

yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat kelayakan proyek. Analisis

sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa

proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan-perubahan dalam dasar-dasar

perhitungan biaya atau manfaat (Kadariah et al., 1999). Pada umumnya proyek-

proyek yang dilaksanakan sensitif berubah-ubah akibat empat masalah utama,

yaitu harga, kenaikan biaya, keterlambatan pelaksanaan dan hasil (Gittinger,

1986).

Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching

value). Menurut Gittenger (1986), pengujian ini dilakukan sampai dicapai

tingkat minimum dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan

berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih

sekarang menjadi nol (NPV=0). NPV sama dengan nol akan membuat IRR

sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan satu. Analisis

dilakukan pada perubahan harga input dan output yang terdiri dari empat

perubahan harga, yaitu ;

i. penurunan harga output

ii. kenaikan biaya total

iii. kenaikan biaya investasi

iv. kenaikan biaya operasional.

Page 17: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

11. Analisis Strategi Pengembangan Industri Biogas

Menurut Glueck dan Jauch (1999) strategi merupakan rencana yang

disatukan menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan suatu

perusahaan dengan tantangan dan lingkungan yang dirancang untuk memastikan

bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat.

Secara umum, manajemen strategi diawali dari tahap perumusan strategi,

tahap implementasi dan selanjutnya tahap evaluasi strategi (David, 1997). Tahap

perumusan strategi meliputi pernyataan misi, penetapan tujuan, identifikasi

peluang dan ancaman, serta kekuatan dan kelemahan. Analisis internal meliputi

pemasaran dan distribusi, manajemen, produksi dan operasi, permodalan dan

keuangan, serta pengembangan sumberdaya manusia (SDM). Analisis eksternal

meliputi lingkungan industri dan lingkungan makro.

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis strategi dengan analisis

SWOT, yaitu analisis kekuatan-kelemahan dan peluang–ancaman (Strengths,

Weaknesses, Opportunities, Threats). Analisis SWOT merupakan identifikasi

bersifat sistematik dari faktor-faktor kekuatan dan kelemahan organisasi,

peluang dan ancaman lingkungan luar, serta strategi yang menyajikan kombinasi

terbaik di antara kesempatannya. Matriks SWOT akan menghasilkan empat tipe

strategi (Tabel 4) sebagai berikut :

a. Strategi S-O

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi S-T Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi W-O Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi W-T Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Page 18: II. LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan ... · LANDASAN TEORI 1. Pengelolaan dan Pengaturan Lingkungan Hidup Sastrosupeno (1984), mengatakan bahwa lingkungan hidup, yaitu

Tabel 4. Matriks SWOT

Internal

Eksternal

Kekuatan (S) Faktor-faktor Kekuatan

Kelemahan (W) Faktor-faktor

kelemahan

Peluang (O) Faktor-faktor Peluang

strategi S-O Gunakan kekuatan

untuk

memanfaatkan

peluang

strategi W-O Atasi kelemahan

dengan memanfaatan

peluang

Ancaman (T) Faktor-faktor ancaman

strategi S-T Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

strategi W-T Meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber : David, 1997.