bab iii tinjauan kasus a. identitas -...

40
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No. RM : 055134 Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid Tanggal masuk : 1 desember 2009 Tanggal Pengkajian : 2 desember 2009 2. Penanggungjawab Nama : Tn. R Umur : 58 tahun Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Hubungan Dengan Pasien : Orangtua B. Riwayat Keperawatan 1 Alasan masuk Tn. S dibawa ke rumah sakit karena mengamuk.

Upload: ngodung

Post on 08-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identitas

1. Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tani

Alamat : Grobogan

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia

No. RM : 055134

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

Tanggal masuk : 1 desember 2009

Tanggal Pengkajian : 2 desember 2009

2. Penanggungjawab

Nama : Tn. R

Umur : 58 tahun

Pekerjaan : Tani

Alamat : Grobogan

Hubungan Dengan Pasien : Orangtua

B. Riwayat Keperawatan

1 Alasan masuk

Tn. S dibawa ke rumah sakit karena mengamuk.

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

2 Faktor predisposisi

a. Biologis

1 tahun yang lalu pasien pernah periksa di poliklinik RSJD Dr. Amino

Gondohutomo Semarang karena dirumah suka menyendiri dan

pendiam. Klien hanya diberi obat. Klien minum obat selama 2 bulan

dan setelah itu tidak mau minum obat lagi.

b. Psikologis

Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini,

klien pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu

diberhentikan dari pabrik tempat dia bekerja. Klien tidak terdapat

keluhan fisik.

c. Sosial budaya

Klien mengatakan sering diejek oleh teman-temannya karena sesuatu

yang tidak jelas. Klien merasa jengkel pada keluarganya karena sering

dipaksa untuk bekerja.

3 Faktor presipitasi

1 minggu yang lalu sebelum masuk ke RSJ Tn. S mengamuk, bicara

ngelantur, mondar-mandir, pendiam dan sering menyendiri. Pasien

mengatakan tidak ingin bekerja terlalu ngoyo dan tidak terlalu santai.

Karena penderita sering dipaksa untuk bekerja dan sering diejek teman-

temannya, maka klien mengamuk kemudian dibawa ke RSJ. Kalau

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

mengamuk pasien sering membanting piring.

C. Pemeriksaan fisik

Dilakukan pada tanggal 2 desember 2009 pada pukul 14.00 WIB di ruang VII

(Hudowo) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

1. Tanda-tanda vital: TD : 120/80 mmHg, nadi : 88 x/menit, suhu : 36,9 0 C,

RR : 20 x/menit.

2. Ukur: TB : 155 cm, BB : 62 kg

3. Keadaan fisik : kepala : mesochepal, rambut : bersih dan rapi, ekspresi

wajah tegang, mata : melotot, pandangan tajam, hidung : simetris, bersih

tidak ada polip, telinga : simetris, bersih, bibir : kering, gigi kuning dan

tidak ada bau mulut, leher : tidak ada pembesaran tiroid, tidak terdapat

distensi vena jugularis, kulit : kering, warna sawo matang, tugor kulit baik,

ekstremitas : bersih tidak ada edema.

D. Psikososial

1 Genogram

58 thn

30 thn 29 thn

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

6 thn

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: menikah

: anak

: orang terdekat

: pasien

: tinggal dalam 1 rumah

Tn. S tinggal dirumah bersama orang tua, istri, anaknya, adik-adiknya serta

keponakannya. Di dalam keluarga tidak ada yang gangguan jiwa. Klien

adalah seorang laki-laki, Tn.S anak pertama dari 3 bersaudara. Tn. S lebih

dekat dengan istrinya, yang suka mengambil keputusan di keluarganya

adalah ayahnya karena dia masih 1 rumah dengan ayahnya dan klien

belum bisa mengambil keputusan sendiri. Komunikasi dikeluarga Tn S

kurang baik karena Tn S lebih suka diam.

2 Konsep diri

a. Citra tubuh : Tn. S dapat menerima dan menyukai semua anggota

tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

b. Identitas diri : Tn. S anak pertama dari 3 bersaudara, jenis kelamin

laki-laki, klien dapat menerima identitas dirinya sebagai

layaknya seorang laki-laki.

c. Peran : Tn. S adalah seorang anak pertama, klien juga sudah

mempunyai istri dan 1 anak perempuan. Klien

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

mengatakan bekerja sebagai petani. Tn. S tidak bisa

mencukupi apa yang disuruh orang tua yaitu bekerja

terus. Tn S menjadi kepala keluarga bagi anak dan

istrinya. Yang mencari nafkah adalah Tn S, tapi untuk

mencukupi kebutuhannya masih dibantu oleh orang tua.

d. Ideal diri : Tn. S ingin cepat pulang karena ingin cepat bekerja

lagi untuk mencukupi kebutuhan istri dan anaknya.

e. Harga diri : Tn S mengatakan merasa malu dengan wajahnya,

klien mengatakan malu saat diajak bicara. Tn. S minder,

merasa tidak mampu dan malu menatap orang lain.

3 Hubungan sosial

Tn. S jarang berkumpul dan berbincang-bincang dengan teman-temannya

karena dia seorang pemalu. Hubungan dengan klien lain kurang akrab.

Orang terdekat pasien selama di RSJ adalah perawat karena hubungan

saling percaya sudah terbina. Tn. S mengamuk bila ada seseorang yang

mengganggunya dan membuat dia jengkel.

4 Spiritual

Tn. S beragama Islam, sebelum dan selama di RSJ Tn. S tidak pernah

beribadah (shalat). Dia hanya percaya, kalau ingin berdoa kepada Allah

pasti permintaannya akan dikabulkan.

E. Status Mental

1 Penampilan

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

Tn. S menggunakan seragam rumah sakit yang bersih dan tidak kusut.

Rambut Tn. S pendek dan kurang rapi. Tn. S mampu melakukan

perawatan diri secara mandiri. Tn. S mandi 2 kali sehari setiap pagi dan

sore.

2 Pembicaraan

Selama interaksi Tn. S berbicara jelas dengan nada suara keras dan cepat.

Terkadang tertawa karena malu menatap perawat terus.

3 Aktivitas motorik

Tn. S sering menyendiri, mondar-mandir, wajah tegang, malu menatap

orang lain.

4 Alam perasaan

Tn. S sering sedih karena dia memikirkan anak dan istrinya dirumah.

5 Afek

Saat pengkajian kondisi klien labil, emosi cepat berubah-ubah kalau

suasananya tidak menyenangkan bagi dia.

6 Interaksi saat wawancara

Selama interaksi kontak mata kurang, wajah tenang, sering tertawa-tawa,

kooperatif.

7 Persepsi

Persepsi klien dengan perawat baik karena Tn. S yakin perawat bisa

membantu dirinya.

8 Proses pikir

Tn.S berbicara secara baik dan kooperatif, antara satu kalimat dengan

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

kalimat yang lain ada keterkaitan, tetapi bila diajak bicara terlalu lama

klien berbicara kacau, ngelantur, tidak ada hubungannya dengan

pembicaraan sebelumnya.

9 Isi pikir

Isi pikirannya realistis. Klien mampu berfikir dan menjawab ketika dipicu

berapa anaknya, rumahnya dimana dan punya anak berapa.

10 Tingkat kesadaran

Tn. S sadar bahwa dirinya sedang dirawat di Rumah Sakit Jiwa di

Semarang dan masih ingat kalau klien baru kemarin masuk.

11 Memori

Tn. S masih ingat kejadian dirumah sebelum dibawa ke RSJ dan pasien

juga ingat bahwa ± 1 tahun yang lalu pernah periksa sebanyak 3 kali di

poliklinik dan hanya diberi obat.

12 Tingkat konsentrasi dan berhitung

Tn. S dapat berkonsentrasi saat diajak interaksi, Tn.S bisa berhitung hari

secara baik. Tn.S masih ingat hari apa dia masuk RSJ.

13 Kemampuan penilaian

Tn. S mampu mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain.

Tn. S tahu apa yang dilakukan setelah makan yaitu mencuci piring,

mencuci tangan dan membereskan peralatan makan.

14 Daya tilik diri

Tn. S beranggapan keluarga mengajak dirinya untuk sementara waktu ke

RSJ agar dia tenang. Tn. S juga mengatakan pendapat setiap orang

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

dikeluarganya berbeda-beda, padahal dia tidak mengetahui masalah yang

dihadapi Tn. S. Tn S menyadari penyakit yang diderita saat ini hanya

sebuah takdir.

F. Kebutuhan Persiapan Pulang

1 Makan

Tn.S makan 3 kali sehari sesuai porsi yang disediakan di rumah sakit. Tn.S

mengatakan merasa senang dengan pola makannya, Tn.S mampu

menyiapkan dan membersihkan sendiri alat-alat makan.

2 Eliminasi

Tn. S mengatakan biasa BAB 1-2 kali dalam sehari selama di rumah sakit

maupun dirumah, BAK sampai 8 kali sehari. Tn. S biasa BAB dan BAK di

kamar mandi. Tn. S mampu membersihkan dan merapikan dirinya.

3 Mandi

Tn.S mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore, Tn.S rajin menggosok gigi,

mencuci rambut bila gatal, menggunting kuku bila panjang. Tn.S terlihat

bersih dan tidak bau.

4 Berpakaian

Tn. S mampu mengganti pakaian secara mandiri. Tn. S mampu berpakaian

yang sesuai dan pakaian yang dipakai tidak kusut.

5 Istirahat tidur

Dalam sehari Tn.S mengatakan bisa tidur 10 jam. 8 jam pada malam hari

dan 2 jam pada siang hari. Tn.S tidak terbiasa menggosok gigi sebelum

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

tidur, tetapi selalu mencuci kaki sebelum tidur.

6 Penggunaan obat

Selama di RSJ Tn.S mendapat terapi obat chlorpromazin 2 x 100 mg,

haloperidol 2 x 5 mg, dan trihexypenidil 3 x 2 mg. Cara pemberiannya

secara oral, waktumya pagi, siang dan sore.

7 Pemeliharaan kesehatan

Untuk memelihara kesehatannya Tn.S sering minum obat, baik di rumah

maupun di RSJ. Pada saat di rumah Tn.S sering minum obat yang dibeli di

apotik sesuai resep dokter. Untuk perawatan diri Tn.S rajin mandi.

8 Aktivitas dirumah

Tn. S selalu pergi ke sawah setiap pagi karena dia menanam padi. Kalau

pulang dari sawah hanya tidur-tiduran dirumah dan menonton tv.

9 Kegiatan diluar rumah

Sebelum menikah Tn. S sering berkumpul dengan teman-temannya. Tapi

sekarang waktu sudah menikah sudah tidak pernah.

G. Mekanisme Koping

Tn.S mengatakan bahwa dirinya suka marah-marah bila sering diejek dan

sering dipaksa. Tn.S sulit untuk menahan marahnya bila perasaan Tn.S sedang

jengkel.

H. Terapi Medis

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

Terapi obat tanggal 2 Desember 2009

Chlorpromazin 2 x 100 mg

Haloperidol 2 x 5 mg

Trihexypenidile 3 x 2 mg

Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid

I. Analisa Data

No. Tanggal Data Fokus Problem

Ds : • Klien mengatakan mengamuk

karena sering dipaksa dan

diejek teman-temannya.

• Klien mengatakan kalau

mengamuk memecahkan piring

• Klien mengatakan perasaan

marahnya sering muncul

1 2 desember

2009

Jam 14.00

Do : Klien bercerita dengan nada keras

dan cepat, kontak mata kurang

mempertahankan, wajah tegang,

klien mondar-mandir

Risiko

Perilaku

Kekerasan

Ds : Klien mengatakan merasa malu

dengan wajahnya, Klien

mengatakan malu saat diajak bicara

2 2 desember

2009

Jam 14.00

Do : Kontak mata kurang, sering

menyendiri, pendiam, sering

Gangguan

konsep diri :

harga diri

rendah

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

melamun

J. Pohon Masalah

K. Diagnosa Keperawatan

1 Risiko Perilaku kekerasan.

2 Gangguan Konsep diri : harga diri rendah.

L. Rencana Tindakan Keperawatan

Perencanaan Tgl No Dx. Kep

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

02/

12/

09

1 Risiko

Perilaku

kekerasan

Klien tidak

mencederai dan

melakukan

manajemen

perilaku

kekerasan 1. Klien dapat

membina

hubungan

saling

percaya

1.1 Klien mau

membalas

salam, mau

berjabat

tangan,

menyebut

nama,

1.1.1 Beri salam / panggil

klien 1.1.2 Menyebutkan nama

sambil berjabat

tangan 1.1.3 Jelaskan maksud

kontrak yang akan

Risiko Perilaku Kekerasan

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

tersenyum, ada

kontak mata,

mengetahui

nama perawat

menyediakan

waktu kontrak

dibuat 1.1.4 Beri rasa aman dan

sikap empati 1.1.5 Lakukan kontrak

singkat tapi sering

2. Klien dapat

mengidentifik

asi penyebab

perilaku

kekerasan

2.1 Klien

mengungkapka

n perasaannya

2.2 Klien dapat

mengungkapka

n penyebab

perasaan kesal

(dari diri

sendiri

lingkungan /

orang lain)

2.1.1 Beri kesempatan

untuk

mengungkapkan

perasaannya 2.2.1 Bantu klien untuk

mengungkapkan

penyebab perasaan

kesal.

3. Klien dapat

mengidentifik

asikan tanda-

tanda perilaku

kekerasan

3.1Klien dapat

mengungkapkan

perasaan saat

marah.

3.2 Klien dapat

menyimpulkan

3.1.1 Anjurkan klien

mengungkapkan

yang dialami dan

dirasakan saat

jengkel

3.1.2 Observasi tanda

perilaku kekerasan

pada klien.

3.1.3 Simpulkan bersama

klien tanda-tanda

jengkel yang dialami

klien

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

tanda-tanda

jengkel yang

dialami

4. Klien dapat

mengidentifik

asi perilaku

kekerasan

yang biasa

dilakukan

4.1 Klien dapat

mengungkapka

n perilaku

kekerasan yang

bisa dilakukan.

4.2 Klien dapat

bermain peran

dengan

perilaku

kekerasan yang

biasa dilakukan 4.3 Klien dapat

melakukan cara

yang biasa

dapat

mernyelesaikan

masalah / tidak

4.1.1 Anjurkan klien

untuk

mengungkapkan

kekerasan yang

biasa dilakukan 4.2.1 Bantu klien bermain

peran sesuai dengan

perilaku kekerasan

yang biasa dilakukan

4.3.1 Bicarakan dengan

klien, apakah cara

yang klien lakukan

masalahnya teratasi

5. Klien dapat

mengidentifik

ai akibat

perilaku

kekerasan

5.1Klien dapat

menjelaskan

akibat dari cara

yang dilakukan

digunakan klien.

5.1.1 Bicarakan akibat /

kerugian dari cara

yang dilakukan

klien.

5.1.2 Bersama klien

menyimpulkan

akibat cara yang

digunakan oleh

klien. 5.1.3 Tanyakan pada klien

apa klien ingin

mempelajari cara

baru yang sehat

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

6. Klien dapat

mengidentifik

asikan cara

konstruktif

dalam

berespon

terhadap

kemarahan.

6.1 Klien dapat

melakukan cara

berespon

terhadap

kemarahan

secara

konstruktif

dengan cara

tarik nafas

dalam / pukul

bantal dan

mendemonstras

ikan

6.1.1 Tanyakan pada klien

“apakah ia ingin

mempelajari cara

baru yang sehat.”

6.1.2 Berikan pujian jika

klien mengetahui

cara lain yang sehat 6.1.3 Diskusikan dengan

klien cara lain sehat:

Secara fisik tarik

nafas dalam / pukul

bantal

7. Klien dapat

mendemonstr

asikan cara

mengontrol

marah sosial

asertif

7.1 Klien dapat

mendemonstras

ikan cara

mengontrol

perilaku

kekerasan: Secara sosial :

lakukan dalam

kelompok

cara-cara

marah yang

sehat Verbal:

mengatakan

secara

langsung

bahwa anda

sedang kesal

7.1.1 Bantu klien

memilih cara yang

paling tepat untuk

klien.

7.1.2 Bantu klien

mengidentifikasi

manfaat cara yang

telah dipilih

8. Klien dapat

melakukan

8.1 Diskusikan

dengan klien

8.1.1 Anjurkan klien

untuk berdoa /

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

cara

mengontrol

marah dengan

cara spiritual

cara

mengontrol

marah dengan

berdoa /

sembahyang

sembahyang saat

terjadi perasaaan

jengkel

9. Klien dapat

menggunakan

obat yang

benar (sesuai

program

pengobatan)

9.1 Klien dapat

menyebutkan

obat-obat yang

diminum dan

kegunaannya

(jenis, waktu,

dosis, dan

efek)

9.2 Klien dapat

minum obat

9.1.1 Jelaskan jenis obat

yang diminum klien

9.1.2 Diskusikan manfaat

minum obat tanpa

seizin dokter.

9.1.3 Jelaskan prinsip

benar minum obat

(baca nama yang

tertera pada tempat

obat, dosis obat,

waktu dan cara

minum.

9.1.4 Jelaskan manfaat

minum obat dan

efek obat yang perlu

diperhatikan

9.1.5 Anjurkan klien

meminta obat dan

minum tepat waktu

9.1.6 Anjurkan klien

melaporkan pada

perawat / dokter jika

merasakan efek yang

tidak menyenangkan 9.1.7 Beri pujian jika

klien minum obat

yang benar

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

sesuai

program

pengobatan

10. Klien

mendapat

dukungan

keluarga

dalam

mengontrol

perilaku

kekerasan

10.1 Keluarga klien

:

menyebutkan

cara merawat

klien.

10.2Mengungkapkan

rasa puas

dalam

merawat klien

10.1.1 Identifikasi

kemampuan

keluarga dalam

merawat klien 10.1.2 Jelaskan peran

serta keluarga

dalam merawat

klien 10.1.3 Jelaskan cara – cara

merawat klien:

a. Terkait dengan

mengontrol

perilaku kekerasan

b.Sikap tenang,

bicara jelas

c. Membantu klien

mengenal

penyebab perilaku

kekerasan 10.1.4 Bantu keluarga

dalam

mendemonstrarika

n cara merawat

klien 10.2.1 Bantu keluarga

mengungkapkan

perasaan setelah

demontrasi

11. Klien

mendapatkan

11.1.1 Bicara tenang,

gerakan tidak

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

perlindungan

dari

lingkungan

untuk

mengontrol

perilaku

kekerasan

terburu – buru,

nada suara rendah,

tunjuk kepedulian 11.1.2 Lindungi agar klien

tidak mencederai

orang lain 11.1.3 Jika tidak dapat

diatasi lakukan

pembatasan gerak 02/

12/

09

2 Gangguan

konsep diri

: harga diri

rendah

Harga diri klien

bisa meningkat

secara optimal 1. Klien dapat

membina

hubungan saling

percaya

1.1 Klien mau

membalas

salam, mau

berjabat

tangan,

menyebut

nama,

tersenyum, ada

kontak mata,

mengetahui

nama perawat

menyediakan

waktu kontrak,

ekspresi wajah

bersahabat

1.1.1 Sapa klien dengan

ramah baik verbal

maupun non verbal

1.1.2 Perkenalkan diri

dengan sopan

1.1.3 Tanyakan nama

lengkap klien dan

nama panggilan

yang disukai klien

1.1.4 Jelaskan tujuan

pertemuan

1.1.5 Tunjukkan sikap

empati dan

menerima klien apa

adanya

1.1.6 Beri perhatian dan

perhatikan

kebutuhan dasar

klien

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

2. Klien dapat

mengidentifik

asi

kemampuan

dan aspek

positif yang

dimiliki

2.1 Klien

mengidentifika

si kemampuan

dan aspek

positif yang

dimiliki Kemampuan

yang

dimiliki

klien Aspek

positif

keluarga Aspek

posiitif

lingkungan

yang

dimiliki

klien

2.1.1 Diskusikan

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki klien

2.1.2 Setiap bertemu

klien hindari dari

memberi nilai

negatif

2.1.3 Utamakan

memberi pujian

yang realistis

3. Klien dapat

menilai

kemampuan

yang

digunakan

3.1 Klien menilai

kemampuan

yang dapat

digunakan

3.1.1 Diskusikan dengan

klien kemampuan

yang masih dapat

digunakan selama

sakit

4. Klien dapat

(menetapkan)

merencanaka

n kegiatan

sesuai dengan

kemampuan

yang dimiliki

4.1 Klien membuat

rencana

kegiatan harian

4.1.1 Diskusikan

kemampuan yang

dapat dilanjutkan

penggunaan.

4.1.2 Rencanakan bersama

klien aktifitas yang

dapat dilakukan

setiap hari sesuai

kemampuan

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

Kegiatan sendiri Kegiatan dengan

bantuan sebagian Kegiatan yang

membutuhkan

bantuan total

4.1.3 Tingkatkan kegiatan

yang sesuai dengan

toleransi kondisi

klien

4.1.4 Beri contoh cara

pelaksanaan

kegiatan yang boleh

klien lakukan

5. Klien dapat

melakukan

kegiatan

sesuai kondisi

sakit dan

kemampuann

ya

5.1 Klien dapat

melakukan

kegiatan sesuai

kondisi dan

kemampuannya

5.1.1 Berikan kesempatan

pada klien untuk

mencoba kegiatan

yang telah

direncanakan 5.1.2 Beri pujian atas

keberhasilan klien

5.1.3 Diskusikan

kemungkinan

pelaksanaan

dirumah.

6. Klien dapat

meningkatkan

sistem

pendukung

yang ada

6.1 Klien

memanfaatkan

sistem

pendukung

yang ada di

keluarga

6.1.1 Beri pendidikan

kesehatan pada

keluarga tentang

cara merawat klien

dengan harga diri

rendah 6.1.2 Bantu keluarga

memberi dukungan

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

selama klien dirawat 6.1.3 Bantu keluarga

menyiapkan

lingkungan dirumah

M. Implementasi Dan Evaluasi

Tgl/Jam Dx. Kep. TUK IMPLEMENTASI Evaluasi

02/12/09

14.00

Risiko

Perilaku

kekerasan

Sp1p • Membina hubungan

saling percaya

dengan pasien

• Mengidentifikasi

penyebab perilaku

kekerasan

• Mengidentifikasi

tanda-tanda perilaku

kekerasan

• Mengidentifikasi

perilaku yang biasa

dilakukan

• Mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasan

• Melatih cara

mengontrol perilaku

kekerasan dengan

S : • ” nama saya S, suka

dipanggil S.”

• “ saya marah karena

sering diejek teman-

teman dan sering

dipaksa bekerja oleh

keluarga.”

• ”kalau saya sedang

marah badan saya

rasane panas,

gemetar, jantung

berdetak kencang.

• ”Klien mengatakan

jengkel ketika

sedang marah dan

masalah semakin

bertambah dan

akhirnya dibawa ke

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

RS.”

• Klien menyatakan

“ketika saya marah

saya membanting

piring.”

• ”mas, saya belum

bisa tarik nafas

dalam.”

O : • Pasien mau berjabat

tangan

• Kontak mata kurang

• Nada suara keras

dan cepat.

• Ekspresi wajah

tegang.

• Tenang, kooperatif

• Klien

mendemonstrasikan

tarik nafas dalam

fisik I (tarik nafas

dalam)

• Memberikan

reinforcement positif

• Membantu

memasukkan apa

yang diajarkan

kedalam kegiatan

harian pasien

A : • Klien dapat

membina hubungan

saling percaya

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

• Klien dapat

menyebutkan

penyebab perilaku

kekerasan

• Klien dapat

menyebutkan tanda-

tanda perilaku

kekerasan

• Klien dapat

menyebutkan

perilaku yang biasa

dilakukan

• Klien dapat

menyebutkan akibat

perilaku kekerasan

• Klien belum

maksimal

melakukan tarik

nafas dalam

P : • Perawat → ulangi

cara latihan tarik

nafas dalam

• Klien → beri PR

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

kepada klien untuk

mengingat lagi apa

yang telah diajarkan

S : • “ mas, saya sudah

mengerti cara tarik

nafas dalam.”

• ” saya mau mencoba

ketika saya sedang

jengkel.”

• ” mas, saya senang

sudah diajarin.”

O : • Kontak mata sudah

sedikit bisa

mempertahankan

• Ekspresi wajah

tidak tegang

• Sudah mau

tersenyum

• Tenang, kooperatif

03/12/09

16.00

Sp1p • Mengevaluasi

masalah dan latihan

sebelumnya

• Melatih tarik nafas

dalam

• Memberikan

reinforcement positif

atas keberhasilan

• Membantu

memasukkan apa

yang diajarkan

kedalam kegiatan

harian pasien

A : • Pasien sudah bisa

mempraktikan tarik

nafas dalam

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

• Pasien ada

keinginan untuk

mencobanya ketika

sedang marah.

P : • Perawat →

lanjutkan ke Sp2p

cara mengontrol

marah dengan pukul

bantal

• Pasien → beri PR

untuk memasukkan

kedalam jadwal

kegiatan dan

melakukannya

ketika sedang

marah.

07/12/09

16.00

Sp2p • Mengevaluasi

masalah dan latihan

sebelumnya

• Melatih cara pukul

bantal

• Memberikan

reinforcement positif

S : • mas, saya tidak mau

melakukan teknik

itu karena bisa

membuat

bantal/kasur rusak.”

• ”Yang tarik nafas

dalam kemarin saya

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

sudah

melakukannya.”

• “mas, saya tidak

mau melakukannya,

tapi saya faham dan

tahu caranya.”

O : • Tenang dan

kooperatif

• Sudah bisa

mempertahankan

kontak mata

• Bicara dengan nada

tidak keras dan

cepat

A : Pasien sudah bisa

melakukannya tapi

tidak mau

mempraktikkan kalau

dia sedang marah

kepada pasien.

• Membantu

memasukkan apa

yang diajarkan

kedalam jadwal

kegiatan harian

pasien

P : • Perawat →

lanjutkan ke Sp3p

cara mengontrol

marah

Page 26: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

mengungkapkan

dengan verbal

• Pasien → sarankan

untuk melakukan

tarik nafas dalam,

dan mencoba pukul

bantal apabila

marahnya belum

reda dengan tarik

nafas dalam

S : • “ mas, saya sudah

mencoba latihan

tarik nafas dalam.”

• ”saya mau mencoba

cara yang diajarkan

tadi.”

• ”saya senang sudah

diperhatikan.”

08/12/09

16.15

Sp3p • Mengevaluasi

masalah dan latihan

sebelumnya

• Melatih cara

mengontrol marah

dengan verbal

• Memberikan

reinforcement positif

kepada pasien

• Membantu

memasukkan apa

yang diajarkan

kedalam jadwal

O : • Tenang, kooperatif

• Pasien

memperhatikan

dengan baik

• Muka tidak tegang

Page 27: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

• Tersenyum

• Klien

mendemonstrasikan

mengungkapkan

dengan verbal

A : pasien bisa

melakukan apa yang

diajarkan

kegiatan harian

pasien.

P : • Perawat →

melanjutkan ke

Sp4p cara

mengontrol marah

dengan spiritual

• Pasien → beri PR

untuk memasukkan

kedalam jadwal

kegiatan harian

09/12/09

12.30

Sp1k • Mengidentifikasi

kemampuan

keluarga dalam

merawat pasien

• Menjelaskan peran

serta keluarga dalam

S : • Keluarga pasien

mengatakan “saya

belum bisa cara

merawat S dirumah

mas!”

• Keluarga pasien

Page 28: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

juga mengatakan

saya mau diajarin

• Ayah pasien

mengatakan nama

saya R suka

dipanggil pak R

• Ayah pasien

mengatakan ” mas,

kalau pukul bantal

apa tidak sakit.”

• Ayah pasien

mengatakan ” anak

S, kalau disuruh

shalat tidak mau

• Ayah pasien

mengatakan ”mas,

saya senang sudah

diajarin, terima

kasih mas!”

merawat klien.

• Menjelaskan kepada

keluarga cara

merawat klien

dirumah terkait tarik

nafas dalam, pukul

bantal,

mengungkapkan

secara verbal,

spiritual dan minum

obat secara teratur.

• Membantu keluarga

cara

mendemonstrasikan

cara merawat klien

• Memberikan

reinforcement positif

kepada keluarga

O : • Ayah pasien mau

berjabat tangan

• Bisa

mempertahankan

Page 29: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

kontak mata

• Wajah serius

memperhatikan

• Keluarga mampu

menyebutkan 3 cara

marah yang baik

yaitu dengan tarik

nafas, pukul bantal

dan minum obat

teratur.

• Keluarga

mendemonstrasikan

tarik nafas dalam

A : • Keluarga sudah

bisa merawat klien

dengan cara tarik

nafas dalam, pukul

bantal,

mengungkapkan

secara verbal,

spiritual, dan

minum obat teratur

• Keluarga bisa

Page 30: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

mempraktikkan

cara yang

diajarkan.

P : Perawat →

diingatkan lagi kalau

dukungan keluarga

itu penting untuk

kesembuhan pasien.

Keluarga → ingatkan

kepada keluarga

apabila pasien sedang

marah dan bapak bisa

menganjurkan

melakukan cara yang

diajarkan.

S : • ”iya mas saya

mengerti apa yang

diajarkan.”

• ”saya akan

berwudlu dan

berdoa ketika

sedang marah”

10/12/09

09.00

Sp4p • Mengevaluasi

masalah dan latihan

sebelumnya

• Melatih cara

mengontrol marah

dengan spiritual

(berdoa)

• Memberikan O : • Tn S

Page 31: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

mendengarkan apa

yang diajarkan

• Tenang, kooperatif

A : • Tn. S bisa

melakukan apa

yang diajarkan

dengan berdoa.

reinforcement positif

kepada pasien.

P : • Perawat →

lanjutkan ke Sp5p

cara mengontrol

marah dengan

minum obat teratur

• Pasien → beri PR

untuk memasukkan

kedalam jadwal

kegiatan harian.

11/12/09

09.00

Sp5p • Mengevaluasi

masalah dan latihan

sebelumnya

• Melatih cara

mengontrol marah

dengan minum obat

secara teratur

S : • ” Mas, aku masih

bingung tentang

apa yang

dijelaskan.”

• ”Aku masih ingat

obatnya warna

orange namanya

Page 32: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

CPZ, yang pink

namane

haloperidol, yang

putih namane THP

dan diminum 2

kali sehari.”

• ”lidahku kemarin

kaku mas!”

O : • Pasien

mendengarkan

dengan serius apa

yang dijelaskan

• Tenang, kooperatif

• Bisa

mempertahankan

kontak mata.

• Menjelaskan

kegunaan minum

obat

• Menjelaskan prinsip

5 benar bila minum

obat ( nama pasien,

nama obat, dosis,

cara pemberian dan

waktunya)

• Menjelaskan kepada

pasien tentang efek

putus obat.

• menganjurkan klien

untuk melaporkan

pada perawat /

dokter jika

merasakan efek yang

tidak menyenangkan

• Memberikan

reinforcement positif

kepada pasien.

• Memasukkan apa

yang diajarkan

A : • Pasien mampu

menyebutkan efek

samping obat

• Pasien mampu

menyebutkan

warna obat, cara

pemberiannya dan

Page 33: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

waktu pemberian. kedalam jadwal

kegiatan harian

pasien

P : • Perawat →

mengulangi Sp5p

cara mengontrol

marah dengan

minum obat teratur

• Pasien → beri PR

untuk

melaksanakan

sesuai jadwal.

12/12/09

08.30

Sp5p • Mengevaluasi

masalah dan latihan

sebelumnya (klien

bingung)

• Menjelaskan

kegunaan minum

obat

• Menjelaskan prinsip

5 benar bila minum

obat ( nama pasien,

nama obat, dosis,

cara pemberian dan

waktunya)

S : • ”Mas, aku sudah

jelas yang

diajarkan.”

• obate warna

orange namanya

CPZ, yang pink

namane

haloperidol, yang

putih namane THP

dan diminum 2

kali sehari.”

• “kalau selesai

minum obat

Page 34: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

kepalaku pusing,

ngantuk.”

• “kalau tidak

minum obat

lidahku kaku”

• ”prinsip minum

obat ada 5 (nama

pasien, nama obat,

dosis, waktu, cara

pemberian.”

• yang orange

supaya tenang,

yang pink untuk

ngurangi marah,

sing putih supaya

rileks.”

• Menjelaskan kepada

pasien tentang efek

putus obat.

• menganjurkan klien

untuk melaporkan

pada perawat /

dokter jika

merasakan efek yang

tidak menyenangkan

• Memberikan

reinforcement pasitif

kepada pasien.

• Membantu

memasukkan apa

yang diajarkan

kedalam jadwal

kegiatan harian

pasien

O : • Pasien

mendengarkan

dengan serius apa

yang dijelaskan

• Tenang, kooperatif

• Bisa

mempertahankan

Page 35: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

kontak mata.

A : • Pasien mampu

menyebutkan efek

samping obat

• Pasien mampu

menyebutkan 5

benar minum obat.

• Pasien mampu

menyebutkan efek

putus obat

• Pasien mampu

menyebutkan

kegunaan obat

P : • Perawat → semua

Sp sudah

diberikan. Hanya

mengingatkan

untuk memasukkan

kedalam kegiatan

harian pasien.

• Pasien → suruh

mempraktikkan

cara-cara yang

Page 36: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

dilatih ke jadwal

harian pasien.

04/12/09

16.15

Gangguan

konsep

diri harga

diri

rendah

Sp1p • Membina hubungan

saling percaya

• Mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki pasien

• Membantu pasien

menilai kemampuan

yang masih dapat

digunakan

• Membantu pasien

memilih kegiatan

yang akan dilatih

sesuai dengan

kemampuan pasien

• Melatih pasien

kegiatan yang dipilih

sesuai

kemampuannya

(menata tempat tidur)

• Memberikan

S : • Klien mengatakan

nama saya S, suka

dipanggil S.

alamat wirosari

grobogan

• Kegiatan yang

dilakukan dirumah

yaitu pergi ke

sawah setiap pagi

dan nonton tv.

• Klien mengatakan

kegiatan yang bisa

dilakukan di RSJ

yaitu senam pagi,

jalan-jalan,

mencuci sendok

dan gelas, menata

tempat tidur,

menyapu dan

menata kursi.

• Klien mengatakan

Page 37: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

ingin dilatih

menata tempat

tidur.

O : Klien sering

menunduk, bicara

sambil tertawa,

kontak mata kurang

mempertahankan,

klien

mendemonstrasikan

menata tempat tidur,

reinforcement positif

• Membantu pasien

memasukkan

kedalam jadwal

kegiatan pasien

A : • Tn S mampu

mengidentifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki

• Tn S mampu

menilai

kemampuan yang

masih dapat

digunakan

• Tn S mampu

memilih kegiatan

Page 38: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

yang akan dilatih

sesuai dengan

kemampuan

• Tn S mau belajar

membuat dan

mengisi jadwal

kegiatan harian

P : • Perawat→ajarkan

kegiatan yang lain

yang dipilih klien.

• Pasien→menganju

rkan pasien

menata tempat

tidur setelah

bangun tidur.

05/12/09

09.00

Sp2p • Mengevaluasi

masalah dan latihan

sebelumnya

• Menanyakan

kegiatan yang lain

yang masih

dilakukan dirumah

sakit.

S : • Klien mengatakan

sudah menata

tempat tidur tadi

pagi

• Klien mengatakan

tadi pagi senam

terus jalan-jalan.

• Klien juga

Page 39: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

mengatakan

mencuci gelas dan

sendok sehabis

makan.

• Klien mengatakan

memilih menyapu

untuk dilatih.

O : Kontak mata mulai

bisa

mempertahankan,

pembicaraan pelan,

tempat tidur pasien

rapi, klien kooperatif,

klien

mendemonstrasikan

menyapu.

• Melatih kegiatan

kedua yang telah

dipilih pasien

(menyapu)

• Memberikan

reinforcement

positif kepada klien

• Membantu pasien

memasukkan

kedalam jadwal

kegiatan pasien

A : • Klien sudah

melakukan menata

tempat tidur

• Klien mencoba

apa yang diajarkan

dan mau

melakukannya.

Page 40: BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-heryharton-5470-3-bab3.pdfmengamuk pasien sering membanting piring. C

P : Perawat→mengoptim

alkan kegiatan yang

sudah dilatih

pasien→menganjurka

n pasien melakukan

kegiatan yang dilatih

sesuai jadwal.