kemampuan sisw a menari piring 12 menggunakan …digilib.unila.ac.id/54591/3/skripsi tanpa bab...

57
KEMAMPUAN SISWA MENARI PIRING 12 MENGGUNAKAN ASPEK WIRAGA, WIRAMA, WIRASA DI EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 2 KOTAAGUNG (Skripsi) Oleh RISMA INTAN KARTIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SSENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMAMPUAN SISWA MENARI PIRING 12 MENGGUNAKANASPEK WIRAGA, WIRAMA, WIRASA

DI EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 2 KOTAAGUNG

(Skripsi)

Oleh

RISMA INTAN KARTIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARIJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SSENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA MENARI PIRING 12 MENGGUNAKANASPEK WIRAGA, WIRAMA, WIRASA

DI EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 2 KOTAAGUNG

Oleh

Risma Intan Kartika

Penelitian ini mengkaji tentang proses kemampuan siswa dalam tari piring 12dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikanproses pembelajaran tari dikegiatan ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Kotaagung.Penelitian ini menggunakan teori behavioristik. Teknik penggumpulan datamenggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, lembar pengamatan dan tespraktik. Analisis data dengan melakukan redukasi data, penyajian data, danmenarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan prosespembelajaran belum berjalan maksimal, dikarenakan dalam komponenpelaksanaan pembelajaran tidak dilakukan perencanaan pembelajaran secaraterstruktur sesuai dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran. Untuk melihatbagaimana hasil dari kemampuan siswa belajar tari piring 12, guru menggunakanlembar pengamatan siswa disetiap pertemuan dan melakukan tes praktik dipertigakali pertemuan dengan aspek yang dinilai wiraga, wirama, wirasa. Berdasarkanhasil penilitian yang dilakukan selama delapan kali pertemuan denganmenggunakan media audio visual dapat dikatakan berhasil, dikarenakan siswadapat dikatakan mampu menari dengan baik.

Kata kunci: Ekstrakurikuler, Proses, Tari piring 12

ABSTRACT

STUDENT ABILITY TO PERFORM PIRING12 DANCEUSE WIRAGA, WIRAMA, WIRASA ASPECT

ON EXTRACURRICULAR SMA NEGERI 2 KOTAAGUNG

By

Risma Intan Kartika

This research examined the process of students’ ability in piring 12 dance byusing qualitative descriptive method in a way of describing the learning processof the dance in extracurricular at SMA N 2 Kotaagung. This research usedbehavioristic theory. The data were collected by using observation, interview,documentation, observation sheets and practice tests. The data were analyzed bydata reduction, data representation and conclusion. The result of this researchshowed that the learning process had hot administered optimally since one of thecomponents of learning implementation that was learning planning was notcommitted structurally in accordance with the provisions or the standard of theimplementation of the learning process. In order to find out now the students’ability in learning the dance was, the teacher used observation sheets in everymeeting and conducted practice tests every 3 meetings in which the aspects thatwere judged were wiraga, wirama, wirasa. According to the result that wasconducted during 8 meetings using audio visual media, it can be said it wassuccess since the students were be able to dance well

Keywords: Extracurricular, Piring 12 dance, Process

KEMAMPUAN SISWA MENARI PIRING 12 MENGGUNAKAN ASPEKWIRAGA, WIRAMA, WIRASA DI EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI 2

KOTAAGUNG

Oleh

RISMA INTAN KARTIKA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni TariJurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Risma Intan Kartika dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 30 September

1994, anak ketiga dari lima bersaudara, pasangan Bapak Endang Memed dan Ibu

Ena Sundari. Yang bertempat tinggalkan sekarang di Jl. Pantai Laut RT.08 RW.04

Kel. Pasar Madang Kec. Kotaagung Kab. Tanggamus Lampung.

Pendidikan yang ditempuh jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Kuripan

Kotaagung pada tahun 2001-2007, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kotaagung Timur pada tahun 2007-2010,

kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Kotaagung

pada tahun 2010-2013. Pada tahun 2013, diterima sebagai Mahasiswa Pendidikan

Seni Drama Tari dan Musik Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (PBS) Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan

Seleksi Nilai Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.(Q.S. Asy-Syarh: 6)

Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan

mempermudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” HR Muslim

“ Keberhasilan bukan untuk diramalkan, namun untuk dibangun “

-Mario Teguh-

i

PERSEMBAHAN

Ayah Terhebat Bapak Endang Memed dan Ibu tercinta Ena Sundari, terima kasih

atas kesabaran, kasih sayang dan dukungan serta doa yang senantiasa diberikan

untuk keberhasilanku.

kakak dan adikku yang senantiasa selalu memberikan motivasi agar tetap

semangat dalam menyelesaikan tugas akhir kuliah

Almamater tercinta yang kubanggakan,

Universitas Lampung.

ii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan skripsi yang berjudul “Kemampuan

Dalam Menari Tari Piring 12 Menggunakan Media Audio Visual di SMA Negeri

2 Kotaagung ”. Shalawat teriring salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah

SAW yang menjadi suri tauladan umat manusia. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik

secaralangsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu

melalui kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat Bapak Hasyimkan, S.,Sn.,M.A. selaku Pembimbing I, Ibu

Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II dan Bapak Riyan

Hidayatullah, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembahas atas arahan dan bimbingannya

yang sangat bermanfaat untuk terselesaikannya skripsi ini. Tidak ada yang dapat

diberikan kepada beliau, kecuali doa yang tulus dan ikhlas. Semoga ilmu yang

telah diberikan akan menjadi amal ibadah dan selalu dianugerahkan limpahan

rahmat, hidayah, dan kesehatan lahir dan batin oleh Allah SWT.

iii

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Agung kurniawan S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Seni Tari.

2. Bapak Hasyimkan S.Sn., M.Sn., selaku dosen Pembimbing I atas ksabaran

dalam memberikan bimbingan, saran dan arahan.

3. Ibu Susi Wendhaningsih S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pembimbing II dan

Pembimbing Akademik (PA) atas ksabaran dalam memberikan bimbingan,

saran dan motivasi pada skripsi ini.

4. Bapak Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pembahas atas saran

dan kritik pada skripsi ini.

5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni.

6. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Seni Tari FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Staff dan Karyawan Program Studi Pendidikan Seni Tari FKIP Universitas

Lampung terimakasih atas bantuaannya.

9. Ibu Ratna Uli S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kotaagung yag

telah memberikan izin melakukan penelitian ini.

10. Ibu Eka Mayasari S.Pd, selaku guru mata pelajaran Seni Budaya SMA

Negeri 2 Kotaagung yang memberi bimbingan.

11. Kedua orang tuaku, yang selalu memberikan dukungan dan menjadi

penyemangat untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

iv

12. Kakak dan adik, YinYin Septiani, Buyung Takdir Ridho, Nurul Hidayati,

Beautyzahratu Nisa yang selalu memberikan semangat.

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku, Angkatan 2013 Program Studi Pendidikan

Seni Tari, Universitas Lampung atas kebersamaannya menuntut ilmu dan

menggapai impian.

14. Rekan-rekan KKN

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2018

Penulis,

Risma Intan Kartika

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL............................................................................................... viiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ............................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 61.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 61.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 71.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pendidikan Nonformal................................................................ 92.2 Tujuan Pendidikan Nonformal ................................................... 102.3 Pembelajaran .............................................................................. 102.4 Program Ekstrakurikuler............................................................. 122.5 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler................................................ 132.6 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................... 142.7 Ruang Lingkup Ekstrakurikuler ................................................. 142.8 Media ......................................................................................... 14

2.8.1 Media Pembelajaran .......................................................... 152.8.2 Media AudioVisual ........................................................... 16

2.9 Seni Tari ..................................................................................... 172.9.1 Wiraga .............................................................................. 182.9.2 Wirama ............................................................................. 182.9.3 Wirasa ............................................................................... 18

2.10 Tari Piring 12............................................................................. 182.11 Ragam Gerak ............................................................................. 202.12 Musik Pengiring Tari Piring 12 ................................................ 23

2.12.1 Gambus ........................................................................... 232.12.2 Terbangan ....................................................................... 242.12.3 Tamborin ........................................................................ 25

2.13Kostum dan Asesoris ................................................................. 25

vi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 293.2 Sumber Data .............................................................................. 303.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 30

3.3.1 Observasi ........................................................................... 303.3.2 Wawancara ...................................................................... 313.3.3 Dokumentasi .................................................................... 31

3.4 Teknik Analisis Data .................................................................. 353.4.1 Redukasi Data ......................................................... 353.4.2 Penyajian Data ........................................................ 363.4.3 Penarikan Kesimpulan ............................................ 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................ 37

4.1.1 Sejarah Sekolah ............................................................. 374.1.2 Visi dan Misi Sekolah ................................................... 394.1.3 Sarana dan Prasana SMA .............................................. 40

4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 404.3 Laporan Hasil Penelitian Pendahuluan ...................................... 404.4 Pertemuan Pertama ..................................................................... 41

4.4.1 Deskripsi Pertemuan Pertama ............................................ 414.4.2 Pembahasan Pelaksanaan Pertemuan Pertama .................. 42

4.5 Pembahasan Pertemuan Kedua ................................................... 444.6 Pembahasan Pertemuan Ketiga ................................................. 494.7 Pembahasan Pertemuan Keempat ............................................... 534.8 Pertemuan Kelima ..................................................................... 564.9 Pembahasan Pertemuan Keenam ................................................ 614.10 Pembahasan Pertemuan Ketujuh ............................................. 664.11 Pembahasan Pertemuan Kedelapan .......................................... 724.12 Temuan ..................................................................................... 75

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ..................................................................................... 775.2 Saran ........................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Ragam Gerak Tari Piring 12 ..................................................... 20Tabel 2. Lembar Pengamatan Siswa ....................................................... 32Tabel 3 Daftar Nama Siswi Pada Pertemuan Pertama ........................... 43Tabel 4 Daftar nama Siswi Tari Pada Pertemuan Kedua ....................... 44Tabel 5 Pengamatan Siswa pada Pertemuan Kedua Aspek Wiraga ..... 46Tabel 6 Hasil Pertemuan Kedua dengan Aspek Wiraga ........................ 48Tabel 7 Daftar Nama Siswa Pada Pertemuan Ketiga ............................. 49Tabel 8 Indikator Hasil Belajar Siswi Pada Pertemuan Ketiga ............. 51Tabel 9 Hasil Penilaian Wiraga Pertemuan Keempat Aspek Wirama .... 54Tabel 10 Pengamatan Siswa pada Pertemuan Keempat Aspek Wirama 55Tabel 11 Daftar Nama Siswi pada Pertemuan Keempat ......................... 55Tabel 12 Daftar Nama Siswi pada Pertemuan Kelima.............................. 58Tabel 13 Pengamatan Aspek Wiraga, Wirama, Wirasa .......................... 58Tabel 14 Hasil Belajar Ragam Gerak Pertemuan Kelima ....................... 59Tabel 15 Daftar Nama Siswi Yang Mengikuti Ekstrakurikuler................ 61Tabel 16 Lembar pengamatan Kemampuan ........................................... 62Tabel 17 Hasil Belajar Pertemuan Keenam ............................................. 64Tabel 18 Daftar nama siswi yang mengikuti ekstrakurikuler seni tari ..... 67Tabel 19 Hasil Belajar Pertemuan Ketujuh aspek wiraga ....................... 67Tabel 20 Hasil Belajar Pertemuan Ketujuh aspek wirama ...................... 68Tabel 21 Hasil Belajar Pertemuan Ketujuh aspek wirasa ........................ 69Tabel 22 Hasil Belajar Pertemuan Ketujuh .............................................. 70Tabel 23 Hasil Tes Praktik Pada Pertemuan Kedelapan (Evaluasi) ........ 73

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Gitar Gambus ........................................................................ 24Gambar 2 Terbangan .............................................................................. 24Gambar 3 Tamborin ................................................................................ 25Gambar 4 Siger ....................................................................................... 25Gambar 5 Kain kuning ............................................................................ 26Gambar 6 Kain putih ............................................................................... 26Gambar 7 Kain Jung Sahat ..................................................................... 26Gambar 8 Gelang kanno .......................................................................... 27Gambar 9 Kalung papan jajar .................................................................. 27Gambar 10 Melati ..................................................................................... 27Gambar 11 Sanggul ................................................................................... 28Gambar 12 SMA Negeri 2 Kotaagung ...................................................... 37Gambar 13 Guru Sedang memberikan pertanyaan kepada siswi ............. 41Gambar 14 Siswi melakukan pemanasan .................................................. 44Gambar 15 Siswi melakukan gerak lagapuyu............................................ 46Gambar 16 Siswi melakukan sebatang masuk .......................................... 50Gambar 17 Siswi melakukan sebatang keluar .......................................... 53Gambar 18 Siswa sedang melakukan gerak ngahilok .............................. 54Gambar 19 Siswi Melakukan Gerakan Nokkoh ........................................ 56Gambar 20 Siswi Melakukan Gerakan Nokkoh ........................................ 56

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pendidikan adalah salah satu proses dalam rangka

mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin

dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahaan

dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

masyarakat. (Hamalik, 2015:3). Sebagai proses pembentukan kepribadian,

pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis terarah kepada

terbentuknya kepribadian peserta didik. Dengan demikian peran seorang guru

dibutuhkan untuk membangun suasana belajar mengajar dikelas ataupun diluar

kelas, ini dikarenakan guru sebagai fasilitator yang berperan penting dalam

pembentukan kepribadian peserta didik selama didalam lingkup sekolah.

Sekolah merupakan lembaga yang berperan penting dalam pengembangan

kemampuan siswa baik kemampuan akademik maupun non akademik, karena

sekolah memberikan peluang bagi peserta didik untuk dapat menuangkan bakat

atau kemampuan yang dimiliki oleh mereka. Seni budaya di sekolah pada

umumnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik

sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri peserta didik

secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin dapat tumbuh jika dilakukan

2

serangkaian proses kegiatan pada siswa yang terlibat dalam segala aktifitas seni

dalam kelas atau luar kelas seperti kegiatan ekstrakurikuler. Kemampuan siswa

dalam ekstrakurikuler dapat mencakup kemampuan mereka dalam

mengembangkan bakat dan kemampuan lainnya, seperti yang kita ketahui

kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan kita dalam menguasai atau

melakukan segala sesuatu yang sedang kita kerjakan atau yang sedang ingin kita

capai hasilnya.

Peserta didik merupakan mereka yang ingin berusaha mengembangkan apa yang

ada didirinya. Baik potesi diri dalam bidang Akademik ataupun potensi non

Akademik melalui proses belajar atau pembelajaran pada jalur pendidikan baik

dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Belajar atau

pembelajaran bertujuan agar menumbuhkan rasa percaya diri, rasa ingin tau yang

ada pada peserta didik agar mampu menumbuhkan bakat atau kemampuan-

kemampuan yang ada pada diri mereka yang pada awalnya mereka tidak

mengetahuinya.

Tari merupakan ungkapan dari ekspresi jiwa seseorang yang dituangkan dalam

bentuk gerakan tubuh namun didalamnya terdapat unsur keindahan. Seni tari

adalah suatu keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk

gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Hawkins dalam Mustika (2012: 21)

menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi

dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang

simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta.

3

Tari piring 12 yang merupakan tarian masyarakat Lampung yang beradat saibatin.

Tari Piring 12 berarti penari menarikan tarian ini bersamaan dengan piring yang

telah disiapkan sejajar sebanyak sepuluh piring, ditambah dua piring kecil yang

akan digunakan penari. ( Wawancara dengan Bpk. Hasan, 2017). Tari piring 12

diperkirakan dahulunya dibawakan seorang ratu untuk menyambut hulubalang

yang baru pulang dari medan perang. ( Wawancara dengan Bpk.Nazori 2017)

Tari piring 12 termasuk dalam sebuah pertunjukan tari yang tentu tidak akan

terlepas dari musik pengiring tari. Sebagian besar daerah maupun provinsi di

Indonesia memiliki musik khas tradisional, begitu juga di daerah Lampung,

masyarakat Lampung terdiri dari 2 sub etnis yaitu Lampung pepadun dan

Lampung Saibatin. Instrumen musik gitar gambus dan rebana biasanya digunakan

untuk mengiringi tari piring 12. Ritme atau pola pada irama tari Piring 12 tenang.

Memasuki era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sekarang ini sangat

dirasakan kebutuhan dan kepentingnya TIK dalam kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan. Teknologi informasi

berkembang sejalan dengan perkembangan zaman, komunikasi dan teknologi

yang menunjang terhadap praktik kegiatan pembelajaran.

Media audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara

juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film,

slide, suara, dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran tari menggunakan media

audio visual sangatlah membantu ini dikarenakan pembelajaran tari selalu

berhubungan langsung dengan musik (audio) dan contoh gerak (visual). Karena

pada mulanya media pembelajaran adalah alat bantu untuk memberikan

4

pengalaman lebih kongkret, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya

ingat peserta didik dalam belajar. (Aqib, 2014:49)

Namun menggunakan media audio visual memerlukan beberapa alat atau

perlengkapan yang dapat menunjung keberhasilan belajar mengajar seperti berupa

laptop, LCD, dan Speaker. Penggunaan media belajar ini merupakan media yang

sangat baik bagi peserta didik dikarenakan peserta didik akan lebih memahami

pembelajaran yang dapat mereka lihat melalui video serta membantu guru dalam

menyampaikan materi baik tentang gerak maupun ketepatan iringan selain

menggunakan metode demonstrasi yang sering kali dipergunakan oleh guru.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di luar struktur program

dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas

wawasan pengetahuan dan kemampuan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler

dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati

oleh sekelompok peserta didik, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam

keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah diluar jam pelajaran

biasa. (Suryosubroto, 2009: 286).

SMA Negeri 2 Kota Agung merupakan salah satu SMA yang berada di Kabupaten

Tanggamus di Jl. Soekarno Hatta Kompleks Islamik Center Kotaagung,

Tanggamus. SMA Negeri 2 Kotaagung merupakan sekolah yang memberikan

berbagai kegiatan bagi siswa-siswi diluar jam belajar intrakurikuler. Kegiatan ini

merupakan kegiatan Ekstrakurikuler yang terdiri dari berbagai bidang diantaranya

olah raga, pramuka, rohis, dan salah satunya kesenian. Seni tari di SMA Negeri 2

5

Kotaagung merupakan ekstrakurikuler yang cukup antusias diminati siswa karena

Pendidikan seni memiliki sifat multilingual, multi dimensional dan multi kultural.

Multilingual berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan diri dalam

mengekspresikan melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya.

Multidimensional berarti kemampuan siswa dalam menyeimbangkan fungsi otak

kanan dan kiri dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika. Multikultural

berarti seni bertujuan menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan

berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan

sikap menghargai, toleransi, demokratis, beradap dan hidup rukun dalam

masyarakat dan budaya yang majemuk (Standar Isi Permendiknas No 22 tahun

2006). Termasuk pendidikan seni tari yang ada di sekolah.

Dari hasil observasi awal dan diskusi yang dilakukan pada tanggal 3-maret-2017

dengan guru pembimbing ekstrakurikuler yaitu Ibu Eka Mayasari, S.Pd bahwa

pada kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Kotaagung ekstrakurikuler

kesenian memiliki permasalahan, dimana para peserta didik atau siswa kurang

mampu menerapkan gerak tarian secara bersamaan dengan musik pengiring tari

dikarenakan guru hanya menggunakan metode demonstrasi namun tidak

menggunakan alat bantu media audio visual sebagai pembantu dalam

pembelajaran yang dilakukan, hal ini dikarenkan kurangnya fasilitas yang tidak

memadai. Guru pembimbing menggunakan metode demontrasi, namun metode

tersebut dirasa tidak cukup untuk membantu siswa dalam mempelajari tari.

Karena setiap metode yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan,

kekurangan metode demontrasi ialah dimana metode ini memerlukan peralatan,

bahan-bahan, dan tempat yang memadai. (Majid, 2015:199)

6

Maka dari itu guru melihat perkembangan siswa yang kurang aktif dalam proses

pembelajaran, dikarenakan siswa hanya menirukan gerak tari namun tidak bisa

melakukan tarian sesuai dengan musik pengiringnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut guru mencoba menggunakan metode

demontrasi yang ditambahkan dengan bantuan media audio visual, ini semua

dilakukan karena guru berharap siswa dapat mempelajari tarian baik gerak melalui

demontrasi dan memahami ketukan musik pengiring melalui media audio visual.

Guru tari memiliki latar belakang pendidikan seni, dimana guru memiliki

kemampuan dalam bidang tari, namun kondisi ini dikarenakan keterbatasan dalam

fasititas yang tersedia dari pihak sekolah. Berdasarkan latar belakang diatas

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan siswa

menari Piring 12 menggunakan aspek wiraga, wirama, wirasa di ekstrakurikuler

SMA Negeri 2 Kotaagung”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di rumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah.

1. Bagaimana aspek wiraga, wirama, wirasa dalam melihat kemampuan siswa

menari piring 12 di ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Kotaagung?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

Mendeskripsikan kemampuan Siswa Menari piring 12 Menggunakan Aspek

Wiraga,Wirama, Wirasa di Ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Kota Agung?

7

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis untuk setiap yang

melihat atau membacanya yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, adalah dapat memberikan sumbangsih pemikiran upaya dalam

mengadakan perbaikan dalam proses peningkatan mutusiswa.

2. Bagi guru untuk bahan pertimbangan dalam menemukan cara atau metode

yang tepat yang harus digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan

minat dan semangat siswa pada proses pembelajaran tersebut.

3. Membantu siswa untuk mengetahui dan memahami mengenai tari piring 12,

serta bisa menjadi motivasi mereka untuk terus belajar dan mendapat prestasi

dalam pembelajaran seni tari khususnya.

4. Bagi masyarakat memperoleh pengetahuan tentang tari piring 12 setelah

membaca hasil penelitian ini.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah melihat kemampun siswa dalam

menari piring 12 menggunakan aspek wiraga, wirama, wirasa di

ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Kotaagung.

2. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan seluruh peserta

didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kesenian di sekolah SMA

Negeri 2 Kotaagung.

8

3. Tempat Penelitian

Selama penelitian ini berlangsung lokasi bertempatkan di sekolah SMA

Negeri 2 Kotaagung, Kab. Tanggamus.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada saat ajaran genap berlangsung pada tahun ajaran

2017/2018

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Nonformal

Pada hakikatnya pembelajaran dan pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan

kapan saja. Namun pendidikan yang dilakukan didalam lembaga sekolah memiliki

peraturan dan kebijakan tersendiri yang berbeda dengan pendidikan diluar lembaga

sekolah. Berbicara tentang pendidikan sudah tentu tak lepas dengan semua upaya

yang harus dilakukan untuk mengembangkan kualitas manusia baik dalam

pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan non formal adalah usaha yang

terorganisasi di luar sistem persekolahan, melalui hubungan sosial untuk

membimbing individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita

guna meningkatkan taraf hidup dibidang material, sosial, dan mental dalam rangka

usaha mewujudkan kesejahteraan sosial. Sama seperti yang dikemukakan Le Belle

dalam Marzuki (2012:90) bahwa pendidikan nonformal (PNF) merupakan contoh

upaya untuk menciptakan perubahan sosial seseorang pada tingkat lokal.

Sedangkan yang dimaksud pendidikan sosial dalam hal ini adalah segala kegiatan

pendidikan termasuk didalamnya. Pendidikan olahraga dan rekreasi yang

diselenggarakan di luar sekolah bagi pemuda dan orang dewasa, tidak termasuk

kegiatan-kegiatan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan

kurikulum sekolah. (Kamil, 2014:14)

10

2.2 Tujuan Pendidikan Nonformal

Tujuan belajar dijalur pendidikan non formal yang ditujukan untuk kegiatan

pendidikan kelanjutan setelah terpenuhinya pendidikan tingkat dasar, serta

pendidikan perluasan dan pendidikan nilai-nilai hidup dikarenakan dalam

pendidikan nonformal ada dua yang lebih ditekankan dalam upaya untuk mencapai

tujuan, yaitu penekanan pada perubahan tingkah laku dan penekanan pada

perubahan sosial. Perubahan tingkah laku ditunjukan kepada individu-individu atau

anggota masyarakat, yaitu dengan adanya intervensi pemberian pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap. Semua ini diarahkan agar menumbuhkembangkan

kepribadian peserta didik atau seseorang yang berjiwa mandiri dan

bertanggungjawab pada dirinya. ( Marzuki, 2012:90)

2.3 Pembelajaran

Pembelajaran yang berasal dari kata belajar mempunyai arti mengumpulkan

sejumlah pengetahuan yang diperoleh dari seseorang yang dianggap lebih

mengerti dan mengetahui akan sebuah bahan atau materi. (Garge dalam Susanto,

2014: 1) mengatakan, bahwa belajar merupakan unsur proses, suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau kegiatan, belajar dapat diidentifikasikan sebagai suatu

proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman

yang terjadi. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran

diantaranya terdiri dari siswa, guru, tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium.

Material, meliputi buku-buku, papan tulis, fotografi, slide, film, audio dan video

11

tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruaang kelas, perlengkapan audio

visual, komputer. (Hamalik, 2015 : 57)

Dalam penelitian yang berlangsung ini menggunakan teori behavioristik atau

konsep media audio visual, di mana peralatan audio visual tidak harus

digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh dari pengindraan

pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologis yang bisa memperkaya serta

memberikan pengalaman kongkret kepada para peserta didik.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik (Susanto, 2014:19). Pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat

berpengaruh dalam pembentukan kepribadian peserta didik dan kemampuan

peserta didik, ini dapat dilihat dari pendekatan yang dilakukan oleh guru.

Pembelajaran itu sangat dibutuhkan oleh subjek belajar atau pesera didik karena

akan dilakukan terus-menerus selama peserta didik mengalami proses belajar.

Untuk mengemban sistem pembelajaran pemerintah menyelenggarakan suatu

sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang nomor

20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (1989: 52) dijelaskan bahwa

tujuan pendidikan nasional adalah (1) meningkatkan pengetahuan siswa untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk

menggembangkan diri peserta didik agar sejalur dengan perkembangan ilmu,

teknologi, dan seni (2) meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota

12

masyarakat dalam mengadakan hubungan sosial atau hubungan timbal balik

dengan linkungan sosial budaya dan sekitarnya.

Untuk menjawab hasil pembelajaran siswa pada kegiatan Ekstrakurikuler seni tari

dengan menggunakan alat bantu media audio visual untuk melihat kemampuan

menari siswa dengan aspek wiraga, wirama, wirasa di SMA Negeri 2 Kotaagung

dalam memperagakan tari piring 12. Dengan media peserta didik dapat

memperoleh pengetahuan serta pemahaman yang lebih cepat dari pemebelajaran

demonstrasi yang telah digabungkan dengan media sebagai alat bantu dalam

belajar. Kemajuan teknologi menuntut para pendidik untuk mampu meningkatkan

cara pembelajaran yang lebih baik dan efisien.

Dalam penelitian ini menggunakan teori behavioristik, Baharudin dalam buku

yang berjudul “Teori Belajar dan Pembelajaran”. Teori behavioristik dalam

penelitian ini digunakan untuk melihat proses pembelajaran untuk melihat

kemampuan siswa menari tari piring 12 dengan aspek wiraga, wirama, wirasa

namun dengan alat bantu media dalam pembelajaran yang berlangsung pada

kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan selama 8 (delapan) kali pertemuan saat

penelitian, yang bertempatkan di SMA Negeri 2 Kotaagung.

2.4 Program Ekstrakurikulser

Pengembangan potensi yang ada pada peserta didik sebagaimana dimaksudkan

dalam tujuan pendidikan Nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan

kurikuler. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 81A Tahun 2013,

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di

13

luar jam belajar kurikulum strandar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan

dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan

kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di

luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut,

maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas

belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olah

raga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang memiliki tujuan positif

untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri. Pengembangan kegiatan

ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar

struktur program sekolah dan dilakasanakan di luar jam pelajaran biasa agar

memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan peserta

didik. (Suryosubroto, 2009:287)

2.5 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan diluar struktur sekolah atau disebut

ekstrakurikuler sekolah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 81A Tahun 2013

yaitu.

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotor peserta didik.

b. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pribadi

menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

14

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu

pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

2.6 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua, yaitu

a. Kegiatan ekstrakurikkuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis

kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu

periode tertentu.

b. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat pseriodik atau sesaat, yaitu kegiatan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan di waktu-waktu tertentu.

2.7 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan-kegiatan

yang dapat menunjang dan dapat mendukung segala kegiatan intrakurikuler yaitu

dengan bertujuan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran pada

peserta didik, dengan cara melihat keterampilan yang mereka miliki melalui hobi

dan minat yang dimiliki oleh mereka, serta pengembangan sikap yang ada pada

program kegiatan intrakurikuler.

2.8 Media

Media adalah alat bantu atau perantara yang digunakan sebagai mengantar

informasi antara sumber informasi dan penerima informasi. Seperti televisi, film,

foto rekaman audio, gambar dan sejenisnya yang dapat diartikan sebagai segala

sesuatu yang bisa dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran,

perasaan, perhatiaan dan kemauaan pada peserta didik sehingga mereka dapat

15

terdorong dalam proses pembelajaran. Karena pada dasarnya pengertian media itu

sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu “medius” yang secara harfiah memiliki arti

“tengah”, ”perantara” atau “pengantar”. (Aqib, 2014: 50)

2.8.1 Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu pembelajaran yang berupa

fisik maupun nonfisik yang sengaja dipergunakan sebagai perantara antara guru

dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran

mengandung isi dan membawa pesan atau informasi kepada seseorang penerima

informasi yaitu peserta didik agar mereka memenuhi kebutuhan belajar dan

kemampuan peserta didik agar peserta didik dapat aktif berpartisipasi dalam

kegiatan belajar mengajar. ( Arsyad, 2005:4)

Pembelajaran yang menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran

sangat diperlukan karena selama kegiatan belajar mengajar berlangsung melalui

media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan menjadi lebih kongkret. Media

pembelajaran memiliki beberapa fungsi dan peranan diantaranya.

a) Memotivasi minat dan tingkatan, direalisasikan dengan teknik drama atau

hiburan.

b) Menyajikan suatu informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi

disekelompok peserta didik.

c) Memberi instruksi, informasi yang didapat atau yang terdapat dalam media

yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar harus melibatkan peserta

didik didalamnya.

16

2.8.2 Media Audio Visual

Media audio visual adalah salah satu jenis media pembelajaran yang didalamnya

selain mengandung unsur suara namun juga mengandung unsur gambar yang bisa

diliat, misalnya rekaman video, film, slide, suara, dan lain sebagainya.

(Rusman,Dkk : 2012)

a) Media audio visual ialah media yang dilengkapi dengan fungsi peralatan

suara dan gambar dalam satu unit disebut dengan media audio visual murni.

Contohnya; film gerak (movie) bersuara, televisi dan video tari.

b) Media audio visual yang tidak murni seperti slide, opaque, OHP dan

peralatan visual lainnya bila diberi suara dari kaset yang dimanfaatkan secara

bersamaan dalam suatu waktu atau satu proses kegiatan pembelajaran.

Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatkan indera dan

organ tubuh seperti telinga (audio), mata (visual) dan tangan (kinetik) yang

memberikan informasi atau pesan yang mudah dimengerti berupa gambar dalam

bentuk video dan audio dalam bentuk musik. Video bersifat interaktif tutorial

membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi

gerak. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan

yang diajarkan dan ditayangkan dalam video. Guru juga harus menguasai program

video yang tersedia, adakalaanya saat program video diputar guru memperhatikan

peserta didik secara detail agar peserta didik benar-benar memperhatikan tayangan

video yang ditampilkan untuk dapat memahami aspek-aspek yang ada didalamnya

agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan.

17

2.9 Seni Tari

Seni merupakan penciptaan wujud-wujud yang merupakan simbol dari perasaan

manusia. Seni merupakan gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola

kelakuan tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Tari

adalah gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik, diatur

oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari. (Mustika,

2013:21).

Menurut Soedarsono dalam Mustika (2012: 15) Tari adalah ekspresi jiwa manusia

yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga

menjadi bentuk gerak yang simbolis, dan sebagai ungkapan si pencipta. Seni Tari

merupakan gerak tubuh manusia terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa

atau ekspresi manusia yang didalam terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan

irama, dan ekspresi. Dalam tari juga dikenal dengan sebutan wiraga (tubuh),

wirama (irama), wirasa (penghayatan). Ketiga unsur tersebut merupakan unsur

yang terdapat dalam setiap pembelajaran tari, yang mana ketiga unsur tersebut

merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena satu sama lain

memiliki ikatan yang akan membentuk suatu harmoni.

Secara singkat unsur tari adalah sebagai berikut:

18

2.9.1 Wiraga

Berasal dari kata raga atau tubuh, yaitu gerak kaki sampai kepala, merupakan

media pokok gerak tari. Gerak tari dirangkai sesuai dengan bentuk yang tepat

misalnya seberapa jauh badan merendah, kaki diangkat atau ditekuk, dan

seterusnya.

2.9.2 Wirama

Irama atau ritme (tempo) atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis.

Seberapa lamanya rangkaian gerak ditarikan serta ketepatan perpindahan antara

gerak agar selaras dengan jatuhnya irama atau dengan hitungan. Irama ini

biasanya dari alat musik yang mengiringi suatu tarian.

2.9.3 Wirasa

Tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang diekspresikan

lewat raut wajah dan gerak. Keseluruhan gerak tersebut menjelaskan jiwa dan

emosi tarian, seperti sedih, gembira, tegas, dan marah.

2.10 Tari Piring 12

Sebagai cabang seni, seni tari berperan penting dalam kehidupan masyarakat,

karena melalui tari manusia dapat mengekspresikan jiwanya. Tari adalah ekspresi

jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak yang indah yang

menggutamakan media tubuh untuk bergerak. Gerak merupakan alat bantu yang

paling tua di dalam kehidupan manusia untuk menggemukakan keinginan spontan

di dalam jiwa manusia pelaku tari. Tarian ini berasal dari Kota Agung

Tanggamus. Deskripsi Tari Piring 12 didapatkan dari hasil wawancara oleh Hafizi

19

Hasan, Rita Indwikawari, A. Murad Noer, Nabhan, M. Effendi. Menceritaka

tentang tari piring yang ada di Tanggamus. Piring 12 berarti penari menarikan

bersama piring yang yang sudah disiapkan dibawah berjajar sebanyak sepuluh

piring ditambah dua piring kecil yang akan dibawah penari.

Tari ini berkenaan dengan tari tradisional yang berkaitan dengan gawi adat orang

lampung yang beradat saibatin Tari piring 12 sudah dikenal sejak dulu, gerakan

yang terdapat didalam Tari Piring 12 bisa dikatakan sudah tidak asing dilihat di

Kota Agung (Wawancara Bpk.Naszori,2017)

Tari Piring 12 merupakan tari tunggal. Tari tunggal adalah tari dengan bentuk dan

struktur yang disusun secara khusus untuk ditarikan oleh satu orang penari. Tari

piring 12 merupakan tari pergaulan masyarakat Lampung pesisir yang beradat

Saibatin, tari piring 12 menggambarkan tata cara dan kewajiban serta hak yang

harus dipenuhi masyarakat Lampung Pesisir, yaitu kebiasaaan mereka melakukan

Sebambangan/Kawin jujuk (yaitu bujang melarikan gadis untuk dipersunting).

Tari piring 12 di dalam kehidupan masyarakat Lampung Saibatin pada awalnya

digunakan oleh mereka sebagai penyambutan untuk para hulubalang atau para

prajurid yang baru datang dari medan perang, ketika sesampainya mereka dari

medan perang sang ratu menarikan tari piring 12 sebagai tanda penghormatan

terhadap mereka para hulubalang yang telah kembali dari peperangan. Hingga

sekarang tari Piring 12 Lampung ini masih dipakai oleh masyarakat untuk

melakukan penyambutan tamu-tamu agung atau para tetua adat yang dianggap

penting. (Wawancara Bpk.Naszori, 4-Maret-2017)

20

2.11 Ragam Gerak Tari Piring 12

Dalam tari Piring 12 Lampung memiliki enam ragam gerak tari didalamnya yang

mana gerakannya tentu sudah dipatenkan dalam arti sudah tidak bisa dikreasikan

lagi atau sudah tidak bisa dirubah lagi ragam geraknya. Disetiap ragam gerak

yang terdapat didalam tari piring 12 Lampung memilik makna, arti atau simbol

tersendiri didalamnya. Adapun nama-nama ragam gerak tari yang terdapat dalam

tari Piring 12 Lampung yaitu sebagai berikut (Wawancara Bpk.Naszori, 4-Maret-

2017).

Tabel 1. Ragam Gerak Tari Piring 12

NO

Nama Ragam

Gerak

Gambar Gerak

1

Ngakakhelap

Ngakhakelap yang berarti memanggil, maksud dari

gerak ini apabila kita ingin menyampaikan sesuatu

jangan melalui prantara

Hitungan 1: kedua tangan disilang menghadap depan

dantelapak tangan meghadap ksamping kiri dan kanan.

Hitungan 2: kedua telapak tangan dipisahkan atau

dibuka kearah yang berhadapan.

21

2

Sebatang Masuk

Sebatang masuk, yang diartikan sebagai sungai batang

hari, maksud dari gerak ini adalah walau datang dar

segala arah tapi tetap satu muara. Pada gerakan ini

posisi tangan berada sejajar di depan dan telapak

tangan menghadap keatas sambil memegang piring.

Hitungan 1-2: kedua tangan berada disamping

pinggang sambil membawa piring dan memutar

membentuk angka delapan.

Hitungan 3-4: kedua tangan kembali ke posisi awal

sebatang masuk.

3

Sebatang Keluar

Sebatang keluar, yang diartikan sebagai sungai batang

hari, maksud dari gerak ini adalah walau datang dar

segala arah tapi tetap satu muara. Pada gerakan ini

posisi tangan berada sejajar di depan dan telapak

tangan menghadap keatas sambil memegang piring.

Hitungan 1-2: kedua tangan memutar membuat

setengah lingkaran dimulai dari atas menuju

22

kesamping pinggang.

Hitungan 3-4: kedua tangan digerakan kembali

keposisi awal.

4

Ngahilok

Ngahilok, yang berarti berjalan biasa. Pada gerakan ini

posisi tangan berada sejajar di depan dan telapak

tangan menghadap keatas sambil memegang piring.

Hitungan 1-2: tangan kiri berada ditempat, tangan

kanan memutar kedalam dari samping pinggang.

Hitungan 3-4: tangan kanan berada di bawah tangan

kiri kemudian tangan kanan kembali ketempat semula.

Hal ini dilakukan secara bergantian.

23

5

Lagapuyu

Laga Puyu, yaitu sebuah burung kecil, walaupun

mereka berkelahi tapi tidak akan merusak sesuatu yang

di sekitarnya.

Hitungan 1-2 pergelangan tangan kanan diputar

didepan tangan kiri dan kemudian kembali keposisi

awal.

Hitungan 3-4 kemudian diikuti dengan menggerakan

pergelangan tangan kiri dengan memutar keluar dan

kembali keposisi semula

(Sumber: Risma Intan Kartika : 2017)

2.12 Musik Pengiring Tari Piring 12

2.12.1 Gambus

Seni musik Lampung pesisir lebih dikenal dengan nama musik gambus, seni

musik mendominasi kesenian Lampung saibatin terutama di daerah untuk acara

seremonian dan upacara adat. Gambus merupakan salah satu alat musik yang

dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring

suatu tarian. Seni musik gambus dimainkan dalam bentuk orkes. Instrument

pokok yang dimainkan diantaranya adalah terbangan maracas, banggo dan

instrument sekunder lainnya. Gambus dimainkan dominan yang mengatur irama

dan syair lagu.

24

Gambar 1. Gitar Gambus

(Sumber: Risma intan,2017)

2.12.2 Terbangan

Terbangan adalah salah satu alat musik yang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai

berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, terbangan merupakan salah satu

bagian dari musik gambus biasanya terdiri dari dua buah, yang satu lebih besar

dari yang lain. Keberadaan musik ini di daerah Lampung berhubungan erat

dengan pengaruh kebudayaan islam.

Gambar 2. Terbangan

(Sumber: Risma Intan,2017)

25

2.12.3 Tamborin

Tamborin adalah salah satu alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara

ditabuh dan digoyangkan. Tamborin menghasilkan suara gemerincing yang dapat

dipadukan dengan suara tabuhan dari bagian membrannya. Tamborin biasanya

dimainkan dengan cara dipegang dengan secara vertikal dan digoyangkan dengan

salah satu tangan disertai tabuhan pada mebran dengan menggunakan tangan yang

lainnya.

Gambar 3. Tamborin

(Sumber: Risma Intan, 2017)

2.13 Kostum dan Asesoris

Adapun nama ragam gerak tari piring 12 sebagai berikut (Naszori,2017).

Gambar 4. Siger

(Sumber: Risma Intan, 2017)

26

Gambar 5. Kain kuning

(Sumber: Risma Intan, 2017)

Gambar 6. Kain putih

(Sumber: Risma Intan, 2017)

Gambar 7. Kain Jung Sahat

(Sumber: Risma Intan, 2017)

27

Gambar 8. Gelang kanno

(Sumber: Risma Intan, 2017)

Gambar 9. Kalung papan jajar

(Sumber: Risma Intan, 2017)

;

Gambar 10. Melati (Sumber: Risma Intan, 2017)

28

Gambar 11. Sanggul

(Sumber: Risma Intan, 2017)

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan

penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang akan

dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini mengggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis dan apa

adanya. Karena desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan

kemungkinan yang terbuka akan bebagai perubahan yang diperlukan dan lentur

terhadap kondisi yang ada di lapangan pengamatannya (Margono, 2014: 35).

Deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

proses dan hasil pembelajaran Tari Piring 12. Analisi data dalam penelitian ini

bersifat kualitatif dikarenakan dilakukan secara bersamaan dalam proses

pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

berupa observasi, wawancara, dokumentasi, teks praktik dan non test. Jenis

penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengetahui penggunaan media

audio visual dalam melihat kemampuan siswa menari piring 12 di SMA Negeri 2

Kotaagung.

30

3.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data didapat dan diperoleh (Arikunto,

2010:172). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru seni budaya yang

mengajar aktif disekolah, buku-buku yang digunakan sebagai referensi dalam

penelitian ini, pelatih tari, narasumber yang berjumlah 5 orang yang mengetahui

sejarah tari Piring 12 diantaranya, Bapak Hafizi Hasan, Ibu Rita Indwikawari,

Bapak Murad, Bapak Nabhan, Bapak M. Effendi dan siswa yang mengikuti

ekstrakurikul kesenian dengan berjumlah 15 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang disajikan diperoleh melalui metode pengumpulan data yang akan

diteliti, untuk keberhasilan akan dilakukan dengan menggunakan metode

observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis data.

3.3.1 Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam

suatu penelitian, observasi yang dilakukan ini adalah observasi partisipan yang

dilakukan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Kotaagung untuk memperoleh data

dalam pembelajaran seni budaya khususnya seni tari dengan menggunakan media

audio visual serta pengamatan dalam proses pembelajaran. Observasi ini

dilakukan langsung dilokasi SMA Negeri 2 Kotaagung dengan info yang didapat.

(1). Keadaan sekolah secara langsung. (2). Ruang kesenian daan kegiatan siswa

yang berlangsung. (3). Metode yang digunakan guru dengan sistem yang ada

disekolah.

31

3.3.2 Wawancarra

Wawancarra digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalan yang harus diteliti,

dan juga apabila penelitian ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam (Sugiyono, 2015:194) dalam penelitian ini wawancara dilakukan

dengan siswa dan guru untuk memperoleh data secara langsung dengan

wawancara tidak terstruktur atau tatap langsung yang berfungsi untuk

memperoleh informasi tentang bagaimana aktivitas belajar peserta didik dalam

proses tari di ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Kotaagung. Wawancara yang

dilakukan oleh guru berupa pertanyaan (1). Metode apa yang digunakan saat

pembelajaran tari. (2). Tarian apa saja yang telah diajarkan selama ibu berada

disekolah SMA Negeri 2 Kotaagung. (3). Apakah selama mengajar ibu

menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. (4). Berapakah

jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kesenian.

Sedangkan wawancara yang dilakukan oleh peserta didik antara lain. (1). Sudah

berapa tarian yang kalian pelajari selama kalian sekolah di SMA Negeri 2

Kotaagung. (2). Pada hari apa saja ekstrakurikuler dilaksanakan. (3). Berapa

jumlah anak yang mengikuti ekstrakurikuler kesenian.

3.3.3 Dokumentasi

Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi berupa,teknik pengambilan

gambar dengan menggunakan foto, karena foto menghasilkan data deskriptif yang

cukup berharga dan sering digunakan dalam penelitian kualitatif, serta merupakan

sumber data stabil dan akurat. Pengambilan dokumentasi atau gambar yang

dilakukan oleh penelitian adalah dengan cara menggunakan kamera, dengan hasil

32

foto-foto proses latihan agar dapat memperkuat sebuah pendapat dari informan

atau sumber informasi.

Tabel 2. Lembar Pengamatan Siswa

No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor TK

1 1 Wiraga Hafalan Gerak

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar

5 BaikSekali

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar namunmengalami1-2kesalahan

4 Baik

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar namunmengalami3-kesalahan

3 Sedang

1 Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar namunmengalami-5kesalahan

2 Cukup

Siswa tidakmampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar.

1 Kurang

2 Teknik geraktari piring 12-Ngakhakelap-Sebatangmasuk-Sebatangkeluar

Siswamampu menggerakkandengan hafalandan susunan yangbenar sesuaidengan gerakan kakidan tangan.

5 Baiksekali

33

-Ngahilok-Nokkoh

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar namunmengalami1-2kesalahan

4 Baik

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar namunmengalami3-kesalahan

3 Sedang

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar namunmengalami5-6kesalahan

2 Cukup

Siswa tidakmampu menggerakkangerak dengan hafalandan susunanyang benar.

1 Kurang

1 2 Wirama KesesuainGerak denganmusik

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyg benar dan sesuaiiringan musik

5 Baik

sekali

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyg benar dan sesuaiiringan musik namunterdapat kesalahan1-2

4 Baik

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyg benar dan sesuaiiringan musik namunterdapat kesalahan3-

3 sedang

34

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyg benar dan sesuaiiringan musik namunterdapat kesalahan5-6

2 Cukup

Siswa tidak mampumenggerakan sesuaiiringan musik

1 Kurang

3 Wirasa Ekspresi saatmenari

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyang benar denganekspresi wajahtersenyum

5 BaikSekali

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyang benar denganekspresi wajahsenyum terpaksa

4 Baik

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyang benar denganekspresi wajahkurang senyum

3 Sedang

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyang benar denganekspresi wajahkurang senyum

2 Cukup

Siswamampu menggerakkangerak dengan hafalanyang benar denganekspresi wajahkurang senyum

1 Kurang

(Sumber: Modifikasi pelatih)

35

3.4 TeknikAnalisa Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain (Sugiyono, 2015:335). Analisis model Miles dan Huberman dalam

Sugiyono (2015:337) menyatakan bahwa ada tiga macam kegiatan analisa data

kualitatif, yaitu :

3.4.1 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum data, memilih hal-hal yang dirasanya pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari pola dan temanya dari hasil

yang diteliti. Dalam penelitian deskrptif kualitatif yaitu melakukan observasi,

wawancara dan dokumentasi. Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa pada

setiap pertemuan berdasaran review kegiatan berupa foto, video serta catatan

lapangan yang didapat dari hasil observasi dan wawancara.

3.4.2 Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dibentuk teks deskriptif, dan data yang

diperoleh dari proses pembelajaran tari piring 12 di SMA Negeri 2 Kotaagung

dijadikan tabel.

3.4.3 Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditentukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data. (Sugiyono, 2011:247)

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini, penggunakan media

audio visual dalam melihat kemampuan siswa menari piring 12 di

ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Kota Agung”.didapatkan simpulan sebagai

berikut.

Proses pembelajaran yang dilakukan untuk melihat penggunaan media audio

visual sebagai media pembantu dalam pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Ini

dapat dilihat dari siswa yang lebih cepat menangkap informasi dan pembelajaran

menggunakan media audio visual. Dilihat dari penggunaan visual yaitu tayangan

tari yang diberikan sebelum memberikan ragam gerak yang mampu menstimulus

mereka. Lalu penggunaan audio yang dihidupkan setelah diberikannya gerakan.

guru langsung menggabungkan audio berupa musik pengiring agar siswa mampu

sesuai iringan. Beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran telah dapat

menarikan tari piring 12, baik dalam aspek wiraga maupun wirasa. Mereka juga

sudah mampu menarikan tari piring 12 dengan mengikut alunan musik yang

sesuai wirama, ini terlihat dari hasil praktik yang dilakukan oleh guru selama 3

kali pertemuan dengan cara berproses per 2-3 ragam gerak selama sekali

78

pertemuan. meskipun ada beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam

melakukan ragam gerak tari piring 12, namun hal ini tidak mempengaruhi proses

belajar anak-anak yang lainnya. Sehingga waktu dalam proses yang dilakukan

untuk melihat penggunaan media audio visual dalam menari piring 12 di

ekstrakurikuler SMA Negeri 2 Kota Agung menjadi efektif dan sesuai target

yang ditentukan oleh guru.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitianyangtelah dilaksanakan dapat disarankan:

1. Kepada pihak sekolah disarankan untuk dapat meningkatkan sarana dan

prasana agar tujuan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dapat

tercapai dengan maksimal.

2. Kepada guru sebaiknya melakukan pendekatan demonstrasi untuk

memberikan stimulus secara langsung kepada siswa agar mengetahui

karakteristik dan tingkat kecerdasannya, agar tidak ada siswa dengan

kecerdasan yang rendah semakin tertinggal prestasinya dari siswa lain. Dan

penggunaan media audio visual sebagai pembantu dalam pembelajaran,

karena setiap metode atau pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan jadi

kita sebagai pendidik memerlukan media tambahan.

3. Pemilihan model pembelajaran dan juga metode yang digunakan untuk lebih

disesuaikan dengan materi pembelajaran dan juga keadaan siswa.

4. Pemakaian seragam praktik dalam pembelajaran tari memang harus

digunakan sehingga guru dan siswa lebih nyaman dan bebas dalam bergerak

untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

79

5. Penulis menyarankan kepada seluruh siswi yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Kotaagung agar lebih meningkatkan

semangat, kesungguhan dan kerjasama yang baik dalam kegiatan

pembelajaran serta selalu latihan dengan memperhatikan ketiga untuk tari

yaitu wiraga, wirama, wirasa sehingga dapat menari dengan teknik yang

benar dan memperoleh hasil belajar yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafinfo Persada

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. 421 hlm

Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media, dan Strategi PembelajaranKontekstual. Yogyakarta: Ar-Ruz Media

Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Kamil. M. 2014. Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta

Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Margono, S. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Marzuki, Saleh. 2012. Pendidikan Nonformal. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung.Bandar Lampung: AURA.

Mustika, I Wayan. 2013. Tari Muli Sigeh. Bandar Lampung. Bandar Lampung:AURA.

Rusman, Kurniawan Den dan Riyan. 2011. Pembelajaran Berbasis TeknologInformasi dan Komunikasi. PT Rajagrafindo Persada, Bandung. 442 hlm

. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. 2015 Metode Penelitian Penidikan: Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PrenadamediaGroup

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi.Jakarta: Rineka Cipta

Sumber lain internet:

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62Tahun 2014 Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar danPendidikan Menengah.

Peraturan Pemerintah Nomor 81A Tahun 2013 Kegiatan Ekstrakurikuler

Sumber lain wawancara:1. Hafizi hasan2. Rita Indwikawari3. Murad4. Nabhan5. M. Effendi