identitas pasien
DESCRIPTION
jTRANSCRIPT
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Elma
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Kariyawan
Status : belum menikah
No RM : 45 98 00
Tanggal masuk RS : 22 Oktober 2014
II. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa dan aloanamnesis tanggal 23
Oktober 2014 jam 13.30 WIB di Bangsal Anggrek RSUD Tugurejo Semarang
Keluhan utama : jari jempol tangan terkena mesin pabrik
RPS :
Tanggal 22 Oktober 2014 pukul 12.30 WIB pasien Nn E datang ke IGD RS
tugu rejo dengan keluhan jari jempol terkena mesin pemotongan pabrik, luka terbuka,
darah keluar terus menerus, pasien mengeluh nyeri (+), nyeri dirasakan terus menerus
pasien menyangkal kesemutan, mati rasa, pusing, demam, mual, muntah.
Tanggal 23 Oktober 2014 pukul 11.30 pasien melakukan oprasi jari jempol
tangan. Pukul 12.30 setelah oprasi pasien mengeluh masih nyeri, nyeri dirasakan terus
menerus. Pasien menyakal adanya kesemutan, mati rasa, pusing, demam, mual,
muntah.
RPD :
Riwayat sakit sama : disangkal.
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal.
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat alergi obat dan atau makanan : disangkal.
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
RPK :
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal.
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat alergi obat dan atau makanan : disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien dahulu bekerja sebagai kaiyawan pabrik plastik
Kebiasaan merokok disangkal.
Kebiasaan minum alkohol disangkal.
Kebiasaan berolahraga jarang.
III.PEMERIKSAAN FISIK
Pemerikaan fisik dilakukan tanggal 23 Oktober 2014 Pukul 13.30 WIB.
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Sedikit mengantuk
Vital sign :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x /menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
RR : 22x/menit reguler
Suhu : 370 C (aksiler)
2. STATUS INTERNA
Kulit : sama dengan warna kulit sekitar
Kepala : kesan mesocephal
Mata : Corpus alineum (-/-); konjungtiva anemis (-/-),
konjungtiva hiperemis (-/-), ikterik (-/-); reflek
cahaya direk (+/+); reflek cahaya indirek (+/+);
edem palpebra (-/-); pupil isokor 3mm/3mm.
Hidung : Nafas cuping (-), deformitas (-), sekret (-)
Telinga : Serumen (-/-), nyeri mastoid (-/-), Nyeri tragus (-/),
sekret (-/-)
Mulut : Lembab (+), Sianosis (-), perot (-), lidah kotor (-),
stomatitis (-), hiperemis (-), karies gigi (-), faring
hiperemis (-), tonsil hiperemis (-), drooling (+).
Leher : Limfonodi (-), pembesaran tiroid (-), JVP (N),
gerakan terbatas, kaku kuduk (tidak bisa dinilai),
deviasi trakea (-), penggunaan otot bantu nafas (-),
Thorax :
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V LMCS, tak kuat angkat
Perkusi : Batas atas jantung : ICS II Linea parasternal
sinistra
Pinggang jantung : ICS III Linea parasternal
sinistra
Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial Linea
mid clavicula sinistra
Batas kanan bawah jantung : ICS V Linea sternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I & II normal & murni,
Suara mitral M1 & M2 M1 > M2
Suara aorta A1 & A2 A1 < A2
Suara pulmonal P1 & P2 P1 < P2
Bising jantung (-), gallop (-).
Pulmo
Dextra Sinistra
Depan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Warna sama dengan warna
sekitar, simetris statis &
dinamis, retraksi (-).
Stem fremitus normal kanan
= kiri.
Sonor seluruh lapang paru.
SD paru vesikuler (+), suara
tambahan paru: wheezing (-),
ronki (-).
Warna sama dengan warna
sekitar, simetris statis &
dinamis, retraksi (-).
Stem fremitus normal kanan
= kiri.
Sonor seluruh lapang paru.
SD paru vesikuler (+), suara
tambahan paru: wheezing (-),
ronki (-).
Belakang
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Warna sama dengan warna
sekitar, simetris statis &
dinamis
Stem fremitus kanan = kiri.
Sonor seluruh lapang paru.
SD paru vesikuler (+), suara
tambahan paru : wheezing (-),
ronki (-).
Warna sama dengan warna
sekitar, simetris statis &
dinamis
Stem fremitus kanan = kiri.
Sonor seluruh lapang paru.
SD paru vesikuler (+), suara
tambahan paru: wheezing (-),
ronki (-).
Abdomen
Inspeksi : Dinding abdomen datar, spider naevi (-), massa (-),warna
kulit sama dengan warna kulit sekitar
Auskultasi : Bising usus (+) normal (15x/menit)
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, pekak hepar (+),
pekak sisi (-), pekak alih (-).
Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepar & Lien tak teraba
Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral pucat -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+
Deformitas -/- -/-
Capillary Refill < 2 detik/< 2 detik < 2 detik/< 2 detik
3. STATUS LOKALIS
Jari telunjuk kanan
Inspeksi : luka Post Oprasi phalang proksimal digiti primus manus dextra
dengan bebat luka
Palpasi : nyeri tekan
Perkusi : tidak dilakuakan
Auskultasi : tidak dilakukan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. X foto manus dextra AP dan Obliq
Gambar Rongten diatas di ambil sebelum dilakukan oprasi
Tampak discontuinitas phalanx proksimal digitus primus manus dextra
Aposisi dan alignment tak baik
Struktur tulang baik
Kesan : fraktur phalanx proksimal digitus primus manus dextra
Dislokasi digitus primus manus dextra
2. Hematologi EDTA (B)
No Darah rutin (WB EDTA) Hasil Satuan
1 Lekosit 8,79 10^3/ul
2 Eritrosit 4,32 10^6/ul
3 Hemoglobin 12,50 g/dL
4 Hematokrit 35,90
5 MCV 83,10 Fl
6 MCH 28,90 Pg
7 MCHC 34,80 g/dL
8 Trombosit 221 10^3/ul
9 RDW 13,10
Diff Count
11 Eosinofil Absolute 0,12 10^3/ul
12 Basofil Absolute 0,05 10^3/ul
13 Netrofil Absolute 3,53 10^3/ul
14 Limfosit Absolute 1,52 10^3/ul
15 Monosit Absolute 0,57 10^3/ul
16 Eosinofil L 1,40
17 Basofil 0,60
18 Neutrofil L 40,10
19 Limfosit N 51,40
20 Monosit 6,50
V. RESUME
Tanggal 22 Oktober 2014 pasien datang dengan keluhan utama luka terbuka
phalanx proksimal digitius primus manus dektra, dengan perdarahan yang disebabkan
terkena mesin pabrik. Pasien mengakui adanya nyeri pada tangan yang terluka, secara
terus menerus. Tanggal 22 Oktber dilakukan pemeriksaan penunjang x foto rongten
AP dan Obliq didapat fraktur phalanx proksimal digitus primus manus dextra dan
dislokasi digitus primus manus dextra
Tanggal 23 Oktober 2014 dilakukan oprasi pada pasien. Post oprasi pasien
masih mengeluh adanya nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis
dalam batas normal, status lokalis tangan sudah dibebat luka.
VI. DAFTAR MASALAH
Anamnesis :
1. Nyeri pada luka
Pemeriksaan Fisik :
1. Fraktur phalanx proximal digitus primus manus dextra
2. Dislokasi digitus primus manus dextra
VII. ASSESSMENT (DIAGNOSIS KERJA)
No Masalah aktif Masalah pasif
1 1, 2, 3
VIII. INITIAL PLAN
IP Dx :
Diagnosis Etiologis : fraktus phalanx proximal digitus Primus manus dextra dan
Dislokasi digitus primus manus dextra
Diagnosis Topis : phalanx proximal digitus Primus manus dextra
Diagnosis Klinis : Atralgia
Dx. S : -
O : -
IP Tx :
Deksametason
IP Mx :
1. Tanda Vital
2. Status Generalis
3. Status Lokalis post oprasi
IP Ex :