bab iii tinjauan kasus a. identitas -...
TRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas
1. Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Alamat : Grobogan
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
No. RM : 055134
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Tanggal masuk : 1 desember 2009
Tanggal Pengkajian : 2 desember 2009
2. Penanggungjawab
Nama : Tn. R
Umur : 58 tahun
Pekerjaan : Tani
Alamat : Grobogan
Hubungan Dengan Pasien : Orangtua
B. Riwayat Keperawatan
1 Alasan masuk
Tn. S dibawa ke rumah sakit karena mengamuk.
2 Faktor predisposisi
a. Biologis
1 tahun yang lalu pasien pernah periksa di poliklinik RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang karena dirumah suka menyendiri dan
pendiam. Klien hanya diberi obat. Klien minum obat selama 2 bulan
dan setelah itu tidak mau minum obat lagi.
b. Psikologis
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini,
klien pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu
diberhentikan dari pabrik tempat dia bekerja. Klien tidak terdapat
keluhan fisik.
c. Sosial budaya
Klien mengatakan sering diejek oleh teman-temannya karena sesuatu
yang tidak jelas. Klien merasa jengkel pada keluarganya karena sering
dipaksa untuk bekerja.
3 Faktor presipitasi
1 minggu yang lalu sebelum masuk ke RSJ Tn. S mengamuk, bicara
ngelantur, mondar-mandir, pendiam dan sering menyendiri. Pasien
mengatakan tidak ingin bekerja terlalu ngoyo dan tidak terlalu santai.
Karena penderita sering dipaksa untuk bekerja dan sering diejek teman-
temannya, maka klien mengamuk kemudian dibawa ke RSJ. Kalau
mengamuk pasien sering membanting piring.
C. Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada tanggal 2 desember 2009 pada pukul 14.00 WIB di ruang VII
(Hudowo) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
1. Tanda-tanda vital: TD : 120/80 mmHg, nadi : 88 x/menit, suhu : 36,9 0 C,
RR : 20 x/menit.
2. Ukur: TB : 155 cm, BB : 62 kg
3. Keadaan fisik : kepala : mesochepal, rambut : bersih dan rapi, ekspresi
wajah tegang, mata : melotot, pandangan tajam, hidung : simetris, bersih
tidak ada polip, telinga : simetris, bersih, bibir : kering, gigi kuning dan
tidak ada bau mulut, leher : tidak ada pembesaran tiroid, tidak terdapat
distensi vena jugularis, kulit : kering, warna sawo matang, tugor kulit baik,
ekstremitas : bersih tidak ada edema.
D. Psikososial
1 Genogram
58 thn
30 thn 29 thn
6 thn
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: anak
: orang terdekat
: pasien
: tinggal dalam 1 rumah
Tn. S tinggal dirumah bersama orang tua, istri, anaknya, adik-adiknya serta
keponakannya. Di dalam keluarga tidak ada yang gangguan jiwa. Klien
adalah seorang laki-laki, Tn.S anak pertama dari 3 bersaudara. Tn. S lebih
dekat dengan istrinya, yang suka mengambil keputusan di keluarganya
adalah ayahnya karena dia masih 1 rumah dengan ayahnya dan klien
belum bisa mengambil keputusan sendiri. Komunikasi dikeluarga Tn S
kurang baik karena Tn S lebih suka diam.
2 Konsep diri
a. Citra tubuh : Tn. S dapat menerima dan menyukai semua anggota
tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
b. Identitas diri : Tn. S anak pertama dari 3 bersaudara, jenis kelamin
laki-laki, klien dapat menerima identitas dirinya sebagai
layaknya seorang laki-laki.
c. Peran : Tn. S adalah seorang anak pertama, klien juga sudah
mempunyai istri dan 1 anak perempuan. Klien
mengatakan bekerja sebagai petani. Tn. S tidak bisa
mencukupi apa yang disuruh orang tua yaitu bekerja
terus. Tn S menjadi kepala keluarga bagi anak dan
istrinya. Yang mencari nafkah adalah Tn S, tapi untuk
mencukupi kebutuhannya masih dibantu oleh orang tua.
d. Ideal diri : Tn. S ingin cepat pulang karena ingin cepat bekerja
lagi untuk mencukupi kebutuhan istri dan anaknya.
e. Harga diri : Tn S mengatakan merasa malu dengan wajahnya,
klien mengatakan malu saat diajak bicara. Tn. S minder,
merasa tidak mampu dan malu menatap orang lain.
3 Hubungan sosial
Tn. S jarang berkumpul dan berbincang-bincang dengan teman-temannya
karena dia seorang pemalu. Hubungan dengan klien lain kurang akrab.
Orang terdekat pasien selama di RSJ adalah perawat karena hubungan
saling percaya sudah terbina. Tn. S mengamuk bila ada seseorang yang
mengganggunya dan membuat dia jengkel.
4 Spiritual
Tn. S beragama Islam, sebelum dan selama di RSJ Tn. S tidak pernah
beribadah (shalat). Dia hanya percaya, kalau ingin berdoa kepada Allah
pasti permintaannya akan dikabulkan.
E. Status Mental
1 Penampilan
Tn. S menggunakan seragam rumah sakit yang bersih dan tidak kusut.
Rambut Tn. S pendek dan kurang rapi. Tn. S mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri. Tn. S mandi 2 kali sehari setiap pagi dan
sore.
2 Pembicaraan
Selama interaksi Tn. S berbicara jelas dengan nada suara keras dan cepat.
Terkadang tertawa karena malu menatap perawat terus.
3 Aktivitas motorik
Tn. S sering menyendiri, mondar-mandir, wajah tegang, malu menatap
orang lain.
4 Alam perasaan
Tn. S sering sedih karena dia memikirkan anak dan istrinya dirumah.
5 Afek
Saat pengkajian kondisi klien labil, emosi cepat berubah-ubah kalau
suasananya tidak menyenangkan bagi dia.
6 Interaksi saat wawancara
Selama interaksi kontak mata kurang, wajah tenang, sering tertawa-tawa,
kooperatif.
7 Persepsi
Persepsi klien dengan perawat baik karena Tn. S yakin perawat bisa
membantu dirinya.
8 Proses pikir
Tn.S berbicara secara baik dan kooperatif, antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain ada keterkaitan, tetapi bila diajak bicara terlalu lama
klien berbicara kacau, ngelantur, tidak ada hubungannya dengan
pembicaraan sebelumnya.
9 Isi pikir
Isi pikirannya realistis. Klien mampu berfikir dan menjawab ketika dipicu
berapa anaknya, rumahnya dimana dan punya anak berapa.
10 Tingkat kesadaran
Tn. S sadar bahwa dirinya sedang dirawat di Rumah Sakit Jiwa di
Semarang dan masih ingat kalau klien baru kemarin masuk.
11 Memori
Tn. S masih ingat kejadian dirumah sebelum dibawa ke RSJ dan pasien
juga ingat bahwa ± 1 tahun yang lalu pernah periksa sebanyak 3 kali di
poliklinik dan hanya diberi obat.
12 Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tn. S dapat berkonsentrasi saat diajak interaksi, Tn.S bisa berhitung hari
secara baik. Tn.S masih ingat hari apa dia masuk RSJ.
13 Kemampuan penilaian
Tn. S mampu mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain.
Tn. S tahu apa yang dilakukan setelah makan yaitu mencuci piring,
mencuci tangan dan membereskan peralatan makan.
14 Daya tilik diri
Tn. S beranggapan keluarga mengajak dirinya untuk sementara waktu ke
RSJ agar dia tenang. Tn. S juga mengatakan pendapat setiap orang
dikeluarganya berbeda-beda, padahal dia tidak mengetahui masalah yang
dihadapi Tn. S. Tn S menyadari penyakit yang diderita saat ini hanya
sebuah takdir.
F. Kebutuhan Persiapan Pulang
1 Makan
Tn.S makan 3 kali sehari sesuai porsi yang disediakan di rumah sakit. Tn.S
mengatakan merasa senang dengan pola makannya, Tn.S mampu
menyiapkan dan membersihkan sendiri alat-alat makan.
2 Eliminasi
Tn. S mengatakan biasa BAB 1-2 kali dalam sehari selama di rumah sakit
maupun dirumah, BAK sampai 8 kali sehari. Tn. S biasa BAB dan BAK di
kamar mandi. Tn. S mampu membersihkan dan merapikan dirinya.
3 Mandi
Tn.S mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore, Tn.S rajin menggosok gigi,
mencuci rambut bila gatal, menggunting kuku bila panjang. Tn.S terlihat
bersih dan tidak bau.
4 Berpakaian
Tn. S mampu mengganti pakaian secara mandiri. Tn. S mampu berpakaian
yang sesuai dan pakaian yang dipakai tidak kusut.
5 Istirahat tidur
Dalam sehari Tn.S mengatakan bisa tidur 10 jam. 8 jam pada malam hari
dan 2 jam pada siang hari. Tn.S tidak terbiasa menggosok gigi sebelum
tidur, tetapi selalu mencuci kaki sebelum tidur.
6 Penggunaan obat
Selama di RSJ Tn.S mendapat terapi obat chlorpromazin 2 x 100 mg,
haloperidol 2 x 5 mg, dan trihexypenidil 3 x 2 mg. Cara pemberiannya
secara oral, waktumya pagi, siang dan sore.
7 Pemeliharaan kesehatan
Untuk memelihara kesehatannya Tn.S sering minum obat, baik di rumah
maupun di RSJ. Pada saat di rumah Tn.S sering minum obat yang dibeli di
apotik sesuai resep dokter. Untuk perawatan diri Tn.S rajin mandi.
8 Aktivitas dirumah
Tn. S selalu pergi ke sawah setiap pagi karena dia menanam padi. Kalau
pulang dari sawah hanya tidur-tiduran dirumah dan menonton tv.
9 Kegiatan diluar rumah
Sebelum menikah Tn. S sering berkumpul dengan teman-temannya. Tapi
sekarang waktu sudah menikah sudah tidak pernah.
G. Mekanisme Koping
Tn.S mengatakan bahwa dirinya suka marah-marah bila sering diejek dan
sering dipaksa. Tn.S sulit untuk menahan marahnya bila perasaan Tn.S sedang
jengkel.
H. Terapi Medis
Terapi obat tanggal 2 Desember 2009
Chlorpromazin 2 x 100 mg
Haloperidol 2 x 5 mg
Trihexypenidile 3 x 2 mg
Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid
I. Analisa Data
No. Tanggal Data Fokus Problem
Ds : • Klien mengatakan mengamuk
karena sering dipaksa dan
diejek teman-temannya.
• Klien mengatakan kalau
mengamuk memecahkan piring
• Klien mengatakan perasaan
marahnya sering muncul
1 2 desember
2009
Jam 14.00
Do : Klien bercerita dengan nada keras
dan cepat, kontak mata kurang
mempertahankan, wajah tegang,
klien mondar-mandir
Risiko
Perilaku
Kekerasan
Ds : Klien mengatakan merasa malu
dengan wajahnya, Klien
mengatakan malu saat diajak bicara
2 2 desember
2009
Jam 14.00
Do : Kontak mata kurang, sering
menyendiri, pendiam, sering
Gangguan
konsep diri :
harga diri
rendah
melamun
J. Pohon Masalah
K. Diagnosa Keperawatan
1 Risiko Perilaku kekerasan.
2 Gangguan Konsep diri : harga diri rendah.
L. Rencana Tindakan Keperawatan
Perencanaan Tgl No Dx. Kep
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
02/
12/
09
1 Risiko
Perilaku
kekerasan
Klien tidak
mencederai dan
melakukan
manajemen
perilaku
kekerasan 1. Klien dapat
membina
hubungan
saling
percaya
1.1 Klien mau
membalas
salam, mau
berjabat
tangan,
menyebut
nama,
1.1.1 Beri salam / panggil
klien 1.1.2 Menyebutkan nama
sambil berjabat
tangan 1.1.3 Jelaskan maksud
kontrak yang akan
Risiko Perilaku Kekerasan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
tersenyum, ada
kontak mata,
mengetahui
nama perawat
menyediakan
waktu kontrak
dibuat 1.1.4 Beri rasa aman dan
sikap empati 1.1.5 Lakukan kontrak
singkat tapi sering
2. Klien dapat
mengidentifik
asi penyebab
perilaku
kekerasan
2.1 Klien
mengungkapka
n perasaannya
2.2 Klien dapat
mengungkapka
n penyebab
perasaan kesal
(dari diri
sendiri
lingkungan /
orang lain)
2.1.1 Beri kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaannya 2.2.1 Bantu klien untuk
mengungkapkan
penyebab perasaan
kesal.
3. Klien dapat
mengidentifik
asikan tanda-
tanda perilaku
kekerasan
3.1Klien dapat
mengungkapkan
perasaan saat
marah.
3.2 Klien dapat
menyimpulkan
3.1.1 Anjurkan klien
mengungkapkan
yang dialami dan
dirasakan saat
jengkel
3.1.2 Observasi tanda
perilaku kekerasan
pada klien.
3.1.3 Simpulkan bersama
klien tanda-tanda
jengkel yang dialami
klien
tanda-tanda
jengkel yang
dialami
4. Klien dapat
mengidentifik
asi perilaku
kekerasan
yang biasa
dilakukan
4.1 Klien dapat
mengungkapka
n perilaku
kekerasan yang
bisa dilakukan.
4.2 Klien dapat
bermain peran
dengan
perilaku
kekerasan yang
biasa dilakukan 4.3 Klien dapat
melakukan cara
yang biasa
dapat
mernyelesaikan
masalah / tidak
4.1.1 Anjurkan klien
untuk
mengungkapkan
kekerasan yang
biasa dilakukan 4.2.1 Bantu klien bermain
peran sesuai dengan
perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
4.3.1 Bicarakan dengan
klien, apakah cara
yang klien lakukan
masalahnya teratasi
5. Klien dapat
mengidentifik
ai akibat
perilaku
kekerasan
5.1Klien dapat
menjelaskan
akibat dari cara
yang dilakukan
digunakan klien.
5.1.1 Bicarakan akibat /
kerugian dari cara
yang dilakukan
klien.
5.1.2 Bersama klien
menyimpulkan
akibat cara yang
digunakan oleh
klien. 5.1.3 Tanyakan pada klien
apa klien ingin
mempelajari cara
baru yang sehat
6. Klien dapat
mengidentifik
asikan cara
konstruktif
dalam
berespon
terhadap
kemarahan.
6.1 Klien dapat
melakukan cara
berespon
terhadap
kemarahan
secara
konstruktif
dengan cara
tarik nafas
dalam / pukul
bantal dan
mendemonstras
ikan
6.1.1 Tanyakan pada klien
“apakah ia ingin
mempelajari cara
baru yang sehat.”
6.1.2 Berikan pujian jika
klien mengetahui
cara lain yang sehat 6.1.3 Diskusikan dengan
klien cara lain sehat:
Secara fisik tarik
nafas dalam / pukul
bantal
7. Klien dapat
mendemonstr
asikan cara
mengontrol
marah sosial
asertif
7.1 Klien dapat
mendemonstras
ikan cara
mengontrol
perilaku
kekerasan: Secara sosial :
lakukan dalam
kelompok
cara-cara
marah yang
sehat Verbal:
mengatakan
secara
langsung
bahwa anda
sedang kesal
7.1.1 Bantu klien
memilih cara yang
paling tepat untuk
klien.
7.1.2 Bantu klien
mengidentifikasi
manfaat cara yang
telah dipilih
8. Klien dapat
melakukan
8.1 Diskusikan
dengan klien
8.1.1 Anjurkan klien
untuk berdoa /
cara
mengontrol
marah dengan
cara spiritual
cara
mengontrol
marah dengan
berdoa /
sembahyang
sembahyang saat
terjadi perasaaan
jengkel
9. Klien dapat
menggunakan
obat yang
benar (sesuai
program
pengobatan)
9.1 Klien dapat
menyebutkan
obat-obat yang
diminum dan
kegunaannya
(jenis, waktu,
dosis, dan
efek)
9.2 Klien dapat
minum obat
9.1.1 Jelaskan jenis obat
yang diminum klien
9.1.2 Diskusikan manfaat
minum obat tanpa
seizin dokter.
9.1.3 Jelaskan prinsip
benar minum obat
(baca nama yang
tertera pada tempat
obat, dosis obat,
waktu dan cara
minum.
9.1.4 Jelaskan manfaat
minum obat dan
efek obat yang perlu
diperhatikan
9.1.5 Anjurkan klien
meminta obat dan
minum tepat waktu
9.1.6 Anjurkan klien
melaporkan pada
perawat / dokter jika
merasakan efek yang
tidak menyenangkan 9.1.7 Beri pujian jika
klien minum obat
yang benar
sesuai
program
pengobatan
10. Klien
mendapat
dukungan
keluarga
dalam
mengontrol
perilaku
kekerasan
10.1 Keluarga klien
:
menyebutkan
cara merawat
klien.
10.2Mengungkapkan
rasa puas
dalam
merawat klien
10.1.1 Identifikasi
kemampuan
keluarga dalam
merawat klien 10.1.2 Jelaskan peran
serta keluarga
dalam merawat
klien 10.1.3 Jelaskan cara – cara
merawat klien:
a. Terkait dengan
mengontrol
perilaku kekerasan
b.Sikap tenang,
bicara jelas
c. Membantu klien
mengenal
penyebab perilaku
kekerasan 10.1.4 Bantu keluarga
dalam
mendemonstrarika
n cara merawat
klien 10.2.1 Bantu keluarga
mengungkapkan
perasaan setelah
demontrasi
11. Klien
mendapatkan
11.1.1 Bicara tenang,
gerakan tidak
perlindungan
dari
lingkungan
untuk
mengontrol
perilaku
kekerasan
terburu – buru,
nada suara rendah,
tunjuk kepedulian 11.1.2 Lindungi agar klien
tidak mencederai
orang lain 11.1.3 Jika tidak dapat
diatasi lakukan
pembatasan gerak 02/
12/
09
2 Gangguan
konsep diri
: harga diri
rendah
Harga diri klien
bisa meningkat
secara optimal 1. Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya
1.1 Klien mau
membalas
salam, mau
berjabat
tangan,
menyebut
nama,
tersenyum, ada
kontak mata,
mengetahui
nama perawat
menyediakan
waktu kontrak,
ekspresi wajah
bersahabat
1.1.1 Sapa klien dengan
ramah baik verbal
maupun non verbal
1.1.2 Perkenalkan diri
dengan sopan
1.1.3 Tanyakan nama
lengkap klien dan
nama panggilan
yang disukai klien
1.1.4 Jelaskan tujuan
pertemuan
1.1.5 Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien apa
adanya
1.1.6 Beri perhatian dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat
mengidentifik
asi
kemampuan
dan aspek
positif yang
dimiliki
2.1 Klien
mengidentifika
si kemampuan
dan aspek
positif yang
dimiliki Kemampuan
yang
dimiliki
klien Aspek
positif
keluarga Aspek
posiitif
lingkungan
yang
dimiliki
klien
2.1.1 Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki klien
2.1.2 Setiap bertemu
klien hindari dari
memberi nilai
negatif
2.1.3 Utamakan
memberi pujian
yang realistis
3. Klien dapat
menilai
kemampuan
yang
digunakan
3.1 Klien menilai
kemampuan
yang dapat
digunakan
3.1.1 Diskusikan dengan
klien kemampuan
yang masih dapat
digunakan selama
sakit
4. Klien dapat
(menetapkan)
merencanaka
n kegiatan
sesuai dengan
kemampuan
yang dimiliki
4.1 Klien membuat
rencana
kegiatan harian
4.1.1 Diskusikan
kemampuan yang
dapat dilanjutkan
penggunaan.
4.1.2 Rencanakan bersama
klien aktifitas yang
dapat dilakukan
setiap hari sesuai
kemampuan
Kegiatan sendiri Kegiatan dengan
bantuan sebagian Kegiatan yang
membutuhkan
bantuan total
4.1.3 Tingkatkan kegiatan
yang sesuai dengan
toleransi kondisi
klien
4.1.4 Beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang boleh
klien lakukan
5. Klien dapat
melakukan
kegiatan
sesuai kondisi
sakit dan
kemampuann
ya
5.1 Klien dapat
melakukan
kegiatan sesuai
kondisi dan
kemampuannya
5.1.1 Berikan kesempatan
pada klien untuk
mencoba kegiatan
yang telah
direncanakan 5.1.2 Beri pujian atas
keberhasilan klien
5.1.3 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
dirumah.
6. Klien dapat
meningkatkan
sistem
pendukung
yang ada
6.1 Klien
memanfaatkan
sistem
pendukung
yang ada di
keluarga
6.1.1 Beri pendidikan
kesehatan pada
keluarga tentang
cara merawat klien
dengan harga diri
rendah 6.1.2 Bantu keluarga
memberi dukungan
selama klien dirawat 6.1.3 Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan dirumah
M. Implementasi Dan Evaluasi
Tgl/Jam Dx. Kep. TUK IMPLEMENTASI Evaluasi
02/12/09
14.00
Risiko
Perilaku
kekerasan
Sp1p • Membina hubungan
saling percaya
dengan pasien
• Mengidentifikasi
penyebab perilaku
kekerasan
• Mengidentifikasi
tanda-tanda perilaku
kekerasan
• Mengidentifikasi
perilaku yang biasa
dilakukan
• Mengidentifikasi
akibat perilaku
kekerasan
• Melatih cara
mengontrol perilaku
kekerasan dengan
S : • ” nama saya S, suka
dipanggil S.”
• “ saya marah karena
sering diejek teman-
teman dan sering
dipaksa bekerja oleh
keluarga.”
• ”kalau saya sedang
marah badan saya
rasane panas,
gemetar, jantung
berdetak kencang.
• ”Klien mengatakan
jengkel ketika
sedang marah dan
masalah semakin
bertambah dan
akhirnya dibawa ke
RS.”
• Klien menyatakan
“ketika saya marah
saya membanting
piring.”
• ”mas, saya belum
bisa tarik nafas
dalam.”
O : • Pasien mau berjabat
tangan
• Kontak mata kurang
• Nada suara keras
dan cepat.
• Ekspresi wajah
tegang.
• Tenang, kooperatif
• Klien
mendemonstrasikan
tarik nafas dalam
fisik I (tarik nafas
dalam)
• Memberikan
reinforcement positif
• Membantu
memasukkan apa
yang diajarkan
kedalam kegiatan
harian pasien
A : • Klien dapat
membina hubungan
saling percaya
• Klien dapat
menyebutkan
penyebab perilaku
kekerasan
• Klien dapat
menyebutkan tanda-
tanda perilaku
kekerasan
• Klien dapat
menyebutkan
perilaku yang biasa
dilakukan
• Klien dapat
menyebutkan akibat
perilaku kekerasan
• Klien belum
maksimal
melakukan tarik
nafas dalam
P : • Perawat → ulangi
cara latihan tarik
nafas dalam
• Klien → beri PR
kepada klien untuk
mengingat lagi apa
yang telah diajarkan
S : • “ mas, saya sudah
mengerti cara tarik
nafas dalam.”
• ” saya mau mencoba
ketika saya sedang
jengkel.”
• ” mas, saya senang
sudah diajarin.”
O : • Kontak mata sudah
sedikit bisa
mempertahankan
• Ekspresi wajah
tidak tegang
• Sudah mau
tersenyum
• Tenang, kooperatif
03/12/09
16.00
Sp1p • Mengevaluasi
masalah dan latihan
sebelumnya
• Melatih tarik nafas
dalam
• Memberikan
reinforcement positif
atas keberhasilan
• Membantu
memasukkan apa
yang diajarkan
kedalam kegiatan
harian pasien
A : • Pasien sudah bisa
mempraktikan tarik
nafas dalam
• Pasien ada
keinginan untuk
mencobanya ketika
sedang marah.
P : • Perawat →
lanjutkan ke Sp2p
cara mengontrol
marah dengan pukul
bantal
• Pasien → beri PR
untuk memasukkan
kedalam jadwal
kegiatan dan
melakukannya
ketika sedang
marah.
07/12/09
16.00
Sp2p • Mengevaluasi
masalah dan latihan
sebelumnya
• Melatih cara pukul
bantal
• Memberikan
reinforcement positif
S : • mas, saya tidak mau
melakukan teknik
itu karena bisa
membuat
bantal/kasur rusak.”
• ”Yang tarik nafas
dalam kemarin saya
sudah
melakukannya.”
• “mas, saya tidak
mau melakukannya,
tapi saya faham dan
tahu caranya.”
O : • Tenang dan
kooperatif
• Sudah bisa
mempertahankan
kontak mata
• Bicara dengan nada
tidak keras dan
cepat
A : Pasien sudah bisa
melakukannya tapi
tidak mau
mempraktikkan kalau
dia sedang marah
kepada pasien.
• Membantu
memasukkan apa
yang diajarkan
kedalam jadwal
kegiatan harian
pasien
P : • Perawat →
lanjutkan ke Sp3p
cara mengontrol
marah
mengungkapkan
dengan verbal
• Pasien → sarankan
untuk melakukan
tarik nafas dalam,
dan mencoba pukul
bantal apabila
marahnya belum
reda dengan tarik
nafas dalam
S : • “ mas, saya sudah
mencoba latihan
tarik nafas dalam.”
• ”saya mau mencoba
cara yang diajarkan
tadi.”
• ”saya senang sudah
diperhatikan.”
08/12/09
16.15
Sp3p • Mengevaluasi
masalah dan latihan
sebelumnya
• Melatih cara
mengontrol marah
dengan verbal
• Memberikan
reinforcement positif
kepada pasien
• Membantu
memasukkan apa
yang diajarkan
kedalam jadwal
O : • Tenang, kooperatif
• Pasien
memperhatikan
dengan baik
• Muka tidak tegang
• Tersenyum
• Klien
mendemonstrasikan
mengungkapkan
dengan verbal
A : pasien bisa
melakukan apa yang
diajarkan
kegiatan harian
pasien.
P : • Perawat →
melanjutkan ke
Sp4p cara
mengontrol marah
dengan spiritual
• Pasien → beri PR
untuk memasukkan
kedalam jadwal
kegiatan harian
09/12/09
12.30
Sp1k • Mengidentifikasi
kemampuan
keluarga dalam
merawat pasien
• Menjelaskan peran
serta keluarga dalam
S : • Keluarga pasien
mengatakan “saya
belum bisa cara
merawat S dirumah
mas!”
• Keluarga pasien
juga mengatakan
saya mau diajarin
• Ayah pasien
mengatakan nama
saya R suka
dipanggil pak R
• Ayah pasien
mengatakan ” mas,
kalau pukul bantal
apa tidak sakit.”
• Ayah pasien
mengatakan ” anak
S, kalau disuruh
shalat tidak mau
• Ayah pasien
mengatakan ”mas,
saya senang sudah
diajarin, terima
kasih mas!”
merawat klien.
• Menjelaskan kepada
keluarga cara
merawat klien
dirumah terkait tarik
nafas dalam, pukul
bantal,
mengungkapkan
secara verbal,
spiritual dan minum
obat secara teratur.
• Membantu keluarga
cara
mendemonstrasikan
cara merawat klien
• Memberikan
reinforcement positif
kepada keluarga
O : • Ayah pasien mau
berjabat tangan
• Bisa
mempertahankan
kontak mata
• Wajah serius
memperhatikan
• Keluarga mampu
menyebutkan 3 cara
marah yang baik
yaitu dengan tarik
nafas, pukul bantal
dan minum obat
teratur.
• Keluarga
mendemonstrasikan
tarik nafas dalam
A : • Keluarga sudah
bisa merawat klien
dengan cara tarik
nafas dalam, pukul
bantal,
mengungkapkan
secara verbal,
spiritual, dan
minum obat teratur
• Keluarga bisa
mempraktikkan
cara yang
diajarkan.
P : Perawat →
diingatkan lagi kalau
dukungan keluarga
itu penting untuk
kesembuhan pasien.
Keluarga → ingatkan
kepada keluarga
apabila pasien sedang
marah dan bapak bisa
menganjurkan
melakukan cara yang
diajarkan.
S : • ”iya mas saya
mengerti apa yang
diajarkan.”
• ”saya akan
berwudlu dan
berdoa ketika
sedang marah”
10/12/09
09.00
Sp4p • Mengevaluasi
masalah dan latihan
sebelumnya
• Melatih cara
mengontrol marah
dengan spiritual
(berdoa)
• Memberikan O : • Tn S
mendengarkan apa
yang diajarkan
• Tenang, kooperatif
A : • Tn. S bisa
melakukan apa
yang diajarkan
dengan berdoa.
reinforcement positif
kepada pasien.
P : • Perawat →
lanjutkan ke Sp5p
cara mengontrol
marah dengan
minum obat teratur
• Pasien → beri PR
untuk memasukkan
kedalam jadwal
kegiatan harian.
11/12/09
09.00
Sp5p • Mengevaluasi
masalah dan latihan
sebelumnya
• Melatih cara
mengontrol marah
dengan minum obat
secara teratur
S : • ” Mas, aku masih
bingung tentang
apa yang
dijelaskan.”
• ”Aku masih ingat
obatnya warna
orange namanya
CPZ, yang pink
namane
haloperidol, yang
putih namane THP
dan diminum 2
kali sehari.”
• ”lidahku kemarin
kaku mas!”
O : • Pasien
mendengarkan
dengan serius apa
yang dijelaskan
• Tenang, kooperatif
• Bisa
mempertahankan
kontak mata.
• Menjelaskan
kegunaan minum
obat
• Menjelaskan prinsip
5 benar bila minum
obat ( nama pasien,
nama obat, dosis,
cara pemberian dan
waktunya)
• Menjelaskan kepada
pasien tentang efek
putus obat.
• menganjurkan klien
untuk melaporkan
pada perawat /
dokter jika
merasakan efek yang
tidak menyenangkan
• Memberikan
reinforcement positif
kepada pasien.
• Memasukkan apa
yang diajarkan
A : • Pasien mampu
menyebutkan efek
samping obat
• Pasien mampu
menyebutkan
warna obat, cara
pemberiannya dan
waktu pemberian. kedalam jadwal
kegiatan harian
pasien
P : • Perawat →
mengulangi Sp5p
cara mengontrol
marah dengan
minum obat teratur
• Pasien → beri PR
untuk
melaksanakan
sesuai jadwal.
12/12/09
08.30
Sp5p • Mengevaluasi
masalah dan latihan
sebelumnya (klien
bingung)
• Menjelaskan
kegunaan minum
obat
• Menjelaskan prinsip
5 benar bila minum
obat ( nama pasien,
nama obat, dosis,
cara pemberian dan
waktunya)
S : • ”Mas, aku sudah
jelas yang
diajarkan.”
• obate warna
orange namanya
CPZ, yang pink
namane
haloperidol, yang
putih namane THP
dan diminum 2
kali sehari.”
• “kalau selesai
minum obat
kepalaku pusing,
ngantuk.”
• “kalau tidak
minum obat
lidahku kaku”
• ”prinsip minum
obat ada 5 (nama
pasien, nama obat,
dosis, waktu, cara
pemberian.”
• yang orange
supaya tenang,
yang pink untuk
ngurangi marah,
sing putih supaya
rileks.”
• Menjelaskan kepada
pasien tentang efek
putus obat.
• menganjurkan klien
untuk melaporkan
pada perawat /
dokter jika
merasakan efek yang
tidak menyenangkan
• Memberikan
reinforcement pasitif
kepada pasien.
• Membantu
memasukkan apa
yang diajarkan
kedalam jadwal
kegiatan harian
pasien
O : • Pasien
mendengarkan
dengan serius apa
yang dijelaskan
• Tenang, kooperatif
• Bisa
mempertahankan
kontak mata.
A : • Pasien mampu
menyebutkan efek
samping obat
• Pasien mampu
menyebutkan 5
benar minum obat.
• Pasien mampu
menyebutkan efek
putus obat
• Pasien mampu
menyebutkan
kegunaan obat
P : • Perawat → semua
Sp sudah
diberikan. Hanya
mengingatkan
untuk memasukkan
kedalam kegiatan
harian pasien.
• Pasien → suruh
mempraktikkan
cara-cara yang
dilatih ke jadwal
harian pasien.
04/12/09
16.15
Gangguan
konsep
diri harga
diri
rendah
Sp1p • Membina hubungan
saling percaya
• Mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki pasien
• Membantu pasien
menilai kemampuan
yang masih dapat
digunakan
• Membantu pasien
memilih kegiatan
yang akan dilatih
sesuai dengan
kemampuan pasien
• Melatih pasien
kegiatan yang dipilih
sesuai
kemampuannya
(menata tempat tidur)
• Memberikan
S : • Klien mengatakan
nama saya S, suka
dipanggil S.
alamat wirosari
grobogan
• Kegiatan yang
dilakukan dirumah
yaitu pergi ke
sawah setiap pagi
dan nonton tv.
• Klien mengatakan
kegiatan yang bisa
dilakukan di RSJ
yaitu senam pagi,
jalan-jalan,
mencuci sendok
dan gelas, menata
tempat tidur,
menyapu dan
menata kursi.
• Klien mengatakan
ingin dilatih
menata tempat
tidur.
O : Klien sering
menunduk, bicara
sambil tertawa,
kontak mata kurang
mempertahankan,
klien
mendemonstrasikan
menata tempat tidur,
reinforcement positif
• Membantu pasien
memasukkan
kedalam jadwal
kegiatan pasien
A : • Tn S mampu
mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki
• Tn S mampu
menilai
kemampuan yang
masih dapat
digunakan
• Tn S mampu
memilih kegiatan
yang akan dilatih
sesuai dengan
kemampuan
• Tn S mau belajar
membuat dan
mengisi jadwal
kegiatan harian
P : • Perawat→ajarkan
kegiatan yang lain
yang dipilih klien.
• Pasien→menganju
rkan pasien
menata tempat
tidur setelah
bangun tidur.
05/12/09
09.00
Sp2p • Mengevaluasi
masalah dan latihan
sebelumnya
• Menanyakan
kegiatan yang lain
yang masih
dilakukan dirumah
sakit.
S : • Klien mengatakan
sudah menata
tempat tidur tadi
pagi
• Klien mengatakan
tadi pagi senam
terus jalan-jalan.
• Klien juga
mengatakan
mencuci gelas dan
sendok sehabis
makan.
• Klien mengatakan
memilih menyapu
untuk dilatih.
O : Kontak mata mulai
bisa
mempertahankan,
pembicaraan pelan,
tempat tidur pasien
rapi, klien kooperatif,
klien
mendemonstrasikan
menyapu.
• Melatih kegiatan
kedua yang telah
dipilih pasien
(menyapu)
• Memberikan
reinforcement
positif kepada klien
• Membantu pasien
memasukkan
kedalam jadwal
kegiatan pasien
A : • Klien sudah
melakukan menata
tempat tidur
• Klien mencoba
apa yang diajarkan
dan mau
melakukannya.
P : Perawat→mengoptim
alkan kegiatan yang
sudah dilatih
pasien→menganjurka
n pasien melakukan
kegiatan yang dilatih
sesuai jadwal.