identify candida

Upload: premolarp

Post on 19-Oct-2015

116 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnall free

TRANSCRIPT

  • Artikel Penelitian

    J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 3, Maret 2012 83

    Identifikasi Candida spp. denganMedium Kromogenik

    Retno Wahyuningsih,*,** Syarifah M. Eljannah,* Mulyati**Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

    **Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

    AbstrakPendahuluan: Identifikasi Candida penting untuk diagnosis dan penentuan jenis obat.Identifikasi konvensional dilakukan dengan asimilasi-fermentasi gula yang membutuhkan waktulama. Penelitian ini bertujuan membandingkan secara konvensional dan medium kromogenik.Metode: Dilakukan penelitian terhadap jamur kandida yang diisolasi dari 340 bahan klinikyang diterima oleh laboratorium mikologi Departemen Parasitologi FKUI. Semua bahan kliniktersebut telah dibiakkan pada agar saboroaout dekstrosa. Suspensi Isolat Candida ditanamdalam CHROM agar Candida (CAC) pada suhu 35-37oC selama 48 jam. Sebagai baku emasdigunakan uji fermentasi asimilasi sesuai cara Wikerham.Hasil: Medium CAC mampu mengidentifikasi lima spesies yaitu Candida tropicalis, Candidaalbicans, Candida parapsilosis, Candida glabrata dan Candida krusei. Identifikasi denganmetode konvensional menghasilkan 15 spesies Candida, dua spesies Trichoporon dan satuspesies Rhodotorula.Kesimpulan: Medium CAC dapat digunakan sebagai medium isolasi dan identifikasi untukbeberapa spesies Candida, serta dapat membedakan C. albicans dengan empat spesies Can-dida penyebab infeksi sistemik. Spesies lain memerlukan pemeriksaan lanjutan dengan metodekonvensional. J Indon Med Assoc. 2012;62:83-9.Kata kunci: medium kromogenik, asimilasi-fermentasi, Candida, Trichosporon, Rhodotorula

  • J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 3, Maret 201284

    Candida spp Identification Using Chromogenic Medium

    Retno Wahyuningsih,*,** Syarifah M. Eljannah,* Mulyati**Department of Parasitology, Faculty of Medicine Universitas Indonesia,

    **Department of Parasitology, Faculty of Medicine Universitas Kristen Indonesia

    AbstractIntroduction: Candida identification is important for the diagnosis and prediction of antifungal.Normally, identification is performed using conventional methods, which is time-consuming.Chromogenic medium is expected to give faster result. In this study we compare Candida identi-fication using chromogenic media and conventional methods.Methods: A total of 340 isolates were collected from clinical specimen submitted to themycologylaboratory of Parasitology FMUI. All specimens were already cultured in dextrosesaboroaout agar. Suspencions of candida isolates were then cultured in CHROM agar. Candida(CAC) in 35-37oC for 48 hrs. As gold standard Wikerham Fermentation Assimilation test (Con-ventional test) was used.Result: The CAC medium is able to identify 148 isolates (43.5%) consisting of Candida tropicalis,Candida albicans, Candida parapsilosis, Candida glabrata and Candida krusei, while 192isolates (56.5%) were unidentified. By conventional methods 15 species of Candida, two ofTrichoporon and one of Rhodotorula were identified. Chromogenic medium can be used as aisolation and identification medium, and distinguish C. albicans from four other species that mightcause systemic infection.Conclusion: CAC medium can be used as isolation and identification medium for some candidaspecies, and also can differentiate C. albicans with other sistemic candida. Outside that fivespecies conventional methods four night be needed. J Indon Med Assoc. 2012;62:83-9.Keywords: Chromogenic medium, assimilation-fermentation, Candida, Trichosporon, Rhodotorula

    PendahuluanCandida adalah jamur golongan khamir yang terdiri

    dari banyak spesies, namun hanya sekitar 17 spesies yangdilaporkan dapat menginfeksi manusia. Spesies tersebutantara lain Candida albicans, Candida glabrata, Candidaparapsilosis, Candida tropicalis, Candida krusei, Candidakefyr, Candida guilliermondii, Candida lusitaniae, Can-dida dubliniensis. Selain menyebabkan infeksi Candidadiketahui dapat hidup sebagai komensal dalam tubuhmanusia dan dapat dapat berubah menjadi patogen bilakeadaan menguntungkan, misalnya pada pasien imuno-kompromais. Spesies yang paling sering menimbulkan infeksisuperfisial maupun sistemik pada manusia adalah C. albicansyaitu sekitar 70-80%, diikuti oleh C. tropicalis sekitar 30-40%.1-4

    Isolasi jamur termasuk Candida dari bahan klinikumumnya dilakukan dengan menanam spesimen ditanampada medium agar sabouraud dekstrosa (ASD) yang lazimdigunakan untuk isolasi berbagai jenis jamur. Pada mediumtersebut semua spesies Candida tumbuh sebagai koloni ragiatau koloni seperti ragi yang tidak dapat dibedakan satusama lain baik secara makroskopis maupun mikroskopis.Untuk identifikasi spesies diperlukan uji fermentasi-asimilasidan morfologi yang dikenal sebagai cara konvensional dan

    membutuhkan waktu 7-21 hari sehingga diagnosis pastisecara dini sukar ditegakkan.5

    Keberhasilan pengobatan antara lain dipengaruhisensitivitas jamur terhadap antifungal yang berbeda-bedadan tergantung pada spesies. Ketidaktepatan identifikasidapat menyebabkan kegagalan terapi. Contohnya, penyebabtersering kandidosis orofarings adalah C. albicans yangumumnya peka terhadap flukonazol, namun ada penyebablain yaitu C. dubliniensis yang sangat mirip dengan C.albicans namun kurang sensitif terhadap flukonazol.6-9Identifikasi sampai tingkat spesies akan memudahkan pilihanobat dan mencegah kegagalan terapi. Identifikasi Candidasampai tingkat spesies penting untuk menegakkan diagno-sis, dan memprediksi kepekaan jamur terhadap obat antifun-gal sehingga obat yang diberikan sesuai.

    Akhir-akhir ini terjadi peningkatan tajam infeksi sistemikyang disebabkan Candida, karena bertambahnya pasienimunokompromais oleh berbagai sebab. Di Amerika Serikat,dilaporkan bahwa Candida spp. merupakan mikroorganismeperingkat ke-4 yang diisolasi dari darah pasien rawat inapsedangkan di Eropa menduduki peringkat ke-6. Mortalitasnyaberkisar antara 50 - 90% dan pasien dengan kandidemia dapatmeninggal dalam satu minggu setelah terjadi fungemia.10,11

    Identifikasi Candida spp. dengan Medium Kromogenik

  • Identifikasi Candida spp. dengan Medium Kromogenik

    J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 3, Maret 2012 85

    Identifikasi spesies jamur membutuhkan waktu yanglama diperlukan cara identifikasi yang cepat dan mudah.Untuk mengatasi lamanya proses identifikasi dengan metodekonvensional, saat ini telah tersedia medium kromogenik yangmampu membedakan spesies Candida berdasarkanperbedaan warna koloni yang tumbuh pada medium tersebut.Warna yang terbentuk merupakan hasil reaksi enzimatik yangspesifik untuk masing-masing spesies. Dengan metodetersebut identifikasi dapat dilakukan dengan cepat karenahanya diperlukan waktu 24-48 jam setelah inokulasi.12-14Berbagai media kromogenik telah tersedia di pasaran, sepertiCandiselect (Sanofi Diagnostics Pasteur, Perancis) danAlbicans ID (bioMerieux, Perancis). Medium tersebutumumnya digunakan untuk identifikasi C. albicans.15 Me-dium yang telah tersedia di Indonesia adalah CHROMagar-Candida (Paris, Perancis) yang dapat mengidentifikasispesies yang sering mengakibatkan penyakit seperti C.albicans, C. tropicalis, C. krusei, C. parapsilosis, dan C.glabrata. 12,16 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuisensitifitas serta spesifisitas medium CHROMagar-Candida(CAC) dalam mengidentifikasi Candida galur yang ada diJakarta yang berasal dari berbagai bahan klinik.

    MetodePenelitian dilakukan di Laboratorium Mikologi,

    Departemen Parasitologi FKUI sejak tahun 2004. Bahanpenelitian adalah jamur koleksi Departemen ParasitologiFKUI. Jamur yang digunakan berasal dari bahan klinik darah,sputum, tinja, urin, kerokan kulit, sekret vagina, usap mulutdan fistula. Sebelum disimpan semua bahan klinik dibiak padamedia agar sabouraoud dekstrosa (ASD) yang mengandungkloramfenikol 0,5 mg/ml (ASD +) dan tidak mengandungkloramfenikol ASD (-). Selanjutnya jamur dimurnikan dandisimpan kemudian disegarkan sebelum digunakan untukidentifikasi dengan media kromogenik dan metode kon-vensional.

    Pemurnian Candida yang tumbuh pada biakan primerditujukan untuk mendapat koloni tunggal. Biakan primerbiasanya menghasilkan koloni yang tumbuh menyatu atauberdekatan satu sama lain. Untuk mendapatkan koloni tunggalmaka dipilih empat koloni berbeda yang tumbuh terpisahuntuk diidentifikasi. Koloni tersebut disuspensi dalam 1 mlakuades dengan konsentrasi 105 sel/ml. Selanjutnya suspensiCandida ditanam pada ASD (+) dalam cawan petri dandiperam dalam suhu kamar (26oC) selama 2-3 hari. Setelahdimurnikan jamur siap untuk diidentifikasi dengan mediumkromogenik dan metode konvensional.

    Untuk identifikasi dengan medium kromogenikdigunakan CHROMagar-Candida (CAC- Kat. no. CA220,Paris-France) yang telah tersedia di Indonesia. Medium CACdisiapkan sesuai dengan aturan produsen. Untuk menanamjamur dalam media tersebut, dibuat suspensi Candidadengan konsentrasi McFarland 0,5 (5x106 sel/ml) yangdihomogenkan dengan vorteks supaya sel jamur saling

    terpisah. Selanjutnya suspensi Candida ditanam pada me-dia CAC dan dibungkus dengan kertas aluminium untukmenghindari pengaruh cahaya dan diinkubasi pada suhu 35-37oC selama 48 jam. Spesies ditentukan berdasarkan warnakoloni yang tumbuh. Candida albicans tumbuh sebagaikoloni hijau terang (HT) dengan bagian tepi memucat, C.tropicalis berwarna ungu tua di puncak koloni dan bagiantepi ungu pucat, sedangkan koloni C. krusei berwarna merahmuda dengan permukaan kasar, dan C. parapsilosis tumbuhsebagai koloni berwarna putih pucat dan koloni C. glabrataberwarna merah muda gelap dengan bagian tepi memucat.12,13

    Sebagai baku emas digunakan metode klasik (fisiologi)uji fermentasi-asimilasi sesuai dengan cara Wickerham.5 Ujifermentasi karbohidrat dilakukan untuk mengetahuikemampuan Candida dalam memecah karbohidrat tertentusehingga menurunkan pH media basal menjadi asam yangterlihat sebagai perubahan warna indikator dan terbentuknyagas dalam tabung Durham. Karbohidrat yang dipakai adalahglukosa, galaktosa, sukrosa, maltosa, laktosa dan trehalosa5dengan konsentrasi 6% yang disterilkan dengan cara filtrasimenggunakan filter berdiameter pori 0,2 m (Sartorius AG,Jerman). Konsentrasi sel Candida yang ditanam dalam me-dium adalah 5x106sel/ml. Fermentasi dianggap positif (P) bilaterjadi perubahan warna hijau menjadi kuning, dan P+ jikaterjadi perubahan warna dan terbentuk gas dalam tabungDurham. Fermentasi dianggap negatif (N) bila tidak terjadiperubahan warna pada media setelah 21 hari inkubasi.Penentuan spesies Candida dilakukan dengan mencocokkanpola fermentasi yang terbentuk dengan acuan.5,17

    Uji asimilasi karbohidrat dilakukan untuk melihatkemampuan Candida dalam menggunakan karbohidratsebagai sumber energi. Uji asimilasi dilakukan denganmenanam Candida dalam campuran medium basal (6,7 g yeastnitrogen base (YNB) dan 5 g karbohidrat: glukosa, maltosa,sukrosa, trehalosa, galaktosa, mellibiosa, selobiosa, inositol,D-xylosa dan pati/starch, kecuali raffinosa sebanyak 10 g).Masing-masing dilarutkan dalam 100 ml akuades steril, danbila perlu dipanaskan. Larutan disterilkan memakai filter-cel-lulose acetate, dengan pori 0,2 m (Sartorius AG, Jerman).Untuk kontrol digunakan medium YNB tanpa karbohidrat.Biakan diinkubasi pada suhu kamar (25C) paling lama 21hari. Asimilasi dianggap positif (P) bila terjadi kekeruhan padamedia dan dianggap negatif bila media tetap jernih setelah 21hari inkubasi. Penentuan spesies Candida dilakukan denganmencocokkan pola asimilasi yang terbentuk dengan acuan.5,17

    Identifikasi secara morfologi dilakukan pada biakan tipiscorn meal agar (CMA) untuk melihat pertumbuhan hifa danspora. Pemeriksaan dilakukan menurut cara Halley danCallaway, hasilnya dicocokan dengan acuan.3,5,17

    StatistikUntuk mencari kesesuaian antara metode konvensional

    dan medium CAC dilakukan uji McNemar. Selain itu jugadihitung spesifisitas, sensitivitas, nilai prediksi positif dan

  • Identifikasi Candida spp. dengan Medium Kromogenik

    J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 3, Maret 201286

    negatif medium CAC.

    HasilPemeriksaan dilakukan terhadap 134 bahan klinik yang

    berasal dari 134 pasien dengan dugaan menderita kandidosisdan dikirim ke Laboratorium Mikologi DepartemenParasitologi FKUI untuk diagnosis. Dari biakan primerkemudian didapat 340 isolat Candida spp. yang selanjutnyadiidentifikasi dengan cara konvensional dan dengan mediakromogenik. Bahan klinik tersebut berasal dari 46 pasien laki-laki (34,3%) dan 69 pasien perempuan (51,5%) sedangkan 19pasien (14,2%) tidak tercatat jenis gendernya.

    Darah merupakan bahan klinik terbanyak (87 sampel)yang terdiri dari 52 sampel neonatus, dua sampel bayi, limasampel anak, sembilan sampel dewasa dan 19 sampel tidakdiketahui usianya. Terdapat 26 sampel bahan klinik usapvagina; lima sampel remaja dan 21 sampel dewasa, Bahanklinik lain seperti tinja, sputum, kerokan kulit, urin, fistula,usap mulut diperoleh dalam jumlah yang lebih sedikit.Identifikasi spesies Candida dengan medium CAC pada 340isolat, didapatkan 148 isolat (43,5%) dapat diidentifikasi,sedangkan 192 isolat (56,5%) tidak dapat diidentifikasi.Identifikasi spesies Candida dengan medium CACdidasarkan atas warna koloni yang tumbuh. Sebaran spesiesberdasarkan warna koloni yang tumbuh pada medium CAC.Spesies terbanyak yang dapat diidentifikasi adalah C.tropicalis 73 isolat (21,47%), C. albicans 40 isolat (11,76%),C. parapsilosis 20 isolat (5,88%), C. glabrata tujuh isolat(2,06%) dan C. krusei hanya satu isolat. Semua menghasilkankoloni dengan tesktur halus kecuali Trichosporon sp.

    Media CHROMagar-Candida dapat mengidentifikasilima spesies Candida dan satu genus Trichosporonberdasarkan warna dan tipe koloni yang tumbuh pada agartersebut (Tabel 1). Dalam penelitian ini, sebanyak 73 isolatC. tropicalis yang teridentifikasi memperlihatkan warna ungutua pada puncak koloni dengan tepi ungu pucat, sedangkanC. albicans memberikan warna hijau terang. Candiaparapsilosis membentuk warna koloni putih hingga merahmuda pucat (pale pink), warna koloni merah muda pucatdibentuk oleh C. glabrata dengan tipe koloni halus dan C.krusei dengan tipe koloni kasar. Spesies lain seperti C.guilliermondii, C. pelliculosa, C. lusitaniae tidak mem-berikan warna yang khas yaitu membentuk warna koloniungu dan merah muda. Identifikasi berdasarkan fisiologi jamurmenghasilkan 15 spesies Candida, dua spesies Trichoporondan satu spesies Rhodotorula.

    Dengan cara konvensional spesies paling banyak yangdiidentifikasi dari darah adalah C. tropicalis (39 sampel),tinja (enam sampel), usap vagina (tiga sampel), sputum, urindan kerokan kulit masing-masing satu sampel. Candidaalbicans ditemukan pada usap vagina (18 sampel), C. kruseihanya ditemukan dari feses dan C. famata dari usap mulut.Spesies lain yang jarang diisolasi dari bahan klinik adalah C.pelliculosa, C. langeronii, C. intermedia, C. mogii. dan C.

    lusitaniae (Tabel 1).Spesies terbanyak yang diidentifikasi dengan metode

    fisiologi-morfologi adalah C. tropicalis 26,47%, C. albicans17,05%, C. pelliculosa 12,64% dan C. guilliermondii 10%,sedangkan spesies lain ditemukan dalam jumlah yang lebihsedikit. Identifikasi dengan metode fisiologi mampumengidentifikasi seluruh isolat yang diperiksa, sedangkanmetode morfologi (CAC dan CMA) tidak dapat mengiden-tifikasi seluruh isolat yang diperiksa yaitu hanya 192 isolatdengan CAC dan 157 isolat dengan CMA yang dapatdiidentifikasi.

    Spesifitas dan sensitivitas CHROMagar-Candida dalammengidentifikasi isolat Candida spp dihitung berdasarkankemampuannya untuk identifikasi tiap spesies. Media CACmemiliki spesifisitas dan sensitivitas untuk C. tropicalis 80,8%dan 27,8%, C. albicans 99,3% dan 65,5%, C.parapsilosis96,9% dan 100%, Trichosporon sp., 100% dan 21,8%.

    Berdasarkan uji McNemar, tidak terdapat kesesuaian hasilantara CHROMagar-Candida dengan baku emas (p>0,05)dalam mengidentifikasi C. tropicalis. Sedangkan untukidentifikasi C. albicans, C. parapsilosis dan Trichosporonsp terdapat kesesuaian hasil yang bermakna (p

  • J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 3, Maret 2012

    Identifikasi Candida spp. dengan Medium Kromogenik

    87

    identifikasi dengan menggunakan metode kromogenik danmembandingkannya dengan metode konvensional, baiksecara fisologis maupun secara morfologis.

    Sebanyak 340 isolat klinik yang berasal dari 134 pasienyang diduga menderita berbagai bentuk kandidosis telahdiperiksa. Bahan klinik yang diteliti berasal dari kulit, usapmulut, cairan vagina, darah, sputum, tinja, urin dan fistulayang berasal dari perempuan dan laki-laki yang tersebar dalamberbagai kelompok umur, mulai dari bayi berusia satu harisampai orang dewasa berumur 74 tahun.

    Bahan klinik kulit, kuku dan mukosa mewakili kandidosissuperfisial sedangkan darah, sputum dan urin dianggapmewakili kandidosis sistemik. Saat ini infeksi sistemik menjadisangat penting karena merupakan infeksi nosokomial yangmenginfeksi pasien yang sangat sakit (critically ill patient).Infeksi biasanya terjadi pada orang dengan faktor risiko beratseperti kelainan hematologik, pembedahan ataupun bayi barulahir yang sistem kekebalannya belum sempurna.3,4,18Berdasarkan hal di atas, pemilihan bahan klinik yangdigunakan dalam penelitian ini cukup mewakili gambarankandidosis pada umumnya.

    Kandidosis sering disebabkan oleh lebih dari satuspesies Candida. Untuk mencegah luputnya identifikasi,biakan primer pada ASD dimurnikan dengan mengambil isolatdari empat lokasi yang berbeda, dan selanjutnya ditanampada media ASD yang baru sehingga didapatkan 340 isolatCandida.

    Hasil Identifikasi Spesies CandidaIdentifikasi secara fisiologis terhadap 340 isolat Can-

    dida memperlihatkan C. tropicalis sebagai spesies yangdominan (90 isolat) diikuti C.albicans (58 isolat). Seluruhisolat yang sering menyebabkan infeksi, seperti C. tropicalis,C. albicans, C. parapsilosis dan C. krusei dapat diidentifikasioleh metode konvensional maupun dengan mediumkromogenik (p>0,05). Spesies yang jarang menginfeksimanusia seperti C. guilliermondii, C. pelliculosa, dan C.mogii tidak dapat diidentifikasi oleh medium CAC dandilaporkan sebgai Candida sp.

    Sebanyak 192 (56,7%) dari 340 isolat yang diteliti tidakdapat diidentifikasi oleh CAC termasuk spesies yang jarangditemukan. Melihat hasil identifikasi medium CAC tidak sebaikmetode asimilasi-fermentasi dalam mengidentifikasi Candidasampai tingkat spesies. Kemampuannya terbatas padaspesies yang dianggap sering menyebabkan infeksi. Hal itusesuai dengan penelitian lain yang memperlihatkankemampuan CAC dalam mengidentifikasi spesies pentingyang sering menyebabkan kelainan pada manusia. 19-21,

    Kemampuan CAC untuk mengidentifikasi lima spesiespenting penyebab kandidosis hanya dalam waktu 48 jamsangat membantu dalam penanganan kandidosis, namun bilaterjadi kegagalan identifikasi diperlukan konfirmasi denganmetode fermentasi-asimilasi/morfologi.

    Pada penelitian ini ditemukan ketidaksesuaianidentifikasi antara medium CAC dan metode konvensionalfisiologi-morfologi. Sebanyak 20 isolat yang diteliti teriden-tifikasi oleh medium CAC sebagai C. parapsilosis karenapembentukan koloni berwarna putih, ternyata hanya 10 isolatyang terindentifikasi sebagai C. parapsilosis dengan metodefisologi-morfologi sedangkan 10 isolat lainnya teridentifikasisebagai C. tropicalis (lima isolat), C. albicans (dua isolat),C. langeronii (satu isolat) dan C. mogii (dua isolat). Hasilidentifikasi yang berbeda antara CAC dengan metodefisiologi-morfologi juga ditemuan pada spesies lainnya yaitutujuh isolat teridentifikasi sebagai C. glabrata karena memilikikoloni berwarna merah muda, tetapi setelah dikonfirmasidengan fisiologi-morfologi ternyata semuanya teridentifikasisebagai C. intermedia (dua isolat), C. fennica ( satu isolat),C. tropicalis (satu isolat), C. guilliermondii (satu isolat), C.langeronii (satu isolat) dan Rhodotorulla rubra (satu isolat).

    Metode fermentasi-asimilasi dan morfologi selama inidianggap sebagai baku emas dan telah digunakan secaraluas serta dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam identifikasiberbagai spesies Candida. Metode fermentasi-asimilasimenilai kemampuan jamur dalam metabolism berbagaikarbohidrat dan sumber karbon, sementara media kromogenikdalam hal ini CHROMagar-Candida hanya menilai reaksienzimatik yang terlihat sebagai pembentukan warna padakoloni yang tumbuh dan seringkali sulit dibedakan terutamapada koloni yang tumbuh sebagai koloni berwarna merahmuda dan keunguan. Pada penelitian ini C. tropicalismembentuk koloni berwarnga ungu di bagian puncak dantepi ungu pucat, tetapi selain itu jamur tersebut juga akanmembentuk warna merah muda-merah muda pucat-putih.15,20Menurut Willinger et al,15 besar kemungkinan C. tropicalisakan teridentifikasi sebagai C. parapsilosis karena warnakoloni yang terbentuk merah muda pucat-putih. Koloni warnamerah muda pucat dan putih dibentuk oleh beberapa spesiesCandida yaitu C. glabrata, C. kefyr, C. guilliermondii, C.tropicalis, C. lusitaniae, C. famata, C. humicola danbeberapa spesies Candida lainnya. Pada penelitian ini warnayang dihasilkan oleh Rhodotorulla rubra juga merah muda,sehingga sangat sulit untuk menetapkan spesies atau dapatterjadi kesalahan identifikasi. Terdapat kesulitan untukmembuat batasan warna, karena warna yang dibentukkadang-kadang bukan warna tunggal tetapi gabungan warna/polikromatik, seperti warna ungu muda kemerahan atau hijaukebiruan.

    Candida albicans yang sampai saat ini merupakanspesies terpenting, tumbuh pada medium CAC sebagai koloniberwarna hijau terang yang relatif mudah dibedakan darispesies. Khamir C. albicans menghasilkan enzim -N-asetilgalaktosaminidase, yang mampu menggunakan substratkromogenik atau flourogenik langsung dari media, sehinggamenghasilkan koloni berwarna hijau terang pada suhu 37oC.15Dibandingkan dengan hasil pemeriksaan fermentasi-asimilasi

  • Identifikasi Candida spp. dengan Medium Kromogenik

    J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 3, Maret 201288

    dan morfologi, hasil identifikasi CAC untuk C.albicans cukupbaik.21 Berdasarkan hal itu, CAC dapat digunakan sebagaimedium penapis untuk membedakan Candida albicans danCandida non C. albicans. Kemungkinan yang harusdiperhatikan antara lain adalah pemunculan spesies baru C.dubliniensis, penyebab kandidosis orofarings pada AIDS,yang memiliki sifat sangat mirip dengan C. albicans dan dapatmembentuk warna hijau gelap yang mendekati warnaC.albicans yang hijau terang, namun perbedaan warnatersebut sangat subjektif karena warna yang terbentuk sangattergantung pada aktivitas enzim -N-asetilgalaktosaminidase.Perbedaan suhu inkubasi dapat membedakan kedua spesiestersebut. Candida dubliniensis tidak tumbuh pada suhu 42-45oC sedangkan C. albicans mampu tumbuh pada suhutersebut.7 Pada penelitian ini inkubasi dilakukan hanya padasuhu 37oC selama 48 jam sehingga tidak dapat membedakankeduanya. Candida albicans juga dapat memberikan warnabiru dan putih pada medium CAC.15 Menurut Odds danDavidson,22 media CAC tidak dapat digunakan bila diinkubasipada suhu kamar (25oC) karena warna yang terbentuk akanmenyimpang, misalnya koloni C. albicans akan berwarnamerah muda dan koloni C. tropicalis tidak membentuk warnabiru-ungu.

    Spesifisitas dan Sensitivitas CHROMagar-CandidaPada penelitian ini spesifisitas CAC dalam mengiden-

    tifikasi C. tropicalis sebesar 80,9%, C. albicans 99,3%, C.parapsilosis 96,9% dan Trichosporon sp., seluruhnya dapatdiidentifikasi. Sensitivitas tertinggi ditemukan dalamidentifikasi C. parapsilosis (100%) dan C. albicans (65%).Hal itu sedikit lebih tinggi dibandingkan penelitian Willingeret al,15 yang mendapatkan 49,6%, tetapi lebih rendah daripenelitian Freydiere et al23 yang mendapatkan angka 88,57%,sehingga dapat dikatakan CAC cukup baik digunakan untukmengidentifikasi kedua spesies Candida tersebut. MediumCAC memiliki sensitivitas yang rendah dalam identifikasi C.tropicalis (27,8%) dan Trichosporon sp. (21,8%), dan hanyamampu mengidentifikasi Trichosporon sampai taraf genus.

    Untuk melihat kesesuaian hasil antara identifikasimenggunakan CAC dengan baku emas, maka dilakukan ujiMcNemar. Untuk mengidentifikasi C. tropicalis didapatp=0,132 (p>0,05) atau tidak terdapat kesesuaian antara keduametode tersebut dalam mengidentifikasi C. tropicalis. Me-dium CAC mempunyai kemampuan yang sama dengan bakuemas dalam mengidentifikasi C. albicans, C. parapsilosisdan Trichosporon (p

  • Identifikasi Candida spp. dengan Medium Kromogenik

    J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 3, Maret 2012

    diisolasi dari darah, biopsi kulit, dan urin.26

    KesimpulanMedium kromogenik dapat digunakan sebagai medium

    isolasi dan identifikasi untuk beberpa spesies Candida yangpenting. Selain itu juga dapat digunakan untuk membedakanC. albicans dan lima spesies Candida penting penyebabinfeksi sistemik, karena sensitivitas dan spesifisitasnya cukupbaik. Diluar spesies tersebut perlu dilakukan pemeriksaanlanjutan dengan metode fisiologi.

    Daftar Pustaka1. Aliyu SH, Enoch DA, Abubakar II, Ali R, Carmichael AJ.

    Farrington M, et al. Candidaemia in a large teaching hospital: aclinical audit. Q J Med. 2006;99:655-63.

    2. Mulyati R, Wahyuningsih R, Widiastuti S, Syarifuddin PK. Isolasispesies Candida dari tinja pasien HIV/AIDS. Makara Kes.2002;6:50-4.

    3. Wahyuningsih R, Freisleben HJ, Sonntag HG, Schnitzler P. Simpleand rapid detection of C. albicans DNA in serum by PCR fordiagnosis of invasive candidiasis. J Clin Microbiol. 2000;38:3016-21.

    4. Dismukes WE, Pappas PG, Sobel JD. Clinical Mycology. OxfordUniversity Press America. 2003.

    5. Ellis D, Davis S, Alexiou H, Handke R, Bartley R. Description ofmedical fungi. 2nd ed. Adelaide: Mycology unit womens andchildrens hospital; 2007.

    6. Fleck R, Dietz A, Hof H. In vitro susceptibility of Candidaspecies to five antifungal agents in a German university hospitalassessed by the reference broth microdilution method and Etest.J Antimicrob Chemother. 2007;59:767-71.

    7. Kirkpatrick WR, Revankar SG, McAtee RK, Lopez-Ribot JL,Fothergill AW, McCarthy DI, et al. Detection of Candidadubliniensis in oropharyngngeal samples from HIVirus-infectedpatient in North America by primary CHROMagar Candidascreening and susceptility testing of Isolates. J Clin Microbiol.1998;36:3007-12.

    8. Sullivan DJ, Moran G, Pinjon E, Al-Mosaid A, Stokes C, VaughanC, Coleman DC. Mini review: Comparison of the epidemiology,drug resistance mechanisms, and virulence of Candida dubliniensisand Candida albicans. FEMS Yeast Res. 2004;4:369-76.

    9. Ambler JE, Kerawala M, Yaneza A, Drabu YJ. Evaluation ofCHROMagar Candida for rapid identification and Etest forantuifungal susceptibility testing in a district general hospitallaboratory. J Clin Pathol. 2001;54:158-60.

    10. Patel M, Kunz DF, Trivedi VM, Jones MG, Moser SA, BaddleyJW. Initial management of candidemia at an academic medicalcenter: evaluation of the IDSA guidelines. Diag Microbiol InfectDis. 2005;52:29-34.

    11. Tortorano AM, Peman J, Bernhardt H, Klingspor L, Kibbler CC,Faure O, et al. Epidemiology of candidaemia in Europe: results of

    28-month European Confederation of Medical Mycology(ECMM) hospital-based surveillance study. Eur J Clin MicrobiolInfect Dis. 2004;23:317-22.

    12. Eraso E, Moragues MD, Villar-Vidal M, Sahand IH, Gonzalez-Gomez N, Ponton J, et al. Evaluation of the new chromogenicmedium Candida ID 2 for isolation and identification of Candidaalbicans and other medically important Candida species. J ClinMicrobiol. 2006; 44:3340-5.

    13. Pfaller MA, Houston A, Coffmann S. Application of CHROMagarCandida for rapid screening of clinical specimens for Candidaalbicans, Candida tropicalis, Candida krusei and Candida (Toru-lopsis) glabrata. J Clin Microbiol. 1996;34:58-61.

    14. Murray CK, Beckius ML, Green JA, Hospenthal DR. Use ofchromogenic medium in the isolation of yeasts from clinicalspecimens. J Med Microbiol. 2005;54:981-5.

    15. Willinger B, Hillowoth C, Selitsch B, Manafi M. Performance ofCandida ID, a new chromogenic medium for presumtive identifi-cation of Candida species, in comparison to CHROMagar Can-dida. J Clin Microbiol. 2001; 39:3793-5.

    16. Jabra-Rizk MA, Brenner TM, Romagnoli M, Baqui AAMA, MerzWG, Falkler Jr WA, et al. Evaluation a reformulated CHROMagarCandida. J Clin Microbiol. 2001;39: 2015-6.

    17. Yeasts of the world. ETI/CBSISBN: 3-540-14712-8 World distri-bution rights: ETI & UNESCO; 2002.

    18. Wahyuningsih R, Rozalyani A, El Jannah SM, Amir I, PrihartonoJ. Kandidemia pada neonatus yang mengalami kegagalan terapiantibiotik. Maj Kedok Indon. 2008;58:110-5.

    19. Odds FC, Bernarts R. CHROMagar Candida, a new differentialisolation medium for presumptive identification of clinicallyimportant Candida species. J Clin Microbiol. 1994;32:1923-29.

    20. Hospenthal DR, Murray CK, Beckius ML, Green JA, Dooley DP.Persistence of pigment production by yeasts grown onCHROMagar Candida. J Clin Microbiol. 2002;40:4768-70.

    21. Horvath LL, Hospenthal DR, Murray CK, Dooley DP. Directisolation of Candida spp. from blood cultures on the chromoge-nic medium CHROMagar Candida. J Clin Microbiol. 2003;41(6):2629-32.

    22. Odds FC, Davidson A. Room temperature use of CHROMagarCandida. Diagn Microbiol Infect Dis. 2000;38:14750.

    23. Freydiere AM, Buchaille L, Gille Y. Comparison of threecomercial media for direct identification and discrimination ofCandida species in clinical specimens. Eur J Clin Microbiol In-fect. 1997;16:464-7.

    24. Rambach G, Oberhauser H, Speth C, Lassl-Florl C. Susceptibilityof Candida species and various moulds to antimycotic drugs: useof epidemiological cutoff values according to EUCAST and CLSIin an 8-year survey. Med Mycol. 2011;49:85663.

    25. Fitzpatrick DA, Logue ME, Stajich JE, Butler G. A fungal phylog-eny based on 42 complete genomes derived from supertree andcombined gene analysis. BMC Evol Biol. 2006;6:99.

    26. deHoog GS, Guarro J, editors. Atlas of clinical fungi. Utrecht:CBS and Universitat Rovira Virgilli; 1996.

    WBS

    89