identifikasi gugus fungsi barbiturat
TRANSCRIPT
ANALISISFISIKOKIMIA
II
ANALISISFISIKOKIMIA
II
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI BARBITURATIDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI BARBITURAT
Astriana Fitriani 260110110100
Valentina Hasian Sibuea 260110110101
Anis Khoirunnisa 260110110102
Nurul Hadi 260110110103
Dita Apriani 260110110104
Armydha Iga P. 260110110105
Bimo Dwi Patra 260110110106
Gina Fajar Andinia 260110110107
Bahasan Pokok
PENDAHULUAN
Senyawa Barbiturat
Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat (2,4,6-trioksoheksahidropirirmidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat
Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya.
digunakan secara ekstensif sebagai hipnotik dan sedatif
Senyawa Barbiturat
NH
NR2
R1
R3O
O
X
1
2
34
5
6
Sifat lipofil ini dimiliki oleh kebanyakan obat yang mampu menekan SSP. Dengan meningkatnya sifat lipofil ini, misalnya dengan mengganti atom oksigen pada atom C2 menjadi atom belerang, maka efek dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya diperkuat pula
R1 dan R2 : AlkilR3 : H atau CH3
X : O atau S
Rumus struktur umum barbiturat
(Depkes RI, 2007).
Sukar larut dalam air, kecuali garamnya (Na) bereaksi asam lemahAda dalam dua bentuk , yaitu bentuk keto yang tidak larut dalam air, dan bentuk enol yang larut dalam air.Bentuk keto larut dalam pelarut kloroform, eter, etilasetat.Garam Na-nya dalam bentuk larutan mudah terhidrolisa menjadi barbital yang mengendap.Barbiturat mudah menembus SSPDapat menyublim (membentuk sublimasi) yang tergantung sekali pada tekanan, suhu, jarak sublimasinya.
Sifat Barbiturat
PENGGOLONGAN
Penggolongan
Penggolongan
Contoh struktur senyawa barbiturat
(Depkes RI, 2007).
(Depkes RI, 2007).
(Depkes RI, 2007).
(Depkes RI, 2007).
IDENTIFIKASIIDENTIFIKASI
TAHAP KERJA UNTUK IDENTIFIKASI ZAT
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN1. Uji Organoleptis
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
2. Uji Pirolisis/Pemijaran
• Tes pirolisis/pemijaran dilakukan untuk mengetahui apakah contoh tersebut berisi zat organik atau zat anorganik.
• Cara :Zat dalam kurs dipijar dengan api langsung sampai terjadi pengarangan, pemijaran diteruskan hingga dinding kurs bersih dari noda bekas pengarangan.
• Hasil : Sisa pijar putih atau coklat → zat anorganikTidak ada sisa pijar → zat organik
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
3. Uji Pengisi
• Tes pengisi dilakukan untuk mengetahui pengisi apa yang diberikan dalam suatu contoh zat/obat/sampel, sehingga dapat mempermudah identifikasi selanjutnya bila sudah diketahui contoh tersebut obat dalam atau obat luar.
• Amilum/pati (OD/OL)(+) air iod : biru hitam(+) NaOH : seperti kanjiSisa pijar : hitam atau mengarang
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
3. Uji Pengisi
• Saccharum laktis, SL (OD)Warna: putihRasa : manisKelarutan : mudah larut dalam airDipijar: bau karamelMikroskopis dalam air : seperti sel batu
• Talkum (OL/OD)Warna : putihDalam tabung reaksi yang berisi air : mendaki dinding tabungMiroskopis dalam air : mengambang
• Dalam hal obat dalam : asam stearat
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
4. Isolasi Zat Aktif
• Cara pengocokanZat/tablet + H2SO4 0,5N → tarik dengan eter atau kloroform → larutan eter/kloroform kocok dengan Na2CO3 → terbentuk garam Na → keringkan dengan Na2SO4 eksikatus → uapkan
• Cara Pesezlarutan zat dalam kloroform + 2 tetes pereaksi [Co(NO3)2 10% + CoCl310%] + 1 tetes alkali → enol biru → sentrifugasi → endapan cuci
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
4. Isolasi Zat Aktif
• Cara Zwikkerzat dilarutkan dalam piridin + pereaksi (lar. CuSo4 + piridin + air) → tepi tabung digores-gores → endapan cuci dengan air + piridin + alkohol70% → tambah H2SO4 0,5N → kocok dengan eter / kloroform
PEMERIKSAAN GOLONGAN
1. Reaksi umum
a. Reaksi Parri• dasarnya adalah pembentukan
garam Co-barbital basa yang berwarna ungu
• zat + CO(NO3)2 yang dilarutkan dalam metanol + uap NH4OH → ungu
• Pada sulfonamid bewarna ungu-hijau• Alkaloid bewarna ungu
PEMERIKSAAN GOLONGAN
1. Reaksi umum
b. Reaksi Zwikker → Zat dilarutkan dalam metanol/alkohol + beberapa tetes pereaksi Zwikker, terbentuk warna ungu biru.
Positif untuk barbiturat, sulfonamida, turunan purin dan pirimidin
PEMERIKSAAN GOLONGAN
1. Reaksi umum
c. Reaksi Buchi-Perlia
Zat dilarutkan dalam CHCl3 + pereaksi yang terdiri dari 0,5 mL CaNO3 0,001 molar dalam metil alkohol absolute + 0,5 mL molar isobutilamin dalam CHCl3 terbentuk warna ungu biru.
d. Zat + piridin-isoprofilamin dalam CHCl3 + laruta CuSO4 → kocok → lapisan CHCl3 Berwarna ungu Pada antibiotika bewarna merah,
Antihistamin kuning-coklat
PEMERIKSAAN GOLONGAN
2. Reaksi pengendapan
a. Reaksi Millon50 mg zat dilarutkan dalam air atau aseton + pereaksi millon (Hg(NO3)2 / Hg-asetat / HgSO4) , terbentuk endapan.Endapan yang terbentuk kalau dipanaskan mengendap lagi: jika ditambahkan pereaksi millon berlebih, larut lagi membentuk kompleks.
PEMERIKSAAN GOLONGAN
3. Reaksi spesifika. Reaksi warna• H2SO4 p + α-naftol
- ungu biru : Luminal- ungu rosa : Alonal,
Bromevalum- kuning ungu : Veramon- kuning hijau (gas) : Dilantin Na.- kuning hijau rosa : Veronal,
Adalin
AgNO3 - ungu : Bromevalum, Cibalgin
FeCl3- ungu rosa : Alonal- coklat (gas) : Dilantin Na
Reaksi Warna Lain :1. Asam sulfat → panaskan → warna2. Marquis → panaskan → merah dengan fluoresensi
hijau3. pDAB HCl + H2SO4 → panas → merah –merah tua
4. Vanilin-H2SO4 → panas → merah
5. Salisilaldehid-H2SO4 → merah
6. Furfural-H2SO4 → ungu (fenodorm) ; merah coklat
(fnobarbital, pentasal)7. Fenol-H2SO4 → ros (fenodorm, kemital, evipan) ; jingga
(siklopal)8. Metanitrobenzaldehid-H2SO4 → merah (nembutal,
evipan)
PEMERIKSAAN GOLONGAN
b. Reaksi kristal
NaOH – HAc biang Air brom Air barit (Zat padat dimasukan dalam 1 tetes
air barit jenuh, khas untuk Dial). Air iod Fe-kompleks AgNO3
Zwikker (Ca-pyridin kompleks) Cu-kompleks Bi-kompleks
REAKSI LAIN:
1. Sublimasi
• Barbital dapat tersublimasi tergantung suhu, jarak sublimasi
• Pada suhu yang berbeda dapar mempunyai bentuk sublimat yang berbeda-beda
2. Dipanasi dengan NaOH keluar NH3 (bromular)
3. Garam Na4. Turunan
Barbital yang mengandung Brom
PEMERIKSAAN GUGUS FUNGSI
Adanya brom dan S Adanya brom dapat ditunjukan dengan kawat Cu (Boilstein Test) memberikan nyala hijau (Cu-halogenida yang menguap).Adanya brom dan S dapat ditunjukan dengan percobaan Lassaigne
Adanya gugusan tidak jenuhHilangnya warna air bromHilangnya warna Brom oleh larutan zat dalam airHilangnya warna larutan Kalium permaganatZat + NaOH 2N + 1 tetes KMnO4
Adanya gugusan Fenil aromatisa. Reaksi Ekkert Barbital + H2SO4 + formalin → panaskan → merah anggurb. Oksidasi menjadi asam benzoat
Kelebihan KMnO4 dihilangkan dengan Na2SO3 →
kocok dengan eter → keringkan. Asam benzoat t’bntk nyatakan dg sublimasi
Gugus sikloheptanilDengan Na-nitroprusid + H2SO4 → merah
PEMERIKSAAN GUGUS FUNGSI
Obat Alonal Amital Dial Luminal(Phenobarbital) Nembutal Pentotal natrium Rutonal Soneril(Butetal) Veronal(Barbital) Fenitoin Dilantin Tiopental
Turunan Barbiturat
Menghilangkan warna larutan KMnO4 basa dingin
Barbiturat
Siklobarbital Heksobarbital Fenobarbital Metilfenobarbital
Warna merah-coklat setelah dipanaskan dengan formaldehida/asam (1:4) sulfat di penangas air.
Reaksi Zwikker positif
Barbiturat
Negatif
Reakasi dengan pereaksi Deniges
Positif Negatif
Positif
Reaksi dengan pereaksi Deniges
Positif Negatif
Siklobarbital Heksobarbital Fenobarbital Metilfenobarbital
Warna merah-coklat setelah dipanaskan dengan formaldehida/asam (1:4) sulfat di penangas air.
Positif Negatif
Reaksi dengan pereaksi Deniges
Luminal / Phenobarbital
Reaksi pendahuluan: Luminal + CHCl3 atau HNO3, dikocokLapisan CHCl3 diuapkan + parri : (+) ungu
Gugus fenil : Reaksi Ekkert
Luminal + H2SO4 + formalin → panaskan → merah
anggurKelarutan :Asam : air 1:1000 (1:40 pada 1000C), 1:8
etanol, 1:15 aseton, eter 1:20, kloroform 1:70
Garamnya : air 1:2, etanol 1:10, tak larut dalam aseton dan eter, kloroform 1:1000
Luminal / Phenobarbital
Asam : C12H12N2O3 (232,2)Titik Leleh : 174 – 1780CKristal tak bewarna atau putih, atau bubuk putih, rasa agak pahit.Garamnya : NaC12H12N2O3 (254,2)Kristal tak bewarna atau bubuk kristal putih, higroskopis, rasa agak pahit yang melekat agak lama.
Barbiturat (As. Dietilbarbiurat)
Asam C8H12N2O3 (184,2)Titik leleh : 188 – 1920CGaramnya : NaC8H12N2O3(206,2)Pemerian : garam dan asamnya berupa kristal tak bewarna atau putih, rasa agak pahit.
Kelarutan :Asam : air 1:200, etanol 1:8 aseton, 1:12,
eter 1:30, kloroform 1:130Garam natrium : air 1:6, tak larut dalam
etanol, aseton, eter, kloroform.
Heksobarbital natriumAsam : C12H16N2O3 (236,3)Titik lebur : 145-1480CGaramnya : NaC12H15N2O3 (258,3)Pemerian : bubuk kristal putih, tidak berbau, tak berasa, garam nariumnya higroskopis dan bewarna jika dibiarkan di udara terbuka.
Kelarutan :Asam: Larut dalam etanol, aseton, eter, kloroform, tak larut dalam airGaram: tak larut dalam eter, larut dalam air, etanol, aseton, kloroform.
Metilfenobarbital
Rumus: C13H14N2O3 (246,3)
Titik lebur : 177-1800C
Pemerian : bubuk kristal putih
Kelarutan : Larut dalam etanol, aseton, eter, kloroform, tak larut dalam air
Kegunaan Barbiturat
Tiopental1. Di gunakan untuk induksi pada anestesi umum.2. Operasi yang singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka).3. Sedasi pada analgesik regional4. Mengatasi kejang-kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus
Fenobarbital1. Untuk menghilangkan ansietas2. Sebagai antikonvulsi (pada epilepsi)3. Untuk sedatif dan hipnotik
PUSTAKA
Ahmad, J. 2012. Analisis Golongan Barbiturat. Tersedia di : http://dedysetiadi.blogspot.com/2012/12/analisis-golongan-barbiturat.html [diakses tanggal 13 September 2013].
Aisyah. 2009. BARBITURAT. Tersedia di http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/09/26/barbiturat/ [diakses tanggal 14 September 2013].
Cairns, D. 2004. Intisari Kimia Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta.
Ganiswarna, Sulistia G.1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Universitas Indonesia.
Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes.1996. Farmakologi. EGC. Jakarta.
Rahardjo, R., dkk. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta: EGC.
Stringer, J. L. 2008. Konsep Dasar Farmakologi: Panduan untuk Mahasiswa. Jakarta: EGC.
Sugiarti, J. 2010. Identifikasi Barbital. Tersedia di : http://www.scribd.com/doc/51686574/BARBITAL [diakses tanggal 13 September 2013].
Tadjuddin, Naid. 2001. Penuntun Praktikum Analisa Farmasi. UNHAS: Makassar.
Watson, D.G. 2005. Analisis Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.