i.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/bab i.pdf · ia melihat pada akun penjual tersebut...

16
16 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi di masa kini, banyak kemajuan di segala bidang terutama dalam bidang teknologi dan informasi. Teknologi informasi dan komunikasi semakin hari semakin berkembang dengan pesat dan memberikan banyak kemudahan bagi manusia. Banyak hal yang dapat dilakukan melalui internet mulai dari berhubungan sosial, bekerja, hingga melakukan bisnis jual beli secara online. Semua itu dilakukan tanpa melakukan kontak langsung dengan orang lain. Bisnis secara online dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa fasilitas seperti situs internet, media sosial, dan pembayaran melalui layanan e-banking. Oleh karena itu perlu saat ini kita memperhatikan pula aspek hukumnya terutama agar hak dan kewajiban kedua belah pihak terjamin. Dalam proses transaksi cendrung konsumen merasa tidak aman saat melakukakan proses tersebut. Perkembangan teknologi informasi di dunia mengalami kemajuan yang begitu pesat. Mulai dari perkembangan teknologi informasi itu sendiri telah menciptakan perubahan sosial, ekonomi dan budaya. Layanan bisnis online ini tertunya berpeluang untuk dijadikan lahan kejahatan. Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Internet di Indonesia dimulai pertama kali pada tahun 1990-an. Masyarakat menggunakan internet pada saat itu masih sangat terbatas, bisanya masyarakat yang

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

16

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya teknologi di masa kini, banyak kemajuan di

segala bidang terutama dalam bidang teknologi dan informasi. Teknologi informasi

dan komunikasi semakin hari semakin berkembang dengan pesat dan memberikan

banyak kemudahan bagi manusia. Banyak hal yang dapat dilakukan melalui internet

mulai dari berhubungan sosial, bekerja, hingga melakukan bisnis jual beli secara

online. Semua itu dilakukan tanpa melakukan kontak langsung dengan orang lain.

Bisnis secara online dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa fasilitas

seperti situs internet, media sosial, dan pembayaran melalui layanan e-banking. Oleh

karena itu perlu saat ini kita memperhatikan pula aspek hukumnya terutama agar hak

dan kewajiban kedua belah pihak terjamin. Dalam proses transaksi cendrung

konsumen merasa tidak aman saat melakukakan proses tersebut. Perkembangan

teknologi informasi di dunia mengalami kemajuan yang begitu pesat. Mulai dari

perkembangan teknologi informasi itu sendiri telah menciptakan perubahan sosial,

ekonomi dan budaya. Layanan bisnis online ini tertunya berpeluang untuk dijadikan

lahan kejahatan.

Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan

menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

Internet di Indonesia dimulai pertama kali pada tahun 1990-an. Masyarakat

menggunakan internet pada saat itu masih sangat terbatas, bisanya masyarakat yang

Page 2: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

17

berada dikota-kota besar yang menggunakannya. Berbeda dengan sekarang,

masyarakat dari segalakalangan dapat menggunakan internet untuk berbagai macam

hal. Kalangan tua, muda, sampai anak-anak sekarang mampun menggunakannya

untuk kebutuhanya

Di Indonesia itu sendiri juga mempunyai dampak positif dan negatif.

Transaksi jual beli online memang mudah dan cepat tanpa harus bertatap muka

dengan penjual, tetapi pembeli tidak dapat melihat secara langsung kondisi barang

yang akan dibeli. Salah satu dampak negatifnya adalah dengan adanya fasilitas

internet yang sangat canggih dan mudah di pelajari, hal ini dapat menimbulkan

kejahatan. Kejahatan yang terjadi dalam internet sering di sebut Cyber Crime

(kejahatan di dunia maya). Salah satu jenis kejahatan e-commerce adalah penipuan

online. Penipuan online adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh beberapa orang

yang tidak bertanggung jawab untuk memberikan informasi palsu demi keuntungan

pribadi. Dengan perdagangan lewat internet ini yakni semakin majunya ilmu

pengetahuan dan teknologi yng merupakan motor penggerak bagi produksifitas dan

efisiensi produsen atas barang yang dijualnya dalam rangka mencapai sasaran usaha,

maka perlindungan hukum terhadap konsumen dipandang sangat penting

keberadaannya. Sebab dalam rangka mengejar produksifitas dan efisiensi tersebut,

pada akhirnya baik secara langsung dan tidak langsung konsumenlah yang

menanggung dampaknya.1

1 Sri Rejeki Hartono, Aspek-aspek hukum Perlindungan Konsumen pada era Perdagangan Bebas

dalam Hukum Perlindungan Konsumen (Bandung : Mandar Maaju, 2000) hlm. 33

Page 3: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

18

Di dalam dunia Internet, potensi pelaku kejahatan melakukan kejahatan

sangatlah besar dan sangat sulit untuk ditangkap karena antara orang yang ada

didalam dunia maya ini sebagian besar fiktif atau identitas orang per orang tersebut

tidak nyata. Salah satu bentuk kejahatan penipuan dalam transaksi jual-beli online (E-

Commerce)semakin hari semakin banyak korban. Bahkan dalam hal ini banyak sekali

terjadi tindak pidana penipuan dengan berbagai macam bentuk dan perkembangannya

yang menunjuk pada semakin tingginya tingkat intelektualitas dari kejahatan

penipuan yang semakin kompleks. Berbagai modus penipuan melalui media online

pun terus bermunculan dan pelaku pun dengan rapi melakukan aksinya dalam tindak

penipuan, hal ini di terlihat dari banyaknya website-website, dan berbagai akun jual

beli lainnya yang palsu yang dibuat secara sedemikian rupa dan menawarkan

berbagai produk dengan harga dibawah harga normal, dengan maksud menarik minat

pembeli untuk membeli produknya, yang tentu saja itu dapat merugikan banyak

pihak.

Seperti pada kasus yang dialami oleh seorang mahasiswa yang sedang

menempuh studi di salah satu universitas negeri di Kota Malang, demi untuk

melindungi privasi atau nama baik korban sehingga penulis menggunakan bukan

nama sebenarnya, sebut saja “Andi (nama disamarkan) saat itu ia ingin sekali

membeli salah satu barang elektrorik yang di promosikan oleh salah satu pedagang

online yang berada di Kota Batam di media sosial Instagram. Tergiur dengan harga

yang murah akhirnya “Andi” pun berkeinginan untuk membeli barang tersebut

melalui akun instagram miliknya. Setelah menghubungi pedagang melalui ponselnya

Page 4: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

19

kemudian “Andi” melakukan tawar menawar dengan penjual tersebut hingga

akhirnya berniat untuk membeli Kamera Canon DSLR 600d dengan harga yang telah

disepakati yakni Rp. 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah). Tergiur dengan

harga murah yang telah ditawarkan oleh penjual tersebut, pada akhirnya penjual pun

memberikan nomor rekening nya kepada “Andi”. Lalu beberapa saat kemudian

penjual tersebut mendesak “Andi” untuk segera melakukan transfer ke ATM terdekat.

Dengan hati senang lalu “Andi” pun segera melakukan transfer uang sejumlah Rp.

2.500.000., kepada penjual atas nama Rita Nadira yang berdomisili di Kota Batam.

Setelah “Andi” melakukan transaksi lalu tiba-tiba penjual juga mengatakan ada

tambahan biaya sebesar Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) untuk biaya ekpedisi dan

Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) untuk pajak agar barang lebih cepat di proses dan

dikirim, setelah penjual mengatakan hal tersebut Andi pun kaget karena kesepakatan

awal harga yang telah dibayarkan sudah termasuk biaya ongkos pengiriman dan lain-

lain. Setelah penjual mendesak lalu Andi mencoba menelponnya tetapi selalu di

Reject (atau di tolak dan setelah itu tidak bisa dihubungi lagi. Andi pun panik dan

terus mencoba menghubungi penjual tersebut tetapi tidak bisa. Akhirnya pada saat itu

juga Andi langsung bergegas ke Bank Terdekat untuk menarik kembali uang yang

telah di transfernya tetapi pihak teller bank mengatakan tidak bisa karena uang

tersebut telah diambil oleh pelaku beberapa saat setelah Andi mengirim uang. Andi

pun panik lalu melapor kepada pihak berwajib mengenai masalah ini, Andi juga

melampirkan bukti-bukti yang ada seperti kwitansi transfer, rekening atas nama, dan

rekening koran yang didapat dari pihak bank. Beberapa saat setelah itu Andi

Page 5: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

20

mendapatkan STPL (Surat Tanda Penerimaan Laporan) dari pihak kepolisian dan

setelah itu Andi pulang dan berharap kasus yang dialaminya tersebut bisa segera di

proses. tetapi hingga beberapa minggu kemudian Andi pun masih belum mendapat

kabar mengenai kelanjutan dari kasusnya ini. Sehingga Andi pun dengan berat hati

berusaha mengikhlaskan uang tersebut

Tidak hanya Andi (nama disamarkan) yang menjadi korban dalam kasus

penipuan online shopini. Hal serupa juga dialami oleh mahasiswi asal Kota Makkasar

yang berdomisili di Kota Malang, penulis menggunakan nama samaran guna untuk

melindungi privasi korban atau nama baik korban, sebut saja Andini (nama

disamarkan) juga mengalami hal yang sama. Andini menjelaskan bahwa ketika ia

akan membeli sebuah Tas bermerek Coach di salah satu akun jastip (jasa titip)

instagram miliknya ia tergiur dengan iklan yang muncul pada beranda instagram

miliknya. Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas

branded original dengan harga yang lebih murah dari harga aslinya karena pada saat

itu penjual mengatakan bahwa pada hari itu barang-barang yang ada di salah satu

store tersebut mengadakan promo akhir tahun. Andini pun berniat untuk membeli

salah satu tas yang diinginkannya, sehingga ia langsung mengubungi nomor

whatssapp yang tertera di bio instagrram penjual. Setelah menghubungi lewat

whatssapp lalu Andini mengirimkan gambar foto tas yang diinginkannya kepada

penjual dan penjual tersebut lalu mengirimkan daftar harga tas yang sedang promo

tersebut. Dengan penuh keyakinan akhirnya Andini pun percaya dan langsung berniat

untuk membeli barang tersebut, beberapa saat setelah itu penjual mengirimkan nomor

Page 6: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

21

rekening dan nama penerima dan jumlah harga yang harus dibayar yakni

Rp.1.100.000 (satu juta seratus ribu rupiah) untuk satu buah tas berukuran kecil dan

sudah termasuk harga jasa titip tersebut. Andini pun langsung segera melakukan

transfer dengan jumlah tersebut kepada penjual melalui M-Banking (Mobile Bank).

Setelah melakukan transfer uang ke rekening tersebut beberapa saat setelah itu Andini

pun di Block oleh si penjual, Andini pun kaget dan panik ia terus mencoba

menghubungi penjual tersebut sampai menelfon beberapa kali tetapi tidak bisa.

Akhirnya pada hari itu juga Andini langsung bergegas ke Bank Terdekat untuk

menarik kembali uang yang telah di transfernya tetapi pihak teller bank mengatakan

tidak bisa karena uang tersebut telah diambil oleh pelaku beberapa saat setelah Andi

mengirim uang. Andini pun langsung panik lalu melapor kepada pihak berwajib

mengenai masalah ini, Andini juga melampirkan bukti-bukti yang ada seperti

kwitansi transfer, rekening atas nama, dan rekening koran yang didapat dari pihak

bank. Beberapa saat setelah itu Andini mendapatkan STPL (Surat Tanda Penerimaan

Laporan) dari pihak kepolisian Andini pulang dan berharap kasus yang dialaminya

tersebut bisa segera di proses. tetapi hingga beberapa minggu kemudian Andi pun

masih belum mendapat kabar mengenai kelanjutan dari kasusnya ini.

Perbuatan penipuan tersebut selalu memakan banyak korban bahkan

cenderung meningkat dan berkembang di dalam masyarakat seiring dengan kemajuan

ekonomi. Transaksi online semakin banyak mendapatkan perhatian dari para peminat

jual beli online seiring perkembangan teknologi karena memudahkan proses jual beli

tersebut. Selain adanya dampak negatif adapun dampak positif yang disebabkan oleh

Page 7: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

22

adanya belanja online diantaranya masyarakat dapat dengan mudah membeli barang

apa yang diinginkan dengan pelayanan yang cepat dan mudah serta praktis karena

masyarakat memiliki ruang gerak yang lebih luas dalam memilih produk yang akan

dibeli tanpa perlu mendatangi tempat penjual barang tersebut.

Penegakan Hukum di bidang Teknologi Informasi tidak terlepas dari peran

Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, menegakkan hukum, memberi perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat. Masalah tindak pidana ini nampaknya akan terus

berkembang dan tidak akan pernah surut baik dilihat dari segi kualitas maupun

kuantitasnya, perkembangan ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan

pemerintah2. Saat ini tingginya tingkat pengaduan oleh konsumen di Indonesia

terutama di Kota Malang terkait dengan kasus penipuan dalam jual beli online

tentunya perlu mendapatkan perhatian.

Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sendiri pada pasal 378 yang

menyatakan bahwa:

“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain

secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan

tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk

menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun

2Arif Gosita. 1983. “Masalah Korban Kejahatan”. Jakarta: Akademika Pressindo. Hal 3.

Page 8: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

23

menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling

lama empat tahun.”3

Walaupun demikian masih dirasa kurang efektif dalam penegakkan terhadap

pelanggarnya, karena dalam penegakan hukum pidana tidak hanya cukup dengan

diaturnya suatu perbuatan di dalam suatu undang-undang, namun dibutuhkan juga

aparat hukum sebagai pelaksana atas ketentuan undang-undang serta lembaga yang

berwenang untuk menangani suatu kejahatan seperti kepolisian, kejaksaan,

pengadilan. Kasus-kasus akhir-akhir ini semakin berkembang dan sering terjadi

meskipun tindak pidana ini telah diatur di dalam KUHP.

Di dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999

juga disebutkan pada pasal 4 yang menyatakan bahwa hak-hak konsumen adalah:

1. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan;

3. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa;

4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa

yang digunakan;

5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan

perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya

9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Page 9: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

24

Di sisi lain, kewajiban bagi pelaku usaha (dalam hal ini penjual online), sesuai

Pasal 7 UU Perlindungan Konsumen adalah:

1. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

2. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan

penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

3. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

4. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau

jasa yang berlaku;

5. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau

6. mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan

dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang

diperdagangkan;

7. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa

yang diperdagangkan;

8. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan

perjanjian.

Terkait dengan persoalan penipuan jual beli secara online, lebih tegas lagi

dibahas dalam Pasal 8 ayat (1) huruf f UU Perlindungan Konsumen melarang pelaku

usaha untuk memperdagangkan barang/ jasa yang tidak sesuai dengan janji yang

dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang

dan/atau jasa tersebut.4 Berdasarkan pasal tersebut, ketidaksesuaian spesifikasi barang

yang Anda terima dengan barang tertera dalam iklan/ foto penawaran barang

merupakan bentuk pelanggaran/larangan bagi pelaku usaha dalam memperdagangkan

barang. Kita selaku konsumen sesuai Pasal 4 huruf h UU Perlindungan Konsumen

tersebut berhak mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian apabila

4 Diakses dari, Perlindungan Hukum Konsumen data E-Commerce, https://www.hukumonline.com,

Acces 17 Desember 2018

Page 10: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

25

barang dan/ atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak

sebagaimana mestinya. Sedangkan, pelaku usaha itu sendiri sesuai Pasal 7 huruf g

UU Perlindungan Konsumen berkewajiban memberi kompensasi, ganti rugi dan/ atau

penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak

sesuai dengan perjanjian.

Apabila pelaku usaha melanggar larangan memperdagangkan barang/ jasa

yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan

atau promosi penjualan barang dan/ atau jasa tersebut, maka pelaku usaha dapat

dipidana berdasarkan Pasal 62 ayat (1) UU Perlindungan Konsumen yang berbunyi:

“Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,

Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b,

huruf c, huruf e, ayat (2) dan Pasal 18 dipidana dengan pidana penjara paling lama

5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 miliar.”

Dari penjelasan tersebut diatas dapat diketahui bahwa kurangnya Sumber

Daya Manusia dan peralatan yang memadai yang menjadi kendala kepolisian untuk

mengungkap dan menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan cyber crime dan

bagaimanakah strategi kepolisian untuk mengatasi kasus-kasus yang berkaitan

dengan cyber crime dengan keterbatasan yang ada sehingga tidak terjadi keresahan

dalam masyarakat. Dalam hal ini konsumen dalam melakukan transaksi online

memerlukan perlindungan secara hukum apabila terjadi permasalahan sebagaimana

yang mungkin terjadi. Dengan demikian peran kepolisian diharapkan dapat mengatasi

dan mengurangi tindak pidana penipuan yang terjadi secara online yang

Page 11: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

26

memanfaatkan teknologi informasi sehingga tidak lagi menimbulkan kekhawatiran

dan keresahan yang besar dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan hal diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam

mengenai masalah terkait proses bagaimana penyelesaian perkara penipuan online

yang marak terjadi di masyarakat dan penulis juga ingin mengetahui lebih dalam

mengenai apa upaya yang dilakuan pihak Kepolisian mengenai kasus tersebut dan

bagaimanakah perlindungan hukum untuk korban tindak pidana penipuan jual beli

secara online. Dengan demikian penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam

mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana Penipuan Melalui

Media Sosial Instagram (Studi Kasus di Kepolisian Resor Malang Kota).

I.2 Rumusan Masalah

Berdasaarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

mengangkat beberapa permasalahan untuk selanjutnya dibahas dalam penulisan

skripsi ini

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap korban penipuan jual beli melalui

media sosial instagram?

2. Apa upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menyelesaikan perkara

terkait penipuan jual beli secara online melalui media sosial instagram?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap korban tindak

pidana penipuan jual beli secara online

Page 12: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

27

2. Untuk mengetahui bagaimana upaya kepolisian dalam menyelesaikan perkara

terkait penipuan jual beli secara online.

I.4 Metode Penelitian

Agar dapat mengetahui dan membahas suatu permasalahan diperlukan adanya

pendekatan dengan menggunakan metode-metode tertentu yang bersifat

ilmiah. Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode Penelitian Lapangan (Sosio Legal

Research), Dengan mengadakan penelitian langsung pada tempat atau objek

penelitian yaitu di Kepolisian Resort Malang Kota terkait Perlindungan

Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana Penipuan Melalui Media Sosial.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan oleh peneliti yaitu di Kepolisian Resor Kota

Malang atas pertimbangan banyaknya aduan terkait permasalahan kasus

penipuan jual beli online yang terdapat di sekitar Kota Malang. Penelitian ini

berlokasi di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 19 Malang Jawa Timur 65112.

3. Sumber Data

Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar

adalah menggunakan data kualitatif, sedangkan sumber data yang dilakukan

Page 13: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

28

dalam penelitian ini diklarifikasikan kedalam data primer, data sekunder dan

data tersier yaitu:

a. Data Primer

Sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung yang dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara pada

salah satu anggota Unit Tipidter di Kepolisian Resor Malang Kota

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui data yang diperloeh

dari pihak kepolisian, pendapat dan peraturan perundang-undangan dan

hukum positif yang berlaku

1. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

2. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

3. Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

c. Data Tersier

Yaitu bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap

bahan hukum primer dan sekunder, misalnya: kamus, ensiklopedia, indeks

kumulatif.

I.5 Kegunaan Penulisan

1. Bagi Penulis

Page 14: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

29

Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh kepolisian resor kota malang

dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana penipuan

jual beli melalui media sosial.

2. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai

perlindungan hukum terhadap korban yang mengalami penipuan dan menjadi

bahan referensi bagi mahasiswa.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan bagi masyarakat

terkait dengan pentingnya mengetahui bagaimanakah perlindungan hukum

terhadap korban yang dilakukan kepolisian dan mengetahui upaya apa yang

dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menyelesaikan perkara terkait penipuan

melalui media sosial instagram. Sehingga masyarakat umum tidak salah dalam

menafsirkan hukum yang ada, jika masyarakat mengetahui maka diharapkan bisa

lebih berhati-hati dalam melakukan proses jual beli secara online.

4. Bagi Penegak Hukum

Diharapkan penelitian ini berguna untuk bagi pihak yang

berkepentingan dan dapat mengungkap, menangani kasus-kasus yang berkaitan

dengan penipuan jual beli online sehingga tidak terjadi keresahan dan ke

khawatiran dalam masyarakat.

Page 15: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

30

I.6 Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini, penulis akan menyajikan empat bab yang terdiri dari sub-

sub bab, sistematika penulisannya secara singkat adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan topik dari

penulisan skripsi dan sekaligus menjadi pengantar umum dalam memahami

penulisan secara keseluruhan yang terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, kerangka

teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab II ini penulis akan menguraikan landasan teori atau kajian

teori yang mendukung hasil penelitian dalam membahas permasalahan yang

dipaparkan oleh penulis.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam Bab III ini akan diuraikan mengenai jawaban terhadap

permasalahan yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Dalam

pembahasan akan dikaitkan dengan kajian teori serta landasan yuridis yang

tepat.

BAB IV PENUTUP

Page 16: I.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/63268/2/BAB I.pdf · Ia melihat pada akun penjual tersebut mempunyai banyak koleksi tas branded original dengan harga yang lebih murah dari harga

31

Bab IV merupakan bab terakhir atau penutup yang didalamnya

berisikan suatu kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian hukum serta

saran-saran yang akan diberikan oleh penulis.